Upload
melizsa-balqies-sofianneke
View
333
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakangDiare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiah, hal: 143)Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Diare akut terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. (Arif Mansjoer, dkk. Hal: 470)Jadi Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak, dengan konsistensi feses encer tanpa atau dapat disertai darah dalam feses.
B. Tujuan 1. Tujuan umum
Untuk Mengetahui tentang Diare2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian Diareb. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Diare
C. Sistematika penulisan 1. Pendahuluan2. Landasan teori
BAB IITINJAUAN TEORITIS
GASTROENTRITIS (Diare)
I Pengertian Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiah, hal: 143)
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Diare akut terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. (Arif Mansjoer, dkk. Hal: 470)
Jadi Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak, dengan konsistensi feses encer tanpa atau dapat disertai darah dalam feses.
II Etiologi Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :a. Faktor infeksi
1. Infeksi enteral, meliputi :Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, shigella, campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dll.Infeksi virus : Entero virus (Virus Echo, Coxsackie, polio myelitis), Adenovirus, Rotavirus,Astrovirus, dll.Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Glardia lamblia, Trichomonas hominis).
2. Infeksi parental yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan.b. Faktor malabsorbsi- Malabsorsi karbohidrat- Malabsorbsi lemak- Malabsorbsi protein
c. Faktor makananMakanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologisRasa takut dan cemas, dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
III Gejala klinisGejala klinis Gejala klinis
Ringan Sedang BaratKeadan umum
KesadaranRasa hausSirkulasi
NadiRespirasiPernapasan
KulitUbun-ubun besar
MataTurgor dan tonus
DiuresisSelaput lendir
Baik (CM)+
Normal (120)
Biasa
Agak cekungAgak cekung
BiasaNormalNormal
Gelisah++
Cepat
Agak cepat
CekungCekung
Agak kurangOliguri
Agak kering
Apatis - - koma+++
Cepat sekali
Kuzmaul (cepat&dalam)
Cekung sekaliCekung sekaliKurang sekali
AnuriKering/asidosis
IV Derajat dehidrasi a. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur (2 tahun [BB 3-10 kg] sesuai
dengan derajat dehidrasi). Derajat dehidrasi Pwl Mul Cwl JumlahDehidrasi ringanDehidrasi sedangDehidrasi berat
5075
125
100100100
252525
175200250
b. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur 2-5 tahun [BB 10-15 kg].Derajat dehidrasi Pwl Nwl Cwl JumlahDehid rasi ringanDehidrasi sedangDehidrasi berat
305080
808080
252525
135155185
c. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur > 5 tahun [BB15-25 kg].Derajat dehidrasi Pwl Nwl Cwl JumlahDehidrasi ringanDehidrasi sedang dehidrasi berat
255080
656565
252525
115140170
V Patogenesis dan patofisiologiMekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misal, oleh tosin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam ronga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Sebagai akibat diare baik akut maupum kronis akan terjadi :- Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam – basa (asidosis metabolik, hipokalemia dsb).
- Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makana kurang, pengeluaran bertambah).
- Hipoglikemi - Gangguan sirkulasi darah.
(sumber ; Ilmu kesehatan anak, jilid 1)
Etiologi
Makanan
Tercemar infeksi
Masuk dan
berkembang biak
dalam usus
Merusak vili
dalam usus
Hipersekresi air
dan elektrolit
Isi rongga usus
meningkat
Malabsorbsi
Tekanan osmotik
meningkat
Pergeseran air &
elektrolit dalam usus
Isi rongga usus
meningkat
Merangsang
rongga usus untuk
mengeluarkannya
Salah makan
Toksin tidak dapat di
serap
Peningkatan sekresi
air dan elektrolit
Isi rongga usus
meningkat
Psikologis / stres
Asam lambung
meningkat
Hiper peristaltik
Berkurang nya
kemampuan usus
menyerap makanan
DIARE
Keseimbangan
cairan dan
elektrolit
terganggu
Dehidrasi
Mual, muntah
berlebihan
Perubahan nutrisi
kontak asam laktat
daerah anal
Kerusakan integritas
kulit
Psikologis
Dampak hospitalisasi
Takut / cemas
VI Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan tinja :- Makroskopis dan mikroskopis.- PH dan kadargula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest,
bila diduga terdapat intoleransi gula.- Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
b. Pemeriksaaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan ananlisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan).
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kulium, kalsium dan fosfor.e. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau
parasit secara kualitatif & kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
VII PengobatanDasar pengobatan diare adalah :a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
Jenis cairan Jalan pemberian cairan Jumlah cairan Jadwal (kecepatan) pemberian cairan
b. Dietetrik (pemberian makanan) Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg.Jenis makanan :- Susu (Asi dan atau susu formula yang mengandung asam lemak tak jenuh dan
bebas laktosa).- Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim) bila anak
tidak mau minum susu karena di rumah suda biasa diberi makanan padat.- Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan asam
lemak berantai sedang / tidak jenuh, sesuai dengan kelainan yang di temukan. Untuk anak diatas 1 tahun dengan BB lebih dari 7 kg.Jenis makanan :- Makanan padat atau makanan cair / susu sesuai dengan kebiasaan makan di
rumah. c. Obat-obatan
Obat anti sekresi Obat anti sasmolitik Obat pengeras tinja Anti biotika
ASUHAN KEPERAWATANPADA ANAK DENGAN “DIARE”
A. Pengkajian1. Pengkajian
a. Identitas klien : nama, umur, alamat, jenis kelamin, no.cm dll.Identitas penanggung jawab : Nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan dengan klien.
b. Keluhan utamaDefekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Pada diare akut keluhan terjadi secara mandadak pada bayi atau anak yang sebelumnya sehat, disertai peningkatan suhu.
c. Riwayat penyakit sekarang- Diare sudah terjadi beberapa jam atau hari.- Frekuensi defekasi lebih dari 3 x sehari.- Banyaknya atau volume : sedikit, sedang, banyak, sangat banyak. - Warna feses kehijauan karena campuran empedu, kuning berlendir,
berdarah seperti air cucian.- Bau feses amis atau asam busuk.- Bila belum terjadi dehidrasi jumlah urin masih dalam batas normal,
warna kuning jernih, bila terjadi dehidrasi jumlah sedikit warna kuning pekat.
d. Riwayat penyakit dahuluDaya tahan tubuh menurun.
e. Riwayat penyakit keluargaAdakah anggota keluarga yang menderita diare.
f. Riwayat imunisasiApakah imunisasi klien sudah lengkap.
2. Pemeriksaan fisika. Pernapasan
Dehidrasi ringan : RR normal (25-35 x/ menit)Dehidrasi sedang : agak cepatDehidrasi berat : dalam dan cepat
b. Kardiovaskuler Nadi
Dehidrasi ringan : 90/60 mmHgDehidrasi sedang : cepat (120-1140 x/ menit)Dehidrasi berat : sangat cepat ( > 140 x/ menit )Tambah berat : tidak teraba.
Tekanan darahDehidrasi ringan : 90/60 mmHgDehidrasi sedang : rendahDehidrasi berat : sangat rendah
c. PersarafanDehidrasi ringan : Compos MentisDehidrasi sedang : gelisahDehidrasi berat : apatis, kadang soporo comotous.
d. Pencernaan Mulut
Haus, nafsu makan menurun, selaput lendir kurang. Lambung
Mual, gejala dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Abdomen
Mengeluh perut kembung, sakit kram pada perut, hiper peristaltik. Anus
Tinja cair, mungkin mengandung asam laktat menyebabkan anus dan sekitarnya lecet.
Berat badan Terjadi penurunan berat badan.
e. Sistem perkemihanDehidrasi ringan : produksi urin normalDehidrasi sedang : oliguriaDehidrasi berat : anuria
f. Sistem integumen Suhu meningkat (370 - 400 C) Turgor : untuk menentukan ukuran kekenyalan kulit,
kulit dicubit selama 30-60 detik.Dehidrasi ringan : turgor agak kurang (kulit kembali dalam 1detik).Dehidrasi sedang : turgor kurang (kulit kembali dalam 1-2 detik).Dehidrasi berat : turgor sangat kurang (kulit kembali dalam 2 detik).
Ubun-ubun besarDehidrasi ringan : agak cekungDehidrasi sedang : cekungDehidrasi berat : cekung sekali
MataDehidrasi ringan : agak cekungDehidrasi sedang : cekungDehidrasi berat : cekung sekali
g. Sistem muskuloskeletal Tonus otot
Dehidrasi ringan : pergerakan normalDehidrasi sedang : pergerakan agak kurangDehidrasi berat : pergerakan kurang sekali
B. Diagnosa keperawatanDiagnosa yang mungkin muncul :
1. Devisit volume cairan dan elektrolit barhubungan dengan Diare.2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Mual,
muntah berlebih.3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekuensi defekasi
dan feses yang bersifat asam.4. Kecemasan atau ketakutan anak yang berhubungan dengan Perpisahan dengan
kebiasaan rutin dan sistem pendukung.
C. Rencana keperawatan1. Devisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan Diare.
Tujuan : klien dapat hidrasi yang adekuat.KH : - Turgor kulit normal
- Membran mukosa lembab- Input dan output seimbang
Intervensi Rasional Pantau tanda dan gejala dari defisit vulume cairan.- Membran mukosa laring- Urin kuning kecoklatan
Anjurkan untuk memberikan cairan sering dalam jumlah kecil : untuk mendorong urinari setiap 2 jam.- minuman ringan berkarbohidrat, minum suplemen, elektrolit jus apel. Anjurkan untuk :- Menghindari produk minuman, permen karet dengan sarbitol.- Menggunakan gula dalam jumlah kecil dalam minuman. Pantau input dan output.
Timbang BB setip hari dalam waktu yang sama dengan alat penimbang yang sama. Berikan cairan parental sesuai indikasi. Berikan obat sesuai indikasi (anti diare dan anti emetik)
Penurunan volume cairan yang menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini memmungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit. Minuman berkarbohidrat menggantikan natrium.
Sarbitol dapat menyebabkan / memperberat diare, gula akan menyebabkan gelembung udara untuk mengurangi distensi lambung. Dehidrasi dapat menyebabkan laju filtrasi glomereulus membuat keluaran tidak adekuat. Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan pergantian cairan parenteral cairan usus. Menurunkan kehilangan cairan dari anus. Mencegah muntah dengan menghambat rangsang terhadap pusat muntah.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah berlebihan Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.KH : - Nafsu makan dan minum meningkat
- Makan dan minum yang disajikan habis- Pola eliminasi dalam batas normal- BB naik 0,5 kg dalam waktu 7 hari
Intervensi Rasional Berikan klien dorongan untuk masukan cairan yang mengandung kalori. Jaga kebersihan mulut.
Timbang BB setiap hari dengan timbangan yang sama. Diskusikan untuk pemberian nutrisi secara parenteral bila perlu.
Minuman yang mengandung kalori dapat membantu mencegah malnutrisi. Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan. Dapat mendeteksi kehilangan cairan atau gangguan nutrisi. Tindakan yang menjadi pilihan bila terjadi penurunan BB, kekurangan nutrisi diperlukan 45-50 kalori dan 2 gram protein/kgBB/hari untuk tetap dalam keseimbangan.
3. Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan penigkatan frekuensi defekasi dan feses yang bersifat asam.Tujuan : anak tidak menunjukan ruam popok, mengurangi integritas kulit.KH : - Tidak terjadi exoriasi.
- Bebas dari infeksi sekunder.Intervensi Rasional
Bersihkan area popok dengan air dan sabun yang lembut setelah defekasi. Berikan minyak atau lotion.
Gunakan popok kain.
Feses dengan peningkatan keasaman dapat mengiritasi kulit perional. Agar daerah perional tidak lembab dan tidak kering. Menyerap air.
4. Kecemasn atau ketakutan anak berhubungan dengan perpisahan dengan kebiasaan rutin dan sistem pendukung.Tujuan : Anak tidak merasa cemas / takut selama dalam perawatan.KH : - Anak tenang tidak menangis / meronta.
- Tidur, istirahat cukup.- Dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang lain di
sekitarnya.
Intervensi Rasional Beri kesempatan orang tua / orang
terdekat untuk mendampingi anak. Ciptakan lingkungan perawatan
yang tenang, jaga privasi anak. Libatkan orangtua, orang terdekat
dalam tindakan keperawatan. Lakukan komunikasi dengan anak
secara lembut penuh perhatiandan kasih sanyang, berikan sentuhan.
Kedekatan orang tua akan menurunkan cemas.
Lingkungan baru, asing bagi anak dan menjadikan rasa takut.
Menciptakan kasih sayang dan berikan sentuhan.
Mendekatkan hubungan perawat dengan klien dan menampakan kepercanyaan anak terhadap parawat.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, P. dr.1992. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare Akut. Jakarta : EGC.
Arief Masjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Erlan, dr.1999. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare. Edisi ke 3. Jakarta : EGC. Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak.1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. Jakarta :
FKUI