Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH, LAJU INFLASI, JUMLAH
UANG BEREDAR DAN PERTUMBUHAN EKSPOR TERHADAP TOTAL
PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN DANA PIHAK
KETIGA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI KASUS
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2007-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
DISUSUN OLEH:
SYUKURI AHMAD RIFAI
NIM : 213-12-021
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
“LEARNING TO APPRECIATE A PROCESS FOR A DESTINATION”
(BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH PROSES UNTUK SEBUAH
TUJUAN)
“SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI
ORANG LAIN”
(HR. AHMAD, THABRANI , DARAQUTHNI)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya yang telah membimbing, mendidik, mencurahkan segala
usaha dan do’anya dengan ikhlas serta kasih sayang tanpa mengenal lelah dan
bosan demi masa depan penulis.
2. Untuk kakakku yang tidak bosan-bosannya selalu memberikan bimbingan,
nasehat dan arahan bagi penulis.
3. Untuk kakek dan nenek-nenekku, terima kasih atas kasih sayangmu.
4. Untuk seseorang yang nantinya akan menjadi pendamping dalam hidupku.
5. Untuk sahabat-sahabat PS-S1 yang telah banyak memberikan masukan serta
motivasi.
6. Untuk saudara-saudara mudaku yang telah memberikan bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Untuk keluarga besar Student Sport Club (SSC) dan Kelompok Studi Ekonomi
Islam (KSEI) IAIN Salatiga.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas limpahan
rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah menujukkan jalan
kebenaran dengan perantara agama Islam.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, maka segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
3. Dr. Hikmah Endraswati, M.Si selaku dosen pembimbing dengan penuh
kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan
serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan seluruh
sivitas akademik IAIN Salatiga.
5. Bapak, ibu, kakak, dan semua familiku yang selalu memberi motivasi serta
doa restunya.
viii
ix
ABSTRAK
Rifai, Syukuri Ahmad. 2016. Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Laju
Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Pertumbuhan Ekspor Terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah dengan Dana Pihak Ketiga Sebagai
Variabel Moderating (Studi Kasus Perbankan Syariah di Indonesia Tahun
2007-2015). Dibimbing oleh Dr. Hikmah Endraswati, M. Si
Kata kunci:Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB),
Pertumbuhan Ekspor, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Pembiayaan Perbankan Syariah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah,
inflasi, jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekspor terhadap total
pembiayaan perbankan syariah dengan dana pihak ketiga sebagai variabel
moderasi pada perbankan syariah di Indonesia tahun 2007-2015.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesi (SEKI) dan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang
diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (BI) di www.bi.go.id dan Badan
Pusat Statistik (BPS).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah di
Indonesia terdiri dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tahun
2007-2015. Sampelnya adalah seluruh populasi dengan data time series
sejumlah 108. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel
kurs rupiah, inflasi, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan ekspor
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan secara parsial hanya inflasi
dan jumlah uang beredar yang berpengaruh signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Pada pengujian moderasi,
dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah, inflasi dan
pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 14
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka ......................................................................................... 17
B. Kerangka Teori ......................................................................................... 28
C. Hipotesis Penelitian
.................................................................................. 50
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 62
B. Metode Penentuan Sampel
......................................................................... 62
xi
C. Data dan Sumber Data ............................................................................. 63
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 63
E. Definisi Operasional .................................................................................. 64
F. Metode Analisis Data ................................................................................ 69
BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
.............................................................................................. 98
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 99
C. Penutup
..................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai dan Share Pembiayaan Perbankan Syariah .................................... 2
Tabel 1.2 Research Gap Penelitian .......................................................................... 7
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya .......................................................................... 21
Tabel 3.2 Kriteria Uji Autokorelasi ........................................................................... 72
Tabel 4.1 Deskripif Statistik .................................................................................... 76
Tabel 4.2 Hasil Normalitas .................................................................................... 78
Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 79
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................. 80
Tabel 4.5 Hasil Uji Perbaikan Autokorelasi ............................................................ 80
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................... 81
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbaikan Multikolinearitas ..................................................... 82
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi ...................................................................................... 82
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................................... 85
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Moderasi .................................................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri keuangan syariah di Indonesia mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Indonesia dengan jumlah populasi penduduk sekitar
237.641.326 juta jiwa di mana 87,18% beragama Islam. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk
dapat mengembangkan Industri Keuangan Islam (https://id.wikipedia.org).
Ketertarikan dan perhatian masyarakat terhadap industri keuangan juga
kian membaik. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI)
hingga Januari 2016, jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS)
sebanyak 12 bank, Unit Usaha Syariah sebanyak 22 bank dan BPRS
sebanyak 163 bank. Total asset khusus BUS dan UUS adalah Rp 287.440
triliun, pembiayaan Rp 197.913 triliun dan penghimpunan DPK perbankan
syariah sebesar Rp 229.094 triliun (www.bi.go.id).
Salah satu fungsi bank syariah adalah menyalurkan dana dalam
bentuk pembiayaan. Pembiayaan adalah kewajiban mutlak sebuah
lembaga keuangan. Pembiayaan pada perbankan syariah tentunya
memiliki perbedaan fundamental dengan kredit pada perbankan
konvensional. Karakteristik yang paling membedakan adalah akad dan
produk-produk pembiayaannya. Pembiayaan yang disalurkan oleh bank
syariah tersebar dalam berbagai bidang usaha dan sektor ekonomi. Untuk
2
melihat perkembangan pendanaan pembiayaan perbankan syariah 2007-
2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Nilai dan Share Pembiayaan Perbankan Syariah terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia
Tahun 2007-2015
Tahun Musyarakah
(miliar)
Mudharabah
(miliar)
Murabahah
(miliar)
Lainnya
(miliar)
Total
Pembiayaan
(miliar)
Market Share
(%)
2007 3.289 4.686 13.340 1.056 27.944 2,67
2008 6.116 6.518 19.810 1.653 38.195 3,00
2009 6.134 9.142 24.245 2.673 46.886 2,50
2010 7.593 12.420 31.108 4.680 68.181 2,00
2011 9.077 16.295 46.161 10.611 102.655 3,98
2012 22.298 10.904 67.725 16.638 147.505 4,23
2013 35.057 12.629 104.718 20.490 184.122 4,80
2014 42.830 13.802 112.288 18.964 199.330 4,89
2015 54.033 14.906 117.777 17.177 203.894 4,61
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2007-2015 (diolah).
Berdasarkan data di atas kita lihat bahwa market share pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia masih di bawah 5%. Pada tahun 2015
market share pembiayaan perbankan syariah mengalami penurunan
sebesar 4,61% yang semula pada tingkat 4,89% pada tahun 2014. Hal ini
menyatakan bahwa nilai market share pembiayaan perbankan syariah
masih kecil terhadap perbankan nasional di Indonesia. Berdasarkan data di
atas dapat dinyatakan bahwa total pembiayaan perbankan syariah juga
masih kecil, karena pembiayaan yang merupakan fungsi sekaligus produk
dari perbankan syariah merupakan salah satu dalam perluasan market
share pembiayaan (Bank Indonesia, 2007-2015).
Idhat (2015) menyatakan bahwa, nilai tersebut masih jauh berada
di bawah target market share perbankan syariah yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia terhadap perbankan nasional pada tahun 2015 yaitu
3
sebesar 15%. Apabila dibandingkan dengan negara lain yang market share
bank syariahnya lebih dari 10% baru dapat menggerakkan perekonomian
suatu negara, misalnya Malaysia dengan market share 24%. Begitu pula
dengan United Emirate Arab dengan penetrasi 16% ekonomi syariah
mendominasi bisnis properti nasional (Idhat, 2015).
Brodjonegoro (2016) mengungkapkan bahwa perkembangan bank
syariah di Indonesia masih sangat minim, padahal Indonesia merupakan
negara muslim terbesar di dunia. Hal itu dapat terlihat dari market share
pembiayaan perbankan yang masih kurang dari 5% (Brodjonegoro, 2016).
Secara spesifik terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
permintaan dan pemberian pembiayaan oleh perbankan syariah, seperti
tingkat kredit macet, kurangnya modal, dana himpunan masyarakat, nilai
tukar rupiah, inflasi, dan tingkat suku bunga (Herijanto, 2013: 144).
Salah satu indikator faktor makro ekonomi adalah inflasi, di mana
inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (Karim, 2007: 137). Apabila terjadi inflasi maka terjadi
ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara yang mengakibatkan
masyarakat lebih menggunakan dananya untuk konsumsi. Menurut para
ekonom islam menyebutkan dampak inflasi antara lain: menimbulkan
gangguan terhadap fungsi uang, melemahkan semangat menabung,
meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja dan mengarahkan investasi
pada hal-hal yang non-produktif (Karim, 2007: 137).
4
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2008 inflasi
mencapai tingkat 11,06%. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga pangan
dunia karena gagal panen di Cina dan Rusia (https://id.wikipedia.org).
Selanjutnya tingkat inflasi setelah tahun 2008 di Indonesia dalam keadaan
fluktuatif. Tahun 2015 saja inflasi berada pada tingkat 3,35% (Badan
Pusat Statistik, 2007-2015). Bank Indonesia terus mencermati berbagai
risiko yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian negara Indonesia
diantaranya perkembangan harga minyak dunia, nilai tukar, penyesuaian
administered prices serta gejolak harga pangan (Agung dan Zulferdi,
2015).
Selain inflasi faktor ekonomi makro yang berpengaruh adalah
perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia yang mengalami
fluktuatif, di mana setiap perubahan tersebut akan mempengaruhi
perekonomian di Indonesia (Halim, 2013). Jumlah uang beredar sangatlah
penting karena peranannya sebagai alat transaksi penggerak
perekonomian. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan mempengaruhi
daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya kebutuhan masyarakat
(Setyawan dan Baratakusumah, 2005:11). Jumlah uang beredar yang ada
di tangan masyarakat harus berkembang secara wajar. Hal ini tentunya
akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian, namun
perkembangan yang terlalu meningkat tajam akan dapat memicu inflasi
yang tentunya memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan
perekonomian suatu Negara (Untoro, 2007).
5
Faktor lain yang mempengaruhi total pembiayaan perbankan
syariah adalah nilai kurs rupiah terhadap dollar AS. Kurs rupiah
merupakan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata uang
lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi
perdagangan internasional, tourisme, investasi internasional, ataupun
aliran jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis
ataupun batas-batas hukum (Karim, 2007: 157).
Nilai kurs rupiah tercatat mengalami pelemahan cukup dalam
(overshoot) dan telah berada dibawah nilai fundamentalnya (under valued)
pada tahun 2015. Pada bulan Maret 2015 nilainya sudah melampui 13.000
per dolar. Sejatinya, ini nilai terendah sejak krisis moneter atau ekonomi
1998. Kemudian rupiah terus melemah hingga menyentuh 13.500 per
dolar (Junaedi, 2015). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan global yang
kurang baik, harga komoditas yang terus menurun serta keuangan global
yang masih diliputi ketidakpastian sejalan dengan masih berlanjutnya
ketidakpastian suku bunga Fed Fund Rate (FRR) di Amerika Serikat dan
kebijakan penyesuaian nilai tukar Yuan (Agung dan Zulverdi, 2015).
Turunnya kurs rupiah (depresiasi) dan naiknya kurs rupiah
(apresiasi) mempengaruhi ekspor suatu negara. Saat nilai tukar rupiah
terhadap dollar mengalami depresiasi total, ekspor suatu negara naik.
Naiknya pendapatan eksportir sebagai dampak depresiasi nilai tukar ini
akan meningkatkan pendapatan domestik bruto negara tersebut dari sisi
ekspor (Samuelson dan Nordhaus, 1997: 182).
6
Ketika pendapatan ekspor meningkat, para eksportir berusaha
untuk melakukan pembiayaan di bank guna memenuhi segala
kebutuhannya untuk biaya produksi dan operasional barang-barang yang
diperdagangkan keluar negeri. Hal ini berpengaruh terhadap penyaluran
pembiayaan pada bank syariah (Lie dan Malelak, 2015:69).
Salah satu faktor penting dalam menjalankan fungsi penyaluran
dana yang harus diperhatikan bank adalah aspek penghimpunan dana.
Kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat ditentukan oleh
bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat, sehingga peranan
bank syariah tersebut sebagai financial intermediary berjalan dengan baik
(Antonio, 2001: 41). Bagaimana bank melayani sebaik-baiknya mereka
yang kelebihan dana dan menyimpan uangnya dalam bentuk giro wadiah,
deposito mudharabah, tabungan wadi’ah maupun tabungan mudharabah,
serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian
pembiayaan. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan manajemen bank
syariah.
Fungsi pokok perbankan syariah adalah sebagai lembaga yang
mempunyai fungsi dan peran intermediasi keuangan (Antonio, 2001).
Beberapa variabel di atas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya jumlah penyaluran pembiayaan pada bank syariah.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
mengenai total pembiayaan perbankan syariah ada pada tabel 1.2.
7
Tabel 1.2
Research Gap Penelitian
Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Peneliti Tahun Metode Hasil
Pembiayaan
Perbankan
Syariah
Kurs Rupiah Haryati 2007 Regresi linier
berganda
Negatif
Signifikan
Ditria, Vivian
dan Widjaja
2008 Regresi linier
berganda
Negatif
Signifikan
Wira
2011 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Tohari 2010 Regresi linier
berganda
Negatif
Signifikan
Halim 2013 Regresi linier
berganda
Negatif Tidak
Signifikan
Inflasi Haryati 2007 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Ningsih dan
Zuhroh
2010 Regresi linier
berganda
Negatif Tidak
Signifikan
Boyd, Levine
and Smith
2000 Regresi linier
berganda
Negatif
Signifikan
Amidu 2006 Regresi linier
berganda
Negatif Tidak
Signifikan
Dahlan 2014 Regresi linier
berganda
Negatif Tidak
Signifikan
Cahyono 2009 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Jumlah Uang
Beredar
Lie dan
Malelak
2015 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Akbar 2012 Regresi Linier
Berganda
Negatif
Signifiakn
Halim 2013 Regresi Linier
Berganda
Positif
Signifikan
Mayasya
2013 Regresi Linier
Berganda
Positif
Signifikan
Ekspor Ditria, Jenni
dan Widjaja
2008 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Astriana 2010 Regresi linier
berganda
Negatif Tidak
Signifikan
Mayasya 2013 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
DPK Dyatama dan
Yuliadi
2015 Regresi Linier
Berganda
Positif
Signifikan
Murdiyanto 2012 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Rosyetti dan
Iyan
2010 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Faizal dan
Prabawa
2013 Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
8
Penelitian mengenai pengaruh makro ekonomi terhadap
pembiayaan perbankan telah banyak dilakukan dengan variabeldan hasil
yang berbeda-beda. Penelitian mengenai kurs telah banyak dilakukan,
salah satunya adalah Haryati (2007) pada Perbankan Indonesia tahun
2004-2008 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa kursberpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan perbankan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Cahyono (2009) tentang jumlah pembiayaan pada
Bank Mandiri Syariah dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kurs berpengaruh
positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Ditria, Vivian dan
Widjaja (2008) meneliti tentang Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai
Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan
(studi kasus Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2002-2007)
denganmenggunakan analisis regresi linier berganda mendapatkan hasil
kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan perbankan
syariah.
Penelitian mengenai pengaruh inflasi terhadap pembiayaaan
perbankan syariah juga telah banyak dilakukan, salah satunya adalah
Dahlan (2014) pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2008-2012
dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya
menujukkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Haryati (2007)
9
pada Perbankan Indonesia tahun 2004-2008 menggunakan analisis regresi
linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan inflasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah.
Halim (2013) melakukan penelitian pengaruh jumlah uang beredar
terhadap total kredit perbankan pada periode 2013 dengan menggunakan
analisis linier berganda. Hasilnya menujukkan bahwa jumah uang beredar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap total kredit perbankan. Lie dan
Malelak (2015) juga melakukan penelitian pengaruh jumlah uang beredar
terhadap pembiayaan perbankan dengan analisis regresi linier berganda.
Hasilnya menunjukkan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Akbar (2012) pada perbankan Indonesia tahun 2012
dengan menggunakan analisis liner berganda. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbankan.
Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) melakukan penelitian pengaruh
ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan (studi kasus Bank Umum
Syariah di Indonesia tahun 2002-2007) dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda mendapatkan hasil ekspor berpengaruh positif
signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Mayasya (2013) juga
melakukan penelitian pengaruh ekspor terhadap pembiayaan perbankan
dengan analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan ekspor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan.
10
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Astriana (2010) pada
perbankan Indonesia Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku
Bunga Kredit,Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja Bank
Umum Syariah di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
ekspor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan
perbankan.
Dari penelitian-penelitian tersebut, ditemukan hasil yang berbeda-
beda dari tiap pengaruh variabel terhadap pembiayaan perbankan
syariah.Adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian tersebut,
menunjukkan masih terbuka secara luas terhadap penelitian yang akan
dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan
inkonsistensi hasil, maka pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel moderasi untuk mengetahui apakah variabel moderasi dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian
adalah Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana Pihak Ketiga merupakan usaha
bank dalam menghimpun dana dari masyarakat (Kasmir, 2004: 50).
Penelitian Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan perbankan
telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti: Pratiwi dan Norita (2013)
pada Bank Umum Riau tahun 2007-2012 dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda, Haryati (2007) melakukan penelitiannya pada
Perbankan Indonesia tahun 2004-2008 dengan menggunakan analisis
11
regresi linier berganda, Rosyeti dan Iyan (2010) pada Bank Umum Riau
tahun 1994-2008 dengan analisis regresi linier berganda, Faizal dan
Prabawa (2010) pada Bank Umum Syariah Devisa dengan analisis linier
berganda, dan Murdiyanto (2012) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
tahun 2006-2011 dengan menggunakan analisis linier berganda, dan
kesemua penelitian tersebut menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga
(DPK) berpengaruh positif signifikan terhadap Total Pembiayaan
Perbankan Syariah.
Oleh karena itu, merujuk pada penelitian-penelitian tersebut,
peneliti semakin tertarik untuk melakukan penelitian kembali yang pernah
dilakukan peneliti sebelumnya dengan tahun dan variabel yang berbeda.
Peneliti menggunakan variabel Kurs, Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan
Ekspor sebagai variabel independen. Dana Pihak Ketiga sebagai variabel
moderasi. Total Pembiayaan sebagai variabel dependen dengan periode
penelitian tahun 2007-2015. Kemudian perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu
adalah pada penelitian ini menggunakan variabel moderasi dana pihak
ketiga sebagai pengaruh variabel makro ekonomi terhadap total
pembiayaan. Selain itu tahun yang up to date yaitu 2007-2015 yang
digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun memilih judul
“Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar
dan Pertumbuhan Ekspor Terhadap Total Pembiayaan Perbankan
12
Syariah dengan Dana Pihak Ketiga Sebagai Variabel Moderating
(Studi Kasus Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2007-2015)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang
akan diteliti adalah:
1. Apakah kurs rupiah berpengaruh pada total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia?
2. Apakah inflasi berpengaruh pada total pembiayaan perbankan syariah
di Indonesia?
3. Apakah jumlah uang beredar berpengaruh pada total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia?
4. Apakah pertumbuhan ekspor berpengaruh pada total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia?
5. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia?
6. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh inflasi terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia?
7. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh jumlah uang beredar
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia?
8. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia?
13
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan
untuk menguji:
1. Pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.
2. Pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.
3. Pengaruh jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia.
4. Pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia.
5. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
6. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh inflasi terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
7. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh jumlah uang beredar
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
8. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
14
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang lengkap dan memberikan manfaat secara teoritik dan praktik:
1. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan
bermanfaat untuk:
a. Mengetahui secara substansif faktor-faktor makro yang
mempengaruhi total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
b. Menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian
penelitian.
2. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat
untuk:
a. Bahan pertimbangan bagi manajemen bank syariah dalam
mengambil keputusan untuk mengelola bank yang baik.
b. Bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan,
khususnya kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan moneter
dan bahan pertimbangan pemerintah dalam menjalankan fungsi
sebagai lembaga intermediasi.
c. Memberikan informasi tambahan bagi investor dan masyarakat
yang berkepentingan untuk menginvestasikan dananya di
perbankan.
d. Referensi dasar kelanjutan penelitian pada masa mendatang.
15
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sitematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 : Pendahuluan
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini memuat tentang landasan teori yang
berkaitan dengan penelitian, telaah pustaka, kerangka
pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini berisi tentang metoderuang lingkup
penelitian, penentuan sampel, sumber data, metode
pengumpulan data, definisi operasional, dan metode
analisis data.
BAB IV : Analisis Data
Bab ini merupakan pengolahan dari metode yang
digunakan.Analisis ini berguna sebagai jawaban atas
permasalahan penelitian atau membahas mengenai hasil
pengujian hipotesis.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan.
Seluruh hasil penelitian akan dirangkum dalam bab ini.
16
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
Penelitian ini dilampiri dengan daftar pustaka dan daftar
lampiran yang meliputi deskripsi sampel penelitian dan
hasil output SPPS.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Lemah dan kuatnya lembaga keuangan syariah salah satunya
disebabkan oleh indikator ekonomi makro yang dapat mempengaruhi
stabilitas sistem keuangan Herijanto (2013: 148). Menurut Muljono (1996:
67) yang dikutip oleh Mulyani (2016: 6) bahwa kegiatan perbankan yang
akan dilakukan lebih banyak mengikuti perkembangan
perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, baik tingkat regional,
nasional, maupun internasional. Perbankan dalam manyalurkan
pembiayaan diperlukan sebuah analisis sesuai fakta dan informasi yang
tepat. Krisis perbankan dimulai dari penyaluran kredit dengan mengambil
risiko yang berlebihan (overleverage), dan kelanjutan hidup bank dengan
risiko yang berlebihan itu tergantung ketika terjadi economic shock
(perubahan besar pada ekonomi makro) (Herijanto, 2013: 158).
Perkembangan kondisi perekonomian dunia saat ini akan
mempengaruhi pergerakan sistem keuangan. Dahlan (2014) melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank
Indonesia Syariah dan Tingkat Inflasi terhadap Pembiayaan Bank Syariah
di Indonesia” dengan periode 2008-2012. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Variabel yang
digunakan adalah tingkat bonus SBIS, tingkat inflasi dan pembiayaan bank
umum syariah. Hasil dari penelitian ini adalah secara parsial tingkat bonus
18
SBIS berpengaruh negatif terhadap penyaluran pembiayaan Bank Syariah
di Indonesia. Variabel tingkat inflasi secara parsial tidak berpengaruh
terhadap penyaluran pembiayaan pada bank syariah di Indonesia. Dengan
demikian tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh dalam besar kecilnya
penyaluran bank syariah di Indonesia. Inflasi merupakan masalah yang
selalu dihadapi oleh perekonomian. Sampai di mana buruknya masalah ini
berbeda di antara satu waktu ke waktu yang lain. Temuan yang sama oleh
Ningsih dan Zuhroh (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Permintaan Kredit Investasi pada Bank Swasta Nasional di Jawa Timur
menyebutkan bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan perbankan.
Haryati (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pertumbuhan
Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro
Ekonomi” menyebutkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbanakan. Penelitian yang sama
dilakukan oleh Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) menyebutkan dalam
penelitiannya bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap
pembiayaan perbankan.
Halim (2013) dalam penelitiannya yang berjudul“Pengaruh
Makro Ekonomi Dan Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja Dan Kredit
Investasi Perbankan” menyebutkan bahwa jumlah uang beredar
berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Temuan
yang sama dilakukan oleh Lie dan Malelak (2015) dalam penelitiannya
19
menyebutkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan perbankan.
Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah
Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan” metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Periode tahun yang
digunakan adalah tahun 2002-2007. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Variabel yang digunakan adalah
suku bunga, nilai tukar, jumlah ekspor dan kredit perbankan. Secara
simultan suku bunga, nilai tukar berpengaruh negatif signifikan dan
jumlah ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap kredit perbankan.
Secara parsial variabel ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan perbankan.
Faizal dan Prabawa (2013) melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Total Aset, Dana Pihak Ketiga dan Non Performing
Financing (NPF) terhadap Volume Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus
pada Bank Umum Syariah Devisa)”. Variabel yang digunakan adalah
Total Aset, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing (NPF) dan
Volume Pembiayaan.Metode yang digunakan adalah purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan sampel empat Bank Umum Syariah di
Indonesia dengan periode waktu lima tahun dari tahun 2006-2013. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel
20
yang digunakan terhadap volume pembiayaan Bank Umum Syariah
Devisa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama
variabel Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh terhadap volume pembiayaan bagi hasil. Secara parsial
variabel dana pihak ketiga berpengaruh signifikan dan positif terhadap
volume pembiayaan bagi hasil. Artinya semakin tinggi DPK yang berhasil
dihimpun oleh bank umum syariah devisa, akan mendorong peningkatan
volume pembiayaan bagi hasil yang disalurkan, demikian pula sebaliknya,
sedangkan secara parsial NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
volume pembiayaan bagi hasil. Murdiyanto (2012), dalam jurnal yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan Penyaluran
Kredit Perbankan”, temuan yang sama disebutkan oleh Murdiyanto (2012)
bahwa dana pihak ketiga menujukkan hubungan positif signifikan terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
21
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Peneliti Judul Variabel Hasil
Pengaruh Kurs Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah
1. Ditria, Vivian dan
Widjaja (2008)
Journal of Applied
Finance and Accounting Vol. 1 No.1 November 2008:166-192
Pengaruh
Tingkat Suku
Bunga, Nilai
Tukar Rupiah
dan Jumlah
Ekspor terhadap
Tingkat Kredit
Perbankan
Suku bunga,
nilai tukar,
jumlah ekspor
dan kredit
perbankan.
Kurs
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
pembiayaan
perbankan.
2. Haryati (2007)
Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 13,
No.2 Mei 2009,hal. 299
– 310
Terakreditasi SK.
No.167/DIKTI/Kep/2007
Pertumbuhan
Kredit
Perbankan di
Indonesia:
Intermediasi dan
Pengaruh
Variabel Makro
Ekonomi
Pertumbuhan
ekses likuiditas,
DPK,
pertumbuhan
pinjaman,
pertumbuhan
ekuitas, suku
bunga, inflasi
dan nilai tukar
Kurs
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
pertumbuhaan
kredit
perbankan di
indonesia.
3. Halim (2013)
FINESTA Vol. 1, No. 2,
(2013) 1-6
Pengaruh
Makroekonomi
Dan Ekspor
Terhadap Kredit
Modal Kerja
Dan Kredit
Investasi
Perbankan
Inflasi, bi rate,
jumlah uang
beredar, kurs,
ekspor
Kurs
berpengaruh
negatif dan
tidak signifikan
terhadap kredit
perbankan.
4. Wira (2011)
JEMI, Vol. 2, No.2,
Desember 2011
Pengaruh Pdb
Sektor, Nilai
Tukar Dan
Indeks Harga
Produsen
Terhadap
Penjaman
Perbankan
PDB, Nilai
Taukar (Kurs),
Indeks Harga
Produsen
Kurs rupiah
berpengaruh
positif dan
signifikan
5. Lie dan Malelak (2015)
FINESTA Vol. 3, No. 2,
(2015) 67 – 72
Pengaruh Makro
Ekonomi
Terhadap Kredit
Perbankan Di
Indonesia
Periode 2007-
2014
Inflasi, kurs,
produk
domestik bruto,
jumlah uang
beredar, bi rate,
ekspor
Kurs
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
6. Listiono (2015)
Skripsi Universitas
Muhamadiyah
Yogyakarta
Analisis
Pengaruh
Gejolak Moneter
Terhadap Kredit
Pada Bank
Konvensional
Dan Pembiayaan
Pada Bank
Syariah di
Gejolak
Moneter, Kredit
dan Pembiayaan
Kurs
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
pembiayaan
bank syariah
22
Indonesia tahun
2007-2014
Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan Perbankan
1. Haryati (2007)
Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 13,
No.2 Mei 2009,hal. 299
– 310
Terakreditasi SK.
No.167/DIKTI/Kep/2007
“Pertumbuhan
Kredit
Perbankan di
Indonesia:
Intermediasi dan
Pengaruh
Variabel Makro
Ekonomi”
Pertumbuhan
ekses likuiditas,
DPK,
pertumbuhan
pinjaman,
pertumbuhan
ekuitas, suku
bunga, inflasi
dan nilai tukar.
Inflasi
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pertumbuhan
kredit
perbankan.
2. Ningsih dan Zuhroh
(2010)
Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol 8 No.
2 Desember 2010
Analisis
Permintaan
Kredit Investasi
pada Bank
Swasta Nasional
di Jawa Timur
Suku bunga dan
inflasi
Inflasi
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap
permintaan
kredit bank.
3. Boyd, Levine and Smith
(2000)
The Impact Of
Inflation On
Financial Sector
Performance
Inflasi Inflasi
berpengruh
negatif
signifikan
terhadap
kemampuan
bank
menyalurkan
pembiayaan.
4. Dahlan (2014)
Jurnal Etikonomi Vol. 13
No. 2 Oktober 2014
Pengaruh
Tingkat Bonus
Sertifikat Bank
Indonesia
Syariah dan
Tingkat Inflasi
terhadap
Pembiayaan
Bank Syariah di
Indonesia
Tingkat bonus
SBIS, tingkat
inflasi dan
pembiayaan
bank umum
syariah.
Variabel
tingkat inflasi
berpengaruh
positif dan
tidak signifikan
terhadap
penyaluran
pembiayaan
pada bank
syariah di
Indonesia.
5. Amidu (2006)
Banks and Bank Systems
/ Volume 1, Issue 4, 2006
The Link
Between
Monetary Policy
And Banks
Lending
Behaviour: The
Ghanaian Case
GDP
Goverentment,
inflasi, Suku
Bunga, money
supply, total
asset to firm,
cash equifalent
to firm
Inflasi
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap kredit
bank.
6. Saekhu (2015)
Economica Volume
VI/Edisi 1/Mei 2015
Pengaruh Inflasi
Terhadap
Kinerja
Pembiayaan
Bank Syariah,
Volume Pasar
Uang Antar
Inflasi,
Pembiayaan
Bank Syariah,
Pasar Uang dan
Wadiah
Inflasi
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap
pembiayaan
bank syariah
23
Bank Syariah,
Dan Posisi
Outstanding
Sertifikat
Wadiah Bank
Indonesia
7. Listiono (2015)
Skripsi Universitas
Muhamadiyah
Yogyakarta
Analisis
Pengaruh
Gejolak Moneter
Terhadap Kredit
Pada Bank
Konvensional
Dan Pembiayaan
Pada Bank
Syariah di
Indonesia tahun
2007-2014
Gejolak
Moneter, Kredit
dan Pembiayaan
Inflasi
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
pembiayaan
bank syariah
Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah
1. Halim (2013)
FINESTA Vol. 1, No. 2,
(2013) 1-6
Pengaruh
mkroekonomi
dan ekspor
terhadap kredit
modal kerja dan
kredit inestasi
perbankan
Inflasi, bi rate,
jumlah uang
beredar, kurs,
ekspor
Jumlah uang
beredar
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kredit
perbnkan.
2. Lie dan Malelak (2015)
FINESTA Vol. 3, No. 2,
(2015) 67 – 72
Pengaruh Makro
Ekonomi
Terhadap Kredit
Perbankan Di
Indonesia
Periode 2007-
2014
Inflasi, kurs,
produk
domestik bruto,
jumlah uang
beredar, bi rate,
ekspor
Jumlah uang
beredar
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pembiayaan
perbankan
3. Akbar (2012)
Forum Bisnis Dan
Kewirausahaan Jurnal
Ilmiah STIE MDP
Vol. 2 No. 1 September
2012
Kausalitas
Inflasi, Tingkat
Suku Bunga,
Dan Jumlah
Uang Beredar: A
Case Of
Indonesia
Economy
Inflasi, suku
bunga, jumlah
uang beredar.
Jumlah uang
beredar
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap kredit
perbankan.
4. Mayasya (2013)
Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol.9 No.
1 2012-2013
Pengaruh
Variabel Makro
Ekonomi
Terhadap
Pembiayaan
Bank Syariah Di
Indonesia
Periode 2012-
2013
Jumlah uang
beredar, inflasi,
ekspor
Jumlah uang
beredar
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
pembiayaan
perbankan
syariah
5. Listiono (2015)
Skripsi Universitas
Muhamadiyah
Yogyakarta
Analisis
Pengaruh
Gejolak Moneter
Terhadap Kredit
Pada Bank
Gejolak
Moneter, Kredit
dan Pembiayaan
Jumlah Uang
Beredar
berpengaruh
negatif
signifikan
24
Konvensional
Dan Pembiayaan
Pada Bank
Syariah di
Indonesia tahun
2007-2014
terhadap
pembiayaan
bank syariah
Pengaruh Ekspor Terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah
1. Ditria, Vivian dan
Widjaja (2008)
Journal of Applied
Finance and Accounting
Vol. 1 No.1 November 2008:166-192
Pengaruh
Tingkat Suku
Bunga, Nilai
Tukar Rupiah
dan Jumlah
Ekspor terhadap
Tingkat Kredit
Perbankan
Suku Bunga,
Nilai Tukar,
Ekspor
Ekspor
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pembiayaan
perbanakan
2. Astriana (2010)
Journal Uajy Vol. 1 No.
01
Pengaruh Nilai
Tukar Rupiah,
Nilai Ekspor,
Suku Bunga
Kredit,
Dan Dana Pihak
Ketiga Terhadap
Kredit Modal
Kerja
Nilai Tukar
Rupiah,
Nilai Ekspor,
Suku Bunga
Kredit,
Dan Dana Pihak
Ketiga
Terhadap
Nilai Ekspor
tidak signifikan
terhadap kredit
modal kerja
perbankan
3. Mayasya (2013)
Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol.9 No.
1 2012-2013
Pengaruh
Variabel Makro
Ekonomi
Terhadap
Pembiayaan
Bank Syariah Di
Indonesia
Periode 2012-
2013
Jumlah uang
beredar, inflasi,
ekspor
Ekspor
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
pembiayaan
perbankan
syariah
4. Lie dan Malelak (2015)
FINESTA Vol. 3, No. 2,
(2015) 67 – 72
Pengaruh Makro
Ekonomi
Terhadap Kredit
Perbankan Di
Indonesia
Periode 2007-
2014
Inflasi, kurs,
produk
domestik bruto,
jumlah uang
beredar, bi rate,
ekspor
Ekspor tidak
berpengaruh
terhadap kredit
perbankan
Pengaruh DPK Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah
1. Faizal dan Prabawa
(2013)
Jurnal Ilmiah
Manajemen
Volume 8, Nomor 1,
April 2010
“Analisis
Pengaruh Total
Aset, Dana
Pihak Ketiga dan
Non Performing
Financing (NPF)
terhadap Volume
Pembiayaan
Bagi Hasil (Studi
Kasus pada Bank
Umum Syariah
Devisa)
Total Aset,
Dana Pihak
Ketiga, Non
Performing
Financing
(NPF) dan
Volume
Pembiayaan
Dana pihak
ketiga
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
volume
pembiayaan
bagi hasil.
2. Murdiyanto (2012)
Proseedings of
Faktor-faktor
yang
DPK, CAR,
NPL, SBI
Dana pihak
ketiga
25
Conference In Business,
Accounting and
Management (CBAM)
2012
Vol. 1 No. 1 December
2012
berpengaruh
dalam penentuan
penyaluran
kredit perbankan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadal
penyalurn
kredit
perbankan.
3. Siswati (2013)
Jurnal Dinamika
Manajemen
JDM Vol. 4, No. 1, 2013,
pp: 82-92
Analisis
penyaluran dana
bank syariah
DPK, NPF,
bonus SWBI
Dana pihak
ketiga
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
penyaluran dan
bank syariah.
4. Qolby (2013)
Economics Development
Analysis Journal EDAJ 2
(4) (2013)
Faktor-faktor
yang
mempegaruhi
pembiayaan
pada perbankan
syariah di
indonesia
periode tahun
2007-2013
DPK, SWBI
dan ROA
DPK
berpengaruh
positif
signifikan
5. Untari (2016)
Publikasi Ilmiah
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga
(DPK), Kas, Dan
Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)
Terhadap
Pembiayaan
Mudharabah dan
Musyarakah
Pada Perbankan
Syariah Di
Indoneisa
Periode 2010-
2014
DPK, Kas, SBI DPK
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pembiayaan
mudharabah
dan
musyarakah
Pengaruh Variabel Kurs Terahadap DPK Perbanakn Syariah
1. Tohari (2010)
Skripsi Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Analisis
Pengaruh Nilai
Tukar Rupiah
Terhadap Dollar,
Inflasi Dan
Jumlah Uang
Beredar
Terhadap Dana
Pihak Ketiga
(DPK) Serta
Implikasinya
Ada Pembiayssn
Mudharabah
Perbankan
Syariah Di
Indonesia
Kurs rupiah,
inflasi, JUB,
DPK,
mudharabah
Kurs rupiah
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
26
2. Muttaqiena (2013)
Jurnal Ekonomi
Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas
Negeri Semarang
Indonesia
Analisi Pengaruh
PDB, Inflasi,
Tingkat Bunga,
Dan Nilai Tukar
Terhadap Dana
Pihak Ketiga
Perbankan
Syariah Di
Indonesia
Tahuin 2008-
2012
PDB, inflasi,
tingkat bunga,
nilai tukar, DPK
Nilai tukar
rupiah (kurs)
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
3. Cahyono (2009)
Tesis Universitas
Indonesia
Pengaruh
Indikator
Makroekonomi
Terhadap Dana
Pihak Ketiga
Dan Pembiayaan
Bank Syariah
mandiri
Inflasi, kurs
PDB, DPK
Kurs
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
bank syariah
mandiri
Pengaruh Variabel Inflasi Terahadap DPK Perbanakn Syariah
1. Tohari (2010)
Skripsi Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Analisis
Pengaruh Nilai
Tukar Rupiah
Terhadap Dollar,
Inflasi Dan
Jumlah Uang
Beredar
Terhadap Dana
Pihak Ketiga
(DPK) Serta
Implikasinya
Ada Pembiayssn
Mudharabah
Perbankan
Syariah
Diindonesia
Kurs rupiah,
inflasi, JUB,
DPK,
mudharabah
Inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
2. Muttaqiena (2013)
Jurnal Ekonomi
Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas
Negeri Semarang
Indonesia
Analisi Pengaruh
PDB, Inflasi,
Tingkat Bunga,
Dan Nilai Tukar
Terhadap Dana
Pihak Ketiga
Perbankan
Syariah Di
Indonesia Tahun
2008-2012
PDB, inflasi,
tingkat bunga,
nilai tukar, DPK
Inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
3. Maula (2012)
Skripsi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Pengaruh
Tingkat Suku
bunga, Jumlah
Bagi Hasil,
Inflasi, Indeks
Saham Jakarta
Islamic Index
(JII), Dan
Jumlah Uang
Suku bunga,
bagi hasil,
inflasi, indeks
saham JII, JUB
Inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah
bank syariah
mandiri
27
beredar (JUB)
Terhdapa
Deposito
Mudharabah
Pada Bank
Syariah Mandiri
(BSM) Periode
2007-2011
4. Cahyono (2009)
Tesis Universitas
Indonesia
Pengaruh
Indikator
Makroekonomi
Terhadap Dana
Pihak Ketiga
Dan Pembiayaan
Bank Syariah
Mandiri
Inflasi ,kurs
PDB, DPK
Inflasi
brepengaruh
signifikan
terhadap DPK
bank syariah
mandiri
Pengaruh Variabel JUB Terhadap DPK Perbanakn Syariah
1. Tohari (2010)
Skripsi Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Analisis
Pengaruh Nilai
Tukar Rupiah
Terhadap Dollar,
Inflasi Dan
Jumlah Uang
Beredar
Terhadap Dana
Pihak Ketiga
(DPK) Serta
Implikasinya
Ada Pembiayssn
Mudharabah
Perbankan
Syariah
Diindonesia
Kurs rupiah,
inflasi, JUB,
DPK,
mudharabah
JUB
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap DPK
2. Maula (2012)
Skripsi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Pengaruh
Tingkat Suku
bunga, Jumlah
Bagi Hasil,
Inflasi, Indeks
Saham Jakarta
Islamic Index
(JII), Dan
Jumlah Uang
Beredar (JUB)
Terhdapa
Deposito
Mudharabah
Pada Bank
Syariah Mandiri
(BSM) Periode
2007-2011
Suku bunga,
bagi hasil,
inflasi, indeks
saham JII, JUB
JUB
berpengaruh
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah
bank syariah
mandiri
Pengaruh Variabel Pertumbuhan Ekspor Tehadap DPK
1. Astriana (2013)
Tesis Program Studi
Magister Manajemen
Program Pascasarjana
Pengaruh Nilai
Tukar Rupiah,
Nilai Ekspor,
Suku Bunga
Nilai tukar,
ekspor, suku
bunga kredit,
DPK, kredit
Ekspor
berpengaruh
signifikan
terhadap dana
28
Universtas Atma Jaya. Kredit, Dan
Dana Pihak
Ketiga Terhadap
Kredit Modal
Kerja
modal kerja pihka ketiga
Dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan dalam tabel 2.1, peneliti
menemukan adanya gap antara lain:
1. Dari penelitian terdahulu yang peneliti review, masing-masing
penelitian memiliki hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti ingin
membuktikan hasil penelitian yang lebih baik.
2. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan hasil temuan yang
bertentangan dengan teori. Seperti: penelitian menyatakan inflasi
berpengaruh positif signifikan, sesuai dengan teori, namun ada yang
menyebutkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
3. Berdasarkan penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang
menyatakan persamaan total pembiayaan perbankan syariah dari fungsi
variabel kurs, inflasi, jumlah uang beredar, pertumbuhan ekspor dan
dana pihak ketiga f(kurs, inflasi, jub, ekspor, dpk).
B. Kerangka Teori
1. Kurs Rupiah
a. Pengertian Kurs Rupiah
Menurut Halwani (2005: 157) nilai tukar mata uang (kurs)
merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau
dikenal dengan sebutan kurs. Menurut Greenwald yang dikutip oleh
29
Karim (2007: 157) dalam Encyclopedia of Economics nilai tukar uang
atau yang lebih popular dikenal dengan sebutan kurs mata uang adalah
catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency)
dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau
resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing.
Permintaan dan penawaran akan valuta asing akan membentuk
tingkat nilai tukar suatu mata uang domestik dengan mata uang negara
lain. Penawaran dan permintaan terhadap valuta asing timbul karena
adanya hubungan internasional dalam perdagangan barang, jasa,
maupun modal. Penawaran valuta asing disebabkan adanya ekspor
barang, jasa, transfer atau hibah dari luar negeri maupun capital
masuk. Sedangkan permintaan valuta asing disebabkan adanya impor
barang, jasa maupun capital, sehingga untuk menyelesaikan transaksi
perlu menukarkan suatu mata uang domestik dengan valuta asing, dan
sebaliknya.
Beberapa perkembangan sistem nilai tukar mata uang (Halwani, 2005: 158-
160), yaitu:
a. Sistem Nilai Tukar Standar Emas
Negara yang menganut sistem nilai tukar standar emas menetapkan
nilai tukar mata uangnya dalam berat emas tertentu.
b. Sistem Nilai Tukar Tetap
Dalam sistem ini semua transaksi mata uang akan menggunakan kurs
yang ditetapkan oleh bank sentral.
30
c. Sistem Nilai Tukar Pengawasan Devisa
Suatu Negara yang menganut rezim pengawasan devisa dalam nilai
tukaran mata uangnya biasanya perekonomian negara tersebut tidak
memilki cadangan devisa yang cukup untuk menutupi defisit neraca
pembayaran yang terus menerus.
d. Sistem Nilai Tukar Tambatan
Sistem nilai tukar tambatan atau pegged exchange rate system, dimana
mata uang domestik dikaitkan dengan suatu mata uang asing tingkat nilai
tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing lainnya merupakan
penurunan dari nilai tukar mata uang asing yang dijadikan tambatan
dengan mata uang asing lainnya.
e. Sistem Nilai Tukar Mengambang
Nilai tukar mengambang atau sering disebut floating exchange rate,
dimana tingkat nilai tukar dibiarkan menurut keseimbangan permintaan
dan penawaran mata uang asing yang terjadi.
Menurut Karim (2007: 167-175) dalam pembahasan nilai tukar menurut
Islam penyebab dari apresiasi/depresiasi (fluktuasi) nilai tukar suatu mata
uang akan dipakai dua skenario yaitu:
a. Skenario satu, terjadi perubahan-perubahan harga didalam negeri yang
mempengaruhi nilai tukar uang (faktor luar negeri dianggap tidak
berubah/berpengaruh). Sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang yang
terjadi di dalam negeri dikelompokkan sebagai berikut:
1) Natural exchange rate fluctuation
31
a) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan-perubahan yang
terjadi pada permintaan agregatif.
b) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi
pada penawaran agregatif jika penawaran agregatif turun, maka akan
berakibat pada naiknya tingkat harga secara keseluruhan, yang
kemudian akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar.
2) Human error exchange rate fluctuation
a) Corruption & bad administration
Korupsi dan administrasi yang buruk akan mengakibatkan naiknya
harga akibat terjadinya misal location of resources serta mark-up
yang tinggi yang harus dilakukan oleh produsen untuk menutupi
biaya-biaya siluman dalam proses produksinya.
b) Excessive tax
Pajak penjualan yang sangat tinggi yang dilakukan pada barang dan
jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut
secara agregatif tingkat harga-harga akan mengalami kenaikan.
c) Excessive seignorage
Jika uang yang dicetak melebihi kebutuhan sektor riil maka tingkat
harga akan mengalami kenaikan secara keseluruhuan. Jika harga
dalam negeri mengalami kenaikan sementara tingkat harga luar
negeri tetap maka nilai tukar uang akan mengalami depresiasi.
32
b. Skenario dua, terjadi perubahan-perubahan harga diluar negeri (faktor
didalam negeri dianggap tidak berubah/berpengaruh). Perubahan harga
yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena dua sebab yaitu:
1) Non engineered/non-manipulated changes yaitu kenaikan perubahan
angka terjadi bukan disebakan oleh manipulasi (yang dimaksudkan
untuk merugikan) yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
2) Engineered/manipulated changes yaitu perubahan yang terjadi
disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
yang dimaksud untuk merugikaan pihak lain.
2. Hubungan Kurs Rupiah Terhadap Pembiayaan Perbankan
Kurs rupiah merupakan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi jumlah pembiayaan dalam perbankan syariah.
Melemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS mencerminkan kondisi
perekonomian yang tidak menentu sehingga meningkatkan risiko
perbankan untuk menyalurkan pembiayaannya (Sujatna, 2010: 211).
Pengaruh kurs terhadap kondisi makroekonomi berhubungan dengan
tingkat harga berlaku, yang mempengaruhi perilaku nasabah dalam
menabung dan permintaan terhadap pembiayaan dalam menyikapi
fluktuasi nilai kurs. Mankiw (2001: 125) menyatakan: “Jika Kurs riil
tinggi, barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-
barang domestic lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang
domestik lebih mahal dan barang-barang domestik relatif murah”.
33
Bila kurs rupiah mengalami pelemahan terhadap mata uang
negara lain, maka barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu
akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain
tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan
akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya
penggunaan substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan
permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen
dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru.
Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi sehingga
ekonomi mengalami perlambatan. Dalam ekonomi yang mengalami
perlambatan, kebutuhan akan dana untuk modal kerja maupun
membiayai investasi akan berkurang. Akibatnya bank akan kesulitan
menyalurkan pembiayaan dan sebaliknya (Cahyono, 2009: 31-32).
2. Teori Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Menurut Karim (2007: 135) inflasi adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode
waktu tertentu.Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter
karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap
suatu komoditas. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan unit
penghitungan moneter terhadap barang-barang/komoditas dan jasa
didefinisikan sebagai deflasi (deflation). Inflasi diukur dengan tingkat
34
inflasi (rate of inflation) yaitu tingkatan perubahan dari tingkat harga
secara umum.
Menurut Sukirno (2004: 27) inflasi adalah kenaikan harga-harga
secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periodeke
periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan
harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun
sebelumnya.
Menurut Karim (2007: 137), inflasi seperti sebuah penyakit.
Inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu
sebagai berikut:
a. Moderated inflation; karakteristiknya adalah kenaikan tingkat
harga yang lambat.
b. Galloping Inflation; inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan
20% sampai dengan 200% per tahun.
c. Hyper Inflation; inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat
tinggi yaitu jutaan sampai triliunan persen per tahun.
Selain itu, menurut Karim (2007: 138) inflasi dapat digolongkan
karena penyebab-penyebab sebagai berikut:
a. Natural Inflation dan Human Error Inflaton. Natural Inflation
adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang
manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya.
Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
35
b. Actual/Anticipated/Expected Inflation dan
Unanticipated/Unexpected Inflation. Pada Excepted Inflation
tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku
bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi, sedangkan pada
Unexpcted Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal
belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek
inflasi.
c. Demand Pull/Cost Push Inflation. Demand Pull Inflation
diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi
permintaan agregat dari barang dan jasa pada suatu
perekonomian. Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi
karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran
agregat dari barang dan jasa pada suatu perekonomian.
d. Spiralling Inflation. Inflasi jenis ini adalah inflasi yang
diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana
inflasi yang sebelumnya ini terjadi sebagai akibat dari inflasi
yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterussnya.
e. Imported Inflation dan Domestic Inflation. Imported Inflation
bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami
oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar
perdagangan internasional. Domestic Inflation biasa dikatakan
inflasi yang hanya terjadi didalam negeri suatu negara yang
tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya.
36
b. Hubungan Inflasi Dengan Pembiayaan Perbankan
Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan
terus menerus (Karim, 2007: 137). Apabila terjadi inflasi maka
terjadi ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara, adanya
ketidakpastian kondisi perekonomian suatu negara akan
mengakibatkan masyarakat lebih menggunkan dananya untuk
konsumsi.
Inflasi mencerminkan stabilitas ekonomi, secara teori bahwa
inflasi dapat melemahkan semangat menabung masyarakat,
meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja dan mengarahkan
investasi pada hal-hal yang non-produktif (Karim, 2007: 137). Di sisi
lain, ini berarti bahwa masyarakat membuat keputusan dengan
anggapan tidak ada perbedaan bonus Wadi’ah dan bagi hasil
Mudharabah dengan imbalan tingkat bagi hasil bagi Bank Syariah.
Pada masa inflasi, masyarakat akan menarik dana lebih banyak dari
simpinannya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga dana
yang dihimpun oleh perbankan akan menurun, kemudian berdampak
pada penyaluran pembiayaan perbankan yang menurun (Muttaqiena,
2013: 181).
3. Jumlah Uang Beredar
a. Pengertian Jumlah Uang Beredar
Jumlah uang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar
37
dalam arti luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar di
masyarakat (tidak termasuk uang kartal yang beredar di bank)
ditambah dengan uang giral. M2 merupakan penjumlahan dari M1
ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau biasa disebut
dengan uang kuasi (Siamat, 2005: 93). Sedangkan menurut Subagyo
(1997: 10) jumlah uang beredar yaitu M1 (uang dalam arti sempit)
yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti
luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi.
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring
dengan perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian
bertumbuh dan berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah,
sedang komposisinya berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi
penggunaan uang kartal makin sedikit, digantikan uang giral atau near
money.
b. Hubungan Jumlah Uang Beredar dengan Pembiayaan Perbankan
Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan
memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi.
Peningkatan jumlah uang beredar dimasyarakat direspon perbankan
syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan. Sebab kenaikan
jumlah uang beredar menyebabkan jumlah dana pihak ketiga yang
dihimpun mengalami peningkatan. Di mana masyarakat mempunyai
dana berlebih untuk melakukan investasi atau menabung di bank. Jika
peningkatan dana pihak ketiga ini tidak segera disalurkan dalam
38
bentuk pembiayaan, bank syariah akan mengalami kerugian akibat
adanya kewajiban untuk memberikan nisbah terhadap DPK yang telah
dihimpun (Tohari, 2010: 86)
4. Pertumbuhan Ekspor
a. Pengertian Ekspor
Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai, Veithzal, Permata dan
Idroes, 2007: 321). Sedangkan dalam Wikipedia. org, ekspor adalah
proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan.
Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan
dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima
(http://id.wikipedia.org/wiki.Ekspor).
Negara dengan perekonomian terbuka tidak terlepas dengan
perdagangan internasional. Faktor penentu ekspor dan impor adalah
output suatu negara. Total pengeluaran dalam negeri sering kali
disebut permintaan dalam negeri sama dengan jumlah konsumsi
ditambah investasi dalam negeri, ditambah pembelian oleh
pemerintah untuk barang dan jasa.
Ekspor ke suatu negara berhubungan dengan pendapatan
dan output negara tersebut. Apabila output luar negeri meningkat,
nilai tukar terhadap mata uang negara lain menurun, maka volume
39
dan nilai ekspor suatu negara cenderung meningkat. Penyebabnya
adalah ketika perekonomian negara tumbuh dengan cepat dan
harga-harga meningkat secara relatif terhadap mitra dagangnya,
akibatnya ekspor cenderung lebih lambat dibandingkan impornya.
Kemudian ketika perekonomian luar negeri tumbuh sedikit kurang
cepat dibandingkan dengan perekonomian dalam negeri sehingga
menurunkan ekspor, sementara impor tumbuh secara tajam.
Akibatnya adalah perputaran besar ke arah defisit pada ekspor netto
riil (Samuelson dan Nordhaus, 1997: 183)
b. Hubungan Ekspor Dengan Pembiayaan Perbankan Syariah
Kegiatan ekspor suatu negara adalah salah satu upaya untuk
memperkuat perekonomian sebuah negara dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk
membangun ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan
mandiri. Salah satu upaya kearah itu adalah mengembangkan
kegiatan ekspor syariah melalui pembiayaan sektor riil yang
berorientasi ekspor, baik pembiayaan modal kerja maupun investasi.
Ketika sebuah negara dalam kegiatan ekspor mengalami
peningkatan, maka hal ini pembiayaan ekspor juga mengalami
peningkatan. Tujuan pemberian pembiayaan ekspor adalah untuk
dapat membantu memperkuat permodalan dan diharapkan produk
yang dihasilakan mempunyai daya saing di pasar ekspor
(Agustianto, 2014).
40
5. Dana Pihak Ketiga
a. Pengertian Dana Pihak Ketiga
Menurut Kasmir (2004: 50) Pengertian sumber dana bank
adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat.
Sedangkan menurut Rivai dan Veithzal (2008: 213) dana pihak
ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti
masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah
tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang
rupiah maupun dalam valuta asing.
Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah
dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Kemudian
untuk membiayai operasinya, dana dapat pula diperoleh dari modal
sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan
dana disesuaikan pula dengan tujuan dari penggunaan dana
tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya
biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana
harus dilakukan secara tepat (Kasmir, 2004: 50).
Menurut Kasmir (2004: 40) secara umum untuk
memperoleh dana dari masyarakat luas, bank dapat menggunakan
tiga macam jenis simpanan (rekening), jenis simpanan tersebut
yaitu:
1) Simpanan Giro (Demand Deposit)
41
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakancek atau
bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan
diberikan bunga atau bagi hasil yang dikenal dengan nama jasa
giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang
bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para
usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahannya. Bagi
bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga atau bagi
hasil yang diberikan kepada nasabah lebih rendah dari simpanan
lainnya.
2) Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan
dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan,
kuitansi, atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada
pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga atau bagi
hasil tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama
seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga atau bagi
hasil tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam
prakteknya bunga atau bagi hasil tabungan lebih besar dari jasa
giro.
3) Simpanan Deposito (Time Deposit)
42
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu
tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai
jangka waktu tersebut. Jenis deposito pun beragam sesuai
dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito
terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposit
on call.
b. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan
Perbankan
Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari
masyarakat luas yang dihimpun yang merupakan sumber dana
terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber
dana ini (Antonio, 2001: 105). Penghimpunan danapihak ketiga
yang semakin tinggi akan mendorong peningkatan volume
pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan (Faizal, 2010: 54).
6. Pembiayaan Perbankan Syariah
Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220), pembiayaan merupakan
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
lembaga keuangan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu, dengan imbalan atau
bagi hasil.
43
Menurut Faizal (2010: 57) pembiayaan adalah suatu produk
penyaluran dana yang diberikan bank syariah kepada nasabahnya.
Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220) ada beberapa penjelasan
mengenai pembiayaan perbankan syariah, yaitu:
a. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang luas. Pada dasarnya
terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu:
1) Profitabilitas, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari
pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil dari
usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu bank
hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha
nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan
pembiayaan yang telah diteriamanya.
2) Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan
harus benar-benar terjamin sehingga profitability dapat benar-
benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
b. Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perekonomian. Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220) secara
garis besar fungsi pembiayaan di dalam perekonomian
perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut.
1) Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari
modal/uang.
44
2) Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang.
3) Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
4) Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat.
5) Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi.
6) Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan
nasional.
7) Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
c. Prinsip-Prinsip Pembiayaan
Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 224) dalam menyalurkan
dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan
perbankan syariah terbagi dalam tiga kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
1) Prinsip jual beli (BA’I)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of
property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan
menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli
dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu
penyerahan barangnya, yakni:
a) Pembiayaan Murabahah
Murabahah (al bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai
murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah
transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah
45
keuntungannya. Bank bertindak sebagi penjual sementara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank
dari pemasok ditambah keuntungan (marjin). Kedua belah
pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayarannya. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli
dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama
berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah selalu
dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil
atau muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera
setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara
tangguh/cicilan.
b) Pembiayaan salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang
diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan
secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara
nasabah sebagai penjual.
c) Pembiayaan istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam
istishna pembayarannya dapat dilskuksn oleh bank dalam
beberapa kali pembayarannya. Skimi stishna dalam bank
syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur
dan konstruksi.
46
2) Prinsip bagi hasil (syirkah)
Produk pembiayaan syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil
adalah:
a) Pembiayaan mudharabah (Trust Financing, Trust
Investment)
Mudharabah adalah sistem kerja sama usaha antara dua
pihak atau lebih di mana pihak pertama (shahibul al-mal)
menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai
penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu
proyek), sedangkan customer sebagai pengelola (mudharib)
mengajukan permohonan pembiayaan dan untuk ini customer
sebagai pengelola (mudharib) menyediakan keahliannya.
Dalam transaksi jenis ini biasanya mensyaratkan adanya
wakil shahib al-maal dalam manajemen proyek. Mudharib
sebagai pengelola yang dipercaya harus bertanggung jawab
bila terjadi kerugian yang diakibatkan karena kelalaian dan
wakil shahib al-mal harus mengelola modal secara
professional untuk mendapatkan laba yang optimal.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan rugi ditanggung oleh pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat kecurangan atau kelalaian
pengelola (customer). Selanjutnya bilamana kerugian tersebut
47
sebagai akibat kecurangan atau kelalaian pengelola
(customer), maka pengelola harus bertanggung jawab atas
kerugian tersebut. Pada dasarnya kedua belah pihak
kemudian berbagi hasil atas keuntungan usaha yang
diperoleh. Dalam posisi ini bank berperan sebagai penyedia
modal dan customer yang mengajukan permohonan
pembiayaan akan pengelola dari usaha tersebut.
b) Pembiayaan Musyarakah (Partnership, Project Financing
Participation)
Karakteristik dari transaksi ini karena adanya keinginan dari
para pihak (dua pihak atau lebih) melakukan kerjasama untuk
suatu usaha tertentu. Masing-masing menyertakan dan
menyetorkan modalnya (baik intangible asset maupun
tangible asset) dengan pembagian keuntungan di kemudian
hari sesuai kesepakatan. Kesertaan setiap pihak yang
melakukan kerja sama dapat berupa dana (funding), keahlian
(skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), barang
perdagangan (trading assets) atau intangible asset seperti
good will atau hak paten, reputasi/nama baik, kepercayaan
serta barang-barang lain yang dapat dinilai dengan uang.
Lembaga keuangan menyediakan fasilitas pembiayaan
dengan cara menyuntikkan modal berupa dana segar agar
usaha customer dapat berkembang kearah yang lebih baik.
48
c) Pembiayaan al-muzara’ah (Haevest Yield Profit Sharing)
Diartikan sebagai kerja sama pengolahan pertanian antara
pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan
memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu
(presentase) dari hasil panen.
d) Al-Musaqah (Plantation Management Fee Based on Certain
Portion of Yield)
Al-Musaqah ini sebagai bentuk yang lebih sederhana dari al-
muzara’ah di mana penggarap tanah hanya bertanggung
jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dan sebagai
kompensasi atau imbalannya, penggarap memperoleh nisbah
tertentu dari hasil panen.
3) Prinsip Sewa-menyewa (Ijarah dan IMBT)
Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atas
barang atau jasa atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk
mendapatkan manfaaat barang, maka disebut sewa-menyewa.
Sedangkan jika digunakan untuk mendapatkan manfaat tenaga
kerja, disebut upah-mengupah. Sedangkan ju’alah adalah akad
ijarah yang pembayarannya didasarkan atas kinerja objek yang
disewa. Pada ijarah, tidak terjadi perpindahan kepemilikan
objek ijarah. Objek ijarah tetap menjadi milik yang
menyewakan. Namun dalam perkembangannya untuk ijarah,
49
peminjam (customer) dimungkinkan untuk memiliki objek
ijarah di akhir periode peminjaman. Dengan demikian, ijarah
membuka peluang kemungkinan perpindahan kepemilikan atas
objek ijarah ini yang disebut sebagai Ijarah Muntahia Bittamlik
(IMBT).
Herijanto (2013: 148) dalam teorinya menyatakan bahwa lemah dan
kuatnya lembaga keuangan salah satunya disebabkan oleh indikator
ekonomi makro yang dapat mempengaruh stabilitas sistem keuangan.
Sedangkan menurut Muljono (1996: 67) yang dikutip oleh Mulyani (2016:
6) bahwa kegiatan perbankan yang akan dilakukan lebih banyak mengikuti
perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, dan
sudah tentu perkembangan makro baik tingkat regional, nasional, maupun
internasional. Dalam manyalurkan pembiayaan diperlukan sebuah analisis
sesuai fakta dan informasi yang tepat. Krisis perbankan dimulai dari
penyaluran kredit dengan mengambil risiko yang berlebihan
(overleverage), dan kelanjutan hidup bank dengan risiko yang berlebihan
itu tergantung ketika economic shock (perubahan besar pada ekonomi
makro) terjadi. Seperti dalam kasus Finlandia, economic shock yang terjadi
merupakan perubahan dari pertumbuhan positif menjadi negatif tujuh
persen, dan dibarengi devaluasi mata uang (Herijanto, 2013: 158).
50
C. Perumusan Hipotesis dan Kerangka Berpikir
1. Perumusan Hipotesis
a. Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Total Pembiayaan
Perbankan Syariah
Karim (2007: 157) menjelaskan kurs rupiah adalah catatan
(quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency)
dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau
resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang
asing. Salah satu terjadi gejolak kurs rupiah adalah terjadinya krisis
keuangan global yang berdampak pada terdepesiasinya kurs rupiah.
Fenomena atau eksistensi kurs akan memberikan pengaruh pada
harga barang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kurs mata
uang akan berdampak pada kegairahan dunia usaha untuk usaha yang
menggunakan barang impor maupun usaha yang memiliki
kemampuan ekspor. Terdepresiasinya kurs rupiah berdampak pada
peningkatan harga komoditas di pasar internasional. Bila kurs rupiah
mengalami pelemahan terhadap mata uang negara lain, maka barang
produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu akan menjadi lebih
mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain tersebut.
Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan akan
mengalami penurunan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh
produsen dengan menurunkan persediaan. Pengurangan persediaan
dilakukan dengan mengurangi produksi sehingga ekonomi
51
mengalami perlambatan. Dalam ekonomi yang mengalami
perlambatan, kebutuhan akan dana untuk modal kerja maupun
membiayai investasi akan berkurang. Akibatnya perbankan syariah
dalam menyalurkan pembiayaan menjadi menurun.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haryati
(2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pertumbuhan Kredit
Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro
Ekonomi”, Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) “Pengaruh Tingkat
Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadap
Kredit Perbankan” dan Halim (2013) “Pengaruh Makroekonomi Dan
Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja Dan Kredit Investasi
Perbankan” yang menyatakan hasil dari masing-masing
penelitiannya bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pembiayaan perbankan syariah.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa kurs rupiah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap total pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia.
H1a: Kurs Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan komponen modal yang
sangat penting dalam perbankan. Dana pihak ketiga merupakan dana
yang berasal dari masyarakat luas yang dihimpun sebagai sumber
dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
52
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber
dana ini. Jika nilai kurs rupiah naik terhadap mata uang luar negeri
maka barang produksi barang produksi atau jasa yang dihasilkan
negara itu akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang
negara lain. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa
diharapkan akan mengalami penurunan . Permintaan yang menurun
akan disikapi oleh oleh produsen dengan menurunkan pasokan,
pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila
produksi mengalami penurunan, masyarakat selaku penerima balas
jasa faktor produksi dan perusahaan selaku produsen akan
mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia
untuk di investasikan dan di simpan akan berkurang. Hal tersebut
mengakibatkan bank akan kesulitan dalam melakukan penghimpunan
dana pihak ketiga. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa
dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap
pembiayaan perbankan syariah. Hal ini didukung penelitian oleh
Muttaqiena (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap
Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia Tahuin 2008-
2012”, dengan hasil bahwa kurs rupiah berpengaruh signifikan
terhadap dana pihak ketiga perbankan syariah.
H1b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Kurs Rupiah
terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
53
b. Pengaruh Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Perbankan
Syariah
Menurut Sukirno (2004: 27) inflasi adalah kenaikan harga-harga
barang/komoditas dan jasa secara umum berlaku dalam suatu
perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan
tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada suatu
tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Terjadinya
inflasi dalam suatu perekonomian mengindikasikan semakin
melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai
riil mata uang suatu negara. (Sukirno, 2004: 30). Semakin naiknya
harga kebutuhan dalam suatu negara, maka seseorang akan berusaha
untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, dan dalam
pemenuhannya dapat dengan cara melakukan pembiayaan kepada
perbankan syariah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga
bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2007) dalam penelitiannya
yang berjudul “Pertumbuhan Kredit Perbankan Di Indonesia:
Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”, Dahlan
(2014) “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah
dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah Di
Indonesia” yang menyatakan dari masing-masing bahwa inflasi
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah.
54
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa inflasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia.
H2a: Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah.
Terjadinya inflasi, membuat dana pihak ketiga yang merupakan
dana himpunan oleh perbankan dari masyarakat cenderung menurun.
Hal ini sesuai teori bahwa terjadinya inflasi dapat melemahkan
msayarakat dalam menyimpan dananya di bank (Karim, 2007: 137).
Sebagai dampaknya bahwa himpunan dana pihak ketiga pada
perbankan syariah menjadi menurun. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh
inflasi terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini didukung
penelitian oleh Cahyono (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga
dan Pembiayaan Bank syariah Mandiri”, dengan hasil bahwa inflasi
berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga bank.
H2b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Inflasi terhadap
Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
c. Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Total Pembiayaan
Perbankan Syariah
Jumlah uang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar
55
dalam arti luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar di
masyarakat (tidak termasuk uang kartal yang beredar di bank)
ditambah dengan uang giral. M2 merupakan penjumlahan dari M1
ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau biasa disebut
dengan uang kuasi (Siamat, 2005: 93).
Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan
memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi. Naiknya
jumlah uang beredar di masyarakat direspon oleh perbankan syariah
dengan melakukan peningkatan pembiayaan. Sebab kenaikan jumlah
uang beredar menyebabkan jumlah dana pihak ketiga yang di
himpun mengalami peningkatan. Di mana masyarakat mempunyai
dana berlebih untuk melakukan investasi atau menabung di bank.
Sehingga perbankan syariah memiliki modal dana yang cukup untuk
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat atau produsen. Selain
itu, jika peningkatan dana pihak ketiga ini tidak segera disalurkan
dalam bentuk pembiayaan, bank syariah akan mengalami kerugian
akibat adanya kewajiban untuk memberikan nisbah terhadap DPK
yang telah dihimpun (Tohari, 2010: 86). Berdasarkan hal tersebut,
peneliti menduga bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif
signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lie dan
Malelak (2015) dalam penelitiannya yangberjudul “Pengaruh
Makroekonomi Terhadap Kredit Perbankan di Indonesia Periode
56
2007-2014”. dan Halim (2013) “Pengaruh Makroekonomi dan
Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Invetasi
Perbankan”, yang menyatakan masing-masing hasil penelitiannya
bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan perbankan syariah.
H3a: Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
Tujuan Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter
dengan meningkatkan atau menurunkan jumlah uang beredar adalah
mengendalikan perubahan tingkat harga atau inflasi. Mankiw (2003)
menyatakan bahwa pertumbuhan uang yang tinggi cenderung
memiliki inflasi yang tinggi. Ketika jumlah uang beredar
dimasyarakat meningkat, akan mengakibatkan inflasi mengalami
peningkatan (Saraswati, 2005). Melalui kebijakan suku bunga, Bank
Indonesia mempengaruhi jumlah uang beredar, peningkatan suku
bunga menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk
menginvestasikan atau menyimpan uangnya di bank. Karena itu
himpunan dana yang dilakukan perbankan akan bertambah.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga
memoderasi pengaruh jumlah uang beredar terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh jumlah
uang beredar terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini
57
didukung penelitian Maula (2012) “Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Jumlah Bagi Hasil, Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII),
Dan Jumlah Uang Beredar (JUB) Terhadap Deposito Mudharabah
Pada Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2007-2011” yang
menyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan
terhadap dana pihak ketiga.
H3b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Jumlah Uang
Beredar terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
d. Pengaruh Ekspor Terhadap Total Pembiayaan Perbankan
Syariah
Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai dan Veihzal, 2013: 321).
Kegiatan ekspor suatu negara adalah salah satu upaya untuk
memperkuat perekonomian sebuah negara dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk
membangun ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan
mandiri. Salah satu upaya kearah itu adalah mengembangkan
kegiatan ekspor syariah melalui pembiayaan sektor riil yang
berorientasi ekspor, baik pembiayaan modal kerja maupun investasi.
Ketika sebuah negara dalam kegiatan ekspor mengalami
peningkatan, maka hal ini pembiayaan ekspor juga mengalami
peningkatan. Tujuan pemberian pembiayaan ekspor adalah untuk
58
dapat membantu memperkuat permodalan dan diharapkan produk
yang dihasilakan mempunyai daya saing di pasar ekspor (Agustianto,
2014). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa ekspor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayan
perbankan syariah. Ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ditria, Vivian dan Widjaja (2007) yang berjudul “Pengaruh
Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor
Terhadap Tingkat Kredit Perbankan” yang menyatakan dalam
penelitiannya bahwa ekspor bepengaruh positif dan signifikan
terhadap total pembiayaan perbankan syariah.
H4a: Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah.
Kegiatan ekspor suatu Negara adalah salah satu upaya untuk
memperkuat ekonomi sebuah negara dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk membangun
ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan mandiri
(Agustianto, 2014). Perekonomian yang cukup baik membuat
masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan hidup
layak. Kemudian hal ini bagi masyarkat yang telah terpenuhi segala
kebutuhannya maka akan cenderung menginvestasikan dananya atau
menabung di bank syariah guna untuk motif berjaga-jaga dimasa
akan datang. Hal ini berdampak pada perbankan bahwa dana pihak
ketiga yang dihimpun menjadi meningkat. Berdasarkan hal tersebut,
59
peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh
pertumbuhan ekspor terhadap pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia. Hal ini didukung penelitian Astriana (2013) dengan judul
“Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku Bunga Kredit,
Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja” yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekspor berpengaruh signifikan
terhadap dana pihak ketiga perbankan.
H4b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Pertumbuhan
Ekspor terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
2. Kerangka Pemikiran
Kegiatan perbankan syariah lebih banyak mengikuti
perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, baik
tingkat regional, nasional maupun internasional. Perbankan dalam
menyalurkan pembiayaan diperlukan sebuah analisis sesuai fakta dan
informasi yang tepat. Krisis perbankan dan kelanjutan hidup bank
dengan risiko yang berlebihan tergantung ketika terjadi economic
shock (perubahan besar pada ekonomi makro) Herijanto (2013: 158).
Bagi suatu negara, bank merupakan sebuah lembaga yang berperan
sangat penting bagi kegiatan perekonomian. Perbankan berperan
sebagai lembaga yang menggerakkan roda perekonomian masyarakat
dalam suatu negara. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti
menyimpulkan bahwa beberapa faktor makro ekonomi yang dapat
mempengaruhi total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia yaitu:
60
kurs rupiah, laju inflasi, jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekspor.
Kemudian peneliti menggunakan dana pihak ketiga sebagai variabel
moderasi, yang nantinya apakah dapat memperkuat atau memperlemah
pengaruh antara variabel makroekonomi terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia. Dari beberapa penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa variabel-variabel makroekonomi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap dana pihak ketiga. Sehingga dengan
hasil tersebut peneliti menggunakan variabel dana pihak ketiga sebagai
variabel moderasi.
Kerangka pemikiran menunjukkan antara pengaruh variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Total Pembiayaan Perbankan Syariah (Y).
Variabel independen terdiri dari Kurs Rupiah (X1), Laju Inflasi (X2),
Jumlah Uang Beredar (X3), Pertumbuhan Ekspor (X4) dan dimoderasi
oleh variabel Dana Pihak Ketiga (Z).
Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis di atas,
maka kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikiut:
61
Kurs Rupiah
(X1)
Laju Inflasi
(X2)
Jumlah Uang
Beredar
(X3)
Dana Pihak
Ketiga
(Z)
Total Pembiayaan
Perbankan Syariah
(Y)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Ekspor
(X4)
62
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan data time series.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan mengumpulkan data-data
yang berupa angka (Martono, 2011: 20). Sedangkan time series adalah
data yang diperoleh dan dikumpulkan dari waktu kewaktu (Supranto,
2000: 10).
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah
tersedia pada suatu instansi. Observasi penelitian ini dimulai dari Januari
2007 sampai Desember 2015 dengan data bulanan.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan
subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi (Supardi, 2005:
103). Sampel penelitian ini adalah data Inflasi, Kurs Rupiah, Jumlah Uang
Beredar, Pertumbuhan Ekspor, Dana Pihak Ketiga dan Total Pembiayaan
Perbankan Syariah.
Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
dipilih sebagai sampel (Martono, 2011: 79).
63
C. Data dan Sumber Data
Keseluruhan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
data sekunder yang dikumpulkan dari institusi maupun penerbitan dari
lembaga nasional berupa data yang bersifat runtun waktu (time series).
Data tersebut diperoleh dari dua sumber, yaitu Bank Indonesia (BI) dan
Badan Pusat Statistik (BPS).
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari berbagai
sumber dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun perbankan
syariah di Indonesia, sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah
tersedia) dan digunakan untuk penelitian .
a. Data kurs rupiah, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan ekspor
dari laporan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia di mulai bulan
bulan Januari 2007 hingga Desember 2015 yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia.
b. DPK dan Total Pembiayaan Perbankan Syariah yang terdapat
dalam laporan Statistik Perbankan Syariah yang di publikasikan
oleh Bank Indonesia.
c. Data Inflasi diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang
dipublikasikan.
2. Library Research
64
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan
membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber
dari buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang
tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip
bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
3. Internet Research
Dalam penelitian ini penulis juga memerlukan berita-berita up to
date serta isu-isu yang berkembang di Indonesia yang berkenaan
dengan topik penelitian. Selain itu dengan ilmu yang selalu
berkembang dari waktu ke waktu, maka peneliti melakukan penelitian
dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet. Sehingga data
yang diperoleh merupakan data sesuaidengan perkembangan zaman.
E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini
yaitu variabel dependent (terikat), independent (bebas) dan moderating.
Berikut penjelasan dari ketiga variabel tersebut menurut Martono (2011:
57):
1. Variabel Independen
Menurut Martono (2011: 57) variabel independen merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat
pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan
65
waktu yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau
topik penelitian. Berikut variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini:
a. Kurs Rupiah
Menurut Halwani (2005: 157), kurs/nilai tukar merupakan
perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda. Kurs rupiah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kurs rupiah terhadap
dollar AS yang bersumber dari situs resmi Bank Indonesia yang
dinyatakan dalam rupiah pada periode Januari 2007 sampai dengan
Desember 2015. Pada penelitian ini menggunakan kurs tengah, yaitu
kurs rata-rata jumlah kurs beli dan jual dibagi dua.
Menurut (Karyono, 2015) untuk menhitung kurs kurs
tengah BI adalah sebagai berikut:
Kurs Tengah = Kurs Jual + Kurs Beli / 2
b. Inflasi
Menurut Karim (2007: 135), inflasi merupakan kenaikan
tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama
suatu periode waktu tertentu. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik yang
dinyatakan dalam bentuk persen (%) pada periode Januari 2007
sampai dengan Desember 2015. Pada penelitian ini, perhitungan
inflasi yang digunakan yaitu dengan menggunakan IHK. Indeks ini
66
menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode, dari
suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk
atau rumah tangga dalam kurun waktu tertentu
(http:/www.bps.go.id).
Menurut (Subiyanto, 2012) untuk menghitung laju inflasi
adalah sebagai berikut:
IHK = Harga sekarang x 100%
Harga pada tahun dasar
Laju inflasi = IHK Periode n – IHK tahun sebelumnya
c. Jumlah Uang Beredar
Menurut Siamat (2005: 93) jumlah uang beredar di
masyarakat dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu uang beredar
dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2). M1
terdiri dari uang kartal yang beredar di masyarakat (tidak termasuk
uang kartal yang beredar di bank) ditambah dengan uang giral. M2
merupakan penjumlahan dari M1 ditambah dengan tabungan dan
deposito berjangka atau biasa disebut dengan uang kuasi. Data
operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan data jumlah uang beredar M1 yang diperoleh dari situs
resmi Bank Indonesia dari periode Januari 2007 sampai dengan
dengan Desember 2015.
Menurut (Asrita, 2010) untuk menghitung jumlah uang
beredar M1 adalah sebagai berikut:
M1 = C + D
67
Di mana :
M1 = jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = uang kartal (uang kertas dan uang logam)
D = uang giral atau cek
d. Pertumbuhan ekspor
Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai, Basir, Sudarto dan
Veithzal, 2013: 321). Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia dari
periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015.
Menurut (Faisal, 2012) untuk menghitung ekspor adalah
sebgai berikut:
Y = C+I+G+(X-M)
(X-M) = Y - (C+I+G)
Di mana=
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi masyarakat
I = Investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
68
2. Variabel Dependen
Menurut Martono (20011: 57) variabel dependen merupakan
variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas
(variabel independen). Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau
topik penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Data operasional ini
diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan
Syariah pada periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015.
Menurut (Hastuti, 2016) untuk menghitung total pembiayaan
adalah sebagai berikut:
Total Pembiayaan = pembiayaan mudharabah + pembiayaan
murabahah + pembiayaan musyarakah
3. Variabel Moderasi
Menurut Ghozali (2013: 223) variabel moderasi merupakan
variabel yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara
variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Variabel yang
digunakan dalam penelitian adalah dana pihak ketiga. Dana pihak
ketiga merupakan usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat
(Kasmir, 2004: 50). Data operasional ini diperoleh dari situs resmi
Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan Syariah pada periode Januari
2007 sampai dengan Desember 2015.
69
Menurut (Hastuti, 2016) untuk menghitung Dana Pihak Ketiga
adalah sebagai berikut:
Dana Pihak Ketiga = Giro + Deposito + Tabungan
F. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan regresi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk
menganalisa data yang bersifat multivariate, artinya variabel yang
mempengruhi naik turunnya variabel dependen lebih dari satu variabel
independen (Bawono, 2006). Variabel yang mempengaruhi variabel
independen dalam penelitian ini adalah lebih dari satu, maka analisis data
yang digunakan adalah regresi berganda.
Bawono (2006: 115) menjelaskan bahwa uji asumsi klasik
merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan dalam proses analisis
regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat
menghasilkan model regresi yang sesuai dengan kaidah BLUE (Best
Linier Unbased Estimator) yang menghasilkan model regresi yang tidak
biasa dan handal sebagai penaksir.
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan atas model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan tahapan yang
penting dilakukan dalam proses regresi. Pelanggaran yang terjadi
terhadap asumsi klasik menandakan bahwa model regresi yang telah
diperoleh kurang valid. Pengujian asumsi dilakukan dengan melalui
70
empat tahap yaitu normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi,
dan uji multikolinieritas.
1) Uji Nomalitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi data variabel dependen dan independen berdistribusi normal
atau tidak. Sebuah penelitian yang baik adalah datanya
berdistribusi normal. Dalam uji normalitas ini terdapat dua metode
untuk menguji data yaitu dengan menggunakan metode analisa
grafik dan analisa statistik (Bawono, 2006: 174). Dalam penelitian
ini pada pengujan hipotesis pertama dan kedua metode yang
digunakan adalah analisa statistik, uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Karena uji inilah yang dirasa dapat memenuhi normalitas yaiyu uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk penilaian uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S) apabila nilai variabel peneltian lebih kecil dari 0,05
maka data tidak berdistribusi secara normal, sebaliknya jika lebih
dari 0,05 maka data berdistribusi secara normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji apkah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual dari stu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan apabila
variance residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya
71
berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah homokedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk menguji heteroskedastisitas peneliti menggunakan
uji White untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas.
Dikatakan tidak mengandung heteroskedatisitas apabila X2 hitung
< X2 tabel.
3) Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan hubungan yang tejadi antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu (time series). Suatu penelitian memerlukan
pengujian autokorelasi jika peneltiannya menggunakan data
runtutan waktu (time series). Autokorelasi dapat terjadi apabila
suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu
berkorelasi dengan variabel pengganggu pada periode lain. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan
metode uji Durbin Watson (DW) (Ghozali, 2013: 111). Ada
kriteria untuk pengujian ada tidaknya autokorelasi yaitu sebagai
berikut:
72
Tabel 3.2
Kriteria Pengujian Ada Tidaknya Autokorelasi
Kriteria Keterangan
d > du Tidak ada autokorelasi positif
d > d1 Ada autokorelasi positif
0 < d < d1 Ada autokorelasi positif
4 - d1 < d < 4 Ada autokorelasi positif
du < d < 4 - du Tidak ada autokorelasi positif maupun negative
d1 ≤ d ≤ du Tidak dapat disimpulkan
du ≤ d ≤ 4 - d1 Tidak ada autokorelasi positif
4) Ui Multikoliniearitas
Multikoliniearitas merupakan situasi dimana terdapat
kondisi variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya.
Model regresi yang baik sebaiknya tidak ada korelasi antar variabel
bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dapat
menggunakan melihat Tolerence Value dan Variance Inflation
Factor (VIF). Menurut Hair et al. dalam Priyatno (2009: 156)
variabel yang menyebabkan multikoliniearitas dapat dilihat jika
nilai Tolerance Value lebih kecil dari 0.1 atau besar Variance
Inflation Factor (VIP) yang lebih besar daripada 10 (Ghozali,
2011: 108).
73
b. Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang
menentukan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. Dalam
penelitian ini menggunakan variabel moderasi.
Analisis regresi didalam penelitian ini menggunakan dua bentuk
model. Model pertama untuk menguji variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen tanpa memasukkan variabel moderasi.
Sedangkan untuk model yang kedua menguji variabel-variabel
independen terhadap dependen dengan memasukkan variabel
moderasi. Ada tiga cara untuk menguji regresi dengan variabel
moderasiya itu uji interaksi, uji selisih mutlak dan uji residual.
Pengujian variabel moderasi pada penelitian ini menggunakan metode
uji residual, di mana uji residual merupakan metode yang digunakan
untuk mengatasi penelitian yang terkena multikolinearitas (Ghozali,
2012: 239).
Persamaan model regresi pertama:
Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Persamaan model regresi kedua:
Y=b0+(b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5) +
(b1X1*Z+b2X2*Z+b3X3*Z+b4X4*Z) + e
│e│=b0+bY+e
Keterangan:
74
Y = Total Pembiayaan Perbankan Syariah
B0 = Konstanta
B1-b4 = Koefisien Regresi
X1 = Kurs Rupiah
X2 = Inflasi
X3 = Jumlah Uang Beredar
X4 = Pertumbuhan Ekspor
Z = Dana Pihak Ketiga (DPK)
e = Error
c. Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian secara
parsial dan simultan. Pengujian tersebut dapat dilakukan sebagai
berikut:
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana
tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan varfiabel
independen (X1,2,3,…) mempengaruhi variabel dependen (Y)
(Bawono, 2006: 92). Apabila nilai koefisien determinasi berkisar
antara nol sampai dengan satu (0≤ R2≤1) maka model regresi yang
digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga variabel
independen (Y).
75
2) Uji signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian uji statistik F
adalah sebagai berikut:
a) Jika Fsignifikan<5% artinya ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
b) Jika Fsignifikan>5% artinya tidak pengaruh yang signifikan antara
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara individu. Kriteria
pengujian uji statistik t adalah sebagai berikut:
a) Jika tsignifikan> 5% maka artinya secara parsial tidak ada pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen.
b) Jika tsignifikan< 5% maka artinya secara parsial ada pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen.
76
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Penelitian
Sebelum melakukan pengujian hipotesa, penelitian ini terlebih
dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan.
Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang
diperlukan untuk melakukan regresi berganda.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek
penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Dengan memberikan
penjelasan tentang statistik deskriptif diharapkan dapat memberikan
gambaran awal tentang masalah yang diteliti.
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KURS 108 8,481.00 14,654.00 10,238.4537 1,544.03993
INFLASI 108 ,0241 ,1214 ,062398 ,0220193
JUB 108 190496,00 4508603,00 1,8980E6 1,64004E6
EKSPOR 108 7424591,00 18530803,00 1,3299E7 2,65067E6
DPK 108 20514,00 231175,00 105458,6204 69494,69507
PEMBIAYAAN 108 20218,00 212996,00 103169,3241 67553,63980
Valid N (listwise) 108
Sumber: Data sekunder yang diolah
Output data diolah menunjukkan data observasi (n) ada 108 data,
dari 108 data total pembiayaan perbankan syariah terkecil yang
diperoleh sebesar Rp 20218 Miliar pada bulan Januari 2007, sedangkan
total pembiayaan perbankan syariah terbesar (maksimum) sebesar Rp
77
212996 Miliar pada bulan Desember 2015. Rata-rata total pembiayaan
perbankan syariah adalah Rp 103169,3241 Miliar dengan standar
deviasi Rp 67553,63980 Miliar.
Rata-rata kurs bulanan dari tahun 2007-2015 sebesar Rp
10238,4537 kurs terkecil (minimum) sebesar Rp 8481,00 pada bulan
Agustus 2011 dan kurs tertinggi (maksimum) sebesar Rp 14654,00
padaOktober 2015. Rata-rata inflasi dari tahun 2007-2015 sebesar
0,062398, inflasi terkecil (minimum) sebesar 0,0241 pada bulan
Nopember 2009 dan inflasi bulan tertinggi (maksimum) sebesar 0,1214
pada bulan September 2008.
Rata-rata jumlah uang beredar bulanan dari tahun 2007-2015
sebesar Rp1898045 Miliar, jumlah uang beredar terkecil (minimum)
Rp190496 Miliar pada bulan Oktober 2008, dan jumlah uang beredar
tertinggi (maksimum) sebesar Rp 5602028 Miliar pada bulan Desember
2015. Rata-rata ekspor dari tahun 2007-2015 sebesar Rp 105458,6,
ekspor (minimum) sebesar Rp 7424591 Miliar pada bulan Januari 2009,
ekspor tertinggi (maksimum) sebesar Rp 18530803Miliar pada bulan
Desember 2015.
Rata-rata dana pihak ketiga dari tahun 2007-2015 sebesar Rp
105458,6, dana pihak ketiga terkecil (minimum) sebesar Rp 20514,00
Miliar pada bulan Januari 2007, dana pihak ketiga tertinggi
(maksimum) sebesar Rp 231175,00 Miliar pada bulan Desember 2015.
78
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui variabel
dependen dan independen berdistribusi dengan normal atau tidak.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Kolmogorov-
Smirnov. Apabila signifikasi lebih besar dari signifikasi 0,05
(sig>α) maka data tersebut berditribusi normal.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 108
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,39757746E3
Most Extreme Differences Absolute ,082
Positive ,037
Negative -,082
Kolmogorov-Smirnov Z ,851
Asymp. Sig. (2-tailed) ,464
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari uji normalitas pada tabel diatas yang telah dilakukan
pada data diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.464. Nilai
tersebut lebih besar dari pada 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
79
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Uji
White. Cara pengujiannya adalah dengan meregres residual kuadrat
dengan variabel bebas. Kemudian mencari nilai R2
untuk
menghitung X2, dimana X
2 = n*R
2. Pengujiannya adalah jika X
2
hitung < X2
tabel maka data tersebut tidak ada heteroskedastisitas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,998a ,996 ,996 4504,07175
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB, EKSPOR
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai R2
sebesar 0,996.
maka kita dapat mengetahui besarnya X2
hitung yaitu 0,996*108 =
107,568. Sedangkan besarnya X2
tabel adalah 124,3420. karena X2
hitung < X2tabel maka gejala heteroskedastisitas dalam model
persamaan tidak ada.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini menggunakan metode Durbin-Watson (DW).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan cara menggunakan tabel
Durbin-Watson pada tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui
nilai dl dan du dari model regresi.
80
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,998a ,996 ,996 4504,07175 ,330
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai DW sebesar 0.330,
nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah
observasi (n) = 108, jumlah variabel (k) = 5 dan tingkat
signifikamsi 0,05 didapat nilai dl = 1,571 dan nilai du =1,780. Oleh
karenadu<dw<4-du;1,780 < 0,330 < 2.22, maka dapat diambil
keputusan bahwa model terdapat autokorelasi positif. Setelah
melakukan perbaikan dengan cara variabel dependen di Lag kan
(Bawono, 2006: 170) diperoleh hasil dibawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Perbaikan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .833a .695 .692 2,45264369E3 1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai DW 1,972, dimana
Dw diatas nilai du (1,780) dan dibawah 4-du (2,22). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi.
81
d. Uji Multikoliniearitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
multikoliniearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikoliniearitas yakni dengan melihat Tolerence Value
dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance
Value lebih besar dari 0.10 dan VIF kurang dari 10 maka tidak
terjadi multikoliniearitas dalam model regresi tersebut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -4056,344 11396,545 -,356 ,723
KURS -,496 ,898 -,011 -,553 ,582 ,099 10,138
INFLASI 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000 ,804 1,243
JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 ,061 16,284
EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 ,159 6,298
DPK ,871 ,039 ,896 22,539 ,000 ,026 38,074
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Pada tabel diatas menunjukkan hasil bahwa variabel
independen terdapat penyakit multikolinearitas dan ini menyalahi
asumsi klasik. Untuk mengatasi masalah multikolinearitas perlu
untuk mengilangkan salah satu variabel bermasalah, dalam kasus
ini dana pihak ketiga diduga sebagai variabel yang menyebabkan
terjadinya multikolinearitas, maka akan dilakukan perbaikan
regresi ulang tanpa variabel dana pihak ketiga.
82
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Perbaikan
Sumber: Data sekunder yang diolah
Setelah menghilangkan variabel dana pihak ketiga, dapat dilihat
bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance
Value kurang dari 0.10 dan VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan
tidak ada multikoliniearitas dalam model regresi.
3. Pengujian Hipotesis Pertama
Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi
berganda diperlukan tahapan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi
Variabel Koefisien Nilai t Signifikansi
(Constant) -4056,344 -0,356
KURS -0,496 -0,553 0,582
INFLASI 89335,054 4,052 0,000
JUB 0,004 4,086 0,000
EKSPOR 0,000 1,191 0,236
Nilai F 4793,540 0,000
Adj. R2 0,692
Durbin Watson 1,972
Sumber: Data sekunder yang diolah
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -197900,962 18196,964 -10,875 ,000
KURS 15,023 1,402 ,343 10,712 ,000 ,239 4,176
INFLASI -61812,320 51116,240 -,020 -1,209 ,229 ,886 1,128
JUB ,025 ,001 ,600 17,590 ,000 ,211 4,730
EKSPOR ,008 ,001 ,307 12,748 ,000 ,423 2,364
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
83
Berdasarkan tabel diatas, maka model regresi berganda antara
variabel independen dan variabel dependen dapat dirumuskan dalam
bentuk persamaan berikut:
Pembiayaan = -4056,344 - 0.496 Kurs + 89335,054 Inflasi - 0,004 JUB
+ 0,000 Ekspor
a. Interpretasi Persamaan
Berdasarkan persamaan diatas, maka pengaruh variabel independen
terhadap pembiayaan perbankan syariah dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
1) a = -4056,344
Nilai konstanta (a) sebesar -4056,344, menunjukkan bahwa
ketika nilai variabel independen diasumsikan sebesar nol, maka
nilai dari total pembiayaan perbankan syariah mengalami
penurunan sebesar 4056,344.
2) b1 = -0,496
Koefisien regresi b1 sebesar -0.496, berarti jika kurs rupiah
mengalami peningkatan sebesar 1 maka tidak akan diikuti
kenaikan total pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,496
dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap
atau sama dengan nol.
3) b2 = 89335,054
Koefisien regresi b2 sebesar 89335,054, berarti jika inflasi
mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan diikuti kenaikan
84
total pembiayaan perbankan syariah sebesar 89335,054dengan
asumsi koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama
dengan nol.
4) b3 = 0,004
Koefisien regresi b3 sebesar 0,004 berarti jika JUB mengalami
peningkatan sebesar 1 maka akan diikuti kenaikan total
pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,004 dengan asumsi
nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama
dengan nol.
5) b4 = 0,000
Koefisien regresi b4 sebesar 0,000, berarti jika ekspor
mengalami peningkatan 1 maka tidak akan diikuti kenaikan total
pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,000 dengan asumsi
koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan
nol.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana
tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen atau sejauh mana kontribusi variabel independen
tehadap variabel dependen. Uji ini dapat menggunakan
ketentuan 0 < R2
< 1. Dari hasil penelitian ini nilai dari koefisien
determinasi adalah 0.692 artinya bahwa kontribusi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 69,2%,
85
sedangkan sisanya 30,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar
model.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi
berganda diperoleh hasil uji signifikansi simultan (Uji F) sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji F
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .833a .695 .692 2,45264369E3 1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
yang digunakan mempengaruhi secara simultan terhadap variabel
dependen. Berdasarkan dari hasil uji F, diperoleh nilai F 4793,540 dan
sig 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
kurs, inflasi, JUB, ekspor dan DPK secara simultan berpengaruh
signifikansi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia
tahun 2007-2015.
d. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap pembiayaan perbankan syariah. Berikut
86
merupakan uraian dari pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen:
1) Variabel kurs rupiah bernilai negatif pada t hitung sebesar -0,553
dengan nilai signifikasi 0,582. Karena nilai signifikasi kurs rupiah
0,582 lebih besar dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai negatif
yaitu -0,496 maka dapat disimpulkan bahwa kurs tidak
berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaaan perbankan
syariah di Indonesia tahun 2007-2015.
2) Variabel inflasi bernilai positif pada t hitung sebesar 4,052 dengan
nilai signifikasi 0,000. Karena nilai signifikasi inflasi 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu
89335,054 maka dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh
secarasignifikan dan positif terhadap total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia tahun 2007-2015.
3) Variabel JUB bernilai positif pada t hitung 4,086 dengan nilai
signifikani 0.000. Karena nilai signifikasi JUB 0.000 lebih besar
dari 0.05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu 0,004 maka
dapat disimpulkan bahwa JUB berpengaruh secara signifikan dan
positif terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia
tahun 2007-2015.
4) Variabel ekspor bernilai positif pada t hitung 1,191 dengan nilai
signifikasi 0,236. Karena nilai signifikasi ekspor 0,236 lebih besar
dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu 0,000 maka
87
dapat disimpulkan bahwa ekspor tidak berpengaruh signifikan
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tahun
2007-2015.
Berdasarkan dari uji parsial, dapat diketahui bahwa tidak
semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Penjelasan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a) Pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan
syariah
Berdasarkan uji parsial diatas, diketahui bahwa kurs
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian
hipotesis pertama (H1a) ditolak yaitu kurs berpengaruh secara
signifikan dan negatif terhadap total pembiayaan perbankan
syariah. Bila kita lihat pada tabel 4.1 bahwa data mean kurs
rupiah adalah Rp 10,238.00 menunjukkan bahwa nilai kurs
rupiah terhadap dolar Amerika secara rata-rata cukup baik bagi
perekonomian Indonesia, sehingga kurs rupiah tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Halim
(2013) yang menyatakan kurs tidak menunjukkan dampak yang
signifikan terhadap kredit perbankan. Penelitian lain dari Lie
88
dan Malelak (2015) kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap
kredit perbankan. Haryati (2007) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kredit perbankan. Ditria, Vivian, dan Widjaja (2008)
menyebutkan hasil penelitian bahwa kurs berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kredit perbankan. Sedangkan penelitian
lain menyebutkan hasil yang bertentangan dengan penelitian
Cahyono (2009) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
perbankan.
b) Pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t
diketahui bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan
demikian hipotesis kedua (H2a) diterima yaitu inflasi
berpengaruh positif terhadap total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia. Semakin naiknya harga barang-barang
pokok dalam suatu negara, hal ini berdampak bagi masyarakat
yang berpenghasilan tetap. Masyarakat yang berpenghasilan
tetap disaat terjadi inflasi, mereka akan cenderung melakukan
pembiayaan kepada perbankan syariah. Karena kekurangan dana
untuk memenuhi kebutuhannya.
89
Hasil dari penelitan ini didukung oleh penelitian Haryati
(2007) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kemampuan bank menyalurkan dananya
dalam bentuk pembiayaan. Kemudian Cahyono (2009) juga
menyebutkan dalam penelitiannya bahwa inflasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Namun
Ningsih dan Zuhroh (2010) menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan
perbankan syariah. Penelitian lain Boyd, Levine and Smith
(2000) menghasilkan kesimpulan inflasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kredit perbankan.
c) Pengaruh jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan
perbankan syariah
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t
diketahui bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif
signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3a) diterima
yaitu jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan
memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi.
Peningkatan jumlah uang beredar dimasyarakat direspon
perbankan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan.
90
Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah dana
pihak ketiga yang dihimpun mengalami peningkatan. Di mana
masyarakat mempunyai dana berlebih untuk melakukan investasi
atau menabung dibank. Hal ini bertambahnya modal bank
melalui dana pihak ketiga yang meningkat dalam penyaluran
pembiayaan juga akan meningkat.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Halim
(2013) menyatakan bahwajumlah uang beredar mempengaruhi
pembiayaan perbankan syariah secara positif dan signifikan.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar
(2012) yang menyebutkan bahwa jumlah uang beredar
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
perbankan.
d) Pengaruh ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
uji t diketahui bahwa ekspor berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.Dengan demikian hipotesis keempat (H4a) ditolak
yaitu ekspor berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap total pembiayaan perbankan syariah. Hal ini dapat
disebabkan pemenuhan kebutuhan modal untuk ekspor tidak
dari pembiayaan perbankan, tetapidari sumber lain. Nopirin
(1990: 106) menyebutkan bahwa untuk negara penerima
91
pinjaman luar negeri atau investasi dari luar negeri dapat
mendorong pertumbuhan. Modal asing sangat perlu manakala
negara belum bisa membuat barang modal itu sendiri atau kalau
dibuat sendiri biayanya mahal. Barang modal yang diimpor
dapat dibiayai dengan pinjaman luar negeri yang diarahkan
untuk produksi ekspor (Nopirin, 1990: 106).
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian
Astriana (2010) menyatakan bahwa ekspor berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Namun
penelitian Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) menyebutkan
ekspor mempengaruhi pembiayaan perbanakan syariah secara
positif dan signifikan. Mayasya (2013) dalam penelitiannya
menyatakan hasil bahwa ekspor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
4. Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian variabel moderating pada penelitian ini,
menggunakan metode uji residual, di mana uji residual
merupakan metode yang digunakan untuk mengatasi penelitian
yang terkena multikolinieritas (Ghozali, 2013: 239). Hasil
persamaan uji residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut:
92
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Moderasi
Variabel Koefisien Nilai t Signifiknsi
KURS -0,229 -2,427 0,017
INFLASI 0,336 3,676 0,000
JUB -0,139 -1,442 0,152
EKSPOR 0,501 5,967 0,000
Sumber: Data sekunder yang diolah
1. KURS
DPK = -223836,716 + 0,715 KURS+e
│e│ = 50203,903 - 0,229 DPK
2. INFLASI
DPK = 45156,774 + 0,097 INFLASI + e
│e│ = 45156,774 + 0,336 DPK
3. JUB
DPK = 17359203 - 0,962 JUB + e
│e│ = 17359203 - 0,139) DPK
4. EKSPOR
DPK = -635444,698 + 0,485 EKSPOR + e
│e│ = 244479,793 + 0,501 DPK
a. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa hasilnyaadalah
tidak semua variabel independen dimoderasi oleh Dana Pihak Ketiga.
a. Pengaruh Variabel independen terhadap variabel dependen yang
dimoderasi oleh dana pihak ketiga
93
1) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Kurs Rupiah
terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
Pada tabel 4.9 diketahui bahwa nilai signifikansi kurs
rupiah sebesar 0.017 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05,
dengan koefisien sebesar -0.229, sehingga dikatakan bahwa
DPK memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian
hipotesis pertama (H1b) diterima yaitu dana pihak ketiga
memoderasipengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayan
perbankan syariah di Indonesia. Ketika kurs rupiah terhadap
dolar AS naik, maka produksi barang dan jasa yang dihasilkan
negara tersebut akan menjadi mahal bila dihitung dengan mata
uang negara lain. Akibatnya permintaan terhadap barang atau
jasa akan mengalami penurunan dan tidak tertutup
kemungkinan adanya penggunaan substitusi yang pada
akhirnya akan semakin menekan permintaan. Permintaan yang
menurun akan disikapi oleh produsen dengan menurunkan
pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan
pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila produksi
mengalami penurunan, maka masyarakat selaku penerima balas
jasa faktor produksi akan mengalami penurunan pendapatan.
Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan
disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan bank
94
kesulitan dalam melakukan penghimpunan dana pihak ketiga.
Kemudian berimplikasi pada penyaluran pembiayaan
perbankan syariah berkurang, karena dana yang dimiliki oleh
perbankan syariah kurang mencukupi untuk disalurkan ke
masyarakat atau pelaku usaha.
2) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Inflasi terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
Nilai signifikansi Inflasi adalah 0.0000, dimana nilai
tersebut lebih kecil dari 0.05, dengan koefisien sebesar 0.336,
sehingga dikatakan bahwa DPK memoderasi pengaruh inflasi
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.Dengan demikian hipotesis kedua (H2b) diterima
yaitu dana pihak ketiga memoderasihubungan inflasi terhadap
total pembiayan perbankan syariah di Indonesia. Menurut Bank
Indonesia (2007) kenaikan inflasi akan direspon oleh bank
Indonesia dengan menaikkan suku bunga SBI, hal ini juga
menyebabkan kenaikan suku bunga perbankan baik suku bunga
DPK maupun pembiayaan. Kenaikan suku bunga DPK
mengakibatkan naiknya DPK sehingga menyebabkan likuiditas
perbankan meningkat. Peningkatan likuiditas ini berarti inflasi
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pembiayaan perbankan syariah. Artinya, apabila terjadi
kenaikan inflasi, maka jumlah pembiayaan perbankan syariah
95
yang disalurkan oleh bank umum juga akan mengalami
kenaikan, begitu juga sebalikya. Peningkatan likuiditas ini
berarti meningkatkan kemampuan perbankan untuk
menyalurkan pembiyaan dengan kata lain meningkatkan
kapasitas pembiayaan perbankan syariah atau penawaran
pembiayaan kepada masyarakat.
3) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Jumlah Uang
Beredar terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di
Indonesia.
Nilai signifikansi Jumlah Uang Beredar adalah 0.152,
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05, dengan nilai
koefisien sebesar -0.139,sehingga dikatakan bahwa DPK tidak
dapat memoderasi pengaruh antara JUB dengan pembiayaan
perbankan syariah. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3b)
ditolak yaitu dana pihak ketiga memoderasihubungan jumlah
uang beredar terhadap total pembiayan perbankan syariah di
Indonesia. Hal ini dikarenakan ketika perekonomian negara
sedang lesu maka Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
memiliki tugas untuk mengontrol perekonomian dengan
melakukan kebijakan moneter ekspansif. Pada saat bank
Indonesia melakukan kebijakan ekspansif dengan menurunkan
BI rate maka umumnya diikuti penurunan tingkat suku bunga
SBI. Tingkat suku bunga SBI yang menurun secara otomatis
96
akan mengurangi keuntungan bank-bank lain yang memiliki
SBI, sehingga bank-bank tersebut akan menurunkan suku
bunga tabungan. Dana beralih ke masyarakat karena banyak
yang menarik uangnya dari perbankan, yang berakibat pada
jumlah uang beredar yang akan meningkat, kemudian
menyebabkan keinginan belanja masyarakat meningkat,
sehingga dana yang dimiliki ditangan seseorang cenderung
akan digunakan untuk berbelanja dibandingkan menabung.
4) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Pertumbuhan Ekspor
terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
Nilai signifikansi Pertumbuhan Ekspor adalah 0.0000,
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, dengan nilai
koefisien sebesar 0.501, sehingga dikatakan bahwa DPK
memoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.Dengan demikian
hipotesis keempat (H4b) diterima yaitu dana pihak ketiga
memoderasihubungan pertumbuhan ekspor terhadap total
pembiayan perbankan syariah di Indonesia. Ketika suatu negara
dari sisi ekspor meningkat, maka pertumbuhan ekonomi di
negara tersebut sedang mengalami peningkatan. Peningkatan
perekonomian negara akan diimbangi oleh pendapatan
masyarakat yang meningkat, yang kemudian dalam pemenuhan
segala kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi (Samuelson dan
97
Nordhaus, 1997: 180). Kemudian sebagaian masyarakat yang
mampu dalam segi material maka akan menyisihkan uangnya
untuk dialokasikan ke bank, baik untuk motif berjaga-jaga atau
investasi. Kemudian pihak bank akan mendapatkan dana lebih
dalam penghimpunan dananya yang nantinya akan disalurkan
sebagai modal pembiayaan untuk masyarakat atau pelaku
usaha.
98
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian serta pembahasan penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kurs rupiah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
2. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia.
3. Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
4. Pertumbuhan ekspor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
5. Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
6. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara kurs rupiah terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
7. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara inflasi terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
8. Dana pihak ketiga tidak memoderasi pengaruh antara jumlah uang
beredar terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
99
9. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara pertumbuahan ekspor
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan, dimana keterbatasan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada periode waktu tertentu yakni 2007-
2015 dan terbatas pada banyaknya variabel yang digunakan yaitu kurs,
inflasi, pertumbuhan ekspor, jumlah uang beredar dan dana pihak
ketiga. Diduga terdapat rasio-rasio keuangan internal bank dan faktor-
faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia.
2. Referensi yang dimiliki penulis belum begitu lengkap untuk
menunjang proses penelitian.
C. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan dan keternbatasan penelitian, maka peneliti
memberikan saran:
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan periode
pengamatan, sebab semakin lama interval waktu pengamatan maka
semakin besar pula kesempatan untuk memperoleh informasi
mengenai variabel yang lebih baik untuk penelitian yang akurat.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang masih
berhubungan dengan faktor makro ekonomi atau faktor internal
perbankan syariah.
100
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah atau menggunakan
variabel moderasi yang lebih kuat pengaruhnya selain variabel dana
pihak ketiga untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
101
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto. 2015. “Pembiayaan Ekspor Syariah”.
http://www.dakwatuna.com/2014/02/23/46667/pembiayaan-ekspor-
syariah/#axzz4Kzq517Ao. 21 September 2016.
Akbar, Dinnul Alfian. 2012. “Kausalitas Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Jumlah
Uang Beredar: A Case of Indonesia Economy”. Jurnal Ilmiah STIE MDP
Vol. 2 No. 1.
Amidu, Mohammed. 2006. “The Link Between Monetary Policy And Banks
Lending Behaviour: Ghanaian. Case Banks and Bank System”. Jurnal
Ilmiah, Vol. 1 Issue.
Antonio, Syafi’i Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Astriana, Cicilia Dita. 2013. “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku
Bunga Kredit, Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja”.
Tesis. Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Program
Universtas Atma Jaya. Yogyakarta
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Brodjonegoro, 2016. “Menkeu: Perkembangan Bank Syariah Masih Mini”.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/16/170814526/Menkeu.P
erkembangan. Bank.Syariah.Masih.Mini. 16 mei 2016.
Cahyono, Ari. 2009. “Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap Dana Pihak
Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri”. Tesis. Pascasarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
Dahlan, Rahmat. 2014. “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia
Syariah dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah Di
Indonesia”. Junal Etikonomi Vol. 13 no. 2.
Ditria Yoda, Jenni Vivian, Indra Widjaja. 2008. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadp Tingkat Kredit
Perbankan”. Journal of Applied Finance and Accounting, Vol. 1 No. 1
hlm. 166-192.
Faizal Agung, Prabawa Sri Adji. 2010. “Analisis Pengaruh Total Aset, Dana
Pihak Ketiga, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Volume
Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Devisa)”.
Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 8 No. 1.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
102
Halim, Levina. 2013. “Pengaruh Makroekonomi dan Ekspor Terhadap Kredit
Modal Kerja dan Kredit Invetasi Perbankan”. FINESTA Vol. 1 No. 2 hlm.
1-6.
Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi edisi
kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamid, Abdul. 2007. Buku Panduan Skripsi. Jakarta: FEB UIN Press.
Haryati, Sri. 2009. “Pertumbuhan Kredit Perbankan Di Indonesia: Intermediasi
dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 13 No 2 hlm. 299-310.
Herijanto, Hendy. 2013. Selamatkan Perbankan. PT Mizan Publika.
https://id.wikipedia.org
Idhat, 2015. “OJK Siapkan Strategi Genjot Penetrasi Bank Syariah Menuju
15%”. http://ekbis.sindonews.com/read/1063609/178/ojk-siapkan-strategi-
genjot-penetrasi-bank-syariah-menuju-15-1448192456. 17 mei 2016.
Joesef, Jose Rizal. 2008. Pasar Uang & Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba
Empat.
Junaedi, Dedi. 2015. “Solusi Permanen Mengatasi Krisis Rupiah”, dalam majalah
Gontor Media Perekat Umat Edisi 20 April-18 Mei 2015.
Karim, Adiwarman. 2007. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta: Prenada Media.
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lie William, Malelak Marina Ing. 2015. “Pengaruh Makroekonomi Terhadap
Kredit Perbankan di Indonesia Periode 2007-2014”. FINESTA Vol. 3 No.
2 hlm. 67-72.
Listiono, 2015. “Analisis Pengaruh Gejolak Moneter Terhadap Kredit Pada Bank
Konvensional Dan Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode
2007-2014”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Yogyakarta
Mankiw, N Gregori. 2000. Pengantar Ekonomi jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Maula, Khikmatul, 2012. “Pengaruh Tingkat Suku BUnga, Jumlah Bagi HAsil,
Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII), Dan Jumlah Uang
Beredar (JUB) Terhadap Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah
103
Mandiri (BSM) Periode 2007-2011”. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga. Yogyakarta
Mayasya, Shani. 2013. “Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap
Pemibiayaan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2012-2013”. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Vol 9 No 1 2012-2013.
Mishkin. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Murdiyanto, Agus. 2011. “Faktor-Fakor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan
Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia
Periode Tahun 2006-2011)”. CBAM-FE Unissula, Vol. 1 No 1.
Muttaqiena, Abida (2013). “Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi,
Tingkat Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbanksn
Syariah Di Indonesia Tahuin 2008-2012”. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Indonesia.
Ningsih Daryanti, Zuroh Idah.2010. “Analisis Permintaan Krdit Investasi Pada
Bank Swasta Nasional Di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Pembangunan”,
Vol. 8 No. 2.
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE UGM.
Nopirin. 1990. Ekonomi Internasional edisi kedua. Yogyakarta: BPFE UGM.
Pratiwi Dian, Norita. 2013. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan,
Loan To Deposit Ratio dan Suku Bunga Kredit Terhadap Penawaran
Kredit Pada Bank Umum Studi Kasus Pada PT. Bank Riau Kepri Cabang
Selatpanjang Tahun 2007-2012”. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 12
No. 4.
Qolby, Muhammad Luthfi. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2007-
2013”. Jurnal Ekonomi Pembangunan EDAJ 2 (4)
Rivai, Veithzal. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta Utara: PT Raja
Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal. Veithzal, Andria Permata dan Idroes, Ferry N 2007. “Bank and
Financial Institution Management (Conventional & Sharia System)”.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rosyetti, Iyan Rita Yani. 2010. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Suku
Bunga Kredit Terhadap Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum di
Provinsi Riau”. Jurnal Ekonomi Vol. 18 NO. 2.
104
Saekhu, 2015. “Pengaruh Inflsi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah,
Volume Pasar Uang Antar Bank Syariah, Dan Posisi Outstanding
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia”. Jurnal Economica Volume VI/Edisi
1/Mei 2015.
Samuelson, Nordhaus. 1997. Makro Ekonomi edisi keempatbelas. Erlangga.
Setiawan Indra, Baratakusumah S Deddy. 2005. “Pengaruh Konsumsi Investasi,
Jumlah Uang Beredar Dan Inflasi Terhadap Penentuan Kebijakan Suku
Bunga SBI”. Jurnal Universitas Esa Unggul Program Pasca Sarjana
Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2005. “Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima”. Jakarta:
LPFE UI.
Siswati. 2013. “Analisis Penyaluran Dana Bank Syariah”. Jurnal Dinamika
Manajemen Vol. 4 No. 1 hlm. 82-92.
Subagy, et al. 1997. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi ke-1”.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Sujatna, Yayat. 2008. “Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengarui
Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah)”.
Skripsi. Universitas Inonesia. Jakarta
Sukirno, Sadono. 1999. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Supranto. 2000. Statistik (teori dan Aplikasi) Edisi ke enam jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Tohari, Achmad, 2010. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar,
Inflasi, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK) Serta Implikasi Pada Pembiayaan Mudharabah (Pada Perbankan
Syariah Di Indonesia)”. (Skripsi). Tangerang: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Winarno, Wahyu Wing. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews edisi empat. UPP STIM YKPN.
Untari, Leni, 2016. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Kas, Dan Srtifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan
Musyarakah Pada Perbankan Syariah DI Indonesia Periode 2010-2014”.
Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiayah. Surakarta
Untoro, Untoro, 2007. “Mengkaji Evektivitas Penggunaan Arima Dan VAR
Dalam Melakukan Proyeksi Permintaan Uang Kartal di Indonesia”.
Buletin Eknomi Moneter dan Perbankan Vol 10, No 1.
106
LAMPIRAN
107
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Syukuri Ahmad Rifai
Tempat dan tanggal lahir : Kab. Semarang, 19 Juni 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
TK Tarbiyatul Banin 32 lulus tahun 2002
SD N Patemon 01 lulus tahun 2003
SMP N 02 Tengaran lulus tahun 2009
SMA N 1 Tengaran lulus tahun 2012
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat denga sebenar-benarnya.
Salatiga, 09 September 2016
Penulis
Syukuri Ahmad Rifai
NIM. 21312021
108
LAMPIRAN 2
DATA SEKUNDER PENELITIAN
Bulan KURS INFLASI JUB-M1 EKSPOR DPK Total Pembiayaan
Perbankan Syariah
(IDN/US $)
(miliar
rupiah)
(miliar
rupiah)
(miliar
rupiah) (miliar rupiah)
Jan-07 8950 0,0626 344840 8640811 20514 20218
Feb-07 9080 0,063 346573 8530398 21054 20462
Mar-07 9130 0,0652 341833 9455045 21882 20820
Apr-07 9110 0,0629 351259 9300941 22007 21353
Mei-07 9083 0,0601 352629 9978228 22570 21920
Jun-07 8779 0,0577 381376 9923250 22714 22969
Jul-07 9019 0,0606 397823 10106382 23231 23687
Agu-07 9239 0,0651 402035 10041544 23308 24637
Sep-07 9388 0,0695 411281 9861030 24680 25589
Okt-07 9101 0,0688 414996 10391255 25473 26148
Nov-07 9078 0,0671 424435 10383362 25658 26548
Des-07 9359 0,0659 450055 11402017 28011 27944
Jan-08 9370 0,0736 410752 11484582 27695 27106
Feb-08 9223 0,074 401410 10881437 28731 28423
Mar-08 9107 0,0817 409768 12046374 29552 29629
Apr-08 9199 0,0896 414390 11318607 31063 31021
Mei-08 9232 0,1038 426283 13053904 31705 32293
Jun-08 9312 0,1103 453047 12971909 33048 34100
Jul-08 9215 0,119 445921 12704324 29552 35189
Agu-08 9081 0,1185 191460 12453470 33048 37680
Sep-08 9163 0,1214 222805 12921961 33568 37681
Okt-08 9555 0,1177 190496 11235938 34117 38097
Nov-08 10800 0,1168 195274 9577502 34422 38528
Des-08 12224 0,1106 209747 8817493 36852 38195
Jan-09 11650 0,0917 437845 7424591 38195 38201
Feb-09 11700 0,086 434761 7849674 38651 38843
Mar-09 12023 0,0792 448034 8904575 38040 39308
Apr-09 11620 0,0731 452937 8407934 39193 39726
Mei-09 10655 0,0604 456955 9592697 40288 40715
Jun-09 10263 0,0365 482621 10129144 42103 42195
Jul-09 10255 0,0271 468944 10263222 43004 42828
Agu-09 9890 0,0275 490128 10892307 44019 43890
Sep-09 10120 0,0283 490502 10117028 45381 44523
109
Okt-09 9625 0,0257 485538 11809933 46500 45246
Nov-09 9560 0,0241 495061 10634418 47887 45726
Des-09 9485 0,0278 515824 13454509 52271 46886
Jan-10 9330 0,0372 496527 10515055 53163 47140
Feb-10 9395 0,0381 490084 11188460 53299 48479
Mar-10 9313 0,0343 494461 13289261 52811 50206
Apr-10 9075 0,0391 494718 12051968 54043 51651
Mei-10 9030 0,0416 514005 12478627 55067 53223
Jun-10 9210 0,0505 545405 12733465 58079 55801
Jul-10 9094 0,0622 539746 12939842 60462 57633
Agu-10 8938 0,0644 555495 14132886 60972 60275
Sep-10 9034 0,058 549528 12416878 63912 60970
Okt-10 8921 0,0567 555525 13732586 66478 62995
Nov-10 8921 0,0633 571352 15045736 69086 65942
Des-10 9032 0,0696 605411 16503071 76036 68181
Jan-11 8976 0,0702 604169 14963784 75814 69724
Feb-11 9042 0,0684 585890 14160810 75085 71449
Mar-11 8812 0,0665 580601 16776508 79651 74253
Apr-11 8699 0,0616 584634 16380074 79567 75726
Mei-11 8551 0,0598 611791 17822538 82861 78619
Jun-11 8540 0,0554 636206 17607027 87025 82616
Jul-11 8653 0,0461 639688 16907560 89786 84556
Agu-11 8481 0,0479 662806 18530803 92021 90540
Sep-11 8539 0,0461 656096 16937762 97756 92839
Okt-11 8925 0,0442 665000 17092361 101804 96805
Nov-11 8893 0,0415 667605 16611158 105330 99427
Des-11 9085 0,0379 722991 16997140 115415 102655
Jan-12 9125 0,0365 2857127 15678516 116518 101689
Feb-12 9022 0,0356 2852005 15704363 114616 103713
Mar-12 9098 0,0397 2914194 16970035 119639 109116
Apr-12 9163 0,045 2929610 15861423 114018 108767
Mei-12 9193 0,0445 2994474 16371830 115206 112844
Jun-12 9333 0,0453 3052786 15304666 119279 117592
Jul-12 9401 0,0456 3057336 15738653 121018 120910
Agu-12 9485 0,0458 3091568 13706434 123673 124946
Sep-12 9585 0,0431 3128179 16162569 127678 130357
Okt-12 9593 0,0461 3164443 15326717 134453 135581
Nov-12 9928 0,0432 3207908 15881984 138671 140318
Des-12 9598 0,043 3307508 15656390 147512 147505
110
Jan-13 9685 0,0457 3268789 15678516 148731 149672
Feb-13 9700 0,0531 3280420 15704363 150795 154072
Mar-13 9678 0,059 3322529 16970035 156964 161081
Apr-13 9735 0,0557 3360928 15861423 158519 163407
Mei-13 9730 0,0547 3426305 16371830 163858 167259
Jun-13 9811 0,059 3413379 15304666 163966 171227
Jul-13 9934 0,0861 3506574 15647295 166453 174486
Agu-13 10288 0,0879 3502420 15550967 170222 174537
Sep-13 10922 0,084 3584081 15484374 171701 177320
Okt-13 11593 0,0832 3576869 15915358 174018 179284
Nov-13 11354 0,0837 3615973 15656390 176292 180833
Des-13 11946 0,0838 3730197 15345625 183534 184122
Jan-14 12242 0,0822 3652349 14117887 177930 181398
Feb-14 12251 0,0775 3635060 14626764 178154 181772
Mar-14 11596 0,0732 3652531 15192505 180945 184964
Apr-14 11271 0,0725 3721882 14245928 185508 187885
Mei-14 11537 0,0732 3780955 14918156 190783 187885
Jun-14 11740 0,067 3857962 15340479 191470 193136
Jul-14 11798 0,0453 3887407 14174627 194299 194079
Agu-14 11591 0,0399 3886520 14367919 195959 193983
Sep-14 11740 0,0453 4010147 15063265 197141 196563
Okt-14 12188 0,0483 4024489 15346707 207121 196491
Nov-14 12105 0,0623 4076670 13508352 209644 198376
Des-14 12264 0,0836 4173327 14390089 217858 199330
Jan-15 12474 0,0696 4174826 12696423 210761 197279
Feb-15 12700 0,0629 4218123 11895481 210297 197543
Mar-15 12993 0,0638 4246361 13234851 212988 200712
Apr-15 13043 0,0679 4275711 13227215 213973 201526
Mei-15 13021 0,0715 4288369 12783214 215339 203894
Jun-15 13230 0,0726 4358802 13674994 213477 206056
Jul-15 13337 0,0726 4373208 11358884 216083 204843
Agu-15 13492 0,0718 4404085 12445202 216356 205874
Sep-15 14081 0,0683 4508603 12281485 219313 208143
Okt-15 14654 0,0625 4443078 12025040 219478 207768
Nov-15 13683 0,0489 4452325 10949085 220635 209124
Des-15 13690 0,0335 4461145 11768748 231175 212996
111
LAMPIRAN 3
A. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KURS 108 8,481.00 14,654.00 10,238.4537 1,544.03993
INFLASI 108 ,0241 ,1214 ,062398 ,0220193
JUB 108 190496,00 4508603,00 1,8980E6 1,64004E6
EKSPOR 108 7424591,00 18530803,00 1,3299E7 2,65067E6
DPK 108 20514,00 231175,00 105458,6204 69494,69507
PEMBIAYAAN 108 20218,00 212996,00 103169,3241 67553,63980
Valid N (listwise) 108
B. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 108
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,39757746E
3
Most Extreme
Differences
Absolute ,082
Positive ,037
Negative -,082
Kolmogorov-Smirnov Z ,851
Asymp. Sig. (2-tailed) ,464
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 DPK, INFLASI,
EKSPOR, KURS,
JUBa
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,998a ,996 ,996 4504,07175
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB,
EKSPOR
112
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,998a ,996 ,996 4504,07175
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB,
EKSPOR
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4,862E11 5 9,724E10 4793,540 ,000a
Residual 2,069E9 102 2,029E7
Total 4,883E11 107
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4056,344 11396,545 -,356 ,723
KURS -,496 ,898 -,011 -,553 ,582
INFLASI 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000
JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000
EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236
DPK ,871 ,039 ,896 22,539 ,000
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Casewise Diagnosticsa
Case Number
Std. Residual
PEMBIAYAA
N
Predicted
Value Residual
dimen
sion0
61 -3,269 101689,00 116412,1955 -14723,19548
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 20721,8047 218889,0625 103169,3241 67410,35205 108
Residual -14723,19531 9548,88574 ,00000 4397,57746 108
113
Std. Predicted
Value
-1,223 1,717 ,000 1,000 108
Std. Residual -3,269 2,120 ,000 ,976 108
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
C. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,998a ,996 ,996 4504,07175 ,330
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS,
JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
D. Uji Perbaikan Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .833a .695 .692 2,45264369E3 1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
E. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant
)
-4056,344 11396,545
-,356 ,723
KURS -,496 ,898 -,011 -,553 ,582 ,099 10,138
INFLASI 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000 ,804 1,243
JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 ,061 16,284
EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 ,159 6,298
DPK ,871 ,039 ,896 22,53
9
,000 ,026 38,074
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
114
F. Uji Perbaikan Multiklinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -197900,962 18196,964 -10,875 ,000
KURS 15,023 1,402 ,343 10,712 ,000 ,239 4,176
INFLASI -61812,320 51116,240 -,020 -1,209 ,229 ,886 1,128
JUB ,025 ,001 ,600 17,590 ,000 ,211 4,730
EKSPOR ,008 ,001 ,307 12,748 ,000 ,423 2,364
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
115
LAMPIRAN 4
Pengujian Hipotesis Pertama
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 DPK, INFLASI,
EKSPOR, KURS,
JUBa
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .833a .695 .692 2,45264369E3 1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,437E9 1 1,437E9 238,944 ,000a
Residual 6,316E8 105 6015461,071
Total 2,069E9 106
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4056,344 11396,545 -,356 ,723
KURS -,496 ,898 -,011 -,553 ,582
INFLASI 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000
JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000
EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236
DPK ,871 ,039 ,896 22,539 ,000
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
116
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) KURS INFLASI JUB EKSPOR DPK
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1
dim
ensi
on1
1 5,388 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,486 3,330 ,00 ,00 ,03 ,02 ,00 ,00
3 ,084 8,026 ,00 ,00 ,60 ,01 ,02 ,00
4 ,030 13,508 ,00 ,03 ,26 ,00 ,08 ,00
5 ,012 20,779 ,01 ,00 ,00 ,79 ,00 ,34
6 ,001 85,782 ,99 ,96 ,10 ,17 ,90 ,66
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
117
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Dengan Variabel Moderasi
A. Moderated Regression Analysis (MRA)
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 DPK,
INFLASI,
EKSPOR,
KURS,
MODERAT2,
JUB,
MODERAT4,
MODERAT3,
MODERAT1a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,999a ,997 ,997 3837,30617
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS,
MODERAT2, JUB, MODERAT4, MODERAT3, MODERAT1
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4,869E11 9 5,409E10 3673,673 ,000a
Residual 1,443E9 98 1,472E7
Total 4,883E11 107
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, MODERAT2, JUB,
MODERAT4, MODERAT3, MODERAT1
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -9050,362 15396,323 -,588 ,558
MODERAT4 1,151E-8 ,000 ,174 2,300 ,024
KURS 1,702 1,244 ,039 1,368 ,174
118
MODERAT3 1,202E-8 ,000 ,062 ,533 ,595
EKSPOR -,001 ,001 -,029 -1,110 ,270
MODERAT2 ,428 ,325 ,031 1,318 ,191
JUB ,001 ,002 ,031 ,530 ,597
MODERAT1 -2,074E-5 ,000 -,280 -1,974 ,051
INFLASI 49022,111 34104,612 ,016 1,437 ,154
DPK ,944 ,128 ,971 7,360 ,000
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Collinearity Diagnosticsa
Model Dim
ensi
on
Eigen
value
Conditi
on
Index
Variance Proportions
(Const
ant)
MODE
RAT4 KURS
MODE
RAT3
EKSPO
R
MODE
RAT2 JUB
MODE
RAT1
INFL
ASI DPK
dimen
sion0
1
d
i
m
e
n
s
i
o
n
1
1 8,848 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,918 3,105 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,01 ,00
3 ,128 8,303 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,03 ,00 ,00 ,09 ,00
4 ,061 12,068 ,00 ,01 ,00 ,00 ,00 ,07 ,00 ,00 ,01 ,00
5 ,029 17,552 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,07 ,07 ,00 ,09 ,00
6 ,011 28,525 ,00 ,01 ,00 ,00 ,00 ,65 ,04 ,01 ,41 ,00
7 ,003 54,624 ,00 ,18 ,05 ,04 ,17 ,09 ,00 ,01 ,05 ,00
8 ,001 78,673 ,07 ,11 ,01 ,30 ,03 ,01 ,41 ,07 ,06 ,01
9 ,001 107,23
7
,11 ,12 ,15 ,04 ,15 ,01 ,00 ,01 ,12 ,36
10 ,000 239,82
0
,81 ,57 ,78 ,61 ,65 ,07 ,48 ,90 ,17 ,62
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 21489,3301 215597,6250 103169,3241 67453,74620 108
Residual -16267,61719 6545,63379 ,00000 3672,37989 108
Std. Predicted
Value
-1,211 1,667 ,000 1,000 108
Std. Residual -4,239 1,706 ,000 ,957 108
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
B. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 108
119
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,39757746E
3
Most Extreme
Differences
Absolute ,082
Positive ,037
Negative -,082
Kolmogorov-Smirnov Z ,851
Asymp. Sig. (2-tailed) ,464
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 DPK, INFLASI,
EKSPOR, KURS,
JUBa
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,998a ,996 ,996 4504,07175
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB,
EKSPOR
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4,862E11 5 9,724E10 4793,540 ,000a
Residual 2,069E9 102 2,029E7
Total 4,883E11 107
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4056,344 11396,545 -,356 ,723
120
KURS -,496 ,898 -,011 -,553 ,582
INFLASI 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000
JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000
EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236
DPK ,871 ,039 ,896 22,539 ,000
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Casewise Diagnosticsa
Case Number
Std. Residual
PEMBIAYAA
N
Predicted
Value Residual
dimen
sion0
61 -3,269 101689,00 116412,1955 -14723,19548
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 20721,8047 218889,0625 103169,3241 67410,35205 108
Residual -14723,19531 9548,88574 ,00000 4397,57746 108
Std. Predicted
Value
-1,223 1,717 ,000 1,000 108
Std. Residual -3,269 2,120 ,000 ,976 108
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,998a ,996 ,996 4504,07175 ,330
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS,
JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
4. Uji Perbaikan Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .833a .695 .692 2,45264369E3 1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
5. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
121
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant
)
-4056,344 11396,545
-,356 ,723
KURS -,496 ,898 -,011 -,553 ,582 ,099 10,138
INFLASI 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000 ,804 1,243
JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 ,061 16,284
EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 ,159 6,298
DPK ,871 ,039 ,896 22,53
9
,000 ,026 38,074
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
6. Uji Perbaikan Multiklinearitas
C. Uji Regresi Residual Setiap Variabel
1. Kurs Rupiah
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 KURSa Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPK
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -197900,962 18196,964 -10,875 ,000
KURS 15,023 1,402 ,343 10,712 ,000 ,239 4,176
INFLASI -61812,320 51116,240 -,020 -1,209 ,229 ,886 1,128
JUB ,025 ,001 ,600 17,590 ,000 ,211 4,730
EKSPOR ,008 ,001 ,307 12,748 ,000 ,423 2,364
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
122
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2,639E11 1 2,639E11 110,610 ,000a
Residual 2,529E11 106 2,386E9
Total 5,168E11 107
a. Predictors: (Constant), KURS
b. Dependent Variable: DPK
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -223836,716 31661,148 -7,070 ,000
KURS 32,163 3,058 ,715 10,517 ,000
a. Dependent Variable: DPK
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 48934,3320 247474,0938 105458,6204 49660,34536 108
Residual -1,32467E5 74752,57813 ,00000 48614,42935 108
Std. Predicted
Value
-1,138 2,860 ,000 1,000 108
Std. Residual -2,712 1,530 ,000 ,995 108
a. Dependent Variable: DPK
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,715a ,511 ,506 48843,20440
a. Predictors: (Constant), KURS
b. Dependent Variable: DPK
123
Hasil Moderasi
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 PEMBIAYAANa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AbsRes_1
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 ,229a ,053 ,044 24663,88647
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_1
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3,582E9 1 3,582E9 5,889 ,017a
Residual 6,448E10 106 6,083E8
Total 6,806E10 107
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_1
Coefficientsa
124
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 50203,903 4346,545 11,550 ,000
PEMBIAYAA
N
-,086 ,035 -,229 -2,427 ,017
a. Dependent Variable: AbsRes_1
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 31960,9063 48472,2422 41367,5035 5785,93435 108
Residual -42380,73828 85534,43750 ,00000 24548,36412 108
Std. Predicted
Value
-1,626 1,228 ,000 1,000 108
Std. Residual -1,718 3,468 ,000 ,995 108
a. Dependent Variable: AbsRes_1
2. Inflasi
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 INFLASIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPK
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
125
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 ,097a ,009 ,000 69490,47544
a. Predictors: (Constant), INFLASI
b. Dependent Variable: DPK
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4,892E9 1 4,892E9 1,013 ,316a
Residual 5,119E11 106 4,829E9
Total 5,168E11 107
a. Predictors: (Constant), INFLASI
b. Dependent Variable: DPK
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 124619,043 20177,327 6,176 ,000
INFLASI -307067,170 305091,240 -,097 -1,006 ,316
a. Dependent Variable: DPK
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 87341,0859 117218,7266 105458,6204 6761,40644 108
Residual -84882,64063 1,18910E5 ,00000 69164,99133 108
Std. Predicted
Value
-2,680 1,739 ,000 1,000 108
Std. Residual -1,222 1,711 ,000 ,995 108
a. Dependent Variable: DPK
126
Hasil Uji Moderasi
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 PEMBIAYAANa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AbsRes_2
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 ,336a ,113 ,105 29766,60350
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_2
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,197E10 1 1,197E10 13,511 ,000a
Residual 9,392E10 106 8,861E8
Total 1,059E11 107
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_2
127
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 45156,774 5245,803 8,608 ,000
PEMBIAYAA
N
,157 ,043 ,336 3,676 ,000
a. Dependent Variable: AbsRes_2
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 48322,4648 78507,2109 61310,7972 10577,39854 108
Residual -60467,37500 42542,35156 ,00000 29627,18071 108
Std. Predicted
Value
-1,228 1,626 ,000 1,000 108
Std. Residual -2,031 1,429 ,000 ,995 108
a. Dependent Variable: AbsRes_2
3. Jumlah Uang Beredar (JUB)
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 JUBa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPK
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
128
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 ,962a ,925 ,924 19125,88447
a. Predictors: (Constant), JUB
b. Dependent Variable: DPK
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4,780E11 1 4,780E11 1306,681 ,000a
Residual 3,877E10 106 3,658E8
Total 5,168E11 107
a. Predictors: (Constant), JUB
b. Dependent Variable: DPK
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 28107,414 2822,405 9,959 ,000
JUB ,041 ,001 ,962 36,148 ,000
a. Dependent Variable: DPK
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 35870,7148 211846,8906 105458,6204 66836,60578 108
Residual -34935,46484 57843,47266 ,00000 19036,30138 108
Std. Predicted
Value
-1,041 1,592 ,000 1,000 108
Std. Residual -1,827 3,024 ,000 ,995 108
a. Dependent Variable: DPK
129
Hasil Uji Moderasi
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 PEMBIAYAANa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AbsRes_3
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 ,139a ,019 ,010 11756,72687
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_3
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2,874E8 1 2,874E8 2,080 ,152a
Residual 1,465E10 106 1,382E8
Total 1,494E10 107
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_3
130
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17359,203 2071,902 8,378 ,000
PEMBIAYAA
N
-,024 ,017 -,139 -1,442 ,152
a. Dependent Variable: AbsRes_3
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 12191,4219 16868,6660 14856,0738 1639,00902 108
Residual -16235,75391 42974,92188 ,00000 11701,65993 108
Std. Predicted
Value
-1,626 1,228 ,000 1,000 108
Std. Residual -1,381 3,655 ,000 ,995 108
a. Dependent Variable: AbsRes_3
4. Pertumbuhan Ekspor
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 EKSPORa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPK
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
131
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 ,485a ,235 ,228 61071,06218
a. Predictors: (Constant), EKSPOR
b. Dependent Variable: DPK
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,214E11 1 1,214E11 32,553 ,000a
Residual 3,953E11 106 3,730E9
Total 5,168E11 107
a. Predictors: (Constant), EKSPOR
b. Dependent Variable: DPK
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -63544,698 30198,277 -2,104 ,038
EKSPOR ,013 ,002 ,485 5,706 ,000
a. Dependent Variable: DPK
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 30808,5781 171948,6719 105458,6204 33685,23088 108
Residual -80086,89063 1,45160E5 ,00000 60785,01348 108
Std. Predicted
Value
-2,216 1,974 ,000 1,000 108
Std. Residual -1,311 2,377 ,000 ,995 108
a. Dependent Variable: DPK
Hasil Uji Moderasi
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
132
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 PEMBIAYAANa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AbsRes_4
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 ,501a ,251 ,244 29350,03599
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_4
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3,062E10 1 3,062E10 35,546 ,000a
Residual 9,131E10 106 8,614E8
Total 1,219E11 107
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_4
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 24479,793 5172,391 4,733 ,000
PEMBIAYAA
N
,250 ,042 ,501 5,962 ,000
a. Dependent Variable: AbsRes_4
133
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 29542,7227 77817,6016 50315,1413 16916,57666 108
Residual -59967,30859 68188,41406 ,00000 29212,56434 108
Std. Predicted
Value
-1,228 1,626 ,000 1,000 108
Std. Residual -2,043 2,323 ,000 ,995 108
a. Dependent Variable: AbsRes_4
134
135
136