15
1 1. Pendahuluan Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan fasilitas belajar, pemanfaatan waktu dan penggunaan metode belajar. Proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat karena proses penyampaian materi mempengaruhi proses pembelajaran dan minat siswa terhadap materi pelajaran. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa [1]. Paradigma lama dalam kegiatan belajar mengajar menyatakan bahwa guru memberikan pengetahuan pada siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak berubah karena tuntutan perkembangan jaman (globalisasi). Saat ini paradigma baru mulai mengembangkan strategi belajar mengajar siswa aktif. SMKN 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi sehingga penguasaan materi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga beraneka ragam. Salah satunya pada mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas XI RPL yaitu sistem basis data. Sistem basis data berkaitan erat dengan pembelajaran praktek dan penyampaian materi secara langsung seperti media gambar dan video agar siswa lebih memahami dan mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Hasil observasi pada mata pelajaran sistem basis data menunjukan pembelajaran belum menggunakan pembelajaran kooperatif dan masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan papan tulis sebagai media untuk mencatat dan buku sebagai panduan guru. Penyampaian materi hendaknya lebih mengutamakan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, hal ini diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan mengurangi kesenjangan pendidikan khusunya pada level individu [2]. Salah satu model pembelajaran yang lebih mengutamakan keterlibatan siswa adalah model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran ini lebih melibatkan peranan siswa karena siswa dituntut untuk berdikusi dan menyampaikan pendapat tentang pelajaran kepada teman dalam satu kelompok. Dalam pembelajaran jigsaw siswa diharuskan untuk menguasai sebuah sub bab dalam materi pembelajaran dan mengajarkanya pada siswa lain, sehingga siswa dapat belajar bertanggung jawab dengan tugas yang sudah dibebankan. Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik baik secara individu maupun secara kelompok [3]. Penggunaan model pembelajaran dalam hal ini tidak cukup untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu juga adanya pembaharuan media pembelajaran agar pemahaman siswa terhadap materi lebih maksimal. Pemanfaatan media yang digunakan untuk sharing data sehingga akan mempemudah siswa dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw. Media sharing data yang dapat dimanfaatkan adalah media wifi ad hoc. Kelebihan media wifi ad hoc mampu menghubungkan beberapa laptop

Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

1

1. Pendahuluan

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan

fasilitas belajar, pemanfaatan waktu dan penggunaan metode belajar. Proses

pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru harus mampu memilih metode

pembelajaran yang tepat karena proses penyampaian materi mempengaruhi

proses pembelajaran dan minat siswa terhadap materi pelajaran. Hal ini akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa [1]. Paradigma lama dalam kegiatan

belajar mengajar menyatakan bahwa guru memberikan pengetahuan pada

siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak berubah karena tuntutan

perkembangan jaman (globalisasi). Saat ini paradigma baru mulai

mengembangkan strategi belajar mengajar siswa aktif.

SMKN 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah negeri yang

mempunyai input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang

bervariasi sehingga penguasaan materi oleh siswa dalam kegiatan belajar

mengajar juga beraneka ragam. Salah satunya pada mata pelajaran yang

diberikan pada siswa kelas XI RPL yaitu sistem basis data. Sistem basis data

berkaitan erat dengan pembelajaran praktek dan penyampaian materi secara

langsung seperti media gambar dan video agar siswa lebih memahami dan

mengerti materi yang diajarkan oleh guru.

Hasil observasi pada mata pelajaran sistem basis data menunjukan

pembelajaran belum menggunakan pembelajaran kooperatif dan masih

menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran hanya

dilakukan dengan menggunakan papan tulis sebagai media untuk mencatat

dan buku sebagai panduan guru.

Penyampaian materi hendaknya lebih mengutamakan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran, hal ini diperlukan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Tujuan belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa

untuk meningkatkan prestasi akademik dan mengurangi kesenjangan

pendidikan khusunya pada level individu [2]. Salah satu model pembelajaran

yang lebih mengutamakan keterlibatan siswa adalah model pembelajaran

jigsaw. Model pembelajaran ini lebih melibatkan peranan siswa karena siswa

dituntut untuk berdikusi dan menyampaikan pendapat tentang pelajaran

kepada teman dalam satu kelompok. Dalam pembelajaran jigsaw siswa

diharuskan untuk menguasai sebuah sub bab dalam materi pembelajaran dan

mengajarkanya pada siswa lain, sehingga siswa dapat belajar bertanggung

jawab dengan tugas yang sudah dibebankan. Tujuan pokok belajar kooperatif

adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik

baik secara individu maupun secara kelompok [3].

Penggunaan model pembelajaran dalam hal ini tidak cukup untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, perlu juga adanya pembaharuan media

pembelajaran agar pemahaman siswa terhadap materi lebih maksimal.

Pemanfaatan media yang digunakan untuk sharing data sehingga akan

mempemudah siswa dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe

jigsaw. Media sharing data yang dapat dimanfaatkan adalah media wifi ad

hoc. Kelebihan media wifi ad hoc mampu menghubungkan beberapa laptop

Page 2: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

2

dalam satu jaringan tanpa menggunakan perangkat tambahan. Laptop yang

satu dengan laptop yang lain dalam satu jaringan dapat melakukan sharing

file, internet sharing sehingga kelebihan ad hoc akan memudahkan pada saat

pembelajaran berlangsung. Jenis jaringan ad hoc efektif dengan jumlah

pengguna kurang dari 10. Penggunaan metode dan media pembelajaran

diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran masih menggunakan metode

konvensional. Penggunaan metode konvesional berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Hasil dari wawancara dengan guru mapel dikelas RPL,

mengemukakan masih adanya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM

sebanyak 15 siswa atau sebesar 39 %. Hasil observasi dikelas RPL media

pembelajaran projector tidak dapat berfungsi dengan baik, hal ini disebabkan

karena tidak ada teknisi yang bertugas untuk memperbaiki media

pembelajaran sekolah yang rusak. Kurangnya pemanfaatan media

pembelajaran yang ada yaitu, pembelajaran hanya menggunakan media papan

tulis dan buku untuk memberikan materi kepada siswa. Kurangnya

pemanfaatan media pembelajaran juga dapat dilihat dari jumlah siswa yang

membawa laptop sebanyak 30 siswa atau 78 %, tetapi laptop tidak

dimanfaatkan dalam pembelajaran sistem basis data. Laptop hanya digunakan

pada saat praktek dalam pelajaran tertentu saja. Berdasarkan hasil observasi

dan hasil wawancara, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian

adalah metode pembelajaran yang masih menggunakan metode konvensional

dan pemanfaatan media pembelajaran yang belum maksimal.

Berdasarkan permasalahan yang ada, dilakukan pengembangan

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui “Efektivitas Penggunaan Metode

pembelajaran jigsaw Berbasis Wifi Ad Hoc Dalam Pembelajaran Sistem Basis

Data Kelas XI Jurusan Rekayasa Pernagkat Lunak” di SMKN 1 Tengaran.

1. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian terdahulu dilakukan oleh Kurnianingtyas & Nugroho

tentang Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3

SMKN 7 Jogjakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa implementasi strategi pembelajran kooperatif teknik

jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar akuntansi siswa kelas X

akuntansi 3 SMKN 7 jogjakarta [4].

Penelitian juga telah dilakukan oleh Pramono dan Haryanto tentang

Pencapaian Kompetensi Mahasiswa D3 Teknik Elektro Pada Mata Kuliah

Praktek Sistem Mikroprosesor Dengan Metode Pembelajran Cooperative

Learning Tipe Jigsaw. Hasil penelitian metode pembelajaran tipe jigsaw

mampu meningkatkan hasil belajar dengan pencapaian peningkatan sebesar

15 % sedangkan distribusi mahasiswa yang berhasil mendapat nilai minimal

B meningkat 10 % [5].

Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Chang, dkk tentang

Concept And Design Of Ad hoc And Mobile Classrooms. Hasil penelitian

dapat dikembangkan dan memenuhi kebutuhan pembelajaran yang lebih

Page 3: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

3

interaktif dengan lingkungan fisik, sehingga siswa akan menjadi lebih aktif

dan mampu memecahkan masalah yang ditemui [6].

Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Chang dan Sheu tentang

Design And Implementation Of Ad hoc Classroom And Eschoolbag System

For Ubiquitos Learning. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sistem ad hoc

membantu guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang interaktif

shingga pelajaran dapat dilakukan kapan, dimana saja, sehingga dapat

mempermudah proses pembelajaran [7].

Persamaan dengan penelitian terdahulu yaitu : penelitian yang akan

dilakukan menggunakan pembelajaran tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Perbedaan dengan penelitian terdahulu, penelitian ini

menggunakan metode pembelajaran jigsaw dengan menggunakan bantuan

media dan berbasis wifi ad hoc. Berdasarkan perbedaan dan persamaan yang

ada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran serta

memanfaatkan fitur aplikasi yang tersedia didalam laptop.

Efektivitas merupakan suatu pengukuran atau dalam arti yang lain

tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya [8]. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa efektivitas merupakan kegiatan yang berkaitan erat

dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang

telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas penggunaan metode pembelajaran

jigsaw berbasis wifi ad hoc dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai

keberhasilan yang dicapai setelah penggunaan metode pembelajaran jigsaw.

Metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc dikatakan efektif apabila :

(1) Ketercapaian ketuntasan belajarlebih dari 70 %, (2) Tercapainya

keefektifan aktivitas siswa (yaitu pencapaian indikator keaktifan aktifitas

siswa lebih dari 50 % ), (3) Respon siswa terhadap pembelajaran positif [9].

Hasil belajar adalah prestasi peserta didik secara keseluruhan yang

menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang

bersangkutan [10]. Hasil belajar atau prestasi belajar merupakan tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai

informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar

siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator

berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat

keberhasilan dan semacamnya [11]. Apabila prestasi belajar siswa tinggi,

maka dapat dikatakan proses belajar mengajar yang dilakukan berhasil,

demikian pula sebaliknya apabila prestasi belajar siswa rendah maka proses

belajar mengajar kurang berhasil [12].

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran [13]. Media

pembelajaran juga dapat didefinisikana segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa

sehingga proses belajar dapat terjadi [13]. Media pembelajaran dapat

membantu menarik perhatian siswa dan membantu mempermudah guru

Page 4: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

4

dalam penyampaian materi pembelajaran. Berbagai macam media diciptakan

dari media dengan buku sampai media dengan komputer. Pembelajaran

berbasis komputer telah terbukti dapat lebih efektif dan efisien dalam

mencapai tujuan pembelajaran [14]. Ada tiga ciri mengapa media digunakan

dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak

mampu melakukannya. (1) Ciri Fiksiatif, ini menggambarkan kemampuan

media merekam, menyimpan, melestarikan, merekomendasikan dan

merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek. (2) Ciri Manipulatif,

transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki

ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu lama dapat disajikan kepada

siswa dalam waktu sekejap dengan teknik pengambilan gambar time-lapse

recording. (3) Ciri distributif, memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

relatif sama mengenai kejadian itu [15].

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam

penguasaan materi pelajaran untuk mencapai pretasi belajar yang maksimal

[2]. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

dalam tugas-tugas yang terstruktur [16]. Kelebihan metode kooperatif jigsaw

: (1) Memacu siswa berpikir kritis, (2) Memaksa siswa untuk membuat kata-

kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain, (3) Diskusi yang

terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu tetapi semua siswa dituntut

menjadi lebih aktif, (4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang

lain, (5) Jigsaw mudah dilaksanakan [17]. Langkah-langkah dalam

pembelajaran metode jigsaw adalah : (1) Siswa dibagi atas beberapa

kelompok. (2) Materi pelajaran yang diberikan dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. (3) Setiap anggota kelompok

membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk

mempelajarinya. (4) Anggota dari kelompok lain yang sudah mempelajari sub

bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk

mendiskusikanya. (5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali dari

kelompoknya bertugas mengajar teman-temanya [3].

Wireless fidelity Ad hoc merupakan wireless yang tidak membutuhkan

koneksi acces point [18]. Kemajuan teknologi informasi dibidang transmisi

yang berkembang pada saat ini adalah wireless. Jangkauan wireless dapat

dibedakan menjadi 2 macam yaitu wireless yang menggunakan acces point

(AP/WAP) dan wireless yang tidak membutuhkan koneksi acces point atau

disebut wireless fidelity ad hoc [18]. Sebagian besar laptop yang ada saat ini

dilengkapi dengan fitur wireless fidelity ad hoc. Wifi ad hoc dapat

dimanfaatkan untuk saling terkoneksi antar laptop untuk membentuk sebuah

jaringan yang dinamakan dengan jaringan ad hoc [19]. Wireless fidelity (wifi)

ad hoc merupakan bentuk jaringan yang paling sederhana atau biasa juga

dinamakan sebagai jaringan peer to peer atau IBSS (Independent Basic

Service Set) [19]. Kelebihan wireless fidelity ad hoc adalah : (1) Fleksibel :

Page 5: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

5

dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. (2) Bentuk jaringan ini mampu

mengbungkan beberapa komputer dalam waktu yang bersamaan. (3) Dapat

melakukan sharing data atau berbagi data. (4) Dapat melakukan internet

sharing. (5) Murah karena wifi ad hoc merupakan sebuah fitur aplikasi yang

ada di setiap laptop [19].

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitaif eksperimen, yaitu

penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap

variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat [20]. Rancangan

yang digunakan adalah Pre-Experimental Design, bentuk desain penelitian ini

adalah One-Group Pretest-Posttest [21]. Bentuk desain penelitian dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Pola Rancangan Penelitian

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

O1 = Tes awal sebelum diberikan treatment.

O2 = Tes akhir setelah diberikan treatment.

X = Treatment yang diberikan

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa SMKN

1 Tengaran. Sampel yang digunakan adalah XI RPL 2 dengan jumlah siswa

sebanyak 38 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling

dikarenakan peneliti mempunyai pertimbangan tertentu didalam pengambilan

sampel atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu [21].

Penelitian ini terdapat variabel penelitian, variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk objek penelitian, atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian [22]. Penelitian ini adalah

penelitian yang datanya berupa kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang

datanya akan dianalisis statistik. Adapun variabel yang digunakan ada dua

macam yaitu : (1) Variabel bebas (independent) atau variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab atau timbulnya variabel dependent. (2)

Variabel terikat (variabel dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat [15].

Penelitian ini dilakasanakan melalui tiga tahap, yaitu (1) Tahap

persiapan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap pengolahan dan analisis data

dapat dilihat dalam tabel 2 pada halaman 6.

Page 6: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

6

Tabel 2 Tahapan Penelitian

No Tahapan Penelitian Keterangan

1 Tahap persiapan - Wawancara

- Observasi

- Studi Literature

- Menentukan populasi dan sampel

- Menyiapkan materi

- Menyusun angket

- Menyusun soal tes

2 Tahap pelaksanaan - Memberikan tes awal (pretest)

- Memberikan perlakuan (treatment)

- Memberikan tes akhir (posttest)

3 Pengolahan dan analisis

data

- Mengolah hasil pretest

- Mengolah hasil posttest

- Mengolah hasil angket

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi observasi awal

dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan

terhadap proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

Studi literature dilakukan untuk memperoleh teori mengenai permasalahan

yang akan diteiti. Menentukan populasi dan sampel penelitian yang nantinya

akan akan diterapkan media pembelajaran, menyiapkan materi dan

perancangan media pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc, menyusun

instrumen penelitian berupa angket dan soal tes dan menganalisa instrumen

penelitian yang kemudian akan diterapkan dalam penelitian.

Tahap kedua dalam penelitian yaitu tahap pelaksanaan kegiatan, yang

akan dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah memberikan tes awal (pretest)

kemudian memberikan perlakuan (treatment) menggunakan jigsaw berbasis

wifi ad hoc sebagai media pembelajaran. Langkah selanjutnya memberikan

perlakuan pada kelas XI RPL 2, selanjutnya memberikan tes akhir (postest)

untuk mengetahui hasil belajar siswa. Memberikan angket kepada siswa

untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran jigsaw

berbasis wifi ad hoc.

Tahap ketiga yaitu pengolahan dan analisis data. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap ini adalah mengolah data hasil pretest dan postest. Hasil

tes akan dibandingkan antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah

diberikan perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat

peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran

jigsaw berbasis wifi ad hoc sebagai media pembelajaran. Langkah selanjutnya

menghitung atau mengolah skor angket untuk mengetahui tanggapan siswa.

Hasil perhitungan semua data yang dianalisa kemudian diambil kesimpulan

berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. Pembuatan laporan

penelitian dibuat berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain : (1) Metode observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung, metode yang digunakan guru saat

Page 7: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

7

mengajar, materi yang diberikan kepada siswa, serta kondisi lingkungan

sekolah. Untuk mengetahui dan mengamati pelaksanaan pembelajaran yang

sedang berlangsung dikelas digunakan indikator keaktifan siswa dikelas: (1)

Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya, (2) Terlibat dalam pemecahan

masalah, (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya, (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang

diperlukan untuk memecahkan masalah, (5) Melatih diri dalam memecahkan

masalah atau soal, (6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh

[22]. (2) Metode tes (pretest dan postest) bertujuan untuk mengetahui kemampuan

siswa. (3) Metode angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc selama mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis

wifi ad hoc

Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari : uji instrument (uji

validitas dan uji reliabilitas). Análisis deskriptif untuk mengetahui rata-rata hasil

belajar siswa dan ketuntasan siswa.

3. Hasil dan Pembahasan

Proses pembelajaran dengan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi

ad hoc dimulai dengan memberikan pretest pada kelas eksperimen. Langkah

pertama yang dilakukan saat pembelajaran adalah mengenalkan siswa akan

metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc. Pengenalan metode

pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc ini berupa: (1) Pengenalan metode

pembelajaran jigsaw, (2) Pengenalan wireless fidelity ad hoc termasuk

bagaimana cara untuk pengaturan konfigurasi pada laptop dan cara mengganti

IP addres pada laptop.

Langkah pertama pada pertemuan guru mengawali pembelajaran

dengan mengucapkan salam, selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa.

Langkah kedua siswa diberikan soal pretest untuk mengetahui kemampuan

siswa sebelum diberikan treatmen. Langkah ketiga setelah mengerjakan

pretest, siswa dijelaskan mengenai metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi

ad hoc, langkah pelaksanaan serta tujuan dari pembelajaran dengan metode

pembelajaran jigsaw. Langkah keempat siswa dijelaskan cara pengaturan

konfigurasi laptop dan cara merubah IP addres. Pengaturan konfigurasi

laptop dan merubah IP addres dijelaskan supaya siswa secara mandiri dapat

membuat jaringan ad hoc, sehingga akan mempermudah proses

pembelajaran. Tahapan untuk pengaturan konfigurasi wifi ad hoc pada laptop

adalah : (1) Aktifkan terlebih dahulu WLAN pada laptop. (2) Klik kanan

gambar notifikasi jaringan pada taskbar. (3) kemudian pilih set up a wireless

ad hoc (computer-to-computer) network klik next. (4) Akan ada tulisan give

your network name and choose security option, kemudian isi nama dan jenis

security ( merupakan pilihan akan menggunakan password atau tidak). (5)

Pilih turn internet setting sharing dan klik close. Langkah selanjutnya adalah

mengatur sistem sharing yang ada pada laptop : (1) Masuk kedalam control

panel. (2) Klik open network and sharing center kemudian pilih change

advance sharing. (3) Kemudian turn on network discovery. (4) Turn on file

Page 8: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

8

and printer sharing. (5) Langkah yang terakhir adalah turn off password

protected sharing. Jaringan ad hoc dapat melakukan proses sharing file

apabila berada dalam satu jaringan. Langkah selanjutnya yang digunakan

untuk merubah laptop menjadi satu jaringan harus mengganti IP addres yang

sesuai atau IP addres dalam satu jaringan. Pengaturan untuk mengganti IP

addres adalah: (1) Klik control panel pada taskbar. (2) Kemudian pilih view

network status and task. (3) Pilih change adapter setting. (4) Setelah itu klik

kanan gambar wi-fi akan keluar wi-fi properties. (5) Arahkan pointer pada

internet protocol versions 4 (TCP/IPv4) kemudian klik properties. (6) Ganti

pilihan pada TCP/IPv4 properties menjadi use the following IP addres. (7)

Ganti IP addres pada laptop pertama 192.168.2.2 kemudian laptop yang lain

menyesuaikan dengan mengisi urutan IP setelahnya seperti : 192.168.2.3,

192.168.2.4 dan seterusnya. (8) Setelah selesai mengganti IP kemudian ganti

subnet mask dengan cara klik pada kolom subnet mask (karena IP hanya

dalam satu jaringan maka subnet mask yang digunakan adalah yang secara

otomatis ada pada kolom biasanya yang dipakai 255.255.255.0) subnet mask

ini berlaku pada semua laptop.

Pertemuan selanjutnya guru mengawali pembelajaran dengan

mengucapkan salam pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek

kehadiran atau presensi siswa. Langkah selanjutnya tahap-tahap pembelajaran

metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc di pertemuan kedua adalah :

(1) Guru membagi siswa dibagi menjadi 7 kelompok, pembagian kelompok

dilakukan oleh guru supaya kelompok yang dihasilkan heterogen dengan

jumlah siswa sebanyak 5-6. (2) Setiap satu kelompok menyediakan satu

laptop untuk dikoneksikan yang akan menjadi sebuah jaringan ad hoc di

dalam kelas. (3) Tahapan berikutnya guru membagi file dalam bentuk video

dengan menggunakan transfer data jaringan ad hoc, kemudian siswa di

arahkan untuk menonton video pembelajaran tentang pengenalan sistem basis

data. (4) Tahapan berikutnya siswa diberikan materi, pembagian materi

dilakukan dengan transfer data menggunakan koneksi wifi ad hoc. (5) Materi

dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi bebrapa sub bab. (6) Siswa

di dalam kelompok ditugaskan membaca dan memahami materi pada sub

topik yang berbeda-beda. (7) Setiap kelompok ditugaskan untuk menjadi ahli

ke kelompok yang lain dan mempunyai sub bahasan yang sama akan

berkumpul dalam satu kelompok, kemudian siswa mendiskusikan materi yang

telah dipelajari (8) Tahapan berikutnya setiap diarahkan untuk membuat

rangkuman tentang materi yang sudah dipahami. Data hasil rangkuman di

shared menggunakan koneksi wifi ad hoc. (9) Anggota kelompok

menyiapkan strategi bagaimana caranya mengajarkan sub topik yang menjadi

bagian kelompoknya semula. (10) Setelah pembahasan selesai setiap anggota

kelompok kembali ke kelompok asal. (11) Tahapan yang terakhir siswa

kembali ke dalam kelompok asal dan berdiskusi menjelaskan hasil dari

diskusi kelompok ahli.

Pengelompokan dalam pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc yaitu :

(1) Guru membagi 38 siswa menjadi 7 kelompok dengan pertimbangan hasil

akademis dan jenis kelamin supaya kelompok yang dihasilkan heterogen. (2)

Page 9: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

9

Dalam setiap kelompok terdapat siswa yang mempunyai tingkat kemampuan

akademis tinggi sedang dan rendah. (3) Dalam setiap kelompok harus ada

perbedaan jenis kelamin maksudnya kelompok yang dihasilkan tidak hanya

siswa putri atau siswa putra saja.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar sistem

basis data diketahui bahwa : Pertama, selama proses pembelajaran

berlangsung siswa sebagian besar merasa kesulitan pada saat perpindahan

kelompok. Kedua, penjelasan siswa kepada teman di dalam kelompok belum

terlalu baik, karena belum terbiasa menyampaikan pendapatnya. Ketiga,

penggunaan metode pembelajaran jigsaw pada akhirnya membuat siswa

menjadi tertarik pada proses pembelajaran dikelas. Keempat, siswa menjadi

lebih aktif untuk memecahkan masalah bersama teman satu kelompok ahli

yang sudah dibentuk oleh guru. Kelima, siswa menjadi lebih aktif

mengajukan pertanyaan kepada guru maupun kepada teman yang berbeda

kelompok. Keenam, selama proses pembelajaran berlangsung tidak ada siswa

yang sibuk sendiri, karena siswa mempunyai tugas yang dibebankan untuk

segera diselesaikan. Ketujuh, pembelajaran jigsaw membuat mental siswa

menjadi lebih baik, karena adanya sesi menjelaskan pada siswa lain, secara

tidak langsung melatih keberanian siswa mengungkapkan pendapat.

Kedelapan, siswa harus mengutaran pendapat tentang materi pembelajaran

kepada teman yang lain. Kesembilan, materi yang dijelaskan menjadi lebih

mudah untuk dipahami siswa karena yang menyampaikan adalah temanya

sendiri. Tugas guru dalam metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc

hanya mengawasi agar setiap kelompok benar-benar melaksanakan kegiatan

pembelajaran berjalan dengan baik sekaligus memberikan pengarahan apabila

ada kelompok siswa yang bertanya. Guru memberikan pertanyaan seputar

diskusi yang dilakukan pada kelompok. Setelah akhir pembelajaran guru

memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari

oleh siswa.

Perhitungan untuk mengetahui aktifitas siswa pada saat proses

pembelajaran mengacu pada indikator keaktifan siswa. Indikator keaktifan

siswa pada saat pembelajaran diisi oleh guru dengan cara mengamati dan

mengisi lembar observasi indikator yang sudah disediakan. Metode

pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc dapat meningkatkan keaktifan siswa

siswa dikelas dapat dilihat dalam tabel 3 pada halaman 10.

Page 10: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

10

Tabel 3 Hasil perhitungan obervasi keaktifan siswa

No Indikator Persentase

1 Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya 100

2 Terlibat dalam pemecahan masalah 89.47

3 Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila

tidak memahami persoalan yang dihadapinya 73.68

4 Berusaha mencari berbagai informasi yang

diperlukan untuk memecahkan masalah 86.84

5 Melatih diri dalam memecahkan masalah atau

soal 100

6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh

81.58

Total Presentase = Jumlah Indikator Terpenuhi

Jumlah Indikator keseluruhan x 100 88.59 %

Berdasarkan perhitungan tabel 3, cara penilaian untuk indikator

keaktifan aktivitas kelas adalah dengan mengisi checklist lembar observasi

kelas yang telah disediakan, penilaian dilakukan kepada setiap siswa apabila

pada saat pembelajaran berlangsung siswa melakukan sesuai yang ada pada

indikator adalah : (1) Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya, maksud

dari indikator adalah siswa ikut serta dalam proses pembelajaran apabila

siswa mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal. (2)

Terlibat dalam pemecahan masalah, maksud dari indikator adalah di dalam

kelas siswa ikut akti dalam menyelesikan masalah masalah yang sedang

dibahas dalam kelas. (3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila

tidak memahami persoalan yang dihadapi, maksud dari indikator adalah jika

tidak memahami materi berapa orang banyak siswa yang bertanya pada guru

atau bertanya pada siswa lain. (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang

diperoleh untuk pemecahan masalah, maksud dari indikator adalah berusaha

mencari informasi atau cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan

suatu soal dengan cara siswa mencari informasi dari materi yang diberikan

dari pengajar. (5) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah, maksud

dari indikator ini adalah siswa dapat melatih diri menjelaskan pada teman

kelompok dan menjawab apabila ada pertanyaan. (6) Menilai kemampuan

dirinya dan hasil yang diperolehnya, maksud dari indikator adalah menilai

kemampuan dirinya dengan mencoba mengerjakan soal setelah guru

menerangkan materi.

Berdasarkan perhitungan pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa total

prosentase keaktifan siswa dikelas XI RPL 2 sebesar 83.75 % masuk dalam

kategori sangat baik. Penilaian dilakukan dengan cara menggunakan daftar

yang berisi indikator kemudian siswa diamati setiap individu dengan mengisi

lembar observasi yang sudah dibuat. Hasil perhitungan menunjukan bahwa

efektifitas penggunaan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem

basis data. Guru kemudian mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan

kegiatan pembelajaran termasuk melengkapi jawaban atas pertanyaan yang

diajukan oleh siswa. Guru juga memberitahukan kepada siswa bahwa pada

Page 11: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

11

pertemuan berikutnya akan diadakan tes, siswa diminta untuk mempersiapkan

diri dengan baik. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Tahap terakhir dari penelitian guru mengawali pembelajaran dengan

mengucapkan salam pembuka dan memeriksa kehadiran siswa. Guru

mengarahkan siswa untuk duduk pada tempatnya masing-masing dengan

tertib. Siswa diarahkan untuk mengerjakan tes soal posttest yang telah

diberikan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikn

treatmen. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal posstest hanya satu

jam pelajaran yaitu 45 menit. Guru mengawasi siswa dengan tujuan agar

siswa mengerjakan tes dengan tenang dan tidak diperbolehkan bekerja sama

dengan siswa yang lain. Kegiatan setelah selesai mengerjakan soal posttest

yang dibagikan oleh guru, siswa diarahkan untuk mengisi angket selama 15

menit. Hasil posstest digunakan untuk membandingkan hasil belajar siswa

sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi

ad hoc. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapakan salam.

Hasil dari perhitungan dengan menggunakan sebuah aplikasi pengolah

data statistik. Hasil dari 25 soal yang diujikan didapat 20 soal valid dan 5 soal

tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut adalah soal no 13,18,19,20,23 Soal

yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitas yang mempunyai ketentuan

jika Alpha > 0.05 maka data tersebut reliabel (konsistensi dari serangkaian alat

ukur). Hasil pengujian menunjukkan Alpha 0.865 > 0.05, maka soal dapat

dinyatakan reliabilitas „bagus‟.

Indikator keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil

pretest dan posttest siswa. Hasil belajar siswa dikatakan tinggi apabila proses

pembelajaran yang dilakukan berhasil. Hasil belajar rendah apabila

pembelajaran yang dilakukan tidak berhasil [9]. Proses pelaksanakaan

pembelajaran dengan memberikan perlakuan metode pembelajaran jigsaw

berbasis wifi ad-hoc XI RPL 2 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa.

Hal ini ditunjukkan pada hasil belajar nilai rata-rata kelas dari hasil pretest

60.65 menjadi 81,84 pada hasil postest. Dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc

berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Tabel 4. Ketuntasan hasil belajar

Soal Kelas Jumlah siswa tuntas

Persentase ketuntasan

Keterangan

Pretest

Posttest

XI RPL 2 3 7% Tidak Tercapai

XI RPL 2 37 97% Tercapai

Presentase ketuntasan dapat pada tabel 4, hasil perhitungan persentase

ketuntasan untuk pretest diperoleh jumlah siswa yang tuntas belajar 3 siswa

atau prosentase 7% dan untuk posttest diperoleh siswa yang tuntas sebanyak

37 siswa atau persentase sebesar 97%. Berdasarkan jumlah persentase

Page 12: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

12

ketuntasan dapat disimpulkan bahwa presentase ketuntasan posttest lebih

tinggi dibandingakan pretest. Berdasarkan hasil perhitungan gain dan

ketuntasan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc efektif untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna [20].

Angket ini berfungsi untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode

pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad-hoc. Jumlah skor hasil pengumpulan

data yang diperoleh dari uji coba angket kelas XI RPL 2 yang berjumlah 38

siswa atau responden dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 item adalah

1520. Perhitungan hasil angket dapat dilihat pada tabel 5

Tabel 5 Perhitungan persentase per item pertanyaan

No Pernyataan Skor total jawaban

Presentase

1 Saya senang belajar basis data jika pembelajarannya dilakukan secara kelompok

122 8.02 %

2 Saya lebih mudah belajar basis data dengan model pembelajaran kelompok

113 7.43 %

3 Saya tidak takut bertanya jika saya tidak memahami materi basis data dengan model pembelajaran kelompok

108 7.10 %

4 Saya lebih paham dengan penjelasan dari teman

sekelompok dibandingkan guru 99 6.51 %

5 Saya senang mengerjakan soal basis data dengan cara

diskusi kelompok 126 8.28 %

6 Pembelajaran dengan media jigsaw berbasis wifi ad-hoc sangat membantu dalam proses pembelajaran

126 8.28 %

7 Media jigsaw berbasis wifi ad-hoc memudahkan

saya memahami materi yang ada 111 7.30 %

8 jigsaw berbasis wifi ad-hoc tidak membuat saya

merasa bosan dengan materi pembelajaran 97 6.38 %

9 Melakukan kerja kelomppok dan presentasi antar

kelompok memudahkan saya dalam mengingat materi yang diajarkan

115 7.56 %

10 Adanya model pembelajaran kelompok dan

pemanfaatan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan

125 8.22 %

Total 1142 75.12 %

Hasil perhitungan berada pada interval setuju dan sangat setuju tetapi

lebih mendekati pada kriteria setuju, dengan presentase skor sebesar 75.12 %.

Perhitungan secara jelas dapat dilihat dibawah ini :

Page 13: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

13

Prosentase =Skor hasil pengumpulan data

1200 x 100 %

= 1142

1520 𝑥 100 %

= 75,12 %

Jumlah skor pengumpulan data adalah 1142 berada interval setuju dan

sangat setuju namun lebih mendekati pada kriteria setuju, dengan persentase

skor sebesar 75.12% yang berarti penggunaan metode pembelajaran jigsaw

brbasis wifi ad hoc mendapat tanggapan positif dan disetujui responden serta

layak digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

hasil belajar pada mata pelajaran sistem basis data.

4. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa efektivitas

metode jigsaw berbasis wifi ad hoc berpengaruh positif terhadap kelas XI

RPL 2 SMKN 1 Tengaran. Hal ini dilihat dari sikap siswa yang lebih senang

dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Dalam pembelajaran

kelompok siswa yang cenderung malas dan bosan lebih dapat mengikuti

pembelajaran yang dilakukan dengan pembentukan kelompok menggunakan

metode jigsaw berbasis wifi ad hoc. Selain itu metode jigsaw berbasis wifi ad

hoc juga mendapatkan tanggapan positif dari siswa dan dapat membantu

dalam penyampaian materi dikelas. Metode jigsaw berbasis wifi ad hoc dapat

menarik perhatian siswa dikelas dan membuat suasana kelas tidak gaduh

seperti yang terjadi pada saat masih menggunakan metode konvensional.

Hasil perhitungan nilai ketuntasan pada pretest kelas XI RPL 2 sebesar

7 % dan ketuntasan pada posttest menunjukan kenaikan yaitu sebesar 97 %

hasil ini menunjukan ketuntasan karena siswa yang tuntas <75 %. Hasil

ketuntasan kelas pada pretest sebesar 7 % sedangkan pada posttest meningkat

menjadi sebesar 97 %. Hasil tersebut menunjukan adanya kenaikan yang

signifikan antara kelas pretest dan posttest.

Hasil angket menunjukkan bahwa efektivitas metode pembelajaran

jigsaw berbasis wifi ad hoc mendapat tanggapan positif dan dapat diterima

siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan total skor 1142 dari total

maksimal skor kriteria 1520. Perhitungan persentase angket menunjukkan

75.12%, hal ini menunjukan bahwa tanggapan responden terhadap metode

pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc adalah positif.

5. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka disarankan

pada penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian yang sama dengan

memperbaiki apabila ada kekurangan dalam penelitian ini. Disarankan juga

supaya penelitian yang akan dilakukan menggunakan variasi pada proses

pembelajaran. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar dan memotivasi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran di sekolah. Variasi dalam proses pembelajaran akan

Page 14: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

14

menimbulkan suatu keyakinan dalam diri siswa bahwa tidak ada sesuatu yang

tidak dapat diselesaikan atau sulit asalkan siswa mau mempelajarinya.

6. Daftar pustaka

[1] Kamsinah, (2008) Metode Dalam Proses Pembelajaran, Lentera

Pendidikan, Vol. 11, No. 1, pp 101-114

[2] Isjoni .(2013). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan

Belajar Berkelompok, Bandung :Alfabeta.

[3] Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif,

Jakarta : Prenada Media Group

[4] Kurnianingtyas, Y.l., & Nugroho, A.M. (2012). Implementasi Strategi

Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan

Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 Smk

Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan

Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 [5] Gerlach dan

Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second

Edition, by V.S

[5] Pramono, S.H., & Haryanto. (2009). Pencapaian Kompetensi

Mahasiswa D3 Teknik Elektro Pada Mata Kuliah Praktek Sistem

Mikroprosesor Dengan Metode Pembelajaran Cooperative Learning

Tipe Jigsaw . Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009,

hlm. 79 - 90. Retrieved from

[6] C.Y.Chang, J.P.Sheu& T.W.Chan (2003) Concept and design of ad

hoc and mobile classroom, journal of computer Assisted learning 19,

pp 336-346

[7] Yung C dan Ping Sheu (2002) Design and implementation of ad hoc

Clasroom and eSchoolbag Systems for Ubiquitos learning,

proceeding of the IEEE international workshop and wireless and

mobile technologies in education IEEE.

[8] Bram, Yudi Farola. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah

Satu Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT.

Rambang Dengan Menggunakan Model CPIC Model. Jurnal

Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 6. Hal : 1-23

[9] Mulyasa, (2009), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi

Aksara.

[10] Azwar, Saifuddin. 2002. Pengantar Psikologi Inteligensi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[11] Suyanto, Wardan. (2013, Juni). Penggunaan Efi Scanner Sebagai

Media Pembelajaran Untuk Menigkatkan Minat, Motivasi, dan

Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol.03, No 02, pp

192-209

Page 15: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw …

15

[12] Sadiman, A.s., dkk (2012) Media Pendidikan, Jakarta : PT Raja

Grafindo persada

[13] Musfiqon, (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.

Jakarta:Prestasi Pustaka.

[14] Gerlach dan Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic

Approach. Second Edition, by V.S

[15] Tanireja, Tukiran., dkk (2012) Model-model Pembelajaran inovatif.

Bandung : Alfabeta.

[16] Kusharyani, (2009) penerapan model pembelajaran kooperatif

dengan metode pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan

penguasaan konsepdalam pembelajaran akuntansi siswa kelas xi is 5

sma negeri 8 surakarta tahun ajaran 2008/2009. fakultas keguruan

dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret Surakarta

[17] Sugeng, W. (2005). Instalasi Wireless LAN, Bandung : Informatika

Bandung..

[18] S‟to. (2007). Wireless Kung Fu Networking & Hacking. Jakarta :

Jasakom.

[19] Riduwan, (2013). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis,Bandung :

Alfabeta.

[20] Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &

D, Bandung: Alfabeta.

[21] Arikunto, Suharsimi. (2010). prosedur penelitian suatu pendekatan

praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta

[22] Yahya, Anna., Siswandari., dan Sumaryati, S., (2013, Oktober)

Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Akuntansi

Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Dengan Media Kartu.

Jurnal Pendidikan UNS, Vol 2, No 1 Hal 169 s/d 179