31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada proses belajar ada tujuan belajar dan pembelajaran yang harus dicapai. Keberhasilan seorang pendidik dalam mencapai tujuan dari proses pembelajaran dapat dilihat dari nilai peserta didik dan perubahan tingkah lakunya. Untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran seorang pendidik memerlukan suatu pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan terdapat dua jenis yaitu pendekatan harus berpusat pada guru dan pendekatan tersebut berpusat pada siswa. Seorang pendidik harus cermat memilih pendekatan tersebut dengan baik, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Setelah memilih pendekatan yang akan digunakan pada proses pembelajaran, maka seorang pendidik menyusun sebuah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran masih bersifat konseptual atau merupakan perencanaan kegiatan pembelajaran agar tujuan dapat tercapai dengan efektife dan efisien. 1 | Page

CIRC n PJBL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CIRC n PJBL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada proses belajar ada tujuan belajar dan pembelajaran yang harus

dicapai. Keberhasilan seorang pendidik dalam mencapai tujuan dari proses

pembelajaran dapat dilihat dari nilai peserta didik dan perubahan tingkah lakunya.

Untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran seorang pendidik

memerlukan suatu pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat

diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,

yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih

sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari

metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan terdapat dua jenis

yaitu pendekatan harus berpusat pada guru dan pendekatan tersebut berpusat pada

siswa. Seorang pendidik harus cermat memilih pendekatan tersebut dengan baik,

agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Setelah memilih pendekatan yang akan digunakan pada proses

pembelajaran, maka seorang pendidik menyusun sebuah strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran masih bersifat konseptual atau merupakan perencanaan

kegiatan pembelajaran agar tujuan dapat tercapai dengan efektife dan efisien.

Jika perencanaan telah dicapai maka dibuatlah sebuah metode pembelajaran.

Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih

dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan

suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang

digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan

fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian metode

pembelajaran diimplementasikan secara spesipik melalui teknik pembelajaran.

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik

pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah

apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada

dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir

yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran

1 | P a g e

Page 2: CIRC n PJBL

merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan

teknik pembelajaran.

Dari penjelasan di atas berarti untuk mencapai tujuan belajar dan

pembelajaran yang baik dan efisien diperlukan model pembelajaran yang cocok

untuk diterapkan kepada peserta didik. Model pembelajaran yang diterapkan

memiliki berbagai macamnya diantaranya adalah CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Compotition ) dan PJBL (Project Based Learning). Pada makalah ini

akan bahas mengenai model pembelaran CIRC (Cooperative Integrated Reading

and Compotition ) dan PJBL (Project Based Learning) dan serta bagaimana

penerapannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penyusunan makalah ini adalah apa definisi dari

model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition )

dan PJBL (Project Based Learning), serta bagaimana penerapannya pada proses

belajar.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyususnan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui macam-macam model pembelajaran yang ada.

2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan model pembelajaran

CIRC dan model pembelajaran PJBL

3. Dan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

tersebut

D. Manfaat

Adapun manfaat dari pnyusunan ini dapat dilihat dari tujuan penyusnan

makalah yaitu sebagai berikut :

1. Kita dapat mengetahui dan menjelaskan macam-macam model

pemebelajaran .

2. Dan kita dapat menjelaskan pengertian 2 model pembelajaran yaitu CIRC

dan JBL, serta dapat menjelaskan bagaimana penerapan model tersebut.

2 | P a g e

Page 3: CIRC n PJBL

BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran CIRC

1. Pengertian Dan Sejarah Model Pembelajran CIRC

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition,

termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya

merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Steven dan

Slavin dalam Nur, 2000:8) yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan

lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah

dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran

bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.

Cooperatif Integrated Reading and Composition(CIRC) Kooperatif CIRC

merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis

Steven& Slavin(Wijaya Jati,2004 : 35) .

Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-

kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok

ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan

siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau

lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan

pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir

kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai

berikut.

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

2. Guru memberikan wacana/ kliping sesuai dengan topic

3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar

kertas

4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

5. Guru membuat kesimpulan bersama

6. Penutup

3 | P a g e

Page 4: CIRC n PJBL

2. Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC

Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005: 3-4)

memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain:

(1). Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5

siswa;

(2). Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian

sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan

kelemahan siswa pada bidang tertentu;

(3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau

dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya;

(4). Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh

kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang

membutuhkannya;

(5). Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja

kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang

berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil

dalam menyelesaikan tugas;

(6). Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang

pemberian tugas kelompok;

(7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang

diperoleh siswa;

(8). Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir

waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah

.

3. Kegiatan pokok pembelajaran CIRC

Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah

meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu anggota

atau beberapa kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan

isi soal pemecahan masalah, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang

ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling

membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan

4 | P a g e

Page 5: CIRC n PJBL

penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan

mengedit pekerjaan/penyelesaian (Suyitno, 2005:4).

Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:

1). Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa, pada

penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada

setiap pertemuan

2). Guru memberikan latihan soal

3). Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam

menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC

4). Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen

5). Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah

dan membagikannya kepada setiap kelompok

6). Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian

kegiatan bersama yang spesifik

7). Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi

kerja kelompok

8). Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya

9). Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah

memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan

10). Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya

11). Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator

12). Guru memberikan tugas/PR secara individual

13). Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya

14). Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal

pemecahan masalah

15). Guru memberikan kuis

4. Kekuatan model pembelajaran CIRC

Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005:6) menyebutkan kelebihan

model pembelajaran CIRC sebagai berikut:

5 | P a g e

Page 6: CIRC n PJBL

1). CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

menyelesaikan soal pemecahan masalah

2). Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang

3). Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok

4). Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya

5). Membantu siswa yang lemah

6). Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang

berbentuk pemecahan masalah

B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian model pembelajaran berbasis

proyek. Buck Institute of Education dalam Made (2009:145) menyatakan bahwa

“pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) sebagai model

pembelajaran sistem yang melibatkan peserta didik di dalam transfer pengetahuan

dan keterampilan melalui proses penemuan dengan serangkaian pertanyaan yang

tersusun dalam tugas atau proyek.”

Waras Kasmadi menyebutkan bahwa ”pembelajaran berbasis proyek

(project-based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, yang

menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.”

Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari

suatu disiplin studi, melibatkan peserta didik dalam investigasi pemecahan

masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan

peserta didik bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri,

serta menghasilkan produk nyata (Kamdi, Waras. 2008:

http://waraskamdi.com/content/view/52/16/ [9 Juli 2010]).

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas

dengan melibatkan kerja proyek (Thomas, dkk, dalam Wena, 2009:144). Melalui

pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat (Clegg,

2001; Clegg & Berch, dalam Wena, 2009:144). Kerja proyek dapat dipandang

sebagai bentuk open-ended conteksual activity-bases learning, dan merupakan

6 | P a g e

Page 7: CIRC n PJBL

bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan

masalah sebagai suatu usaha kolaboratif (Richmond & Striley, dalam Wena,

2009:144), yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu

(Hung & Wong, dalam Wena, 2009:144).

Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan pada

pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut

siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan

kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja

secara mandiri (Thomas, dkk, dalam Wena, 2009:145). Tujuannya adalah agar

siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, maka pembelajaran berbasis

proyek dapat dipandang sebagai pembelajaran yang dapat mendorong peserta

didik membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung

seperti membuat karya dengan Corel Draw.

2. Teori aktivitas

Made (2009:148) menyatakan bahwa secara teoritis dan konseptual,

pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori aktivitas (Hung dan

Wong,2000). Teori aktivitas menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan

terdiri atas : (a) tujuan yang ingin dicapai, (b) subjek yang berada dalam konteks,

(c) suatu masyarakat dimana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan, (d) alat-

alat, (e) peraturan kerja dan pembagian tugas. Dalam penerapannya di kelas

bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk melakukan sesuatu (doing)

daripada kegiatan pasif menerima transfer pengetahuan dari guru.

3. Teori Belajar konstruktivistik

Made (2009: 148) menyatakan bahwa; Pembelajaran berbasis proyek juga

didukung oleh teori belajar konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa

membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri

(Murphy, 1997,[online]). Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai

salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendiring siswa

mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika

7 | P a g e

Page 8: CIRC n PJBL

pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif dalam

kelompok kecil siswa, pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan

teoritis yang bersumber dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan

landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi

antarpersonal (Vygotsky, 1978; Moore,2000). Adanya peluang untuk

menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri

pada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran individu. Proses interaktif

dengan kawan sejawat membantu proses konstruksi pengetahuan. Dari perspektif

teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa meningkatkan

keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif.

4. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Made (2009: 145) menyatakan bahwa; Pembelajaran berbasis proyek

adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada

belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. (CORD, 2001;

Thomas, Mergendoller, & Michaelson, 1999; Moss, Van-Duze, Carol, 1998).

Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu

disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan

kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja

secara otonom dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai

puncaknya untuk menghasilkan produk nyata (Thomas, 2000). Pembelajaran

berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar

yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa (Gaer, 1998).

Sedangkan menurut Buck Institute for Education (1999) dalam Made (2009:

145) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.

b) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.

c) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.

d) Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang

dikumpulkan.

e) Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.

f) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.

8 | P a g e

Page 9: CIRC n PJBL

g) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.

h) Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas (2000) dalam Wena

(2009:145), pembelajaran berbasis proyek memiliki berbagai prinsip, yaitu

a) Prinsip sentralistis (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan

esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran,

dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja

proyek. Oleh karena itu, kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek bukan

merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang

dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan

demikian, kegiatan pembelajaran akan dapat dilaksanakan secara optimal.

Dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran;

siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui

proyek.

b) Prinsip pertanyaan pendorong/ penuntun (driving question) berarti bahwa

kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat

mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama

suatu bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan konseptual dengan aktivitas

nyata dapat ditemui melalui pengajuan pertanyaan (Blumenfeld, dkk., 1991)

ataupun dengan cara memberikan masalah dalam bentuk definisi yang lemah

(Stepien & Gallagher, 1993). Jadi dalam hal ini kerja sebagai external

motivation yang mampu menggugah siswa (internal motivation) untuk

menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran

(Clegg, 2001).

c) Prinsip investigasi konstruktif (contructive investigation) merupakan

proses yang mengarah pada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan

inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses

perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,

discovery, dan pembentukan model. Di samping itu, dalam kegiatan

pembelajaran berbasis proyek ini harus tercakup proses transformasi dan

9 | P a g e

Page 10: CIRC n PJBL

konstruksi pengetahuan (Bereiter & Scardamalia, 1999). Jika kegiatan utama

dalam kerja proyek tidak menimbulkan masalah bagi siswa, atau

permasalahan itu dapat dipecahkan oleh siswa memalui pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya, maka kerja proyek itu sekadar “latihan”, bukan proyek

dalam konteks pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi, 2001). Oleh karena

itu, penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong siswa untuk

mengonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang

dihadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja proyek

yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha

memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi.

d) Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat

diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses

pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan

minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, lembar kerja

siswa, petunjuk kerja praktikum, dan yang sejenisnya bukan merupakan

aplikasi dari prinsip pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi, 2001). Dalam

hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk

mendorong tumbuhnya kemandirian siswa.

e) Prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang

nyata, bukan seperti di sekolah (Suhartadi, 2001). Pembelajaran berbasis

proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk

dalam memilih topik, tugas dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk,

pelanggan, maupun standar produknya. Gordon (1998) membedakan antara

tantangan akademis, tantangan yang dibuat-buat, dan tantangan nyata.

Pembelajaran berbasis proyek mengandung tantanyang yang berfokus pada

permasalahan yang autentik (bukan simulasi), bukan yang dibuat-buat, dan

solusinya dapat diimplementasikan di lapangan. Untuk itu, guru harus mampu

merancang proses pembelajaran yang nyata, dan hal ini bisa dilakukan

dengan mengajak siswa belajar pada dunia kerja yang sesungguhnya (Dryden

& Vos, 2001). Jadi, guru harus mampu menggunakan dunia nyata sebagai

sumber belajar bagi siswa. Kegiatan ini akan dapat meningkatkan motivasi,

krativitas, sekaligus kemandirian siswa dalam pembelajaran.

10 | P a g e

Page 11: CIRC n PJBL

6. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Moursund (1997) dalam Wena (2009:147) beberapa keuntungan

dari pembelajaran berbasis proyek antara lain sebagai berikut;

a) Increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang

pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun,

berusaha keras menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam

pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang.

b) Increased problem – solving ability. Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa

lingkungan belajar pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil

memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks.

c) Improved library research skills. Karena pembelajaran berbasis proyek

mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi

melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan

mendapatkan informasi akan meningkat.

d) Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek

memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan

komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi

online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.

e) Increased resource-management skills. Pembelajaran berbasis proyek yang

diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-

sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

7. Prosedur Pembelajaran Berbasis Proyek

Secara garis besar, langkah-langkah di dalam melakukan pembelajaran

berbasis proyek berdasarkan uraian Buck Institute of Education (2007) dalam

Made (2009:145), yaitu:

1) Memberikan informasi proyek yang akan dikerjakan;

2) Menentukan lokasi pengerjaan proyek, waktu dan lamanya kegiatan;

11 | P a g e

Page 12: CIRC n PJBL

3) Membentuk kelompok;

4) Memberikan gambaran langkah-langkah pengerjaan proyek;

5) Menugaskan kelompok untuk memulai kegiatan;

6) Menugaskan masing-masing kelompok untuk menyajikan produk dan

menampilkannya di depan kelas;

7) Menarik kesimpulan.

Selain itu, The George Lucas Educational Foundation (2005) dalam

Nurohman (2007:10) menyebutkan ada beberapa langkah project based learning,

yakni;

a. Start With the Essential Question

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang

dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.

Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan

sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan

untuk para peserta didik.

b. Design a Plan for the Project

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.

Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek

tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat

mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan

berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat

diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Create a Schedule

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas

dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline

penyelesaian proyak, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang

baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat

penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

d. Monitor the Students and the Progress of the Project

12 | P a g e

Page 13: CIRC n PJBL

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas

peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara

menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan

menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses

monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang

penting.

e. Assess the Outcome

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing

peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah

dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran

berikutnya.

f. Evaluate the Experience

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan

refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi

dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik

diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama

menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam

rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya

ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang

diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

13 | P a g e

Page 14: CIRC n PJBL

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan

kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan

suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran

diantaranya terdapat model pembelajaran CIRC dan PJBL

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition,

termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya

merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Steven dan

Slavin dalam Nur, 2000:8) yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan

lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah

dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran

bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.

Sedangkan pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai

pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik membangun pengetahuan dan

keterampilan melalui pengalaman langsung seperti membuat karya dengan Corel

Draw.

B. Saran

Agar tercapai tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran dengan efektive

dan efisien, hendaknya seorang pendidik harus dapat memilih model

pembelajaran yang cocok dengan lingkungan belajar yang dan dapat diterima oleh

perserta didik.

14 | P a g e

Page 15: CIRC n PJBL

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Model pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (akses : http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-circ/ 5 April 2011)

Anonim . Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk meningkatan Hasil Belajar TIK (akses : www.pdfio.com/k-181826.html 5 April 2011)

15 | P a g eIV

Page 16: CIRC n PJBL

Model PembelajaranCIRC (Cooperative Integrated Reading and

Compotition ) dan PJBL (Project Based Learning)

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Dely Citra (06091009002)

Triwulan Puspitasari (06091009005)

Amelia Anggita (06091009008)

Yurika Nur Muslimah (0609100900)

Juwilda (06091009027)

Deika Trioktavia (06091009036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010/2011

16 | P a g e

Page 17: CIRC n PJBL

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT,

karena berkat rahmat dan ridha-Nya, serta kesehatan, kekuatan dan petunjukan

yang telah dilimpahkan kepada penyusun. Sehingga penyusun dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Model Pembelajaran CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Compotition ) dan PJBL (Project

Based Learning)”.

Penyusun menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan makalah ini

tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dan penyusun

mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengasuh yang telah memberikan

pengarahan dalam penyusunan makalah ini. Selain itu juga, penyusun juga

mengucapkan ucapan terima kasih kepada orang tua dan pihak-pihak lainnya

yang telah memberikan bantuan baik moril maupun motivasi kepada penyusun.

Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan dikemudian hari dalam penyusunan makalah berikutnya. Atas kritik dan

saran yang membangun yang diberikan, penyusun mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Indralaya, April 2011

Penyusun,

17 | P a g eII

Page 18: CIRC n PJBL

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. I

KATA PENGANTAR............................................................................... II

DAFTAR ISI.............................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang…………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………… 2

C. Tujuan …………………………………………………………. 2

D. Manfaat………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran CIRC

1. Pengertian Dan Sejarah Model Pembelajran CIRC………….. 3

2. Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC…………… 4

3. Kegiatan pokok pembelajaran CIRC…………………………. 4

4. Kekuatan model pembelajaran CIRC…………………………. 5

B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek……………………… 6

2. Teori aktivitas…………………………………………………… 7

3. Teori Belajar konstruktivistik…………………………………… 7

4. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek……………………. 8

5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek………………….. 9

6. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek……………………... 11

7. Prosedur Pembelajaran Berbasis Proyek ………………………… 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 14

B. Saran............................................................................................. 14

18 | P a g e

Page 19: CIRC n PJBL

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. IV

19 | P a g e

III

III