30
DISKUSI KASUS PENURUNAN KESADARAN DISUSUN OLEH: Andre Prawira 0706258662 Riza Monia 0606066!02 "ind#a K$ari%a 0706258&'6 N(r($ )ad$i 070625&6** S+a,ri na R- P(.ri 0706 25 &85' Mar%+a /ian.i 070625&*&' Nadira Sarina 070626052! Andrew L-" !0068'7*&' DEPAR1EMEN ILMU PENAKI1 DALAM )AKUL1AS KEDOK1ERAN UNI3ERSI1AS INDONESIA NO3EM/ER 20!!

Diskusi Kasus Penurunan Kesadaran Kelompok D

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

DISKUSI KASUS

PENURUNAN KESADARAN

DISUSUN OLEH:

Andre Prawira0706258662Riza Monica

0606066102Cindya Klarisa0706258946Nurul Fadli

0706259633Shabrina R. Putri0706259854Marsha Bianti0706259394Nadira Savrina 0706260521Andrew L.C

1006847394DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIANOVEMBER 2011

SURAT PERNYATAANKami yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa tugas Diskusi Kasus ini kami susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata kami melakukan tindakan plagiarisme, kami akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia kepada kami.

Jakarta, 15 November 2011

Andre Prawira

Riza Monica

Cindya Klarisa

Nurul Fadli

Shabrina Rizky PutriMarsha BiantiNadira Savrina Rosa

Andrew Lee ChandraBAB 1

ILUSTRASI KASUS I. Identitas pasien

- Nama

: Ny. N M- Usia

: 59 tahun- Tempat Tgl lahir: Ambon 6 juni 1952

- Jenis Kelamin: Perempuan

- Agama

: Kristen

- Pekerjaan

: IRT

- Pendidikan: SMEA

- Status Perkawinan: Menikah

- Alamat

: Kramat Sentiong

- No Rekam Medis: 3430360

- Tanggal Masuk: 17 Oktober 2011

II. Anamnesis

-Keluhan UtamaPerut terasa penuh yang memberat sejak 3 hari SMRS -Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh perutnya terasa penuh semakin berat sejak 3 hari SMRS. Perut sudah terasa penuh sejak 3 bulan SMRS, Mual (+) muntah (+) berisi makanan sejak 3 bulan yang lalu, nafsu makan juga kurang (hanya 4 sendok per kali makan) pasien juga merasa sesak sejak 1 bulan SMRS, muncul saat berjalan jarak dekat. pasien tidur dengan 3 bantal, sering terbangun di malam hari karena sesak. tungkai dan lengan juga bengkak kadang terasa nyeri. Pasien mengalami kesulitan berjalan karena kaki terasa berat, tidak ada yang menahan di tungkai, perut membuncit(+) sejak 3 bulan SMRS, batuk(+) berdahak putih, demam (-) sejak 3 minggu SMRS. Pasien berobat ke poli paru RSCM dan dipasang selang di paru kiri dan terdapat cairan keluar, pasien merasa keluhan berkurang. Saat sakit ini, BAB(+) agak keras warna coklat frekuensi berkurang, BAK(+) jumlah berkurang banyak warna kuning nyeri berkemih (-).

Pasien pernah merasakan nyeri ada yang seperti ditimpa benda berat, namun nyeri tidak menjalar. Biasanya nyeri muncul pada saat hampir bersamaan dengan sesak nafas. Pasien terdiagnosa diabetes mellitus tipe 2 sejak 1 tahun yang lalu, namun pasien lupa mengenai keluhan terkait DM nya, seperti banyak makan sering minum dan terbangun karena ingin pipis di malam hari. Pasien kontrol DM di poli endokrin RSCM dan diberikan OHO glibenklamid dan diminum teratur. Selain itu pasien juga didiagnosis mengalami hipertensi sejak kurang lebih 8 bulan SMRS dan kontrol ke RSCM diberikan captopril dan diminum teratur. Pasien dalam perawatan hari ke- 25 di bangsal RSCM. Selama dirawat di bangsal, pasien masih dalam keadaan sadar, namun merasa lemas, sesak sempat membaik namun kembali muncul disertai dan batuk berdahak putih pada hari rawat ke -23 dirawat di RS. , mual dan muntah tidak dirasakan lagi. Pasien mengalami batuk Pasien mengeluh nyeri di tungkainya. Namun saat pemeriksaan dilakukan, keluarga pasien mengatakan pasien tidak sadar penuh, lebih banyak dalam keadaan mengantuk, dan kontak inadekuat sejak sehari sebelumnya. -Riwayat Penyakit DahuluHipertensi (+) sejak 8 bulan yang lalu, DM tipe2 (+) sejak 1 tahun yang lalu, allergi (-), sakit jantung (-), sakit paru (-). ca serviks (+) sejak 1 tahun yang lalu.

-Riwayat Penyakit dalam KeluargaHT(-), DM (-), Riwayat keganasan (-), penyakit jantung (-), sakit paru paru (-).

-Riwayat Pekerjaan, Sosial EkonomiPasien menikah dengan 4 anak

Saat ini tinggal di rumah dengan suaminya saja

Pasien jaminan jamkesmas

Riwayat merokok (-), Minum alkohol (-)

III. Pemeriksaan UmumKesadaran: Somnolen

Keadaan Umum: tampak sakit beratGCS E3M6S3Tekanan Darah: 90/60 mm Hg Keadaan Gizi: overweightNadi: 122x menit Tinggi Badan: 155 CM

Suhu: 37,10 C Berat Badan: 64 KG

Pernapasan: 31x menit

Kulit: Turgor baik

Kepala: normocephal, deformitas (-), nyeri tekan sinus (-)

Rambut: hitam keabuan, persebaran rata, tidak mudah dicabut

Mata: Konjungtiva Pucat -/-, Sklera Ikterik -/-, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+Telinga: deformitas -/- nyeri tekan tragus -/-

Hidung: deviasi septum -/- sekret -/-

Tenggorok: arcus faring simetris, tonsil T1-T1,faring tidak hiperemis

Gigi dan Mulut: oral hygiene cukup, mukosa oral tidak terdapat ulkus, karies dentis (-)

Leher: JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)

Jantung: I Ictus cordis tidak tampak

P Ictus cordis teraba di sela iga 5 linea midklavikula kiri

P Batas jantung kiri di sela iga 5 linea midklavikula kiri

Batas jantung kanan di sela iga 4 linea parasternal kanan

Pinggang jantung di sela iga 3 linea parasternal kiri

A Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru: I Ekspansi simetris statis dinamis

P Fremitus kanan = kiri

P Sonor di kedua lapang paru, kecuali redup di lobus kanan bawah (sela iga 5)

A Vesikuler +/+, ronki basah halus +/- di paru kanan bawah, wheezing -/-Abdomen: I licin, buncit

P Tegang, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan limpa sulit dinilai, ballottement ginjal -/- P Shifting dullness (+), nyeri ketok CVA -/- A BU (+) N

Ekstremitas: Purpura +/+ di kedua telapak kakiAkral dingin, edema tangan +/- kaki +/+ CRT< 2 detik, refleks fisiologis +2 /+2, refleks patologis -/-

Clubbing fingers -/-

IV. Pemeriksaan Penunjang

Hb 12,1 g/dl Ht 35,7% Eritrosit4,24 juta/uL MCV 84,2 fl MCH 28,5 pg MCHC 33,9 g/dl Trombosit 232000/uL

Leukosit 14710/uL

Hitung jenis: 0/0/94,4/2.7/4.7

LED: 60 mm Ur: 176 mg/dL

Cr: 4,8 mg/dL Prokalsitonin 2,1 ng/ml PT 14,4 kontrol 12,1 APTT 31,9 Kontrol 30,9 D-Dimer kuantitatif 2500ug/L Fibrinogen 424,3 mg/dL Albumin 2.29 g/dL

Kolinesterase 3908 U/L Kimia klinik (23/10/2011)

Asam urat 13,6 mg/dL

Trigliserida 197 mg/dL

Kolesterol total 235 mg/dL Kolesterol HDL 52 mg/dL

Kolesterol LDL 143 mg/dL

Analisa Gas Darah (10/11)

pH 7.156 pC02 20,8 mmHg pO2 140,4 mmHg HCO3 7,3 mmol/L Total CO2 8 mmol/L Base excess -17,7 Sat O2 98,2% Standrard HCO3 11,1 mmol/L

Standard Base excess -18,6

Elektrolit (10/11) Na 137 mEq/L

K 5,32 mEq/L

Cl 109 mEq/L

KGDH 147/236/343 mg/dL Foto Thorax (19/10/2011)

Jantung tidak membesar CTR 2/3 kadar normal tertinggi serum (>200)

Penyebab tersering dari efusi pleura adalah gagal jantung kiri. Efusi terjadi karena peningkatan cairan di interstitial paru keluar melalui bagian yang berseberangan dengan pleura viseral. Hal ini melebihi kemampuan sistem limfatik pada pleura parietal untuk menyerap cairan. Pada gagal jantung, efusi pleura kanan lebih sering dibandingkan kiri.1Gejala klinis yang timbul pada efusi pleura adalah sesak nafas, seperti pada pasien ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan RR 31x/menit, perkusi paru redup di paru kanan bawah, serta ronki basah halus di paru kanan bawah. Pada rontgen thorax didapatkan penumpulan sudut kostofrenikus bilateral. Pada pasien juga pernah dilakukan pemasangan WSD dan setelah itu pasien merasa lebih nyaman. Pada pasien ini belum dapat ditentukan jenis efusi yang terjadi apakah transudat, karena CHF nya atau eksudat dari keadaan pneumonianya. Dibutuhkan pengukuran kadar protein dan LDH lebih lanjut sesuai dengan kriteria klasik eksudat. Tatalaksana efusi pleura adalah thoracentesis atau pungsi. Indikasi pungsi adalah apabila ketebalan efusi >10 mm pada foto lateral dekubitus. Pada pasien juga diberikan antibiotik karena didapati pneumonia disertai efusi pleura. Meropenem adalah golongan beta-laktam (carbapenem), yang aktif terhadap kuman Gram positif dan negatif aerobik, dan anaerobik.13 Pemilihan antibiotik ini dilakukan secara empiris mengikuti pola resistensi kuman.Penyakit ginjal kronik adalah suatu keadaan di mana terjadi proses patofisiologi bermacam-macam, yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal permanen dan biasanya progresif, dan dapat berakhir pada suatu keadaan yang disebut gagal ginjal kronik.9 Pada keadaan gagal ginjal kronik dapat menimbulkan berbagai komplikasi ke berbagai organ lain. Agar dapat dikatakan seseorang memiliki penyakit ginjal kronik, terdapat kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

a. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan manifestasi:

-kelainan patologis

-terdapat tanda kelainan ginjal termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan14b. LFG >90

2Kerusakan ginjal dengan LFG