12
1 EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVEBERBANTUKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III SD ST. ANTONIUS IKOTA MEDAN Rumiris Lumban Gaol ABSTRAK Efektivitas berhubungan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran baik tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus, maupun tujuan dalam skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan institusional dan bahkan tujuan nasional. Penelitian dilakukan SD Antonius I kelas III melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan, teknik pengumpulan data yaitu test dan observasi dengan teknik pengolahan data dengan mengunakan uji “t”. Berdasarkan pembahasan dan analisis data test dan observasi diperoleh adat bahwa hasil belajar dinyatakan efektif melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis data perolahan dimana t o yang diperoleh lebih besar dari t tabel (t 0 > t tabel ) yaitu 6,129> 1,665 maka model pembelajaran dikatakan lebih efektif dibandingkan model pembalajaran konvensional. Sedangkan pegolahan data melalui observasi berdasarkan perhitungan data observasi melalui analisis data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori baik artinya bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar . Kata Kunci : Efektifitas Pembelajaran, Model Pembelajaran Take and Give dan Media Gambar Pendahuluan Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap manusia memiliki hak untuk memperoleh pendidikan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari proses kehidupan bernegara. Kualitas susatu negara dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tersebut. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yakni dengan cara memperbaiki mutu pendidikan. Masalah yang sering dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan memperbanyak berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:165).

EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN …ust.ac.id/assets/file/penelitian/rumiris-lumban... · Efektivitas proses pembelajaran merupakan cermin untuk mencapai tujuan pembelajaran

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN

    MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVEBERBANTUKAN MEDIA

    GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III

    SD ST. ANTONIUS IKOTA MEDAN

    Rumiris Lumban Gaol

    ABSTRAK

    Efektivitas berhubungan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan

    pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran baik

    tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus, maupun tujuan dalam

    skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan institusional dan bahkan tujuan

    nasional. Penelitian dilakukan SD Antonius I kelas III melalui penerapan

    pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan

    Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan

    Buatan, teknik pengumpulan data yaitu test dan observasi dengan teknik pengolahan

    data dengan mengunakan uji “t”.

    Berdasarkan pembahasan dan analisis data test dan observasi diperoleh adat

    bahwa hasil belajar dinyatakan efektif melalui penerapan pembelajaran dengan

    menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada

    Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis

    data perolahan dimana to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129>

    1,665 maka model pembelajaran dikatakan lebih efektif dibandingkan model

    pembalajaran konvensional. Sedangkan pegolahan data melalui observasi berdasarkan

    perhitungan data observasi melalui analisis data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori

    baik artinya bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model

    Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar .

    Kata Kunci : Efektifitas Pembelajaran, Model Pembelajaran Take and Give dan Media

    Gambar

    Pendahuluan

    Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap manusia

    memiliki hak untuk memperoleh pendidikan pendidikan. Pendidikan merupakan

    bagian dari proses kehidupan bernegara. Kualitas susatu negara dapat dilihat dari

    kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tersebut. Salah satu upaya

    untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yakni dengan cara memperbaiki

    mutu pendidikan. Masalah yang sering dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah

    masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di

    sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan

    kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang

    berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal

    informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan memperbanyak berbagai

    informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk

    menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:165).

  • 2

    Dampak yang ditimbulkan dari proses belajar adalah hasil belajar. Dimana

    hasil belajar adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku

    dan penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan, dan adanya perubahan yang

    menyangkut diri siswa baik yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik

    siswa dan dicapai dalam bentuk skor. Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh

    oleh siswa dapat dlihat melalui tes yang diberikan kepada siswa. Banyak faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

    internal meliputi: (1) Faktor Jasmaniah, dimana proses belajar seseorang akan

    terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang

    bersemangat dan mudah pusing; (2) Faktor Psikologis, faktor yang tergolong ke dalam

    faktor psikologis adalah faktor intelegensi yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

    menyesuaikan ke dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, selanjutnya adalah

    faktor perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus

    mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya; (3) Faktor Kelelahan,

    dimana kelelahan dapat mempengaruhi belajar siswa, agar siswa dapat belajar dengan

    baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar. Faktor

    kedua adalah faktor eksternal yang meliputi: (1) Faktor Keluarga; (2) Faktor Sekolah,

    yaitu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

    dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, serta standar pelajaran;

    (3) Faktor masyarakat, dimana masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga

    berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa

    dalam masyarakat (Slameto, 2010:54).

    Efektifitas belajar berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Wina

    Sanjaya(2008:320) mengatakan bahwa efektivitas berhubungan dengan tingkat

    keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai

    tujuan pembelajaran baik tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus,

    maupun tujuan dalam skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan

    institusional dan bahkan tujuan nasional.Popham dan Baker dalam Suyanto & Asep

    Jihad(2013: 115) mengatakan bahwa proses pembelajaran yang efektif terjadi jika

    guru dapat mengubah kemampuan dan persepsi siswa yang sulit mempelajari sesuatu

    menjadi mudah mempelajarinya, selain itu juga mereka mengatakan bahwa proses

    belajar dan mengajar yang efektif sangat tergantung pada pemilihan dan penggunaan

    metode pembelajaran untuk dapat memaksimalkan pembelajaran yang efektif.

    Menurut Susanto(2014: 139) Pendidikan IPS di sekolah dasarmerupakan

    bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspekkehidupan dan

    interaksinya dalam masyarakat.Pada tingkat pendidikan formaltingkat satuan dasar

    pembelajaran terstruktur dan memiliki kurikulum yangsama. Proses pembelajaran

    dilakukan disekolah. Salah satu pelajran yangdiajarkan adalah Ilmu Pengetahuan

    Sosial Seperti halnya yang telah diungkapkan di atas bahwa IPS merupakan bidang

    studi yang erat kaitannya dengan interaksi manusia termasuk interaksiantara guru dan

    siswa melalui pembelajaran

    Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama

    yaitu 1). Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan

    belajar mengajar, 2). Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara

    siswa, 3). Ketetapan antara kandungungan nateri ajaran dengan kemampuan siswa

    (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan, 4) Mengembangkan suasana belajar yang

    akrab dan positf, mengembangkan struktur kelas yang mendukung Rata-rata perilaku

    melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa (Trianto, 2010 : 20)

    Perolehan pengetahuan siswa seperti menunjukan bahwapengetahuan akan

    semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini

  • 3

    memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata

    tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Hal

    semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya

    diusahakan agar pengalaman siswa lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan

    benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui

    kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengankondisi yang sebenarnya (Sanjaya,

    2008: 207)

    Merencanakan suatu pembelajaran dengan metode atau model yang tepat

    sesuaidengan materi dan tujuan pembelajaran tidak mudah, terutama dalam

    menyampaikan materi ajar yang biasa meningkatkan pengetahuan siswa serta

    dapat juga diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Peran guru adalah perencana

    pengajaran dan pengelola proses belajarmengajar di kelas. Misalnya guru mata

    pelajaran IPS perlu memahami kondisi dan karakteristiksetiap siswa dan

    menumbuhkan sikap untuk mau memahami, menyukai, danterlibat secara aktif serta

    mampu mengaplikasikan pembelajaran IPS kedalamkehidupan sehari-hari. Keadaan

    siswa pada tingkatan usia sekolah dasar masihdidominasi oleh suasana lingkungan

    yang menyenangkan. Sehinggapendekatan dan cara mengajar lebih ditekankan pada

    aktivitas yangmenyenangkan untuk membuat anak belajar aktif dan meningkatkan

    pengetahuan anak. Berhasil tidak pembelajaran tidak hanya terletak pada model atau

    metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media

    pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia di lingkungan

    belajar siswa itu sendiri misalnya media gambar. Media pembelajaran akan menjadi

    solusi cerdas dan memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Melalui media

    pembelajaran, seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

    karena penuh dengan pengalaman mengesankan. Merancang kegiatan proses

    pembelajaran dengan model atau metode yang tepat sesuai dengan materi

    pembelajaran serta media pembelajaran akan menghasilkan hasil belajar yang

    maksimal. Hal inilah yang membuat penulis tertarik memadukan model pembelajaran

    dengan media gambar pada materi ilmu pengetahuan sosial. Maka penulis membuat

    suatu penelitian dengan judul “Efektivitas Proses Belajar dengan Menggunakan

    Model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar pada Mata

    Pelajaran IPS di Kelas III SD Antonius I Kota Medan”

    Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui tingkat Efektivitas Proses Pembelajaran dengan

    Menggunakan Model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar pada

    Mata Pelajaran IPS Di Kelas III SD SD Antonius I Kota Medan

    Kajian Teoritis

    Efektivitas Pembelajaran

    Proses belajar dan mengajar yang efektif sangat tergantung pada pemilihan

    dan penggunaan metode pembelajaran. Salim(1991:33)menguraikan bahwa efektivitas

    adalah adanya kesesuaian orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju

    dan bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya

    dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.

    Sutikno (2005:7)mengungkapkan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan

    kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan sehingga

    memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah, sehingga tujuan pembelajaran

    dapat tercapai. Sedangkan Wicaksono(2011) mengemukakan pembelajaran dikatakan

  • 4

    efektif apabila mengacu pada ketuntasan belajar yaitu apabila lebih dari atau sama

    dengan 60% dari jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan minimal 65 dalam

    peningkatan hasil belajar dan strategi pembelajaran.

    Trianto ( 2010 : 20) mengatakan suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila

    memenuhi persyaratan utama kefektifan pengajaran yaitu :

    1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan

    belajar mengajar(KBM)

    2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa

    3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi

    keberhasilan belajar) diutamakan

    4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan

    struktur yang mendukung.

    Yusufhadi Miarso (2007 : 536) mengemukakan bahwa ada 7 (tujuh) indikator

    yang menunjukkan pembelajaran yang efektif yaitu :

    1. Pengorganisasian belajar dengan baik 2. Komunikasi secara efektif 3. Penguasaan dan antusiasme dalam belajar 4. Sikap positif terhadap siswa 5. Pemberian ujian dan nilai yang adil 6. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran 7. Hasil belajar siswa yang baik.

    Menurut Ensiklopedia Indonesia (1992: 112), efektivitas adalah menunjukkan

    taraf ketercapaian suatu tujuan. Efektivitas dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif,

    yaitu merupakan perbandingan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal. Efektivitas

    dapat juga berarti memanfaatkan secara maksimal sumber daya dalam usaha mencapai

    tujuan operasional. Husein Umar (1999: 56) bahwa efektivitas mempunyai kaitannya

    dengan pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

    Efektivitas proses pembelajaran merupakan cermin untuk mencapai tujuan

    pembelajaran tepat pada sasarannya sesuai dengan jalan, upaya, teknik dan strategi

    yang digunakan dalam mencapai tujuan secara optimal, tepat, dan cepat (Nana

    Sudjana 1990: 50).

    Faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran antara lain kemampuan guru

    dalam menggunakan metode. Metode dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh

    faktor tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas dan pengajar itu sendiri. Semakin baik dan

    semakin tepat penggunaan suatu metode, maka semakin efektif pula pencapaian tujuan

    yang telah ditetapkan, sehingga hasil belajar siswa lebih baik dan mantap (Winarno

    Surakhmad 1980: 80).

    Belajar dan Hasil Belajar

    Setiap manusia pasti memiliki rasa ingin tahu, dari proses tidak mengetahui

    menjadi mengetahui disebut belajar. Belajar merupakan proses penting dalam

    kehidupan manusia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh

    seseorang. Belajar mampu meningkatkan kualitas hidup sesorang, karena dalam

    belajar ada proses perubahan baik perubahan sikap, tingkah laku, pola pikir dan

    tindakan. Burton (2013:3), mengatakan belajar sebagai suatu tingkah laku pada diri

    individu berkat interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan

    lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

    Manusia adalah makluk sosial bukan makluk invidu, artinya bahwa manusia tidak bisa

  • 5

    hidup sendiri tetapi makluk yang saling ketergantungan satu sama lain yang saling

    membutuhkah. Dalam proses belajar juga ada proses perubahan Sedangkan menurut

    R.Gagne (2013:1), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu

    organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar

    merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini

    menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan

    siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

    Hamalik (2013:3) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau

    memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modificator or

    strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar

    merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil dan tujuan.

    Dengan demikian, belajar itu bukan sekadar mengingat atau menghapalsaja, namun

    lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar

    adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi

    dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku itu mencakup perubahan dalam

    kebiasaan (habit), sikap(afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah

    laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.Perubahan-

    perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif

    dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sudjana (2010: 3) hasil belajar

    siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku baik mencakup bidang kognitif,

    afektif maupun psikomotor.

    Perubahan yang diperoleh siswa tersebut berasal dari proses belajar dalam

    program pengajaran di sekolah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,

    baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari

    kegiatan belajar R. Ibrahim (2015: 17) mengatakan hasil pengajaran merupakan

    komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses belajar

    mengajar. Menurut Nawawi (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat

    diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di

    sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah

    materi pelajaran tertentu. Keberhasilan terjadi ketika siswa mampu memahami isi

    materi pelajaran, bukti pemahaman materi tersebut biasanya dibuat dengan uji tes

    secara lisan maupun tulisan dan hasil tes tersebut di tulis dalam bentuk angka baik

    dalam nilai harian, nilai bulanan bahkan nilai dalam rapot. Sedangkan Sudjana (2010:

    3) mengatakan hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku

    baik mencakup bidang kognitif, afektif maupun psikomotor.

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Setiap mengharapakan hasil yang maksimal dari setiap tindakan yang

    dilakukan, sama hal dengan belajar bahwa setiap orang mengharapakan suatu

    perubahan dari proses belajar yang dilakukan. Belajar merupakan suatu proses

    perubahan menuju suatu perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga

    peserta didik mengalami perubahan ke arah perkembangan yang lebih baik.

    Perkembangan sendiri memerlukan suatu yang baik berasal dari dalam diri peserta

    didik sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.

    Banyak hal yang mempengaruhi hasil hasil belajar siswa baik dari dalam diri

    siswa itu sendiri ataupun dari lingkungannya sendiri. Menurut susanto (2013: 12),

    faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikkut:

  • 6

    1. Faktor Internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:

    kecerdasan, minat, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta

    kondisi fisik dan kesehatan.

    2. Faktot Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik yang mempengaruhi yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

    Faktor internal adalah bagian dari siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal

    merupakan bagian dari luar diri siswa itu sendiri, tetapi untuk mendapatkan hasil

    belajar siswa yang maksimal kedua faktor diatas merupakan 2 faktor yang saling

    melengkapi dalam proses belajar siswa.

    Pada umumnya proses belajar dilaksakan oleh siswa di sekolah. Sarana

    prasarana sekolah juga ikut mendukung berhasil tidaknya proses belajar mengajar

    sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal. Wasliman (dalam Susanto

    2013: 13) mengatakan bahwa ;sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut

    menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas

    pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Dari berbagai

    defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil

    belajar siwa dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor Internal seperti : sikap belajar,

    motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri peserta

    didik, intelegensi dan hasil belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal seperti: guru

    pengajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sekolah

    dan kurikulum sekolah. Selain itu, alamiah dari dalam diri seseorang juga sangat

    dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana jika keduanya tersedia atau saling

    melengkapi, maka akan berdampak baik terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

    Model Pembelajaran Take And Give

    Guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik siswa. Salah

    satunnya adalah guru harus mempunyai tujuan dalam kegiatan pengajarannya, karena

    itu setiap pendidik menginginkan pengajarannya mudah dipahami dan dapat diterima

    sejelas-jelasnya oleh siswa. Dalam mencapai tujuan dalam pengajaran tersebut, guru

    harus memiliki berbagai keterampilam dalam mengajar termasuk didalamnya variasi

    dalam mengelola kelas melalui penggunaan model atau metode pembelajaran dan

    penggunaan media pembelajaran. Maka dengan itu untuk mengerti suatu hal dalam

    diri seseorang, terjadi suatu proses yang disebut sebagai proses belajar melalui

    penerapan model-model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar

    itu. Melalui model pembelajaran tersebut pendidik atau guru mempunyai tugas

    merangsang serta meningkatkan minat jalannya proses belajar. Suyatno (dalam

    Istarani dan Pulungan 2016: 247), menyatakan model pembelajaran merupakan bentuk

    pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh

    guru kelas;. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa

    dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

    Sedangkan menurut Istarani (2011:1), mengatakan bahwa ;model pembelajaran

    adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek yang

    sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas

    yang tekait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar

    mengajar. Slavin (dalam Shoimin, 2013, :195).Model Pembelajaran Take and Give

    pada dasarnya mengacu pada kontruktivisme, yaitu pembelajaran yang dapat

    membuat siswa itu sendiri aktif dan pembangun pengetahuan yang akan menjadi

    miliknya. Sedangkan Kurniasih.(2015:102) menyatakan bahwa model pembelajaran

  • 7

    ini menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran yang

    memiliki sintaks,menuntut siswa mampu memahami materi yang diberikan guru dan

    teman lainnya. Adapun media model pembelajaran take and give adalah kartu dengan

    ukuran 10×15 cm untuk sejumlah siswa yang ada. Kemudian setiap kartu berisi nama

    siswa, bahan belajar (sub materi) dan nama yang diberi informasi,kompetensi dan

    sajian materi. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suyatno(Huda 2013:242)

    mengemukakan bahwa Take and Give atau memberi dan menerima merupakan intisari

    dari model pembelajaran Take and Give. Model pembelajaran ini didukung oleh

    penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa. Di dalam, ada

    catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing siswa. Siswa kemudian

    mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai dengan apa

    yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi

    keberhasilan siswa.

    Huda (2014: 241-242) menyatakan istilah take and give sering diartikan

    “saling memberi dan saling menerima”. Prinsip ini juga menjadi intisari dari model

    pembelajaran take and give. Take and give merupakan model pembelajaran yang

    didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa, di

    dalam kartu ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing siswa. Siswa

    kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai

    dengan apa yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan

    mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang dimiliki dan diterima

    siswa dari pasangannya. Komponen penting dalam tipe take and give adalah

    penguasaan materi melalui kartu, keterampilan bekerja berpasangan dan sharing

    informasi, serta evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman atau peguasaan

    siswa terhadap materi yang diberikan di dalam kartu pasangannya.

    Rusmawati (Amaliah, 2011: 15) model cooperative learning tipe take and give

    adalah suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk saling berbagi mengenai

    materi yang akan disampaikan oleh guru. Model ini melatih siswa terlibat secara aktif

    dalam menyampaikan materi yang diterima ke siswa lain secara berulang-ulang.

    Kurniasih,dkk. (2015: 102) model pembelajaran take and give merupakan model

    pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi

    pembelajaran yang diberikan guru dan teman lainnya.

    Media Gambar Sebagai Media Pembelajaran

    Media pembelajaran akan menjadi solusi cerdas dan memiliki andil bagi

    pembelajaran. Melalui media pembelajaran, seorang guru dapat menciptakan suasana

    belajar yang penuh dengan pengalaman mengesankanGagne (1970) menyatakan

    bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

    merangsangnya untuk belajar. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan

    pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Dengan kata lain bahwa media

    pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan

    pendidikan.Dari batasan yang yang telah disampaikan oleh para ahli mengenai media,

    maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala

    bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari

    sumber ke peserta didik (Unodan Lamatenggono, 2011: 122).

    Penggunaan media menjadikan pembelajaran efektif dan efisien.Hasil

    penelitian telah menunjukan media telah menunjukan keunggulannya membantu

    pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah

    ditangkap oleh siswa serta dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal itu

  • 8

    dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan media akan lebih menarik perhatian

    siswa sehingga bisa menumbuhkan minatnya terhadap pelajaran tersebut.

    Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien

    yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya

    mencapai tujuan pengajaran yang di harapkan (Arsyad, 2011: 2).Media pembelajaran

    memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, sehingga

    media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu

    peserta didik menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Berbeda jika peserta

    didik hanya mendengarkan informasi secara verbal (lisan) dari guru, maka peserta

    didik tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan dengan baik. Tetapi jika hal

    itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri

    melalui media pembelajaran, maka pemahaman peserta didik menjadi lebih mudah

    Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumberbelajar. Dalam

    kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yaknisebagai penyalur,

    penyampai, penghubung, dan lain-lain. Dalam prosespembelajaran, media memiliki

    kontribusi dalam meningkatkan mutu dankualitas pembelajaran. Kehadiran media

    tidak saja membantu pengajar dalammenyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan

    nilai tambah kepadakegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media,

    baik yangcanggih dan mahal, ataupun media yang sederhana dan murah (Uno, 2011:

    124).

    Hakekat Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

    Hakikatnya pendidikan IPS itu hendaknya dikembangkan berdasarkan

    realita kondisi sosial budaya yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan

    ini akan dapat membina warga negara yang baik yang mampu memahami dan

    menelaah secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan, baik

    dimasyarakatnya, negara, maupun dunia. Menurut Susanto(2014: 139).Pendidikan IPS

    di sekolah dasarmerupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua

    aspekkehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.Pada tingkat pendidikan

    formaltingkat satuan dasar pembelajaran terstruktur dan memiliki kurikulum

    yangsama. Proses pembelajaran dilakukan disekolah. Salah satu pelajaran

    yangdiajarkan adalah Ilmu pengetahuan social.Seperti halnya yang telah diungkapkan

    di atas bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang studi yang erat kaitannya

    dengan interaksi manusia termasuk interaksiantara guru dan siswa. Melalui

    pembelajaran IPS guru diharapkan mampumembantu siswa terutama dalam proses

    belajar mengajar agar siswa dapatmemahami materi yang disampaikan dan berdampak

    pada tingkah laku yanglebih baik, sebagai warga negara yang memiliki wawasan dan

    pengetahuanyang diharapkan. Selain dari itu, melalui pembelajaran IPS siswa

    diharapkandapat mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan baik di

    lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Serta melalui pembelajaran IPS

    pula diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,

    inovatif, memecahkan masalah sehari-hari, dan memiliki keterampilan sosial.

    METODE PENELITIAN

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

    dengan pendekatan kuantitatif. Misbahudin (2013: 6) Metode penelitian eksperimen

    yaitu penelitian yang melakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel-

    variabel yang diteliti. Metode eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain

    penelitian. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan desain posttest-only

    control group design.

  • 9

    Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpilan data merupakan cara yang dapat digunakan oleh peneliti

    untuk mengumpulkan data terkait dengan subjek penelitian. Alat pengumpulan data

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi(pengamatan) dan tes

    (terlampir). Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

    mengumpulkan data terkait dengan penelitian dengan melakukan pengamatan

    terhadap kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran sedang berlangsung.

    Suharsismi (2014: 272) mengatakan dalam menggunakan metode observasi cara

    yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan

    sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau

    tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Tujuan dari observasi ini adalah untuk

    mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana pembelajaran yang disusun dengan

    mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang

    sesuai dengan yang dikehendaki. Lembar observasi akan dibuat sesuai dengan

    indikator yang menunjukkan pembelajaran yang efektif seperti yang sudah dijelaskan

    di bab 2(dua).

    Tes adalah seperangkat rangsangan(stimuli) yang diberikan kepada seseorang

    dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan

    skor angka (Margono, 2007: 170). Dalam penelitian ini tes yang diberikan adalah

    jenis tes pilihan berganda yang sesuai dengan materi pada mata pelajaran IPS yaitu

    lingkungan alam dan lingkungan buatan setelah diajarkan dengan menggunakan

    model pembelajaran Take and Give di SD SD Antonius 2Kota Medan.

    Teknik Pengolahan Data

    Pengolahan data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan uji “t-test” dengan

    formula sebagai berikut:

    ttest= 𝑋1−𝑋2

    𝑆𝑋1−𝑆𝑋2

    Kedua perlakuan memberikan hasil yang nyata tidak berbeda jika thitung< ttabel dan

    Kedua perlakuan memberikan hasil yang nyata berbeda jika thitung> ttabel

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAHASAN

    Deskripsi Data dan Pengolahan Data

    Kelas perlakuaan yaitu K1 sebagai kelas ekperimen perlakuan kelas dengan model

    pembelajaran berbantukan media pembelajaran dan K2 sebagai kelas kontrol dengan

    perlakuan kelas dengan model pembelajaran konvensional tampa berbantukan media

    pembelajaran dengan pembelajaran materi yang sama yaitu lingkungan alam dan

    lingkungan buatan. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan 1)

    Lembar observasi efektitas belajar siswa sebanyak 10 yang dilakukan saat terjadi

    proses pembelajaran dan 2) tes pilihan berganda sebanyak 15 soal yang dilakukan

    setelah selesai proses pembelajaran.

    Tabel 4.3

    Deskripsi Hasil Belajar Siswa Deskripsi Data

  • 10

    Penelitian Kelas Ekperimen Kelas Kontrol

    Pre Test Post Tes Pre Test Post Tes

    Jumlah Siswa 34 34 39 39

    Rata-rata 69,85 85,48 69,51 72,79

    Nilai maksimum 90 100 90 90

    Nilai Minimum 40 70 50 55

    Standar Deviasi 9,87 6,96 9,67 9,29

    Standar Eror 1,69 1,19 1,55 1,48

    Pengujian Hipotesis

    Siregar (2013: 39) mengemukakan bahwa hipotesis ini untuk menggambarkan

    suatu fenomena atau hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan

    taksiran. Hal ini menunjukkan bahwa persyaratan analisis dalam penelitian ini

    terpenuhi, sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis dengan uji “t-test”.

    Perhitungan dilakukan dengan menggunakan spss. Kriteria uji t-test dapat dikatakan

    signifikan apabila diperoleh harga p t-tabel (1-α).

    Berdasarkan perhitungan di atas menggunakan uji “t-test” diperoleh t0 =

    6,129 kemudian dikonsultasikan dengan tabel t dengan dk = 71 pada taraf signifikan

    5% =1,665 karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129> 1,665

    maka hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan

    menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada

    Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan Di Kelas III

    SD SD Antonius 2Kota Medan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran model

    konvensional. Dengan demikian, hipotesis dinyatakan benar diterima.

    Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolahan Data Tes

    Hasil belajar dinyatakan efektif melalui penerapan pembelajaran dengan

    menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada

    Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis

    data perolahan dimana to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129>

    1,665 maka model pembelajaran di katakn lebih efektif di bandingkan model

    pemebalajaran konvensional.

    Pengelolahan Data Observasi

    Hasil perhitungan data observasi melalui penerapan pembelajaran dengan

    menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada

    Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis

    data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori baik sedangkan pembelajaran tampa

    perlakuan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take

    And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan

    Alam dan Lingkungan buatan melalui analisis data diperoleh nilai 52 berkatagori

    cukup. Dalam hal ini nilai jika dilihat dari angka perolehan 88 berkagori baik, maka

    pembelajaran lebih efektif dengan perlakuan model pembelajaran.

    KESIMPULAN

    Bedasarkan pembahasan dan analisis data bahawa hasil belajar dinyatakan

    efektif melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran

    Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi

    Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis data perolahan dimana to

  • 11

    yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129> 1,665 maka model

    pembelajaran dikatakan lebih efektif dibandingkan model pembalajaran konvensional.

    Sedangkan pegolahan data observasi berdasarkan perhitungan data observasi melalui

    analisis data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori baik artinya bahwa melalui penerapan

    pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan

    Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan

    Buatan lebih efektif sedangkan pembelajaran tampa perlakuan penerapan

    pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan

    Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan

    buatan melalui analisis data diperoleh nilai 52 berkatagori cukup. Dalam hal ini nilai

    jika dilihat dari angka perolehan 88 berkagori baik, maka pembelajaran lebih efektif

    dengan perlakuan model pembelajaran.

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    Anis Kusuma, Sunarso, 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen

    Pendidikan Nasional

    Arikunto, Suharsimu, 2018 : Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

    Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

    B. Uno, Hamzah, dkk. 2011. TeknologiKomunikasi Dan

    InformasiPembelajaran.Jakarta: BumiAksara.

    Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar.

    Husein Umar. (1999). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Karya

    Istarani dan Pulungan, Intan. 2015. Ensiklopedia pendidikan. Larispa: CV Iscom

    Medan.

    Margono. 2007. MetodelogiPenelitian Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta

    Misbahudin dan Hasan, Iqbal. 2013.Analisis Data Penelitiandengan Statistik Edisi Ke-

    2.Jakarta: Bumi Aksara

    Nana Sudjana (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

    Remaja Rosdakarya

    Shoimin, Aris. 2013. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

    Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

    Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

    Cipta.

    Sugiyono. 2015. Metode PenelitianKuantitatif dan Kualitatif danR & D. Bandung :

    Alfabeta

    Sudjana, Nana.2010. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja

    Rosdakarya.

    Sudijono. 2012. Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Trianto, 2010. Model Pembmelajaran Terpadu, Jakarta, Bumi Aksara.

    Wicaksono. 2011. Efektivitas Pembelajaran.Diakses dihttp//agung.smkn1pml.sch.id

    hypada Mei 2018

    Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), Jakarta, Prenada Media Group, 2008

    Winarno Surakhmad. (1980). Sebuah Pengantar dalam perkembangan pribadi &

    interaksi sosial. Bandung : Jemmarrs

  • 12