49
PERDARAHANPERSALI NAN Kelompok A-02

Perdarahan Pasca Persalinan a2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perdarahan

Citation preview

  • PERDARAHANPERSALINANKelompok A-02

  • KELOMPOK (A-02)

    Fahada Indi(1102007106)Fairuz Djafar (1102008100)Anika Rifany(1102009033)Anneu Rostiana(1102009036)Arwan Firmansyah(1102009042) Dea Rizqi Rohmah(1102009070)Dian puspitarini(1102009079)Ermi Atiyah(1102009100)Fatihah Iswatun Sahara(1102009109)G. Ayu Amelinda Hanjani (1102009119)

  • PERDARAHAN PERSALINAN

    Seorang wanita usia 29 tahun (G4P3A0) aterm, melahirkan bayi laki laki, ditolong oleh bidan. Bayi langsung menangis, BB 3000 gr, PB 48 cm. Pasca persalinan ibu mengalami perdarahan sehingga bidan merujuk ibu dan bayi ke rumah sakit terdekat. Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter laki laki yang sedang bertugas di UGD terhadap ibu didapatkan: TD 90/60 mmHg; N 120x/mnt; RR 24x/mnt; suhu 36,5 C. Ibu didiagnosis mengalami HPP (Haemorragic Post Partum) ec atonia uteri . Pemeriksaan bayi didapatkan suhu 36 C . Pada usia 40 jam bayi terlihat kuning. Kadar bilirubin total 15 gr/dl, bilirubin indirek 14,2 gr/dl, sehingga dilakukan fototerapi.

  • STEP 1

    LO 1: Menjelaskan dan Memahami Haemorrhagic Post Partum1.1 Menjelaskan Definisi Haemorrhagic Post Partum1.2 Menjelaskan Etiologi, Manifestasi Klinis, dan Patofisiologi Haemorrhagic Post Partum1.3 Menjelaskan Klasifikasi Haemorrhagic Post Partum1.4 Menjelaskan Diagnosis Haemorrhagic Post Partum1.5 Menjelaskan Tatalaksana Haemorrhagic Post Partum1.6 Menjelaskan Pencegahan Haemorrhagic Post Partum1.7 Menjelaskan Komplikasi dan Prognosis Haemorrhagic Post Partum

  • LO 2: Menjelaskan dan Memahami Hipotermi pada Bayi2.1 Menjelaskan Defiinisi Hipotermi pada Bayi2.2 Menjelaskan Etiologi Hipotermi pada Bayi2.3 Menjelaskan klasifikasi Hipotermi pada Bayi2.4 Menjelaskan Diagnosis Hipotermi pada Bayi2.5 Menjelaskan Tatalaksana Hipotermi pada Bayi2.6 Menjelaskan Pencegahan Hipotermi pada Bayi

  • LO 3: Menjelaskan dan Memahami Hiperbilirubinemia3.1 Menjelaskan Defiinisi Hiperbilirubinemia3.2 Menjelaskan Etiologi Hiperbilirubinemia3.3 Menjelaskan klasifikasi Hiperbilirubinemia3.4 Menjelaskan Diagnosis Hiperbilirubinemia3.5 Menjelaskan Tatalaksana Hiperbilirubinemia3.6 Menjelaskan Prognosis Hiperbilirubinemia

  • STEP 2TUGAS MANDIRI

  • STEP 3LO 1: Menjelaskan dan Memahami Haemorrhagic Post Partum

    Definisi Haemorrhagic Post PartumPerdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta. Definisi lain menyebutkan Perdarahan Pasca Persalinan adalah perdarahan 500 cc atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir.

  • Etiologi Haemorrhagic Post PartumEtiologi :Atonia uteri (Tone Dimished)adalah suatu keadaan dimana uterus gagal untuk berkontraksi dan mengecil sesudah janin keluar dari rahim. Robekan Jalan Lahir (Trauma)TissueThrombin : Kelainan pembekuan darahKegagalan pembekuan darah atau koagulopati dapat menjadi penyebab dan akibat perdarahan yang hebat. Gambaran klinisnya bervariasi mulai dari perdarahan hebat dengan atau tanpa komplikasi trombosis, sampai keadaan klinis yang stabil yang hanya terdeteksi oleh tes laboratorium.

  • Manifestasi Klinis Haemorrhagic Post Partum:

  • Patofisiologis Haemorrhagic Post Partum

    Gemelli Polihidramnion MakrosomiaDistensi berlebihanAtonia uteriKegagalan vasokonstriksiVascular di uterusPertus lamaPlasenta akreta, inkreta, perkretaGangguan koagulasiInversio uteriperdarahanRobekan jalan lahir

  • Klasifikasi Haemorrhagic Post Partum

    Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian : a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi antara 24 jam dan 6 minggu setelah anak lahir.Berdasarkan etiologi Tempat implantasi plasentaRobekan jalan lahirGangguan koagulasi

  • Diagnosis Haemorrhagic Post Partum

    Langkah-langkah untuk mendiagnosa perdarahan postpartum1. Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak3. Lakukan ekplorasi kavum uteri untuk mencari :a. Sisa plasenta dan ketubanb. Robekan rahimc. Plasenta succenturiata4. Inspekulo : untuk melihat robekan pada cervix, vagina, dan varises yang pecah.5. Pemeriksaan laboratorium : bleeding time, Hb, Clot Observation test dan lain-lain.

  • Penatalaksanaan Haemorrhagic Post Partum

  • Penatalaksanaan Haemorrhagic Post Partum

  • Penatalaksanaan Haemorrhagic Post Partum

  • pengeluaran plasenta secara manual (Cunningham, 2009)

  • kompresi bimanual (Cunningham, 2009)

  • Pencegahan Haemorrhagic Post PartumPersiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap penyakit kronis, anemia dan lain-lain, sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dalam keadaan optimalMengenali factor-faktor predisposisi PPH (multiparitas, anak besar, hamil kembar, hidramnion, bekas seksio, riwayat PPH)Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partu lamaMerujuk kehamilan beresiko ke ruma sakit rujukanMenguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPH

  • 6. Tangani plasenta dengan cepat Keluarkan plasenta secara spontanHindari perasat Crede (memeras uterus) dan jangan sekali-kali menggunakan fundus sebagai piston untuk mendorong keluar plasentaSiapkan ekstraksi manual untuk kasus-kasus dengan indikasi7. Setelah plasenta lahir, beri oksitosin yang diencerkan (5 IU IV secara perlahan)8. Atasi atonia uteri dan mulai berikan oksitosin yang diencerkan sebelum plasenta lahir begitu sudah dipastikan tidak ada janin kedua9. Periksa jalan lahir dengan cermat adaka robekan10.Lakukan eksplorasi uterus pada pasien-pasien dengan kemungkinan ruptur uteri atau hasil konsepsi yang tertinggal

  • Komplikasi Haemorrhagic Post Partum

    Sindrom Sheehan perdarahan banyak diikuti dengan kegagalan laktasi, amenore, atrofi payudara, rontok rambut pubis dan aksila, hipotiroidi dan insufisiensi kroteks adrenalDiabetes Insipidus tanpa disertai defisiensi hipofisis anteriorSyok hipovolemikTerjadi gangguan dalam sekresi hormon tropik pada kelenjar yang patogenesisnya tidak diketahui secara pastiAnemia berkepanjangan dimana memerlukan waktu yang panjang untuk dapat pulih

  • Prognosis Haemorrhagic Post Partum

    Wanita dengan perdarahan pasca persalinan seharusnya tidak meninggal akibat perdarahannya, sekalipun untuk megatasinya perlu dilakukan histerektomi, akan tetapi jika penangannya tidak segera dan tidak adekuat akan menimbulkan syok.

  • HYPOTHERMIADefinisi Hypothermia

    Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal .Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5C (suhu ketiak).

    Hypotermi ringan: 36.0-36.4CHypotermi sedang:32.0-35,9CHypotermi berat:

  • Etiologi Hypothermia

    Jaringan lemak subkutan tipis.Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan. Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi.

  • Faktor resiko Hypothermia

    Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahirBayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur Tempat melahirkan yang dingin Umur bayi belum cukup saat dipindahkan / dikirim untuk rujukan Suhu badan tidak terjaga selama perjalanan Rujukan Asfiksia,hipoksia atau penyakit-penyakit pada bayi

  • Jenis-Jenis HipotermiBeberapa jenis hipotermia, yaituAccidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga
  • Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 12 derajat Celsius sesudah lahir.Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam. Hipotermia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih dari 12 jam).

  • Patofisiologi

    Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:1. Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin.2. Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.3. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak langsung diganti.4. Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.

  • Tanda-tanda klinis hipotermia:1.Hipotermia sedang:Kaki teraba dinginKemampuan menghisap lemahTangisan lemahKulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata2.Hipotermia beratSama dengan hipotermia sedangPernafasan lambat tidak teraturBunyi jantung lambatMungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik

    3.Stadium lanjut hipotermiaMuka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terangBagian tubuh lainnya pucatKulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)

  • Pengelolaan Hypothermia Hipotermia sedang Ganti pakaian dingin Skin contact / inkubator Sering susukan Amati penyulit Pertahankan kadar gula darah Pantau kenaikan 0,5CHipotermia berat Inkubator / pemancar Ganti baju, selimut Hindari panas berlebihan GGN nafas :O2IV lineKoreksi hipoglikemia Perhatikan penyulit Periksa suhu tiap jam

  • Pencegahan HypothermiaKeringkan bayi dengan seksama. Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera lahir untuk mencegah kehilangan panas disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan di atas perut ibu.Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat, serta segera mengganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban.Tempatkan bayi pada ruangan yang panas. Suhu ruangan atau kamar hendaknya dengan suhu 28 C 30 C untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi.Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjagakehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Pemberian ASI lebih baik ketimbang glukosa karena ASI dapat mempertahankan kadar gula darah.Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian) sebelum melakukan penimbangan terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering

  • Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hipotermi:HipoglikemiAsidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme anaerob.Kebutuhan oksigen yang meningkat.Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertaihipotermi berat.Shock.Apnea.Perdarahan Intra Ventricular

  • Hiperbilirubinemia pada neonatusDefinisiTerjadi peningkatan kadar plasma bilirubbin 2 SD / lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi / lebih dari persentil 90.EtiologiIkterus fisiologis disebabkan oleh kombinasi produksi bilirubin meningkat sekunder terhadap kerusakan percepatan eritrosit, penurunan kapasitas ekskretoris sekunder rendahnya tingkat ligandin dalam hepatosit, dan aktivitas rendah dari uridin enzim bilirubin konjugasi diphosphoglucuronyltransferase (UDPGT).Ikterus neonatus patologis terjadi bila faktor tambahan menemani mekanisme dasar yang dijelaskan di atas. Contohnya termasuk anemia hemolitik imun atau nonimmune, polisitemia, dan adanya ekstravasasi memar atau darah.Penurunan bilirubin mungkin memainkan peran dalam penyakit kuning menyusui, penyakit kuning ASI, dan dalam beberapa metabolik dan gangguan endokrin.

  • KLASIFIKASI

    Ikterus FisiologiTimbul pada hari ke 2 atau ke 3, tampak jelas pada hari ke 5-6 dan menghilang pada hari ke 10.Bayi tampak biasa, minum baik, berat badan naik biasaKadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg %, pada BBLR 10 mg %, dan akan hilang pada hari ke 14.Penyebab ikterus fisiologis diantaranya karena kekurangan protein Y dan Z, enzim Glukoronyl transferase yang belum cukup jumlahnya.

    Ikterus PatologisIkterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan, serum bilirubin total > 12 mg %Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg % pada BBLR dan 12,5 mg % pada bayi cukup bulan.Ikterus yang disertai proses hemolisis ( inkomptabilitas darah, defisiensi enzim G-6-PD, dan sepsis ) Bilirubin direk lebih dari 1 mg % atau kenaikan bilirubin serum 1 mg % /dl/jam atau lebih 5 mg/dl/hariIkterus menetap sesudah bayi umur 10 hari ( bayi cukup bulan ) dan lebih dari 14 hari pada BBLR

  • Etiologi-hyperbilirubin fisiologis Umur eritrosit lebih pendek (80-90 hari), sedangkan pada dewasa 120 hari. Jumlah darah pada bayi baru lahir lebih banyak ( 80 ml/kg BB), pada dewasa 60 ml/kg BB. Sumber bilirubin lain lebih banyak daripada orang dewasa. Jumlah albumin untuk transport bilirubin relatif kurang terutama pada prematur. Flora usus belum banyak, adanya peningkatan aktivitas dekonjugasi enzim glukoronidase.Etiologi

    Pembentukan bilirubin berlebihan karena hemolisisGangguan transpor bilirubin Gangguan uptake bilirubinGangguan Konjugasi BilirubinPenurunan ekskresi bilirubinGangguan eliminasi bilirubin

  • Manifestasi klinis

    Kulit berwarna kuning sampe jinggaPasien tampak lemahNafsu makan berkurangReflek hisap kurangUrine pekatPerut buncitPembesaran lien dan hatiGangguan neurologikFeses seperti dempulKadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.

    Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetik atau infeksi.Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3-4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.

  • Penentuan kadar bilirubin secara klinis bisa dilakukan dengan cara Kramer sesuai gambar dan tabel berikut :

  • Hubungan kadar bilirubin (mg/dL) dengan daerah hiperbilirubinemia menurut Kramer

    Daerah hiperbilirubinemiaPenjelasanKadar bilirubin (mg/dL)PrematurAterm12345Kepala dan leherDada sampai pusatPusat bagian bawah sampai lututLutut sampai pergelangan kaki dan bahu sampai pergelangan tanganKaki dan tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan4 85 127 159 18> 104 85 128 1611 18> 15

  • Diagnosis

    Anamnesis 1. Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan, ibu DM, gawat janin, malnutrisi intra uterin, infeksi intranatal) 2. Riwayat persalinan dengan tindakan / komplikasi 3. Riwayat ikterus / terapi sinar / transfusi tukar pada bayi sebelumnya 4. Riwayat inkompatibilitas darah 5. Riwayat keluarga yang menderita anemia, pembesaran hepar dan limpa

  • Pemeriksaan Fisik

    Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa hari kemudian. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup. Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang kulitnya gelap. Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar.

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan bilirubin serumPada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara 2-4 hari setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak fisiologis.Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7 hari setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidak fisiologis.Pemeriksaan radiologyUltrasonografiBiopsy hatiDigunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra hepatic selain itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma.PeritoneoskopiDilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.LaparatomiDilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.

  • PENATALAKSANAAN

    a. Memberikan substrat yang kurang toksik untuk transportasi atau konjugasiContohnya ialah pemberian albumin untuk mengikat bilirubin yang bebas. Albumin dapat diganti dengan plasma dengan dosis 15-20 mg/kgBBb. Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapiIndikasi terapi sinar adalah:Bayi kurang bulan atau bayi berat lahir rendah dengan kadar bilirubin >10 mg/dL. Bayi cukup bulan dengan kadar bilirubin >15 mg/dL.Lama terapi sinar adalah selama 24 jam terus-menerus, istirahat 12 jam, bila perlu dapat diberikan dosis kedua selama 24 jam.

  • c. Transfusi tukar pada umumnya dilakukan dengan indikasi sebagai berikut :Kadar bilirubin tidak langsung >20 mg/dLKadar bilirubin tali pusat >4 mg/dL dan Hb 1 mg/dL

  • Penanganan Bilirubinemia Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

    UsiaTerapi SinarTranfusi TukarBayi SehatFaktor ResikoBayi SehatFaktor resikomg/dLmmol/Lmg/dLmmol/Lmg/dLmmol/Lmg/dLmmol/LHari 1Setiap ikterus yang terlihat1526013220Hari 215260132201933015260Hari 318310162703051020340Hari 4 dst20340172903051020340

  • KOMPLIKASIBilirubin Encephalopathy ( komplikasi serius )Retardasi mental - Kerusakan neurologisGangguan pendengaran dan penglihatanKematian.Kernikterus.

    PROGNOSISBaik, bila ditangani dengan tepat. Buruk bila timbul kern ikterus. Kern ikterus adalah sindrom neurologik yang disebabkan oleh menumpuknya bilirubin indirek dalam sel otak.

  • PENCEGAHAN

    Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali perhari untuk beberapa hari pertamaTidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi.Menghindari obat yang dapat meningkatkan hiperbilirubinemia pada bayi pada masa kehamilan dan kelahiran, misalnya sulfafurazol, novobiotin, oksitosinBila memungkinkan, skrining golongan darah ibu dan ayah sebelum lahir.Bila ada riwayat bayi kuning dalam keluarga periksa G6PDPencegahan infeksi

  • WASSALAMUALAIKUMSELESAI