113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI SIKAP PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE KOTA PALANGKA RAYA TESIS Tesis ini disusun Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Disusun oleh: Syahrianah Syahran NIM . S850809117 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

  • Upload
    hacong

  • View
    225

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS

TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DITINJAU DARI SIKAP PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI SE KOTA PALANGKA RAYA

TESIS Tesis ini disusun Guna Memenuhi Persyaratan

Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Syahrianah Syahran NIM . S850809117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS

TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DITINJAU DARI SIKAP PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI SE KOTA PALANGKA RAYA

TESIS

Disusun Oleh:

SYAHRIANAH SYAHRAN S850809117

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk dipertahankan di depan tim penguji

Pada tanggal 14 Februari 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Mardiyana, M.Si. Dr. Imam Sujadi, M.Si. NIP. 19660225 199302 1 002 NIP. 19670915 200604 1 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,

Dr. H. Mardiyana, M.Si. NIP. 19660225 199302 1 002

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS

TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DITINJAU DARI SIKAP PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI SE KOTA PALANGKA RAYA

Disusun oleh

SYAHRIANAH SYAHRAN

S850809117

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal……………………………………

Jabatan

Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr. Budiyono, M.Sc. NIP. 19530915 197903 1 003

…………………………..

Sekretaris Dr. Riyadi, M.Si. NIP. 19670116 199402 1 001

………………………….

Anggota penguji 1. Dr. H. Mardiyana, M.Si. NIP. 19660225 199302 1 002

2. Dr. Imam Sujadi, M.Si NIP. 19670915 200604 1 001

…………………………. ………………………….

Surakarta, Maret 2011 Mengetahui: Ketua Program Studi Direktur PPs UNS, Pendidikan Matematika, Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D Dr. H. Mardiyana, M.Si. NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19660225 199302 1 002

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Syahrianah Syahran

NIM : S850809117

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul:

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI SIKAP PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE KOTA PALANGKA RAYA adalah betul-betul hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis

ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari

terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis ini.

Surakarta, 14 Februari 2011

Yang membuat pernyataan,

Syahrianah Syahran S850809117

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRAK

Syahrianah Syahran. S850809117. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Sikap Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri se Kota Palangka Raya. Tesis. Komisi Pembimbing: (I) Dr. H. Mardiyana, M.Si. (II) Dr. Imam Sujadi, M.Si. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah pembelajaran matematika dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dapat menghasilkan hasil belajar matematika yang lebih baik daripada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. (2) Apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang, hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri rendah. (3) Apakah hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD baik untuk siswa dengan sikap percaya diri tinggi, sedang maupun rendah.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksprimen semu dengan desain faktorial 2 x 3. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2010 sampai dengan Desember 2010 dengan populasi siswa kelas VIII SMP Negeri se Palangka Raya semester I tahun pelajaran 2010/2011. Sampel penelitian diperoleh dengan stratified random sampling dan cluster random sampling. Banyak anggota sampel 112 siswa yang terdiri dari siswa-siswi SMP Negeri 1, SMP Negeri 6, dan SMP Negeri 8 Palangka Raya dan masing-masing sekolah diambil 1 kelas sebagai kelas eksprimen (pembelajaran kooperatif NHT) dan 1 kelas untuk kelas kontrol (pembelajaran kooperatif STAD). Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Palangka Raya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi berupa nilai UN SMP mata pelajaran matematika untuk penetapan pengambilan sampel berstrata, nilai leger raport mata pelajaran matematika untuk data kemampuan awal, metode tes untuk data hasil belajar matematika pada kompetensi dasar sistem persamaan linear dua variabel dan metode angket untuk data sikap kepercayaan diri. Sebelum instrumen tes dan angket diujicobakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi oleh 3(tiga) validator. Hasil uji coba menunjukkan bahwa 30 butir soal tes valid dan 40 item angket dapat digunakan untuk instrumen penelitian. Pada uji coba tes hasil belajar matematika dilakukan uji tingkat kesukaran, daya beda dan uji reliabilitas. Sedangkan pada uji coba angket sikap percaya diri dilakukan uji konsistensi internal dan uji reliabilitas. Instrumen tes yang valid dihitung nilai uji reliabiltas dengan KR-20 diperoleh nilai indeks 0,8311, sedangkan nilai indeks reliabilitas angket 0,8356.

Prasyarat analisis data dengan menggunakan uji Lilliefors untuk uji normalitas dan uji Bartlett untuk uji homogenitas. Analisis data menggunakan

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

analisis variansi dua jalan sel tak sama. Hasil analisis dua jalan dengan taraf signifikansi α = 5 %, menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII materi sistem persamaan linear dua variabel (Fa = 0,5499 < 3,8870 = Ftabel), (2) terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang mempunyai sikap percaya diri tinggi, percaya diri sedang dan percaya diri rendah terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel ( Fb = 30,5719 > 3,0397 = Ftabel), dan (3) terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan sikap percaya diri siswa terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel (Fab = 3,9947 > 3,0397 = Ftabel).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together sama efektifnya dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel, (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang, hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri rendah, dan (3) Pada pembelajaran dengan model NHT, siswa dengan sikap percaya diri tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan sikap percaya diri sedang maupun rendah. Sedangkan untuk siswa dengan sikap percaya diri sedang mempunyai hasil belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan sikap percaya diri rendah. (4) Pada pembelajaran dengan model STAD, siswa dengan sikap percaya diri tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan sikap percaya diri sedang. Sedangkan untuk siswa dengan sikap percaya diri tinggi maupun sedang mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik dari siswa dengan sikap percaya diri rendah.(5) Pada siswa yang mempunyai sikap percaya diri tinggi, sedang maupun rendah penggunaan model pembelajaran NHT sama efektifnya dengan penggunaan model pembelajaran STAD.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT), Pembelajaran Kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Sikap Percaya Diri, dan Hasil Belajar Matematika.

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Syahrianah Syahran. S850809117. The Effectiveness in the Cooperative Learning Model of Numbered Heads Together toward the Learning Results in Mathematics in the Main Topic of Discussion of Two-variable Linear Equation System Viewed from the Self-confidence Levels of the 8th-grade Students of the State Junior Secondary Schools throughout Palangkaraya Municipality. Principal Advisor: Dr. H. Mardiyana, M. Si. Co-advisor: Dr. Imam Sujadi, M. Si. Thesis: The Graduate Program in Mathematics Education, Sebelas Maret University. 2011. The objectives of this research are to investigate: (1) whether or not the use of the cooperative learning model of Numbered Heads Together (NHT) is able to result in better learning results in Mathematics than that of the cooperative learning model of Student Team Achievement Division (STAD); (2) whether or not the learning results in Mathematics of the students with high level of self-confidence are better than those of the students with medium level of self-confidence and whether or not the learning results in Mathematics of the students with medium level of self-confidence are better than those of the students with low level of self-confidence; (3) whether or not the learning results in Mathematics of the students who are given the cooperative learning model of NHT are better than those of the students who are given the cooperative learning model of STAD among the students with each with high, medium, and low level of confidence. This research used the quasi-experiment method with the factorial design of 2 x 3. This research was conducted from July to December 2010. The population of this research was the 8th–grade students of the state junior secondary schools throughout Palangka Raya of the first semester in the Academic Year of 2010/2011. The samples were gathered through the stratified random sampling and the cluster random sampling. The number of the samples was 112 students who were the students of SMP Negeri 1, SMP Negeri 6, and SMP Negeri 8 of Palangka Raya Municipality and from each of the schools 1 class was taken as the experiment class (for the cooperative learning model of NHT) and another class was taken as the control class (for the cooperative learning model of STAD). The instruments of the research were test at SMP Negeri 2 Palangka Raya. The data were gathered through the methods of documentation in the form of the national examination scores in Mathematics of junior secondary schools to establish the stratified random sampling, the ledger scores in Mathematics for the data on the students’ initial ability, test for the data on the learning results in Mathematics in its basic competence in the main topic of discussion of Two-variable Linear Equation System, and questionnaire for the data on the students’ levels of self-confidence. Before the instruments of test and questionnaire were experimented, the validity test on those two instruments was conducted by three competent persons in validation. The test indicated that 30 question items of the test and 40 items in the questionnaire were able to be used as the research instruments. In the experiment on the test to obtain the learning results in

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

Mathematics the tests on the Index of Difficulty, the Index of Differentiability, and the reliability were conducted while the internal consistency test and the reliability test were conducted on the questionnaire on self-confidence. The reliability test with KR-20 conducted on the test instrument to obtain its validity resulted in the index value of 0.8311 while the reliability test conducted on the questionnaire instrument resulted in the index value of 0.8356. The prerequisite for the data analysis used the Lilliefors Test on the normality test and the Bartlett Test on the homogeneity test. The data were then analyzed by using the two-way Analysis of Variances with unequal cells. The results of the analysis were: (1) there is no difference in the influence of the use between those two learning models toward the learning results in Mathematics in the main topic of discussion of Two-variable Linear Equation System among the 8th-grade students (Fa = 0.5499 < 3.8870 = Ftable); (2) there is a difference in the influence of the students’ self-confidence levels toward the learning results in Mathematics in the main topic of discussion of Two-variable Linear Equation System among the students each with high, medium, and low level of self-confidence (Fb = 30.5719 > 3.0397 = Ftable); and (3) there is an interaction between the use of the learning models and the students’ levels of self-confidence toward their learning results in Mathematics in the main topic of discussion Two-variable Linear Equation System (Fab = 3.9947 > 3.0397 = Ftable). The results of this research are: (1) the use of the cooperative learning model of NHT is as effective as that of the cooperative learning model of STAD toward the students’ learning results in Mathematics in the main topic of discussion of Two-variable Linear Equation System; (2) the learning results in Mathematics of the students with high level of self-confidence are better than those of the students with medium level of self-confidence and the learning results in Mathematics of the students with medium level of self-confidence are better than those of the students with low level of self-confidence; and (3) among the students who are given the cooperative learning model of NHT those with high level of self-confidence have better learning results in Mathematics than those with medium and low levels of self-confidence and those with medium level of self-confidence have the same learning results in Mathematics as those with low level of self-confidence. (4) Meanwhile, among the students who are given the cooperative learning model of STAD those with high level of self-confidence have the same learning results in Mathematics as those with medium level of self-confidence while those with high and medium levels of self-confidence have better learning results in Mathematics than those with low level of self-confidence. (5) Among the students each with high, medium, and low level of self-confidence the use of the cooperative learning model of NHT is as effective as that of the cooperative learning model of STAD. Keywords: Cooperative learning model of Numbered Heads Together (NHT),

cooperative learning model of Student Team Achievement Division, Self-confidence, and Learning Results in Mathematics.

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan”. (Q.S Al-Insyirah: 6)

“Allah akan meningkatkan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan

orang-orang yang berilmu”. (Q.S Al-Mujadalah: 11)

“Tetaplah berlaku Jujur, karena Jujur menuju Kebaikan, sedangkan Kebaikan menuju Jalan yang lurus”.

(Sabda Rasullullah)

Dengan penuh ketulusan dan keikhlasan tesis ini ku persembahkan kepada:

1. Ayahnda Syahran Badruzzaman (alm) dan Ibunda Djuaimah Santung yang selalu dalam hati dan doa anakmu.

2. Suami tercinta Suharyono dengan tulus dan ikhlas mendoakan, mendukung serta penyemangat untuk keberhasilan dalam penyelesaian studi dan tesis ini.

3. Anaknda tersayang Ayu Haryono Permatasari yang selalu mendoakan dan membantu dalam penyelesaian tesis ini.

4. Saudaraku, kakak, adik-adik serta keponakan-keponakan yang tersayang dengan

penuh pengertian , selalu mendoakan dan memberikan semangat dan dukungan.

5. Temanku Pancarita yang memberikan doa, dukungan dan motivasi untuk keberhasilanku.

6. Anak-anak Mahasiswaku (Arini, Saniadora, Irma,Yesi, Norhayati dan Hana)

yang membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Rekan-rekan seperjuangan Kelas Kalimantan Angkatan 2009, terima kasih atas dukungan dan doa serta persayudaraannya.

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmatNya sehingga sehingga tesis yang

merupakan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam

semoga tercurahkan dan terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat dan seluruh umatNya.

Peneliti menyadari bahwa penyelesaian laporan hasil penelitian ini tidak

terlepas dari dukungan, dorongan, bimbingan, saran dan bantuan berbagai pihak.

Melalui laporan hasil penelitian ini peneliti ingin menyampaikan rasa hormat,

penghargaan setinggi-tingginya dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr. Sp Kj (K), Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh

studi sampai selesai di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang memberikan kesempatan untuk banyak belajar.

3. Dr. H. Mardiyana, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, motivasi dan

bantuan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

4. Dr. Imam Sujadi, M.Si, Dosen Pembimbing II dengan sabar, tekun dan tulus

memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi, arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bekal

ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.

6. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya yang telah

memberikan ijin penelitian di SMP Negeri se Kota Palangka Raya.

7. Kepala SMP Negeri 1, Kepala SMP Negeri 2, Kepala SMP Negeri 6, dan Kepala

SMP Negeri 8 Palangka Raya beserta Bapak dan Ibu Guru yang telah memberikan

fasilitas, tenaga, pikiran dan kerjasama dalam penelitian ini sehingga tesis ini

dapat tersusun.

8. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2009/2010 yang selalu

memberikan motivasi hingga terselesaikannya tesis ini.

9. Keluarga yang selalu mendoakan dan memberi semangat.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga hasil penelitian bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 14 Februari 2011

Penulis

Page 12: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iii

PERNYATAAN……………………………………………………………… iv

ABSTRAK …………………………………………………………………… v

ABSTRACT……………………………………………………………….. … vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………… ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… x

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 8

C. Pemilihan Masalah ……………………………………………. 9

D. Pembatasan Masalah ………………………………………… 10

E. Rumusan Masalah …………………………………………….. 10

F. Tujuan Penelitian……………………………………………… 11

G. Manfaat Penelitian …………………………………………… 12

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………….. 13

A. Kajian Pustaka ………………………………………………… 13

1. Hasil Belajar Matematika …………………………………. 13

2. Pembelajaran Kooperatif ………………………………… 15

3. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) 22

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) ................................................................. 26

5. Pengertian Sikap Percaya Diri ……………………………. 28

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

B. Penelitian Yang Relevan ……………………………………… 34

C. Kerangka Berpikir ……………………………………………. 36

D. Hipotesis Penelitian……………………………………………. 40

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………… 42

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian ……………………….. 42

B. Jenis Penelitian ………………………………………………. 43

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ………… 44

D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 45

1. Variabel Penelitian …………………………………… 45

2. Metode Pengumpulan Data ……………………………….. 47

3. Instrumen Penelitian ……………………………………… 49

E. Teknik Analisis Data …………………………………………. 55

1. Prasyarat Uji Keseimbangan dan Uji Hipotesis…………… 55

2. Uji Keseimbangan ………………………………………… 57

3. Uji Hipotesis ……………………………………………… 59

4. Uji Komparasi Ganda …………………………………….. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 65

A. Hasil Uji Coba Instrumen……………………………………... 67

1. Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika………………. … 67

a. Uji Validitas Isi………………………………………... 67

b. Daya Pembeda Uji Coba Butir Soal…………………… 67

c. Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal………………. 68

d. Reliabilitas Uji Coba Soal Tes………………………… 68

2. Instrumen Angket Sikap Percaya Diri……………………. 69

a. Uji Validitas Isi……………………………………….. 69

b. Uji Konsistensi Internal………………………………. 69

c. Uji Reliabilitas………………………………………… 70

B. Deskripsi Data…………………………………………………. 70

1. Data Skor Tes Hasil Belajar Matematika……………..…… 70

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

2. Data Skor Angket Sikap percaya Diri Siswa………….…… 71

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data………………………….. 72

1. Uji Keseimbangan ………………………………………… 72

2. Uji Normalitas …..………………………………………… 74

3. Uji Homogenitas…………………………………………… 75

D. Hasil Pengujian Hipotesis……………………………………… 76

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak sama ……….. 76

2. Uji Lanjut Pasca Anava …………………………………… 77

E. Pembahasan Hasil Analisis Data ……………………………… 80

1. Hipotesis Pertama …………………………………………. 80

2. Hipotesis Kedua…………………………………………… 81

3. Hipotesis Ketiga ………………………………………….. 84

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN …………………….. 89

A. Kesimpulan……………………………………………………. 89

B. Implikasi ………………………………………………………. 90

C. Saran…………………………………………………………… 91

DAFTAR PUSTAKA ..………………………………………………………. 94

LAMPIRAN……..…………………………………………………………… 97

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rataan Nilai Ujian Nasional (NUN) Mata Pelajaran Matematika

SMP Negeri Kota Palangka Raya………………..……………… 1

Tabel 1.2 Rataan Nilai Ujian Nasional (NUN) Mata Pelajaran Matematika

SMP Negeri Kota Palangka Raya Tahun 2009/2010…………… 2

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe

NHT…..………….……………………………………………… 24

Tabel 2.2 Poin Perkembangan Individual ………………….…………….. 27

Tabel 3.1 Jadwal penelitian…………………………………..…………… 42

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian……………………………….………….. 43

Tabel 3.3 Sampel Penelitian…………………………………….………… 45

Tabel 3.4 Kategori Angket Sikap Percaya Diri…………………………… 47

Tabel 3.5 Rangkuman Anava Dua Jalan……..…………………………… 61

Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ……..………………………….. 71

Tabel 4.2 Penggolongan Skor Angket Sikap percaya Diri…. ……………. 71

Tabel 4.3 Data Sikap Percaya Diri dan Hasil Belajar Matematika………. 72

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas kemampuan Awal …………..…………… 73

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksprimen, Kelas

Kontrol, dan Sikap percaya Diri …………………..…………… 74

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas………………………………………… 75

Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

Sama………….………………………………………………… 76

Tabel 4.8 Rataan Antar Sel dan Rataan Marginal…….…………………... 77

Tabel 4.9 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom……………… 78

Tabel 4.10 Rangkuman uji Komparasi Ganda Antar Sel……..…………….. 79

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Penentuan Sampel Penelitian ……………………………….. 97

Lampiran 2 RPP Pembelajaran Kelas Eksprimen (NHT)……………….. 98

Lampiran 3 RPP Pembelajaran Kelas Kontrol (STAD)…………………. 109

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ………………………………… 120

Lampiran 5 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika …………………….. 138

Lampiran 6 Soal Uji Coba tes Hasil Belajar matematika………………… 141

Lampiran 7 Pedoman Penyelesaian Tes Hasil Belajar Matematika……… 149

Lampiran 8 Lembar Validasi Butir Tes Hasil Belajar Matematika…….... 158

Lampiran 9 Tabel Skor Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika….. 173

Lampiran 10 Rekap Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes

Hasil Belajar Matematika …………………………………. 193

Lampiran 11 Rekap Reliabilitas Uji coba Tes hasil Belajar Matematika … 194

Lampran 12 Kisi-kisi Penyusunan Angket Sikap Percaya Diri…………... 195

Lampiran 13 Angket Sikap percaya Diri …………………………………. 196

Lampiran 14 Lembar Validasi Intrumen Angket Sikap Percaya Diri ……. 199

Lampiran 15 Skor Uji Coba Angket Sikap Percaya Diri …………………. 211

Lampiran 16 Uji Konsistensi Internal Angket Sikap Percaya Diri ……… 223

Lampiran 17 Uji Reliabilitas Angket Sikap Percaya Diri ………………… 224

Lampiran 18 Data Dokumentasi Nilai Awal………………………………. 225

Lampiran 19 Data Induk kelas Eksprimen (NHT)………………………… 228

Lampiran 20 Data Induk Kelas Kontrol (STAD) ………………………… 231

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

Lampiran 21 Rangkuman Perhitungan Pengkategorian Sikap Percaya

Diri ………………………………………………………… 234

Lampiran 22 Data Sikap Percaya Diri dan Hasil Belajar Matematika …… 236

Lampiran 23 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksprimen ……… 238

Lampiran 24 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Kontrol ………… 243

Lampiran 25 Uji Homogenitas Kemampuan Awal ……………………….. 247

Lampiran 26 Uji Keseimbangan Antara kelas Eksprimen (NHT) dan

Kelas Kontrol (STAD) ……………………………………… 249

Lampiran 27 Uji Normalitas Kelas Eksprimen (NHT)……………………. 253

Lampiran 28 Uji Normalitas Kelas Kontrol Pembelajaran STAD………… 258

Lampiran 29 Uji Normalitas Kelompok Sikap Percaya Diri Tinggi ............ 263

Lampiran 30 Uji Normalitas Kelompok Sikap Percaya Diri Sedang........... 267

Lampiran 31 Uji Normalitas Kelompok Sikap Percaya Diri Rendah …….. 271

Lampiran 32 Uji Homogenitas Sikap Percaya Diri Siswa………………… 275

Lampiran 33 Uji Homogenitas Model Pembelajaran……………………… 276

Lampiran 34 Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama………… 277

Lampiran 35 Uji Komparasi Ganda ………………………………………. 281

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap

jenjang pendidikan baik di tingkat dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi bahkan

termasuk dalam mata pelajaran yang diujikan secara nasional pada setiap akhir jenjang

pendidikan.

Menurut Kepala Bidang SMP/MTs dan SMA/MA (2009), rataan Nilai Ujian

Nasional (NUN) mata pelajaran matematika SMP Kota Palangka Raya dari tahun

pelajaran 2005/2006 sampai dengan 2009/2010 ada peningkatan sebagaimana terlihat

pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Rataan Nilai Ujian Nasional (NUN) mata pelajaran matematika SMP Negeri Kota Palangka Raya

NO. TAHUN PELAJARAN RATAAN

1. 2005/2006 6,18

2. 2006/2007 6,26

3. 2007/2008 6,29

4. 2008/2009 6,31

5. 2009/2010 6,59

Sumber data :Dinas Pendidikan,Pemuda Dan Olah Raga Kota Palangka Raya.

Tetapi, jika dilihat masing-masing dari 16 SMP Negeri Kota Palangka Raya masih ada

rataan nilai ujian nasional matematika yang kurang dari 6,00 seperti terlihat pada tabel

berikut.

1

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tabel 1.2 Rataan Nilai Ujian Nasional (NUN) mata pelajaran matematika

SMP Negeri Kota Palangka Raya Tahun 2009/2010

NO. Nama Sekolah Rataan NUN 1. SMP NEGERI 1 Palangka Raya 5,55 2. SMP NEGERI 2 Palangka Raya 7,12 3. SMP NEGERI 3 Palangka Raya 7,00 4. SMP NEGERI 4 Palangka Raya 5,60 5. SMP NEGERI 5 Palangka Raya 5,96 6. SMP NEGERI 6 Palangka Raya 7,21 7. SMP NEGERI 7 Palangka Raya 6,12 8. SMP NEGERI 8 Palangka Raya 6,62 9. SMP NEGERI 9 Palangka Raya 5,73 10. SMP NEGERI 10 Palangka Raya 6,22 11. SMP NEGERI 11 Palangka Raya 5,87 12. SMP NEGERI 12 Palangka Raya 8,78 13. SMP NEGERI 13 Palangka Raya 8,15 14. SMP NEGERI 14 Palangka Raya 7,03 15. SMP NEGERI 15 Palangka Raya 6,50 16. SMP NEGERI 16 Palangka Raya 5,92

Sumber Data: Dinas Pendidikan,Pemuda Dan Olah Raga Kota Palangka Raya.

Secara umum tujuan pembelajaran matematika di semua jenjang pendidikan

dapat diklasifikasikan ke dalam tujuan yang bersifat (1) formal, yaitu penataan nalar dan

pembentukan kepribadian siswa serta (2) informal, yaitu penerapan matematika dan

keterampilan matematika. Keduanya perlu dilaksanakan secara profesional sesuai

dengan jenis dan jenjang pendidikan yang memerlukan matematika (Soedjadi, 2000:

138).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 merupakan

penyempurnaan dari kurikulum 2004 yang dilaksanakan oleh tingkat satuan pendidikan

mulai tahun pelajaran 2007. Dalam KTSP 2006, standar kompetensi mata pelajaran

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 matematika untuk tujuan pengajaran matematika adalah: (1) melatih cara berpikir dan

menarik kesimpulan, (2) mengembangkan aktivitas yang kreatif, (3) mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah, (4) mengembangkan kemampuan menyampaikan

informasi dan mengkomunikasikan gagasan (Depdiknas, 2006 : 1).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pelaksanaannya

diharapkan sekolah dapat mengembangkan KTSP sesuai dengan kebutuhan, situasi dan

kondisi sekolah yang bersangkutan agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benar-

benar mampu menjawab kebutuhan daerah dimana sekolah tersebut berada. Dengan

KTSP diharapkan ada perubahan pola pikir bagi guru dalam mengelola kelas dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Bagaimana supaya guru dapat mengantisipasi dan

mengembangkan KTSP yang berbasis kompetensi, reorientasi pembelajaran dari guru

menjadi pembelajaran siswa.

Salah satu wujud tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar

siswa. Bersamaan dengan kemajuan IPTEK maka pelaksanaan pembelajaran menjadi

kompleks, karena komponen dalam proses pembelajaran turut mempengaruhi hasil

belajar antara lain: tujuan, bahan atau materi, metode, media, guru, dan siswa. Peran

guru dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: latar belakang pendidikannya,

kemampuan dalam menyajikan materi, sikap terhadap pendidik (siswa), sarana dan

prasarana penunjang lainnya. Demikian juga peserta didik perbedaan individual turut

mempengaruhi, seperti tidak semua peserta didik dapat menangkap makna dari materi

yang diberikan.

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4 Dalam KTSP diamanatkan adanya pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivisme, dimana belajar adalah lebih merupakan suatu proses untuk menemukan

daripada untuk mengumpulkan sesuatu. Dalam hal ini diharapkan siswa dapat

membangun pikirannya sesuai dengan apa yang dimilikinya untuk menemukan sesuatu.

Setelah diberlakukannya KTSP sekarang ini, secara umum kegiatan pembelajaran di

sekolah-sekolah belum banyak guru dalam proses pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran dengan melibatkan siswa aktif di dalam kelas.

Guru seharusnya dapat mengembangkan pembelajaran di kelas, tetapi menurut

pengamatan peneliti masih banyak guru yang tidak sepenuhnya melaksanakan KTSP

dengan baik dan kreatif. Hal ini dapat dilihat dari praktek pembelajaran di kelas, masih

banyak siswa yang tidak tertarik dengan pelajaran matematika, saat guru bertanya

kepada siswa tentang konsep yang baru dipelajari siswa tidak bisa menjawab, diberikan

tugas rumah masih ada siswa mengerjakan di kelas sebelum pelajaran dimulai bahkan

ada yang tidak mengerjakannya. Guru dalam proses pembelajaran hanya memberikan

rumus-rumus dan contoh soal serta latihan soal tanpa memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mencerna atau mendiskusikan dengan siswa lain. Sedangkan belajar

matematika dengan mengandalkan, mengingat, dan menghafal rumus tanpa dipahami

tidak bermakna. Meskipun ada guru yang mencoba menerapkan pembelajaran aktif di

dalam kelas, namun masih banyak dilakukan secara klasikal atau diskusi biasa. Pada

akhirnya efektifitas pembelajaran aktif yang dilakukan belum optimal dan hasil belajar

siswapun kurang memuaskan.

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5 Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang

disenangi siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti kurang motivasi, kurang

percaya diri belajar siswa pada pelajaran matematika. Salah satu yang menjadi

kendalanya adalah siswa beranggapan bahwa matematika itu sukar, rumit dan hanya

berhubungan dengan angka-angka saja. Oleh karena itu perlu dicarikan jalan keluarnya

agar dalam proses pembelajaran matematika siswa terlibat aktif dan memperoleh

pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan motivasi, rasa percaya diri siswa dalam

mengikuti pelajaran matematika.

Permasalahan di atas menunjukkan diperlukan pula pembenahan pada proses

pembelajaran, dalam hal ini dapat berkaitan dengan strategi, model, ataupun metode

pembelajaran karena keberhasilan proses belajar mengajar diantaranya ditentukan oleh

penerapan pembelajaran yang sesuai. Dengan pemilihan model ataupun metode dalam

pembelajaran diharapkan adanya perubahan pada siswa dari mengingat atau menghafal

ke arah berpikir dan pemahaman.

Kegiatan-kegiatan pembelajaran juga memuat interaksi antar siswa juga interaksi

antara guru dan siswa. Karenanya suasana kelas juga harus dibuat sedemikian rupa

sehingga siswa dapat membangun interaksi dan kerjasama baik dengan teman lain

maupun dengan guru. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran

yang memberi fasilitas pada siswa untuk saling bekerja sama. Pembelajaran kooperatif

adalah salah satu konsep belajar yang sangat menekankan aspek kerjasama, bukan

persaingan. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dapat menjadi salah satu

alternatif karena banyak pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif termasuk

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6 pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran (Wagiran,

2006:26). Model pembelajaran kooperatif ini berguna untuk membantu siswa

menumbuhkan kerjasama, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman.

Dari hasil wawancara dengan beberapa guru mata pelajaran matematika di kelas

VIII SMPN Palangka Raya ternyata kondisi pembelajaran matematika masih ada proses

pembelajaran cenderung satu arah. Saat pembelajaran berlangsung guru aktif mengajar

hanya menyampaikan materi, sementara siswa secara pasif mendengarkan, mencatat,

menghafal, dan mengerjakan soal sesuai contoh yang diberikan. Sehingga sebagian

besar siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan

hasil belajar siswa rendah. Meskipun demikian ada pula beberapa guru mengatakan

sudah melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan diskusi biasa namun hasil ulangan

harian siswa masih ada yang memperoleh di bawah standar ketercapaian yang

diinginkan oleh sekolah yaitu, untuk nilai matematika 65 ke atas dan 85 % siswa

menguasai indikator secara klasikal. Disamping itu siswa masih belum bisa bekerja

sama dengan baik, siswa yang memiliki kemampuan tinggi sajalah yang bisa dan berani

berbicara mengemukakan pendapat sedangkan siswa yang lainnya hanya menunggu

jawaban dari teman yang bisa mengerjakan. Karena itu guru masih perlu berusaha untuk

menarik minat siswa yang kurang dalam pembelajaran ini, sehingga perlu diupayakan

memilih model pembelajaran yang menarik.

Pembelajaran yang biasa digunakan guru adalah pembelajaran dengan diskusi

kelompok dengan pendekatannya menekankan kepada proses belajar siswa aktif

penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dikurangi

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7 dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal (Wina

Sanjaya, 2007:177). Pembelajaran ini berorientasi pada siswa karena guru memegang

peran yang sangat dominan mengatur pembelajaran agar siswa belajar aktif seoptimal

mungkin. Dari fakta yang ada bahwa dalam proses belajar mengajar matematika, guru

perlu menerapkan model pembelajaran yang penyajiannya memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menyampaikan ide-idenya siswa.

Komponen lain yang mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran

adalah diri siswa sendiri. Karakteristik dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi

kegiatan belajar siswa antara lain terkait dengan rasa percaya diri, seorang siswa

memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu melakukan segala aktivitas belajar dan

mampu menghadapi masalah yang ada di dalamnya sangat membantu dalam belajar

matematika untuk mencapai hasil yang baik. Kepercayaan diri merupakan kemampuan

seseorang dalam mengatasi permasalahan dengan langkah tepat, kreatif dan mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Orang yang kurang percaya diri

cenderung menghindari situasi komunikasi karena takut orang lain mengejek dan

menyalahkannya. Kepercayaan diri merupakan komponen awal untuk dapat berinteraksi

dengan baik dilingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dalam pembelajaran guru perlu

memperhatikan faktor kepercayaan diri siswanya. Interaksi antara guru dengan siswa

ataupun siswa dengan siswa terjadi dalam proses pembelajaran, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Keberhasilan belajar yang dicapaipun tergantung pada beberapa

faktor internal diantaranya adalah kemampuan awal siswa, rasa percaya diri yang

dimiliki siswa, dan faktor eksternal diantaranya karakteristik mata pelajaran, kompetensi

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8 guru dan model pembelajaran atau metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran.

Meskipun demikian tepat atau tidaknya suatu model pembelajaran baru terlihat

dari keinginan siswa untuk belajar dan terbukti dari hasil belajar siswa. Oleh karena itu

pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat menciptakan peran siswa

belajar lebih aktif sehingga hasil belajarpun akan optimal.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar matematika mungkin disebabkan oleh kurang tepatnya

model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Terkait dengan hal ini, muncul

permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu apakah jika pemilihan model

pembelajaran yang sesuai dan tepat hasil belajar akan menjadi baik. Untuk menjawab

hal ini dapat dilakukan penelitian yang membandingkan suatu model pembelajaran

yang mengaktifkan siswa.

2. Hasil belajar matematika siswa masih rendah mungkin diakibatkan oleh penguasaan

kemampuan awal yang dimiliki siswa. Mengingat penguasaan kemampuan awal

mempunyai peranan yang penting dalam belajar matematika. Terkait hal ini, dapat

dilakukan penelitian apakah rendahnya hasil belajar matematika siswa tergantung

dari kemampuan awal yang dimiliki siswa.

3. Hasil belajar matematika siswa masih rendah mungkin disebabkan oleh siswa

beranggapan matematika sukar sehingga siswa kurang aktif hanya mengikuti

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

pembelajaran begitu saja dan hanya mengorganisasi sendiri apa yang diperolehnya.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian yaitu apakah dengan pemilihan model

pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa hasil belajar matematika siswa

menjadi lebih baik.

4. Hasil belajar matematika siswa masih rendah mungkin disebabkan faktor dari dalam

diri siswa yaitu kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika.

Dalam hal ini dapat dilakukan penelitian apakah sikap percaya diri ikut serta

mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

C. Pemilihan Masalah

Beberapa masalah di atas tidak mungkin dibahas secara bersamaan dalam satu

penelitian saja oleh peneliti dengan alasan keterbatasan peneliti. Pemilihan masalah

dalam penelitian ini adalah terkait pada permasalahan nomor 1 dan 4 yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar matematika, yang mungkin disebabkan oleh kurang tepatnya

model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2. Hasil belajar matematika siswa masih rendah mungkin disebabkan faktor dari dalam

diri siswa yaitu kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika.

D. Pembatasan Masalah

Dari pemilihan masalah di atas, perlu dilakukan pembatasan masalah supaya

penelitian dapat dilakukan tidak menyimpang dari sasaran pokok, yaitu:

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10 1. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP

pada kompetensi dasar materi pokok Sitem Persamaan Linier Dua Variabel

(SLPDV)

2. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dan model kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD).

3. Sikap percaya diri siswa adalah pada sikap percaya diri tinggi, sedang dan rendah.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemilihan dan pembatasan masalah di atas, dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif NHT lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Apakah siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi hasil belajar matematika lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang maupun

rendah, siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang hasil belajar matematikanya

lebih baik dari pada siswa yang memiliki sikap percaya diri rendah?

3. Apakah hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif

Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada hasil belajar matematika

siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, baik untuk siswa yang

memiliki sikap percaya diri tinggi, sedang maupun rendah. Pada masing-masing

model pembelajaran, apakah hasil belajar matematika siswa dengan sikap percaya

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

diri tinggi lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan sikap percaya

diri sedang maupun rendah, dan hasil belajar matematika siswa dengan sikap

percaya diri sedang lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan sikap

percaya diri rendah?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dapat menghasilkan hasil

belajar matematika yang lebih baik daripada penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap

percaya diri tinggi lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika

siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang maupun rendah, hasil belajar

matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri yang sedang lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya

diri rendah.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran

kooperatif Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada hasil belajar

matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD baik untuk

siswa dengan sikap percaya diri tinggi, sedang maupun rendah. Untuk mengetahui

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

apakah pada masing-masing model pembelajaran, hasil belajar matematika siswa

dengan sikap percaya diri tinggi lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa

dengan sikap percaya diri sedang maupun rendah, dan hasil belajar matematika

siswa dengan sikap percaya diri sedang lebih baik daripada hasil belajar matematika

siswa dengan sikap percaya diri rendah.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi para guru ataupun calon guru matematika dalam

memilih pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif selain model

pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, dalam rangka upaya peningkatan hasil

belajar.

2. Memberikan informasi kepada guru, calon guru dalam pembelajaran matematika

sikap percaya diri perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

3. Memberikan masukan bagi penelitian berikutnya yang sejenis.

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Belajar Matematika.

Keberhasilan seseorang dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil

belajarnya. Siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar jika prestasi yang diraih sesuai

dengan target yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Hasil belajar dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2005: 700) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka yang diberikan oleh guru. Slameto berpendapat prestasi belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka huruf maupun hal yang dapat mencerminkan

hasil yang sudah dicapai oleh anak pada periode tertentu. Sedangkan menurut Muhibbin

Syah (2008:45) hasil belajar adalah taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Dari uraian di atas, hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai dari usaha

yang telah dilakukan untuk menambah pengetahuan, pemahaman di bidang matematika,

mengembangkan keterampilan berkaitan dengan matematika yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat.

Berdasarkan teori taksonomi Bloom, hasil belajar dalam rangka studi dicapai

melalui tiga kategori ranah yaitu (1) ranah kognitif (cognitive domain), (2)ranah afektif

(affective domain), dan (3) psikomotor (psykomotor domain). Ranah kognitif berkenaan

13

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan

nilai yaitu kemampuan menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai. Ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik,

keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, gerakan refleks dan lain-lain. Ranah kognitif

lebih dominan daripada afektif dan psikomotor.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu

penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Hasil

belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil

yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku

yang lebih baik. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria

dalam mencapai tujuan pendidikan.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentu saja dipengaruhi oleh banyak

faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut dapat dibedakan menjadi 2 jenis

yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari

dalam diri siswa meliputi faktor usia, kematangan, pengalaman, minat, motivasi,

kepercayaan diri dan kebiasaan belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber

dari lingkungan sekitar siswa meliputi lingkungan sekolah, masyarakat, bahan

pengajaran, sarana dan media.

Untuk belajar dengan baik siswa sangat memerlukan kondisi yang

memungkinkan ia dapat melihat, mendengar dan melakukan proses belajar dengan baik

karena akan mempengaruhi tingkat kedalaman konsep siswa pada saat proses

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pembelajaran berlangsung. Tingkat kedalaman konsep yang diberikan kepada siswa

pada saat mengajarkan matematika harus sesuai dengan tingkat kemampuannya. Oleh

karena itu, pendidik harus mengetahui tingkat perkembangan mental siswa dan

bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan

mental siswa sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dan dapat dengan mudah

menyerap materi yang diberikan.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat berkenaan dengan materi SPLDV

menjadi sangat penting dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa yaitu

diantaranya dengan pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dan

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan penilaian atau evaluasi

belajar. Penilaian dalam hal ini bukan hanya dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan

belajar tetapi juga untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan

terhadap materi yang telah dipelajari oleh siswa.

Jadi, hasil belajar matematika siswa dalam penelitian ini adalah penguasaan

yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika yang diukur dengan tes

pada kompetensi dasar sistem persamaan linear dua variabel.

2. Pembelajaran Kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan

faham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap siswa anggota kelompok harus saling

bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Ada beberapa definisi pembelajaran kooperatif. Salah satunya yang

diungkapkan oleh Slavin (1995:2) merujuk pada berbagai metode pembelajaran dimana

siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk membantu siswa yang lain belajar.

Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2006) juga mengungkapkan “Essentially then cooperative learning represents a shift in educational paradigm from teacher-centered approach to a more student-centered learning in small group. It creates excellent opportunities for students to engage in problem solving with the help of their group members”.

Pada dasarnya pembelajaran kooperatif merupakan pergeseran paradigma pendidikan

dari pendekatan berpusat pada guru untuk lebih berpusat pada siswa dalam kelompok

kecil. Ini menciptakan peluang bagus bagi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan

masalah dengan bantuan anggota kelompoknya.

Menurut Slavin (1995:5) ada tiga konsep utama dalam pembelajaran kooperatif

yaitu (1) penghargaan kelompok, (2) tanggung jawab individu, dan (3) kesempatan yang

sama untuk sukses. Kelompok akan memperoleh penghargaan jika mencapai kriteria

tertentu. Tanggung jawab individu mempunyai makna bahwa kesuksesan kelompok

tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini

terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota

kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain. Kesempatan yang

sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara

meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tinggi, sedang dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan

bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

Beberapa catatan untuk definisi yang diungkapkan oleh Slavin adalah sebagai

berikut yang berbeda-beda tapi tetap memiliki unsur-unsur yang sama, dimana unsur-

unsur tersebut diperlukan agar setiap siswa dapat bekerja sama dalam kelompok.

Pertama, setiap anggota kelompok harus menerima bahwa mereka adalah bagian dari

kelompok dan mereka mempunyai tujuan yang sama. Kedua, anggota kelompok harus

menyadari bahwa masalah yang akan mereka selesaikan adalah masalah kelompok dan

semua anggota kelompok memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompoknya.

Ketiga, untuk mencapai tujuan bersama, semua anggota kelompok harus berbicara

dengan anggota lainnya untuk mendiskusikan masalah. Terakhir, setiap anggota

kelompok harus menyadari bahwa kerja individu anggota kelompok memberikan

pengaruh langsung terhadap kesuksesan kelompok.

Komponen-komponen kunci dalam pembelajaran kooperatif adalah (1)

ketergantungan positif, (2) tanggung jawab individu, (3) kemampuan bekerjasama, (4)

pengelolaan interaksi kelompok, (5) pengelompokkan heterogen, dan (6) aturan guru

ketika siswa dalam kelompok (Jacobs, 1996:17-21). Dalam melaksanakan pembelajaran

kooperatif, guru harus memperhatikan komponen-komponen kunci dalam pembelajaran

kooperatif. Sehingga suatu pembelajaran kooperatif dapat dikatakan berhasil jika dalam

pelaksanaannya di ruang kelas komponen-komponen tersebut muncul. (Jacobs,

1996:26-27).

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. Menekankan pada penghargaan. Penghargaan ini merupakan kunci untuk mendorong

ketergantungan positif.

2. Penghargaan yang diungkapkan Slavin tidak diberi tingkatan nilai. Tingkatan nilai

diperoleh secara individual. Jadi, sementara kelompok memperoleh penghargaan

yang sama, setiap anggota kelompok mungkin memperoleh nilai yang berbeda-beda,

misalnya satu anggota kelompok memperoleh nilai A, anggota yang lain mungkin

memperoleh nilai C.

3. Kemampuan bekerjasama tidak secara eksplisit dilatih.

4. Keheterogenan kelompok didasarkan pada pencapaian skor sebelumnya.

5. Tanggung jawab individu ditekankan pada kuis individual

Menurut Artzt dan Newman (1997:2), pembelajaran kooperatif melibatkan suatu

kelompok belajar kecil yang bekerja bersama-sama sebagai tim untuk menyelesaikan

masalah, melengkapi tugas, atau mencapai tujuan bersama. Ada beberapa model

pembelajaran kooperatif yang berbeda-beda tapi tetap memiliki unsur-unsur yang sama,

dimana unsur-unsur tersebut diperlukan agar setiap siswa dapat bekerja sama dalam

kelompok. Pertama, setiap anggota kelompok harus menerima bahwa mereka adalah

bagian dari kelompok dan mereka mempunyai tujuan yang sama. Kedua, anggota

kelompok harus menyadari bahwa masalah yang akan mereka selesaikan adalah masalah

kelompok dan semua anggota kelompok memberikan kontribusi terhadap keberhasilan

kelompoknya. Ketiga, untuk mencapai tujuan bersama, semua anggota kelompok harus

berbicara dengan anggota lainnya untuk mendiskusikan masalah. Terakhir, setiap

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

anggota kelompok harus menyadari bahwa kerja individu anggota kelompok

memberikan pengaruh langsung terhadap kesuksesan kelompok.

Pembelajaran matematika dalam pandangan konstruktivistik menurut Nickson

(dalam Hudojo, 2005) adalah membantu siswa untuk membangun konsep-

konsep/prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses

internalisasi sehingga konsep/prinsip itu terbangun kembali, dimana terjadi transformasi

informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Transformasi tersebut mudah

terjadi bila pemahaman siswa terjadi karena terbentuknya skemata dalam benak siswa.

Sehingga menurut Hudojo (2005:33-34) pembelajaran matematika adalah membangun

pemahaman. Dalam proses pembelajaran, perolehan informasi tidak berlangsung satu

arah dari sumber informasi ke penerima informasi, tetapi pemberian makna oleh siswa

kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi sehingga skemata

(jaringan konsep)nya menjadi mutakhir. Ini berarti proses pembelajaran tidak semata-

mata pengelolaan siswa, lingkungan dan fasilitas belajarnya. Pengetahuan harus

dibangun oleh siswa sendiri berdasarkan pengalaman /pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja

sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

menguasai bahan pelajaran. Pada pembelajaran kooperatif, siswa percaya bahwa

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

keberhasilan mereka akan tercapai jika dan hanya jika setiap anggota kelompoknya

berhasil. Hal yang penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa

dapat belajar dengan cara bekerja sama dengan teman, teman yang lebih mampu

membantu teman yang lemah, dan setiap anggota kelompok tetap memberikan

sumbangan pada prestasi kelompok dan para siswa juga mendapat kesempatan untuk

bersosialisasi. Peklaj Cirila (2006) mengemukakan: A learning situation can be

structured in different ways, as an individual, competitive, or cooperative activity. Each

of these structures can be used for different learning outcomes (Situasi belajar dapat

dibentuk dengan cara yang berbeda, baik dengan sendiri, kompetisi atau kerjasama). Hal

ini dapat diungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki hubungan

sosial dan meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Dari penelitian yang dilakukan oleh

Babatunde A.Adeyemi, tahun 2008 yang dipublikasikan pada Journal Internasional yang

berjudul “Effects of cooperative Learning and Problem Solving Strategies on Jonior

Secondary School Students Achievment in Sosial Studies”, menyatakan bahwa “the

results showed that student exposed to cooperative learning strategy performed better

than their counterparts in the other groups” yang berarti pembelajaran dengan strategi

pembelajaran kooperatif memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan strategi pemecahan masalah pada siswa setara SMP pada kelas sosial.

Agar lebih spesifik, ciri-ciri pembelajaran matematika menurut pandangan

konstruktivistik (Hudojo, 2005:34) antara lain sebagai berikut.

1. Siswa terlibat aktif dalam belajarnya. Siswa belajar materi matematika secara

bermakna dengan bekerja dan berpikir. Siswa belajar bagaimana belajar itu.

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan

skemata yang dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi (materi) terjadi.

3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya

adalah pemecahan masalah.

Banyak model pembelajaran matematika yang didasari oleh teori

konstruktivistik, seperti pembelajaran yang menekankan peranan siswa dalam

membentuk pengetahuannya, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator dan

mediator yang membantu keaktifan siswa dalam proses pembentukan pengetahuannya

itu (Suparno, 1997:65-66). Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif. Siswa belajar

matematika secara kooperatif, antara siswa dengan siswa aktif berdiskusi, dimana

diskusi merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil dapat memperlancar komunikasi

matematik secara efektif baik itu metode pemahaman konsep/prinsip maupun alasan-

alasan logik (Hudojo, 2005:47). Pembelajaran kooperatif yang dilakukan tidak sekedar

belajar bersama (kolaboratif), tapi konsep/prinsip yang dipelajari itu menjadi tanggung

jawab bersama sekaligus menjadi tanggung jawab individu. Antara siswa dapat saling

bertanya, mendiskusikan ide, belajar mendengarkan orang lain, memberikan kritik

membangun, menyimpulkan penemuan mereka dalam bentuk tulisan. Menurut Hudojo

(2005:48) ciri usaha investigasi, menemukan atau menyelesaikan masalah sangat cocok

digunakan dalam bentuk pembelajaran kooperatif. Apabila pembelajaran kooperatif ini

dilaksanakan akan melibatkan siswa secara emosional dan sosial selama pembelajaran

berlangsung sehingga matematika menjadi lebih menarik dan siswa mau belajar.

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim ( 2000: 7-10) terdapat tiga

tujuan instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif yaitu

hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, pengembangan keterampilan

sosial.

3. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam tipe, salah satunya

adalah tipe Numbered Head Together (NHT). Pembelajaran kooperatif tipe NHT

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur –

struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola – pola interaksi siswa dalam

memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Tipe ini melibatkan para

siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Numbered Head Together sebagai tipe dari model pembelajaran kooperatif pada

dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif Kepala

Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (Anita Lie 2010: 59).

Pada pembelajaran ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama

mereka. Adapun ciri khas dari Numbered Head Together adalah guru hanya menunjuk

seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menunjuk siswa tersebut, guru tanpa

memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Cara

tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang

sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Selain itu model pembelajaran Numbered Head Together memberi kesempatan kepada

siswa untuk membagikan ide–ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Tahapan dalam pembelajaran Numbered Head Together antara lain yaitu

penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab (Ibrahim, 2000:

28).

Tahap 1: Penomoran.

Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan

setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

Tahap 2: Mengajukan pertanyaan.

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau bentuk arahan.

Tahap 3: Berpikir bersama.

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

Tahap 4: Menjawab.

Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Langkah – langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sesuai

kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Keenam langkah tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 2.1 Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT

Guru merancang model pembelajaran ini disesuaikan dengan kemampuan siswa

dan kebutuhan siswa agar berkembang optimal. Dengan demikian proses pembelajaran

berlangsung efektif. Sehingga setelah selesai pembelajaran diharapkan ada perubahan

tingkah laku yang diperoleh siswa berkaitan dengan pengetahuan matematika.

No. Langkah – langkah Keterangan

1. Persiapan Guru mempersiapkan RPP dan soal – soal

2. Pembentukan kelompok dan

Penomoran

Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 3-5 orang

dengan jenis kelamin dan kemampuan yang

berbeda. Setelah itu memberikan nomor

pada setiap siswa berdasarkan banyaknya

siswa.

3. Diskusi masalah Guru memberi soal pada siswa dalam

kelompok, kemudian siswa berpikir bersama

untuk menyelesaikan soal dan meyakinkan

anggota dalam kelompoknya mengetahui

jawaban soal tersebut.

4. Memanggil nomor anggota atau

pemberian jawaban

Guru memanggil beberapa nomor untuk

menyelesaikan setiap soal dan para siswa

memberikan jawaban di depan kelas .

5. Memberikan kesimpulan Guru memberikan kesimpulan atau jawaban

akhir dari semua soal yang ada.

6. Memberi penghargaan Guru memberi penghargaan berupa kata –

kata pujian pada siswa dalam kelompok

yang menjawab benar.

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dari uraian di atas, langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.

2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberikan tugas untuk dikerjakan.

3) Siswa mendiskusikan hasil kerjanya dengan teman satu kelompok.

4) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan

setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

5) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka.

6) Siswa dari kelompok lain yang berbeda pendapat mengemukakan pendapatnya.

7) Guru dan siswa mengadakan evaluasi.

8) Memberikan tugas rumah.

9) Menutup pelajaran.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

dikembangkan oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins. Ide dasar

STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam kelompok agar saling membantu

untuk menguasai materi yang diberikan. Newman and Thompson (dalam Armstrong)

mengemukakan bahwa:” STAD was the most successful cooperative learning technique

at increasing student academic achievement, ...” (STAD adalah tehnik pembelajaran

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kooperatif yang sukses untuk meningkatkan prestasi akademik, .....). Artinya STAD

baik digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.

Slavin (1995:71-73) menguraikan STAD menjadi lima komponen utama, yaitu

penyajian kelas, belajar dalam kelompok, kuis, skor perkembangan individual, dan

pengakuan atau penghargaan kelompok. Komponen-komponen tersebut dijabarkan

lebih lanjut ke dalam tahap-tahap pembelajaran model STAD sebagai berikut (Jacobs,

1996:94).

Tahap 1. Guru mempresentasikan materi pembelajaran melalui demonstrasi, buku

teks, dan lain-lain. Pada presentasi kelas ini siswa harus menyadari bahwa

mereka harus memberikan perhatian penuh pada presentasi materi oleh guru,

karena dengan fokus pada presentasi tersebut akan membantu mereka dalam

mengerjakan tugas kelompok.

Tahap 2. Kelompok heterogen yang terdiri dari 4 atau 5 orang mempelajari bersama-

sama materi yang telah dipresentasikan oleh guru melalui lembar kerja

siswa, buku teks atau sumber lainnya. Tujuan utama kelompok adalah untuk

meyakinkan bahwa semua anggota kelompok belajar, atau lebih khusus,

untuk mempersiapkan setiap anggota kelompok menghadapi kuis individual

dengan baik

Tahap 3. Siswa menjawab kuis secara individual. Pada tahap ini siswa tidak

diperbolehkan untuk membantu siswa yang lain dalam menjawab kuis. Jadi,

setiap orang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk menjawab

kuis.

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tahap 4. Setiap skor siswa pada kuis dan rata-rata mereka pada kuis sebelumnya

digunakan untuk menghitung berapa banyak poin yang diberikan seorang

anggota kelompok kepada kelompoknya. Poin sumbangan tersebut oleh

Slavin disebut sebagai poin perkembangan individual. Kemudian, setiap

poin perkembangan individual anggota kelompok dirata-ratakan untuk

menentukan skor kelompok. Berdasarkan skor ini setiap kelompok diberi

penghargaan berupa sertifikat Good Team, Great Team dan Super Team.

Tabel 2.2 Poin Perkembangan Individual (Slavin, 1995:80)

Skor Kuis Siswa Poin untuk Kelompok

Lebih dari 10 poin dibawah rata-rata sebelumnya *) 10 poin hingga 1 poin dibawah rata-rata sebelumnya Rata-rata sebelumnya sampai 10 poin di atas rata-rata sebelumnya Lebih dari 10 poin diatas rata-rata sebelumnya Pekerjaaan sempurna (tidak berdasarkan rata-rata sebelumnya)

5 10 20

30 30

*)Rata-rata sebelumnya merujuk pada skor rata-rata pada kuis-kuis sebelumnya.

Tabel Penghargaan Kelompok

Rata-rata Poin Perkembangan Penghargaan

0 < x ≤ 10

10 < x ≤ 20

20 < x ≤ 30

Good Team

Great Team

Super Team

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

5. Pengertian Sikap Percaya Diri

Secara keseluruhan proses pendidikan di sekolah mengandung arti berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini tergantung dari proses belajar yang

dialami siswa. Untuk dapat membentuk cara belajar yang baik diperlukan sikap mental

yang baik. Siswa yang memiliki sikap mental yang sehat akan mampu mengatasi

kesukaran yang mungkin terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Di samping

itu dengan memiliki sikap mental yang sehat, siswa akan mampu menyesuaikan diri

dengan penuh kepuasan dan kegembiraan serta memiliki rasa percaya diri.

Percaya diri adalah suatu keyakinan terhadap diri di mana keyakinan tersebut

merupakan keyakinan akan akan kemampuan dan kesangupan diri sendiri dalam

beraktivitas serta menghadapi bebagai situasi dan keadaan lingkungan sekitarnya. Dalam

hal ini dengan adanya suatu percaya diri, seorang siswa akan memiliki keyakinan bahwa

dirinya mampu melakukan segala aktivitas belajar serta mampu menghadapi masalah

yang ada di dalamnya.

Para orang tua, guru, dan pemimpin pasti setuju bahwa sikap percaya diri

adalah penting untuk ditumbuhkan dalam usaha membangun sumber daya manusia yang

berkualitas. Sikap percaya diri ini dapat membuat seseorang menjadi bersemangat untuk

melakukan sesuatu yang ia merasa bisa, dan dapat membuatnya berprestasi dalam

bidang yang ditekuninya. Kepercayaan diri bukanlah diperoleh secara instan, melainkan

melalui proses yang berlangsung semenjak usia dini, dalam kehidupan bersama orang

tua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, namun

faktor pola asuh dan interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pembentukan rasa percaya diri. Sikap orang tua akan diterima oleh anak sesuai dengan

persepsinya pada saat itu. Orangtua yang menunjukkan perhatian, penerimaan, cinta dan

kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan

rasa percaya diri pada anak tersebut. M. Junaidi (2004 : 2) berpendapat bahwa manusia

sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi untuk bisa berinteraksi dengan orang lain

agar menjadi manusia yang utuh. Sikap percaya diri tidak hanya ditentukan keadaan,

yang dihadapi saat ini namun juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman di masa

lalu, situasi sekarang dan diharapkan di masa yang akan datang. Samsi Haryanto (1994 :

2) berpendapat kepribadian seseorang dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan faktor

lingkungan. Jose R. Goris (2007 : 738) contingency model berniat untuk menanggapi

situasi tertentu dan individu tertentu. Mereka juga berusaha untuk meningkatkan

efektivitas organisasi dan kualitas kehidupan kerja.

Pendapat Sheenah Hankin (2005 : 1) seseorang bisa percaya diri harus

menempuh jalan menuju kebebasan hingga sampai ke suatu tempat yang disebut

kematangan emosi. Selanjutnya Gerungan berpendapat sikap-sikap otoriter, sikap over

protection dan sikap penolakan anak-anaknya dari pada orang tua dapat menjadi

handicamp bagi perkembangan sosial anak-anak. Sedangkan Secrd & Backman dalam

Saifudin Azwar (2000 : 5) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal

perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan prendisposisi tindakan (kognisi) seseorang

terhadap aspek lingkungan di sekitarnya.

Untuk dapat memberikan perhatian rasa ingin tahu perlu dirangsang karena

perhatian tersebut akan selalu terpelihara selama pembelajaran berlangsung dan bahkan

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

akan dapat melekat lebih lama lagi. Rasa ingin tahu dapat dipancing atau dirangsang

dengan elemen-elemen yang baru, unik, kontradiktif dan kompleks. Misalnya siswa

bersikap percaya diri mempelajari Matematika berarti di dalam dirinya muncul suatu

perasaan percaya dengan senang sehingga perasaan tersebut akan menentukan

tindakannya untuk memahami objek (mata pelajaran Matematika). Menurut Muhammad

Asrori (2008 : 199) respon penyesuai diri, baik atau buruk secara sederhana dapat

dipandang sebagai upaya organisme untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan

untuk memelihara keseimbangan yang lebih wajar.

Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan

dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya, hal ini bukan berarti bahwa individu

tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Menurut Slavin

(2008 : 36) beberapa kajian telah menemukan bahwa ketika para siswa bekerja bersama-

sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok membuat mereka mengekspresikan norma-

norma yang baik dalam melakukan apapun yang diperlukan untuk keberhasilan

kelompok. Martin dalam Windy Asmiana (2003 : 1) melakukan penelitian tentang sikap

percaya diri pada 144 pelajar Indian pada BIA Boarding School yang berada di

Oklahoma. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelajar yang memiliki rasa percaya

diri yang tinggi akan lebih cepat untuk menyelesaikan studinya dibandingkan dengan

pelajar yang memiliki rasa percaya diri yang rendah. Markku S. Hannula (2004: 1)

mengemukakan, ..... indicates that the learning of mathematics is influenced by a pupil’s

mathematics-related beliefsw, especially self-confidence. Pernyataan menunjukkan

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

bahwa pembelajaran matematika dipengaruhi oleh keyakinan seorang murid yang

terkait matematika, terutama rasa percaya diri.

Berdasarkan batasan-batasan tersebut di atas disimpulkan setiap percaya diri

adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan

penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan / situasi yang

dihadapinya. Rasa percaya diri yang tinggi merujuk pada adanya beberapa aspek dari

kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan

percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta

harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

Ada beberapa Karakteristik Sikap, menurut Magnis Suseno dalam Herman J.

Waluyo (2002 : 96) ada tujuh sikap keutamaan yang mendasari kepribadian yang

mantap bagi seorang ilmuwan, yaitu kejujuran, menghargai nilai otentik, kesediaan

untuk bertanggung jawab, kemandirian moral, memiliki keberanian moral, memiliki

kerendahan hati, serta bersikap realistis dan kritis terhadap berbagai fenomena duniawi

manusiawi. Menurut Sax dalam Saifudin Azwar (2000 : 25) menunjukkan beberapa

karakteristik sikap yaitu:

a. Sikap memiliki arah, maksudnya sikap dapat dibagi menjadi dua bagian yang

sangat jelas, yaitu bagian setuju atau tidak setuju, bagian memihak atau tidak

memihak terhadap suatu objek sikap. Orang yang setuju; memihak terhadap

suatu objek sikap yang arahnya positif, sedangkan orang yang tidak setuju

memihak terhadap suatu objek yang arahnya negatif.

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. Sikap memiliki intensitas, maksudnya kekeuatan sikap terhadap suatu objek

belum tentu sama, walaupun arahnya sama. Dua orang sama-sama tidak suka

terhadap suatu objek dan sama-sama memiliki sikap yang arahnya negative,

namun belum tentu memiliki intensitas yang sama.

c. Sikap memiliki keleluasaan, maksudnya sikap kesetujuan atau ketidaksetujuan

terhadap suatu objek hanya dapat mengenai aspek yang sangat spesifik, tetapi

dapat pula mencakup banyak aspek yang ada pada suatu objek.

d. Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adanya kesesuaian antara pernyataan

sikap dengan respon terhadap suatu obyek. Sikap tersebut diperlihatkan oleh

kesesuaian sikap antar waktu dan dipertahankan dalam waktu yang relatif lama.

e. Sikap bersifat spontanitas, maksudnya menyangkut sejauh mana kesiapan

individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan,. Sikap spontanitas yang

tinggi terjadi apabila dinyatakan secara terbuka tanpa adanya desakan terhadap

individu terlebih dahulu.

Pengukuran dan pemahaman terhadap sikap seharusnya mencakup kelima

dimensi sikap tersebut, namun hal itu sangat sulit dilakukan, kebanyakan hanya

mengungkapkan dimensi arah dan intensitas dari sikap saja, dengan hanya menunjukkan

kecenderungan sikap positif atau negatif dan memberikan tafsiran mengenai derajat

kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap respon individu.

Sikap percaya diri dalam penelitian ini adalah 1) kemampuan mengingat kembali

fakta dan informasi meliputi: (a) dorongan menghafal simbol-simbol, gambar-gambar

maupun rumus-rumus, (b) kemampuan untuk meniru langkah-langkah yang dirasa perlu,

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

(c) kemampuan menjelaskan suatu permasalahan (d) kelengkapan membuat ringkasan.

2) kesungguhan menjelaskan kembali materi ke dalam pola baru / berbeda meliputi: (a)

melatih berfikir kritis, (b) keberanian untuk bertanya, (c) dapat mempertimbangkan

kegiatan yang dilakukan, (d) keberanian menyatakan pendapat. 3) kemampuan untuk

mengemukakan pengetahuan baru, yaitu (a) dorongan untuk mengutarakan

kemungkinan alternatif penyelesaian masalah dan penjelasan baru (b) keberanian

berspekulasi dan menyatakan hipotesis.

Yang dimaksud dengan sikap percaya diri dalam penelitian ini adalah

kemampuan seseorang (siswa) dalam mengatasi permasalahan berkaitan dengan belajar

matematika dengan langkah yang tepat, kreatif, agresif meliputi kemampuan mengingat

kembali fakta dan informasi, kesungguhan menjelaskan kembali materi ke dalam pola

baru / berbeda, kemampuan untuk mengemukakan pengetahuan baru tetapi tetap mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

B. Penelitian yang Relevan

1. Rofiq Setyawan (2008) dalam penelitiannya berjudul Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together pada pokok bahasan operasi hitung campuran ditinjau

dari motivasi belajar siswa, hasilnya menunjukkan bahwa model pembelajaran

Numbered Heads Together lebih baik dibandingkan dengan model ceramah.

Kesamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together . Perbedaannya terletak

pembandingan model pembelajarannya dan tinjauannya yaitu model pembelajaran

tipe Numbered Heads Together ditinjau dari sikap percaya diri sedangkan pada

Page 52: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

penelitian Rofiq dengan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together dan

model ceramah serta ditinjau dari motivasi belajar siswa.

2. Penelitian yang dilakukan Purwadi (2009) tentang pengaruh metode kuis interaktif

terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari sikap percaya diri menyimpulkan

bahwa prestasi belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi

lebih baik dibandingkan dengan sikap percaya diri sedang, sikap percaya diri sedang

sama baiknya dengan sikap percaya diri rendah, dan sikap percaya diri tinggi lebih

baik dibandingkan dengan sikap percaya diri rendah, baik secara umum maupun

kalau ditinjau dari masing-masing metode mengajar. Kesamaan dengan penelitian

yang dilakukan adalah terletak pada faktor sikap percaya diri dikaitkan dengan

metodenya. Sedangkan perbedaannya terletak pada model pembelajaran, materi,

tempat penelitian, tahun ajaran dilakukannya penelitian.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Subandriyo (2006) ”Studi tentang Keefektifan Metode

Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika ditinjau dari Sikap percaya diri Siswa” yang

dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, menyimpulkan bahwa terdapat

perbedaan antara prestasi belajar matematika pada kelompok siswa yang diajarkan

dengan metode inkuiri dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan konvensional,

terdapat perbedaan prestasi matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri

tinggi, kelompok siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang dan kelompok siswa

yang memilki sikap percaya diri rendah. Kesamaan dengan penelitian yang dilakukan

adalah terletak pada faktor sikap percaya diri. Sedangkan perbedaannya terletak pada

Page 53: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

model pembelajaran yang digunakan, materi, sampel dan tempat penelitian, dan

tahun ajaran dilakukannya penelitian.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Anik Lestari (2009) tentang Efektivitas Model

Pembelajaran Kooperatif Number Heads Together dan Think Pair Share pada

Pembelajaran Matematika pada Siswa MTs Negeri se Kabupaten Klaten ditinjau dari

tipe kecerdasan siswa. Kesamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-

sama terkait dengan penggunaan model pembelajaran Number Heads Together,

sedangkan perbedaannya pada penelitian kami adalah terletak pada model

pembelajaran yang dibandingkan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

model pembelajaran yang digunakan ditinjau dari sikap percaya diri, dan juga

berbeda materi dan tempat penelitiannya.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah dan tinjauan pustaka dapat

dikatakan bahwa hasil dari proses pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil

belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor

internal. Faktor eksternal yaitu berasal dari luar diri siswa antara lain lingkungan, model

pembelajaran, pendekatan, metode yang digunakan guru

Model pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang dapat

memaksimalkan potensi siswa, dapat meningkatkan minat siswa untuk ikut serta dalam

proses membangun pengetahuan, dan mampu membuat semua siswa dengan

kemampuan yang beragam ikut berpartisipasi. Dalam hal ini model pembelajaran

kooperatif Number Heads Together (NHT) diharapkan dapat menjadi faktor yang akan

Page 54: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

ikut meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Faktor internal adalah faktor dari

dalam diri siswa antara lain cara belajar, minat, kemampuan intelektual, sikap percaya

diri. Adanya rasa percaya diri siswa akan memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu

melakukan segala aktivitas belajar serta mampu menghadapi masalah yang ada

didalamnya.

1. Kaitan Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Matematika.

Penggunaan model pembelajaran turut serta berpengaruh terhadap

keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat

justru dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Agar model pembelajaran

terpilih dengan tepat, seorang guru harus mengetahui model pembelajaran sesuai

kebutuhan siswa serta yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Model

pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran berdasarkan konstruktivisme,

yaitu siswa berusaha untuk belajar dan menyelesaikan soal dengan caranya sendiri

sehingga siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Siswa lebih

mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dalam pelajaran. Siswa

dapat saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Number Heads

Together adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa

anggota dalam satu kelompok yang saling memberikan kesempatan kepada

anggotanya untuk saling membagi ide dan saling mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat dan juga dalam pembelajaran ini mendorong siswa untuk meningkatkan

kerjasama mereka. Pada pembelajaran Number Heads Together setiap anggota

kelompok diberi kesempatan dan tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang

Page 55: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

berbeda-beda setiap anggota kelompoknya namun dipastikan bahwa diantara anggota

kelompok dapat menjelaskan hasil pekerjaannya masing-masing kepada teman

sekelompoknya. Disamping itu untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok

tergantung dengan permintaan guru dengan menyebut nomor anggota kelompoknya.

Pada pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif

berdasarkan konstruktivisme juga, namun dalam pembelajarannya semua tugas yang

diberikan guru dikerjakan bersama-sama dalam satu kelompok dengan harapan siswa

yang pandai dapat berbagi dengan temannya yang lain. Untuk mempresentasikan

hasil kelompok ditentukan oleh kesepakatan kelompok sebagai perwakilan kelompok.

Dari uraian di atas dapat diduga bahwa model pembelajaran kooperatif Number

Heads Together dan model pembelajaran kooperatif STAD berpengaruh terhadap

hasil belajar matematika.

2. Kaitan Sikap Percaya Diri dengan Hasil Belajar Matematika.

Sikap percaya diri adalah suatu keyakinan terhadap diri dimana keyakinan

tersebut merupakan keyakinan akan kemampuan dan kesanggupan diri sendiri dalam

beraktivitas serta dalam menghadapi dalam berbagai situasi dan keadaan lingkungan

sekitarnya Dalam hal ini dengan adanya sikap percaya diri, seorang siswa akan

memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu melakukan segala aktivitas belajar serta

mampu menghadapi masalah yang ada di dalamnya.

Rasa percaya diri yang tinggi merujuk pada adanya beberapa aspek dari

kehidupan siswa tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan

percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi

Page 56: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

serta harapan yang realistik terhadap diri sediri, sehingga dengan sikap percaya diri

yang tinggi akan tinggi pula hasil belajar matematika yang diperoleh siswa.

3. Kaitan Model Pembelajaran dan Sikap Percaya Diri terhadap Hasil Belajar

Matematika.

Kepercayaan diri merupakan komponen awal untuk dapat berinteraksi dengan

baik dilingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dalam menggunakan model

pembelajaran dalam proses pembelajaran guru perlu memperhatikan faktor

kepercayaan diri siswanya karena faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap

hasil belajar matematika.

Model pembelajaran tipe Number Heads Together (NHT) memberikan

kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk saling berdiskusi menyampaikan

ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat. Pada tahap kepercayaan diri dalam

belajar siswa diharapkan mampu melatih kepercayaan dengan cara mau

menyampaikan jawaban yang diperoleh kepada teman-temannya dengan berani maju

ke depan kelas dan seandainya jawaban yang dipilihnya berbeda, siswa lain

diharapkan mau menyampaikan alasannya dengan berani secara lisan maupun

tertulis. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads

Together dan kepercayaan diri berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Siswa

dengan sikap percaya diri tinggi cendrung memperoleh hasil belajar yang lebih baik

dari siswa dengan sikap percaya diri sedang maupun rendah dan siswa dengan sikap

percaya diri sedang lebih baik hasil belajarnya daripada siswa dengan sikap percaya

diri rendah.

Page 57: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Model pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

adalah pembelajaran dengan diskusi dalam kelompok agar siswa saling membantu

untuk menguasai materi yang diberikan, yaitu siswa yang pandai dapat membantu

siswa yang kurang pandai dalam kelompoknya. Dalam pembelajarannya semua tugas

yang diberikan guru dikerjakan bersama-sama dalam satu kelompok dengan harapan

siswa yang pandai dapat berbagi dengan temannya yang lain. Untuk

mempresentasikan hasil kelompok ditentukan oleh kesepakatan kelompok sebagai

perwakilan kelompok yang umumnya siswa yang pandai lebih berperan. Siswa yang

pandai memungkinkan memiliki sikap percaya diri tinggi dan siswa yang kurang

pandai sikap percaya diri cenderung rendah. Hal ini patut diduga pada model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dengan sikap percaya diri tinggi lebih baik

hasil belajar matematikanya daripada siswa dengan sikap percaya diri sedang maupun

rendah dan siswa dengan sikap percaya diri sedang lebih baik hasil belajar

matematikanya daripada siswa dengan sikap percaya diri rendah.

D. Hipotesis Penelitian

1. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Numbered Heads Together (NHT) lebih baik jika dibandingkan dengan

hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi lebih baik jika

dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya

diri sedang maupun rendah, hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap

Page 58: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

percaya diri sedang lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang

memiliki sikap percaya diri rendah.

3. Hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif Numbered

Heads Together (NHT) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, baik untuk siswa yang memiliki sikap

percaya diri tinggi, sedang maupun rendah. Pada masing-masing model pembelajaran

hasil belajar matematika siswa dengan sikap percaya diri tinggi lebih baik daripada

hasil belajar matematika siswa dengan sikap percaya diri sedang, maupun rendah,

dan hasil belajar matematika siswa dengan sikap percaya diri sedang lebih baik

daripada hasil belajar matematika siswa dengan sikap percaya diri rendah.

Page 59: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Subyek, dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Kota Palangka Raya yang terdiri

dari 16 SMP Negeri dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII tahun

pelajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan Januari

2011 dengan jadwal dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tahap Uraian Waktu

Perencanaan - Pengajuan Judul Mei 2010 - Penyusunan Proposal Juni – Juli 2010 - Seminar Proposal Juli 2010 - penyusunan instrumen

penelitian dan konsultasi Juli – Agustus 2010

- pengurusan ijin penelitian Juli 2010 Pelaksanaan - Validasi Angket dan Tes

- Pengambilan data angket - Proses Pembelajaran

Agustus – September 2010 Oktober 2010 Oktober – Nopember 2010

- Uji Coba Angket - Uji Coba Tes

September 2010 Nopember 2010

- Pengambilan Data Awal,Angket dan Tes

Agustus – Nopember 2010

Penyelesaian - Analisa Data Desember 2010 - Penyusunan laporan

penelitian Januari 2011

42

Page 60: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu (quasi experimental

research), karena tidak semua variabel yang relevan dapat dikontrol peneliti. Seperti

yang dikemukakan Budiyono (2003: 82), “Tujuan eksprimental semu adalah untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat

diperoleh dengan eksprimental dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk

mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan”. Variabel yang

dimanipulasi dalam penelitian ini pada variabel bebas yakni model pembelajaran

kooperatif NHT dan pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan variabel bebas lain

yang ikut mempengaruhi variabel terikat adalah sikap percaya diri.

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 × 3 yang dapat digambarkan pada

tabel berikut:

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

Model Pembelajaran (ai)

Sikap Percaya Diri (bj) Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3)

Kooperatif NHT (a1) (ab)11 (ab)12 (ab)13

Kooperatif STAD (a2) (ab)21 (ab)22 (ab)23 Keterangan:

ai: Model Pembelajaran, dengan

(a1) = Model pembelajaran Kooperatif NHT

(a2) = Model pembelajaran Kooperatif STAD

bj: Sikap Percaya Diri, dengan

(b1) = Sikap Percaya Diri Tinggi

Page 61: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(b2) = Sikap Percaya Diri Sedang

(b3) = Sikap percaya Diri rendah

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri Kota

Palangka Raya tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 16 sekolah.

2. Sampel

Menurut pendapat Sudjana (2002 : 6) sampel adalah sebagian yang diambil

dari populasi. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang

diambil secara random dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel

kemudian dibagi menjadi siswa-siswa yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe

NHT dan siswa-siswa yang dikenai pembelajaran koopratif tipe STAD.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan gabungan antara

stratifikasi random (stratified random sampling) dan kluster random (cluster random

sampling).

Langkah pengambilan sampel dengan teknik stratifikasi random yaitu populasi

dibagi menurut rata-rata nilai ujian nasional untuk mata pelajaran matematika tahun

ajaran 2009/2010 dan diurutkan dari rata-rata nilai tertinggi ke rata-rata nilai

terendah. Selanjutnya sekolah dikelompokan menjadi 3 (tiga) stratifikasi yaitu

sekolah dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk sekolah kategori tinggi

terletak pada sekolah nomor urut 1 – 4, sekolah dengan kategori sedang sekolah

Page 62: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

nomor urut 5 – 10, dan sekolah dengan kategori rendah terletak pada sekolah nomor

urut 11 – 16. Langkah berikutnya adalah mengambil secara acak satu sekolah pada

tiap-tiap kelompok sekolah.

Dari sekolah yang telah terambil dengan teknik stratifikasi tersebut, diambil

kembali dengan teknik kluster random sebanyak 2 kelas pada masing-masing sekolah

yang terambil. Dan kelas tersebut dikenai pembelajaran kooperatif tipe NHT dan

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun kelas yang digunakan dalam penelitian

adalah:

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Sekolah Kelas

1. SMP Negeri 1 Palangka Raya VIII.1 dan VIII.2

2. SMP Negeri 6 Palangka Raya VIII.5 DAN VIII.6

3. SMP Negeri 8 Palangka Raya VIII.6 DAN VIII.7

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini melibatkan satu variabel terikat dan dua variabel bebas.

yaitu:

a. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar

matematika siswa.

Page 63: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1) Definisi operasional: hasil belajar matematika siswa yang dicapai setelah

melewati proses pembelajaran matematika pada kompetensi dasar Sistem

Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)

2) Skala pengukuran: skala interval.

3) Indikator : nilai tes hasil belajar matematika pada kompetensi dasar SPLDV.

4) Simbol: Y

b. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dan sikap

percaya diri siswa pada pelajaran matematika.

1) Model Pembelajaran

a) Definisi operasional: Model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan

dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,

dalam hal ini terdiri dari model pembelajaran kooperatif Numbered Heads

Together pada kelompok eksprimen dan pembelajaran kooperatif Student

Teams-Achievement Divisions (STAD) pada kelompok kontrol.

b) Skala pengukuran: skala nominal.

c) Indikator: Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

dan tipe Student Teams-Achievement Divisions.

d) Simbol: ai, dengan i = 1, 2

a1 = Model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together.

a2 = Model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions.

Page 64: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2) Sikap percaya diri

a) Definisi operasional: Sikap percaya diri siswa terhadap pelajaran matematika

adalah kemampuan seseorang (siswa) dalam mengatasi permasalahan

berkaitan dengan belajar matematika dengan langkah yang tepat, kreatif,

agresif meliputi kemampuan mengingat kembali fakta dan informasi,

kesungguhan menjelaskan kembali materi ke dalam pola baru/berbeda,

kemampuan untuk mengemukakan pengetahuan baru. Data diperoleh dari

skor siswa setelah menjawab angket sikap percaya diri.

b) Skala pengukuran: Skala interval yang diubah ke dalam skala ordinal yang

terdiri dari 3 kategori yaitu sikap percaya diri tinggi, sedang dan rendah.

Tabel 3.4 Kategori Angket Sikap Percaya Diri

No. Interval Kategori 1. Skor > ( X + 0,5 SD) Tinggi

2. ( X - 0,5 SD) ≤ skor ≤ ( X + 0,5 SD) Sedang

3. Skor < ( X - 0,5 SD) Rendah

c) Indikator: skor angket sikap percaya diri siswa.

d) Simbol: bj, dengan j = 1, 2, 3

b1 = Sikap percaya diri tinggi.

b2 = Sikap percaya diri sedang.

b3 = Sikap percaya diri rendah.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

dokumentasi, metode angket dan metode tes.

Page 65: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

a. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003:54) metode dokumentasi adalah “cara pengumpulan

data dengan mengambil dokumen yang telah ada. Dokumen-dokumen tersebut

biasanya merupakan dokumen-dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya”.

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

data kemampuan awal berupa nilai leger raport mata pelajaran matematika pada saat

siswa kelas VII semester II tahun pelajaran 2009/2010 dari sampel. Data tersebut

digunakan untuk uji keseimbangan antara kelas eksprimen dan kelas kontrol.

b. Metode Angket

Menurut Budiyono (2003:47), metode angket adalah “cara pengumpulan data

melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian,

responden, atau sumber data dan jawaban diberikan pula secara tertulis.” Metode

angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sikap

percaya diri siswa terhadap pelajaran matematika.

3) Metode Tes

Menurut Budiyono (2003:54), metode tes adalah “cara pengumpulan data

yang mengahadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek

penelitian”. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang hasil belajar matematika pada kompetensi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel.

Page 66: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal tes

digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika siswa dan angket yang

digunakan untuk memperoleh data sikap percaya diri yang dimiliki siswa. Sebelum

digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tes dan angket terlebih dahulu

dilakukan validasi isi oleh pakar atau validator. Selanjutnya tes dan angket yang

sudah divalidasi diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Uji

coba instrumen tes dan angket dilaksanakan di SMP Negeri 2 Palangka Raya

berdasarkan kesamaan karakteristik antara subyek uji coba dan sampel penelitian.

Setelah dilaksanakan uji coba, dilakukan analisis butir soal tes dan angket.

a. Tes Hasil Belajar Matematika

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif

berbentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif pilihan jawaban. Setiap jawaban benar

mendapat skor 1 sedangkan setiap jawaban salah mendapat skor 0.

Jenis tes yang digunakan adalah tertulis sebanyak 30 butir soal. Penyusunan

butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah:

a) Membuat kisi-kisi tes berdasarkan indikator pada kompetensi dasar sistem

persamaan linear dua variabel meliputi aspek pengetahuan, aspek

pemahaman, dan aspek penerapan.

b) Membuat butir soal tes

Page 67: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

c) Validasi butir soal tes.

d) Melaksanakan uji coba.

e) Menganalisis butir soal.

f) Menetapkan butir soal yang dapat digunakan.

1) Uji validitas isi

Uji validitas isi dilakukan sebelum instrumen tes diuji cobakan. Beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tes agar memenuhi validitas isi

(Budiyono, 2003:58) adalah sebagai berikut:

(i) Tes harus dapat mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan.

(ii) Penekanan materi yang akan diujikan seimbang dengan penekanan materi yang diajarkan.

(iii) Materi pelajaran untuk menjawab soal-soal ujian sudah dipelajari dan dapat dipahami oleh tester.

Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi, penilaian

dilakukan oleh pakar atau validator (expert judgement). Pada peneltian ini validasi

butir tes dilakukan oleh 3 orang validator. Instrumen tes dapat digunakan jika

paling sedikit 2 validator menyatakan Valid.

2) Tingkat kesukaran

Sebuah soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Tingkat kesukaran sebuah soal dapat ditentukan dengan rumus:

P = NB

Dengan: B = banyaknya siswa yang menjawab benar

N = banyak siswa yang ikut tes

Page 68: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Sebuah soal dikatakan mempunyai tingkat kesukaran yang baik jika 0,30

≤ P ≤ 0,70. Pada penelitian ini kriteria tingkat kesukaran yang dipakai adalah 0,30

≤ P ≤ 0,70.

3) Daya Beda

Butir soal dikatakan mempunyai daya beda yang baik jika banyak anak yang

berasal dari kelompok anak pandai lebih banyak menjawab dengan benar daripada

anak yang berasal dari kelompok yang tidak pandai. Perhitungan indeks daya

pembeda tidak perlu menggunakan seluruh hasil dari kelompok pandai dan

kelompok tidak pandai. Menurut Kalley dalam Mohamad Nur (1987:139), indeks

diskriminasi yang lebih sensitif dan stabil dapat diperoleh dengan penggunaan

27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Setelah kelompok atas dan

kelompok bawah ditentukan, indeks daya beda (D) dapat dihitung dengan rumus:

D = NbBb

NaBa

-

Dengan:

D = indeks daya beda butir soal

Ba= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.

Bb = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Na = Banyaknya peserta kelompok atas

Nb = Banyaknya peserta kelompok bawah

Page 69: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Untuk membedakan siswa yang pandai dan yang tidak pandai, dengan

menggunakan skor total. Nilai daya beda yang diperoleh dari rumus adalah

antara -1,0 ≤ D ≤ 1,0. Butir soal dikatakan mempunyai daya beda

yang baik jika D ≥ 0,30. Butir soal tes yang digunakan dalam penelitian ini jika

memenuhi D ≥ 0,30.

4) Uji Reliabilitas

Tes hasil belajar matematika yang digunakan dalam penelitian adalah tes

obyektif dengan 4 (empat) alternatif pilihan. Reliabilitas tes hasil belajar

matematika dalam penelitian ini diuji dengan Kuder-Richardson KR-20 yaitu:

r11 = ÷÷

ø

ö

çç

è

æ -÷øö

çèæ

2

2

1 ss

t

iitqp

nn

Dengan:

r11 = indeks reliabilitas instrumen.

n = banyaknya butir instrumen.

st2 = variansi total.

pi = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir ke-i.

qi = 1 – pi, i= 1, 2, …, n.

soal dikatakan reliabel jika r11 > 0,70

(Budiyono, 2003:70)

b. Angket

Angket dalam penelitian ini terdiri dari 40 item memuat pernyataan-

pernyataan yang merupakan indikator dari sikap percaya diri. Terdapat lima pilihan

Page 70: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

untuk setiap pernyataan yakni SS (sangat sesuai), S (sesuai), TB (Tidak Bisa

menentukan dengan pasti), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Subyek

penelitian hanya memberi tanda cek untuk setiap pernyataan sesuai dengan keadaan

dirinya. Skor untuk setiap pernyataan adalah 5 untuk jawaban SS, 4 untuk jawaban S,

3 untuk jawaban TB, 2 untuk jawaban TS, dan 1 untuk jawaban STS. Kemudian skor

dari setiap indikator untuk sikap percaya diri dijumlahkan, dan didapat skor untuk

suatu sikap percaya diri.

1). Validitas Isi.

Validitas dari suatu instrumen biasanya dinilai oleh para pakar

(Budiyono,2003:65). Sehingga validitas isi dari instrumen angket penelitian ini

dilakukan oleh pakar. Pada peneltian ini instrumen angket divalidasi oleh 3 (tiga)

orang validator. Penelaah angket dilakukan oleh Konselor/Dosen, Guru Bimbingan

Konseling. Instrumen angket dapat digunakan jika paling sedikit 2 (dua) validator

menyatakan valid atau memadai.

2) Konsistensi Internal

Butir-butir dalam sebuah angket haruslah mengukur hal yang sama pula.

Konsistensi internal masing-masing butir dapat dilihat dari korelasi antar skor

masing-masing butir angket tersebut dengan skor totalnya. Artinya butir-butir

tersebut harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang

sama pula. Untuk menghitung konsistensi internal butir ke-i, digunakan rumus

korelasi produk momen dari Karl-Pearson, yaitu:

Page 71: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

rxy =( )( )

( )( ) ( )( )å åå åå åå

--

-2222 YYnXXn

YXXYn

Dengan: rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n = cacah subyek yang diberi angket (dikenai tes)

X = skor untuk butir ke-i

Y = total skor

Butir angket digunakan jika mempunyai indeks konsistensi internal

rxy ≥ 0,30.

(Budiyono, 2003:65)

3) Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini digunakan rumus alpha untuk melakukan uji reliabilitas,

yaitu:

÷÷ø

öççè

æ-

-= å

2

2

11 11 t

i

s

s

nn

r

Dengan:

11r = indeks reliabilitas instrument.

n= banyaknya butir instrument.

2is = variansi butir ke-i, i = 1, 2, ..., n

2ts = variansi skor total yang diperoleh subjek uji coba.

Adapun suatu instrumen dikatakan baik jika indeks 11r ≥ 0,70.

(Budiyono, 2003: 70)

Page 72: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

E. Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan uji keseimbangan dan uji hipotesis perlu dilakukan uji

prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan

uji homogenitas variansi.

1. Prasyarat Uji Keseimbangan dan Uji Hipotesis

a. Uji normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode

Lilliefors dengan prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Taraf signifikasi ( α = 0,05)

3) Statistik uji:

Lhitung = Maks )()( ii zSzF -

Dengan, zi = s

XXi - , (s standar deviasi)

F(zi) = P ( z ≤ zi ); Z ~ N (0,1)

S(zi) = Proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh z

4) Daerah Kritik (DK) = { L / L > L (α;n)} dengan L(α : n) dapat dilihat pada tabel

nilai kritik uji Liliefors.

Page 73: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik.

H0 tidak ditolak jika L hitung ÏDK

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho tidak ditolak.

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho

ditolak.

(Budiyono, 2009:170-172)

b. Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel-sampel

berasal dari populasi yang variansinya sama atau tidak. Untuk menguji

homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan uji Chi Kuadrat dengan

prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : σ12 = σ2

2 = σ32 = …= σk

2 ( Variansi populasi sama / homogen)

H1 : terdapat i dan j dengan i ≠ j dan σ i2 ≠ σj

2 (variansi populasi tidak

homogen)

2) Taraf signifikansi (α = 0,05)

3) Statistik uji:

χ2 = ( )1~ )loglog(303,2 22 --å kSfRKGfc jj c

f :derajat kebebasan untuk RKG = N – k

N : cacah semua nilai pengukuran

Page 74: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

fj : derajat kebebasan untuk Sj2 = nj – 1; j = 1, 2, …, k

nj : cacah pengukuran sampel ke- j

RKG = rataan kuadrat galat =åå

j

j

f

SS;

SSj = åå

-=- 2

2

2 )1()(

jjj

jj sn

n

XX

c = 1 + ÷÷ø

öççè

æ-

- å ffk j

11)1(3

1

4) Daerah Kritik

DK = { χ2| χ2> χ2(α ; k-1)}

5) Keputusan Uji

H0 ditolak χ2 terletak di daerah kritik.

H0 tidak ditolak jika χ2 ÏDK.

6) Kesimpulan

a) Populasi -populasi homogen jika Ho tidak ditolak.

b) Populasi-populasi tidak homogen jika Ho ditolak.

(Budiyono, 2004:176)

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas (kelas

eksprimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelas

eksprimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t. Adapun

data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai leger raport mata pelajaran

Page 75: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

matematika kelas VII semester II tahun pelajaran 2009/2010 antara siswa dalam

kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.

Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : 1m = 2m (kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki kemampuan

awal sama).

H1 : 1m ≠ 2m (kedua kelas tidak berasal dari populasi yang berkemampuan

awal sama).

b. Taraf signifikansi: α = 0,05

c. Statistik Uji:

t = ( )

21

021

11nn

s

dXX

p +

-- ~ )2( 21 -+nnt

dan

sp2 =

2)1()1(

21

222

211

-+-+-

nnsnsn

,

dengan:

X 1 = rata-rata nilai awal matematika kelompok eksperimen.

X 2 = rata-rata nilai awal matematika kelompok kontrol.

=21s variansi kelompok eksprimen.

=22s variansi kelompok kontrol.

1n = banyaknya (jumlah) siswa kelompok eksperimen.

Page 76: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2n = banyaknya (jumlah) siswa kelompok kontrol

d0 = 0 (Karena selisih rata-rata tidak dibicarakan )

d. Daerah Kritik

DK = { t | t < - ÷øö

çèæ

-+ 221;2

nnt a atau t >

÷øö

çèæ

-+ 221;2

nnt a

e. Keputusan Uji

H0 diterima jika thitung ÏDK, jika H0 diterima berarti sampel berasal dari

populasi yang berkemampuan awal sama.

(Budiyono, 2009:151)

3. Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan teknik analisis variansi dua jalan 2 × 3

dengan sel tak sama, dengan model sebagai berikut:

Xijk = μ + αi + βj +( αβ)ij + εijk

Dengan

Xijk = data nilai ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

µ = rerata dari seluruh data amatan.

αi = efek baris ke-i pada variabel terikat.

βj = efek kolom ke-j pada variabel terikat.

(αβ)ij = kombinasi efek baris ke-i dan efek kolom ke-j pada variabel terikat.

εijk = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µij) yang berdistribusi

normal dengan rataan 0. Deviasi amatan terhadap rataan populsi juga

disebut error (galat).

i = 1, 2 dengan 1 = pembelajaran dengan model kooperatif NHT

Page 77: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2 = pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD

j = 1, 2, 3 dengan 1 = Sikap Percaya diri tinggi

2 = Sikap Percaya diri sedang

3 = Sikap Percaya diri rendah

k = 1, 2, ..., nij dengan nij = banyaknya data amatan pada setiap sel ij.

(Budiyono, 2004:228)

Selanjutnya data akan ditampilkan dalam bentuk tabel dua arah dengan

baris menunjukkan jenis model pembelajaran, dan kolom menunjukkan sikap percaya

diri sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Rancangan penelitian

Model Pembelajaran (ai)

Sikap Percaya Diri (bj) Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3)

Kooperatif NHT (a1) ab11 ab12 ab13

Kooperatif STAD (a2) ab21 ab22 ab23 Prosedur uji dalam analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, adalah

sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0A : αi = 0, untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antar baris

pada variabel terikat).

H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol (ada perbedaan efek antar

baris pada variabel terikat).

H0B : βj = 0, untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan efek antar kolom

terhadap variabel terikat).

Page 78: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol (ada perbedaan efek antar

kolom terhadap variabel terikat).

H0AB : (αβ)ij = 0, untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak ada interaksi

baris dan kolom terhadap variabel terikat).

H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol (ada interaksi baris dan

kolom terhadap variabel terikat).

b. Komputasi

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-

notasi sebagai berikut:

nij : ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolomk ke-j)

: cacah data amatan pada sel ij

: frekuensi sel ij ®伸h :

åji ijn

pq

,

1 : rerata harmonik frekuensi seluruh sel

N : åji

ijn,

= banyaknya (cacah) seluruh data amatan

SSji =

2

2

ij

kijk

kijk n

XX

÷ø

öçè

æ

å

SSji = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ijAB = rerata pada sel ij

Ai = åj

ijAB = jumlah rerata baris ke i

Bj = åi

ijAB = jumlah rerata baris ke j

Page 79: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

G = åji

ijAB,

= jumlah rerata semua sel

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3),

(4), dan (5) sebagai berikut:

(1) = pqG2

; (2) = åji

ijSS,

; (3) = åi

i

qA 2

;

(4) = åj

j

p

B 2

; (5) = åji

ijAB,

2

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah

kuadrat, yaitu:

JKA = ®伸h {(3) – (1)}

JKB = ®伸h {(4) – (1)}

JKAB = ®伸h {(1) + (5) – (3) – (4)}

JKG = 2

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah

sebagai berikut:

dkA = p – 1 dkB = q – 1

dkAB = (p – 1)(q – 1) dkG = N – pq

dkT = N – 1

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing,

diperoleh rerata kuadrat sebagai berikut:

RKA = dkAJKA RKB =

dkBJKB

Page 80: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

RKAB = dkABJKAB RKG =

dkGJKG

c. Statistik uji:

Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini adalah:

1) untuk H0A adalah Fa = RKGRKA yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p -1 dan N – pq;

2) untuk H0B adalah Fb = RKGRKB yang merupakan nilai dari variabel random yang

berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N – pq

3) untuk H0AB adalah Fab = RKGRKAB yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p – 1)(q – 1) dan N - pq

d. Daerah Kritik untuk

Fa adalah DK = { F | F > F α; p-1,N –pq }

Fb adalah DK = { F | F > F α;q-1;N – pq }

Fab adalah DK = { F | F > F α;(p-q)(q-1),N –pq }

e. Keputusan Uji

Ho ditolak jika F hitung Î DK ( terletak di daerah kritik).

Tabel 3.6 Rangkuman Anava Dua Jalan

Sumber JK dk Rk Fobs Fα Baris (A) Kolom (B) Interaksi (AB) Galat (G)

JKA JKB

JKAB JKG

p -1 q -1

(p-1)(q-1) N-pq

RKA RKB

RKAB RKG

Fa Fb Fab -

Ftabel Ftabel Ftabel

- Total JKT N - 1 - - -

(Budiyono, 2009: 228-230)

Page 81: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Uji Komparasi ganda

Apabila H0 pada uji hipotesis di atas ditolak, maka perlu dilakukan uji lanjut

anava. Metode yang digunakan untuk uji lanjut pasca anava dua jalan dalam

penelitian ini adalah metode Scheffe`. Langkah-langkah komparasi ganda dengan

metode Scheffe’ adalah:

a. Identifikasi semua pasangan komparasi rerata.

b. Rumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

c. Tentukan tingkat signifikansi α.

d. Carilah nilai statistik uji F dengan menggunakan formula berikut:

1) Komparasi Rerata Antar Kolom

Uji Scheffe untuk komparasi antar kolom adalah

F.i – .j =

÷÷ø

öççè

æ+

-

··

··

ji

ji

nnRKG

XX

11

)(2

.

dengan:

F.i – .j = nilai Fobs pada pembanding kolom ke-i dan kolom ke j

iX · = rerata pada kolom ke-i

jX · = rerata pada kolom-j

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.

in· = ukuran sampel pada kolom ke-i

jn· = ukuran sampel pada kolom ke-j

Page 82: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Daerah kritik untuk uji adalah

DK = {F.i – .j ׀ F.i – .j > (q – 1)Fα; (q – 1); N – pq }

2) Komparasi Rerata Antar Sel Pada Kolom Yang Sama

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah:

Fij – kj=

÷÷ø

öççè

æ+

-

kjij

kjij

nnRKG

XX

11

)( 2

dengan:

Fij – kj = nilai Fobs pada pembanding rerata pada sel ij dan rerata pada sel kj

ijX = rerata pada sel ij

kjX = rerata pada sel kj

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.

nij = ukuran sampel kolom ij

nkj = ukuran sampel kolom kj

Daerah kritik untuk uji adalah

DK = {Fij – kj |Fij – kj > (pq – 1)Fα;pq – 1; N – pq}

3) Komparasi rerata Antar Sel Pada Baris Yang Sama

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada baris yang sama adalah:

Fij – ik =

÷÷ø

öççè

æ+

-

ikij

ikij

nnRKG

XX

11

)( 2

dengan:

Fij – ik = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan

Page 83: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pada sel ik

Xij = rataan pada sel ke ij

Xik = rataan pada sel ke ik

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi

nij = ukuran sel ke ij

nik = ukuran sel ke ik

Daerah Kritik untuk Uji adalah

DK = {Fij –ik ׀Fij – ik > (pq – 1)Fα; (pq – 1; N – pq}

(Budiyono, 2004:213-215)

Page 84: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen

1. Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika

Instrumen tes untuk mengukur hasil belajar matematika pada materi pokok

sistem persamaan linear dua variabel sebanyak 30 butir soal diberikan kepada

128 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palangka Raya.

a. Uji Validitas isi.

Untuk mengetahui apakah instrumen tes yang digunakan dalam penelitian

ini valid atau tidak, sebelum diuji cobakan dikonsultasikan dan divalidasi oleh

3 orang validator, yaitu 1 orang guru senior SMP Negeri bidang studi

matematika dengan pengalaman mengajar lebih dari 25 tahun serta sudah

sertifikasi yaitu Maknawati, S.Pd. dan 2 orang tenaga pengajar senior program

studi pendidikan matematika cukup berpengalaman sudah sertifikasi dosen

yaitu Drs. Dadang Lorida, M.Pd. dan Dra. Pancarita M.Pd. Butir soal dapat

diuji cobakan jika 2 diantara 3 validator menyatakan dapat digunakan, dan

hasil validasi menyatakan butir soal sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat

sehingga dapat digunakan. (Hasil validasi dapat dilihat pada lembar validator

lampiran 8)

b. Daya Pembeda Uji Coba Butir Soal Tes Hasil Belajar Matematika Siswa.

Tes hasil belajar matematika yang diuji cobakan sebanyak 30 butir soal

pada materi pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Setelah divalidasi

67

Page 85: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dan diujicobakan 30 butir soal mempunyai daya beda D ≥ 0,30 sehingga dapat

digunakan dalam penelitian ini karena memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu

butir soal tes yang digunakan jika memenuhi D ≥ 0,30. (Rekap Uji Daya

Pembeda uji coba butir soal tes hasil belajar matematika siswa selengkapnya

disajikan pada Lampiran 10).

c. Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Tes Hasil Belajar Matematika Siswa.

Soal dikatakan baik apabila mempunyai tingkat kesukaran yang memadai

artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit dengan ditunjukkan bahwa

0,30 ≤ P ≤ 0,70. Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar matematika

menunjukkan tingkat kesukaran berada di daerah P adalah butir soal 1 sampai

dengan butir soal 30. Dengan kata lain soal tes hasil belajar matematika yang

di uji cobakan semua memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu 0,30 ≤ P ≤ 0,70

dengan mempunyai tingkat kesukaran yang memadai. (Rekap Uji tingkat

kesukaran uji coba butir soal tes hasil belajar matematika siswa selengkapnya

disajikan pada Lampiran 10).

d. Reliabilitas Uji Coba Soal Tes Hasil Belajar Matematika Siswa.

Untuk mengetahui apakah instrumen tes hasil belajar matematika siswa

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi atau

tidak, dari 30 butir soal yang valid dengan menggunakan rumus KR-20

diperoleh hasil perhitungan indeks reliabilitas tes hasil belajar matematika

sebesar r11 = 0,8311 sehingga reliabilitas tes termasuk tinggi. Karena nilai

indeks r11 = 0,8311 > 0,70. Ini berarti instrumen tes hasil belajar reliabel, dan

dapat digunakan untuk mengambil data penelitian. (Perhitungan reliabilitas uji

Page 86: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

coba soal tes hasil belajar matematika siswa selengkapnya disajikan pada

Lampiran 11).

2. Instrumen Angket Sikap Percaya Diri

Instrumen angket sikap percaya diri sebanyak 40 item pernyataan

diberikan kepada 128 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palangka Raya.

a. Uji Validitas isi.

Sebelum angket sikap percaya diri diuji cobakan, terlebih dahulu

divalidasi dan dikonsultasikan dengan 3 orang validator terdiri dari

konselor/tenaga pengajar dan guru bimbingan konseling untuk mengetahui

apakah instrumen angket sudah sesuai dengan kisi-kisi yang ditetapkan dan

layak digunakan.

Hasil validasi menyatakan bahwa ada kesesuaian antara instrumen angket

yang akan digunakan dengan kisi-kisi yang dibuat. Sehingga 40 butir angket

dapat digunakan. (hasil validasi dapat dilihat pada lembar validasi angket

Lampiran 14). Berdasarkan hasil validasi isi ini, maka instrumen angket dapat

diuji cobakan.

b. Uji Konsistensi Internal.

Hasil uji coba intrumen angket sikap percaya diri siswa terhadap pelajaran

matematika yang terdiri dari 40 item pernyataan dapat digunakan karena

mempunyai nilai indeks konsistensi internal untuk tiap item angket rxy ≥ 0,30,

yaitu berkisar antara 0,3004 sampai dengan 0,5202 (Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 16).

Page 87: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

c. Uji Reliabilitas.

Uji reliabilitas angket digunakan untuk mengetahui indeks reliabilitasnya.

Hasil perhitungan terhadap 40 item angket dengan menggunakan rumus alpha

diperoleh indeks reliabilitas r11 = 0,8356 dan instrumen dikatakan baik.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17).

B. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini meliputi data dari data tes hasil belajar

matematika siswa materi pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan data

instrumen angket sikap percaya diri. Berikut akan diuraikan data-data tersebut di

atas.

1. Data Skor Tes Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Pokok

Sistem Persamaan Linear Dua variabel.

Setelah data tes hasil belajar matematika siswa pada materi pokok sistem

persamaan linear dua variabel diperoleh, selanjutnya dicari terlebih dahulu ukuran

tendensi sentral dan ukuran dispersinya, sebelum digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian.

Dari data tes hasil belajar matematika siswa pada materi pokok sistem

persamaan linear dua variabel diperoleh ukuran tendensi sentralnya yang meliputi

Mean ( X ), Median (Me), Modus (Mo) dan ukuran penyebaran dispersi yang

meliputi jangkauan (R), dan standar deviasi (s) dapat dilihat dalam tabel deskripsi

data skor hasil belajar matematika kelas eksprimen dan kelas kontrol berikut.

Page 88: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4.1. Deskripsi Data Skor Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen (NHT) dan Kelas Kontrol (STAD)

Kelas Ukuran

Tendensi sentral Ukuran Dispersi

Mean Me Mo Skor min Skor maks R s Eksperimen 60,88 60,00 66,67 33,33 93,33 60 14,56

Kontrol 55,41 53,33 63,33 33,33 93,33 60 16,15

(Perhitungan skor hasil belajar matematika siswa selengkapnya disajikan

pada Lampiran 21).

2. Data Skor Angket Sikap Percaya Diri Siswa

Data tentang sikap percaya diri siswa diperoleh dari skor angket Sikap

Percaya Diri. Obyek penelitian dikategorikan ke dalam sikap percaya diri tinggi,

sikap percaya diri sedang dan sikap percaya diri rendah. Dari data skor angket

sikap percaya diri siswa diperoleh �呻=123,1745, SD = 18,1798, X + 0,5 SD =

132,2644 dan X - 0,5 SD = 114,0846. sehingga diperoleh penggolongan sikap

percaya diri siswa sebagai berikut:

Tabel 4.2. Penggolongan Skor Angket Sikap percaya Diri

Interval Kelas Kategori

Eksprimen Kontrol

Skor > 132,2644 49 25 Tinggi

114,0846 ≤ skor ≤ 132,2644 31 34 Sedang

Skor < 114,0846 26 47 Rendah

Berdasarkan data yang telah terkumpul, pada kelompok eksperimen

terdapat 49 siswa memiliki sikap percaya diri tinggi, 31 siswa memiliki sikap

Page 89: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

percaya diri sedang dan 26 siswa memiliki sikap percaya diri rendah. Sedangkan

pada kelompok kontrol terdapat 25 siswa percaya diri tinggi, 34 siswa percaya diri

sedang dan 47 siswa percaya diri rendah. (Perhitungan skor sikap percaya diri

siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 22).

Data tes hasil belajar matematika menurut masing-masing sikap percaya

diri diperoleh ukuran tendensi sentral dan ukuran dispersinya sebagaimana pada

tabel berikut:

Tabel 4.3 Data Sikap Percaya Diri dan Hasil Belajar Matematika

Sikap Percaya Diri

Kelas Eksprimen (NHT) Kelas Kontrol (STAD) Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

n = 49 31 26 25 34 47

Maks= 93,33 66,67 66,67 93,33 93,33 63,33

Min = 36,67 33,33 40 43,33 33,33 33,33 ∑ X = 3340 1710 1403 1687 2037 2150

Mean = 68,1633 55,1613 53,9744 67,4667 59,902 45,7447

Mo = 73,33 50 46,67 63,33 63,33 33,33

Me = 70 56,67 53,33 66,67 83,33 46,67

R = 56,66 33,34 26,67 50 60 30

s = 16,8458 9,1031 7,2335 13,3434 17,4161 9,7734

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah populasi

mempunyai kemampuan awal sama. Kemampuan awal dalam penelitian ini

diambil dari nilai leger raport sekolah untuk mata pelajaran matematika pada kelas

VII semester genap 2009/2010. Sebelum dilakukan uji keseimbangan dengan uji t,

Page 90: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi

kemampuan awal siswa pada kedua sampel yang akan diberikan perlakuan.

Hasil uji normalitas kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal

Uji Normalitas Lobs L0,05;n Keputusan Kesimpulan

Kelas Eksprimen

0,0838 L0,05;106 = 0,0861 H0 diterima Normal

Kelas Kontrol 0,0850 L0,05;106 = 0,0861 H0 diterima Normal

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Lobs < Ltabel, dengan kata

lain Lobs Ï DK, sehingga H0 tidak ditolak. Ini menyatakan masing-masing sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan selengkapnya

disajikan pada Lampiran 23 dan lampiran 24).

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode Bartlet dengan uji statistik Chi Kuadrat. Dari uji homogenitas

kemampuan awal siswa kelas eksprimen (NHT) dan uji homogenitas kelas kontrol

(STAD) hasilnya menunjukkan χ2obs = 0,0004 dan χ2

tabel = 3,8410 dengan

DK= { χ2 | χ2 > 3,8410}. Jadi χ2 Ï DK, sehingga H0 tidak ditolak. Dengan kata

lain masing-masing sampel berasal dari populasi yang homogen (hasil

perhitungan disajikan pada Lampiran 25).

Dari uji keseimbangan (kesamaan rata-rata) dengan menggunakan uji t

diperoleh tobs = 0,4319 dengan DK = {t | t < -1,960 atau t > 1,960}, sehingga

dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata

Page 91: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kemampuan awal yang sama atau kedua kelas tersebut kemampuan awalnya

dalam keadaan seimbang dengan taraf signifikansi 5%. (Perhitungan uji

keseimbangan selengkapnya disajikan pada Lampiran 26)

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Lilliefors. Dalam penelitian ini uji normalitas yang dilakukan

yaitu uji normalitas hasil belajar matematika siswa kelas kontrol, uji normalitas

hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen, uji normalitas hasil belajar

matematika siswa kelompok sikap percaya diri tinggi, uji normalitas hasil belajar

matematika siswa kelompok sikap percaya diri sedang, uji normalitas hasil belajar

matematika siswa kelompok sikap percaya diri rendah. Hasil uji normalitas skor

hasil belajar matematika siswa dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Ekprimen, Kelas

Kontrol dan Sikap Percaya Diri

Uji Normalitas Lobs L0,05;n Keputusan Kesimpulan

Kelompok Kontrol 0,0854 L0,05;106 = 0,0861 H0 diterima Normal

Kelompok Eksperimen

0,0855 L0,05;106 = 0,0861 H0 diterima Normal

Sikap percaya diri tinggi

0,1011 L0,05:74 = 0,1030 H0 diterima Normal

Sikap percaya diri sedang

0,1092 L0,05;65 = 0,1099 H0 diterima Normal

Sikap percaya diri rendah

0,1005 L0,05:73 = 0,1037 H0 diterima Normal

Page 92: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Pada tabel di atas tampak kelompok baris pertama, kelompok baris kedua,

kelompok kolom pertama dan kelompok kolom kedua keputusan H0 diterima,

artinya sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. (Perhitungan uji

normalitas selengkapnya disajikan pada Lampiran 27, 28, 29,30,dan 31)

3. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji Bartlet. Dalam penelitian ini ada dua kali uji homogenitas yaitu

antar baris (uji homogenitas hasil belajar matematika siswa ditinjau dari model

pembelajaran), antar kolom (uji homogenitas hasil belajar matematika siswa

ditinjau dari sikap percaya diri siswa). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas

Sumber k 2χ obs 2χ 0.05;(k-1) Keputusan Kesimpulan

Model Pembelajaran 2 1,0661 3,841 H0 diterima Homogen

Sikap percaya diri Siswa

3 5,9415 5,991 H0 diterima Homogen

Pada tabel 4.6 di atas tampak baris pertama, baris kedua keputusan H0

diterima artinya kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.

(Perhitungan uji homogenitas selengkapnya disajikan pada Lampiran 32 dan 33).

Page 93: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

D. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama di

sajikan dalam tabel dibawah ini: (Perhitungan uji hipotesis selengkapnya disajikan

pada Lampiran 34).

Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fobs Ftabel Keputusan Uji

Model Pembelajaran

(A) 96,3572 1 96,3572 0,5499 3,8870 H0 Tidak

ditolak

Sikap Percaya Diri

(B) 10714,2606 2 5357,1303 30,5719 3,0397 H0 ditolak

Interaksi (AB) 1399,9920 2 699,9960 3,9947 3,0397 H0ditolak

Galat (G) 36097,4797 206 175,2305

Total 48308,0895 211

Berarti kesimpulannya adalah sebagai berikut :

a. H0A tidak ditolak karena Fa = 0,5499 < 3,8870 = Ftabel artinya tidak terdapat

perbedaan hasil belajar matematika siswa antara penggunaan model

pembelajaran kooperatif NHT dengan model pembelajaran kooperatif STAD

pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

b. H0B ditolak karena Fb = 30,5719 > 3,0397 = Ftabel artinya terdapat perbedaan

hasil belajar matematika antara siswa yang mempunyai sikap percaya diri

tinggi, percaya diri sedang dan percaya diri rendah pada materi pokok sistem

persamaan linear dua variabel

Page 94: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

c. H0AB ditolak karena Fab = 3,9947 > 3,0397 = Ftabel artinya terdapat interaksi

antara penggunaan model pembelajaran dan sikap percaya diri siswa terhadap

hasil belajar matematika siswa pada materi pokok sistem persamaan linear

dua variabel.

2. Uji Lanjut Pasca Anava

Uji lanjut setelah anava yang digunakan adalah metode Scheffe. Uji

lanjut setelah anava ini hanya dilakukan pada komparasi ganda antar kolom

karena komparasi ganda antar baris variabel bebasnya hanya terdiri dari dua

kategori dan kesimpulan dapat ditunjukkan melalui rataan marginalnya (rataan

barisnya).

Tabel 4.8 Rataan Antar Sel dan Rataan Marginal

Model Pembelajaran

Sikap Percaya Diri

Tinggi Sedang Rendah Rataan Marginal

Kelas Eksperimen 68,1633 55,1613 53,9744 60,8805

Kelas Kontrol 67,4667 59,9020 45,7447 55,4088

Rataan Marginal 67,9279 57,6410 48,6758

a. H0A tidak ditolak, berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh antara

penggunaan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar

matematika siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel

sehingga tidak perlu dilakukan uji komparasi ganda pasca anava antar baris.

b. H0B ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda pasca anava antar

kolom.

Rangkuman hasil analisis komparasi ganda antar kolom disajikan pada

Tabel 4.9 dan hasil perhitungannya disajikan pada Lampiran 35.

Page 95: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4.9 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

No Komparasi Fobs Ftabel Keputusan Uji

1 µ.1 vs µ.2 20,8973 6,0794 Ho ditolak

2 µ.1 vs µ.3 77,7294 6,0794 Ho ditolak

3 µ.2 vs µ.3 15,7714 6,0794 Ho ditolak

Keterangan :

µ.1 = rataan siswa yang mempunyai sikap percaya diri tinggi

µ.2 = rataan siswa yang mempunyai sikap percaya diri sedang

µ.3 = rataan siswa yang mempunyai sikap percaya diri rendah

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa:

(1) Terdapat perbedaan rataan antara hasil belajar matematika pada

kelompok siswa yang mempunyai sikap percaya diri tinggi dengan hasil

belajar matematika pada kelompok siswa yang mempunyai sikap percaya

diri sedang.

(2) Terdapat perbedaan rataan antara hasil belajar matematika pada

kelompok siswa yang mempunyai sikap percaya diri tinggi dengan hasil

belajar matematika pada kelompok siswa yang mempunyai sikap percaya

diri rendah.

(3) Terdapat perbedaan rataan antara hasil belajar matematika pada

kelompok siswa yang mempunyai sikap percaya diri sedang dengan hasil

belajar matematika pada kelompok siswa yang mempunyai sikap percaya

diri rendah.

c. H0AB ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda pasca anava antar sel.

Hasil analisis komparasi ganda antar sel disajikan pada tabel berikut :

Page 96: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4.10 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Sel

No. Komparasi Fobs Ftab Keputusan Uji

1 µ11 vs µ21 0,0458 11,2928 Ho tidak ditolak

2 µ12 vs µ22 2,0797 11,2928 Ho tidak ditolak

3 µ13 vs µ23 6,4700 11,2928 Ho tidak ditolak

4 µ11 vs µ12 18,3179 11,2928 Ho ditolak

5 µ11 vs µ13 19,5162 11,2928 Ho ditolak

6 µ12 vs µ13 0,1137 11,2928 Ho tidak ditolak

7 µ21 vs µ22 4,7048 11,2928 Ho tidak ditolak

8 µ21 vs µ23 43,9435 11,2928 Ho ditolak

9 µ22 vs µ23 22,5653 11,2928 Ho ditolak

(Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 35)

Berdasarkan dari tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

(1) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran NHT dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran STAD pada kelompok siswa

mempunyai sikap percaya diri tinggi.

(2) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran NHT dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran STAD pada kelompok siswa

mempunyai sikap percaya diri sedang.

(3) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran NHT dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran STAD pada kelompok siswa

mempunyai sikap percaya diri rendah.

Page 97: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

(4) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

mempunyai sikap percaya diri tinggi dengan siswa yang mempunyai

sikap percaya sedang pada pembelajaran NHT.

(5) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

mempunyai sikap percaya diri tinggi dengan siswa yang mempunyai

sikap percaya rendah pada pembelajaran NHT.

(6) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

mempunyai sikap percaya diri sedang dengan siswa yang mempunyai

sikap percaya rendah pada pembelajaran NHT.

(7) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

mempunyai sikap percaya diri tinggi dengan siswa yang mempunyai

sikap percaya diri sedang pada pembelajaran STAD.

(8) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

mempunyai sikap percaya diri tinggi dengan siswa yang mempunyai

sikap percaya rendah pada pembelajaran STAD.

(9) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

mempunyai sikap percaya diri sedang dengan siswa yang mempunyai

sikap percaya rendah pada pembelajaran STAD.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah: hasil belajar matematika

siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads

Page 98: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Together (NHT) lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika

siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi dua jalan dengan

sel tak sama diperoleh Fa= 0,5499 < 3,8870= Ftabel, sehingga Fa bukan anggota

Daerah Kritik. Karena Fa bukan anggota Daerah Kritik maka H0A tidak ditolak,

hal ini berarti tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa ditinjau

dari model pembelajaran pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

Karena H0A tidak ditolak dan varibel jenis pada model pembelajaran

kooperatif hanya terdiri dari dua tipe yaitu tipe Numbered Heads Together

(NHT) dan tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) maka dapat

disimpulkan tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

diajarkan dengan NHT maupun STAD. Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads

Together sama efektifnya dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif

Student Teams-Achievement Divisions terhadap hasil belajar matematika siswa

pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Hal ini mungkin karena

kedua model pembelajaran sama-sama merupakan dua tipe model pembelajaran

kooperatif. Kedua model pembelajaran sama-sama lebih banyak melibatkan siswa

dalam menyelesaikan soal, siswa dituntut bertanggung jawab secara pribadi

maupun kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

2. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah: hasil belajar matematika

siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi lebih baik jika dibandingkan dengan

hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang, hasil

Page 99: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang lebih baik dari

pada hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri rendah.

Dari hasil perhitungan anava dua jalan sel tak sama diperoleh

Fb=30,5719 > 3,0397= Ftabel, sehingga Fb anggota Daerah Kritik. Karena Fb

anggota Daerah Kritik maka H0B ditolak, hal ini berarti terdapat perbedaan

pengaruh sikap percaya diri terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi

pokok sistem persamaan linear dua variabel. Karena H0B ditolak maka diperlukan

uji lanjut pasca anava.

Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F│F >

6,07944}dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. F1-2 = 20,8973 ÎDK

Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan kolom 2 diperoleh bahwa

F1-2 = 20,8973 dan Ftabel = 6,0794, ternyata F1-2 > Ftabel sehingga F1-2 ÎDK

dengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti, terdapat perbedaan antara siswa

yang mempunyai sikap percaya diri tinggi dengan sikap percaya diri sedang.

Dengan melihat rataan marginal masing-masing pada Tabel 4.9, yaitu rata-rata

hasil belajar matematika pada siswa memiliki sikap percaya diri tinggi =

67,9279 dan rata-rata hasil belajar pada siswa memiliki sikap percaya diri

sedang = 57,6410. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan sikap

percaya diri tinggi akan mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai sikap percaya diri sedang.

b. F1-3 = 77,7294Î DK

Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan kolom 3 diperoleh bahwa

Page 100: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

F1-3 = 77,7294 dan Ftabel = 6,0794, ternyata F1-3 > Ftabel sehingga F1-3 ÎDK

dengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti, terdapat perbedaan antara siswa

yang mempunyai sikap percaya diri tinggi dengan sikap percaya diri rendah.

Dengan melihat rataan marginal masing-masing, yaitu rata-rata hasil belajar

matematika pada siswa memiliki sikap percaya diri tinggi = 67,9279 dan rata-

rata hasil belajar pada siswa memiliki sikap percaya diri rendah = 48,6758.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan sikap percaya diri tinggi

akan mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang mempunyai sikap percaya diri rendah.

c. F2-3 = 15,7714Î DK

Pada uji komparasi ganda antara kolom 2 dan kolom 3 diperoleh bahwa

F2-3 = 15,7714 dan Ftabel = 6,0794, ternyata F2-3 > Ftabel sehingga F2-3 ÎDK

dengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti, terdapat perbedaan antara siswa

yang mempunyai sikap percaya diri sedang dengan sikap percaya diri rendah.

Dengan melihat rataan marginal masing-masing, yaitu rata-rata hasil belajar

matematika pada siswa memiliki sikap percaya diri sedang = 57,6410 dan

rata-rata hasil belajar pada siswa memiliki sikap percaya diri rendah =

48,6758. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan sikap percaya diri

sedang akan mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai sikap percaya diri rendah.

Pada hipotesis kedua ini terdapat perbedaan hasil belajar matematika

ditinjau dari sikap percaya diri siswa dalam pelajaran matematika. Dengan melihat

rerata masing-masing diperoleh kenyataan siswa yang memiliki sikap percaya diri

tinggi hasil belajar matematikanya lebih baik dari pada hasil belajar matematika

Page 101: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang maupun rendah. Hasil belajar

matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang lebih baik dari pada

hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri rendah. Hal ini

disebabkan oleh adanya sikap percaya diri seseorang siswa akan memiliki

keyakinan bahwa dirinya mampu melakukan segala aktivitas belajar dan mampu

menghadapi masalah didalamnya. Rasa percaya diri yang tinggi bagi siswa

merujuk pada adanya aspek dari kehidupan siswa tersebut dimana ia merasa

memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung

oleh pengalaman, potensi, prestasi dan harapan yang realistik terhadap dirinya

sendiri. Berkaitan dengan hal ini sikap percaya diri turut serta mempengaruhi hasil

belajar matematika. Bagi siswa dengan sikap percaya diri tinggi lebih baik hasil

belajar matematika dari pada hasil belajar matematika siswa dengan sikap percaya

diri sedang dan rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: Hasil belajar matematika siswa

dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) lebih

baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, baik untuk siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi,

sedang maupun rendah. Pada masing-masing model pembelajaran hasil belajar

matematika siswa dengan sikap percaya diri tinggi lebih baik daripada hasil

belajar matematika siswa dengan sikap percaya diri sedang, maupun rendah, dan

hasil belajar matematika siswa dengan sikap percaya diri sedang lebih baik

daripada hasil belajar matemtika siswadengan sikap percaya diri rendah.

Page 102: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Dari hasil perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama diperoleh

Fab=3,9947 > 3,0397= Ftab, sehingga Fab anggota Daerah Kritik. Karena Fab

anggota Daerah Kritik maka H0AB ditolak berarti terdapat interaksi antara model

pembelajaran dengan sikap percaya diri terhadap hasil belajar matematika siswa

pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK = {F|F>11,2928}

dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. H01 diterima karena Fobs = 0,0458 < 11,2928= Ftabel. Hal ini berarti, tidak

terdapat perbedaan rataan antara 11m dan 21m . Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada siswa dengan sikap percaya diri tinggi, siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (Eksperimen)

mempunyai hasil belajar matematika sama baiknya dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement

Divisions (Kontrol)

b. H02 diterima karena Fobs = 2,0797 < 11,2928= Ftabel. Hal ini berarti, tidak

terdapat perbedaan rataan antara 12m dan 22m . Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada siswa dengan sikap percaya diri sedang, siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together mempunyai hasil

belajar matematika sama baiknya dengan siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions.

c. H03 diterima karena Fobs = 6,4700 < 11,2928= Ftabel. Hal ini berarti, tidak

terdapat perbedaan rataan antara 13m dan 23m . Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada siswa dengan sikap percaya diri rendah, ternyata siswa yang

Page 103: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together

mempunyai hasil belajar matematika sama baiknya dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement

Divisions.

d. H04 ditolak karena Fobs = 18,3179 > 11,2928= Ftabel. Hal ini berarti, terdapat

perbedaan rataan antara 11m dan 12m . Dengan melihat rataan marginal dapat

disimpulkan pada siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

Numbered Heads Together (eksperimen), siswa dengan sikap percaya diri

tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik dari pada siswa

dengan sikap percaya diri sedang.

e. H05 ditolak karena Fobs = 19,5162>11,2928=Ftabel. Hal ini berarti, terdapat

perbedaan rataan antara 11m dan 13m . Dengan melihat rataan masing-masing

dapat disimpulkan bahwa pada siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif Numbered Heads Together (eksperimen), ternyata siswa dengan

sikap percaya diri tinggi mempunyai hasil belajar matematika lebih baik

dengan sikap percaya diri rendah.

f. H06 diterima karena Fobs = 0,1137<11,2928= Ftabel. Hal ini berarti, tidak

terdapat perbedaan rataan antara 12m dan 13m . Sehingga dapat disimpulkan pada

siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads

Together (Eksperimen), siswa dengan sikap percaya diri sedang mempunyai

hasil belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan sikap

percaya diri rendah.

Page 104: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

g. H07 diterima karena Fobs = 4,7048 < 11,2928= Ftabel. Hal ini berarti, tidak

terdapat perbedaan rataan antara 21m dan 22m . Sehingga dapat disimpulkan

pada siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams-

Achievement Divisions, siswa dengan sikap percaya diri tinggi mempunyai

hasil belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan sikap

percaya diri sedang.

h. H08 ditolak karena Fobs = 43,9435 > 11,2928= Ftabel. Hal ini berarti, terdapat

perbedaan rataan antara 21m dan 23m . Dengan melihat rataan marginal dapat

disimpulkan pada siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

Student Teams-Achievement Divisions, siswa dengan sikap percaya diri tinggi

mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa dengan sikap percaya

diri rendah.

i. H09 ditolak karena Fobs = 22,5653 > 11,2928= Ftabel. Hal ini berarti, terdapat

perbedaan rataan antara antara 22m dan 23m . Dengan melihat rataan marginal

dapat disimpulkan pada siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif Student Teams-Achievement Divisions, siswa dengan sikap percaya

diri sedang mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa dengan

sikap percaya diri rendah.

Pada hipotesis ketiga, hasil belajar matematika siswa dengan model

pembelajaran NHT sama baiknya dengan hasil belajar matematika siswa dengan

model pembelajaran STAD ditinjau dari masing-masing sikap percaya diri tinggi,

sedang dan rendah. Akan tetapi jika hasil belajar matematika dilihat dari

penggunaan masing-masing model pembelajaran, maka pada model pembelajaran

Page 105: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

NHT hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi lebih

baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap percaya diri

sedang maupun sikap percaya diri rendah, dan hasil belajar matematika siswa

pada sikap percaya diri sedang sama baiknya dengan sikap percaya diri rendah.

Sedangkan pada model pembelajaran STAD hasil belajar matematika siswa yang

memiliki sikap percaya diri tinggi sama baiknya dengan sikap percaya diri sedang

dan hasil belajar matematika siswa pada sikap percaya diri sedang lebih baik

daripada yang memiliki sikap percaya diri rendah.

Page 106: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan hasil analisis serta mengacu pada

perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered

Heads Together dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Atau dengan kata lain hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) sama

efektifnya jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa dengan sikap

percaya diri tinggi, percaya diri sedang dan percaya diri rendah. Siswa yang

memiliki sikap percaya diri tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang

lebih baik dari pada siswa yang mempunyai sikap percaya diri sedang maupun

rendah. Siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang mempunyai hasil

belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai sikap percaya diri rendah.

89

Page 107: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

3. Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran dan sikap percaya diri

siswa terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi pokok sistem

persamaan linear dua variabel. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Pada siswa yang mempunyai sikap percaya diri tinggi, sedang maupun

rendah penggunaan model pembelajaran NHT sama efektifnya dengan

penggunaan model pembelajaran STAD.

b. Pada pembelajaran dengan model NHT, siswa dengan sikap percaya diri

tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

dengan sikap percaya diri sedang maupun rendah. Sedangkan untuk siswa

dengan sikap percaya diri sedang mempunyai hasil belajar matematika yang

sama baiknya dengan siswa dengan sikap percaya diri rendah.

c. Pada pembelajaran dengan model STAD, siswa dengan sikap percaya diri

tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang sama baiknya dengan

siswa dengan sikap percaya diri sedang. Sedangkan untuk siswa dengan

sikap percaya diri tinggi maupun sedang mempunyai hasil belajar

matematika yang lebih baik dari siswa dengan sikap percaya diri rendah.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari kesimpulan penelitian ini dapat digunakan sebagai

salah satu acuan untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik serta untuk

memperluas pengetahuan tentang faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan model-model

pembelajaran kooperatif yang tepat dapat diterapkan di kelas.

Page 108: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Salah satu faktor yang turut menentukan hasil belajar siswa adalah faktor

dari diri siswa. Penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa sikap percaya diri

siswa berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa, sehingga dapat

digunakan sebagai pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan khususnya bagi guru dalam

upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Guru dapat memilih model

pembelajaran yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan materi pokok yang akan

diajarkan. Pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mungkin turut serta berpengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Misalnya dengan memperhatikan

sikap percaya diri siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian, maka saran-saran

yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi para guru ataupun calon guru matematika

dalam memilih model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif

selain model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, dalam rangka

upaya peningkatan hasil belajar,agar pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan siswa dapat lebih aktif.

b. Guru hendaknya selalu aktif dan inovatif dalam melaksanakan model

pembelajaran dengan melakukan persiapan yang lebih baik dan matang.

Page 109: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

c. Guru hendahnya dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang ada agar dapat dipergunakan untuk meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan yang ada.

2. Bagi Siswa

a. Hendaknya siswa melakukan persiapan belajar lebih baik dalam mengikuti

pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) ataupun kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD)

b. Sebaiknya siswa selalu aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran.

c. Sebaiknya siswa selalu kompak dan bisa bekerja sama dalam belajar kelompok

serta tidak takut bertanya jika ada kesukaran dalam memahami materi dan

berani menyampaikan ide-ide atau pendapat yang berkaitan dengan

matematika dalam belajar.

3. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini mungkin dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk penelitian

selanjutnya. Karena penelitian ini hanya terbatas pada materi materi sistem

persamaan linear dua variabel saja sehingga sangat dimungkinkan untuk

dilakukan penelitian pada materi pokok yang lain.

b. Penelitian ini hanya terbatas dua tipe model pembelajaran kooperatif saja,

sehingga peneliti bisa mencoba untuk model-model pembelajaran yang lain.

c. Penelitian ini hendaknya dilaksanakan dalam waktu yang cukup untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.

Page 110: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

4. Bagi Kepala Sekolah

a. Supaya menekankan kepada setiap guru agar selalu aktif dan inovatif serta

mengikuti perkembangan adanya macam-macam model-model pembelajaran

untuk dapat memanfaatkannya secara efektif dalam proses pembelajaran.

Antara lain dengan mengikut sertakan guru untuk ikut dalam kegiatan

MGMP, seminar ataupun diklat yang berkaitan dengan pembelajaran.

b. Sebaiknya memberi dorongan dan semangat kepada guru untuk meningkatkan

kreativitas dan kemampuannya dalam melakukan proses pembelajaran dengan

maksimal.

Page 111: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, Babatunde. 2008. Effects of cooperative Learning and Problem Solving Strategies on Jonior Secondary School Students Achievment in Social Studies. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, V6, N3, p691-708.

Anik Lestari, 2009. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together dan Think Pair Share pada Pembelajaran Matematika pada Siswa MTs Negeri se Kabupaten Klaten Ditinjau Dari Tipe Kecerdasan Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.Surakarta.

Anita Lie. 2010. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Armstrong, Scott. 1998. Student Teams Achievement Divisions (STAD) in a

twelfth grade classroom: Effect on student achievement and attitude. Journal of Social Studies Reserch. http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3823/is_199804/ai_n8783828/

Artzt, A. F & C. M. Newman. 1997. How to Use Cooperative Learning in the

Mathematics Class. Second Edition. Reston: NCTM Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

________. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

________. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Edisi Ke 2. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

_________, 2006. Kurukulum 2006 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Depdiknas.

E Zakaria and Z. Iksan. 2006. Promoting Cooperative Learning in Science and

Mathematics Education, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education Ed,3(1) 35 – 39.

Herman J. Waluyo 2002 .Filsafat Ilmu, Salatiga : Widya Sari Pres. Herman Hudoyo, 2005. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang Jacobs, G.M., Gan S. L & Jessica Ball. 1996. Learning Cooperative Learning via

Cooperative Learning. Singapore: SEAMEO Regional Language Centre.

Page 112: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Markku S. Hannula, Hanna Maijala, & Erkki Pehkonen.2004. Development of

Understanding and Self-Confindence in Mathematics; Grades 5-8. Departement of Teacher Education, University of Turku, Finland. Vol 3 pp 17-24

Muhammad Asrori. 2008. Psikologi Pembelajaran, Bandung: C.V. Wacana

Prima. Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya. Muslimin Ibrahim,M.2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Unesa university M. Junaidi 2004. Landasan Pendidikan, Surakarta: Muhammadyah University

Press. Nana Sudjana, 2005 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosda karya. Peklaj, C. 2006. Cooperative Activity and Its Potential For Learning in Tertiary

Education. International Journal of Education Research. Vol. 15-3, p 9. Paul Suparno, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Karnisius. Poerwadarminta, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwadi, 2009. Pengaruh Metode Interaktif Terhadap Prestasi Belajar

matematika ditinjau dari Sikap Percaya Diri. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rofiq Setyawan. 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Pada pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Saifudin Azwar. 2000. Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. ------------------, 2000. Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Ilmu. Sheenah Hankin. 2005. Strategi untuk meningkatkan Rasa percaya Diri. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, dan Practice.

Massachusetts: Allyn & Bacon.

Page 113: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

-------------------. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung : Nusa Media. Soedjadi. R.2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Subandriyo. 2006. Studi tentang Keefektifan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran

Matematika ditinjau dari Sikap percaya diri Siswa. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Wina Sanjaya.(2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Windy Asmiana. 2003. Perbedaan Percaya diri, Http//digilib.ac.id/gdl diakses 8

Januari 2011.