Upload
yoserizal-ezra-sitorus
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 kasus katarak kongenital
1/22
1
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
STATUS ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA
Nama : Yoserizal Ezra
NIM : 11.2011.095
dr. Pembimbing : dr. Enni Cahyani P., SpM, Mkes
I. IDENTITASNama : An. RH
Usia : 5 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Ngloro Saptosari, Gunung Kidul
Pekerjaan : -
II. ANAMNESISAloanamnesis tanggal : 17 Maret 2013, pukul 13.00 WIB
Keluhan Utama : Ada bercak abu-abu di kedua mata pasien sejak lahir.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak pasien lahir, orangtua pasien mengaku terdapat bercak putih keabu-abuan di
daerah hitam kedua mata pasien. Bercak tersebut tidak hilang saat berkedip. Orangtua pasien
tidak langsung membawa ke dokter karena mengganggap akan hilang sendiri. Namun setelah
pasien berusia 2 bulan, orangtua pasien mulai khawatir karena bercak tersebut tidak kunjung
hilang malah seakan-akan semakin membesar.
Riwayat selama kehamilan pasien tidak ada masalah. Ibu pasien rajin
mengkontrol kandungannya ke bidan setiap 2 minggu. Ibu tidak pernah sakit selama proses
kehamilan. Ibu pasien juga menyangkal mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan.
7/28/2019 kasus katarak kongenital
2/22
2
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Pasien lahir dengan cukup bulan, di bidan, dengan berat lahir 2,5 kg. Berat badan
pasien sekarang 6 kg. Sejak lahir sampai sekarang, pasien tidak pernah menderita batuk, pilek,
diare, demam maupun kejang. Nafsu makan baik, gerak aktif.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluarga pasien menyangkal pasien mempunyai penyakit sejak kelahiran pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada orang tua, kakek dan nenek pasien yang sakit seperti ini.
III. PEMERIKSAAN FISIKSTATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 88 X/menit
RR : 22 X/menit
Suhu : 36,7 C
Kepala : Normocephali
THT : Septum deviasi (-), T1-T1 tenang, tidak hiperemis
Thorax, jantung : BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen : Datar, supel, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
STATUS OPHTHALMOLOGIS
Keterangan OD OS
1. Visus
- Tajam penglihatan Respon cahaya (-) Respon cahaya (-)
- Koreksi
- Addisi
- Distansia Pupil - -
7/28/2019 kasus katarak kongenital
3/22
3
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
- Kaca mata lama
2. Kedudukan bola mata
- Eksoftalmus tidak ada tidak ada
- Enoftalmus tidak ada tidak ada
- Deviasi tidak ada tidak ada
- Gerakan bola mata baik ke semua arah baik ke semua arah
3. Supersilia
- Warna hitam hitam
- Letak simetris simetris
4. Palpebra superior dan inferior
- Edema tidak ada tidak ada
- Nyeri tekan tidak ada tidak ada
- Ektropion tidak ada tidak ada
- Enteropion tidak ada tidak ada
- Blefarospasme tidak ada tidak ada
- Trikiasis tidak ada tidak ada
- Sikatrik tidak ada tidak ada
- Fisura palpebra tidak ada tidak ada
- Ptosis tidak ada tidak ada
- Hordeolum tidak ada tidak ada
- Kalazion tidak ada tidak ada
5. Konjungtiva tarsalis superior dan inferior
- Edema tidak ada tidak ada
- Folikel tidak ada tidak ada
- Papil tidak ada tidak ada
- Sikatrik tidak ada tidak ada
- Anemia tidak ada tidak ada
- Kemosis tidak ada tidak ada
- Sekret tidak ada tidak ada
6. Konjungtiva bulbi
7/28/2019 kasus katarak kongenital
4/22
4
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
- Injeksi konjungtiva tidak ada tidak ada
- Injeksi siliar tidak ada tidak ada
- Perdarahan subkonjungtiva tidak ada tidak ada
- Pterigium tidak ada tidak ada
- Pingekula tidak ada tidak ada
- Nevus pigmentosus tidak ada tidak ada
- Kista dermoid tidak ada tidak ada
7. Sistem lakrimal
- Punctum lakrimalis tidak dilakukan tidak dilakukan
- Tes Anel tidak dilakukan tidak dilakukan
8. Sklera
- Warna putih putih
- Ikterik tidak ada tidak ada
9. Kornea
- Kejernihan jernih jernih
- Permukaan licin licin
- Ukuran 10 mm 10 mm
- Sensibilitas baik baik
- Infiltrat tidak ada tidak ada
- Ulkus tidak ada tidak ada
- Perforasi tidak ada tidak ada
- Arkus senilis ada ada
- Edema tidak ada tidak ada
- Tes Placido tidak dilakukan tidak dilakukan
10. Bilik mata depan
- Kedalaman dalam dalam
- Kejernihan jernih jernih
- Hifema tidak ada tidak ada
- Hipopion tidak ada tidak ada
- Efek Tyndal tidak dilakukan tidak dilakukan
7/28/2019 kasus katarak kongenital
5/22
5
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
11. Iris
- Warna coklat kehitaman coklat kehitaman
- Kripte jelas jelas
- Sinekia tidak ada tidak ada
- Koloboma tidak ada tidak ada
12. Pupil
- Letak di tengah di tengah
- Bentuk bulat bulat
- Ukuran 3 mm 3 mm
- Refleks cahaya langsung + +
- Refleks cahaya tak langsung + +
13. Lensa
- Kejernihan keruh keruh
- Letak di tengah di tengah
- Shadow Test + +
14. Badan kaca
- Kejernihan tidak dilakukan tidak dilakukan
15. Fundus okuli
a. Papil
- Batas tidak dilakukan tidak dilakukan
- Warna tidak dilakukan tidak dilakukan
b. Makula lutea
- Refleks tidak dilakukan tidak dilakukan
- Edema tidak dilakukan tidak dilakukan
c. Retina
- Perdarahan tidak dilakukan tidak dilakukan
- C/D ratio tidak dilakukan tidak dilakukan
- Ratio A/V tidak dilakukan tidak dilakukan
- Sikatrik tidak dilakukan tidak dilakukan
16. Palpasi
7/28/2019 kasus katarak kongenital
6/22
6
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
- Nyeri tekan tidak dapat dinilai tidak dapat dinilai
- Massa tumor tidak ada tidak ada
- Tensi okuli normal perpalpasi normal perpalpasi
- Tonometri schiotz tidak dilakukan tidak dilakukan
17. Kampus visi
- Tes konfrontasi Tidak dilakukan tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium tanggal 16-04-2013
Hb : 10,3 (9,5 - 13,5)
Leukosit : 4,65 (3,14,5)
Hematokrit : 30,8 (2941)
Trombosit : 496.000 (150.000450.000)
Waktu pembekuan darah : 12 menit (715 menit)
Waktu perdarahan : 1,5 menit (26 menit)
Ureum : 7,6 (8,640,7)
Kreatinin : 0,2 (0,20,4)
Natrium : 138 (132140)
Kalium : 4.3 (3,55,6)Clorida : 106 (97 - -106)
HbsAg : Non-reaktif
V. RESUMEBayi laki-laki berusia 5 bulan datang dengan orangtuanya dengan keluhan ada
bercak putih keabu-abuan di daerah hitam kedua mata pasien sejak lahir. Riwayat kehamilan dan
kelahiran tidak terdapat masalah. Ibu pasien menyangkal sakit, minum obat-obat maupun jamu-
jamuan selama proses kehamilan pasien. Tumbuh kembang pasien dalam batas normal. Sejak
lahir sampai sekarang pasien tidak menderita sakit yang berarti. Orangtua, kakek, dan nenek
pasien tidak ada menderita penyakit dengan keluhan yang sama seperti pasien. Refleks cahaya
pada pasien negative.
7/28/2019 kasus katarak kongenital
7/22
7
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
VI. DIAGNOSA KERJA1. ODS Katarak Kongenital Kapsulolentikular
VII. DIAGNOSIS BANDING1. ODS Katarak Kongenital Lentikular
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN1. USG biometri2. Retinografi3. Keratometri4. TORCH
IX. PENATALAKSANAANKonsul Anak
Persiapan pra bedah : Small Incision Cataract Surgery (SICS) dan pemasangan lensa intraokuler
(IOL) OD.
Midiatrik OD
Inj. Pethidin
Inj. Manitol
Moxifloxacin 6xODS
X. PROGNOSISOkulo dekstra okulo sinistra
Ad fungsionam : ad bonam ad bonam
Ad vitam : ad bonam ad bonam
Ad sanationam : ad bonam ad bonam
XI. EDUKASI Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata
7/28/2019 kasus katarak kongenital
8/22
8
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
XII. ANALISA KASUSDari anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan, ditegakkan diagnosis kerja ocular dextra
sinistra katarak congenital kapsulolentikular. Tajam penglihatan sulit dinilai, namun refleks
cahaya ditemukan negatif. Tidak ditemukan adanya riwayat gangguan pada masa kehamilan dan
melahirkan.
Pada pasien ini dilakukan tindakan bedah karena pasien membutuhkan kedua matanya untuk
proses tumbuh dan kembangnya. Prognosis pada pasien ini mencakup ad vitam, ad sanasionam
dan ad fungsionam adalah dubia ad bonam karena tidak mengancam nyawa pasien, fungsi mata
dapat pulih seperti sediakala, dan dapat kembali ke rutinitas sehari-hari.
7/28/2019 kasus katarak kongenital
9/22
9
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
TINJAUAN PUSTAKA
KATARAK
LATAR BELAKANG
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract dan Latin Cataracta
yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti
tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang
sebelumnya jernih dan tembus cahaya. Dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat kedua duanya, jadi merupakan proses kekeruhan lensa
mata karena terganggunya metabolisme lensa
Lensa memfokuskan cahaya pada retina -lapisan of light-sensing cells yang terdapat pada
bagian belakang bola mata- sehingga dapat dihasilkan gambar yang tajam sesuai dengan yang
kita lihat. Ketika lensa menjadi keruh, cahaya yang masuk tidak dapat melewati lensa dengan
mudah sehingga penglihatan menjadi kabur. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada lensa bervariasi.
Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak
apabila kekeruhan tidak terletak dibagian tengah lensa matanya. Katarak terjadi secara perlahan-
perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur-angsur. Katarak tidak
menular dari satu mata ke mata yang lain, namun dapat terjadi pada kedua mata pada saat yang
bersamaan. Katarak tidak disebabkan oleh pemakaian mata yang berlebihan dan tidak
mengakibatkan kebutaan permanen apabila diatasi dengan pengobatan atau operasi.
Kekeruhan pada lensa merupakan hal normal dari proses penuaan. Dan ini mengenai
sekitar setengah dari jumlah populasi di Amerika yang berusia > 65 tahun. Setelah usia 75
tahun, sebanyak 70% dari jumlah penduduk di Amerika menderita katarak dengan gangguan
penglihatan yang cukup signifikan.1
GEJALA KLINIK
Perjalanan penyakit katarak biasanya lambat dan tidak menyebabkan rasa nyeri. Pada
awalnya, kekeruhan hanya berefek pada bagian kecil dari lensa dan pasien tidak menyadari kalau
penglihatannya mulai berkurang. Seiring dengan waktu, kekeruhan menjadi lebih luas dan
mengenai seluruh lensa.
7/28/2019 kasus katarak kongenital
10/22
10
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
Penglihatan tidak jelas, seperti ada kabut yang menghalangi objek. Kesulitan melihat pada malam hari Peka terhadap sinar atau cahaya Terdapat halo di sekitar cahaya Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca Penglihatan ganda pada salah satu mata Lensa mata menjadi buram seperti kaca susu.1-5
PENYEBAB
Katarak dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata. Tetapi pada kebanyakan kasus
kecuali yang disebabkan oleh cedera atau trauma katarak cenderung terjadi secara simetris
pada kedua mata. Katarak dapat mengenai sebagian ataupun keseluruhan lensa. Lensa berlokasi
di belakang iris dan pupil. Lensa terdiri dari 3 lapisan, lapisan paling luar (kapsul) merupakan
lapisan yang tipis, jernih. Dikelilingi oleh korteks. Bagian tengah lensa adalah nucleus.
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada usia
lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti
merokok atau bahan beracun lainnya.
Katarak bisa disebabkan oleh:
Cedera mata Penyakit metabolik (misalnya diabetes) Obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid 1-4
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir ( atau beberapa
saat kemudian). Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara
autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, sepertigalaktosemia.
7/28/2019 kasus katarak kongenital
11/22
11
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
- penyakit metabolik yang diturunkan
- riwayat katarak dalam keluarga
- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.
Beberapa tanda anak terkena katarak adalah: pupil tampak berwarna putih atau abu - abu,
penglihatan yang buruk, nistagmus atau strabismus (mata juling) pada mata yang terkena
katarak.
Penyebab katarak kongenital
Katarak yang memperkeruh lensa normal biasanya terkait dengan proses penuaan. Tetapi katarak
kongenital muncul pada bayi baru lahir karena berbagai alasan seperti keturunan (genetik),
infeksi, masalah metabolism, diabetes, trauma (benturan), inflamasi atau reaksi obat,
Sebagai contoh, pengggunaan antibiotik tetracycline yang biasa digunakan pada perawatan
infeksi pada ibu hamil telah menunjukkan menyebabkan katarak pada bayi baru lahir. Katarak
kongenital juga muncul jika, selama masa kehamilan, ibu bayi menderita infeksi seperti campak
atau rubella (penyebab paling lazim), rubeola, chicken pox, cytomegalovirus, herpes simplex,
herpes zoster, poliomyelitis, influensza, virus Epstein-Barr, sifilis, dan toxoplasmosis.
Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau
leukokoria. Pada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi adalah makula lutea yang
tidak mendapat rangsangan. Kekeruhan pada katarak, kongenital jarang sekali mengakibatkan
keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhannya, tergantung saat terjadinya gangguan pada
kehidupan janin, sesuai dengan perkembangan embriologik lensa.
7/28/2019 kasus katarak kongenital
12/22
12
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Dalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian primer atau
berhubungan dengan penyakit ibu dan janin lokal atau umum.
Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal
infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakainan obat selama
kehamilan. Kadang-kadang terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus, atau hepatosplenomegali
pada ibu hamil. Bila katarak disertai uji reduksi pada urine yang positif, mungkin katarak ini
terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi prematur dan
gangguan sistem saraf seperti retardasi mental. Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu
dilakukan karena ada hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, fosfor, dan kalsium.
Hampir 50 % katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui penyebabnya.
Pada pupil bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu
leukokoria. Pada setiap leukokoria perlu pemeriksaan yang lebih teliti untuk menyingkirkan
diagnosis banding lainnya. Pemerisaan leukokoria dilakukan dengan melebarkan pupil.
Pada katarak kongenital penyulit yang dapat terjadi adalah makula lutea yang tidak cukup
mendapat rangsangan. Makula tidak akan berkembang sempurna hingga walupun dilakukan
ekstraksi katarak maka visus biasanya tidak akan mencapai 5/5. Hal ini disebut ambliopia
sensoris (ambyopia ex anopsia). Katarak kongenital dapat menimbulkan komplikasi berupa
nistagmus dan strabismus.
Jenis Katarak Kongenital
Pembentukan katarak yang lazim antara lain seperti:
Anterior polar katarak terlihat jelas, terletak di bagian depan dari lensa mata dan biasanyaterkait dengan sifat bawaan.
Posterior polar katarak juga terlihat jelas, tetapi muncul di bagian belakang lensa mata. Nuclear cataract muncul di bagian tengah lensa. Merupakan jenis katarak yang lazim pada
pembentukan katarak kongenital.
Cerulean cataracts biasanya ditemukan di kedua mata bayi dan dibedakan dengan bintikkecil dan kebiruan pada mata. Cerulean cataracts terkait dengan keturunan/genetik.
Penanganan tergantung jenis katarak unilateral dan bilateral, adanya kelainan mata lain,
dan saat terjadinya katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena
7/28/2019 kasus katarak kongenital
13/22
13
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut telah terjadi ambliopia.
Bila terdapat nistagmus maka keadaan ini menunjukan hal yang buruk pada katarak kongenital.
Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi. Operasi katarak dilakukan
bila refleks fundus tidak tampak. Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan
pada usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan
Tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak kongenital adalah disisio lensa,
ekstraksi liniar, ekstraksi dengan aspirasi. Pengobatan katarak kongenital bergantung pada :
1. katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya segera setelah
katarak terlihat.
2. katarak total unilateral, dilakukan pembedahan 6 bulan sesudah terlihat atau segera sebelum
terjadinya juling; bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak dilakukan
tindakan segera; perawatan untuk ambliopia sebaiknya dilakukan sebaik-baiknya.
3. katarak total atau kongenital unilateral, mempunyai prognosis yang buruk, karena mudah
terjadi ambliopia; karena itu sebaiknya dilakukan pembedahan secepat mungkin, dan
diberikan kacamata segera dengan latihan bebat mata.
4. katarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih koservatif sehingga sementara dapat di
coba dengan kacamata midriatika; bila terjadi kekeruhan yang progresif disertai mulainya
tanda-tanda juling dan ambliopia maka dilakukan pembedahan, biasanya mempunyai
prognosis yang lebih baik.
PENANGANAN
Kebutaan katarak dapat diatasi dengan operatif yaitu pengambilan lensa yang keruh
(ekstraksi), yaitu cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak. Dapat dilakukan
dengan intrakapsular, yaitu mengeluarkan lensa bersama dengan kapsul lensa atau
ekstrakapsular yaitu mengeluarkanisi lensa melalui kapsul anterior yang dirobek (kapsulotomi
anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior.
7/28/2019 kasus katarak kongenital
14/22
14
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Operasi katarak ekstrakapsular
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat
keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien
dengan kelainan endotel, bersama sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular posterior,
perencanaan implantasi sekunder lensa intra olukar, kemungkinan akan dilakukan bedah
glaukoma, mata dengan predisposisi untuk t erjadinya prolaps badan kaca, mata mengalami
ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah
penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.1
Operasi katarak intrakapsular
Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan pada
zonula zinnii yang telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus. Pada katarak ekstraksi
intrakapsular tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang
sangat lama populer. Pembedahan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan
pemakaian alat khusus sehingga penyulit tidak banyak seperti sebelumnya. Katarak ekstraksi
intrakapsular ini tidak boleh dilakukan atau kontra indikasi pada pasien berusia kurang dari
40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsuler.
Small I ncision Cataract Surgery(SICS)
Sejak pertama kali dilakukan, teknik operasi katarak ekstrakapsuler berkembang pesat
dalam waktu 30 tahun terakhir. SICS merupakan suatu tehnikoperasi katarak yang cukup populer
saat ini. Perbedaan yang nyata dengan EKEK adalah pada irisan operasi dilakukan dengan irisan
yang kecil sehingga terkadang hampir tidak membutuhkan jahitan pada luka insisi. Di samping
itu, SICS juga memungkinkan dilakukan dengan anestesi topikal. Penyembuhan yang relatif
lebih cepat dan risiko astigmatisma yang lebih kecil juga merupakan keunggulan SICS dibanding
EKEK.
Keuntungan menual SICS dibandingkan dengan faekoemulsifikasi antara lain adalah kurve
pembelajaran lebih pendek, dimungkinkan dengan kapsulotomi can opener, instrumentasi lebih
7/28/2019 kasus katarak kongenital
15/22
15
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
sederhana, merupakan alternatif utama bila operasi fakoemulsifikasi gagal, risiko komplikasi
lebih rendah, waktu pembedahan lebih singkat, dan secara ekonomis lebih murah.
Bagi operator pemula, indikasi manual SICS apabila dijumpai sklerosis nukleus derajat II
dan III, katarak subkapsularis posterior, awal katarak kortikalis. Bagi operator yang
berpengalaman, beberapa katarak jenis lain dapat ditangani secara mudah. Beberapa kriteria
ideal untuk dilakukan manual SICS adalah pada kondisi kornea dengan kejernihan baik,
ketebalan normal, endotelium sehat, kedalaman bilik mata depan cukup, dilatasi pupil yang
cukup, zonula yang utuh, tipe katarak kortikal, atau sklerosis nuklear derajat II dan III.
Adapun langkah-langkah Small Incision Cataract Surgery yaitu insisi, kapsulotomi,
hidrodiseksi, fragmentasi nukleus, pengambilan korteks atau epinukleus, serta implantasi IOL.
Tunnel sklera dibuat dengan groove sklera ukuran 4 mm (variasi dapat 6 mm atau 7 mm), jarak
dari limbus 2,5 mm. Parasintesis dapat dibuat di jam 9 dengan menggunakan blade 150.
Kapsulotomi dapat menggunakan tekni can openermaupun continuous curvilinier capsulotomi
(CCC), hidrodiseksi dilakukan dengan subcortical cleavage, delineasi nukleus serta delaminasi
epinukleus dan korteks sehingga dapat mempermudah tahap selanjutnya. Ada beberapa teknik
dalam fragmentasi nukleus dan pengambilan fragmen, di antaranya yaitu dengan teknik
sandwich, menggunakan Arlt loop dan spatula Barraquer, dengan posisi spatula Barraquer di
atas fragmen dan bilik mata depan dilindungi oleh viskoelastik. Bila nukleus terlalu kecil maka
tidak dibutuhkan forsep, dan dapat teririgasi (hidroexpressed), setelah tahap tersebut selesai
maka tahap selanjutnya adalah implantasi IOL.2
Phacoemulsifikasi
Yakni dengan irisan kecil, tanpa jahitan lensa dikeluarkan dengan alat phacoemulsifikasi (small
incision surgery).
Pemilihan teknik operasi ini tergantung keras/ lunaknya lensa. Setelah lensa katarak diambil,
penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter, kecuali penderita diganti lensanya.
Penggantian lensa ada dua cara, yaitu :
1. Penderita setelah operasi diberi kaca mata atau lensa kontak positip 10 dioptri.
2. Penderita dipasang lensa tanam bersamaan waktu dilakukan operasi, keuntungannya adalah
penderita setelah operasi penderita langsung dapat melihat jelas, tidak perlu memakai kaca mata
sangat tebal, lapang pandanag penderita tetap luas dan distorsi sinar dapat dihilangkan.2
7/28/2019 kasus katarak kongenital
16/22
16
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Memperlambat Proses Terbentuknya Katarak
Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan
menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak :
Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisaMengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak. Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu normal pada
penderita diabetes mellitus.
Makanan-makanan sumber riboflavin di antaranya susu, daging, sayur, telur sayuran hijauseperti kol, brokoli, asparagus serta biji-bijian (cereals).
Penyulit Bedah Katarak
Penyulit bedah katarak dapat dibedakan menjadi penyulit saat pembedahan, awal paska
pembedahan, dan lambat paska pembedahan. Berdasarkan jaringan yang terkena, komplikasi
bedah katarak dibedakan atas kornea, iris, posisi lensa tanam, media, retina, adneksa, dan
penyulit yang lain.2
Pendangkalan Bilik Mata Depan
a. IntraoperatifPada saat operasi dapat terjadi pendangkalan bilik mata depan akibat masuknya cairan yang
tidak cukup ke bilik mata depan, kebocoran, luka terlalu luas, tekanan dari luar bola mata
atau tekanan vitreous positif. Tekanan vitreous positif dapat terjadi pada pasien kegemukan,
bull-necked pasien, PPOK, pasien cemas, akibat terjadi manuver Valsava. Pasien obesitas
sebaiknya diposisikan anti Trendelenburg. Pemberian manitol intravenous bisa dilakukan.
Apabila penyebab tidak diketahui dipikirkan mungkin terjadi perdarahan suprakoroid atau
efusi koroid. Apabila hal ini terjadi, sebaiknya luka ditutup dan operasi ditunda.
b. Posterior Infusion Syndrome
7/28/2019 kasus katarak kongenital
17/22
17
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Pada kasus yang jarang, cairan infus bisa terjadi salah arah masuk ke dalam ruang badan
kaca menyebabkan kenaikan volume vitreous. Komplikasi ini banyak terjadi selama
hidrodiseksi. Pendangkalan bilik mata depan padaposterior infusion syndrome menunjukkan
adanya desintegrasi kantong kapsul.
c. Pasca BedahPendangkalan bilik mata depan pasca bedah dapat menimbulkan kerusakan permanen
struktur bola mata. Di samping itu juga akan menimbulkan sinekia anterior perifer dan
glaukoma sudut sempit kronik serta edem kornea kronik. Beberapa penyebab pendangkalan:
kebocoran luka, ablasio koroid, blok pupil, blok siliar dan perdarahan perdarahan
suprakoroid. Penanganan: sikloplegia disertai bebat tekan, asetazolamid, beta blocker tetes
mata, menghindari penggunaan steroid lokal, lensa kontak lunak, penggunaan lem jaringan.2
Edem Kornea
a. Edem Stromal dan EpitelialEdem disebabkan oleh trauma mekanik, irigasi intraokular yang terlalu lama, radang,
peningkatan tekanan intra okular, dekompensasi endotelial akut dan TASS (Toxic Anterior
Segment Syndrome). Pada umumnya edem akan hilang dalam 4 sampai 6 minggu. Sebagai
patokan apabila kornea tepi masih jernih maka edem kornea akan menghilang dalam
beberapa waktu. Edem kornea yang menetap sampai lebih dari 3 bulan biasanya dibutuhkan
keratoplasti tembus.
b. Sindrom Brown Mc LeanSindrom ini ditandai dengan edem kornea perifer dan kornea sentral yang jernih. Kelainan ini
disebabkan oleh karena operasi katarak intrakapsular, namun terdapat juga pada beberapa
kasus ekstraksi katarak ekstra kapsular maupun fakoemulsifikasi. Secara khas edem dimulai
dari inferior dan berkembang melingkar namun pada bagian sentral tidak terjadi.
c. Vitreokorneal Aderen dan Edem Kornea PersistenTerjadi pada awal atau akhir pembedahan ekstraksi katarak intrakapsular atau ekstrakapsular
pada katarak komplikata. Vitrektomi diindikasikan jika kornea menipis serta edem menjadi
lanjut. Pada beberapa kasus berat dengan edem kornea yang lama, keratoplasti tembus dan
vitrektomi dapat diindikasikan.
d. Penyulit Kornea pada Fakoemulsifikasi
7/28/2019 kasus katarak kongenital
18/22
18
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Selama fakoemulsifikasi, terjadi transfer panas dari probing ke kornea. Panas dapat
menyebabkan kontraksi kolagen kornea. Pada fakoemulsifikasi dan hidrodiseksi fragmen
lensa ke bilik mata depan tanpa perlindungan viskoelastik yang cukup, dapat menyebabkan
hilangnya sel endotelial. Pada kasus ini dapat terjadi edem kornea pada hari pertama pasca
operatif, pada beberapa bulan hingga tahun setelah pembedahan.
e. Ablasi Membran DescemetTerjadi pada pembengkakan stroma dan bula epitelial pada area ablasi. Penyulit dapat terjadi
saat instrumen atau IOL melalui insisi katarak atau ketika cairan diinjeksikan di antara
membran descemet dan stroma korna. Ablasi yang kecil dapat membaik spontan. Dapat
dilakukan pula injeksi udara atau gas ekspansil seperti SF6 atau C3F8 sebagai tampon pada
bilik mata depan. Apabila tidak berhasil perlu dilakukan penjahitan. Viskoelastik dapat
mempermudah pemeliharaan bilik mata depan.
f. Cairan ToksikIrigasi pada bilik mata depan dapat bersifat toksis dan dapat menimbulkan edem kornea yang
temporer atau permanen. Pembersih kulit yang terdiri dari klorheksidin glukonat dilaporkan
dapat menimbulkan edem kornea ireversibel. Epineprin dengan bahan pengawet lebih dapat
menimbulkan dekompensasi kornea bila diberikan intra kamera.2
Perdarahan
Risiko perdarahan meningkat pada kasus pasien-pasien dengan terapi antikoagulan atau
antiplatelet. Risiko tidak meningkat jika penggunaan antiplatelet dan antikoagulan dihentikan
sementara sebelumnya.
a. Perdarahan RetrobulbarPenyulit ini lebih sering pada anestesi retrobulber dibanding parabulbar, insidennya
bervariasi antara 1-3%. Perdarahan venous retrobulbar biasanya berhenti sendiri dan
menyebar secara lambat. Perdarahan arterial retrobulbar lebih cepat menimbulkan
pembengkakan orbita, proptosis, peningkatan tekanan bola mata, menurunnya pergerakan
bola mata, kesulitan membuka kelopak mata, ekimosis masif dan bisa menimbulkan atrofi
nervus optikus. Penanganan meliputi: masase digital, pemberian manitol, pemberian timolol
tetes mata, asetazolamid, kantotomi, peritomi, pada kasus tertentu perlu parasintesis bilik
mata depan. Bila tekanan bola mata tidak dapat turun, dianjurkan untuk penundaan operasi.
7/28/2019 kasus katarak kongenital
19/22
19
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
b. Perdarahan Suprakoroidal atau EfusiEfusi koroidal dengan atau tanpa perdarahan suprakoroidal biasanya terjadi intraoperatif.
Secara klinis, efusi suprakoroid sulit dibedakan dengan perdarahan suprekoroid. Kedua
komplikasi ini umum terjadi pada: hipertensi, obesitas, miopia tinggi, penggunaan anti
koagulan, glaukoma, atau inflamasi kronik.
c. Perdarahan Suprakoroid EkspulsifPenyulit ini relatif jarang namun serius umumnya terjadi intraoperatif. Ditandai oleh
kenaikan tekanan bola mata yang mendadak dan hilangnya reflex fundus. Luka yang
menganga, prolap iris, ekspulsi lensa, vitreous dan jendalan darah atau rasa sakit mendadak.
Apabila ha ini terjadi dilakukan penutupan luka dengan jahitan secara cepat dan dilakukan
tekanan digital kemudian skleretomi posterior yang dapat membantu dekompresi bola mata,
diikuti dengan reposisi jaringan intraokular yang prolaps. Sklerotomi dilakukan 1 atau
beberapa kuadran pada 5-7 mm belakang limbus untuk mengeluarkan jendalan darah.
Sklretomi bisa dilakukan dengan trepan Elliot.
d. HifemaHifema berasal dari insisi atau iris, umumnya hilang secara spontan. Hifema yang
berkepanjangan akan menimbulkan kenaikan tekanan bola mata dan staining kornea. Hifema
yang terjadi pada beberapa bulan atau tahun sesudahnya, dapat berasal dari erosi jaringan
vaskular oleh IOL atau vaskularisasi luka.2
Retinal Light Toxycity
Pemaparan yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko edem makula kistoid atau
kebakaran pada epitel pigmen retina. Masalah ini menjadi serius manakala massa lensa sudah
diambil. Bila terjadi kebakaran di ekstra fovea dapat terjadi skotoma. Untuk pencegahan perlu
dilakukan: tambahan filter untuk menutupi sinar dengan panjang gelombang kurang dari 515 nm.
Diusahakan penyinaran oblik, gunakan pelindung pupil, minimalkan paparan langsung pada
fovea.
Peningkatan Tekanan Bola Mata
7/28/2019 kasus katarak kongenital
20/22
20
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
Kenaikan ini bisa disebabkan oleh bahan viskoelastik hialuronat yang tertinggal didalam
bilik mata depan. Penyebab lain adalah blok pupil, hifema, blok siliar, endoftalmitis, sisa massa
lensa, peningkatan iris pigmen, glaukoma penggunaan steroid, sinekia anterior perifer.
Edem Makula Kistoid
Ditandai dengan penurunan visus terjadi pada pembedahan katarak dengan atau tanpa
komplikasi (sindromIrvine Gass). Walaupun patogenesa tidak diketahui, tetapi dijumpai adanya
peningkatan permeabilitas kapilar perifovea yang dihubungkan dengan pelepasan prostaglandin,
traksi vitreomakular, paparan berlebihan sinar ultraviolet, ruptur kapsul posterior, prolaps
vitreous, prolaps iris, hipotoni yang berkepanjangan. EMK daapat dikenali dengan gambaran
karakteristik makula, FFA, atau OCT. EMK Angiografik terjadi pada 40-70% pasca bedah
katarak intrakapsular dan 1-2% paska bedah ekstrakapsular.
Ablasi Retina
Ablasi retina terjadi pada 2-3% pasca EKIK, dan 0,5-2% pasca EKEK. Biasanya terjadi
dalam 6 bulan paska bedah katarak. Faktor-faktor predisposisi meliputi miopia axial (lebih dari
25 mm), degenerasi lattice, riwayat ablasio retina pada mata satunya, riwayat keluarga yang
positif. Adanya kapsul posterior yang utut menurunkan insiden ablasi retina. Pembedahan
katarak yang sulit dengan rupturnya kapsul posterior dan hilangnya vitreous meningkatkan risiko
postoperatif pada ablasi retina.
Endoftalmitis
Gejala terjadinya endoftalmitis terdiri atas nyeri ringan hingga berat, hilangnya penglihatan,
floater serta fotofobia, inflmasi, vitreous, edem palpebra atau periorbita, injeksi siliar, kemosis,
7/28/2019 kasus katarak kongenital
21/22
21
Ilmu Penyakit Mata RS Mata Yap
reaksi bilik mata depan, hipopion, penurunan tajam penglihatan, edema kornea serta perdarahan
retina.
Uveitis Kronik
Uveitis kronik pasca bedah katarak dilaporkan berkaitan dengan bacteria pathogen.
Diagnosisi ditegakkan berdasar pemeriksan dan kultur dari cairan akuous, vitreous, dan materi
lensa. Antibiotik intravitreal diindikasikan pada kasus ini.
Beberapa penyulit lain bedah katarak meliputi: ruptur kapsul, cornea melting, iridodialisis,
siklodialisi, glaucoma maligna, sisa materi lensa, timbulnya astigmatisma, epithelial
downgrowth, kekeruhan kapsul posterior. Sedangkan penyulit implantasi lensa tanam terdiri atas
desenterasi dan dislokasi lensa tanam, Sindroma Uveitis Glaukoma Hifema, Edem Kornea dan
Pseudofakik Keratopati bullosa, ketidaktepatan kekuatan lensa tanam serta model lensa tanam.
Penyebab terjadinya komplikasi bedah katarak masih belum dapat dijelaskan dengan pasti.
Predisposisi genetik HLA tertentu, sindrom pseudoeksfoliasi, reaksi imunologik akibat
masuknya bakteri propionibacterium acne, dan reaksi toksik terhadap substansi pseudofakos
merupakan dugaan penyebab penyulit bedah katarak.
TASS merupakan inflamasi pasca operasi segmen depan mata, berhubungan dengan cairan
irigasi, obat-obatan dan bahan-bahan lain yang digunakan pada bilik mata depan saat
pembedahan. Adanya TASS biasanya ditandai dengan keluhan nyeri yang minimal atau bahkan
tanpa nyeri, pembentukan fibrin, edem kornea, dan tidak adanya keterlibatan vitreus. Gejala
tersebut sering muncul pada hari operasi dilakukan atau satu hari setelahnya. TASS menjadi
suatu maslah yang penting sejak beberapa bulan terakhir karena sindrom ini masih sulit untuk
diungkapkan karena belum ada pencegahan yang berarti.2
Komplikasi pasca operasi
1. Luka yang tidak sempurna menutup2. Edema kornea3. Inflamasi dan uveitis4. Atonik pupil
7/28/2019 kasus katarak kongenital
22/22
22
5. Pupillary captured6. Masalah yang berkaitan dengan IOL7. Kekeruhan kapsul posterior8. TASS (toxic anterior segment syndrome)9. Capsular bag distention syndrome10.Sisa massa lensa/korteks11.Cystoid macular edema12.Choroidal detachment13.Ablasio retina14.Endoftalmitis