109
1 HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI CIPUTAT 02 Skripsi Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Disusun Oleh: ALIF NURUL ROSYIDAH 1110104000013 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

  • Upload
    dotram

  • View
    232

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

1

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP

KEJADIAN DIARE PADA SISWA DI SEKOLAH

DASAR NEGERI CIPUTAT 02

Skripsi

Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun Oleh:

ALIF NURUL ROSYIDAH

1110104000013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli Saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli Saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka Saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2014

Alif Nurul Rosyidah

Page 3: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

SCHOOL OF NURSING

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduates Thesis, June 2014

Alif Nurul Rosyidah, NIM: 1110104000013

Relationship of Behavior about Handwashing of Students Against Incidence

Diarrhea in SDN Ciputat 02

xvii + 78 pages + 8 tables + 3 shemes + 8 attachments

ABSTRACT

Diarrhea is a disease that is still a public health problem in developing countries,

including in Indonesia. Banten province was ranked the six that have a fairly high

prevalence of diarrhea. In the age group 5-14 years the prevalence of diarrhea was

10.3%. To decrease deaths due to diarrhea governance need fast and precise, one

hand washing with running water using soap.

The purpose of this study was to determine the relationship of the hand washing

behavior of the students in the incidence of diarrhea in students in SDN Ciputat

02. This study is a quantitative research design that uses a correlation descriptive

cross sectional study. The samples in this study were 56 respondents taken by

stratified random sampling. Data collection using questionnaires and observation,

data analysis using Fisher's exact test.

The results showed that having a good hand-washing behavior was 44.6% and

that have less behavior by 55.4%. Elementary school children with diarrhea in the

last three months amounted to 80.4%, while children who are not suffering from

diarrhea in the last three months was 19.6%. The test results showed statistically

(p = 0.015) means that there is a relationship between the behavior of

handwashing on the incidence of diarrhea.

Researchers suggest that students are expected to apply a clean and healthy

lifestyle behaviors by always disciplined practice of washing hands to avoid the

risk of diarrhea.

Keywords: Knowledge, behavior, wash their hands, the incidence of diarrhea

Reference: 34 (years 2000 – 2013)

Page 4: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2014

Alif Nurul Rosyidah, NIM: 1110104000013

Hubungan Perilaku Siswa tentang Mencuci Tangan Terhadap Kejadian

Diare pada Siswa di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 02

xvii + 78 halaman + 8 tabel + 3 skema + 8 lampiran

ABSTRAK

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di

negara berkembang termasuk di Indonesia. Provinsi Banten menduduki peringkat

ke enam yang mempunyai prevalensi diare yang cukup tinggi. Pada kelompok

umur 5 – 14 tahun prevalensi diarenya sebesar 10,3%. Untuk menurunkan

kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat, salah satunya

mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku cuci tangan

terhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif correlation yang menggunakan

pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebesar 56 responden

diambil secara stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan

kuesioner dan observasi, analisa data menggunakan uji Fisher.

Hasil penelitian menunjukkan yang memiliki perilaku cuci tangan yang baik

sebesar 44.6% dan yang memiliki perilaku kurang sebesar 55.4%. Anak SD yang

menderita diare dalam tiga bulan terakhir sebesar 80.4%, sedangkan anak yang

tidak menderita diare dalam tiga bulan terakhir sebesar 19.6%. Hasil uji statistik

menunjukan (p = 0.015) artinya ada hubungan antara perilaku cuci tangan

terhadap kejadian diare.

Peneliti menyarankan agar siswa diharapkan dapat menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat dengan selalu disiplin melakukan praktik cuci tangan agar

terhindar dari risiko terjadinya diare.

Kata kunci: Pengetahuan, perilaku, cuci tangan, kejadian diare

Referensi: 34 (tahun 2000 -2013)

Page 5: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP

KEJADIAN DIARE PADA SISWA DI SEKOLAH

DASAR NEGERI CIPUTAT 02

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

Alif Nurul Rosyidah

NIM: 1110104000013

Pembimbing I

Nia Damiati, S.Kp, MSN

NIP: 19790114 200501 2 002

Pembimbing II

Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep

NIP: 19700122 200801 2 005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 6: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

vi

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP

KEJADIAN DIARE PADA SISWA DI SEKOLAH

DASAR NEGERI CIPUTAT 02

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

Alif Nurul Rosyidah

NIM: 1110104000013

Pembimbing I

Nia Damiati, S.Kp, MSN

NIP: 19790114 200501 2 002

Pembimbing II

Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep

NIP: 19700122 200801 2 005

Penguji I

Ns. Uswatun Khasanah, S.Kp, MNS

NIP: 19770401 200912 2 003

Penguji II

Nia Damiati, S.Kp, MSN

NIP: 19790114 200501 2 002

Penguji III

Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep

NIP: 19700122 200801 2 005

Page 7: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

vii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP

KEJADIAN DIARE PADA SISWA DI SEKOLAH

DASAR NEGERI CIPUTAT 02

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

Alif Nurul Rosyidah

NIM: 1110104000013

Page 8: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Alif Nurul Rosyidah

Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 11 Januari 1992

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat :

Telepon : 081513654678

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. 1997-1998 : TK Amanah

2. 1998-2004 : SD Islam Amanah

3. 2004-2007 : SMPN 19 Kota Tangerang

4. 2007-2010 : SMAN 7 Kota Tangerang

5. 2010-2014 :

Riwayat Organisasi :

1. Paskibraka SMPN 19 Kota Tangerang

2. Sekretaris Umum OSIS SMAN 7 Kota Tangerang

3. Ketua Umum MPK SMAN 7 Kota Tangerang

4. Anggota Dep. Kaderisasi PMII Komfakes

5. Anggota Dep. Kemahasiswaan BEM FKIK UIN Jakarta

6. Kadep. PSDM PMII Komfakes

7. Kadep. Kemahasiswaan BEM FKIK UIN Jakarta

8. Anggota Dep. Pengembangan Seni dan Olahraga PMII Cab. Ciputat

Jl. P. Senopati III No. 21 Rt. 005/017 Kel. Uwung Jaya,

Kec. Cibodas, Kota Tangerang - Banten

S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 9: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

ix

Sabar dan ikhlas dua kata yang makin aku

pahami maknanya, gampang mengucapkan tapi

susah dilaksanakan.

Hasil karya ini aku persembahkan untuk

1. Kedua orang tua ku yang selalu mendoakan

demi kelancaran penyelasaian skripsi ini dan

juga yang telah memberi support baik moril

maupun materiil. 2. Adikku serta keluarga besar ku terutama bude

darmi dan bude hindun yang selalu

mensupport dan memberi masukan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

x

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang kami ucapkan, selain memanjatkan puji beserta syukur

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga

saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul hubungan perilaku

tentang mencuci tangan terhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami

kesulitan namun berkat pertolongan dari Allah SWT serta bantuan, bimbingan,

dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga kesulitan tersebut dapat diatasi.

Untuk itu, tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. (hc) dr. M.K. Tajudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr. H. M. Djauhari Widjajakusumah, AIF., PFK selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu memberikan izin untuk

penelitian di instansi terkait

3. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep., MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memotivasi sehingga membuat semangat

bagi penulis

4. Nia Damiati, S. Kp., MSN selaku dosen pembimbing I dan Ita Yuanita, S.

Kp., M. Kep selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia

membimbing penulis serta sabar, tekun, tulus, ikhlas meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini

Page 11: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

xi

5. Ns. Uswatun Khasanah, MNS selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberi arahan dan motivasi dari awal perkuliahan hingga saat ini

6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan baik moril maupun

materil

7. Sahabat terbaikku “rainbow house” (Desy, Fida, Fitri, Naila, Nina),

“cherry house” (Adis, Devica, Hani, Laras, Kiki, Septi) dan Lia Sholeha

yang memberikan support untuk cepat menyelesaikan skripsi ini

8. Teman-teman seangkatan PSIK 2010 dan sahabat-sahabati PMII yang

selalu memotivasi

9. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga

selesai

Atas bantuan dan segala amal baiknya, semoga Allah SWT membalas

dengan pahala yang setimpal. Besar harapan penulis skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kritik dan saran sangat diperlukan dalam peningkatan kualitas skripsi ini.

Akhir kata semoga kita semua diberikan rahmat, hidayah serta karunia- Nya

dari Allah SWT dan apa yang telah penulis peroleh selama pendidikan dapat

diamalkan dengan baik.

Ciputat, Juni 2014

Penulis

Page 12: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

xii

DAFTAR ISI

halaman

Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pernyataan Keaslian Karya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Abstract . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pernyataan Persetujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Lembar Pengesahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Riwayat Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Lembar Persembahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Tabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Bagan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

C. Pertanyaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Tujuan Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi profesi keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Bagi instansi SDN 02 Ciputat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Bagi pelayanan kesehatan Puskesmas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Bagi peneliti selanjutnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Diare

1. Pengertian Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Insiden Kejadian Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Etiologi Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Cara Penularan dan Faktor Risiko . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. Jenis dan Klasifikasi Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6. Patofisiologi Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

7. Manifestasi Klinis Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

8. Komplikasi Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xii

xv

xvi

xvii

1

5

6

6

7

7

7

8

8

9

9

11

12

14

14

17

17

Page 13: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

xiii

9. Penatalaksanaan Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

10. Pencegahan Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Cuci Tangan

1. Konsep Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Pengertian Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Waktu yang tepat untuk Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Cara Cuci Tangan yang Benar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. Hubungan Cuci Tangan dengan Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6. Hubungan Cuci Tangan dengan Jenis Kelamin. . . . . . . . . . . . . . .

7. Hubungan Cuci Tangan dengan Sumber Informasi . . . . . . . . . . . .

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Tingkat Pengetahuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Kategori Pengetahuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

D. Perilaku

1. Pengertian Perilaku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Pengukuran Perilaku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Domain Perilaku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Proses Terjadinya Perilaku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. Perubahan (adopsi) Perilaku dan Indikatornya . . . . . . . . . . . . . . .

E. Perilaku Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

F. Anak Sekolah Dasar

1. Pengertian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Karakteristik anak sekolah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Perkembangan Motorik. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Perkembangan Kognitif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. Perkembangan Memori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6. Perkembangan Pemikiran Kritis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

7. Perkembangan Kreativitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

8. Aspek Psikologis . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

9. Perkembangan Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

10. Perkembangan Psikososial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

G. Penelitian terkait . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

H. Kerangka Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB III. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Hipotesis Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

C. Definisi Operasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

18

20

20

21

22

23

24

25

26

26

27

28

29

30

31

32

32

33

35

36

36

37

37

38

39

39

39

40

40

41

44

45

46

47

Page 14: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

xiv

BAB IV. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Lokasi dan Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

C. Populasi dan Sampel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

D. Instrumen Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

E. Uji Validitas dan Reabilitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

F. Tahapan Pengambilan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

G. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

H. Etika Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB V. HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

1. Profil SDN Ciputat 02 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Visi dan Misis SDN Ciputat 02 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Hasil Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Informasi tentang Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Pengetahuan Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Perilaku Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. Kejadian Diare . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

C. Hasil Analisis Bivariat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB VI. PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat

1. Gambaran Karakteristik Responden. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Gambaran Informasi tentang Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Gambaran Pengetahuan Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Gambaran Perilaku Cuci Tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. Gambaranan Kejadian Diare . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Analisis Bivariat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

C. Keterbatasan Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB VII. PENUTUPAN

A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Saran

1. Bagi SDN Ciputat 02. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Bagi Siswa SDN Ciputat 02 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Bagi Peneliti Selanjutnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Pustaka

Lampiran – Lampiran

51

51

51

53

54

55

58

59

61

61

63

64

65

66

66

67

68

69

70

71

73

75

76

77

78

78

78

Page 15: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

xv

DAFTAR TABEL

2.1 Dosis oralit berdasarkan berat badan

3.1 Definisi operasional

5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik responden

di SDN Ciputat 02

5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi tentang cuci

tangan di SDN Ciputat 02

5.3 Distribusi frekuensi responden pengetahuan tentang cuci tangan di

SDN Ciputat 02

5.4 Distribusi frekuensi responden perilaku tentang cuci tangan di

SDN Ciputat 02

5.5 Distribusi frekuensi responden kejadian responden selama tiga

bulan terakhir di SDN Ciputat 02

5.6 Hasil analisis hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian

diare pada siswa di SDN Ciputat 02

Halaman

19

47

63

64

65

66

66

67

Page 16: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

xvi

DAFTAR BAGAN

2.1 Patofisiologi diare

2.2 Kerangka teori

3.3 Kerangka konsep

Halaman

16

44

45

Page 17: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Lembar Observasi

Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 6. Rekapitulasi Data Karakteristik Responden, Variabel Pengetahuan

Cuci Tangan, Variabel Perilaku Cuci Tangan, Variabel Kejadian Diare pada

Siswa di SDN Ciputat 02

Lampiran 7. Hasil Analisis Univariat

Lampiran 8. Hasil Analisis Bivariat

Page 18: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan

karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun 2000

sampai tahun 2010 survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare

Departemen Kesehatan didapatkan insiden diare meningkat. Pada tahun 2000

insiden diare yaitu 301/1000 penduduk, tahun 2003 insiden diare naik

menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 insiden diare naik menjadi 423/1000

penduduk dan tahun 2010 insiden diare menjadi 411/1000 penduduk

(Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas

dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun ke tahun diketahui bahwa

diare masih menjadi penyebab utama kematian anak di Indonesia. Penyebab

utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di

rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena

diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan

penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi kematian 3,5%.

Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab

kematian peringkat ke-3 setelah Tuberculosis dan Pneumonia (Kemenkes RI,

Page 19: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

2

2011). Prevalensi diare dalam riskesdas tahun 2007 diare klinis adalah 9,0%

(rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

(NAD) sebesar 18,9% dan terendah di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta

sebesar 4,2%. Beberapa provinsi yang mempunyai prevalensi diare klinis

>9% (NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua). Data dari laporan

hasil riskesdas Provinsi Banten tahun 2007, menunjukkan prevalensi diare di

Provinsi Banten pada kelompok umur 5 – 14 tahun yang pernah didiagnosis

diare oleh tenaga kesehaan dalam satu bulan terakhir sebesar 4,8%,

sedangkan yang menyatakan pernah, ditanya apakah dalam satu bulan

tersebut pernah menderita buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan

kotoran lembek/cair sebesar 10,3%, serta yang menderita diare sudah minum

oralit atau cairan gula garam sebesar 33,8%.

Menurut Ramaiah (2000), tingginya angka kejadian diare anak

disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko diare

yaitu : sanitasi yang buruk, fasilitas kebersihan yang kurang, kebersihan

pribadi buruk (tidak mencuci tangan sebelum, sesudah makan, dan setelah

buang air).

Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development

Goal’s (MDG’s) Goal ke-4 adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3

bagian dari tahun 1990 sampai pada tahun 2015. Langkah yang dibuat

pemerintah untuk mengurangi angka kejadian diare khususnya pada anak usia

sekolah adalah dengan mengadakan usaha kesehatan sekolah (UKS) disetiap

Page 20: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

3

sekolah dasar (SD). Program ini dibuat di sekolah, karena sekolah adalah

institusi yang terorganisir dengan baik dan merupakan wadah pembentukan

karakter dan media yang mampu menanamkan pengertian dan kebiasaan

hidup sehat (Martianto, 2005).

UKS merupakan suatu wadah yang mengurus berbagai hal terkait dengan

kesehatan masyarakat sekolah yaitu siswa, guru, kepala sekolah dan semua

pegawai di sekolah. UKS juga sebagai sarana yang digunakan oleh program-

program kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan

(Suhartinia, 2010). Salah satu program UKS yang dibuat untuk meningkatkan

kesehatan siswa adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sedangkan indikator PHBS di

sekolah yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan

sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban

yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, tidak merokok di

sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,

membuang sampah pada tempatnya (Kemenkes RI, 2011).

Menurut Depkes RI (2009), sebuah ulasan yang membahas sekitar 30

penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat

memangkas angka penderita diare hingga separuh. Cuci tangan pakai sabun

(CTPS) merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah dapat

mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, infeksi saluran

pernafasan atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk mencegah

penularan influenza. Banyak pihak yang telah memperkenalkan perilaku ini

sebagai intervensi kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan dapat

Page 21: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

4

dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Berbagai survei di lapangan

menunjukkan menurunnya angka ketidakhadiran anak karena sakit yang

disebabkan oleh penyakit-penyakit di atas, setelah diintervensi dengan CTPS

(Depkes RI, 2009).

Cuci tangan belum menjadi budaya yang dilakukan masyarakat luas di

Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak yang mencuci tangan

hanya dengan air sebelum makan, cuci tangan dengan sabun justru dilakukan

setelah makan. Oleh karena itu kebersihan tangan dengan mencuci tangan

perlu mendapat prioritas yang tinggi, walaupun hal tersebut sering

disepelekan. Kebiasaan cuci tangan tidak timbul begitu saja, tetapi harus

dibiasakan sejak kecil. Anak-anak merupakan agen perubahan untuk

memberikan edukasi baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus

mengajarkan pola hidup bersih dan sehat. Anak-anak juga cukup efektif

dalam memberikan contoh terhadap orang yang lebih tua khususnya mencuci

tangan yang selama ini dianggap tidak penting (Batanoa, 2008).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Joni (2012) tentang hubungan

tingkat pengetahuan sikap dan perilaku kebersihan siswa SD dengan kejadian

diare pada siswa SD dengan sampel 72 siswa SD kelas 4-5 di SDN

Pujokusuman 1 didapatkan hubungan antara tingkat pengetahuan sikap dan

perilaku kebersihan siswa SD dengan kejadian diare pada siswa SD. Hasil

dari penelitian tersebut adalah semakin kurang tingkat pengetahuan sikap dan

perilaku siswa tentang kebersihan diri maka kejadian diare semakin tinggi.

Hasil observasi siswa kelas V di SDN Ciputat 02 menunjukkan bahwa

mereka tidak mencuci tangan sebelum dan setelah makan serta kuku tangan

Page 22: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

5

yang terlihat panjang dan kotor. Selain itu juga, saat jam istirahat anak

sekolah membeli jajanan tanpa memperhatikan kebersihannya. Melalui

wawancara dengan siswa kelas V di SDN Ciputat 02, selama 3 bulan terakhir

terdapat 4 siswa dari 10 siswa terkena diare. Setelah ditelusuri anak yang

yang pernah mengalami diare kurang memahami dan tidak melakukan CTPS

dengan baik dan benar, walaupun sering diajarkan oleh guru dan orang tua

dirumah. Melihat kejadian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui

hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare pada siswa di

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ciputat 02.

B. RUMUSAN MASALAH

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia. Berdasarkan pola

penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab kematian

peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit

menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah

Tuberculosis dan Pneumonia. Provinsi Banten menduduki peringkat ke enam

yang mempunyai prevalensi diare yang cukup tinggi. Pada kelompok umur 5

– 14 tahun prevalensi diarenya sebesar 10,3%. Untuk menurunkan kematian

karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat, yaitu mencuci tangan

dengan air mengalir menggunakan sabun.

Hasil observasi siswa kelas V di SDN Ciputat 02 menunjukkan bahwa

mereka tidak mencuci tangan sebelum dan setelah makan serta kuku tangan

yang terlihat panjang dan kotor. Selain itu juga, saat jam istirahat anak

Page 23: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

6

sekolah membeli jajanan tanpa memperhatikan kebersihannya. Melalui

wawancara dengan siswa kelas V di SDN Ciputat 02, selama 3 bulan terakhir

terdapat 4 siswa dari 10 siswa terkena diare. Berdasarkan latar belakang

diatas peneliti ingin mengetahui hubungan perilaku cuci tangan terhadap

kejadian diare pada siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ciputat 02.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan beberapa pertanyaan

penelitian, yaitu:

1. Bagaimana gambaran karakteristik responden pada siswa di SDN Ciputat

02?

2. Bagaimana gambaran informasi tentang cuci tangan pada siswa di SDN

Ciputat 02

3. Bagaimana gambaran pengetahuan cuci tangan pada siswa di SDN Ciputat

02?

4. Bagaimana gambaran perilaku cuci tangan pada siswa di SDN Ciputat 02?

5. Bagaimana kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02?

6. Apakah ada hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare pada

siswa di SDN Ciputat 02?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare

pada siswa di SDN Ciputat 02.

Page 24: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

7

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden pada siswa di SDN

Ciputat 02

b. Mengidentifikasi gambaran informasi tentang cuci tangan pada siswa di

SDN Ciputat 02

c. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan cuci tangan pada siswa di

SDN Ciputat 02

d. Mengidentifikasi gambaran perilaku cuci tangan pada siswa di SDN

Ciputat 02

e. Mengidentifikasi kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02

f. Mengidentifikasi hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian

diare pada siswa di SDN Ciputat 02

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai informasi tambahan untuk pengembangan program

pembelajaran keperawatan komunitas ditingkat sekolah khususnya

program UKS.

2. Bagi SDN Ciputat 02

Informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan bagi guru tentang

kejadian diare pada siswa serta sebagai acuan untuk evaluasi dan

perencanaan program UKS yang berkaitan dengan perilaku mencuci

tangan siswanya.

Page 25: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

8

3. Bagi Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Informasi yang diperoleh dapat memberi masukan bagi pelayanan

kesehatan untuk memberikan gambaran di sekolah tentang program UKS

terkait dengan kejadian diare. Dapat memberikan penyuluhan di sekolah

tentang PHBS.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan

untuk penelitian selanjutnya.

Page 26: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DIARE

1. Pengertian Diare

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan

konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan

frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari

(Depkes RI, 2011). Sedangkan menurut Wong (2008), diare merupakan

gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi pencernaan,

penyerapan dan sekresi. Diare disebabkan oleh transportasi air dan

elektrolit yang abnormal dalam usus. Diare merupakan suatu keadaan

pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai

dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali

sehari (Hidayat, 2006).

2. Insiden Kejadian Diare

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia, karena

morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun 2000 sampai

tahun 2010 survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare

Departemen Kesehatan didapatkan insiden diare meningkat. Pada tahun

2000 insiden diare yaitu 301/1000 penduduk, tahun 2003 insiden diare

naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 insiden diare naik menjadi

Page 27: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

10

423/1000 penduduk dan tahun 2010 insiden diare menjadi 411/1000

penduduk (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan

penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi kematian 3,5%.

Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab

kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumonia (Kemenkes RI,

2011). Prevalensi diare dalam riskesdas tahun 2007 diare klinis adalah

9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi Nangroe Aceh

Darussalam (NAD) sebesar 18,9% dan terendah di Daerah Istimewa (DI)

Yogyakarta sebesar 4,2%. Beberapa provinsi yang mempunyai prevalensi

diare klinis >9% (NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Kalimantan Selatan,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan

Papua).

Data dari laporan hasil riskesdas Provinsi Banten tahun 2007,

menunjukkan prevalensi diare di Provinsi Banten pada kelompok umur 5

– 14 tahun yang pernah didiagnosis diare oleh tenaga kesehaan dalam

satu bulan terakhir sebesar 4,8%, sedangkan yang menyatakan pernah,

ditanya apakah dalam satu bulan tersebut pernah menderita buang air

besar lebih dari tiga kali sehari dengan kotoran lembek/cair sebesar

10,3%, serta yang menderita diare sudah minum oralit atau cairan gula

garam sebesar 33,8%.

Page 28: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

11

3. Etiologi Diare

Menurut Setyowati dan Hurhaeni dalam Hidayat (2006), faktor

penyebab diare dibedakan atas:

a. Faktor infeksi

1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi :

a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, dll

b) Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, dll

c) Infestasi parasit : Cacing, Protozoa, Jamur

2) Infeksi parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar pencernaan,

seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis,

Bronkopneumonia, Ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terdapat

pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida dan Monosakarida. Pada bayi

dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat

menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis

adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan (Depkes RI, 2011).

Page 29: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

12

4. Cara Penularan dan Faktor Risiko

Menurtu Subagyo B dan Nurtjahjo BS (2010), cara penularan diare

melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang

tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak

langsung melalui lalat (melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger).

Berdasarkan penelitian Budi (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian diare pada anak adalah sebagai berikut:

a. Sumber Air

Didapatkan ada hubungan yang signifikan antara sumber air

dengan kejadian diare. Penyakit seperti diare, disentri, dan paratipus

dapat dipengaruhi oleh sumber air. Penggunaaan air minum dari

sumber air yang tercemar, dapat menyebarkan banyak penyakit salah

satunya diare. Dan jika pipa air minum dan persediaan air kita

disambung kurang benar, berarti kita membuka diri sendiri terhadap

banyak penyakit seperti diare, disentri, paratipus dan lain sebagainya.

Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu

dengan menggunakan air bersih dan melindungi air tersebut dari

kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.

b. Jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya

penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan

resiko terhadap penyakit diare. Jamban yang baik sebaiknya berjauhan

dengan sumber air minum, paling sedikit 10 meter.

Page 30: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

13

c. Kebiasaan Jajan

Kebiasaan jajan anak usia sekolah dasar sangat berpengaruh pada

penyakit diare. Demikian pula dengan anak jalanan yang sebagian

besar berusia usia sekolah dasar. Mereka lebih sering jajan berupa es

atau kue-kue. Tidak banyak anak yang memperoleh kesempatan

mempunyai uang saku yang banyak, karena itulah mereka cenderung

memilih jenis jajanan yang murah, biasanya makin rendah harga suatu

barang atau jajanan makin rendah pula kualitasnya. Hal ini berakibat

digunakannya bahan-bahan makanan yang kurang baik dan biasanya

sudah tercemar oleh kuman. Itulah sebabnya anak-anak yang telah

mulai suka jajan sering terkena penyakit diare.

d. Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Makan

Perilaku cuci tangan yang buruk berhubungan erat dengan

peningkatan kejadian diare dan penyakit yang lain. Perilaku cuci

tangan yang baik dapat menghindarkan diri dari diare. Apabila kita

selalu mencuci tangan, kondisi tangan kita selalu bersih, sehingga

dalam melakukan aktivitas terutama makan tangan yang kita gunakan

selalu bersih sehingga tidak ada kuman yang masuk ke dalam tubuh.

5. Jenis dan Klasifikasi Diare

Menurut Depkes RI (2011), jenis diare ada dua, yaitu diare akut, diare

persisten atau diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung

kurang dari 14 hari, sementara diare persisten atau diare kronis adalah

diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Menurut Hidayat (2005),

klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:

Page 31: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

14

a. Diare Dehidrasi Berat : Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda

sebagai berikut letargis atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung,

serta turgor kulit jelek.

b. Diare Dehidrasi Sedang atau Ringan : Diare ini mempunyai tanda

seperti gelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor kulit jelek.

c. Diare Tanpa Dehidrasi : Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah

satu tanda pada dehidrasi berat atau ringan.

d. Diare Persisten : Diare persisten apabila terjadi diare sudah lebih dari

14 hari.

e. Disentri : Apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda

gangguan saluran pencernaan.

6. Patofisiologi Diare

Menurut Setyowati dan Hurhaeni dalam Hidayat (2006), proses

terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor

diantaranya:

a. Faktor infeksi : Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme

(kuman) yang masuk dalam saluran pencernaan yang kemudian

berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat

menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan

kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus

dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya

toksin bakteri akan menyebabkan sistem transport aktif dalam usus

sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan

dan elektrolit akan meningkat.

Page 32: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

15

b. Faktor malabsorbsi : Merupakan kegagalan dalam melakukan

absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat

meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.

c. Faktor makanan : Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu

diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus

yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan

yang kemudian menyebabkan diare.

d. Faktor psikologis : Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan

peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan

makanan yang dapat menyebabkan diare.

Page 33: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

16

Bagan 2.1 Patofisiologi Diare

Sumber: Setyowati dan Hurhaeni dalam Hidayat (2006)

Faktor

Diare

Infeksi

Kuman masuk

dan berkembang

dalam usus

Toksin dalam

dinding usus halus

Hipersekresi air

elektrolit (isi

rongga) usus

meningkat

Malabsorpsi

Tekanan osmotik

meningkat

Pergeseran air

dan elektrolit

ke rongga usus

Isi rongga usus

meningkat

Makanan

Toksin tidak

dapat diabsorpsi

hiperperistaltik

Kemampuan

absorpsi menurun

Psikologis

hiperperistaltik

Kemampuan

absorpsi menurun

Page 34: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

17

7. Manifestasi Klinis Diare

Infeksi usus menimbulkan gejala gastrointestinal serta gejala

lainnya bila terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi

neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan

muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada

penyebabnya.

Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung

sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan

elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga

meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis

metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling

berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler

dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi

menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi

hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat

dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau

dehidrasi berat (Juffrie, 2010).

8. Komplikasi Diare

Menurut IDAI (2010), komplikasi dari diare dapat menyebabkan:

a. Gangguang elektrolit

1) Hipernatremia edema otak

2) Hiponatremia sering terjadi pada anak dengan shigellosis dan pada

anak malnutrisi berat edema

3) Hiperkalemia

Page 35: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

18

4) Hipokalemia kelemahan otot, paralitik ileus, gangguan fungsi

ginjal dan aritmia jantung

b. Kegagalan upaya rehidrasi oral, misalnya pengeluaran tinja cair

yang sering dengan volume yang banyak, muntah yang menetap, tidak

dapat minum, kembung dan ileus paralitik serta malabsorbsi glukosa

c. Kejang, biasanya pada anak yang mengalami dehidrasi

9. Penatalaksanaan Diare

Menurut Kemenkes RI (2011), berikut penatalaksanaan diare

berdasarkan klasifikasinya:

a. Dehidrasi tanpa dehidrasi:

1) Beri cairan lebih banyak dari biasanya

a) Beri Oralit sampai diare berhenti dengan ketentuan: umur > 1

tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak. Bila muntah, tunggu

10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.

2) Beri obat zinc

Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah

berhenti. Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan

dalam 1 sendok air matang. Dengan ketentuan: umur > 6 bulan

diberi 20 mg (1 tablet) per hari.

3) Beri makanan untuk mencegah kurang gizi

a) Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada

waktu anak sehat

b) Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan

Page 36: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

19

c) Beri makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang, air

kelapa hijau.

d) Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil

(setiap 3-4 jam)

e) Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan

tambahan selama 2 minggu

4) Antibiotic hanya diberikan sesuai indikasi, misalnya: disentri,

kolera, dll

b. Dehidrasi ringan/sedang:

1) Jumlah oralit yang diberikan dalam tiga jam pertama adalah 75

ml/kg bb. Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di

bawah ini:

Tabel 2.1. Dosis oralit berdasarakan berat badan

Umur 2-5 tahun

BB 12-19 kg

Jumlah

cairan 900-1400

Sumber: Data Sekunder (2011)

2) Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.

3) Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

c. Dehidrasi berat : Pada keadaan ini pasien akan diberikan larutan

hidrasi secara intravena (intravenous hydration) dengan kadar

100ml/kgBB/3-6 jam.

Page 37: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

20

10. Pencegahan Diare

Pengobatan diare penting jika seseorang telah menderita diare. Akan

tetapi bagi anak yang masih sehat akan lebih bermakna jika pencegahan

diare dapat dilakukan. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Menurut WHO (2009) dalam Ernawati (2012), mencuci tangan dengan

sabun telah terbukti mengurangi kejadian penyakit diare kurang lebih

40%. Mencuci tangan disini lebih ditekankan pada saat sebelum makan

maupun sesudah buang air besar. Cuci tangan menjadi salah satu

intervensi yang paling cost effective untuk mengurangi kejadian diare

pada anak. Disamping mencuci tangan pencegahan diare dapat dilakukan

dengan meningkatkan sanitasi dan peningkatan sarana air bersih. Sebab

88% penyakit diare yang ada di dunia disebabkan oleh air yang

terkontaminasi tinja, sanitasi yang tidak memadai, maupun hygiene

perorangan yang buruk.

B. CUCI TANGAN

1. Konsep Cuci Tangan

Cuci tangan merupakan tindakan pencegahan dan penanggulangan

penyakit yang menjadi program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di

Sekolah (Kemenkes RI, 2011). PHBS merupakan perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah

atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran. Sehingga secara mandiri

mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan

aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Munculnya berbagai penyakit

Page 38: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

21

yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata umumnya

berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di

sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui

pendekatan UKS. (Kemenkes RI, 2011).

2. Pengertian Cuci Tangan

Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting.

Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun

secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas

yang kemudian dibilas di bawah air yang mengalir (Potter, 2005) Menurut

Garner dan Fayero (1986) dalam Potter dan Perry (2005), mencuci tangan

paling sedikit 10-15 detik akan memusnahkan mikroorganisme transient

paling banyak dari kulit, jika tangan tampak kotor, dibutuhkan waktu yang

lebih lama.

Menurut Depkes (2009), cuci tangan pakai sabun adalah salah satu

tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari

menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan

memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal

juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Mencuci tangan

dengan air saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain membantu

singkatnya waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari dengan sabun

menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/ lemak/ kotoran di

permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan,

bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh

setelah menggunakan sabun.

Page 39: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

22

Cuci tangan pakai sabun (CPTS) merupakan kebiasaan yang

bermanfaat untuk membersihkan tangan dari kotoran dan membunuh

kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Mencuci tangan

yang baik membutuhkan beberapa peralatan berikut : sabun antiseptic, air

bersih, dan handuk atau lap tangan bersih. Untuk hasil maksimal

disarankan untuk mencuci tangan selama 20-30 detik (PHBS-UNPAD,

2010). Menurut WHO (2005) dalam Depkes RI (2006), terdapat 2 teknik

mencuci tangan, yaitu mencuci tangan dengan sabun dan mencuci tangan

dengan larutan berbahan dasar alcohol.

3. Waktu yang Tepat untuk Cuci Tangan

Menurut Depkes (2011), waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai

sabun adalah:

a. Sebelum dan setelah makan

b. Sebelum memegang makanan

c. Sebelum melakukan kegiatan jari-jari ke dalam mulut atau mata

d. Setelah bermain/berolahraga

e. Setelah BAK dan BAB

f. Setelah buang ingus

g. Setelah buang sampah

h. Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan

i. Sebelum mengobati luka

Page 40: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

23

4. Cara Cuci Tangan yang Benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah

air yang mengalir. Sedangkan menurut Depkes (2009), langkah-langkah

teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut.

a. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.

b. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan.

c. Gosokkan kedua telapak tangan. Gosokkan sampai ke ujung jari.

d. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau

sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara

tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan

sebaliknya.

e. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling

mengunci.

f. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan

berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

g. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan

gerakan ke depan, ke belakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.

h. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan

gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

i. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

j. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunakan

kran, tutup kran dengan tissue.

Page 41: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

24

5. Hubungan Cuci Tangan dengan Kesehatan

Menurut Depkes (2009) penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

mencuci tangan dengan sabun adalah:

a. Diare, menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk

anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian

terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat memangkas

angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali

diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya

harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan

air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari

kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia

sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh

tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan

makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan

tempat makannya yang kotor.

b. Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk

anak-anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka

infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan

patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan

telapak tangan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit)

lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya

diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah

ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan

Page 42: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

25

seperti – mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air

besar/kecil – dapat mengurangi tingkat infeksi.

c. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah

membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan

penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian

penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya

untuk ascariasis dan trichuriasis.

6. Hubungan Cuci Tangan dengan Jenis Kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang,

antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan kebiasaan mengenai

pola hidup bersih (Cupuwatie, 2010). Penelitian yang dilakukan di tujuh

kota di Korea Selatan dengan 2800 responden yang diobservasi, Jeong et

al (2007) menemukan bahwa 63,4% responden mencuci tangannya setelah

menggunakan kamar mandi umum dan yang lebih sering mencuci tangan

setelah menggunakan kamar mandi umum adalah yang berjenis kelamin

perempuan. Penelitian lain oleh Johnson, et al (2003) mengemukakan

bahwa tingginya angka cuci tangan pada wanita dibanding pria

dipengaruhi oleh perilaku penglihatan. Pada penelitian yang dilakukan,

Johnson, et al memasang tanda peringatan yang mengingatkan orang

untuk mencuci tangan di kamar mandi umum, hasil observasi pada 175

responden (95 wanita dan 80 pria) didapatkan 61% wanita dan 37% pria

mencuci tangan pada keadaan ada tanda peringatan.

Page 43: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

26

7. Hubungan Cuci Tangan dengan Sumber Informasi

Sumber informasi dapat mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang,

disebabkan karena sumber informasi tertentu dapat mempengaruhi sikap

dan perilaku seseorang untuk cuci tangan dengan benar (Cupuwatie,

2010). Salah satu sumber informasi yang dapat meningkatkan tingkat

kepatuahan cuci tangan adalah orang tua. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Catalina Lopez, et al kepada anak-anak dengan jumlah

sampel 645 menunjukkan bahwa anak-anak mencuci tangan setelah

mendapat informasi dari orang tua sebesar 88,5%, dari sekolah 66,7%, dari

media 56,8%. Selain itu, siswa yang mendapat informasi dari orang tua

cenderung dua kali lebih benar dalam mencuci tangan dibandingkan

dengan tidak mendapat informasi dari orang tua (Nutbeam, 1998).

C. PENGETAHUAN

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan

seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam

bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut

Page 44: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

27

merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik

lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu

ini merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah faham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Page 45: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

28

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun

suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas

pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki

pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih

rendah.

Page 46: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

29

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan

yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian

terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan

lain-lain.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan

seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka

dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap

sesuatu.

4. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

a. Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari

seluruh pertanyaan

b. Cukup : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari

seluruh pertanyaan

c. Kurang : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari

seluruh pertanyaan

Page 47: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

30

D. PERILAKU

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,

maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2010), merumuskan

bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses :

Stimulus organisme respons, sehingga teori ini disebut teori S-O-R.

Skiner membedakan adanya dua respons, yakni:

a. Respondent respon atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini

disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respons-respons yang

relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan

untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan

sebagainya. Responden respons ini juga mencakup perilaku emosional,

misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus

ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan

sebagainya.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau perangsang

Page 48: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

31

tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce,

karena memperkuat respons. Misalnya: apabila seorang petugas

kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian

tugasnya atau job diskripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari

atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih

baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan teori S-O-R tersebut, maka perilaku manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup (convert behavior) Respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau

reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap

stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek

(practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang

lain.

2. Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui

dua cara, secara langsung, dengan pengamatan (obsevasi), yaitu

mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya.

Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat

Page 49: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

32

kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan

terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan

obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005)

3. Domain Perilaku

Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari

luar), berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk responnya

berbeda tiap orangnya. Faktor – faktor yang membedakan respon terhadap

stimulus disebut determinan perilaku. Menurut Notoatmodjo (2007)

Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan bersifat

given atau bawaan misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional,

jenis kelamin, dan sebagainya.

b. Faktor eksternal yaitu lingkungan baik fisik, ekonomi maupun politik.

Faktor lingkungan ini menjadi faktor yang dominan yang mewarnai

perilaku seseorang.

4. Proses Terjadinya Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007), terjadi proses yang berurutan untuk

membentuk perilaku:

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

b. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi

d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

Page 50: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

33

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan

perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari

oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku

tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng.

5. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya

Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang

kompleks dan memerlukan waktu yang relative lama. Menurut

Notoatmodjo (2007), secara teori perubahan perilaku seseorang menerima

atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap:

a. Pengetahuan

Sebelum seseorang menghadapi perilaku (berperilaku baru), ia harus

tahu terlebih dahulu apa arti manfaat perilaku bagi dirinya atau

keluarganya. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan:

1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:

a) Penyebab penyakit

b) Gejala dan tanda-tanda penyakit

c) Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan

d) Bagaimana cara penularannya

e) Bagaimana cara pencegahannya

2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup

sehat, meliputi:

Page 51: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

34

a) Penyakit atau bahaya merokok, minuman keras, narkoba dan

sebagainya

b) Pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi

c) Jenis makanan yang bergizi

3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

a) Manfaat air bersih

b) Cara-cara pembuangan limbah yang sehat

c) Manfaat pencahayaan

d) Akibat polusi

b. Sikap

Sikap adalah penilaian (dapat berupa pendapat) seseorang terhadap

stimulus atau objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek,

proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau

objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indicator terhadap sikap

kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yakni:

1) Sikap terhadap sakit dan penyakit

2) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

3) Sikap terhadap kesehatan lingkungan

c. Praktik/tindakan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau

mempraktikan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah

yang disebut praktik kesehatan, atau dapat juga disebut perilaku

Page 52: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

35

kesehatan. Oleh sebab itu indikator praktik kesehatan mencakup hal-hal

yakni:

1) Tindakan sehubungan dengan penyakit

2) Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

3) Tindakan kesehatan lingkungan

E. PERILAKU KESEHATAN

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah sesuatu respon

(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta

lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari

3 aspek:

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,

serta pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan

sehat.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010),

mengemukakan bahwa untuk mencoba menganalisa perilaku manusia dari

tingkat kesehatan orang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari

dalam perilaku (behavioral factors) dan faktor dari luar perilaku (non-

behavioral). Perilaku terbentuk dari tiga faktor yaitu:

a. Faktor predisposisi (disposing factor), yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,

Page 53: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

36

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,

tradisi, dan sebagainya.

b. Faktor pemungkin (enabling factor), adalah faktor-faktor yang

memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Seperti

sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,

misalnya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan air,

tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang,

dan sebagainya.

c. Faktor penguat (reinforcing factor), adalah faktor-faktor yang

mendorong atau terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun

seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak

melakukannya.

F. ANAK SEKOLAH DASAR

1. Pengertian

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki

fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak

bergantung dengan orang tua. Biasanya pertumbuhan anak putri lebih

cepat dari pada putra (Moehji, 2003).

2. Karakteristik anak sekolah

Menurut Moehji (2003), karakteristik anak sekolah meliputi:

a. Pertumbuhan tidak secepat bayi.

b. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen (tanggal).

c. Lebih aktif memilih makanan yang disukai.

Page 54: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

37

d. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat.

e. Pertumbuhan lambat.

f. Pertumbuhan meningkat lagi pada masa pra remaja.

3. Perkembangan Motorik

Dengan terus bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka pada

masa ini perkembangan motorik menjadi lebih halus dan lebih

terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak

terlihat lebih cepat dalam berlari dan makin pandai meloncat, anak juga

makin mampu menjaga keseimbangan badannya (Wong, 2004)

4. Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah

Menurut teori Piaget dalam Wong (2004), pemikiran anak masa

sekolah dasar disebut juga pemikiran operasional kongkrit (concrete

operational thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-

objek peristiwa nyata atau kongkrit.dalam upaya memahami alam

sekitarnya mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang

bersumber dari panca indera, karena anak mulai mempunyai kemampuan

untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan

sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan tiga macam

proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu:

a. Negasi (negation), yaitu pada masa kongkrit operasional, anak

memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu

dengan benda atau keadaan yang lain.

b. Hubungan timbal balik (resiprok), yaitu anak telah mengetahui

hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.

Page 55: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

38

c. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda

yang ada. Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula

untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan

tersebut ditunjukkan. Jadi pada tahap ini anak telah memiliki struktur

kognitif yang memungkinkannya dapat berfikir untuk melakukan suatu

tindakan tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.

5. Perkembangan Memori

Menurut Wong (2004), selama periode ini memori jangka pendek

anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang

tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan-

keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan tersebut, anak

berusaha menggunakan strategi memori yaitu merupakan prilaku

disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Menurut Matlin

(1994), menyebutkan empat macam strategi memori yang penting, yaitu:

a. Rehalsal (pengulangan), suatu strategi meningkatkan memoridengan

cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.

b. Organization (organisasi), pengelompokan dan pengkategorian

sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti anak

SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan

dimana mereka duduk dalam satu kelas.

c. Imagery (perbandingan), membandingkan sesuatu dengan tipe dari

karakteristik pembayangan dari seseorang.

d. Retrieval (pemunculan kembali), proses mengeluarkan atau

mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat

Page 56: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

39

yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah

memori, mereka akan menggunakan secara spontan.

Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal-hal lain yang

mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk

sikap, kesehatan, dan motivasi), serta pengetahuan yang diperolehanak

sebelumnya.

6. Perkembangan Pemikiran Kritis

Perkembangan pemikiran kritis yaitu pemahaman atau refleksi

terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar

tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang

datang dari berbagai sumber, serta mampu berpikir secara reflektif dan

evaluative (Wong, 2004).

7. Perkembangan Kreativitas

Dalam tahap ini anak-anak mempunyai kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh

lingkungan, terutama lingkungan sekolah (Wong, 2004).

8. Aspek Psikologis

Pada umur 6-12 tahun energinya disalurkan kepada permainan dan

pelajaran. Seorang anak mulai merasa sampai dimana kesanggupannya dan

ia mulai mengenal rasa sukses. Bila pada tahun-tahun tersebut ia banyak

mengalami kegembiraan, rasa persahabatan dan sukses, maka ia akan

memasuki masa adolesen dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.

Pada masa ini yang berbahaya ialah bila timbul rasa inadekuat dan rasa

rendah diri pada seseorang anak yang tidak mendapat penghargaan atas

Page 57: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

40

usaha-usahanya, sehingga pada masa adolesen ia menjadi seorang yang

agresif (Wong, 2004).

9. Perkembangan Bahasa

Menurut Wong (2004), perkembangan bahasa meliputi:

a. Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal

b. Pemahaman terhadap kata-kata mungkin tertinggal dari pengertiannya

c. Tidak begitu egosentris dalam orientasi; dapat mempertimbangkan

pandangan lain

d. Mengerti sebagian besar kata-kata abstrak

e. Memakai semua bagian pembicaraan, termasuk kata sifat, kata

keterangan, kata penghubung, dan kata depan

f. Ikut memakai kalimat mejemuk dan kompleks

g. Kosa katanya mencapai 50.000 kata pada akhir masa ini

10. Perkembangan Psikososial

Menurut Wong (2004), perkembangan psikososial meliputi:

a. Tugas perkembangan belajar mengembangkan rasa keadekuatan

terhadap kemampuan dan kompetensi pada saat kesempatan untuk

belajar dan interaksi sosial bertambah; anak berusaha agar berhasil di

sekolah.

b. Krisis perkembangan anak dalam bahaya akibat perkembangan rasa

rendah diri jika ia tidak merasa kompeten dalam pencapaian tugas.

c. Bermain anak menikmati aktivitas santai bersama teman sebaya

(misalkan kasti); permainan cenderung memisahkan kedua lawan jenis;

mainan rough dan tumble adalah ciri khas permainan luar rumah yang

Page 58: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

41

tidak terstruktur; minat pribadi , aktivitas, dan hobi berkembang pada

saat ini.

d. Peran keluarga dan orang tua orangtua menjadi figur yang kurang

bermakna dalam arti sebagai agens untuk sosialisasi; hubungan dengan

teman sebaya cenderung mengurangi pengaruh dominan dari orang tua

yang telah ada sebelumnya; orang tua masih merasa dan berespons

sebagai otoritas utama; harapan dari guru, pelatih, dan para tokoh

keagamaan memberi dampak terhadap perilaku anak.

e. Rencana meningkatkan keterlibatan dalam rencana aktivitas sekolah

sesuai usia (mis. klub dan olahraga ), ekstrakulikuler (mis. pramuka),

dan kelompok sosial dan komunitas (mis. kelompok sukarela) untuk

membangun rasa pencapaian dan kebanggaan.

G. PENELITIAN TERKAIT

1. Penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Anggoro (2012), mengenai

hubungan tingkat pengetahuan sikap dan perilaku tentang kebersihan diri

siswa SD dengan kejadian diare pada siswa SD menggunakan metode

penelitian cohort. Penelitian ini menggunakan sampel 72 siswa SDN

Pujokusuman 1. Nilai p=0,009 pada tingkat pengetahuan , nilai p=0,000

pada sikap dan perilaku atau semua nilai p<0,05 maka terdapat hubungan

yang bermakna secara statistic. Maka hasil penelitian tersebut ada

hubungan antara tingkat pengetahuan sikap dan perilaku anak sd tentang

kebersihan diri dengan kejadian diare pada anak sd.

Page 59: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

42

2. Menurut Fazlin, Suriadi, Sianturi (2013), dalam penelitiannya tentang

tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci tangan yang benar

terhadap kejadian diare di SDN 01 Pontianak Utara dengan menggunakan

metode cross sectional. Penelitian ini menggunakan sampel 74 siswa SDN

01 Pontianak Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (39,2%)

responden memiliki pengetahuan kurang tentang teknik mencuci tangan

yang benar dan yang mengalami kejadian diare tinggi yaitu (51,4%)

responden. Hasil uji statistik menunjukkan nilai rho spearman yaitu -310**

dengan pvalue = 0,007, artinya ada hubungan yang signifikan (bermakna)

dengan korelasi yang lemah dan negatif maksudnya hubungan yang

berlawanan arah antara tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci

tangan yang benar dengan kejadian diare di SDN 01 pontianak utara.

Simpulan penelitian ini adalah semakin kurang tingkat pengetahuan siswa

tentang teknik mencuci tangan yang benar maka kejadian diare semakin

tinggi. Untuk itu diharapkan siswa-siswi untuk menerapkan perilaku hidup

sehat dengan selalu disiplin melakukan praktek mencuci tangan yang

benar guna meghindari terjadinya resiko diare

3. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rompas, Tuda, Ponidjan

(2013), mengenai Hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun

dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah di SD GMM 2 Kecamatan

Tareran dengan metode crossectional. Penelitian menunjukan bahwa

perilaku cuci tangan pakai sabun sebanyak 55 anak (93,2%), dan yang

tidak terbiasa 4 anak (6,8%). Anak SD yang menderita diare dalam 3 bulan

terakhir sebanyak 11 anak (18.6%) , sedangkan anak yang tidak menderita

Page 60: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

43

diare 48 anak (81,4%). Kesimpulan : Ada hubungan antara perilaku cuci

tangan pakai sabun dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah dasar

di SD GMIM 2 Lansot Kecamatan Tareran. Dengan nilai p=0,003 , ini

berarti hubungan anatara cuci tangan pakai sabun sangat penting untuk

mencegah penyakit termasuk diare

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian

dari Fazlin (2013) dengan variabel independen tingkat pengetahuan mencuci

tangan dengan tempat serta populasi pun berbeda. Penelitian Rompas (2013)

dengan tempat serta populasi yang berbeda. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan variabel independen adalah perilaku siswa tentang mencuci

tangan dengan cara ukurnya menggunakan kuesioner dan lembar observasi.

Subyek penelitian yaitu siswa kelas 4 dan 5 pada SDN Ciputat 02 di Kota

Tangerang Selatan Provinsi Banten yang mana belum pernah ada penelitian

terkait di Sekolah tersebut.

Page 61: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

44

H. KERANGKA TEORI

Bagan 2.2 Kerangka teori

Keterangan: diteliti tidak diteliti

Faktor yang mempengaruhi

kejadian diare:

a. Sumber air

b. Jamban

c. Kebiasaan jajan

d. Kebiasaan cuci tangan

Budi (2006)

Etiologi:

- Infeksi

- Malabsorpsi

- Makanan

- Psikologis

Hidayat (2006)

Cara penularan diare melalui 5 F

(faeces, flies, food, fluid, finger)

Subagyo B dan Nurtjahjo BS (2010)

Perilaku terbentuk oleh:

a. Faktor predisposisi, seperti: pengetahuan,

sikap, keyakinan, kepercayaan, tradisi

b. Faktor pemungkin, seperti: sarana dan

prasarana

c. Faktor penguat

Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010)

Faktor yg mempengaruhi

pengetahuan:

- Pengalaman

- Tingkat pendidikan

- Keyakinan

- Fasilitas

- Penghasilan

- Social budaya

Notoatmodjo (2003)

Kejadian Diare

Pengetahuan cuci tangan

Perilaku cuci tangan

Page 62: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

45

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007).

Penelitian ini mengkaji tiga variabel yang terdiri dua variabel bebas

(independen) yang nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas

biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau

pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel dependen (terikat) yang nilainya

ditentukan oleh variabel lain. Variabel independen adalah perilaku cuci

tangan pada siswa, sedangkan variabel dependen adalah kejadian diare pada

siswa.

\

Bagan 3.1 Kerangka konsep

Kejadian diare Perilaku cuci tangan

Faktor yang mempengaruhi

kejadian diare:

e. Sumber air

f. Jamban

g. Kebiasaan jajan

h. Kebiasaan cuci tangan

Perilaku terbentuk oleh:

d. Faktor predisposisi, seperti:

pengetahuan, sikap,

keyakinan, kepercayaan,

tradisi

e. Faktor pemungkin, seperti:

sarana dan prasarana

f. Faktor penguat

Page 63: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

46

B. HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2009). Hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. H0 = tidak ada hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare pada

siswa di SDN Ciputat 02

2. H1 = ada hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare pada

siswa di SDN Ciputat 02

Page 64: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

47

C. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu

variabel, sehingga definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan

variabel yang sama serta sebagai penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional

sehingga mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

N

o Variabel Definisi Operasional

Cara

Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

1. Jenis

kelamin

Karakteristik seksual yang

dimiliki oleh responden

Mengisi

kuesioner

Kuesioner tentang

karakteristik responden,

dimana jawaban skor:

1 = laki-laki

2 = perempuan

Dikelompokkan, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Laki – laki = 1

b. Perempuan = 2

Nominal

2 Umur Usia responden yang dihitung

sejak lahir hingga sampai saat

ini, yang diukur dalam tahun

Mengisi

kuesioner

Kuesioner tentang

karakteristik responden,

dimana jawaban skor:

…. tahun

Rasio

Page 65: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

48

3 Kelas Tingkatan atau jenjang SD Mengisi

kuesioner

Kuesioner tentang

karakteristik responden,

dimana jawaban skor:

Kelas 4

Kelas 5

Dikelompokkan, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Kelas 4

b. Kelas 5

Ordinal

4 Waktu

memperoleh

informasi

tentang cuci

tangan

Kapan mendapatkan

kabar/berita tentang cuci

tangan

Mengisi

kuesioner

Kuesioner tentang

karakteristik responden,

dimana jawaban skor:

Kelas berapa …

Rasio

5 Sumber

informasi

tentang cuci

tangan

Asal mendapatkan kabar/berita

tentang cuci tangan

Mengisi

kuesioner

Kuesioner tentang

karakteristik responden,

dimana jawaban skor:

1 = petugas kesehatan

2 = media cetak

3 = media elektronik

4 = guru

5 = orang tua

6 = lain-lain

Dikelompokkan, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Petugas kesehatan = 1

b. Media cetak = 2

c. Media elektronik = 3

d. Guru = 4

e. Orang tua = 5

f. Lain – lain = 6

Nominal

6 Pengetahuan Kemampuan seseorang untuk Mengisi Kuesioner tentang Kuesioner ini mempunyai nilai Ordinal

Page 66: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

49

cuci tangan mengingat kembali tentang

tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari

– jemari dengan menggunakan

air mengalir dan sabun

(Notoatmodjo, 2003; Depkes

RI, 2009)

kuesioner pengetahuan, terdiri dari 14

pernyataan dengan

menggunakan skala

guttmann dimana jawaban

skor:

1 = ya

2 = tidak

tertinggi 14 dan terendah 0,

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Baik: bila skornya 11 – 14

b. Cukup: bila skornya 8-10

c. Kurang: bila skornya 0-7

(Arikunto, 2006)

7 Perilaku cuci

tangan

Sesuatu tindakan yang

dilakukan seseorang untuk

membersihkan tangan dan jari

jemari menggunakan air

mengalir dan sabun saat

sebelum dan sesudah makan,

setelah bermain/berolahraga,

setelah BAK dan BAB, setelah

buang ingus, setelah buang

sampah. (Depkes RI, 2009)

Observasi Lembar observasi tentang

perilaku, terdiri dari 10

pertanyaan, dimana

jawaban skor:

1 = dilakukan

0 = tidak dilakukan

Lembar observasi ini mempunyai

nilai tertinggi 60 dan terendah 0,

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Baik: bila > median

b. Kurang: bila <median

Ordinal

8 Kejadian

diare

Riwayat buang air besar

dengan konsistensi lembek

atau cair, bahkan dapat berupa

Mengisi

kuesioner

Kuesioner tentang

kejadian diare, terdiri dari 2

pernyataan dimana

Dikelompokkan, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Pernah: bila skornya 1

Ordinal

Page 67: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

50

air saja dan frekuensinya lebih

sering (biasanya tiga kali atau

lebih) dalam jangka waktu tiga

bulan terakhir (Depkes RI,

2011)

jawaban skor:

1 = pernah

0 = tidak pernah

b. Tidak Pernah : bila skornya 0

Page 68: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

51

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif,

dengan desain penelitinan deskriptif correlation, yang menggunakan

pendekatan cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas (perilaku cuci tangan pada siswa)

dan variabel terikat (kejadian diare diare pada siswa).

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 02, Jl.

Pemuda No. 7 Kota Tangerang Selatan-Banten

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada 9 Juni – 17 Juni 2014

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2005). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang

Page 69: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

52

diteliti (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

4 dan 5 SD Ciputat 02 sebanyak 220 siswa, sedangkan populasi

keseluruhan 629 siswa. Peneliti hanya mengambil kelas 4 dan 5 karena

sesuai dengan kriteria inklusi, sedangkan kelas 6 tidak diikutkan karena

sudah tidak aktif sekolah.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Cara

mengambil sampel dalam penelitian ini adalah “stratified random

sampling” yakni pengambilan sampel digunakan bila anggota

populasinya tidak homogen berstrata secara proporsional (Setiadi, 2007).

Dengan kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti)

Adapun yang termasuk kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

1) Siswa kelas 4 dan 5 SDN Ciputat 02

2) Bersedia menjadi responden

3) Siswa yang bisa membaca dan menulis dengan lancar

b. Besar sampel

Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel penilitian ini

menurut pendapat Arikunto (2006) yaitu 25% dari populasi, maka

sampel yang didapatkan adalah 56 siswa. Dengan rumus dan

penghitungan sebagai berikut:

Proporsi kelas 4 =

x jumlah sampel

x 56 = 23 siswa

Page 70: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

53

Proporsi kelas 5 =

x jumlah sampel

x 56 = 33 siswa

Pengambilan sampel dengan memisahkan data kelas 4 dan 5.

Tekniknya dengan memasukkan kertas yang berisi nomer absen siswa

dari tiap kelasnya kedalam kotak, kemudian diambil sebanyak 23

siswa dari kelas 4 dan 33 siswa dari kelas 5.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan

kuesioner dan lembar observasi yang mengacu pada teori yang dibuat oleh

peneliti dan telah diuji. Berikut pembahasan kuesioner dan lembar observasi:

1. Kuesioner A: lembar karakteristik responden yang meliputi inisial nama,

umur, jenis kelamin dan kelas.

2. Kuesioner B: digunakan untuk mengetahui informasi tentang cuci tangan

yang meliputi waktu didapatkan informasi tentang cuci tangan dan sumber

informai tentang cuci tangan.

3. Kuesioner C: digunakan untuk mengukur pengetahuan cuci tangan pada

siswa, yang terdiri dari 14 pernyataan dengan jawaban diukur dengan skor

1 bila jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah.

4. Kuesioner D: digunakan untuk mengukur kejadian diare pada siswa, yang

terdiri dari 2 pernyataan.

5. Lembar Observasi: digunakan untuk mengukur perilaku cuci tangan pada

siswa. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi sistematis, yang

Page 71: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

54

dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai

instrumen pengamatan (Arikunto, 2002). Observasi menggunakan 10

pertanyaan, dengan jawaban diukur dengan skor 1 bila jawaban dilakukan

dan skor 0 bila jawaban tidak dilakukan.

E. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji Validitas menggunakan content validity dan uji reliabilitas dilakukan

di SDN Ciputat 01, yang bertempat dibelakang SDN Ciputat 02 dan memiliki

karakteristik yang sama dengan Sekolah yang akan dijadikan tempat

penelitian.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian

(Notoatmodjo, 2005). Berikut hasil uji validitas kuesioner dan lembar

observasi:

Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Arikunto, 2006). Instrumen dalam penelitian ini dilakukan uji

validitas tiap item pertanyaan menggunakan content validity. Uji validitas

pada penelitian ini menggunakan panel expert yaitu peneliti melakukan

konsultasi dengan pembimbing. Uji expert dilakukan oleh 2 orang ahli

content serta ahli instrumen dan bahasa, dari uji expert dinyatakan bahwa

kuesioner dan lembar observasi tersebut tidak perlu diganti hanya ada

beberapa yang perlu diperbaiki.

Page 72: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

55

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan reliabel (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen

dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang tetap atau relatif sama

jika diuji pada objek yang berbeda. Uji reliabilitas ini dilakukan pada 22

orang siswa kelas 4 dan 5 di SDN Ciputat 01. Hasil uji reliabilitas dapat

didapatkan nilai α = 0.739. Dengan nilai α terendah 0.698 dan nilai α

tertinggi 0.742. Nilai tersebut >0.6 yang menandakan intrumen

pengetahuan reliabel. Uji reliabilitas untuk instrumen perilaku dilakukan

dengan penyamaan persepsi intrumen oleh kedua observer.

F. TAHAPAN PENGAMBILAN DATA

1. Metode Pengumpulan data

Adapun langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Seteleh proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti meminta izin

untuk melakukan penelitian sesuai judul skripsi kepada Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Peneliti mendatangi SDN Ciputat 02 sesuai dengan surat ijin penelitian

serta menyerahkan proposal sederhana.

c. Setelah ijin penelitian disetujui oleh pihak Sekolah, peneliti terlebih

dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas

d. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti menyeleksi

calon responden yang sesuai dengan kriteria.

Page 73: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

56

e. Peneliti memberikan penjelasan singkat tentang maksud dan tujuan

penelitian kepada responden penelitian. Bila responden setuju untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian selanjutnya diberikan lembar

persetujuan penelitian.

f. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden, peneliti memberikan

kuesioner pada responden kemudian memberikan penjelasan tentang

cara pengisian kuesioner dan diminta untuk memilih jawaban sesuai

point yang ada.

g. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara mendampingi responden

dengan membacakan dan menjelaskan dengan bahasa yang mudah

dimengerti oleh responden. Sedangkan pengisian lembar observasi

dilakukan oleh peneliti.

h. Kuesioner yang telah diisi secara lengkap untuk selanjutnya di serahkan

kepada peneliti.

i. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh dua observer. Satu observer

mengamati responden yang melakukan cuci tangan di keran air dengan

menanyakan kepada setiap responden nama dan alasan cuci tangan dan

mencatat dilembar observasi. Sedangkan observer yang lain mengamati

responden yang melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik

dengan menanyakan kepada setiap responden nama dan alasan cuci

tangan dan mencatat dilembar observasi. Pengamatan dilakukan saat

responden cuci tangan di jam istirahat selama enam hari.

Page 74: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

57

2. Metode Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2008), setelah data penelitian terkumpul, maka

dilakukan proses pengolahan data yang meliputi tahap-tahap sebagai

beikut:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Koding untuk

karakteristik responden diberi kode 1 untuk responden berjenis kelamin

laki-laki, dan 2 untuk responden berjenis kelamin perempuan.

Pengkodean untuk variabel pengetahuan cuci tangan dengan jawaban ya

diberi kode 1 dan tidak diberi kode 0. Variabel perilaku cuci tangan

dengan jawaban dilakukan diberi kode 1 dan tidak dilakukan diberi

kode 0. Sedangkan untuk varibel kejadian diare dengan jawaban pernah

diberi kode 1 dan tidak pernah diberi kode 0.

c. Entry Data

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias juga dengan membuat

tabel kontigensi.

Page 75: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

58

d. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan teknik analisis, khusunya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian yang

bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan statistika inferensial

(menarik kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk

menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau

lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.

G. ANALISIS DATA

Analisis data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Untuk alasan

tersebut dipergunakan uji statistik yang cocok dengan variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini analisis data dibedakan menjadi

dua macam yaitu:

1. Analisis univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian. Dalam penelitian ini analisis univariat menggunakan

distribusi frekuensi dan persentase karena data penelitian bersifat kategorik

(skala nominal dan ordinal).

Analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan setiap variabel yang digunakan penelitian, yaitu : perilaku

cuci tangan terhadap kejadian diare pada siswa. Analisis univariat pada

penelitian ini dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi: a)

Karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur dan kelas; b)

Page 76: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

59

Informasi tentang cuci tangan; c) Pengetahuan cuci tangan pada siswa; d)

Perilaku cuci tangan pada siswa; e) Kejadian diare pada siswa.

2. Analisa bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,2005). Analisis ini

dilakukan untuk melihat ada hubungan antara variabel independen yaitu

perilaku cuci tangan dengan variabel dependen kejadian diare pada anak

siswa. Teknik analisis dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher, dengan

menggunakan derajat kepercayaan 95 % dengan α 5%, sehingga jika nilai

P (p value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan)

atau menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen, dan apabila nilai p value > 0,05 berarti hasil

perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Uji Fisher merupakan alternatif jika syarat uji Chi-square tidak

terpenuhi. Asumsi uji Fisher adalah: (1) Data diukur dengan variabel yang

bersifat kategorik dan (2) Jenis tabel 2x2. Pengujian hipotesis dengan Uji

Fisher menggunakan program SPSS versi 17.

H. ETIKA PENELITIAN

Penelitian memerlukan batasan tertentu agar tidak menyalahgunakan

norma yang ada di lingkungan, oleh karena suatu penelitian membutuhkan

kode etik. Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa kode etik penelitian

adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian

yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti dan masyarakat

Page 77: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

60

yang memiliki dampak dari penelitian tersebut. Tujuan etika penelitian adalah

agar penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan

bagi subjek penelitian, selama prosedur penelitian berlangsung.

Menurut Hidayat (2008), peneliti harus memperhatikan masalah etika

penelitian yang meliputi:

1. Persetujuan responden (informed consent)

Lembar persetujuan diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan informed

consent adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian

yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan

sesudah mengumpulkan data. Jika responden penelitian bersedia diteliti,

maka responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, tetapi

jika menolak untuk diteliti maka tidak akan memaksa dan tetap

menghormati hak-hak responden. Selama penelitian responden bersedia

untuk mengisi kuesioner dan menandatangani lembar persetujuan.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden dalam penelitian, maka peneliti

tidak mencantumkan namanya pada lembar kuesioner data, cukup dengan

memberi nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya diketahui

oleh peneliti.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

Page 78: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

61

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN

1. Profil SDN Ciputat 02

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 2,

Tangerang Selatan-Banten dengan periode pengumpulan data mulai 9

Juni – 17 Juni 2014. Sekolah ini beralamat di Jalan Pemuda no. 7

Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan-Banten.

Tahun 2014, siswa SDN Ciputat 2 berjumlah 629 siswa. Dengan

rincian 123 siswa kelas I, 121 siswa kelas II, 82 siswa kelas III, 90 siswa

kelas IV, 130 siswa kelas V, dan 83 siswa kelas VI. Sekolah ini

mempunyai 12 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1

ruang perpustakaan, 1 ruang olahraga, 1 ruang UKS/UKGS, 1 ruang

mushola, 4 kamar mandi/wc dan 1 ruang kantin.

2. Visi dan Misi SDN Ciputat 02

a. Visi

Menciptakan lulusan yang berkualitas, berakhlak mulia serta unggul

dalam bidang olah raga di Kota Tangerang Selatan

b. Misi

1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif

2) Menciptakan strategi dan kondisi KBM melalui pendekatan

PAKEM

Page 79: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

62

3) Membangun sikap dan perilaku sopan, tanggung jawab, jujur dan

dapat dipercaya

4) Menumbuhkan kemampuan dasar berfikir kritis, kreatif, logis

dalam memecahkan masalah kehidupan dirinya dan lingkungan

masyarakat

5) Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia serta berwawasan

IPTEK dan IMTAQ

6) Mengintensifkan sekolah melalui membaca, percobaan dan

penelitian

7) Menitikberatkan prestasi siswa pada bidang PENJAS

8) Membina hubungan yang baik antar siswa, kepala sekolah, guru,

karyawan, masyarakat dan lembaga terkait.

B. HASIL ANALISIS UNIVARIAT

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel

karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan menggunakan

distribusi frekuensi dan persentase. Analisis univariat pada penelitian ini

dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi: karakteristik responden

yang terdiri dari jenis kelamin, umur dan kelas; informasi tentang cuci

tangan; pengetahuan cuci tangan; perilaku cuci tangan; dan kejadian diare.

Page 80: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

63

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti adalah jenis

kelamin, umur dan kelas. Sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik

di SDN Ciputat 02 (n=56)

Karakteristik

Responden N %

Jenis Kelamin

Laki – laki

Perempuan

Umur

9 tahun

10 tahun

11 tahun

12 tahun

Kelas

Kelas 4

Kelas 5

24

32

4

20

27

5

23

33

42,9

57,1

7,1

35,7

48,2

8,9

41,1

58,9

Tabel 5.1 menunjukan bahwa jenis kelamin responden terbagi rata,

terlihat bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 24 orang (42,9%) dan

jenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (57,1%).

Tabel diatas menunjukan bahwa umur responden tidak terbagi rata,

terlihat bahwa umur 9 tahun sebanyak 4 orang (7,1%), umur 10 tahun

sebanyak 20 orang (35,7%), umur 11 tahun sebanyak 27 orang (48,2%),

dan umur 12 tahun sebanyak 5 orang (8,9%).

Menunjukan bahwa jumlah responden berdasarkan kelas 4 sebanyak

23 orang (41,1%) dan kelas 5 sebanyak 33 orang (58,9%).

Page 81: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

64

2. Informasi Tentang Cuci Tangan

Informasi tentang mencuci tangan responden yang diamati oleh

peneliti adalah waktu memperoleh informasi dan sumber informasi.

Sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Informasi Tentang

Cuci Tangan di SDN Ciputat 02 (n=56)

Informasi tentang Mencuci

Tangan N %

Waktu memperoleh

informasi

Tidak diajarkan

TK

SD kelas 1

SD kelas 2

SD kelas 3

SD kelas 4

SD kelas 5

Sumber Informasi

Tidak diajarkan

Petugas kesehatan

Media cetak

Media elektronik

Guru

Keluarga

11

12

4

6

8

3

12

11

3

0

0

30

12

19,6

21,4

7,1

10,7

14,3

5,4

21,4

19,6

5,4

0

0

53,6

21,4

Tabel 5.2 menunjukan bahwa waktu memperoleh informasi tentang

cuci tangan sangat bervariasi, bahwa yang tidak pernah diajarkan

mencuci tangan sebanyak 11 orang (19,6%), diajarkan saat TK

sebanyak 12 orang (21,4%), diajarkan saat SD kelas 1 sebanyak 4 orang

(7,1%), diajarkan saat SD kelas 2 sebanyak 6 orang (10,7%), diajarkan

saat SD kelas 3 sebanyak 8 orang (14,3%), diajarkan saat SD kelas 4

sebanyak 3 orang (5,4%), diajarkan saat SD kelas 5 sebanyak 12 orang

(21,4%).

Page 82: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

65

Tabel diatas menunjukan bahwa sumber informasi tentang cuci

tangan responden sangat bervariasi, yang tidak pernah diajarkan

mencuci tangan sebanyak 11 orang (19,6%), diajarkan oleh petugas

kesehatan sebanyak 3 orang (5,4%), diajarkan lewat media cetak dan

elektronik tidak ada, diajarkan oleh guru sebanyak 30 orang (53,6%),

diajarkan oleh keluarga sebanyak 12 orang (21,4%).

3. Pengetahuan Cuci Tangan

Pengetahuan responden yang diamati oleh peneliti adalah

sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Cuci Tangan

di SDN Ciputat 02 (n=56)

Pengetahuan N %

Baik

Cukup

Kurang

54

2

0

96,4

3,6

0

Total 56 100

Tabel 5.3 menunjukan bahwa responden memiliki pengetahuan baik

sebanyak 54 orang (96,4%), responden yang memiliki pengetahuan cukup

sebanyak 2 orang (3,6%), dan responden yang memiliki pengetahuan

kurang tidak ada.

Page 83: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

66

4. Perilaku Cuci Tangan

Perilaku responden yang diamati oleh peneliti adalah sebagaimana

tabel dibawah ini:

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Perilaku Cuci Tangan

di SDN Ciputat 02 (n=56)

Perilaku N %

Baik

Kurang

25

31

44,6

55,4

Total 56 100

Tabel 5.4 menunjukan bahwa responden memiliki perilaku baik

sebanyak 25 orang (44,6%), responden yang memiliki perilaku kurang

sebanyak 31 orang (55,4%).

5. Kejadian Diare

Kejadian diare yang diamati oleh peneliti adalah sebagaimana tabel

dibawah ini:

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare selama tiga bulan terakhir

di SDN Ciputat 02 Tahun 2014 (n=56)

Kejadian Diare N %

Tidak Pernah

Pernah

45

11

80,4

19,6

Total 56 100

Tabel 5.5 menunjukan bahwa responden yang tidak pernah diare

selama tiga bulan terakhir sebanyak 45 orang (80,4%) sedangkan

responden yang pernah diare selama tiga bulan terakhir sebanyak 11

orang (19,6%).

Page 84: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

67

C. HASIL ANALISIS BIVARIAT

Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare dengan

menggunakan uji Fisher.

1. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Terhadap Kejadian Diare

Analisis hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare yang

diamati oleh peneliti adalah sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 5.6. Hasil Analisis Hubungan Perilaku Cuci Tangan Terhadap

Kejadian Diare pada Siswa di SDN Ciputat 02

Perilaku

Kejadian Diare Total

value Pernah Tidak Pernah

N % N % N %

Baik

Kurang

1

10

1.8

17.9

24

21

42,9

37.5

25

31

44,6

55,4 0,015

Total 11 19,6 45 80,4 56 100

Tabel 5.6 menunjukan bahwa hasil uji statistik didapatkan nilai p

value = 0.015. Hal tersebut menunjukan ada hubungan antara variabel

perilaku cuci tangan dengan variabel kejadian diare (p < 0.05).

Page 85: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

68

BAB VI

PEMBAHASAN

A. ANALISIS UNIVARIAT

1. Gambaran Karakteristik Responden di SDN Ciputat 02

a. Jenis Kelamin

Jenis kelamin termasuk predisposing factor terjadinya perubahan

perilaku seseorang, bahwa perbedaan jenis kelamin mungkin bisa

mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga perlu

diukur (Green 1980, dalam Notoatmodjo 2007).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan, yaitu sebesar 57,1%, sedangkan

responden laki-laki hanya sebesar 42,9%. Hal ini sebanding dengan

jumlah populasi yang menjadi tempat penelitian, dimana jumlah

populasi sebanyak 119 orang untuk perempuan dan 110 orang untuk

perempuan. Selain itu teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik stratified random sampling, dimana sampel yang

dikehendaki dapat diambil secara acak dan memiliki peluang yang

sama untuk dipilih tanpa pandang bulu.

b. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang cukup dominan terhadap

pembentukan karakteristik seseorang. Umur mempunyai pengaruh

Page 86: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

69

terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah

usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya.

Hasil statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata usia

responden adalah 11 tahun sebesar 48,2%, menurut teori usia

berbanding lurus dengan perilaku. Namun pada penelitian ini usia

tertua 12 tahun sebesar 8,9% lebih sedikit, hal ini dikarenakan pada

usia tersebut berada di jenjang kelas yang sama, sehingga pengetahuan

dan pengalaman yang didapat mereka sama.

c. Kelas

Kelas merupakan jenjang atau tingkatan pada SD, jumlah siswa

pada kelas 4 sebanyak 90 orang dan kelas 5 sebanyak 130 orang. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa responden dari kelas 4 adalah 23

orang (41,1%) dan responden dari kelas 5 sebanyak 33 orang (58,9%).

Hal ini terjadi karena proporsi pengambilan setiap sampel berbeda,

dimana sampel yang dikehendaki dikelompokkan menjadi dua setelah

itu diambil secara acak.

2. Gambaran Informasi Cuci Tangan Responden di SDN Ciputat 02

Hasil penelitian mengenai waktu responden diajarkan mencuci tangan

menunjukkan bahwa sebanyak 21,4% pernah diajarkan mencuci tangan

saat SD kelas 5 dan TK. dan sebanyak 19,6% tidak pernah diajarkan

mencuci tangan. Hal ini diperkuat oleh Wong (2004) memori jangka

pendek anak mulai berkembang dengan baik, namun memori jangka

panjang anak telah berkembang tapi sedikit. Dapat disimpulkan bahwa

daya ingat tentang mencuci tangan pada anak yang diajarkan pada SD

Page 87: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

70

kelas 5 sangat baik dibuktikan dengan nilai pengetahuan mencuci tangan

yang baik pada siswa tersebut.

Hasil penelitian mengenai sumber informasi responden mencuci

tangan menunjukkan bahwa sebanyak 53,6% diajarkan mencuci tangan

oleh guru. dan sebanyak 19,6% tidak pernah diajarkan mencuci tangan.

Berdasarkan penelitian Cahyani (2010), bahwa sumber informasi dapat

mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang, disebabkan karena sumber

informasi tertentu dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang

untuk cuci tangan dengan benar. Salah satu sumber informasi yang dapat

meningkatkan tingkat kepatuahan cuci tangan adalah orang tua.

Penelitian yang dilakukan oleh Catalina Lopez, et al kepada anak-anak

dengan jumlah sampel 645 menunjukkan bahwa anak-anak mencuci

tangan setelah mendapat informasi dari orang tua sebesar 88,5%, dari

sekolah sebesar 66,7%, dari media sebesar 56,8%. Selain itu, siswa yang

mendapat informasi dari orang tua cenderung dua kali lebih benar dalam

mencuci tangan dibandingkan dengan tidak mendapat informasi dari

orang tua (Nutbeam, 1998).

3. Gambaran Pengetahuan Cuci Tangan Responden di SDN Ciputat 02

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2007). Pengetahuan yang dimiliki seseorang tidaklah sama, melainkan

Page 88: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

71

bertingkat-tingkat dimana hal tersebut tergantung pada upaya untuk

mempelajarinya lebih dalam. Adanya variasi pengetahuan menunjukkan

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

pengalaman, tingkat pendidikan, informasi, fasilitas dan sosial budaya.

Hasil penelitian mengenai pengetahuan menunjukkan bahwa

sebagian besar responden sebesar 96,4% memiliki pengetahuan tentang

mencuci tangan yang baik, sebesar 3,6% diantaranya memiliki

pengetahuan cukup, sementara siswa yang memiliki pengetahuan kurang

tidak ada.

Penelitian yang dilakukan oleh Syarifah Fazlin, Suriadi, dan

Riduan Novaris Sianturi (2013), menunjukkan bahwa sebanyak 39,2%

responden memiliki pengetahuan kurang tentang teknik mencuci tangan

yang benar dan yang mengalami kejadian diare tinggi sebanyak 51,4%

responden. Simpulan penelitian tersebut adalah semakin kurang tingkat

pengetahuan siswa tentang teknik mencuci tangan yang benar maka

kejadian diare semakin tinggi.

4. Gambaran Perilaku Cuci Tangan Responden di SDN Ciputat 02

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan

sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo, 2003).

Page 89: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

72

Hasil penelitian mengenai perilaku menunjukkan bahwa sebagian

besar (44,6%) memiliki perilaku cuci tangan yang kurang, dan (55,4%)

memiliki perilaku cuci tangan yang baik.

Hal ini sejalan dengan teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(2010) bahwa perilaku terbentuk karena tiga faktor yaitu faktor

predisposisi (pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,

tradisi, dan sebagainya), faktor pemungkin (sarana dan prasarana atau

fasilitas yang memadai), faktor penguat. Berdasarkan segi fasilitas, masih

kurangnya fasilitas yang memadai untuk siswa mencuci tangan seperti;

kurang mencukupinya sabun, tidak adanya keran air ditempat strategis

(tempat yang sering dikunjungi anak-anak) dan tidak adanya poster

tentang pentingnya mencuci tangan.

Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh

Kemenkes RI (2010) Jika seseorang telah paham pentingnya CTPS

belum tentu mereka otomatis mempraktikkanya. Kenyataan yang

menunjukkan bahwa pengenalan pentingnya CTPS di Indoensia telah

dimulai sejak tahun 80an, namun survey perilaku CTPS di Indonesia

terhadap 5 waktu penting CTPS menunjukkan hasil yang sangat rendah

yaitu: 12% setelah ke jamban, 9% setelah BAB, 14% sebelum makan,

7% sebelum memegang makanan, dan hanya 6% sebelum menyiapkan

makan. Penyampaian pesan harus dilakukan berulang kali agar

pemahaman dapat sejalan dengan praktik perilaku tersebut.

Page 90: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

73

5. Gambaran Kejadian Diare Pada Responden di SDN Ciputat 02

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar

dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan

frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari

(Depkes RI, 2011). Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja

yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan

peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali sehari

(Hidayat, 2006).

Hasil penelitian mengenai kejadian diare menunjukkan bahwa

sebanyak 19,6% pernah mengalami diare selama tiga bulan terakhir dan

80,4% tidak pernah mengalami diare selama tiga bulan terakhir. Diambil

tiga bulan terkahir karena daya ingat anak-anak masih cukup kuat untuk

mengingat kejadian tersebut, hal ini diperkuat oleh Wong (2004) memori

jangka panjang anak telah berkembang dengan baik walaupun sedikit.

Faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak adalah:

sumber air, jamban, kebiasaan jajan, dan kebiasaan cuci tangan (Budi,

2006). Berdasarkan sumber air, penggunaan air yang tercemar dapat

menyebarkan banyak penyakit. Jamban, pengalaman di beberapa negara

membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak

yang besar dalam penurunan resiko terhadap penyakit diare. Kebiasaan

jajan anak usia sekolah dasar sangat berpengaruh pada penyakit diare,

tidak banyak anak yang memperoleh kesempatan mempunyai uang saku

yang banyak, karena itulah mereka cenderung memilih jenis jajanan yang

murah, biasanya makin rendah harga suatu barang atau jajanan makin

Page 91: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

74

rendah pula kualitasnya. Kebiasaan cuci tangan, perilaku cuci tangan

yang buruk berhubungan erat dengan peningkatan kejadian diare dan

penyakit yang lain.Perilaku cuci tangan yang baik dapat menghindarkan

diri dari diare.

Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Sopi

dengan judul prevalensi diare dan faktor yang berhubungan dengan

kejadian diare pada anak SD di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Kota

Surabaya, menunjukkan bahwa ada prevalensi diare sebesar 51,5%.

Analisis Chi-square menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan

antara insiden Diare dengan pengetahuan (p = 0,005), kebiasaan mencuci

tangan (p = 0,012), kebiasaan mengkonsumsi makanan jalan (p = 0,028),

kebiasaan makan beli di kantin sekolah (p = 0,017), kebiasaan makan

beli di warung di luar sekolah (p = 0,001), kebiasaan makan beli di

pedagang keliling (p = 0,015), dan juga dengan perilaku hidup sehat dan

bersih (p = 0,012). Kesimpulannya bahwa pengetahuan, kebiasaan

mencuci tangan, kebiasaan mengkonsumsi makanan jalanan dan juga

perilaku hidup sehat dan bersih dapat mempengaruhi kejadian diare di

kalangan siswa sekolah dasar

Page 92: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

75

B. ANALISIS BIVARIAT

1. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Tehadap Kejadian Diare pada

Siswa di SDN Ciputat 02

Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Fisher. Hasil

uji statistik menunjukan ada hubungan antara variabel perilaku cuci tangan

dengan variabel kejadian diare (p = 0,015). Dimana perilaku yang baik

maka kemungkinan terkena diare kecil, sedangkan perilaku yang kurang

baik maka semakin besar kemungkinan untuk terkena diare.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat WHO (2009) dalam Ernawati

(2012), mencuci tangan dengan sabun telah terbukti mengurangi kejadian

penyakit diare kurang lebih 40%. Mencuci tangan disini lebih ditekankan

pada saat sebelum makan maupun sesudah buang air besar. Cuci tangan

menjadi salah satu intervensi yang paling cost effective untuk mengurangi

kejadian diare pada anak. Selain itu Depkes RI (2009) membuat

kesimpulan, bahwa sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci

tangan dengan sabun dapat memangkas angka penderita diare hingga

separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air,

namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan

kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman

penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman

penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui

tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi,

makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu

atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Kebiasaan cuci

Page 93: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

76

tangan, perilaku cuci tangan yang buruk berhubungan erat dengan

peningkatan kejadian diare dan penyakit yang lain.Perilaku cuci tangan

yang baik dapat menghindarkan diri dari diare (Budi, 2006).

Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Rompas,

Tuda, dan Ponidjan (2013), menunjukan bahwa perilaku cuci tangan

pakai sabun sebanyak 55 anak (93,2%), dan yang tidak terbiasa 4 anak

(6,8%). Anak SD yang menderita diare dalam 3 bulan terakhir sebanyak

11 anak (18.6%), sedangkan anak yang tidak menderita diare 48 anak

(81,4%). Kesimpulan : Ada hubungan antara perilaku cuci tangan pakai

sabun dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah dasar di SD GMIM

2 Lansot Kecamatan Tareran. Dengan nilai p=0,003, ini berarti hubungan

anatara cuci tangan pakai sabun sangat penting untuk mencegah penyakit

termasuk diare

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:.

1. Houthrone effect; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang

diteliti sehingga dapat mempengaruhi jawaban responden.

2. Penelitian bersamaan dengan berlangsungnya class meeting, sehingga

menyebabkan tidak kondusif dalam penelitian

Page 94: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

77

BAB VII

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Gambaran karakteristik siswa di SDN Ciputat 02 yang menjadi responden

dalam penelitian ini, yaitu: persentase jenis kelamin laki-laki sebesar

42,9% dan perempuan sebesar 57,1%, sedangkan untuk umur berkisar

antara 9-12 tahun.

2. Sebagian besar responden (96,4%) memiliki pengetahuan yang baik

tentang mencuci tangan. Tingkat pengetahuan responden tersebut dapat

dijadikan dasar dalam pelaksanaan praktik hidup bersih dan sehat. Hal ini

terjadi karena pengetahuan merupakan bekal yang paling esensial dalam

pembentukan perilaku seseorang.

3. Sebagian besar responden (55,4%) memiliki perilaku yang kurang tentang

mencuci tangan di sekolah. Hal ini disebabkan minimnya fasilitas untuk

mencuci tangan, seperti: keran air ditempat strategis, sabun, dan poster

tentang mencuci tangan.

4. Sebagian kecil responden (19,6%) pernah mengalami diare selama tiga

bulan terakhir. Hal ini disebabkan minimnya kebiasaan mencuci tangan

dengan air mengalir dan menggunakan sabun.

Page 95: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

78

5. Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukan ada hubungan antara

variabel perilaku mencuci tangan dengan variabel kejadian diare (p =

0.015). Dapat disimpulkan bahwa perilaku mencuci tangan yang baik

maka kemungkinan terkena diare kecil, sedangkan perilaku mencuci

tangan yang kurang baik maka semakin besar kemungkinan untuk terkena

diare.

B. SARAN

1. Bagi Sekolah di SDN Ciputat 02

Sekolah perlu menyediakan fasilitas untuk memenuhi perilaku hidup

bersih dan sehat. Selain itu, sekolah perlu bekerja sama dengan tenaga

kesehatan atau instansi kesehatan setempat dalam penerapan perilaku

hidup bersih dan sehat.

2. Bagi Siswa di SDN Ciputat 02

Diharapkan kepada siswa dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat dengan menggunakan fasilitas masing-masing.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan

menambah jumlah variabel dan jumlah sampel penelitian.

Page 96: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

Lampiran 1

Page 97: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
Page 98: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
Page 99: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

Lampiran 2

Informed Consent

(Pernyataan Kesediaan untuk Ikut Penelitian)

Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta memahami

penelitian yang dilakukan dengan judul : “HUBUNGAN PERILAKU CUCI

TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA SISWA DI SDN

CIPUTAT 02”

Dengan ini saya menyatakan kesediaan untuk berperan serta menjadi subjek

penelitian dan bersedia melakukan pemeriksaan sesuai dengan data yang

diperlukan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Ciputat, 2014

Ttd,

_______________________

Page 100: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

Lampiran 3

KODE

KUESIONER TENTANG HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN

TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA SISWA DI SDN CIPUTAT 02

Petunjuk Pengisian

Adik-adik dimohon untuk mengisi identitas diri (nama, umur, jenis kelamin,

kelas) dan sumber informasi

Baca dan jawablah pertanyaan yang menurut kamu paling benar

Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban dari pertanyaan yang ada

A. Identitas Responden

1. Nama : ……………………………………

2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Umur : ………. Tahun

4. Kelas : IV (empat) V (lima)

B. Sumber Informasi

1. Apakah kamu pernah diajarkan mencuci tangan : Ya Tidak

2. Jika ya, saat kelas berapa kamu diajarkan : ………………….

Siapa yang mengajari kamu cara mencuci tangan :

Petugas kesehatan

Media cetak (Koran, majalah)

Media elektronik (televisi, radio)

Guru

Keluarga (orang tua, kakak, dll)

Lain-lain, sebutkan …………….

C. Kuesioner Pengetahuan Mencuci Tangan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dan jari jemari

menggunakan air mengalir dan sabun

Page 101: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

2 Mencuci tangan dengan bersih dapat mencegah penyakit dan memutus mata

rantai kuman

3 Mengusapkan antiseptic (seperti antis, detol) pada tangan dan jari, merupakan

bagian dari cuci tangan

4 Sebelum dan sesudah makan diperlukan mencuci tangan pakai sabun

5 Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah kita bermain/berolahraga

6 Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah setelah buang air

kecil

7 Setelah buang air besar diperlukan mencuci tangan pakai sabun

8 Setelah buang ingus harus mencuci tangan pakai sabun

9 Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah setelah buang sampah

10 Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah menyentuh hewan/unggas

termasuk hewan peliharaan

11 Mencuci tangan pakai sabun diperlukan sebelum mengobati luka

12 Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan diare

13 Selain diare, apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan

infeksi cacing

14 Setelah mencuci tangan tangan diperlukan mengeringkan tangan dengan lap

kering/ tissue

D. Kuesioner Kejadian Penyakit Diare

1 Apakah kamu pernah diare (BAB lebih dar tiga kali dalam sehari

selama tiga bulan terakhir (April-Juni 2014)?

Ya, pernah Tidak pernah

2 Bila ya, bulan apa kamu pernah diare dan berapa lama?

Page 102: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

Lampiran 4

KODE

Lembar Observasi Perilaku Cuci Tangan

Nama : ……………………………………

Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan

Kelas : IV (empat) V (lima)

No Tindakan Hari ke

1 2 3 4 5 6

1 Mencuci tangan menggunakan air

mengalir dan sabun

2 Sebelum makan mencuci tangan

3 Sesudah makan mencuci tangan

4 Setelah bermain/berolahraga mencuci

tangan

5 Setelah buang air kecil/pipis mencuci

tangan

6 Setelah buang air besar/pup/berak

mencuci tangan

7 Setelah buang ingus mencuci tangan

8 Setelah buang sampah mencuci tan gan

9 Setelah menyentuh hewan mencuci

tangan atau mengobati luka

10 Setelah mencuci tangan mengeringkan

dengan tissue atau lap

Keterangan:

0 = tidak dilakukan

1 = dilakukan

Catatan:

__________________________________________________________________

_________________________________________________________________

Page 103: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

Lampiran 5

Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan Cuci Tangan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100.0

Excludeda 0 .0

Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.736 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

pth1 25.98 7.634 .456 .725

pth2 26.00 7.512 .413 .722

pth3 25.95 8.046 .000 .740

pth4 26.00 7.805 .162 .736

pth5 26.00 7.024 .854 .698

pth6 25.98 7.438 .694 .715

pth7 26.05 7.071 .562 .707

pth8 25.98 7.438 .694 .715

pth9 25.98 7.634 .456 .725

pth10 26.00 7.512 .413 .722

pth11 25.98 7.438 .694 .715

pth12 26.02 7.097 .635 .705

pth13 25.98 7.438 .694 .715

pth14 25.98 8.024 -.001 .742

skortotal 13.48 2.012 1.000 .805

Page 104: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

Lampiran 6

Rekapitulasi Data Karakteristik Responden, Variabel Pengetahuan Cuci

Tangan, Variabel Perilaku Cuci Tangan, Variabel Kejadian Diare pada

Siswa di SDN Ciputat 02

No JK Umur Kelas

Nilai

Pengetahuan

Cuci Tangan

Nilai Perilaku

Cuci Tangan Kejadian Diare

1 2 10 4 13 8 1 2 2 10 4 12 8 1 3 2 11 4 11 0 1 4 1 10 4 14 36 0 5 1 11 4 13 32 0 6 1 10 4 13 32 0 7 2 10 4 12 0 0 8 2 9 4 14 0 1 9 2 10 4 14 0 0

10 2 9 4 14 32 0 11 2 9 4 14 0 0 12 1 11 4 14 0 1 13 1 10 4 14 37 0 14 1 10 4 14 0 0 15 1 11 4 14 0 0 16 2 10 4 13 0 1 17 2 10 4 10 0 1 18 2 10 4 11 0 1 19 1 11 4 14 0 0 20 1 10 4 14 32 0 21 1 9 4 12 0 0 22 1 10 4 14 0 0 23 2 12 5 14 0 0 24 2 11 5 14 36 0 25 2 12 5 14 36 0 26 2 11 5 12 0 0 27 2 10 5 14 0 0 28 2 10 5 14 2 0 29 2 10 5 14 2 0 30 2 11 5 13 2 0 31 2 11 5 14 36 0 32 1 11 5 14 2 0 33 1 11 5 14 0 0 34 1 11 5 13 2 0 35 1 11 5 14 2 0 36 1 12 5 14 2 0 37 1 11 5 9 2 0 38 1 10 5 14 0 1 39 1 11 5 14 2 0

Page 105: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

40 2 10 5 14 36 0 41 2 11 5 14 37 0 42 2 11 5 14 38 0 43 2 11 5 14 34 0 44 2 11 5 14 26 1 45 2 11 5 14 34 0 46 2 11 5 14 36 0 47 2 11 5 14 34 0 48 2 12 5 14 38 0 49 2 11 5 14 34 1 50 2 11 5 14 42 0 51 1 10 5 14 34 0 52 1 12 5 14 34 0 53 1 11 5 12 34 0 54 1 11 5 14 34 0 55 1 11 5 14 34 0 56 2 10 4 14 34 0

Keterangan

Jenis Kelamin: 1 = Laki-laki, 2 = Perempuan

Kejadian Diare: 0 = tidak pernah diare, 1 = pernah diare

Page 106: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

Lampiran 7

Hasil Analisis Univariat

Jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 24 42.9 42.9 42.9

Perempuan 32 57.1 57.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 9 4 7.1 7.1 7.1

10 20 35.7 35.7 42.9

11 27 48.2 48.2 91.1

12 5 8.9 8.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

kelas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 4 23 41.1 41.1 41.1

5 33 58.9 58.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

Page 107: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak diajarkan 11 19.6 19.6 19.6

TK 12 21.4 21.4 41.1

SD kelas 1 4 7.1 7.1 48.2

SD Kelas 2 6 10.7 10.7 58.9

SD Kelas 3 8 14.3 14.3 73.2

SD Kelas 4 3 5.4 5.4 78.6

SD Kelas 5 12 21.4 21.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

sumberinfo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak diajarkan 11 19.6 19.6 19.6

petugas kesehatan 3 5.4 5.4 25.0

guru 30 53.6 53.6 78.6

keluarga 12 21.4 21.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

katpengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 54 96.4 96.4 96.4

cukup 2 3.6 3.6 100.0

Total 56 100.0 100.0

Page 108: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

katobservasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 25 44.6 44.6 44.6

kurang 31 55.4 55.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

Statistics

Observasi

N Valid 56

Missing 0

Std. Error of Mean 2.280

Median 5.00

Std. Deviation 17.065

Variance 291.226

Skewness .164

Std. Error of Skewness .319

Kurtosis -1.970

Std. Error of Kurtosis .628

Range 42

Minimum 0

Maximum 42

Kejadiandiare

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 45 80.4 80.4 80.4

pernah 11 19.6 19.6 100.0

Total 56 100.0 100.0

Page 109: HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA · PDF fileterhadap kejadian diare pada siswa di SDN Ciputat 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

Lampiran 8

Hasil Analisis Bivariat

katobservasi * Kejadiandiare Crosstabulation

Kejadiandiare

Total tidak pernah pernah

katobservasi baik Count 24 1 25

Expected Count 20.1 4.9 25.0

% of Total 42.9% 1.8% 44.6%

kurang Count 21 10 31

Expected Count 24.9 6.1 31.0

% of Total 37.5% 17.9% 55.4%

Total Count 45 11 56

Expected Count 45.0 11.0 56.0

% of Total 80.4% 19.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.001a 1 .008

Continuity Correctionb 5.325 1 .021

Likelihood Ratio 8.103 1 .004

Fisher's Exact Test .015 .008

Linear-by-Linear Association 6.876 1 .009

N of Valid Cases 56

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.91.

b. Computed only for a 2x2 table