25
DAFTAR ISI DAFTAR ISI PKMRS....................................... 1 I. PENDAHULUAN.................................... 2 II. DEFINISI....................................... 5 III. ETIOLOGI....................................... 5 IV. EPIDEMIOLOGI………………………………………………................. V. PATOFISIOLOGI ................................. ` 11 VI. DIAGNOSIS ..................................... 13 VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................... 14 VIII. PENATALAKSANAAN........................ 15 1X. PROGNOSIS............................... 18 X. KESIMPULAN............................. 21 DAFTAR PUSTAKA......................................... 22 LAMPIRAN REFERENSI..................................... 23

PKMRS-Penurunan Kesadaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Refarat anak penurunan kesadaran

Citation preview

Page 1: PKMRS-Penurunan Kesadaran

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI PKMRS............................................................................................... 1

I. PENDAHULUAN................................................................................... 2

II. DEFINISI................................................................................................ 5

III. ETIOLOGI.............................................................................................. 5

IV. EPIDEMIOLOGI………………………………………………............

V. PATOFISIOLOGI .................................................................................. ` 11

VI. DIAGNOSIS .......................................................................................... 13

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................ 14

VIII. PENATALAKSANAAN.......................................................................... 15

1X. PROGNOSIS............................................................................................. 18

X. KESIMPULAN.......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 22

LAMPIRAN REFERENSI........................................................................................ 23

Page 2: PKMRS-Penurunan Kesadaran

PENURUNAN KESADARAN

1.0 Pendahuluan

Gangguan kesadaran atau Altered Level Of Consciousness (ALOC) merupakan

gangguan pada kondisi bangun (awake) dan kewaspadaan (aware) sendiri dan lingkungan

sekitarnya. Tingkat kesadaran adalah salah suatu fungsi otak yang tidak mudah terganggu, jadi

penurunan pada kesadaran mungkin menandakan adanya suatu kondisi yang mengancam jiwa.

Penurunan kesadaran bukanlah suatu penyakit, ia merupakan suatu gejala yang didasari suatu

penyakit.(1)

Perkabutan (cloudiness) adalah istilah yang digunakan mendeskripsikan penurunan

kesadaran yang minimal, yang mencakup hipereksitasi dan iritabilitas yang disertai dengan rasa

mengantuk. Harus dibedakan secara jelas pasien yang bingung (confused) (misalnya, tidak

merespons dengan tepat terhadap lingkungannya) yang disebabkan karena defisit fungsi kognitif

fokal atau mereka yang terganggu disebabkan gangguan fungsi otak yang menyeluruh. Pasien

dengan pikiran berkabut juga kadang-kadang turut mengalami disorientasi tempat dan waktu. (1)

Delirium, adalah suatu kondisi mental abnormal yang ditandai dengan gangguan persepsi

dari rangsangan sensorik dan disertai dengan halusinasi. Berdasarkan Diagnostik dan Statistik

Manual Gangguan Mental, edisi ke-4 (DSM-IV), delirium didefinisikan sebagai berikut:

A. Gangguan kesadaran (yaitu, mengurangi kejelasan kesadaran lingkungan) dengan

kemampuan berkurang untuk fokus, mempertahankan atau mengalihkan perhatian.

B. Perubahan pada fungsi kognitif (seperti defisit memori, disorientasi, gangguan

bahasa)

C. C. Gangguan terbentuk dalam periode waktu yang singkat (biasanya jam hingga hari)

dan cenderung berfluktuasi selama beberapa hari'' (2)

Obtundation, secara harfiah berarti penumpulan kondisi mental. Secara klinis, pasien

obtunded memiliki penurunan kewaspadaan yang ringan sampai sedang, disertai dengan

penurunan minat terhadap kondisi di sekelilingnya. Mereka juga mempunyai respon psikologis

yang lambat terhadap rangsangan dan disertai dengan peningkatan jumlah jam tidur dan rasa

mengantuk yang hebat. (2)

Page 3: PKMRS-Penurunan Kesadaran

Stupor, adalah kondisi tidur nyenyak atau perilaku yang unresponsiveness di mana subjek

dapat terangsang hanya dengan stimulasi yang kuat dan terus menerus. Bahkan jika dirangsang

secara maksimal, yang mungkin terganggu adalah tingkat dari fungsi kognitif. Pasien stupor

dapat dibedakan dari pasien dengan gangguan kejiwaan, seperti katatonia atau depresi berat,

karena mereka dapat dirangsang dengan mengenakan rangsang yang ringan. (1, 2)

Koma, dari bahasa Yunani “tidur nyenyak” adalah keadaan tidak berespon di mana

pasien terbaring dengan mata tertutup dan tidak dapat diangsang untuk berespon dengan tepat

terhadap rangsangan bahkan dengan stimulasi yang kuat. Pasien mungkin meringis terhadap

rangsangan yang menyakitkan dan anggota badan mungkin menunjukkan respon penarikan

stereotip, tetapi pasien tidak dapat membuat respons yang lokal atau gerakan defensif. (1, 2)

Locked-in syndrome menggambarkan keadaan di mana pasien mengalami de-efferensiasi,

sehingga mengakibatkan kelumpuhan keempat anggota badan. Meskipun masih sadar, locked-in

syndrome mengakibatkan pasien tidak dapat berespon terhadap kebanyakan rangsang yang

diberikan. Penyebab yang selalu mengakibatkan sindroma locked-in ini adalah lesi pada dasar

dari tegmentum dari midpons yang mengganggu fungsi kortikal motorik. Pasien biasanya dapat

mempertahankan fungsi vertikal gerakan mata dan membuka kelopak mata, yang dapat

digunakan untuk memverifikasi respon mereka. Pasien dengan neuropati motorik subakut,

seperti Sindrom Guillain-Barre', juga dapat mengalami de-efferensiasi. (1, 2)

Demensia didefinisikan sebagai penurunan fungsi kognitif yang biasanya disebabkan

karena proses organik. Umumnya, demensia merujuk pada penurunan fungsi kongnitif yang

menyeluruh dan luas. DSM-IV mendefinisikan demensia sebagai berikut:'' Penurunan beberapa

fungsi kognitif yang ditandai dengan:

i. Gangguan ingatan (kemampuan terganggu untuk belajar informasi baru atau

untuk mengingat informasi yang dipelajari sebelumnya)

ii. Satu (atau lebih) dari yang berikut Gangguan kognitif: afasia (gangguan bahasa),

apraxia (gangguan kemampuan untuk melakukan kegiatan motorik meskipun

fungsi motorik utuh), agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi

objek meskipun fungsi sensorik utuh), gangguan pada fungsi eksekutif (yaitu,

perencanaan, organisasi, sequencing, abstrak). (1, 2)

Page 4: PKMRS-Penurunan Kesadaran

Hipersomnia adalah kondisi tidur yang berlebihan tetapi tampak seperti kondisi tidur

yang normal yang dapat dibangunkan apabila dirangsang. Kebanyakan pasien dengan gangguan

kesadaran yang akut maupun kronis biasanya tidur secara berlebihan. Namun, saat terbangun,

kesadaran masih jelas berkabut. Dalam pasien yang murni hipersomnia, tidur tampak normal dan

fungsi kognitif yang lain normal apabila pasien bangun. Hipersomnia biasanya disebabkan dari

disfungsi dari hipotalamus. (1, 2)

Abulia adalah kondisi apatis di mana pasien merespon perlahan-lahan terhadap

rangsangan verbal dan umumnya tidak memulai pembicaraan atau kegiatan. Namun apabila

dirangsang, fungsi kognitif tampak normal. Tidak seperti hipersomnia, pasien abulia biasanya

terjaga. Abulia adalah biasanya berhubungan dengan penyakit lobus frontal bilateral dan, dapat

berkembang menjadi akinetic mutism. (1, 2)

Akinetic mutism menggambarkan kondisi diam, dengan ciri tidak ada kemampuan untuk

waspada terhadap lingkungan sekitarnya, ini menggambarkan suatu kondisi perubahan kesadaran

yang subakut atau kronis di mana siklus bangun-tidur sudah kembali, tetapi gambaran luar

menunjukkan aktivitas mental tidak ada dan aktivitas motorik masih kurang Pasien dengan

akinetic mutism umumnya memiliki lesi pada hipotalamus dan basal dan otak depan. (1, 2)

Vegetative State (VS) menggambarkan pemulihan pasien yang hilang kesadaran yang

ditandai dengan “mata-terbuka’. Sangat sedikit pasien yang masih hidup dengan kerusakan otak

depan yang parah tetap koma dengan mata tertutup selama lebih dari 10 sampai 30 hari. Pada

kebanyakan pasien, kondisi vegetatif biasanya menggantikan koma pada saat itu. Pasien dalam

kondisi vegetatif, seperti pasien koma, menunjukkan kesadaran diri tidk ada terhadap diri dan

lingkungan. Tidak seperti mati otak, di mana kedua hemisfer otak dan batang otak mengalami

gangguan fungsional berat, pasien dengan kondisi vegetatif dapat mempertahankan regulasi

fungsi kardiopulmonel dan viseral otonom dari batang otak. Meskipun istilah kondisi vegetatif

persisten (PVS) tidak terkait dengan waktu tertentu, penggunaan PVS sekarang umumnya untuk

pasien yang tersisa dalam kondisi vegetatif setidaknya selama 30 hari. (1, 2)

Minimally Conscious State (MCS) adalah suatu kondisi kesadaran yang sangat terganggu

di mana cuma sedikit tetapi masih ada kesadaran seseorang terhadap lingkungan yang dapat

dilihat. Seperti keadaan vegetatif (vegetative state), MCS adalah suatu kondisi transisi yang

Page 5: PKMRS-Penurunan Kesadaran

timbul selama pemulihan dari koma atau pada penyakit progresif neurologis lainnya. Pada

beberapa pasien, bagaimanapun, kondisi ini mungkin permanen. (1, 2)

2.0 Definisi

Menurut Buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Anak Indonesia Jilid Ke 2, Kesadaran adalah

keadaan tanggap jaga akan diri dan lingkungan secara spontan. Kesadaran mempunyai 2

aspek yaitu bangun (wakefulness) dan waspada (awareness). Aspek bangun diatur oleh fungsi

otonom vegetatif otak yang bekerja akibat adanya stimulus asenden dari tegmentum pontin,

hipotalamus posterior, dan talamus (ascending reticular activating system/ARAS). Sedangkan

aspek waspada diatur oleh neuron-neuron kortikal dan proyeksi timbal baliknya dengan inti-

inti subkortikal. Kewaspadaan membutuhkan bangun, tetapi bangun dapat terjadi tanpa

kewaspadaan. (1, 3, 4)

3.0 Etiologi

Antara kelainan dan penyakit yang dapat menurunkan kesadaran adalah seperti berikut. (1, 5, 6)

I. Kondisi akibat trauma kepala atau penyakit Sistem Saraf Pusat (SSP)

II. Kondisi Akibat Suatu Penyakit yang Mendasari Pada Otak

.1. Traumai. Intracranial hematoma (subdural,

epidural, intraparenchymalii. Kontusio Serebral

iii. Edema Serebraliv. Gegar Otakv. Kejang

vi. Status Epileptikus (Konvulsif, Non Konvulsif)

vii. Status Postiktal2. Infeksi

i. Meningitisii. Encephalitis

iii. Infeksi Fokal3. Neoplasmsa

i. Tumor 4. Penyakit Vaskular

1. Kelainan Tanda Vitali. Hypotension, hypertension

ii. Hypothermia, hyperthermia2. Hipoksia

i. Penyakit pulmonelii. Anemia berat

iii. Methemoglobinemiaiv. Karbon monoksidav. Ensefalopati pasca hipoksia jaringan

3. Intoksikasii. Obat-Obat sedatif: antihistamin,

barbiturates, benzodiazepines, ethanol, gamma-hidroksibutirat (GHB), narkotika, fenothiazines

ii. Tricyclic antidepressantsiii. Anticonvulsantsiv. Salicylates

4. Gangguan Metabolik

Page 6: PKMRS-Penurunan Kesadaran

i. Infark Serebri (thrombotic, hemorrhagic, embolic)

ii. Centralvenous thrombosisiii. Perdarahan Subaraknoidiv. Malformasi Vaskuler

5. Hydrocephalusi. Obstruktif

ii. Kelainan Cerebrospinal Fluid Shunt

i. Hypoglikemi (sepsis, overdosis insulin, intoksikasi ethanol)

ii. Hyperglikemi (diabetic ketoacidosis, hyperglycemic hyperosmolar syndrome)

iii. Asidosis Metabolikiv. Alkalosis Metabolikv. Hyponatremia, hypernatremia

vi. Hypocalcemia, hypercalcemiavii. Hypomagnesemia, hypermagnesemia

viii. Hypophosphatemiaix. Uremia (gagal ginjal)x. Gagal Hati

xi. Reye's syndrome SLE,Behçet

4.0 Epidemiologi

Tingkat kesadaran yang berubah pada anak-anak memiliki banyak penyebab, yang dapat

dibedakan antara faktor struktural dan nonstruktural. Meskipun gangguan kesadaran dapat

terjadi pada semua usia, kondisi tertentu lebih banyak terjadi pada usia tertentu. Koma

nontraumatik memiliki distribusi bimodal, yang paling umum pada bayi dan balita dan

memiliki puncak lain yang lebih kecil di masa remaja. Infeksi salah satu bagian daripada

seperti (ensefalitis), meninges (meningitis), atau keduanya adalah kondisi yang paling umum

penyebab penurunan kesadaran, terhitung lebih dari se pertiga kasus nontraumatik. Malformasi

kongenital, terutamanya pada sistem saraf pusat (SSP), biasanya hadir dalam beberapa bulan

pertama setelah kelahiran, tetapi komplikasi dari operasi koreksi SSP (misalnya, obstruksi

ventriculoperitoneal shunt) dapat terjadi pada semua usia. Diabetik ketoasidosis, gangguan

metabolik yang paling umum mengakibatkan perubahan kesadaran, bisa terjadi pada semua

usia, tetapi lebih sering terjadi pada masa remaja. Penyakit metabolisme bawaan, termasuk

yang hadir dengan kelainan elektrolit dan glukosa, biasanya terjadi dalam masa pertumbuhan.

Kejang berkepanjangan, terapi antikonvulsif, dan status postiktal juga dapat mengubah tingkat

kesadaran. (6, 7)

Pada usia kecil dan remaja, pajanan terhadap racun atau terelan racun adalah situasi

yang paling sering berlaku. Anak balita sudah memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi

lingkungan tetapi belum memiliki kemampuan kognitif untuk mengetahui bahwa menelan pil

Page 7: PKMRS-Penurunan Kesadaran

atau obat yang dijumpainya mungkin berbahaya. Banyak obat (terutama yang ditargetkan

untuk digunakan dalam pediatri) berwarna cerah dan mempumyai rasa seperti permen, ini

menciptakan stimulus yang mengundang untuk anak balita menelan secara tidak disengaja.

Meskipun insiden keseluruhan traumatik dan koma nontraumatik hampir mirip, tingkat

kecederaan traumatik cenderung meningkat sepanjang masa. Trauma, terutama trauma kepala,

dapat menyebabkan perdarahan intraserebral, epidural, atau subdural, menyebabkan disfungsi

serebral baik oleh kerusakan saraf primer atau efek serebral herniasi atau kompresi batang

otak. trauma yang disengaja (pelecehan anak) selalu harus dipertimbangkan dalam setiap bayi

yang datang dengan tingkat kesadaran yang berubah. (6, 7)

5.0 Patofisiologi

Kesadaran dikontrol oleh neuron dari sistem ascending reticular activating (ARAS) yang

terletak di batang otak dan pons. Jalur saraf dari lokasi tersebut menyebar hingga ke seluruh

korteks, yang bertanggung jawab untuk mengontrol kesadaran. Jika fungsi neuron ini terganggu

atau jika kedua hemisfere otak terganggu akibat penyakit, maka akan terjadi gangguan

kesadaran. (1, 3, 5)

Terdapat banyak faktor yang terlibat dalam memastikan fungsi ARAS berjalan baik,

antaranya termasuklah keberadaan substrat yang diperlukan untuk produksi energi, aliran darah

yang cukup untuk memberikan substrat, tidak adanya konsentrasi serum abnormal produk sisa

metabolisme atau racun asing, pemeliharaan suhu tubuh yang normal dalam berkisar, dan tidak

adanya eksitasi saraf abnormal atau iritasi dari aktivitas kejang atau sistem saraf pusat (SSP)

infeksi. (1, 3, 5, 8)

Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) akibat peningkatan volume komponen

intraserebral seperti otak, darah, atau cairan serebrospinal (CSF) dapat mengakibatkan

penurunan kesadaran atau koma. Pada awalnya otak dapat menkompensasi peningkatan dari

tekanan intrakranial ini dengan meregulasi aliran darah dan penghasilan cairan serebrospinal.

Namun, apabila mekanisme ini tidak lagi mampu mengkompensasi, tekanan intrakranial akan

meningkat secara mendadak sehingga mengakibatkan penurunan tekanan perfusi serebral

sehingga terjadinya herniasi. Herniasi adalah pergeran atau pendesakan bagian dari otak

daripada posisi biasa ke lokasi intrakranial yang lain,. (1, 3, 5)

Page 8: PKMRS-Penurunan Kesadaran

6.0 Diagnosis

6.1 Anamnesis

Setelah pasien stabil, anamnesis penting untuk menentukan etiologi yang

mengakibatkan penurunan kesadaran.Peristiwa dan keadaan sebelum awitan, riwayat penyakit,

dan pengobatan terdahulu mungkin bermanfaat untuk menentukan penyebab pasien mengalami

penurunan kesadaran atau tidak sadar. Riwayat penyakit yang penting antara lain : (7, 9)

- Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas tertabrak mobil, kemungkinan akibat trauma

kepala

- Pasien tiba-tiba mengalami sakit kepala hebat kemudian tidak sadar dapat disebabkan

arteri –

vena malformasi (AVM) yang tiba-tiba pecah

- Pasien mengalami panas tinggi, mengigau kemudian kejang dapat disebabkan

ensefalitis

- Pasien satu hari ini riba-tiba muntah-muntah kemudian mulai tidak sadar dapat

disebabkan Sindrom Reye

- Pasien malas makan kesadaran menurun perlahan mungkin disebabkan adanya

gangguan ensefalopati metabolik

6.2 Pemeriksaan Fisis

Tekanan darah :

Tekanan darah tinggi dapat disebabkan peningkatan tekanan intrakranial, perdarahan di otak,

atau intoksikasi obat. Tekanan darah rendah dapat disebabkan syok spinal atau keracunan. (1, 7)

Respon Motorik

Fungsi motorik dapat memberikan informasi tentang lokalisasi lesi. Pola hemiparesis disertai

refleks otot abnormal, memperlihatkan lokalisasi lesi kontralateral dari jaras

kortikospinalis.Adapun respon motorik yang ada: (1, 7)

- Dekortikasi atau posisi fleksi (lengan fleksi dan tertarik ke atas dada) disebabkan

oleh kerusakan traktus spinalis atau di atas red nucleus

Page 9: PKMRS-Penurunan Kesadaran

- Deserebrasi atau posisi ekstensi (lengan ekstensi dan rotasi interna) disebabkan

kerusakan dekat traktus vestibulospinalis, atau akibat keracunan

- Opistotonus adalah posisi kepala kebelakang disertai tulang belakang melengkung, dan

tangan disamping akibat kerusakan berat kedua korteks

Pola napas

Pola napas normal membutuhkan interaksi normal antara batang otak dan korteks. Batang

otak berperan dalam mengatur keinginan napas (drive), sedangkan kortek berperan dalam

mengatur pola napas. Kontrol metabolik, oksigenisasi, asam – basa dikendalikan dengan

menurunkan pusat batang otak antara medula dan midpons. (1, 7)

Page 10: PKMRS-Penurunan Kesadaran

Skala Koma Glasgow

Ukuran Pupil

Page 11: PKMRS-Penurunan Kesadaran

Gerak bola mata

(Doll’s eye movement) dan gerakan bola mata abnormal pada pasien dengan penurunan

kesadaran, disebabkan oleh gangguan anatomis yang lokasinya sama dengan bagian kaudal

ARAS.

Page 12: PKMRS-Penurunan Kesadaran

7.0 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan penurunan kesadaran adalah untuk

mengidentifikasi kondisi yang mengakibatkan penurunan kesadaran (infeksi,kelainan metabolik,

kejang, intoksikasi/ overdosis, lesi bedah). Pemeriksaan yang selalu dilakukan pada pasien

dengan penurunan kesadaran termasuk tes laboratorium dan neuroimaging. Beberapa pasien

memerlukan pungsi lumbal dan electroencephalography (EEG). Pemeriksaan harus

diprioritaskan sesuai dengan presentasi klinis.

Pemeriksaan Laboratorium - Skrining tes laboratorium untuk pasien yang koma penyebab pasti

meliputi: (9)

i. Hitung darah lengkap

ii. Elektrolit serum, kalsium, magnesium, fosfat, glukosa, urea, kreatinin, dan tes fungsi hati

iii. Analisis gas darah

iv. Protrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial (PTT)

v. Skrining obat (biasanya dilakukan pada urin dan serum), termasuk etil alkohol,

acetaminophen, opiat, benzodiazepin, barbiturat, salisilat, kokain, amfetamin, etilena

glikol, dan metanol

Pada pasien tertentu, ketika kondisi lain yang diduga atau jika penyebab koma tetap tidak jelas,

tes laboratorium dilanjutkan dengan:(9)

i. Tes fungsi adrenal dan tiroid

ii. Kultur darah

iii. Apusan darah: skrining untuk thrombotic thrombocytopenic purpura (eritrosit

terfragmentasi, serum laktat dehidrogenase) atau disseminated intravascular coagulation

(DIC) (D-dimer dan fibrinogen); mempertimbangkan penentuan antifosfolipid jika

masalah koagulasi diduga

iv. Karboksihemoglobin jika keracunan karbon monoksida disarankan (pasien yang

ditemukan di gedung yang terbakar atau sebuah mobil stasioner)

v. Konsentrasi obat serum untuk obat tertentu

Page 13: PKMRS-Penurunan Kesadaran

Neuroimaging - Computed tomography (CT), merupakan pemeriksaan pilihan untuk menilai

perubahan pada struktural intrakranial secara cepat,. Pemeriksaan CT dapat sangat sensitif untuk

menilai penyebab struktural dari penurunan kesadaran seperti, pendarahan subaraknoid,

perdarahan intrakranial lainnya, hidrosefalus akut, tumor,edema serebral, dan stroke iskemik

besar. CT angiography (jika tersedia) dapat membantu menilai sirkulasi arteri dan vena intra dan

ekstrakranial, terutama ketika stroke batang otak diduga. (4, 9)

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah lebih baik jika dibandingkan dengan CT scan

karena ia dapat mendeteksi ensefalitis herpes simpleks, stroke iskemi fase awal, dan perdarahan

kecil multipel pada otak. Namun, MRI mengambil masa yang lebih lama untuk dilakukan

dibandingkan dengan CT, dan lebih sulit untuk digunakan pada pasien yang tidak stabil. Secara

umumnya, CT merupakan pilihan utama untuk evaluasi awal. Follow-up MRI pula

direkomendasikan bila CT dan hasil pemeriksaan lain tidak dapat menjelaskan dengan tepat

gambaran klinis atau inkonklusif. (4, 9)

Electroencephalography (EEG)- Pada pasien dengan penurunan kesadaran, EEG digunakan

untuk mendeteksi kejang. Jika pasien memiliki gambaran klinis yang menunjukkan kejang non

konvulsif, atau jika penyebab penurunan kesadaran tetap tidak jelas setelah pemeriksaan lainnya,

maka pemriksaan EEG diindikasikan. (9)

Page 14: PKMRS-Penurunan Kesadaran

8.0 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk pasien dengan penurunan kesadaran adalah berbeda berdasarkan

etiologi masing-masing. Namun secara umumnya, penangana pasien dengan penurunan

kesadaran adalah untuk memastikan jalan napas, pernapasan dan sirkulasi masih intak. Untuk

penanganan awal penurunan kesadaran secara umumnya adalah seperti berikut. (1, 3, 10)

Page 15: PKMRS-Penurunan Kesadaran

9.0 Prognosis

Koma memiliki prognosis yang jelek. Berdasarkan dua etiologi koma yang paling banyak

dipelajari, cedera batang otak dan cardiopulmonary arrest, kematian berkisar antara 40%

sampai 50% dan 54% hingga 88%, untuk kedua-duanya. Namun begitu statistik ini telah

bertambah baik dari tahun ke tahun karena, manajemen akut yang lebih baik baik di lapangan

dan di ruang perawatan intensif. Di luar statistik kematian, pasien koma dari trauma cedera otak

memiliki prognosis lebih baik secara signifikan dibandingkan pasien dengan cedera anoksia

jaringan. Sebagai contoh,1.000 pasien trauma koma untuk setidaknya 6 jam, 39% pulih

independen fungsional dalam 6 bulan, sedangkan hanya 16% dari 500 pasien yang menderita

koma nontraumatic dapat pulih serupa dalam 1 tahun. (5)

Page 16: PKMRS-Penurunan Kesadaran

Penutup

Kesadaran adalah keadaan kewaspadaan akan diri dan lingkungan secara spontan. Kesadaran

mempunyai 2 aspek yaitu bangun (wakefulness) dan waspada (awareness). Aspek bangun

diatur oleh fungsi otonom vegetatif otak yang bekerja akibat adanya stimulus asenden dari

tegmentum pontin, hipotalamus posterior, dan talamus (ascending reticular activating

system/ARAS). Sedangkan kewaspadaan diatur oleh neuron-neuron kortikal dan proyeksi

timbal baliknya dengan inti-inti subkortikal. Kewapadaan membutuhkan bangun, tetapi bangun

dapat terjadi tanpa waspada. Terdapat pelbagai hal yang dapat mengganggu keutuhan dari fungi

ARAS seperti trauma kepala, kelainan metabolik, neoplasma dan lain-lain lagi, ini dapat

mengganggu fungsi fisiologis ARAS dalam menegakkan kesadaran dan terjadinya penurunan

kesadaran. Penurunan pada kesadaran dapat dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Dari aspek

kualitatif penurunan kesadaran dapat dibagikan kepada delirium, stupor, somnolence dan koma.

Manakala dari aspek kuantitatif pula penurunan kesadaran dapat dinilai dengan menggunakan

Glasgow Coma Scale (GCS) dengan nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 3. Selain trauma kepala

penyebab terbanyak yang selalu mengakibatkan penurunan pada kesadaran pada anak adalah,

infeksi pada otak (ensefalitis) dan meninges (meningitis). Anamnesis dan pemeriksaan fisik

pada pasien adalah penting untuk membantu memastikan penyebab penurunan kesadaran yang

terjadi pada pasien. Pemeriksaan penunjang seperti tes laboratorium, pemeriksaan radiologi,

pungsi lumbal atau elektroensefalografi juga dapar dilakukan untuk menegakkan etiologi yang

menyebabkan penurunan dari kesadaran. Pemeriksaan yang dijalankan dapat dilakukan

berdasarkan prioritas dan maklumat yang diperoleh dari pemeriksaan dan anamnesis dari pasien

atau keluarganya. Dalam penganganan pasien dengan penurunan kesadaran yang paling utama

dilakukan adalah untuk memastikan Airway, Breathing dan Circulation pasien intak dan tidak

terganggu. Setelah diketahui penyebab pasti yang mengakibatkan penurunan dari kesadaran

dapat dilakukan penanganan sesuai etiologi.

Page 17: PKMRS-Penurunan Kesadaran

Referensi

1. Posner PA. Diagnosis Of Stupor And Coma. 2007;Fourth Edition.

2. Association AP. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 2005;Fourth

Edition.

3. Indonesia IDA. Pedoman Pelayanan Medis. 2011;Jilid 2.

4. Carol Di Perri AT, Lizette Heine, Andrea Soddu, Athena Demertzi, Steven Laureys.

Measuring consciousness in coma and related states. World J Radiol 2014;2014 August.

5. Fleisher GRL, Stephen. Textbook Of Pediatric Emergency. 2010;6th Edition.

6. C P Wong RJF, T P Kelly, J A Eyre. Incidence, aetiology, and outcome of non-traumatic

coma: a population based study. Paediatric Neuroscience Group,. 2001.

7. Avner JR. Altered States Of Consciousness. Paediatrics In Review. 2006;Volume 27.

8. Avinash De Sousa MDPM, D.P.M., M.S. (Psychotherapy & Counselling), D. (Clint Psy)

(UK), M.B.A. (Human Resource Development). Towards An Integrative Theory Of

Consciousness. Mens Sana Monogr. 2013;2013 JanDec.

9. Young GB. Stupor and Coma In Adults. UpToDate. 2011.

10. Organisation WH. Pocket Book Of Hospital Care For Children. 2013;Second Edition.