16
 DEPRESI PASCA PERSALINAN 8 – 12% wanita pasca persalinan akan menampakkan tanda – tanda depressi dalam 5 bulan pertama pasca persalinan. Resiko tinggi mengalami kejadian ini : 1. Ibu berusia < 16 t ahun 2. Riway at kelu arga de ngan d epres i atau p ernah me nderit a depr esi 3. Depr esi pada masa hami l 4. Masalah hubun gan kelua rga pada masa rema ja 5. Tidak ada duk unga n dari pa sang an selama keh amilan , persa linan 6. Merawat ba yi se ndirian tan pa ke luarga atau t eman 7. Peng alama n negatif sa at berhub ungan de ngan tena ga keseh atan selama kehamilan 8. Riwaya t kompl ikasi kehamilan PSIKOSIS PASCA PERSALINAN 1 – 3% wanita mengalami kejadian psikosis pasca persalinan dalam bentuk manik atau depresi naun ada juga yang diselingi dengan episode skisofrenik Gangguan ini dapat terjadi secara mendadak pada hari 5 – 15 pasca persalinan. Pada awalnya pasien merasa bingHome Kontak Layanan Profil Penulis

DEPRESI PASCA PERSALINAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 1/16

 

DEPRESI PASCA PERSALINAN

8 – 12% wanita pasca persalinan akan menampakkan tanda – tanda depressi dalam

5 bulan pertama pasca persalinan.

Resiko tinggi mengalami kejadian ini :

1. Ibu berusia < 16 tahun

2. Riwayat keluarga dengan depresi atau pernah menderita depresi

3. Depresi pada masa hamil

4. Masalah hubungan keluarga pada masa remaja

5. Tidak ada dukungan dari pasangan selama kehamilan , persalinan

6. Merawat bayi sendirian tanpa keluarga atau teman

7. Pengalaman negatif saat berhubungan dengan tenaga kesehatan selama

kehamilan

8. Riwayat komplikasi kehamilan

PSIKOSIS PASCA PERSALINAN

1 – 3% wanita mengalami kejadian psikosis pasca persalinan dalam bentuk manik

atau depresi naun ada juga yang diselingi dengan episode skisofrenik

• Gangguan ini dapat terjadi secara mendadak pada hari 5 – 15 pasca

persalinan. Pada awalnya pasien merasa bingHome

• Kontak

• Layanan

• Profil Penulis

Page 2: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 2/16

 

Artikel Psikologi Klinis Perkembangan dan Sosial

Entries RSS | Comments RSS 

Top of Form

Bottom of Form

• SELAMAT DATANG….

kami ucapkan selamat datang di kumpulan artikel. silahkan anda baca baca

artikel artikel harapan kami mudah mudahan tulisan tulisan ini dapat

bermanfaat untuk kami dan tentunya bagi para pembaca. wassalam, admin

Setiyo Purwanto, S. Psi, MSi. 0271-757.757.1

• artikel terbaru

○ Kreativitas Verbal 

○ Kecemasan menghadapi menopause

○ Sikap Kerja Perawat 

○ Depresi Postpartum

○ Kualitas Pelayanan Keperawatan

○ kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit 

○ menopouse dan insomnia

○ Menopause

○ konversi agama 3

○ konversi agama 2

Page 3: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 3/16

 

○ Konversi Agama 1

○ SKIZOFRENIA

○ AUTISME (bahan kuliah)

○ PENERAPAN TERAPI “BACK IN CONTROL (BIC)” PADA ANAK

ADHD (ATTENTION DEFICITS HIPERACTIVITY DISORDER)

○ PENERAPAN TERAPI BERMAIN BAGI PENYANDANG AUTISME (3)

• KOMENTAR

○ V3 on Kecemasan menghadapi menopause

○ Emil on kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit 

○ agus s on kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit 

○ nelly on SKIZOFRENIA

○ nuri on PENERAPAN TERAPI “BACK IN CONTROL (BIC)” PADA

ANAK ADHD (ATTENTION DEFICITS HIPERACTIVITY DISORDER)

○ triwahjono on Kontak

○ nasrul on kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit 

○ riris on kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit 

○ ipech on Depresi Postpartum

○ grace on Kontak

• Top Clicks

○ setiyo.wordpress.com

Depresi Postpartum

Posted on December 29, 2007 by klinis

1. Pengertian Kecenderungan depresi postpartum

Menurut Sudarsono (1997), kecenderungan adalah hasrat, keinginan yang selalu

timnbul berulang-ulang. Sedangkan Anshari (1996), berpendapat bahwa

kecenderungan merupskan susunan atau disposisi untuk berkelakuan dalam cara

yang benar.

haplin (1995), mengartikan kecenderungan sebagai satu set atau satu susunansikap untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Soekanto (1993), menyatakan

Page 4: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 4/16

 

kecenderungan merupakan suatu dorongan yang muncul dari dalam individu secara

inharen menuju suatu arah tertentu untuk menunjukkan suka atau tidak suka kepada

suatu objek.

Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai permasalahan,

baik yang tergolong sederhana sampai yang kompleks. Semua itu membutuhkan

kesiapan mental untuk menghadapinya. Pada kenyataannya terdapat gangguan

mental yang sangat mengganggu dalam hidup manusia, yang salah satunya adalah

depresi. Gangguan mental emosional ini bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja,

dari kelompok mana saja, dan pada segala rentang usia. Bagi penderita depresi ini

selalu dibayangi ketakutan, kengerian, ketidakbahagiaan serta kebencian pada

mereka sendiri. Hadi (2004), menyatakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa

depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada

harapan lagi.

Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus

asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu,

pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut

Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan

dan keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri atau

kecenderungan bunuh diri.Trisna (Hadi, 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu

atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh.

Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu

yakin tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya dan merasa bahwa respon apa

pun yang dilakukan tidak akan berpengaruh pada hasil yang muncul.

Individu yang mengalami depresi sering merasa dirinya tidak berharga dan merasa

bersalah. Mereka tidak mampu memusatkan pikirannya dan tidak dapat membuat

keputusan. Individu yang mengalami depresi selalu menyalahkan diri sendiri,

merasakan kesedihan yang mendalam dan rasa putus asa tanpa sebab. Mereka

mempersepsikan diri sendiri dan seluruh alam dunia dalam suasana yang gelap dan

suram. Pandangan suram ini menciptakan perasaan tanpa harapan dan

ketidakberdayaan yang berkelanjutan (Albin, 1991).

Depresi menurut Kaplan dan Sadock (1998), merupakan suatu masa terganggunya

fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,

konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan

Page 5: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 5/16

 

bunuh diri.

Sebagian perempuan menganggap bahwa masa–masa setelah melahirkan adalah

masa–masa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara

emosional. Gangguan–gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi

kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak

dan ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau

berupa serangan yang sangat berat selama berbulan–bulan atau bertahun – tahun

lamanya.

Secara umum sebagaian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah

melahirkan. Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan postpartum yang umum

adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional.

angguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang

paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV,

gangguan pascasalin diklasifikasikan dalam gangguan mood dan onset gejala

adalah dalam 4 minggu pascapersalinan.

da 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah maternity blues,

postpartum depression dan postpartum psychosis (Ling dan Duff, 2001).

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Paltiel (Koblinsky dkk, 1997), bahwa

ada 3 golongan gangguan psikis pascasalin yaitu postpartum blues atau seringdisebut juga sebagai maternity blues yaitu kesedihan pasca persalinan yang bersifat

sementara. Postpartum depression yaitu depresi pasca persalinan yang berlangsung

sampai berminggu – minggu atau bulan dan kadang ada diantara mereka yang tidak

menyadari bahwa yang sedang dialaminya merupakan penyakit. Postpartum

psychosis, dalam kondisi seperti ini terjadi tekanan jiwa yang sangat berat karena

bisa menetap sampai setahun dan bisa juga selalu kambuh gangguan kejiwaannya

setiap pasca melahirkan.

Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt (Regina

dkk, 2001), depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari

dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan

kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami). Masih

menurut Pitt (Regina dkk, 2001) tingkat keparahan depresi postpartum bervariasi.

Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami “kesedihan

sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum, ini disebut

dengan the blues atau maternity blues. Gangguan postpartum yang paling berat

disebut psikosis postpartum atau melankolia. Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut

Page 6: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 6/16

 

terdapat kedaan yang relatif mempunyai tingkat keparahan sedang yang disebut

neurosa depresi atau depresi postpartum.

Menurut Duffet-Smith (1995), depresi pascasalin bisa berkaitan dengan terjadinya

akumulasi stres. Ada stres yang tidak dapat dihindari, seperti operasi. Depresi

adalah pengalaman yang negatif ketika semua persoalan tamapak tidak

terpecahkan. Persoalan juga tidak akan terpecahkan dengan berpikir lebih positif,

tetapi sikap itu akan membuat depresi lebih dapat dikendalikan.

Masih menurut Duffet-Smith, faktor kunci dalam depresi pasca persalinan adalah

kecapaian yang menjadi kelelahan total. Kepercayaan diri ibu dapat luntur jika ibu

merasa tidak mampu menanganinya dan menjadi frustasi karena kelemahan

fisiknya.

Inwood (Regina dkk, 2001) menghubungkan fenomena depresi postpartum dengan

gangguan perasaan mayor seperti kesedihan, perasaan tidak mampu, kelelahan,

insomnia dan anhedonia. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sloane dan

Bennedict (1997), depresi postpartum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan,

mungkin seorang ibu baru akan merasa benar – benar tidak berdaya dan merasa

serba kurang mampu, tertindih oleh beban tanggung jawab terhadap bayi dan

keluarganya, tidak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan itu.

Depresi pascalahir dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih dan berkembangmenjadi depresi lain yang lebih berat atau lebih ringan. Gejalanya sama saja tetapi

disamping itu ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan

kemampuannya sebagai seorang ibu (Wilkinson, 1995).

Monks dkk (1988), menyatakan bahwa depresi postpartum merupakan problem

psikis sesudah melahirkan seperti labilitas afek, kecemasan dan depresi pada ibu

yang dapat berlangsung berbulan – bulan. Sloane dan Bennedict (1997)

menyatakan bahwa depresi postpartum biasanya terjadi pada 4 hari pertama masa

setelah melahirkan dan berlangsung terus 1 – 2 minggu.

Llewellyn–Jones (1994), menyatakan bahwa wanita yang didiagnosa secara klinis

pada masa postpartum mengalami depresi dalam 3 bulan pertama setelah

melahirkan. Wanita yang menderita depresi postpartum adalah mereka yang secara

sosial dan emosional merasa terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian

hidupnya.

erdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi postpartum adalah

gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama

Page 7: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 7/16

 

masa setelah melahirkan dan berlangsung terus – menerus sampai 6 bulan bahkan

sampai satu tahun.

2. Faktor – faktor penyebab depresi postpartum

Cycde (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa depresi postpartum tidak berbedasecara mencolok dengan gangguan mental atau gangguan emosional. Suasana

sekitar kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan bukan penyebab tapi pencetus

timbulnya gangguan emosional.

Nadesul (1992), penyebab nyata terjadinya gangguan pasca melahirkan adalah

adanya ketidakseimbangan hormonal ibu, yang merupakan efek sampingan

kehamilan dan persalinan. Sarafino (Yanita dan Zamralita, 2001), faktor lain yang

dianggap sebagai penyebab munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut,

yang mungkin mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang

overprotective, kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, dan ketidakpuasaan

dalam pernikahan. Perempuan yang memiliki sejarah masalah emosional rentan

terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan

seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan

munculnya gejala depresi.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Llewellyn–Jones (1994), karakteristik

wanita yang berisiko mengalami depresi postpartum adalah : wanita yang

mempunyai sejarah pernah mengalami depresi, wanita yang berasal dari keluarga

yang kurang harmonis, wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari suami atau

orang–orang terdekatnya selama hamil dan setelah melahirkan, wanita yang jarang

berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilannya misalnya kurang

komunikasi dan informasi, wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan.

Pitt (Regina dkk, 2001), mengemukakan 4 faktor penyebeb depresi postpartum

sebagai berikut :a. Faktor konstitusional. Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas

adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta

apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih

banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum menderita blues

karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi, kalau

dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia

akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.

b. Faktor fisik. Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya

Page 8: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 8/16

 

gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik

dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan

hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari

diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada

keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menurun secara cepat

setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.

c. Faktor psikologis. Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir 

kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian

psikologis individu. Klaus dan Kennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan

pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan

baik antara ibu dan anak.

d. Faktor sosial. Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman yang

tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya

dukungan dalam perkawinan.

Menurut Kruckman (Yanita dan zamralita, 2001), menyatakan terjadinya depresi

pascasalin dipengaruhi oleh faktor :

1. Biologis. Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat

kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau

terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalucepat atau terlalu lambat.

2. Karakteristik ibu, yang meliputi :

a. Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi

seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini

mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang ibu.

Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali

dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.

b. Faktor pengalaman. Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian yang

dilakukan oleh Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa depresi

pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara, mengingat bahwa

peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi

yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres. Selain itu

penelitian yang dilakukan oleh Le Masters yang melibatkan suami istri muda dari

kelas sosial menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami

krisis setelah kelahiran bayi pertama.

c. Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan

Page 9: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 9/16

 

sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki

dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran

mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka (Kartono,

1992).

d. Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta

intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar 

trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula

trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan

menghadapi depresi pascasalin.

e. Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat

kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya

sedikit banyak berkurang.

erdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab depresi

postpartum adalah faktor konstitusional, faktor fisik yang terjadi karena adanya

ketidakseimbangan hormonal, faktor psikologi, faktor sosial dan karakteristik ibu.

3. Gejala – gejala depresi postpartum

Depresi merupakan gangguan yang betul–betul dipertimbangkan sebagai

psikopatologi yang paling sering mendahului bunuh diri, sehingga tidak jarang

berakhir dengan kematian. Gejala depresi seringkali timbul bersamaan dengan

gejala kecemasan. Manifestasi dari kedua gangguan ini lebih lanjut sering timbul

sebagai keluhan umum seperti : sukar tidur, merasa bersalah, kelelahan, sukar 

konsentrasi, hingga pikiran mau bunuh diri.

enurut Vandenberg (dalam Cunningham dkk, 1995), menyatakan bahwa keluhan

dan gejala depresi postpartum tidak berbeda dengan yang terdapat pada kelainan

depresi lainnya. Hal yang terutama mengkhawatirkan adalah pikiran – pikiran ingin

bunuh diri, waham–waham paranoid dan ancaman kekerasan terhadap anak–

anaknya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ling dan Duff (2001), bahwa gejala depresi

postpartum yang dialami 60 % wanita hampir sama dengan gejala depresi pada

umumnya. Tetapi dibandingkan dengan gangguan depresi yang umum, depresi

postpartum mempunyai karakteristik yang spesifik antara lain :

a. Mimpi buruk. Biasanya terjadi sewaktu tidur REM. Karena mimpi – mimpi yang

menakutkan, individu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia.

b. Insomnia. Biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang

Page 10: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 10/16

 

mendasarinya seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang

terjadi dalam hidup manusia.

. Phobia. Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang

tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu

irasional adanya. Ibu yang melahirkan dengan bedah Caesar sering merasakan

kembali dan mengingat kelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah

Caesar akan merasakan emosi yang bermacam–macam. Keadaan ini dimulai

dengan perasaan syok dan tidak percaya terhadap apa yang telah terjadi. Wanita

yang pernah mengalami bedah Caesar akan melahirkan dengan bedah Caesar pula

untuk kehamilan berikutnya. Hal ini bisa membuat rasa takut terhadap peralatan

peralatan operasi dan jarum (Duffet-Smith, 1995).

d. Kecemasan. Ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena

dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya

sebagian besar tidak diketahuinya.

e. Meningkatnya sensitivitas. Periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali

penyesuaian diri dan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari

persalinan anak, ibu harus belajar bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar 

merasa puas atau bahagia terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya

pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir, atau waktudan tuntutan yang ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu (Santrock, 2002).

f. Perubahan mood.

enurut Sloane dan Bennedict (1997), menyatakan bahwa depresi postpartum

muncul dengan gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan, sedih – murung,

perasaan tidak berharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa

terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri, anhedonia,

menyalahkan diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa

depan, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel

dan sulit untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta

mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan perasaan

bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar–benar memusuhi

bayinya.

Menurut Nevid dkk (1997), depresi postpartum sering disertai gangguan nafsu

makan dan gangguan tidur, rendahnya harga diri dan kesulitan untuk

mempertahankan konsentrasi atau perhatian.

Kriteria diagnosis spesifik depresi postpartum tidak dimasukkan di dalam DSM-IV,

Page 11: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 11/16

 

dimana tidak terdapat informasi yang adekuat untuk membuat diagnosis spesifik.

Diagnosis dapat dibuat jika depresi terjadi dalam hubungan temporal dengan

kelahiran anak dengan onset episode dalam 4 minggu pasca persalinan.

Menurut DSM IV, simptom–simptom yang biasanya muncul pada episode

postpartum antara lain perubahan mood, labilitas mood dan sikap yang berlebihan

terhadap bayi. Wanita yang menderita depresi postpartum sering mengalami

kecemasan yang sangat hebat dan sering panik.

Meskipun belum ada kriteria diagnosis spesifik dalam DSM-IV, secara karakteristik

penderita depresi postpartum mulai mengeluh kelelahan, perubahan mood, memiliki

episode kesedihan, kecurigaan dan kebingungan serta tidak mau berhubungan

dengan orang lain. Selain itu, penderita depresi postpartum memiliki perasaan tidak

ingin merawat bayinya, tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayi atau dirinya

sendiri atau keduanya.

Gejala depresi pascasalin ini memang lebih ringan dibandingkan dengan psikosis

pascasalin. Meskipun demikian, kelainan–kelainan tersebut memiliki potensi untuk

menimbulkan kesulitan atau masalah bagi ibu yang mengalaminya (Kruckman dalam

Yanita dan Zamralita, 2001).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gejala–gejala depresi

postpartum antara lain adalah trauma terhadap intervensi medis yang dialami,kelelahan, perubahan mood, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, tidak mau

berhubungan dengan orang lain, tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayi atau

dirinya sendiri atau keduanya.

DAFTAR PUSTAKA

Albin, R. S. 1991. Emosi : Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya.

Yogyakarta : Kanisius.

American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders. Fourth Edition (Text Revision). Washington, DC : American Psychiatric

Assosiation (APA).

Anshari, H. 1996. Kamus Psychologi. Jakarta : Arcan.

Arikunto, S. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi III.

Jakarta : Gramedia.

Page 12: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 12/16

 

As’ari, Y. 2005. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kestabilan Emosi

Dalam Menghadapi Kelahiran Anak Pertama. Skripsi. (tidak diterbitkan). Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Azwar, S. 1996. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Liberty.

 _______. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Chaplin, C.P. 1995. Kamus Lengkap Psikologi. Yogyakarta. Liberty.

Cunningham, F. G, Macdonald, P. C dan Gant, N. F. 1995. Williams Obstetrics.

Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Duffet-Smith, T. 1995. Persalinan dengan Bedah Caesar. Jakarta : Arcan.

Erikania, J. 1999. Mengenal Post Partum Blues. Nakita. 8 Mei 199. No. 05/1.Halaman 6. Jakarta : PT Kinasih Satya Sejati.

Hadi, P. 2004. Depresi dan Solusinya. Yogyakarta : Tugu

Hadi, S. 1990. Metodologi Research II. Yogyakarta : Andi offset.

Hinton, J. 1989. Depresi dan Perawatannya. Jakarta : Dian Rakyat.

Ibrahim, Z. 2002. Psikologi Wanita. Bandung : Pustaka Hidayah.

Kaplan, H. I dan Sadock, B. J. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC.

Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita : Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid

Dua. Bandung : Mandar Maju.

. 2002. Patologi Sosial 3. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Llewellyn–Jones, D. 1994. Fundamental of Obstetrics and Gynecology. Sixth Edition.

Barcelona : Mosby.

Ling, F. W, dan Duff, P. 2001. Obstetrics and Gynecology. New York : Mc Graw –Hill Companies.

Malonda, B. F. 1999. Sosial – Budaya, Gangguan Emosi dan Fisik Pasca Salin

Masyarakat Pedesaan Sumedang. Diakses 29 September 2004. www.tempo.co.id/

medika arsip/ 122002/ art-2.htm.

Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.

Monks, F. J, Knoers, A. M. P, dan Rahayu, S. 1988. Psikologi Perkembangan.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Page 13: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 13/16

 

Nadesul, H. 1992. Seri Kesehatan Keluarga Hippocrates. Jakarta : Arcan.

Nevid, J. S dan Rathus, S. A. 1997. Abnormal Psychology in Changing World. Third

edition. USA : Prentice-Hall Inc.

Paltiel, F. K. 1997. Kesehatan Jiwa Wanita : Suatu Perspektif Global. DalamKoblinsky, M, Timyan, J dan Gay, J. (ed). Kesehatan Wanita : Sebuah Perspektif 

Global. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Regina, Pudjibudojo, J. K dan Malinton, P. K. 2001. Hubungan Antara Depresi

Postpartum Dengan Kepuasan Seksual Pada Ibu Primipara. Anima Indonesian

Psychological Journal. Vol. 16. No. 3. 300 – 314.

Santrock, J .W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Sloane, P. D, dan Benedict, S. 1997. Petunjuk Lengkap Kehamilan. Jakarta : MitraUtama.

Soekanto. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Steiner, M. 2005. Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphoric Disorder.

Diakses 17 April 2005. Http//www.psychdirect.com/women/PMS.htm.

Sudarsono. 1997. Kamus Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Suparlan, YB, Rachmanto, W, dan Pardiman, S. 1990. Kamus Istilah Kependudukan

dan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Kanisius.

Wiknjosastro, H, Saifudin, BR, dan Rachimhadhi, T. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Wilkinson, G. 1992. Buku Pintar Kesehatan : Depresi. Jakarta : Arcan.

www.bluerider.com/wordseach/primipara. Primipara.

www.ivillage.co.uk/pregnancyandbaby/tools.pregnancy_gloss. Look Up Any Word In

Our Glossary.

www.Jawaban.com. Urutan Kelahiran.

Yanita, A, dan Zamralita. 2001. Persepsi Perempuan Primipara Tentang Dukungan

Suami Dalam Usaha Menanggulangi Gejala Depresi pascasalin. Phronesis. Vol.3.

No : 5. 34 – 50.

Like

Be the first to like this post.

Filed under: setiyo purwanto 

Page 14: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 14/16

 

« Kualitas Pelayanan Keperawatan Sikap Kerja Perawat  »

5 Responses

1.

Etiana, on February 12, 2008 at 5:21 am said:

Bagaimana cara dalam pengukuran penelitian psikologi?

Saya adalah seorang mahasisiwi kesehatan masyarakat semester akhir, dan

saya tertarik untuk melakukan penelitian (dalam rangka tugas akhir)tentang

kondisi emosional ibu pasca melahirkan (yang lebih dikenal dengan baby

blues).

Apakah saya cukup menilai gejala baby blues dengan skala nominal (ada

gejala atau tidak ada gejala) atau ordinal (misal: sangat cemas, cemas cukup

cemas, tidak cemas, dan sangat tidak cemas dengan melakukan skoring

pada kuesionair)dan dengan metode wawancara.

Apakah hal ini cukup valid?

Adakah rujukan pengklasifikasian gejala emosional ibu pasca melahirkan?

Buku atau alamat website manakan yang dapat saya jadikan rujukan?

Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Saya sangat berterima kasih jika ada yang memberi informasi melalui email

saya di: [email protected]

2.

dewi, on March 24, 2008 at 10:54 am said:

Seperti Ettiana pengirim e_mail sebelumya, saya juga meneliti tentang

depresi pospartum. saya ingin menanyakan bagaimana cara pengukuran atau

alat ukur dari depresi postpartum tersebut.

Saya berharap e_mail saya dibalas secepatnya ke alamat e_mail saya

[email protected]

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak sebelumnya telah

membantu saya.

3.

Page 15: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 15/16

 

ipi, on April 15, 2008 at 7:41 am said:

Seperti Ettiana dan dewi pengirim e_mail sebelumya, saya juga meneliti

tentang depresi pospartum. saya ingin menanyakan bagaimana cara

pengukuran atau alat ukur dari depresi postpartum tersebut.Saya dianjurkan memakai skorring BDI, apakah efektif?

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak sebelumnya telah

membantu saya

4.

yanti, on July 20, 2008 at 3:55 am said:

ada nd cara mengatasi deperesi post partum pada ibu remaja atau yang

menikah karena kecelakaan, trims, saya tg jwabanya..

Email (required) (Not published)

Name (required)

Website

Notify me of follow-up comments via email.

Bottom of Form

• INFORMASI KEGIATAN ILMIAH

off 

• Anda pengunjung ke

Page 16: DEPRESI PASCA PERSALINAN

5/12/2018 DEPRESI PASCA PERSALINAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/depresi-pasca-persalinan 16/16

 

○ 323,939 terimakasih atas kunjungannya

• Blogroll

○ artikel kuliah pak setiyo

○ foto kegiatan

○ terapi sholat pak setiyo

○ UMS pabelan

• kalender 

December 2007

M T W T F S S

« Aug   Jan »1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

31

• Arsip artikel

Blog at WordPress.com. Theme: Digg 3 Column by WP Designer.

Follow 

Follow Artikel Psikologi Klinis Perkembangan dan Sosial

Top of Form

Get every new post delivered to your Inbox.

Enter email ad

 

Bottom of Form

Powered by WordPress.com

sung , cemas, tidak dapat tidur dan sedih. Delusi ( merasa bahwa anaknya

mengalami sesuatu yang berbahaya ) atau halusinasi terjadi dengan cepat.

Pasien harus segera memperoleh perawatan secara profesional.