43
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELUANG USAHA PERANGKAT RADIO FM SEBAGAI TEKNOLOGI KONVENSIONAL YANG MAMPU MENJANGKAU DAERAH TERPENCIL DI PROVINSI JAWA BARAT, BANTEN DAN DKI JAKARTA BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Dito Anggodo Prihastomo (NIM 13206109 / Angkatan 2006) Andri Haryono (NIM 13206202 / Angkatan 2006) Eka Savitri (NIM 13407116 / Angkatan 2007) Oryza Nicodemus Tarigan (NIM 13206075 / Angkatan 2006) Yeris Permata Octarina (NIM 13207062 / Angkatan 2007) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2009

Contoh Proposal PKMK

  • Upload
    ela

  • View
    84

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PKMK

Citation preview

Page 1: Contoh Proposal PKMK

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PELUANG USAHA PERANGKAT RADIO FM SEBAGAI

TEKNOLOGI KONVENSIONAL YANG MAMPU MENJANGKAU DAERAH TERPENCIL DI PROVINSI JAWA BARAT, BANTEN

DAN DKI JAKARTA

BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh: Dito Anggodo Prihastomo (NIM 13206109 / Angkatan 2006)

Andri Haryono (NIM 13206202 / Angkatan 2006) Eka Savitri (NIM 13407116 / Angkatan 2007)

Oryza Nicodemus Tarigan (NIM 13206075 / Angkatan 2006) Yeris Permata Octarina (NIM 13207062 / Angkatan 2007)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG 2009

Page 2: Contoh Proposal PKMK

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Peluang Usaha Perangkat Radio FM Sebagai Teknologi Konvensional yang Mampu Menjangkau Daerah Terpencil di Provinsi Jawa Barat dan Banten

2. Bidang Kegiatan : PKM-K 3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa 4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Dito Anggodo Prihastomo b. NIM : 13206109 c. Jurusan : Teknik Telekomunikasi d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Bandung e. Alamat Rumah dan No. Telp./HP : Kranggan Permai Blok S1/44, Cibubur, Bekasi, Jawa

Barat, (HP) +6285722073913 f. Alamat Email : [email protected]

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang 6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.Ir. Agung Harsoyo, M.Sc. b. NIP : 132162440 c. Alamat Rumah dan no HP : Pagarsari 13D, Bojongkoneng, Bandung, (HP)

+6281320452626

7. Biaya Kegiatan Total: a. Dikti : Rp 9.700.000,00 b. Sumber lain (dari modal) : Rp 4.950.000,00

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 bulan Bandung, 19 Oktober 2009 Menyetujui, Ketua Prodi Teknik Telekomunikasi Ketua Pelaksana Kegiatan (Dr.Ir. Adit Kurniawan, M.Eng) (Dito Anggodo Prihastomo) NIP. 131875306 NIM. 13206109 Deputi WRMA ITB Bid. Pengembangan Dosen Pendamping Kegiatan Non-Kurikuler (Dr. A. Nanang T. Puspito) (Dr.Ir. Agung Harsoyo, M.Sc.) NIP. 131476575 NIP. 132162440

Page 3: Contoh Proposal PKMK

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 2

1.1 Judul .............................................................................................................................................. 2

1.2 Latar Belakang Masalah ................................................................................................................ 2

1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5

1.4 Tujuan ........................................................................................................................................... 6

1.5 Keluaran yang Diharapkan ............................................................................................................ 6

1.6 Kegunaan ...................................................................................................................................... 7

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA .............................................................................................. 8

BAB III METODOLOGI .................................................................................................................................. 16

3.1 Metode Pelaksanaan................................................................................................................... 16

3.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................................................... 18

BAB IV RANCANGAN BIAYA ......................................................................................................................... 20

4. 1 Biaya Produksi Per Modul ........................................................................................................... 20

4. 2 Ringkasan Biaya Produksi Per Modul .......................................................................................... 24

4. 3 Biaya Peralatan Awal .................................................................................................................. 25

4. 4 Biaya Marketing .......................................................................................................................... 26

4. 5 Biaya Perawatan dan Depresiasi ................................................................................................. 27

4. 6 Harga Pokok Penjualan ............................................................................................................... 28

4. 7 Break Even Point ......................................................................................................................... 30

4. 8 Cash Flow .................................................................................................................................... 33

LAMPIRAN I ................................................................................................................................................. 34

LAMPIRAN II ................................................................................................................................................ 36

LAMPIRAN III ............................................................................................................................................... 37

LAMPIRAN IV ............................................................................................................................................... 39

Page 4: Contoh Proposal PKMK

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Judul

Judul proposal PKM-K ini adalah “Peluang Usaha Perangkat Radio FM Sebagai Teknologi

Konvensional yang Mampu Menjangkau Daerah Terpencil di Provinsi Jawa Barat dan Banten”.

1.2 Latar Belakang Masalah

Dinamika perkembangan teknologi tumbuh dengan pesat dalam era globalisasi belakangan ini.

Kebutuhan akan asupan informasi yang berkesinambungan dan praktis semakin dirasakan pada

berbagai kalangan masyarakat, tanpa mengenal batas ekonomi, geografis, gender atau pun hal-hal

lainnya. Indonesia dikenal dengan keberagamannya, baik itu keberagaman kondisi geografis,

keberagaman kultur budaya, atau pun keberagaman kondisi sosial-ekonominya. Dengan berbagai

keberagaman tersebut, pemenuhan kebutuhan akan aliran informasi secara berkesinambungan dan

praktis menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah

ke bawah yang masih tinggal di daerah-daerah yang jauh dari pusat informasi di perkotaan, di

pedalaman, atau banyak juga bahkan yang berada di daerah deretan gunung. Selain tingkat

kesulitan yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan akan aliran informasi dengan kondisi

kontur geografis demikian, permasalahan lain lahir dari keberagaman tingkat ekonomi dalam

masyarakat itu sendiri. Dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah yang dialami oleh

sebagian besar warga pedalaman, mungkin jarang anggota masyarakat yang memiliki sarana

informasi sejenis televisi. Sebagian besar hanya memiliki sumber informasi berupa radio di

rumahnya. Selain kendala dari sisi perekonomian, hal lain yang juga membuat langkanya

keberadaan televisi di daerah pedalaman adalah ketersampaian sinyal siaran televisi di daerah-

daerah dengan kontur unik itu yang lemah.

Mahasiswa sebagai elemen dari perguruan tinggi tentunya tidak terlepas dari pedoman dasar Tri

Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Oleh karena

itulah, mahasiswa dituntut dengan kemampuan intelegensia hasil pendidikan di kampus mampu

mengimplementasikan ilmunya tersebut dalam berbagai penelitian-penelitian yang keluarannya

pada akhirnya juga dapat berguna bagi masyarakat. Untuk dapat menciptakan solusi yang tepat

bagi masyarakat, mahasiswa tentunya harus dapat menganalisis kondisi kebutuhan dari masyarakat

yang akan dijadikan obyek pengabdiannya.

Kebutuhan informasi bagi masyarakat daerah pedalaman dapat ditanggulangi dengan media

komunikasi yang bisa dibilang paling efektif untuk berbagai jenis kondisi geografis, yaitu radio.

Radio merupakan media yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi secara massal dalam

waktu singkat serta tingkat kehandalan yang tinggi. Penyampaian informasi yang dilakukan melalui

media radio mempunyai kelebihan – kelebihan yang memberikan nilai lebih tersendiri terhadap

karakteristik radio tersebut. Kelebihannya antara lain yang pertama adalah mampu menjaga

mobilitas, maksudnya dalam pelaksanaan siarannya radio tetap menjaga mobilitas pendengar

Page 5: Contoh Proposal PKMK

3

untuk tetap tinggi , karena radio dapat didengar tanpa harus menghentikan aktifitas pendengarnya.

Kedua, radio merupakan sumber informasi tercepat, maksudnya jika dibandingkan dengan media

lainnya radio lebih cepat penayangannya, sehingga cepat juga dalam penayangannya contoh

repotase langsung. Ketiga, radio juga mempunyai kelebihan komunikasi personal yang akan sangat

menguntungkan untuk menciptakan keakraban antara radio dengan pendengarnya. Dan kelebihan

yang paling kuat adalah radio dapat menciptakan “Theatre Of Mind” karena kekuatan utama radio

adalah suara. Suara menimbulkan imajinasi yang bisa mempengaruhi pendengar sehingga bisa

melahirkan fanatisme positif terhadap stasiun radio yang bersangkutan. Kelebihan lainnya format

dan segmentasi tajam dan daya jangkau luas terutama untuk meraih areal sasaran yang luas,

karena teknologinya memungkinkan untuk mengatasi hambatan geografis, cuaca maupun waktu.

Tanpa adanya terobosan teknologi telekomunikasi radio ini, komunikasi massa di suatu daerah

pedalaman dengan luas wilayah yang besar tentunya akan cenderung berjalan dengan kurang

efektif. Dengan keberadaan radio, masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses aliran

informasi dari pusat, dalam waktu singkat. Selain itu, media radio bagi komunitas masyarakat

pedesaan dapat dijadikan media oleh pihak pemerintah daerah untuk melangsungkan kegiatan-

kegiatan penyuluhan tanpa harus mengumpulkan masyarakat yang mungkin lokasi tempat

tinggalnya berjauhan. Penduduk lingkungan tersebut cukup berada di rumah sambil menyalakan

radio mereka untuk mendengarkan penyuluhan yang disampaikan dari pemerintah.

Berdasarkan survey yang dilakukan dengan wawancara dengan sample masyarakat yang pernah

terlibat kerjasama dengan tim pelaksana dalam pengadaan radio komunitas di desa Gambung,

daerah Ciwidey, bila disarikan dapat dikuantitatifkan mengenai tingkat kesadaran masyarakat desa

Gambung tersebut mengenai keberadaan radio komunitas di lingkungannya serta pengaruhnya

bagi kehidupan mereka seperti tersaji pada grafik 1.

Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap masyarakat Desa Gambung, Ciwidey, yang pernah

memiliki hubungan kerjasama dengan tim pelaksana dalam pembuatan radio komunitas di

91%

6% 3%

Bagaimana pengaruh keberadaan radio komunitas di Desa Gambung?

Positif, terbantu, mendukung

Biasa saja

Negatif, terganggu

Page 6: Contoh Proposal PKMK

4

lingkungannya dapat dilihat bahwa secara umum antusiasme masyarakat dalam merespon

keberadaan radio komunitas di lingkungannya cukup positif. Hal ini dapat dijadikan gambaran

umum bagi tim pelaksana untuk menganalisa kondisi dan respon penerimaan dari masyarakat

pedesaan mengenai keberadaan radio komunitas di lingkungannya.

Hampir seluruh institusi pendidikan, meliputi universitas, institut, sekolah tinggi, serta akademi,

yang ada di Indonesia pada umumnya serta Pulau Jawa bagian barat pada khususnya memiliki

tingkat kepedulian terhadap pengembangan kualitas kehidupan masyarakat pedesaan. Nyaris di

seluruh institusi pendidikan tersebut terdapat organisasi kemahasiswaan terpusat yang

mengkoordinasikan arah gerak mahasiswa di kampusnya, salah satunya untuk mengabdi pada

masyarakat. Seringkali, upaya peningkatan kualitas masyarakat di sekitarnya ataupun lingkungan

masyarakat yang dijadikan daerah binaannya terbentur oleh keterbatasan wawasan serta

pengetahuan mengenai bidang ilmu yang tidak didalaminya di perkuliahan. Salah satu contoh nyata

adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat suatu daerah melalui peningkatan

efektifitas komunikasi massal. Sesuai dengan uraian yang disampaikan di atas, permasalahan

tersebut dapat diatasi salah satunya dengan keberadaan alat komunikasi massa berupa radio. Hal

ini merupakan solusi yang sangat baik, namun banyak pihak Badan Eksekutif Mahasiswa, atau biasa

disingkat BEM, terbentur pada kenyataan bahwa sumber daya manusia yang mereka miliki belum

memiliki kemampuan untuk mewujudkan gambaran nyata yang sebenarnya relatif tidak terlalu

kompleks untuk dipikirkan, namun relatif sulit untuk mengimplementasikannya secara mandiri.

Sementara untuk jenis pengabdian masyarakat lain yang tidak berbasis pengembangan teknologi,

secara umum relatif berumur pendek dan tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, banyak BEM yang

mulai menggiatkan pengembangan kegiatan pengabdian masyarakatnya menjadi berorientasi

pengembangan teknologi, dengan banyak basis teknologi yang diterapkan, teknologi arsitektur,

sipil, elektro, dan banyak lagi. Namun demikian, sangat disayangkan masih sangat kecil atau bahkan

nyaris belum ada institusi pendidikan tinggi yang mengarahkan kegiatan pengabdian

masyarakatnya ke arah pengembangan teknologi telekomunikasi massa yang efektif dan

berkelanjutan. Sementara, pilihan ini sebenarnya dapat dijadikan pilihan bagi berbagai institusi

pendidikan tinggi untuk mengoptimalkan kualitas kegiatan pengabdian masyarakat mereka dengan

suatu terobosan yang dapat memberikan dampak besar dan kontinu bagi masyarakat sekitar.

Tim pelaksana mencoba untuk muncul sebagai jawaban atas berbagai keterbatasan yang telah

diuraikan di atas. Tim pelaksana memiliki bentuk bidang usaha yang bergerak dalam pengadaan

media komunikasi massa melalui keberadaan stasiun radio komunitas di lingkungan masyarakat.

Sangat minimnya mahasiswa dari universitas lain yang mampu membuat konsep nyata serta

mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkannya dalam perkuliahan untuk membentuk suatu

stasiun radio komunitas secara utuh, mulai dari pembuatan modul-modul pemancar hingga

menciptakan konsep pembuatan studio siaran. Sementara kompetitor dari pihak luar selain

mahasiswa relatif sulit untuk melakukan ekspansi hingga menembus ke area yang telah dijabarkan

di atas. Berangkat dari kedekatan emosional dan semangat karena berawal dari mimpi yang sama

sebagai mahasiswa yang mencoba untuk dapat berguna bagi masyarakat akan menjadi poin

penting yang menjadi kunci baru kegiatan usaha ini.

Page 7: Contoh Proposal PKMK

5

Hal yang mendasari kepercayaan diri dari tim pelaksana untuk turut berkecimpung dalam bisnis di

bidang ini adalah kemampuan serta pengalaman pengerjaan proyek yang telah dilakukan oleh tim

pelaksana selama tiga tahun ke belakang serta secara intensif mencoba mengembangkan kegiatan

usaha dan pengembangan selama satu tahun terakhir. Kelangsungan kegiatan usaha ini selama tiga

tahun terakhir secara berkelanjutan membuat tim pelaksana yakin akan dapat menjawab berbagai

permasalahan yang telah diuraikan di atas.

1.3 Rumusan Masalah

Menengok pada kebutuhan masyarakat berbagai golongan, terutama masyarakat pedesaan yang

berada di pedalaman, akan aliran informasi yang akurat dan dapat dipercaya dalam waktu yang

singkat, keberadaan stasiun radio komunitas di suatu wilayah menjadi faktor yang sangat penting.

Berbagai institusi pendidikan melalui organisasi kemahasiswaan terpusatnya, atau sering disebut

Badan Eksekutif Mahasiswa, memiliki perhatian yang sangat besar pada pengembangan kehidupan

masyarakat di sekitarnya. Salah satu gagasan yang tidak jarang terbesit dalam pemikiran BEM

berbagai insitusi pendidikan di Indonesia pada umumnya atau di pulau Jawa bagian barat pada

khususnya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan efektifitas komunikasi

massa di pedesaan dengan membangun serta pada akhirnya memanfaatkan keberadaan radio

komunitas. Namun, seperti uraian di atas hampir seluruh pihak BEM dari berbagai institusi

pendidikan akhirnya tidak merealisasikan ide cemerlang ini karena mereka terbentur dengan

permasalahan tingkat kualitas sumber daya manusia yang mereka miliki.

Tim pelaksana seperti diuraikan pada bagian sebelumnya mencoba untuk muncul sebagian bagian

dari solusi bagi pewujudan gagasan untuk membangun serta pada akhirnya memanfaatkan

keberadaan radio komunitas dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di suatu

wilayah pedesaan melalui peningkatan efektifitas komunikasi massa. Apabila ditilik dengan lebih

mendalam, yang menjadi kesulitan dari pihak BEM berbagai institusi pendidikan tersebut untuk

mewujudkan ide tersebut bukan di poin bagaimana mempersiapkan sumberdaya manusia di

pedesaan tersebut untuk mampu memanfaatkan keberadaan radio komunitas di lingkungannya,

namun lebih ke teknis pengadaan perangkat pendukung untuk pendirian radio komunitas tersebut,

mulai dari teknis pembuatan modul pemancar hingga pembuatan ruang studio yang ekonomis

namun memiliki nilai fungsional yang tinggi. Oleh karena itu tim pelaksana membentuk suatu

kelompok kegiatan usaha baru bernama LAMBDA.

Secara skematik, teknis pembuatan modul pemancar dapat diklasifikasikan menjadi empat tahapan

besar, yaitu pembuatan excitter, booster, proses cabling (pengkabelan), serta proses pemasangan

antena. Ditambah dengan membantu menjadi konsultan dalam pembuatan studio siaran yang

ekonomis serta memiliki nilai fungsional yang tinggi, LAMBDA membatasi solusi yang ditawarkan

untuk tahapan pengembangan usaha ini pada teknis yang disebutkan. Jadi, untuk tahap

pengembangan saat ini, LAMBDA akan membatasi penawaran jasa untuk pembuatan modul

pemancar, dengan uraian tahapan di atas, serta menciptakan konsep dan menjadi konsultan

pembuatan studio siaran yang ekonomis serta bernilai fungsional yang tinggi.

Page 8: Contoh Proposal PKMK

6

Rumusan masalah lainnya adalah bagaimana menciptakan konsep kegiatan pengabdian masyarakat

yang memiliki dampak besar bagi masyarakat serta dapat berlangsung dengan berkelanjutan.

1.4 Tujuan

Secara terperinci tujuan dari kegiatan usaha LAMBDA adalah sebagai berikut :

1. Membongkar keterbatasan yang tercipta pada BEM dari berbagai institusi pendidikan di Provinsi

Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dengan menjadi pemasok berbagai kebutuhan dalam

pengadaan radio komunitas di lingkungan yang menjadi mitra BEM masing-masing dengan

proyeksi segmen pasar yang diincar sebanyak 15% populasi dalam jangka waktu 2 tahun.

2. Dalam 6 bulan pertama minimal mendapatkan 4 BEM institusi pendidikan yang menggunakan

produk LAMBDA untuk diterapkan pada desa atau lingkungan mitra mereka.

3. Mempopulerkan dunia keradioan di kampus, terutama Radio Kampus ITB di mata masyarakat

sekitar.

4. Menciptakan konsep pengabdian masyarakat dari institusi pendidikan yang berdampak besar

bagi pengembangan potensi masyarakat dan berkelanjutan.

1.5 Keluaran yang Diharapkan

LAMBDA memproyeksikan bahwa kegiatan usaha ini akan dapat menghasilkan keluaran berupa

produk modul-modul elemen yang dapat diintegrasikan menjadi pemancar radio komunitas.

Keluaran produk modul tersebut adalah :

1. Modulator FM 88 – 108 MHz with PLL (Output Max 1 W) 2. Stereo Encoder 38Khz (kristal) 3. Power Supply (Switching) 4. Antena 5/8 Lambda aluminium 5. Kabel koaksial RG-8 (per meter) 6. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt + box(built-in stereo encoder, PLL, amplifier 7W, power supply,

with Digital Display) 7. Amplifier RF (Booster) assembled in box (built-in power supply & fan cooler)

30 Watt

50 Watt

100 Watt 8. Pemancar Radio FM 30 Watt

meliputi :

a. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt b. Booster RF 30 Watt (solid state) c. Antena 5/8 Lambda d. Kabel Koaksial RG-8 (30 meter)

Page 9: Contoh Proposal PKMK

7

9. Pemancar Radio FM 50 Watt

meliputi:

a. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt b. Booster RF 50 Watt (solid state) c. Antena 5/8 Lambda d. Kabel Koaksial RG-8 (30 meter)

10. Pemancar Radio FM 100 Watt

meliputi:

a. Exciter FM 88-108 MHz 7 Watt b. Booster FM 100 Watt (solid state) c. Antena 5/8 Lambda d. Kabel Koaksial RG-8 (30 meter)

1.6 Kegunaan

Kegunaan atau efek positif yang akan timbul dengan keberlangsungan kegiatan usaha ini antara lain:

1. Masyarakat pedesaan tersebut akan dapat memperoleh akses aliran informasi yang akurat dan tepat waktu melalui siaran radio komunitas yang dibangun di daerahnya.

2. Pihak pemerintah daerah dapat memanfaatkan keberadaan radio komunitas yang dibangun untuk mengadakan penyuluhan secara massal tanpa perlu mengumpulkan masyarakat di satu tempat.

3. Masyarakat dikenalkan dengan dunia jurnalisme radio, dengan melibatkan masyarakat dalam proses siaran harian di radio komunitas tersebut.

4. BEM berbagai institusi pendidikan dapat memberikan peran serta nyata dalam pengembangan kualitas kehidupan masyarakat pedesaan melalui penciptaan radio komunitas sebagai media komunikasi dan media informasi yang efektif.

5. Masyarakat pedesaan turut diperkenalkan dengan teknologi penyiaran radio, terutama dari segi teknis operasional harian serta penanganan permasalahan teknis yang mungkin muncul dalam kegiatan siaran harian.

Page 10: Contoh Proposal PKMK

8

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

LAMBDA merupakan sebuah badan usaha yang dibentuk berdasarkan kesamaan kegemaran para pendirinya terhadap dunia broadcasting radio. Cikal bakal dari LAMBDA adalah tim divisi teknis, bagian di dalam unit kegiatan mahasiswa Radio Kampus ITB. Secara umum, Radio Kampus ITB merupakan suatu unit kegiatan mahasiswa yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa seputar dunia keradioan. Salah satu bidang keprofesian yang dinaungi oleh Radio Kampus ITB adalah divisi teknis.

LAYANAN BROADCAST ANDA

Perangkat pemancar radio FM sendiri terdiri atas exciter FM 88-108 MHz, booster FM, Antena radio FM 5/8 lambda, serta beberapa perangkat lain yang dapat ditransaksikan sesuai kesepakatan. Kegiatan usaha LAMBDA ini secara praktek bukan merupakan produk baru dari divisi ini. Kegiatan usaha ini telah mulai dirintis sejak awal-awal tahun 2000, yang juga merupakan periode-periode awal berdirinya Radio Kampus ITB. Sementara LAMBDA telah dirintis dengan mulai menerima pemesanan perangkat radio sekitar tiga tahun yang lalu. Pengembangan intensif dalam hal pemasaran produk dalam skala besar demi mencapai peningkatan kegiatan usaha terjadi kurang lebih dalam satu tahun terakhir. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, LAMBDA memiliki visi untuk menjadi produsen perangkat pemancar terkemuka di Indonesia, serta terbesar di kota Bandung.

LAMBDA merupakan satu-satunya kelompok usaha yang berasal dari latar belakang radio komunitas universitas di Bandung yang dapat dengan kreatif mengolah apa yang didapat melalui proses perkuliahan di kampus. Meskipun ada banyak pihak independen yang juga bergerak dalam bidang usaha yang sama, namun LAMBDA optimis bahwa usaha yang sedang dijalankan dan akan dikembangkan lebih jauh ini akan dapat bersaing secara sehat dengan pihak-pihak lain. Keyakinan tersebut muncul antara lain atas pertimbangan hal-hal berikut : 1. Konsumen cukup memandang nama besar ITB sebagai institusi tertinggi yang menaungi unit Radio

Kampus ITB, serta kelompok usaha yang lahir dari sana, LAMBDA. 2. Antusiasme masyarakat dalam membangun radio komunitas di wilayahnya, yang merupakan media

komunikasi massa paling efektif dan dapat masuk ke berbagai kalangan, sehingga hampir dipastikan akan senantiasa ada pihak yang membutuhkan jasa produksi pemancar radio FM. Hal ini didukung pula dengan kebutuhan BEM dari tiap-tiap institusi pendidikan tinggi di Provinsi Jawa Barat, Banten

Page 11: Contoh Proposal PKMK

9

dan DKI Jakarta untuk mewujudkan kegiatan pengabdian masyarakat yang memberikan dampak besar serta berkelanjutan untuk masyarakat setempat.

3. Nama baik LAMBDA serta Radio Kampus ITB sebagai produsen pemancar radio FM yang telah terbentuk di kalangan dunia radio komunitas dan tetap terjaga dengan jaminan kualitas layanan yang diberikan.

4. Penawaran harga jual yang bersaing dengan harga jual yang ditetapkan di pasaran. 5. Mau dan sanggup untuk melayani permintaan layanan dalam lingkup nasional, terbukti dengan

beberapa proyek yang telah dikerjakan, yang beberapa berasal dari luar Pulau Jawa.

Gambaran dari optimisme LAMBDA dalam menatap pengembangan bidang usaha layanan produksi perangkat pemancar dapat dilihat pula dari pengalaman proyek-proyek yang pernah dikerjakan bersama tim teknis Radio Kampus ITB dalam beberapa tahun terakhir, berikut ini coba sedikit dilihat proyek-proyek apa saja yang telah dilakukan LAMBDA dalam 3 tahun terakhir :

No. Tahun Asal Konsumen Perangkat yang Dibeli Keterangan Pelaksana

1. 2006 Kalimantan 1 Perangkat booster 100 watt

Tim manajemen LAMBDA dan kru teknis RK-ITB 2004

2. 2007 Manado 1 Paket pemancar radio FM

Tim manajemen LAMBDA dan kru teknis RK-ITB 2005

3. 2008 Gorontalo 1 Paket pemancar radio FM 30 Watt

Tim manajemen LAMBDA dan kru teknis RK-ITB 2006 (yang sekarang menjabat)

4. 2009 Biak - 1 Paket pemancar radio FM 100 Watt

- 1 Modul Stereo Encoder

Tim manajemen LAMBDA dan kru teknis RK-ITB 2006

5. 2009 Ciwidey (Kerjasama dengan organisasi Satoe Indonesia milik SBM ITB)

- 1 Paket pemancar radio FM 50 Watt

- Perangkat standar siaran (mixer, microphone, headphone)

- Pembuatan ruang siaran kedap suara

Tim manajemen LAMBDA dan kru RK-ITB 2006

Daya saing LAMBDA serta kreativitasnya dalam memanfaatkan potensi diri yang dimiliki para anggotanya ini pun mendapatkan apresiasi serta kekaguman bahkan dari pihak eksternal kampus. Hal tersebut terungkap dengan rencana penulisan satu rubrik khusus yang membahas kreativitas Radio Kampus ITB dengan LAMBDA-nya di surat kabar terbesar di kota Bandung, pada akhir Juli 2009. Poin penting yang terlihat di sini adalah LAMBDA dan Radio Kampus ITB tidak berusaha mencari popularitas dengan mengundang wartawan surat kabar terkemuka itu meliput kreativitas ini, namun pihak surat kabar tersebut yang dengan inisiatif dan ketertarikannya mencoba menghubungi Radio Kampus ITB sebagai lembaga “penaung” LAMBDA untuk mengumpulkan informasi detail mengenai keberlangsungan bidang usaha yang berjalan selama 3 tahun terakhir.

Kelayakan kegiatan usaha yang dijalankan oleh LAMBDA kian meyakinkan dengan terdefinisinya secara jelas dan rinci peta proses produksi untuk perangkat-perangkat utama keluaran dari LAMBDA, yaitu

Page 12: Contoh Proposal PKMK

10

Booster (30,50 dan 100 Watt), Stereo Encoder dan Exciter Modulator (Phase Lock Loop) dengan pemaparan pada bagian 3 gambar berikut.

Nama Objek Booster 30 Watt

Nomor Peta 2

Dipetakan Oleh Eka Savitri

Tanggal Dipetakan 9 September 2009

PETA PROSES PRODUKSI

RINGKASAN

Kegiatan Jumlah Waktu (Jam)

Operasi 106 4.3833

Pemeriksaan 1 0.0167

Total 395 4.4

O-1

O-2

0-4

0-5

PCBKaki 2Kaki 3

21 X

0-87 0-3

0-6

0-89

O-90

I-1

5 X

O-88

Mengambil

komponen30"Mengambil

komponen30"

Pemeriksaan60"

30"

90"

90"

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

30"

60"

60"

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

7200"

3600"

Cetak PCB

Mengambil PCB

Page 13: Contoh Proposal PKMK

11

Nama Objek PLL

Nomor Peta 3

Dipetakan Oleh Eka Savitri

Tanggal Dipetakan 9 September 2009

PETA PROSES PRODUKSI

RINGKASAN

Kegiatan Jumlah Waktu (Jam)

Operasi 806 12.5

Pemeriksaan 1 0.0167

Total 395 12.5167

O-1

O-2

0-775

O-4

O-5

PCBKaki 2Kaki 3Kaki 12Kaki 16

176 X

O-767 0-707 O-3

O-6

O-709

0-710

O-769

0-770

0-777

O-778

I-1

15 X

2 X

8 X

0-708

O-768

O-776

7200"

7200"

30"

60"

60"

30"

90"

90"

30"

360"

360"

30"

480"

480"

Cetak PCB

Mengambil PCB

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

Mengambil

komponen30"Mengambil

komponen30"Mengambil

komponen30"Mengambil

komponen30"

Pemeriksaan60"

Page 14: Contoh Proposal PKMK

12

Nama Objek SE

Nomor Peta 1

Dipetakan Oleh Eka Savitri

Tanggal Dipetakan 9 September 2009

PETA PROSES PRODUKSI

O-1

O-2

O-387

0-4

0-5

PCBKaki 2Kaki 3Kaki 8Kaki 18

81 X

O-363 0-327 0-3

0-6

0-329

0-330

0-365

O-366

O-389

O-390

I-1

9 X

6 X

2 X

O-328

O-364

O-388

30"

60"

60"

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

30"

90"

90"

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

30"

240"

240"

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

30"

540"

540"

Memasukkan

komponen

Menyolder

Memotong sisa

kawat

Solder

Gunting kawat

Mengambil

komponen30"Mengambil

komponen30"Mengambil

komponen30"Mengambil

komponen30"

Pemeriksaan60"

7200"

3600"

Cetak PCB

Mengambil PCB

RINGKASAN

Kegiatan Jumlah Waktu (Jam)

Operasi 394 9.1833

Pemeriksaan 1 0.0167

Total 395 9.2

Page 15: Contoh Proposal PKMK

13

Segmen pasar yang disasar untuk pengembangan intens kegiatan usaha ini dalam 2 tahun ke depan adalah institusi pendidikan tinggi untuk cakupan Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta, khususnya melalui organisasi kemahasiswaan terpusatnya serta institusi kelompok himpunan mahasiswa di internal ITB. Targetan ini ditentukan setelah tim pelaksana mengkaji, bahwa institusi pendidikan di ketiga provinsi tersebut memiliki sepak terjang yang cukup aktif dalam kaitannya dengan pengembangan potensi masyarakat serta pengabdian masyarakat. Hal yang mendasari analisis tersebut adalah berkaca dari pengalaman yang dialami tiap-tiap anggota LAMBDA selama aktif di organisasi-organisasi kemahasiswaan, seperti unit kegiatan atau himpunan mahasiswa. Tingkat kepedulian dan panggilan untuk “mengabdi” pada masyarakat sekitar menjadikan institusi pendidikan di ketiga provinsi tersebut melalui organisasi kemahasiswaan terpusatnya menjadi target pasar yang sangat potensial untuk disasar dalam jangka waktu 2 tahun ke depan.

Potensi kegiatan usaha ini tidak terkungkung hanya untuk batasan-batasan yang telah diuraikan di atas, namun pada akhirnya tim pelaksana dengan kelompok usahanya, LAMBDA, berniat untuk meluaskan targetan pasarnya hingga ke seluruh Indonesia. Rincian pasar yang disasar dapat dijabarkan sebagai berikut:

Lembaga kemahasiswaan internal ITB

1. Kementrian Pengabdian Masyarakat Kabinet KM-ITB 2. Inkubator Ide Inovasi Mahasiswa (I3M) 3. Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMS) 4. Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi) 5. Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) 6. Keluarga Mahasiswa Penerbangan (KMPN) 7. Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) 8. Keluarga Mahasiswa Teknik Industri (MTI) 9. Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) 10. Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) 11. Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF) 12. Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan (KMKL) 13. Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT) 14. Mahasiswa Teknik Material (MTM) 15. Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatek) 16. Himpunan Mahasiswa Biologi (Nymphaea) 17. Himpunan Mahasiswa Geofisika dan Meteorologi (HMGM) 18. Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) 19. Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG) 20. Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) 21. Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan (Patra) 22. Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika (Terra) 23. Himpunan Mahasiswa Kimia (Amisca) 24. Himpunan Mahasiswa Oseanografi (HMO) 25. Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) 26. Himpunan Mahasiswa Planologi (HMP) 27. Ikatan Mahasiswa Gunadharma (IMA-G) 28. Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR) 29. Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (GEA)

Page 16: Contoh Proposal PKMK

14

Institusi Pendidikan Tinggi di Provinsi Banten

30. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang 31. Perguruan Tinggi Buddhi, Karawaci

Institusi Pendidikan Tinggi di Provinsi DKI Jakarta

32. Universitas Indonesia, Jakarta 33. Universitas Negeri Jakarta 34. Politeknik Negeri Jakarta 35. Politeknik Tugu Jakarta 36. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 37. Universitas Presiden, Bekasi 38. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Bekasi, Bekasi

Institusi Pendidikan Tinggi di Provinsi Jawa Barat

39. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 40. Universitas Padjadjaran, Bandung 41. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, Bandung 42. Politeknik Manufaktur Bandung, Bandung 43. Politeknik Negeri Bandung, Bandung 44. Universitas ARS Internasional, Bandung 45. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung, Bandung 46. Sekolah Tinggi Pertanian Bale Bandung, Bandung 47. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung, Bandung 48. Sekolah Tinggi Pertanian Jawa Barat, Bandung 49. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada, Bandung 50. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana, Bandung 51. Politeknik Telkom, Bandung 52. Politeknik Indonesia Jepang, Bandung 53. Institut Teknologi Telkom, Bandung [www.ittelkom.ac.id] 54. Institut Teknologi Nasional, Bandung 55. Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung 56. Universitas Pasundan, Bandung 57. Universitas Widyatama, Bandung 58. Universitas Islam Nusantara, Bandung 59. Universitas Langlangbuana, Bandung 60. Universitas Kristen Maranatha, Bandung 61. Universitas Katolik Parahyangan, Bandung 62. Universitas Islam Bandung, Bandung 63. Universitas Advent Indonesia, Bandung 64. Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, Bandung 65. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Bandung 66. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon, Cirebon 67. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon, Cirebon 68. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mahardika Cirebon, Cirebon 69. Sekolah Alis Nasional, Bogor 70. Universitas Pakuan, Bogor

Page 17: Contoh Proposal PKMK

15

71. Institut Pertanian Bogor, Bogor 72. Sekolah Tinggi Teknologi Nusa Putra, Sukabumi 73. Institut Manajemen Koperasi Indonesia, Sumedang 74. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya 75. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putra Banjar, Ciamis 76. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garut, Garut 77. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu, Indramayu 78. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani, Cimahi 79. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan, Kuningan 80. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati, Tasikmalaya

Daftar 80 lembaga institusi pendidikan tinggi di atas merupakan hasil penelusuran dan seleksi tim pelaksana terhadap 380-an lembaga institusi pendidikan tinggi yang berada di Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Hal yang mendasari pengerucutan pasar potensial ini adalah potensi institusi pendidikan berdasarkan kebutuhan dari lembaga kemahasiswaan terpusat masing-masing institusi pendidikan terkait interaksi pengabdian masyarakat dengan lingkungan pedesaan.

Page 18: Contoh Proposal PKMK

16

BAB III METODOLOGI

3.1 Metode Pelaksanaan

Keberhasilan usaha LAMBDA tentunya tidak akan tercapai bila gagasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya hanya berhenti menjadi onggokan ide semata. Dibutuhkan kerja keras serta perencanaan dan juga pemilihan metode yang tepat untuk mengelola jenis usaha ini. Secara umum, kegiatan usaha ini telah LAMBDA jalankan selama kurang lebih 3 tahun. Namun, untuk bergerak intens dalam pengembangan secara serius kegiatan usaha ini telah berjalan kurang lebih 1 tahun. Kegiatan usaha ini tidak bisa berjalan terpisah dari pengembangan promosi dan pembentukan image di mata pasar potensial bisnis. Oleh karena itu, metode promosi yang dipergunakan memegang peranan sangat penting dalam rangka pengembangan kegiatan usaha ini. Terkait latar belakang dari LAMBDA yang mendasari pembuatan kegiatan usaha ini adalah dari tim teknisi Radio Kampus ITB, selama ini LAMBDA menjalankan kegiatan usaha ini dengan menggunakan metode promosi melalui media web, melalui situs Radio Kampus ITB. Dengan metode lama tersebut, LAMBDA berhasil bertahan memutar terus roda usaha ini selama beberapa tahun terakhir. Selama satu tahun terakhir, dengan fokus untuk pengembangan kegiatan usaha ini secara lebih intensif, LAMBDA telah berhasil mengerjakan tiga proyek besar, termasuk salah satu di antaranya pembuatan radio komunitas Karang Tumaritis 107,9 FM di Desa Gambung, Ciwidey dengan bekerja sama dengan Keluarga Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.

Melalui rencana pendanaan dari PKM-K ini, LAMBDA memproyeksikan untuk melakukan ekspansi lebih lanjut dengan menambah pendekatan yang berbeda dalam melakukan penjaringan konsumen dari pasar potensial yang berasal dari kalangan mahasiswa. Latar belakang pemilihan metode yang baru ini secara rinci telah LAMBDA paparkan pada bagian latar belakang permasalahan. Namun, secara ringkas dapat dikatakan bahwa pendekatan promosi yang baru adalah dengan mempersuasikan kepada pihak BEM dari berbagai institusi pendidikan di Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta mengenai poin-poin positif yang dapat diperoleh dengan membangun radio komunitas di lingkungan mitra mereka. Berlandaskan kedekatan emosional dan semangat yang sama sebagai mahasiswa untuk dapat berguna bagi masyarakat, LAMBDA mencoba pendekatan baru dengan targetan pasar yang baru pula.

Meskipun melakukan pendekatan baru yang berbeda dengan metode yang dipergunakan sebelumnya, LAMBDA tetap tidak meninggalkan metode yang telah dilakukan sebelumnya, karena menurut LAMBDA kedua metode tersebut tidak saling melemahkan, melainkan justru saling mendukung dan menguatkan prospek kegiatan usaha yang dijalankan LAMBDA.

Secara garis besar, metode pelaksanaan yang akan dilakukan LAMBDA dalam menjalan kegiatan usaha ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk proses marketing menggunakan penyempurnaan metode yang lama yaitu dengan

melakukan penyebaran informasi melalui dunia maya, antara lain melalui blog, facebook,

ataupun situs Radio Kampus ITB.

2. Meningkatkan kerjasama pemasaran lokal dengan radio-radio komunitas di universitas di

Bandung yang tergabung dalam Forum Radio Kampus Bandung.

3. Memberikan garansi servis selama 1 tahun untuk produk yang dijual.

Page 19: Contoh Proposal PKMK

17

4. Mencari relasi bisnis yang menjual komponen dan peralatan dengan harga murah dan

berkualitas sehingga dapat menekan biaya produksi.

5. Untuk proses marketing menggunakan metode baru yaitu dengan tahapan sebagai berikut : a. Melakukan studi kasus secara lebih terperinci terhadap sample masyarakat Desa Gambung,

Ciwidey mengenai dampak radio komunitas yang telah berdiri bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.

b. Menyusun paparan rekomendasi berdasarkan hasil studi kasus di Desa Gambung, Ciwidey untuk diajukan ke BEM berbagai institusi pendidikan di Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dengan skala prioritas untuk 3 bulan pertama untuk pasar di kota Bandung dan Jakarta.

c. Mengadakan kunjungan dan roadshow ke obyek target pasar BEM dari beberapa institusi pendidikan yang telah dikaji sebagai prioritas dengan potensi terbesar.

d. Mengirimkan surat penawaran yang disertai lampiran berupa paparan rekomendasi yang telah dibuat serta menyertakan brosur produk yang dapat diproduksi LAMBDA.

6. Konsumen menyampaikan pesan melalui surat elektronik (e-mail) yang berisi spesifikasi dari perangkat pemancar yang dipesan (daya atau jangkauan siar dan frekuensi) beserta aksesoris/perlengkapan (mikrofon, speaker pasif/aktif, headphone, mixer, antena, kabel koaksial, kabel audio) atau spesifikasi lainnya (panjang kabel tambahan, modul pemancar tambahan seperti stereo encoder, Phase Locked Loop [PLL], dan sebagainya). Dicantumkan pula waktu yang penyelesaian perangkat yang diharapkan oleh konsumen. Prosedur ini dapat pula dilakukan melalui pesawat telepon yang semuanya tercantum dalam web Radio Kampus ITB.

7. Anggota LAMBDA melakukan perundingan internal membahas spesifikasi dan biaya, kemudian merundingkan kepada pihak konsumen jika ada yang perlu ditambahkan atau dikurangi dari pesanan (masalah waktu penyelesaian atau spesifikasi alat tertentu) dan mengajukan besarnya biaya kepada pihak konsumen. Apabila telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, konsumen mengirim lima puluh persen dari total biaya yang disepakati dan pengerjaan pesanan dimulai.

8. Pengerjaan didahului dengan mengadakan perencanaan timeline kerja karena harus juga menyesuaikan dengan kegiatan dari masing-masing anggota LAMBDA (jadwal kuliah). Dilakukan juga pembagian tanggung jawab kepada tiap anggota berdasarkan perangkat apa saja yang menjadi pesanan dari pihak konsumen.

9. Pembuatan pemancar sendiri dilakukan dengan cara kerja mandiri Modul-modul dalam pemancar dikerjakan sendiri oleh para teknisi Radio Kampus ITB merangkap anggota LAMBDA. Dimulai dari pembelian komponen elektronika yang dibutuhkan, cetak desain modul perangkat pemancar, perangkaian modul dan pemasangan serta penyolderan komponen, dan casing.

10. Untuk pembelian aksesoris/perlengkapan lainnya seperti mikrofon, speaker pasif/aktif, headphone, mixer, antena, kabel koaksial, kabel audio, dilakukan oleh anggota LAMBDA di toko-toko langganan yang sudah menjalin kerja sama dengan pihak produsen dan sudah terjamin kualitasnya.

11. Apabila seluruh perangkat yang dipesan telah tersedia, maka pihak LAMBDA akan melakukan terlebih dahulu pengujian dari kinerja perangkat pemancar sebelum dilepas ke pihak konsumen. Hal ini menjamin level kualitas produk LAMBDA yang akan dijual ke konsumen.

12. Setelah seluruh pesanan dikerjakan dan siap kirim, tim teknis akan menyusun manual book berdasarkan pesanan yang ada (tidak dengan template atau manual book yang lama) sehingga dijamin panduan akan langsung sesuai dengan perangkat yang aktual.

13. Proses pengiriman dan packing perangkat menjadi tanggung jawab pihak LAMBDA dengan menggunakan jasa pengiriman tertentu sampai tiba di tempat yang telah ditetapkan konsumen.

14. Pembayaran biaya dilunasi setelah barang pesanan tiba di tempat konsumen.

Page 20: Contoh Proposal PKMK

18

15. Garansi alat diberikan setahun terhitung sejak barang tiba di tempat konsumen. Apabila terjadi kerusakan atau cacat sebelum masa garansi habis, pihak produsen akan bertanggung jawab sepenuhnya (memperbaiki atau bahkan mengganti dengan perangkat yang baru). Keluhan mengenai masalah teknis dan maintenance akan terus ditanggapi secara online walaupun masa garansi sudah habis.

16. Selama proses pengerjaan perangkat pesanan, komunikasi dengan pihak pemesan tetap dilakukan secara berkala sebagai bentuk kontrol antara kedua belah pihak.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan yang diajukan direncanakan berlangsung selama enam bulan dengan asumsi bahwa

kegiatan lima bulan terakhir dalam jadwal kegiatan dilakukan dengan pendanaan dari DIKTI.

Rincian jadwal kegiatan secara rinci disertakan dalam bentuk tabel yang disertakan pada halaman

selanjutnya.

Page 21: Contoh Proposal PKMK

19

JADWAL KEGIATAN

Page 22: Contoh Proposal PKMK

20

BAB IV RANCANGAN BIAYA

4. 1 Biaya Produksi Per Modul

1. Phase lock loop

Modul Jenis Unit Harga per Komponen (Rp)

Total (Rp)

PLL Kaki-2 176

Resistor (R1 – R67) 67 100 6700

Kabel Jumper (LINK) 18 30 540

Kapasitor (C1 - C61) 61 150 9150

Dioda (D1-D7) 7 300 2100

Dioda Zener (ZD1-ZD2) 2 500 1000

LED1-LED3 3 125 375

Kristal (XTAL1) 1 2000 2000

Kumparan Induktor (L1-L6) 6 300 1800

Ferrite Bead (FB1-FB5) 5 50 250

PCB Phono Socket (SKT1-SKT2) 2 800 1600

Terminal Pins 2 500 1000

Tubular Heatsinks 2 7500 15000

Kaki-3 15 .

Transistor (TR1-TR11 ) 11 800 8800

Kapasitor Variabel (VC1 - VC3) 3 2500 7500

Resistor Variabel (VR1) 1 2300 2300

Kaki-12 2

DIP Switch (SW1-SW2) 2 7000 14000

Kaki-16 8

IC1 – IC8 8 4800 38400

PCB 1

PLL PCB 1 29000 29000

TOTAL 141,515

Page 23: Contoh Proposal PKMK

21

2. Stereo Encoder

Modul Jenis Unit Harga per Komponen (Rp)

Total (Rp)

SE Kaki-2 81

Resistor (R1 – R34) 34 100 3400

Kapasitor (C1 - C44) 44 150 6600

Dioda (D1) 1 300 300

Dioda Zener (ZD/D2) 1 500 500

Kristal 38 kHz (X1) 1 2000 2000

Kaki-3 9

Trimmer (R14, R24, R29, R26, R33)

5 600 3000

Transistor (T1-T4 ) 4 800 3200

Kaki-8 6

IC1, IC2, IC4 (LM386) 3 1500 4500

Socket IC 3 800 2400

Kaki-18 2

IC3 (BA1404) 1 3400 3400

Socket IC 1 1000 1000

PCB 1

SE PCB 1 12000 12000

Total 42,300

3. Switching Power Supply

Modul Jenis Unit Harga per Komponen (Rp)

Total (Rp)

POWER Switching Power Supply 1 1000000 1000000

SUPPLY TOTAL 1,000,000

Page 24: Contoh Proposal PKMK

22

4. Display 7-Segment

Modul Jenis Unit Harga per Komponen (Rp)

Total (Rp)

DISPLAY Kaki-2 12

7-SEGMENT Resistor (R1-R11) 11 100 1100

Kabel Tunggal 1 4000 4000

Kaki-10 4

7-Segment 4 2500 10000

Kaki-16 1

IC1 4 2000 8000

PCB 1

Display PCB 1 5000 5000

TOTAL 28,100

5. Booster 30 watt

Modul Jenis Unit Harga per Komponen (Rp)

Total (Rp)

Booster 30 Watt (exclude power

supply + box)

Kaki-2 21

Resistor (R1-R2) 2 500 1000

Kapasitor (ELCO) 2 150 300

Kapasitor (C1-C5) Keramik 5 250 1250

Kapasitor (C6-C7) Coklat 2 200 400

Induktor (L1-L4) 4 300 1200

Dioda (D1-D2) 2 300 600

Toroida 2 500 1000

Ferrite B 2 50 100

Kaki-3 5

Trimmer (R3, R4) 2 600 1200

Transistor (TR1-TR2) 2 800 1600

Trinpot 1 2500 2500

PCB 1

Booster PCB 1 100000 100000

TOTAL 111,150

Page 25: Contoh Proposal PKMK

23

6. Booster 50 watt

Modul Jenis Unit Harga per Komponen (Rp)

Total (Rp)

Booster 50 Watt (exclude power

supply + box)

Kaki-2 31

Resistor (R1-R2) 5 Watt 2 4000 8000

Kapasitor (C2,C3,C5-C16,C19-C24) 20 250 5000

Induktor (L1-L5) 5 300 1500

Dioda (D1-D2) 2 300 600

Toroida 2 500 1000

Kaki-3 5

Trimmer (C1,C4,C17,C18) 4 600 2400

Transistor (TR1) 1 25000 25000

PCB 1

Booster PCB 1 100000 100000

TOTAL 143,500

7. Booster 100 watt

Modul Jenis Unit Harga per Komponen (Rp)

Total (Rp)

Booster 100 Watt (exclude power

supply + box)

Kaki-2 16

Resistor (R1-R2) 5 Watt 2 4000 8000

Kapasitor (C1-C4, C5, C6, C7, C8) 8 4000 32000

Induktor (L1-L3) 3 300 900

Dioda (D1-D2) 2 300 600

RFC 1 500 500

Toroida 2 500 1000

Kaki-3 5

Trimmer (C1,C4,C17,C18) 4 600 2400

Transistor (TR1) 1 25000 25000

PCB 1

Booster PCB 1 100000 100000

TOTAL 162,400

Page 26: Contoh Proposal PKMK

24

4. 2 Ringkasan Biaya Produksi Per Modul

Nama Kit/Modul/Pemancar Harga Bahan Langsung (Rp)

1. Modulator FM 88 – 108 MHz with PLL (Output Max 1 W) 141,515

2. Stereo Encoder 38Khz (kristal) 42,300

3. Power Supply (Switching) 1,000,000

4. Antena 5/8 Lambda aluminium 550,000

5. Kabel koaksial RG-8 (per meter) 15,000

6. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt + box 1,211,915

7. Amplifier RF (Booster) 30 Watt 111,150

8. Amplifier RF (Booster) 50 Watt 143,500

9. Amplifier RF (Booster) 100 Watt 162,400

10. Pemancar Radio FM 30 Watt 2,323,065

11. Pemancar Radio FM 50 Watt 2,355,415

12. Pemancar Radio FM 100 Watt 2,374,315

Page 27: Contoh Proposal PKMK

25

4. 3 Biaya Peralatan Awal

*) adalah sumbangan ataupun milik pribadi dan PT

Alat-alat yang tidak ditandai (*) pada tabel tersebut merupakan alat-alat yang rencanaya diajukan untuk dibiayai oleh DIKTI. Total biaya yang

dibutuhkan untuk peralatan baru berjumlah Rp 6,296,500. Biaya tersebut adalah Total Harga awal/investasi alat dikurangi alat yang sudah

dimiliki.

Page 28: Contoh Proposal PKMK

26

4. 4 Biaya Marketing

No. Strategi Marketing Biaya Total per semester

1 Kuisioner Rp 100,000

2 Proposal Rp 769,500

3 Transportasi dan Akomodasi Rp 600,000

4 Telekomunikasi Rp 500,000

5 Iklan (Internet) Rp 300,000

6 Brosur Rp 1,134,000

Rp 3,403,500

Total dana yang diajukan ke DIKTI berasal dari total biaya pembelian peralatan baru ditambah dengan biaya marketing yaitu

Komponen Biaya Total

Total biaya pembelian peralatan baru Rp 6,296,500

Total biaya marketing Rp 3,403,500

TOTAL Rp 9,700,000

Fixed Cost = Peralatan + Depresiasi + Marketing = Rp 13,756,015

Jenis Permintaan Proporsi Fixed Cost Fixed Cost/UNIT

Kit 1 2% Rp 275,120 Rp 275,120

Modul 1 3% Rp 412,680 Rp 412,680

Pemancar 4 95% Rp 13,068,214 Rp 3,267,054

Total 6 Rp 13,756,015

Page 29: Contoh Proposal PKMK

27

4. 5 Biaya Perawatan dan Depresiasi

Page 30: Contoh Proposal PKMK

28

4. 6 Harga Pokok Penjualan

TABEL HARGA POKOK PENJUALAN STEREO ENCORDER Radio Kampus Engineer ITB

Laporan Harga Pokok Penjualan

per 31 Desember 2010

Pembelian Material Langsung

Rp 42,300

Biaya Overhead

Depresiasi peralatan (Tidak termasuk komputer)

Rp 55,599

Perawatan

Rp 81,120

Total Biaya Produksi

Rp 179,020

Harga Pokok Penjualan

Rp 179,020

Harga Pokok Penjualan Per Produk HPP

Rp 179,020

Keuntungan (dari HPP)

Rp 170,981

Total Penjualan 1 unit

Rp 350,000

Harga jual per produk

Rp 350,000

TABEL HARGA POKOK PENJUALAN MODUL BOOSTER 100W

Radio Kampus Engineer ITB

Laporan Harga Pokok Penjualan

per 31 Desember 2010

Pembelian Material Langsung

Rp 1,412,400

Biaya Overhead

Depresiasi peralatan (Tidak termasuk komputer)

Rp 83,399

Perawatan

Rp 121,680

Total Biaya Produksi

Rp 1,617,479

Harga Pokok Penjualan

Rp 1,617,479

Harga Pokok Penjualan Per Produk

HPP

Rp 1,617,479

Keuntungan (dari HPP)

Rp 2,382,521

Total Penjualan 1 unit

Rp 4,000,000

Harga jual per produk

Rp 4,000,000

Page 31: Contoh Proposal PKMK

29

TABEL HARGA POKOK PENJUALAN PAKET PEMANCAR 30W

Radio Kampus Engineer ITB

Laporan Harga Pokok Penjualan

per 31 Desember 2010

Pembelian Material Langsung

Rp 2,323,065

Biaya Overhead

Depresiasi peralatan (Tidak termasuk komputer)

Rp 660,241

Perawatan

Rp 963,304

Total Biaya Produksi

Rp 3,946,609

Harga Pokok Penjualan

Rp 3,946,609

Harga Pokok Penjualan Per Produk

HPP

Rp 3,946,609

Keuntungan (X% HPP)

Rp 3,553,391

Total Penjualan 1 unit

Rp 7,500,000

Harga jual per produk

Rp 7,500,000

TABEL HARGA POKOK PENJUALAN PAKET PEMANCAR 50W

Radio Kampus Engineer ITB

Laporan Harga Pokok Penjualan

per 31 Desember 2010

Pembelian Material Langsung

Rp 2,355,415

Biaya Overhead

Depresiasi peralatan (Tidak termasuk komputer)

Rp 660,241

Perawatan

Rp 963,304

Total Biaya Produksi

Rp 3,978,959

Harga Pokok Penjualan

Rp 3,978,959

Harga Pokok Penjualan Per Produk

HPP

Rp 3,978,959

Keuntungan (X% HPP)

Rp 5,021,041

Total Penjualan 1 unit

Rp 9,000,000

Harga jual per produk

Rp 9,000,000

Page 32: Contoh Proposal PKMK

30

TABEL HARGA POKOK PENJUALAN PAKET PEMANCAR 100W

Radio Kampus Engineer ITB

Laporan Harga Pokok Penjualan

per 31 Desember 2010

Pembelian Material Langsung

Rp 2,374,315

Biaya Overhead

Depresiasi peralatan (Tidak termasuk komputer)

Rp 660,241

Perawatan

Rp 963,304

Total Biaya Produksi

Rp 3,997,859

Harga Pokok Penjualan

Rp 3,997,859

Harga Pokok Penjualan Per Produk

HPP

Rp 3,997,859

Keuntungan (x% HPP)

Rp 7,002,141

Total Penjualan 2 unit

Rp 22,000,000

Harga jual per produk

Rp 11,000,000

4. 7 Break Even Point

BEP STEREO ENCORDER

Harga Jual per unit (P) Rp 350,000

Jumlah yang diproduksi (Q) 1 unit

Fixed Cost (F) Rp 275,120

Variable Cost/unit (v) Rp 42,300

Jumlah unit pada BEP

Qbe = F/[P-v] 0.894118622

Q round up 1

Page 33: Contoh Proposal PKMK

31

BEP MODUL AMPLIFIER 100 W

Harga Jual per unit (P) Rp 4,000,000

Jumlah yang diproduksi (Q) 1 unit

Fixed Cost (F) Rp 3,267,054

Variable Cost/unit (v) Rp 1,412,400

Jumlah unit pada BEP

Qbe = F/[P-v] 1.262580601

Q round up 2

BEP PEMANCAR RADIO FM 30 Watt

Harga Jual per unit (P) Rp 7,500,000

Jumlah yang diproduksi (Q) 1 unit

Fixed Cost (F) Rp 3,267,054

Variable Cost/unit (v) Rp 2,323,065

Jumlah unit pada BEP

Qbe = F/[P-v] 0.631078729

Q round up 1

BEP PEMANCAR RADIO FM 50 Watt

Harga Jual per unit (P) Rp 9,000,000

Jumlah yang diproduksi (Q) 1 unit

Fixed Cost (F) Rp 3,267,054

Variable Cost/unit (v) Rp 2,355,415

Jumlah unit pada BEP

Qbe = F/[P-v] 0.491686623

Q round up 1

Page 34: Contoh Proposal PKMK

32

BEP PEMANCAR RADIO FM 100 Watt

Harga Jual per unit (P) Rp 11,000,000

Jumlah yang diproduksi (Q) 2 unit

Fixed Cost (F) Rp 3,267,054

Variable Cost/unit (v) Rp 2,374,315

Jumlah unit pada BEP

Qbe = F/[P-v] 0.378758738

Q round up 1

Masing-masing tabel break even point dapat dijelaakan sebagai berikut. Untuk tiap tabel,

terdapat dua nilai, yaitu Qbe dan Q round up. Q round up merupakan pembulatan dari nilai

Qbe yang telah dihitung masing-masing pada tabel. Nilai Q round up sendiri merupakan

nilai yang menyatakan jumlah minimum perangkat yang harus dijual sampai diperoleh

modal kembali. Sebagai contohnya saja, untuk tabel terakhir (BEP PEMANCAR RADIO FM

100 WATT), tertulis bahwa nilai Q round up adalah sebesar 1. Nilai itu berarti bahwa hanya

dengan menjual satu perangkat pemancar radio FM 100 watt saja, maka modal sudah

dapat diperoleh kembali (istilah sehari-harinya adalah ‘sudah balik modal’).

Dengan demikian, secara garis besar, berdasarkan penjualan yang sudah dilakukan

sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

- Nilai balik modal penjualan satu kit stereo encoder diperoleh dengan penjualan satu

kit stereo encoder.

- Nilai balik modal penjualan satu modul amplifier 100 watt diperoleh dengan penjualan

dua modul amplifier 100 watt.

- Nilai balik modal penjualan satu paket pemancar 30 watt diperoleh dengan penjualan

satu paket pemancar 30 watt.

- Nilai balik modal penjualan satu paket pemancar 50 watt diperoleh dengan penjualan

satu paket pemancar 50 watt.

- Nilai balik modal penjualan satu paket pemancar 100 watt diperoleh dengan penjualan

satu paket pemancar 100 watt.

Page 35: Contoh Proposal PKMK

33

4. 8 Cash Flow

Berdasarkan proyek-proyek yang telah dikerjakan selama empat tahun terakhir,

keseluruhan pengeluaran dan pendapatan dapat digambarkan dalam cash flow sebagai

berikut ini.

Jika dihitung selisih antara pengeluaran dengan pendapatan yang diperoleh selama empat

tahun terakhir, ternyata diperoleh selisih yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa dari

setiap proyek yang dilakukan, diperoleh keuntungan yang dapat digambarkan pada cash

flow berikut ini.

Dengan demikian, dari pengalaman pengerjaan proyek selama empat tahun ke belakang,

terbukti bahwa usaha ini memiliki keuntungan kotor yang cukup besar.

Page 36: Contoh Proposal PKMK

34

LAMPIRAN I BIODATA KELOMPOK

1. Biodata Ketua Kelompok Nama Lengkap : Dito Anggodo Prihastomo Nama Panggilan : Dito Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 26 Agustus 1988 Status : Belum Menikah Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan : Teknik Telekomunikasi Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung Nomor Telepon Selular : +6285722073913 Alamat Rumah : Komplek Kranggan Permai Blok S1/44, Bekasi 17433 Alamat Email : [email protected]

2. Biodata Anggota Kelompok Nama Lengkap : Andri Haryono Nama Panggilan : Andri Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 26 Juli 1988 Status : Belum Menikah Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan : Teknik Elektro Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung Nomor Telepon Selular : +628997900981 Alamat Rumah : Jl. Sekip Bendung RT 19/RW 05 No. 1328, Palembang 30127 Alamat Email : [email protected] Nama Lengkap : Eka Savitri Nama Panggilan : Eka Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 5 Juli 1989 Status : Belum Menikah Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan : Teknik Industri Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung Nomor Telepon Selular : +62819733335599 Alamat Rumah : Jalan T. P. Effendi No. 333/B, Palembang Alamat Email : [email protected] Nama Lengkap : Oryza Nicodemus Tarigan Nama Panggilan : Oryza Tempat dan Tanggal Lahir : Manado, 5 Agustus 1988 Status : Belum Menikah Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan : Teknik Telekomunikasi Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung

Page 37: Contoh Proposal PKMK

35

Nomor Telepon Selular : +628568653034 Alamat Rumah : Jalan Kaput B/6, Jatimakmur, Pondok Gede, Bekasi Alamat Email : [email protected] Nama Lengkap : Yeris Permata Octarina Nama Panggilan : Yeris Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 11 Oktober 1989 Status : Belum Menikah Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan : Teknik Industri Institusi Pendidikan : Institut Teknologi Bandung Nomor Telepon Selular : +62811784639 Alamat Rumah : Komplek PHDM XII No. 101, Palembang Alamat Email : [email protected]

Page 38: Contoh Proposal PKMK

36

LAMPIRAN II GAMBARAN TEKNOLOGI

Teknologi penyiaran radio FM yang dapat menjadi peluang usaha adalah teknologi perangkat siaran radio yang meliputi perangkat pemancar. Perangkat pemancar yang ditawarkan terdiri dari perangkat exciter gelombang FM yang melakukan proses modulasi frekuensi sinyal audio, perangkat booster atau Radio Frequency Amplifier (RF Amplifier) yang melakukan penguatan daya sinyal keluaran exciter sehingga memiliki daya pancar tertentu sesuai kehendak, kabel koaksial RG-8 sebagai saluran transmisi yang menyalurkan gelombang FM yang sudah dikuatkan booster menuju antena untuk dipancarkan, dan antena yang melepaskan gelombang FM ke ruang bebas untuk dipancarkan.

Skema umum dari teknologi radio FM yang ditawarkan sebagai peluang usaha dapat diamati pada diagram berikut ini.

Stereo EncoderExciter (PLL +

Modulator)

Booster/RF

Amplifier

Coaxial Cable

RG8

Antena

Audio SignalStereo

Audio Signal

7 watt

Frequency

Modulated

Signal

Amplified

FM Signal

Amplified

FM Signal

Broadcast

FM Signal

Power Supply

AC Electric

Signal

220V/50Hz

Required

Voltage

Required

Voltage

Required

Voltage

Sinyal audio yang diterima pertama-tama akan diolah menjadi sinyal audio yang stereo oleh

modul stereo encoder. Modul exciter FM akan menerima sinyal audio stereo untuk kemudian dimodulasi frekuensi dan dikuatkan hingga memiliki daya keluaran 7 watt. Sinyal FM 7 watt ini akan dikirimkan ke booster untuk dikuatkan sampai nilai daya tertentu yang dikehendaki. Sinyal FM yang sudah dikuatkan akan ditransmisikan oleh kabel RG-8 menuju antena untuk dipancarkan ke ruang bebas. Masing-masing modul (stereo encoder, exciter, dan booster) membutuhkan power supply sebagai sumber daya listrik untuk dapat bekerja. Power supply sendiri bekerja mengubah tegangan jala-jala dari AC ke DC dan mengatur keluaran tegangan dan arus sesuai kebutuhan masing-masing modul.

Page 39: Contoh Proposal PKMK

37

LAMPIRAN III DAFTAR HARGA PEMANCAR RADIO FM

RADIO KAMPUS ITB

Harga Per Kit Pemancar Radio FM

1. Modulator FM 88 – 108 MHz with PLL (Output Max 1 W) Rp 900.000,00 2. Stereo Encoder 38Khz (kristal) Rp 350.000,00 3. Power Supply (Switching) Rp 200.000,00 4. Antena 5/8 Lambda aluminium Rp 600.000,00 5. Kabel koaksial RG-8 (per meter) Rp 20.000,00

Harga Per Modul Pemancar Radio FM

1. Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt + box Rp 5.500.000,00 (built-in stereo encoder, PLL, amplifier 7W,

power supply, with Digital Display)

2. Amplifier RF (Booster) assembled in box (built-in power supply & fan cooler)

30 Watt Rp 2.000.000,00

50 Watt Rp 2.500.000,00

100 Watt Rp 4.000.000,00

Harga Paket Pemancar Radio FM

1. Pemancar Radio FM 30 Watt Rp 7.500.000,00

meliputi :

Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt

Booster RF 30 Watt (solid state)

Antena 5/8 Lambda

Kabel Koaksial RG-8 (30 meter) 2. Pemancar Radio FM 50 Watt Rp 9.000.000,00

Meliputi:

Exciter FM 88 – 108 MHz 7 Watt

Booster RF 50 Watt (solid state)

Antena 5/8 Lambda

Kabel Koaksial RG-8 (30 meter) 3. Pemancar Radio FM 100 Watt Rp 11.000.000,00

Meliputi:

Exciter FM 88-108 MHz 7 Watt

Booster FM 100 Watt (solid state)

Antena 5/8 Lambda

Kabel Koaksial RG-8 (30 meter)

Page 40: Contoh Proposal PKMK

38

Keterangan:

1. Untuk pemesanan barang dapat menghubungi Andri (+62856 2466 5075 atau +62899 7900

981) selaku contact person atau dengan mengirimkan email ke [email protected]

atau melalui website:http://radiokampus.ee.itb.ac.id

2. Uang muka minimal 50% sebagai tanda kesepakatan, sisanya saat terima alat atau

sebelum pengiriman barang jika diinginkan barang dikirim melalui pos.

3. Masa pembuatan secepatnya 1 bulan dan selambat-lambatnya 2 bulan sejak tanggal

kesepakatan.

4. Harga belum termasuk biaya pengiriman dan instalasi.

5. Pembelian dengan paket diberikan garansi selama satu tahun.

6. Untuk pemesanan barang yang tidak ada di daftar dapat menghubungi contact person diatas.

Page 41: Contoh Proposal PKMK

39

LAMPIRAN IV TAMPILAN PERANGKAT PRODUK

1. Exciter + Booster

No. Nama Bagian Keterangan

1 Saklar power Saklar untuk mengaktifkan atau me-non-aktifkan exciter.

2 Audio indicator

Indikator yang menandakan level sinyal audio yang

dimasukkan ke exciter. Level audio ini dapat diatur

dengan memutar bagian pengatur level audio yang

ditunjukkan nomor 11 pada gambar.

3 Frequency display Tampilan angka frekuensi di mana PLL pada exciter

terkunci (frekuensi in yang menjadi frekuensi siaran).

4 PLL locked indicator

Indikator in menyatakan bahwa PLL sudah berada secara

stabil pada frekuensi yang ditunjukkan pada frequency

display.

5 Input audio Tempat memasukkan sinyal audio yang akan dipancarkan

audio.

6 Keluaran menuju antena Terminal keluaran yang menuju ke antena.

7 Fuse dan masukan daya -

Page 42: Contoh Proposal PKMK

40

8 Booster total 50 watt Modul penguat daya keluaran exciter. Penguatan

dilakukan secara bertahap dengan dua buah booster.

9 Phase Locked Loop (PLL) Pengunci frekuensi keluaran.

10 Power supply Suplai daya untuk exciter.

11 Pengatur level audio

Pengatur ini merupakan resistor variabel (bagian modul

stereo encoder dari exciter) yang dapat digunakan untuk

mengatur level keluaran audio pada exciter.

2. Antena

Gambar pertama paling kiri adalah letak sambungan antena. Pada bagian ini, antena harus ditarik untuk mencapai panjang 2 meter kemudian dikunci dengan mur yang telah disediakan pada plastik kecil (direkatkan pada batang antena).

Berikut ini adalah bagian-bagian antena yang perlu diperhatikan (ditunjukkan dengan angka pada gambar).

No. Nama Bagian Keterangan

1 Masukan Exciter Tempat menambatkan kabel koaksial yang berasal dari

keluaran exciter.

2 Lubang Antena Berjumlah empat buah yang terletak saling berurutan

melingkar untuk memasang tambahan batang alumunium

yang juga disertakan dalam paket.

3 Pengait Kaitan untuk menggantung antena.

Page 43: Contoh Proposal PKMK

41

3. Stereo Encoder Berikut ini juga disertakan gambar salah satu stereo encoder yang termasuk dalam modul

yang ditawarkan.