144
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI SAYUR PADA SISWA-SISWI KELAS 4 DAN 5 MADRASAH IBTIDAIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.) OLEH : ARINA MUTHIA NURSANI NIM : 1112101000040 PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI

SAYUR PADA SISWA-SISWI KELAS 4 DAN 5 MADRASAH IBTIDAIYAH

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)

OLEH :

ARINA MUTHIA NURSANI

NIM : 1112101000040

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

ii

Page 3: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

iii

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Juni 2017

Penguji I

Ratri Ciptaningtyas, MHS

NIP. 19840404 200912 2 007

Penguji II

Febrianti, S.P., M.Si

NIP. 19710221 200501 2 004

Page 4: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2017

Page 5: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

v

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI

Skripsi, Juni 2017

ARINA MUTHIA NURSANI, NIM: 1112101000040

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

xix + 125 halaman, 22 tabel, 2 bagan, 8 lampiran

ABSTRAK

Preferensi sayur diartikan sebagai derajat suka atau tidak suka terhadap

sayur. Preferensi memiliki pengaruh yang penting dalam pemilihan makanan yang

akan dikonsumsi oleh anak-anak dan pemilihan makanan favorit mereka di

kemudian hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

karaktersitik individu (jenis kelamin dan pengetahuan sayur), karakteristik makanan

(penilaian terhadap rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan bumbu) dan

karakteristik lingkungan (kesukaan orang tua, ketersediaan sayur di rumah dan

ketersediaan sayur di sekolah) serta mengetahui hubungan antara karakteristik

individu (jenis kelamin dan pengetahuan sayur) dan karakteristik lingkungan

(kesukaan orang tua, ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di

sekolah) dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross

sectional. Populasi berjumlah 457 anak dengan sampel minimum sebanyak 177

anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik simple random sampling.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan metode self-

administred questionnaire. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan semi

kuantitatif FFQ. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat

(menggunakan uji chi-square dengan α = 0,05).

Hasil penelitian ini adalah rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan

bumbu merupakan hal yang penting dalam preferensi sayur. Tidak ada hubungan

antara jenis kelamin (p = 0,708) dan pengetahuan sayur (p = 0,403) dengan

preferensi sayur. Sedangkan pada variabel kesukaan orang tua (p = 0,000),

ketersediaan sayur di rumah (p = 0,004) dan ketersediaan sayur di sekolah (p =

0,010) berhubungan dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

Oleh karena itu, disarankan untuk orang tua selalu menyediakan dan

membiasakan anak makan sayur setiap hari, baik ketika di rumah maupun di

sekolah, dengan memperhatikan juga suasana dan cara pemberiannya. Orang tua

juga perlu memberikan contoh yang baik untuk makan sayur dan menyukai sayur.

Selain itu, pihak sekolah perlu memperhatikan ketersediaan sayur di sekolah

dengan menyediakan sayur di kantin sekolah atau dengan mengadakan catering

sehat secara kolektif, bekerjasama dengan orang tua.

Kata Kunci : Preferensi Sayur, Preferensi Ibu, Ketersediaan, Anak Kelas 4 dan 5

Daftar Bacaan : 60 (1986-2016)

Page 6: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

vi

ISLAMIC STATE UNIVERSITY JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH

DEPARTEMENT OF NUTRITION

Undergraduated Thesis, June 2017

ARINA MUTHIA NURSANI, NIM: 1112101000040

Factors Associated with Vegetable Preferences among 4th

and 5 th

Grader

Students of Madrasah Pembangunan UIN Jakarta 2017

xix + 125 pages, 22 tables, 2 charts, 8 appendixs

ABSTRACT

Vegetable preferences are defined as degree of like or dislike against

vegetables. Preferences have an important influence in the selection of foods that

will be consumed by children and the selection of their favorite foods in the future.

The purpose of this study was to determine description of individual characteristics

(sex and vegetable knowledge), food characteristics (assessment of taste, color,

texture, cooking process, shape and spices) and environmental characteristics

(parental preferences, availability of vegetables at home and availability of

vegetables at school) and determine relationship between individual characteristics

(sex and vegetable knowledge) and environmental characteristics (parental

preferences, availability of vegetables at home and availability of vegetables at

school) with vegetable preferences among 4th

and 5th

grader students of Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta 2017.

This study was analytical study with cross-sectional design. Population of

this study was 457 students with 177 minimum samples which taken by simple

random sampling. This study was obtained by primary data with self administred

questionnaire method. The instument used is questionnaire and semi-Quantitative

FFQ. Data analysis was performed with univariate and bivariate (using chi-square

test with α = 0,05).

The results of this study showed that taste, color, texture, cooking process,

shape and seasoning are important in vegetable preferences. There have no

association between sex (p = 0,708), vegetables knowledge (p = 0,403) with

vegetable preferences. Whereas in paternal preference (p = 0,000), availibility

vegetables at home (p = 0,004) and availibility of vegetables at school (p = 0,010)

have association with vegetable preferences among 4th

and 5th

grader students of

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta 2017.

Therefore, parents was advised to always provide and familiarize children to

eat vegetables everyday both at home and school with due regard the atmosphere

and the way of giving. Parents also need to provide good examples to eat and love

vegetables. In addition, school needs to pay attention to the availibility of

vegetables at school by providing vegetables at school‟s canteen which organize a

healthy catering collectively, coorperated with parents.

Key words : Vegetable Preferences, Mother Preferences, Availability, 4th

and 5th

grader

References : 60 (1986-2016)

Page 7: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

vii

Nama : Arina Muthia Nursani

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 1 September 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Domisili : Jln. Pisangan Barat Raya No.154 RT.3 RW.5

Kel.Cireundeu, Kec.Ciputat Timur, Kota Tangerng

Selatan

Alamat Asal (KTP) : Jln. Aster 1 No.4 RT 01/13 Perum Batujajar Indah

Kec.Batujajar–Kab.Bandung

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Nomor Handphone : 089602699194

E-Mail : [email protected]

2000-2001 : SD Negeri 6 Batujajar

2001-2006 : SD Islam Assalafiyyah

2006-2009 : SMP Plus Al-Aqsha

2009-2012 : SMA Negeri 9 Bandung

2012-Sekarang: Gizi-Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014-2016 : Kursus Bahasa Inggris, Bahasa Jerman dan Bahasa Mandarin di

International Language Center (ILC) Jakarta.

Page 8: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

viii

Desember 2016 s.d Januari 2017: Menjadi enumerator Pusat Kajian Gizi dan

Kesehatan (PKGK) UI pada penelitian

“Status Gizi dan Status Kesehatan Lansia di

Cipayung Depok”.

September s.d Oktober 2016 : Menjadi enumerator pada penelitian thesis

“Hubungan antara Kejadian Stunting dengan

Status Perkembangan Anak Usia 2 – 5 tahun”.

Mei s.d Juni 2016 : Menjadi enumerator pada penelitian thesis

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pemberian Bahan Makanan Tambahan pada

Pedagang Bakso di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2016”.

Februari s.d Maret 2016 : Magang di Puskesmas Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan.

Januari s.d Maret 2015 : Magang di Puskesmas Pondok Ranji, Kota

Tangerang Selatan.

2017 : Menjadi peserta Seminar dan Workshop YPHI “Hazard Analysis and

Critical Control Points (HACCP) and Halal Food Management in

Indonesia”.

2015 : Menjadi “student observer” pada Public Health Conference 2015 oleh

Tomorrow People Organization di Bangkok, Thailand.

2014 : Menjadi peserta Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat “Upaya

Menghadapi Tantangan Kesehatan Masyarakat Indonesia post MDGs:

Healthy People – Healthy Environment”.

2014 : Menjadi peserta Seminar Kewirausahaan Entrepreneur Festival 2014

“Tantangan, Peluang, dan Strategi Menjadi Wirausahawan”.

2014 : Menjadi peserta kegiatan Sosialisasi Pancasila, Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika yang diselenggarakan oleh Majelis

Permusyawaratan Republik Indonesia.

Page 9: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

ix

2014 : Menjadi peserta Indonesian Public Health Student Summit (IPPHSS)

“Transformasi MDGs – Post 2015: Tinjauan Komprehensif dari Pemuda

untuk Bangsa”.

2013 : Menjadi peserta dalam acara Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia

2013: Go Ahead to Attack Cigarette “Peran Mahasiswa Kesehatan dalam

Dukungannya terhadap Aksesi FCTC untuk Indonesia Sehat”.

2012 : Menjadi peserta Talkshow Nasional Peringatan Hari AIDS se-Dunia 2012

“Say hi to AIDS!”.

2014 – Sekarang : Menjadi anggota Student Unity of Nutrition (SUN), Gizi-

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2014 – 2016 : Menjadi wakil bendahara Student Unity of Nutrition (SUN),

Gizi-Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2014 – 2015 : Menjadi anggota “Rumah Angklung”, yaitu komunitas pecinta

Angklung untuk belajar dan melestarikan Angklung sebagai

budaya asli orang Indonesia.

2010 – 2012 : Menjadi anggota Neuners Deutsch Club (NDC), yaitu komunitas

dan organisasi pelajar untuk belajar Bahasa Jerman.

2007 – 2008 : Menjadi wakil ketua divisi koperasi pada Organisasi Pelajar

Pondok Modern Al-Aqsha (OPPMA).

2006 – 2009 : Menjadi anggota kepramukaan AKABRA-P di SMP Plus Al-

Aqsha.

2006 – 2009 : Menjadi anggota marching band ALFANADA Al-Aqsha.

2006 – 2007 : Menjadi anggota Al-Aqsha Mathematic Fans Club (AMFC),

yaitu komunitas dan organisasi pelajar untuk belajar matematika

dan mempersiapkan olimpiade.

2006 – 2007 : Menjadi anggota Al-Aqsha English Club (AEC), yaitu

komunitas dan organisasi pelajar untuk belajar Bahasa Inggris.

Page 10: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah

limpahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat (S.K.M.) pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari bahwa penelitian ini telah mendapatkan banyak dukungan dari berbagai

pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih

penulis sampaikan secara ikhlas dan sepenuh hati kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa meridhoi penulis untuk menyelesaikan skripsi

dalam keadaan sehat dan penuh kelancaran.

2. Orang tua dan keluarga tercinta, khususnya Papah Dedi Ruhiyat dan

Mamah I. Malia Gettie, serta saudaraku tersayang A‟Abdul Aziz

Ramdhani beserta istri dan De‟Azkia Nurul Azmi yang telah memberikan

doa terbaiknya setiap saat serta memberi dukungan baik berupa dukungan

moril maupun materiil sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Catur Rosidati, S.K.M., M.K.M. selaku pembimbing I dan Ibu

Mukhlidah Hanun Siregar, S.K.M., M.K.M. selaku pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan arahan dengan ikhlas dan sabar dari

proses penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M., M.Kes. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Fajar Ariyanti, S.K.M., M.Kes., Ph.D. selaku Kepala Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta atas jasa dan ilmu yang diberikan selama perkuliahan

secara tulus dan ikhlas. Semoga Allah SWT membalas seluruh jasanya.

Page 11: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xi

7. Bapak Drs. H. Sugiono, selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta, beserta seluruh staff pengajar yang telah

memberikan izin serta memberi bantuan kepada penulis saat melakukan

penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.

8. Sahabat TELEPONG (Erika Hidayanti, Farras Putri Arianti, Nova Elyanti,

Paramita Maulidah, Annisa Dwi Lestari, Atthina Ayu Mustika) yang telah

memberikan dukungan dan keceriaan sejak awal perkuliahan hingga

selesainya studi ini.

9. Anjasmara Agra Nugroho yang telah memberi dukungan dan secara tidak

langsung mengajarkan arti kesabaran, perjuangan serta rasa syukur kepada

penulis selama penyusunan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat Program Studi Kesehatan Masyarakat khususnya

Peminatan Gizi yang telah bersama-sama berjuang menuntut ilmu,

memberi dukungan serta doa kepada peneliti, terutama Arince, Silmi,

Qory, Astrid, Aprilita, Astuti, Tyas, Cesil, Andini, yang telah meluangkan

waktunya untuk membantu proses pengambilan data serta berdiskusi

mengenai penelitian ini.

11. Sahabat-sahabat sejak SMP (Indi Auliyawati, Aghniya Sa‟diyyah, Putikah

Attoridiyah, Gisni Luthfiatul Zachra) yang masih saja setia memberikan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, secara tidak

langsung juga membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dengan balasan terbaik-Nya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat keterbatasan

dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap, semoga penelitian ini

dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membacanya.

Jakarta, Juni 2017

Penulis

Page 12: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xii

1 DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vi

.................................................................................. vii Daftar Riwayat Hidup

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 6

1.4 Tujuan ............................................................................................................. 7

1.4.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 7

1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 7

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8

1.5.1 Bagi Pihak Sekolah ................................................................................. 8

1.5.2 Bagi Peneliti Lain .................................................................................... 8

1.5.3 Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .......................................... 8

1.6 Ruang Lingkup ............................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

2.1 Sayur ............................................................................................................. 10

2.2 Preferensi Sayur ........................................................................................... 12

Page 13: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xiii

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Preferensi Sayur ........................ 14

2.4 Anak Usia Sekolah ....................................................................................... 25

2.5 Kerangka Teori ............................................................................................. 26

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................ 28

3.1 Kerangka Konsep .......................................................................................... 28

3.2 Definisi Operasional ...................................................................................... 30

3.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 35

BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................................... 36

4.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 36

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 36

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................... 36

4.5 Pengumpulan Data ........................................................................................ 39

4.6 Uji Validitas dan Realibilitas ........................................................................ 42

4.7 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 43

4.7 Manajemen Data ............................................................................................ 47

4.7 Analisis Data ................................................................................................. 49

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 51

5.1 Analisis Univariat .......................................................................................... 51

5.1.1 Gambaran Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta ................................................. 51

5.1.2 Gambaran Karakteristik Individu pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta ................................. 52

5.1.3 Gambaran Karakteristik Makanan pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta ................................. 53

5.1.4 Gambaran Karakteristik Lingkungan pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta ................................. 59

Page 14: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xiv

5.2 Analisis Bivariat ............................................................................................ 61

5.2.1 Hubungan Karakteristik Individu dengan Preferensi Sayur pada Siswa-

Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta 61

5.2.2 Hubungan Karakteristik Lingkungan dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta .................................................................................................. 63

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 66

6.1 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 66

6.2 Gambaran Preferensi Sayur .......................................................................... 66

6.3 Proporsi Karakteristik Makanan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .................. 70

6.4.1 Proporsi Penilaian Rasa dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .......... 70

6.4.2 Proporsi Penilaian Warna dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .......... 73

6.4.3 Proporsi Penilaian Tekstur dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .......... 75

6.4.4 Proporsi Penilaian Proses Memasak dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta .................................................................................................. 77

6.4.5 Proporsi Penilaian Bentuk dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .......... 78

6.4.6 Proporsi Penilaian Bumbu dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .......... 80

6.4 Hubungan Karakteristik Individu dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .................. 81

6.3.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .......... 81

Page 15: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xv

6.3.2 Hubungan Pengetahuan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .......... 83

6.5 Hubungan Karakteristik Lingkungan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-

Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta ........ 86

6.5.1 Hubungan Kesukaan Orang Tua dengan Preferensi Sayur pada Siswa-

Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta 86

6.5.2 Hubungan Ketersediaan Sayur di Rumah dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta .................................................................................................. 88

6.5.3 Hubungan Ketersediaan Sayur di Sekolah dengan Preferensi Sayur

pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta .......................................................................................... 90

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 92

7.1 Simpulan ....................................................................................................... 92

7.2 Saran ............................................................................................................. 93

7.2.1 Bagi Orang Tua ..................................................................................... 93

7.2.2 Bagi Pihak Sekolah ............................................................................... 93

7.2.3 Bagi Peneliti Lain .................................................................................. 93

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95

LAMPIRAN ...................................................................................................... 102

Page 16: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................ 30

Tabel 4.1 Jumlah Sampel pada Perhitungan Variabel Independen .......................... 37

Tabel 4.2 Pembagian Sampel .................................................................................. 39

Tabel 4.3 Pengumpulan Data .................................................................................. 40

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............. 51

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............. 52

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan

5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 ........... 53

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Makanan (Penilaian terhadap Rasa,

Warna, Tekstur, Proses Memasak, Bentuk dan Bumbu) pada Siswa-

Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta .

Tahun 2017 ............................................................................................ 54

Tabel 5.5 Rasa yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............................. 55

Tabel 5.6 Warna yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............................. 56

Tabel 5.7 Tekstur yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............................. 56

Tabel 5.8 Proses Memasak yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 ............. 57

Tabel 5.9 Bentuk yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............................. 58

Tabel 5.10 Bumbu yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............................. 58

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Kesukaan Orang Tua pada Siswa-Siswi Kelas 4

dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

................................................................................................................ 59

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sayur di Rumah pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

Page 17: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xvii

2017 ........................................................................................................ 60

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sayur di Sekolah pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

2017 ........................................................................................................ 60

Tabel 5.14 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Preferensi Sayur

pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta Tahun 2017 ..................................................................... 61

Tabel 5.15 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Sayur dengan Preferensi

Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 ............................................. 62

Tabel 5.16 Analisis Hubungan antara Kesukaan Orang Tua dengan Preferensi

Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017................................................ 53

Tabel 5.17 Analisis Hubungan antara Ketersediaan Sayur di Rumah dengan

Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............................. 64

Tabel 5.18 Analisis Hubungan antara Ketersediaan Sayur di Sekolah dengan

Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 .............................. 65

Page 18: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ...................................................................................... 27

Bagan 3.1 Kerangka Konsep .................................................................................. 29

Page 19: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

xix

2 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan ................................................... 103

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ................................................................. 104

Lampiran 3 Formulir Semi Quantitative FFQ untuk Studi Pendahuluan ... 105

Lampiran 4 Data Hasil Studi Pendahuluan ................................................. 106

Lampiran 5 Lembar Persetujuan.................................................................. 107

Lampiran 6 Kuesioner Preferensi Sayur untuk Anak .................................. 108

Lampiran 7 Kuesioner Preferensi Sayur untuk Ibu ..................................... 113

Lampiran 8 Output Analisis Data Software Komputer ............................... 117

Page 20: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Food preferences atau preferensi pangan didefinisikan sebagai derajat

suka atau tidak suka terhadap suatu pangan (Pilgrim, 1957 dalam Sijtsema et

al., 2002). Preferensi pangan memiliki pengaruh yang penting dalam

pemilihan makanan yang akan dikonsumsi oleh anak-anak dan juga dalam

memilih makanan favorit mereka (Fildes et al., 2015). Fetzer et al. (1985)

dalam Park (2015) melaporkan bahwa preferensi makanan merupakan salah

satu faktor utama yang mempengaruhi asupan nutrisi penting. Oleh karena

itu, preferensi pangan pada anak akan menentukan formasi kebiasaan asupan

zat gizi (Park, 2015). Karena pada akhirnya akan membentuk suatu pola

makan anak (Birch and Fisher, 1997).

Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizi. Kuantitas dan kualitas makanan dan minuman

yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan

masyarakat. Diperkirakan sebesar 80% anak-anak di dunia ini tidak menyukai

sayur-mayur, sedangkan sayur-mayur merupakan penyumbang utama untuk

nutrisi dan diet seimbang pada anak-anak dan dewasa (Maryam, 2012 dalam

Asy‟ariyah, Arief, & Krisnana, 2015). Sebuah penelitian oleh The Gateshead

Millenium Baby Study di Inggris menyebutkan 20% orangtua melaporkan

anaknya mengalami masalah makan, dengan prevalensi tertinggi yaitu anak

hanya mau makan makanan tertentu (Wright et al., 2007).

Riskesdas 2013 menyatakan bahwa proporsi kurang makan buah dan

sayur (kurang dari 5 porsi per hari dalam seminggu) penduduk Indonesia usia

diatas 10 tahun sebesar 93,5%. Selain itu, rata-rata konsumsi buah dan sayur

(jumlah porsi per hari dalam seminggu) penduduk Indonesia usia diatas 10

tahun masing-masing 0,5 dan 1,2 porsi (Riskesdas, 2013). World Health

Organization (WHO) secara umum menganjurkan konsumsi sayuran dan

Page 21: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

2

buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 g perorang perhari, yang terdiri

dari 250 gram sayur (setara dengan 2 1/2 porsi atau 2 1/2 gelas sayur setelah

dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram buah (setara dengan 3 buah pisang

ambon ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang). Bagi orang

Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram

perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram

perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa (Kemenkes, 2014).

Provinsi Banten memiliki proporsi kurang makan buah dan sayur usia

diatas 10 tahun yang lebih tinggi dari angka nasional yaitu sebesar 96,4%.

Serta rata-rata konsumsi buah dan sayur (jumlah porsi per hari dalam

seminggu) penduduk Provinsi Banten usia diatas 10 tahun masing-masing 0,5

dan 1,2 porsi (Riskesdas, 2013). Jika dibedakan berdasarkan karakteristiknya,

anak kelompok usia 10 sampai 14 tahun rata-rata makan buah/sayur hanya 1-

2 porsi per hari dalam seminggu, yaitu sebesar 86,4%. Bahkan 1,9% yang

lainnya tidak konsumsi buah/sayur (Irianti and dkk, 2013). Porsi makan buah

dan/atau sayur di Provinsi Banten masih jauh dari angka yang dikategorikan

cukup yaitu 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu (Irianti et al.,

2013)

Kurangnya konsumsi buah dan sayur tersebut bisa dikarenakan oleh

adanya preferensi terhadap suatu pangan pada seseorang. Sesuai dengan

pernyataan pada teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al. (2002),

asupan pangan dipengaruhi oleh faktor preferensi pangan. Ada tiga faktor

utama yang mempengaruhi pemilihan dan kesukaan terhadap suatu pangan

yaitu karakteristik individu (usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan

sayur, kemampuan dan keterampilan memasak, serta sikap untuk sehat dan

makanannya), karakteristik pangan (rasa, penampilan, tekstur, harga, tipe

makanan, metode memasak, bentuk, bumbu dan kombinasi makanan), dan

karakteristik lingkungan (lingkungan sosial dan ekonomi serta keluarga).

Selain itu, kesukaan orang tua juga mempengaruhi preferensi pada anak-anak

(Skinner et al., 1998). Beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa

karakteristik individu yang berhubungan dengan preferensi pangan adalah

Page 22: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

3

usia (Birch, 1998), jenis kelamin (Kpodo, Mensah and Dzah, 2015), dan

pengetahuan (Tiyas, 2009). Karakteristik pangan seperti ukuran, rasa, rupa,

aroma, dan tekstur juga terbukti berhubungan dengan preferensi pangan

dalam penelitian Proverawati, Prawirohartono, Endy P Kuntjoro (2008) dan

Sucihatiningsih, Sutrasmawati, Fajarini, (2009). Karakteristik lingkungan

yang mendukung preferensi konsumsi pangan yaitu sosial ekonomi terutama

pendapatan (Tiyas, 2009). Selain itu, ketersediaan dan akses yang mudah

terhadap sayuran juga memiliki hubungan positif dengan penerimaan dan

konsumsi sayuran pada anak. Makanan yang sering tersedia di lingkungan

mereka dan mudah diakses akan membuat anak menyukai dan sering

mengkonsumsi makanan tersebut (Widiyastuti, 2015)

Pada anak usia sekolah, sumber pangan yang paling sering dihindari

adalah golongan pangan buah dan sayur, utamanya sayur. Dari segi bahasa,

sayur adalah sesuatu yang berasal dari tumbuhan yang dapat dimasak menjadi

sayur (masakan berkuah) ataupun yang dapat dimasak langsung yang biasa

kita sebut dengan lalapan. Pada penelitian Dewi (2013) membuktikan bahwa

komsumsi sayur pada anak lebih sedikit daripada konsumsi buah setiap

harinya. Rata-rata dalam satu hari, anak mengkonsumsi satu porsi buah

(45,2%) dan satu porsi sayuran (32,3%). Sebesar 9,7% anak tidak makan

buah dan 38,7% anak tidak makan sayuran. Padahal buah dan sayur

merupakan makanan rendah kalori, kaya serat, vitamin, dan mineral yang

sangat baik untuk menjaga kesehatan. Rendahnya konsumsi buah dan sayuran

pada anak dapat meningkatkan risiko obesitas.

Berdasarkan penelitian Lakkakula et al. (2008), diketahui preferensi

anak untuk sayuran berhubungan positif dengan konsumsi sayur. Anak-anak

yang memiliki preferensi rendah untuk sayuran memiliki risiko 5,5 kali (P <

0,01) untuk mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan bila

dibandingkan dengan mereka dengan preferensi yang tinggi (Lakkakula et al.,

2008). Dengan konsumsi sayuran dapat membantu menerapkan pola makan

sehat untuk mengontrol dan mengatur berat badan, membantu menjaga sistem

metabolisme tubuh untuk keseimbangan kadar gula, kolesterol dan

Page 23: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

4

memperlancar pencernaan. Dalam jangka panjang sedikit konsumsi sayuran

dapat menyebabkan penyakit kronis misalnya hipertensi, kanker, jantung

koroner, diabetes, hipertensi dan obesitas (Kpodo, Mensah and Dzah, 2015).

Berdasarkan hasil rapid assessment yang telah dilakukan pada anak

sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta pada bulan

Oktober-November 2014 didapatkan bahwa sebesar 33,8% responden dari

jumlah sampel 205 siswa tidak menyukai sayur. Bahkan responden memiliki

kesukaan makanan yang cenderung tinggi risiko obesitas karena tinggi

protein dan karbohidrat namun rendah serat (Septiani et al., 2014). Selain itu,

penelitian kualitatif di tempat yang sama dengan tahun yang berbeda

dilakukan pada siswa-siswi kelas 3 dan 4 oleh Khoirina, dkk. (2015)

menggambarkan bahwa siswa-siswi obesitas menyukai makanan manis dan

asin yang memiliki bentuk, kombinasi, dan penampilan yang menarik serta

rapi dengan tekstur lembut, mereka juga kurang menyukai sayuran. Sebanyak

5 dari 18 responden (27,8% responden) yang obesitas tidak menyukai sayur

dikarenakan rasanya pahit. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa

ketika informan utama disajikan makanan berupa salad, mereka

mengekspresikan apa yang mereka lihat dengan ekspresi menggelengkan

kepala serta menjauhkan badan yang menandakan bahwa mereka tidak suka.

Selain itu, ketika disajikan makanan berupa burger, informan utama memilih

mengeluarkan sayuran dari burger karena tidak menyukai sayuran (Khoirina,

dkk., 2015).

Jenis masakan sayur dapat menentukan prefrerensi seseorang terhadap

sayur tertentu, karena pada umumnya masyarakat Indonesia makan sayur-

mayur dalam bentuk masakan, tidak memakannya langsung ataupun hanya

satu jenis sayuran dalam bentuk mentah. Penelitian Sophia & Madanijah

(2014) menunjukkan urutan sepuluh sayur yang paling sering dikonsumsi

siswa-siswi di kabupaten dan kota dari 25 sayur yang diujikan. Sayur yang

paling sering dikonsumsi subjek di kabupaten adalah wortel, yaitu rata-rata

dikonsumsi sekitar 6 kali/minggu. Sepuluh urutan sayur yang paling disukai

di kabupaten yaitu wortel, kangkung, tomat, kacang panjang, ketimun,

Page 24: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

5

bayam, tauge, daun singkong, nangka muda, dan buncis. Bayam merupakan

sayur yang paling sering dikonsumsi di kota, yaitu rata-rata dikonsumsi

sekitar 5 kali/minggu. Sepuluh urutan sayur yang paling disukai di kota yaitu

bayam, wortel, kangkung, tauge, kacang panjang, ketimun, buncis, jagung

muda, brokoli, dan tomat.

Pilihan makanan yang dibentuk sejak dini akan tetap berlaku untuk

mempengaruhi preferensi makanannya saat dewasa. Dengan kata lain,

preferensi pangan anak merupakan titik kritis atau faktor yang menentukan

preferensi pangan saat dewasa (Mallan et al., 2015). Penelitian Nicklaus et al.

(2004) menujukkan adanya konsistensi preferensi terhadap makanan saat

anak-anak, remaja dan dewasa awal, salah satunya adalah preferensi sayur.

Oleh karena itu, penelitian mengenai preferensi makanan anak-anak dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya penting untuk dilakukan sehingga dapat

menjadi bahan acuan atau rekomendasi dalam perencanaan pendidikan gizi

yang efektif dan program intervensi gizi dalam upaya memperbaiki atau

mengembangkan pola konsumsi yang bergizi seimbang.

Hidayat (2004) dalam (Tiyas, 2009) menyatakan bahwa siswa kelas 4

dan 5 berada pada tahapan perkembangan masa formal operasional. Tahap

operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam

teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat

pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Pada tahap tersebut siswa telah

mencapai kemampuan untuk berpikir sistematis terhadap hal-hal yang abstrak

dan hipotesis, selain itu anak sudah bisa mengambil kesimpulan dari suatu

pertanyaan. Oleh karena itu, penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas 4

dan kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Pemilihan siswa

kelas 4 dan 5 SD disengaja dengan pertimbangan siswa telah mampu

menerima arahan dalam pengisian kuesioner.

Berdasarkan informasi dan uraian yang telah dijelaskan mengenai pola

konsumsi dan preferensi tersebut, peneliti berkeinginan untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi sayur pada anak sekolah

dasar di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta dengan

Page 25: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

6

melaksanakan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, diketahui bahwa masalah

preferensi pangan pada anak sangat mempengaruhi pemilihan makanan

kesukaan dan akan terbawa hingga dewasa. Jika preferensi pangan pada anak

tidak baik maka akan mempengaruhi asupan gizi anak tersebut, sehingga

berdampak pada kesehatannya. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

rapid assessment yang telah dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta tahun 2014 diketahui bahwa sebesar 33,8% responden dari

jumlah sampel 205 siswa tidak menyukai sayur. Penelitian selanjutnya pada

tahun 2015 menggambarkan bahwa faktor kesukaan makanan atau food

preferences pada anak mempengaruhi asupan makanan dan berdampak pada

status gizi di sekolah tersebut.

Informasi mengenai preferensi sayur pada anak diharapkan dapat

menjadi bahan acuan atau rekomendasi dalam perencanaan pendidikan gizi

yang efektif dan program intervensi gizi dalam upaya memperbaiki atau

mengembangkan pola konsumsi pangan yang bergizi seimbang. Selain itu

juga anak bisa menyukai pangan sayur. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

berkeinginan untuk melakukan penelitian terkait faktor-faktor yang

berhubungan dengan preferensi sayur pada siswa-siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berikut pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut:

1. Bagaimana gambaran preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017?

2. Bagaimana gambaran karakteristik individu (jenis kelamin dan

pengetahuan sayur) pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017?

Page 26: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

7

3. Bagaimana gambaran karakteristik makanan (penilaian terhadap rasa,

warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan bumbu) pada siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun

2017?

4. Bagaimana gambaran karakteristik lingkungan (kesukaan orang tua,

ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah) pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017?

5. Adakah hubungan antara karakteristik individu (jenis kelamin dan

pengetahuan sayur) dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4

dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017?

6. Adakah hubungan antara karakteristik lingkungan (kesukaan orang tua,

ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah) dengan

preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi

sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4

dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

2. Diketahuinya gambaran karakteristik individu (jenis kelamin dan

pengetahuan sayur) pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

3. Diketahuinya gambaran karakteristik makanan (penilaian terhadap

rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan bumbu) pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017.

Page 27: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

8

4. Diketahuinya gambaran karakteristik lingkungan (kesukaan orang

tua, ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah)

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta tahun 2017.

5. Diketahuinya hubungan antara karakteristik individu (jenis kelamin

dan pengetahuan sayur) dengan preferensi sayur pada siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

tahun 2017.

6. Diketahuinya hubungan antara karakteristik lingkungan (kesukaan

orang tua, ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di

sekolah) dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Pihak Sekolah

1. Data hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam program

penyuluhan dan sosialisasi mengenai pola konsumsi sayur serta

preferensi sayur pada anak usia sekolah.

2. Data hasil penelitian dapat dijadikan sumber untuk memberikan

informasi dan edukasi sebagai upaya promotif dan preventif sekolah

mengatasi masalah gizi pada anak.

3. Data hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar inovasi

mengolah makanan yang bergizi sesuai dengan preferensi anak-anak

di kantin sekolah.

1.5.2 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain untuk

melakukan penelitian selanjutnya mengenai preferensi sayur pada anak

di sekolah dasar.

1.5.3 Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

Page 28: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

9

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai preferensi sayur

pada anak.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Peminatan Gizi, Program Studi

Kesehatan Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi sayur pada siswa-siswi

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Januari hingga Mei 2017 dengan desain penelitian cross

sectional study. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan

melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Penelitian ini dianalisis

secara statistik dengan menggunakan uji chi square.

Page 29: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

10

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sayur

Ditinjau dari segi bahasa, sayur mempunyai dua arti menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, yaitu daun-daunan (seperti sawi), tumbuh-tumbuhan

(taoge), polong atau biji-bijian (kapri, buncis) dan sebagainya yang dapat

dimasak. Atau, dapat diartikan sebagai masakan yang berkuah. Berdasarkan

definisi tersebut, sayuran mempunyai batasan segala sesuatu yang berasal dari

tumbuhan yang dapat dimasak menjadi sayur (masakan) ataupun yang dapat

dimakan langsung yang biasa kita sebut dengan lalapan. Menurut Santoso dan

Ranti (2004) dalam Maryam (2011), tumbuhan sebagai asal bahan makanan

sayur-mayur terdapat dalam berbagai jenis dan jumlahnya banyak di

Indonesia. Sayur-mayur dapat berupa bagian dari tumbuhan seperti batang,

daun, bunga, umbi maupun buah muda. Berikut beberapa jenis sayuran

beserta contohnya (Tarwotjo, 2007).

a. Jenis sayuran buah, mislanya terong, labu siam, tomat, pare, labu air, dan

pare welut.

b. Jenis sayuran bunga, misalnya kembang kol, bunga pisang (jantung

pisang), bunga papaya, bunga sedap malam, bunga turi, dan brokoli.

c. Jenis sayuran kacang muda, misalnya kacang panjang, buncis, kapri, kara,

dan kecipir. Disebut kacang muda karena dipetik dan digunakan saat

masih muda. Jika dibiarkan sampai tua dan kering, maka bijinya yang

digunakan. Biji yang tua tersebut termasuk kacang-kacangan yang

mengandung zat protein nabati.

d. Jenis sayuran tunas, misalnya taoge dan rebung. Taoge dibuat dari

kacang-kacangan yang ditumbuhkan. Macam taoge yang sering

digunakan untuk hidangan sayuran diantaranya yaitu taoge kacang hijau,

taoge kacang kedele, dan taoge dari biji wijen. Ada tiga macam taoge

yang berbeda ukurannya, yaitu halus, sedang, dan besar.

e. Jenis sayuran akar atau umbi, misalnya wortel, lobak, radis, bit, dan

kentang. Kentang berfungsi ganda, yaitu sebagai makanan pokok

Page 30: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

11

dimakan dalam jumlah banyak dan sebagai sayuran yang digunakan

untuk campuran suatu masakan.

Ada berbagai macam warna dalam sayuran. Sayuran yang berwarna

hijau mengandung klorofil. Berikut beberapa warna beserta contoh

sayurannya (Tarwotjo, 2007).

a. Warna hijau tua atau muda, misalnya sayuran daun, jenis sayuran kacang

muda, dan beberapa sayuran buah, seperti pare ayam (yang pahit) dan

pare welut (yang panjang seperti belut).

b. Warna kuning/oranye, misalnya wortel dan waluh kuning.

c. Warna merah, misalnya bit, kol merah, dan tomat.

d. Warna ungu, misalnya terong, kol ungu, dan radis.

e. Warna putih, misalnya lobak, kol putih, kembang kol, dan taoge.

Sayur-mayur merupakan sumber vitamin dan mineral. Namun, zat-zat

gizi ini dapat rusak atau berkurang jika mengalami pemanasan. Menurut

Almatsier (2010), kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat dicegah

dengan cara: (1) menggunakan suhu tidak terlalu tinggi; waktu memasak

tidak terlalu lama; (3) menggunakan air pemasak sesedikit mungkin; (4)

memotong dengan pisau tajam menjadi potongan yang tidak terlalu halus; (5)

panci ditutup; (6) tidak menggunakan alkali dalam pemasakan; (7) sisa air

perebus digunakan untuk masakan lain. Vitamin larut lemak tidak banyak

hilang pada proses pemasakan. Kehilangan terjadi karena proses oksidasi dan

proses ketengikan (Almatsier, 2010). Sayuran dapat dimasak dengan cara

direbus, ditumis, digoreng, dibakar, dikukus dan dipepes (Tarwotjo, 2007).

a. Direbus

Sayur yang dimasak dengan cara memasukkan sayuran kedalam air

yang dimasak/panas dan panci sebaiknya dalam keadaan tertutup.

b. Ditumis

Sayuran yang dimasak dengan sedikit minyak, biasanya bumbunya

dahulu yang ditumis, kemudian sayuran dimasukkan setelah bumbu

matang. Dengan menumis bumbunya, akan terjadi perpaduan aroma dari

bumbu-bumbu yang ditumis sehingga keluar aroma yang khas untuk

masakan itu.

Page 31: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

12

c. Digoreng

Sayuran yang dimasak dengan cara digoreng. Misalnya rempeyek

bayam, yaitu daun bayam yang lebar dicampur dengan tepung dan

bumbunya, kemudian digoreng. Masih banyak lagi sayuran lainnya yang

dapat diolah dengan digoreng.

d. Dibakar

Sayur yang diolah dengan cara dibakar. Misalnya jenis masakan

skotel sayuran yang dimasaknya dengan cara dipanggang atau dibakar

dalam oven.

e. Dikukus dan Dipepes

Sayuran direbus atau dikukus, biasanya untuk membuat lalapan yang

matang. Namun, umumnya sayuran yang dikukus, warnanya kurang

menarik. Sebaiknya memasak sayuran tidak terlalu lunak karena dapat

mengubah bentuk dan warna. Rasa sayuran atau masakan menjadi kurang

baik sehingga nilai gizi berkurang.

Bentuk yang menarik merupakan salah satu hal yang dapat menarik

perhatian anak-anak. Berikut beberapa contoh bentuk potongan sayuran yang

digunakan dalam masakan sayur-mayur (Tarwotjo, 2007):

a) Bentuk panjang: halus, kecil, sedang.

b) Bentuk bulat: seperti kelereng kecil, sedang.

c) Bentuk dadu: kecil, sedang, agak besar.

d) Bentuk halus: dicincang, digiling, diblender.

e) Bentuk bulat panjang kedua sisi agak runcing.

2.2 Preferensi Sayur

Food preferences atau preferensi pangan didefinisikan sebagai derajat

suka atau tidak suka terhadap suatu pangan (Pilgrim, 1957 dalam Sijtsema et

al., 2002). Maka preferensi sayur dapat diartikan sebagai derajat suka atau

tidak suka terhadap sayur. Preferensi sering digunakan untuk merujuk pada

penilaian afektif (keinginan atau tidak menyukai) sejumlah jenis pangan.

Sama halnya dengan definisi Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al.,

(2002), bahwa preferensi pangan adalah fenomena yang terletak dalam

Page 32: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

13

domain afektif dan dapat terwujud secara independen dari konsumsi. Telah

terbukti bahwa preferensi makanan merupakan salah satu prediktor tunggal

terkuat dari pemilihan makanan dan penerimaan makanan (Meiselman, 1986

dalam Sijtsema et al., 2002). Kebiasaan, preferensi, dan perilaku makan yang

dimiliki sejak balita dan usia prasekolah mempengaruhi kebiasaan makan di

kemudian hari dan status kesehatan selanjutnya (Brown, 2011).

Preferensi makanan dan pola asupan anak-anak dibentuk melalui

pengalaman dini terhadap makanan dan praktik pemberian makan anak oleh

orang tua adalah pembentuk utama dari pengalaman awal makan anak (Birch,

1998). Begitu juga dengan preferensi terhadap sayur. Pengukuran terhadap

preferensi sayur dilakukan dengan menggunakan skala hedonik, dimana

responden ditanya untuk dapat mengindikasikan seberapa besar dia menyukai

sayur berdasarkan kriteria. Skala hedonik adalah cara untuk mengukur derajat

suka maupun tidak suka seseorang. Skala pengukuran dapat dibedakan

menjadi beberapa macam kategori. Diantaranya, 3 kategori yaitu suka, biasa

dan tidak suka (Sophia dan Madanijah, 2014) atau sangat suka, sedikit suka,

tidak suka (Chu et al., 2013) atau tidak pernah merasakan, suka dan makan,

tidak suka dan tidak makan (Skinner et al., 1998), 4 kategori yaitu tidak

menyukai ini, saya suka ini, saya sangat suka ini, dan saya tidak mengetahui

ini (Lakkakula et al., 2008), 5 kategori yaitu tidak pernah merasakan, suka

dan makan, tidak suka tapi makan, suka tapi tidak makan, tidak suka dan

tidak makan (Skinner et al., 1998), 6 kategori yaitu tidak pernah disediakan,

disediakan tapi tidak dirasakan, suka dan makan, tidak suka tapi makan, suka

tapi tidak makan, tidak suka dan tidak makan (Skinner et al., 1998) atau

sangat tidak suka, sedikit tidak suka, biasa, sedikit suka, sangat suka dan tidak

mencoba (Wardle et al., 2001). Bahkan ada yang menggunakan 9 kategori,

yaitu dislike extremely, dislike very much, dislike moderately, dislike slightly,

neither like nor dislike, like slightly, like moderately, like very much, like

extremely (Weaver, 1998) dan (Drewnowski dan Hann, 1999). Skala tersebut

ada yang langsung digunakan untuk mengkategorikan derajat kesukaan

terhadap suatu pangan dan ada juga yang menggunakan score terlebih dahulu,

kemudian score tersebut dikategorikan lagi berdasarkan nilai mean/median.

Page 33: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

14

Misalnya pada penelitian (Weaver, 1998), dari 9 kategori skala hedonik yang

digunakan, nilai mean ≥ 5,6 dikategorikan menjadi suka, mean 4,5-5,5

dikategorikan biasa dan mean ≤ 4,4 dikategorikan tidak suka. Score itu

diberikan setelah responden menyatakan derajat suka atau tidak sukanya.

Derajat kesukaan seseorang diperoleh dari pengalamannya terhadap makanan,

yang akan memberikan pengaruh yang kuat pada angka preferensinya (Sanjur

1982 dalam Tiyas, 2009).

Penggunaan skala hedonik tersebut digunakan sesuai kebutuhan dalam

masing-masing penelitian. Namun yang sering digunakan adalah

menggunakan 4 kategori, seperti halnya yang digunakan oleh Lakkakula et al.

(2008) dan USDA‟s Food Stamp Program (edisi 2010-2011). Pada

Compendium of Survey USDA tersebut tercantum bahwa ada banyak cara

untuk mengukur prefrensi. Pada dasarnya ada 4 kategori diantaranya yaitu

“saya tidak mengetahui apa ini”, “saya tidak suka”, “saya sedikit suka/biasa

saja”, dan “saya sangat suka”. Namun kategori “saya tidak mengetahui apa

ini” atau ketika responden tidak mengetahui sayur yang akan diujikan maka

sayur tersebut tidak dapat dianalisis, maka kategori tersebut dihapus menjadi

3 kategori saja atau dirubah (USDA, 2011).

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Preferensi Sayur

Berdasarkan teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al.

(2002), faktor yang mempengaruhi preferensi terhadap suatu jenis pangan

dibagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan karakteristik individu, karakteristik

makanan dan karakteristik lingkungan.

1. Karakteristik Individu

a. Usia

Usia mempunyai peran penting dalam menentukan pemilihan

makanan. Preferensi dan pola asupan makanan dibentuk melalui

pengalaman dini terhadap makanan dan praktik pemberian makan

oleh orang tua serta pengalaman makan awal pada masa anak-anak

(Birch, 1998). Berdasarkan penelitian Kpodo et al. (2015) yang

bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara konsumsi sayuran

Page 34: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

15

dan usia menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam frekuensi

konsumsi sayuran (p-value <0,05).

Menurut Fildes et al. (2015), preferensi pangan memiliki

pengaruh yang penting dalam memilih makanan yang akan

dikonsumsi oleh anak-anak dan juga dalam memilih makanan favorit

mereka. Pilihan makanan yang dibentuk sejak dini akan tetap

berlaku untuk mempengaruhi preferensi makanannya saat dewasa.

Dengan kata lain, preferensi pangan anak merupakan titik kritis atau

faktor yang menentukan preferensi pangan saat dewasa (Mallan et

al., 2015). Penelitian Nicklaus et al. (2004) menujukkan adanya

konsistensi preferensi terhadap makanan saat anak-anak, remaja dan

dewasa awal, salah satunya adalah preferensi sayur.

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan seseorang berdasarkan ciri

biologis dengan kategori laki-laki dan perempuan (Tiyas, 2009).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kpodo et al. (2015)

diketahui bahwa terdapat perbedaan preferensi terhadap sayur antara

anak laki-laki dan perempuan. Ditemukan bahwa preferensi

perempuan untuk okra (p-value = 0,000), mentimun (p-value =

0,014), paprika hijau (p-value = 0,002) dan selada (p-value = 0,001)

lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Selain itu, penelitian Proverawati

& Prawirohartono, Endy P Kuntjoro (2008) membuktikan terdapat

perbedaan yang bermakna antara sampel laki-laki dan perempuan

dalam hal preferensi terhadap jenis makanan sus isi sayuran (p-value

= 0,014).

Penelitian yang dilakukan pada anak SD di London Barat oleh

Cooke & Wardle (2005) membuktikan bahwa anak perempuan lebih

menyukai buah (p-value < 0,05) dan sayuran (p-value = 0,001)

daripada anak laki-laki. Anak laki-laki menyukai makanan berlemak

dan bergula (p-value < 0,005), daging (p-value < 0,001), produk

daging olahan (p-value < 0,001) dan telur (p-value < 0,05) lebih dari

perempuan. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Page 35: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

16

Drewnowski, Kurth, Holden-Wiltse, & Saari (1992), didapatkan

hasil bahwa preferensi makanan lemak lebih didominasi laki-laki,

sedangkan preferensi makanan karbohidrat lebih didominasi wanita.

Selain itu, preferensi makanan sumber protein menjadi makanan

favorit antara perempuan dan laki-laki.

c. Pengetahuan Sayur

Khomsan (2000) dalam Tiyas (2009) menyatakan bahwa

pengetahuan gizi menjadi landasan penting yang menentukan

konsumsi pangan keluarga. Tingkat pengetahuan sayur seseorang

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan

yang pada akhirnya berpengaruh kepada keadaan gizi individu yang

bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang

diharapkan semakin baik pula keadaan gizinya. Khomsan (2000)

dalam Tiyas (2009) menambahkan, individu yang berpengetahuan

gizi baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan

pengetahuan gizinya dalam pemilihan maupun pengetahuan pangan.

Salah satu penyebab rendahnya konsumsi dan preferensi sayur

pada anak karena kurangnya pengetahuan dan sikap mengabaikan

pentingnya makan sayur. Berdasarkan penelitian Quasy

Experimental yang dilakukan oleh Asy‟ariyah et al. (2015)

menunjukkan bahwa hampir seluruh responden pada kelompok

perlakuan memiliki pengetahuan yang rendah tentang pengetahuan

konsumsi sayur pada saat pretest dilakukan (75%). Sama halnya

dengan kelompok perlakuan, tingkat pengetahuan konsumsi sayur

kelompok kontrol saat pretest sebagian besar memiliki pengetahuan

rendah tentang konsumsi sayur (68,75%).

Pengukuran pengetahuan sayur dapat dilakukan dengan

menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan pilihan berganda

(multiple choice). Instrumen ini merupakan bentuk pertanyaan

ataupun memilih pertanyaan yang dianggap benar. Tingkat

pengetahuan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu baik, sedang dan

kurang (Khomsan 2000).

Page 36: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

17

d. Pendidikan

Pranadji (1995) dalam (Tiyas, 2009) menyatakan bahwa

pengetahuan mengenai jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsi

pada diri anak-anak sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai dan

kepercayaan terhadap makanan yang diperoleh melalui pendidikan

di sekolah maupun dirumah. Pengetahuan gizi diperoleh melalui

pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah jenis

pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah sesuai dengan

kurikulum yang ditetapkan dan terdapat kronologis yang ketat untuk

tingkatan umur populasi sasarannya. Pendidikan informal adalah

jenis pendidikan yang berlangsung seumur hidup yang mempelajari

aspek kehidupan (Pranadji 1988 dalam Tiyas, 2009).

e. Pendapatan

Preferensi konsumsi pangan dipengaruhi oleh tingkat sosial

ekonomi (Variyam & Blayblock 1998 dalam Tiyas, 2009). Faktor

pendapatan keluarga mempunyai peranan besar dalam masalah gizi

dan kebiasaan makan keluarga. Ketersediaan pangan suatu keluarga

sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan keluarga tersebut.

Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan

orang tidak mampu membeli, memilih pangan yang bermutu gizi

baik dan beragam. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang

menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi.

Pendapatan yang tinggi akan meningkatkan daya beli sehingga

keluarga mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan dan

akhirnya berdampak positif terhadap status gizi.

Menurut Suhardjo (1986) dalam (Tiyas, 2009), pada umumnya

jika pendapatan meningkat maka jumlah dan jenis pangan akan

membaik. Pendapatan berhubungan dengan tingkat kesejahteraan

keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan

kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang

diperlukan oleh tubuh. Dengan demikian, kondisi ini menyebabkan

keanekaragaman bahan makanan kurang terjamin, karena dengan

Page 37: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

18

keterbatasan uang itu menyebabkan tidak banyaknya pemilihan

dalam hal makanan (Madihah 2002 dalam Ulfah, 2008).

f. Sikap untuk Sehat

Anak-anak yang duduk di Sekolah Dasar merupakan kelompok

yang perlu mendapat perhatian lebih dalam hal pembinaan dan

pengembangan mengenai cara-cara berpengetahuan, bersikap, dan

bertindak dalam pemilihan makanan, baik selama mereka berada di

sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat yang lebih

luas. Menurut Khomsan (2000) dalam Tiyas (2009), sikap dan

perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya berpengaruh

kepada keadaan gizi individu bersangkutan, dapat dipengaruhi oleh

tingkat pengetahuan gizi seseorang. Oleh karena itu, sikap sangat

erat kaitannya dengan pengetahuan dan pendidikan seseorang

mengenai gizi.

g. Keterampilan memasak

Keterampilan memasak adalah suatu jenis keterampilan dalam

bidang tata cara memasak yang didalamnya terdapat kegiatan dari

mempersiapkan bahan, peralatan yang digunakan, proses pengolahan

sampai bahan makanan tersebut siap untuk dimakan (Suswanti,

2013). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan jenis

makanan yang dikonsumsi, tetapi keterampilan untuk menyiapkan

makanan yang tepat sangat berperan penting dalam pemilihan

makanan. Hal ini didukung dengan penelitian Mac, Iomaire dan

Lydon (2011) yang menyatakan bahwa mayoritas responden

penelitian setuju bahwa memiliki keterampilan memasak

berkontribusi untuk memiliki pola makan yang sehat. Hanya 8%

tidak setuju dengan pernyataan ini, dengan dua dari mereka sangat

tidak setuju.

Tidak jarang anak-anak yang tidak suka sayur dan juga tidak

mau mencoba makanan yang asing baginya. Jika anak-anak

disediakan sayur dengan cara biasa, akan sering terjadi penolakan.

Cara pemberian sayur dengan metode hidden vegetable bisa

Page 38: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

19

dijadikan salah satu cara untuk mengatasi susah makan sayur bagi

anak-anak. Hidden vegetable adalah metode penambahan puree

(bubur) sayuran ke dalam makanan, yang merupakan strategi untuk

meningkatkan penerimaan sayuran yang terlepas dari kesukaan anak

pada jenis sayuran tertentu. Puree sayuran merupakan hasil

penghancuran sayuran dengan cara menumbuk, menggiling, atau

memotong sayuran sampai teksturnya halus seperti bubur (Dahl,

2014). Penambahan puree sayuran ke dalam berbagai macam

makanan manis dan gurih memiliki kesempatan lebih besar untuk

meningkatkan penerimaan sayuran daripada penyajian sayuran

dalam bentuk cincang atau utuh (Blatt, Roe and Rolls, 2011). Cara

tersebut sudah terbukti dapat meningkatkan preferensi sayur setelah

dialakukan ekperimen secara berkala kepada anak-anak (Widiyastuti,

2015).

2. Karakteristik Sayur

Suatu makanan dianggap memenuhi selera atau tidak, bisa

tergantung dari sifat fisiknya. Reaksi indera rasa terhadap makanan

sangat berbeda dari orang ke orang (Suhardjo, 1986). Suatu faktor

penting dalam pemilihan pangan antara lain meliputi bau, tekstur dan

suhu. Penampilan yang meliputi warna dan bentuk juga mempengaruhi

sikap terhadap pangan. Bentuk dan tekstur makanan untuk anak-anak dan

dewasa berbeda. Makanan yang disiapkan untuk anak-anak perlu dirubah

agar memperoleh kesan yang menyenangkan pada waktu mengunyah dan

memakannya (Suhardjo, 1986).

Beberapa penelitian membuktikan bahwa karateristik makanan

sangat berpengaruh dalam preferensi. Preferensi makanan anak-anak

sering dipandu oleh rasa. Menurut Wade (2008), pada dasarnya dalam

pemahaman tradisional, para peneliti telah membagi rasa menjadi empat

macam rasa dasar, yaitu asin, asam, pahit dan manis, yang masing-

masing dihasilkan oleh senyawa kimia yang berbeda. Saat ini, banyak

peneliti telah memasukkan rasa kelima, yaitu gurih/umami (dari Bahasa

Jepang untuk “sedap”), yang merupakan rasa dari monosodium glutamate

Page 39: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

20

(MSG), yang ditemukan pada banyak makanan yang kaya protein,

termasuk daging, ikan, kerang dan rumput laut. Rasa-rasa dasar tersebut

merupakan bagian dari proses evolusi yang diturunkan. Rasa pahit dan

asam membantu kita untuk mengidentifikasi makanan yang beracun atau

basi, rasa manis membantu kita mengenali makanan yang menyehatkan

atau kaya akan kalori, rasa asin diperlukan untuk setiap fungsi tubuh, dan

rasa gurih dapat membantu kita untuk mengidentifikasi makanan-

makanan yang kaya akan protein (Wade, 2008). Oleh karena itu,

berdasarkan teori tersebut perlu juga memperhatikan dan

mempertimbangkan rasa dalam preferensi terhadap makanan, terutama

sayur. Pada umumnya rasa sayur adalah pahit sedangkan berdasarkan

teori tersebut rasa pahit mengidentifikasi adanya racun atau basi pada

makanan.

Rasa tertentu seperti manis dan gurih akan mendorong anak untuk

menyukai salah satu jenis makanan (Proverawati, Prawirohartono dan

Kuntjoro, 2008). Penelitian Lakkakula (2011) menunjukkan bahwa anak-

anak lebih memilih buah dibandingkan dengan sayuran karena preferensi

pada anak-anak lebih cenderung pada rasa manis. Anak-anak tidak

menyukai sayur karena rasanya yang pahit (Khoirina, dkk., 2015).

Penelitian Sucihatiningsih, dkk. (2009), menunjukkan bahwa semua

responden dianggap sepakat mengenai atribut rasa, aroma dan tekstur

pada produk olahan pangan sebagai faktor yang dipertimbangkan dalam

memilih produk olahan pangan. Selain itu, penelitian Suswanti (2013)

telah membuktikan bahwa warna adalah faktor penting dalam pemilihan

makanan (p-value = 0,033).

Kombinasi dan variasi dari rupa, rasa, warna dan bentuk

(konsistensi) makanan akan mempengaruhi nafsu makan anak. Cara

menghidangkan atau menghias suatu hidangan, macam alat yang dipakai

dan temperatur hidangan tersebut akan berpengaruh pula pada nafsu

makan anak. Anak akan kehilangan selera bila ia mendapat hidangan sop

yang sudah dingin, dalam tempat makan yang kurang menarik atau dalam

piring yang tidak disukai (Suhardjo, 1989). Agar-agar yang disajikan

Page 40: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

21

dalam suhu ruang dan menggunakan plastik disukai oleh anak-anak

karena rasanya yang manis dan frekuensi makan makanan yang tergolong

sering di rumah. Hal ini sesuai dengan penelitian Worthington-Roberts

dan Williams dalam Proverawati, Prawirohartono, Endy P Kuntjoro

(2008) yang menyatakan bahwa anak-anak lebih menyukai makanan

yang bersuhu ruangan, tidak panas maupun dingin.

Ukuran makanan juga berpengaruh terhadap preferensi anak

terhadap makanan yang disukai. Menurut Patrick dan Nicklas dalam

Proverawati, Prawirohartono, Endy P Kuntjoro (2008), makin besar

ukuran makanan, makin tinggi tingkat kesukaan anak terhadap makanan

tersebut. Ada beberapa alasan anak tidak menyukai jenis makanan

tertentu, seperti makanan yang lembek atau tidak dikenal. Kadang-

kadang anak menolak makanan yang telah rusak, tetapi tidak menolak

makanan yang bermerek. Hal tersebut sejalan dengan penelitian kualitatif

yang dilakukan oleh Khoirina, dkk. (2015) yang menggambarkan bahwa

responden menyukai makanan manis dan asin yang memiliki bentuk,

kombinasi, dan penampilan yang menarik serta rapi dengan tekstur

lembut, namun tidak memperhatikan faktor harga. Mereka juga kurang

menyukai sayuran.

3. Karakteristik Lingkungan

a. Kesukaan Orang Tua

Orang tua adalah lingkungan sosial utama pada anak-anak dan

memberi pengaruh yang kuat pada perkembangan preferensi

makanan anak-anak (Skinner et al., 1998). Banyak penelitian yang

menguji hubungan antara preferensi orang tua dan anak-anak.

Karena preferensi anak-anak akan mirip dengan orang tuanya. Anak-

anak banyak terpapar oleh makanan yang disukai oleh orang tuanya

dan kemudian mereka akan menyukainya juga. Disamping itu, orang

tua akan menjadi panutan utama dalam preferensi (Bolles, 2014).

Sebuah penelitian meta-analisis dari lima studi mengungkapkan

adanya hubungan signifikan dalam preferensi makanan orangtua

dengan anak tapi korelasinya lemah (r = 0,17) (Borah-giddens and

Page 41: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

22

Falciglia, 1993). Sedangkan hasil penelitian Skinner et al. (1998b)

menunjukkan kesesuaian yang kuat (82,1-83,3%) dari preferensi

makanan antara anak dan anggota keluarga lainnya. Kesamaan

antara makanan yang tidak pernah ditawarkan untuk anak dan tidak

disukai ibu signifikan pada p-value = 0,005. Tetapi untuk ayah tidak

signifikan. Rata-rata, anak-anak telah ditawarkan 77,8% dari 196

makanan dan menyukai 81,1% dari makanan yang ditawarkan

kepada mereka.

b. Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan orang tua erat kaitannya dengan pendapatan serta

pendidikannya, karena tingginya pendapatan keluarga disebabkan

tingginya tingkat pekerjaan dan pendidikan orangtua. Pendapatan

yang tinggi umumnya akan diikuti oleh peningkatan kuantitas dan

kualitas makanan yang dikonsumsi. Profesi dan pekerjaan seseorang

akan mempengaruhi pendapatan yang diterima (Sumarwan, 2004

dalam Widyawati, 2009). Berg (1986) dalam Widyawati (2009)

menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan, semakin besar pula

persentase pertambahan pembelanjaan termasuk untuk buah-buahan,

sayur, dan jenis pangan lain.

Berdasarkan uji hubungan yang dilakukan pada penelitian

Widyawati (2009) dengan menggunakan uji chi square menunjukkan

bahwa terdapat hubungan (p < 0.05) antara pekerjaan dengan

preferensi terhadap jagung, sedangkan untuk singkong, ubi jalar,

serta talas tidak memiliki hubungan (p > 0.05) dengan pekerjaan. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin banyak ibu yang bekerja sebagai

ibu rumah tangga semakin banyak yang menyukai jagung.

c. Musim

Menurut teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al.

(2002) dan Suhardjo (1989) menyatakan bahwa musim merupakan

salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi preferensi

pangan. Pemilihan pangan akan dipengaruhi oleh ketersedian pangan

yang dihasilkan pada musim saat itu. Efek musim pada pilihan

Page 42: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

23

pangan tidak terlalu jelas dimengerti saat ini. Bahkan jika teknologi

digunakan sepanjang tahun untuk mengakses pangan musiman,

orang akan memiliki perbedaan pengubahan bentuk pada pangan

yang sama, dan respon psikologis tetap dapat berefek langsung pada

pangan. Adanya gejolak senantiasa mempengaruhi program

pengembangan pangan dan pertanian akibat perubahan musim, dan

perubahan keadaan perekonomian domestik atau internasional

(seperti krisis ekonomi saat sekarang). Dalam keadaan sekarang ini,

di mana makanan pokok menggantungkan beras, sementara bahan

pangan impor didominasi terigu, maka Indonesia senantiasa dalam

bahaya ketahanan pangan (food insecurity).

d. Ketersediaan

Anak-anak tidak siap menerima makanan baru atau takut

terhadap makanan yang baru, biasa disebut dengan neophobia. Hal

tersebut normal pada anak-anak. Biasanya, neophobia dikurangi

dengan konsumsi berulang makanan baru (Birch and Fisher, 1995).

Ketersediaan dan akses yang mudah terhadap sayuran dimungkinkan

memiliki hubungan positif dengan penerimaan dan konsumsi

sayuran pada anak. Makanan yang sering tersedia di lingkungan

mereka dan mudah diakses akan membuat anak menyukai dan sering

mengkonsumsi makanan tersebut (Widiyastuti, 2015).

Penelitian ekperimental untuk meningkatkan kesukaan anak-

anak terhadap sayur yang dilakukan oleh Lakkakula (2011) dengan

memberikan/menyediakan sayur secara bertahap menunjukkan

bahwa pada akhir 8 minggu intervensi, siswa kelas lima (p-value =

0,00) dan kelas ketiga (p-value = 0,00) menyukai paprika lebih baik

dari sebelumnya dan kelas satu menyukai wortel lebih baik dari

sebelumnya (p-value = 0,04).

Penelitian eksperimetal lainnya dilakukan oleh Widiyastuti

(2015) dengan menggunakan teknik hidden vegetable menunjukkan

ada perbedaan penerimaan sawi hijau (p-value = 0,000), wortel

(0,011), dan brokoli (0,020) pada kelompok kontrol dan perlakuan.

Page 43: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

24

Hidden vegetable adalah metode penambahan puree (bubur) sayuran

ke dalam makanan, yang merupakan strategi untuk meningkatkan

penerimaan sayuran yang terlepas dari kesukaan anak pada jenis

sayuran tertentu. Pada penelitian ini subjek dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada

kelompok kontrol diberi hidangan berupa sayuran rebus, sedangkan

pada kelompok perlakuan diberi hidangan berupa penambahan puree

sayuran.

e. Ukuran Rumah Tangga dan Tingkatan Keluarga

Ukuran rumah tangga diartikan sebagai banyaknya anggota

dalam keluarga inti suatu rumah. Ukuran rumah tangga dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu keluarga besar, keluarga sedang, dan

keluarga kecil. Dikatakan keluarga besar jika anggota keluarga lebih

dari 7 orang, keluarga sedang jika 5 sampai 7 orang dan keluarga

kecil jika kurang atau sama dengan 4 orang (Hurlock, 1980 dalam

Tiyas, 2009). Menurut Mewa Ariani (2004) besar keluarga akan

mempengaruhi pendapatan per kapita dan pengeluaran untuk

konsumsi pangan. Namun hasil uji spearman pada penelitian Tiyas

(2009) menunjukkan tidak terdapat hubungan nyata (p > 0,05) antara

besar keluarga dengan preferensi terhadap sayur daun hijau, kacang

panjang, buncis, dan wortel.

Keluarga dengan banyak anak dan jarak kelahiran antar anak

yang sangat dekat akan menimbulkan lebih banyak masalah. Pangan

yang tersedia untuk satu keluarga, mungkin tidak akan cukup untuk

memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga tersebut tetapi hanya

mencukupi sebagian dari anggota keluarga itu. Oleh sebab itu,

pilihan pangan pun menjadi terbatas dengan semakin besarnya

ukuran keluarga (Tiyas, 2009). Pada suatu budaya, terdapat

perbedaan kebiasaan makan dalam keluarga, yaitu kebiasaan

mendahulukan atau mengistimewakan orang tua di dalam

kehidupannya, sehingga anak-anak dan kaum wanita biasanya

mendapat prioritas terakhir dalam hal makanannya dan kemudian

Page 44: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

25

sebagai sisanya diberikan kepada pembantu rumah tangga (Suhardjo,

1989). Sehingga kondisi ini akan menjadi pola dan mempengaruhi

preferensi pangannya. Seseorang makan suatu pangan bisa karena

memang suka dan bisa juga karena tidak ada pilihan lagi.

2.4 Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah adalah anak berusia 6-12 tahun. Di Indonesia, anak

tersebut adalah anak usia sekolah dasar. Tahapan perkembangan anak

menurut teori perkembangan Piaget dibagi menjadi 4 tahapan sebagai berikut

(Piaget, 2004):

1. Tahap sensori motor (usia 0 – 2 tahun)

2. Tahap pra operasional (usia 2 – 7 tahun)

3. Tahap operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)

4. Tahap formal operasional (lebih dari usia 11 tahun)

Pada umumnya, anak kelas 4 dan 5 SD berada pada usia 9 – 11 tahun.

Berdasarkan tahapan tersebut, maka anak usia 7 – 11 tahun berada pada

tahapan perkembangan kongkrit. Pada tahap ini, anak dapat melakukan

operasi dan penalaran logis, menggantikan pemikiran intuitif, sepanjang

penalaran dapat diaplikasikan pada contoh kasus atau konkrit. Dengan kata

lain anak dapat bernalar secara logis tentang kejadian yang konkrit dan

mengklasifikasi obyek ke dalam kelompok yang berbeda (Santrock, 2003).

Anak usia 7 – 11 tahun berada pada tahap sekolah dasar. Pada usia

tersebut, anak berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan sangat aktif

serta lebih mudah dididik dibandingkan dengan anak usia sebelum atau

sesudahnya. Oleh sebab itu, sangat tepat jika pada siswa sekolah dasar

ditanamkan dasar-dasar pengetahuan gizi dan kebutuhan makanan yang baik.

Anak-anak sekolah dasar merupakan kelompok yang perlu mendapat

perhatian lebih dalam hal pembinaan dan pengembangan mengenai cara-cara

berpengetahuan, bersikap, dan bertindak dalam pemilihan makanan, baik

selama mereka berada di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan

masyarakat yang lebih luas karena mereka memerlukan zat gizi yang baik

secara kualitas maupun kuantitas.

Page 45: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

26

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan

nutrisi pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut (Supartini, 2004):

a. Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.

b. Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di

lingkungan luar rumah, selain itu adanya reklame atau iklan makanan

tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau

keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.

c. Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur-angsur hilang.

d. Pengaruh aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginannya yang lebih

besar pada aktivitas bermain daripada makan.

2.5 Kerangka Teori

Preferensi pangan didefinisikan sebagai derajat suka atau tidak suka

terhadap suatu jenis pangan (Pilgrim, 1957 dalam Sijtsema et al., 2002). Pada

penelitian ini preferensi pangan yang dimaksud adalah preferensi pangan

jenis sayur. Berdasarkan teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et

al., (2002), terdapat tiga aspek yang mempengaruhi preferensi pangan yaitu

karakteristik individu, makanan dan lingkungannya. Faktor preferensi

tersebut dapat mempengaruhi asupan atau konsumsi suatu pangan. Berikut

kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 46: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

27

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al. (2002)

dan (Skinner et al., 1998).

Keterangan

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti

= Hubungan yang diteliti = Hubungan yang tidak diteliti

Preferensi

Pangan

Karakteristik Makanan

- Rasa

- Warna

- Penampilan

- Tekstur

- Harga

- Cara Pengolahan

- Bentuk

- Bumbu

- Kombinasi Makanan

Karakteristik Individu

- Usia

- Jenis kelamin

- Pengetahuan Sayur

- Keterampilan memasak

- Pendidikan

- Pendapatan

- Sikap untuk Sehat

Karakteristik

Lingkungan

- Kesukaan Orang Tua

- Ketersediaan

- Pekerjaan Orang Tua

- Musim

- Ukuran Rumah Tangga

dan Tingkatan Keluarga

Konsumsi

Pangan

Page 47: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

28

4 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka pada BAB II, dapat diketahui bahwa

terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan preferensi pangan pada

anak-anak. Teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al. (2002),

menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang mempengaruhi preferensi pangan

yaitu berdasarkan karakteristik individu (usia, jenis kelamin, pengetahuan

sayur, keterampilan memasak, pendidikan, pendapatan dan sikap untuk

sehat), karakteristik makanan (penilaian terhadap rasa, warna, penampilan,

tekstur, harga, proses memasak, bentuk, bumbu, kombinasi makanan) dan

karakteristik lingkungannya (kesukaan orang tua, ketersediaan, pekerjaan

orang tua, musim, ukuran rumah tangga dan tingkatan keluarga).

Penelitian ini menggunakan teori Randall dan Sanjur (1981) dalam

Sijtsema et al. (2002) dan Skinner et al. (1998). Peneliti tidak meneliti semua

variabel yang ada pada kerangka teori. Faktor karakteristik individu yang

diteliti yaitu jenis kelamin dan pengetahuan sayur. Usia tidak diteliti karena

sudah dapat dipastikan usia responden homogen. Keterampilan memasak

tidak diteliti karena pada anak usia sekolah dasar belum memiliki

keterampilan memasak yang berarti. Pendidikan tidak diteliti karena

pendidikan responden penelitian ini homogen yaitu kelas 4 dan 5 sekolah

dasar. Pendapatan tidak diteliti karena seluruh responden belum mempunyai

pendapatan pribadi, melainkan berasal dari orang tua masing-masing. Sikap

tidak diteliti karena berdasarkan teorinya, vareiabel ini sangat erat kaitannya

dengan pengetahuan. Selain hasil penelitian sudah diasumsikan bahwa sikap

yang baik selalu dihasilkan dari pengetahuan yang baik dan menghasilkan

perilaku yang baik pula, juga sikap anak-anak terhadap preferensi sayur rata-

rata sama dan sangat dipengaruhi oleh faktor lain diluar individu. Faktor

karakteristik makanan yang diteliti hanya penilaian terhadap rasa, warna,

tekstur, proses memasak bentuk dan bumbu. Penilaian terhadap penampilan

tidak diteliti karena sudah dipastikan jawaban responden homogen.

Page 48: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

29

Penampilan menarik adalah makanan yang disukai anak-anak. Dengan kata

lain, penampilan adalah faktor yang penting dalam preferensi pada anak-anak.

Harga tidak diteliti karena sudah terbukti pada penelitian sebelumnya bahwa

anak-anak tidak dipengaruhi harga dalam pemilihan makanan. Selain itu,

faktor karakteristik lingkungan yang diteliti adalah kesukaan orang tua dan

ketersediaan. Ketersedian yang diteliti adalah ketersediaan sayur di rumah

dan di sekolah. Pekerjaan orang tua tidak diteliti karena variabel ini tidak

berhubungan secara langsung terhadap preferensi sayur, melainkan

keterkatiannya terhadap penghasilan yang dapat mempengaruhi ketersediaan

sayur. Musim tidak diteliti karena penelitian ini dilakukan kepada responden

dengan waktu dan tempat yang sama, sehingga musim pada lokasi penelitian

homogen. Ukuran rumah tangga dan tingkatan keluarga tidak diteliti karena

hubungannya dengan pendapatan dan pengeluaran untuk konsumsi pangan

serta budaya yang membentuk kebiasaan.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Preferensi Sayur

Pada Siswa-Siswi

MI Pembangunan

UIN Jakarta

Karakteristik Makanan

- Penialaian Rasa

- Penialaian Warna

- Penilaian Tekstur

- Penilain Proses

Memasak

- Penilaian Bentuk

- Penilaian Bumbu

Karakteristik Individu

- Jenis kelamin

- Pengetahuan Sayur

Karakteristik

Lingkungan

- Kesukaan Orang Tua

- Ketersediaan Sayur di

Rumah

- Ketersediaan Sayur di

Sekolah

Page 49: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

30

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat

Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

Variabel Dependen

1. Preferensi

sayur

Penilaian

responden

terhadap

sayur yang

diukur

menggunakan

skala.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Sangat tidak

suka, jika score

kesukaan anak

terhadap sayur

antara 0 sampai

28.

1. Tidak suka,

jika score

kesukaan anak

terhadap sayur

antara 29

sampai 56.

2. Suka, jika

score kesukaan

anak terhadap

sayur antara 57

sampai 84.

3. Sangat suka,

jika score

kesukaan anak

terhadap sayur

antara 85

sampai 112.

Ordinal

Variabel Independen

2. Jenis

Kelamin

Perbedaan

responden

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Laki-laki.

1. Perempuan.

Nominal

Page 50: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

31

berdasarkan

ciri biologis

dengan

kategori.

3. Pengetahu-

an Sayur

Tingkat

pemahaman

responden

terhadap

sayur yang

dilihat dari

kemampuan

menjawab

pertanyaan

dengan benar.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Kurang <

median dari

score

pengetahuan

sayur.

1. Baik ≥ median

dari score

pengetahuan

sayur.

Median = 17

Ordinal

4. Penilaian

Rasa

Penilaian

responden

terhadap rasa

dalam

menyukai/me

milih sayur.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Penting ≥

median dari

score penilaian

rasa.

1. Tidak penting

< median dari

score penilaian

rasa.

Median = 3

(Suswanti, 2013)

Ordinal

5. Penilaian

Warna

Penilaian

responden

terhadap

warna dalam

menyukai/me

milih sayur.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Penting ≥

median dari

score penilaian

warna.

1. Tidak penting

< median dari

score penilaian

warna.

Ordinal

Page 51: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

32

Median = 2

(Suswanti, 2013)

6. Penilaian

Tekstur

Penilaian

responden

terhadap

tekstur dalam

menyukai/me

milih sayur.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Penting ≥

median dari

score penilaian

tekstur.

1. Tidak penting

< median dari

score penilaian

tekstur.

Median = 3

(Suswanti, 2013)

Ordinal

7. Penilaian

Proses

Memasak

Penilaian

responden

terhadap

proses

memasak

dalam

menyukai/me

milih sayur.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Penting ≥

median dari

score penilaian

proses

memasak.

1. Tidak penting

< median dari

score penilaian

proses

memasak.

Median = 3

(Suswanti, 2013)

Ordinal

8. Penilaian

Bentuk

Penilaian

responden

terhadap

bentuk dalam

menyukai/me

milih sayur.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Penting ≥

median dari

score penilaian

bentuk.

1. Tidak penting

< median dari

score penilaian

bentuk.

Ordinal

Page 52: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

33

Median = 2

(Suswanti, 2013)

9. Penilaian

Bumbu

Penilaian

responden

terhadap

bumbu dalam

menyukai/me

milih sayur.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Penting ≥

median dari

score penilaian

bumbu.

1. Tidak penting

< median dari

score penilaian

bumbu.

Median = 3

(Suswanti, 2013)

Ordinal

10. Kesukaan

orang tua

Penilaian ibu

terhadap

sayur yang

diukur

menggunakan

skala.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Sangat tidak

suka, jika

score kesukaan

anak terhadap

sayur antara 0

sampai 28.

1. Tidak suka,

jika score

kesukaan anak

terhadap sayur

antara 29

sampai 56.

2. Suka, jika

score kesukaan

anak terhadap

sayur antara 57

sampai 84.

3. Sangat suka,

jika score

kesukaan anak

Ordinal

Page 53: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

34

terhadap sayur

antara 85

sampai 112.

11. Ketersedia

an sayur di

rumah

Frekuensi

sayur yang

disediakan di

rumah dalam

satu minggu

terakhir.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Tidak tersedia,

jika tidak ada

sayur di rumah

dalam satu

minggu

terakhir.

1. Kadang-kadang

tersedia, jika

ada sayur di

rumah minimal

satu kali dalam

satu minggu

terakhir.

2. Selalu tersedia,

jika ada sayur

di rumah setiap

hari.

(California

Departement of

Public Health,

2011)

Ordinal

12 Ketersedia

an sayur di

sekolah

Frekuensi

sayur yang

disediakan di

sekolah dalam

satu minggu

terakhir.

Penyebaran

Kuesioner

Kuesioner 0. Tidak tersedia,

jika tidak ada

sayur di

sekolah dalam

satu minggu

terakhir.

1. Kadang-kadang

tersedia, jika

Ordinal

Page 54: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

35

ada sayur di

sekolah

minimal satu

kali dalam satu

minggu

terakhir.

2. Selalu tersedia,

jika ada sayur

di sekolah

setiap hari.

(California

Departement of

Public Health,

2011)

3.3 Hipotesis Penelitian

1. Adanya hubungan antara karakteristik individu (jenis kelamin dan pengetahuan

sayur) dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

2. Adanya hubungan antara karakteristik lingkungan (kesukaan orang tua,

ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah) dengan

preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

Page 55: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

36

5 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross

sectional yang dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen pada sampel dari suatu populasi, yang sesuai dengan

tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi sayur

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

tahun 2017. Variabel independen pada penelitian ini yaitu jenis kelamin,

pengetahuan sayur, penilaian rasa, penilaian warna, penilaian tekstur, penilaian

proses memasak, penilaian bentuk, penilaian bumbu, kesukaan orang tua,

ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah. Sedangkan yang

menjadi variabel dependen adalah preferensi sayur pada siswa-siswi Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017. Pengumpulan data dan

informasi antara variabel dependen dan variabel independen dilakukan dalam

waktu yang sama.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2017.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta pada tahun 2017 yaitu

sebanyak 457 anak.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang akan diteliti.

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan kelas 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Pemilihan siswa kelas 4 dan 5 dilakukan

dengan pertimbangan siswa telah mampu menerima arahan dalam pengisian

kuesioner.

Page 56: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

37

Sampel minimum penelitian ini berjumlah 177 anak. Jumlah ini ditentukan

berdasarkan jumlah tertinggi pada tabel 4.1. Penentuan sampel dengan

menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi sebagai berikut:

Sampel =

√ ̅( ̅) √ ( ) ( )

( )

Keterangan:

n = Jumlah sampel

= Derajat kepercayaan 95% (1,96) dengan α = 5%

= Kekuatan uji = 80% (0,842)

P = P1 + P2/2

P1 = Proporsi responden yang mengatakan penilaian tekstur tidak penting

pada preferensi negatif pada penelitian sebelumnya

P2 = Proporsi responden yang mengatakan penilaian tekstur penting pada

preferensi negatif pada penelitian sebelumnya

Tabel 4.1 Jumlah Sampel pada Perhitungan Variabel Independen

Variabel P1 P2 N

(Jumlah

Sampel)

Jenis Kelamin 0,556

(Suswanti, 2013)

0,364

(Suswanti, 2013)

105

Pengetahuan 0,129

(Tiyas, 2009)

0,333

(Tiyas, 2009)

66

Penilaian Rasa 0,167

(Suswanti, 2013)

0,400

(Suswanti, 2013)

58

Penilaian

Tekstur

0,544

(Suswanti, 2013)

0,371

(Suswanti, 2013)

129

Penilaian

Warna

0,586

(Suswanti, 2013)

0,355

(Suswanti, 2013)

73

Page 57: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

38

Berdasarkan hasil dari perhitungan sampel dengan menggunakan rumus

tersebut, jumlah yang akan diambil adalah sebanyak 129 anak. Dari hasil

tersebut, kemudian dilakukan perhitungan selanjutnya untuk mengetahui

sampel minimum dengan rumus:

=

= 176,712 ~ 177 orang

Keterangan:

n‟ = Jumlah sampel minimum

n = Hasil perhitungan sampel dengan rumus uji hipotesis dua proporsi

p = Proporsi anak yang tidak menyukai sayur pada penelitian sebelumnya

(Chok, 2005).

Besar sampel minimum yang digunakan pada penelitian ini menjadi 177

siswa. Namun, untuk menghindari adanya drop out atau missing data dari

jawaban responden maka peneliti menambahkan cadangan 10% yaitu 18

responden, menjadi 195 siswa. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

siswa kelas 4 dan 5 yang bersedia menjadi responden dan hadir saat penelitian

berlangsung. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah siswa yang

mengundurkan diri pada saat penelitian berlangsung, dan tidak hadir atau sakit

pada saat penelitian berlangsung.

3. Metode Pengambilan Sampel

Proses pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak

(probability sampling) dengan menggunakan teknik simple random sampling

yang diambil secara proporsional. Cara ini dilakukan dengan mengambil

sampel dari masing-masing kelompok kelas 4 dan 5 yang ada di Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017. Populasi pada kelas 4 dan 5

dipilih secara acak menggunakan website https://www.randomizer.org/ sesuai

dengan jumlah sampel yang diinginkan, kemudian angka yang keluar dari

kocokan tersebut menjadi responden yang diambil berdasarkan daftar absensi

kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun

pembelajaran 2016/2017. Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan

jumlah sampel setiap kelas adalah:

Page 58: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

39

ni =

x n

Keterangan:

ni = jumlah anggota sampel tiap kelas

Ni = jumlah anggota populasi tiap kelas

N = jumlah anggota populasi seluruh kelas

n = jumlah anggota sampel seluruh kelas

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta mempunyai siswa kelas 4

sebanyak 221 siswa dan siswa kelas 5 sebanyak 236 siswa. Berikut adalah tabel

yang menunjukkan jumlah sampel yang diambil sesuai proporsi kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta 2017.

Tabel ‎2.4 Pembagian Sampel

Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel

4 221 221/457 x 195 = 94

5 236 236/457 x 195 = 101

TOTAL 457 195

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.2 didapatkan bahwa total

sampel berjumlah 195 siswa, yaitu kelas 4 sebanyak 94 siswa dan kelas 6

sebanyak 101. Jumlah tersebut diambil secara proporsial. Dari masing-masing

kelas telah diambil sampel penelitian sesuai dengan jumlah yang ditetapkan.

4.5 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer.

Data primer didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner yang mencakup

pertanyaan mengenai variabel independen dan variabel dependen kepada

responden yang terpilih dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Pada pengumpulan data primer ini, peneliti dibantu oleh 6 orang enumerator

(mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat). Metode yang digunakan untuk

memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner dengan

metode self-administred questionnaire, yaitu teknik pengumpulan data dengan

menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.

Page 59: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

40

Data primer pada penelitian ini terdiri dari variabel preferensi sayur, jenis

kelamin, pengetahuan sayur, penilaian rasa, penilaian warna, penilaian tekstur,

penilaian proses memasak, penilaian bentuk, penilaian bumbu, kesukaan orang

tua, ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah.

Proses pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan dan

menyebarkan kuesioner kepada siswa-siswi yang menjadi responden perkelas.

Kemudian setelah masing-masing memegang kuesioner, anak diberi arahan cara

pengisian kuesioner secara bertahap. Pertama, diberi arahan cara mengisi data

karakteristik individu lalu diisi secara bersamaan. Ketika semua anak sudah

mengisi data karakteristik individu, kemudian dilanjutkan ke pertanyaan

berikutnya mengenai data pengetahuan sayur, lalu diisi secara bersamaan.

Begitupun pada pertanyaan mengenai ketersediaan, preferensi sayur dan faktor

makanan (penilaian rasa, penilaian warna, penilaian tekstur, penilaian proses

memasak, penilaian bentuk, penilaian bumbu). Setelah semua anak selesai

menjawab seluruh pertanyaan, kuesioner dikumpulkan. Setelah terkumpul semua

kuesioner responden, siswa-siswi dibagikan kuesioner yang harus diisi oleh ibu

dari responden, lalu diberi arahan mengenai cara mengisi kuesioner ibu tersebut

dan mewajibkan kuesioner tersebut dikembalikan/dikumpulkan pada keesokan

harinya. Kemudian untuk memastikan bahwa data kuesioner orang tua yang

dititipkan tersebut diisi oleh ibu dari responden, dapat dilihat dari tanda tangan ibu

pada lembar persetujuan. Selain itu juga, peneliti melakukan konfirmasi dengan

cara menghubungi 10% ibu dari responden melalui handphone dengan cara

mengirim pesan lewat sms ataupun whatsapp berdasarkan data yang didapatkan

dari kuesioner yang telah diisi.

Pengumpulan data dilakukan selama 5 hari yaitu dari hari Senin, 20 Maret

sampai Jum‟at, 24 maret 2017 dengan rincian yang tertera pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Pemgumpulan Data

No. Hari, Tanggal, Tahun Kegiatan

1 Senin, 20 Maret 2017 - Penyebaran kuesioner kepada responden

di 4 kelas yaitu kelas 4B, 4H, 4G dan 5F

yang dibantu oleh 3 orang enumerator.

Page 60: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

41

- Penyebaran kuesioner untuk ibu

responden tersebut dengan cara

menitipkan ke anaknya.

2 Selasa, 21 Maret 2017 - Penyebaran kuesioner kepada responden

di 3 kelas yaitu kelas 5G, 4D dan 5D

yang dibantu oleh 3 orang enumerator.

- Penyebaran kuesioner untuk ibu

responden tersebut dengan cara

menitipkan ke anaknya.

- Pengambilan kuesioner untuk ibu

responden yang sudah dibagikan pada

hari Senin, yaitu kelas 4B, 4H, 4G dan

5F.

3 Rabu, 22 Maret 2017 - Pengambilan kuesioner untuk ibu

responden khusus kelas 4 yang sudah

dibagikan pada hari Selasa, yaitu kelas

4D dan kelas 4 lainnya yang belum

mengumpulkan di hari sebelumnya.

4 Kamis, 23 Maret 2017 - Pengambilan kuesioner untuk ibu

responden pada kelas 5 yang sudah

dibagikan pada hari Selasa, yaitu kelas

5D dan 5G serta kelas 4 dan 5 lainnya

yang belum mengumpulkan di hari

sebelumnya.

5 Jum‟at, 24 Maret 2017 - Pengambilan kuesioner untuk ibu

responden pada seluruh kelas 4 dan kelas

5 yang belum terkumpul pada hari

Selasa, Rabu dan Kamis.

6 Rabu, 17 Mei 2017 - Menghubungi ibu responden untuk

konfirmasi bahwa ibu tersebut telah

mengisi kuesioner yang sudah diberikan.

Page 61: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

42

4.6 Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang yang terdapat di

lapangan tempat penelitian dan data yang dilaporkan oleh peneliti (Lapau,

2013). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui pertanyaan atau pernyataan

dalam kuesioner valid atau tidak valid yang akan mempengaruhi pertanyaan

atau pernyataan tersebut dapat digunakan atau tidak. Uji validitas dilakukan

dengan test content atau yang disebut dengan validitas isi. Validitas isi

memiliki tujuan untuk mengetahui bahwa setiap item pada instrumen yang

digunakan sudah cukup mewakili konsep yang diinginkan. Validitas isi dimulai

dengan menentukan konsep yang akan digunakan dalam penelitian, menilai

apakah item sudah tepat untuk mengukur konsep penelitian yang didukung

dengan teori, penilaian setiap item dapat dilakukan dengan rating untuk

mengetahui relevansi setiap item, memperhatikan apakah setiap item sudah

tepat untuk mengukur konsep penelitian.

Pengujian validitas pada skala likert dilakukan dengan melakukan

perhitungan dengan rumus korelasi Person Product Moment kemudian

membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian

dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel berarti variabel valid. Namun, jika r

hitung < r tabel berarti variabel tidak valid. Item kuesioner yang tidak valid

dapat ditanggulangi dengan melakukan modifikasi item untuk memperjelas

makna pada item kuesioner atau menghilangkan item jika tidak penting. Uji

validitas dilakukan di SD Islam Ruhama dengan responden sebanyak 30 orang

siswa.

Perhitungan uji validitas menggunakan tingkat signifikan (α) = 5% dengan

30 orang responden, maka nilai koefisien korelasi (r tabel) sebesar 0,361.

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap siswa siswi kelas 4 dan 5 SD Islam

Ruhama, terkait kuesioner preferensi sayur didapatkan hasil uji validitas

berdasarkan perhitungan pada rumus r hitung yaitu lebih dari 0,361 pada setiap

item pertanyaan, sehingga kuesioner dinyatakan valid.

Page 62: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

43

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas dilakukan setelah item yang ada dalam kuesioner sudah

valid. Uji reabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat terlihat konsisten bila dilakukan berulang kali dalam suatu

instrumen, dengan kata lain reabilitas menyangkut ketepatan alat ukur (Lapau,

2013). Uji reabilitas menggunakan rumus statistik cronbach alpha keseluruhan

dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil (nilai alpha). Apabila

r alpha > r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan reliable.

Perhitungan uji reabilitas menggunakan tingkat signifikan (α) = 5% dengan

30 orang responden, maka nilai koefisien korelasi (r tabel) sebesar 0,361.

Berdasarkan hasil uji reabilitas terhadap siswa siswi kelas 4 dan 5 SD Islam

Ruhama, terkait kuesioner preferensi sayur didapatkan nilai cronbach’s alpha

pada tabel reability statistik untuk variabel pengetahuan sebesar 0,641, variabel

preferensi sayur sebesar 0,757 dan 0,677 pada variabel faktor makanan.

Artinya secara keseluruhan indikator pada kuesioner responden sudah reliabel

karena nilai reabilitasnya lebih dari r table (0,361).

4.7 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu

kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan semi terbuka tentang

karakteristik individu yaitu jenis kelamin dan pengetahuan sayur; karakteristik

makanan yaitu penilaian terhadap rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk

dan bumbu; karakteristik lingkungan responden yaitu kesukaan orang tua,

ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah.

1. Pengembangan Instrumen untuk Variabel Preferensi Sayur

a. Tahap I

Pada tahap pertama, peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap

32 macam masakan kepada 30 responden untuk mengetahui masakan yang

tersering dan terbanyak dikonsumsi oleh siswa-siswi kelas 4 dan 5

Madrasah Pembanguan UIN Jakarta. Masakan tersebut diujikan dengan

menggunakan metode semi-kuantitatif Food Frequency Questionnaire

(lampiran 3) pada bulan Februari 2017.

Page 63: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

44

b. Tahap II

Dari 32 masakan sayur yang diujikan, dipilih dua belas urutan

masakan yang paling sering dan paling banyak dikonsumsi yaitu

diantaranya sayur sop, sayur bayam, sambal goreng kentang, tumis taoge,

sayur asem, gado-gado, ketoprak, tumis brokoli, soto Betawi, tumis

kangkung, capcay dan krim sup jagung (lampiran 4). Bersadarkan data

tersebut, maka sayur-sayur yang ada di dalam masakan tersebut

merupakan sayur yang diujikan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 28

jenis sayur (lampiran 6).

c. Tahap III

Sayur-sayur yang diujikan tersebut dilihat preferensinya berdasarkan

kuesioner preferensi sayur yang ada pada „Compendium of Surveys for

Fruit and Vegetable Consumption and Physical Activity’ yang dikeluarkan

oleh US Departement of Agriculture Food Stamp Program (USDA, 2011).

Kuesioner tersebut dapat mendukung penelitian ini karena sudah

tervalidasi untuk mengukur preferensi buah dan sayur pada anak usia

sekolah dasar kelas 3 sampai dengan kelas 5. Selain itu, daftar sayur yang

ada pada kuesioner tersebut dapat dimodifikasi berdasarkan sayur yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

Preferensi sayur dinilai berdasarkan tingkat kesukaan responden

terhadap sayur yang dipilih menggunakan bentuk skala likert. Penilaian

dilakukan dengan memberi nilai 4 pada jawaban “selalu dihabiskan”, 3

pada jawaban “kadang dimakan kadang tidak”, 2 pada jawaban “mau

makan kalau terpaksa” dan 1 pada jawaban “sama sekali tidak mau

makan”. Kemudian diinterpretasikan dalam bentuk skor kesukaan

terhadap sayur dari masing-masing responden. Kemudian dikategorikan

berdasarkan nilai variabel tersebut. Sehingga kategori pada variabel ini

terdiri dari preferensi sayur “sangat tidak suka”, “tidak suka”, “suka” dan

“sangat suka”. Syaratnya jika skor antara 0 sampai dengan 28 maka

dikatakan responden sangat tidak suka sayur, jika skor antara 29 sampai

dengan 56 maka dikatakan responden tidak suka sayur, jika skor antara 57

sampai dengan 84 maka dikatakan responden suka sayur dan jika skor

Page 64: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

45

antara 85 sampai dengan 112 maka dikatakan responden sangat suka

sayur.

2. Jenis Kelamin

Variabel jenis kelamin diketahui berdasarkan pertanyaan tertutup yang

dijawab oleh responden. Responden hanya boleh mengisi satu jawaban yaitu

laki-laki atau perempuan.

3. Pengetahuan Sayur

Pertanyaan pada variabel pengetahuan sayur terdiri dari 10 pertanyaan

yang terdiri dari pertanyaan mengenai pengetahuan dasar sayur-mayur.

Semua pertanyaan bersifat tertutup dengan model pilihan multiple choice.

Penilaian dilakukan dengan memberikan nilai 2 pada jawaban yang benar dan

1 untuk jawaban yang salah. Kemudian diinterpretasikan dalam bentuk skor

pengetahuan sayur dari masing-masing responden. Lalu dikategorikan

berdasarkan nilai median variabel tersebut. Sehingga kategori pada variabel

ini terdiri dari pengetahuan sayur “baik” dan “kurang”. Syaratnya jika skor <

median maka dikatakan responden memiliki pengetahuan sayur yang kurang

dan jika skor ≥ median maka dikatakan responden memiliki pengetahuan

sayur yang baik (Khomsan 2000).

4. Faktor Makanan

Faktor makanan ini dibagi menjadi 6 variabel yang terpisah, yang

terdiri dari penilaian rasa, penilaian warna, penilaian tekstur, penilaian proses

memasak, penilaian bentuk dan penilaian bumbu. Pertanyaan untuk masing-

masing variabel tersebut disajikan dalam bentuk skala likert yang terdiri dari

jawaban “sangat tidak penting” dengan skor 1, “tidak penting” dengan skor 2,

“penting” dengan skor 3, dan “sangat penting” dengan skor 4. Selanjutnya

diinterpretasikan dalam bentuk skor untuk kemudian dikategorikan menjadi

“tidak penting” apabila < dari median dan “penting” apabila ≥ dari median

(Suswanti, 2013).

5. Kesukaan Orang Tua

Sama halnya dengan mengukur kesukaan sayur pada anak, variabel

kesukaan orang tua dinilai berdasarkan tingkat kesukaan ibu terhadap sayur

yang dipilih berdasarkan bentuk skala likert. Penilaian dilakukan dengan

Page 65: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

46

memberi nilai 4 pada jawaban “selalu dihabiskan”, 3 pada jawaban “kadang

dimakan kadang tidak”, 2 pada jawaban “mau makan kalau terpaksa” dan 1

pada jawaban “sama sekali tidak mau makan”. Kemudian diinterpretasikan

dalam bentuk skor kesukaan terhadap sayur dari masing-masing responden.

Sehingga kategori pada variabel ini terdiri dari preferensi sayur “sangat tidak

suka”, “tidak suka”, “suka” dan “sangat suka”. Syaratnya jika skor antara 0

sampai dengan 28 maka dikatakan responden sangat tidak suka sayur, jika

skor antara 29 sampai dengan 56 maka dikatakan responden tidak suka sayur,

jika skor antara 57 sampai dengan 84 maka dikatakan responden suka sayur

dan jika skor antara 85 sampai dengan 112 maka dikatakan responden sangat

suka sayur.

Pemilihan sayur dan sumber yang digunakan pada variabel ini sama

dengan pada variabel preferensi sayur pada anak, yaitu hasil dari studi

pendahuluan dan pengembangan instrumen kuesioner preferensi sayur yang

ada pada „Compendium of Surveys for Fruit and Vegetable Consumption and

Physical Activity’ yang dikeluarkan oleh US Departement of Agriculture

Food Stamp Program. Kuesioner tersebut tetap dapat mendukung penelitian

ini karena selain tervalidasi untuk mengukur preferensi buah dan sayur pada

anak usia sekolah dasar kelas 3 sampai dengan kelas 5, namun bisa juga

digunakan untuk dewasa. Selain itu, daftar sayur yang ada pada kuesioner

tersebut dapat dimodifikasi berdasarkan sayur yang dibutuhkan dalam

penelitian ini (USDA, 2011).

6. Ketersediaan

Variabel ketersediaan yang diteliti ada dua, yaitu ketersediaan sayur di

rumah dan ketersediaan sayur di sekolah. Pertanyaan pada variabel

ketersedian ini bersifat tertutup dan responden hanya boleh mengisi satu

jawaban saja yaitu “tidak pernah” jika tidak tersedia sayur dalam satu minggu

terakhir, “kadang-kadang” jika tersedia minimal satu hari dalam seminggu

terakhir atau “selalu” jika setiap hari tersedia sayur. Kemudian jawaban

responden akan dikategorikan menjadi “tidak tersedia”, “kadang-kadang

tersedia” dan “selalu tersedia” (USDA, 2011).

Page 66: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

47

4.7 Manajemen Data

Semua data yang telah dikumpulkan, akan diolah melalui beberapa tahap

atau rangkaian manajemen data sebagai berikut.

1. Data coding

Data yang telah diperoleh, diberi kode berupa angka untuk memudahkan

saat memasukkan data. Pemeriksaan kelengkapan jawaban responden

dilakukan di akhir tahap pengumpulan kuesioner pada saat pengambilan data.

d. Variabel dependen, preferensi sayur diberikan kode dengan empat kategori

yaitu dengan kode “0” untuk “sangat tidak suka” yaitu apabila skor

kesukaan anak terhadap sayur antara 0 sampai 28, kode “1” untuk “tidak

suka” apabila skor kesukaan anak terhadap sayur antara 29 sampai 56, kode

“3” untuk “suka” apabila skor kesukaan anak terhadap sayur antara 57

sampai 84 dan kode “4” untuk “sangat suka” apabila skor kesukaan anak

terhadap sayur antara 85 sampai 112.

e. Variabel independen jenis kelamin dikategorikan menjadi dua kategori

yaitu dengan kode “0” untuk laki-laki dan kode “1” untuk “perempuan”.

f. Variabel independen pengetahuan sayur dikategorikan menjadi dua

kategori yaitu dengan kode “0” untuk “kurang” yaitu apabila skor

pengetahuan sayur < median dan kode “1” untuk “baik” apabila skor

pengetahuan sayur ≥ median.

g. Variabel independen penilaian rasa dikategorikan menjadi dua kategori

yaitu dengan kode “0” untuk “penting” yaitu apabila skor penilaian rasa ≥

median dan kode “1” untuk “tidak penting” apabila skor penilaian rasa <

median.

h. Variabel independen penilaian warna dikategorikan menjadi dua kategori

yaitu dengan kode “0” untuk “penting” yaitu apabila skor penilaian warna

≥ median dan kode “1” untuk “tidak penting” apabila skor penilaian warna

< median.

i. Variabel independen penilaian tekstur dikategorikan menjadi dua kategori

yaitu dengan kode “0” untuk “penting” yaitu apabila skor penilaian tekstur

≥ median dan kode “1” untuk “tidak penting” apabila skor penilaian tekstur

< median.

Page 67: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

48

j. Variabel independen penilaian proses memasak dikategorikan menjadi dua

kategori yaitu dengan kode “0” untuk “penting” yaitu apabila skor

penilaian proses memasak ≥ median dan kode “1” untuk “tidak penting”

apabila skor penilaian proses memasak < median.

k. Variabel independen penilaian bentuk dikategorikan menjadi dua kategori

yaitu dengan kode “0” untuk “penting” yaitu apabila skor penilaian bentuk

≥ median dan kode “1” untuk “tidak penting” apabila skor penilaian bentuk

< median.

l. Variabel independen penilaian bumbu dikategorikan menjadi dua kategori

yaitu dengan kode “0” untuk “penting” yaitu apabila skor penilaian bumbu

≥ median dan kode “1” untuk “tidak penting” apabila skor penilaian bumbu

< median.

m. Variabel independen kesukaan orang tua diberikan kode dengan dua

kategori yaitu dengan kode “0” untuk “sangat tidak suka” yaitu apabila

skor kesukaan anak terhadap sayur antara 0 sampai 28, kode “1” untuk

“tidak suka” apabila skor kesukaan anak terhadap sayur antara 29 sampai

56, kode “3” untuk “suka” apabila skor kesukaan anak terhadap sayur

antara 57 sampai 84 dan kode “4” untuk “sangat suka” apabila skor

kesukaan anak terhadap sayur antara 85 sampai 112.

n. Variabel independen ketersediaan sayur di rumah dikategorikan menjadi

tiga kategori yaitu dengan kode “0” untuk “tidak tersedia” yaitu apabila

tidak tersedia sayur dalam satu minggu terakhir, kode “1” untuk “kadang-

kadang tersedia” yaitu apabila tersedia sayur minimal satu kali dalam satu

minggu terakhir, dan kode “2” untuk “selalu tersedia” yaitu apabila setiap

hari.

o. Variabel independen ketersediaan sayur di sekolah dikategorikan menjadi

tiga kategori yaitu dengan kode “0” untuk “tidak tersedia” yaitu apabila

tidak tersedia sayur dalam satu minggu terakhir, kode “1” untuk “kadang-

kadang tersedia” yaitu apabila tersedia sayur minimal satu kali dalam satu

minggu terakhir, dan kode “2” untuk “selalu tersedia” yaitu apabila setiap

hari.

Page 68: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

49

2. Data Editing

Data yang dikumpulkan untuk penelitian melalui kuesioner perlu

diperiksa kembali. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan data tersebut tidak

ada yang meragukan atau salah sehingga data dapat diolah lebih lanjut. Untuk

itu, peneliti melakukan pemeriksaan kuesioner secara fisik dengan memeriksa

kelengkapan jawaban responden dan memastikan coding telah diisi serta

memastikan setiap lembar kuesioner utuh.

3. Data entry

Pada data tahap ini, data-data dimasukkan dalam program perangkat

lunak komputer. Selanjutnya diolah menggunakan aplikasi program data

statistik dan dianalisis.

4. Data cleaning

Data cleaning dilakukan untuk memastikan tidak ada data yang hilang.

Hal ini dilakukan dengan pengecekan kembali data yang telah dimasukkan

sehingga data tersebut tidak ada yang salah dan selanjutnya data siap untuk

dianalisis.

4.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat

dan analisis bivariat. Data dianalisis dengan menggunakan software computer.

Data yang telah dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel.

1) Analisis Univariat

Analisis univariat untuk menggambarkan variabel yang akan diteliti.

Adapun tujuan analisis univariat pada penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependen

dan independen yaitu variabel preferensi sayur, jenis kelamin, pengetahuan

sayur, penilaian rasa, penilaian warna, penilaian tekstur, penilaian proses

memasak, penilaian bentuk, penilaian bumbu, kesukaan orang tua, ketersediaan

sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah dalam bentuk proporsi.

Page 69: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

50

2) Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara masing-masing

variabel independen yang terdiri dari jenis kelamin, pengetahuan sayur,

kesukaan orang tua, ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di

sekolah dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Hubungan variabel dependen dengan

variabel independen diuji dengan uji chi-square.

Nilai p-value yang digunakan untuk menguji kemaknaan yaitu

menggunakan tingkat kemaknaan 5% dan derajat kepercayaan 95%. Sehingga

jika p-value ≤ 0,05 maka menunjukkan adanya hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen dan jika p-value > 0,05 maka menunjukkan

tidak ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

Page 70: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

51

6 BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi

dari variabel dependen yaitu variabel preferensi sayur dan variabel independen

yaitu jenis kelamin, pengetahuan sayur, penilaian rasa, penilaian warna, penilaian

tekstur, penilaian proses memasak, penilaian bentuk, penilaian bumbu, kesukaan

orang tua, ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di sekolah dalam

bentuk proporsi.

Sayur yang dipilih untuk diteliti dalam penelitian ini diambil berdasarkan

hasil survei yang telah dilakukan pada studi pendahuluan terhadap 12 masakan

sayur yang sering dikonsumsi oleh siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017. Sehingga sayur yang diteliti adalah

wortel, kentang, buncis, kol, bayam, jagung, taoge, labu, daun melinjo, buah

melinjo, kacang panjang, kacang tanah, kangkung, timun, brokoli dan putren

(jagung muda).

5.1.1 Gambaran Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh responden dan analisis yang

telah dilakukan, diperoleh hasil preferensi sayur pada siswa-siswi Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 seperti yang tertera pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas

4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Preferensi Sayur

pada Anak

Frekuensi (n) Persen (%)

Sangat Tidak Suka

Tidak Suka

0

23

0

11,9

Suka

Sangat Suka

74

96

38,3

49,7

Page 71: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

52

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 193 siswa-siswi kelas 4 dan

5 di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, sebagian besar responden sangat

suka sayur yaitu sebanyak 96 anak dengan persentase 49,7%, dengan

demikian lebih banyak yang suka sayur daripada yang tidak suka sayur.

5.1.2 Gambaran Karakteristik Individu pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Karakteristik individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

preferensi pada anak. Variabel yang termasuk ke dalam kareakteristik

individu diantaranya yaitu jenis kelamin dan pengetahuan sayur pada anak

tersebut. Berikut gambaran karakteristik individu (jenis kelamin dan

pengetahuan sayur) berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan analisis

data yang telah dilakukan.

A. Gambaran Jenis Kelamin pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Adapun distribusi frekuensi jenis kelamin yang diperoleh dari hasil

penyebaran kuesioner kepada setiap responden. Gambaran distribusi

frekuensi jenis kelamin pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 disajikan dalam bentuk tabel 5.2

berikut ini.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Tahun 2017

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persen (%)

Laki-laki 97 50,3

Perempuan 96 49,7

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 193 responden pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun

2017, jenis kelamin laki-laki sebanyak 97 anak dengan persentase 50,3%

dan selebihnya perempuan.

Page 72: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

53

B. Gambaran Pengetahuan Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Data pengetahuan sayur diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner

yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai sayur kepada setiap

responden. Gambaran distribusi frekuensi pengetahuan sayur pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun

2017 disajikan dalam bentuk tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Tahun 2017

Pengetahuan Sayur Frekuensi (n) Persen (%)

Kurang

Baik

83

110

43

57

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 193 responden pada

siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017,

sebagian besar responden memiliki pengetahuan sayur baik yaitu

sebanyak 110 anak dengan persentase 57%.

5.1.3 Gambaran Karakteristik Makanan pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh responden dan analisis

yang telah dilakukan, diperoleh hasil karakteristik makanan (penilaian

terhadap rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan bumbu) pada

siswa-siswi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 adalah sebagai

berikut:

A. Penilaian Karakteristik Makanan (Penilaian terhadap Rasa,

Warna, Tekstur, Proses Memasak, Bentuk dan Bumbu) pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta Tahun 2017

Berikut adalah penilaian karakteristik makanan yang terdiri dari

penilaian terhadap penting atau tidaknya masing-masing karakteristik

makanan (rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan bumbu)

Page 73: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

54

terhadap preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

pembangunan UIN jakarta tahun 2017, tertera pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Makanan (Penilaian

terhadap Rasa, Warna, Tekstur, Proses Memasak, Bentuk dan

Bumbu) pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Penilaian Rasa Frekuensi (n) Persen (%)

Penting 182 94,3

Tidak Penting 11 5,7

Penilaian Warna

Penting

Tidak Penting

166

27

86

14

Penilaian Tekstur

Penting

Tidak Penting

146

47

75,6

24,4

Penilaian Proses

Memasak

Penting

Tidak Penting

176

17

91,2

8,8

Penilaian Bentuk

Penting

Tidak Penting

168

25

87

13

Penilaian Bumbu

Penting

Tidak Penting

166

27

86

14

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 193 responden pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun

2017, sebanyak 182 (94,3%) anak menyatakan penting untuk

mempertimbangkan rasa dalam memilih sayur; sebanyak 166 (86%)

anak menyatakan penting mempertimbangkan warna dalam memilih

sayur; sebanyak 146 (75,6%) anak menyatakan penting untuk

mempertimbangkan tekstur dalam memilih sayur; sebanyak 176

(91,2%) anak menyatakan penting untuk mempertimbangkan proses

memasak dalam memilih sayur; sebanyak 168 (87%) anak menyatakan

penting untuk mempertimbangkan bentuk dalam memilih sayur;

sebanyak 166 (86%) anak menyatakan penting untuk

mempertimbangkan bumbu dalam memilih sayur, selebihnya

menyatakan tidak penting.

Page 74: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

55

B. Karakteristik Makanan (Penilaian terhadap Rasa, Warna,

Tekstur, Proses Memasak, Bentuk dan Bumbu) yang Paling

Disukai pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh responden dan

analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil karakteristik makanan

(penilaian terhadap rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan

bumbu) yang disukai oleh siswa-siswi Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1) Rasa yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Berikut adalah rasa yang paling disukai oleh siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah pembangunan UIN jakarta tahun 2017,

tertera pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Rasa yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Rasa yang Paling

Disukai

Frekuensi (n) Persen (%)

Manis

Asin

Lain-lain

Asam

Semua Rasa

Pahit

118

43

17

9

6

0

61,1

22,3

8,8

4,7

3,1

0

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 193 responden

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017, sebagian besar menyukai rasa manis yaitu

sebanyak 118 anak atau 61,1%.

2) Warna yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Berikut adalah warna yang paling disukai oleh siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah pembangunan UIN jakarta tahun 2017,

tertera pada tabel 5.6.

Page 75: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

56

Tabel 5.6 Warna yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan

5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

2017

Warna yang Paling

Disukai

Frekuensi (n) Persen (%)

Hijau

Oranye

Merah

Putih

Semua Warna

Kuning

Lain-lain

Ungu

58

31

28

24

20

17

12

3

30,1

16,1

14,5

12,4

10,4

8,8

6,2

1,6

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 193 responden

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017, sebagian besar menyukai warna hijau yaitu

sebanyak 58 anak atau 30,1%.

3) Tekstur yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Berikut adalah tekstur yang paling disukai oleh siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah pembangunan UIN jakarta tahun 2017,

tertera pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Tekstur yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan

5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

2017

Tekstur yang Paling

Disukai

Frekuensi (n) Persen (%)

Halus/Lembut

Renyah

Empuk/Lembek

Semua Tekstur

Berair/Basah

Lain-lain

Kenyal

Kasar

Kering

103

43

17

10

8

4

4

2

2

53,4

22,3

8,8

5,2

4,1

2,1

2,1

1

1

Page 76: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

57

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 193 responden

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017, sebagian besar menyukai tekstur halus/lembut

yaitu sebanyak 103 anak atau 53,4%.

4) Proses Memasak yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan

5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

2017

Berikut adalah proses memasak yang paling disukai oleh

siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah pembangunan UIN jakarta

tahun 2017, tertera pada tabel 5.8.

Tabel 5.8 Proses Memasak yang Paling Disukai Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Tahun 2017

Proses Memasak yang

Paling Disukai

Frekuensi (n) Persen (%)

Digoreng

Direbus

Ditumis

Dibakar/Diapanggang

Semua Proses Memasak

Lain-lain

Dikukus

Dipepes

72

52

27

23

12

4

2

1

37,3

26,9

14

11,9

6,2

2,1

1

0,5

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 193 responden

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017, sebagian besar menyukai proses memasak

digoreng yaitu sebanyak 72 anak atau 37,3%.

5) Bentuk yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Berikut adalah bentuk yang paling disukai oleh siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah pembangunan UIN jakarta tahun 2017,

tertera pada tabel 5.9.

Page 77: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

58

Tabel 5.9 Bentuk yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan

5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

2017

Bentuk yang Paling

Disukai

Frekuensi (n) Persen (%)

Potongan Panjang

Cincang Halus

Lingkaran

Bulat Kecil

Semua Bentuk

Lain-lain

Iris Tipis Pendek

Bulat Besar

Iris Tipis Panjang

Lonjong

39

30

25

24

22

18

15

10

8

2

20,2

15,5

13

12,4

11,4

9,3

7,8

5,2

4,1

1

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa dari 193 responden

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017, sebagian besar menyukai bentuk potongan

panjang yaitu sebanyak 39 anak atau 20,2%.

6) Bumbu yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Berikut adalah bumbu yang paling disukai oleh siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah pembangunan UIN jakarta tahun 2017,

tertera pada tabel 5.10.

Tabel 5.10 Bumbu yang Paling Disukai Siswa-Siswi Kelas 4 dan

5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

2017

Bumbu yang Paling

Disukai

Frekuensi (n) Persen (%)

Cabe Merah

Bawang Merah

Lada Hitam

Semua Bumbu

Cabe Rawit

Bawang Putih

Merica

Lain-lain

37

29

24

17

17

17

12

11

19,9

15

12,4

8,8

8,8

8,8

6,2

5,7

Page 78: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

59

Kayu Manis

Bawang Bombay

Daun Mint

Cabe Hijau

Balado

9

9

8

2

1

4,7

4,7

4,1

1

0,5

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa dari 193 responden

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017, sebagian besar menyukai bumbu cabe merah

yaitu sebanyak 37 anak atau 19,2%.

5.1.4 Gambaran Karakteristik Lingkungan pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Karakteristik lingkungan merupakan faktor pendukung yang dapat

mempengaruhi preferensi pada anak. Variabel yang termasuk ke dalam

karakteristik lingkungan diantaranya yaitu kesukaan orang tua dalam hal ini

preferensi sayur pada ibu dan ketersediaan sayur di rumah serta di sekolah.

Berikut gambaran karakteristik lingkungan (kesukaan orang tua dan

ketersediaan) berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan analisis data yang

telah dilakukan.

B. Gambaran Kesukaan Orang Tua pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Variabel kesukaan orang tua diukur menggunakan kuesioner

dengan melihat tingkat kesukaan ibu terhadap sayur. Gambaran

distribusi frekuensi kesukaan orang tua pada siswa-siswi kelas 4 dan 5

di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 disajikan dalam

bentuk tabel 5.11 berikut ini.

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Kesukaan Orang Tua pada Siswa-

Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta Tahun 2017

Preferensi Sayur Ibu Frekuensi (n) Persen (%)

Sangat Tidak Suka

Tidak Suka

0

13

0

6,7

Suka

Sangat Suka

47

133

24,4

68,9

Page 79: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

60

Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa dari 193 responden,

sebagian besar ibu responden sangat menyukai sayur yaitu sebanyak 133

ibu, dengan persentase 68,9%.

C. Gambaran Ketersediaan Sayur di Rumah pada Siswa-Siswi Kelas

4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Gambaran distribusi frekuensi ketersediaan sayur di rumah pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun

2017 disajikan dalam bentuk tabel 5.12 berikut ini.

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sayur di Rumah pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta Tahun 2017

Ketersediaan Sayur di Rumah Frekuensi (n) Persen (%)

Tidak Tersedia

Kadang-Kadang Tersedia

8

89

4,1

46,1

Selalu Tersedia 96 49,7

Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa dari 193 responden,

sebagian besar responden dikategorikan selalu tersedia sayur di rumah

yaitu sebanyak 96 anak dengan persentase 49,7%.

D. Gambaran Ketersediaan Sayur di Sekolah pada Siswa-Siswi Kelas

4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Adapun gambaran distribusi frekuensi ketersediaan sayur di

sekolah pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 di Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017 disajikan dalam bentuk tabel 5.13 berikut ini.

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sayur di Sekolah

pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta Tahun 2017

Ketersediaan Sayur di Sekolah Frekuensi (n) Persen (%)

Tidak Tersedia

Kadang-Kadang Tersedia

75

71

38,9

36,8

Selalu Tersedia 47 24,4

Page 80: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

61

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa dari 193 responden,

sebagian besar responden dikategorikan tidak tersedia sayur di sekolah

yaitu sebanyak 75 anak dengan persentase 38,9%.

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen yang dilakukan dengan menggunakan uji

chi square. Dikatakan berhubungan secara signifikan jika didapatkan nilai p ≤

0,05 dan dikatakan tidak berhubungan secara signifikan jika diperoleh nilai p >

0,05. Adapun hasil analisis bivariat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

5.2.1 Hubungan Karakteristik Individu dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta

Berikut adalah hasil analisis bivariat faktor karakteristik individu yang

terdiri dari variabel jenis kelamin dan pengetahuan sayur dengan preferensi

sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta tahun 2017.

A. Hubungan Jenis Kelamin dengan Preferensi Sayur pada Siswa-

Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta

Hasil analisis bivariat antara variabel jenis kelamin dengan

preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 5.14

berikut ini.

Tabel 5.14 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan

Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Jenis

Kelamin

Preferensi Sayur Anak Total

p-

value Tidak

Suka

Suka Sangat

Suka

n (%) n (%) n (%) n (%)

Laki-laki 11

(11,3%)

40

(41,2%)

46

(47,4%)

97

(100%)

0,708

Perempuan 12 34 50 96

Page 81: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

62

(12,5%) (35,4%) (52,1%) (100%)

Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa responden laki-laki yang

sangat suka sayur sebanyak 46 dari 97 anak (47,7%). Sedangkan

responden perempuan yang sangat suka sayur sebanyak 50 dari 96 anak

(52,1%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar

0,708 (p-value > 0,05), artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara jenis kelamin dengan preferensi sayur pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017.

B. Hubungan Pengetahuan Sayur dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta

Hasil analisis bivariat antara variabel pengetahuan sayur dengan

preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 5.15

berikut ini.

Tabel 5.15 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Sayur dengan

Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Pengetahuan

Sayur

Preferensi Sayur Anak Total

p-

value Tidak

Suka

Suka Sangat

Suka

n (%) n (%) n (%) n (%)

Kurang

8

(9,6%)

36

(43,4%)

39

(47,0%)

83

(100%)

0,403

Baik 15

(13,6%)

38

(34,5)

57

51,8

110

(100%)

Berdasarkan tabel 5.15 diketahui bahwa responden yang

pengetahuan sayurnya dikategorikan kurang dan sangat suka sayur

sebanyak 39 dari 83 anak (47,0%) sedangkan responden yang

pengetahuan sayurnya dikategorikan baik dan sangat suka sayur

sebanyak 57 dari 110 anak (51,8%). Dari hasil uji statistik diperoleh

nilai probabilitasnya sebesar 0,403 (p-value > 0,05), artinya pada alpha

5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan sayur

Page 82: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

63

dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

5.2.2 Hubungan Karakteristik Lingkungan dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta

Berikut adalah hasil analisis bivariat faktor karakteristik lingkungan

yang terdiri dari variabel kesukaan orang tua, ketersediaan sayur di rumah

dan ketersediaan sayur di sekolah dengan preferensi sayur pada siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

A. Hubungan Kesukaan Orang Tua dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta

Hasil analisis bivariat antara variabel kesukaan orang tua yang

dilihat dari preferensi sayur ibu dengan preferensi sayur pada siswa-

siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut ini.

Tabel 5.16 Analisis Hubungan antara Kesukaan Orang Tua dengan

Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Preferensi

Sayur Ibu

Preferensi Sayur

Anak

Total

p-

value

Suka Sangat

Suka

n (%) n (%) n (%)

Tidak Suka 12

(92,3%)

1

(7,7%)

13

(100%)

0,000

Suka 38

(80,9%)

9

(19,1%)

47

(100%)

Sangat Suka 47

(35,3%)

86

(64,7%)

133

(100%)

Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa responden yang ibunya

dikategorikan sangat suka sayur dan anaknya sangat suka sayur juga

sebanyak 86 dari 113 anak (64,7%). Sedangkan responden yang ibunya

dikategorikan suka sayur dan anaknya sangat suka sayur sebanyak 9

Page 83: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

64

dari 47 anak (19,1%) dan responden yang ibunya dikategorikan tidak

suka sayur dan anaknya sangat suka sayur sebanyak 1 dari 13 anak

(7,7%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar

0,000 (p-value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang

bermakna antara variabel kesukaan orang tua dengan preferensi sayur

pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017.

B. Hubungan Ketersediaan Sayur di Rumah dengan Preferensi Sayur

pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta

Hasil analisis bivariat antara variabel ketersediaan sayur di rumah

dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 dapat dilihat pada

tabel 5.17 berikut ini.

Tabel 5.17 Analisis Hubungan antara Ketersediaan Sayur di Rumah

dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Ketersediaan

Sayur di Rumah

Preferensi Sayur

Anak

Total

p-

value

Tidak

Suka

Suka

n (%) n (%) n (%)

Tidak Tersedia 2

(25%)

6

(75%)

8

(100%)

0,004

Kadang Tersedia 17

(19,1%)

72

(80,9%)

89

(100%)

Selalu Tersedia 4

(4,2%)

92

(95,8%)

96

(100%)

Berdasarkan tabel 5.17 diketahui bahwa responden yang

dikategorikan tidak tersedia sayur di rumah dan suka sayur sebanyak 6

dari 8 anak (75,0%). Sedangkan responden yang dikategorikan kadang-

kadang tersedia sayur di rumah dan suka sayur sebanyak 72 dari 89

anak (80,9%) dan responden yang dikategorikan selalu tersedia sayur di

rumah dan suka sayur sebanyak 92 dari 96 anak (95,8 %). Dari hasil uji

statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,004 (p-value ≤ 0,05),

Page 84: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

65

artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara

variabel ketersediaan sayur di rumah dengan preferensi sayur pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017.

C. Hubungan Ketersediaan Sayur di Sekolah dengan Preferensi Sayur

pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta

Hasil analisis bivariat antara variabel ketersediaan sayur di sekolah

dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 dapat dilihat pada

tabel 5.18 berikut ini.

Tabel 5.18 Analisis Hubungan antara Ketersediaan Sayur di

Sekolah dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Ketersediaan

Sayur di

Sekolah

Preferensi Sayur Anak Total

p-

value Tidak

Suka

Suka Sangat

Suka

n (%) n (%) n (%) n (%)

Tidak

Tersedia

14

(18,7%)

35

(46,7%)

26

(34,7%)

75

(100%)

0,010

Kadang

Tersedia

4

(5,6%)

24

(33,8%)

43

(60,6%)

71

(100%)

Selalu

Tersedia

5

(10,6%)

15

(31,9%)

27

(57,4%)

47

(100%)

Berdasarkan tabel 5.18 diketahui bahwa responden yang

dikategorikan tidak tersedia sayur di sekolah dan sangat suka sayur

sebanyak 26 dari 75 anak (34,7%). Sedangkan responden yang

dikategorikan kadang-kadang tersedia sayur di sekolah dan sangat suka

sayur sebanyak 43 dari 71 anak (60,6%) dan responden yang

dikategorikan selalu tersedia sayur di sekolah dan sangat suka sayur

sebanyak 27 dari 47 anak (57,4%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai

probabilitasnya sebesar 0,010 (p-value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5%

terdapat hubungan yang bermakna antara variabel ketersediaan sayur di

sekolah dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

Page 85: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

66

7 BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki kelemahan yang menjadi keterbatasan peneliti.

Keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan pada

penelitian selanjutnya. Keterbatasan pada penelitian ini yaitu peneliti tidak dapat

melakukan wawancara terstruktur secara langsung kepada responden secara satu-

persatu, melainkan hanya penyebaran kuesioner yang diisi langsung oleh

responden dan dibawa pulang untuk diisi oleh ibu dari responden. Sehingga hasil

penelitian sangat dipengaruhi oleh kejujuran dan pemahaman responden dalam

mengisi kuesioner serta kemungkinan terjadi bias untuk kuesioner ibu responden

karena cara pengisian kuesioner hanya berdasarkan membaca petunjuk pengisian

kuesioner yang tertera pada lembar pertanyaan bukan dari penjelasan langsung.

Selain itu, pada pengukuran variabel karakteristik makanan yang terdiri dari

penilaian terhadap rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan bumbu,

peneliti tidak menanyakan bahwa responden menyukai sayur-sayur yang

tercantum untuk diujikan berdasarkan masing-masing karakteristik makanan

secara satu persatu, melainkan secara kesuluruhan sayur.

6.2 Gambaran Preferensi Sayur

Food preferences atau preferensi pangan didefinisikan sebagai derajat suka

atau tidak suka terhadap suatu pangan (Pilgrim, 1957 dalam Sijtsema et al., 2002).

Maka preferensi sayur dapat diartikan sebagai derajat suka atau tidak suka

terhadap sayur. Preferensi sering digunakan untuk merujuk pada penilaian afektif

(keinginan atau tidak menyukai) sejumlah jenis pangan. Sama halnya dengan

definisi Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al. (2002), bahwa preferensi

pangan adalah fenomena yang terletak dalam domain afektif dan dapat terwujud

secara independen dari konsumsi. Telah terbukti bahwa preferensi makanan

merupakan salah satu prediktor tunggal terkuat dari pemilihan makanan dan

penerimaan makanan (Meiselman, 1986 dalam Sijtsema et al., 2002). Kebiasaan,

preferensi dan perilaku makan yang dimiliki sejak balita dan usia prasekolah

Page 86: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

67

mempengaruhi kebiasaan makan di kemudian hari beserta status kesehatan

selanjutnya (Brown, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 diperoleh bahwa sebagian besar responden

sangat menyukai sayur, yaitu sebesar 49,7% (Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi

Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017). Namun tetap ada responden yang masih

tidak menyukai sayur yaitu sebesar 11,9%. Preferensi sayur yang dijelaskan dalam

penelitian ini akan dimungkinkan berbeda dengan yang dikatakan preferensi sayur

pada penelitian lainnya, karena cara ukurnya pun berbeda. Pada penelitian ini

melihat sayur berdasarkan sejumlah sayur-sayur yang diujikan dari hasil studi

pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya pada sejumlah 30 responden kelas

4 dan 5 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

Dalam hal mengukur preferensi sayur pada penelitian ini mengujikan 16

sayur berdasarkan 12 masakan yang paling sering dikonsumsi. Alasan mengujikan

sayur-sayur tersebut berdasarkan masakan yang sering dikonsumsi karena pada

umumnya masyarakat Indonesia makan sayur-mayur dalam bentuk masakan, tidak

memakannya langsung ataupun hanya satu jenis sayuran dalam bentuk mentah.

Terlebih bagi anak-anak, jenis masakan pada sayur tertentu akan mempengaruhi

preferensinya. Satu jenis sayur yang sama akan terjadi tingkat kesukaan yang

berbeda karena dipengaruhi oleh masakannya. Nama-nama sayur yang diujikan

pada penelitian ini yaitu brokoli, bayam, timun, putren (jagung muda), kentang,

buncis, wortel, kacang panjang, kacang tanah, kol, labu, taoge, kangkung, jagung,

buah melinjo dan daun melinjo. Sayur-mayur tersebut dapat mewakili berbagai

jenis sayuran, yaitu jenis sayuran buah seperti timun dan labu; jenis sayuran bunga

seperti brokoli; jenis sayuran kacang-kacangan seperti kacang panjang, buncis dan

kacang tanah; jenis sayuran daun seperti bayam, kangkung, kol dan daun melinjo;

jenis sayuran akar atau umbi seperti kentang dan wortel; jenis sayuran tunas

seperti taoge.

Pada penelitian ini, kentang termasuk kepada jenis sayuran, karena

berdasarkan teori yang digunakan menyatakan bahwa kentang memiliki dua

Page 87: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

68

fungsi, yaitu sebagai sumber karbohidrat dan sebagai sayuran. Namun walaupun

kentang termasuk kepada jenis sayuran, tetapi ada fungsi atau kandungan yang

berbeda antara kentang dengan jenis sayuran lainnya. Misalnya pada klorofil.

Pigmen ini akan menghasilkan warna hijau pada tumbuhan. Klorofil digunakan

sebagai alat untuk melakukan anabolisme pada tumbuhan. Warna hijau ini

menentukan kesegaran pada tumbuhan (kecuali beberapa tumbuhan seperti

wortel). Akan tetapi berbeda pada kentang. Pada awal panen, kentang tidak

berwarna hijau. Namun, setelah terkena cahaya matahari, klorofil akan terbentuk

dan kentang menjadi berwarna hijau. Warna hijau pada kentang sangatlah beracun

(Solonin). Racun ini memiliki rasa pahit dan sulit dihilangkan. Selain itu, ada

perbedaan kandungan karbohidrat pada kentang dengan sayuran lain. Sayuran

cenderung rendah karbohidrat, namun kentang memiliki karbohidrat yang cukup

tinggi dibandingkan sayuran lainnya.

Penelitian ini menunjukkan urutan sayur pada masakan yang paling disukai

dan paling banyak dihabiskan oleh responden saat memakannya yaitu krim sup

jagung (76,7%), jagung pada sayur bayam (70,5%), jagung pada sayur asem

(69,4%), bayam pada sayur bayam (67,4%), kentang pada soto Betawi (67,4%),

wortel pada capcay (66,8%), jagung pada gado-gado (66,3%) dan tumis kangkung

(60,6%). Sedangkan urutan sayur pada masakan yang paling tidak disukai dan

sama sekali tidak mau memakannya yaitu, daun melinjo pada sayur asem (57%),

buah melinjo pada sayur asem (56,5%), labu pada sayur asem (39,9%), tumis

taoge (35,2%) dan kacang tanah pada sayur asem (34,2%). Dapat disimpulkan

bahwa nama sayur yang paling disukai responden penelitian ini adalah jagung,

bayam, kentang, wortel dan kangkung. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui

juga bahwa jagung disukai oleh responden dengan berbagai jenis olahan

masakannya.

Hampir sama dengan penelitian Sophia dan Madanijah (2014) sebelumnya

di Kota Bogor bahwa bayam, wortel, kangkung dan jagung masuk ke dalam

sepuluh sayur yang paling disukai oleh anak-anak sekolah dasar di Kota Bogor.

Hanya sedikit berbeda bahwa kentang tidak termasuk ke dalamnya, tapi bisa

dikarenakan oleh kentang tidak diteliti dalam penelitian tersebut. Disamping hal

Page 88: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

69

tersebut, lebih dari setengah responden tidak menyukai daun melinjo (57%) dan

buah melinjo (56,5%), walaupun kedua jenis sayur ini selalu ada pada masakan

yang sering dikonsumsi, yaitu sayur asem, tapi kebanyakan dari responden tidak

mau menghabiskan atau menyisihkan daun melinjo dan buah melinjo. Hanya ada

13% responden yang selalu menghabiskan daun melinjo dan 15,5% selalu

menghabiskan buah melinjo pada masakan sayur asem. Selebihnya, kadang

dihabiskan kadang tidak (20,2% dan 19,2%), mau makan kalau terpaksa (9,8%

dan 8,8%), atau bakhan tidak mau makan sama sekali (57% dan 56,5%).

Namun jika dilihat pada urutan pertama yang paling disukai adalah krim sup

jagung, berdasarkan wawancara pada saat penelitian, diketahui bahwa krim sup

jagung yang dikonsumsi ada yang membuat atau mengolah sendiri, ada juga yang

konsumsi krim sup jagung instant yang tersedia di pasaran. Sehingga

dimungkinkan jagung yang dikonsumsi pada krim sup jagung tersebut tidak segar

dan perlu diperhatikan jumlah konsumsinya karena dikhawatirkan adanya

kandungan natrium yang berlebihan pada krim sup jagung yang instant.

Dari data hasil penelitian dapat diketahui bahwa preferensi sayur yang

dikategorikan suka sayur lebih banyak daripada yang tidak suka sayur. Namun

dari angka tersebut juga dapat dilihat masih ada responden tidak menyukai sayur

(11,9%) bahkan berdasarkan hasil analisis juga masih ada responden yang sama

sekali tidak mau makan beberapa jenis sayuran dan hanya mau makan sayuran

tertentu yang familiar. Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk

meningkatkan preferensi sayur pada anak usia dini i. Karena preferensi makanan

anak-anak dibentuk melalui pengalaman terhadap makanan sejak dini, dan praktik

pemberian makan anak oleh orang tua adalah pembentuk utama dari pengalaman

awal makan anak (Birch, 1998). Begitu juga dengan preferensi terhadap sayur.

Penelitian Nicklaus et al. (2004) menujukkan adanya konsistensi preferensi

terhadap makanan saat anak-anak, remaja dan dewasa awal, salah satunya adalah

preferensi sayur.

Upaya meningkatkan preferensi sayur pada anak harus dilakukan dari

berbagai faktor, sesuai dengan teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et

al. (2002), bahwa faktor yang mempengaruhi preferensi seseorang terhadap suatu

Page 89: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

70

jenis pangan dibagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan karakteristik individu seperti

jenis kelamin dan pengetahuan; karakteristik makanan seperti rasa, warna, tekstur,

cara memasak, bentuk dan bumbu sayur itu sendiri; dan karakteristik lingkungan

dari anak tersebut seperti ketersediaan sayur di lingkungannya dan preferensi

sayur orang tuanya.

6.3 Proporsi Karakteristik Makanan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Karakteristik makanan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi preferensi, beberapa penelitian sudah banyak yang

membuktikannya. Suatu makanan dianggap memenuhi selera atau tidak, bisa

tergantung dari sifat fisiknya, karena reaksi indera rasa terhadap makanan sangat

berbeda dari orang ke orang (Suhardjo, 1986). Kombinasi dan variasi dari rupa,

rasa, warna dan bentuk (konsistensi) makanan akan mempengaruhi nafsu makan

anak-anak. Cara menghidangkan atau menghias suatu hidangan, macam alat yang

dipakai dan temperatur hidangan tersebut akan berpengaruh pula pada nafsu

makan anak-anak. Oleh karena itu, seluruh komponen dari karakteristik makanan

pasti menjadi faktor yang penting dalam pemilihan makanan pada anak-anak,

termasuk juga dalam preferensi sayur.

Pada penelitian ini karakteristik makanan yang diteliti adalah mengenai

penilaian responden terhadap rasa, warna, tekstur, proses memasak, bentuk dan

bumbu. Jika dilihat secara keseluruhan penilaian terhadap karakteristik makanan

tersebut, sebesar 60,6% responden menyatakan penting untuk memperhatikan

karakteristik makanan dalam menyukai sayur, selebihnya sebanyak 39,4%

menyatakan tidak penting. Selanjutnya akan dibahas keterkaitan antara penilaian

terhadap masing-masing karakteristik makanan yang terdiri dari rasa, warna,

tekstur, proses memasak, bentuk dan bumbu dengan preferensi sayur secara rinci.

6.4.1 Proporsi Penilaian Rasa dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Pada sebagian orang mungkin lebih memilih makanan berdasarkan

respon yang kuat terhadap stimulus eksternal seperti penglihatan atau cita

rasa daripada sinyal internal yang berupa rasa lapar (Gibney, et al., 2009

Page 90: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

71

dalam Suswanti, 2013). Oleh karena itu, pengalaman indrawi adalah alasan

utama bagi seseorang untuk suka dan tidak suka terhadap makanan. Atribut

sensori seperti (rasa, warna, tekstur dan bentuk) dapat berkontribusi dengan

preferensi makanan individu. Namun kepekaan terhadap atribut sensoris

berkaitan dengan fungsi fisiologis organ tubuh. Fungsi fisiologis ini

berkaitan pula dengan usia, umumnya penurunan fungsi fisiologis akan

mempengaruhi pemilihan makanan terutama pada usia lanjut

Preferensi makanan anak-anak sering dipandu oleh rasa. Rasa tertentu

seperti manis dan gurih akan mendorong anak untuk menyukai salah satu

jenis makanan (Proverawati, Prawirohartono dan Kuntjoro, 2008). Penelitian

Lakkakula (2011) menunjukkan bahwa anak-anak lebih memilih buah

dibandingkan dengan sayuran karena preferensi pada anak-anak lebih

cenderung pada rasa manis. Anak-anak tidak menyukai sayur karena rasanya

yang pahit (Khoirina, dkk., 2015). Penelitian Sucihatiningsih, dkk. (2009),

menunjukkan bahwa semua responden dianggap sepakat mengenai atribut

rasa, aroma dan tekstur pada produk olahan pangan sebagai faktor yang

dipertimbangkan dalam memilih produk olahan pangan.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian ini bahwa hampir seluruh

responden, yaitu sebanyak 94,3%, menyatakan bahwa penting untuk

mempertimbangkan rasa dalam memilih dan menyukai sayur. Sedangkan

5,7% yang lainnya menyatakan tidak penting. Perbedaan jenis kelamin dalam

indera telah dilaporkan di beberapa penelitian Tilgner dan Barylko-Pilielna

(1959) dalam Weaver (1998) bahwa wanita memiliki sensitivitas yang lebih

tinggi dibandingkan laki-laki untuk manis dan asin tapi kurang selera untuk

asam dan tidak ada perbedaan antara jenis kelamin untuk kepahitan. Gilbert

dan Wysocki, 1987 dalam Weaver (1998) menyatakan bahwa dalam sebuah

survei di seluruh dunia oleh National Geographic Society, ditemukan bahwa

perempuan merasakan aroma lebih akut daripada laki-laki.

Berdasarkan penelitian ini juga ditemukan bahwa perempuan lebih

banyak yang menyatakan penting untuk mempertimbangkan rasa, yaitu

sebanyak 93 orang atau 96,9%, sedangkan laki-laki yang menyatakan penting

Page 91: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

72

dalam mempertimbangkan rasa dalam menyukai sayur sebanyak 89 orang

atau 91,8%. Selebihnya menyatakan tidak penting. Namun jika dilihat

hubungan antara jenis kelamin dengan penilaian rasa, tidak terdapat

hubungan antara keduanya (p-value = 0,221). Hal ini kemungkinan

dikarenakan rata-rata respoden menyatakan penting dalam

mempertimbangkan rasa (94,3%), dibandingkan yang menyatakan tidak

penting (5,7%). Sehingga bisa dikatakan homogen dan dapat mempengaruhi

hasil analisis.

Jika dilihat berdasarkan rasa yang paling disukai dari seluruh

responden, paling banyak respoden yang menyukai rasa manis. Sebanyak

118 atau 61,1% responden menyukai rasa manis, selebihnya secara berturut-

turut 43 responden (22,3%) menyukai rasa asin, 9 responden (4,7%)

menyukai rasa asam, 6 (3,1%) responden menyukai semua rasa dan 17

responden (8,8%) menyukai rasa lain-lain, yaitu rasa pedas, gurih, dan

hambar yang termasuk ke dalamnya. Tidak ada yang menyukai rasa pahit.

Selanjutnya setelah dilakukan analisis terhadap sayuran yang paling disukai

responden, didapatkan hasil bahwa urutan sayur yang paling disukai dan

paling banyak dihabiskan saat memakannya adalah jagung, baik jagung pada

krism sup (76,7%), jagung pada sayur bayam (70,5%), dan jagung pada sayur

asem (69,4%). Hal tersebut memang sesuai bahwa sayur yang paling disukai

adalah jagung, karena rasa jagung adalah manis. Terlebih jika dilihat dari

jenis masakannya, ketiganya adalah jagung yang direbus karena rasa jagung

yang direbus lebih manis daripada jagung yang diolah dengan cara lain.

Misalnya jagung yang dibakar cenderung akan terasa pahit. Sesuai dengan

penelitian Khoirina et al. (2015) bahwa anak-anak tidak menyukai sayur

karena rasanya yang pahit. Oleh karena itu, hampir seluruh responden

mempertimbangkan bumbu yang mempengaruhi rasa dalam memasak sayur,

bahkan sangat jarang ada anak yang mau makan sayur secara langsung tanpa

dimasak atau tidak dibumbui.

Responden masih memiliki fungsi fisiologis (yang dapat

mempengaruhi indera pengecap) masih baik, maka lebih baik jika rasa tetap

Page 92: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

73

diperhatikan karena biasanya pada usia anak-anak, perbedaan perhatian

terhadap rasa lebih disebabkan karena perbedaan selera, misalnya lebih

menyukai rasa manis, asin, maupun gurih. Biasanya rasa berkaitan dengan

bumbu makanan. Seseorang yang lebih menyukai rasa asin atau manis

cenderung menambahkan bumbu seperti garam atau gula pada makanannya

atau seseorang yang lebih menyukai rasa gurih cenderung menambahkan

bumbu seperti penyedap pada makanannya. Hal ini tetap harus diperhatikan

karena dengan penambahan bumbu yang berlebihan untuk menciptakan rasa

yang sesuai selera, misalnya sebagai contoh pada penelitian ini diperoleh

hasil bahwa rasa yang paling disukai adalah manis dan asin, maka perlu

diperhatikan takarannya karena penambahan gula yang berlebihan dapat

menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya penyakit diabetes atau

penambahan garam yang berlebihan juga menjadi salah satu faktor

pendorong terjadinya hipertensi saat usia lanjut.

6.4.2 Proporsi Penilaian Warna dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Warna juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan

makanan. Kombinasi dan variasi dari rupa, rasa, warna dan bentuk

(konsistensi) makanan akan mempengaruhi nafsu makan anak. Cara

menghidangkan atau menghias suatu hidangan akan berpengaruh pula pada

nafsu makan anak. Anak akan kehilangan selera bila ia mendapat hidangan

sop yang sudah dingin atau pucat, dalam tempat makan yang kurang menarik

atau dalam piring yang tidak disukai (Suhardjo, 1989).

Hasil analisis statistik menunjukkan responden yang menyatakan

bahwa warna penting untuk mempertimbangkan sayur yang disukai lebih

banyak daripada yang menyatakan tidak penting. Sebanyak 166 responden

atau 86% responden menyatakan penting dan sebanyak 27 responden atau

14% lainnya menyatakan tidak penting.

Hasil penelitian (Suswanti, 2013) menyatakan bahwa ada hubungan

antara jenis kelamin dengan pemilihan makanan dan bila dilihat

kecenderungannnya wanita memberikan perhatian yang lebih besar kepada

Page 93: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

74

warna makanan. Hal tersebut dapat terlihat bahwa wanita lebih banyak

menganggap variabel warna penting dalam pemilihan makanan dibandingkan

laki-laki. Namun pada penelitian ini laki-laki dan perempuan yang

menyatakan bahwa warna penting untuk memilih dan menyukai sayur

jumlahnya sama, dua-duanya memiliki persentase 50%. Berbeda dengan hasil

analisis penilaian warna, dilakukan juga analisis untuk kemudian dilihat

hubungan antara warna-warna yang diujikan (merah, kuning, hijau, putih,

ungu, dll) dengan jenis kelamin, hasilnya terdapat hubungan yang bermakna

(p-value = 0,043). Adanya hubungan tersebut dikarenakan terdapat banyak

variasi antara laki-laki dan perempuan dalam menyukai warna sayur.

Hasil analisis menunjukkan urutan warna dari yang paling disukai,

yaitu sebanyak 58 responden (30,1%) menyukai warna hijau, 31 responden

(16,1%) menyukai warna oranye, 28 responden (14,5%) menyukai warna

merah, 24 responden (12,4%) menyukai warna putih, 20 responden (10,4%)

menyukai semua warna, 17 responden (8,8%) menyukai warna kuning, dan 3

responden (1,6%) menyukai warna ungu. Sisanya 12 responden (6,2%)

menyatakan bahwa mereka menyukai warna lain-lain seperti cokelat, warna

segar, pink, biru dan bening. Warna yang paling disukai oleh responden

adalah warna hijau, karena memang pada umumnya warna sayur yang

kebanyakan dikonsumsi adalah warna hijau. Begitupun jika dilihat

berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, urutan pertama warna

yang paling disukai adalah sama-sama warna hijau. Sebanyak 33 responden

(56,9%) laki-laki menyukai sayur warna hijau dan sebanyak 25 responden

(43,1%) perempuan menyukai sayur warna hijau. Hal tersebut sesuai dengan

hasil penelitian ini bahwa sayur bayam adalah termasuk salah satu masakan

yang tersering dan terbanyak dikonsumsi.

Setelah melihat hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemilihan

sayur pada anak-anak dapat dipengaruhi oleh warna sayur itu sendiri. Karena

baik anak laki-laki ataupun perempuan menyatakan warna-warna tertentu

adalah hal yang penting dalam memilih sayur. Dengan begitu, diharapkan

Page 94: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

75

agar preferensi sayur pada anak-anak bisa meningkat dengan cara dirangsang

atau disediakan sayur dengan warna yang menarik dan bervariasi.

6.4.3 Proporsi Penilaian Tekstur dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Tidak hanya rasa dan warna yang mempengaruhi preferensi sayur pada

anak-anak, tekstur merupakan salah satu hal yang diperhatikan oleh anak-

anak untuk memilih dan menyukai makanan. Tekstur/Konsistensi makanan

juga merupakan komponen yang turut menentukan cita rasa makanan, karena

sensitivitas panca indera rasa dipengaruhi oleh konsistensi makanan. Tekstur

meliputi rasa garing, keempukan dan kekerasan makanan yang akan

dirasakan oleh indera pengecap. Makanan yang berkonsistensi padat atau

kenyal akan memberikan rangsangan lambat terhadap panca indera. Tekstur

makanan untuk anak-anak dan dewasa berbeda. Makanan yang disiapkan

untuk anak-anak perlu dirubah agar memperoleh kesan yang menyenangkan

pada waktu mengunyah dan memakannya (Suhardjo, 1986).

Hasil analisis statistik menunjukkan responden yang menyatakan

variabel tekstur merupakan hal yang penting dalam memilih/menyukai sayur

lebih banyak yaitu 146 (75,6%) responden dibandingkan dengan responden

yang menganggap variabel tekstur tidak penting yaitu sebanyak 47 (24,4%).

Berdasarkan hasil penelitian Khoirina et al. (2015) ditemukan bahwa anak-

anak menyukai makanan yang memiliki tekstur lembut. Hal tersebut sejalan

dengan hasil yang ditemukan pada penelitian ini bahwa tekstur yang paling

disukai oleh anak-anak adalah lembut/halus. Jika dilihat dari persentasenya,

tekstur yang paling disukai responden secara berturut-turut yaitu

lembut/halus sebanyak 103 (53,4%) responden, renyah sebanyak 43 (22,3%)

responden, empuk/lembek sebanyak 17 (8,8%) responden, menyukai semua

tekstur sebanyak 10 (5,2%) responden, berair/basah sebanyak 8 (4,1%)

responden, kenyal sebanyak 4 (2,1%) responden, kering dan kasar masing-

masing sebanyak 2 (1%) responden, dan selebihnya menyukai tekstur

lainnya, seperti encer, berminyak dan keras sebanyak 4 (2,1%) responden.

Page 95: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

76

Bila dilihat hubungannya responden yang menganggap tekstur

merupakan variabel yang penting dalam pemilihan sayur dan responden

tersebut menyukai sayur lebih tinggi yaitu sebanyak 75 (51,4%) responden

dibandingkan dengan responden yang menganggap tekstur merupakan

variabel yang tidak penting dalam pemilihan sayur yaitu hanya 23 (48,9%)

responden. Kemudian hal tersebut juga yang dimungkinkan menjadi adanya

keterkaitan antara tekstur dengan jenis masakan sayur yang sering

dikonsumsi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tekstur yang paling disukai

adalah halus/lembut dan hasil analasis juga ditemukan bahwa paling banyak

disukai dan selalu dihabiskan ketika memakannya adalah krim sup jagung

dengan persentase 76,7%.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi hubungan variabel penilaian

tekstur adalah faktor usia, karena variabel usia lebih berpengaruh terhadap

tekstur makanan. Hal ini akan berbeda jika variabel usia bersifat heterogen,

terutama jika usia remaja dan lansia diikutsertakan pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian Suswanti (2013) diketahui bahwa kesukaan

remaja terhadap makanan adalah menyukai makanan yang memiliki tekstur

garing/renyah karena pada umumnya fungsi fisiologis pada rongga mulut

usia remaja masih sempurna. Sedangkan pada usia lansia mulai banyak gigi

yang tanggal serta terjadi kerusakan gusi karena proses degenerasi. Hal

tersebut sangat mempengaruhi proses pengunyahan. Lansia akan kesulitan

untuk mengkonsumsi makanan yang berkonsistensi keras akibatnya lansia

akan lebih memperhatikan pemilihan makanannya (Fatmah, 2010).

Variabel usia pada penelitian ini bersifat homogen dalam arti responden

secara keseluruhan memiliki usia yang hampir sama dimana masih tergolong

usia anak-anak rentang usia sepuluh sampai duabelas tahun. Walaupun

sebagian besar responden lebih banyak menganggap variabel tekstur penting

dalam pemilihan sayur, namun tekstur tidak berhubungan terhadap preferensi

sayur mereka (p-value = 0,902), kemungkinan disebabkan karena skala

“penting” dalam hal tekstur pada fase anak-anak adalah lebih kepada

kesukaan mereka terhadap makanan yang memiliki tekstur lembut, karena

Page 96: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

77

pada umumnya fungsi fisiologis pada rongga mulut usia anak-anak lebih

familiar dengan makanan yang lembut/halus.

Jika dihubungkan dengan proses pengolahannya, sayur yang memiliki

tekstur lembut atau halus adalah sayur yang dimasak dengan cara direbus

atau melalui proses memasak yang lama. Sehingga hal tersebut perlu

diperhatikan agar sayur yang disediakan untuk anak-anak sesuai dengan

tekstur yang diharapkan namun tidak mengurangi/merusak zat gizi yang

terkandung di dalamnya. Karena sayur yang dimasak terlalu lama akan

mengurangi zat gizi yang ada pada sayur tersebut.

6.4.4 Proporsi Penilaian Proses Memasak dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta

Proses memasak merupakan faktor yang sangat menentukan preferensi

sayur pada anak-anak. Jenis masakan sayur dapat menentukan preferensi

seseorang terhadap sayur tertentu, karena pada umumnya masyarakat

Indonesia makan sayur-mayur dalam bentuk masakan, tidak memakannya

langsung ataupun hanya satu jenis sayuran dalam bentuk mentah.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa responden yang menyatakan

bahwa proses memasak adalah variabel yang penting dalam

pemilihan/menyukai sayur jauh lebih banyak yaitu 176 (91,2%)

dibandingkan dengan responden yang menyatakan tidak penting yaitu hanya

17 (8,8%).

Jika dilihat berdasarkan proses yang paling disukai dari responden,

masakan yang digoreng adalah masakan yang paling disukai. Sebanyak 72

(37,3%) responden menyukai masakan yang digoreng, sebanyak 52 (26,9%)

responden menyukai masakan direbus, 27 (14%) responden menyukai

masakan ditumis, 23 (11,9%) responden menyukai masakan

dibakar/dipanggang dan selebihnya menyebar pada proses memasak dikukus,

dipepes dan diulek. Ada juga yang menyukai semua jenis proses memasak

yaitu sebanyak 12 (6,2%) responden.

Page 97: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

78

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa ada 91 (51,7%) responden

yang menyatakan bahwa proses memasak adalah variabel yang penting untuk

mempertimbangkan sayur dan responden tersebut menyukai sayur,

sedangkan yang menyatakan tidak penting hanya ada 7 (41,2%) responden.

Jika dilihat berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa masakan yang paling

disukai adalah masakan yang direbus, seperti krim sup jagung, sayur bayam

dan sayur asem. Namun karena responden lebih banyak yang menyukai

proses memasak digoreng daripada direbus, memang betul bahwa saat dilihat

pada wortel yang selalu dihabiskan oleh responden adalah wortel yang

dimasak dengan cara ditumis yaitu pada masakan capcay (66,8%) daripada

yang direbus atau pada masakan sayur sop (62,7%). Proses memasak ditumis

hampir mirip dengan proses memasak digoreng sehingga dapat

mempengaruhi angka tersebut.

Melihat kondisi tersebut, perlu ada kreasi dalam penyajian sayur-mayur

kepada responden dalam hal proses memasak. Karena kebanyakan responden

lebih menyukai proses masakan yang digoreng, sayur-mayur yang

dihidangkan kepada anak-anak dikreasikan dalam bentuk gorengan dengan

tidak mengurangi rasa atau kandungannya, misalnya ditumis atau dibuat

nugget. Jika dihubungkan dengan teori hidden vegetable, peneliti sudah

mengobservasi bahwa sudah banyak produk hidden vegetable yang tersedia

di pasaran, seperti contohnya siomay isi sayuran yang sudah dibekukan.

Siomay tersebut bisa diolah dengan cara digoreng maupun direbus. Selain itu

juga sudah ada inovasi sayuran yang dibuat nugget. Disamping itu, karena

proses memasak yang paling disukai adalah digoreng, maka perlu

diperhatikan juga dampak kesehatan yang akan ditimbulkan jika terlalu

banyak ataupun terlalu sering konsumsi masakan yang digoreng. Sehingga

perlu dipantau batas asupan yang masih aman untuk dikonsumsi.

6.4.5 Proporsi Penilaian Bentuk dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Sama halnya dengan variabel penilaian karakteristik makanan lainnya,

pada penelitian ini responden yang menyatakan bahwa bentuk adalah hal

Page 98: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

79

yang penting dalam preferensi lebih banyak yaitu sebanyak 168 (87%)

responden dibandingkan dengan responden yang menyatakan bentuk adalah

variabel yang tidak penting yaitu hanya 25 (13%) responden. Jika dilihat

berdasarkan hubungannya dengan preferensi sayur, responden yang

menyatakan penting dan responden tersebut suka sayur sebesar 48,8%

sedangkan responden yang menyatakan tidak penting dan responden tersebut

suka sayur sebesar 64%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa rata-rata

responden menyukai sayur dengan tidak mementingkan bentuknya. Karena

bentuk dasar sayur sangat beragam. Namun jika dibentuk secara menarik saat

proses memasaknya, maka akan lebih baik lagi untuk meningkatkan

preferensi sayur pada anak-anak tersebut.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa bentuk potongan sayur yang

paling disukai anak-anak adalah potongan panjang. Jika diurutkan

berdasarkan tiga bentuk yang paling disukai responden adalah potongan

panjang sebanyak 39 (20,2%), cincang halus sebanyak 30 (15,5%) responden

dan lingkaran sebanyak 25 (13%) responden. Selebihnya tersebar pada

bentuk-bentuk yang disukai lainnya seperti bulat kecil, bulat besar, iris tipis

pendek, iris tipis panjang, lonjong, dll. Ada juga yang menyukai seluruh

bentuk yang ada yaitu sebanyak 22 (11,4%) responden.

Sayur-mayur memiliki bentuk yang sangat beragam dan tidak

beraturan. Biasanya disajikan tidak dengan mengkhususkan bentuk-bentuk

tertentu untuk menarik perhatian, tergantung dari orang yang memasaknya.

Menurut Suhardjo (1986), bentuk makanan untuk anak-anak dan dewasa

berbeda. Makanan yang disiapkan untuk anak-anak perlu dirubah agar

memperoleh kesan yang menyenangkan pada waktu memakannya. Rata-rata

anak menginginkan bentuk yang menarik, seperti misalnya dibentuk menjadi

sebuah karakter dan sebagainya. Oleh karena itu, penyajian sayur yang

menarik dapat menjadi cara untuk meningkatkan preferensi sayur pada anak-

anak.

Page 99: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

80

6.4.6 Proporsi Penilaian Bumbu dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Bumbu merupakan hal yang penting juga terhadap preferensi sayur

pada anak-anak. Bumbu sangat berkaitan dengan rasa karena bumbu dapat

menghasilkan rasa pada makanan. Jumlah responden yang mengangap

variabel bumbu merupakan hal yang penting terhadap preferensi sayur lebih

banyak yaitu sebanyak 166 (86%) repsonden dibandingkan dengan yang

menganggap tidak penting sebanyak 27 (14%) responden. Bila dilihat

hubungannnya responden yang menganggap bumbu merupakan variabel

penting dan responden tersebut menyukai sayur yaitu sebanyak 88 (53%)

dibandingkan yang menganggap bumbu merupakan variabel yang tidak

penting dalam preferensi sayur yaitu sebanyak 10 (37%). Biasanya bumbu

lebih dikaitkan dengan selera terhadap rasa. Orang yang menyukai rasa

asin/manis cenderung menambahkan garam/gula kedalam makanannya.

Sementara respon seseorang terhadap rasa tertentu tergantung pada

perbedaan genetik misalnya beberapa orang merupakan orang yang dapat

merasakan perbedaan kecil dalam rasa. Kesukaan terhadap rasa tertentu juga

dipengaruhi oleh budaya dan proses belajar dari pengalaman masa lalunya

ataupun pengaruh orang-orang terdekat (Wade, 2008).

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa bumbu yang paling disukai

anak-anak adalah cabe merah. Jika diurutkan berdasarkan tiga bumbu yang

paling disukai responden adalah cabe merah sebanyak 37 (19,2%), bawang

merah sebanyak 29 (15%) responden dan lada hitam sebanyak 24 (12,4%)

responden. Selebihnya tersebar pada bumbu-bumbu yang disukai lainnya

seperti cabe rawit, bawang putih, merica, kayu manis, bawang bombay, daun

mint, cabe hijau, balado, garam, penyedap, jahe, dll. Ada juga yang

menyukai seluruh bumbu yang ada yaitu sebanyak 11 (5,7%) responden.

Penelitian ini lebih difokuskan pada sayur, pada umumnya rasa dasar

dari sayur adalah hambar dan pahit, kemudian selanjutnya tergantung dari

bumbu yang diberikan pada masakan sayur tersebut. Seperti pada teori

dasarnya bahwa setiap jenis masakan sudah ditentukan jenis bumbu yang

Page 100: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

81

digunakan dan banyaknya masing-masing jenis bumbu itu. Perbedaanya

hanya pada selera rasa dari masing-masing individu. Selera pada anak-anak

biasanya dipengaruhi oleh lingkungannya, misalnya faktor orang tua dan

ketersediaannya. Walaupun akibat dari penggunaan bumbu yang berlebihan

pada masakan tidak dapat dirasakan secara langsung, namun alangkah

baiknya jika hal ini tetap harus diperhatikan karena dengan penambahan

bumbu yang berlebihan untuk menciptakan rasa yang sesuai selera dapat

meningkatkan penyakit degeneratif seperti hipertensi maupun diabetes saat

usia lanjut. Bahkan jika dilihat dari hasil penelitian ini banyak responden

yang menyukai cabe merah, maka perlu diperhatikan juga agar tidak

dikonsumsi secera berlebihan, karena dikhawatirkan akan berdampak pada

lambung ataupun usus anak-anak tersebut. Selain itu, selera anak-anak masih

bisa dibentuk sejak dini dan akan mempengaruhi seleranya saat dewasa,

sehingga lebih baik jika anak dibiasakan mengkonsumsi makanan dengan

bumbu yang sesuai atau tidak berlebihan.

6.4 Hubungan Karakteristik Individu dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

6.3.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Jenis kelamin adalah perbedaan seseorang berdasarkan ciri biologis

dengan kategori laki-laki dan perempuan (Tiyas, 2009). Jenis kelamin

merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi pemilihan makanan

(Sanjur, 2003 dalam Suswanti, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

proporsi responden laki-laki yang mengikuti penelitian ini lebih banyak yaitu

sebesar 50,3% dibandingkan perempuan yaitu sebesar 49,7%. Sementara bila

dilihat dari preferensi sayurnya, perempuan cenderung lebih banyak yang

menyukai sayur yaitu dengan persentase 52,1% untuk kategori sangat suka

sayur dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 47,4% untuk kategori sangat

suka sayur. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara jenis kelamin dengan preferensi sayur (p-value = 0,708).

Page 101: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

82

Bila dilihat kecenderungannya perempuan lebih banyak yang menyukai

sayur daripada laki-laki, hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kpodo et al. (2015) bahwa terdapat perbedaan preferensi

terhadap sayur antara anak laki-laki dan perempuan. Selain itu, penelitian

yang dilakukan pada anak SD di London Barat oleh Cooke & Wardle (2005)

membuktikan bahwa anak perempuan lebih menyukai buah (p-value < 0,05)

dan sayuran (p-value = 0,001) daripada anak laki-laki. Namun bila dilihat

dari hasil analisis statistik bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin

dengan preferensi sayur (p-value = 0,614), hal tersebut tidak sejalan dengan

penelitian Proverawati & Prawirohartono, Endy P Kuntjoro (2008) yang

membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara sampel laki-

laki dan perempuan dalam hal preferensi terhadap jenis makanan sus isi

sayuran (p-value = 0,014).

Hal tersebut dapat dimungkinkan karena perempuan lebih

memperhatikan penampilan fisik daripada laki-laki. Kepedulian terhadap

penampilan dan gambaran tubuh yang ideal dapat mengarah kepada upaya

obsesif seperti mengontrol berat badan (Papalia, 2008 dalam Andea, 2010).

Menurut Vink dkk. (2010) dalam Nugraheni (2016) anak perempuan yang

telah melewati masa menarche (rentang usia 10 sampai 16 tahun) akan

mengalami perbedaan masa lemak pada tahun ke 3-4 setelah menarche.

Peningkatan lemak pada tubuh perempuan ini berkaitan dengan perubahan

hormonal. Sesuai dengan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh

Nugraheni (2016) pada anak-anak sekolah dasar yang sudah mengalami

menarche, partisipan merasa bahwa telah mengalami perubahan pada

tubuhnya. Mayoritas partisipan mengungkapkan bahwa merasa pinggulnya

menjadi lebih besar, payudara membesar, mulai muncul rambut di ketiak dan

kemaluan. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Andea (2010) bahwa

terdapat hubungan negatif antara body image dengan perilaku diet dengan

nilai r = -0,554, p-value (two tailed) < 0,01. Artinya semakin positif body

image maka intensitas perilaku diet yang dilakukan akan semakin rendah,

dan sebaliknya, semakin negatif body image maka intensitas perilaku diet

yang dilakukan akan semakin tinggi. Selain itu, diperoleh bahwa terdapat

Page 102: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

83

perbedaan gambaran tubuh yang signifikan (p-value = 0,006 < α = 0,05)

antara remaja perempuan dan remaja laki-laki.

Hasil penelitian tersebut dapat menggambarkan bahwa perempuan lebih

waspada terhadap perubahan tubuh agar dapat mempertahankan citra

tubuhnya, sehingga perempuan lebih canderung memilih-milih makanan dan

menyukai sayur daripada laki-laki. Oleh karena itu, sangat diharapkan anak

laki-laki lebih memperhatikan pemilihan makanan dan meningkatkan

preferensi sayurnya. Begitupun kepada anak perempuan yang belum

menyukai sayur. Karena dengan kurangnya asupan sayur sebagai sumber

serat, dikhawatirkan akan mengalami masalah yang ditimbulkan akibat

konsumsi yang tidak seimbang, seperti obesitas, konstipasi dan masalah

lainnya.

6.3.2 Hubungan Pengetahuan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Tingkat pengetahuan sayur seseorang berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku dalam pemilihan makanan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan

seseorang diharapkan semakin baik pula keadaan gizinya. Khomsan (2000)

dalam (Tiyas, 2009) menambahkan, individu yang memiliki pengetahuan gizi

baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya

dalam pemilihan maupun pengetahuan pangan.

Namun hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan

antara pengetahuan dengan preferensi sayur (p-value = 0,403 atau > 0,05).

Dari 23 responden yang tidak suka sayur, 15 responden diantaranya sudah

memiliki pengetahuan sayur yang baik. Sementara 8 responden lainnya

memiliki pengetahuan sayur yang masih kurang. Jika dilihat berdasarkan

jawaban responden mengenai pertanyaan jenis, manfaat, kandungan, dampak

kekurangan dan menu seimbang terkait sayur, sudah lebih dari setengah

responden menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan benar dan

pengetahuan terkait pertayaan tersebut sudah baik. Dengan persentase secara

berturut-turut 65,3%, 77,2%, 60,6%, 72,5% dan 51,3%.

Page 103: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

84

Hal tersebut dapat memudahkan proses penanganan masalah preferensi

sayur yang masih rendah pada responden itu sendiri. Karena pada dasarnya

pengetahuan mengenai sayur sudah diketahui, hanya tinggal penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari agar mau konsumsi atau menyukai sayur.

Sebagaimana pernyataan bahwa salah satu penyebab rendahnya konsumsi

dan preferensi sayur pada anak karena kurangnya pengetahuan dan sikap

mengabaikan pentingnya makan sayur.

Namun terdapat perbedaan pengetahuan sayur pada anak laki-laki dan

perempuan. Karena hasil uji statistik menunjukkan bahwa responden laki-

laki yang dikategorikan memiliki pengetahuan sayur “kurang” lebih tinggi

yaitu sebanyak 46 (47,4%) dibandingkan perempuan yaitu sebanyak 37

(38,5%). Dilihat dari jumlah responden yang mampu menjawab benar semua

pertanyaan, persentasenya lebih tinggi perempuan daripada laki-laki. Laki-

laki hanya ada 33,3% yang mampu menjawab semua pertanyaan dengan

benar, sedangkan perempuan ada 66,7% yang mampu menjawab semua

pertanyaan dengan benar. Hal tersebut dimungkinkan karena anak

perempuan lebih banyak ingin tahu dan lebih peduli terhadap makanan

dibandingkan laki-laki, disamping kesungguhan dalam menjawab pertanyaan

pada kuesioner. Begitupun jika dibedakan berdasarkan jenis pertanyaannya,

persentase responden yang dikategorikan “kurang” dalam pengetahuan

mengenai jenis, kandungan, manfaat, dampak dan menu seimbang terkait

sayur lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan. Persentase anak

laki-laki yang dikategorikan kurang pada masing-masing kategori pertanyaan

tersebut secara berturut-turut 53,7%, 52,6%, 52,3%, 58,5% dab 52,1%.

Sehingga dengan kurangnya pengetahuan tersebut, anak laki-laki kurang

memperhatikan makanan yang dimakannya.

Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan preferensi sayur

kemungkinan disebabkan karena pengaruh faktor lain yang lebih besar dari

pada pengaruh pengetahuan. Seperti yang diungkapkan Notoatmodjo (2003)

dalam Suswanti (2013) bahwa perilaku yang tampak pada seseorang

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, faktor eksternal disini

Page 104: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

85

dimungkinkan pengaruh orang lain. Masyarakat yang ada pada lingkungan

semua berpartisipasi untuk menjalin hubungan sosial yang bervariasi antar

individu. Hubungan ini melibatkan keluarga, teman sebaya, rekan kerja, dan

orang-orang di berbagai lingkungan yang kita miliki.

Berdasarkan hasil uji analisis crosstab ditemukan bahwa ada perbedaan

signifikan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan anak (p-value = 0,030).

Sebanyak 66 (57,9%) anak memiliki ibu dengan kategori pendidikan terakhir

tinggi dan pengetahuan anak tersebut baik, selebihnya sebanyak 48 (42,1%)

anak memiliki pengetahuan kurang. Pendidikan ibu dan pengetahuan anak

diharapkan bisa menjadi pendorong agar pemilihan makanannya ke arah

yang baik dan preferensi sayurnya meningkat. Sesuai dengan penjelasan

Notoatmodjo (2003) dalam Suswanti (2013) bahwa perilaku merupakan hasil

dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal

keduanya saling mempengaruhi, dimana respon yang dihasilkan dari kedua

faktor tersebut berbeda pada setiap individu. Dalam hal ini pengetahuan

merupakan salah satu dari variabel faktor internal. Perilaku yang ditampakan

akibat pengaruh pengetahuan akan berbeda-beda karena dipengaruhi pula

oleh faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan, misalnya pendidikan ibu,

sehingga perilaku yang tampak pada seseorang berbeda-beda tergantung dari

faktor yang dominan dari kedua faktor tersebut.

Responden dalam penelitian ini secara keseluruhan memiliki

pengetahuan mengenai sayur yang baik dan diharapkan memiliki preferensi

sayur yang baik pula. Oleh karena itu, akan lebih baik jika memang

pengetahuan yang dimiliki dan perilaku yang baik tersebut dipertahankan

agar menjadi suatu kebiasaan yang baik dalam memilih makanan serta

meningkatkan preferensinya terhadap sayur.

Page 105: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

86

6.5 Hubungan Karakteristik Lingkungan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-

Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

6.5.1 Hubungan Kesukaan Orang Tua dengan Preferensi Sayur pada Siswa-

Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Orang tua adalah lingkungan sosial utama pada anak-anak dan memberi

pengaruh yang kuat pada perkembangan preferensi makanan anak-anak

(Skinner et al., 1998). Banyak penelitian yang menguji hubungan antara

preferensi orang tua dan anak-anak. Karena preferensi anak-anak akan mirip

dengan orang tuanya. Anak-anak banyak terpapar oleh makanan yang disukai

oleh orang tuanya dan kemudian mereka akan menyukainya juga. Disamping

itu, orang tua akan menjadi panutan utama dalam preferensi (Bolles, 2014).

Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu, karena pada

umumnya praktik pemberian makanan pada anak-anak lebih sering dilakukan

oleh ibu dibandingkan ayah. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Skinner

et al. (1998b) menunjukkan kesesuaian yang kuat (82,1-83,3%) dari

preferensi makanan antara anak dan anggota keluarga lainnya. Kesamaan

antara makanan yang tidak pernah ditawarkan untuk anak dan tidak disukai

ibu signifikan pada p-value = 0,005, tetapi untuk ayah tidak signifikan.

Berdasarkan penelitian ini, diketahui lebih banyak ibu yang sangat

menyukai sayur yaitu sebanyak 133 (68,9%) ibu dan suka sayur yaitu

sebanyak 47 (24,4%) dibandingkan dengan ibu yang tidak menyukai sayur

yaitu sebanyak 13 (6,7%) ibu. Jika dihubungkan dengan preferensi sayur

pada anak, persentase ibu yang sangat suka sayur dan anaknya sangat suka

sayur juga lebih banyak yaitu 64,7% dibandingkan dengan ibu yang suka

sayur (19,1%) atau sangat tidak suka sayur (7,7%) tetapi anaknya sangat suka

sayur. Berdasarkan angka tersebut dapat diambil kesimpulan memang

preferensi ibu dapat mempengaruhi preferensi anak juga.

Berdasarkan hasil analisis bivariat ditemukan adanya hubungan antara

preferensi ibu dengan preferensi anak terhadap sayur (p-value = 0,000). Hal

tersebut sejalan dengan sebuah penelitian meta-analisis dari lima studi

mengungkapkan adanya hubungan signifikan dalam preferensi makanan

Page 106: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

87

orangtua dengan anak tapi korelasinya lemah (OR = 0,17) (Borah-giddens

dan Falciglia, 1993). Hubungan preferensi tersebut tidak berlangsung secara

otomatis bahwa dengan ibu menyukai sayur, maka anak akan menyukai

sayur dengan begitu saja. Namun terjadi dengan adanya interaksi ibu dan

anak. Kebiasaan dan perilaku makan orang tua dapat direfleksikan kepada

anaknya (Wardle et al., 2003).

Ibu yang memilih-milih makanan mempengaruhi perilaku pilih-pilih

makanan anak-anak mereka. Seorang anak mungkin akan kurang bersedia

untuk mencoba makanan baru yang ibunya belum pernah merasakannya.

Anak-anak akan kurang menerima makanan asing jika mereka mengamati

perilaku orang tua mereka juga memilih-milih makan. Perilaku ibu akan terus

mempengaruhi perilaku pilih-pilih makanan anak (Carruth dan Skinner,

2000). Daniel dan Jacob (2012) dalam Carruth dan Skinner (2000)

menyatakan anak-anak dengan riwayat keluarga pilih-pilih makanan secara

signifikan lebih cenderung menjadi picky eater.

Preferensi ibu terhadap sayur dapat mempengaruhi ketersediaannya.

Jika ibu tidak menyukai salah satu jenis sayur, maka akan ada kemungkinan

besar bahwa ibu tersebut tidak menyediakan sayur yang tidak disukainya

tersebut. Diasumsikan ketika ibu menyukai sayur tertentu, maka ibu tersebut

akan membeli dan menyediakannya sesuai dengan sayur yang ia sukai.

Bahkan proses memasaknya pun akan sesuai dengan kesukaan ibu. Sehingga

akan terbentuk preferensi pada anak sesuai dengan preferensi ibu.

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini memang ditemukan bahwa ibu

yang menyukai sayur dan tersedia/menyediakan sayur di rumah lebih tinggi

yaitu sebanyak 55 (54,5%) responden, dibandingkan dengan ibu yang tidak

suka sayur. Oleh karena itu, perlu diperhatikan juga preferensi ibu terhadap

sayur karena akan mempengaruhi preferensi sayur pada anak.

Page 107: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

88

6.5.2 Hubungan Ketersediaan Sayur di Rumah dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta

Anak-anak tidak siap menerima makanan baru atau takut

terhadap makanan yang baru, biasa disebut dengan neophobia. Hal tersebut

normal pada anak-anak. Biasanya, neophobia dikurangi dengan konsumsi

berulang makanan baru (Birch dan Fisher, 1995). Ketersediaan dan akses

yang mudah terhadap sayuran memiliki hubungan positif dengan penerimaan

dan konsumsi sayuran pada anak. Makanan yang sering tersedia di

lingkungan mereka dan mudah diakses akan membuat anak menyukai dan

sering mengkonsumsi makanan tersebut (Widiyastuti, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa responden

menyatakan tersedia sayur di rumah dalam waktu satu minggu terakhir yaitu

sebanyak 96 (49,7%) respoden, responden yang menyatakan kadang-kadang

tersedia sayur di rumah sebanyak 89 (46,1%), sedangkan responden yang

menyatakan tidak tersedia sayur di rumah sebanyak 8 (4,1%) responden.

Sayur yang paling banyak disediakan kepada respoden di rumah dalam satu

minggu terakhir adalah bayam. Jika diurutkan berdasarkan tiga urutan sayur

yang paling banyak disediakan di rumah adalah bayam sebanyak 64 (33,2%),

kangkung sebanyak 37 (19,2%) dan wortel sebanyak 30 (15,5%). Selebihnya

tersebar pada sayur sop, sayur asem, kentang, kol, brokoli, buncis, sawi,

sayur lodeh, taoge, timun, capcay dan jagung. Ada juga yang menyatakan

tersedia semua jenis sayur yaitu 3 (1,6%) responden. Disamping itu, ada juga

yang menyatakan tidak tersedia sayur dalam satu minggu terakhir yaitu

sebanyak 11 (5,7%) responden.

Sebagian besar anak yang menyatakan selalu tersedia sayur dirumah

dan suka sayur sebanyak 92 (95,8%) responden, yang menyatakan kadang-

kadang tersedia sayur dan suka sayur sebanyak 72 (80,9%) responden, dan

yang menyakatan tidak tersedia sayur dan suka sayur hanya 2 (75%)

responden. Berdasarkan persentase tersebut dapat terlihat bahwa ketersediaan

sayur di rumah dapat mempengaruhi persentase kesukaan/preferensi sayur

Page 108: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

89

pada anak-anak. Begitupun jika dilihat berdasarkan hasil analisis uji bivariat

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel

ketersediaan sayur di rumah dengan preferensi sayur pada anak dengan nilai

p-value = 0,004.

Hubungan tersebut sejalan dengan penelitian ekperimental untuk

meningkatkan kesukaan anak-anak terhadap sayur yang dilakukan oleh

Lakkakula (2011) dengan memberikan/menyediakan sayur secara bertahap

menunjukkan bahwa pada akhir 8 minggu intervensi, siswa kelas lima (p-

value = 0,00) dan kelas ketiga (p-value = 0,00) menyukai paprika lebih baik

dari sebelumnya dan kelas satu menyukai wortel lebih baik dari sebelumnya

(p-value = 0,04). Dengan kata lain, dengan tersedianya sayur dan diberikan

secara konsisten, akan meningkatkan preferensi anak-anak terhadap sayur.

Penelitian eksperimetal lainnya dilakukan oleh Widiyastuti (2015)

dengan menggunakan teknik hidden vegetable menunjukkan ada perbedaan

penerimaan sawi hijau (p-value = 0,000), wortel (p-value = 0,011), dan

brokoli (p-value = 0,020) pada kelompok kontrol dan perlakuan. Hidden

vegetable adalah metode penambahan puree (bubur) sayuran ke dalam

makanan, yang merupakan strategi untuk meningkatkan penerimaan sayuran

yang terlepas dari kesukaan anak pada jenis sayuran tertentu. Pada penelitian

tersebut subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol diberi hidangan berupa sayuran

rebus, sedangkan pada kelompok perlakuan diberi hidangan berupa

penambahan puree sayuran.

Oleh karena itu, upaya meningkatkan preferensi anak terhadap sayur

dapat dilakukan dengan cara selalu menyediakan sayur di rumah dan

membiasakan anak untuk konsumsi atau mencoba sayur dengan berbagai

macam jenisnya. Disamping itu, cara hidden vegetable tersebut bisa juga

menjadi alternatif jika anak tidak suka sayur dan tidak mau mencoba sayur

yang disediakan dengan cara biasa.

Page 109: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

90

6.5.3 Hubungan Ketersediaan Sayur di Sekolah dengan Preferensi Sayur

pada Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta

Selain ketersediaan sayur di rumah, perlu juga adanya ketersediaan

sayur di sekolah. Karena sekolah adalah lingkungan sehari-hari anak-anak

kedua setelah rumah. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa lebih

banyak responden menyatakan tidak tersedia sayur di sekolah daripada yang

tersedia. Responden yang menyatakan tidak tersedia sayur di sekolah dalam

waktu satu minggu terakhir yaitu sebanyak 75 (38,9%), respoden, responden

yang menyatakan kadang-kadang tersedia sayur di sekolah sebanyak 71

(36,8%), sedangkan responden yang menyatakan tersedia sayur di sekolah

sebanyak 47 (24,4%) responden. Sama halnya dengan ketersediaan sayur di

rumah, sayur yang paling banyak disediakan kepada respoden di sekolah

dalam satu minggu terakhir adalah bayam. Jika diurutkan berdasarkan tiga

urutan sayur yang paling banyak disediakan di rumah adalah bayam

sebanyak 33 (17,1%), wortel sebanyak 12 (6,2%) dan sayur sop sebanyak 11

(5,7%). Selebihnya tersebar pada kangkung, sayur asem, kentang, kol,

brokoli, buncis, sawi, sayur lodeh, taoge, timun, capcay dan jagung. Ada juga

yang menyatakan tersedia semua jenis sayur yaitu 3 (1,6%) responden.

Disamping itu, jumlah yang menyatakan tersedia sayur di sekolah lebih

sedikit daripada yang menyatakan tersedia sayur di rumah, yaitu sebanyak 85

(44%) responden menyatakan tidak tersedia sayur di sekolah dalam satu

minggu terakhir.

Sebagian besar anak yang menyatakan selalu dan kadang-kadang

tersedia tersedia sayur di sekolah kemudian anak tersebut sangat suka sayur

yaitu masing-masing sebanyak 27 (57,4%%) dan 43 (60,6%) responden,

sedangkan yang menyakatan tidak tersedia sayur dan sangat suka sayur

sebanyak 26 (34,7%) responden. Jika dilihat berdasarkan hasil uji analisis

bivariat, variabel ketersediaan sayur di sekolah juga merupakan variabel yang

berhubungan dengan preferensi sayur pada anak (p-value = 0,010), sama

halnya dengan ketersedian sayur di rumah. Sesuai dengan hasil penelitian

Page 110: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

91

Lakkakula (2011) bahwa dengan tersedianya sayur dapat meningkatkan

preferensi sayur pada anak-anak.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sayur

di sekolah merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Walaupun

anak tidak berada di rumah, namun sayur masih bisa dikonsumsi oleh anak,

baik dengan cara membeli di kantin sekolah atau dengan dibekali oleh orang

tua dari rumah. Selain itu juga bisa diatasi dengan adanya kerjasama antara

pihak sekolah dan orang tua untuk menyelenggarakan catering secara

kolektif. Sehingga ketersediaan sayur di sekolah ini bukan hanya

tanggungjawab orang tua saja, melainkan pihak sekolah pun harus

memperhatikan ketersediaan sayur di sekolah agar kebutuhan sayur anak

masih tetap terjaga. Menimbang waktu sekolah anak yang cukup padat dan

lama. Sehingga anak cukup lama menghabiskan waktunya di sekolah. Jika

hal tersebut tidak diperhatikan, dikhawatirkan kebutuhan gizi anak kurang

mencukupi kebutuhan minimal yang dianjurkan.

Page 111: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

92

8 BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang preferensi sayur pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017, dapat

ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta tahun 2017 sangat menyukai sayur dengan persentase 49,7%.

2. Berdasarkan karakteristik individu responden, sebagian besar siswa-siswi

kelas 4 dan 5 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 laki-laki

dengan persentase 50,3% dan memiliki pengetahuan sayur yang baik dengan

persentase 57%.

3. Berdasarkan karakteristik makanan, sebagian besar siswa-siswi kelas 4 dan 5

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 menyatakan bahwa rasa

(94,3%), warna (86%), tekstur (75,6%), proses memasak (91,2%), bentuk

(87%) dan bumbu (86%) adalah faktor yang penting dalam menyukai sayur.

4. Berdasarkan karakteristik lingkungannya, sebagian besar siswa-siswi kelas 4

dan 5 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017 memiliki ibu yang

sangat menyukai sayur (68,9%), tersedia sayur di rumah (95,9%) dan tersedia

sayur di sekolah (61,1%).

5. Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel karakteristik individu

(jenis kelamin dan pengetahuan sayur) dengan preferensi sayur pada siswa-

siswi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017 dengan p-value

berturut-turut 0, 708 dan 0,403.

6. Ada hubungan yang signifikan antara variabel karakteristik lingkungan

(kesukaan orang tua, ketersediaan sayur di rumah dan ketersediaan sayur di

sekolah) dengan preferensi sayur pada siswa-siswi Madrasah Pembangunan

UIN Jakarta Tahun 2017 dengan p-value berturut-turut 0,000; 0,004 dan

0,010.

Page 112: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

93

7.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan adalah sebagai berikut:

7.2.1 Bagi Orang Tua

1. Tetap mempertahankan preferensi sayur anak yang sudah baik dan

membantu meningkatkan preferensi sayur anak, terutama yang masih

belum menyukai sayur, dengan selalu menyediakan dan membiasakan

anak makan sayur setiap hari. Cara hidden vegetable bisa menjadi

alternatif jika anak tidak suka sayur dan tidak mau mencoba sayur yang

disediakan dengan cara biasa.

2. Sebaiknya orang tua memberikan contoh yang baik dalam praktik

makan sayur dan makan makanan yang sehat serta kaya akan gizi

lainnya.

3. Sebaiknya orang tua memperhatikan cara pemberian makan terhadap

anak-anak beserta dengan situasiya. Sikap yang hangat, ramah,

menciptakan suasana yang nyaman, tenang, mengungkapkan kasih

sayang dengan senyuman dan pelukan, dapat menimbulkan nafsu makan

pada anak.

4. Orang tua perlu memperhatikan ketersediaan sayur bagi anak di sekolah,

dapat dilakukan dengan membekali anak sayur dari rumah.

7.2.2 Bagi Pihak Sekolah

1. Pihak sekolah perlu memperhatikan ketersediaan sayur bagi siswa-

siswinya di sekolah, bisa dilakukan dengan cara menyediakan sayur di

kantin. Selain itu juga bisa dilakukan dengan adanya kerjasama antara

pihak sekolah dan orang tua untuk menyelenggarakan catering secara

kolektif.

2. Membantu meningkatkan preferensi sayur siswa-siswinya dengan cara

memberikan edukasi mengenai pentingnya makan sayur.

7.2.3 Bagi Peneliti Lain

1. Variabel kesukaan orang tua, ketersediaan sayur di rumah dan

ketersediaan sayur di sekolah berhubungan dengan preferensi sayur

Page 113: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

94

anak-anak, sehingga penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel

tersebut sangat dianjurkan.

2. Melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan analisis yang lebih

mendalam lagi seperti analisis multivariat.

3. Melakukan penelitian kembali tentang preferensi sayur pada anak-anak,

dengan menambah variabel-variabel baru yang belum ada pada

penelitian ini.

Page 114: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

95

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2010) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Andea, R. (2010) Hubungan Antara Body Image dan Perilaku Diet pada Remaja.

Universitas Sumatera Utara.

Ariani, M. (2004) Analisis Perkembangan Konsumsi. Bogor.

Asy‟ariyah, N. Z., Arief, Y. S. and Krisnana, I. (2015) „Storytelling Sebagai Upaya

Meningkatkan Konsumsi Sayur‟, Jurnal Pediomaternal, 3(1).

Birch, L. L. (1998) „Symposium : The Effects of Childhood Diet on Adult Health and

Disease Psychological Influences on the Childhood Diet 1‟, The Journal of

Nutrition, pp. 407–410.

Birch, L. L. and Fisher, J. a (1995) „Appetite and eating behavior in children.‟,

Pediatric clinics of North America. Elsevier Masson SAS, 42(4), pp. 931–53.

doi: 10.1016/S0031-3955(16)40023-4.

Birch, L. L. and Fisher, J. O. (1997) „Development of Eating Behaviors Among

Children and Adolescents‟, Pediatrics, 101(3 (Pt 2)), pp. 539–549.

Blatt, A. D., Roe, L. S. and Rolls, B. J. (2011) „Hidden vegetables : an effective

strategy to reduce energy intake and increase vegetable intake in adults 1 – 3‟,

American Journal of Clinical Nutrition, (C). doi: 10.3945/ajcn.110.009332.

Bolles, R. C. (2014) The Hedonics of Taste. New York: Psychology Press.

Borah-giddens, J. and Falciglia, G. A. (1993) „A Meta-Analysis of the Relationship in

Food Preferences between Parents and Children‟, Journal of Nutrition

Education. Society for Nutrition Education and Behavior, 25(3), pp. 102–107.

doi: 10.1016/S0022-3182(12)80565-6.

Brown, J. E. (2011) Nutrition Through the Life Cycle. Fourth. Belmont: Cengange

Learning.

Page 115: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

96

Carruth, B. R. and Skinner, J. D. (2000) „Revisiting the Picky Eater Phenomenon:

Neophobic Behaviors of Young Children‟, Journal of the American College of

Nutrition, 19(6), pp. 771–780. doi: 10.1080/07315724.2000.10718077.

Chok, A. L. I. (2005) Children’s Health, Dietary Preferences, Snack Food Intake, Salt

Intake and Obesity. New South Wales.

Chu, Y. L., Farmer, A., Fung, C., Kuhle, S. and Veugelers, P. (2013) „Fruit and

vegetable preferences and intake: Among children in Alberta‟, Canadian

Journal of Dietetic Practice and Research, 74(1), pp. 21–27. doi:

10.3148/74.1.2013.21.

Cooke, L. J. and Wardle, J. (2005) „Age and gender differences in children‟s food

preferences.‟, The British journal of nutrition, 93(5), pp. 741–746. doi:

10.1079/bjn20051389.

Dahl, W. J. (2014) Puréed Foods for Swallowing Problems 1 What is an ideal puréed

food. Available at: http://edis.ifas.ufl.edu/pdffiles/FS/FS16800.pdf.

Dewi, Y. (2013) „Studi Deskriptif: Persepsi dan Perilaku Makan Buah dan Sayur pada

Anak Obesitas dan Orang Tua‟, Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Surabaya, 2(1).

Drewnowski, A. and Hann, C. (1999) „Food preferences and reported frequencies of

food consumption as predictors of current diet in young women 1 – 3‟, The

American Jornal of Clinical Nutrition, 70, pp. 28–36.

Drewnowski, A., Kurth, C., Holden-Wiltse, J. and Saari, J. (1992) „Food preferences

in human obesity: Carbohydrates versus fats‟, Appetite, 18(3), pp. 207–221. doi:

10.1016/0195-6663(92)90198-F.

Fatmah (2010) Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.

Fildes, A., Mallan, K. M., Cooke, L., Jaarsveld, C. H. M. Van, Llewellyn, C. H.,

Fisher, A. and Daniels, L. (2015) „The relationship between appetite and food

preferences in British and Australian children‟, International Journal of

Page 116: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

97

Behavioral Nutrition and Physical Activity. International Journal of Behavioral

Nutrition and Physical Activity, pp. 1–10. doi: 10.1186/s12966-015-0275-4.

Irianti, S. and dkk (2013) Riset Kesehatan Dasar Dalam Angka : Provinsi Banten

2013 (Buku 2). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. doi: 10.13140/RG.2.1.2396.1448.

Irianti, S., Yunianto, A., Herman, M. J. and Putri, D. S. K. (2013) Pokok-Pokok Hasil

Riset Kesehatan Dasar Provinsi Banten 2013 (Buku 1). 1st edn, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemeterian Kesehatan RI. 1st edn.

Edited by A. Suwandono, A. Musadad, and S. Herman. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemeterian Kesehatan RI. doi:

10.13140/RG.2.1.1052.6562.

„Kamus Besar Bahasa Indonesia‟ (no date). Available at: http://kbbi.web.id/sayur.

Kemenkes (2014) „Pedoman Gizi Seimbang‟, p. 99.

Khoirina, A., Gandaasri, A. S., Septiani, A., Akin, A., Savitri, A., Magdalena, C.,

Devi, Q. S., Mursalina, Utami, T. W. and Larasaty, Y. F. (2015) Gambaran

Food Preferences pada Siswa-Siswi Obesitas di Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2015.

Kpodo, F. M., Mensah, C. and Dzah, C. S. (2015) „Fruit and Vegetable Consumption

Patterns and Preferences of Students in a Ghanaian Polytechnic.‟, World Journal

of Nutrition and Health., 3(3), pp. 53–59. doi: 10.12691/jnh-3-3-2.

Lakkakula, A. P. (2011) Building Children’S Liking and Preferences for Fruits and

Vegetables Through School-Based Interventions. Faculty of the Louisiana State

University and Agricultural and Mechanical College.

Lakkakula, A. P., Zanovec, M., Silverman, L., Murphy, E. and Tuuri, G. (2008) „Black

Children with High Preferences for Fruits and Vegetables Are at Less Risk of

Being at Risk of Overweight or Overweight‟, Journal of the American Dietetic

Association, 108(11), pp. 1912–1915. doi: 10.1016/j.jada.2008.08.019.

Page 117: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

98

Lapau, B. (2013) Metode Penelitian Kesehatan Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,

Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Mac, M., Iomaire, C. and Lydon, J. (2011) The Current State of Cooking in Ireland :

The Relationship between Cooking Skills and Food Choice The Current State of

Cooking in Ireland : The, School of Culinary Arts and Food Technology. Dublin.

Available at: http://arrow.dit.ie/tfschafart Recommended.

Mallan, K. M., Fildes, A., Magarey, A. M. and Daniels, L. A. (2015) „The

Relationship between Number of Fruits, Vegetables, and Noncore Foods Tried

at Age 14 Months and Food Preferences, Dietary Intake Patterns, Fussy Eating

Behavior, and Weight Status at Age 3.7 Years‟, Journal of the Academy of

Nutrition and Dietetics. Elsevier Inc, pp. 11–15. doi:

10.1016/j.jand.2015.06.006.

Maryam, A. (2011) Tingkat Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Dasar Tentang Manfaat

Konsumsi Sayur-Mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

Universitas Sumatera Utara.

Nicklaus, S., Boggio, V., Chabanet, C. and Issanchou, S. (2004) „A prospective study

of food preferences in childhood‟, Food Quality and Preference, 15(7–8

SPEC.ISS.), pp. 805–818. doi: 10.1016/j.foodqual.2004.02.010.

Nugraheni, C. S. (2016) Pengalaman Menarche Anak Sekolah Dasar Negeri

Ngrukeman Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Available at: file:///F:/body image-

menarche/NASKAH PUBLIKASI CHRIS SHANDI NUGRAHENI.pdf.

Park, E. (2015) „Eating Habits and Food Preferences of Elementary School Students in

Urban and Suburban Areas of Daejeon‟, Clinical Nutrition Research, 4, pp. 190–

200.

Piaget (2004) „Developmental Psychology‟, Thinking. doi:

10.1001/jama.1959.03010060123035.

Proverawati, A., Prawirohartono, E. P. and Kuntjoro, T. (2008) „Jenis kelamin anak ,

Page 118: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

99

pendidikan ibu , dan motivasi dari guru serta hubungannya dengan preferensi

makanan sekolah pada anak prasekolah di TK Universitas Muhammadiyah

Purwokerto‟, Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 5(2), pp. 78–83.

Riskesdas (2013) „Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013‟, Laporan Nasional

2013, p. 1. doi: 10.3406/arch.1977.1322.

Santrock, J. W. (2003) Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Septiani, A., Khoirina, A., Savitri, A., Wahyuni, R. and Utami, T. W. (2014) faktor-

faktor yang berhubungan dengan obesitas pada siswa dan siswi Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta tahun 2014. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sijtsema, S., Linnemann, A., Gaasbeek, T. van, Dagevos, H. and Jongen, W. (2002)

„Variables Influencing Food Perception Reviewed for Consumer-Oriented

Product Development‟, Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 42(6),

pp. 565–581. doi: 10.1080/20024091054256.

Skinner, J., Ruth Carruth, B., Moran, J., Houck, K., Schmidhammer, J., Reed, A.,

Coletta, F., Cotter, R. and Ott, D. (1998) „Toddlers‟ Food Preferences:

Concordance with Family Members‟ Preferences‟, Journal of Nutrition

Education, 30(1), pp. 17–22. doi: 10.1016/S0022-3182(98)70270-5.

Sophia, A. and Madanijah, S. (2014) „Pola Asuh Makan Ibu Serta Preferensi Dan

Konsumsi Sayur Dan Buah Anak Usia Sekolah Di Bogor‟, Jurnal Gizi Pangan,

9(November), pp. 151–158.

Sucihatiningsih, Sutrasmawati, E. and Fajarini, I. (2009) „Analisis Persepsi dan

Preferensi Ibu Rumah Tangga Terhadap Produk Pangan Olahan Berbasis

Tepung Ubi Jalar dalam Meningkatkan Keanekaragaman Pangan‟, JEJAK, 2, pp.

80–90.

Suhardjo (1986) Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta: UI Press.

Suhardjo (1989) Sosio Budaya Gizi. Bogor: PAU Pangan dan Gizi IPB.

Page 119: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

100

Supartini, Y. (2004) Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta.

Suswanti, I. (2013) „Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Makanan

Cepat Saji pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012‟. doi: 10.1007/s13398-014-0173-7.2.

Tarwotjo, S. (2007) Dasar-Dasar Gizi Kuliner. Jakarta: Grasindo. Available at:

https://books.google.co.id/books?id=_pqpNXwUVQgC&pg=PA118&dq=jenis+

sayur-

mayur&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjwlJuxzuXRAhVGuo8KHcxoCe4Q6AEI

RzAI#v=onepage&q=jenis sayur-mayur&f=false.

Tiyas, Y. T. C. (2009) Preferensi pangan anak sekolah dasar di kota bogor. Intitut

Pertanian Bogor.

Ulfah, M. I. (2008) Perilaku hidup bersih dan sehat, pengetahuan gizi dan pola asuh

kaitannya dengan diare anak balita, di desa cikarawang bogor ima maryana

ulfah. Institut Pertanian Bogor.

USDA (2011) Compendium of Surveys for Fruit and Vegetable Consumption and

Physical Activity. 2010th–2011th edn. California.

Wade, C. (2008) Psikologi. ke-9. Jakarta: Erlangga. Available at:

https://books.google.co.id/books?id=UgRK0UM3d00C&printsec=frontcover&d

q=Wade,+carole+dan+Carol+Tavris.+2008.+Psikologi+(edisi+pertama).+Erlang

ga:+Jakarta&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjcnIf9gIPUAhWHrI8KHUgECt0Q6

AEIKzAB#v=onepage&q=rasa&f=false.

Wardle, J., Herrera, M.-L., Cooke, L. and Gibson, E. L. (2003) „Modifying children‟s

food preferences: the effects of exposure and reward on acceptance of an

unfamiliar vegetable.‟, European journal of clinical nutrition, 57, pp. 341–8.

doi: 10.1038/sj.ejcn.1601541.

Wardle, J., Sanderson, S., Leigh Gibson, E. and Rapoport, L. (2001) „Factor-analytic

structure of food preferences in four-year-old children in the UK.‟, Appetite,

37(3), pp. 217–23. doi: 10.1006/appe.2001.0423.

Page 120: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

101

Weaver, M. R. (1998) Food preferences of men and women determined by

questionnaire and feeding. Faculty of Texas Tech University.

Widiyastuti, L. (2015) Intervensi Hidden Vegetable Terhadap Penerimaan Sayuran

Pada Anak Prasekolah Di TK PGRI 21 Karangasem Kota Semarang, Fk Undip.

Widyawati, I. K. (2009) Analisis Preferensi Pangan Masyarakat dan Daya Dukung

Gizi Menuju Pencapaian Diversifikasi Pangan Kabupaten Bogor. Institut

Pertanian Bogor.

Wright, C. M., Parkinson, K. N., Shipton, D. and Drewett, R. F. (2007) „How do

toddler eating problems relate to their eating behavior, food preferences, and

growth?‟, Pediatrics, 120(4), pp. e1069-75. doi: 10.1542/peds.2006-2961.

Page 121: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

102

LAMPIRAN

Page 122: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

103

9 Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan

Page 123: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

104

10 Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Page 124: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

105

11 Lampiran 3 Formulir Semi Quantitative FFQ untuk Studi Pendahuluan

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

No. HP :

Formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire

Nama Masakan Jumlah

(Porsi/

URT)

Frekuensi Konsumsi Tidak

Pernah

Ket.

(Diisi

Peneliti) x/hari x/minggu x/bulan

Sayur Sop

Sayur Lodeh

Sayur Bayam

Sayur Asem

Sayur Oyong

Gulai Daun

Singkong

Sayur Daun Pepaya

Sayur Daun Katuk

Tumis Jagung Muda

(Putren)

Capcay

Tumis Kangkung

Tumis Kacang

Panjang

Tumis Labu

Tumis Jamur

Tumis Buncis

Tumis Taoge

Tumis Brokoli

Terong Balado

Terong Tumis Kecap

Tumis Pare

Lumpia Basah

Tumis Genjer

Gado-Gado

Ketoprak

Sambal Goreng

Kentang

Tumis Sawi Putih

Tumis Sawi Hijau

Soto Bandung

Soto Betawi

Soto Lamongan

Krim Sup Jagung

Lainnya…

Page 125: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

106

12 Lampiran 4 Data Hasil Studi Pendahuluan

A. Sepuluh masakan tersering dikonsumsi:

1. Sayur sop

2. Sayur bayam

3. Sambal goreng kentang

4. Tumis taoge

5. Sayur asem

6. Gado-gado

7. Ketoprak

8. Tumis brokoli

9. Soto Betawi

10. Tumis kangkung

B. Sepuluh masakan tebanyak dikonsumsi:

1. Gado-gado

2. Ketoprak

3. Sayur sop

4. Sayur bayam

5. Soto Betawi

6. Sayur asem

7. Krimsup jagung

8. Tumis brokoli

9. Tumis kangkung

10. Capcay

C. Masakan yang termasuk ke dalam sepuluh masakan tersering dan sepuluh masakan

terbanyak yang dikonsumsi

1. Sayur sop

2. Sayur bayam

3. Sambal goreng kentang

4. Tumis taoge

5. Sayur asem

6. Gado-gado

7. Ketoprak

8. Tumis brokoli

9. Soto Betawi

10. Tumis kangkung

11. Soto Betawi

12. Capcay

13. Krim sup jagung

Page 126: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

107

13 Lampiran 5 Lembar Persetujuan

Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4 Dan 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017.

Oleh: Arina Muthia Nursani

Saya adalah mahasiswi Peminatan Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian

ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir mata kuliah

Skripsi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan preferensi sayur pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2017.

Saya mengharapkan kesediaan Anda untuk memberikan jawaban atau

tanggapan sesuai dengan pendapat Anda sendiri. Saya menjamin kerahasiaan pendapat

dan identitas responden. Informasi yang Anda berikan hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dan tidak akan dipergunakan untuk

maksud-maksud lain. Partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga

Anda bebas untuk menerima atau menolak menjadi peserta penelitian ini. Jika Anda

bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silakan Anda menandatangani

formulir ini.

Hari/Tanggal : ……………,……………… ...

Pengumpul Data : ………………………………

No. responden : ………………………………

Tanda Tangan :

(………………………………………………...)

Page 127: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

108

14 Lampiran 6 Kuesioner Preferensi Sayur untuk Anak

DAFTAR PERTANYAAN TENTANG KUESIONER PREFERENSI SAYUR

No. Responden […..]

Isilah titik-titik‎dan‎tandai‎pilihan‎di‎bawah‎ini‎dengan‎(‎√‎)‎atau‎(‎O‎)!

Item Pertanyaan Petunjuk Pengisian: Isilah titik-titik dibawah ini dan lingkari (O) atau beri

tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai!

A. Karakteristik Individu

A1. Nama Lengkap : ..................................................

A2. Kelas : ..................................................

A3. Tempat/Tanggal Lahir : ..................................................

A4. Usia : ................. tahun

A5. Jenis Kelamin : 0. Laki-laki

1. Perempuan

A6. No. HP (Jika ada) : …………………………… Petunjuk Pengisian: Beri tanda silang (x) atau lingkari (o) pada jawaban

yang menurut Anda benar!

B. Pengetahuan Sayur

B1. Sayur banyak mengandung...

a. Vitamin dan Mineral

b. Protein

c. Karbohidrat dan Lemak

B2. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan

kehidupan. Makanan yang termasuk ke dalam zat pengatur tubuh

adalah…

a. Tahu, tempe, ikan, dan daging

b. Nasi, jagung, roti, dan singkong

c. Bayam, kangkung, sawi, dan kacang

B3. Nasi adalah sebagai sumber…

a. Lemak dan Protein

b. Vitamin dan Mineral

c. Karbohidrat dan Glukosa

B4. Penyakit yang timbul akibat kekurangan vitamin C adalah…

a. Sariawan dan Anemia (kurang darah)

b. Gatal-gatal dan Penyakit Mata

c. Beri-beri dan Sakit Kepala

B5. Contoh menu makanan: sayur, buah, ikan dan susu. Agar menu makanan

tersebut lengkap perlu ditambahkan makanan yang mengandung…

a. Protein

b. Mineral

c. Karbohidrat

B6. Asupan sayuran yang mengandung serat dapat memberi manfaat kepada

Page 128: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

109

kesehatan organ apa?

a. Usus

b. Mata

c. Jantung

B7. Sayur kangkung banyak mengandung :

a. Serat dan Zat Besi (Fe)

b. Protein dan Karbohidrat

c. Lemak dan Mineral

B8. Contoh sayuran yang banyak mengandung zat besi (Fe) adalah?

a. Sawi, Daun Bayam, Kentang

b. Kangkung, Daging Sapi dan Ati

c. Jagung dan Singkong

B9. Kandungan zat gizi karbohidrat banyak terdapat dalam sayuran jenis apa?

a. Sayuran padi dan umbi (seperti gandum)

b. Sayuran berdaun hijau (seperti bayam)

c. Sayuran polong atau bijian (seperti buncis)

B10. Sayur seperti wortel banyak mengandung vitamin apa?

a. Vitamin B dan D

b. Vitamin A dan C

c. Vitamin E Petunjuk Pengisian: Isilah titik-titik dibawah ini dan beri tanda silang (x)

atau lingkari (o) pada jawaban yang menurut Anda benar!

C. Ketersediaan

C1. Apakah di rumah tersedia sayur? (dalam satu minggu terakhir)

1. Tidak pernah (lanjut ke C3)

2. Kadang-kadang (jika minimal satu kali dalam seminggu)

3. Selalu (jika setiap hari)

4. Tidak tahu

C2. Kapan tersedia sayur di rumah? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Sarapan

2. Makan siang

3. Makan malam

4. Selingan

C3. Sayur apa yang sering tersedia di rumah? Sebutkan!

...................................................................

C4. Apakah di sekolah tersedia sayur? (dalam satu minggu terakhir)

1. Tidak pernah (lanjut ke C6)

2. Kadang-kadang (jika minimal satu kali dalam seminggu)

3. Selalu (jika setiap hari)

4. Tidak tahu

C5. Kapan tersedia sayur di sekolah? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Sarapan

2. Makan siang

3. Makan malam

4. Selingan

C6. Sayur apa yang sering tersedia di sekolah? Sebutkan!

...................................................................

Page 129: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

110

D. Preferensi Sayur Anak

Seberapa suka Anda terhadap sayur-sayur dibawah ini?

Pilihlah/Checklist (√) kolom yang sesuai dengan jawaban Anda.

Nama Sayur

(4)

Selalu

Dihabis

kan

(3)

Kadang

Dimakan

Kadang

Tidak

(2)

Mau

Makan

Kalau

Terpaksa

(1)

Sama

Sekali

Tidak Mau

Makan

Ruang

Entry (Diisi

oleh

peneliti)

Sayur Sop

Wortel

Kentang

Buncis

Kol

Sayur Bayam

Bayam

Jagung

Sambal Goreng

Kentang

Kentang

Tumis Taoge

Taoge

Sayur Asem

Labu

Daun melinjo

Melinjo

Kacang panjang

Kacang tanah

Jagung

Gado-gado

Taoge

Jagung

Kangkung

Kacang panjang

Timun

Ketoprak

Taoge

Tumis Brokoli

Brokoli

Soto Betawi

Kol

Kentang

Tumis Kangkung

Kangkung

Capcay

Buncis

Page 130: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

111

Seberapa suka Anda terhadap sayur-sayur dibawah ini?

Pilihlah/Checklist (√) kolom yang sesuai dengan jawaban Anda.

Nama Sayur

(4)

Selalu

Dihabis

kan

(3)

Kadang

Dimakan

Kadang

Tidak

(2)

Mau

Makan

Kalau

Terpaksa

(1)

Sama

Sekali

Tidak Mau

Makan

Ruang

Entry (Diisi

oleh

peneliti)

Wortel

Putren (Jagung

Muda)

Krim Sup Jagung

Jagung

E. Faktor Makanan

Berikut adalah beberapa kriteria yang terkait dalam penerimaan atau

pemilihan sayur. Kamu diminta untuk menimbang sejauh mana pentingnya

masing-masing kriteria tersebut ketika memilih sayur.

Petujuk pengisian : Pilihlah/Checklist (√) kolom yang sesuai dengan jawaban

Anda pada masing-masing kriteria saat memilih sayur. Kemudian sebutkan

masing-masing kriteria makanan (Rasa, Warna, Tekstur, Proses Memasak, Bentuk

dan Bumbu) yang paling Anda sukai.

No. Kriteria

Makanan

Kategori Jenis

yang

Paling

Disukai

(boleh

lebih

dari 1

jenis)

Ruang

Entry

(Diisi

oleh

peneliti)

(1)

Sangat

Tidak

Penting

(2)

Tidak

Penting

(3)

Penting

(4)

Sangat

Penting

E1 Rasa

E2 Warna

E3 Tekstur

E4 Proses

Memasak

E5 Bentuk

E6 Bumbu

Page 131: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

112

Keterangan:

Berikut adalah contoh-contoh kriteria makanan:

1. Rasa: Manis, Asin, Asam, Pahit, dll.

2. Warna: Merah, Kuning, Oranye, Hijau, Putih, Ungu, dll.

3. Tekstur: Halus, Kasar, Keras, Renyah, Rapuh, Empuk, Kenyal, Encer, Kental,

Lengket, Kering, Lembab, Basah, Berair, Berlemak, Berminyak, dll.

4. Proses Memasak: Direbus, Ditumis, Digoreng, Dibakar, Dikukus, Dipepes, dll.

5. Bentuk: Potongan Panjang, Cincang Halus, Segi Lima, Lingkaran, Setengah

Lingkaran, Bulat Kecil, Bulat Besar, Iris Tipis Panjang, Iris Tipis Pendek, dll.

6. Bumbu: Bawang Merah, Bawang Putih, Bawang Bombay, Cabe Merah, Cabe

Hijau, Cabe Rawit, Kemangi, Lada Hitam, Merica, Kapulaga, Serai, Cengkeh,

Jahe, Kunyit, Daun Mint, Kayu Manis, dll.

Page 132: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

113

15 Lampiran 7 Kuesioner Preferensi Sayur untuk Ibu

No. Responden […..]

Isilah titik-titik‎dan‎tandai‎pilihan‎di‎bawah‎ini‎dengan‎(‎√‎)‎atau‎(‎O‎)!

Item Pertanyaan

Ruang

Entry (Diisi oleh

Pengumpul

Data) Petunjuk Pengisian: Isilah titik-titik dibawah ini dan lingkari (O) atau beri

tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai!

F. Karakteristik Individu

F1. Nama Lengkap : ..................................................

F2. No.Telp/Handpohone : ..................................................

F3. Tempat/Tanggal Lahir : ..................................................

F4. Usia : ................. tahun

F5. Pekerjaan : ..................................................

F6. Pendidikan Terakhir : ..................

1. Tamat SD

2. Tamat SMP

3. Tamat SMA/SMK/SMEA

4. Tamat Perguruan Tinggi

F7. Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah yang dihuni

saat ini ....... orang

F6 [ ]

Petunjuk Pengisian: Isilah titik-titik dibawah ini dan lingkari (O) atau beri

tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai!

G. Ketersediaan

G1. Apakah di rumah tersedia sayur? (dalam satu minggu

terakhir)

1. Tidak pernah (lanjut ke C3)

2. Kadang-kadang (jika minimal 1 kali dalam seminggu)

3. Selalu (jika setiap hari)

4. Tidak tahu

G2. Kapan tersedia sayur di rumah? (jawaban boleh lebih dari

satu)

1. Sarapan

2. Makan siang

3. Makan malam

4. Selingan

G3. Sayur apa yang sering tersedia di rumah? Sebutkan!

...................................................................

G4. Apakah di sekolah tersedia sayur? (dalam satu minggu

terakhir)

1. Tidak pernah (lanjut ke C6)

2. Kadang-kadang (jika minimal 1 kali dalam seminggu)

G1 [ ]

G2 [ ]

G3 [ ]

G4 [ ]

Page 133: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

114

3. Selalu (jika setiap hari)

4. Tidak tahu

G5. Kapan tersedia sayur di sekolah? (jawaban boleh lebih dari

satu)

1. Sarapan

2. Makan siang

3. Makan malam

4. Selingan

G6. Sayur apa yang sering tersedia di sekolah? Sebutkan!

...................................................................

G5 [ ]

G6 [ ]

H. Preferensi Sayur Ibu

Seberapa suka Anda terhadap sayur-sayur dibawah ini?

Pilihlah/Checklist (√) kolom yang sesuai dengan jawaban Anda.

Nama Sayur

(4)

Selalu

Dihabis

kan

(3)

Kadang

Dimakan

Kadang

Tidak

(2)

Mau

Makan

Kalau

Terpaksa

(1)

Sama

Sekali

Tidak Mau

Makan

Ruang

Entry (Diisi

oleh

peneliti)

Sayur Sop

Wortel

Kentang

Buncis

Kol

Sayur Bayam

Bayam

Jagung

Sambal Goreng

Kentang

Kentang

Tumis Taoge

Taoge

Sayur Asem

Labu

Daun melinjo

Melinjo

Kacang panjang

Kacang tanah

Jagung

Gado-gado

Taoge

Jagung

Kangkung

Kacang panjang

Timun

Page 134: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

115

Seberapa suka Anda terhadap sayur-sayur dibawah ini?

Pilihlah/Checklist (√) kolom yang sesuai dengan jawaban Anda.

Nama Sayur

(4)

Selalu

Dihabis

kan

(3)

Kadang

Dimakan

Kadang

Tidak

(2)

Mau

Makan

Kalau

Terpaksa

(1)

Sama

Sekali

Tidak Mau

Makan

Ruang

Entry (Diisi

oleh

peneliti)

Ketoprak

Taoge

Tumis Brokoli

Brokoli

Soto Betawi

Kol

Kentang

Tumis Kangkung

Kangkung

Capcay

Buncis

Wortel

Putren (Jagung

Muda)

Krim Sup Jagung

Jagung

I. Faktor Makanan

Berikut adalah beberapa kriteria yang terkait dalam penerimaan atau

pemilihan sayur. Anda diminta untuk menimbang sejauh mana pentingnya

masing-masing kriteria tersebut ketika memilih sayur.

Petujuk pengisian : Pilihlah/Checklist (√) kolom yang sesuai dengan jawaban

Anda pada masing-masing kriteria saat memilih sayur. Kemudian sebutkan

masing-masing kriteria makanan (Rasa, Warna, Tekstur, Proses Memasak, Bentuk

dan Bumbu) yang paling Anda sukai.

Page 135: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

116

No. Kriteria

Makanan

Kategori Jenis yang

Paling

Disukai

(boleh lebih

dari 1 jenis)

(1)

Sangat

Tidak

Penting

(2)

Tidak

Penting

(3)

Penting

(4)

Sangat

Penting

I1 Rasa

I2 Warna

I3 Tekstur

I4 Proses

Memasak

I5 Bentuk

I6 Bumbu

Keterangan:

Berikut adalah contoh-contoh kriteria makanan:

1. Rasa: Manis, Asin, Asam, Pahit, dll.

2. Warna: Merah, Kuning, Oranye, Hijau, Putih, Ungu, dll.

3. Tekstur: Halus, Kasar, Keras, Renyah, Rapuh, Empuk, Kenyal, Encer, Kental,

Lengket, Kering, Lembab, Basah, Berair, Berlemak, Berminyak, dll.

4. Proses Memasak: Direbus, Ditumis, Digoreng, Dibakar, Dikukus, Dipepes, dll.

5. Bentuk: Potongan Panjang, Cincang Halus, Segi Lima, Lingkaran, Setengah

Lingkaran, Bulat Kecil, Bulat Besar, Iris Tipis Panjang, Iris Tipis Pendek, dll.

6. Bumbu: Bawang Merah, Bawang Putih, Bawang Bombay, Cabe Merah, Cabe

Hijau, Cabe Rawit, Kemangi, Lada Hitam, Merica, Kapulaga, Serai, Cengkeh,

Jahe, Kunyit, Daun Mint, Kayu Manis, dll.

Page 136: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

117

16 Lampiran 8 Output Analisis Data Software Komputer

1. Gamabaran Preferensi Sayur Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta

Statistics

Preferensi_Anak_4kat

N Valid 193

Missing 0

Mean 3,3782

Median 3,0000

Std. Deviation ,68991

Preferensi_Anak_4kat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tidak suka 23 11,9 11,9 11,9

suka 74 38,3 38,3 50,3

sangat suka 96 49,7 49,7 100,0

Total 193 100,0 100,0

2. Gambaran Jenis Kelamin Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan UIN

Jakarta Tahun 2017

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 97 50.3 50.3 50.3

perempuan 96 49.7 49.7 100.0

Total 193 100.0 100.0

Statistics

Jenis Kelamin

N Valid 193

Missing 0

Mean .50

Median .00

Mode 0

Std. Deviation .501

Page 137: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

118

3. Gambaran Pengetahuan Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan UIN

Jakarta Tahun 2017

Statistics

Kat_Pengetahuan_median

N Valid 193

Missing 0

Mean .5699

Median 1.0000

Kat_Pengetahuan_median

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 83 43.0 43.0 43.0

baik 110 57.0 57.0 100.0

Total 193 100.0 100.0

4. Gambaran Penilaian Rasa Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan UIN

Jakarta Tahun 2017

Statistics

kat_rasa

N Valid 193

Missing 0

Mean .0570

Median .0000

Mode .00

Std. Deviation .23244

kat_rasa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid penting 182 94.3 94.3 94.3

tidak penting 11 5.7 5.7 100.0

Total 193 100.0 100.0

5. Gambaran Penilaian Warna Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan

UIN Jakarta Tahun 2017

Statistics

kat_warna

N Valid 193

Missing 0

Mean .1399

Median .0000

Mode .00

Std. Deviation .34778

Page 138: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

119

kat_warna

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid penting 166 86.0 86.0 86.0

tidak penting 27 14.0 14.0 100.0

Total 193 100.0 100.0

6. Gambaran Penilaian Tekstur Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan

UIN Jakarta Tahun 2017

Statistics

kat_tekstur

N Valid 193

Missing 0

Mean .2435

Median .0000

Mode .00

Std. Deviation .43032

kat_tekstur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid penting 146 75.6 75.6 75.6

tidak penting 47 24.4 24.4 100.0

Total 193 100.0 100.0

7. Gambaran Penilaian Proses Memasak Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Statistics

kat_prosesmasak

N Valid 193

Missing 0

Mean .0881

Median .0000

Mode .00

Std. Deviation .28415

kat_prosesmasak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid penting 176 91.2 91.2 91.2

tidak penting 17 8.8 8.8 100.0

Total 193 100.0 100.0

Page 139: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

120

8. Gambaran Penilaian Bentuk Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan

UIN Jakarta Tahun 2017

Statistics

kat_bentuk

N Valid 193

Missing 0

Mean .1295

Median .0000

Mode .00

Std. Deviation .33666

kat_bentuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid penting 168 87.0 87.0 87.0

tidak penting 25 13.0 13.0 100.0

Total 193 100.0 100.0

9. Gambaran Penilaian Bumbu Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan

UIN Jakarta Tahun 2017

Statistics

kat_bumbu

N Valid 193

Missing 0

Mean .1399

Median .0000

Mode .00

Std. Deviation .34778

kat_bumbu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid penting 166 86.0 86.0 86.0

tidak penting 27 14.0 14.0 100.0

Total 193 100.0 100.0

Page 140: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

121

10. Gambaran Kesukaan Orang Tua Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Statistics

Preferensi_Ibu_4kat

N Valid 193

Missing 0

Mean 3,6218

Median 4,0000

Std. Deviation ,60977

Preferensi_Ibu_4kat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tidak suka 13 6,7 6,7 6,7

suka 47 24,4 24,4 31,1

sangat suka 133 68,9 68,9 100,0

Total 193 100,0 100,0

11. Gambaran Ketersediaan di Rumah Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Statistics

Ketersediaan3k_rumah_anak

N Valid 193

Missing 0

Mean 1.4560

Median 1.0000

Std. Deviation .57679

Ketersediaan3k_rumah_anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak tersedia 8 4.1 4.1 4.1

kadang tersedia 89 46.1 46.1 50.3

selalu tersedia 96 49.7 49.7 100.0

Total 193 100.0 100.0

Page 141: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

122

12. Gambaran Ketersediaan di Sekolah Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Statistics

Ketersedian3k_sekolah_anak

N Valid 193

Missing 0

Mean .8549

Median 1.0000

Std. Deviation .78375

Ketersedian3k_sekolah_anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak tersedia 75 38.9 38.9 38.9

kadang tersedia 71 36.8 36.8 75.6

selalu tersedia 47 24.4 24.4 100.0

Total 193 100.0 100.0

13. Hubungan Jenis Kelamin dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4

dan 5 MI Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Crosstab

ScorePreferensi_4kat Total

tidak suka suka sangat suka

Jenis Kelamin

laki-laki

Count 11 40 46 97

% within Jenis

Kelamin

11,3% 41,2% 47,4% 100,0%

perempuan

Count 12 34 50 96

% within Jenis

Kelamin

12,5% 35,4% 52,1% 100,0%

Total

Count 23 74 96 193

% within Jenis

Kelamin

11,9% 38,3% 49,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square ,691a 2 ,708

Likelihood Ratio ,692 2 ,707

Linear-by-Linear Association ,124 1 ,724

N of Valid Cases 193

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 11,44.

Page 142: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

123

14. Hubungan Pengetahuan dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi Kelas 4

dan 5 MI Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Crosstab

ScorePreferensi_4kat Total

tidak suka suka sangat suka

Kat_Pengetahu

an_median

kurang

Count 8 36 39 83

% within

Kat_Pengetahua

n_median

9,6% 43,4% 47,0% 100,0%

baik

Count 15 38 57 110

% within

Kat_Pengetahua

n_median

13,6% 34,5% 51,8% 100,0%

Total

Count 23 74 96 193

% within

Kat_Pengetahua

n_median

11,9% 38,3% 49,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1,818a 2 ,403

Likelihood Ratio 1,824 2 ,402

Linear-by-Linear Association ,007 1 ,934

N of Valid Cases 193

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,89.

15. Hubungan Kesukaan Orang Tua dengan Preferensi Sayur pada Siswa-Siswi

Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Preferensi_Ibu_4kat * Preferensi_Anak_3kat Crosstabulation

Preferensi_Anak_3kat

Total suka sangat suka

Preferensi_Ibu_4kat tidak suka Count 12 1 13

% within Preferensi_Ibu_4kat 92.3% 7.7% 100.0%

suka Count 38 9 47

% within Preferensi_Ibu_4kat 80.9% 19.1% 100.0%

sangat suka Count 47 86 133

% within Preferensi_Ibu_4kat 35.3% 64.7% 100.0%

Total Count 97 96 193

% within Preferensi_Ibu_4kat 50.3% 49.7% 100.0%

Page 143: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

124

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 38.633a 2 .000

Likelihood Ratio 41.820 2 .000

Linear-by-Linear Association 35.711 1 .000

N of Valid Cases 193

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 6.47.

16. Hubungan Ketersediaan Sayur di Rumah dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

17. Ketersediaan3k_rumah_anak * Preferensi_Anak_2kat Crosstabulation

Preferensi_Anak_2kat

Total tidak suka suka

Ketersediaan3k

_rumah_anak

tidak tersedia Count 2 6 8

% within

Ketersediaan3k_rumah_anak 25.0% 75.0% 100.0%

kadang tersedia Count 17 72 89

% within

Ketersediaan3k_rumah_anak 19.1% 80.9% 100.0%

tersedia Count 4 92 96

% within

Ketersediaan3k_rumah_anak 4.2% 95.8% 100.0%

Total Count 23 170 193

% within

Ketersediaan3k_rumah_anak 11.9% 88.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 11.174a 2 .004

Likelihood Ratio 11.933 2 .003

Linear-by-Linear Association 10.687 1 .001

N of Valid Cases 193

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .95.

Page 144: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREFERENSI …

125

18. Hubungan Ketersediaan Sayur di Sekolah dengan Preferensi Sayur pada

Siswa-Siswi Kelas 4 dan 5 MI Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2017

Crosstab

ScorePreferensi_4kat Total

tidak suka suka sangat suka

Ketersediaan

3k_sekolah_a

nak

tidak

tersedia

Count 14 35 26 75

% within

Ketersediaan3k

_sekolah_anak

18,7% 46,7% 34,7% 100,0%

tersedia

Count 4 24 43 71

% within

Ketersediaan3k

_sekolah_anak

5,6% 33,8% 60,6% 100,0%

tersedia

Count 5 15 27 47

% within

Ketersediaan3k

_sekolah_anak

10,6% 31,9% 57,4% 100,0%

Total

Count 23 74 96 193

% within

Ketersediaan3k

_sekolah_anak

11,9% 38,3% 49,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 13,186a 4 ,010

Likelihood Ratio 13,572 4 ,009

Linear-by-Linear Association 7,553 1 ,006

N of Valid Cases 193

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 5,60.