14
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) 88 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RSUD ACEH TAMIANG Ns. Zulkarnaini, S.Kep, M.Kep Dosen Program Studi DIII Keperawatan Kota Langsa, Poltekkes Aceh, Coresponding Author email: [email protected] phone cell: 081311345909 Abstrak Latar belakang: Infeksi nosokomial atau yang saat ini dikenal dengan Healthcare Associated Infections (HAIs) adalah suatu penyakit infeksi yang dialami oleh pasien pada waktu dirawat di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Penyakit infeksi nosokomial ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Faktor faktor yang berhubungan dengan upaya perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial adalah motivasi, pendidikan, lama kerja, pelatihan, usia dan jenis kelamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial. Metode: Penelitian ini dilakukan di RSUD Aceh Tamiang menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini adalah perawat yang bekerja di RSUD Aceh Tamiang dengan jumlah 65 orang. Hasil. Uji univariat mayoritas responden; berusia 30 40 tahun (50,8%),perempuan (86,2%), DIII Keperawatan (61,5%) bekerja diatas 5 (lima) tahun (53,8%), belum pernah ikut PPI (90,8%), motivasi tinggi (75,4%), upaya pencegahan infeksi nosokomial dengan baik (73,8%). Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial adalah jenis kelamin (P=0,045) dan motivasi (P=0,003). Faktor yang tidak memiliki hubungan; usia (P=0,928) pendidikan (P=0,628), lama kerja (P=0,823), pelatihan PPI (P=0,327). Faktor yang paling dominan dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial (P=0,004 OR=6,844). Saran. Diharapkan rumah sakit rutin melakukan supervisi ruangan dan memberi reward untuk peningkatan motivasi perawat dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial dan menambah jumlah perawat yang ikut pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI). Keyword: Motivasi, Upaya perawat, Infeksi Nosokomial.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

88

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA

PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

DI RSUD ACEH TAMIANG

Ns. Zulkarnaini, S.Kep, M.Kep

Dosen Program Studi DIII Keperawatan Kota Langsa, Poltekkes Aceh,

Coresponding Author

email: [email protected] phone cell: 081311345909

Abstrak

Latar belakang: Infeksi nosokomial atau yang saat ini dikenal dengan Healthcare

Associated Infections (HAIs) adalah suatu penyakit infeksi yang dialami oleh pasien

pada waktu dirawat di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Penyakit infeksi

nosokomial ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia termasuk

Indonesia. Faktor – faktor yang berhubungan dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial adalah motivasi, pendidikan, lama kerja, pelatihan,

usia dan jenis kelamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor –

faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial.

Metode: Penelitian ini dilakukan di RSUD Aceh Tamiang menggunakan metode

kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dan menggunakan pendekatan cross

sectional. Responden penelitian ini adalah perawat yang bekerja di RSUD Aceh

Tamiang dengan jumlah 65 orang.

Hasil. Uji univariat mayoritas responden; berusia 30 – 40 tahun (50,8%),perempuan

(86,2%), DIII Keperawatan (61,5%) bekerja diatas 5 (lima) tahun (53,8%), belum

pernah ikut PPI (90,8%), motivasi tinggi (75,4%), upaya pencegahan infeksi

nosokomial dengan baik (73,8%). Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan

upaya pencegahan infeksi nosokomial adalah jenis kelamin (P=0,045) dan motivasi

(P=0,003). Faktor yang tidak memiliki hubungan; usia (P=0,928) pendidikan

(P=0,628), lama kerja (P=0,823), pelatihan PPI (P=0,327). Faktor yang paling

dominan dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial (P=0,004 OR=6,844).

Saran. Diharapkan rumah sakit rutin melakukan supervisi ruangan dan memberi

reward untuk peningkatan motivasi perawat dalam upaya pencegahan infeksi

nosokomial dan menambah jumlah perawat yang ikut pelatihan pencegahan dan

pengendalian infeksi (PPI).

Keyword: Motivasi, Upaya perawat, Infeksi Nosokomial.

Page 2: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

89

Pendahuluan

Infeksi nosokomial atau yang saat

ini dikenal dengan Healthcare

Associated Infections (HAIs) adalah

suatu penyakit infeksi yang dialami

oleh pasien pada waktu dirawat di

rumah sakit atau tempat pelayanan

kesehatan. Infeksi nosokomial

merupakan masalah kesehatan yang

makin memerlukan perhatian di bidang

kesehatan di seluruh dunia, baik di

negara berkembang maupun negara

maju. Penyakit infeksi nosokomial

yang didapat di rumah sakit dapat

disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,

atau parasit yang berasal dari dalam

tubuh penderita sendiri maupun berasal

dari sumber eksogin, yaitu dari

lingkungan (udara, air), dari alat-alat

kesehatan (jarum suntik, pelarut obat

suntik),alat bantu pernapasan, kateter

vena, alat transfusi dan perlengkapan

rumah sakit lainnya (meja, kursi,

tempat tidur) yang tercemar. 1

Penyakit infeksi nosokomial ini

masih merupakan salah satu masalah

kesehatan di dunia termasuk Indonesia.

Survei prevalensi yang dilakukan

World Health Associations (WHO,

2009) pada 55 rumah sakit dari 14

negara yang mewakili 4 wilayah

(Eropa, Mediteranian Timur, Asia

Tenggara, dan Pasifik Barat)

menunjukkan rata-rata 8,7% pasien

rumah sakit mengalami infeksi

noskomial. Frekuensi infeksi

nosokomial yang tinggi dilaporkan di

wilayah Asia Tenggara yaitu 10,5%.

Angka kejadian infeksi nosokomial di

negara berkembang didapatkan berupa

angka prevalensi sebesar 12,7% di

Malaysia, dan di Taiwan sebesar 13,8%

serta di Nigeria sebesar 17,5%. 1

Surveilans data infeksi nosokomial

atau HAIs di Indonesia belum banyak

ditemukan dan baru terdapat data HAIs

dari 10 RSU pendidikan. Terdapat

angka kejadian HAIs yang cukup

tinggi, berkisar antara 6-16 % dengan

rata-rata 9,8 %. Seperti halnya

fenomena gunung es, angka tersebut

belum mencerminkan angka

sebenarnya di Indonesia karena

diakibatkan oleh kurangnya pelaporan.2

Saat ini angka kejadian infeksi

nosokomial telah dijadikan salah satu

indikator mutu atau kualitas

pelayanan disebuah rumah sakit.

Berdasarkan Kepmenkes No 129 tahun

2008, standar kejadian infeksi

nosokomial di rumah sakit < 1,5%.

Artinya, bila sebuah rumah sakit

terdapat angka infeksi nosokomial

melebihi 1,5%, maka mutu pelayanan

Page 3: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

90

dirumah sakit tersebut bisa dikatakan

buruk, tergantung tingkat persentasi

infeksi tersebut. 3

Salah satu profesi dirumah sakit

yang terkait langsung dengan angka

kejadian infeksi nosokomial adalah

perawat. Perawat merupakan pemberi

pelayanan kepada pasien selama 24

jam penuh. Bila perawat menjalankan

tugas – tugas pelayanannya sesuai

dengan standar, maka tingkat infeksi

nosokomial bisa ditekan dibawah

standar yang ditetapkan. Namun bila

perawat melakukan tugas – tugasnya

tidak sesuai standar, maka infeksi

nosokomial meningkat, bahkan pada

perawat itu sendiri. Peran perawat

sangat besar dalam proses perawatan

pasien, termasuk didalamnya

melaksanakan pengendalian dan

pencegahan atau mengurangi resiko

penyebaran infeksi nosokomial.

Beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku perawat dalam

upaya pencegahan infeksi nosokomial

diantaranya usia, pendidikan, jenis

kelamin, masa kerja, pelatihan tentang

pencegahan infeksi dan motivasi

perawat itu sendiri.

Penelitian Ningsih di RSU

Sukoharjo, didapatkan sebagian besar

responden memiliki tingkat

pengetahuan, motivasi dan perilaku

perawat tentang infeksi nosokomial

dengan kriteria baik dan ada hubungan

tingkat pengetahuan dan motivasi

dengan perilaku perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial.

Penelitian Jabaruddin di RSU

Pangkalan Bun didapatkan perawat

yang ada ruang rawat inap memiliki

perilaku dengan kategori baik dalam

melakukan pencegahan infeksi

nosokomial dan ada hubungan yang

sedang antara pengetahuan perawat

dengan perilaku pencegahan infeksi

nosokomial. 4

Berdasarkan fenomena bahwa

infeksi nosokomial masih merupakan

masalah umum yang sering terjadi pada

pasien yang dirawat seperti kejadian

peblitis, infeksi post operasi dan infeksi

nosokomial lainnya, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai faktor – faktor yang

berhubungan dengan upaya

pencegahan infeksi nosokomial di

ruang rawat inap RSUD Aceh

Tamiang.

Metode

Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif dengan desain

deskriptif korelasional, yang bertujuan

untuk melihat hubungan antara dua

Page 4: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

91

variabel atau lebih.14 Pendekatan yang

digunakan adalah cross sectional, yaitu

melakukan pengukuran kedua variabel

sesaat pada waktu yang bersamaan.

Penelitian dilaksanakan di seluruh

Ruangan yang ada di RSUD Aceh

Tamiang, Jl. Rumah Sakit, Karang

Baru, pada tanggal tanggal 01 – 15

Oktober 2018. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua perawat

yang bekerja di RSUD Aceh Tamiang

sebanyak 184 orang. Teknik

pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling dengan kriteria;

perawat bersedia menjadi responden.

Penentuan jumlah sampel dengan

menggunakan rumus Slovin sehingga

didapat jumlah sampel sejumlah 65

orang

Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner5 yang

dikembangkan. Untuk mengukur

variabel upaya pencegahan penyakit

infeksi nosokomial, menggunakan

lembar observasi5 dengan mengamati

kinerja perawat dalam melaksanakan

tindakan sesuai SOP, yaitu 6 item

pencegahan infeksi nosokomial; cuci

tangan sebelum melakukan tindakan,

penggunaan alat pelindung diri saat

melakukan tindakan, mempertahankan

prinsip steril saat melakukan tindakan,

melakukan dekontaminasi alat

kesehatan setelah selesai melakukan

tindakan, mengelola sampah medis

sesuai dengan jenisnya, serta cuci

tangan setelah melakukan tindakan.

Masing – masing item diberikan nilai 1

bila melakukan, dan 0 bila tidak

melakukan dengan pengamatan atau

observasi dilakukan 2 (dua) kali untuk

setiap responden.

Penelitian ini mempertimbangkan

etik penelitian, antara lain: (1) ethical

clearence oleh komite etik penelitian

Poltekkes Kemenkes Aceh, setelah

keluar ethical clearance, peneliti

mengurus (2) izin dari Poltekkes Aceh,

kemudian mengurus izin dari RSUD

Aceh Tamiang, kemudian (3) seluruh

responden diberi lembar persetujuan

(informed consent) untuk

ditandatangani bila bersedia menjadi

responden setelah (4) menjelaskan

tujuan penelitian kepada calon

responden, (5) anonymity dan (6)

confidentiality.

Hasil Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah

perawat yang bekerja di RSUD Aceh

Tamiang, jumlah sampel sebanyak 65

orang perawat, berikut gambaran

umum demografi responden seperti

pada tabel 1.

Page 5: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

92

Berdasarkan tabel 1, distribusi

perawat yang menjadi responden pada

penelitian ini, mayoritas berusia usia

30 - 40 tahun (50,8%), mayoritas

perawat berjenis kelamin perempuan

(86,2%), mayoritas responden memiliki

pendidikan DIII Keperawatan (61,5%),

mayoritas responden dengan masa

kerja lebih dari 5 tahun (53,8%), dan

mayoritas responden belum pernah ikut

pelatihan Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi /PPI (90,8%).

Selanjutnya hasil analisis univariat

variabel motivasi perawat, mayoritas

responden perawat yang bekerja di

RSUD Aceh Tamiang memiliki

motivasi yang tinggi (75,4%), seperti

terlihat pada tabel 2

Tabel 1, Gambaran distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, masa kerja, dan pelatihan Pencegahan dan Pengendalian (PPI)

No Demografi responden Jumlah (N=65) Persentase (%)

1 Usia

< 30 tahun 28 43.1

30 - 40 tahun 33 50.8

> 40 tahun 4 6.2

2 Jenis Kelamin

Laki – laki 9 13.8

Perempuan 56 86.2

3 Tingkat Pendidikan

DIII Keperawatan 40 61.5

S1 Keperawatan 13 20.0

S1 Kep + Ners 12 18.5

4 Lama Kerja

< 1 tahun 1 1.5

1 - 5 tahun 29 44.6

> 5 tahun 35 53.8

5 Pelatihan PPI

Pernah 6 9.2

Belum pernah 59 90.8

Page 6: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

93

Kemudian variabel upaya

pencegahan infeksi nosokomial oleh

perawat, mayoritas perawat melakukan

Setelah analisis univariat,

kemudian dilakukan analisis bivariat

seperti tabel 4, tidak terdapat hubungan

antara usia dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial

di RSUD Aceh Tamiang, p value

0.700. Selanjutnya uji hubungan faktor

jenis kelamin dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial,

terdapat hubungan bermakna antara

jenis kelamin dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial,

di RSUD Aceh Tamiang dengan p

value 0.045. Kemudian uji hubungan

faktor pendidikan dengan upaya upaya

pencegahan infeksi nosokomial yang

baik (75,4%) seperti terlihat pada tabel

3.

perawat dalam pencegahan infeksi

nosokomial, tidak terdapat hubungan

antara pendidikan dengan upaya

perawat dalam pencegahan infeksi

nosokomial dengan, p-value 0.372.

Selanjutnya, analisis hubungan

faktor lama bekerja dengan upaya

perawat dalam pencegahan infeksi

nosokomial, tidak ada perbedaan

signifikan, maka tidak terdapat

hubungan antara lama bekerja dengan

upaya perawat dalam pencegahan

infeksi nosokomial di RSUD Aceh

Tamiang, p-value 0,931.

Tabel 2. Gambaran distribusi responden berdasarkan motivasi perawat

Motivasi Jumlah (N) Persentasi (%)

Tinggi 49 75.4

Rendah 16 24.6

Total 65 100

Tabel 3. Gambaran distribusi responden berdasarkan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial.

Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial Jumlah (N) Persentasi (%)

Baik 48 73.8

Kurang baik 17 26.2

Total 65 100.0

Page 7: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

94

Hasil uji hubungan pelatihan

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial, tidak

ada perbedaan yang tidak bermakna,

maka tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara ikut pelatihan PPI

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial dengan

p-value 0,327. Hasil uji hubungan

motivasi perawat dengan upaya

perawat dalam pencegahan infeksi

nosokomial, terdapat perbedaan yang

bermakna, maka ada hubungan yang

bermakna antara motivasi perawat

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial di

RSUD Aceh Tamiang, p-Value 0,003.

Tabel 4, Analisis bivariat faktor – faktor yang berhubungan dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial

No Variabel

Upaya perawat dalam

pencegahan infeksi

nosokomial Total P-Value

Baik Kurang

N % N % N

1. Usia

< 30 tahun 20 71,4 8 28,6 28 0,700

> 30 tahun 28 75,7 9 24,3 37

2. Jenis kelamin

Laki – laki 4 44,4 5 55,6 9 0,045*

Perempuan 44 78,6 12 21,4 56

3. Pendidikan

DIII Keperawatan 28 70 12 30 40 0,372

S1 Kep + Ners 10 73,8 2 26,2 12

4. Lama bekerja

< 5 tahun 1 100 0 0 1 0,931

> 5 tahun 26 73,3 9 25,7 35

5. Pelatihan PPI

Pernah 6 100 0 0 6 0,327*

Beum pernah 42 71,2 17 28,8 59

6 Motivasi

Tinggi 41 83,7 8 16,3 49 0,003

Rendah 7 43,8 9 56,2 17

*)Fisher Exact Test

Page 8: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

95

Selanjutnya dilakukan analisis

multivariat yang bertujuan untuk

mengetahui variabel independen mana

yang paling berhubungan dengan

variabel dependen. Analisis multivariat

ini menggunakan uji regresi logistik,

karena variabel bebas dan variabel

terikat dalam penelitian ini merupakan

data kategorik. Kandidat yang akan

masuk multivariat dipilih melalui

seleksi hubungan variabel independen

dengan dependen yang mengacu pada

hasil analisi bivariat.

Analisis multivariat pada penelitian

ini menggunakan metode analisis data

regresi logistik Backward Stepwise

(Likelihood Ratio), dengan model ini

semua kandidat yang mempunyai p

value < 0,25 dimasukan semua

bersama - sama, kemudian secara

otomatis aplikasi di komputer akan

Apabila pada analisis bivariat

menghasilkan p value < 0,25 maka

variabel tersebut lolos seleksi masuk

kepermodelan multivariat. Berdasarkan

hasil seleksi dari analisis bivariat,

variabel independen yang memiliki P-

Value < 0,25 adalah variabel jenis

kelamin, dan motivasi perawat.

Sementara variabel usia, masa kerja,

pendidikan dan pelatihan PPI memiliki

P-Value > 0,25, seperti yang terlihat

pada tabel 5.

mengeluarkan variabel satu persatu dari

model berdasarkan nilai p value > 0,05.

Selanjutnya aplikasi komputer

menyeleksi dan mengeluarkan secara

bertahap variabel dari permodelan

multivariat. Pada analisis ini hanya ada

dua variabel yang masuk dalam

aplikasi komputer, dengan

Tabel 5. Daftar seleksi multivariat variabel Faktor – faktor yang berhubungan dengan

upaya perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial dari analisis bivariat.

No Variabel P-Value

1 Usia 0,928

2 Jenis kelamin 0,045*

3 Pendidikan 0,628

4 Lama bekerja 0,823

5 Pelatihan PPI 0,327

6 Motivasi 0,003*

* ) Kandidat yang masuk multivariat

Page 9: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

96

menjalankan 1 tahap (step), tidak ada

variabel yang dikeluarkan oleh

aplikasi, sehingga pada tahap akhir

Berdasarkan hasil akhir multivariat

seperti pada tabel 6, variabel yang

berhubungan dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial

adalah motivasi perawat dan jenis

kelamin. Variabel faktor yang paling

kuat hubungan dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial

adalah variabel motivasi perawat

karena memiliki nilai Exp (B) atau OR

sebesar 6,844

Pembahasan

Hasil penelitian didapatkan bahwa

tidak terdapat hubungan antara usia

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial di

RSUD Aceh Tamiang. Penelitian ini

senada dengan penelitian Runtu7

tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku perawat

dalam penerapan universal precautions

di RSUP Prof. Dr. D. Kandou Manado,

permodelan multivariat seperti terlihat

pada tabel 6.

dimana usia tidak memiliki hubungan

yang signifikan dengan upaya

penerapan universal precautions.

Penelitian tersebut mengkategorikan

dua kelompok umur, yaitu kurang atau

sama dengan 35 tahun dan lebih dari 35

tahun. Hasil penelitian ini berbeda

dengan penelitian Efstahiou8 yang

menyimpulkan ada hubungan yang

antara usia dan frekuensi kepatuhan

perawat dengan standar pencegahan

untuk menghindari eksposure paparan

terhadap pathogen.

Hasil uji korelasi jenis kelamin

responden dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial

didapatkan p-value 0,045, yaitu

terdapat hubungan bermakna antara

jenis kelamin dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial

di RSUD Aceh Tamiang. Hasil

penelitian ini berbeda dengan

Tabel 6. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Faktor – faktor yang

berhubungan dengan Upaya perawat dalam pencegahan Infeksi Nosokomial.

No Variabel B P-Value OR 95% CI

1 Jenis kelamin 1,590 0,052 4,902 0,985 – 24,394

2 Motivasi 1,923 0,004 6,844 1,860 – 25,182

Page 10: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

97

penelitian yang menyatakan jenis

kelamin tidak ada hubungan dengan

terjadinya infeksi nosokomial.9 Subyek

penelitian tersebut bukan perawat

sebagai responden, berbeda dengan

penelitian ini, sehingga hasil yang

didapat juga berbeda. Penelitian lain

yang menganalisis tingkat kepatuhan

terhadap aturan pada jenis kelamin

laki-laki dan perempuan ditemukan

bahwa perempuan mempunyai

intensitas kepatuhan terhadap aturan

lebih tinggi (dengan mean = 9.06)

daripada laki-laki (mean = 7.50)

dengan nilai “t” = -2.819 (P = 0.006),

hal ini menunjukkan bahwa perbedaan

intensitas kepatuhann terhadap aturan

antara perempuan dan laki-laki

merupakan perbedaan yang sangat

signifikan10. Upaya pencegahan infeksi

nosokomial merupakan sebuah standar

(SOP) yang menjadi aturan yang harus

patuhi di semua rumah sakit dan

fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Hasil analisis hubungan pendidikan

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial

didapatkan p-value 0,372, tidak

terdapat hubungan antara pendidikan

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial di

RSUD Aceh Tamiang. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian11 yang

meneliti perilaku kepatuhan perawat

dalam pencegahan infeksi di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta, tidak ada

hubungan yang bermakna antara

pendidikan dengan perilaku kepatuhan

perawat. Hasil penelitian Runtu7

berbeda dengan hasil penelitian ini

dimana pendidikan mempunyai

hubungan yang dengan perilaku

perawat dalam penerapan universal

precautions dengan nilai signifikansi

sebesar 0,024. Namun demikian, pada

penelitian ini terdapat perbedaan yang

tidak signifikan, responden

Keperawatan DIII Keperawatan (70%)

dan S1 Keperawatan (76,9%) serta

Ners (73,8%) memiliki upaya

pencegahan infeksi nosokomial yang

baik.

Berdasarkan hasil uji lama bekerja

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial, tidak

terdapat hubungan antara lama bekerja

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial di

RSUD Aceh Tamiang, p-value 0,931.

Penelitian ini senada dengan penelitian

Runtu7 di RSUP Prof. Dr. D. Kandou

Manado, dimana masa kerja atau lama

kerja tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan upaya penerapan

Page 11: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

98

universal precautions atau upaya

pencegahan infeksi nosokomial.

Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian11 yang meneliti perilaku

kepatuhan perawat dalam pencegahan

infeksi di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta, mendapatkan hasil bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna

antara lama kerja dengan perilaku

kepatuhan perawat dalam pencegahan

infeksi.

Hasil uji hubungan pelatihan PPI

(Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial

didapatkan hasil tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara ikut

pelatihan PPI dengan upaya perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial

di RSUD Aceh Tamiang p-value 0,327.

Penelitian ini senada dengan penelitian

Runtu7 di RSUP Prof. Dr. D. Kandou

Manado, pelatihan yang dilakukan oleh

perawat tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan upaya penerapan

universal precautions atau upaya

pencegahan infeksi nosokomial.

Pelatihan terkait pengendalian Infeksi

adalah pelatihan Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI), untuk

melatih perawat memahami standar

pencegahan dan pengendalian infeksi

di rumah sakit, termasuk infeksi

nosokomial. Keberhasilan program dari

PPI di suatu Rumah Sakit ditandai

dengan kesadaran dari petugas

pelayanan kesehatan dalam upaya

menurunkan angka infeksi di Rumah

Sakit, terutama perawat yang memiliki

kontak langsung dengan pasien.

Hasil analisis bivariat hubungan

motivasi dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial

didapatkan P-Value 0,003. Terdapat

hubungan yang bermakna antara

motivasi perawat dengan upaya

perawat dalam pencegahan infeksi

nosokomial di RSUD Aceh Tamiang.

Hasil ini sejalan dengan penelitian5

yang mendapatkan hasil hubungan

bermakna antara motivasi dengan

upaya perawat dalam pencegahan

infeksi nosokomial dengan nilai p=

0,024. Penelitian senada lainnya12

dengan hasil terdapat hubungan yang

bermakna antara motivasi perawat

dengan upaya pencegahan infeksi

nosokomial. Hasil senada juga dari

penelitian13 yang menguji hubungan

antara motivasi dengan kinerja perawat

dalam pencegahan infeksi nosokomial

didapatkan hasil ada hubungan yang

bermakna antara kedua variabel

tersebut.

Page 12: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

99

Berdasarkan hasil akhir

multivariat, variabel yang berhubungan

dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial adalah

motivasi perawat dan jenis kelamin.

Variabel faktor yang paling kuat

hubungan dengan upaya perawat dalam

pencegahan infeksi nosokomial adalah

variabel motivasi perawat karena

memiliki nilai Exp (B) atau OR sebesar

6,844.

Hasil ini sejalan dengan

penelitian14 juga di ruang rawat khusus

RSUP Prof.dr.R. D. Kandou Manado

yang menyatakan bahwa motivasi

berhubungan paling dominan terhadap

kinerja perawat dalam pencegahan

kejadian luka dekubitus. Penelitian

Runtu7 yang melakukan analisis

multivariabel menggunakan regresi

logistik tentang faktor faktor yang

berhubungan dengan perilaku perawat

dalam penerapan universal

precautions, mendapatkan hasil yang

berbeda bahwa sarana prasarana

memiliki hubungan paling dominan

dengan perilaku perawat dalam

penerapan universal precautions.

Penelitian lainnya15 didapatkan variabel

yang paling dominan adalah variabel

supervisi yang berhubungan dengan

kepatuhan perawat melakukan hand

hygiene dalam mencegah infeksi

nosokomial di ruang inap di RSA

Manado. Ini berarti supervisi yang baik

di rumah sakit berpeluang 28 kali lebih

besar untuk melakukan kepatuhan hand

hygiene dibandingkan dengan supervisi

yang kurang baik.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian,

disimpulkan, tidak ada hubungan yang

signifikan usia responden dengan

upaya pencegahan infeksi nosokomial,

terdapat hubungan yang signifikan

jenis kelamin responden dengan upaya

pencegahan infeksi nosokomial, tidak

ada hubungan yang signifikan

pendidikan responden dengan upaya

pencegahan infeksi nosokomial, tidak

ada hubungan yang signifikan lama

kerja responden dengan upaya

pencegahan infeksi nosokomial. Tidak

ada hubungan yang signifikan

pelatihan PPI responden dengan upaya

pencegahan infeksi nosokomial dan

terdapat hubungan yang signifikan

motivasi responden dengan upaya

pencegahan infeksi nosokomial.

Motivasi adalah faktor yang

berhubungan paling dominan dengan

upaya pencegahan infeksi nosokomial

(P=0,004 OR=6,844)

Page 13: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

100

Manajemen rumah sakit

diharapkan terus melakukan supervisi

terkait upaya pencegahan infeksi

nosokomial, sehingga angka infeksi

nosokomial bisa terus ditekan. Rumah

sakit juga diharapkan memberi

penghargaan atau reward bagi ruangan

– ruangan yang angka infeksi

nosokomial paling minim, sehingga

bisa meningkatkan motivasi perawat

dalam melaksanakan praktek asuhan

keperawatan dengan tetap

mengedepankan manajemen

keselamatan pasien. Satu lagi, rumah

sakit diharapkan meningkatkan jumlah

perawat yang ikut pelatihan

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

(PPI).

Hasil penelitian ini diharapkan bisa

menjadi referensi bagi mahasiswa atau

pendidikan keperawatan, untuk

mengedepankan management patient

safety saat melaksanakan praktek klinik

keperawatan di rumah sakit, sehingga

kewajiban dalam mencegah infeksi

nosokomial terpapar sejak dari

pendidikan sehingga sudah terbiasa

saat melaksanakan praktek

keperawatan nanti. Penelitian ini

diharapkan bisa menjadi referensi

untuk penelitian selanjutnya yang lebih

baik dengan metode penelitian yang

berbeda, khususnya tentang upaya

pencegahan infeksi nosokomial.

Daftar Pustaka

1. Soedarto (2016) Infeksi

Nosokomial Di Rumah Sakit.

Jakarta: Sagung Seto

2. Depkes RI (2008). Pedoman

pencegahan dan pengendalian

infeksi di rumah sakit dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

3. Depkes RI (2007). Pedoman

manajerial pencegahan dan

pengendalian infeksi di rumah sakit

dan fasiltas pelayanan kesehatan

lainnya. SK Menkes

No270/MENKES/ 2007. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

4. Jabarudin (2017). Hubungan

Pengetahuan Perawat Dengan

Perilaku Pencegahan Infeksi

Nosokomial. Jurnal Borneo

Cendekia. Volume 1 No 1 Januari

2017

5. Sukma Yunita (2017) Hubungan

Motivasi Perawat dengan Upaya

Pencegahan Infeksi Nosokomial di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan: USU Medan

6. Hastono, S.P. (2007). Basic date

analysis for health research

Training ( Analisi Data Kesehatan).

Depok: FKM UI

7. Lorrien G. Runtu, (2013) Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan

Perilaku penerapan universal

precautions di RSUP Prof. Dr. D.

Kandou Manado JUIPERDO, VOL

2, N0. 1 Maret 2013

Page 14: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

101

8. Efstahiou, G., Papastavrou, E.,

Raftopoulos, V.,& Merkouris,A

(2011). Factors influencing nurses’

complience with standard

Preacautions in order to avoid

occupational exposure to

microorganisms: A focus group

study. Journal BioMed Central

Nursing. 10 (1): 1-12.

9. Jupri Kartono (2009). Analisis

Faktor-Faktor Risiko yang

Mempengaruhi Terjadinya Infeksi

Nosokomial Di Ruang Rawat Anak

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung.

10. Fathul Lubabin Nuqul (2007)

Perbedaan Kepatuhan terhadap

Aturan: Tinjauan kepribadian

introvert-ekstrovert, jenis kelamin

dan Lama tinggal Di Ma’had Ali

Universitas Islam Negeri (UIN)

malang. Psikoislamika, vol. 4 no. 2

th 2007 hal 230 – 243

11. Wiwik Setiyawati (2008). Faktor-

faktor yang berhubungan dengan

perilaku kepatuhan perawat dalam

pencegahan infeksi luka operasi di

ruang rawat inap RSUD dr.

Moewardi Surakarta. Berita Ilmu

Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol

. 1 No.2, 92 Juni 2008 :87-92

12. Ermanita (2012) Hubungan

Motivasi Perawat Dengan Upaya

Pencegahan Infeksi Nosokomial Di

Ruang Rawat Inap Seurune I, PICU

Dan NICU Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda

Aceh Tahun 2012.

13. Komariah, (2014) Hubungan

Pengetahuan, Motivasi, Dan

Supervisi Dengan Kinerja

Pencegahan Infeksi Nosokomial Di

RSUD Haji Makassar, Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin: Makassar

14. E. M. D. Kosegeran, (2016)

Analisis Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kinerja

Perawat Dalam Pencegahan

Kejadian Luka Dekubitus di Ruang

Rawat Khusus RSUP Prof.DR.R.

D. Kandou: Manado

15. Feiby J. Umboh, (2016). Analisis

Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kepatuhan Perawat

Melaksanakan Hand Hygiene

Dalam Mencegah Infeksi

Nosokomial Di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Advent Manado:

Universitas Sam Ratulangi