120
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATA PELAJARAN FIQIH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTS KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE PAMULANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I) Oleh AKHMAD QOSAY NIM 109011000287 JURUSAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATA PELAJARAN FIQIH

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTS KHAZANAH

KEBAJIKAN PONDOK CABE

PAMULANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)

Oleh

AKHMAD QOSAY

NIM 109011000287

JURUSAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2015

Page 2: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …
Page 3: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …
Page 4: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …
Page 5: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …
Page 6: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

i

ABSTRAK

Nama : Akhmad Qosay

NIM : 109011000287

Fak/Jurusan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama

Islam

Judul : Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) Pada Mata Pelajaran

Fiqih Terhadap Hasil Belajar Siswa di Mts Khazanah

Kebajikan Pondok Cabe Pamulang

Kata Kunci : Efektivitas, Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL), Hasil

Belajar, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektivitas

pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis masalah (Poblem Based

Learning) untuk meningkatkan hasil belajar pada materi tentang shalat siswa MTs

Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Pamulang. Penelitian ini dilakukan pada

bulan September hingga November 2013 dengan subyek penelitian berjumlah 30

siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pengumpulan

data dilakukan melalui pre test dan post test, observasi dan wawancara.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan

efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test yang

meningkat dibanding pre test, dan juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari hasil penelitian ini disarankan agar

guru dapat menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah (PBL), ini dalam

belajar Fiqih.

Page 7: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Efektivitas Penggunaan Metode

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Mata Pelajaran Fiqih

Terhadap Hasil Belajar Siswa ”.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW besera

keluarga dan sahabatnya yang telah memberikan petunjuk kepada umat manusia kejalan yang

benar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya

dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih yang mendalam kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya,

MA, serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Dr. Abdul Majid Khon, MA, dan

sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Marhamah Saleh, Lc, MA, beserta

seluruh staffnya.

3. Bapak Tanenji, MA yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,

memberikan petunjuk dan nasehat kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan

penulis.

4. Bapak Dr. Masan, MA selaku Dosen penasehat akademik yang telah memberikan

bimbingan selama perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan

Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

6. Bapak H. Suardin, S.Sos.I, sebagai kepala MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir

Pamulang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di

sekolah yang di pimpinnya.

Page 8: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

7. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan

rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda Fadholi

(Alm) dan Ibunda Hj. Sofati yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis

lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasehat dan petunjuk dari mereka kiranya

merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat

ini.

8. Kakak-kakakku Nurul Fidauh, Nur Rosdiana dan Adik-adikku Ahmad Yordan dan Nella

Adiba yang selalu memberikan dorongan kepada penulis, khususnya kepada kakandaku

Ilfa Yulianda. Terima kasih atas dukungan, doa dan semangat yang sudah diberikan

selama pembuatan skripsi.

9. Senior IMT (Ikatan Mahasiswa Tegal) Ciputat, Zamakhsari Dhifier S. Pd, Fathkhul

Muin, S.Pd, Akib Malik S. Thi, Hendri Pradianto, S. Pd dan Ahmad Nur Saeful, S. Pd

yang selalu setia meluangkan waktunya dan selalu memberikan nasehat, petunjuk serta

dorongan untuk menyelesaikan skripsi penulis, khususnya Ahmad Bahauddin S. Pd.I

yang selalu menyediakan fasilitas dalam menyelesaikan skripsi penulis.

10. Sahabat dan teman-teman yang selalu memotivasi untuk terus dan terus mendorong

dalam menyelesaikan penulisan skripsi, khusunya, Rina Schatzy, Muhammad Darda,

Ulul Azmi dan Rahmat Nur Sofyan, dan seluruh sahabat-sahabat IMT Ciputat yang tidak

bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Karena inilah penulis merasa berada dalam satu

keluarga selama di Ciputat.

11. Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2009, terutama PAI G yang

sama-sama telah memberikan do’a, saran dan kritik dalam penulisan skripsi.

Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan terima kasih dari

penulis, semoga Allah SWT membalas semua amal baik mereka, dan akhirnya peneliti berharap

skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya kepada pembaca.

Jakarta, Mei 2015

Penulis

Akhmad Qosay

Page 9: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN …………………… iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI …………………… iv

ABSTRAKSI …………………… v

KATA PENGANTAR …………………… vi

DAFTAR ISI …………………… vii

BAB I PENDAHULUAN …………………… 1

A. Latar Belakang …………………… 1

B. Identifikasi Masalah …………………… 6

C. Pembatasan Masalah …………………… 7

D. Rumusan Masalah …………………… 7

E. Tujuan Penelitian …………………… 7

F. Manfaat Penelitian …………………… 8

BAB II KAJIAN TEORITIK, PENGAJUAN KONSEPTUAL DAN INTERVERSI

TINDAKAKAN …………………… 9

A. Kajian Teori …………………… 9

1. Pengertian Efektivitas …………………… 9

2. Metode Pembelajaran …………………… 13

a. Pengertian Metode Pembelajaran …………………… 13

b. Jenis-jenis Metode Pembelajaran …………………… 14

3. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah …………………… 18

a. Pengertian metode pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) …………………… 18

b. Karateristik metode problem based learning …………………… 18

c. Kelebihan dan kekurangan metode based learning …………… 20

d. Langkah-langkah strategi pembelajaran berbasis masalah …… 22

e. Manfaat menggunakan metode based learning …………… 26

Page 10: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

vii

4. Hakikat Belajar …………………… 26

a. Pengertian Belajar …………………… 26

b. Jenis-jenis Belajar …………………… 28

c. Hasil Belajar …………………… 30

5. Pembelajaran Fiqh …………………… 32

a. Pengertian Fiqh …………………… 32

b. Fungsi dan tujuan pembelajaran fiqh …………………… 33

c. Ruang lingkup fiqh …………………… 35

B. Hasil Penelitian Yang Relevan …………………… 39

C. Kerangka Berpikir …………………… 40

D. Hipotesis Penelitian …………………… 40

BAB III METODE PENELITIAN …………………… 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………… 42

B. Metode Penelitian dan Rancangan siklus Penelitian …………………… 42

C. Subyek Penelitian …………………… 43

D. Peran dan Posisi peneliti dalam Penelitian …………………… 44

E. Tahapan Intervensi Tindakan …………………… 44

1. Penelitian pendahuluan …………………… 44

2. Siklus I …………………… 45

3. Siklus II …………………… 46

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan …………………… 47

G. Data dan Sumber Data …………………… 47

H. Instrument Pengumpulan Data …………………… 47

I. Teknik Pengumpulan Data …………………… 48

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan …………………… 50

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data …………………… 51

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan …………………… 52

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN

PEMBAHASAN …………………… 53

Page 11: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

viii

A. Deskripsi Data …………………… 53

1. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………… 53

2. Pembelajaran fiqih dikelas VIII MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir

Pamulang …………………… 61

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I …………………… 61

a. Tahapan perencanaan …………………… 61

b. Tahapan pelaksanaan …………………… 62

c. Observasi …………………… 64

d. Refleksi …………………… 66

4. Tindakan Pembelajaran Siklus II …………………… 67

a. Tahap perencanaan …………………… 67

b. Tahap pelaksanaan …………………… 68

c. Observasi …………………… 70

d. Tahap refleksi …………………… 71

5. Tindakan Pembelajaran Siklus III …………………… 72

a. Tahap perencanaan …………………… 72

b. Tahap pelaksanaan …………………… 73

c. Observasi …………………… 74

d. Tahap refleksi …………………… 75

B. Pembahasan Penelitian …………………… 76

C. Pemeriksaan Keabsahan Data …………………… 85

D. Analisis Data …………………… 86

1. Tes Objektif …………………… 86

2. Lembar observasi …………………… 86

3. Wawancara …………………… 86

E. Interpretasi Hasil Analisis …………………… 87

F. Pembahasan Temuan Penelitian …………………… 87

G. Keterbatasan Peneliti …………………… 88

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN …………………… 89

A. Kesimpulan …………………… 89

Page 12: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

ix

B. Implikasi …………………… 89

C. Saran …………………… 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar pada intinya adalah proses memperoleh berbagai pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotrik), dan sikap (afektif). Proses belajar ini

dapat terjadi di sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai salah satu lembaga

yang menyelenggarakan pendidikan formal, sekolah mempunyai peranan

penting dalam mendewasakan peserta didik agar menjadi masyarakat yang

berguna. Untuk tujuan tersebut, sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar dan kurikulum sebagai wadah dan bahan mentahnya.

Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran, tetapi tidak bisa dipisahkan juga peranan siswa dalam

pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam hal penerimaan materi

pelajaran. Agar pembelajaran lebih efektif guru dituntut untuk menguasai

manajemen kelas atau sering juga disebut pengelolaan kelas. Guru tidak

hanya bertugas menyampaikan materi saja, tetapi juga harus mampu

mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, beban

yang diemban sekolah, dalam hal ini guru sangat berat. Karena guru yang

berada pada baris depan dalam membentuk pribadi siswa. Guru juga yang

menentukan berhasil atau tidaknya siswa dilihat dari hasil belajar.

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar

(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah

Atas (SMA/MA) . Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran Pendidikan Agama

Islam itu memang penting kedudukannya.

Upaya positif pemerintah untuk mencetak generasi berkualitas, beriman,

dan bertaqwa, yang mampu bersaing dan proaktif menjawab tantangan zaman

yang selalu berubah direalisasikan dalam kurikulum 2013. Niatan ini

tercermin dalam strukutur kurikulum 2013 di mana ada penambahan jam

belajar perminggu untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti. Pencapaian tersebut dapat tercermin dalam proses kegiatan belajar

1

Page 14: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

2

mengajar di kelas yang tidak dapat dilepaskan dari peran guru dalam memilih

dan menentukan jenis strategi dan metode yang digunakan.

Dalam SK Dirjen Pendis Kemenag nomor: 2676 tahun 2013 tentang

Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

di Madrasah yaitu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sejalan

dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan, Kompetensi Inti ibaratnya

adalah anak tangga yang harus ditapaki peserta didik untuk sampai pada

kompetensi lulusan dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai pada jenjang

Madrasah Aliyah.

Kompetensi Inti (KI) meningkat seiring dengan meningkatnya usia

peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui

Kompetensi Inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar (KD) pada

kelas yang berbeda dapat dijaga.

Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti (KI), capaian

pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi

dasar. Pencapaian kompetensi inti adalah melalui pembelajaran kompetensi

dasar yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan

dengan memperhatikan karateristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri

dari suatu mata pelajaran sebagai pendukung pencapaian.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang di

terapkan dalam Kurikulum 2013 mempunyai beberapa bidang kajian seperti

Aqidah, Fiqih, Akhlah, dan Sejarah. Agar pengkajian dalam penulisan

skripsi terarah, penulis lebih fokus pada pengkajian ilmu fiqih.

Secara umum fiqih merupakan salah satu sub bidang studi agama yang

banyak membahas tentang hukum-hukum yang mengatur pola hubungan

manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan

lingkungannya. Fiqih diharapkan dapat menjadi alat kontrol bagi siswa dalam

mengarungi kehidupannya, sehingga tercapai tatanan kehidupan yang

harmonis. Dan dengan materi fiqih diharapakan aktifitas siswa tidak lepas

dari norma-norma agama yang dimaksudkan sebagai upaya untuk membina

prilaku dan kepribadian siswa normatif.

Page 15: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

3

Tentunya harapan-harapan yang ingin dicapai dari pengajaran fiqih ini

harus didukung oleh proses belajar mengajar yang efektif yang dapat

mempermudah pemahaman siswa terhadap bidang studi fiqih itu sendiri.

Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru mengemban tugas dan

tanggung jawab yang sangat berat untuk mengantarkan siswa pada arah dan

tujuan yang telah ditentukan. Sebagai pendidik guru harus mampu

menempatkan dirinya menjadi pengarah dan pembina pengembang bakat dan

kemampuan siswa. Guru mempunyai posisi yang sangat penting dalam

pendidikan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar

mengajar seorang guru diharapkan dapat memilih suatu model pembelajaran

yang tepat, karena model pembelajaran merupakan komponen dari proses

pendidikan yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam mengajar.

Adanya kesulitan atau kekurang senangan siswa terhadap pelajaran fiqh

dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari

dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Faktor

internal ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor jasmani, faktor

psikologi, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar adalah faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat.1

Hasil wawancara dengan siswa tentang permasalahan dalam mata

pelajaran fiqh, antara lain: kesulitan dalam memahami dan menghafal

pelajaran fiqh pada materi tentang shalat, kesulitan dalam memahami syarat

dan rukun shalat karena kurangnya latihan soal dan kesulitan mengkaitkan

konsep dengan kehidupan sehari-hari yang mereka alami atau di lingkungan

sekitar.

Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan, dimana

siswa tidak boleh dianggap objek pembelajaran semata, tetapi harus diberikan

peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa

1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2003), h. 54

Page 16: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

4

bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru bertindak

sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif.

Strategi merupakan suatu pola yang di rencanakan dan ditetapkan secara

sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan, yang mencakup tujuan

kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi, proses, dan sarana penunjang

kegiatan.2 Pada umumnya kegiatan belajar mengajar di Indonesia selama ini

masih bercorak tradisonal, pengajaran yang dimaksud adalah bentuk

pengajaran klasikal yang umumnya masih berpusat pada guru yakni dengan

menggunakan metode ceramah.

Pada saat ini metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh

para guru ada semacam ceramah atau menerangkan apa yang ada di dalam

buku teks. Porsi ini bisa sekitar 80 persen, baru sisanya semacam praktek di

laboratorium, diskusi, dan demonstrasi. Memang untuk beberapa mata

pelajaran porsi metode pembelajaran berbeda-beda, misalnya pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan penelitian di beberapa sekolah,

diperoleh gambaran bahwa sering kali dalam kegiatan pembelajaran guru

menemukan siswa yang kurang semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Hal itu dapat terlihat dari

banyaknya siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar. siswa

hanya menerima penjelasan dari guru tanpa adanya komunikasi aktif yang

terjadi antara guru dan murid.

Dalam upaya menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan

karateristik peserta didik, penulis menggunakan metode problem based

learning atau biasa disebut dengan pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran berbasis masalah sendiri diartikan sebagai pembahasan

masalah-masalah, di mana setiap siswa di berikan kesempatan sepenuhnya

untuk mengeluarkan pendapat dalam menyelesaikan suatu masaalah.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode pembelajar

yang menantang peserta didik bekerja secara kelompok untuk mencari solusi

2 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) cet 1,

hal, 3-4

Page 17: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

5

atau peyelesaian dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini

digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada

pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan sebelum peserta didik

mempelajari konsep atau materi yang berkenan dengan masalah yang

dipecahkan.

Pembelajaran berbasis masalah juga dapat diartikan sebagai rangkaian

aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah

yang di hadapi secara ilmiah. Model ini bercirikan penggunaan masalah

kehidupan nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikir

kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-

konsep penting. Pendekatan ini mengutamakan proses belajar dimana tugas

guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mecapai keterampilan

mengarahkan diri.

Dalam penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah,

walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa saja yang harus di

bahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan

masalah secara sistematis dan logis. Strategi Pembelajaran yang dipilih guru

selayaknya didasari berbagai pertimbangan sesuai situasi, kondisi dan

lingkungan yang akan dihadapinya.3

Seorang guru dalam menerapkan strategi pembelajaran ini berperan

sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu

menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian. Selain itu guru

menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan

inquiri dan intelektual siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat

terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan

membimbing pertukaran gagasan. Di sini guru berperan sebagai pemberi

rangsangan, pembimbing kegiatan siswa, dan penentu arah belajar siswa.

3 Li Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Hendro Ari Setyono, Tatik Elisah, Strategi

Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2011) cet, 1, hal, 8

Page 18: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

6

Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan

masalah adalah memberikan peserta didik masalah yang berfungsi sebagai

batu loncatan untuk proses inquiri dan penelitian. Guru mengajukan masalah,

membimbing dan memberikan petunjuk minimal kepada siswa dalam

memecahkan masalah. Pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah

berkisar pada masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa.

Di lihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka strategi atau

metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan

salah satu strategi yang dapat di gunakan untuk memperbaiki sistem

pembelajaran. Tidak sedikit siswa yang mengambil jalan pintas, misalnya

dengan mengonsumsi obat-obat terlarang atau bahkan bunuh diri hanya gara-

gara tidak sanggup memecahkan masalah.

Perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif tetapi juga

aspek afektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan

problem yang di hadapi. Strategi pembelajaran ini di harapkan dapat

memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat

menyelesaikan masalah yang di hadapi.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk menjelaskan salah

satu metode pembelajaran yaitu problem based learning, di mana metode

tersebut lebih memusatkan pada untuk memecahkan sebuah masalah dalam

pembelajaran dan pengaruhnya terhadap para siswa serta perkembangannya

dalam pembelajaran siswa. Oleh karena itu, penulis mengambil judul

Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Pada Mata Pelajaran Fiqh Terhadap Hasil

Belajar Siswa kelas VIII MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe

Pamulang Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dapat

teridentifikasi sebagai berikut:

1. Terdapat kesulitan peserta didik dalam memahami pembelajaran fikih

Page 19: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

7

2. Kesulitan siswa dalam menerapkan hasil pembelajaran fikih dalam

kehidupan sehari-hari

3. Rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar fikih.

4. Terbatasnya model pembelajaran fikih.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional,

penulis membatasi masalah kepada:

1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Pembelajaran

Berbasis Masalah (problem based learning).

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based learning) digunakan agar

siswa dapat dengan mudah memahami materi fiqh.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based learning) sebagai metode

yang diterapkan agar hasil belajar siswa lebih optimal

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas maka penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran fiqh melalui metode

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di MTs

Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Pamulang?

2. Apakah pembelajaran Fikih melalui metode Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan pemahaman

siswa?

3. Apakah pembelajaran Fikih melalui metode Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar

siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Seberapa besar peningkatan hasil belajar Fikih siswa melalui metode

Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning)

Page 20: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

8

2. Keefektivan penerapan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (problem

based learning) dalam pembelajaran Fikih

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik

secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak, sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini

menjadi sumbangan gagasan dan tawaran solusi terhadap pelaksanaan

metode pembelajaran di sekolah.

2. Manfaat praktis kepada berbagai pihak antara lain

a. Guru,

sebagai bahan rujukan dan pedoman dalam pelaksanaan metode

pembelajaran berbasis masalah

b. Siswa,

mengambangkan cara berfikir ilmiah dan sifat demokratis dalam

belajar

c. Penulis,

pengalaman langsung dalam menerapkan metode pembelajaran

berbasis masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Page 21: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

9

BAB II

KAJIAN TEORITIK, PENGAJUAN KONSEPTUAL,

DAN INTERVERSI TINDAKAN

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berarti ada efeknya

(akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur dan mujarab, dapat membawa

hasil.1 Efektivitas menurut Mulyasa adalah adanya kesesuaian antara orang

yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang ditunjukkan dan

memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.2

Sedangkan Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, sebagaiamana yang dikutip

oleh Sucipto dan Kosasih, efektivitas yaitu kegiatan berkenaan dengan

sejumlah sesuatu yang direncanakan atau diinginkan dapat terlaksana atau

tercapai.3

Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan

pendekatan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu

konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar dari

seseorang. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat

penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan

seseorang dalam mencapai sasaran.

Dalam dunia pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu

dari segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid.

Efektivitas mengajar guru terutama menyangkut kegiatan belajar mengajar

yang di rencanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid

terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai

melalui kegiatan mengajar dan belajar yang ditempuh. Fuad Ihsan

1 Departemen Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Edisi Ketiga, h. 89 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), h.

82

3 Sucipto dan Rafli Kosasih, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 44-45

9

Page 22: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

10

mengatakan, “ pendidikan bagi kehidupan manusia (guru/murid) merupakan

kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat ”. 4

Untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, perlu dipertimbangkan hal-

hal berikut:

a. Penguasaan bahan pelajaran

b. Cinta kepada yang diajarkan

c. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

d. Variasi metode

e. Seorang guru harus selalu menambah ilmunya agar dapat

meningkatkan kemampuan mengajarnya

f. Guru harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual, sehingga

akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar siswa

g. Guru harus berani memberikan pujian, karena pujian yang diberikan

dengantepat dapat memotivasi belajar siswa dengan positif.

h. Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara

individual.

Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa

hal, yang menurut Slameto adalah sebagai berikut ini:

1. Kondisi Internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa

itu sendiri, contohnya kesehatan, keamanan, ketentraman, dan

sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-

kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang

kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yakni:

a) Kebutuhan fisiologis

b) Kebutuhan akan keamanan.

c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta

d) Kebutuhan akan status (contohnya keinginan akan keberhasilan)

e) Kebutuhan self-actualization

f) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti

g) Kebutuhan estetik

4 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet. 7, h. 2

Page 23: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

11

2. Kondisi ekternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa.

Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik

dan teratur

3. Strategi Belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat

menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan

untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin.5

Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar.

Dalam belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya.

Untuk tuntutan itu guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator

untuk siswa, maka ketika guru mengajar, guru juga harus mengajar dengan

efektif.

Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar

siswa yang efektif pula. Belajar yang dimaksud adalah suatu aktivitas

mencari, menemukan dan melihat pokok masalah.

Untuk melaksanakan Untuk melaksanakan mengajar yang efektif

diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :

a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik

b. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar.

c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa.

d. Kurikulum yang baik dan seimbang.

e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.

f. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di

sekolah.

g. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu

memberikanmasalah-masalah yang merangsang siswa untuk

berfikir.

h. Semua pelajaran yang diberikan perlu diintegrasikan.

i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang

5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet, 5 h. 74-76

Page 24: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

12

nyata di masyarakat.

j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi

kebebasan

pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri,

belajarsendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri.6

Fakta yang terjadi di kelas menuntut guru untuk tidak lagi mengajar

dengan sistem lama (konvensional). Kerena kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, maka guru harus dapat memanfaatkan kemajuan iptek tersebut

untuk meningkatkan cara mengajar agar lebih efektif.

Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut, maka suatu kegiatan

pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang baik apabila dapat

mencapai minimal 60% dari tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Efektivitas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses

pembelajaran, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan

seseorang dalam tujuannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang

ingin dicapai, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta

pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Hasil dari efektivitas

pembelajaran dapat diukur dengan tercapai atau tidaknya Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) mata pelejaran Fiqh yang telah ditetapkan di MTs.

Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Pamulang, yaitu sebesar 70. Tingkat

efektivitas pembelajaran dibuat empat level, yaitu:

a. Di bawah KKM, yaitu < 70 tingkat efektivitasnya rendah.

b. Sesuai KKM, yaitu 70 – 75 tingkat efektivitasnya sedang.

c. Di atas KKM, yaitu 76 – 88 tingkat efektivitasnya tinggi.

d. Di atas KKM, yaitu 89 – 100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi.

Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre

test dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara

hasil pre test dan post test.

6Ibid,.. h. 92-95

Page 25: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

13

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang di gunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang sudah

disusun tercapai secara optimal. Ini berati, metode di gunakan untuk

merealisasikan strategi yang telah di tetapkan. Dengan demikian, metode

dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangat

pnting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat

tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena

suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan

melalui penggunaan metode pembelajaran.7

Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah

dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Dalam

pelaksanaannya tidak dapat di lepaskan dengan teori pembelajaran.

Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat di tempuh melalui

berbagai cara, antara lain peningkatan bekal awal siswa baru, peningkatan

kompentensi guru, peningkatan isi kurikulum, peningkatan kualitas

pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar

yang memadai, dan penyediaan sarana belajar. Dari semua cara tersebut

peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik

menduduki posisi yang sangat strategis dan akan berdampak positif.

Dampak positif tersebut berupa: (1) peningkatan kemampuan dalam

menyelesaikan masalah pendidikan dan masalah pmbelajaran yang di

hadapi secara nyata; (2) peningkatan kualitas masukan, proses, dan hasil

belajar; (3) peningkatan keprofesionalan pendidik; (4) penerapan prinsip

pembelajaran berbasis penelitian.

Sesuai dengan pasal 5 SK Dirjen Dikti No. 38 tahun 2002, Direktorat

Jendral Pendidik Tinggi Depdiknas bahwa dalam metodologi

pembelajaran hendaknya:

7 Wina sanjaya, Strategi Pembeajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:

Kencana, 2008), cet 5, h. 147

Page 26: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

14

1. Pendekatan menempatkan siswa sebagai subjek pendidikan, mitra

dalam proses pembelajaran, dan sebagai umat, anggota keluarga,

masyarakat dan warga Negara.

2. Metode proses pembelajaran pembahasan secara kritis analitis,

induktif, dedukatif, dan reflektif melalui dialog kreatif yang

bersifat partisipatoris untuk meyakini kebenaran substansi dasar

kajian.

3. Bentuk aktivitas proses pembelajaran: tatap muka secara

bervariasi, ceramah dialog kreatif (diskusi) interaktif, metode

inquiry, study kasus, penugasan mandiri, seminar kecil, dan

berbagai kegiatan akademik lainnya yang lebih menekankan

kepada pengalaman belajar peserta didik secara bermakna.

4. Motivasi menumbuhkan kesadaran bahwa pembelajaran

pengembangan kepribadian merupakan kebutuhan hidup.8

b. Jenis jenis Metode Pembelajaran

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang

dewasa dengan segala kemampuan yang di milikinya untuk dapat

mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu

serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus di lakukan

oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting

adalah performance guru di kelas.

Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga

tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus

menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta

didiknya.

“Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode

pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru

8 Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, Sri Hermianto, Model Model Pembelajaran

Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 1-3

Page 27: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

15

harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran yang dapat kita

gunakan”.9

1) Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan dan penuturan

secara lisan olh guru terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula diartikan,

bahwa metode ceramah itu adalah suatu cara pnyajian atau penyampaian

informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru

terhadap siswanya. Dalam memperjelas penuturan/penyajiannya, guru

dapat menggunakan alat-alat bantu, seperti: bendanya, gambarannya, sket,

peta dan sebagainya.10

Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong

timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.

Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok

untuk digunakan dalam pembelajaran denan cirri-ciri tertentu. Ceramah

cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika

bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan

siswa pada suatu masalah. Tujuan utama metode ini adalah untuk

memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan

memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.

Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi.

Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan

tertentu secara bersama-sama.11

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitianya, dibanding

metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam

pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam

transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat

9 Ibid,.. h. 7

10 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet,

3, h. 133 11

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) cet 1,

hal, 200

Page 28: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

16

dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif

untuk meningkatkan kualitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3) Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran

yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana

proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi

sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang

demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa

memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuai proses. Misalnya bekerjanya

suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue.

4) Metode Tugas atau Resitasi

Metode pembelajaran resitasi adalah suatu upaya membelajarkan

siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan,

pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri atau

menampilkan diri dalam penyampaian suatu (puisi, syair, drama) atau

melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan kualifikasi atau

kompetensi yang ingin dicapai.12

5) Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan

pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang di pelajarinya. Dalam

metod ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau

melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu

obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri

tentang obyek yang di pelajarinya.

12

Ibid, hal 208-209

Page 29: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

17

6) Metode Study Tour ((karya wisata)

Metode study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan

mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas

pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan

mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan di

damping oleh pendidik.13

7) Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode

mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang

kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan

keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat

sesuatu (misalnya: membuat tas dari eceng gondok). Metode latihan

keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis

pada peserta didik.

8) Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana

pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.

Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai coordinator. Cara

pengujiannya setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika

ujian lisan maka setiap siswa yang di uji harus langsung berhadapan

dengan team pendidik tersebut.

9) Metode Inkuiri

Metode Inkuiri adalah mengajarkan para siswa memahami proses

meneliti dan menerangkan suatu kejadian.14

13

Ramayulis, loc.cit,. h. 190 14

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan konseptual

Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet, 2, h. 76

Page 30: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

18

3. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Pengertian Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based

learning)

Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau

wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup dimasyarakat,

maka problem solving merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat

penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pada kenyataannya

setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah. Dari mulai

masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang kompleks, dari

mulai masalah pribadi sampai kepada masalah keluarga, masalah sosial

kemasyarakatan, masalah Negara sampai kepada masalah dunia. “ problem

based learning inilah diharapkan dapat memberikan latihan dan

kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang di

hadapinya.”15

Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka problem

based learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat

digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari

selama ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang

diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, manakala siswa menghadapi

masalah itu dianggap sepele, banyak siswa yang tidak dapat

menyelesaikanya dengan baik. Tidak sedikit siswa yang mengambil jalan

pintas, misalnya dengan mengkonsumsi obat-obat terlarang atau bunuh diri

hanya gara-gara ia tidak sanggup memecahkan masalah.

b. Karateristik Metode Problem Based Learning

Problem based learning dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari problem based learning.

Pertama, problem based learning merupakan rangkaian aktifitas

pembelajaran, artinya dalam implementasi problem based learning ada

15

Wina sanjaya, op.cit. h. 214

Page 31: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

19

jumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Problem based learning tidak

mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian

menghafal materi pembelajaran, akan tetapi melalui problem based

learning siswa dapat aktiv berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah

data, dan akhirnya menyimpulkan.

Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan

masalah. Problem based learning menempatkan masalah sebagai kata

kunci dari proses pembelajaran.

Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan

pendekatan berfikir secara ilmiah. Berfikir dengan menggunakan metode

ilmiah adalah prose berfikir deduktif dan induktif. Proses berfikir ini

dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berfikir ilmiah

dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya

proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Untuk mengimplementasikan problem based learning, guru perlu

memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat

dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari

sumber-sumber lainnya misalnya dari peristiwa yang terjadi dilingkugan

sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.

Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:

1) Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat

mengingat materi pelajaran, akan tetapi mengetahui dan

memahaminya secara penuh.

2) Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan

berfikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi,

menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru,

mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta

Page 32: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

20

mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara

objektif.

3) Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk

memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.

4) Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab

dalam belajarnya.

5) Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang

dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara

teori dengan kenyataan).16

c. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning

1. Kelebihan metode problem based learning, sebagai suatu

strategipembelajaran, problem based learning memiliki beberapa

keunggulan, diantaranya:

a) Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tekhnik yang

cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

b) Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang

kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan

pengetahuan baru siswa.

c) Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan

aktivitas pembelajaran siswa.

d) Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa

bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami

masalah dalam kehidupan nyata.

e) Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa

untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung

jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu,

pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan

evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

f) Melalui Pemecahan masalah (problem solving) bisa

memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada

16

Ibid, h. 215

Page 33: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

21

dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus

dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau

dari buku-buku saja.

g) Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih

menyenangkan dan disukai siswa.

h) Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan

kemampuan siswa mereka untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru.

i) Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

mereka miliki dalam dunia nyata

j) Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan

minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar

pada pendidikan formal telah berakhir.17

2. Kekurangan metode problem based learning, di samping

keunggulan, problem based learning juga memiliki kelemahan,

diantaranya:

a) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk

dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar

apa yang mereka ingin pelajari.18

3. Cara mengatasi kekurangan dari StrategiProblem Based Learning

17

Ibid, h. 220-221 18

Ramayulis, Op.cit., h. 209

Page 34: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

22

a) Penanggungjawab kelas (guru) harus berperan aktif dalam

menumbuhkan minat dan rasa percaya diri siswa terhadap

pemecahan masalah yang sedang dipelajari.

b) Mempertimbangkan waktu untuk mempersiapkan strategi

pembelajaran melalui problem solving agar tujuan yang

diinginkan tercapai.

c) Memberikan pemahaman tentang tujuan mereka belajar

memecahkan masalah kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

d. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning)

Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan Problem Based

Learning. John Dewey salah satu seorang ahli pendidikan kebangsaan

Amerika menjelaskan enam langkah Problem Based Learningyang

kemudian dinamakan pemecahan masalah (problem solving), yaitu:

1) Mengemukakan persoalan/masalah. Guru menghadapkan masalah

yang akan dipecahkan kepada murid-murid.

2) Memperjelas persoalan/masalah. Masalah tersebut dirumuskan oleh

guru bersama murid-muridnya.

3) Melihat kemungkinan jawaban murid-murid bersama guru mencari

kemungkinan-kemungkinan yang akan dilaksanakan dalam

pecahan persoalan.

4) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan

menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah

5) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau

merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis yang diajukan

Page 35: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

23

6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah

siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai

rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

7) Penilaian. Cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat mendatangkan

hasil yang diharapkan atau tidak.19

David Johnson & Johnson menemukan ada lima langkah Problem

Based Learning melalui kegiatan kelompok.

1) Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa

tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas

masalah apa yang akan dikaji, dalam kegiatan ini guru bisa

meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat

yang menarik untuk di pecahkan.

2) Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya

masalah, serta menganalisis berbagai factor yang dapat mendukung

dalam penyelesaian masalah, kegiatan ini dapat dilakukan dalam

diskusi kelompok kecil hingga pada akhirnya siswa dapat

mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan

sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan.

3) Merumuskan alternative strategi, yaitu menguji setiap tindakan

yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahap ini siswa

didorong untuk berfikir mengemukakan pendapat dan argumentasi

tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.

4) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan

keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.

5) Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan

19

Abdul Majid, Op.cit, h. 213

Page 36: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

24

pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi

terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.20

Sesuai dengan tujuan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari

beberapa bentuk problem solving yang telah dikemukakan para ahli, maka

secara umum problem solving bisa dilakukan dengan langkah-langkah:

1) Menyadari Masalah

Implementasi problem solving harus dimulai dengan kesadaran

adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru

membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan yang dirasakan

oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh

siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan dan menangkap

kesenjangan yang terdiri dari fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini

siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru

dapat mendorong siswa untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau

kelompok kecil atau bahkan individual.

2) Merumuskan Masalah

Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari

kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk

dikaji. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan

berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah

dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk

mengumpulkannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa pada langkah

ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat

memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan menganalisis

masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas,

spesifik, dan dapat dipecahkan.

20

Wina Sanjaya, Op, cit. h. 217-218

Page 37: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

25

3) Merumuskan Hipotesis

Sebagai proses berfikir ilmiah yang merupakan perpaduan berfikir

dedktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah

penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari

siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari

masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada

akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan

penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan

selanjutnya adalah pengumpulan data yang sesuai dengan hipotesis yang

diajukan.

4) Mengupulkan Data

Sebagai proses belajar empiris, keberadaan data dalam proses berfikir

ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara

penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai

dengan data yang ada. Proses berfikir ilmiah bukan merupakan poses

berimajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman. Oleh

karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data

yang relevan. Kemampuan yang diharapakan pada tahapan ini adalah

kecakapan siswa untuk mengumpulkan data dan memilah data, kemudian

memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah

dipahami.

5) Menguji Hipotesis

Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menemukan

hipotesis mana yang diterima dan yang ditolak. Kemampuan yang

diharapkan dari siswa pada tahapan ini adalah kecakapan menelaah data

dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah

yang dikaji. Disamping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan

dan kesimpulan.

Page 38: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

26

6) Menentukan Pilihan Penyelesaian

Menentkan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses problem

solving. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan

memilih alternative penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan

serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan

dengan alternative yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat

yang akan terjadi pada setiap pilihan.21

e. Manfaat Menggunakan Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(problem based learning)

Metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) tidak

dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-

banyaknya kepada peserta didik. Problem based learning dikembangkan

untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir,

pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran

orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau

simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri. Dalam

pembelajaran, menjelaskan komponen suatu perangkat material

pembelajaran dan mengembangkan materi secara prosedural haruslah

berdasarkan karateristik siswa. Hal ini dikarenakan material pembelajaran

yang dikembangkan, pada akhirnya dimaksudkan untuk membantu siswa

agar memperoleh kemudahan dalam belajar.22

4. Hakikat Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan

21

Ibid, h. 219-220 22

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet 3, h. 95

Page 39: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

27

pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang di

alami oleh murid sebagai anak didik.

Sedangkan dalam perspektif agama islam, belajar merupakan kewajiban

bagi setiap muslim agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka

meningkatkan derajat kehidupan mereka. Baik secara eksplisit maupun

secara implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, bahwa definisi

manapun konsep belajar itu selalu menunjukan kepada suatu proses

perubahan perilaku atau pribadi seorang berdasarkan praktik atau

pengalaman tertentu.23

Belajar merupakan usaha yang dilakukan setiap manusia dalam rangka

mencapai sesuatu yang ingin dicapai. Perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu

tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam

arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi Bangkok karena patah

tertabrak mobil, perubahan itu tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan

dalam arti belajar.24

Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Hasil

belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kababilitas tersebut adalah dari

stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan

oleh pebelajar.25

Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak

didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar

mengajar dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

dirumuskan sebelum kegiatan pengajaran dilakukan.

23

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modal, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. 9, h. 157 24

Slameto, Op, cit,. h. 99 25

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet,

4, h. 10

Page 40: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

28

Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif

individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi

hidup tidak lain adalah hasil belajar dari belajar. Kita pun hidup menurut

hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan

sekedar dari pengalaman. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil.

Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan

menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar

mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru.26

Menurut Sumardi Suryabrata (2008) hal-hal pokok belajar sebagai

berikut:

1) Bahwa belajar itu membawa perubahan

2) Bahwa perubahan itu pokoknya adalah di dapatkan kecakapan baru

3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha.27

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan belajar adalah

perubahan tingkah laku yang mencakup aspek pengetahuan, pengalaman,

dan keterampilan secara relatif permanen dan secara potensial terjadi

sebagai hasil praktik atau penguatan yang dilandasi untuk mencapai tujuan

tertentu.

b. Jenis-jenis Belajar

Beberapa para ahli dalam pendidikan mengemukakan lima jenis atau

tipe belajar, yakni:

1) Belajar Kemahiran Intelektual (cognitif)

Yang termasuk dalam tipe ini adalah belajar deskriminasi, belajar

konsep, dan belajar kaidah. Belajar deskriminasi yaitu kesanggupan

26

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), cet, 4, h. 39 27

Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),

h. 232

Page 41: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

29

membedakan beberapa objek berdasarkan ciri-ciri tertentu. Untuk itu

diperlukan pengamatan yang cermat dari ciri-ciri objek tersebut seperti

bentuknya, ukurannya, warnannya dan lain-lainnya.

2) Belajar Informasi Verbal

Pada umumnya belajar berlangsung melalui informasi verbal, apalagi

belajar di sekolah, seperti membaca, menulis, mengarang, bercerita,

mendengarkan penjelasan guru. Kesanggupan menyatakan pendapat dalam

bahasa lisan atau tulisan, berkomunikasi dan kesanggupan memberi arti

pada setiap kata/kalimat.

3) Belajar mengatur kegiatan intelektual

Dalam belajar mengatur intelektual menekankan pada belajar

diskriminasi, konsep, dan kaidah, maka dalam belajar mengatur kegiatan

intelektual yang di tekankan adalah kesanggupan memecahkan masalah

melalui konsep atau kaidah yang telah dimiliki siswa. Hal ini lebih

menekankan pada aplikasi kognitif dalam pemecahan persoalan. Dua aspek

penting dalam tipe belajar ini adalah prinsip pemecahan masalah dan

langkah berfikir dalam pemecahan masalah.

4) Belajar keterampilan Motorik

Belajar keterampilan motorik ini banyak berkaitan dalam kesanggupan

memanfaatkan gerakan badan, memiliki rangkaian urutan gerakan yang

teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancer. Misalnya belajar bersepeda,

computer dan menjahit.

5) Belajar Sikap

Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima

atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu, apakah

berati atau tidak berarti baginya. Itulah sebabnya, sikap berhubungan

dengan pengetahuan dan perasaan seseorang terhadap objek. Sikap juga

dipandang sebagai kecenderungan seseorang untuk berperilaku

(predisposisi). Maka hasil belajar sikap Nampak dalam bentuk kemauan,

minat, motivasi, perhatian dan perubahan perasaan. Sikap dapat dipelajari

dan dapat diubah melalui proses belajar.

Page 42: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

30

Jenis-jenis belajar yang dikembangkan oleh ahli pendidikan dan

psikologi cukup banyak, baik formal atau pun non formal. Sejauh ini

diidentifikasi minimal ada 15 jenis belajar.28

c. Hasil Belajar

Menurut Witerington dalam Ngalim Purwanto bahwa belajar adalah

sesuatu perubahan yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada

reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu

pengertian.29

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi

sudah mampu, yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang

terjadi harus secara relative yang bersifat menetap (permanen) dan tidak

hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang

mungkin terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu, perubahan-perubahan

terjadi karena pengalaman.30

Belajar diartikan sebagai proses perubahan

tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan

individu dengan lingkungannya.31

Sedangkan hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut

Bloom, hasil belajaradalah mencakup kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik.32

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan

bukanhanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil

pembelajaran yangdikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana

tersebut diatas tidak dapatdilihat secara fragmentaris atau terpisah,

28

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2001), cet. 1, h. 129-130 29

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000),

h. 84 30

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:

KiziBrother’s, 2006), h.76 31

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1995), cet, 6, h. 5 32

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan aplikasi PAIKEM, (Surabaya:

Pustaka Pelajar, 2009), h. 5-6

Page 43: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

31

melainkan komprehensif.33

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksuddengan hasil belajar Fiqh adalah hasil penilaian setelah peserta

didik melakukanpembelajaran. Namun, berdasarkan pembatasan masalah

seperti yang telah diuraikan di Bab 1, maka hasil belajar yang dimaksud

pada penelitian ini hanyaterbatas pada hasil penilaian kognitif.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kesulitan-kesulitan

dalam belajar di sekolah itu banyak dan beragam. Penyebab kesulitan

belajar tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu faktor

yang berasaldari diri individu peserta didik yang belajar dan faktor yang

berasal dari luar peserta didik. faktor internal yang ada pada diri peserta

didik adalah faktor kemampuan intelektual seperti perasaan, minat,

motivasi, kematangan untuk belajar, kebiasaan belajar, kemampuan

mengingat, dan kemampuan alat inderanya dalam melihat dan mendengar.

Sedangkan faktor eksternal yang ada di luar diripeserta didik adalah faktor

yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar seperti guru, kualitas proses

belajar mengajar serta lingkungan seperti teman sekelas, keluarga dan

sebagainya.34

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

dalam belajar dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya

perubahan tingkah laku pada seorang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku

memiliki unsur unsur subjektif (rohaniah) dan unsur motoris (jasmaniah).35

Dari pendapat di atas, diketahui bahwa strategi merupakan salah satu

faktor yang menentukan dalam pembelajaran Fiqh. Pembelajaran Fiqh akan

lebih bermakna apabila diimbangi dengan strategi belajar yang tepat, dalam

hal ini pemilihan metode dan penggunaan model pembelajaran yang tepat

sebagai alat hasil belajar peserta didik. pembelajaran harus melibatkan

33

Ibid. h. 7 34

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara), cet. 15, h. 30 35

Thursan Hakim, Op. Cit. hal. 11

Page 44: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

32

peserta didik secara aktif dalam belajar, terlebih lagi jika mereka dapat

bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. Pembelajaran Fiqh

a. Pengertian Fiqh

Fikih menurut bahasa adalah mengetahui, paham, mengetahui dan

paham disini yang dimaksud adalah mengetahui dan paham tentang

masalah-masalah agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

فرقة منم طآئفة ليتفقهوا ف فلولا نفر من ك واوما كن المٶمنون لينفروا كفة ن ولين اد

لجعوا ا ذا

ونقومهم ا هم ي م لعل ي

“Tak sepatutnya hai orang-orang mu’min pergi semuanya (kemedan

perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka

beberapa orang untuk memperoleh pengetahuan mereka tentang agama dan

untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah:

122)

Pengertian Fikih seperti yang tergambar dalam ayat di atas merupakan

pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut dalam perkembangan

selanjutnya mengalami penyempitan makna. Hal ini sebagaimana

dikemukakan Quraish Shihab bahwa “Fikih yang pada mulanya

dimaksudkan sebagai pengetahuan yang menyeluruh tentang agama,

mencakup hukum, keimanan, akhlak, Al-Qur‟an dan Hadis. Tetapi istilah

itu kemudian dipakai khusus menyangkut pengetahuan tentang hukum

agama saja”.36

Dalam peristilahan Syar‟i, ilmu fikih dimaksudkan sebagai ilmu yang

berbicara tentang hukum-hukum Syar‟i amali (praktis) yang penetapannya

diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalilnya

36

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1994), cet. 6, h.383

Page 45: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

33

yang terperinci dalam nash (Al-qur‟an dan Hadis).37

Secara istilah pengertian fikih sangat beraneka ragam tergantung

terhadap siapa yang memberikan pengertian dan sesuai dengan disiplin ilmu

masing- masing. Menurut para Fuqaha Fikih berarti “ Ilmu yang

menerangkan hukum- hukum syarah yang diperoleh dari dalil-dalil yang

rinci.38

Ulama Hanafiah memberikan batasan bahwa Fikih adalah “ Ilmu yang

menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan

para mukalaf.39

Para pengikut Asy-Syafi‟i memberikan pengertian bahwa

Fikih adalah “ ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliah yang

digali dan ditemukan dan dalil-dalil yang tafsili ”.40

Dikaitkan dengan proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah

adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan

untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati, dan

mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan

hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan

pengamalan, dan keteladanan.

b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Fiqih

Sebagai bahan pelajaran yang diberikan pada anak didik dalam proses

belajar mengajar, mata pelajaran Fikih tentu memiliki sasaran yang ingin

dicapai sebagai tujuan. Menurut Sidi Nazar Bakry, tujuan Fikih adalah

“menerapkan hukum Islam, terhadap seluruh tindakan maupun perbuatan,

perkataan, tindak- tanduk dan sebagainya, berdasarkan Al-Qur‟an dan

Sunnah Rasul-Nya”.41

Sedangkan rumusan tujuan Fikih menurut Abdul

Wahab Khallaf adalah “Menerapkan hukum-hukum syari’at Islam bagi

37

Alaidin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),

cet, 1, h. 2 38

Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet. 8, h.

17 39

Ibid. h.18 40

H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), jilid, 1, cet,

5, h. 3 41

Sidi Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003),

Cet. 4, h. 88

Page 46: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

34

seluruh tindakan dan ucapan manusia”.42

Kedua rumusan Fikih tersebut tidaklah berbeda, keduanya menghendaki

penerapan hukum syarah pada setiap tingkah laku dan ucapan mukallaf di

tengah hidup dan kehidupannya.

Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta

didik agar dapat: (1) Mengetahui, dan memahami pokok-pokok hukum

Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli.

Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup

dalam kehidupan pribadi social. (2) Melaksanakan dan mengamalkan

ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan

dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan

tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun

sosialnya.43

Mengenai fungsi Fikih secara umum dapat disebutkan bahwa Fikih

berfungsi: “Sebagai rujukan bagi para mukallaf untuk mengetahui syariat

Islam sehingga pola tingkah lakunya dapat terkendali pada landasan etik dan

moral yang religius”.44

Mata pelajaran Fikih berfungsi untuk : (a) penanaman nilai-nilai dan

kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT. (b) penanaman

kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan

ikhlas dan prilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah

dan masyarakat. (c) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT. Serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin. (d)

Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan social

melalui Fiqh Islam. (e) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-

kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam

kehidupan sehari-hari. (f) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami

42

Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Terjemah, (Bandung:

Risalah,1985), cet, 2, h. 6 43

Departemen Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat

Jendral Kelembagaan Agama Islam 2012), h. 3 44

Abdul Wahab khallaf, Op, Cit, h. 7

Page 47: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

35

Fiqih/ hukum Islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

c. Ruang lingkup Fiqh

Menurut Hasbi Ashiddiqy sebagaimana yang dikutip oleh Zakiah

Derajat Bahwa ruang lingkup pembahasan Fiqh itu ada 8 topik (bab) yaitu:

1) Ibadat

Dalam bab ini dibahas masalah yang dapat dikelompokkan antara lain:

a) Thaharah

b) Shalat

c) Puasa

d) Zakat

e) haji

2) Ahwalusy Syakhshiyyah atau Qanun Ailah.

Dalam bab ini dibahas masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam

persoalan pribadi, kekeluargaan, harta warisan, yang meliputi antara

lain:

a) Nikah

b) Thalak

c) Warisan

d) Wasiat

3) Muamalat

Masalahnya dapat dikelompokkan antara lain:

a) Jual beli, khiyar, sewa-menyewa, hutang-piutang, gadai

b) Hibah, hadiah, waqaf

c) Mudharabah, muzara’ah, hiwalah, syarikah, pinjam-meminjam,

wad’iah

d) Ghashab

4) Muamalat Maliyat. Kadang-kadang disebut “Baitul Maal”

Dalam bab ini dibahas masalah tentang persoalan harta kekayaan milik

bersama, baik masyarakat kecil atau besar seperti negara. Seperti cara

pengelolaan baitul maal, macam-macam kekayaan baitul maal,

Page 48: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

36

kepengurusan baitul maal.

5) Jinayat dan Uqubat (Pelanggaran dan Hukuman) Pembahasan ini

meliputi: Qishash, diyat, hukuman pembunuhan, hukuman zina,

hukuman pencuri, perampok, qadzaf, pemberontakan.

6) Murafa‟at atau Mukhashamat. Pembahasan ini meliputi: peradilan,

pengadilan, gugatan, saksi, sumpah, pembuktian.

7) Ahkamud Dusturiyyah (Ketatanegaraan). Pembahasan ini meliputi:

kepala negara, syarat menjadi kepala negara, hak dan kewajiban kepala

negara, hak dan kewajiban rakyat.

8) Ahkamud Dauliyah (Hukum Internasional). Pembahasan ini meliputi:

hubungan antar negara, ketentuan untuk perang dan damai, pajak,

perjanjian.

Sedangkan ruang lingkup pembahasan fikih menurut Departemen

Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, meliputi ketentuan

pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan

manusia dengan sesame manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran

Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi:

a. Aspek Fiqh Ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara thaharah,

shalat fardhu, shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan darurat,

sujud, adzan dan iqomah, berdzikir dan berdoa setelah shalat, puasa,

zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan

jenazah dan ziarah kubur.

b. Aspek Fiqh Muamalat meliputi: ketentuan dan hukum jual beli,

qiradh, riba, pinjam meminjam, utang piutang, gadai dan borg serta

upah.

Page 49: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

37

Tabel. 1

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

MAPEL FIQIH

Kelas VIII, Semester 1

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima dan

menghayati ajaran

Agama Islam

1.1 Meyakini adzan merupakan

panggilan dari Allah

1.2 Meyakini hikmah dari panggilan

adzan

1.3 Meyakini hikmah berdo’a setelah

mendengar

1.4 Meyakini shalat merupakan

perintah dari Allah SWT

1.5 Merasakan hikmah setelah

melaksanakan shlat fardu

2. Memiliki akhlak (adab)

yang baik dalam

beribadah dan

berinteraksi dengan diri

sendiri, sesama dan

lingkungannya

2.1 Memiliki sikap rela melakukan

adzan dan iqomah ketika akan

shalat fardu

2.2 Memiliki sikap rela melakukan

shalat ketika ada panggilan adzan

2.3 Membiasakan menyegerakan

salat ketika ada panggilan adzan

3. Memahami pengetahuan

faktual dengan cara

mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan

menanya berdasarkan

rasa ingin tahutentang

al-Qur’an, Hadis,

fiqih,akidah, akhlak, dan

3.1 Menghafal bacaan adzan dan

iqamah.

3.2 Mengetahui manfaat dari

panggilan adzan

3.3 Mengengenal ketentuan tata cara

salat fardu

3.4 Mendeskripsikan hal-hal yang

menjadi kesempurnaan salat

Page 50: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

38

sejarahIslam

4. Menyajikan

pengetahuan faktual

terkait dengan

pengembangan dari

yang dipelajari di

madrasah

4.1 Mempraktikkan adzan dan

iqamah

4.2 Mempraktikkan gerakan salat

fardu sesuai dengan bacaannya

Kelas VIII, Semester 2

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima dan

menghayati ajaran

agama Islam

1.1 Meyakini hikmah salat

berjamaah

1.2 Meyakini hikmah zikir setelah

salat fardu

1.3 Meyakini hikmah doa setelah

salat fardu.

2. Memiliki akhlak (adab)

yang baik dalam

beribadah dan

berinteraksi dengan diri

sendiri, sesama dan

lingkungannya

2.1 Membiasakan melaksanakan

salat berjamaah secara ikhlas

2.2 Menunjukan sikap rela

menerima perintah zikir setelah

salat fardu

2.3 Membiasakan berdoa setelah

salat fardu secaraikhlas

3. Memahami

pengetahuan faktual

dengan cara mengamati

[mendengar, melihat,

membaca] dan

menanya berdasarkan

3.1 Memahami ketentuan tata cara

salat berjamaah

3.2 Mengetahui manfaat zikir

setelah salat fardu.

3.3 Mengidentifikasi manfaat doa

setelah salat fardu

Page 51: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

39

rasa ingin tahutentang

al-Qur’an, Hadis, fiqih,

akidah, akhlak, dan

sejarah Islam

3.4 Mengetahui manfaat salat

berjamaah

3.5 Mengidentifikasi hal-hal yang

menjadi kesempurnaan salat

berjamaah

3.6 Menjelaskan hikmah salat

berjamaah

4. Menyajikan

pengetahuan faktual

terkait dengan

pengembangan dari

yang dipelajari di

madrasah

4.1 Mempraktikan shalat berjamaah

4.2 Mempraktikan zikir setelah

shalat fardu

4.3 Mempraktikan doa setelah shalat

fardu

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian

yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan.penelitian tersebut

adalah:

1. Penelitian ini dirujuk pada skripsi yang dilakukan oleh achmad Saifudin

(2010) dalam penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) di MAN 12 Jakarta Barat. Kesimpulan dari

penelitian ini bahwa Hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, serta siswa aktif dan berfikir kritis dalam proses

pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dalam pembelajaran Kimia.

2. Penelitian yang dilakukan Suherman dalam skripsi yang berjudul: “Upaya

meningkatkan hasil belajar fisika melalui penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (BPL)” dari penelitian yang telah dilakukan

diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Page 52: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

40

Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan model pembelajaran

Problem Based Learning secara umum dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Peningkatan ini tidak hanya berupa peningkatan kognitifnya

saja, melainkan peningkatan pada ranah akfektif dan psikomotoriknya juga.

C. Kerangka Berfikir

Penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah(Problem Based

Learning), dapat membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk

mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan

menyenangkan. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih

menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif

dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa perlu belajar berfikir,

memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan dan

keterampilan, serta saling memberitahukan pengetahuan, konsep kepada

siswa yang membutuhkan.

Pembelajaran model Problem Based Learning dalam Fikih diduga dapat

membantu para siswa dalam meningkatkan efektivitas belajarnya. Para siswa

dalam kelompok dapat bekerja sama dalam mengerjakan tugas, memecahkan

masalah, dan dapat saling bertukar pendapat dengan yang lain sehingga siswa

akan termotivasi untuk berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran.

Salah satu metode dalam pembelajaran ini yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam belajar adalah model pembelajaran berbasis

masalah(Problem Based learning). Pembelajaran ini diterapkan dalam proses

belajar dan pembelajaran Fikih pada konsep materi di kelas VIII dengan

menggunakan diskusi kelompok sehingga meningkatkan hasil belajar siswa

dalam belajar Fikih.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan hasil penelitian yang relevan di atas,

maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: “Penggunaan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dapat

meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa dalam belajar Fiqh pada

Page 53: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

41

materi akhlak (adab) siswa kelas VIII di MTs Khazanah Kebajikan Pondok

Cabe Ilir”.

Efektivitas dapat dijadikan ketercapaian KKM untuk mengukur

keberhasilan pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat

keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas

sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor di

dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas merupakan

suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran

mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar salah satunya

ditentukan oleh faktor model pembelajaran yang dipilih dan diterapkan oleh

guru. Model tersebut dapat membantu guru untuk mengoptimalkan proses

pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan

maksimal. Oleh karena itu guru hendaknya mampu menerapkan model

pembelajaran yang sesuai dan tepat sebagai upaya mencapai keberhasilan

pembelajaran.

Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi tersebut adalah

model pembelajaran Berbasis Malasah(Problem Based Learning). Model

pembelajara PBL merupakan alternatif pengajaran yang memberikan suasana

baru dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar dirancang dalam bentuk

pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling bekerja sama saling

membantu dalam memahami materi pelajaran dan mengerjakan lembar kerja.

Model pembelajaran PBL yang diterapkan pada pokok bahasan tentang

akhlak (adab) diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan hasil belajar

siswa.

Berdasarkan pokok pikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis

tindakan sebagai berikut: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran fiqih

terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Mts Khazanah Kebajikan Pondok

Cabe Pamulang.

Page 54: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MTs Khazanah Kebajikan

Pondok Cabe Pamulang Tangerang Selatan, penelitian dilakukan pada siswa

kelas VIII semester ganjil selama bulan September sampai bulan November

tahun ajaran 2013-2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas

(classroom action research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

dilakukandikelas terhadap proses belajar mengajar Fikih menggunakan

metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan

beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiridari empat tahapan yaitu

perencanaan tindakan (planing), penerapan tindakan (action), mengobservasi

dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing) dan melakukan

refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan ataupeningkatan yang di

harapkan.1

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(PTK) yaitu suatu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian

dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin

inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang

terjadi.2

Dengan demikian, prosedur langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini

akan mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang telah umum

dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas ini berdiri dari empat rangkaian

1 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.

5, h. 16 2 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PR Remaja

Rosdakarya, 2006), cet, 2, h. 11

42

Page 55: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

43

kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, pada penelitian ini peneliti

menggunakan tiga siklus. Prosedur penelitian tersebut terdiri dari empat tahap

kegiatan setiap siklus, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan menyusun RPP

bersama guru bidang studi.

2. Tindakan (acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan

pada tahap perencanaan

3. Pengamatan (Observing)

Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar

mengajar berlangsung dengan lembar observasi

4. Refleksi (reflection)

Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah

diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai

dengan tujuan yang direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan

akan digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

C. Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MTs Khazanah Kebajikan yang terletak di

Jalan Talas I Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Banten. Penelitian

dilakukan di kelas VIII A yang berjumlah 30 orang.

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini

peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning). Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru Fikih dan

siswa kelas VIII MTs Khazanah Kebajikan. Guru bidang studi Fikih dalam

penelitian ini terlibat sebagai observer sedangkan siswa kelas VIII sebagai

objek dari penelitian ini.

Page 56: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

44

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam pelaksanaannya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian

bertindak sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran Fikih dengan

menerapkan model pembelajaran Problem based learning (PBL). Sedangkan

guru bidang studi Fikih dalam penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan

observer. Dimana guru membantu peneliti dalam hal membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membantu dalam melakukan refleksi dan

menentukan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus

selanjutnya. Selain itu, guru bidang studi sebagai pemberi penilaian terhadap

peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dan mengamati seluruh aktivitas belajar Fikih siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti dan guru bidang studi masing-masing memiliki kedudukan yang

setara artinya masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling

membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan

penelitian pendahuluan (pra penelitian). Kemudian akan dilanjutkan dalam

Tiga siklus pada Mata Pelajaran Fikih. Hal ini dimaksudkan untuk melihat

perkembangan efektivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah

diberikan tindakan. Bila pada siklus I terdapat masalah dalam tindakan, dan

indikator keberhasilan belum tercapai. Selanjutnya, dilakukan tindakan ulang

melalui siklus berikutnyan (siklus II) lebih banyak diarahkan pada perbaikan

dan penyempurnaan terhadap kekurangan yang terdapat pada siklus I.

Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian Pendahuluan

a. Wawancara antara peneliti dengan guru serta peneliti dengan siswa

tentang tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa, Respon siswa

terhadap mata pelajaran Fiqh.

Page 57: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

45

b. Observasi proses pembelajaran

Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran Fiqh di kelas VIII MTs. Khazanah Kebajikan Pondok

Cabe. Peneliti mengamati segala aktivitas siswa dan guru dalam

proses pembelajaran Fiqh di kelas tersebut.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Peneliti dan guru bidang studi Fiqh bekerjasama membuat acuan

program pembelajaran berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning).

2) Guru bidang studi Fiqh menentukan materi yang akan diajarkan

oleh peneliti untuk setiap pertemuan

3) Peneliti membuat instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar

observasi guru pada KBM, lembar wawancara untuk guru dan

siswa, lembar kerja siswa (LKS) serta lembar soal pada akhir

siklus ini.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkah-

langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based

learning) kepada siswa

2) Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan

metode diskusi dengan menggunakan LKS

3) Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses

pembelajaran

4) Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama

menyimpulkan materi pembelajaran

5) Guru memberikan tugas kepada siswa pada materi yang akan

dibahas selanjutnya.

c. Tahap Observasi

1) Observer (guru bidang studi ) mencatat secara detail aktivitas

Page 58: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

46

guru dan siswa di kelas pada format observasi.

2) Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui

tanggapan tentang proses pembelajaran metode Problem Based

Learning (PBL) yang telah dilaksanakan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi Fiqh melakukan

refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan memproses data

yang didapat saat dilakukan pangamatan atau observasi tindakan.

Kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap

perencanaan siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Guru membuat acuan program pembelajaran rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Peneliti membuat instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar

observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar

siswa, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar kerja

siswa (LKS) serta lembar soal pada akhir siklus ini.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Guru melakukan proses model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) dengan menggunakan metode

diskusi.

2) Peneliti membagikan LKS kepada siswa, untuk dikerjakan

secara kelompok.

3) Setelah semua kelompok mengerjakan LKS, peneliti meminta

hasil kerja setiap kelompok di kemukakan di depan kelas.

Apabila hasil kerja kelompok ada yang berbeda, peneliti

kelompok tersebut mengemukakan alasannya.

4) Pada akhir pelajaran guru dan siswa bersama-sama

menyimpulkan materi pelajaran.

c. Tahap Observasi dan evaluasi

Page 59: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

47

1) Observer (guru bidang studi Fiqh) mencatat secara detail

aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi

2) Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui

tanggapan tentang proses pembelajaran Problem Based

Learning (BPL) yang telah dilaksanakan

d. Tahap Analisis dan Refleksi

1) Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II.

2) Menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran siklus II

dengan melihat perkembangan peningkatan aktivitas siswa, tes

hasil belajar dan wawancara. Jika masih terdapat kekurangan

dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya. Tetapi, jika pada saat

refleksi dari siklus II sudah tidak ditemukan masalah, dan

indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian

diberhentikan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), hasil penelitian

yang diharapkan oleh penulis adalah hasil belajar Fiqh siswa semakin

meningkat, sehingga dapat memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang

diharapkan. Penelitian akan dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah

tercapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 70.

G. Data dan Sumber data

Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pre test dan post

test, lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan

siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah Guru, siswa, dan

peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari tes (pre test dan post test), lembar observasi KBM, dan pedoman

wawancara. Berikut penjelasan instrument- instrument tersebut:

1. Tes (Pre Test dan Post Test)

Page 60: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

48

Tes tertulis ini berupa test awal (Pre test) dan test akhir (post test). Tes

awal adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir

pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran

berlangsung. Soal – soal tes awal dibuat sama dengan soal – soal tes akhir.

Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 15

soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII A sebelum dan sesudah

pembelajaran untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah aktivitas pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning).

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi

kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui

tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Fiqh.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara, tahap analisis dilakukan dengan

menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga

dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses

pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning).

4. Lembar Soal Tes Akhir Siklus

Lembar soal diberikan kepada siswa – siswi untuk mengetahui tingkat

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Lembar soal pada akhir siklus

I, II, dan III berbentuk soal pilihan ganda.

5. Foto

Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung

pada siklus I dan siklus II.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara – cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkam data, biasa disebut dengan metode

Page 61: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

49

pengumpulan data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

penelitian ini terdiri dari tes (pre test dan post test) sebagai instrument

penelitian, serta lembar observasi dan juga wawancara. Sebelum memulai

proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti memberikan tes kemampuan

awal (pre test) pada siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari,

kemudian disetiap pertemuan guru kolaborator mengisi lembar observasi

yang setiap siklus akan analisis bersama peneliti. Kemudian guru

memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah mengikuti proses

belajar mengajar dengan menggunakan strategi Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning).

Berikut penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan:

1. Pre Test dan Post Test

Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti

memberikan tes kemampuan awal (pre test) pada siswa mengenai pokok

bahasan yang akan dipelajari. Lalu guru memberikan tes akhir (post test)

kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk

mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga

untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Fiqh.

3. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh data dengan cara Tanya jawab

secara langsung, bertatap muka antara penanya dengan responden.

Wawancara sebagai alat penilaian, wawancara dapat digunakan untuk

menilai hasil dan proses belajar, bisa berinteraksi langsung dengan siswa

sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan

mendalam.3

3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), cet, 18, h. 68

Page 62: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

50

Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan

menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek.

Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek

pada proses pembelajaran yang menggunakan strategi Pembelajaran

Berbasis Maalah (Problem Based Learning).

4. Foto

Pengambilan gambar sebagai dokumentasi saat dilakukan tindakan kelas.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Data yang terkumpul pada siklus pertama dianalisa observer dan

didiskusikan bersama kolaborator, kemudian di deskripsikan sebagai bahan

penyusunan perencanaan pada pembelajaran siklus kedua.

Data yang terkumpul pada siklus pertama dan siklus kedua yang

diperoleh melalui observasi langsung dan tes, kemudian diamati dan dianalisa

oleh observer dan kolaborator, selanjutnya dideskripsikan sebagai bahan

untuk mencari alternatif tindakan lain untuk melakukan siklus berikutnya,

apabila pada siklus kedua ini pelaksanaan proses belajar belum mengalami

kemajuan.

Berdasarkan sifat dan jenis data dalam penelitian tindakan kelas ini,

penulis menganalisa data dengan menggunakan tehnik analisa komparasional.

Tehnik analisa komparasional adalah tehnik analisa statistik yang melakukan

perbandingan antara dua variable.4

Adapun rumus yang penulis gunakan untuk menganalisa data yang telah

didapat adalah rumus Tes “t” untuk dua sample kecil yang saling

berhubungan, secara operasional analisa dilakukan melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Mencari D (Difference = Perbedaan) antara skor Variabel I dan skor

Variabel II. Variable I diberi lambang X dan Variabel II diberi

lambing Y, maka D = X – Y.

2. Menjumlahkan D, sehingga diperoleh ∑

4 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),

Cet 15, h, 277

Page 63: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

51

3. Mencari Mean dari Difference, dengan rumus MD =

4. Menguadratkan D, setelah itu dijumlahkan sehingga diperoleh ∑ .

5. Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD), dengan rumus:

6. Mencari Standard Error dari mean of Difference, yaitu:

7. Mencari to dengan menggunakan rumus

8. Memberikan interpretasi terhadap “to” dengan prosedur kerja sebagai

berikut:

a. Menguji signifikansi to dengan cara membandingkan besarnya to

(“t” hasil observasi atau “t” hasil perhitungan) dengan tt (harga

kritik “t” yang tercantum dalam Tabel nilai “t”), dengan terlebih

dahulu menetapkan degrees of freedom nya (df) atau derajat

kebebasannya (db), yang dapat diperoleh dengan rumus: df atau db

= N – 1.

b. Mencari harga kritik “t” yang tercantum pada Tabel Nilai “t”

dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik dari

taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data

Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan

analisis deskriptif. Data yang diperoleh diubah menjadi kalimat – kalimat

yang bermakna dan ilmiah.

Efektivitas pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran

Fikih di MTs. Khazanah Kebajikan, Pondok Cabe Pamulang, yaitu 70.

Tingkat efektivitas pembelajaran dibuat empat level, yaitu:

1. Di bawah KKM, yaitu < 70 tingkat efektivitasnya rendah.

2. Sesuai KKM, yaitu 70 – 74 tingkat efektivitasnya sedang.

Page 64: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

52

3. Di atas KKM, yaitu 76 – 88 tingkat efektivitasnya tinggi.

4. Di atas KKM, yaitu 89 – 100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi.

Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre

test dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara

hasilpre test dan post test.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Peneliti mengawali penelitian ini dengan dilakukannya penelitian

pendahuluan (pra penelitian), dan akan dilanjutkan dalam tiga siklus. Masing-

masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap

pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah

melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan

belum tercapai, maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.

Penelitian ini akan dihentikan jika indikator keberhasilan dalam proses

pembelajaran Fikih dengan menerapkan metode pembelajaran bernasis

masalah (problem based learning) telah tercapai, yaitu efektivitas siswa

meningkat dan hasil yang diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk

seluruh siswa, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan.

Page 65: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

53

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN

PEMBAHASAN

A. Deskrisi Data

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Khazanah Kebajikan Pondok

Cabe Ilir PamulangTangerang Selatan yang beralamat di Jl. Talas I Pondok Cabe Ilir

Pamulang Tangerang Banten. Sedangkan yang dijadikan sebagai kelas pelaksanaan

penelitian adalah kelas VIIIA MTs Khazanah Kebajikan yang berjumlah 30 orang.

Madrasah ini didirikan pada 17 Mei 1999 dan berada di bawah naungan yayasan

Khazanah Kebajikan yang menampung anak-anak Yatim Piatu, Yatim, dan Fakir miskin

yang bertujuan mencetak generasi muda yang Shalih dan Shalihah dengan ditunjang

wawasan pengetahuan yang berkualitas.

Dari sejak berdirinya, ia berusaha mendidik dan membina masyarakat disekitarnya.

Di samping dengan memberikan bantuan secara material juga memberikan sarana

pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi , dengan ketentuan

sekolah untuk kepentingan masyarakat umum, khususnya bagi mereka yang tergolong

yatim piatu, fakir miskin dengan tanpa dipungut biaya operasional pendidikan.1

Adapun para perintis sekaligus pendirinya ialah:

1. Drs. H. Fairuspuadi,

2. Agus Suwarno, M.A,

3. H. Suardin Mukmin, S. Sos.I,

4. H. Muhammad Syafi’i Thohir

5. H. Zulkarnain, S.Ag.

Sebagaimana halnya dengan kehadiran MTs-MTs pada umumnya, MTs. Khazanah

Kebajikan dimaksudkan untuk mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan yang

didasarkan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Hal itu

semakin nyata karena pada kenyataannya masyarakat Pondok Cabe Ilir Pamulang dan

1 Buku Pedoman Sekolah MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Pamulang kurikulum tahun 2013/2014

53

Page 66: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

54

sekitarnya memang cukup kental dengan nilai-nilai keagamaan Islam, sehingga kahadiran

MTs Khazanah Kebajikan sejalan dengan corak masyarakat Pondok Cabe Ilir-Pamulang

yang religius.

Namun demikian, sejalan dengan semakin mekarnya wilayah kota ke daerah-daerah

pingggiran DKI Jakarta, Daerah Pondok Cabe Ilir Pamulang kini telah menjadi

penyangga kota DKI Jakarta yang memiliki karakteristik masyarakat yang transisi, yakni

masyarakat yang memiliki shock dalam menghadapi perubahan-perubahan, khususnya

dalam bidang sosio-kultural dan ekonomi.

Ditengah-tengah kehidupan masyarakat seperti itu, MTs Khazanah Kebajikan

Pondok Cabe Ilir-Pamulang terpanggil untuk memberikan warna kehidupan masyarakat

Pondok Cabe Ilir-Pamulang yang disatu sisi mampu mengapresiasi perubahan-perubahan

yang diakibatkan adanya pemekaran wilayah Kota DKI Jakarta, tetapi di sisi lain juga

harus mampu mempertahankan nilai-nilai positif kehidupan budaya pribumi Pondok

Cabe Ilir-Pamulang yang bercorak religius. Atas dasar itulah, kini MTs Khazanah

Kebajikan ingin tampil sebagai Madrasah modern yang berkeinginan memberikan bekal

keagamaan kepada siswa/siswi/siswi MTs Khazanah Kebajikan sehingga mampu menjadi

insan yang modern yang ditandai dengan kecerdasan akal, tetapi disisi lain juga tampil

sebagai insan yang berbudi luhur yang lahir dari penghayatan dan sikap keberagamaan

(religiousitas) yang mendalam.2

1. Identitas Sekolah

a. Nama sekolah : MTs. Khazanah Kebajikan

b. Status : Swasta

c. Nomor NSM : 212.28.04.17.138

d. Alamat sekolah : Jl. Talas I Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Banten

e. Telp./Fax : (021) 74707253 / (021) 7495254

f. Jenjang Akreditasi : A (Unggul)

g. No. Akreditasi : Kw.28/I/Dam.005/006/2005

h. SK Pendirian : Wi/I/PP.00.5/1778/2000

2. Visi, Misi, dan Program Unggulan

2 Ibid

Page 67: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

55

a. Visi:

Visi yang dimiliki oleh MTs. Khazanah Kebajikan yaitu: “Terbentuknya anak

didik yang cerdas, berakhlak Islami, dan unggul dalam prestasi”.

b. Misi:

1) Merealisasikan lingkungan pendidikan yang aman, tertib dan disiplin.

2) Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

3) Menyediakan tenaga pendidik yang professional dan berdedikasi tinggi.

c. Program Unggulan

1) Menerapkan kurikulum terpadu yang merupakan ciri khas, pengayaan dan

pendalaman materi Bahasa Asing (Arab-Inggris), Matematika dan Komputer.

2) Menekankan pengajaran keagamaan, al-Qur’an, salat dhuha dan salat

berjama’ah.

3) Mengembangkan minat dan bakat siswa/siswi melalui kegiatan ekstrakurikuler:

olah raga, PMR, Pramuka, Paskibra, UKS, Muhadharah/speech, Qiro’at

Mujawwadah.

Dengan visi, misi dan program unggulan inilah yang membawa MTs ini kepada

kemajuan sehingga sekolah ini mendapat akreditasi A.

3. Dewan Guru dan Karyawan

a. Dewan Guru

Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan tenaga yang profesional agar

tercipta generasi yang berkompeten dan mempunyai skill yang memadai.

Adapun tenaga pengajar yang tersedia di MTs. Khazanah Kebajikan tahun

pelajaran 2012/2013, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Daftar Nama Dewan Guru MTs. Khazanah Kebajikan

NO NAMA GURU

PENGAMPU MATA PELAJARAN

PEND.

TERAKHIR

TAHUN MULAI

MENGAJAR

1 H. Zulkarnain, S.Ag Al-Qur’an-Hadits S1/KPI 1999

2 Dra. Silmi Yulia Aqidah Akhlak S1/PAI 1999

Page 68: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

56

3 Lilik wasliyah, S.Ag Fiqih S1/PBA 2000

4 Drs. Wijianto Sejarah Kebudayaan

Islam

S1/SKI 1999

5 H. Suardin, Sos.I S1/KPI

6 Muslih, S. S

Bahasa Arab

S1/Sastra

Arab 2012

7 H. Junaidi Irwanto,

S.Pd.I S1/PAI 1999

8 Eneng Sumarni, S.S Bahasa Inggris

S1/Sastra 2005

9 Edi Haryono, S.Pd S1/PBI 1999

10 Wahyudin, S.Pd Ilmu Pengetahuan

Sosial

S1/P.IPS 2003

11 Lia Mulyaningsih,

S.Pd S1 2011

12 Sutikyono, M.Pd

Matematika

S2/P.MIPA 2005

13 Syahidah Bela Nisa,

S.Pd S1/P.MTK 2013

14 Ima Nurmilah Syam,

S.Pd Fisika S1/P.Fisika 2011

15 Tatang Setiawan,

S.Pd Biologi S1/P.MTK 2006

16 Suriani, S.Pd Biologi S1/P.Biologi 1999

17 Dra. Ipah Latifah Seni Budaya S1/Tata Boga 2002

18 Sugeng Rahardjo,

S.Pd Bahasa Indonesia

S1/P.Bahasa

& Seni 2002

19 Rodhiatam Mardiah,

S.Pd S1/PBSI 2011

20 Lukmanul Hakim,

S.Ag TIK

S1/Aqidah

Islam 2011

21 Khoeron Najidin,

S.Pd.I S1/PAI 2008

22 H. Thoyib Bachtiar, PKN S2/Manajeme 2010

Page 69: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

57

MM n SDM

23 Ahmad Fathi,SE S1/Ekonomi 2012

24 Iswadi Nur, BA PenJasKes S1/P.PenJas 2006

25 H. Iskandar, S. Ag

Mulok Agama

S1/Tafsir

Hadits 2002

26 Dilia Hispanora, MA S2/Syari’ah 2005

27 Adisam S1/KPI 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa guru-guru MTs. Khazanah Kebajikan

mayoritas lulusan S1, sebanyak 24 orang, lulusan S2 sebanyak 3 orang. Kendatipun

demikian ada beberapa guru yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya masing-

masing, disebabkan keterbatasannya tenaga guru yang khusus sesuai fakultasnya

masing-masing.3

b. Karyawan

Untuk membantu proses belajar mengajar maka sekolah pun mempunyai beberapa

karyawan. Karyawan termasuk bagian yang penting untuk menentukan keberhasilan

kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan KBM di sekolah tidak terlepas dari

administrasi yang baik dan teratur serta terencana, Adapun keadaan tenaga karyawan

MTs. Khazanah Kebajikan yaitu:

Tabel 2

Data Karyawan MTs. Khazanah Kebajikan

No Nama Pendidikan

Terakhir Jabatan

1 Lukmanul Hakim, S.Ag S1 IAIN Kabag. TU

2 Umi Kalsum MAK Bendahara

3 Ibid

Page 70: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

58

3 Siti Awalyah SMK Staf TU/ Bendahara BOS

4 Martin SMU Kearsipan

5 Heriyanto SMAN Kabag. Perpustakaan

6 Supriyadi SMA Penjaga/Kebersihan

7 Ali SMA Pembina Osis

8 Hipni D.2 Guru Piket

9 Fathi S1 Guru Piket

4. Keadaan Siswa/siswi

Siswa/siswi merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting, karena

tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika tidak mempunyai

siswa/siswi.

Siswa/siswi di MTs. Khazanah Kebajikan berjumlah 422 orang. Pada setiap kelas

(VII, VIII dan IX) dibagi dalam beberapa kelas, yaitu kelas VII sebanyak 5 kelas,

kelas VIII sebanyak 2 kelas dan kelas IX sebanyak 3 kelas.

Hal ini disebabkan karena antusias masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke

MTs. Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang ini cukup tinggi, sehingga

pihak sekolah mempunyai kebijakan siswa/siswi yang masuk harus dibatasi. Dengan

pertimbangan sarana dan prasarana belum cukup representatif. Adapun jumlah

siswa/siswi pada setiap kelasnya yaitu sebagai berikut:

Tabel 3

Data Siswa/siswi MTs. Khazanah Kebajikan

Kelas/Tingkat Jumlah Murid

Jumlah L P

Page 71: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

59

VII

BP 9 13 22

A 20 24 44

B 16 29 45

C 20 26 46

VIII

BA 9 10 19

A 10 23 33

B 13 21 34

C 13 22 35

D 15 15 30

IX

A 10 26 36

B 10 25 35

C 20 13 33

Jumlah 165 247 412

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan siswa/siswi sebanyak

412 dengan klasifikasi untuk jumlah kali-laki sebanyak 165 orang dan untuk jumlah

perempuan sebanyak 247 orang, jadi jumlah keseluruhan adalah 412 orang.4

5. Sarana dan Prasarana

Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah

tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Suatu kegiatan

tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana tersebut. Adapun

sarana dan prasarana yang ada di MTs. Khazanah Kebajikan diantaranya yaitu:

Tabel 4

Sarana dan prasarana yang ada di MTs Khazanah Kebajikan

No Jenis Jumlah

1 Ruang kantor 2

4 ibid

Page 72: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

60

2 Ruang belajar 12

3 Ruang perpustakaan 1

4 Lab. Computer 1

5 Ruang guru 1

6 Ruang Kepala Sekolah 1

7 Ruang Osis 1

8 Lab. IPA 1

9 Mushalla 1

10 Lapangan olahraga 1

11 Kamar mandi/WC 5

12 Gudang 1

13 Televisi 4

14 WC Guru 1

15 WC Putra 2

16 WC Putri 2

17 Gudang 1

18 Kantin 2

19 Ruang BP 1

20 Ruang Tamu 1

21 OHP Proyektor 3

Page 73: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

61

2. Pembelajaran Fiqih di Kelas VIII MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir

Pamulang

Peneliti melakukan wawancara sebelum tindakan dengan guru Fikih kelas VIII pada

tanggal 6 September 2013. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses

pembelajaran Fikih di kelas VIII dan mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran

Fikih. Berdasarkan wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa pembelajaran Fikih

yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah dan

penugasan/latihan.5

Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIIIA sebagai kelas yang cocok untuk

penelitian, terkait dengan permasalahan efektivitas pembelajaran siswa dalam

meningkatkan hasil belajar Fikih. Penentuan ini didasarkan pada pengamatan yang

dilakukan oleh guru yang dilakukan selama mengajar di kelas tersebut. Dalam

pengamatan ini terlihat efektivitas belajar siswa masih rendah.

Melihat masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk mengatasi

masalah rendahnya efektivitas belajar siswa tersebut. Peneliti menggunakan 3 (tiga)

siklus dalam penelitian ini. Selain wawancara, peneliti juga memberikan pre test dan post

test pada subyek.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, pada penelitian ini dilakukan

proses perencanaan penelitian. Adapun proses perencanaannya adalah merencanakan

pembelajaran yang akan di terapkan dengan menggunakan strategi Pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based Learning), membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), membuat instrument- instrument penelitian yaitu membuat LKS

5 Lilik Wasliyah (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, MTs Khazanah Kebajikan Pondok

Cabe Pamulang, 6 September 2013

Page 74: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

62

untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus, lembar observasi guru pada

KBM, dan pedoman wawancara untuk guru dan siswa.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru

Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai

dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan ( 4x40 menit ) dengan

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning ). Pada

pertemuan pertama ini siswa yang tidak hadir 3 siswa sedangkan pada pertemuan kedua

siswa hadir semua. Pembelajaran ini terdiri dari tiga bagian yaitu penjelasan materi,

diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan. Pelaksanaan penerapan dengan

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) di kelas

VIIIA sebagai berikut:

Tabel 5

Tindakan Siklus I

No Tahapan Tindakan Siswa

1 Orientasi

siswa pada

masalah

a. Guru menjelaskan

tujuan pembelajaran

dan kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan

siswa dalam diskusi

kelompok.

b. Guru memotivasi

siswa untuk aktif

dalam pembelajaran.

c. Guru menjelaskan

materi pelajaran dan

memberikan masalah

a. Siswa mendengarkan, menyimak

dan mencatat penjelasan guru.

b. Siswa termotivasi untuk aktif

dalam pembelajaran

Page 75: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

63

berupa LKS yang

telah dibuat guru.

2 Mengorgani

sasi siswa

untuk

belajar

a. Pada tahap ini guru

membagi siswa

kedalam kelompok

yang terdiri dari

teman sebangku dan

meminta setiap

kelompok untuk

menggunakan ide dari

kelompoknya sendiri

menyelesaikan

masalah yang

diberikan.

b. Guru

menginformasikan

kepada siswa untuk

mempersiapkan diri

menjawab pertanyaan

di depan kelas

a. Siswa bekerjasama dalam kelompok

untuk menyelesaikan LKS yang

diberikan

3 Membimbi

ng

penyelidik

an individu

maupun

kelompok

a. Guru mengaktifkan

diskusi antar

kelompok dan

berkeliling memantau

kerja masing-masing

kelompok serta

membantu kelompok

yang mengalami

kesulitan

a. Siswa menyusun jawaban yang akan

digunakan untuk menjawab didepan

kelas.

b. Siswa melakukan tanya jawab

pada kelompok masing-masing

4 Mengemba

ngkan dan

a. Secara random, guru

menunjuk salah satu

a. Setiap kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya didepan kelas.

Page 76: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

64

menyajika

n hasil

karya

kelompok untuk

mempresentasikan

hasil kerja diskusi

kelompok, serta

kelompok lain sebagai

penyangga dan akan

mempersiapkan

pertanyaan.

b. Guru berperan sebagai

fasilitator dan

mediator

b. Siswa diarahkan dan dimotivas

iuntuk membuat atau menjawab

pertanyaan

5 Menganali

sis dan

mengevalu

asi proses

pemecahan

masalah

a. Guru membantu siswa

untuk melakukan

refleksi atau evaluasi

terhadap jawaban

yang dibuat.

b. Guru memberikan

informasi dan

klarifikasi terhadap

pertanyaan dan

jawaban dari siswa

c. Observasi

Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir siklus untuk

memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Subyek mulai menyukai pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah (PBL)

2. Subyek lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalam belajar menggunakan

model PBL dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya.

3. Subyek mudah mengingat materi yang disampaikan oleh penelitidengan

Page 77: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

65

menggunakan model PBL.

4. Pembelajaran menyenangkan sehingga membuat subyek beraniuntuk bertanya.

5. Subyek merasa pada saat diskusi kelompok, terjadi dominasi tugaspada subyek

yang lebih pintar dan kurangnya kerjasama antarkelompok.

Kriteria ketuntasan maksimal adalah 70 namun pada siklus pertamaini Pre Test

belum memenuhi KKM yaitu 3,11 begitu pula dengan nilai PostTest yaitu 6,37 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6

Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Tes Siklus I

No Nama Siswa Pre Test Post Test

1 Adam Lazuardy R 2,7 6

2 Ade Muhidin 2 6

3 Ahmad Ardi pratama 2 7,3

4 Aldira Novalita 4 6

5 Alfiansyah 4 7,3

6 Ana Soparina Yasrifa 2 5,3

7 Anita Siti Pamira 2,7 6

8 Aprilyanti 4 6

9 Aulia Mahmudah 4 4,7

10 Chaerunissa 3,3 6,7

11 Erika Oktarizkia 2 6

12 Etin Maryati 4 8

13 Faira Nastiara 2 6

14 Fariha Syakur 2 6,7

15 Feri Permadi 3,3 7,3

16 Fikri Zulfikar Ababil 2 6

17 Hendang Irawan 4 8

18 Lisda Herlina 2 5,3

19 Lukmanul Hakim 2 5,3

20 M. Ichsan Dzajuli 2 6

21 Natasya 3,3 6

22 Noval Nurcahya 4 5,3

23 Rahma Maulana 4,7 8

24 Rifki Faudilah 4,7 6

25 Sinta Rahmawati 2 6

26 Siti Masitoh 2 6,7

27 Syahrul Maulana 4 5,3

28 Wahyu Rahmatullah 3,3 6

Page 78: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

66

29 Yahman Suryaman 4,7 8

30 Yandi Novarizal 4 8

Rata-rata 3,11 6,37

d. Refleksi

Secara garis besar kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dapat dikatakan masih

kurang. Hasil belajar siswa dalam bentuk Pre Test dan Post Test masih rendah karena

belum memenuhi KKM 70.

Tahap ini oleh peneliti dan guru bidang studi setelah melakukan analisis pada siklus

I. berdasarkan analisis pada observasi, wawancara dan tes ditemukan beberapa

kekurangan yang ada pada siklus I. hasil tersebut dijelaskan pada tabel 7 berikut:

Tabel 7

Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I

No Kekurangan-kekurangan Perencanaan perbaikan pada

Siklus II

1 Pada awal pembelajaran,

masih ada siswa yang

ngobrol dengan temannya

dalam proses diskusi

Memberikan pengurangan

skor pada siswa yang berbuat

kesalahan

2 Kemampuan bertanya dan

menjawab siswa masih

rendah dilihat dari jumlah

siswa yang aktif

Peneliti mengarahkan siswa

lebih banyak membaca buku

pelajaran dan lebih aktif

dalam kegiatan pembelajaran

dengan memberikan point

plus dalam pembelajaran

3 Siswa masih malu untuk

mengangkat tangannya

ketika akan menjawab

pertanyaan yang diajukan

oleh peneliti. Siswa sering

Memberikan hadiah pada

siswa yang berani

mengangkat tangannya untuk

menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti

Page 79: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

67

menjawab pertanyaan

secara bersamaan

4 Beberapa siswa masih

malu untuk bertanya jika

ada pembahasan materi

yang belum dimengerti

siswa

Mengarahkan siswa untuk

bertanya pada pembahasan

yang belum dimengerti

5 Siswa masih merasa takut

untuk mengerjakan hasil

karyanya didepan kelas,

sehingga siswa hanya

mengandalkan

kelompoknya saja

Memilih satu siswa dari

pasangan yang mendapat

giliran mengerjakan hasil

kerjanya dalam kelompok

6 Siswa mulai merasa bosan

dengan diskusi kelompok

yang dilakukannya

Diadakan sebuah permainan

antar kelompok dan adanya

pemberian reward (hadiah)

pada kelompok yang menang

Dengan melihat hasil refleksi pada siklus I dan belum tercapainya indikator

keberhasilan yang ditetapkan karena masih rendahnya efektivitas dan hasil belajar siswa

dilihat dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 70 yang belum tercapai, maka

penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang

telah disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I

4. Tindakan Pembelajaran Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan metode

pembelajaran (problem based learning) yang mengacu pada hasil observasi siklus I,

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrument-instrumen

penelitian yaitu lembar observasi guru pada KBM, pedoman wawancara untuk guru dan

siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus II ini.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru

Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai

Page 80: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

68

dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.

Pada siklus II ini guru mengkondisikan kelas dan meningkatkan kegiatan pada setiap

pembelajaran PBL agar pembelajaran berjalan lebih baik dari pembelajaran siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran siklus II ini terdiri dari 2 pertemuan (4x40 menit) dengan

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Pada

pertemuan ketiga dan keempat ini semua siswa hadir. Pembelajaran ini terdiri dari 3

bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan.

Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan sebagai berikut:

Tabel 8

Tindakan siklus II

No Tahapan Tindakan siswa

1 Orientasi siwa pada

masalah

a. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan

kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan siswa

dalam diskusi kelompok

b. Guru memotivasi siswa

untuk aktif dalam

pembelajaran

c. Guru menjelaskan materi

pelajaran dan

memberikan masalah

berupa LKS yang telah

dibuat guru

a. Siswa

mendengarkan,

menyimak dan

mencatat

penjelasan guru.

b. Siswa termotivasi

untuk aktif dalam

pembelajaran

2 Mengorganisasi siwa

untuk belajar

a. Guru mengarahkan siswa

untuk kumpul dalam

kelompoknya

b. Guru menginformasikan

kepada siswa untuk

mempersiapkan diri

Siswa bekerjasama

dalam kelompok

untuk menyelesaikan

LKS yang diberikan

Page 81: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

69

untuk melakukan

presentasi didepan kelas

3 Membimbing

menyelidikan individu

maupun kelompok

a. Guru memberikan

bimbingan agar

dilakukan tanya jawab

dalam kelompok sebagai

persiapan presentasi

b. Guru melakukan

bimbingan kepada setiap

kelompok

a. Siswa menjawab

LKS yang

digunakan untuk

presentasi

b. Siswa melakukan

tanya jawab pada

kelompok masing-

masing

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

a. Secara random, guru

menunjuk salah satu

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

kerja diskusi kelompok,

serta kelompok lain

sebagai penyangga dan

akan mempersiapkan

pertanyaan

b. Guru berperan sebagai

fasilitator dan mediator

a. Setiap kelompok

mempresentasikan

hasil diskusinya

didepan kelas

b. Siswa diarahkan

dan dimotivasi

untuk membuat

atau menjawab

pertanyaan

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

a. Guru membantu siswa

untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap

jawaban LKS yang

dibuat

b. Guru memberikan

informasi dan klarifikasi

terhadap pertanyaan dan

jawaban dari siswa

Siswa menyimak

penjelasan dari guru

Page 82: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

70

a. Observasi

Hasil observasi ditulis pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

Adapun dari apa yang peneliti dan kolaborator amati selama kegiatan pembelajaran, data

yang didapat peneliti setelah melakukan pengamatan mengenai proses pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

pada siklus kedua dapat dilihat pada uraian hasil pengamatan berikut ini:

Pada siklus kedua dalam memberikan apersepsi dan motivasi guru sudah sangat baik.

Penyajian materi pun sudah sesuai dengan RPP. Penataan tempat belajar tidak berbeda

dengan suasana siklus pertama nyaman, bersih dan menyenangkan.

Pada saat mengerjakan soal Pre Test dan Post Test siswa sudah mulai mandiri dan

tidak ada lagi yang sibuk bertanya pada temannya serta mampu menyelesaikan soal tepat

pada waktunya. Hasil belajar pada siklus kedua ini telah meningkat dari siklus pertama,

meskipun hasilnya belum memuaskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 9

Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus II

No Nama Siswa Pre Test Post Test

1 Adam Lazuardy R 4 8

2 Ade Muhidin 3,3 6

3 Ahmad Ardi pratama 4 8

4 Aldira Novalita 4,7 7,3

5 Alfiansyah 5,3 8

6 Ana Soparina Yasrifa 4,7 7,3

7 Anita Siti Pamira 4 6,7

8 Aprilyanti 4,7 7,3

9 Aulia Mahmudah 5,3 6,7

10 Chaerunissa 4 7,3

11 Erika Oktarizkia 4 6,7

12 Etin Maryati 5,3 8,7

13 Faira Nastiara 3,3 6,7

14 Fariha Syakur 4 8

15 Feri Permadi 4 8

16 Fikri Zulfikar Ababil 3,3 6,7

17 Hendang Irawan 4,7 8

18 Lisda Herlina 4 7,3

19 Lukmanul Hakim 4 7,3

Page 83: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

71

20 M. Ichsan Dzajuli 3,3 7,3

21 Natasya 4 8

22 Noval Nurcahya 4 6

23 Rahma Maulana 4,7 8

24 Rifki Faudilah 5,3 8

25 Sinta Rahmawati 5,3 8,7

26 Siti Masitoh 4,7 7,3

27 Syahrul Maulana 4 7,3

28 Wahyu Rahmatullah 4 8

29 Yahman Suryaman 4,7 7,3

30 Yandi Novarizal 5,3 8

Rata-rata 4,33 7,58

Pada siklus kedua hasil rata-rata Post test sudah mencapai KKM yaitu 7,58. Namun,

nilai tersebut belum memuaskan dan masih ada tujuh orang siswa yang nilainya di bawah

KKM.

b. Tahap refleksi

Secara garis besar kegiatan pembelajaran siswa pada siklus kedua sudah lebih baik

dari siklus pertama. Pengelolaan kelas sudah cukup baik meskipun masih ada dua orang

siswa yang mengobrol di saat proses pembelajaran berlangsung.

Interaksi siswa pada proses pembelajaran pun sudah terlihat aktif dengan bertanya

ataupun menjawab pertanyaan. Pada saat pemberian kesimpulan banyak siswa yang ingin

memberikan kesimpulan.

Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus II, maka peneliti

mengidentifikasikan permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran pada siklus II.

Dari hasil observasi dan wawancara ditemukan permasalahan diantaranya:

Tabel 10

Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus II

No Permasalahan Rencana perbaikan

1 Saat diskusi berlangsung masih

ada kelompok yang terlihat

main-main.

Siswa yang masih terlihat

main-main tidak diperkenankan

mengikuti pelajaran.

2 Ada siswa yang tertidur pada

saat guru menjelaskan

Memerintahkan siswa yang

terlihat tidur untuk

Page 84: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

72

menerangkan materi pelajaran

kepada teman-temannya.

3 Masih ada siswa yang merasa

bingung dan tidak bisa

mengerjakan soal latihan/LKS

Memberikan penjelasan secara

lebih detail tentang soal-soal

yang diberikan dan membahas

bersama-sama untuk soal yang

sulit.

Walaupun mengalami peningkatan, hasil Pre Test pada siklus kedua belum

memuaskan sedangkan hasil rata-rata Post Test telah memenuhi KKM. Namun, masih

ada tujuh orang siswa yang hasilnya belum memenuhi KKM. Berdasarkan musyawarah

antar kolaborator dan peneliti maka diperlukan siklus berikutnya.

5. Tindakan Pembelajaran Siklus III

a. Tahapa Perencanaan

Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), membuat

RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrument-instrumen penelitian

yaitulembar observasi guru pada KBM, pedoman wawancara untuk guru dan siswa,

membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus II ini.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru

Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai

dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran siklus III ini terdiri dari 2 pertemuan (4x40 menit) dengan

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBL). Pada pertemuan kelima,

dua orang siswa tidak hadir dan keenam ini semua siswa hadir. Pembelajaran ini terdiri

dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan

pembahasan. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan sebagai

berikut:

Page 85: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

73

Tabel 11

Tindakan Siklus III

No Tahapan Tindakan siswa

1 Orientasi siswa pada

masalah

a. Guru menjelaskan

tujuan pembelajaran

dan kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan

siswa dalam diskusi

kelompok

b. Guru memotivasi siswa

untuk aktif dalam

pembelajaran

c. Guru menjelaskan

materi pelajaran dan

memberikan masalah

berupa LKS yang telah

dibuat guru

c. Siswa

mendengarkan,

menyimak dan

mencatat

penjelasan guru.

d. Siswa termotivasi

untuk aktif dalam

pembelajaran

2 Mengorganisasi siwa untuk

belajar

c. Guru mengarahkan

siswa untuk kumpul

dalam kelompoknya

d. Guru

menginformasikan

kepada siswa untuk

mempersiapkan diri

untuk melakukan

presentasi didepan

kelas

Siswa bekerjasama

dalam kelompok

untuk menyelesaikan

LKS yang diberikan

3 Membimbing menyelidikan

individu maupun kelompok

c. Guru memberikan

bimbingan agar

dilakukan tanya jawab

dalam kelompok

c. Siswa menjawab

LKS yang

digunakan untuk

presentasi

Page 86: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

74

sebagai persiapan

presentasi

d. Guru melakukan

bimbingan kepada

setiap kelompok

d. Siswa melakukan

tanya jawab pada

kelompok masing-

masing

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

c. Secara random, guru

menunjuk salah satu

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

kerja diskusi kelompok,

serta kelompok lain

sebagai penyangga dan

akan mempersiapkan

pertanyaan

d. Guru berperan sebagai

fasilitator dan mediator

c. Setiap kelompok

mempresentasikan

hasil diskusinya

didepan kelas

d. Siswa diarahkan

dan dimotivasi

untuk membuat

atau menjawab

pertanyaan

c. Observasi

Pada siklus ketiga ini, berdasarkan pre test dan post test dan juga observasi yang

dilakukan terdapat peningkatan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari

nilai ulangan seluruh siswa yang meningkat dan melebihi KKM. Terdapat peningkatan

pula antara nilai pre test dengan nilai post test siswa.

Hasil belajar pada siklus ketiga ini menunjukkan seluruh siswa memperolehnilai di

atas KKM. Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus IIIini menunjukkan

perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus III inidirangkum sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) ini sangat cocok

diterapkan dalam pelajaran Fikih, terutama dalam materi shalat, zakat dll.

2. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelumtindakan yang

hanya menggunakan metode ceramah.

3. Subyek terlihat senang saat belajar Fikih

4. Seluruh subyek menyukai pembelajaran dengan menggunakan model PBL

Page 87: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

75

5. Subyek mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karenamulai ada

perubahan pada kerjasama yang dilakukan.

6. Semua subyek mengatakan lebih mudah menerima pelajaran dansuasana belajar

menjadi lebih menyenangkan.6

Tabel 12

Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus III

No Nama Siswa Pre Test Post Test

1 Adam Lazuardy R 6,7 8,7

2 Ade Muhidin 6 8

3 Ahmad Ardi pratama 6 8,7

4 Aldira Novalita 6,7 8,7

5 Alfiansyah 6 8

6 Ana Soparina Yasrifa 6 8,7

7 Anita Siti Pamira 7,3 8

8 Aprilyanti 6 8

9 Aulia Mahmudah 6 10

10 Chaerunissa 7,3 8

11 Erika Oktarizkia 6 9,3

12 Etin Maryati 8 10

13 Faira Nastiara 6 8

14 Fariha Syakur 6 8

15 Feri Permadi 7,3 9,3

16 Fikri Zulfikar Ababil 6,7 8,7

17 Hendang Irawan 6,7 8

18 Lisda Herlina 6 8

19 Lukmanul Hakim 6 8,7

20 M. Ichsan Dzajuli 6 8

21 Natasya 7,3 8

22 Noval Nurcahya 6,7 8,7

23 Rahma Maulana 7,3 9,3

24 Rifki Faudilah 8 10

25 Sinta Rahmawati 6 10

26 Siti Masitoh 6 8,7

27 Syahrul Maulana 7,3 9,3

28 Wahyu Rahmatullah 6,7 8,7

29 Yahman Suryaman 6,7 8

30 Yandi Novarizal 7,3 9,3

Rata-rata 6,60 8,70

6 Lilik Wasliyah (Guru Kolaborator) dan subyek (siswa), Wawancara Setelah Tindakan, MTs Khazanah

Kebajikan Pondok Cabe, 23 Oktober 2013

Page 88: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

76

Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya efektifitas dan hasil

belajar siswa dalam belajar Fikih dilihat dari nilai post test subyek yang meningkat dan

melebihi KKM oleh seluruh subyek, maka penelitian ini dihentikan pada siklus III dan

dianggap model pembelajaran PBL dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar

siswa dalam belajar Fiqh.

d. Tahap Refleksi

Secara garis besar kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada siklus ketiga telah

berhasil. Antusias siswa dalam proses pembelajaran pada siklus ketiga sudah sangat baik,

siswa terlihat aktif dari awal proses pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran.

Keadaan kelas juga sudah menunjukkan hasil memuaskan, pada siklus ketiga ini suasana

kelas lebih tenang dari pada siklus sebelumnya karena siswa sudah bisa menghargai

ketika temannya sedang menyajikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Ketika

mengerjakan soal Post Test pun siswa sudah mulai serius dan tidak ada lagi yang sibuk

bertanya pada temannya.

Hasil belajar siswa dalam bentuk Post Test sudah lebih baik dari siklus pertama dan

kedua serta telah memenuhi KKM dan hasil belajar seluruh siswa telah memenuhi

standar KKM.

Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi bahwa

siswa sangat antusias terhadap pembelajaran Fiqh menggunakan metode pembelajaran

berbasis masalah (PBL). Dan guru bidang studi mengatakan bahwa penerapan model

pembelajaran ini telah dilaksanakan dengan baik, sehingga benar-benar meningkatkan

hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil refleksi siklus III ini, yaitu bahwa kedua indikator keberhasilan

telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampaidengan siklus ketiga.

B. Pembahasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Setiap siswa dituntut untuk

mendapatkan hasil yang terbaik dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan nyata.

Sehingga hasil belajar tidak hilang begitu saja ketika proses pembelajaran selesai, namun

bisa bertahan dan dapat digunakan ketika diperlukan.

Page 89: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

77

Perbandingan hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkannya metode

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) terhadap materi dan siklus yang

sama dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13

Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil

Belajar Fiqh Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya

Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Siklus I

No

Nama Siswa

Skor Hasil Belajar

D =

(X.Y)

=

Sebelum

(x)

Sesudah

(y)

1 Adam Lazuardy R 4 6 -2 4

2 Ade Muhidin 4 6 -2 4

3 Ahmad Ardipratama 6 7,3 -1,3 1,7

4 Aldira Novalita 4 6 -2 4

5 Alfiansyah 6 7,3 -1,3 1,7

6 Ana SoparinaYasrifa 4 5,3 -1,3 1,7

7 Anita Siti Pamira 4,7 6 -1,3 1,7

8 Aprilyanti 5,3 6 -0,7 0,5

9 Aulia Mahmudah 6 4,7 +1,3 1,7

10 Chaerunissa 6 6,7 -0,7 0,5

11 Erika Oktarizkia 4 6 -2 4

12 Etin Maryati 7,3 8 -0,7 0,5

13 Faira Nastiara 4 6 -2 4

14 Fariha Syakur 6 6,7 -0,7 0,5

15 Feri Permadi 6 7,3 -1,3 1,7

16 Fikri ZulfikarAbabil 4 6 -2 4

17 Hendang Irawan 6 8 -2 4

18 Lisda Herlina 4 5,3 -1,3 1,7

19 Lukmanul Hakim 4,7 5,3 -1,3 1,7

20 M. Ichsan Dzajuli 7,3 6 +2 4

21 Natasya 4 6 -2 4

22 Noval Nurcahya 4 5,3 -1,3 1,7

23 Rahma Maulana 4 6 -2 4

24 Rifki Faudilah 6 8 -2 4

25 Sinta Rahmawati 4 6 -2 4

26 Siti Masitoh 6 8 -2 4

27 Syahrul Maulana 4 6 -2 4

28 WahyuRahmatullah 4 6 -2 4

Page 90: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

78

29 Yahman Suryaman 6 8 -2 4

30 Yandi Novarizal 6 8 -2 4

30 = N - - -39,9

∑D

85,3

Mean dari Difference:

Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y:

Standar Error dari Mean Perbandingan Skor antara Variable X dan Variabel Y:

=

Page 91: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

79

= -5,32

Df = N-1

30 - 1= 29

Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh harga

“t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t” sebesar

2,76.

Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah

penelitian sebesar (to = 5,32) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf

signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah

lebih besar daripada tt, yaitu:

2,04 < 5,32 > 2,76

Tabel 14

Perhitungan Memperoleh “t” untuk Menguji Perbandingaan Hasil

Belajar Fiqh antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya

Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Siklus II

No Nama Siswa Skor Hasil Belajar

D =

(X.Y)

=

Sebelum

(x)

Sesudah

(y)

1 Adam Lazuardy R 6 8 -2 4

2 Ade Muhidin 4 6 -2 4

Page 92: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

80

3 Ahmad Ardipratama 6 8 -2 4

4 Aldira Novalita 6 7,3 -1,3 1,7

5 Alfiansyah 6 8 -2 4

6 Ana SoparinaYasrifa 4 6 -2 4

7 Anita Siti Pamira 4,7 6,7 -2 4

8 Aprilyanti 6,7 7,3 -0,6 0,4

9 Aulia Mahmudah 6 6,7 -0,7 0,5

10 Chaerunissa 6 7,3 -1,3 1,7

11 Erika Oktarizkia 6 8 -2 4

12 Etin Maryati 6,7 8,7 -2 4

13 Faira Nastiara 7,3 6,7 +0,6 0,4

14 Fariha Syakur 6 8 -2 4

15 Feri Permadi 5,3 8 -2,7 7,3

16 Fikri ZulfikarAbabil 4,7 6,7 -2 4

17 Hendang Irawan 7,3 8 -0,7 1,3

18 Lisda Herlina 7,3 6,7 +0,6 0,4

19 Lukmanul Hakim 6 7,3 -1,3 1,7

20 M. Ichsan Dzajuli 5,3 7,3 -2 4

21 Natasya 6 8 -2 4

22 Noval Nurcahya 4 6 -2 4

23 Rahma Maulana 6 8 -2 4

24 Rifki Faudilah 6,7 8 -1,3 1,7

25 Sinta Rahmawati 6,7 8,7 -2 4

26 Siti Masitoh 6,7 7,3 -0,6 0,4

27 Syahrul Maulana 6 7,3 -1,3 1,7

28 WahyuRahmatullah 6 8 -2 4

29 Yahman Suryaman 6 8 -2 4

30 Yandi Novarizal 6 8 -2 4

30 = N - - -44,5 ∑D

86,4

Mean dari Difference:

Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y:

Page 93: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

81

Standar Error dari Mean Perbandingan Skor antara Variable X dan Variabel Y:

=

Df = N-1

30 – 1 = 29

Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh harga

“t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t” sebesar

Page 94: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

82

2,76.

Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah

penelitian sebesar (to = 7,53) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf

signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah

lebih besar daripada tt, yaitu:

2,04 < 7,53 > 2,76

Tabel 15

Perhitungan Memperoleh “t” Untuk menguji Perbandingan Hasil

Belajar Fiqh Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya

Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Siklus III

No Nama Siswa Skor Hasil Belajar

D =

(X.Y)

=

Sebelum

(x)

Sesudah

(y)

1 Adam Lazuardy R 8 8,7 -0,7 0,5

2 Ade Muhidin 6 8 -2 4

3 Ahmad Ardipratama 7,3 8,7 -1,4 2

4 Aldira Novalita 7,3 8,7 -1,4 2

5 Alfiansyah 6 8 -2 4

6 Ana SoparinaYasrifa 6 8,7 -2,7 7,3

7 Anita Siti Pamira 6 8 -2 4

8 Aprilyanti 6,7 8 -1,3 1,7

9 Aulia Mahmudah 8 10 -2 4

10 Chaerunissa 6 8 -2 4

11 Erika Oktarizkia 8 7,3 -1,3 1,7

12 Etin Maryati 8 10 -2 4

13 Faira Nastiara 6 8 -2 4

14 Fariha Syakur 6 8 -2 4

15 Feri Permadi 6 9,3 -3,3 10,9

16 Fikri ZulfikarAbabil 6 8,7 -2,7 7,3

17 Hendang Irawan 8 8 0 0

18 Lisda Herlina 8,7 8 +0,7 0,5

19 Lukmanul Hakim 6 8,7 -2,7 7,3

20 M. Ichsan Dzajuli 6 8 -2 4

21 Natasya 8,7 8 +0,7 0,5

22 Noval Nurcahya 6 8,7 -2,7 7,3

23 Rahma Maulana 8 9,3 -1,3 1,7

Page 95: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

83

24 Rifki Faudilah 8 10 -2 4

25 Sinta Rahmawati 8 10 -2 4

26 Siti Masitoh 8 8,7 +0,7 0,5

27 Syahrul Maulana 6 9,3 -3,3 10,9

28 WahyuRahmatullah 6 8,7 -2,7 7,3

29 Yahman Suryaman 6 8 -2 4

30 Yandi Novarizal 6 9,3 -3,3 10,9

30 = N - - -52,7 ∑D

128,3

Mean dari Difference:

Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y:

Standar Error dari Mean Perbandingan Skor antara Variable X dan Variabel Y:

Page 96: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

84

Df = N-1

30 - 1= 29

Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh harga

“t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t” sebesar

2,76.

Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah

penelitian sebesar (to = 8,75) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf

signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah

lebih besar daripada tt, yaitu:

2,04 < 8,75 > 2,76

Pada siklus pertama to yang diperoleh lebih besar dari pada tt yaitu 5,32, peningkatan

hasil belajar tiap individu belum terlihat begitu jelas walaupun nilai yang diperoleh siswa

lebih besar dibandingkan sebelum menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning). Siswa belum seluruhnya berperan aktif dalam proses

pembelajaran baru sebatas siswa yang pintar dan berprestasi saja.

Pada siklus kedua to yang diperoleh juga lebih besar daripada tt dan meningkat dari

siklus pertama yaitu 7,53, peningkatan hasil belajar tiap individu pun sudah semakin jelas,

hampir seluruh siswa nilainya meningkat dibandingkan sebelum menggunakan pembelajaran

problem based learning. Siswa mulai berperan aktif pada saat proses pembelajaran.

Pada siklus ketiga to yang diperoleh juga lebih besar dari pada tt dan semakin

Page 97: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

85

meningkat dari siklus pertama dan kedua yaitu 8,75, peningkatan hasil belajar tiap individu

pun sudah semakin terlihat jelas, secara keseluruhan nilai yang diperoleh siswa meningkat

dibandingkan sebelum menggunakan problembased learning. Semua siswa sudah berperan

aktif pada saat proses pembelajaran dan kelas menjadi sangat produktif.

Berdasarkan hasil data dari uji coba pada siklus I, II dan III dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) terbukti efektif

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe

Pamulang.

Tabel 16

Nilai Rata-rata Sebelum dan Sesudah Diterapkannya

Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

Nilai Rata-rata Siklus I Siklus II Siklus III

Sebelum (X) 5,04 5,91 6,89

Sesudah (Y) 6,44 7,46 8,33

Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIA

dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pembelajaran problem based learning.

Pada siklus I hasil rata-rata sebelumnya 5,04 sedangkan sesudah 6,44 , siklus II hasil

sebelum 5,91 dan sesudah 7,46 , karena hasil belajar siswa berangsur-angsur meningkat.

Maka, penelitian dicukupkan pada siklus III dengan hasil sesudah diterapkannya metode

pembelajaran berbasis masalah (PBL) 8,33.

C. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu

instrumen tes dan non test. Untuk instrument tes yang digunakan adalah tes formatif yang

diberikan setiap akhir siklus, dan tes submatif diberikan setiap akhir pembelajaran berupa

soal latihan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Tes ini bertujuan untuk menganalisis

peningkatan hasil belajar Fikih siswa pada setiap pertemuan dari tiap siklus sebagai

implikasi dari PTK. Sedangkan untuk instrument non tes berupa lembar observasi dan

wawancara yang ditujukan untuk guru dan siswa.

Page 98: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

86

D. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai

sumber. Diantaranya sebagai berikut:

1. Tes Objektif

Hasil dari pre test dan post test subyek dianalisis dan terlihat peningkatan hasil belajar

yang menunjukkan bahwa metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

terbukti dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa.

2. Lembar Observasi

Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru kolaborator. Lembar

observasi digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas belajar siswa. Data tersebut

dianalisis pada setiap siklus dan lembar observasi untuk menilai kualitas guru untuk

mendapatkan data mengenai kesiapan dan pelaksanaan mengajar guru.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan pertama kali pada saat pra penelitian dansetelah dilakukannya

tindakan pada akhir siklus. Wawancara dilakukan terhadap guru bidang studi Fikih dan

siswa.

Dari hasil wawancara saat pra penelitian diperoleh informasi bahwasebagian siswa

cukup antusias dengan pelajaran Fikih, siswa masih takutbertanya jika ada materi

pembahasan yang belum dipahami, cara mengajar guru cenderung ceramah sehingga

membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran Fikih.7

Dari hasi wawancara saat siklus I diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran

berbasis masalah (PBL) cukup baik digunakan sehingga siswa dapat memecahkan masalah

dengan teman kelompoknya, sebagian siswa sudah tidak malu untuk bertanya, meskipun

masih ada beberapa siswa yang masih malu.8

Adapun dari hasi wawancara saat akhir siklus II dan siklus III diperoleh informasi

bahwa siswa cukup antusias dengan pembelajaran Fiqh khususnya dengan metode

pembelajaran berbasis masalah (PBL), dan guru kolaborator mengatakan bahwa metode

pembelajaran berbasis masalah (PBL) sudah dilaksanakan cukup baik sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.9

7 Hasil wawancara guru dan siswa pada pra penelitian pada tanggal 6 September 2013

8 Hasil wawancara guru dan siswa pada siklus I tanggal 21 September 2013

9 Hasil wawancara guru dan siswa pada siklus III tanggal 23 Oktober 2013

Page 99: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

87

E. Interpretasi Hasil Analitis

Berdasarkan hasil analisis, data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa menyenangi

pelajaran Fikih dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBL).

Dengan adanya rasa senang terhadap suatu pembelajaran akan memudahkan siswa dalam

memahami materi sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa.

Meskipun pada siklus I dan siklus II masih terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai

dibawah KKM. Dan beberapa orang siswa saja yang berani bertanya, sedangkan yang

lainnya lebih senang bertanya kepada teman. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa malu-

malu dan takut jika mengajukan pertanyaan langsung kepada guru.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis

masalah (PBL) siswa lebih aktif dalam belajar Fiqh. Selain itu adanya kerjasama dan saling

membantu antar siswa, sehingga siswa yang sulit dalam memahami pelajaran akan terbantu

dengan adanya kerjasama tersebut. Karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat secara

aktif untuk mengatasi kesulitan dan memecahkan masalah dalam keadaan senang sehingga

proses pembelajaran tidak membosankan.

Di awal pembelajaran, yaitu di siklus I siswa mulai mengenal proses pembelajaran

dengan menggunakan model PBL. Sehingga pada siklus II dan siklus III siswa sudah dapat

menguasai materi yang diajarkan, jika dilihat dari banyaknya jawaban soal yang benar. Pada

siklus II, dilakukan pula perbaikan atas kekurangan dari siklus I, sedangkan pada siklus III

dilakukan perbaikan atas kekurangan dari siklus II, sehingga indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan dapat tercapai. Keaktifan belajar siswa ternyata memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat meningkatkan

efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada meningkatnya hasil belajar siswa

pada materi tentang shalat dimana seluruh siswa telah mencapai KKM.

F. Pembahasan Temuan Penelitian

1. Pembelajaran model PBL meningkatkan efektivitas dan hasil belajarsiswa.

Rasa senang terhadap pelajaran Fikih melalui metode pembelajaran berbasis masalah

(PBL) membuat siswa bersemangat menerima pelajaran dan hal ini berpengaruh pada

pemahaman materi siswa, yang pada akhirnyaberpengaruh positif pada hasil belajar siswa.

Page 100: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

88

Hal ini terbukti:

a. Hasil post test lebih besar dari pre test, baik pada siklus I, siklus II maupun siklus III.

b. Terjadi peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM oleh seluruh siswa.

2. Dengan diterapkannya metode pembelajaran berbasis masalah (PBL) terdapat respon

yang positif bagi siswa.

Dalam penerapan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

dapat memberikan respon yang positif bagi siswa, karena siswa dapat saling membantu dan

mengajarkan dalam memahami materi yang diajarkan sehingga memudahkan siswa dalam

menyerap materi yang diajarkan. Selain itu, respon positif dari model pembelajaran ini dapat

menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan soal serta

memecahkan masalah pada LKS.

3. Pemberian hadiah dapat meningkatkan efektivitas siswa pada aspek keberanian siswa

(mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapipertanyaan).

Pemberian hadiah berupa makanan kecil (seperti cokelat, wafer) dan alat-alat tulis

(seperti pensil, pulpen) bagi siswa yang berani mengungkapkan pendapat/jawabannya

terhadap kelompok lain atau guru dapat meningkatkan efektivitas siswa pada aspek

keberanian siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan) terhadap

guru atau siswa lainnya. Dalam hal ini siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan

berusaha untuk mendapatkan hadiah sebanyak-banyaknya. Pemberian hadiah ini hanya

dilakukan kadang-kadang saja.

G. Keterbatasan Peneliti

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, meskipun usaha yang dilakukan

peneliti telah maksimal, namun penelitian ini masih banyak kekurangan. Kekurangan

tersebut disebabkan kurang meratanya pembagian siswa yang pintar dengan siswa yang

kurang pintar dalam setiap kelompok. Sehingga masih terdapat kelompok yang pasif dan

kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.

Page 101: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

89

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

terbukti dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa, hal ini dilihat dari

nilai seluruh siswa yang melebihi KKM dan juga nilai post test siklus III

yang meningkat dibandingkan dengan post test siklus I dan siklus II.

Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan model PBL

dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) berpengaruh positif dalam

mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap siswa serta

merangsang dan meningkatkan kepedulian siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar dengan efektif.

3. Berdasarkan hasil data dari uji coba pada siklus I, II dan III dapat

disimpulkan bahwa metode pembelajaran berbasis masalah (problem

based learning) terbukti efektif dapat meningkatkan pemahaman dan

hasil belajar siswa.

Dengan demikian penerapan metode pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) dianggap berhasil dalam meningkatkan efektivitas

dan hasil belajar siswa, kerena telah mencapai indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan. Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus

berikutnya.

B. Implikasi

Implikasi penelitian yang dapat ditarik adalah: metode pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning) menjadikan siswa lebih aktif,

kreatif, berani mengemukakan pendapatnya, tanya jawab antar peserta didik,

89

Page 102: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

90

mampu memecahkan masalahnya sendiri, mampu bersikap professional

dalam memecahkan masalah, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan,

dan saling bekerja sama untuk membantu (mengajarkan) temannya satu sama

lain sehingga terjadi transfer ilmu pengetahuan (Transfer of Knowledge),

serta mampu mengambil keputusan yang tepat.

Implikasi yang positif ini akan menjadi bekal dasar dalam menghadapi

masalah-masalah selanjutnya sampai mereka dewasa.

C. Saran

1. Sekolah hendaknya dapat menerapkan metode pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) karena model pembelajaran ini dapat

meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa.

2. Guru bidang studi hendaknya menunjuk satu siswa secara acak dari salah

satu kelompoknya dalam mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas,

sehingga lama-kelamaan siswa akan terbiasa mengerjakan hasil kerjanya

di depan kelas.

3. Siswa hendaknya lebih aktif lagi ketika sharing dengan kelompoknya

dalam memecahkan masalah.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi untuk

melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran berbeda.

Page 103: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

DAFTAR PUSTAKA

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2003) cet 5.

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)

cetakan pertama.

Li Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Hendro Ari Setyono, Tatik Elisah, Strategi

Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2011) cet, 1, hal, 8

Departemen Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Edisi Ketiga.

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005).

Sucipto dan Rafli Kosasih, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) cetakan

pertama.

Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet. 7.

Wina sanjaya, Strategi Pembeajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

(Jakarta: Kencana, 2008), cet 5.

Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, Sri Hermianto, Model Model Pembelajaran

Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011).

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001)

cetakan ketiga

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan konseptual

Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet, 2.

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet 3

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modal, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. 9.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),

cetakan ke empat.

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), cet, 4

Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)

cetakan pertama.

Page 104: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), cet. 1

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000),

cet. 1

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:

KiziBrother’s, 2006).

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1995), cet, 6.

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan aplikasi PAIKEM, (Surabaya:

Pustaka Pelajar, 2009).

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara), cet. 15.

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1994), cet. 6.

Alaidin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),

cet, 1.

Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet. 8.

H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), jilid, 1, cet,

5.

Sidi Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003),

Cet. 4

Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Terjemah, (Bandung:

Risalah,1985), cet, 2

Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),

cet. 5

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PR Remaja

Rosdakarya, 2006), cet, 2

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), cet, 18.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), Cet 15.

Buku Pedoman Sekolah MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Pamulang

kurikulum tahun 2013/2014

Page 105: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : MTs Khazanah Kebajikan

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : VIII/ I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara shalat

Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan shalat wajib dan sunnah

A. Indikator : 1. Menjelaskan pengertian shalat dan dalilnya

2. Menyebutkan macam-macam shalat

3. Mengetahui ketentuan-ketentuan shalat

B. Tujuan Pembelajaran :

1. siswa dapat menjelaskan pengertian shalat dan dalilnya

2. siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat wajib dan sunnah

3. siswa dapat mengetahui ketentuan-ketentuan shalat

C. Karakter siswa yang diharapkan :

Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya

diri, kerja keras dan peduli.

D. Materi Pembelajaran : Shalat Wajib dan Shalat Sunnah

E. Metode Pembelajaran : 1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

2. Ceramah

3. Tanya jawab

4. Diskusi kelompok dan Penugasan

Page 106: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal (10 Menit)

1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa

2. Guru mengabsen siswa

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pre test) kepada siswa

5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran PBL

B. Kegiatan Inti (55 Menit)

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan

2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-

masing 6 orang

3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok

dalam diskusi

4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk

didiskusikan dalam diskusi

5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru

6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

dan ditanggapi oleh siswa dan guru.

C. Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan atau dikoreksi oleh guru

2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik

3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran

4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya

Page 107: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

G. Sumber dan Media Pembelajaran :

LKS Fiqh, Spidol, Whiteboard, dan Buku Paket Fiqh

H. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:

a. Tes untuk kerja

2. Bentuk instrument:

a. Uraian singkat

b. Pertanyaan lisan

3. Soal/instrument: terlampir

Pamulang, 6 september 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fiqh Peneliti

(Ibu Lillik Wasliyah) (Akhmad Qosay)

Page 108: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : MTs Khazanah Kebajikan

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : VIII/ I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara shalat

Kompetensi Dasar : Menjelaskan orang yang wajib melakukan shalat

A. Indikator : 1. Menjelaskan orang-orang yang wajib melakukan shalat

2. Menyebutkan macam-macam shalat wajib dan sunnah

3. Menyebutkan orang yang boleh meninggalkan shalat wajib

B. Tujuan Pembelajaran :

1. siswa dapat menjelaskan orang-orang yang wajib melakukan shalat wajib

2. siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat wajib dan sunnah

3. siswa dapat menyebutkan orang yang boleh meninggalkan shalat wajib

C. Karakter siswa yang diharapkan :

Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya

diri, kerja keras dan peduli.

D. Materi Pembelajaran : Shalat Wajib dan Shalat Sunnah

E. Metode Pembelajaran : 1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

2. Ceramah

3. Tanya jawab

4. Diskusi kelompok dan Penugasan

Page 109: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal (10 Menit)

1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa

2. Guru mengabsen siswa

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pre test) kepada siswa

5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran PBL

B. Kegiatan Inti (55 Menit)

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan

2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-

masing 6 orang

3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok

dalam diskusi

4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk

didiskusikan dalam diskusi

5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru

6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

dan ditanggapi oleh siswa dan guru.

C. Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan atau dikoreksi oleh guru

2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik

3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran

4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya

Page 110: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

G. Sumber dan Media Pembelajaran :

LKS Fiqh, Spidol, Whiteboard, dan Buku Paket Fiqh

H. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:

a. Tes untuk kerja

2. Bentuk instrument:

a. Uraian singkat

b. Pertanyaan lisan

3. Soal/instrument: terlampir

Pamulang, 17 september 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fiqh Peneliti

(Ibu Lillik Wasliyah) (Akhmad Qosay)

Page 111: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : MTs Khazanah Kebajikan

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : VIII/ I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara shalat

Kompetensi Dasar : Mempraktikan pelaksanaan shalat wajib dan sunnah

A. Indikator : 1. Menyebutkan akibat-akibat bagi orang yang meninggalkan

shalat wajib

2. Mengetahui hikmah dan manfaat shalat

3. Mempraktikan tata cara shalat wajib

B. Tujuan Pembelajaran :

1. siswa dapat menyebutkan akibat-akibat bagi orang yang meninggalkan shalat wajib

2. siswa dapat mengetahui hikmah dan manfaat shalat

3. siswa dapat mempraktikan shalat wajib

C. Karakter siswa yang diharapkan :

Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya

diri, kerja keras dan peduli.

D. Materi Pembelajaran : Shalat Wajib dan Shalat Sunnah

E. Metode Pembelajaran : 1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

2. Ceramah

3. Tanya jawab

Page 112: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

4. Diskusi kelompok dan Penugasan

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal (10 Menit)

1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa

2. Guru mengabsen siswa

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pre test) kepada siswa

5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran PBL

B. Kegiatan Inti (55 Menit)

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan

2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-

masing 6 orang

3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok

dalam diskusi

4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk

didiskusikan dalam diskusi

5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru

6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

dan ditanggapi oleh siswa dan guru.

C. Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan atau dikoreksi oleh guru

2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik

3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran

Page 113: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya

G. Sumber dan Media Pembelajaran :

LKS Fiqh, Spidol, Whiteboard, dan Buku Paket Fiqh

H. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:

a. Tes untuk kerja

2. Bentuk instrument:

a. Uraian singkat

b. Pertanyaan lisan

3. Soal/instrument: terlampir

Pamulang, 5 Oktober 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fiqh Peneliti

(Ibu Lillik Wasliyah) (Akhmad Qosay)

Page 114: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

Soal Pre Test dan Post Test

Pilihlah salah satu jawaban yang paling

benar !

1. Diterimanya shalat jika sudah

memenuhi syarat … dan …

a. Wajib dan rukun

b. Wajib dan sah

c. Sah dan rukun

d. Rukun dan sah

2. Diantara contoh shalat yang harus di

laksanakan oleh laki-laki dan

perempuan adalah ..

a. Shalat Tahajud

b. Shalat Subuh

c. Shalat Taraweh’

d. Shalat Tahiyatul Masjid

3. Shalat wajib sebagai pengganti shalat

wajib dhuhur yang di lakukan pada

hari jumat adalah …

a. Shalat Jama’

b. Shalat Qasshar

c. Shalat Jumat

d. Shalat Dhuha

4. Hukum melakukan shalat jumat bagi

laki-laki adalah..

a. Fardhu ‘Ain

b. Fardhu Kifayah

c. Sunnah Muakad

d. Sunnah Ghoiru Muakad

5. Ada berapa jumlah rakaat dalam

shalat isya’ ..

a. Dua

b. Empat

c. Tiga

d. lima

6. Diantara contoh shalat sunnah yang

disunahkan mengerjakannya dengan

berjamaah yaitu …

a. Shalat Idhul Fitri

b. Shalat Tahiyatul Masjid

c. Shalat Shalat Rawatib

d. Shalat Dhuha

7. Hukum mengerjakan shalat lima

waktu adalah ..

a. Fardu Ain’

b. Fardu Mughaladah

c. Sunnah

d. makruh

8. Dibawah ini adalah rukun shalat,

kecuali ...

a. Takbiratul Ihram

b. Membaca Surat al-Fatihah

c. Tuma’ninah

d. suci

9. diantara syarat sah shalat adalah ...

a. membaca do’a qunut

b. menghadap kiblat

c. ruku’

d. sujud

Page 115: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

10. Jika seseorang tidak mampu untuk

melaksanakan shalat dengan berdiri,

maka boleh melakukan shalat dengan

cara ..

a. Duduk

b. Berbaring

c. Berdiri

d. Telentang

11. Gerakan shalat pada waktu shalat

dengan berbaring adalah ...

a. Isyarat

b. Gerakan kepala

c. Gerakan tangan

d. Gerakan kaki

12. Makmum yang tertinggal shalat

disebut …

a. Imam

b. Masbuq

c. Muadzin

d. makmum

13. Seorang yang mengumandangkan

adzan di sebut ..

a. Imam

b. Muadzin

c. Adzar

d. makmum

14. Anggota Badan yang sunnah di

tutupi bagi seorang muadzin ketika

adzan adalah …

a. Telinga

b. Mata

c. Hidung

d. Mulut

15. Seorang muadzin ketika adzan

disunnahkan menghadap ..

a. Utara

b. Timur

c. Selatan

d. kiblat

16. Di bawah ini adalah orang-orang

yang harus melaksanakan shalat

jumat ..

a. Laki-laki yang merdeka

b. Perempuan yang sehat

c. Laki-laki dan perempuan

d. Hamba sahaya

17. Hukum melaksanakan shalat jenazah

adalah …

a. Fardhu kifayah

b. Fardhu ‘ain

c. Sunnah muakad

d. Sunnah ghairu muakad

18. Shalat jenazah yang dilakukan

apabila jenazahnya tidak ada di

tempat adalah …

a. shalat mayat

b. shalat ghaib

c. shalat sunnah

d. shalat jenazah

19. Yang tidak terrmasuk rukun shalat

jenazah adalah …

a. Niat

Page 116: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

b. Mendoakan mayat

c. Memandikan mayat

d. Memberi salam

20. Shalat yang dalam memenuhi

sebagian rukun dan tata caranya

disesuaikan dengan keadaan yang di

peroleh karena keterpaksaan yang

dibenarkan oleh syariah merupakan

pengertian dari …

a. Shalat dalam keadaan darurat

b. Shalat jama’

c. Shalat whasar

d. Shalat rawatib

21. Shalat sunnah yang dilaksanakan

pada malam hari dengan jumlah

bilangan rakaat ganjil disebut …

a. Shalat witir

b. Shalat tarawih

c. Shalat tahajud

d. Shalat rawatib

22. Waktu yang dilarang untuk

melaksanakan shalat sunnah adalah

a. Setelah shalat magrib

b. Setelah shalat dhuhur

c. Setelah shalat isya’

d. Setelah shalat subuh

23. Orang sedang bepergian jauh boleh

mengerjakan dua shalat fardhu dalam

satu waktu dengan mengumpulkan

keduanya adalah pengertian dari ..

a. Shalat jama’

b. Shalat qashar

c. Shalat jama’ qhasar

d. Shalat qhasar jama’

24. Shalat sunnah dua rakaat untuk

menghormati masjid yang dikerjakan

ketika masuk masjid sebelum duduk,

disebut …

a. Shalat rawatib

b. Shalat tahiyatul masjid

c. Shalat tarawih

d. Shalat tahajud

25. Berikut ini adalah hikmah

melaksanakan shalat sunnah, kecuali

a. Menutup kekurangan-

kekurangan shalat fardhu

b. Ditempatkan pada tempat yang

terpuji

c. Memperoleh ketentraman hidup

lahir dan batin

d. Menghabiskan waktu

26. Shalat berjama’ah paling sedikit

diikuti oleh ... orang

a. 2 orang

b. 3 orang

c. 4 orang

d. 5 orang

27. Makmum yang tertinggal dalam

shalar wajib disebut ...

a. Makmum

Page 117: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

b. Masbuq

c. Imam

d. Muazin

28. Ketentuan seorang imam dalam

melaksanakan shalat jamaah adalah

...

a. Minta bayaran

b. Disenangi jamaah

c. Belum baligh

d. Alkhlaq tercela

29. Golongan sunnah shalat yang boleh

diganti dengan sujud sahwi jika

terlupa adalah ..

a. Sunnah ab’adh

b. Sunnah qobliyah

c. Sunnah ba’diyah

d. Sunnah haiat

30. Hal-hal yang membatalkan shalat

adalah sebagai berikut, kecuali, ..

a. Meninggalkan shalat satu rukun

b. Banyak bergerak dengan sengaja

c. Membaca shalawat nabi

dibawah tahyat awal

d. Menambah satu rukun dari

rukun shalat

31. Shalat yang wajib dalam sehari

semalam adalah ...

a. 4 waktu

b. 5 waktu

c. 6 waktu

d. 7 waktu

32. Sekurang-kurangnya jamaah yang

akan mengerjakan shalat fardu

juma’at menurut ulama adalah ...

a. 40 orang dewasa

b. 50 orang dewasa

c. 60 orang dewasa

d. 70 orang dewasa

33. Mengerjakan shalat fardu dengan

cara meringkas yaitu shalat yang

empat rakaat diringkas menjadi dua

rakaat, ini merupakan pengertian dari

...

a. Shalat khasar

b. Shalat fardhu

c. Shalat sunnah

d. Shalat jama’

34. Yang menjadi syarat imam dalam

shalat jamaah adalah dibawah ini,

kecuali ...

a. Laki-laki makmum kepada

laki-laki

b. Perempuan makmum kepada

laki-laki

c. Laki-laki makmum kepada

perempuan

d. Perempuan makmum kepada

perempuan

35. Berikut ini adalah hikmah

melaksanakan shalat sunnah, kecuali

Page 118: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …

36. Menutup kekurangan-kekurangan

shalat fardhu

37. Ditempatkan pada tempat yang

terpuji

38. Memperoleh ketentraman hidup lahir

dan batin

39. Menghabiskan waktu

Kunci Jawaban soal Pre Test dan

Post Test

1 A

2 D

3 C

4 B

5 D

6 A

7 B

8 B

9 D

10 C

11 B

12 A

13 D

14 B

15 D

16 A

17 B

18 C

19 A

20 B

21 A

22 A

23 D

24 B

25 D

26 A

27 B

28 B

29 A

30 D

31 A

32 A

33 B

34 C

35 A

Page 119: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …
Page 120: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN …