Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI SISTEM
PERNAPASAN MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP AL AZHAR 18 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ROVIAH NUR KHASANAH
NIM 23060160036
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2020
i
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI SISTEM
PERNAPASAN MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP AL AZHAR 18 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ROVIAH NUR KHASANAH
NIM 23060160036
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2020
iii
iv
v
vi
MOTTO
ف ف ف ف ف ة ف ف ا ا ف ي فل ؤ فال ا ا ف
ا ف ذ فإ م ه ا فق ذ ي ل ف ي ا في فالد ه ق ت ي ة فل ائ م ف فط ه ف ة ق
ف ذ ح م ف في ه ع فل م ه ي ل عا فإ ج
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah 122)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripisi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu saya yang sangat saya cintai dan saya sayangi, Supardi dan
Suyati yang selalu membimbing dan memotivasi saya dalam setiap langkah
kehidupan, memberikan dukungan, nasihat serta selalu memberikan doa
yang tiada henti untuk kesuksesan saya sehingga dapat menempuh gelar
Sarjana.
2. Keluarga besar saya, kakak-kakak saya Fitriya Wahyuningsih dan Heri
Supriyanto dan adik saya Muhammad Syafiq Alfariski yang selama ini tak
henti memberikan dukungan dan motivasi serta memberikan doa yang
terbaik untuk kesuksesan saya.
3. Sahabat-sahabat seperjuangan tempat berkeluh kesah Kamvred Squad
keluarga tanpa Kartu Keluarga yang sudah memberikan motivasi, dukungan,
memberi semangat, memberi saran, menghibur saya dan tak lupa selalu
mendoakan yang terbaik.
4. Sahabat-sahabat KBBS (Keluarga Kos Bu Barokah Squad) teman
seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan selalu memberikan
motivasi kepada saya.
5. Keluarga besar Scientisct in Laga, khususnya angkatan 2016
6. Sahabat-sahabat yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena limpahan rahmatnya, taufik, hidayah dan inayahnya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) pada Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan dan uswatun hasanah kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan,
motivasi dan bantuan dari berbagai pihak untuk itu, dengan rasa hormat dan
rendah hati kami haturkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakyudin Baidhawy, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Prof Dr. Mansur, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga yang telah memberikan persetujuan penelitian
kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini.
3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Tadris Ilmu
Pengetahuan Alam (T.IPA) sekaligus Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis selama
menempuh studi di IAIN Salatiga.
5. Segenap Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Salatiga, beserta staff, yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Ibu Khotmawati Fajriyani, S.Pd. selaku kepala SMP Islam Al-Azhar 18
Salatiga yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
7. Bapak Pranoto, S. Pd. selaku guru IPA yang telah mebantu penulis dalam
ix
menyelesaikan penelitian.
8. Segenap guru dan staff SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga yang telah
memberikan informasi dan bantuan selama penulis melakukan penelitian.
9. Peserta didik kelas VIII Khususnya yang telah mendukung dan membantu
penulis dalam menyelesaikan penelitian.
10. Sahabat-sahabatku, terimakasih telah memberikan do‟a, dukungan dan
kebersamaannya sampai saat ini.
Semoga amal kebaikan bapak ibu saudara mendapatkan pahala dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan
dalam penyempurnaan skripsi ini. Walaupun demikian besar harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Salatiga, 26 Oktober 2019
Penulis
Roviah Nur Khasanah
NIM 23060160036
x
ABSTRAK
Khasanah, Roviah Nur. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) pada Materi Sistem Pernapasan
Manusia terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam
Al Azhar 18 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program,
Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Eni
Titikusumawati, S.Pd., M.Pd
Kata Kunci : Student Team Achievement Division (STAD); Sistem Pernapasan
Manusia; Hasil Belajar
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) pada materi sistem
pernapasan manusia terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Islam Al
Azhar 18 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
Quasi Eksperimen (Eksperimen Semu). Langkah-langkah metode penelitian
Quasi Eksperimen yaitu memberikan perlakuan tertentu terhadap variabel terikat
tetapi tidak melakukan penugasan secara random melainkan dengan menggunakan
kelompok yang sudah ada. Dalam penelitian ini menggunakan desai penelitian
yaitu Nonuquivalent Grub Pretest-Posttest Control or Comparasion Grub,
dimana pada desain ini terdiri dari dua kelompok yang akan dijadikan sampel
yaitu satu kelompok eksperimen yaitu kelas VIII C satu kelompok kontrol yaitu
kelas VIII B, masing-masing berjumlah 29 peserta didik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga pada materi
sistem pernapasan manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari uji hipotesis
menggunakan uji t independent yang menunjukkan adanya pengaruh dengan nilai
sig (2-tailed) yaitu 0,000 < ttabel yaitu 0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima
yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) pada materi sistem pernapasan manusia terhadap hasil belajar peserta
didik kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga.
DAFTAR ISI
xi
Halaman Sampul
Lembar Logo IAIN i
Halaman Judul ii
Halaman Persetujuan Pembimbing iii
Halaman Pengesahan Kelulusan iv
Halaman Pernyataan Keaslian v
Motto vi
Persembahan vii
Kata Pengantar viii
Abstrak x
Daftar Isi xii
Daftar Tabel xv
Daftar Gambar xvii
Daftar Lampiran xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 7
1. Manfaat Teoritis 7
2. Manfaat Praktis 7
E. Definisi Operasional 8
F. Sistematika Penulisan 10
xii
BAB II LANDASAN TEORI 12
A. Landasan Teori 12
1. Model Pembelajaran 12
2. Student Team Achievement Division (STAD) 12
a. Pengertian Student Team Achievement Division (STAD) 12
b. Tujuan dan Prinsip Student Team Achievement Division
(STAD) 15
c. Langkah-langkah pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) 15
d. Kelebihan dan kekurangan Student Team Achievement
Division (STAD) 17
3. Pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) 19
4. Hasil Belajar 20
a. Pengertian Hasil Belajar 20
b. Macam-macam Hasil Belajar 22
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 23
5. Materi Sistem Pernapasan Manusia 24
a. Sistem Pernapasan Manusia 24
b. Organ Sistem Pernapasan Manusia 25
c. Mekanisme Pernapasan Manusia 30
d. Frekuensi Pernapasan 31
e. Volume Pernapasan 32
f. Gangguan Sistem Pernapasan 33
B. Kajian Pustaka 36
C. Hipotesis Penelitian 38
D. Kerangka Berfikir 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42
A. Jenis Penelitian 42
xiii
B. Desain Penelitian 43
C. Lokasi Penelitian 45
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 45
E. Variabel Penelitian 47
F. Instrumen Penelitian 48
1. Instrumen Tes 48
2. Instrumen Nontes 49
a. Instrumen Angket 49
b. Instrumen Observasi 50
c. Instrumen Dokumentasi 52
d. Perangkat Pembelajaran 52
G. Uji Coba Instrumen Penelitian 54
1. Instrumen Tes 54
a. Uji Validitas 54
b. Uji Reliabilitas 56
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal 57
d. Daya Pembeda Butir Soal 58
2. Instrumen Nontes 59
a. Instrumen Angket 59
b. Instrumen Observasi 60
H. Teknik Pengumpulan Data 60
1. Observasi 60
2. Kuesioner 61
3. Tes 62
4. Dokumentasi 63
I. Teknik Analisis Data 64
1. Analisis Data Tes 64
a. Uji Normalitas 64
b. Uji Homogenitas 65
c. Uji Hipotesis 67
2. Analisis Data Nontes 69
xiv
a. Instrumen Angket 69
b. Instrumen Lembar Observasi 70
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 72
A. Deskripsi Data 72
1. Data Tahap Awal 72
2. Data Tahap Akhir 74
B. Analisis Data 76
1. Uji Coba Instrumen 76
a. Tes 76
b. Nontes 83
2. Analisis Data Tes 84
a. Uji Normalitas 84
b. Uji Homogenitas 85
c. Uji Hipotesis 86
3. Analisis Data Nontes 88
1. Instrumen Angket 88
2. Instrumen Observasi 90
C. Pembahasan Hasil Penelitian 91
BAB V PENUTUP 96
A. Simpulan 96
B. Saran 96
DAFTAR PUSTAKA 98
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Nonequivalent Grub Pretest-Posttest Control or
Comparasion Grub 44
Tabel 3.2 Sampel Penelitian 47
Tabel 3.3 Skala Likert 49
Tabel 3.4 Kategori Validitas 55
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Soal 58
Tabel 3.6 Analisis Daya Pembeda Butir Soal 59
Tabel 3.7 Skala Likert 69
Tabel 3.8 Kategori Penilaian Angket 70
Tabel 3.9 Penilaian Skala Guttman 71
Tabel 3.10 Kategori Penilaian Lembar Observasi 71
Tabel 4.1 Daftar Nilai Penilaian Akhir Semester (PAS) 72
Tabel 4.2 Daftar Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol dan Kelas
Ekperimen 75
Tabel 4.3 kategori Validitas 77
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas 77
Tabel 4.5 Tingkat Reliabilitas 78
Tabel 4.6 Reliability Statistic 79
Tabel 4.7 Tingkat Kesukaran Butir Soal 80
Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal 81
Tabel 4.9 Kategori Daya Pembeda Butir Soal 82
xvi
Tabel 4.10 Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal 82
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov Smirnov SPSS 22.0 84
Tabel 4.12 Data Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 85
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas 86
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis 87
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Pernapasan Manusia 25
Gambar 2.2 Rongga Hidung, Faring dan Laring 26
Gambar 2.3 Struktur Pita dalam Laring 27
Gambar 2.4 Struktur Paru-paru, Bronkus, Bronkiolus dan Alveolus 29
Gambar 2.5 Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut 30
Gambar 4.1 Hasil Lembar Angket Peserta Didik 88
Gambar 4.2 Hasil Lembar Observasi Peserta Didik 90
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup 101
Lampiran 2. SKK (Satuan Kredit Kegiatan) 102
Lampiran 3. Surat Pembimbing Skipsi 103
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian 104
Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi 105
Lampiran 6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 111
Lampiran 7. Lembar Observasi Peserta Didik 143
Lampiran 8. Lembar Observasi Guru 147
Lampiran 9. Lembar Angket Peserta Didik 151
Lampiran 10. Lembar Angket Guru 159
Lampiran 11. Hasil Uji Coba Instrumen 162
Lampiran 12.Hasil Analisis Data 170
Lampiran 13. Soal Preetest 173
Lampiran 14. Soal Posttest 182
Lampiran 15. Lembar Kerja Peserta Didik 192
Lampiran 16. Nilai Preetest dan Posttest 197
Lampiran 17. Hasil Penilaian Lembar Kuesioner Peserta Didik 199
Lampiran 18. Hasil Penilaian Lembar Observasi Peserta Didik 200
Lampiran 19. Dokumentasi 201
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata
pelajaran yang berkaitan dengan cara ingin mencari tahu, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta dalam
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkanya dalam kehidupan sehari-
hari. Proses pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajari
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
untuk membantu peserta didik dalam memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam terkait alam sekitar.
Pendidikan IPA di SMP diarahkan untuk menemukan dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk membantu pemahaman
yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.
Pembelajaran IPA membutuhkan proses pembelajaran yang mengarah
pada proses aktif pada diri peserta didik. Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga pada bulan Agustus sampai
bulan September 2019, peneliti melakukan wawancara terhadap
narasumber yaitu Bapak Pranoto S. Pd selaku guru mata pelajaran IPA
2
bahwa pembelajaran aktif pada diri peserta didik sudah di lakukan pada
saat proses pembelajaran meskipun belum secara maksimal pada kelas
VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga. Guru melakukan membelajaran
dikelas dengan berbagai model pembelajaran aktif yang dibarengi dengan
model pembelajaran yang konvensional dan tanya jawab kepada peserta
didik, hal ini diharapkan supaya peserta didik lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran didalam kelas. Selain melakukan wawancara dengan bapak
Pranoto, S.Pd peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa
peserta didik kelas VIII SMP Al Azhar 18 Salatiga yaitu Sakti dan Lintang
bahwa pembelajaran IPA di dalam kelas dengan model pembelajaran aktif
membuat peserta didik senang dalam mengikuti pembelajran dan membuat
peserta didik aktif meskipun terkadang masih ada yang senang bermain
sendiri dengan temannya.
Proses pembelajaran IPA yang terjadi pada saat ini, khususnya di
SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga, pembelajaran IPA sudah terlaksana
secara optimal. Berdasarkan fakta diatas, peneliti mencoba untuk
menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) pada saat proses pembelajaran khususnya pada materi sistem
pernapasan manusia. Peneliti menggunakan model pembelajaran ini
bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik karena pada model pembelajaran ini mengajak peserta didik
3
lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat mengajak peserta
didik lebih senang lagi dalam mengikuti pembelajaran.
Model Student Team Achievement Division (STAD) dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, dalam keadaan senang
otak lebih bisa menyerap informasi secara optimal (Esminarto, 2016: 18).
Menurut Huda (2015:201) menjelaskan bahwa model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat beberapa kelompok
kecil peserta didik dengan level kemampuan akademik yang berbeda.
Student Team Achievement Division (STAD) berfungsi untuk memotivasi
peserta didik untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam
menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Secara berkelompok
menjadikan guru menciptakan suasana belajar yang mendorong peserta
didik untuk saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan
ketergantungan positif (Esminarto, 2016: 18).
Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba menerapkan model
Student Team Achievement Division (STAD). Penerapan model
pembelajaran ini diharapkan peserta didik mendapatkan waktu untuk aktif
dan mengembangkan kemampuan berpikirnya bersama teman sekelasnya
dalam kegiatan belajar mengajar. Model belajar ini memiliki karakteristik
berupa adanya kerja kelompok antar peserta didik yang dibentuk secara
heterogen atau berdasarkan kemampuan yang berbeda-beda dan
berdasarkan keaktifan peserta didik, sehingga peserta didik lebih senang
4
dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan dapat lebih aktif dalam proses
belajar mengajar serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Model Student Team Achievement Division (STAD) ini peserta
didik akan memperoleh penghargaan dari guru apabila dalam satu
kelompok peserta didik saling berkerja sama dan saling membantu antar
sesama dalam memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru di
dalam kelas. Perserta didik harus memberi semangat kepada teman satu
kelompoknya, menyatakan bahwa belajar itu penting, bermanfaat dan
menyenangkan. Peserta didik melakukan kerja sama setelah guru
menyampaikan materi yang akan dipelajarinya.
Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
memiliki kelebihan yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas suatu masalah,
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam
berdiskusi dan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan rasa menghargai pendapat orang lain dan menghormati
pribadi temanya. Selain mengajak peserta didik lebih aktif model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) ini berfungsi
untuk mengajak peserta didik untuk lebih senang lagi dalam mengikuti
pembelajaran dikelas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kahar,
Muhammad Syahrul yang berjudul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Model Pembelajaran
5
Kooperatif Tipe STAD”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar mahasiswa pada tes awal dengan rata-
rata 61,85 dan pada tes akhir diperoleh rata-rata 75,57 mengalami
peningkatan penguasaan fisika yang tinggi. Aktivitas mahasiswa pada
setiap pertemuan cenderung meningkat dengan berdasarkan pada
pembelajaran yang didominasi oleh mahasiswa yang lebih aktif dan respon
mahasiswa terhadap kegiatan pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada
umumnya positif.
Suriyani dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdaoat pengaruh penggunaan model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan
pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 25
Rantaurapat hal ini dapat dilihat dari hasil uji Paired Samples T-Test
diperoleh nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0,000 dan nilai Sig. (2-tailed) < 0,05
dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 11,601 > 2, 037 maka H0 ditolak dan
Ha diterima sehingga dapat diartikan terdapat pengaruh model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) terhadap
kemampuan pemecah masalah matematika.
Berdasarkan latar belakang tersebut, timbul keinginan peneliti
untuk mengetahui model Student Team Achivement Division (STAD) dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dalam proses
6
pembelajaran IPA di sekolah. Apabila model Pembelajaran tersebut
diterapkan, sejauh mana pengaruhnya terhadap hasil belajar, dan
bagaimana hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model
pembelajaran tersebut. Maka dari itu, peneliti memberi judul penelitian ini
“Pengaruh Model Student Team Achievement Division (STAD) pada
Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah: Bagaimana Pengaruh Model Student Team
Achivement Division (STAD) pada Materi Sistem Pernapasan Manusia
terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Student Team
Achivement Division (STAD) pada Materi Sistem Pernapasan Manusia
terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
7
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi peneliti
khususnya, maupun pembaca pada umumnya. Manfaat dari penelitian ini
antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis yaitu sebagai berikut:
a. Penggunaan model Student Team Achivement Division (STAD)
dalam pembelajaran IPA yang dilakukan secara optimal akan
memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Proses pembelajaran
IPA yang semakin baik akan meningkatkan kualitas pendidikan
IPA di sekolah.
b. Menambah kekayaan penelitian terutama yang berkaitan dengan
model Student Team Achivement Division (STAD)
c. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi
dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis bagi peserta didik,
guru, sekolah dan peneliti yaitu:
a. Bagi Peserta Didik
Membantu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dalam
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA sehingga
pelajaran mudah untuk dipahami peserta didik.
8
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam proses
pembelajaran untuk mengajak peserta didik lebih aktif dalam kelas
serta lebih mudah menyelesaikan permasalahan dalam pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam sehingga dapat meningkatkan pemahaman
dan hasil belajar peserta didik.
c. Bagi Sekolah
Membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
sekolah karena adanya guru yang mampu mengembangkan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
disampaikan serta sesuai dengan karakter dan kondisi peserta didik
yang ada di kelas.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian
secara langsung di dunia pendidikan sehingga peneliti memiliki
bekal untuk melakuakan pembelajaran di dalam kelas.
E. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam
Pengaruh Model Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap
Hasil Belajar IPA Materi Sistem Pernapasan Manusia yaitu:
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
9
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengerauh
merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu
orang atau benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga
mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
2. Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran di
kelas. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap
muka di dalam kelas dan untuk menentukan material atau perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media, dan
kurikulum.
3. Student Team Achivement Division (STAD)
Student Team Achivement Division (STAD) adalah salah satu
model pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen, diskusikan bahan belajar secara kolaboratif,
sajian presentasi kelompok sehingga terjadi diskusikelas, kuis
individual, dan buat skor perkembangan setiap peserta didik atau
kelompok, mengumumkan rekor tim dan individual serta memberikan
reward.
4. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan suatu tingkah laku sebagai hasil belajar
yang dirumuskan dalam bentuk kemampuan dan kompetensi yang
10
dapat diukur atau dapat ditampilkan melalui tingkah laku peserta didik.
Hasil belajar merupakan penerimaan informasi dalam proses belajar,
dimana dalam mencapai hasil belajar.
F. Sistematika Penulisan
Isi dan sistematika skripsi kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian
pada skripsi kuantitatif dapat diuraikan sebagai berikut: yang pertama
yaitu Bagian Awal, bagian awal ini terdiri dari 1) halaman sampul bagian
luar; 2) lembar berlogo IAIN; 3) halaman sampul dalam; 4) halaman
persetujuan pembimbing; 5) halaman pengesahan kelulusan; 6) halaman
pernyataan keaslian penelitian; 7) halaman motto; 8) halaman
persembahan; 9) kata pengantar; 10) daftar isi; 11) daftar tabel; 12) daftar
gambar; 12) daftar lampiran; 13) abstrak.
Kedua yaitu Bagian Inti, bagian inti ini terdiri dari BAB I yaitu
pendahuluan yang memuat diantaranya: 1) latar belakang masalah; 2)
rumusan masalah; 3) tujuan penelitian; 4) manfaat penelitian, manfaat
penelitian ini terdiri dari (a) manfaat teoritis dan (b) manfaat praktis; 5)
definisi operasional atau penegasan istilah; 6) sistematika penulisan.
BAB II yaitu landasan teori yang memuat diantaranya: 1) landasan
teori yang memuat uraian tentang teori yang relevan, lengkap, dan sejalan
dengan permasalahan; 2) kajian pustaka, kajian pustaka memuat telaah
terhadap hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan dan
11
variabel penelitian; 3) Hipotesis penelitian, merupakan dugaan sementara
dari rumusan masalah yang sudah disusun.
BAB III merupakan metodologi penelitian yang memuat
diantarannya: 1) jenis penelitian; 2) desain penelitian; 3) lokasi dan waktu
penelitian; 4) populasi dan sampel; 5) variabel penelitian; 6) instrument
penelitian; 7) uji coba instrumen penelitian; 8) metode pengumpulan data;
9) teknik analisi data.
BAB IV merupakan deskripsi dan analisis data. Deskripsi dan
analisis data ini memuat diantaranya: 1) deskripsi data merupakan paparan
data yang berhasil dikumpulkan selama penelitian; 2) analisis data dan
pembahasan merupakan penjelasana terkait kerja ilmiah penelitian dalam
mengelola data sesuai dengan teknik analisis data yang telah dikemukakan
pada bagian metode penelitian.
BAB V yaitu menutup yang memuat diantaranya: 1) kesimpulan
penelitian yang bersifat konseptual dan harus terkait dengan rumusan
masalah; 2) saran. Bagian ketiga dari sistematika penelitian kuantitatif ini
adalah bagian akhir yang terdiri diantaranya: 1) daftar pustaka; 2) daftar
riwayat hidup; 3) lampiran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran
Menurut Trianto (2015) model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran lingkungan pembelajaran
dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran
dan para guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas.
2. Student Team Achivement Division (STAD)
a. Pengertian Student Team Achivement Division (STAD)
Student Team Achivement Division (STAD) adalah salah
satu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan,
buat kelompok heterogen (4-5 peserta didik), diskusikan bahan
belajar, sajian presentasi kelompok sehigga terjadi diskusi kelas,
kuis individual dan buat skor dalam perkembangan tiap peserta
13
didik atau kelompok, mengumumkan rekor tim dan individual serta
memberikan reward (Ngalimun, 2017:337).
Student Team Achivement Division (STAD) merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya
beberapa kelompok kecil peserta didik dengan level kemampuan
akademik yang berbeda-beda saling berkerja sama untuk
menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik,
peserta didik juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan
gender, ras, dan etnis (Huda, 2015: 201).
Berdasarkan uraian tersebut peneliti dapat menyimpulkan
bahwa Student Team Achivement Division (STAD) adalah salah
satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok 4 – 5
peserta didik secara heterogen. Diawali dengan penyampaian
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok dan
penghargaan kelompok.
Menurut Sulistyowati, (2017:54-55) menjelaskan bahwa
dalam Student Team Achivement Division (STAD) terdapat lima
komponen utama yaitu:
1) Presentasi kelas
Presentasi ini dilakukan oleh guru dan dapat menggunakan
media audiovisual atau multimedia, praktikum untuk
demonstrasi, dan sumber belajar IPA yang sesuai.
14
2) Tim
Tim dalam Student Team Achivement Division (STAD)
terdiri dari empat sampai lima peserta didik yang mewakili
seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis
kelamin, dan ras. Fungsi utama dari tim adalah memastikan
semua anggotanya benar-benar belajar. Tim berkerja setelah
guru melakukan presentasi materi pelajaran. Setiap tim
berupaya melakukan yang terbaik untuk membentu anggotanya.
3) Kuis
Kuis dilakukan setelah guru melakukan presentasi,
selanjutnya peserta didik melaksanakan kuis yang dikerjakan
secara individual.
4) Skor kemajuan individual
Skor ini diberikan ke peserta didik untuk mengetahui
perkembangan kemajuan peserta didik. skor ini diperoleh dari
kuis yang dikerjakan secara individual dan akan dijumlahkan
menjadi skor kelompok.
5) Rekognisi tim
Pada tahap ini tim akan memperoleh sertifikat atau
penghargaan jika skor rata-rata mereka mencapai kriteria
tertentu.
15
b. Tujuan dan Prinsip Student Team Achivement Division (STAD)
Tujuan dari Student Team Achivement Division (STAD)
adalah sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis peserta didik dan menekankan pada aktivitas dan interaksi
diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pembelajaran. Sehingga
peserta didik dapat memahami konsep pelajaran yang dipelajari.
Prinsip-prinsip Student Team Achivement Division (STAD)
antara lain: 1) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, 2) setiap
anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota
mempunyai tujuan yang sama, 3) setiap anggota kelompok harus
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
c. Langkah-Langkah Student Team Achivement Division (STAD)
Langkah-langkah pembelajaran Pengertian Student Team
Achivement Division (STAD) adalah sebagai berikut:
1) Penyampaian tujuan dan motivasi.
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk bersemangat
dalam mengikuti proses pembelajaran serta dapat mengajak
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan aktif dan
kreatif.
16
2) Pembagian kelompok
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana
setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 peserta didik yang
memprioritaskan hetergenitas (keragamaan) dalam hasil
akademik, gender atau jenis kelamin, ras dan etnik.
3) Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih
dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan yang
dipelajari.
4) Kegiatan belajar dalam tim
Peserta didik belajar dalam kelompok yang telah dibentuk.
Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman dalam kerja
kelompok, sehingga semua anggota kelompok menguasai dan
masing-masing anggota kelompok memberikan konstribusi.
Selama tim berkerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan.
Student Team Achivement Division (STAD) dalam
pembelajaran sehari-hari terdiri dari suatu siklus kegiatan
pengajaran seperti berikut: (1) Mengajar, guru mempresentasikan
pelajaran. (2) Belajar tim, peserta didik berkerja pada LKPD
(Lembar Kegiatan Peserta Didik dalam tim mereka utuk
menuntaskan bahan tersebut. (3) Kuis, setelah melakukan kegiatan
17
kelompok peserta didik dikenai kuis secara individual. (4)
Penghargaan tim, skor tim dihitung berdasarkan skor perbaikan
anggota tim, dan sebagai penghargaan, tim yang mendapatkan skor
tinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru.
d. Kelebihan dan Kekurangan Student Team Achivement Division
(STAD)
Kelebihan dari Student Team Achivement Division (STAD)
yaitu: 1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif
dalam proses belajar mengajar dan lebih aktif dalam berdiskusi
dengan teman kelompoknya. 3) Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan rasa menghargai,
menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang
lain.
Kekurangan dari Student Team Achivement Division
(STAD) yaitu: 1) Adanya perpanjangan waktu karena kemungkinan
besar tiap kelompok belum dapat menyelesaikan tugas sesuai
waktu yang ditentukan. 2) Menuntut sifat tertentu dari peserta
didik, misalnya sifat suka berkerja sama dengan sesame anggota
kelompoknya. 3) Kerja kelompok hanya melibatkan peserta didik
yang mampu memimpin dan mengarahkkan peserta didik lainnya
dalam satu kelompok.
18
Berdasarkan uraian di atas menurut peneliti Student Team
Achivement Division (STAD) memiliki kelebihan yaitu hasil belajar
lebih sempurna dibandingkan dengan belajar secara individu,
pendapat yang dituangkang secara bersama lebih meyakinkan dan
lebih kuat dibandingkan pendapat perorangan, dan kerja sama yang
dilakukan oleh peserta didik dapat mengikat tali persatuan,
tanggung jawab bersama dan rasa memiliki, serta menghilangkan
egoism. Sedangkan kekurangan dari Student Team Achivement
Division (STAD) yaitu apabila terjadi persaingan yang negatif
antar anggota kelompok maupun antar kelompok akan
menghasilkan pekerjaan dan tugas yang lebih buruk, dan peserta
didik yang malas, memperoleh kesempatan untuk tetap pasif dalam
kelompok itu dan kemungkinan besar akan mempengaruhi anggota
kelompok yang lain. Kekurangan dari model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) dapat diatasi dengan
ketrampilan guru dalam manajemen kelasnya, guru harus mampu
menyatukan peserta didik dengan berbagai keanekaragaman dalam
kelompok-kelompok kecil sehingga dapat mengatasi kelemahan
dalam penggunaan model pembelajaran ini.
3. Pengaruh Model Student Team Achievement Division (STAD)
Student Team Achivement Division (STAD) didesain untuk
meningkatkan kerjasama tim antar peserta didik yang heterogen.
Sistem yang dibangun dalam Student Team Achivement Division
19
(STAD) ini adalah kebersamaan dan menghargai orang lain. Hal ini
dapat dilihat dalam syarat kelompok yang dibentuk dalam Student
Team Achivement Division (STAD) yaitu harus memenuhi aspek
heterogen. Proses pembelajaran Student Team Achivement Division
(STAD) disesuaikan dengan fitrah peserta didik yaitu sebagai makhluk
sosial, yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai
tujuan dan tanggung jawab bersama dan pembagian tugas yang sama.
Melalui belajar kelompok peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk
saling membantu dan berbagai tanggung jawab, peserta didik belajar
dan berlatih interaksi (sosisalisasi) sesama temanya, berbagi
pengalaman dan pengetahuan, belajar melakukan dan mengatakan, dan
menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing serta
menghargai antar sesama (Maulana, 2017:51).
Berdasarkan uraian tersebut pengaruh model Student Team
Achievement Division (STAD) adalah pembelajaran melibatkan kerja
sama antar peserta didik yang berbeda latar belakang, dari sini peserta
didik diharapkan tidak jenuh dengan kondisi pembelajaran yang biasa
saja. Peserta didik juga dapat menumbuhkan kemampuan berkerja
sama, berpikir kritis, saling memotivasi dan bertanggung jawab
terhadap kelompoknya. Peserta didik memiliki kemampuan untuk
membantu teman dan dapat mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya sendiri dalam mengikuti kuis guna mencapai suatu tujuan yaitu
mendapatkan penghargaan tim. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan
20
pada setiap proses pembelajaran dilakukan supaya peserta didik dapat
merangkum pelajaran yang diterima dari penjelasan guru maupun hasil
kelompok yang dilakukan.
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Gagne belajar adalah perubahan dalam disposisi
manusia atau kapabilitas yang berlangsung selama satu periode
waktu, dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan
(Dimyati, 2006:10). Belajar merupakan proses berfikir yang
menekankan pada proses mencari dan menemukan pengetahuan
melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya yang
menyebabkan perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas perilaku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman ketrampilan, daya pikir
dan lain sebagainya (Fathurrahman, 2017:24).
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan
secara psikologis dan fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis
yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas
berpikir, memahami, menyimpulkan, menelaah, membandingkan,
membedakan, mengungkapkan, dan menganalisis. Adapun
21
aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan
proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan suatu
eksperimen atau percobaan, latihan kegiatan praktik, dan membuat
karya atau produk (Rusman, 2017:76).
Menurut Bloom hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan belajar yang
berhubungan dengan memanggil kembali kemampuan dan
pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan. Ranah
afektif meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan perubahan
sikap, minat, nilai-nilai, dan pengembangan apresiasi serta
penyesuaian. Ranah psikomotorik mencangkup perubahan perilaku
yang menunjukkan bahwa peserta didik telah mempelajari
keterampilan tertentu (Rusmono, 2012: 8). Hal ini juga sesuai
dengan pendapat Rusman (2017:129-130) bahwa hasil belajar
adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik yang
mencangkup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar
merupakan proses yang kompleks dan terjadinya perubahan
perilaku pada saat proses belajar diamati pada perubahan perilaku
peserta didik setelah dilakukan penilaian. Hasil belajar merupakan
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima
pengalaman belajar yang dilakukan secara sadar. Jadi hasil belajar
merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang
22
meliputi faktor kognitif, afektif, psikomotorik setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen
yang relevan.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Muhibbin dalam (Wahyunigsih, 2016: 32) macam-
macam hasil belajar meliputi hasil belajar bidang kognitif, hasil
belajar bidang afektif dan hasil belajar bidang psikomotorik.
1) Hasil Belajar Bidang Kognitif
a) Hasil belajar pengetahuan hafalan
Cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk
pengetahuan yang sifatnya faktual, di samping pengetahuan
mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti
batasan, peristilahan, nama-nama ilmiah, kode-kode
tertentu dan lain sebagainya.
b) Hasil Belajar Pemahaman
Pemahaman memerlukan pemahaman dari peserta
didik untuk menangkap makna dan arti dari konsep atau
belajar yang segala sesuatunya dipelajari dari makna.
c) Hasil Belajar Analisis
Hasil belajar analisis adalah kesanggupan
memecahkan masalah atau menguraikan suatu kesatuan
yang utuh menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang
mempunyai arti.
23
2) Hasil Belajar Bidang Afektif
Sikap dan perilaku keseharian peserta didik dapat direkam
melalui pengamatan dengan format yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati, baik yang terkait dengan mata
pelajaran maupun secara umum. Sikap peserta didik dapat
diketahui dengan adanya penilaian sikap. Penilaian sikap
merupakan kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku
spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari,
baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan.
3) Hasil Belajar Bidang Psikomotorik
Hasil atau kecakapan belajar psikomotor adalah segala amal
dan perbuatan jasmani yang kongkrit dan mudah diamati, baik
kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka
dapat memanifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta
sikap mentalnya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Rusman (2017:130-131) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan salah satu faktor yang berasal
dari dalam diri peserta didik yaitu berupa keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani peserta didik serta kondisi psikis peserta
didik yaitu berupa kecerdasan dan motivasi.
24
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
peserta didik yaitu kondisi lingkungan di sekitar peserta didik
seperti faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah
dan faktor lingkungan masyarakat.
5. Materi Sistem Pernapasan manusia
a. Sistem Pernapasan Manusia
Sistem pernapasana atau respirasi adalah proses pertukaran gas
yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Ada tiga proses dasar
dalam respirasi manusia.
1) Bernapas atau vertilasi paru-paru
Bernapas atau vertilisasi paru-paru merupakan proses
menghirup udara dan menghembuskan udara yang melibatkan
pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-paru.
2) Respirasi eksternal
Respirasi eksternal merupakan pertukaran gas-gas antara
alveolus paru-paru dengan darah dalam pembuluh kapiler paru-
paru. Proses tersebut darah dalam pembuluh kapiler mengikat
O2 dari alveolus dan melepaskan CO2 menuju alveolus.
3) Respirasi internal
Respirasi internal merupakan pertukaran gas-gas antara
darah dalam pembuluh kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel
atau jaringan tubuh. Pada proses tersebut darah melepas O2 dan
25
mengikat CO2. Di dalam sel tubuh O2 digunakan untuk reaksi
metabolism tubuh, selama proses ini dihasilkan energi berupa
ATP dan sisa metabolism berupa CO2.
Gambar 2.1 Sistem Pernapasan Manusia
(Sumber: Kemendikbud, 2017:49)
b. Organ-Organ Sistem Pernapasan Manusia
1) Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung
berhubungandengan udara luar. Hidung dilengkapi dengan
rambut-rambut hidung,selaput lendir, dan konka. Rambut-
rambut hidung berfungsi untukmenyaring partikel debu atau
kotoran yang masuk bersama udara.Selaput lendir sebagai
perangkap benda asing yang masuk terhirupsaat bernapas,
misalnya debu, virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak
kapiler darah yang berfungsi menyamakan suhu udara
yangterhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan
udara yang masuk ke paru-paru.
2) Faring
26
Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di
belakang (posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan di
atas laring (superior). Dinding faring, tersusun atas otot rangka
yang dilapisi oleh membran mukosa. Kontraksi dari otot rangka
tersebut membantu dalam proses menelan makanan. Faring
berfung sisebagai jalur masuk udara dan makanan, ruang
resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada
reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
Gambar 2.2 Struktur Organ Pernapasan: Rongga Hidung,
faring dan laring
(Sumber: Kemendikbud, 2017:51)
3) Laring
Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang
menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat
epiglotis dan pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan
yang berbentuk seperti daun dilapisi oleh sel-sel epitel,
berfungsi untuk menutup laring sewaktu menelan makanan
27
atau minuman. Apabila ada partikel kecil seperti debu, asap,
makanan, atau minuman yang masuk kedalam laring akan
terjadi reflek batuk, yang berfungsi untuk mengeluarkan
partikel tersebut dari laring.
Gambar 2.3 Struktur Pita dalam Laring
(Kemendikbud, 2017:52)
4) Trakea
Udara yang telah masuk ke laring, selanjutnya masukke
trakea (batang tenggorokan). Trakea adalah saluran yang
menghubungkan laring dengan bronkus. Dindingnya tersusun
dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri
atas jaringan epithelium bersilia. Fungsi silia pada dinidng
trakea untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke
dalam saluran pernapasan.
5) Bronkus
Bronkus merupakan bagian paling dasar dari trakea. Trakea
bercabang menjadidua. Percabangan trakea tersebut disebut
dengan bronkus, masing-masing bronkus memasuki paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Struktur bronkus hampir sama
28
dengan trakea, tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan
bronkus tidak teratur, tetapi berselang-selingdengan otot polos.
6) Bronkiolus
Bagian paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi.
Bronkiolus merupakan cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada
ujung-ujung bronkiolus terdapat gelembung-gelembung yang
sangat kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus (jamak
= alveoli).
7) Paru-Paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru
terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh
selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa
kantung tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi
melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis. Di dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan
dalam pertukaran gas oksigen dan gas karbon dioksida yaitu
alveolus.
8) Alveolus
Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel
pipih. Struktur yang demikian memudahkan molekul-molekul
gas melaluinya. Dinding alveolus berbatasan dengan pembuluh
29
kapiler darah, sehingga gas-gas dalam alveolus dapat dengan
mudah mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada di
dalam darah. Adanya gelembung-gelembung alveolus
memungkinkan pertambahan luas permukaan untuk proses
pertukaran gas. Luas permukaan alveolus 100 kali luas
permukaan tubuh manusia. Besarnya luas permukaan seluruh
alveolus dalam paru-paru menyebabkan penyerapan oksigen
lebih efisien.
Gambar 2.4 Struktur Paru-Paru, Bronkus, Bronkiolus dan
Alveolus
(sumber: Kemendikbud, 2017:53)
c. Mekanisme Pernapasan Manusia
Mekanisme pernapasan manusia berlangsung dua
mekanisme, yaitu menghirup udara (inhalasi/inspirasi) dan
mengembuskan udara (ekshalasi/ekspirasi) yang melibatkan
pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-paru. Pada
saat melakukan mekanisme pernapasan terjadi kerja sama antara
30
otot dada, tulang rusuk, otot perut, dan diafragma. Diafragma
adalah otot yang terdapat di antara rongga dada dan rongga perut.
Gambar 2.5 Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut saat Inspirasi
dan Ekspirasi
(Sumber: Kemendikbud, 2017:54)
Pada saat inspirasi, diafragma dan otot dada berkontraksi,
volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan udara
masuk keparu-paru. Saat ekspirasi, diafragma dan otot dada
berelaksasi,volume rongga dada kembali normal, paru-paru
kembali normal,dan udara keluar dari paru-paru. Satu kali
pernapasan terdiri atas satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi.
Berdasarkan aktivitas otot-otot pernapasan, bernapas dengan
membesarkan dan mengecilkan volume rongga dada disebut
pernapasan dada. Begitu juga jika kita membesarkan dan
mengecilkan volume rongga perut, disebut pernapasan perut.
d. Frekuensi Pernapasan
Ada beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan
di antaranya adalah jenis kelamin, posisi tubuh, dan kegiatan
31
tubuh. Selain itu ada beberapa faktor lainnya seperti umur dan suhu
tubuh.
1) Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang
maka semakin rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini
berhubungan erat dengan makin berkurangnya proporsi
kebutuhan energinya.
2) Jenis kelamin, pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak
sehingga lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen
dan produksi pada laki-laki juga lebih tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa proses metabolisme pada laki-laki jauh
lebih tinggi daripada perempuan.
3) Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat
frekuensi pernapasannya. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan proses metabolisme di dalam tubuh, sehingga
diperlukan peningkatan pemasukan oksigen dan pengeluaran
.
4) Posisi tubuh, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap
frekuensi pernapasan. Hal ini berkaitan dengan beban yang
harus ditanggung oleh organ tubuh. Pada saat posisi tubuh
berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi untuk menghasilkan
tenaga yang dibutuhkan tubuh untuk tetap tegak berdiri.
Sedangkan pada saat posisi tubuh duduk atau berbaring, beban
berat tubuh disangga oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh
32
tidak membutuhkan banyak energi, dengan demikian frekuensi
pernapasannya rendah.
5) Kegiatan atau aktivitas tubuh, orang yang melakukan aktivitas
memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang
yang tidak melakukan aktivitas seperti duduk santai atau
tiduran. Ketika tubuh memerlukan banyak energi maka tubuh
perlu lebih banyak oksigen sehingga frekuensi pernapasan
meningkat.
e. Volume Pernapasan
Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada
beberapa macam sebagai berikut:
1) Volume tidal, yaitu volume udara yang keluar masuk paru-
paru saat tubuh melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa
(normal), volumenya sekitar 500 mL.
2) Volume cadangan ekspirasi, merupakan volume udara yang
masih dapat dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru
setelah melakukan ekspirasi biasa. Volume cadangan ekspirasi
sekitar 1.500 mL.
3) Volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih
dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah melakukan
inspirasi secara biasa. Volume cadangan inspirasi sekitar 1.500
mL.
f. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia
33
1) Influenza
Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi Influenza viru. Gejala umum influenza yaitu demam
dengan suhu lebih dari , pilek, bersin-bersin, batuk, sakit
kepala, sakit otot, dan rongga hidung terasa gatal. Kondisi
hidung tersumbat, penderita influenza akan mengalami
kesulitan bernapas. Virus influenza keluar dari tubuh seseorang
bersamaan dengan batuk dan pilek, kemudian disebarkan
melalui udara. Virus juga dapat menular ketika seseorang
menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus, kemudian
orang tersebut menyentuh mulut dan mata.
2) Tonsilitis
Tonsil (amandel) akan menyaring virus dan bakteri yang
akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan dan
udara. Apabila daya tahan tubuh dalam kondisi lemah, virus
dan bakteri akan menginfeksi tonsil sehingga dapat
menyebabkan penyakit tonsillitis. Gejala tonsilitis yaitu sakit
tenggorokan, tonsil megalami peradangan, batuk, sakit kepala,
sakit pada bagian leher atau telinga, dan demam. Virus yang
dapat menyebabkan penyakit tonsilitis yaitu Adenovirus,
Rhinoviru. Golongan bakteri yang menyebabkan tonsilitis pada
umumnya adalah bakteri Streptococcus.
3) Faringitis
34
Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit,
seperti virus, bakteri, maupun jamur. Virus yang dapat
menyebabkan faringitis misalnya Adenovirus, Orthomyxovirus,
Rhinovirus dan Coronavirus. Salah satu bakteri yang dapat
menginfeksi faring adalah Streptococus pyogenes. Selain
disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur faringitis juga
disebabkan oleh zat kimia yang dapat mengiritasi jaringan pada
faring. Penanganan faringitis biasanya dengan memberi
antibiotik dan anti-fungi untuk membunuh bakteri serta jamur
yang meginfeksi faring.
4) Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada bronkiolus dan alveolus.
Penyebab terjadinya pneumonia antara lain karena infeksi
bakteri, virus, jamur dan parasit lainnya. Namun pada
umumnya pneumonia disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pneumonia. Pada paru-paru penderita pneumonia terdapat
cairan yang kental. Cairan tersebut dapat mengganggu
pertukaran gas pada paru-paru. Hal ini menyebabkan oksigen
yang diserap oleh darah menjadi berkurang. Penyakit
pneumonia dapat ditularkan melalui udara ketika penderita
pneumonia batuk maupun bersin. Penangan pneumonia dapat
dilakukan dengan memberikan antibiotik, obat pembuat saluran
35
napas menjadi lebar (bronkodilator), terapi oksigen, dan
penyedotan cairan dalam paru-paru.
5) Tuberculosis (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosi. Selain menginfeksi paru-paru,
bakteri ini juga dapat menginfeksi jaringan pada tubuh
lainnya. Bakteri yang masuk ke dalam paru-paru akan
menyebabkan infeksi sehingga memicu sistem imun untuk
bergerak menuju area yang terinfeksi dan segera memakan
beakteri tersebut agar tidak menyebar luas. Jika sistem imun
lemah, maka bakteri akan masuk ke dalam peredaran darah dan
sistem limfa untuk meginfeksi organ lain. Gejala dari penyakit
TBC yaitu mudah lelah, berat badan turun drastis, hilang nafsu
makan, demam, berkeringat pada malam hari, sulit bernapas,
sakit pada bagian dada, dan batuk berdarah.
6) Asma
Asma adalah salah satu kelainan yang menyerang saluran
pernapasan. Asma dapat disebabkan oleh faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit asma
diantaranya masuknya zat pemicu alergi dalam tubuh,
misalnya asap rokok, debu, bulu hewan peliharaan dan lain
sebagainya. Penyempitan yang terjadi pada saluran pernapasan
menyebabkan penderita kesulitan untuk menghirup cukup
36
oksigen. Penderita asma akan mengalami batuk, napas
berbunyi, napas pendek, dan sesak napas. Oleh karena itu,
penderita asma harus berhati-hati dan menghindari keadaan
atau benda-benda yang dapat memicu asma.
7) Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru terjadi karena pertumbuhan sel-sel yang
tidak terkendali pada dalam jaringan paru-paru. Gejala orang
yang menderita kanker paru-paru yaitu batuk yang disertai
darah, berat badan berkurang drastic, napas menjadi pendek,
dan sakit pada bagian dada. Kanker paru-paru disebabkan
karena kombinasi faktor keturunan dan faktor lingkungan,
misalnya menghirup debu asbes dan udara yang terpolusi,
termasuk akibat dari perokok aktif dan perokok pasif.
B. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Suriyani (2019) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan pemecahan masalah pada
siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 25 Rantaurapat hal ini dapat
dilihat dari hasil uji Paired Samples T-Test diperoleh nilai Sig. (2-Tailed)
sebesar 0,000 dan nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 dengan nilai t hitung > t tabel
yaitu 11,601 > 2, 037 maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
diartikan terdapat pengaruh model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan pemecah masalah
37
matematika. Pola jawaban yang siswa dalam memecahkan masalah
matematika dalam soal Post-test lebih baik daripada penyelesaian soal
Pre-test. Dimana siswa lebih mampu memahami, merencanakan,
melaksanakan rencana dan memeriksa kembali jawaban dengan tuntas dan
benar.
Penelitian lain dengan menggunakan model Student Team
Achievement Division (STAD) yang dilakukan oleh Pasaribu, Laili
Habibah (2017) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD memiliki pengaruh terhadap hasil belajar Biologi
siswa kelas X pada materi Ruang Lingkup Biologi di Madrasah Aliyah
Swasta Islamiyah Subbulusalam Sumberejo yatu hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan nilai rata-rata
hasil belajar siswa sebesar 78,85 lebih baik dibandingkan dengan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 71,08.
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Rusbaena (2019)
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XI
Akutansi SMK Muhammadiyah Watansoppeng dari Siklus I ke siklus II.
Pada siklus I rerata hasil belajar siswa adalah 68,86 dan pada siklus II
menjadi 79,09. Begitupula presentase ketuntasan belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar 72,7% dan pada siklus II menjadi 100%.
38
Berdasarkan ketiga penelitian diatas, model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang
telah digunakan dalam proses belajar mengajar disekolahan. Meskipun
mata pelajaran yang diajarkan berbeda tetapi model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) dapat berpengaruh dalam peningkatan
hasil belajar peserta didik sehingga peneliti berasumsi bahwa model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) merupakan
model pembelajaran yang layak untuk pembelajaran aktif sesuai dengan
kurikulum 2013 pada peserta didik SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Tahun Pelajaran 2019/2020.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau prediksi mengenai
kemungkinan hasil dari rumusan masalah penelitian. Adapun hipotesis
dalam penelitian ini ada dua yaitu hipotesis nol (HO) dan hipotesis
alternative (Ha).
HO : Tidak ada Pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) pada Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020.
Ha : Ada Pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) pada Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020.
39
D. Kerangka Berpikir
Pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari dalam
pembelajaran sehari-hari dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah
satu faktor yang mempengaruhi adalah penerapan model pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakter peserta didik maupun materi pembelajaran dapat
membantu guru dan peserta didik mencapai hasil pembelajaran yang ingin
dicapai.
Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
merupakan suatu pembelajaran yang sederhana dimana peserta didik
belajar dan membentuk sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman
dan kerja sama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan. Peserta didik dilatih untuk berkerja sama dan bertanggung
jawab terhadap tugas mereka, sedangkan guru pada pembelajaran ini
berfungsi sebagai fasilitator yang mengatur dan mengawasi jalannya
proses pembelajaran didalam kelas (Untari, 2017: 36).
Student Team Achievement Division (STAD) dipandamg tepat
karena guru tidak hanya berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam
pembelajaran, melainkan berperan sebagai mediator dan fasilitator dalam
pembelajaran. pembelajaran berlangsung secara terbuka dan demokratis
antara guru dan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik
sehingga lebih memungkinkan pengembangan sikap, moral dan
ketrampilan peserta didik. Selain itu suasana belajar mengajar yang
40
berlangsung akan merangsang dan meningkatkan motivasi peserta didik
dalam belajar (Rusbaena, 2019:53).
Peserta didik yang pasif saat mengikuti pembelajaran ditunjukkan
dengan peserta didik yang sibuk berbicara dengan teman sebangku dan
peserta didik yang sibuk bermain, sehingga tidak menanggapi saat guru
memberikan pertanyaan dan penjelasan tentang materi pelajaran yang
diajarkan. Penggunaan metode pembelajan ceramah dianggap peserta
didik sebagai suatu metode yang membosankan dan monoton, sehingga
menyebabkan peserta didik kurang aktif dan kurang antusias dalam proses
belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat saat proses pembelajaran
berlangsung peserta didik banyak yang tidur-tiduran, banyak yang bermain
sendiri, bercanda dengan teman sebangku dan tidak mencatat materi
pelajaran. Keadaan ini dikhawatirkan membuat peserta didik tidak
menerima materi pelajaran yang diajarkan secara maksimal.
Penelitian ini akan mengamati apakah ada pengaruh model
pembelajaran Student Team Achievemet Division (STAD) dengan hasil
belajar pada mata pelajaran IPA materi sistem pencernaan manusia.
Sehingga kerangka pikir dapat disajikan sebagai berikut:
41
PERMASALAHAN
Peserta didik bosan dengan pembelajaran yang konvensional, peserta didik cenderung
berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, pesert didik bermain sendiri dengan
teman sebangkunya,
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
Peserta didik membentuk sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman dan kerja
sama dalam kelompok. Peserta didik dilatih untuk berkerja sama dan bertanggung
jawab terhadap tugas mereka. Selain itu suasana belajar mengajar yang berlangsung
akan merangsang dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar sehingga
peserta didik tidak mudah bosan saat pembelajaran berlangsung (Untari 2017:36).
Adanya pengaruh model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) terhadaphasilbelajarpesertadidik
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti
adalah Quasi Eksperimen (eksperimen semu). Metode penelitian dapat
diartikan sebagai suatu cara untuk memecahkan masalah penelitian yang
dilaksanakan secara terencana dengan maksud mendapatkan fakta dan
kesimpulan agar dapat dipahami. Metode penelitian Quasi Eksperimen
bertujuan untuk menunjukkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selain itu metode penelitian
ini juga bertujuan untuk menyelidiki hubungan dan mengklarifikasi
penyebab terjadinya peristiwa. Metode penelitian Quasi eksperimen
hampir sama dengan eksperimen sebenarnya perbedaannya terletak pada
penggunaan subjek yaitu pada Quasi eksperimen pemilihan subjek tidak
dapat dilakukan secara random atau acak, melainkan menggunakan
kelompok yang sudah ada (Purwanto Edy, 2020:134).
Langkah-langkah dalam metode penelitian Quasi eksperimen yaitu
peneliti memberikan perlakuan tertentu terhadap variabel terikat tetapi
tidak melakukan penugasan secara random melainkan dengan
menggunakan kelompok yang sudah ada, pembelajaran dilakukan secara
alami dan peserta didik tidak merasa sedang dieksperimenkan sehingga
43
dengan cara tersebut diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap
tingkat kevalidan penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menggunakan metode
penelitian Quasi eksperimen bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh
model Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar
peserta didik dengan menggunakan kelompok belajar yang sudah ada.
Sehingga metode penelitian ini dianggap cocok untuk mengetahui sebab
akibat dari suatu perlakuan yang diterapkan pada kelompok belajar yang
sudah ada.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian yaitu
Nonequivalent Group Pretest-Posttest Control or Comparison Group.
Dimana pada desain ini terdiri dari dua kelompok yang akan dijadikan
sampel yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol.
Peneliti menggunakan kelompok yang sudah ada dan masing-masing
kelompok diberikan pretest, kemudian diberikan perlakuan eksperimen
pada kelompok eksperimen dan pada kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan, setelah itu diadakan posttest untuk mengetahui efek dari
perlakuan yang telah diberikan, begitupula pada kelompok kontrol.
Berikut ini merupakan tabel desain Nonequivalent Group Pretest-Posttest
Control or Comparison Group (Purwanto Edy, 2020:135):
44
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O X O
Kontrol O - O
Tabel 3.1 desain Nonequivalent Group Pretest-Posttest Control or
Comparison Group
(Sumber: Purwanto Edy, 2020:135)
Keterangan:
O : Kegiatan Pengukuran
X : Perlakuan Eksperimen
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menetapkan kelompok yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan
sebagai kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan model
pembelajaran Student Team Achievement Divisio (STAD) sebagai
kelompok eksperimen sedangkan pada kelompok yang menggunakan
model pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol.
Langkah kedua adalah memberikan pretest kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol hal ini dilakukan untuk mengetahui
nilai awal sebelum diberi perlakuan. Langkah ketiga yaitu pemberikan
perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan kelompok
kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Setelah
kedua kelompok tersebut memperoleh perlakukan kemudian diberikan
posttest. Hasil dari nilai posttest kemudian dibandingkan dengaan nilai
pretest, sehingga diperoleh selisih nilai antara nilai pretest dengan nilai
posttest.
45
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
a) Tempat : SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
b) Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
c) Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
d) Kelas/Semester: VIII/Genap
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2019/2020 tepatnya mulai tanggal 04 November sampai selesai.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang diteliti atau keseluruhan
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan dan lain sebagainya. Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Tahun Pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas VIII
A, VIII B dan VIII C.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel digunakan untuk menggeneralisasikan
hasil penelitian. Seperti halnya dalam penelitian ini, peserta didik yang
digunakan sebagai sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII B
dan peserta didik kelas VIII C. Peneliti mengambil sampel kelas VIII B
46
dan kelas VIII C karena kelas tersebut sudah dapat mewakili dari
seluruh populasi yang akan diteliti.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik
pengambilan sampel kelas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan cara peluang atau probability sampling yaitu
memberikan peluang yang sama bagi semua populasi untuk dijadikan
sample. Teknik yang digunakan dalam probability sampling yaitu
teknik sampling cluster random, karena teknik ini menghendaki
adanya kelompok-kelompok yang ada pada populasi hal ini
dikemukakan oleh Purwanto Edy (2020:110).
Berdasarkan ciri utama dari dari metode quasi eksperimen yaitu
tanpa penugasan secara random dan menggunakan kelompok-
kelompok yang sudah ada, maka peneliti menggunakan kelompok-
kelompok yang sudah ada sebagai sampel, jadi peneliti tidak
mengambil sampel dari anggota populasi secara individu tetapi peneliti
menggambil sampel dalam bentu kelas. Alasannya karena apabila
pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan akan membuat
situasi kelompok sampel menjadi tidak alami. Dari tiga kelas yang ada
peneliti telah memilih kelas VIII B dan kelas VIII C. berikut ini
merupakan tabel dari sampel penelitian:
47
No Kelas
Jumlah
Peserta
Didik
Rata-Rata
Nilai Perlakuan Keterangan
1 VIII B 29 83,34 Tidak ada perlakuan Kelas Kontrol
2 VIII C 29 78,56 Terdapat perlakuan yaitu
dengan menggunakan model
pembelajaran Student Team
Achievement Division
(STAD)
Kelas
Eksperimen
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
(Sumber: Data Peneliti)
E. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi, dalam penelitian ini
terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas
Varibel bebas (dependent variabel) adalah variabel yang menjadi
sebab atau mempengaruhi timbulnya atau berubahnya variabel
dependent. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model
pembelajaran Student Team Achivement Devision (STAD).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (Independen variabel) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar. Sehingga
variabel teriket ini menjadi tolok ukur atau indikator keberhasilan dari
variabel bebas (dependent variabel).
48
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau memperoleh data dalam melakukan suatu
penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti di
dalam menggunakan metode pengumpulan data. Menurut Sugiyono
(2013:146) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:
1. Instrument Tes
Instrumen tes yaitu alat bantu yang berupa tes tertulis terkait mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi sistem pernapasan
manusia. Tes yang akan diberikan kepada peserta didiki merupakan tes
tertulis berupa pilihan ganda yang terdiri dari 25 butir soal yang
diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instumen tes ini
diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
mendapatkan perlakuan atau sering disebut dengan pretest, hal ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik sebelum diberi
perlakuan. Selain itu instrumen tes ini juga diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sesudah kelas tersebut mendapatkan
perlakuan atau biasa disebut dengan posttes, hal ini dilakukan untuk
megetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang
diajarankan oleh guru dengan menggunakan perlakuan yang berbeda
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
49
Menurut Sukardi, (2008:125) tes pilihan ganda merupakan jenis tes
objektif yang banyak digunakan oleh guru. Tes pilihan ganda dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik tentang
pengetahuan fakta sederhana, aplikasi, batasan, dan asas. Selain itu tes
pilihan ganda dapat digunakan untuk mengevaluasi aplikasi
pengetahuan hasil belajar yang telah guru berikan kepada peserta didik
selama proses pembelajaran.
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non Tes yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data dalam melakukan suatu penelitan yaitu:
a. Instrumen angket (kuesioner)
Instrumen angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Berikut adalah rentang
skala Likert dan kategori penelitian dalam penelitian ini (Sugiyono,
2016:93).
Jawaban Alternatif Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 3.3 Skala Likert
(sumber: Sugiyono, 2016:93)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua angket (kuesioner)
yaitu:
50
1) Angket (kuesioner) guru
Angket (kuesioner) ini digunakan untuk memperoleh
informasi terhadap guru dengan mengajukan beberapa
pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan dalam angket
(kuesioner) ini berisi tentang kelebihan, kekurang serta saran
terhadap model pembelajaran yang digunakan pada saat proses
pembelajaran yaitu model Student Team Achievement Divison
(STAD).
2) Angket (kuesioner) peserta didik
Angket (kuesioner) ini digunakan untuk memperoleh
informasi terhadap peserta didik dengan memberikan beberapa
pertanyaan. Pertanyaan yang dalam angket (kuesioner) untuk
kelas eksperimen ini berisi tentang respon peserta didik
terhadap proses pembelajaran denga menggunakan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).
Sedangkan isi pertayaan atau pernyataan dalam angket
(kuesioner) pada kelas kontrol berisis tentang respon peserta
didik dan kondisis peserta didik terhadap proses pembelajaran
yang telah berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
b. Instrumen Observasi
Instrumen observasi yaitu alat bantu yang digunakan peneliti
ketika mengumpulkan data melalui observasi (pengamatan) dan
51
mencatat secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.
Menurut Purwanto, (2010:149) observasi merupakan metode atau
cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu
secara langsung. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati
sikap dan perilaku peserta didik, baik terkait dalam proses
pembelajaran maupun secara umum. Instrumen observasi pada
penelitian ini peneliti menggunakan dua lembar observasi yaitu:
1) Lembar observasi bagi guru, lembar ini digunakan untuk
mengamati kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
mengetahui ketrampilan atau kemampuan guru dalam mengajar
mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) pada kelas eksperimen. Dan
pada kelas kontrol lembar observasi ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan guru dalam menggajar mata pelajaran
IPA dengan model pembelajaran yang konvensional. Melalui
lembar observasi ini akan mempermudah peneliti memperoleh
data-data yang dijadikan sebagai bahan penelitian.
2) Lembar observasi bagi peserta didik, lembar ini digunakan
untuk mengamati kegiatan peserta didik selama proses
pembelajaran dan mengamati tingkat keberhasilan belajar
peserta didik selama proses pembelajaran. Tingkat keberhasilan
peserta didik dapat diamati dari bagaimana peserta didik
52
mengikuti pembelajaran dikelas, seperi peserta didik semakin
aktif dari pembelajaran sebelumnya, peserta didik lebih
bertanggung jawab dari pembelajaran sebelumnya, peserta
didik lebih bisa menghargai temannya saat menyampaikan
pendapat dan lain sebagainya. Pada kelas eksperimen lembar
observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas peserta
didik, situasi, dan kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung
dengan model pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD), sedangkan pada kelas kontrol lembar
observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas peserta
didik, kondisi dan situasi kelas saat pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pebelajaran yang konvensional.
c. Instrument dokumentasi
Pedoman dokumentasi yaitu alat bantu yang digunakan
peneliti ketika mengumpulkan data meliputi latar belakang
sekolah, keadaan peserta didik, foto-foto kegiatan pembelajaran
peserta didik dan lain sebagainya. Peneliti menggunakan kamera
pada handphone untuk memperoleh data-data yang diperlukan
dalam penelitian.
d. Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan sekumpulan sumber belajar
yang memungkinkan peserta didik dan guru melakukan kegiatan
pembelajaran (Santi, Dewi, 2015:86). Perangkat pembelajaran
53
meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan sumber
belajar (Rusman, 2010: 4).
1) Silabus
Silabus digunakan untuk acuan pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat identitas mata
pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) (Rusman, 2010:4).
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan salah
satu contoh dari perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran merupakan salah satu instrumen yang digunakan
oleh peneliti sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana
yang menggambarkan urutan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi. Rencana
54
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kelas eksperimen berisi
tentang urutan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD),
sedangkan pada kelas kontrol Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berisi tentang urutan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur yang merupakan faktor penting dalam
menghimpun data yang diharapkan. Maka baik tidaknya alat tersebut
menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti. Baik tidaknya dilihat dari
apakah alat itu mampu menjadi alat penghimpun data yang akurat atau
tidak. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reabilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian ini
penulis akan menguji beberapa instrumen penelitian antara lain:
1. Instrumen tes
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata valid artinya sah atau tepat.
Validitas atau kesahihan berarti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur
apa yang ingin diukur. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang perlu
diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai
55
tingkat kesalahan kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan
data yang memadai. Maka untuk menguji validitas butir tes
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi product moment,
menggunakan rumus (Arikunto, 2018: 87):
( )( )
√* ( ) +* ( ) +
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan X = sekor dari tes pertama (instrumen A)
Y = sekor dari tes kedua (instrumen B)
XY = hasil kali sekor X dengan Y untuk setiap responden X
2 = kuadrat sekor instrumen A
Y2 = kuadrat sekor instrumen B
n = jumlah responden (sampel)
= tanda jumlah
Pada soal-soal yang berbentuk objektif skor untuk item
biasa diberikan dengan 1 apabila item yang dijawab benar dan
diberikan 0 apabila item yang dijawab salah. Validitas suatu tes
dinyatakan dengan angka korelasi (r). Kriteria koefisien korelasi
dapat dilihat pada tabel berikut (Arikunto, 2018:89):
Korelasi koefisien Kategori
0,00 - 0,20 Sangat rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Cukup
0,70 – 0,90 Tinggi
0,90 – 1,00 Sangat tinggi
Tabel 3.4 kategori validitas
(Sumber: Arikunto, (2019:89)
56
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas memiliki istilah atau nama lain yaitu
keterpercayaan, keterhandalan, keajegan, kestabilan, dan
konsistensi. Instrumen yang reliabilitas adalah instrumen yang
hasil pengukuranya dapat dipercaya. Salah satu kriteria instrumen
yang dapat dipercaya jika instrumen tersebut digunakan secara
berulang-ulang, hasil pengukurannya tetap. Sebuah tes dapat
dikatakan reliabilitas jika tes tersebut digunakan secara berulang
terhadap peserta didik yang sama hasil pengukuranya relatif
sama. Apabila korelasi di atas 0,7 maka dikatakan item tersebut
memberikan tingkat reliabilitas yang cukup, sebaliknya apabila
nilai korelasi di bawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang
reliabilitas.
Adapun rumus untuk mencari reliabilitas adalah sebagai berikut.
( ) ( )( )
√(( ) ( ) ( ( ) ( ) )
Keterangan:
r = koefisien Korelasi n = banyaknya responden
A = skor item pertanyaan ganjil
B = skor item pertanyaan genap
Setelah koefisisen korelasi diketahui, maka rumus tersebut
dimasukkan dalam rumus Spearman Brown dengan rumus
sebagai berikut.
57
Keterangan:
r = nilai reabilitas
rb = korelasi produk moment antara belahan pertama (ganjil) dengan
belahan kedua (genap)
c. Tingkat kesukaran butir soal
Menurut Bagiyono (2017:2) mengemukakan bahwa
menganalisis tingkat kesukaran butir soal merupakan mengkaji
butir-butir soal dari segi kesukarannya sehingga dapat diperoleh
butir-butir soal yang termasuk kategori mudah, sedang dan sukar.
Tingkat kesukaran butir soal diperoleh dari kesanggupan atau
kemampuan peserta didik dalam menjawab butir soal tersebut,
bukan dilihat dari segi pengajaran dalam melakukan analisis pada
saat penyusunan soal.
Soal yang baik merupakan soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Adapun untuk menghitung tingkat
kesukaran tiap butir soal maka digunakan rumus sebagai berikut
(Arikunto, 2019:223):
Keterangan:
P = Indeks kesukaran B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar.
JS = jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes
58
Menurut Arikunto, (2019: 225) klasifikasi tingkat
kesukaran soal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Indeks Kesukaran Kriteria
0,00 – 0,30 Soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 Soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 Soal tergolong mudah
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Soal
(Sumber: Arikunto, 2019:225)
d. Daya pembeda butir soal
Menurut Arikunto, (2019: 226) menjelaskan bahwa daya
pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang memiliki kemampuan
tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah.
Klasifikasi daya pembeda ditentukan berdasarkan angka indeks
diskriminasi (D) butir soal. Maka untuk mengetahui daya
pembeda butir soal dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
D = Indeks Diskriminasi
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
59
Menurut Arikunto, (2019: 232) indeks diskriminasi (daya
pembeda) berkisaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Klasifikasi
daya pembeda butir soal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Klasifikasi daya pembeda Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Tabel 3.4 Analisi Daya Pembeda Butir Soal
(Sumber: Arikunto, 2019:232)
2. Instrumen nontes
a. Instrumen angket
Pengujian kelayakan instrumen nontes yang berupa angket
dilakukan dengan pertimbangan oleh pakar dibidang yang diteliti
oleh peneliti yaitu dosen pembimbing Ibu Dr. Eni
Titikusumawati, S.Pd., M. P.d dan guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18
Salatiga yaitu Bapak Pranoto, S. Pd sehingga validitas dari
instrumen tersebut. Pengujian kelayakan instrumen yang
diberikan kepada Ibu Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M. P.d dan
Bapak Pranoto, S. Pd berkaitan dengan butir pertanyaan yang
terdapat pada lembar angket.
Instrumen angket diberikan pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol sesudah pembelajaran dilakukan, hal ini bertujuan
untuk mengetahui pendapat peserta didik terkait dengan suasana
belajar peserta didik, kondisi peserta didik dan situasi
60
pembelajaran saat menggunakan model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) untuk kelas eksperimen dan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol.
b. Instrumen lembar observasi
Uji kelayakan instrumen lembar observasi di lakukan oleh
pakar dibidang yang diteliti yaitu dosen pembimbing yaitu Ibu
Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M. P.d dan guru mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VIII yaitu Bapak Pranoto, S.
Pd. Uji kelayakan ini berkaitan dengan kriteria penilaian dalam
lembar observasi dengan menggunakan model pembelajaran
Student Team Achievemet Division (STAD). Uji coba instrumen
ini dilakukan oleh validator untuk mengetahui apakah instrumen
yang disusun oleh peneliti sesuai dengan karakteristik peserta
didik yaitu dapat dipahami, mudah dibaca dan tidak meragukan
bagi sampel penelitian, baik dari segi bahasa dan isi.
H. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2010:203) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antaranya
61
merupakan proses pengamatan dan ingatan. Observasi merupakan
cara pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan terhadap
objek yang diteliti.
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui informasi terkait
tingkah laku peserta didik dan guru saat proses belajar mengajar
berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi
kepada peserta didik dan guru. Pada peserta didik observasi ini
bertujuan untuk mengetahui tingkah laku peserta didik saat mengikuti
pembelajaran didalam kelas. Selain pada peserta didik observasi ini
juga dilakukan pada guru hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kinerja guru dan ketrampilan guru saat melakukan pembelajaran
didalam kelas.
2. Kuesioner (Angket)
Menurut Sugiyono (2010: 199) menjelaskan bahwa kuesioner
atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden atau peserta didiki untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien dan cocok
digunakan bila jumlah respondennya cukup besar. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan maupun pernyataan yang dapat dilakukan secara
terbuka maupun secara tertutup, serta dapat diberikan secara
langsung, atau dikirim secara tidak langsung. Dalam penelitian ini
peneliti memberikan kuesioner (angket) kepada peserta didik secara
62
langsung dan terbuka. Sehingga dalam pengisian kuesioner (angket)
peserta didik didampingi oleh guru.
Kuesioner (angket) dalam peneitian ini diberikan kepada peserta
didik dan guru. Kuesioner (angket) diberikan kepada peserta didik
bertujuan untuk menggumpulkan data dan untuk mengetahui
informasi dari peserta didik terkait dengan kondisi peserta didik saat
mengikuti pembelajaran dikelas dengan menggunakan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).
Sedangkan kuesioner (angket) yang diberikan kepada guru bertujuan
untuk mengetuhi informasi terkait penggunaan model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) yang diterapkan didalam
dikelas, apakah model pembelajaran tersebut dapat berpengaruh
dengan kondisi peserta didik saat pembelajaran berlangsung.
3. Tes
Menurut Winarni (2018:64) mengemukakan bahwa tes
merupakan serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan, sikap, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Teknik pemberian tes dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan soal pretest dan posttest yang diberikan kepada kelas
esperimen dan kelas kontrol. Pemberian soal pretest ini bertujuan
untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar peserta didik sebelum
memperoleh perlakuan saat proses pembelajaran. Sedangkan pada
63
soal posttest bertujuan untuk mengetahui kondisi akhir hasil belajar
peserta didik setelah mendapatkan perlakuan saat proses
pembelajaran. Pada kelas eskperimen setelah pretest kemudian
diberikan perlakuan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Student Team Achievement (STAD) saat proses pembelajaran dan
setelah itu diberikan posttest. Pada kelas kontrol setelah pretest
diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional, setelah itu diberikan posttest.
4. Dokumentasi
Menurut Winarni (2018:86) mengemukakan bahwa dokumentasi
merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data
yang sudah ada. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian dan lain sebagainya.
Dokumentasi merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data
dengan melihat hasil belajar peserta didik SMP Islam Al Azhar 18
Salatiga dalam pembelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia
dengan menggunakan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD). Dokumentasi digunakan peneliti
untuk memperoleh data seperti data nilai ulangan peserta didik dan
foto-foto kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
64
I. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
a. Uji Normalitas
Peneliti menggunakan uji normalitas untuk menguji
kenormalan data. Menurut Fadhli (2018: 159) mengemukakan
bahwa Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik kolmogorov Smirnov yaitu memeriksa distribusi frekuensi
sampel berdasarkan distribusi norma pada data tunggal atau data
frekuensi tunggal. Rumus yang digunakan untuk uji normalitas
adalah rumus Kolmogorv-Smirnov, yaitu:
√
Keterangan:
KS = harga Kolmogorv-Smirnov
n1 = jumlah sampel yang diobservasikan/diperoleh
n2 = jumlah sampel yang diharapkan
Uji Normalitas pada penelitian ini menggunakan program
SPSS 22.0, langkah-langkah dalam uji normalitas adalah sebagai
berikut:
1) Masuk pada program SPSS 22.0
2) Klik variabel view pada SPSS data editor
3) Pada kolom Name baris pertama ketik “Hasil Belajar” untuk
kolom baris kedua ketik “Kelas Penelitian”
4) Pada kolom Label baris pertama ketik “Hasil Belajar Peserta
Didik”, sedangkan untuk kolom baris kedua ketik “kelas
65
penelitian, kemudian pada kolom Values baris kedua ketik
“kode kelas dan kelas yang diteliti
5) Klik Analyze – Descriptive Statistics – Eksplore
6) Kemudian masukkan Hasil Belajar pada kotak Dependent
List dan Kelas Penelitian pada kotak Factor List
7) Klik Plots kemudian ceklis Normality picts with lests, klik
Continue.
8) Klik ok
Apabila nilai Signifikansi (Sig.) lebih besar dari nilai
probabilitas yaitu 0,05 maka distribusinya adalah tinak normal
begitupula sebaliknya apabila nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil
dari nilai probabilitas yaitu 0,05 maka terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah
populasi penelitian mempunyai variasi yang sama atau tidak.
Menurut Fadhli (2018: 175) mengemukakan Pengujian
Homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
Fisher atau disingkat F dilakukan apabila data yang akan diuji
hanya ada dua kelompok data dan sampel. Uji F ini dilakukan
dengan cara membandingkan varian data terbesar dibagi varian
data terkecil. Untuk menghitung varian tiap kelompok data
dengan rumus:
66
( )
Keterangan:
S = varian
X = nilai peserta didik
N = jumlah peserta didik
Maka dapat ditentukan nilai FHitung dengan rumus sebagai berikut:
Maka dapat diperoleh perbandingan antara Fhitung dengan Ftabel
yaitu:
Jika Fhitung Ftabel maka memiliki varian yang homogen
Jika Fhitung Ftabel maka memiliki varian yang tidak homogen
Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan program
SPSS 22.0, langkah-langkah dalam uji homogenitas adalah
sebagai berikut:
1) Masuk pada program SPSS 22.0
2) Klik variabel view pada SPSS data editor
3) Pada kolom Name baris pertama ketik “Hasil Belajar” untuk
kolom baris kedua ketik “Kelas Penelitian”
4) Pada kolom Label baris pertama ketik “Hasil Belajar Peserta
Didik”, sedangkan untuk kolom baris kedua ketik “kelas
penelitian, kemudian pada kolom Values baris kedua ketik
“kode kelas dan kelas yang diteliti”
5) Sedangkan untuk kolom-kolom yang lainnya boleh dibiarkan.
67
6) Buka data view pada SPSS dan masukkan data sesuai dengan
variabel.
7) Klik Analyze – Compare Means – One Way Anova
8) Masukkan hasil belajar pada kotak Dependent List dan
masukkan kelas penelitian pada Factor
9) Klik Options dan ceklis pada Homogenety of Variance Test
kemudian klik Continue.
10) Klik ok.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus uji t. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
“Pengaruh model pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) terhadap hasil belajar peserta didik” dengan
keputusan uji adalah menggunakan uji parsial dengan rumus:
√
√ ( )
Keterangan:
r = Nilai Korelasi Parsial
n = Jumlah Sampel
Uji t antara variabel independen terhadap variabel dependen
menggunakan keputusan uji sebagai berikut:
68
1) Ha diterima jika thitung < ttabel sehingga ada pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
2) Ho ditolak jika thitung > ttabel sehingga tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen (Rukajat, 2018:34).
Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan SPSS 22.0,
berikut ini merupakan langkah-langkah dalam uji hipotesis yaitu:
1) Masuk pada program SPSS 22.0
2) Klik variabel view pada SPSS data editor.
3) Pada kolom Name baris pertama ketik “Hasil Belajar” untuk
kolom baris kedua ketik “Kelas Penelitian”.
4) Pada kolom Label baris pertama ketik “Hasil Belajar Peserta
Didik”, sedangkan untuk kolom baris kedua ketik “Kelas
Penelitian” kemudian pada kolom Values baris kedua ketik
“kode Kelas dan Kelas yang akan diteliti”.
5) Sedangkan untuk kolom yang lain bisa diabaikan.
6) Buka data view pada SPSS dan masukkan data sesuai dengan
variabel.
7) Kelik Analyze – Compare Means – Independent Sampel T
Test
8) Masukkan “Hasil Belajar” pada kolom Test Variable, dan
masukkan “Kelas Penelitian” pada kolom Gruping Variable.
69
9) Klik pada Define Grups kemudian isi pada kolom grup 1
dengan angka 1 dan pada kolom grup 2 dengan angka 2
selanjutnya klik Continue
10) Klik Ok
2. Analisis Data Nontes
a. Instrumen Angket
Instrumen angket pada penelitian ini terdapat 25 pernyataan
yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Adapun penilaian atau pemberian skor berdasarkan pernyataan
sebagai berikut:
Jawaban Alternatif Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 3.7 Skala Likert
(sumber: Sugiyono, 2015:93)
Untuk mengetahui perbandingan hasil angket (kuesioner)
skoring setiap item dilakukan dengan memberikan angka
berjenjang skor 1 dan skor 4. Nilai tertinggi diperoleh 97,
sedangkan nilai terendah 63.
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh
rentang nilai dari angket (kuesioner) sebagai berikut:
70
Rentang Nilai Tingkat
90,3 x < 97 Sangat Tinggi
83,5 x < 90,2 Tinggi
76,7 x < 83,4 Sedang
69,8 x < 76,6 Rendah
63 x < 69,8 Sangat Rendah
Tabel 3.6 Kategori Penilaian Angket
(sumber: Sugiyono, 2015: 93)
b. Instrumen Lembar Observasi
Penilaian lembar observasi ini berdasarkan pengamatan
sikap dan perilaku peserta didik. Pengamatan pada lembar
observasi ini langsung dilakukan oleh guru. Observasi pada
penelitian ini digunakan untuk mengunpulkan data berupa
penilaian proses kerja yang dilakukan oleh peserta didik pada saat
awal pelajaran hingga akhir pelajaran pada kelas VIII SMP Islam
Al Azhar 18 Salatiga dalam menggunakan model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) pada materi sistem
pernapasan manusia. Begitupula dengan kelas kontrol lembar
observasi ini ini digunakan untuk menilai sikap peserta didik saat
pembelajaran berlangsung dari awal pembelajaran hingga akhir
pembelajaran dengan menggunakan model pembembelajaran
yang konvensional.
Penilaian lembar observasi guru ini juga didasarkan pada
pengamatan sikap dan perilaku guru saat proses pembelajaran
dikelas. Observasi pada penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data berupa penilaian proses kerja yang dilakukan
oleh guru IPA SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga. Adapun
71
penilaian atau pemberian skor berdasarkan pernyataan yaitu skor
1 untuk peserta didik yang menjawab Ya dan skor 0 untuk peserta
didik yang menjawab Tidak. Jawaban-jawaban yang dihasilkan
diukur menggunakan skala Guttman, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Keterangan Skor
Ya 1
Tidak 0
Tabel 3.9 Penilaian Skala Guttman
(Sumber: Sugiyono, 2010:139)
Perhitungan presentase respon peserta didik dan guru dari
data yang sudah dikumpulkan maka menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
P = presentase skor yang dicari
X = jumlah jawaban yang diberikan N = jumlah skor maksimal
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh rentang
nilai dari lembar observasi sebagai berikut:
Tingkat Pencapaian Tingkat
80 x 100% Sangat Baik
60 x 80 % Baik
40 x 60 % Cukup Baik
20 x 40 % Kurang Baik
<20% Sangat Kurang Baik
Tabel 3.10 Kategori Penilaian Lembar Observasi
(Sumber: Arikunto, 2010:35)
72
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Data Tahap Awal
Data yang digunakan oleh peneliti pada tahap awal ini adalah
data hasil dari Penilaian Akhir Semester (PAS) pada semester ganjil.
Peneliti menggunakan nilai PAS ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi dan gambaran awal kelas VIII pada SMP Islam Al Azhar 18
Salatiga sebelum peneliti melakukan penelitian. Data tahap awal ini
diperoleh peneliti ketika peneliti melakukan observasi sebelum
melakukaan penelitian pada kelas atau kelompok yang akan diteliti
oleh peneliti. Berikut ini merupakan data nilai PAS kelas VIII SMP
Islam Al Azhar 18 Salatiga:
No Kelas
VIII
Jumlah
Peserta Didik
Rata-
Rata
Skor
Tertinggi
Skor
Terendah
1 VIII A 28 86,71 94 78
2 VIII B 29 83,34 86 72
3 VIII C 29 78,56 80 68
Tabel 4.1 Daftar Nilai PAS Kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18
Salatiga
(Sumber: Data Peneliti)
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh nilai rata-rata terendah pada
kelas VIII C yaitu 78,56 sedangkan rata-rata tertinggi pada kelas VIII
A yaitu 86,71. Sehingga peneliti melakukan penelitian pada kelas VIII
73
C sebagai kelas eksperimen karena memiliki rata-rata yang rendah.
Sedangkan untuk kelas kontrol peneliti menggunakan kelas VIII B
karena memiliki nilai rata-rata yang sedang.
Alasan peneliti menggunakan kelas VIII C yang memiliki rata-
rata rendah yaitu karena pada saat observasi sebelum penelitian
peneliti mengetahui bahwa salah satu penyebab kenapa kelas VIII C
memiliki rata-rata rendah yaitu banyak peserta didik yang tidak aktif
dalam mengikuti pembelajaran, ada peserta didik yang lebih suka
berbicara sendiri dengan temannya dan ada sebagian peserta didik
yang merasa bosan dengan model pembelajaran yang konvensional
yang di berlakukan saat pembelajaran berlangsung, itulah mengapa
peneliti ingin menjadikan kelas VIII C yang memiliki rata-rata rendah
sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) supaya hasil belajar peserta didik dapat
meningkat dan peserta didik lebih memahami pembelajara yang
diajarkan oleh guru serta peserta didik tidak merasa bosan saat
pembelajaran berlangsung.
Kelas VIIIB digunakan peneliti sebagai kelas kontrol hal ini
karena kelas VIIIB memiliki nilai rata-rata yang sedang. Selain dengan
rata-rata yang sedang kelas VIII B dijadikan tolok ukur keberhasilan
belajar kelas VIII C yang tidak terlalu tinggi. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka data tahap awal ini memiliki peran yaitu sebagai acuan
74
peneliti untuk menentukan kelas yang akan digunakan dalam peneliti
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
2. Data Tahap Akhir
Data tahap akhir merupakan data yang diperoleh peneliti setelah
melakukan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data
tahap akhir bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) terhadap
peningkatan hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini untuk
memperoleh data tahap akhir peneliti memberikan soal pretest dan soal
posttest kepada peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pretest diberikan kepada peserta didik sebelum peneliti memberikan
perlakuan baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui tingjat pemahaman peserta didik terhadap
materi yang akan diajarkan sebelum diberikan perlakukan pada
masing-masing kelas, pada kelas eksperimen diberikan perlakuan
berupa menerapan model pemebalajaran Student Team Achievement
Division (STAD) sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan berupa
penerapan model pembelajaran yang konvensional. Seletah kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan kemudian masing-
masing kelas tersebut diberikan posttest, hal ini bertujuan untuk
mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan
oleh guru setelah diberi perlakuan. Berikut merupakan data hasil pre-
test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol:
75
Kelas
Jumlah
Peserta
Didik
Tes Rata-
Rata
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Rentang
Nilai
Eksperimen
(VIII C)
29 Pre-
test
43,72 60 32 28
Post-
test
79,65 92 70 22
Kontrol
(VIII B)
29 Pre-
test
47,93 62 30 32
Pre-
test
61,17 82 48 34
Tabel 4.2 Daftar Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen.
(Sumber: Data Peneliti)
Berdasarkan data diatas diperoleh data kenaikan nilai rata-rata
pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII C dari nilai rata-rata pre-test
43,72 menjadi 79,65 yang merupakan nilai rata-rata dari post-test.
Sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas VIII B juga mengalami
peningkatan hasil belajar peserta didik dari nilai rata-rata pre-test
47,93 menjadi 61,17 yang merupakan rata-rata dari post-test. Pada
kelas eksperimen hal tersebut terjadi karena pada kelas eksperimen
menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) yang membuat peserta didik lebih aktif, tidak bosan saat
pembelajaran berlangsung dan peserta didik lebih mudah memahami
materi yang diajarkan oleh guru karena peserta didik bisa belajar
dengan teman sekelompoknya dan saling memberi motivasi antar
peserta didik dalam kelompok belajarnya, hal ini lah yang
76
menyebabkan kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata
yang signifikan.
Kelas kontrol juga mengalami peningkatan pada hasil rata-rata
pretest dan posttest meskipun tidak mengalami peningkatan yang
seignifikan. Hal ini terjadi karena pada kelas kontrol guru hanya
menggunakan model pembelajaran yang konvensional yaitu teacher
center atau pembelajaran yang berpusat pada guru oleh karena itu
peserta didik tidak dapat maksimal dalam mengembangkan
kemampuannya, peserta didik tidak dapat lebih aktif dan peserta didik
cenderung merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai post-test kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol hal ini dikarenakan adanya pengaruh
dari model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
yang diterapkan saat pembelajaran.
B. Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
a. Instrument Tes
1) Validitas
Suatu soal dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan
keadaan senyatanya. Soal yang valid yaitu apabila jumlah
rpbi<rtabel, sedangkan soal dikatakan tidak valid apabila rpbi>rtabel
dengan taraf signifikasi 5%. Berikut merupakan tabel kategori
validitas menurut Arikunto (2019, 89)
77
Korelasi koefisien Kategori
0,00 - 0,20 Sangat rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Cukup
0,70 – 0,90 Tinggi
0,90 – 1,00 Sangat tinggi
Tabel 4.3 kategori validitas
(sumber: Arikunto, (2019:89)
Dalam penelitian ini, peneliti menguji cobakan 25 butir
soal pada kelas IX kemudian soal tersebut digunakan oleh
peneliti sebagai soal pre-test pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga. Peneliti memilih
kelas IX untuk uji coba instrumen karena pada kelas IX materi
sistem pernapasan manusia sudah pernah diajarkan saat kelas
VIII. Berdasarkan uji coba soal tes pada kelas IX, peneliti
menggunakan SPSS 22.0 untuk menguji validitas butir soal.
Berikut ini merupakan hasil uji validitas butir soal dengan
menggunakan SPSS 22.0:
Nomor Soal Keterangan Total
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24
Valid 20
7, 9, 11, 13, 25 Tidak valid 5
Jumlah 25
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal dengan Menggunakan
SPSS 22.0
(Sumber: Data Peneliti)
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diperoleh 20 soal yang
valid dan 5 soal yang tidak valid. Untuk mengatasi 5 soal yang
tidak valid yaitu peneliti pemperbaiki kembali soal tersebut dan
mengikutsertakan 5 soal yang tidak valid ke dalam uji
78
reliabilitas. Setelah diperoleh hasil yang reliabel maka 5 soal
tersebut bisa digunakan untuk penelitian selain itu 5 soal yang
tidak valid tersebut diikutsertakan dalam uji tingkat kesukaran
butir soal, dan uji daya pembeda butir soal, sehingga dari uji-uji
tersebut akan bisa diketahui apakah 5 soal yang tidak valid
tersebut dapat digunakan dalam penelitian atau tidak. 25 soal
tersebut digunakan peneliti sebagai soal pre-test pada kelas
eksperimen (VIII C) di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
sebelum peserta didik diberi perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran Student Team Achievement Devision
(STAD). Selain itu soal pretest ini juga digunakan peneliti pada
kelas kontrol sebelum diberi perlakuan dengan model
pembelajaran yang konvensional.
2) Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal untuk
mengukur konsisten (keajegan) atau stabil butir soal tersebut
meskipun butir soal tersebut diajukan dalam waktu yang
berbeda. Instrumen dinyatakan reliabel apabila mempunyai
nilai koefisien alpha.
No Nilai Alpha Cronbach’s Tingkat Reliabilitas
1 0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
2 0,21 – 0,40 Agak Reliabel
3 0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
4 0,61 – 0,80 Reliabel
79
5 0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
Tabel 4.5 Tingkat Reliabilitas
(Sumber: Arikunto, (2016:177)
Instrumen tes yang telah diuji kevalidannya pada butir soal
uji coba angket terdapat 20 soal valid dan 5 soal yang tidak
valid. Untuk mengetahui apakah item butir soal tersebut dapat
digunakan kembali apa tidak, maka peneliti melakukan uji
reliabilitas terhadap 25 butir soal tersebut dengan
menggunakan SPSS 22.0, berikut ini merupakan hasil dari uji
reliabilitas:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.844 .850 25
Tabel 4.6 Reliability Statistics
(Sumber: SPSS 22.0)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Crobach’s Alpha
yaitu 0,844. Nilai Crobach’s Alpha ini kemudian dibandingkan
dengan nilai rtabel, dimana nilai rtabel ini dapat dilihat dari
signifikasi 5% dengan uji dua sisi dan jumlah data (N) yaitu 30.
Maka didapatkan nilai rtabel sebesar 0,361, dan nilai rhitung yaitu
0,844, dapat disimpulkan bahwa butir soal tersebut reliabel.
Sehingga 20 item soal yang valid dan 5 item soal yang tidak
80
valid semuanya bersifat reliabel. Sehingga untuk 25 soal yang
sudah bersifat reliabel akan diujikan pada uji tingkat kesukaran
butir soal, dan uji daya pembeda butir soal untuk mengetahui
apakan semua soal yang akan digunakan pada saat penelitian
bisa diberikan kepada peserta didik.
3) Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran butir soal diperoleh dari kesanggupan
atau kemampuan peserta didik dalam menjawab butir soal yang
telah diberikan. Semakin banyak peserta didik yang dapat
menjawab soal dengan benar maka tingkat kesukaran soal
tersebut rendah. Sebaliknya jika peserta didik yang bisa
menjawab soal hanya sedikit maka tingkat kesukaran soal
tersebut tinggi. Berikut merupakan tabel tingkat kesukaran
butir soal menurut Arikunto, (2019:223):
Indeks Kesukaran Kriteria
0,00 – 0,30 Soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 Soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 Soal tergolong mudah
Tabel 4.7 Tingkat Kesukaran Butir Soal
(Sumber: Arikunto, (2019:225)
Setelah semua butir soal sudah diuji kan kevaiditasannya
dan kereliabilitasnya maka 25 butir soal tersebut di uji tingkat
kesukaranya, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesukaran dari 25 butir soal tersebut. Berdasarkan uji coba soal
81
tes pada kelas IX dengan menggunakan SPSS 22.0 diperoleh
hasil uji kesukaran butir soal yaitu sebagai berikut:
Tingkat
Kesukaran
Nomor Soal Total
Sukar 1, 2, 6, 8, 9, 10, 13, 17, 20, 21,
25
11
Sedang 3, 4, 5, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 22,
23, 24
12
Mudah 7, 11 2
Jumlah 25
4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
(Sumber: Data Peneliti)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh 11 butir soal tergolong
sukar, 12 butir soal tergolong sedang dan 2 butir soal tergolong
rendah. Selain itu soal yang sukar akan menambah gairah
belajar peserta didik yang pandai, sedangkan pada soal-soal
yang sedang dan rendah dapat membangkitkan semangat
belajar kepada peserta didik yang kurang pandai.
4) Daya Pembeda Butir Soal
Menurut Arikunto, (2019: 226) menjelaskan bahwa daya
pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang memiliki kemampuan
tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah.
Berikut merupakan tabel kategori daya pembeda butir soal:
82
Klasifikasi daya pembeda Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Tabel 4.9 Kategori Daya Pembeda Butir Soal
(Sumber: Arikunto, (2019: 232)
Berdasarkan uji coba soal tes pada kelas IX dengan
menggunakan SPSS 22.0 diperoleh hasil uji daya pembeda
butir soal sebagai berikut:
No.
Soal
rhitung Daya
Pembeda
1 0,505 Baik
2 0,459 Baik
3 0,644 Baik
4 0,422 Baik
5 0,700 Baik
6 0,684 Baik
7 0,222 Cukup
8 0,422 Baik
9 0,289 Cukup
10 0,584 Baik
11 0,329 Cukup
12 0,599 Baik
13 0,030 Buruk
14 0,644 Baik
15 0,700 Baik
16 0,375 Cukup
17 0,459 Baik
18 0,456 Baik
19 0,422 Baik
83
20 0,442 Baik
21 0,505 Baik
22 0,599 Baik
23 0,456 Baik
24 0,375 Cukup
25 0,289 Cukup
Tabel 4.10 Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal
(Sumber: Data Peneliti)
Berdasarkan tabel diatas terdapat 18 butir soal yang
tergolong baik, 6 butir soal tergolong cukup baik dan 1 butir
soal tergolong buruk. Sehingga 18 butir soal dari 25 butir soal
yang ada sudah layak untuk digunakan sebagai pretest dalam
penelitian, sedangkan 6 butir soal dari 25 butir soal yang ada
tergolong cukup artinya 6 butir soal tersebut harus diperbaiki,
dan satu butir soal dari 25 butir soal yang ada tergolong buruk
artinya butir soal tersebut harus dihilangkan atau tidak layak
untuk digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan maka dari
25 butir soal yang telah diujikan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran butir soal dan daya pembeda butir soal terdapat satu
butir soal yang tidak bisa digunakan atau soal tersebut haru
dibuang yaitu pada soal no 13.
b. Instrumen Nontes
Kelayakan instrumen nontes yang berupa instrumen angket
dan lembar observasi, pengujian dilakukan oleh para ahli yaitu
84
Dosen Pembimbing (Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd.) dan Guru
Mata Pelajaran IPA SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga (Bapak
Pranoto, S.Pd).
2. Analisis Data (Tes)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan oleh peneliti untuk menguji tingkat
kenormalan dari suatu tes yang digunakan dalam penelitian.
Menurut Sugiono (2007:159) pengambilan keputusan suatu tes
dapat dikatakan normal atau tidak berdasarkan:
1) Nilai Sig. atau signifikasi atau nilai probabilitas <0,05 sehingga
distribusinya tidak normal.
2) Nilai Sig. atau signifikasi atau nilai probabilitas >0,05 sehingga
distribusinya normal.
Berikut ini merupakan hasil uji normalitas soal pretest dan
soal posttest kelas eksperimen (VIII C) dan kelas kontrol (VIII B)
dengan menggunakan SPSS 22.0:
Tests of Normality
Kelas Penelitian
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Hasil Belajar
Peserta Didik
Pre-Tes Kelas
Ekperimen (STAD) .144 29 .131
Post-Test Kelas
Eksperimen (STAD) .155 29 .073
Pre-Test Kelas Kontrol
(Konvensional) .129 29 .200
*
85
Post-Test Kelas Kontrol
(Konvensional) .148 29 .102
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov Smirnov SPSS
22.0 (Sumber: SPSS 22.0)
Kelas Data rhitung rtabel Keterangan
Eksperimen ( STAD) Pre Tes 0,131 0,05 Normal
Post Tes 0,073 0,05 Normal
Kontrol
(Konvensional)
Pre Tes 0,200 0,05 Normal
Post Tes 0,102 0,05 Normal
Tabel 4.12 Data Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Sumber: Data Peneliti)
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa
semua data dari kelas ekperimen maupun kelas kontrol dapat
dikatan terdistribusi normal karena nilai rhitung > rtabel 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui
apakah suatau varians atau keberagamaan data dari kelas
ekeperimen dan kelas kontrol bersifat homogen (sama) atau tidak.
Pada penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan SPSS 22.0 One Way Anova dengan kriteria:
1) Jika Fhitung Ftabel maka memiliki varian yang homogen
2) Jika Fhitung Ftabel maka memiliki varian yang tidak homogen
Berikut ini merupakan data hasil uji homogenitas dengan
menggunakan SPSS 22.0:
86
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.858 1 56 .178
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas
(Sumber: SPSS 22.0)
Berdasarkan data diatas diperoleh nilai signifikasi yaitu
0,178. Sehingga nilai signifikasi lebih besar dari rtabel yaitu 0,178 >
0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa keberagamaan data dari
kelas ekeperimen dan kelas kontrol terdistribusi sama atau
homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus uji-t.
Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh model
pembelajaran Student Team Achievemnt Division (STAD) pada
kelas ekperimen. Uji t antara variabel independen terhadap variabel
dependen menggunakan keputusan uji sebagai berikut:
1) Ha diterima jika nilai sig (2-tailed) < ttabel sehingga ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
2) Ho ditolak jika nilai sig (2-tailed) > ttabel sehingga tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen
Berikut merupakan hasil uji hipotesis dengan uji t
menggunakan SPSS 22.0:
87
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Belajar
Peserta
Didik
Equal
variances
assumed
3.119 .083 9.602 56 .000 19.5172
4 2.03269
15.445
28
23.5892
0
Equal
variances not
assumed
9.602 45.080 .000 19.5172
4 2.03269
15.423
40
23.6110
8
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis
(Sumber: SPSS 22.0)
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai sig (2-tailed) yaitu
sebesar 0,000 dimana nilai sig (2-tailed) < nilai ttabel yaitu 0,05,
sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen yaitu terdapat pengaruh
model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
terhadap hasil belajar peserta didik. Selain itu berdasarkan tabel
diatas juga terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar peserta didik
antara antara kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan
kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional.
88
3. Analisis Data Nontes
a. Instrumen Angket
Penilaian lembar angket pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui keadaan, pengetahuan sikap dan pengalaman peserta
didik saat mengikuti pembelajaran di kelas. Berikut merupakan
hasil penilaian lembar angket atau hasil respon peserta didik
terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) dan pada kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran yang konvensional:
Gambar 4.1 Hasil Lembar Angket Peserta Didik
(Sumber: Microsoft Excel )
Berdasarkan hasil penilaian lembar angket peserta didik
diatas bahwa hasil lembar angket peserta didik pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil lembar angket
peserta didik pada kelas kontrol, hal ini dikarenakan pada kelas
0
20
40
60
80
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hasil Lembar Angket Peserta Didik
Hasil Lembar Angket Kelas Kontrol
Hasil Lembar Angket Kelas Eksperimen
89
eksperimen menerapkan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD). Model pembelajaran ini dapat
membuat peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran,
peserta didik tidak merasa bosan saat pembelajaran hal ini
dikarenakan model pembelajaran ini menekannkan pada kerja sama
tim antar peserta didik, dan peserta didik harus saling memotivasi
teman sekelompoknya untuk semangat dalam pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut pada kelas eksperimen yang menerapkan
model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
peserta didik merasa lebih aktif dan lebih bertanggung jawab saat
mengikuti pembelajaran di dalam kelas dibandingkan dengan kelas
kontrol. Sedangkan pada kelas kontrol yang hanya menerapkan
model pembelajaran konvensional peserta didik merasa bosan dan
tidak memiliki motivasi saat pembelajaran di dalam kelas itulah
sebabnya lembar penilaian angket pada kelas kontrol lebih rendah
daripada kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil lembar angket guru diperoleh hasil yaitu
82 hal ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) membuat aktif peserta
didik saat mengikuti pembelajaran didalam kelas. Selain itu peserta
didik juga tidak merasa bosan saat mengikuti pembeajaran dan
dengan model pembelajaran ini hasil belajar peserta didik dapat
90
mengalami peningkat. Sehingga model pembelajaran ini
berdampak positif terhadap hasil belajar peserta didik.
b. Instrumen Observasi
Penilaian lembar observasi ini didasarkan pada pengamatan
aktivitas atau perilaku peserta didik saat pembelajaran berlangsung.
Berikut merupakan hasil penilaian lembar observasi peserta didik
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Gambar 4.2 Data Hasil Observasi Peserta Didik
(Sumber: Microsoft Excel)
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas
peserta didik, situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan data diatas hasil penilaian lembar
observasi peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu
kedua kelas tersebut terdapat perbedaan pada hasil lembar
observasi dimana pada kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
peserta didik lebih aktif dalam menyampaikan pendapat maupun
0
5
10
15
20
25
1 3 5 7 9 11131517192123252729
Data Observasi Peserta Didik
Hasil Observasi KelasKontrol
Hasil Observasi KelasEksperimen
91
dalam mengikuti pelajaran selama pembelajaran berlangsung.
Sedangkan pada kelas kontrol peserta didik cenderung hanya diam
dan kurang aktif saat mengikuti pembelajaran dikelas, hal ini
disebabkan karena pada kelas kontrol menggunggunakan model
pembelajaran yang konvensional.
Selain penilaian lembar observasi peserta didik dalam
penelitian ini juga melakukan observasi kepada guru. Berikut ini
merupakan hasil penilaian lembar observasi guru yang didasarkan
pada perilaku guru saat mengajar dikelas kontrol dan dikelas
eksperimen. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada
kelas kontrol lembar observasi guru diperoleh hasil yaitu 86,95%
sedangkan hasil observasi guru pada kelas eksperimen yang
menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement
Division diperoleh hasil yaitu 91,30%. Jadi dapat disimpulkan
bahwa sikap dan perilaku guru saat mengajar dikelas dapat
dikategorikan baik.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data tahap awal, peneliti menggunakan nilai
hasil belajar peserta didik dari Penilaian Akhir Semester (PAS) pada
peserta didik kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga sebagai dasar
pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini kemapuan awal kelas yang akan
dijadikan sebagai objek penelitian harus diketahui apakah sama atau tidak,
baik itu dari segi hasil belajar peserta didik maupun kondisi awal peserta
92
didik. Oleh karena itu berdasarkan hasil belajar PAS peserta didik
diperoleh nilai rata-rata pada Kelas VIII A 86,71, kelas VIII B 83,34, dan
kelas VIII C 78,56 maka peneliti mengambil objek penelitian pada kelas
VIII B sebagai kelas kontrol yang memiliki rata-rata sedang dan Kelas
VIII C sebagai kelas eksperimen yang memiliki rata-rata rendah.
Kemudian kedua kelompok tersebut diberikan pembelajaran
dengan materi yang sama yaitu sistem pernapasan manusia. Sebelum kelas
kontrol dan kelas eksperimen diberi perlakuan yang berbeda, peneliti
memberikan tes awal (Preetest) kepada peserta didik terkait materi sistem
pernapasana manusia. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan awal
peserta didik sebelum diberikan perlakuan. Soal Preetest ini berisi 25 item
soal pilihan ganda yang merupakan hasil dari analisis uji coba yang telah
diuji cobakan pada kelas IX. Soal uji coba yang telah diuji cobakan
kemudian diuji kelayakannya yaitu uji validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran butir soal dan daya pembeda butir soal. Item soal yang tidak
lolos dalam uji validitas ada 5 butir soal kemudian item soal tersebut
diikut sertakan dalam uji reliabilitas. Dalam uji reliabilitas ini diperoleh
nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,844 sehingga soal dapat dikatakan
reliabel dan layak diberikan pada kelas penelitian. Berdasarkan hasil
pretest yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen saat
penelitian diperoleh hasil rata-rata pada kelas eksperimen (VIII C) yaitu
43,72 dan pada kelas kontrol (VIII B) yaitu 47, 93.
93
Setelah diberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kotrol
kedua kelas tersebut diberikan perlakuan. Pada kelas eskperimen (VIII C)
diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) sedangkan pada kelas kontrol diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dimana pada pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol membutuhkan waktu 2 kali pertemuan (dua jam pelajaran) dan 1
kali pertemuan (3 jam pelajaran).
Tes akhir (Posttest) dilakukan setelah pemberian perlakuan dengan
model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) pada
kelas eksperimen (VIII C) dan pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol (VIII B). Berdasarkan hasil tes dari soal Posttest yang telah
dilakukan diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen
(VIII C) adalah 79,65 dan pada kelas kontrol (VIII B) adalah 61,17. Dari
hasil rata-rata nilai Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat
bahwa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas kontrol. berdasarkan analisis data tahap akhir diperoleh hasil analisis
uji hipoitesis yang menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed) < nilai ttabel
yaitu 0,000 < 0,05, maka Ha diterima artinya terdapat pengaruh model
pembelajaran Student Team Achievemnt Division (STAD) terhadap hasil
belajar peserta didik kelas VIII SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga.
Selain diberikan soal Posttest peserta didik juga diberikan lembar
angket, dimana lembar angket ini digunakan dengan tujuan untuk
94
mengetahui kondisi peserta didik terkait dengan model pembelajaran yang
diterapkan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil lembar
angket peserta didik pada kelas eksperimen para peserta didik mengaku
bahwa dengan model pembelajara Student Team Achievement Division
(STAD) mereka bisa lebih aktif, bertanggung jawab dalam kelompok dan
mereka lebih mudah memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Sedangkan pada kelas kontrol peserta didik mengaku bahwa proses
pembelajaranya membosankan dan peserta didik tidak dapat lebih aktif
karena pembelajaran hanya berpusat pada guru dan keterlibatan peserta
didik sangat sedikit.
Keberhasilan proses belajar tidak terlepas dari kemampuan guru
dalam mengembangkan model-model pembalajaran yang berorientasi pada
keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran.
pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya dapat
menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat
meraih hasil belajar yang optimal.
Setelah diterapkannya model pembalajaran Student Team
Achievement Division (STAD) pada proses pembelajaran peserta didik
lebih bersemangat, lebih aktif, dan antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran daripada hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional. Keaktifan dan antusian peserta didik dalam megikuti proses
pembelajaran ini dibuktikan dari peserta didik saling berkerja sama dalam
95
kerja kelompok, berdiskusi dengan kelompoknya, membuat kesimpulan
dalam kelompoknya, saling memberikan penguatan materi satu sama lain
dalam kelompoknya, sehingga dalam proses pembelajaran tidak ada
peserta didik yang mengantuk, ramai sendiri dan tidak memperhatikan
pelajaran. Hal ini berarti bahwa dalam proses belajar mengajar peserta
didik melakukan proses mendengar, melihat, berdiskusi, melakukan dan
mempresentasikan apa yang mereka peroleh kepada orang lain. Sehingga
peserta didik dapat memahami dan menguasai apa yang mereka pelajari.
Kondisi inilah yang meyebabkan hasil belajar peserta didik pada kelas
eksperimen (VIII C) lebih tinggi dibandingkan hasil belajar peserta didik
pada kelas kontrol (VIII B). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) berdampak
positif terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Islam Al Azhar
18 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
96
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaranStudent Team Achievement Division (STAD) pada materi
Sistem Pernapasan Manusia terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII
SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
Hipotesis dengan menggunan uji t independen yang menunjukkan nilai
signifikan yaitu diperoleh nilai sig (2-tailed) yaitu 0,000 < ttabel yaitu 0,05
artinya Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh model
pembelajran Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil
belajar peserta didik. Selain itu adanya pengaruh model pembelajaran
Student Team Achievement Devision (STAD) terhadap hasil belajar IPA
juga dapat dilihat dari hasil nilai pre-test dan nilai post-test yang
dikerjakan oleh peserta didik yaitu pada kelas eksperimen diperoleh nilai
rata-rata pre-test 43,72 dan rata-rata nilai post-test 80,06 sedangkan pada
kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 47,93 dan rata-rata nilai post-test
61,17.
B. Saran
1. Bagi seluruh peserta didik lebih ditingkatkan kembali keaktifannya
saat mengikuti pembelajaran dikelas dalam penggunaan model
pembelajaran Student Team Achievement Divisio (STAD) untuk
97
menunjang pembelajaran yang lebih menyenangkan dan tidak
membosankan.
2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian kuantitatif dapat
memanfaatkan waktu saat pembelajaran dengan baik karena
penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) akan maksimal jika memerlukan waktu yang cukup lama
sehingga peserta didik merasa lebih aktif dan lebih bertanggung jawab
dalam mengikuti pembelajaran secara berkelompok.
98
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhamma, dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.
Semarang: Unissula Press.
Arikunto, Suharsami. 2019. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Esminarto. 2016. Implementasi Model STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Kediri: SDN ngasem Kediri. Jurnal Riset dan Konseptual Volume 1,
Nomor 1, November 2016. Paper Page: 16-21.
Fadhli, Muhammad dan Rusydi Ananda. 2018. Statistik Pendidikan Teori dan
Praktik dalam Pendidikan. Medan: CV Widya Puspita.
Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kahar, Muhammad Syahrul. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Fisika dengan MenggunakanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Sorong: Universitas Muhammadiyah Sorong. Jurnal Ilmu Pendidikan
Fisika, Volume 2 Nomer 2, September 2017, p-ISSN: 2477-5959, e-
ISSN:2477-8451. Paper Page: 42-49.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VIII Semester I. Jakarta: Kemendikbud
Kurniawan, Wawan. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem
Peredaran Darah Manusia dengan Strategi Pembelajaran Groub Resume
Pada Siswa Kela VIII SMPN 06 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Skripsi. Salatiga: IAIN Salatiga
Maulana, Panji, Aulia Akbar. 2017. Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe STAD (Student Team Achievement Division) untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman di Sekolah dasar.
Sumedang: SKTIP Sebelas April. Jurnal Pesona Dasar Vol.5 No2, Oktober
2017, ISSN:2337-9227. Paper Page: 46-59.
Ngalimun. 2017. Strategi Pembelajaran Dilengkapi Dengan 65 Model
Pembelajaran. Yogyakarta: Dua Satria Offet
Pasaribu, Laili Habibah. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbantu Software Autograph untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi. Labuhanbatu: STKIP Labuhanbatu. SIGMA Vol.3, No.2,
November 2017, ISSN:2460-593X. Paper Page: 15-20.
99
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Purwanto, Edy. 2020. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rusbaena. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
pada Siswa Kelas XI Akuntasi SMK Muhammadiyah Watansoppeng.
Sulawesi Selatan: SMK Muhammadiyah Watansoppeng. Jurnal Publikasi
Pendidikan (PUBLIKA)Vol.9, No.1, Februari 2019, p-ISSN 2088-2092, e-
ISSN 2548-6721. Paper Page: 53-61.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu: untuk Meningkatkan Profesional Guru. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Santi, Dewi, Titik Sugiarti dan Arika Indah K. 2015. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas
VIII SMP. Jember: FKIP Universitas Jember. Jurnal © Kadikma, Vol 6,
No.1, April 2015. Paper Page: 85-94.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sulistyowati, Eka dan Asih Widi Wisudawati. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suriyani. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) terhadap Kemampuan Memecah Masalah Matematika.
Labuhan Batu: STKIP. Jurnal Pembelajaran dan Matematika SIGMA
(JPMS), Vol. 5, No. 1. Paper Page: 1-6
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: PT Bumi Aksara
100
Wahyuningsih, Fitriya. 2016. Sitem Pengelompokan Peserta Didik dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Madrasah Diniyah
Wustha Al-Muayyad Surakarta. Skripsi. Surakarta: IAIN Surakarta.
Winarni, Endang Widi. 2018. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
PTK, R&D. Jakarta: Bumi Aksara
101
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
CURRICULUM VITAE
Nama : Roviah Nur Khasanah
Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 18 Oktober 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat Sekarang : Ds. Blotongan, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga
Alamat Asal :Ds. Puntukrejo, Kec. Ngargoyoso, Kab.
Karanganyar
Nomor Telepon : 081391615611
Email : [email protected]
Pendidikan Terakhir : MAN Karangayar
RIWAYAT PENDIDIKAN
JENJANG NAMA SEKOLAH TAHUN
LULUS
SD SD Negeri 02 Puntukrejo 2010
MTs MTs Negeri Karanganyar 2013
MA MAN Karanganyar 2016
PERKULIAHAN IAIN Salatiga Sekarang
PENGALAMAN ORGANISASI
NAMA ORGANISASI JABATAN WAKTU
Pramuka Anggota 2012/2013
Ambalan (Pramuka) Anggota 2014/2015
IPNU/IPPNU Anggota 2013/2014
PMII Anggota 2017/2018
GenBI Pengurus 2019/2020
102
Lampiran 2. SKK (Satuan Kredit Kegiatan)
103
Lampiran 3. Surat Pembimbing Skripsi
104
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian
105
Lampiran 5. Lembar Konsultasi
106
107
108
109
110
111
Lampiran 6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan x (7JP)
MUATAN IMTAQ
ي كل ها سألتووه واى تعدوا عوت الله لا تحصوها سي لظلوم و ءا تكن ه إى الإ
(43كفار )
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklh dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah)” (Q.S. Ibrahim: 34)
A. Kompetensi Inti
KI-1:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2:Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif, dengan lingkungan sosial dan dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI-3:Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
112
KI-4:Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem,
dan peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamatan ajaran agama yang dianutnya.
1.1.1 Mengenali dan mengagumi pada
kebesaran Tuhan yang telah menciptakan berbagai macam
tanaman dan hewan serta
manusia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu,
obyektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung
jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan
percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan
2.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu
dalam melakukan kegiatan
pembelajaran terkait sistem pencernaan pada manusia.
2.1.2 Melakukan identifikasi tentang
sistem pencernaan pada manusia.
2.2.1 Menghargai kerja kelompok lain
dalam melaporkan maupun mempresentasikan hasil
pengamatan.
3.9 menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami
gangguan pada sistem pernapasan
serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan.
3.9.1 Mengaitkan struktur dan fungsi organ pernapasan .
3.9.2 Menjelaskan pertukaran oksigen
dan karbondioksida pada sistem pernapasan .
3.9.3Mendiskripsikan mekanisme
pernapasan dada.
3.9.4 Mendeskripsikan mekanisme pernapasan perut.
3.9.5 Menjelaskan gangguan yang
terjadi pada sistem pernapasan 3.9.6 Menjelaskan keterkaitan antara
sistem pernapasan dengan
sistem peredaran darah.
113
3.10 menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem
pernapasan
3.10.1 Menggambar skema gangguan pada sistem pernapasan dan
cara mencegah sistem
pernapasan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengkaitkan struktur dan fungsi sistem pernapasan
manusia
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi organ-organ pernapasan pada
manusia
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi organ-organ pada sistem
pernapasan manusia
4. Peserta didik dapat mengetahui dan memahami proses berlangsungnya
sistem pernapasan pada manusia
5. Peserta didik dapat mengetahui proses pernapasana pada dada dan
proses pernapasan pada perut
6. Peserta didik dapat mengidentifikasi berbagai macam gangguan pada
sistem pernapasan dan cara pencegahannya
D. Materi Pembelajaran
Sistem pernapasana atau respirasi adalah proses pertukaran gas
yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup.
Ada tiga proses dasar dalam respirasi manusia.
1. Bernapas atau vertilasi paru-paru
114
Bernapas atau vertilisasi paru-paru merupakan proses menghirup udara
dan menghembuskan udara yang melibatkan pertukaran udara antara
atmosfer dengan alveolus paru-paru.
2. Respirasi eksternal
Respirasi eksternal merupakan pertukaran gas-gas antara alveolus
paru-paru dengan darah dalam pembuluh kapiler paru-paru. Proses
tersebut darah dalam pembuluh kapiler mengikat O2 dari alveolus dan
melepaskan CO2 menuju alveolus.
3. Respirasi internal
Respirasi internal merupakan pertukaran gas-gas antara darah dalam
pembuluh kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh.
Pada proses tersebut darah melepas O2 dan mengikat CO2. Di dalam
sel tubuh O2 digunakan untuk reaksi metabolism tubuh, selama proses
ini dihasilkan energi berupa ATP dan sisa metabolism berupa CO2.
Organ-Organ Sistem Pernapasan Manusia
1. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung
berhubungan dengan udara luar. Hidung dilengkapi dengan
rambut-rambut hidung,selaput lendir, dan konka. Rambut-rambut
hidung berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang
masuk bersama udara.Selaput lendir sebagai perangkap benda
asing yang masuk terhirupsaat bernapas, misalnya debu, virus, dan
bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menyamakan suhu udara yangterhirup dari luar dengan suhu tubuh
atau menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru.
2. Faring
Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di
belakang (posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan di
atas laring(superior). Dinding faring, tersusun atas otot rangka
yang dilapisi oleh membran mukosa. Kontraksi dari otot rangka
tersebut membantu dalam proses menelan makanan. Faring
115
berfung sisebagai jalur masuk udara dan makanan, ruang resonansi
suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada reaksi kekebalan
tubuh dalam melawan benda asing.
3. Laring
Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang
menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat
epiglotis dan pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan yang
berbentuk seperti daun dilapisi oleh sel-sel epitel, berfungsi untuk
menutup laring sewaktu menelan makanan atau minuman. Apabila
ada partikel kecil seperti debu, asap, makanan, atau minuman yang
masuk kedalam laring akan terjadi reflek batuk, yang berfungsi
untuk mengeluarkan partikel tersebut dari laring.
4. Trakea
Udara yang telah masuk ke laring, selanjutnya masukke
trakea (batang tenggorokan). Trakea adalah saluran yang
menghubungkan laring dengan bronkus. Dindingnya tersusun dari
cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas
jaringan epithelium bersilia. Fungsi silia pada dinidng trakea untuk
menyaring benda-benda asing yang masuk ke dalam saluran
pernapasan.
5. Bronkus
Bronkus merupakan bagian paling dasar dari trakea. Trakea
bercabang menjadidua. Percabangan trakea tersebut disebut dengan
bronkus, masing-masing bronkus memasuki paru-paru kanan dan
paru-paru kiri. Struktur bronkus hampir sama dengan trakea, tetapi
lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak teratur, tetapi
berselang-seling dengan otot polos.
6. Bronkiolus
Bagian paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi.
Bronkiolus merupakan cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada
ujung-ujung bronkiolus terdapat gelembung-gelembung yang
116
sangat kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus (jamak =
alveoli).
7. Paru-Paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru
terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang
terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua
yang disebut pleura. Pleura berupa kantung tertutup yang berisi
cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan
saat mengembang dan mengempis. Di dalam paru-paru terdapat
bagian yang berperan dalam pertukaran gas oksigen dan gas karbon
dioksida yaitu alveolus.
8. Alveolus
Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel
pipih. Struktur yang demikian memudahkan molekul-molekul gas
melaluinya. Dinding alveolus berbatasan dengan pembuluh kapiler
darah, sehingga gas-gas dalam alveolus dapat dengan mudah
mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada di dalam darah.
Adanya gelembung-gelembung alveolus memungkinkan
pertambahan luas permukaan untuk proses pertukaran gas. Luas
permukaan alveolus 100 kali luas permukaan tubuh manusia.
Besarnya luas permukaan seluruh alveolus dalam paru-paru
menyebabkan penyerapan oksigen lebih efisien.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan di
antaranya adalah jenis kelamin, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh. Selain
itu ada beberapa faktor lainnya seperti umur dan suhu tubuh. Volume
udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa macam
yaitu volume tindal, volume cadangan ekspirasi dan volume cadangan
inspirasi. Selain hal tersebut ada beberapa gangguan dalam sistem
pernapasan diantaranya:
117
1. Influenza
Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Influenza
viru. Gejala umum influenza yaitu demam dengan suhu lebih dari
, pilek, bersin-bersin, batuk, sakit kepala, sakit otot, dan rongga
hidung terasa gatal.
2. Tonsilitis
Tonsil (amandel) akan menyaring virus dan bakteri yang akan masuk
ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan dan udara. Gejala
tonsilitis yaitu sakit tenggorokan, tonsil megalami peradangan, batuk,
sakit kepala, sakit pada bagian leher atau telinga, dan demam. Virus
yang dapat menyebabkan penyakit tonsilitis yaitu Adenovirus,
Rhinovirus, dan Corona virus.
3. Faringitis
Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti
virus, bakteri, maupun jamur. Virus yang dapat menyebabkan faringitis
misalnya Adenovirus, Orthomyxovirus, Rhinovirus dan Coronavirus.
4. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab
terjadinya pneumonia antara lain karena infeksi bakteri, virus, jamur
dan parasit lainnya. Namun pada umumnya pneumonia disebabkan
oleh bakteri Streptococcus pneumonia.
5. Tuberculosis (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosi. Selain menginfeksi paru-paru, bakteri ini juga dapat
menginfeksi jaringan pada tubuh lainnya. Gejala dari penyakit TBC
yaitu mudah lelah, berat badan turun drastis, hilang nafsu makan,
demam, berkeringat pada malam hari, sulit bernapas, sakit pada
bagian dada, dan batuk berdarah
6. Asma
Asma adalah salah satu kelainan yang menyerang saluran pernapasan.
Asma dapat disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan
118
yang dapat menyebabkan penyakit asma diantaranya masuknya zat
pemicu alergi dalam tubuh, misalnya asap rokok, debu, bulu hewan
peliharaan dan lain sebagainya.
7. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru terjadi karena pertumbuhan sel-sel yang tidak
terkendali pada dalam jaringan paru-paru. Gejala orang yang
menderita kanker paru-paru yaitu batuk yang disertai darah, berat
badan berkurang drastic, napas menjadi pendek, dan sakit pada bagian
dada.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approuch
2. Metode : Ceramah, Diskusi, dan berkelompok
3. Model : Student Team Achivement Division (STAD)
F. Media Pembelajaran
Media :
- Laptop
- LCD
Alat dan Bahan :
- Gambar organ sistem pernapasan manusia
- Kertas folio
- Spidol dan papan tulis
- Slide presentasi tentang sistem pernapasan manusia dan organ
pernapasan manusia
- LKPD
G. Sumber Belajar
- Zubaidah, Siti dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VIII Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
- Susanto, Agus dkk. 2016. Mandiri Mengasah Diri Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
119
- Triyono, Agus dkk. 2016. IPA Terpadu Jilid 2 untuk SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Erlangga
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen (2x40 Menit)
Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Student Team
Achievement
Division
(STAD)
Kegiatan
Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahuluan 30 Menit
1. Guru mengucapkan salam
kepada peserta didik “Assalamualaikum Wr. Wb.
2. Guru meminta peserta didik
untuk berdoa. 3. Guru memeriksa kehadiran
peserta didik.
4. Guru memberikan soal
pretest untuk mengukur
kemampuan awal peserta
didik
1. Peserta didik menjawab
salam dari guru “Wassalamualaikum Wr.
Wb.
2. Peserta didik berdoa besama guru.
3. Peserta didik
memberitahu teman
mereka yang tidak hadir. 4. Peserta didik
mengerjakan soal pretest
dengan cermat.
1 Menit
2 Menit
2 Menit
15 Menit
Fase
Presentasi
Kelas
1. Guru memotivasi peserta didik
dengan menyuruh peserta didik untuk menutup hidungnya
dalam beberapa detik.
Kemudian guru bertanya: apa yang kalian rasaka? Kira-kira
mengapa bisa terjadi seperti
itu? Dan apa yang kalian
ketahui tentang bernapas?
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
3. Guru menayangkan slide PPT
tentang sistem pernapasan dan berbagai macam organ dan
fungsi dari orga sistem
pernapasan tersebut.
1. Peserta didik menyiapkan
kelengkapan belajar dan melakukan apa yang
disuruh oleh guru yaitu
menutuo hidung selama beberapa detik serta
memperhatikan
pertanyaan dari guru.
2. Peserta didik
memperhatikan penjelasan guru
3. Peserta didik menyimak
slide tentang sistem pernapasan serta organ
dan fungsi dari organ
sistem pernapasan .
3 Menit
2 Menit
10 Menit
120
Kegiatan
Inti
40 Menit
Fase Kerja
Tim
Eksplorasi 1. Guru membagi peserta didik
dalam 8 kelompok yang
beranggotakan 4-5 perserta
didik. Peserta didik diminta untuk berkumpul dengan teman
sekelompoknya untuk belajar
secara berkelompok dan mengerjakan LKPD tentang
sistem pernapasan dan organ
pada sistem pernapasan
manusia. 2. Guru menyampaikan langkah-
langkah pelaksanaan diskusi
kelompok terkait sistem pernapasan dan organ sistem
pernapasan.
3. Guru meminta peserta didik untuk memulai berdiskusi
dengan teman sekelompoknya
terkait sistem pernapasan dan
organ sistem pernapasan.
1. Peserta didik membentuk
kelompok dan menerima
LKPD tentang sistem
pernapasan dan organ pada sistem pernapasa
manusia.
2. Peserta didik menyimak
langkah-lagkah
pelaksanaan diskusi kelompok.
3. Peserta didik mulai berdiskusi dengan
kelompoknya tentang
sistem pernapasan dan
organ serta fungsi organ sistem pernapasan.
5 Menit
2 Menit
10 Menit
Elaborasi
4. Guru mengontrol dan membimbing peserta didik
dalam melakukan kerja
kelompok dan membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan.
5. Guru meminta peserta didik
untuk mengumpulkan tugas kelompok tentang sistem
pernapasan serta organ dari
sistem pernapasan dan meminta salah satu perwakilan kelompok
maju untuk mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas.
4. Peserta didik bertanya kepada guru bila
mengalami kesulitan.
5. Peserta didik
mengumpulkan tugas kelompoknya dan salah
satu perwakilan
kelompok maju untuk mempresentasikan hasil
diskusi tentang sistem
pernapasan dan organ
sistem pernapasan.
3 Menit
5 Menit
Konfirmasi 6. Guru memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk
memberi tanggapan dan bertanya apabila ada materi
yang belu dimengerti tentang
sistem pernapasan dan organ pada sistem pernapasan kepada
6. Kelompok lain yang maju
mepresetansikan hasil
kelompoknya memberikan tanggapan
dan bertanya bila ada
materi sistem pernapasan dan organ pada sistem
3 Menit
121
kelompok yang maju presentasi.
7. Guru memberikan penguatan materi serta memberikan
tanggapan terhadap hasil
presentasi peserta didik
pernapasan.
7. Peserta didik memperhatikan
penjelasan dari guru
tentang materi sistem
pernapasan dan organ sistem pernapasan
3 Menit
Fase Kuis 8. Guru memberikan kuis kepada
peserta didik yang harus dikerjakan mereka secara
individu.
9. Guru membahasa pertanyaan
kuis dan meminta peserta didik untuk mengoreksi jawaban kuis
dari teman mereka.
8. Peserta didik
mengerjakan kuis secara individu.
9. Peserta didik
mendengarkan penjelasan dari guru dan mengoreksi
hasil jawaban kuis dari
teman mereka
2 Menit
2 Menit
Fase
Perhitungan
Skor
10. Guru meminta peserta didik
untuk menghitung perolehan
skor kuis yang diperoleh teman
yang mereka koreksi 11. Guru meminta peserta didik
untuk menuliskan hasil skor
yang mereka peroleh pada kartu kelompok.
10. Peserta didik menghitung
skor yang diperoleh
temannya
11. Peserta didik menuliskan
skor yang diperoleh pada
kartu kelompok yang sudah tersedia.
3 Menit
2 Menit
Fase
Penghargaan
12. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok
yang memperoleh skor terbaik dengan mengajak peserta didik
bertepuk tangan dan bersama-
sama mengucapkan hore sebanyak 3 kali.
12. Peserta didik
mengekspresikan
keberhasilannya dengan mengucap hore sebanyak
3 kali.
3 Menit
Penutup 10 Menit
1. Guru membimbing peserta
didik untuk menarik
kesimpulan dari hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru memberikan pertanyaan
kepada peserta didik sebagai refleksi tentang materi sistem
pernapasan dan organ sistem
pernapasan.
3. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk
mempelajari materi gangguan
pada sistem pernapasan manusia.
1. Peserta didik
menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah
dilakukan.
2. Peserta didik menjawab
pertanyaan dari guru tentang materi sistem
pernapasan dan organ
sistem pernapasan.
3. Peserta didik mencatat tugas yang akan
dikerjakan.
3 Menit
3 Menit
2 Menit
122
4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama peserta
didik dan mengucapkan salam.
4. Peserta didik berdoa dan menjawab salam dari
guru.
2 Menit
Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen (2x40 Menit)
Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Student Team
Achievement
Division (STAD)
Kegiatan
Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahuluan 20 Menit
1. Guru mengucapkan salam
kepada peserta didik
“Assalamualaikum Wr. Wb.
2. Guru meminta peserta didik
untuk berdoa. 3. Guru memeriksa kehadiran
peserta didik.
1. Peserta didik menjawab
salam dari guru
“Wassalamualaikum Wr.
Wb. 2. Peserta didik berdoa
besama guru.
3. Peserta didik memberitahu teman
mereka yang tidak hadir.
1 Menit
2 Menit
2 Menit
Fase Presentasi
Kelas
4. Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan
pertanyaan kepada peserta
didik mengenai mengapa orang bisa mengalami
amandel? Dan bagaimana cara
mencegah dan
menanganinya? Selain itu apa yang kalian ketahui tentang
gangguan pada sisitem
pernapasan? 5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
6. Guru menayangkan slide PPT
tentang gangguan pada sistem
pernapasana manusia.
4. Peserta didik menyiapkan kelengkapan belajar dan
menjawab pertanyaan
dari guru.
5. Peserta didik
memperhatikan
penjelasan guru 6. Peserta didik menyimak
slide tentang gangguan
sistem pernapasan pada
manusia.
3 Menit
2 Menit
10 Menit
Kegiatan Inti 50 Menit
Fase Kerja Tim Eksplorasi 1. Guru membagi peserta didik
dalam 8 kelompok yang
beranggotakan 4-5 perserta didik. Peserta didik diminta
untuk berkumpul dengan
1. Peserta didik membentuk
kelompok dan menerima
LKPD tentang gangguan pada sistem pernapasa
manusia dan menyusun
5 Menit
123
teman sekelompoknya untuk belajar secara berkelompok
dan mengerjakan LKPD
tentang gangguan pada sistem pernapasan manusia dan
menyusun pazel terkait organ
sistem pernapasan pada
manusia 2. Guru menyampaikan langkah-
langkah pelaksanaan diskusi
kelompok terkait sistem pernapasan dan organ sistem
pernapasan.
3. Guru meminta peserta didik untuk memulai berdiskusi
dengan teman sekelompoknya
terkait gangguan pada sistem
pernapasan dan penyusunan pazel organ sistem
pernapasana pada manusia.
pazel terkait organ sistem pernapasan pada manusia.
2. Peserta didik menyimak
langkah-lagkah
pelaksanaan diskusi kelompok.
3. Peserta didik mulai berdiskusi dengan
kelompoknya tentang
gangguan pada sistem
pernapasan
2 Menit
13 Menit
Elaborasi
4. Guru mengontrol dan
membimbing peserta didik
ketika bertanya terkait LKPD gangguan pada sistem
pernapasan dan penyusunan
pazel organ sistem pernapasan.
5. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas
kelompok tentang gangguan
pada sistem pernapasan dan
membuat pazel organ sistem pernapasan serta meminta
salah satu perwakilan
kelompok maju untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
4. Peserta didik bertanya
kepada guru bila
mengalami kesulitan.
5. Peserta didik mengumpulkan tugas
kelompoknya dan salah
satu perwakilan
kelompok maju untuk mempresentasikan hasil
diskusi tentang sistem
pernapasan dan organ sistem pernapasan.
3 Menit
7 Menit
Konfirmasi 6. Guru memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk
memberi tanggapan dan bertanya apabila ada materi
yang belu dimengerti tentang
gangguan pada sistem
pernapasan manusia. kepada kelompok yang maju
6. Kelompok yang maju
mepresetansikan hasil
kelompoknya memberikan tanggapan.
3 Menit
124
presentasi. 7. Guru memberikan penguatan
materi serta memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi peserta didik
7. Peserta didik
memperhatikan
penjelasan dari guru tentang materi gangguan
pada sistem pernapasan
manusia.
3 Menit
Fase Kuis 8. Guru memberikan kuis kepada peserta didik yang
harus dikerjakan mereka
secara individu. 9. Guru membahasa pertanyaan
kuis dan meminta peserta
didik untuk mengoreksi
jawaban kuis dari teman mereka.
8. Peserta didik mengerjakan kuis secara
individu.
9. Peserta didik
mendengarkan penjelasan
dari guru dan mengoreksi
hasil jawaban kuis dari teman mereka
2 Menit
2 Menit
Fase
Perhitungan
Skor
10. Guru meminta peserta didik
untuk menghitung perolehan skor kuis yang diperoleh
teman yang mereka koreksi
11. Guru meminta peserta didik
untuk menuliskan hasil skor yang mereka peroleh pada
kartu kelompok.
10. Peserta didik menghitung
skor yang diperoleh temannya
11. Peserta didik menuliskan
skor yang diperoleh pada kartu kelompok yang
sudah tersedia.
3 Menit
3 Menit
Fase
Penghargaan
12. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang memperoleh
skor terbaik dengan
mengajak peserta didik bertepuk tangan dan bersama-
sama mengucapkan hore
sebanyak 3 kali.
12. Peserta didik mengekspresikan
keberhasilannya dengan
mengucap hore sebanyak
3 kali.
4 Menit
Penutup 10 Menit
1. Guru membimbing peserta didik untuk menarik
kesimpulan dari hasil
pembelajaran yang telah
dilaksanakan 2. Guru memberikan pertanyaan
kepada peserta didik sebagai
refleksi tentang gangguan pada sistem pernapasan
manusia.
3. Guru memberi tugas kepada
peserta didik untuk mempelajari semua materi
sistem pernapasan manusia.
4. Guru menutup pembelajaran
1. Peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah
dilakukan.
2. Peserta didik menjawab
pertanyaan dari guru
tentang materi gangguan pada sistem pernapasan
manusia.
3. Peserta didik mencatat
tugas yang akan dikerjakan.
4. Peserta didik berdoa
3 Menit
3 Menit
2 Menit
2 Menit
125
dengan berdoa bersama peserta didik dan
mengucapkan salam.
bersama guru dan menjawab salam dari
guru.
Pertemuan ke Tiga Kelas Eksperimen (3X40 Menit)
Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Student Team
Achievement
Division (STAD)
Kegiatan
Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahuluan 20 Menit
1. Guru mengucapkan salam
kepada peserta didik
“Assalamualaikum Wr. Wb.
2. Guru meminta peserta didik
untuk berdoa. 3. Guru memeriksa kehadiran
peserta didik.
1. Peserta didik menjawab
salam dari guru
“Wassalamualaikum Wr.
Wb. 2. Peserta didik berdoa
besama guru.
3. Peserta didik
memberitahu teman
mereka yang tidak hadir.
1 Menit
2 Menit
2 Menit
Fase Presentasi
Kelas
4. Guru memotivasi peserta didik
dengan memberikan ice
breaking untuk menumbuhkan konsenterasi peserta didik.
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
6. Guru mereview kembali
materi tentang sistem pernapasan manusia dari
materi awal hingga materi
akhir
4. Peserta didik mengikuti
arahan dari guru untuk
ice breaking.
5. Peserta didik
memperhatikan penjelasan guru
6. Peserta didik menyimak
penjelasan dari guru.
3 Menit
2 Menit
10 Menit
Kegiatan Inti 60 Menit
Fase Kerja Tim Eksplorasi
1. Guru membagi peserta didik dalam 8 kelompok yang
beranggotakan 4-5 perserta
didik. Peserta didik diminta untuk berkumpul dengan
teman sekelompoknya untuk
belajar secara berkelompok dan mengerjakan LKPD yaitu
membuat alat peraga sistem
1. Peserta didik membentuk kelompok dan menerima
LKPD yaitu membuat
alat peraga sistem pernapasan manusia.
5 Menit
126
pernapasan manusia. 2. Guru menyampaikan langkah-
langkah pelaksanaan diskusi
kelompok terkait gangguan pada sistem pernapasan.
3. Guru meminta peserta didik
untuk memulai kerja kelompok dengan teman
sekelompoknya untuk
membuat alat peraga sistem pernapasan pada manusia.
2. Peserta didik menyimak
langkah-lagkah
pelaksanaan diskusi kelompok.
3. Peserta didik mulai
berkerja sama dengan kelompoknya untuk
membuat alat peraga
sistem pernapasan
2 Menit
23 Menit
Elaborasi
4. Guru membimbing peserta didik dalam melakukan kerja
kelompok dan membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan saat membuat alat
peraga sistem pernapasan.
5. Guru meminta peserta didik
untuk mengumpulkan tugas
kelompok tentang gangguan
pada sistem dan meminta salah satu perwakilan
kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil kerje kelompok membuat alat
peraga sistem pernapasan
manusia
4. Peserta didik bertanya kepada guru bila
mengalami kesulitan.
5. Peserta didik
mengumpulkan tugas
kelompoknya dan salah
satu perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil
kerja kelompok yaitu membuat alat peraga.
3 Menit
7 Menit
Konfirmasi 6. Guru memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk memberi tanggapan tentang
cara kerja alat peraga sistem
pernapasan manusia kepada kelompok yang maju
presentasi.
7. Guru memberikan penguatan
materi serta memberikan tanggapan terhadap hasil
presentasi peserta didik
6. Kelompok yang maju
mepresetansikan hasil kelompoknya
memberikan tanggapan.
7. Peserta didik
memperhatikan penjelasan dari guru.
3 Menit
3 Menit
Fase Kuis 8. Guru memberikan kuis
kepada peserta didik yang harus dikerjakan mereka
secara individu.
9. Guru membahasa pertanyaan kuis dan meminta peserta
8. Peserta didik
mengerjakan kuis secara individu.
9. Peserta didik mendengarkan penjelasan
2 Menit
2 Menit
127
didik untuk mengoreksi jawaban kuis dari teman
mereka.
dari guru dan mengoreksi hasil jawaban kuis dari
teman mereka
Fase
Perhitungan
Skor
10. Guru meminta peserta didik untuk menghitung perolehan
skor kuis yang diperoleh
teman yang mereka koreksi
11. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan hasil skor
yang mereka peroleh pada
kartu kelompok.
10. Peserta didik menghitung skor yang diperoleh
temannya
11. Peserta didik menuliskan skor yang diperoleh pada
kartu kelompok yang
sudah tersedia.
3 Menit
3 Menit
Fase
Penghargaan
12. Guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang memperoleh
skor terbaik dengan mengajak peserta didik
bertepuk tangan dan bersama-
sama mengucapkan hore sebanyak 3 kali.
12. Peserta didik
mengekspresikan
keberhasilannya dengan
mengucap hore sebanyak 3 kali.
4 Menit
Penutup 40 Menit
1. Guru membimbing peserta didik untuk menarik
kesimpulan dari hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru memberikan pertanyaan
kepada peserta didik sebagai refleksi tentang gangguan
pada sistem pernapasan
manusia.
3. Guru memberikan soal post-
test kepada peserta didik
untuk mengetahui sejauhmana peserta didik memahami
materi yang diajarkan oleh
guru.
4. Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa bersama
peserta didik dan mengucapkan salam.
1. Peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah
dilakukan.
2. Peserta didik menjawab
pertanyaan dari guru tentang materi gangguan
pada sistem pernapasan
manusia.
3. Peserta didik menerima
soal post-test dan
megerjakannya
4. Peserta didik berdoa
bersama guru dan
menjawab salam dari guru.
4 Menit
4 Menit
30 Menit
2 Menit
128
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Instrumen : Lihat Lampiran
2. Teknik Penilaian Ketrampilan
a. Teknik penilaian : Praktikum
b. Bentuk Instrumen : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
c. Instrumen : Lihat Lampiran
3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis (Pre-test dan Post-test)
b. Bentuk Instrumen : Soal Pilihan Ganda
c. Instrumen : Lihat Lampiran
Salatiga, 03 Februari 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Pranoto, S. Pd Roviah Nur Khasanah
NIP. NIM. 23060160036
Kepala SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Khotmawati Fajriyah
NIP.
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan x (7JP)
MUATAN IMTAQ
سي لظلوم ي كل ها سألتووه واى تعدوا عوت الله لا تحصوها إى الإ و ءا تكن ه
(43كفار )
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklh dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah)” (Q.S. Ibrahim: 34)
A. Kompetensi Inti
KI-1:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2:Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif, dengan lingkungan sosial dan dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI-3:Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI-4:Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
130
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam
ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan
serta mewujudkannya dalam pengamatan ajaran agama
yang dianutnya.
1.1.1 Mengenali dan mengagumi pada
kebesaran Tuhan yang telah
menciptakan berbagai macam tanaman dan hewan serta
manusia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,
obyektif, jujur, teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggung
jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
2.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu dalam melakukan kegiatan
pembelajaran terkait sistem
pencernaan pada manusia.
2.1.2 Melakukan identifikasi tentang sistem pencernaan pada manusia.
2.2.1 Menghargai kerja kelompok lain
dalam melaporkan maupun mempresentasikan hasil
pengamatan.
3.9 menganalisis sistem pernapasan
pada manusia dan memahami gangguan pada sistem
pernapasan serta upaya menjaga
kesehatan sistem pernapasan.
3.9.1 Mengaitkan struktur dan fungsi
organ pernapasan . 3.9.2 Menjelaskan pertukaran oksigen
dan karbondioksida pada sistem
pernapasan . 3.9.3Mendiskripsikan mekanisme
pernapasan dada.
3.9.4Mendeskripsikan mekanisme pernapasan perut.
3.9.5 Menjelaskan gangguan yang
terjadi pada sistem pernapasan
3.9.6 Menjelaskan keterkaitan antara sistem pernapasan dengan sistem
peredaran darah.
3.10 menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem
pernapasan
3.10.1 Menggambar skema gangguan pada sistem pernapasan dan cara
mencegah sistem pernapasan
131
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengkaitkan struktur dan fungsi sistem pernapasan
manusia
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi organ-organ pernapasan pada
manusia
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi organ-organ pada sistem
pernapasan manusia
4. Peserta didik dapat mengetahui dan memahami proses berlangsungnya
sistem pernapasan pada manusia
5. Peserta didik dapat mengetahui proses pernapasana pada dada dan
proses pernapasan pada perut
6. Peserta didik dapat mengidentifikasi berbagai macam gangguan pada
sistem pernapasan dan cara pencegahannya
D. Materi Pembelajaran
Sistem pernapasana atau respirasi adalah proses pertukaran gas
yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup.
Ada tiga proses dasar dalam respirasi manusia.
1. Bernapas atau vertilasi paru-paru
Bernapas atau vertilisasi paru-paru merupakan proses menghirup udara
dan menghembuskan udara yang melibatkan pertukaran udara antara
atmosfer dengan alveolus paru-paru.
2. Respirasi eksternal
Respirasi eksternal merupakan pertukaran gas-gas antara alveolus
paru-paru dengan darah dalam pembuluh kapiler paru-paru. Proses
132
tersebut darah dalam pembuluh kapiler mengikat O2 dari alveolus dan
melepaskan CO2 menuju alveolus.
3. Respirasi internal
Respirasi internal merupakan pertukaran gas-gas antara darah dalam
pembuluh kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh.
Pada proses tersebut darah melepas O2 dan mengikat CO2. Di dalam
sel tubuh O2 digunakan untuk reaksi metabolism tubuh, selama proses
ini dihasilkan energi berupa ATP dan sisa metabolism berupa CO2.
Berikut merupakan organ-organ sistem pernapasan manusia
1. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung berhubungan
dengan udara luar. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut
hidung,selaput lendir, dan konka. Rambut-rambut hidung berfungsi
untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama
udara.Selaput lendir sebagai perangkap benda asing yang masuk
terhirupsaat bernapas, misalnya debu, virus, dan bakteri. Konka
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menyamakan suhu
udara yangterhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan
udara yang masuk ke paru-paru.
2. Faring
Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang
(posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan di atas
laring(superior). Dinding faring, tersusun atas otot rangka yang dilapisi
oleh membran mukosa. Kontraksi dari otot rangka tersebut membantu
dalam proses menelan makanan. Faring berfung sisebagai jalur masuk
udara dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang
berpartisipasi pada reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
3. Laring
Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang
menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat
epiglotis dan pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan yang
133
berbentuk seperti daun dilapisi oleh sel-sel epitel, berfungsi untuk
menutup laring sewaktu menelan makanan atau minuman. Apabila ada
partikel kecil seperti debu, asap, makanan, atau minuman yang masuk
kedalam laring akan terjadi reflek batuk, yang berfungsi untuk
mengeluarkan partikel tersebut dari laring.
4. Trakea
Udara yang telah masuk ke laring, selanjutnya masukke trakea
(batang tenggorokan). Trakea adalah saluran yang menghubungkan
laring dengan bronkus. Dindingnya tersusun dari cincin-cincin tulang
rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epithelium bersilia.
Fungsi silia pada dinidng trakea untuk menyaring benda-benda asing
yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
5. Bronkus
Bronkus merupakan bagian paling dasar dari trakea. Trakea
bercabang menjadidua. Percabangan trakea tersebut disebut dengan
bronkus, masing-masing bronkus memasuki paru-paru kanan dan paru-
paru kiri. Struktur bronkus hampir sama dengan trakea, tetapi lebih
sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak teratur, tetapi berselang-
seling dengan otot polos.
6. Bronkiolus
Bagian paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus
merupakan cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-ujung
bronkiolus terdapat gelembung-gelembung yang sangat kecil dan
berdinding tipis yang disebut alveolus (jamak = alveoli).
7. Paru-Paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi
menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri
atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura.
Pleura berupa kantung tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura
berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
134
mengempis. Di dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam
pertukaran gas oksigen dan gas karbon dioksida yaitu alveolus.
8. Alveolus
Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel pipih.
Struktur yang demikian memudahkan molekul-molekul gas melaluinya.
Dinding alveolus berbatasan dengan pembuluh kapiler darah, sehingga
gas-gas dalam alveolus dapat dengan mudah mengalami pertukaran
dengan gas-gas yang ada di dalam darah. Adanya gelembung-
gelembung alveolus memungkinkan pertambahan luas permukaan
untuk proses pertukaran gas. Luas permukaan alveolus 100 kali luas
permukaan tubuh manusia. Besarnya luas permukaan seluruh alveolus
dalam paru-paru menyebabkan penyerapan oksigen lebih efisien.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan di
antaranya adalah jenis kelamin, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh. Selain
itu ada beberapa faktor lainnya seperti umur dan suhu tubuh. Volume
udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa macam
yaitu volume tindal, volume cadangan ekspirasi dan volume cadangan
inspirasi. Selain hal tersebut ada beberapa gangguan dalam sistem
pernapasan diantaranya:
1. Influenza
Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Influenza
viru. Gejala umum influenza yaitu demam dengan suhu lebih dari
, pilek, bersin-bersin, batuk, sakit kepala, sakit otot, dan rongga
hidung terasa gatal.
2. Tonsilitis
Tonsil (amandel) akan menyaring virus dan bakteri yang akan masuk
ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan dan udara. Gejala
tonsilitis yaitu sakit tenggorokan, tonsil megalami peradangan, batuk,
sakit kepala, sakit pada bagian leher atau telinga, dan demam. Virus
yang dapat menyebabkan penyakit tonsilitis yaitu Adenovirus,
Rhinovirus, dan Corona virus.
135
3. Faringitis
Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti
virus, bakteri, maupun jamur. Virus yang dapat menyebabkan faringitis
misalnya Adenovirus, Orthomyxovirus, Rhinovirus dan Coronavirus.
4. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab
terjadinya pneumonia antara lain karena infeksi bakteri, virus, jamur
dan parasit lainnya. Namun pada umumnya pneumonia disebabkan
oleh bakteri Streptococcus pneumonia.
5. Tuberculosis (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosi. Selain menginfeksi paru-paru, bakteri ini juga dapat
menginfeksi jaringan pada tubuh lainnya. Gejala dari penyakit TBC
yaitu mudah lelah, berat badan turun drastis, hilang nafsu makan,
demam, berkeringat pada malam hari, sulit bernapas, sakit pada
bagian dada, dan batuk berdarah.
6. Asma
Asma adalah salah satu kelainan yang menyerang saluran pernapasan.
Asma dapat disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan
yang dapat menyebabkan penyakit asma diantaranya masuknya zat
pemicu alergi dalam tubuh, misalnya asap rokok, debu, bulu hewan
peliharaan dan lain sebagainya.
7. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru terjadi karena pertumbuhan sel-sel yang tidak
terkendali pada dalam jaringan paru-paru. Gejala orang yang
menderita kanker paru-paru yaitu batuk yang disertai darah, berat
badan berkurang drastic, napas menjadi pendek, dan sakit pada bagian
dada.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approuch
4. Metode : Ceramah
136
5. Model : Discovery Learning
F. Media Pembelajaran
Media :
- Laptop
- LCD
Alat dan Bahan :
- Gambar organ sistem pernapasan manusia
- Kertas folio
- Spidol dan papan tulis
- Slide presentasi tentang sistem pernapasan manusia dan organ
pernapasan manusia
G. Sumber Belajar
- Zubaidah, Siti dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VIII Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
- Susanto, Agus dkk. 2016. Mandiri Mengasah Diri Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
- Triyono, Agus dkk. 2016. IPA Terpadu Jilid 2 untuk SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Erlangga
137
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama Kelas Kontrol (2x40 Menit)
Kegiatan Kegiatan Alokasi
waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik
“Assalamualaikum Wr. Wb.
2. Guru meminta peserta didik
untuk berdoa.
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
4. Guru memotivasi peserta didik dengan menyuruh peserta didik
untuk menutup hidungnya
dalam beberapa detik. Kemudian guru bertanya: apa
yang kalian rasaka? Kira-kira
mengapa bisa terjadi seperti itu?
Dan apa yang kalian ketahui tentang bernapas?
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
1. Peserta didik menjawab salam dari guru
“Wassalamualaikum Wr.
Wb.
2. Peserta didik berdoa besama
guru.
3. Peserta didik memberitahu teman mereka yang tidak
hadir.
4. Peserta didik menyiapkan kelengkapan belajar dan
melakukan apa yang disuruh
oleh guru yaitu menutuo hidung selama beberapa
detik serta memperhatikan
pertanyaan dari guru.
5. Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru
2 Menit
2 Menit
2 Menit
2 Menit
2 Menit
Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru menayangkan slide PPT
tentang sistem pernapasan dan
berbagai macam organ dan fungsi dari orga sistem
pernapasan tersebut.
1. Peserta didik menyimak
slide tentang sistem
pernapasan serta organ dan fungsi dari organ sistem
pernapasan .
10 Menit
Menanya 2. Guru menanyakan kepada
peserta didik apa yang kalian
pahami dari slide PPT
tersebut?
3. Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk
bertanya terkait materi sistem
pernapasan dan organ sistem
pernapasan pada manusia.
2. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru terkait
materi sistem pernapasan
dan organ sistem pernapasan pada manusia.
3. Peserta didik menanyakan materi sistem pernapasan
dan organ sistem pernapasan
yang belum mereka pahami.
8 Menit
8 Menit
Eksperimen 4. Guru meminta peserta didik
untuk berdiri dan menghirup
udara secara perlahan.
4. Peserta didik melakukan apa
yang diminta guru.
12 Menit
138
Asosiasi 5. Guru meminta salah satu
peserta didik untuk maju
kedepan kelas guna menyampaikan kembali
materi yang telah diajarkan
oleh guru terkait materi sistem
pernapasan dan organ sistem pernapasan pada manusia.
5. Salah satu perwakilan
peserta didik maju ke depan
kelas untuk menyampaikan materi sistem pernapasan
dan organ sistem pernapasan
yang telah dipelajarrinya.
7 Menit
Mengkomunikasikan
6. Guru melakukan penjelasan
terhadap hasil presentasi
salah satu peserta didik terkait materi sistem
pernapasan dan organ
sistem pernapasan pada manusia.
7. Guru memberikan
penegasan terhadap suatu bahasan yang sekiranya
sangat penting bagi
pemahaman proses
pembelajaran terkait materi sistem pernapasan dan
organ sistem pernapasan.
6. Peserta didik mendengarkan
penjelasan dari guru tentang
materi sistem pernapasan dan organ sistem pernapasan
pada manusia.
7. Peserta didik mendengarkan
penjelasan dari guru tentang materi sistem pernapasan
dan organ sistem pernapasan
pada manusia.
10 Menit
10 Menit
Penutup 1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Guru memberikan memberikan tugas kepada
peserta didik berkaitan
dengan mekanisme dan gangguan pada sistem
pernapasan pada manusia.
3. Guru megakhiri pembelajaran dengan memimpin membaca
doa bersama-sama.
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran secara
bersama-sama.
2. Peserta didik mencatat tugas yang diberikan oleh guru.
3. Peserta didik berdoa bersama guru untuk mengakhiri
pembelajaran.
4 Menit
3 Menit
3 Menit
139
Pertemuan Kedua Kelas Kontrol (2x40 Menit)
Kegiatan Kegiatan Alokasi
waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahuluan 10 Menit
1. Guru mengucapkan salam kepada
peserta didik “Assalamualaikum Wr. Wb.
2. Guru meminta peserta didik
untuk berdoa.
3. Guru memeriksa kehadiran
peserta didik.
4. Guru memotivasi peserta didik dengan bertanya kepada peserta
didik apa yang kalian ketahui
gangguan pada sistem pernapasan manusia?
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
1. Peserta didik menjawab
salam dari guru “Wassalamualaikum Wr.
Wb.
2. Peserta didik berdoa besama
guru.
3. Peserta didik memberitahu
teman mereka yang tidak
hadir.
4. Peserta didik menyiapkan kelengkapan belajar dan
menjawab pertanyaan dari
guru terkait materi gangguan pada sistem pernapasan.
5. Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru
2 Menit
2 Menit
2 Menit
2 Menit
2 Menit
Kegiatan inti 60 Menit
Mengamati
1. Guru menayangkan slide PPT
tentang gangguan pada sistem pernapasan manusia.
1. Peserta didik menyimak
slide tentang gangguan pada sistem pernapasan manusia.
10 Menit
Menanya 2. Guru menanyakan kepada
peserta didik apa yang kalian
pahami dari slide PPT tentang
gangguan pada sistem
pernapasan manusia tersebut?
3. Guru memberikan waktu
kepada peserta didik untuk bertanya terkait materi
gangguan pada sistem
pernapasan manusia.
2. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru terkait
materi gangguan pada sistem
pernapasan manusia.
3. Peserta didik menanyakan
materi gangguan pada sistem pernapasan manusia yang
belum mereka pahami.
5 Menit
5 Menit
Asosiasi 4. Guru meminta peserta didik
untuk membentuk kelompok
dengan masing-masing anggota kelompok 5 peserta didik untuk
mengerjakan LKPD yaitu
membuat alat peraga sistem pernapasan manusia
4. Peserta didik membentuk
kelompok dan berkerja sama
dengan temanya untuk membuat alat peraga sistem
pernapasan pada manusia.
30 Menit
140
5. Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju kedepan
mempresentasikan hasil kerja
kelompok yaitu membuat alat peraga sistem pernapasan
manusia.
5. Peserta didik maju kedepan kelas untuk
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya yaitu membuat alat peraga sistem
pernapasan manusia.
5 Menit
Mengkomunikasikan
6. Guru melakukan penjelasan terhadap hasil presentasi salah
satu peserta didik terkait materi
gangguan pada sistem pernapasan manusia.
6. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru tentang
materi gangguan pada sistem
pernapasan manusia.
5 Menit
Penutup 10 Menit
1. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru memberikan memberikan
tugas kepada peserta didik berkaitan dengan mekanisme dan
gangguan pada sistem
pernapasan pada manusia.
3. Guru megakhiri pembelajaran
dengan memimpin membaca doa bersama-sama.
1. Peserta didik bersama guru
menyimpulkan hasil pembelajaran secara bersama-
sama.
2. Peserta didik mencatat tugas
yang diberikan oleh guru.
3. Peserta didik berdoa bersama
guru untuk mengakhiri pembelajaran.
4 Menit
3 Menit
3 Menit
Pertemuan Ke Tiga Kelas Kontrol (2X40 Menit)
Kegiatan Kegiatan Alokasi
waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahuluan 10 Menit
1. Guru mengucapkan salam kepada
peserta didik “Assalamualaikum
Wr. Wb.
2. Guru meminta peserta didik
untuk berdoa.
3. Guru memeriksa kehadiran
peserta didik.
4. Guru memotivasi peserta didik
dengan bertanya kepada peserta
didik apa yang kalian ketahui gangguan pada sistem pernapasan
manusia?
1. Peserta didik menjawab
salam dari guru
“Wassalamualaikum Wr.
Wb.
2. Peserta didik berdoa besama
guru.
3. Peserta didik memberitahu
teman mereka yang tidak
hadir. 4. Peserta didik menyiapkan
kelengkapan belajar dan
menjawab pertanyaan dari guru terkait materi gangguan
pada sistem pernapasan.
2 Menit
2 Menit
2 Menit
2 Menit
141
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5. Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru
2 Menit
Kegiatan inti 100 Menit
Mengamati 1. Guru menayangkan slide PPT
tentang review materi sistem
penapasan manusia.
1. Peserta didik menyimak
slide tentang review materi
sistem pernapasan manusia.
10 Menit
Menanya 2. Guru menanyakan kepada
peserta didik apa yang kalian
pahami dari slide PPT tentang review materi sistem
pernapasan manusia tersebut?
3. Guru memberikan waktu
kepada peserta didik untuk
bertanya terkait review materi
sistem pernapasan tersebut.
2. Peserta didik menjawab
pertanyaan dari guru terkait
review materi sistem pernapasan manusia.
3. Peserta didik menanyakan
materi sistem pernapasan
manusia yang belum mereka
pahami.
10 Menit
10 Menit
Asosiasi
4. Guru meminta salah satu
peserta didik untuk maju kedepan kelas guna
menyampaikan kembali materi
yang telah diajarkan oleh guru
terkait materi sistem pernapasan manusia.
4. Salah satu perwakilan
peserta didik maju ke depan kelas untuk menyampaikan
materi sistem pernapasan
manusia.
10 Menit
Mengkomunikasikan 5. Guru melakukan penjelasan
terhadap hasil presentasi salah
satu peserta didik terkait materi
gangguan pada sistem pernapasan manusia.
6. Guru meminta peserta didik untuk duduk ditempatnya
masing-masing dan meminta
peserta didik untuk mengerjakan soal post-test,
untuk mengetahui sejauh mana
peserta didik memahami materi
yang telah diajarkan oleh guru.
5. Peserta didik mendengarkan
penjelasan dari guru tentang
materi gangguan pada sistem
pernapasan manusia.
6. Peserta didik kembali ketempat duduknya masing-
masing dan mengerjakan
soal post-tes yang diberikan oleh guru.
10 Menit
45 Menit
Penutup 10 menit
1. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Guru memberikan memberikan
tugas kepada peserta didik
1. Peserta didik bersama guru
menyimpulkan hasil
pembelajaran secara bersama-sama.
2. Peserta didik mencatat tugas
yang diberikan oleh guru.
4 Menit
3 Menit
142
berkaitan dengan mekanisme dan gangguan pada sistem
pernapasan pada manusia.
3. Guru megakhiri pembelajaran
dengan memimpin membaca
doa bersama-sama.
3. Peserta didik berdoa bersama
guru untuk mengakhiri
pembelajaran.
3Menit
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Instrumen : Lihat Lampiran
2. Teknik Penilaian Ketrampilan
a. Teknik penilaian : Praktikum
b. Bentuk Instrumen : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
c. Instrumen : Lihat Lampiran
3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis (Pre-test dan Post-test)
b. Bentuk Instrumen : Soal Pilihan Ganda
c. Instrumen : Lihat Lampiran
Salatiga, 03 Februari 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Pranoto, S. Pd Roviah Nur Khasanah
NIP. NIM. 23060160036
Kepala SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Khotmawati Fajriyah
NIP.
143
Lampiran 7. Lembar Observasi Peserta Didik
INSTRUMEN OBSERVASI PESERTA DIDIK DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
Nama peserta didik yang diobservasi :
Kelas :
No Absen :
Petunjuk pengisisan
Amatilah dengan seksama aktivitas peserta didik selama pelaksanaan
pembelajaran
Isilah dengan menggunakan tanta centang pada kolom frekuensi yang telah
tersedia dengan ketentuan ya atau tidak.
No
Aspek-Aspek yang Diamati saat Pembelajaran
Menggunakan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
Pembelajaran
Ya Tidak
PENDAHULUAN
1. Peserta didik menempati tempat duduknya masing-
masing.
2. Peserta didik berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
3. Peserta didik melakukan absensi dengan tertib.
4. Peserta didik menyiapkan perlengkapan belajar sebelum
pembelajaran berlangsung.
5. Kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran.
6. Peserta didik mendengar dan menjawab penjelasan
awal/apersepsi dari guru
KEGIATAN INTI
1. Peserta didik membantu guru untuk mempersiapkan LCD untuk menayangkan slide PPT
2 Peserta didik menyimak slide PPT tentang sistem
pernapasan dan organ sistem pernapasan manusia yang disampaikan oleh guru
3. Peserta didik membentuk kelompok secara heterogen dan
menerima LKPD tentang materi sistem pernapasan
manusia dan organ pernapasan manusia dari guru
4. Saat berkelompok peserta didik duduk secara
berkelompok dan memperhatikan langkah-langkah diskusi
dari guru
5. Peserta didik melakukan diskusi bersama kelompoknya dengan baik.
6. Keterlibatan peserta didik dalam mengemukakan pendapat
7. Keterlibatan peserta didik dalam melakukan diskusi
kelompok.
8. Keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok dan
bertanya kepada guru apabila mengamali kesulitan dalam
144
belajar berkelompok
9. Kerja sama yang dilakukan peserta didik saat berkerja
kelompok dengan temannya.
10. Keaktifan peserta didik dalam mencatat berbagai
penjelasan yang di berikan oleh guru
11. Peserta didik mengumpulkan tugas dan mempresentasikan
hasil diskusi kelompok didenpan kelas
12. Keaktifan peserta didik dalam menyampaikan sanggahan
dan tanggapan
13. Keterlibatan peserta didik dalam menyimpulkan materi
pembelajaran.
KEGIATAN PENUTUP
1. Peserta didik mengekspresikan keberhasilannya dalam mengikuti pembelajaran dengan mengucapkan hore
2. Peserta didik mencatat tugas yang diberika oleh guru
untuk dikerjakan di rumah
3. Peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran
4. Peserta didik menjawab salam dari guru
5. Peserta didik meninggalkan kelas dengan tenang
145
LEMBAR OBSERVASI SIKAP PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL
Nama peserta didik yang diobservasi :
Kelas :
No Absen :
Petunjuk pengisian
Amatilah dengan seksama aktivitas peserta didik selama pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas.
Isilah tabel dibawah ini dengan tanda centang pada kolom yang telah
tersedia dengan ketentuan ya atau tidak.
No Aspek-Aspek yang Diamati saat Pembelajaran Pembelajaran
Ya Tidak
PENDAHULUAN
1. Peserta didik menempati tempat duduknya masing-masing.
2. Peserta didik berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
3. Peserta didik melakukan absensi dengan tertib.
4. Peserta didik menyiapkan perlengkapan belajar sebelum pembelajaran berlangsung.
5. Kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran.
6. Peserta didik mendengar dan menjawab penjelasan
awal/apersepsi dari guru
KEGIATAN INTI
1. Peserta didik menyimak slide PPT tentang sistem
pernapasan dan organ sistem pernapasan manusia yang
disampaikan oleh guru
2. Peserta didik bertanya kepada guru terkait materi yang
kurang dipahaminya
3. Saat pembelajaran berlangsung peserta didik selalu
memperhatikan penjelasan dari guru dengan seksama dan dengan tertib
4. Peserta didik melakukan diskusi bersama dengan teman
sebangkunya ketika guru memintanya untuk berdiskusi
5. Keterlibatan peserta didik dalam mengemukakan pendapat
6. Keterlibatan peserta didik dalam melakukan diskusi teman
sebangkunya.
7. Keaktifan peserta didik dalam bertanya kepada guru
apabila mengamali kesulitan dalam mengikuti pembelajaran
8. Peserta didik dengan cermat mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
146
9. Keaktifan peserta didik dalam mencatat berbagai penjelasan yang di berikan oleh guru
10. Peserta didik mengumpulkan tugas yang telah diberikan
oleh guru
11. Keaktifan peserta didik dalam menyampaikan sanggahan dan tanggapan
12. Keterlibatan peserta didik dalam menyimpulkan materi
pembelajaran.
KEGIATAN PENUTUP
1. Peserta didik mencatat tugas yang diberika oleh guru
untuk dikerjakan di rumah
2. Peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran
3. Peserta didik menjawab salam dari guru
4. Peserta didik meninggalkan kelas dengan tenang
147
Lampiran 8. Lembar Observasi Guru
INSTRUMEN OBSERVASI GURU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
Nama guru yang diobservasi :
Mata pelajaran :
Materi :
Kelas/Semester :
Petunjuk pengisisan
Isilah dengan menggunakan tanta centang pada kolom yang telah tersedia
dengan ketentuan ya atau tidak.
No Aspek-aspek yang diamati Pembelajaran
Ya Tidak
PENDAHULUAN
1 Guru mempersiapkan sarana pembalajaran
2 Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama dengan
peserta didik
3 Guru memeriksa kehadiran peserta didik dengan teliti
4 Guru memotivasi peserta didik supaya peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran di kelas
5 Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait materi
yang akan disampaikan
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
1 Guru meminta bantuan peserta didik untuk membantu
pempersiapkan LCD
2 Guru menayangkan dan menjelaskan slide PPT tentang materi sistem pernapasan pada manusia
3 Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok secara
heterogen
4 Guru meminta peserta didik untuk duduk bersama dengan teman sekelompoknya dan guru menyampaikan langkah-langkah
pelaksanaan diskusi kelompok
5 Guru berperan sebagai fasilitator saat peserta didik mengalami
kesulitan saat belajar kelompok
6 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya jika peserta didik mengalami kesulitasn saat berdiskusi
7 Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas sekaligus mengumpulkan hasil diskusinya
8 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menyampaikan tanggapan atau sanggahan kepada kelompok
yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas
148
9 Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan
10 Guru memberikan penguatan materi dan memberikan
kesimpulan sebelum pembelajaran diakhiri
11 Guru memberikan reward kepada kelompok yang berdiskusi dengan tertib dan memintanya untuk bertepuk tangan dan
mengucapkan hore sebanyak 3 kali
PENUTUP
1 Guru bertanya kepada peserta didik sebagai refleksi terkait materi yang telah diajarkan
2 Guru memberikan tugas kepada peserta didik
3 Guru memninta peserta didik untuk merapikan kembali tempat
duduk seperti semula
4 Guru mengahiri pembelajaran dengan berdoa bersama peserta
didik dan mengucapkan salam
5 Guru meninggalkan kelas
149
INSTRUMEN OBSERVASI GURU
KELAS KONTROL
Nama guru yang diobservasi :
Mata pelajaran :
Materi :
Kelas/Semester :
Petunjuk pengisian
Isilah dengan menggunakan tanta centang pada kolom frekuensi yang telah
tersedia dengan ketentuan ya atau tidak.
No Aspek-aspek yang diamati Pembelajaran
Ya Tidak
PENDAHULUAN
1. Guru mempersiapan sarana pembelajaran
2. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
bersama dengan peserta didik
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dengan teliti
4. Guru memotivasi peserta didik supaya peserta didik
tertarik untuk mengikuti pembelajaran di kelas
5. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait materi yang akan disampaikan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
1. Guru menayangkan dan menjelaskan slide PPT tentang materi sistem pernapasan dan organ sistem
pernapasan pada manusia dengan baik dan mudah
dipahami peserta didik
2. Guru bertanya kepada peserta didik terkait materi yang belum dipahami oleh peserta didik
3. Guru menyampaikan materi dengan jelas dan dengan
teliti
4. Guru membimbing peserta didik saat belajar kelompok dengan teman sebangkunya
5. Guru menegur peserta didik yang ramai sendiri saat
pembalajaran berlangsung
6. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya jika peserta didik megalami kesulitan
saat pembelajaran berlangsung
7. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas yang diberikan
8. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan
pendapatnya terkait materi yang telah dipelajarinya.
9. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan
150
kembali materi yang sudah diajaran didepan kelas
10. Guru peserta didik untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan
11. Guru memberikan penguatan materi serta
memberikan kesimpulan sebelum pembelajaran diakhiri
PENUTUP
1. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik
sebagai refleksi terkait materi sistem pernapasan dan organ pernapasan pada manusia
2. Guru mengajak peserta didik untuk bertepuk tangan
sebagai tanda keberhasilan dalam mengikuti pembelajaran
3. Guru memberikan tugas kepada peserta didik
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
bersama peserta didik dan memberikan salam
6. Guru meninggalkan kelas
151
Lampiran 9. Lembar Angket Peserta Didik
INSTRUMEN KUESIONER (ANGKET) PESERTA DIDIK MODEL
PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD)
A. Petunjuk Pengisian
Isilah dengan menggunakan tanda ceklis pada kolom frekuensi yang
tersedia.
B. Keterangan Pilihan Jawaban:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Peryataan Pilihan jawaban
SS S TS STS
1. Saya sudah belajar IPA pada malam hari sebelum pelajaran esok hari
2. Saya sampai sekolah sebelum pukul 06.50
3. Saya sudah mempersiapkan buku pelajaran IPA
ketika guru memasuki kelas
4. IPA merupakan pelajaran yang menyenangkan
5. Saya sering melamun ketika pelajaran
berlangsung
6. Saya cenderung pasif ketika diskusi kelompok
7. Saya suka bercanda ketika pelajaran
8. Saya mengerjakan soal dengan cepat dan tidak
teliti
9. Saya akan meminta guru untuk memperingatkan peserta didik lain yang membuat keributan di luar
kelas pada saat pembelajaran
10. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) saya tidak merasa bosan saat mengikuti pembelajaran di dalam kelas
11. Saya tetap memperhatikan penjelasan guru
meskipun saya duduk di meja paling belakang
12. Dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) bisa menambah
ketrampilan saya saat berdiskusi kelompok.
13. Saya belajar IPA ketika akan menghadapi ulangan
14. Saat pembelajaran di kelas dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) saya bisa melajar bertanggung jawab
dalam belajar kelompok.
15. Dengan model pembelajaran Student Team
152
Achievement Division (STAD) saya dapat mengembangkan pengetahuan saya tentang materi
yang diajarkan oleh guru
16. Saya lebih tertarik mengikuti pembelajaran saat guru menggunakan model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD)
17. Saya menggunakan alat-alat peraga yang bisa
membantu saya belajar IPA dengan mudah
18. Saya sering membaca buku yang berkaitan dengan
IPA
19. Saya senang dengan belajar berkelompok yang
diterapkan oleh guru saat pembelajaran berlangsung
20. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) saya merasa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik
21. Saya senang mengikuti pembelajaran IPA dengan
Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
22. Saya lebih aktif saat pembelajaran IPA
menggunakan Model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD)
23. Saya tidak bosan ketika pembelajaran IPA
menggunakan model Pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD)
24. Saya menghargai peserta didik lain yang menyampaikan pendapat saat berdiskusi di dalam
kelas
25. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan rasa tanggung jawab
PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR NILAI KUESIONER (ANGKET)
Jawaban Alternatif Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Nilai = jumlah seluuruh skor
153
154
155
INSTRUMEN KUESIONER (ANGKET) PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL
Petunjuk Pengisian
Isilah dengan menggunakan tanda ceklis pada kolom pilihan jawaban yang
sudah tersedia
Keterangan Pilihan Jawaban
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya selalu belajar IPA pada malam hari sebelum
pelajaran esok hari
2 Saya sampai di sekolahan sebelum pukul 06.50
3 Saya sudah mempersiapkan buku pelajaran IPA ketika
guru memasuki kelas tanpa diminta oleh guru
4 Saya sering melamun ketika pembelajaran berlangsung
5 IPA merupakan pelajaran yang menyenangkan
6 Ketika pembelajaran berlangsung saya cenderung pasif
7 Saya suka bercanda dan bermain dengan teman
sebangku saya ketika pembelajaran berlangsung
8 Saya selalu mengerjakan tugas dari guru dengan cepat dan tidak teliti
9 Saya akan meminta guru untuk menegur peserta didik
yang lain ketika membuat keributan didalam kelas maupun diluar kelas
10 Saya lebih tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok
11 Dengan kerja kelompok dapat membuat saya percaya diri dan aktif
12 Saya belajar bertanggung jawab ketika belajar kelompok
13 Dengan menggunakan alat peraga saat pembelajaran
saya dapat memahami pelajaran dengan mudah
14 Saya akan cenderung diam saja ketika pembelajaran
dilakukan secara berkelompok
15 Saya akan cepat bosan ketika dalam pembelajaran guru
hanya menyampaikan materi saja tanpa diselingi belajar kelompok
16 Saya hanya belajar IPA ketika akan menghadapi ulangan
17 Saya sering mencari materi IPA di internet
18 Saya menghargai peserta didik yang lain ketika menyampaikan pendapat saat pembelajaran berlangsung
156
19 Saya suka mengantuk didalam kelas ketika pembelajaran berlangsung
20 Saya merasa tidak percaya diri ketika diminta guru
untuk menyampaikan pendapat
21 Saya merasa bosan ketika penataan tempat duduk saat pembelajaran biasa saja
22 Saya merasa bosa ketika pembelajaran tidak diselingi
dengan sedikit hiburan
23 Saya sering keluar kelas ketika pembalajaran berlangsung
24 Saya akan tetap memperhatikan materi yang diajarkan
oleh guru meskipun saya duduk di meja yang paling belakang
25 Saya akan menegur teman saya ketika membuat
pembelajaran di dalam kelas menjadi tidak kondusif
PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR NILAI KUESIONER (ANGKET)
Jawaban Alternatif Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Nilai = jumlah seluruh Skor
157
158
159
Lampiran 10. Lembar Angket Guru
INSTRUMEN KUESIONER (ANGKET) GURU DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
Petunjuk Pengisian
Isilah dengan menggunakan tanda ceklis pada kolom frekuensi yang
tersedia.
Keterangan Pilihan Jawaban:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan Pilihan jawaban
SS S TS STS
1. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi sistem
pernapasan pada manusia dapat mengaktifkan
peserta didik dalam pembelajaran sehari-hari.
2. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) dapat memberikan
penjelasan yang mudah dipahami oleh peserta didik.
3. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) dapat membuat
peserta didik kebingungan dalam memahami materi yang diajarakan oleh guru
4. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi sistem
pernapasan manusia dapat memudahkan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru
5. Dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat
menghidupkan suasana kelas yang lebih
menyenangkan
6. Dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat mebuat
peserta didik menjadi ramai didalam kelas
7. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) dapat membuat peserta didik menjadi lebih bertanggung jawab
160
dalam kegiatan berkelompok dengan teman sekelasnya
8. Pembelajaran didalam kelas tidak efektif dengan
digunakannya model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
9. Menurut saya, pembelajaran didalam kelas perlu
dilakukan sedikit perubahan pada penataan
lingkungan belajar peserta didik.
10. Ketika pelaksanaan pembelajaran didalam kelas
seharusnya peserta didik memilih sendiri
kelompok belajaranya.
11. Menurut saya dalam presentasi semua anggota kelompok ikut mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
12. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) peserta didik dapat mempermudah dalam menilai sikap ppeserta didik
baik dalam kerja kelompok maupun individu.
13. Dalam melakukan pembelajaran materi sistem pernapasan membuat kelompok secara heterogen
tidak perlu dilakukan.
14. Saya dapat memprediksi pengaruh model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) akan berdampak pada peningkatan hasil
belajar peserta didik.
15. Saya tidak dapat memprediksi model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) akan berdampak pada peningkatan hasil
belajar peserta didik.
16. Dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat
menumbuhkan sikap saling memiliki antar
anggota kelompok sehingga dapat memudahkan
dalam memahami materi sistem pernapasan
17. Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) dapat menimbulkan
sikap egois pada peserta didik karena adanya keinginan untuk terlihat pandai diantara teman-
teman yang lain.
18. Ketika pelaksanaan pembelajaran saya bisa
dengan mudah mengajak peserta didik untuk menarik kesimpulan sesuai materi yang diajarkan
dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD).
19. Dalam penarikan kesimpulan dilakukan dengan keterlibatan peserta didik secara langsung
20. Pembelajaran dengan model Student Team
Achievement Division (STAD) dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti
pembelajaran sehari-hari.
161
21 Dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat
menumbuhkan sikap saling membantu antar
peserta didik apabila ada materi yang belu dipahami
22 Menurut saya, dengan adanya model
pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) pembentukan kelompok secara heterogen sangat perlu dilakukan
23 Dengan pembentukan kelompok secara heterogen
dapat membuat semua peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas dan
dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada
peserta didik saat belajar berkelompok
24 Dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas peserta didik merasa senang karena diakhir
pembelajaran mereka bertepuk tangan sebagai
ekspresi keberhasilannya dalam mengikuti
pembelajaran
25 Dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) peserta didik yang
paling bagus saat pembelajaran akan mendapatkan reward.
162
Lampiran 11. Hasil Uji Coba Instrumen
UJI VALIDITAS
Jumlah
Soal_1 Pearson
Correlation .505
**
Sig. (2-tailed) .004
N 30
Soal_2 Pearson
Correlation .459
*
Sig. (2-tailed) .011
N 30
Soal_3 Pearson
Correlation .644
**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Soal_4 Pearson
Correlation .422
*
Sig. (2-tailed) .020
N 30
Soal_5 Pearson
Correlation .700
**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Soal_6 Pearson
Correlation .584
**
Sig. (2-tailed) .001
N 30
Soal_7 Pearson
Correlation .222
Sig. (2-tailed) .238
N 30
Soal_8 Pearson
Correlation .442
*
Sig. (2-tailed) .014
N 30
Soal_9 Pearson
Correlation .289
163
Sig. (2-tailed) .122
N 30
Soal_19 Pearson
Correlation .422
*
Sig. (2-tailed) .020
N 30
Soal_20 Pearson
Correlation .442
*
Sig. (2-tailed) .014
N 30
Soal_21 Pearson
Correlation .505
**
Sig. (2-tailed) .004
N 30
Soal_22 Pearson
Correlation .599
**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Soal_23 Pearson
Correlation .456
*
Sig. (2-tailed) .011
N 30
Soal_24 Pearson
Correlation .375
*
Sig. (2-tailed) .041
N 30
Soal_25 Pearson
Correlation .289
Sig. (2-tailed) .122
N 30
Berikut merupakan analisis hasil uji coba instrument
No. Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0,505 0,361 Valid
2 0,459 0,361 Valid
3 0,644 0,361 Valid
164
4 0,422 0,361 Valid
5 0,700 0,361 Valid
6 0,584 0,361 Valid
7 0,222 0,361 Tidak Valid
8 0,442 0,361 Valid
9 0,289 0,361 Tidak Valid
10 0,584 0,361 Valid
11 0.329 0,361 Tidak Valid
12 0,599 0,361 Valid
13 0,030 0,361 Tidak Valid
14 0,644 0,361 Valid
15 0,700 0,361 Valid
16 0,375 0,361 Valid
17 0,459 0,361 Valid
18 0,456 0,361 Valid
19 0,422 0,361 Valid
20 0,442 0,361 Valid
21 0,505 0,361 Valid
22 0,599 0,361 Valid
23 0,456 0,361 Valid
24 0,375 0,361 Valid
25 0,289 0,361 Tidak Valid
165
HASIL UJI RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.844 .850 25
Berdasarkan uji reliabilitas dengan SPSS 22.0 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha
yaitu 0,844. Maka dapat disimpulkan bahwa butir soal memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi.
166
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL
Berdasarkan uji tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan SPSS 22.0
diperoleh nilai Mean pada tabel Statistcs yang digunakan sebagai rentang tingkat
kesukaran, yaitu:
Soal
_1
Soal
_2
Soal
_3
Soal
_4
Soal
_5
Soal
_6
Soal
_7
Soal
_8
Soal
_9
Soal
_10
Soal
_11
Soal
_12
Soal
_13
Soal
_14
Soal
_15
N Valid 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .17 .13 .53 .63 .50 .27 .73 .03 .17 .27 .73 .70 .20 .53 .50
Soal
_16
Soal
_17
Soal
_18
Soal
_19
Soal
_20
Soal
_21
Soal
_22
Soal
_23
Soal
_24
Soal
_25
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.57 .13 .57 .63 .03 .17 .70 .57 .57 .17
Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
No. Soal Mean Analisis Tingkat Kesukaran
1 0,17 Soal Tergolong Sukar
2 0,13 Soal Tergolong Sukar
3 0,53 Soal Tergolong Sedang
4 0,63 Soal Tergolong Sedang
5 0,50 Soal Tergolong Sedang
6 0,27 Soal Tergolong Sukar
7 0,73 Soal Tergolong Mudah
8 0,03 Soal Tergolong Sukar
9 0,17 Soal Tergolong Sukar
10 0,27 Soal Tergolong Sukar
11 0,73 Soal Tergolong Mudah
12 0,70 Soal Tergolong Sedang
13 0,20 Soal Tergolong Sukar
14 0,53 Soal Tergolong Sedang
167
15 0,50 Soal Tergolong Sedang
16 0,57 Soal Tergolong Sedang
17 0,13 Soal Tergolong Sukar
18 0,57 Soal Tergolong Sedang
19 0,63 Soal Tergolong Sedang
20 0,03 Soal Tergolong Sukar
21 0,17 Soal Tergolong Sukar
22 0,70 Soal Tergolong Sedang
23 0,57 Soal Tergolong Sedang
24 0,57 Soal Tergolong Sedang
25 0,17 Soal Tergolong Sukar
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 11 butir soal
yang tergolong sukar, 2 butir soal yang tergolong mudah dan terdapat 12 butir
soal yang tergolong sedang
168
DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL
Berdasarkan hasil uji daya pembeda butir soal dengan menggunakan SPSS 22.0
maka diperoleh nilai rhitung yang digunkan sebagai pembanding dari kriteria
sebagai berikut:
Klasifikasi daya pembeda Kriteria Keterangan
0,00 – 0,20 Buruk Soal Ditolak
0,21 – 0,40 Cukup Soal Diperbaiki
0,41 – 0,70 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
0,71 – 1,00 Baik sekali Soal Baik
Analisis Daya Pembeda Butir Soal
No.
Soal rhitung Kriteria Keterangan
1 0,505 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
2 0,459 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
3 0,644 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
4 0,422 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
5 0,700 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
6 0,584 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
7 0,222 Cukup Soal Diperbaiki
8 0,442 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
9 0,289 Cukup Soal Diperbaiki
10 0,584 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
11 0,329 Cukup Soal Diperbaiki
12 0,599 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
13 0,030 Buruk Soal Ditolak
14 0,644 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
15 0,700 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
16 0,375 Cukup Soal Diterima
17 0,459 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
169
18 0,456 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
19 0,422 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
20 0.442 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
21 0,505 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
22 0,599 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
23 0,456 Baik Soal Diterima dan Diperbaiki
24 0,375 Cukup Soal Diperbaiki
25 0,289 Cukup Soal Diperbaiki
Berdasarkan hasil uji daya pembeda butir soal diperoleh hasil yaitu: 18 soal dapat
dikategorikan sebagai soal diterima dan diperbaiki, 6 soal dikategorikan dalam
soal diperbaiki dan 1 soal dikategorikan soal ditolak.
170
Lampiran 12. Hasil Analisis Data
HASIL UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kelas Penelitian
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Hasil Belajar
Peserta Didik
Pre-Tes Kelas
Ekperimen (STAD) .144 29 .131
Post-Test Kelas
Eksperimen (STAD) .155 29 .073
Pre-Test Kelas Kontrol
(Konvensional) .129 29 .200
*
Post-Test Kelas Kontrol
(Konvensional) .148 29 .102
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua data dari kelas
ekperimen maupun kelas kontrol dapat dikatan terdistribusi normal karena nilai
rhitung > rtabel.
171
HASIL UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.858 1 56 .178
Berdasarkan data diatas diperoleh nilai signifikasi yaitu 0,178. Sehingga nilai
signifikasi lebih besar dari rtabel yaitu 0,178 > 0,05 , maka dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi sama atau homogen.
172
HASIL UJI HIPOTESIS
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Belajar
Peserta
Didik
Equal
variances
assumed
3.119 .083 9.602 56 .000 19.5172
4 2.03269
15.445
28
23.5892
0
Equal
variances not
assumed
9.602 45.080 .000 19.5172
4 2.03269
15.423
40
23.6110
8
Berdasarkan tabel diatas dapat hasil yaitu diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05.
Sehingga HO: ditolak dan Ha: diterima artinya terdapat hubungan antar kedua
variabel.
173
Lampiran 13. Soal Preetest
Soal Pree test
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban (a), (b), (c), dan (d) yang
benar!
1. Proses masuknya udara kedalam tubuh disebut….
a. Inspirasi
b. Internal
c. Ekspirasi
d. Ekshalasi
2. Gas yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia adalah….
a. Halogen
b. Karbondioksida
c. Oksigen
d. Nitrogen
3. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena
diafragma….
a. Melengkung, tulang rusuk dan tulang dada terangkat
b. Melengkung, tulang rusuk dan tulang dada turun
c. Mendatar, tulang rusuk dan tulang dada terangkat
d. Mendatar, tulang rusuk dan tulang dada turun
4. Keluarnya udara pernapasan dari paru-paru adalah karena rongga dada….
a. Membesar, tekanan udara paru-paru membesar
b. Mengecil, tekanan udara paru-paru mengecil
c. Mengecil, tekanan udara paru-paru membesar
d. Membesae, tekanan udara paru-paru mengecil
5. Fungsi selaput lendir pada rongga hidung adalah untuk….
a. Menyesuaikan kelembaban udara
b. Menetralkan racun yang masuk
c. Membunuh kuman yang terbawa
d. Memilih gas-gas yang masuk
174
6. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan….
a. Pleura
b. Bronkus
c. Bronkiolus
d. Alveolus
7. Udara dari luar masuk kedalam paru-paru apabila….
a. Tulang rusuk terangkat
b. Tulang rusuk turun
c. Diafragma terangkat
d. Diafragma turun
8. Pernapasan bagi makhluk hidup memiliki tujuan pokok, yaitu…..
a. Untuk mendapatkan oksigen
b. Mendapatkan energi
c. Membebaskan karbondioksida
d. Menghasilkan zat-zat sisa
9. Pada pernapasan perut, udara masuk ke paru-paru sebagai akibat kontraksi
dari…..
a. Otot perut
b. Otot rusuk
c. Otot diafragma
d. Otot antar tulang rusuk
10. Pada manusia difusi oksigen dan Karbondioksida terjadi pada….
a. Trakea
b. Pleura
c. Alveolus
d. Bronkiolus
11. Gangguan pada paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis disebut penyakit….
a. TBC
b. Influenza
c. Bronkitis
175
d. Pleuritis
12. Pada pernapasan perut, udara masuk ke paru-paru sebagai akibat kontraksi
dari….
a. Otot perut
b. Otot rusuk
c. Otot diafragma
d. Otot atar tulang rusuk
13. Paru-paru berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara kemudian
oksigen akan brdifusi ke dalam darah. Sehingga paru-paru memiliki
karakteristik….
a. Permukaan yang luas
b. Kaya akan kapiler darah
c. Permukaan yang elastik
d. Dilindungi oleh selaput pleura
14. Apabila kamu mengehembuskan napas dikaca akan terbentuk titik-titik air.
Hal ini karena….
a. Dari proses pernapasan akan menghasilkan CO2
b. Dari pernapasan akan membutuhkan O2
c. Dari proses pernapasan akan membutuhkan C6H12O6
d. Dari proses pernapasan akan menghasilkan H2O
15. Udara sebanyak-banyaknya (maksimum) yang dapat keluar masuk paru-
paru disebut…..
a. Volume pernapasan
b. Volume paru-paru
c. Daya tamping paru-paru
d. Kapasitas vital paru-paru
16. Berikut ini fungsi kantong udara pada burung kecuali….
a. Meringankan tubuh ketika terbang
b. Membantu mengeraskan suara
c. Membantu pernapasan ketika hinggap
d. Tempat cadangan udara ketika terbang
176
17. Berikut ini merupakan alat pernapasan dan alat bantu pernapasan pada
katak kecuali….
a. Selaput mulut
b. Selaput kaki belakang
c. Paru-paru
d. Kulit
18. Fungsi katup pangkal tenggorokan adalah….
a. Menutup tenggorokan pada saat bernapas
b. Menutup saluran pernapasan pada saat menelan makanan
c. Menutup kerongkongan saat menelan makanan
d. Membantu menelan makanan
19. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan tersedak. Hal iktu terjadi
karena….
a. Adanya makanan yang masuk ke tenggorokan
b. Adanya makanan yang masuk ke hidung
c. Adanya makanan yang masuk ke rongga mulut
d. Adanya makanan yang masuk ke kerongkongan
20. Penyakit infeksi pada batang tenggorokan disebut….
a. Bronchitis
b. Pleuritis
c. Rhinitis
d. Sinusitis
21. Gangguan pernapasan yang biasanya disebabkan karena terlalu banyak
merokok adalah….
a. TBC
b. Salesma
c. Kanker paru-paru
d. Dipetri
177
22. Dalam keadaan istirahat, udara yang dimasukkan kedalam paru-paru
(alveolus) sebanyak….
a. 500
b. 1000
c. 1500
d. 3500
23. Udara yang ada dalam paru-paru yang masih dapat dihembuskan dengan
mengerutkan otot perut sekuat-kuatnya setelah pernapasan biasa adalah….
a. Udara residu
b. Volume tindal
c. Udara cadangan inspirasi
d. Udara cadangan ekspirasi
24. Selama perjalana dari hidung ke paru-paru udara mengalami hal-hal
sebagai berikut kecuali….
a. Udara disaring oleh rambut-rambut yang tumbuh dalam hidung
b. Udara dilembabkan oleh lendir
c. Udara berdifusi di alveolus
d. Udara diproses untuk menghasilkan energi
25. Urutan proses masuknya udara dalam sistem pernapasan yang tepat
adalah….
a. Trakea – laring – brokus – paru-paru – hidung
b. Hidung – trakea – laring – bronkus – paru-paru
c. Laring – trakea – bronkus – hidung – paru-paru
d. Hidung – laring – trakea – bronkus – paru-paru
178
Kunci Jawaban Soal Pree test
No Soal Jawaban Skor Keterangan
1 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
2 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
3 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
4 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
5 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
6 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
7 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
8 B 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
9 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
10 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
11 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
12 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
13 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
14 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
179
15 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
16 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
17 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
18 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
19 B 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
20 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
21 B 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
22 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
23 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
24 B 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
25 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
180
181
182
Lampiran 14. Soal Posttest
SOAL POST-TEST
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban (a), (b), (c), dan (d) yang
benar!
1. Berikut merupakan hakekat bernapas yang sesungguhnya adalah .....
a. Mengeluarkan air dari dalam paru-paru
b. Mengoksidasi makanan untuk mendapatkan energi
c. Memasukkan oksigen ke dalam paru-paru
d. Mengeluarkan karbondioksida dari paru-paru
2. Berikut ini merupakan jalannya udara pada sistem pernapasan manusia yang
benar adalah ...
a. Rongga hidung- laring- trakea- bronkiolus- bronkus- alveolus
b. Rongga hidung- faring- trakea- bronkiolus- bronkus- paru-paru
c. Rongga hidung- faring- laring- bronkus- bronkiolus- paru-paru
d. Rongga hidung- laring- faring- bronkiolus- bronkus- paru-paru
3. Trakea dan Alveolus ditunjukkan oleh gambar nomor .....
a. 1 dan 2
b. 3 dan 2
c. 2 dan 3
d. 4 dan 5
4. Perhatikan gambar soal No 3. Organ pada sistem pernapasan yang merupakan
bagian paling dasar dari trakea ditunjukan pada gambar nomor ....
a. 1
b. 2
1
5
6 4 2
3
2
183
c. 5
d. 6
5. Jaringan dalam paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas
oksigen dan gas karbondioksida adalah …
a. Alveolus
b. Bronkiolus
c. Bronkus
d. Laring
6. Dalam organ paru-paru terdapat gelembung paru-paru yang dinamakan …
a. Sinus
b. Bronkus
c. Bronkiolus
d. Alveolus
7. Struktur pada sistem pernapasan yang berfungsi untuk melindungi paru-paru
dari gesekan saat mengembang dan mengempis adalah …
a. Pleura
b. Alveolus
c. Diafragma
d. Lobus paru-paru
8. Berikut ini merupakan aktivitas yang menyebabkan terjadinya inspirasi
adalah ….
a. Relaksasinya otot-otot eksternal antar tulang rusuk dan relaksasinya
diafragma
b. Relaksasinyaotot-otot eksternal antar tulangr usuk dan
berkontraksinyadiafragma
c. Berkontraksinyaotot-ototeksternal antar tulang rusuk dan relaksasinya
diafragma
d. Berkontraksinya otot-otot eksternal antar tulang rusuk dan
berkontraksinya diafragma
9. Pada pernapasan perut, udara masuk ke paru-paru sebagai akibat dari
kontraksi…..
184
a. Otot perut
b. Otot rusuk
c. Otot diafragma
d. Otot antar tulang rusuk
10. Gangguan pada paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis disebut ….
a. TBC
b. Influenza
c. Bronkitis
d. Pleuritis
11. Apabila kita mengehembuskan napas dikaca maka akan terbentuk titik-titik
air. Hal ini terjadi karena….
a. Dari proses pernapasan akan menghasilkan CO2
b. Dari pernapasan akan membutuhkan O2
c. Dari proses pernapasan akan membutuhkan C6H12O6
d. Dari proses pernapasan akan menghasilkan uap air
12. Udara sebanyak-banyaknya (maksimum) yang dapat keluar masuk paru-
paru disebut…..
a. Volume pernapasan
b. Volume paru-paru
c. Daya tamping paru-paru
d. Kapasitas vital paru-paru
13. Ketika kita makan sambil berbicara dapat mengakibatkan kita tersedak. Hal
itu terjadi karena….
a. Adanya makanan yang masuk ke tenggorokan
b. Adanya makanan yang masuk ke hidung
c. Adanya makanan yang masuk ke rongga mulut
d. Adanya makanan yang masuk ke kerongkongan
14. Penyakit yang terjadi karena infeksi pada batang tenggorokan disebut….
a. Bronchitis
b. Pleuritis
185
c. Rhinitis
d. Sinusitis
15. Gangguan pernapasan yang biasanya disebabkan karena terlalu banyak
merokok adalah….
a. TBC
b. Salesma
c. Kanker paru-paru
d. Dipetri
16. Dalam keadaan istirahat, udara yang dimasukkan kedalam paru-paru
(alveolus) sebanyak….
a. 500
b. 1000
c. 1500
d. 3500
17. Udara yang ada dalam paru-paru yang masih dapat dihembuskan dengan
mengerutkan otot perut sekuat-kuatnya setelah pernapasan biasa
disebut….
a. Udara residu
b. Volume tindal
c. Udara cadangan inspirasi
d. Udara cadangan ekspirasi
18. Berikut ini yang bukan merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan adalah .....
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Aktivitas tubuh
d. Suhu lingkungan
19. Pada saat posisi tubuh duduk atau berbaring, beban berat tubuh disangga
oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh tidak membutuhkan banyak
energi, dengan demikian frekuensi pernapasannya .....
a. Rendah
186
b. Tinggi
c. Meningkat
d. Tetap
20. Volume udara residu yang terdapat pada paru-paru adalah ....
a. 500 mL
b. 1.000 mL
c. 1.500 mL
d. 2.000 Ml
21. Dibawah ini yang bukan merupakan gangguan dalam sistem pernapasan
manusia adalah ....
a. Influenza
b. Tonsilitis
c. Jantung
d. Faringiti
22. Infeksi pada faring yang disebabkan oleh kuman penyakit, seperti virus,
bakteri, maupun jamur adalah .....
a. Faringitis
b. Tonsilitis
c. Bronkitis
d. Tuberculosis
23. Paru-paru seorang pasien penuh dengan cairan. Setelah dianalisis ternyata
juga ditemukan bakteri Streptococcus pneumoniae. Pasien tersebut
menderita penyakit .....
a. Asma
b. Pneumonia
c. Tuberculosis
d. Kanker paru-paru
24. Berikut ini upaya dalam menjaga kesehatan sistem pernapasan manusia
adalah ....
a. Tidak merokok
b. Berolahraga di malam hari
187
c. Duduk di dekat prokok aktif
d. Saling bertukar masker yang telah digunakan
25. Selama perjalana dari hidung menuju paru-paru udara mengalami hal-hal
sebagai berikut kecuali….
a. Udara disaring oleh rambut-rambut yang tumbuh dalam hidung
b. Udara dilembabkan oleh lendir
c. Udara masuk ke dalam kerongkongan
d. Udara diproses untuk menghasilkan energi
188
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST
No
Soal Jawaban Skor Keterangan
1 B 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
2 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
3 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
4 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
5 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
6 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
7 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
8 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
9 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
10 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
11 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
12 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
13 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
14 C 1 Jawaban benar
189
0 Jawaban salah
15 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
16 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
17 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
18 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
19 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
20 B 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
21 C 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
22 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
23 B 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
24 A 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
25 D 1
0
Jawaban benar
Jawaban salah
190
191
192
Lampiran 15. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
A. Tujuan
Peserta didik dapat mengidentifikasi organ dan fungi organ pernapasan
pada manusia.
B. Dasar Teori
Manusia bernapas dengan menggunakan oksigen, oksigen diperlukan
untuk membakar sari-sari makanan sehingga dihasilkan energi., uap air,
dan karbondioksida. Energi digunakan tubuh untuk melaksanakan aktivitas
sehari-hari, sedangkan uap air dan karbondioksida yang tidak digunakan
oleh tubuh akan dikeluarkan melalui hidung.
C. Alat dan Bahan
1. Buku pelajaran atau sumber belajar lain
2. Alat tulis
3. LKPD Organ pernapasan pada manusia
D. Langkah Kerja
1. Bacalah langkah kerja sebelum memulai kegiatan
2. Gunakan buku pelajaran atau sumber belajar lainnya untuk menjawab
seluruh pertanyaan yang ada pada LKPD
3. Isi dan jawab pertanyaan dengan teliti, peserta didik diperkenankan
untuk berdiskusi dengan teman sekelompok namun masing-masing
peserta didik mencatat hasil diskusi secara individu
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
ORGAN PERNAPASAN PADA MANUSIA
KELOMPOK :
KELAS :
193
4. LKPD dikumpulkan tepat waktu kepada guru agar tidak mendapat
sanksi pengurangan nilai.
5. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas
E. Pertanyaan
Berilah nama pada bagian-bagian yang ditunjuk kemudian lengkapilah
tabel yang ada di bawah
F. Tabel Pengamatan
No Organ Pernapasan Fungsi
1.
2.
3.
4.
5.
194
6.
7.
8.
G. Kesimpulan
195
A. Tujuan
Peserta didik dapat mengetahui proses pembuatan alat peraga dan cara
kerja dari alat peraga tersebut.
B. Dasar Teori
Pernapasan adalah proses pertukaran gas yang oksigen dengan gas
karbondioksida. Pernapasan pada manusia tidak terjadi secara langsung,
artinya udara tidak langsung masuk dalam sel tubuh melainkan udara
masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan yaitu hidung,
kerongkongan, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.
C. Alat dan Bahan
1. Botol aqua beks ukuran 1 liter
2. Balon 4 Buah
3. Sedotan Kecil atau sedotan spiral 2 buah
4. Karet gelang
5. Isoatif
6. Gunting atau cuter
D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Setelah semua alat dan bahan sudah disiapkan kemudian lubangi tutup
botol aqua bekas dengan cutter atau gunting sesuai dengan ukuran
lubang pada sedotan
3. Masukkan sedotan kedalam tutup botol yag sudah dilubangi
4. Kemudian ikatlah satu balon pada sedotan yang berada didalam tutup
botol dan lakukan hal yang sama pada sedotang yang satunya
5. Ambilah botol aqua bekas kemudian potong botol aqua bekas pada
bagian bawah
6. Tutuplaj bagian bawah botol yang sudah dipotong dengan
menggunakan balon yang sudah disiapkan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MEMBUAT ALAT PERAGA
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
KELOMPOK :
KELAS :
196
7. Rekatkan dengan isolatif pada balon yang digunakan untuk menutup
botol
E. Kesimpulan
197
Lampiran 16. Hasil Nilai Preetest dan Posttest
DAFTAR HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM PERNAPASAN
MANUSIA KELAS VIII B SMP ISLAM AL AZHAR 18 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
No
Absen Nama
Hasil Belajar IPA
Pre-test Post-test
1 Ahmad Faiz 60 68
2 Andhika Nur Rohman 60 54
3 Arthaya Mahita 40 62
4 Avicena Marcella Putri 44 32
5 Awina Putri 50 58
6 Bondan Adinata 58 70
7 Brillian Zeklin 32 52
8 Dzaki Ahmad 48 74
9 Ferlingga Fauzi 44 62
10 Ilyas Rahman 48 56
11 Luthfan Evrilia 60 82
12 Lilia Safira 56 58
13 Muhammad Hibban A 60 66
14 Muhammad Ramadhitya 52 62
15 Maulana Ilham 52 58
16 Nadia Sahra 48 68
17 Naila Ika Arrafah 48 62
18 Pat Tresto 44 74
19 Panji Ramadhante 44 54
20 Putri Masla 32 64
21 Rahma Nur Aini 44 62
22 Raihan Aditya Putra 52 58
23 Syakila Kurata „Ayun 36 62
24 Syifa Zahra A 34 48
25 Tito Saifan 44 56
26 Zian Salsabil 52 62
27 Zydane 30 46
28 Khumaira Zahwa 62 62
29 Azizah Nur khasanah 56 64
Jumlah 1390 1756
Rata-Rata 47,93 60,55
198
DAFTAR HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM PERNAPASAN
MANUSIA KELAS VIII C MODEL PEMBALAJARAN STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
SMP ISLAM AL AZHAR 18 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
No
Absen Nama
Hasil Belajar IPA
Pre-test Post-test
1 Adelia Nailla Syafira 40 80
2 Adinda Nayla Qurrotul A 48 78
3 Ahnaf Irfantama Bakhti 48 90
4 Albani Akbar Putra S 32 72
5 Aliyya Syaffa 44 78
6 Andra Abhinaya Susanto 52 82
7 Dedy Yusuf Wardani 44 80
8 Farrel Idzhar Ahmad 44 78
9 Fawwazah Khoirun N. 40 80
10 Gazha Firmansyah P. 32 74
11 Hafizh Farhan Ulul A. 44 88
12 Jessica Elvreda Edelyn 36 74
13 Lintang Rahman Malik 68 92
14 Maulana Sakti W. 40 78
15 Muhammad Farel A. 56 84
16 Muhammad Rafi N. 36 74
17 Muhammad Rajendra P.A 32 70
18 Nadia Marfa Olga 36 80
19 Nadira Elsa Nurcahya 52 84
20 Nicko Permana Putra 58 84
21 Panji Muhammad P 56 78
22 Radja Tzany Rizq Atha 60 80
23 Rainold Dilva Ansaya 44 82
24 Regita Wahyuningsih 38 78
25 Volenia Ayu Yulistya 32 70
26 Wisnumurti N. 34 84
27 Ramaeka Tegar R.P. 40 86
28 Naylatul 34 78
29 Maximilian Beryl D. A 48 86
Jumlah 1268 2322
Rata-Rata 43.72 80,06
199
Lampiran 17. Hasil Penilaian Lembar Kuesioner (Angket) Peserta Didik
No Absen
Peserta
Didik
Hasil Lembar Angket Kelas
Kontrol
Hasil Lembar Angket
Kelas Eksperimen
1. 64 65
2. 75 85
3. 66 79
4. 67 77
5. 65 77
6. 72 70
7. 71 58
8. 63 78
9. 64 76
10. 64 88
11. 61 72
12. 71 70
13. 63 62
14. 64 70
15. 68 87
16. 68 82
17. 65 93
18. 67 72
19. 69 66
20. 66 70
21. 65 78
22. 67 77
23. 71 78
24. 67 75
25. 69 75
26. 67 82
27. 62 75
28. 66 76
29. 64 69
200
Lampiran 18. Hasil Penilaian Lembar Observasi Peserta Didik
No
Absen
Peserta
Didik
Hasil
Observasi
Kelas
Kontrol
Presentasi
Skor
Hasil
Observasi
Kelas
Eksperimen
Presentasi
skor
1. 14 66,6% 18 85,7%
2. 12 57,1% 16 76,1%
3. 16 76,1% 20 95,2%
4. 15 71,4% 18 85,7%
5. 18 85,7% 21 100%
6. 16 76,1% 19 90,4%
7. 15 71,4% 17 80,9%
8. 14 66,6% 17 80,9%
9. 19 90,4% 20 95,2%
10. 17 80,9% 19 90,4%
11. 15 71,4% 16 76,1%
12. 16 76,1% 19 90,4%
13. 17 80,9% 17 80,9%
14. 19 90,4% 19 90,4%
15. 18 85.7% 20 95,2%
16. 18 85,7% 20 95,2%
17. 16 76,1% 17 80,9%
18. 20 95,2% 18 85,7%
19. 18 85,7% 21 100%
20. 14 66,6% 16 76,1%
21. 17 80,9% 17 80,9%
22. 13 61,9% 18 85,7%
23. 17 80,9% 17 80,9%
24. 19 90,4% 20 95,2%
25. 16 76,1% 18 85,7%
26. 20 95,2% 19 90,4%
27. 18 85,7% 21 100%
28. 15 71,4% 20 95,2%
29. 14 66,6% 17 80,9%
201
Lampiran 18. Dokumentasi
Gedung SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Uji Coba Instrumen Soal
202
Suasan Belajar di Kelas Kontrol (VIIIB)
Suasana Peserta Didik saat Mengerjakan Soal
203
Suasana Belajar Kelas Eksperimen (VIIIC) Ketika belajar kelompok
Guru memberi arahan kepada peserta didik ketika mengalami kesulitan saat
melakukan percobaan pembuatan alat peraga
204
Proses peserta didik melakukan kerja kelompok
Proses perhitungan skor setelah peserta didik bersama kelompoknya mengerjakan
kuis
205
Peserta Didik Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok
Peserta Didik Melakukan Presentasi Hasil Pembuatan Alat Peraga Sistem
Pernapasan Manusia Di depan Kelas