Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RETENSIO
PLASENTA DI KLINIK BERSALIN RIZKY ANANDA
DI KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh :
SITI TRIWAHYUNI
1801032325
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RETENSIO
PLASENTA DI KLINIK BERSALIN RIZKY ANANDA
DI KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi D4 Kebidanan dan Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)
Oleh :
SITI TRIWAHYUNI
1801032325
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Hubungan Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Retensio Plasenta Di Klinik Bersalin
Rizky Ananda Di Kota Lhokseumawe Tahun
2019
Nama Mahasiswa : Siti Triwahyuni
Nomor Induk Mahasiswa : 1801032325
Minat Studi : D4 Kebidanan
Menyetujui :
Komisi Pembimbing :
Medan, 28 Agustus 2019
Pembimbing I
(Elvi Era Liesmayani, S.Si.T, M.Keb)
Pembimbing II
(Novalita Oriza, SST, M.Kes)
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,
Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt
NIDN. (0125096601)
Telah diuji pada tanggal 28 Agustus 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Elvi Era Liesmayani, S.Si.T, M.Keb
Anggota : 1. Novalita Oriza, SST, M.Kes
2. Wardiah, S.Tr.Keb, M.K.Mi
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb), di Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Keseh atan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukkan tim
penelaah/ tim penguji.
3. Isi skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karna karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan, 28 Agustus 2019
Yang Membuat Pernyataan
(Siti Triwahyuni)
Nim: 1801032325
ii
iii
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RETENSIO
PLASENTA DI KLINIK BERSALIN RIZKY ANANDA
TAHUN 2019
SITI TRIWAHYUNI
1801032325
Bidan dalam pelayanan kesehatan mempunyai peran penting dalam
penurunan angka kematian ibu dan anak sebagai ujung tombak pemberi asuhan
kebidanan. Menurut kementerian kesehatan tahun 2014, bahwa penyebab terbesar
kematian selama 2010-2013 masih tetap sama yaitu Perdarahan (30,3%),
Hipertensi (27,1%) Infeksi (7,3%), Partus lama (1,8%), Abortus (1,6%) dan lain-
lain (40%). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan retensio plasenta di klinik bersalin rizky ananda tahun 2019
Desain penelitian yang digunakan yaitu survey analitik dengan pendekatan
cros secsional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin di Klinik Bersalin
Rizky Ananda sebanyak 355 ibu bersalin yang tercatat pada rekam medik klinik
bersalin Rizki Ananda pada bulan Januari-Desember pada tahun 2018. Sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling yang dimana
memiliki kriteria yaitu sebanyak 78 ibu bersalin yang tercatat di rekam medik
tahun 2018. Data menggunakan data sekunder dan Tersier. Analisa data
menggunakan analisi univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan signifikan antara umur
ibu p = 0,027 < a =0,05 dan POR = 6.949, Paritas diperoleh p = 0,006 < a =0,05
dan POR = 3.061, jarak kehamilan diperoleh p = 0,021 < a =0,05 dan POR =
7.190 riwayat persalinan diperoleh p = 0,027 < a =0,05 dan POR = 6.949 artinya
Ha di terima.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan signifikan antara
umur, paritas, jarak kehamilan dan riwayat terdahulu dengan retensio plasenta di
Klinik Bersalin Rizky Ananda tahun 2019. Selanjutnya kepada tugas kesehatan
agar memberi pelayan kesehatan yang terbaik
Kata Kunci : Umur, Paritas, Riwayat dahulu, Jarak kelahiran, Retensio
Plasenta
Daftar Pustaka : Buku 14, Jurnal 11
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan pada
Program Studi Kebidanan (D4) Institut Kesehatan Helvetia Medan. Judul Skripsi
ini adalah “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Retensio Plasenta di
Klinik Bersalin Rizky Ananda di Kota Lhokseumawe Tahun 2019”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb.) pada Program Studi
D4 Kebidanan Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes., selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik, SDM, Kemahasiswaan dan Alumni Institut Kesehatan Helvetia.
5. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
6. Elvi Era Liesmayani, S.Si.T, M.Keb, selaku Ketua Program Studi D4
Kebidanan Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
sekaligus Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran
dalam membimbing penulis selama penyusunan Skripsi ini.
7. Novalita Oriza, SST, M.Kes selaku Penguji II yang telah meluangkan waktu
dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis selama penyusunan
Skripsi ini.
8. Wardiah, S.Tr.Keb, M.K.M, selaku Penguji III yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini
9. Seluruh Dosen Program Studi D4 Kebidanan yang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Pimpinan Klinik Rizky Ananda yang telah memberi izin melakukan
penelitian disekolah dan membantu selama penelitian dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Teristimewa kepada Ibunda tercinta, abang, kakak dan keluarga tercinta yang
selalu memberikan pandangan, mendukung baik moril maupun materil,
mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan nama satu persatu yang telah
memberikan bantuan moril atau material kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya atas
segala kebaikan yang telah diberikan.
Medan, 28 Agustus 2019
Penulis
Siti Triwahyuni
NIM. 1801032325
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
Nama : Siti Triwahyuni
Tempat/Tanggal Lahir: Lhokseumawe, 08 Juni 1996
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 3 (tiga) dari 3 (tiga) bersaudara
II. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Alm. H. Zul Ucok
Pekerjaan : -
Nama Ibu : Hj. Solhadina Brutu
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kenari Kota Lhokseumawe
III. Riwayat Pendidikan
Tahun 2003-2009 : SD Negeri 2 Banda Sakti
Tahun 2009-2011 : SMP Negeri 5 Lhokseumawe
Tahun 2011-2014 : SMA Negeri 1 Lhokseumawe
Tahun 2014-2017 : Akademi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara
Tahun 2018-2019 : Program Studi D-IV Institut Kesehatan Helvetia
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
ABSTRACT ................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 9
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu............................................... 9
2.2. Telaah Teori ....................................................................... 11
2.2.1. Persalinan ............................................................... 11
2.2.2. Tinjauan Retensio Plasenta ................................... 12
2.2.3. Peran Karakteristik dalam Persalinan ................... 21
2.3. Hipotesis Penelitian ........................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 25
3.1. Desain Penelitian ............................................................... 25
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 25
3.2.1. Lokasi Penelitian .................................................... 25
3.2.2. Waktu Penelitian .................................................... 25
3.3. Populasi dan Sampel .......................................................... 25
3.3.1. Populasi .................................................................. 25
3.3.2. Sampel ................................................................... 26
3.4. Kerangka Konsep ............................................................... 27
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ................... 27
3.5.1. Definisi Operasional ............................................. 27
3.5.2. Aspek Pengukuran ................................................ 28
3.6. Metode Pengumpulan Data ................................................ 29
3.6.1. Jenis Data ............................................................... 29
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data .................................... 29
3.7. Metode Pengolahan Data .................................................. 29
3.8. Teknik Analisis Data ........................................................ 30
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ . 31
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. 31
4.1.1. Batas Geografis Klinik Bersalin Rizky Ananda .... 31
4.1.2. Fasilitas di Klinik Bersalin Rizky Ananda............. 31
4.1.3. Struktur Organisasi Klinik Bersalin Rizky
Ananda .................................................................. 31
4.2. Hasil Penelitian ................................................................. 32
4.2.1. Analisa Univariat .................................................. 32
4.2.2. Analisa Bivariat .................................................... 34
4.3. Pembahasan ...................................................................... 38
4.3.1. Hubungan Umur Ibu Bersalin Dengan Retensio
Plasenta Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun
2019 ....................................................................... 38
4.3.2. Hubungan Paritas Ibu Bersalin Dengan Retensio
Plasenta Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun
2019 ...................................................................... 40
4.3.3. Hubungan jarak kehamilan ibu bersalin dengan
retensio plasenta di klinik bersalin rizky ananda
tahun 2019. ............................................................ 42
4.3.4. Hubungan Riwayat Terdahulu Ibu Bersalin
Dengan Retensio Plasenta Di Klinik Bersalin
Rizky Ananda Tahun 2019. ................................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 47
5.1. Kesimpulan .................................................................. 47
5.2. Saran ............................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 49
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................. 27
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1. Gambaran dan Dugaan Penyebab Retensio Plasenta ............ 15
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen ............................... 28
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Bersalin Di Klinik Bersalin
Rizky Ananda ........................................................................ 32
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan Ibu Bersalin Di
Klinik Bersalin Rizky Ananda ............................................... 32
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Bersalin Di Klinik Bersalin
Rizky Ananda ....................................................................... 33
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Riwayat Dahulu Ibu Bersalin Di Klinik
Bersalin Rizky Ananda .......................................................... 33
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Retensio Plasenta Ibu Bersalin Di
Klinik Bersalin Rizky Ananda ............................................... 33
Tabel 4.6. Hubungan Umur Dengan Retensio Plasenta Pada Ibu
Bersalin Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019 ....... 34
Tabel 4.7. Hubungan paritas dengan Retensio Plasenta pada Ibu
Bersalin Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019 ....... 35
Tabel 4.8. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Retensio Plasenta pada
Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019 .. 36
Tabel 4.9. Hubungan riwayat persalinan dengan Retensio Plasenta
pada Ibu Bersalin Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun
2019 ....................................................................................... 37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Master Data Penelitian .................................................. 51
Lampiran 2 : Hasil Out put Penelitian ................................................ 54
Lampiran 3 : Surat Survey Awal ........................................................ 62
Lampiran 4 : Surat Balasan Survey Awal ........................................... 63
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian ...................................................... 64
Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian......................................... 65
Lampiran 7 : Permohonan Pengajuan Judul Skripsi ........................... 66
Lampiran 8 : Lembar Revisi Proposal ................................................ 67
Lampiran 9 : Lembar Revisi Skripsi .................................................. 68
Lampiran 10 : Lembar Bimbingan Proposal ......................................... 69
Lampiran 11 : Lembar Bimbingan Skripsi ........................................... 71
Lampiran 12 : Dokumentasi Penelitian................................................. 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bidan dalam pelayanan kesehatan mempunyai peran penting dalam
penurunan angka kematian ibu dan anak sebagai ujung tombak pemberi asuhan
kebidanan. Persalinan yang di tanggapi oleh tenaga kesehatan yang terlatih sesuai
prosedur dapat mengurangi risiko permasalahan dalam persalinan seperti
menimbulkan berbagai permasalahan di antaranya perdarahan, robekan jalan lahir,
retensio plasenta.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu di antaranya dapat di lihat dari indikator
angka kematian ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan,persalinan,dan masa nifas yang di sebabkan olehkehamilan,persalinan
atau nifas atau pengelohannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran. Indikator ini tidak hanya
mampu menilai program kesehatan ibu,tetapi juga mampu menilai derajat
kesehatan masyakarat karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayan
kesehatan,baik dari sisi aksebilitas maupun kualitas.(1)
Dibandingkan dengan negara ASEAN pada tahun 2015, Indonesia
menduduki peringkat tertinggi untuk Angka Kematian Ibu. Singapura mencatat
AKI terendah hanya 3 per 100.000 kelahiran hidup, kemudian disusul Malaysia
(29/100.000), Thailand (48/100.000) dan Vietnam (59/100.000).Angka Kematian
Ibu (AKI) adalah salah satu terget yang telah ditetapkan dalam tujuan Millenium
Development Goal’s (MDG’s) ke-5 yaitu peningkatan kesehatan ibu, dimana
2
target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko
jumlah kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Sehingga
diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut namun pada tahun 2015,
MDGs berakhir. Banyak target yang terpenuhi dan banyak juga yang masih jauh
dari target. Dunia pun berubah. MDGs dari yang awalnya berisi 8 tujuan
dirasakan perlu disesuaikan dengan kondisi dunia terkini. Berbagai aktor
pembangunan internasional pun merumuskan pengganti MDGs sehingga
terbentuk skema pembangunan multilateral terbaru yakni yang dikenal sebagai
Sustainable Development Goals (SDGs). Agenda SDGs atau disebut juga dengan
AGENDA 2030 akan menjadi kerangka kerja pembangunan global baru dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan.Mekanisme pembangunan baru ini
memiliki indikator yang lebih kompleks daripada MDGs. AGENDA 2030
memiliki 17 tujuan, 164 target sedangkan MDGs hanya memiliki 8 tujuan.(2)
Angka Kematian Ibu menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 sebanyak 359/100 ribu kelahiran hidup dan AKB 32/1000
kelahiran hidup,Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS (Survei
Penduduk Antar Sensus) baik AKI maupun AKB (angka kematian bayi)
menunjukan penurunan (AKI 305/ 100.000 Kelahiran hidup dan AKB 22,23/
1000 Kelahiran hidup.(3)
Jumlah Kematian Ibu di Kota Medan pada tahun 2016 sebanyak 3 jiwa
dari 47.541 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dilaporkan
sebesar 6 per 100.000 kelahiran hidup, artinya dari 100.000 kelahiran hidup 6 ibu
3
meninggal saat kehamilan, persalinan atau nifas. AKI di Kota Medan mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dimana tahun 2015
jumlah kematian ibu sebanyak 6 jiwa dari 49.251 kelahiran hidup, Faktor
penyebab kematian Ibu ini antara lain disebabkan oleh pendarahan akibat
komplikasi dari kehamilan, eklamsi dan sebab lain. Angka kematianibu
dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan
selamakehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.
AKI ini masih terus menjadi perhatian bagi Dinas Kesehatan Kota Medan, dengan
pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu yang memadai dan pemantauan pelaksanaan
program yang ditujukan kepada ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu dalam masa
nifas.(4)
Perhitungan AKI di setiap kabupaten/kota sulit dilakukan,karena jumlah
kelahiran tidak mencapai 100.00 kelahiran, upaya efektif untuk menurunkan
angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh
tenanaga kesehatan profesional di fasilitas kesehatan,serta meningkatkan
penggunaan kontrasepsi paska persalinan dan penanganan komplikasi maternal.
Berdasarkan data dari profil kesehatan Aceh bahwa angka kematian ibu (AKI)
pada tahun 2016 angka kematian ibu sebesar 167 per 100.000 kelahiran hidup,
proporsi kematian ibu di dominasi oleh kematian ibu nifas 76 kasus (45%)dan di
ikuti kematian bersalin sebanyak 65 kasus (38%) dan kematian ibu hamil
sebanyak 28 kasus (17%).(5)
4
Menurut kementerian kesehatan tahun 2014, bahwa penyebab terbesar
kematian selama 2010-2013 masih tetap sama yaitu Perdarahan (30,3%),
Hipertensi (27,1%) Infeksi (7,3%), Partus lama (1,8%), Abortus (1,6%) dan lain-
lain (40%).(6) Pendarahan Postpartum adalah kehilangan darah antara 500 ml atau
lebih selama bersalin ataupun masa nifas. Tiga faktor utama penyebab kematian
ibu secara langsung adalah Pendarahan, Eklampsia, dan Infeksi dan kematian
ibu secara tidak langsung adalah ibu hamil menderita KEK dan ibu yang
mengalami anemia kurang dari 11 gr/%.(7)
Pendarahan post partum pada 24 jam pertama menyebabkan kematian
sebesar 45%, 68%-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 82%-88%
dalam dua minggu setelah bayi lahir. Penyebab pendarahan postpartum yaitu 4T
(Tonus, Tissu, Trauma, dan Trombin). Penyebab lain pendarahan post partum
antara lain oleh Plasenta Previa, Retensio Plasenta, Atonia Uteri, Inversio
Uteri, Ruptur Uteri, Kehamilan Ektopi, Abortus, Dan Laserasi Jalan Lahir.(8)
Retensio plasenta adalah belum terjadinya pengeluaran plasenta selama 30
menit setelah anak lahir dan tidak semua retensio plasenta menyebabkan
terjadinya perdarahan. Apabila terjadi perdarahan,maka tindakan yang dilakuan
adalah melakukan tindakan manual plasenta pada ibu.Hampir sebagian besar
ganguan pelepasan plasenta di sebabkan oleh ganguan kontraksi uterus.
Perdarahan karena kontraksi rahim yang lemah setelah anak lahir meningkatkan
insiden kehamilan dengan pembesaran rahim yang berlebihan pada kehamila
ganda, Hidramnion,anak terlalu besar ataupun pada rahim yang melemah daya
kontraksinya seperti Grandemultipara, Interval kehamilan yang terlalu dekat pada
5
Usia lanjut, Induksi partus dengan oksitosin, His yang adekuat sehingga anak di
lahirkan terlalu cepat menggunakan vakum maupun secsio sesaria dan
sebagianya.(9)
Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun berisiko tinggi
untuk melahirkan karena Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap
fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi. Hal ini dikarenakan pada usia
dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan
sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita
sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi normal sehingga meningkatkan
kejadian perdarahan postpartum dan paritas pada ibu yang semakin sering hamil
dan melahirkan,semakin dekat jarak kehamilan dan kelahiran, elastisitas uterus
semakin tergangu akibatnya uterus tidak berkontraksi secara sempurna dan
mengakibatkan perdarahan pasca persalinan. Riwayat kehamilan dan persalinan
yang di alami oleh seorang ibu juga merupakan risiko tinggi dalam terjadinya
perdarahan, cidera dalam alat kandungan atau jalan lahir dapat di timbulkan oleh
proses kehamilan terdahulu dan berakibat buruk pada kehamilan yang sedang di
alami hal ini dapat berupa keguguran, bekas operasi secsio cesaria atau bekas
kuretase.(10)
Hasil dari penelitian Emelia Lorena dengan judul “ Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Retensio Plasenta pada ibu di RSUD Kabanjahe tahun
2017” hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada hubungan signifikan antara
umur p- 0,000 ≤α =0,05 paritas p- 0,000 ≤α =0,05 dan riwayat persalinan p-
0,000 ≤α =0,05 pada retensio plasenta.(11)
6
Hasil penelitian dari Riyanto peroleh kejadain retensio plasenta berjumlah
19,3%. Faktor yang berhubungan bermakna antara kejadian retensio plasenta pada
ibu bersalin adalah usia ( p=0,040;POR= 2,414 95% CI:1,110-5,250) dan anemia (
p= 0,027;POR = 2,506, 95% CI:1,170-5,366) sedangkan faktor paritas tidak
terdapat hubungan secara statistic dengan kejadian retensio plasenta pada ibu
bersalin (p=0,060), namun nilai POR =3,023( 95% CI:1,187-8,023) kesimpulan
dari hasil penelitian menunjukan faktor yang meningkatkan kejadian retensio
plasenta adalah usia ibu.(12)
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Klinik Bersalin
Rizky Ananda Tahun 2018 dari 355 ibu bersalin tercatat di rekam medik dan ibu
yang mengalami jarak kehamilan kurang dari 2 tahun adalah 40 ibu, ibu yang
mengalami riwayat bedah persalinan sebanyak 46 orang serta usia ibu yang ≤ 20
tahun ≥ 35 tahun sebanyak 46 orang dan berusia 20-35 sebanyak 32 orang dan ibu
yang memiliki anak lebih dari 3 orang sebanyak 40 ibu
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan tersebut,maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “ Faktor yang berhubungan dengan pada ibu
di Klinik Bersalin Rizky Ananda Kota Lhokseumawe Tahun 2019”
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada Faktor yang
berhubungan dengan Retensio Plasenta Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Kota
Lhokseumawe Tahun 2019”?
7
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi Retensio Plasenta pada ibu di Klinik
Bersalin Rizky Ananda
2. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi umur ibu dengan Retensio Plasenta
pada ibu di Klinik Bersalin Rizky Ananda
3. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi paritas ibu dengan Retensio Plasenta
pada ibu di Klinik Bersalin Rizky Ananda
4. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi riwayat persalinan ibu dengan
Retensio Plasenta pada ibu di Klinik Bersalin Rizky Ananda
5. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi jarak kehamilan terdahulu ibu dengan
Retensio Plasenta pada ibu di Klinik Bersalin Rizky Ananda
6. Untuk mengetahui Hubungan umur Ibu dengan Retensio Plasenta pada Ibu
Bersalin di Klinik Bersalin Rizky Ananda
7. Untuk mengetahui Hubungan Paritas Ibu dengan Retensio Plasenta pada Ibu
Bersalin di Klinik Bersalin Rizky Ananda
8. Untuk mengetahui Hubungan Riwayat Persalinan Terdahulu dengan Retensio
Plasenta pada ibu di Klinik Bersalin Rizky Ananda
9. Untuk mengetahui Hubungan jarak kehamilan dengan Retensio Plasenta pada
ibu di Klinik Bersalin Rizky Ananda
1.4. Manfaat penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat dalam pendidikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
8
1.4.1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang dapat membantu kita untuk lebih
memahami suatu konsep atau teori dalam disiplin ilmu
Adapun manfaat teoritis sebagai berikut:
1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang faktor yang berhubungan
dengan retensio plasenta pada ibu bersalin
2. Sebagai bahan pengembangan keilmuan dan menambah wawasan dan
pengetahuan yang baru mengenai faktor yang berhubungan dengan retensio
plasenta
1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang berisi terapan dan dapat segera
digunakan untuk keperluan praktis,misalnya memecahkan suatu masalah,
membuat keputusan, memperbaiki suatu program yang sedang berjalan.
Adapun manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat bagi responden
Dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang faktor yang berhubungan
dengan retensio plasenta pada ibu bersalin
2. Manfaat bagi tempat penelitian
Sebagai referensi tambahan bagi perpustakaan di institusi kesehatan helvetia
3. Manfaat bagi penelitian terdahulu
Sebagai wahana dalam memperoleh pengetahuan dari lapangan usaha untuk
mengembangkan kemampuan penelitian
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian dari Safni mulia Roza berjudul “Hubungan Umur,Paritas
dengan Retensio Plasenta pada ibu bersalin di RSUD Semeulu periode 2017-
2018”, sebanyak 32 kasus,dimana retensio plasenta dapat menyebabkan
perdarahan Postpartum Primeryang menyebabkan kematian ibu.Pada penelitain
ini menggunakan metode analitik dan desain cross sectinal.Populasi sebanyak 440
ibu bersalin dan pengambilan sampel menggunakan probality sampling dengan
teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 81 orang.Penggumupulan
menggunakan data sekunder yang di ambil dari rekam medik.Hasil penelitian di
dapatkan umur ibu bersalin 21-35 tahun sebanyak 52 ibu bersalin(64,2%) dan
paritas anak1-2 sebanyak 45 ibu bersalin(55,6%) sedangkan ibu bersalin yang
mengalami Retensio Plasenta sebanyak 24 ibu bersalin (29,6%),dapat di
simpulkan bahwa ada Hubungan Umur dan Paritas ibu bersalin dengan kejadian
Retensio Plasenta.(13)
Hasil penelitian yang dilakukan terdahulu oleh Aikurniasari tahun 2015
yang berjudul “Hubungan Graviditas dan Riwayat Abortus dengan kejadian
Retensio plasenta pada ibu bersalin di RSUD dr Soekardji kota Tasikmalaya
periode bulan januari-maret tahun 2015” hasil penelitian menunjukan bahwa
graviditas dengan kejadian Retensio Plasenta pada ibu bersalin di RSUD dr
Soekardjo kota Tasikmalaya frekuensi tertinggi adalah kategori primigravida
sebanyak 95 orang ( 64,2). Hasil uji statistik menunjukan P-value = 0,000 maka
10
keputusan Ho di tolak yang artinya ada hubungan antara graviditas ibu dengan
kejadian retesio plasenta.(14)
Dari hasil penelitian Jurnal Kesehatan Riyanto berjudul “ Faktor Risiko
Kejadian Retensio Plasenta pada ibu bersalin di RSUD Dr H Bob bazar kalianda
tahun 2015 “Peningkatan kejadian Retensio Plasenta dalam 3 tahun terakhir di
RSUD DrH Bob SKM kalianda tahun 2011” tercatat sebanyak 42 (15,9%) kasus
Retensio Plasenta dari 264 persalinan dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 52
(19,3%) kasus dari 269 persalinan dan pada tahun 2013 menjadi 66 (21,3%) kasus
dari 310 persalinan.Hasil penelitian di peroleh kejadain retensio plasenta
berjumlah 19,3%. Faktor yang berhubungan bermakna antara kejadian retensio
plasenta pada ibu bersalin adalah usia ( p=0,040;POR= 2,414 95% CI:1,110-
5,250) dan anemia ( p= 0,027;POR = 2,506, 95% CI:1,170-5,366) sedangkan
faktor paritas tidak terdapat hubungan secara statistic dengan kejadian retensio
plasenta pada ibu bersalin (p=0,060),namun nilai POR =3,023( 95% CI:1,187-
8,023)kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan faktor yang meningkatkan
kejadian retensio plasenta adalah usia ibu dan anemia.(12)
Berdasarkan hasil penelitian dari Ummiati, Hasifah, Magdalena yang
berjudul Karakteristik Terjadinya Retensio Plasenta pada ibu bersalin di Rumah
Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kab Gowa tahun 2013.Desain penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian desriptif.Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 97 orang.Dari hasil penelitian di peroleh hasil bahwa dari faktor umur
68%,faktorparitas 60,8%,faktor jarak kehamilan 63,9% mengalami resiko tinggi
retensio plasenta.Dalam penelitian ini dapat di simpulkan bahwa semakin tua
11
umur ibu,semakin tinggi jumlah paritas dan semakin dekat jarak kelahiran akan
semakin tinggi resiko terjadinya retensio plasenta pada ibu bersalin.(15)
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42minggu),lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun
janin.(16)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir bulan disusul dengan pengeluaran placenta
dan selaput janin dari tubuh ibu.(17)
Persalinan normal adalah suatu keadaan fisiologis atau normal dimana
dapat terjadi sendiri tanpa intervensi penolong.(7)
2. Jenis - jenis Persalinan
1) Persalinan Spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,melalui jalan lahir
ibu tersebut
2) Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps
atau dilakukan operasi secsio caesaria
12
3) Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban pemberian pitocin atau prostaglandin.(18)
3. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan persalinan antara lain:
1) Memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu dan
keluarga selama persalinan dan kelahiran.
2) Melakukan pengkajian,membuat diagnosis, mecegah menangani komplikasi-
komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama kehamilan
3) Melakukan rujukan pada kasus-yang tidak bisa di tangani sendiri untuk
mendapatkan asuhan spesial jika perlu
4) Memberikan asuhan yang adekuat pada ibu,sesuai dengan intervensi minimal
tahap persalinan
5) Memperkecil risiko infeksi dengan melaksankan pencegahan infeksi yang
aman
6) Selalu memberikan kepada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan, adanya
penyulit maupun intervensi yang dilakukan dalam persalinan
7) Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir
8) Membantu ibu dengan pemberiaan ASI dini
2.2.2. Tinjauan Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah
jam setelah kelahiran bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta
(Habitual Retensio Plasenta). Plasenta harus di keluarkan karena dapat
13
menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati,dapat terjadi
plasenta inkarseta,dapat terjadi polip plasenta dan terjadi degerasi ganas korio
korsiomasewaktu suatu bagian plasenta tertinggal maka uterus tdak dapat
berkontraksi secara efektif dan keadaaan ini dapat menimbulkan perdarahan.(9)
1. Jenis-jenis Retensio Plasenta
1) Plasenta Adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta
sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologi
2) Plasenta Akreta adalah implatasi jonjot korion plasenta sehingga mencapai
sebagiaan lapisan miometrium,perlekatan plasenta sebagian atau total pada
dinding uterus.
3) Plasenta Inkreta adalah implantas jonjot korion plasenta hingga mencapai
/melewati lapisan miometrium
4) Plasenta Perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus
lapisan miometruium hinggga mencapai lapisan serosa dinding uterus
5) Plasenta Inkar Serata adalah tertahannnya plasenta di dalam kavum uteri, di
sebabkan oleh kontriksi ostium uteri
2. Penyebab Retensio Plasenta
Secara fungsional Perdarahan Retensio Plasenta dapat terjadi karena his
kurang kuat (penyebab terpenting) dan plasenta sukar terlepas karena tempatnya
(inserti di sudut tuba) terbentuknya Plasenta Membranasea, Plasenta Anularis dan
ukurannya (plasenta yang sangat kecil).Plasenta yang sukar lepas karena
penyebab di atas adalah plasenta adhesive.(9)
14
3. Tanda Dan Gejala retensio plasenta
1) Plasenta Akreta parsial/separasi
a. Konsistensi uterus kenyal
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedang-banyak
e. Tali pusat terjulur sebagian
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta terlepas sebagian
2) Plasenta inkaserta
a. Konsistensis uterus keras
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. Bentuk uterus globular
d. Perdarahan sedang
e. Tali pusat menjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta sudah lepas
h. Syok jarang
i. Konsistensis uterus cukup
j. TFU setinggi pusat
k. Bentuk uterus discoid
l. Perdarahan sedikit/ tidak ada
m. Tali pusat tidak terjulur
15
n. Ostium uteri terbuka
o. Separasi plasenta melekat seluruhnya
p. Syok jarang sekali ,kecuali akibat inversio oleh tarikan kuat pada tali
pusat.
Tabel 2.1. Gambaran Dan Dugaan Penyebab Retensio Plasenta
Gejala Separasi/akreta
parsial
Plasenta
inkarserata Plasenta akreta
Konsistensi uterus Kenyal Keras Cukup
Tinggi fundus Sepusat 2 jari bawah pusat Sepusat
Bentuk uterus Diskoised Agak globelur Diskoid
Perdarahan Sedang-banyak Sedang Sedikit/tidak
Tali pusat Terjulur sebgian Terjulur Tidak terjulu
Ostium uteri Terbuka Kontraksi Terbuka
Separasai plasenta Lepas sebagian Sudah lepas Melekat seluruhnya
Syok Sering Jarang Jarang sekali
4. Penanganan retensio plasenta dengan separasi parsial
1) Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang
akan di ambil
2) Regangkan tali pusat dan minta pasein untuk mengedan bila ekspuluasi
plasenta tidak terjadi,coba traksi terkontrol tali pusat
3) Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 ml RL dengan 40 tetes/menit. Bila
perlu kombinasikan dengan misoprolol 400/rektal
4) Bila traksi terkontrol gagal untuk untuk melahirkan plasenta,lakukan manual
plasenta secara hati-hati dan halus menghindari terjadinya perforasi
perdarahan
5) Lakukan transfusi darah apabila di perlukan
6) Berikanantibiotik profilasis (Ampisilin 2g IV/oral + Metronidazol
supasitora/oral
16
7) Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat,injeksi syok
Neurogenik.(19)
5. Penanganan Plasenta Akreta
1) Tanda penting untuk diagnosa pada pemeriksaan luar adalah ikutnya fundus
atau korpus bila tali pusat di tarik. Pada pemeriksaan dalam sulit di tentukan
tepi plasenta karena implantasi yang dalam
2) Upaya yang di lakukan pada fasilitas kesehatan dasar adalah menentukan
diagnosa,stabilisasi pasien dan rujuk kerumah sakit rujukan karena kasus ini
memerlukan tindakan operatif.
6. Penanganan Retensio Plasenta Secara Umum
1) Jika plasenta terlihat dalam vagina,mintalah ibu untuk mengedan, jika
plasenta dapat dirasakan dalam vagina keluarkan plasenta
2) Pastikan kandung kemih kosong, kalau perlu lakukan katerisasi kandung
kemih
3) Jika plasenta belum keluar, bisa diberikan oksitosin 10 unit dengan jarak 15
menit dari pemberian pertama setelah bayi lahir
4) Jika plasenta belum lahir setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus
terasa berkontraksi, lakukan PTT (pereganangan tali pusat terkendali)
5) Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk melakukan
pengeluaran plasenta secara manual
a. Plasenta yang melekat kuat mungkin merupakan plasenta akreta
17
b. Usaha untuk melepaskan plasenta yang melekat kuat dapat
mengakibatkan perdarahan hebat atau perforasi uterus, biasanya
membutuhkan tindakan histerektomi
c. Jika perdarahan banyak, berikan tranfusi darah
d. Berikan obat obatan antibiotik dan uterotonika
7. Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Dalam melakukan penatalaksanaan pada retensio plasenta sebaiknya harus
mengambil beberapa sikap dalam menghadapi kejadian retensio plasenta.(9)
1) Sikap umum bidan : melakukan pengkajian data secara subjektif dan objektif
antara lain: keadaan umum perdarahan, apakah ibu anemis,bagaimana jumlah
perdarahannya, keadaan umum penderita,keadaan fundus uteri,mengetahui
keadaan plasenta,apakah plasenta inkasereta,melakukan tes plasenta lepas
dengan metode kustern,metode klein, metode starsmean, melakukan
manuaba, memasang infus dan memberikan cairan pengganti.
2) Sikap khusus bidan : pada kejadian retensio plasenta atau plasenta tidak
keluar dalam waktu 30 menit bidan dapat melakukan tindakan manual
plasenta yaitu tindakan untuk mengeluarkan plasenta atau melepas plasenta
secara manual (menggunakan tangan dari tempat implantasi dan kemudian
melahirkannya keluar dari kavum uteri.)
3) Prosedur manual plasenta
8. Penanganan Sisa Plasenta
Suatu bagian dari lobus plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat
berkontraksi secara efektif.(7)
18
1) Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta. Ekplorasi manual
uterus menggunakan untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar
2) Keluarkan plasenta dengan tangan, cunan ovum atau kuret yang besar
a. Jaringan plasenta yang melekat dengan kuat,mungkin merupakan plasenta
akreta
b. Usaha untuk melepaskan plasenta yang melekat kuat dapat
mengakibatkan perdarahan berat atau perforasi uterus,yang biasanya
membutuhkan tindakan histerektomi
c. Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan darah
9. Komplikasi
Plasenta harus di keluarkan karena dapat menimbulkan bahaya.(9)
1) Perdarahan : Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml
selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk Perdarahan karena Retensio
Plasenta.Perdarahan postpartum yang dini mengacu kepada kehilangan darah
sebanyak 500 ml atau lebih selama satu jam pertama sesudah melahirkan.
2) Infeksi karena sebagai benda mati yang tertinggal di dalam rahim
meningkatkan pertumbuhan bakteri dari tempat perlekatan plasenta
3) Dapat terjadi plasenta inkarseratat dimana plasenta melekat terus sedangkan
kontraksi pada ostium baik hingga yang terjadi
4) Terjadi polip plasenta sebagai massa proliferative yang mengalami infeksi
sekunder dan nekrosis
19
10. Penanganan Perdarahan
1) Bila tidak terjadi perdarahan :
a. Perbaiki keadaan umum penderita bila perlu berikan cairan infus atau
transfusi, berikan antibiotik,pemberian antipiretik
b. Kemudian di bantu dengan mengosongkan kandung kemih
c. Lanjutkan memeriksa apakah telah terjadi pemisahan plasenta dengan
cara klein, kutsner, atau strassman
2) Bila terjadi perdarahan
a. Lepaskan plasenta secara manual jika plasenta tidak lengkap dapat di
susul dengan lakukan kuratase
b. Bila plasenta tidak dapat dilepaskan dari rahim,misalnya plasenta
incerata/perserata lakukan histerektomi
11. Prosedur Manual Plasenta
Manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk
mengeluarkan plasenta,teknik melakukanmanual plasenta tidak lah sukar tetapi
harus di perkirakan bagaimana persiapan agar tindakan tersebut dapat
menyelamatkan ibu.(7)
1) Persetujuan tindakan Manual Plasenta: Persetujuan diberikan setelah pasien
di berikan penjelasan yang lengkap dan objektif tentang diagnosa penyakit
upaya penyembuhan
a. Persiapan sebelum tindakan
a) Keadaan umumpenderita di perbaiki dengan cara pemberian cairan
infus RL atau NACL
20
b) Anastesi di perlukan kalau ada constriction ring dengan memberikan
suntikan diazepam 10 mg im yang berguna untuk mengatasi rasa
nyeri
c) Cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat paha
sudah di bersihkan
d) Uji fungsi kelengkapan peralatan resusitasi
e) Siapkan kain alas bokong
f) Berikan obat-obatan seperti analgetika, analgesik suppositoria untuk
perawatan nyeri akut setelah tindakan,sedatif,atripide sulfas
b. Tindakan
a) Kosongkan kandung kemih
b) Jepit tali pusat dengan kocher, tegangkan tali pusat dengan tangan
kiri
c) Jari telunjuk dan ibu jari kiri membuka labia mayora ke arah
lateral,tangan kanan masuk ke introitus vagina secara obstetrik
menelusri tali puat serviks
d) Tangan kiri menhan fundus, tali pusat di pegang oleh asisten
e) Lanjutkan penestrai tangan kann ke kavum uteri, temukan implantasi
dari tepi plasenta
f) Siapkan ujung jari di antar plasenta dan dinding uterus
g) Setelah pemyisipan berhasil, gerakan tangan ke kiri dan kanan secara
bertahap sehingga plasenta dapat di lepaskan dengan tepi luar jari
tangan dalam
21
h) Perhatikan keadaan pasien, segera lakukan tindakan bila terjadi
komplikasi
i) Tangan kiri menahan uterus pada supra pubis
j) Sambil asisten menarik tali pusat, penolong membawa plasenta
keluar dari kavum uteri
k) Lahirkan plasenta dan letakan pada tempatnyadan ganti sarung
tangan
l) Eksplorasi ulang untuk meyakinkan tidak ada plasenta
m) Perhatikan kontraksi uterus dan kemungkinan perdarahan
n) Periksa kembali tanda vital pasien
o) Beritahu pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan sudah selsai
dan ibu tetap masih perlu perawatan.
2.2.3. Peran Karekteristik Ibu Dalam Persalinan Patologi
Kehamilan berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu yaitu:
1. Terlalu muda untuk hamil ( kurang dari 20 tahun)
2. Terlalu tua untuk hamil ( lebih dari 35 tahun)
3. Terlalu sering hamil ( anak lebih dari 3)
4. Terlalu dekat atau rapat jarak kehamilan ( kurang dari 2 tahun)
1. Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur sangat
menentukan suatu kesehatan ibu. Pada ibu kurang dari 20 tahun rahim dan
panggul belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya apabila ibu hamil
pada umur ini mungkin mengalami persalinan lama atau macet, karena ukuran
22
kepala bayi lebih besar sehingga tidak dapat melewati panggulSedangkan pada
umur ibu yang lebih dari 35 tahun kesehatan ibu sudah mulai menurun, jalan lahir
kaku, sehingga rigiditas tinggi, selain itu beberapa penelitian yang di lakukan
bahwa komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia, abortus, partus lama lebih sering
terjadi pada usia dini dan Lebih dari 35 tahun akibatnya.Pada zaman dahulu
akibatnya ibu hamil pada usia ini mungkin lebih besar anak cacat,persalinan lama,
yaitu lebih dari 12 jam pada primi para dan pada multi para 8 jam. Selain itu dapat
mengakibatkan perdarahan karena uterus tidak berkontraksi.(15)
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang di lahikan ibu sampai rahim ibu seperti
sebelum hamil setiap kehamilan rahim mengalami pembesaran,terjadi perengan
otot-otot rahim rahim selama 9 bulan kehamilan akibat regangan tersebut
elasitisitas otot-otot rahim tidak kembali seperti sebelum hamil setelah persalinan,
semakin sering ibu hamil dan melahirkan semakin dekat jarak kehamilan dan
kelahiran,elastisitas uterus semakin tergangu, akibatnya perdarahan pasca
kehamilan. Paritas ibu berlebihan pada multipara akan terjadi kemunduran dan
cacat pada endometrium yang berakibatkan terjadinya fibrosis pada bekas
implantasi plasenta pada persalinan sebelumnya, sehingga vaskularisasi menjadi
berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan janin, plasenta akan
mengadakan perluasan implatansi dan vili khorialis akan menembus dinding
uterua lebih dalam lagi sehingga akan terjadi plasenta adhesive sampai
perkreta.(14)
23
Retensio plasenta sering terjadi pada ibu multiparitas. Paritas mempunyai
pengaruh terhadap kejadian perdarahan yang di akibatkan retensio plasenta karena
pada setiap kehamilan dan persalinan terjadi penurunan sel-sel desidua.
Vaskularisasi endometrium akan berkurang mengakibatkan terjadinya penurunan
suplai darah ke plasenta sehingga plasenta akan mengadakan implasntasi inlah
yang dapat menyebakan tertahannya plasenta atau tidak dapat lahirnya plasenta
setengah jam setelah lahir.
Paritas tinggi mempunyai risiko terjadinya retensio plasenta, hal ini
disebabkan oleh karena adanya ganguan elastisitas otot-otot uterus akibat
berulang-ulang mengalami perengan karena kehamilan sehingga terjadi gangguan
otot-otot uterus untuk berkontraksi sesaat setelah kelahiran bayi yang
mengakibatkan timbulnya perdarahan
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat kehamilan dan persalinan yang di alami oleh seorang ibu juga
merupakan risiko tinggi dalam terjadinya perdarahan, cidera dalam alat
kandungan atau jalan lahir dapat di timbulkan oleh proses kehamilan terdahulu
dan berakibat buruk pada kehamilan yang sedang di alami hal ini dapat berupa
keguguran, bekas operasi secsio cesaria atau bekas kuretase. Perlekatan plasenta
yang abnormal terjadi apabila pembentukkan desidua terganggu. Keadaan yang
terkait mencakup implantasi di segmen bawah uterus; diatas jaringan parut seksio
sesaria atau insisi uterus lainnya atau setelah kuretase uterus (20)
24
4. Jarak Kehamilan
Jarak kelahiran adalah suatu pertimbangan untuk melahirkan anak yang
pertama dengan kelahirasn berikutnya. Jarak kelahiran yang aman pada ibu
sebanyak lebih dari 2 tahun apabila ingin memiliki anak selanjutnya
Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan
yang pertama dengan kelahiran selanjutnya. Jarak kehamilan idealnya lebih dari 2
tahun,proporsi kematian terjadi pada ibu hamil kurang 2 tahun menujukan
proporsi kematian matenal lebih banyak, jarak kehamilan yang terlalu dekat
menyebabkan ibu mempunyai waktu yang singkat untuk memulihkan kondisi
rahimnnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak
yang terlalu dekat berisiko terjadi perdarahan.(15)
2.3. Hipotesa
Hipotesis adalah pernyataan sementara (tentatif) mengenai kemungkinan
hasil dari suatu kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesa juga dapat di
tuliskan dalam beberapa item tersendiri misalnya Ho (Hipotesis Penolokan) dan
Ha (Hipotesis penerima).(21)
Hipotessis dalam penelitian ini “ Ada Hubungan faktor dengan Retensio
Plasenta Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019”.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain cross sectional adalah penelitian yang melakukan observasi dan
pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pengukuran variabel tidak
terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan.(21)
Desain penelitian yang di gunakan adalah survey analitik dengan
pendekatan cross sectional(22). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana faktor yang berhubungan dengan retensio plasentadi klinik Bersalin
Rizky Ananda
3.2. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Jalan Kenari Desa Banda Masen Kec
Banda Sakti Kota Lhokseumawe di Klinik Bersalin Rizky Ananda. Alasan
penelitian karna banyaknya kasus perdarahan retensio plasenta
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu yang di perlukan untuk penelitian ini adalah mulai Februari sampai
Agustus2019
3.3. Populasi Dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yag
mempunyai kualitas dan karakterisktik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
26
untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, jadi populasi tidak hanya
orang, tetapi juga objek dan benda-benda alami yang lain.(23)
Dalam penelitian adalah seluruh ibu bersalin di Klinik dalam populasi di
yang ambil adalah seluruh ibu bersalin di Klinik Bersalin Rizky Ananda sebanyak
355 ibu bersalin yang tercatat pada rekam medik klinik bersalin Rizki ananda
pada bulan Januari-Desember pada tahun 2018
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh
populasi tersebut,bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada di populasi, misalkan keterbatasan dana,waktu,maka peneliti
menggunakan sampel.(24)
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Samplingyaitu sebanyak 78 ibu bersalin yang tercatat di rekam medik tahun 2018.
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:
Kriteria inklusi :
1. Ibu yang bersalin yang mengalami retensio plasenta maupun tidak mengalami
di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2018
2. Ibu yang memiliki rekam medik yang tercatat lengkap sesuai yang dibutuhkan
peneliti
3. Ibu yang memiliki alamat di kecamatan Banda sakti
Kriteria eklusi :
1. Ibu yang mengalami riwayat penyakit keturunan
27
2. Ibu yang bukan memiliki alamat di kecamatan Banda sakti
3.4. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu
Variabel Independen dan Variabel Dependen tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan retensio plasenta.
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.5. Definisi Operasional Dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Definisi Operasional
Berdasarkan uraian di atas maka definisi operasional yang didapat penulis
dari variabel yang di teliti
1) Variabel Bebas :
a. Umur : Umur ibu yang mengalami retensio plasenta maupun tidak
retensio plasenta kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun yang
tercatat di rekam medik
b. Paritas: Berapa kali jumlah kehamilan yang pernah ibu alami yang
dimana terbagi menjadi primipara, multipara, gardemultipara yang di
lahirkan oleh ibu baik hidup maupun mati yang tercatat di rekam medik
1. Umur 2. Jarak kehamilan
3. Paritas
4. Riwayat persalinan
Retensio Plasenta
28
c. Jarak kehamilan : Rentang waktu antara kehamilan ibu sekarang dan
sebelummya yang dimana jarak < 2 tahun adalah jarak yang beresiko dan
jarak > 2 tahun adalah jarak yang aman untuk ibu bersalin dan tercatat di
rekam medik
d. Riwayat persalinan dahulu : Riwayat persalinan yang di alami seorang
ibu yang berakibatkan pada kehamilan dan persalinan sebelumnya yang
tercatat di rekam medik
2) Variabel Terikat : Retensio plasenta yaitu plasenta yang tidak lahir setelah 30
menit yang diketahui dari data rekam medik di Klinik Bersalin Rizky Ananda
3.5.2. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah batasan-batasan yang meliputi cara dan alat
ukur (instrument) hasil pengukuran,kategori dan skala ukur yang digunakan untuk
menilai suatu variabel
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran variabel independen
No Nama
Variabel X Alat ukur Kategori Hasil Skala ukur
1 Umur Data Rekam
Medik
Berisiko=≤ 20 tahun-≥35
tahun
Tidak berisiko= 20-35
tahun
0
1
Ordinal
2 Paritas Data Rekam
Medik
Primipara
Multipara
Grandemultipara
1
2
3
Ordinal
3 Jarak
kehamilan
Data Rekam
Medik
Berisiko=<2 tahun
Tidak berisiko=> 2tahun
0
1
Ordinal
4 Riwayat
persalinan
Data Rekam
Medik
Berisiko= SC, abortus
Tidak berisiko= Normal
0
1
Ordinal
No Variabel Y Alat ukur Kategori Hasil Skala ukur
1 Retensio
plasenta
Data Rekam
Medik
Retensio
Tidak mengalami retensio
0
1
Ordinal
29
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis data
1. Data Sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil dokumentasi oleh pihak
lain misalkan rekam medik,rekapitulasi nilai,dan kunjungan pasien
2. Data Tersier adalah data yang perolah dari naskah yang sudah di publikasikan
yaitu data WHO, SDKI, SUPAS, Kementerian, Profil Kesehatan Daerah
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data
1) Data Sekunder adalah data yang yang di peroleh dari bagian rekam medik
dan status pasien di klinik bersalin rizky ananda.
2) Data Tersier adalah data yang di peroleh dari naskah yang sudah di
publikasikan yaitu data WHO, SDKI, SUPAS, Kementerian, Profil Kesehatan
Daerah
3.7. Metode Pengumpulan Data
Pengolahan data merupakan proses yang snagat penting dalam penelitian
oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar.data yang terkumpul di
olah dengan komputerisasi dengan langkah-langkah sebagi berikut.(25)
1. Colleting
Proses pengolahan data dengan cara mengetik kembali data yang terkumpul
dari rekam medik
2. Cheking
Dilakukan denagn memriksa kelengkapan jawaban rekam medik atau lembar
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
dan pemberian hasil yang valid dan realibel dan terhindar dari bias
30
3. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel
yang di teliti, misalkan nama responden di rubah menjadi inisial
4. Entering
Data yang masih dalam bentuk kode di masukan kedalam program komputer
yang digunakan penelitian adalah SPSS
5. Processing
Semua data yang telah di input kedalam aplikasi komputer akan di olah sesuai
dengan kebutuhan dari penelitian.
3.8. Teknik Analisa Data
3.8.1. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendeskriptifkan data yang dilakukan
pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi
3.8.2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisa yang di gunakan untuk menghubungkan
antara dua variabel,variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk membuktikan
adanya hubunagn yang signifikan secara variabel bebas dengan variabel terikat
digunakan analisis chi-square,pada batas kemaknaan perhitungan statistik p value
(0,05)
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Batas Geografis Klinik Bersalin Rizky Ananda
Klinik Bersalin Rizky ananda salah satu Klinik BPJS yang terletak di jalan
Kenari desa Banda Masen Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, Aceh.
Klinik bersalin ini berbatasan dengan
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jalan Raya Desa Banda Masen
Sebelah Timur : Berbatasan dengan desa Ujong Blang
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan desa Uteun Bayi
Sebelah Barat : Berbatasan dengan desa Banda masen
4.1.2. Fasilitas di Klinik Bersalin Rizky Ananda
Klinik Besalin Rizky Ananda memiliki beberapa ruang seperti :
1. Ruang tunggu
2. Ruang pemeriksaan Kehamilan
3. Ruang VK
4. Ruang Nifas
5. Ruang PI ( pencegahan infeksi)
4.1.3. Struktur organisasi Klinik Bersalin Rizky Ananda
1. Pimpinan Klinik Bersalin Rizky Ananda : Hj. Solhadina Brutu Amd.Keb
2. Dokter Penangung jawab : dr.Weldi Nst
3. Asisten bidan 3 orang
32
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Ananlisi Univariat
Analisi univariat digunakan untuk mendeskriktifkan data yang dilakukan
variabel dari hasil penelitian yang berhubungan dengan retensio plasenta di
Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Bersalin Di Klinik Bersalin Rizky
Ananda
No Umur Jumlah
F %
1 < 20 tahun - > 35 tahun 46 59
2 20 tahun - 35 tahun 32 41
Total 78 100%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi umur
minoritas tidak beresiko sebanyak 32 orang (41%) dan mayoritas beresiko
sebanyak 46 orang (59%).
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan Ibu Bersalin Di Klinik Bersalin
Rizky Ananda
No Jarak Kehamilan Jumlah
F %
1 (> 2 tahun) 38 48,7
2 (< 2 tahun) 40 51,3
Total 78 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi jarak
kehamilan yaitu minoritas terjadi pada jarak > 2 tahun sebanyak 38 orang (48,7%)
dan mayoritas terjadi pada jarak < 2 tahun sebanyak 40 orang (51,3%)
33
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Bersalin Di Klinik Bersalin Rizky
Ananda
No Paritas Jumlah
F %
1 Primipara 28 35,9
2
3
Multipara
Grandemultipara
24
26
30,8
33,3
Total 78 100%
Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi Paritas
yaitu pada primpara 28 orang (35,9 %), sedangkan pada Multipara 24 orang
(30,8%) dan grandemultipara 26 orang (33,3%)
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Riwayat Dahulu Ibu Bersalin Di Klinik Bersalin
Rizky Ananda
No Riwayat Kehamilan
Dahulu
Jumlah
F %
1 Tidak berisiko (Normal) 32 41
2 Berisiko (Sc/Abortus) 46 59
Total 78 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi riwayat
terdahulu yaitu minoritas tidak berisiko sebanyak 32 orang (41 %) dan mayoritas
berisiko sebanyak 46 orang (59, %)
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Retensio Plasenta Ibu Bersalin Di Klinik Bersalin
Rizky Ananda
No Retensio Plasenta Jumlah
F %
1 Tidak mengalami 35 44,9
2 Mengalami 43 55,1
Total 78 100%
34
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi retensio
plasenta mayoritas yang mengalami retensio sebanyak 43 orang (55,1%) dan
minoritas tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 35 orang (44,9%)
4.2.2. Analisis Bivariat
Analisa Bivariat berguna untuk mengetahui kemaknaan hubungan umur,
paritas, riwayat terdahulu, jarak kehamilan pada ibu bersalin dengan
RetensioPlasenta Di Klinik Bersalin Rizky Ananda pada tahun 2019 dengan
menggunakan uji Chi-square
1. Hubungan Umur Dengan Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin Di Klinik
Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
Tabel 4.6. Hubungan Umur Dengan Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin Di
Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
No Umur
Retensio Plasenta
total Siq-p OR Mengalami
Tidak
Mengalami
f % f % F %
1 <20 tahun-> 35 tahun 30 38,5% 16 20,5% 46 59,0% 0,039 6.949
2 20 tahun-35 tahun 13 16,7% 19 24,4% 32 41,0%
Total 43 55,1% 35 44,9% 78 100%
Tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 78 responden yang paling banyak dengan
umur yang berisiko sebanyak 46 orang (59%) diantaranya mengalami retensio
plasenta sebanyak 30 orang (38,5%) dan yang tidak mengalami retensio plasenta
sebanyak 16 orang ( 20,5%). Responden yang paling sedikit dengan umur tidak
berisiko sebanyak 32 orang ( 41%) dan di antaranya yang mengalami retensio
sebanyak 13 orang (16,7%) dan yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak
19 orang (24,4%).
35
Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 4.3.1 di peroleh nilai p
=0,039< a =0,05 dan OR 6.949 kali yang artinya ada pengaruh usia pada ibu yang
mengalami Retensio plasenta. Hal ini menunjukan bahwa Ada Hubungan Antara
Umur Dengan Retensio Plasenta Di Klinik Bersalin Rizky Ananda tahun 2019.
2. Hubungan Paritas Dengan Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin Di
Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
Tabel 4.7. Hubungan paritas dengan Retensio Plasenta pada Ibu Bersalin Di
Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
No Paritas
Retensio Plasenta
Total siq-p OR Mengalami
Tidak
mengalami
f % f % F %
1 Primipara 10 12,8% 18 23,1% 28 35,9%
0,036 3.061 2 Multipara 16 20,5% 8 10,3% 24 30,8%
3 Grande 17 21,8% 9 11,5% 26 33,3%
Total 43 55,1% 35 44,9% 78 100%
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa paritas dari 78 responden yang
paling banyak dengan paritas Grandemulipara berisiko sebanyak 26 orang
(33,3%) diantaranya mengalami retensio plasenta sebanyak 17 orang (21,8%) dan
yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 9 orang (11,5%). Responden
yang paling sedikit dengan paritas multipara sebanyak 24 orang (30,8%) dan di
antaranya yang mengalami retensio sebanyak 16 orang (20,5%) dan yang tidak
mengalami retensio plasenta sebanyak 8 orang (10,3%) dan pada primpara
berisiko sebanyak 28 orang (35,9%) diantaranya mengalami retensio plasenta
sebanyak 10 orang (12,8%) dan yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak
18 orang ( 23,1%).
36
Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 4.3.2 di peroleh nilai p=0,036<
a =0,05 dan nilai OR 3.061 kali yang artinya ada pengaruh paritas pada ibu yang
mengalami Retensio plasenta. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara
Paritas dengan retensio plasenta di Klinik Bersalin Rizky Ananda tahun 2019.
3. Hubungan Jarak Kehamilan dengan retensio plasenta pada ibu bersalin
di klinik bersalin rizky ananda tahun 2019
Tabel 4.8 Hubungan Jarak Kehamilan dengan Retensio Plasenta pada Ibu
Bersalin di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
No Jarak
Kehamilan
Retensio Plasenta
Total Siq-p OR Mengalami
Tidak
mengalami
f % f % F %
0,04 7.190 1 > 2 tahun 16 20,5% 22 28,2% 38 48,7%
2 < 2 tahun 27 34,6% 13 16,7% 40 51,3%
Total 35 44,9% 43 55,1% 78 100%
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 78 responden yang paling
banyak dengan jarak kehamilan yang berisiko atau < 2 tahun sebanyak 40 orang
(51,3%) diantaranya mengalami retensio plasenta sebanyak 27 orang (34,6%) dan
yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 13 orang (16,7%). Responden
yang paling sedikit dengan jarak kehamilan tidak berisiko sebanyak 38 orang
(48,7%) dan di antaranya yang mengalami retensio sebanyak 16 orang (20,5%)
dan yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 22 orang (28,2%).
Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 4.3.3 di peroleh nilai p=0,040<
a =0,05 dan nilai OR 7.190 kali yang artinya ada pengaruh jarak kehamilan pada
ibu yang mengalami Retensio plasenta. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan
37
antara Jarak Kehamilan dengan retensio plasenta di Klinik Bersalin Rizky Ananda
tahun 2019
4. Hubungan Riwayat Persalinan Dengan Retensio Plasenta Pada Ibu
Bersalin Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
Tabel 4.9 Hubungan riwayat persalinan dengan Retensio Plasenta pada Ibu
Bersalin Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
Riwayat
Persalinan
Retensio Plasenta
Total Siq-p OR Mengalami
Tidak
mengalami
f % f % F %
Tidak berisiko 13 16,7% 19 24,4% 32 41,% 0,039 6.949
Berisiko 30 38,5% 16 20,5% 46 59,%
Total 43 55,1% 35 44,9% 78 100%
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 78 responden yang paling
banyak dengan sebanyak 46 orang (59%) diantaranya mengalami retensio plasenta
sebanyak 30 orang (38,5%) dan yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak
16 orang ( 20,5%). Responden yang paling sedikit dengan tidak berisiko sebanyak
32 orang ( 41%) dan di antaranya yang mengalami retensio sebanyak 13 orang
(16,7%) dan yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 19 orang (24,4%).
Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 4.3.4 di peroleh nilai p=0,039<
a =0,05 artinya dan nilai OR 6.949 kali yang artinya ada pengaruh riwayat
persalinan terdahulu pada ibu yang mengalami Retensio plasenta. Hal ini
menunjukan bahwa ada hubungan antara riwayat persalinan terdahulu dengan
retensio plasenta di Klinik Bersalin Rizky Ananda tahun 2019
38
4.3. Pembahasan
4.3.1. Hubungan Umur Ibu Bersalin Dengan Retensio Plasenta Di Klinik
Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 78 responden yang paling
banyak dengan umur yang berisiko sebanyak 46 orang (59%) diantaranya
mengalami retensio plasenta sebanyak 30 orang (38,5%) dan yang tidak
mengalami retensio plasenta sebanyak 16 orang ( 20,5%). Responden yang paling
sedikit dengan umur tidak berisiko sebanyak 32 orang ( 41%) dan di antaranya
yang mengalami retensio sebanyak 13 orang (16,7%) dan yang tidak mengalami
retensio plasenta sebanyak 19 orang (24,4%).
Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 4.6 di peroleh nilai p =0,039 <
a =0,05 dan OR 6.949 kali yang artinya ada pengaruh usia pada ibu yang
mengalami Retensio plasenta. Hal ini menunjukan bahwa Ada Hubungan Antara
Umur dengan Retensio Plasenta Di Klinik Bersalin Rizky Ananda tahun 2019
Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur sangat
menentukan suatu kesehatan ibu. Pada ibu kurang dari 20 tahun rahim dan
panggul belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya apabila ibu hamil
pada umur ini mungkin mengalami persalinan lama atau macet, karena ukuran
kepala bayi lebih besar sehingga tidak dapat melewati panggul Sedangkan pada
umur ibu yang lebih dari 35 tahun kesehatan ibu sudah mulai menurun, jalan lahir
kaku, sehingga rigiditas tinggi, selain itu beberapa penelitian yang di lakukan
bahwa komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia, abortus, partus lama lebih sering
terjadi pada usia dini dan Lebih dari 35 tahun akibatnya. Pada zaman dahulu
akibatnya ibu hamil pada usia ini mungkin lebih besar anak cacat, persalinan
39
lama, yaitu lebih dari 12 jam pada primi para dan pada multi para 8 jam. Selain itu
dapat mengakibatkan perdarahan karena uterus tidak berkontraksi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Darmayanti tahun 2014 yang berjudul “ faktor yang berhubungan dengan retensio
plasenta di RSUD Dr.H.Moch Ansari Salaeh Banjarmasin”, hasil penelitain dari
614 ibu bersalin, 65 orang (10,6%) mengalami retensio plasenta, kategori umur
risiko (< 20 tahun atau > 35 tahun) sebanyak 140 orang (22,8%) dan kategori
paritas risiko (>3) sebanyak 119 orang (19,4%).
Menurut asumsi peneliti, bahwa umur relatif muda atau sebaliknya terlalu
tua cenderung mudah mengalami komplikasi kesehatan, ketika umur ibu kurang
dari 20 tahun maka kematangan organ reproduksinya belum sempurna atau masih
lemah, sedangkan apabila umur ibu lebih dari 35 tahun maka alat reproduksinya
mengalami kemunduran. Hal tersebut menyebabkan timbulnya resiko tinggi
terjadinya retensio plasenta pada ibu.
Tetapi data yang di dapati di lapangan dari 78 responden masih adanya
yang mengalami retensio plasenta pada umur yang tidak berisiko sebesar 13
(16,7%) kemungkinan penyebab dari faktor pendukung lainnya seperti riwayat ibu
terdahulu yang melakukan persalinan secara sesar cesario
Riwayat kehamilan dan persalinan yang di alami oleh seorang ibu juga
merupakan risiko tinggi dalam terjadinya perdarahan yang menyebabkan retensio
plasenta di karenakan perlekatan plasenta yang abnormal apabila pembentuknya
desidua tergangu keadaan tersebut mencakup implantasi di segmen bawah uterus
di atas jaringan parut seksio sesaria atau insisi uterus, hampir seluruh plasenta
40
pada wanita dengan riwayat sesar memperlihatkan serat-serat myometrium secara
mikrokopis.
4.3.2. Hubungan Paritas Ibu Bersalin Dengan Retensio Plasenta Di Klinik
Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa paritas dari 78 responden yang
paling banyak dengan paritas Grandemulipara berisiko sebanyak 26 orang
(33,3%) diantaranya mengalami retensio plasenta sebanyak 17 orang (21,8%) dan
yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 9 orang ( 11,5%). Responden
yang paling sedikit dengan paritas multipara sebanyak 24 orang ( 30,8%) dan di
antaranya yang mengalami retensio sebanyak 16 orang (20,5%) dan yang tidak
mengalami retensio plasenta sebanyak 8 orang (10,3%) dan pada primpara
berisiko sebanyak 28 orang (35,9%) diantaranya mengalami retensio plasenta
sebanyak 10 orang (12,8%) dan yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak
18 orang ( 23,1%).
Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 4.3.2 di peroleh nilai p=0,036
< a =0,05 dan nilai OR 3.061 kali yang artinya ada pengaruh paritas pada ibu yang
mengalami Retensio plasenta. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara
Paritas dengan retensio plasenta di Klinik Bersalin Rizky Ananda tahun 2019.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Aikurniasari tahun 2015 yang berjudul “ hubungan graviditas dan riwayat abortus
dengan kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin di RSUD dr Sejardjo Kota
Tasikmalaya periode bulan Januari-Maret tahun 2015”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa gravidas dengan kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin
di RSUD dr Soekardjo kota tasikmlaya frekuensi tertinggi adalah kategori
41
primigravida sebanyak 95 orang (64,2%). Hasil uji statistik menunjukan p-value
= 0,000 maka keputusan Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara gravida ibu
dengan kejadian retensio plasenta, Paritas 1 dan > 3 mempunyai angka kematian
maternal lebih tinggi,semakin tinggi paritas maka cenderung akan semakin tinggi
angka kematian maternal. Oleh karena itu bidan hendaknya mewaspadai
kemungkinan terjadinya retensi plasenta agar dapat terdeteksi dini dan tertanangi
lebih baik.
Retensio plasenta sering terjadi pada ibu multiparitas. Paritas mempunyai
pengaruh terhadap kejadian perdarahan yang di akibatkan retensio plasenta karena
pada setiap kehamilan dan persalinan terjadi penurunan sel-sel desidua.
Vaskularisasi endometrium akan berkurang mengakibatkan terjadinya penurunan
suplai darah ke plasenta sehingga plasenta akan mengadakan implasntasi inlah
yang dapat menyebakan tertahannya plasenta atau tidak dapat lahirnya plasenta
setengah jam setelah lahir.
Paritas tinggi mempunyai risiko terjadinya retensio plasenta, hal ini
disebabkan oleh karena adanya ganguan elastisitas otot-otot uterus akibat
berulang-ulang mengalami perengan karena kehamilan sehingga terjadi gangguan
otot-otot uterus untuk berkontraksi sesaat setelah kelahiran bayi yang
mengakibatkan timbulnya perdarahan.
Menurut asumsi peneliti adanya hubungan antara paritas dengan retensio
plasenta terkait dengan ibu yang melahirkan pada grandemulti karena setiap
kehamilan dan persalinan terjadi perubahan serabut otot pada uterus yang dapat
menurunkan kemampuan uterus untuk berkontraksi sehingga sulit untuk
42
melakukan peregangan pembuluh darah yang terbuka sehingga menyebabkan
retensio plasenta.
Tetapi data yang terdapat di lapangan masih adanya ibu multipara paritas
yang tidak berisiko tetapi masih mengalami retensio plasenta di sebabkan jarak
kehamilan yang dekat < 2 tahun. Terlalu sering bersalin ( jarak antara kelahiran <
2 tahun) akan menyebakan uterus menjadi lemah sehingga kontraksi uterus
berkurang baik dan menyebabkan terjadinya perdarahan sedangkan pada jarak
persalinan > 10 tahun, dalam keadaan ini seolah-olah menghadapi yang pertama
menyebabkan otot uterus menjadi kakudan kontraksi uterus berkurang.
4.3.3. Hubungan jarak kehamilan ibu bersalin dengan retensio plasenta di
klinik bersalin rizky ananda tahun 2019.
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 78 responden yang paling
banyak dengan jarak kehamilan yang berisiko atau < 2 tahun sebanyak 40 orang
(51,3%) diantaranya mengalami retensio plasenta sebanyak 27 orang (34,6%) dan
yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 13 orang ( 16,7%). Responden
yang paling sedikit dengan jarak kehamilan tidak berisiko sebanyak 38 orang (
48,7%) dan di antaranya yang mengalami retensio sebanyak 16 orang (20,5%) dan
yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 22 orang (28,2%).
Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 4.8 di peroleh nilai p=0,040< a
=0,05 dan nilai OR 7.190 kali yang artinya ada pengaruh jarak kehamilan pada
ibu yang mengalami Retensio plasenta. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan
antara Jarak Kehamilan dengan retensio plasenta di Klinik Bersalin Rizky Ananda
tahun 2019
43
Berdasarkan hasil penelitian dari Ummiati, Hasifah, Magdalena yang
berjudul Karakteristik Terjadinya Retensio Plasenta pada ibu bersalin di Rumah
Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kab Gowa tahun 2013. Desain penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian desriptif. Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 97 orang. Dari hasil penelitian di peroleh hasil bahwa dari faktor umur
68%,faktor paritas 60,8%,faktor jarak kehamilan 63,9% mengalami resiko tinggi
retensio plasenta. Dalam penelitian ini dapat di simpulkan bahwa semakin tua
umur ibu,semakin tinggi jumlah paritas dan semakin dekat jarak kelahiran akan
semakin tinggi resiko terjadinya retensio plasenta pada ibu bersalin.
Jarak kelahiran adalah suatu pertimbangan untuk melahirkan anak yang
pertama dengan kelahiran berikutnya. Jarak kelahiran yang aman pada ibu
sebanyak lebih dari 2 taun apabila ingin memiliki anak selanjutnya.
Jarak kelahiran adalah jarak interval waktu antara dua kehamilan yang
berurutan dari seorang wanita, suatu pertimbangan untuk kelahiran yang pertama
dengan kelahiran anak berikutnya. jarak kelahiran yang aman pada ibu sebaiknya
> 2 tahun apabila ingin mempunyai anak kembali. Bila jarak yang terlalu dekat <
2 tahun cenderung menimbulkan keruskana tertentu pada sistem reproduksi baik
secara fisiologi maupun patologis. Retensio plasenta berisiko terjadi pada ibu
dengan jarak kelahiran kurang dari 2 tahun di karenakan sistem reproduksi yang
belum kembali secara normal.
Menurut asumsi peneliti bahwa jarak kehamilan akan mempengaruhi
kejadian retensio plasenta. Semakin dekat jarak kehamilan maka akan
mempengaruhi retensio plasenta karena kan memberikann efek terhadap
44
kesehatan wanita maupun kesehatan janin yang di kandungnya dikarenakan masih
terjadi perlukan yang belum pulih. Ibu yang mempunyai jarak kelahiran < 2 tahun
yang berisiko untuk bersalin karena bentuk dan fungsi organ reproduksi belum
kembali dalam keadaan normal sehingga fungsinya akan tergangu apabila terjadi
pada kehamilan lagi.
Tetapi data yang dapat di lapangan masih adanya ibu yang tidak berisko
dengan jarak > 2 tahun tetapi mengalami retensio plasenta 16 ( 20,5%) di
karenakan paritas yang tinggi yang menyebakan retensio plasenta.
Paritas tinggi mempunyai risiko terjadinya retensio plasenta, hal ini
disebabkan oleh karena adanya ganguan elastisitas otot-otot uterus akibat
berulang-ulang mengalami perengan karena kehamilan sehingga terjadi gangguan
otot-otot uterus yang melemah untuk berkontraksi sesaat setelah kelahiran bayi
yang mengakibatkan retensio plasenta hingga perdarahan
4.3.4. Hubungan Riwayat Terdahulu Ibu Bersalin Dengan Retensio Plasenta
Di Klinik Bersalin Rizky Ananda Tahun 2019.
Berdasarkan tabel di 4.9 menunjukan bahwa dari 78 responden yang
paling banyak dengan sebanyak 46 orang (59%) diantaranya mengalami retensio
plasenta sebanyak 30 orang (38,5%) dan yang tidak mengalami retensio plasenta
sebanyak 16 orang ( 20,5%). Responden yang paling sedikit dengan tidak berisiko
sebanyak 32 orang ( 41%) dan di antaranya yang mengalami retensio sebanyak 13
orang (16,7%) dan yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 19 orang
(24,4%).
Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 4.3.4 di peroleh nilai p=0,039<
a =0,05 artinya dan nilai OR 6.949 kali yang artinya ada pengaruh riwayat
45
persalinan terdahulu pada ibu yang mengalami Retensio plasenta. Hal ini
menunjukan bahwa ada hubungan antara riwayat persalinan terdahulu dengan
retensio plasenta di Klinik Bersalin Rizky Ananda tahun 2019.
Riwayat kehamilan dan persalinan yang dialami oleh seorang ibu juga
merupakan risiko tinggi dalam terjadinya perdarahan. Cidera dalam alat
kandungan atau jalan lahir dapat ditimbulkan oleh proses kehamilan terdahulu dan
berakibat buruk pada kehamilan yang sedang di alami. Hal ini dapat berupa
keguguran, bekas persalinan berulang dengan jarak pendek, bekas operasi (section
caesarea) atau bekas kuretase. Perlekatan plasenta yang abnormal terjadi apabila
pembentukkan desidua terganggu. Keadaan yang terkait mencakup implantasi di
segmen bawah uterus; diatas jaringan parut seksio sesaria atau insisi uterus
lainnya atau setelah kuretase uterus.
Menurut asumsi peneliti riwayat kehamilan dahulu merupakan faktor
terjadinya retensio plasenta karna terjadinya perlukaan pada uterus yang
menyebakan plasenta tidak terlepas kurang dari 30 menit, tetapi di dalam penelitia
masih di temukan riwayat dahulu tidak berisiko tetapi mengalami retensio
plasenta karena kembali pada faktor umur. Umur sangat menentukan suatu
kesehatan ibu. Pada ibu kurang dari 20 tahun rahim dan panggul belum tumbuh
mencapai ukuran dewasa. Akibatnya apabila ibu hamil pada umur ini mungkin
mengalami persalinan lama atau macet, karena ukuran kepala bayi lebih besar
sehingga tidak dapat melewati panggul Sedangkan pada umur ibu yang lebih dari
35 tahun kesehatan ibu sudah mulai menurun, jalan lahir kaku, sehingga rigiditas
tinggi, selain itu beberapa penelitian yang di lakukan bahwa komplikasi
46
kehamilan yaitu preeklamsia, abortus, partus lama lebih sering terjadi pada usia
dini dan Lebih dari 35 tahun akibatnya. Pada zaman dahulu akibatnya ibu hamil
pada usia ini mungkin lebih besar anak cacat, persalinan lama, yaitu lebih dari 12
jam pada primi para dan pada multi para 8 jam. Selain itu dapat mengakibatkan
perdarahan karena uterus tidak berkontraksi.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dan pembahasan telah
diuraikan sebelumnya mengenai “Faktor-faktor yang berhubungan dengan
retensio plasenta di Klinik Bersalin Rizky ananda Kota Lhokseumawe tahun
2019” maka di peroleh suatu kesimpulan seabagai berikut:
1. Ada hubungan antara umur ibu dengan retensio plasenta di peroleh nilai p =
0,039<a =0,05 artinya Ha di terima dan nilai OR = 6.949 kali yang artinya
ada pengaruh antara umur ibu dengan retensio plasenta
2. Ada hubungan antara Paritas ibu dengan retensio plasenta di peroleh nilai p =
0,036<a =0,05 artinya Ha di terimadan nilai OR = 3.061 kali yang artinya
ada pengaruh antara paritas ibu dengan retensio plasenta
3. Ada hubungan antara jarak kehamilan ibu dengan retensio plasenta di peroleh
nilai p = 0,040<a =0,05 artinya Ha di terimadan nilai OR = 7.190 kali yang
artinya ada pengaruh antara jarak kehamilan ibu dengan retensio plasenta
4. Ada hubungan antara riwayat persalinan dengan retensio plasenta di peroleh
nilai p = 0,039<a =0,05 artinya Ha di terima nilai OR = 6.949 kali yang
artinya ada pengaruh antara riwayat persalinan ibu dengan retensio plasenta
5.2. Saran
Saran-Saran Berdasarkan hasil Penelitian ini di sampaikan kepada
beberapa pihak:
48
1. Saran Teoritis
Untuk dapatmeningkatkan bahan Pengembangan keilmuan dan menambah
wawasan dan pengetahuan yang baru mengenai faktor yang berhubungan
dengan retensio plasenta ibu bersalin.
2. Saran Praktisi
a. Bagi institusi
Agar dapat menjadi bahan evaluasi dari hasil penelitian ini dan dapat
memberikan manfaat bagi mahasiswi khusunya D4 kebidanan Helvetia
Medan tentang Faktor yang berhubungan denagn Retensio Plasenta
sehingga dari berbagai pihak dapat membangun Indonesia sehat.
b. Bagi tempat penelitian
Agar dapat meningkat pelayanan kunjungan ANC dan dapat memberikan
informasi dan penyuluhan tentang pemeriksaaan rutin kehamilan serta
waspada tanda bahaya persalinan
c. Bagi peneliti selanjutnya
Agar dapat menjadi bahan melakukan penelitian lanjutan yang dapat
melengkapi hasil penelitian ini menjadi baik dan sempurna serta dapat
menerapkan di masyarakat
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes. Kementerian Kesehatan Ri. Kementeri Kesehat. 2017;
2. Indonesia Rutgers W. Kertas Kajian Srhr Dan Agenda 2030. Rutgers Wpf
Indones [Internet]. 2015; Available From:
Http:Www.Rutgerswpfindo.Org/Assets/Upload?Sdgs;Paper-Digital-2015.Pdf
3. Kemenkes. Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga. Kesehatan.
2016;
4. Kemenkes. Profil Kesehatan Kota Medan. Kemenkes. 2016;
5. Kemenkes. Profil Kesehatan Aceh. Kemenkes. 2016;
6. Kemenkes. Informasi Data Indonesia. Infodatin. 2014;
7. Maryunani A. Kehamilan Dan Persalinan Patologis Risiko Tinggi Dan
Komplikasi Dalam Kebidanan. Jakarta Timur: Cv Trans Info Medika; 2016.
8. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pt Bima Pusaka; 2010.
9. Rukiyah, Yulianti. Asuhan Kebidanan Iv Patologi Kebidanan. Jakarta Timur:
Cv Trans Info Medika; 2011.
10. Mayang, Firmansyah, Yulinda. Hubungan Faktor Risiko Ibu Bersalin Dengan
Retensio Plasenta. J Acad. 2011;
11. Lorena E. Faktor Yang Berhubungan Dengan Retensio Plasenta Pada Ibu
Bersalin Di Rsud Kabanjahe. 2017;
12. Riyanto. Faktor Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin Di Rsud
Dr.H.Bob Bazar,Skm. Kesehat Metro Sei Wawai. 2015;Viii.
13. Roza Sm. Hubungan Umur Paritas Dengan Retensio Plasenta Pada Ibu
Bersalin Di Rsud Simeulu.
14. Kurniasari A. Hubungan Graviditas Dan Riwayat Abortus Dengan Kejadian
Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin Di Rsud Dr.Soekardjo Kota
Tasikmalaya. Kesehatan. 2015;
15. Ummiati, Hasifah, Magdalena. Karakteristik Terjadinya Retensio Plasenta
Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kab.Gowa.
Kesehatan. 2010;
16. Rukiyah Ay, Yulianti L, Maemunah, Susilawati L. Asuhan Kebidanan Ii
(Persalinan). Jakarta Timur: Cv Trans Info Medika; 2011.
17. Kuswanti I, Melina F. Askeb Ii Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2014.
18. Yanti. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Cv Rihama
Rohima; 2015.
19. Pudiastuti Rd. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologi. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2012.
20. Rustam Mochtar. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran Egc; 2013.
21. Muhammad I. Paduan Penyusunan Karya Ilmiah Bidang Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah. Bandung: Cita Pusaka Medika Perintis; 2016.
22. Setiawan A, Saryono. Metodologi Penelitian Kebidanan Diii,Div,S1,S2.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
23. Jiwantoro Ya. Riset Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana Media; 2017.
50
24. Muhammad I. Pemanfaatan Spss Dalam Penelitian Bidang Kesehatan. Rizal
Muhammad, Editor. Bandung: Cita Pusaka Medika Perintis; 2012. 109 P.
25. Wiratna W. Panduan Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press;
2014.
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Lampiran 3
63
Lampiran 4
64
Lampiran 5
65
Lampiran 6
66
Lampiran 7
67
Lampiran 8
68
Lampiran 9
69
Lampiran 10
70
71
72
Lampiran 11
73
74