23
  1 FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebun Jeruk   Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF ILMU JIWA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT Nama : NIM : Tanda Tangan ……………………. Dr. Pembimbing / Penguji : …………………….  Nomor rekam medis :  Nama pasien :  Nama dokter yang merawat :  Nama dokter muda : Masuk RS pada tanggal : 10 Juni 2015 Rujukan / datang sendiri / keluarga : Diantar oleh anak pasien Riwayat Perawatan : 1. 16 April 2013 s/d 17 Mei 2013 dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat selama 1 bulan. 2. 19 September 2013 s/d 12 Oktober 2013 dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat selama 24 hari.

case jiwa - Skizoafektif tipe manik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

case jiwa

Citation preview

  • 1

    FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

    UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

    Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebun Jeruk Jakarta Barat

    KEPANITERAAN KLINIK

    STATUS ILMU JIWA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

    SMF ILMU JIWA

    RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

    Nama :

    NIM :

    Tanda Tangan

    .

    Dr. Pembimbing / Penguji :

    .

    Nomor rekam medis :

    Nama pasien :

    Nama dokter yang merawat :

    Nama dokter muda :

    Masuk RS pada tanggal : 10 Juni 2015

    Rujukan / datang sendiri / keluarga : Diantar oleh anak pasien

    Riwayat Perawatan :

    1. 16 April 2013 s/d 17 Mei 2013 dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa

    Barat selama 1 bulan.

    2. 19 September 2013 s/d 12 Oktober 2013 dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

    Provinsi Jawa Barat selama 24 hari.

  • 2

    3. 9 Januari 2014 s/d 31 Januari 2014 dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi

    Jawa Barat selama 23 hari.

    4. Tahun 2014 post rawat inap di RSJ Provinsi Jawa Barat, beberapa kali dibawa

    berobat ke klinik di daerah Tasikmalaya.

    5. 10 Juni 2015 pasien kembali di rawat di RSJ Prov. Jawa Barat hingga sekarang.

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama :

    Tempat/Tanggal Lahir :

    Jenis Kelamin :

    Suku Bangsa : Sunda

    Agama : Islam

    Pendidikan : SD

    Pekerjaan : Tukang Bangunan

    Status Perkawinan : Menikah

    Alamat :

    II. RIWAYAT PSIKIATRI

    Autoanamnesis : 10 Juni 2015 pk. 11.30 WIB

    Alloanamnesis : 11 Juni 2015 pk. 19.00 WIB (dengan anak sulung pasien)

    A. Keluhan Utama

    Pasien sering keluyuran (poriomania), marah-marah (agresifitas verbal), sulit

    tidur (insomnia), mengambil barang di rumah tetangga (impairment

    judgement).

  • 3

    B. Riwayat Gangguan Sekarang

    Pada Maret 2013 pasien mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa dimulai

    dengan tatapan yang kosong, kemudian dilanjutkan dengan perilaku sukamarah-

    marah (agresivitas verbal), keluyuran (poriomania) tidak tahu kemana, dan susah

    tidur (insomnia). Pasien juga suka berganti-ganti baju setiap 5 menit atau sesuka

    hati pasien (peningkatan aktivitas), dalam satu hari pasien dapat berganti baju

    sampai dengan puluhan kali. Keluarga pasien menduga hal ini disebabkan karena

    bangkrutnya usaha pasien yang mempunyai pabrik tepung Aci, pasien ditipu oleh

    orang yang sempat ditolong keadaan ekonominya, kemudian perusahaan merugi

    dan ditutup. Hal tersebut diperberat oleh kematian anak bungsunya yang berusia 15

    tahun karena tertabrak oleh kendaraan odong-odong. Karena perilakunya tersebut

    pasien, warga setempat resah akan perlakuannya dan memprotes keluarga agar

    dibawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Pasien kemudian dibawa ke RSJ

    Provinsi Jawa Barat pada bulan April 2013 dan dirawat inap selama 1 bulan,

    kemudian dinyatakan boleh pulang dengan catatan harus tetap kontrol dan patuh

    minum obat. Setelah pulang dari RSJ pasien masih dapat bekerja, pasien dapat

    pekerjaan dari tetangga-tetangga yang merasa kasihan pada pasien. Pasien

    diberikan pekerjaan sebagai tukang bangunan.

    Di tahun yang sama di bulan September 2013, pasien kembali di bawa ke

    RSJ Provinsi Jawa Barat karena sudah sejak 1 bulan sebelumnya di bulan Agustus

    pasien menunjukan perilaku-perilaku yang sama saat pertama kali dibawa ke RSJ.

    Pasien dibawa ke RSJ dengan keluhan yang sama yaitu keluyuran (poriomania),

    marah-marah (agresivitas verbal), susah tidur (insomnia), dan juga ditambah

    dengan kecurigaan pasien terhadap tetangga sekitar pasien yang mengambil hewan

    peliharaannya di rumah. Kecurigaan mengenai peliharaan yang dicuri menurut

    penuturan anak pasien faktanya adalah benar. Pasien kerap kali kecurian beberapa

    ikan peliharaannya yang berada di kolam ikan di depan pekarangan rumah.

    Pasien dirawat hampir 1 bulan lamanya di RSJ dan dipulangkan karena

    kondisi telah membaik serta dianjurkan tetap rajin kontrol dan patuh minum obat.

  • 4

    Sekembalinya pasien dari perawatan di RSJ, permintaan pekerjaan sebagai

    tukang bangunan mulai berkurang karena tetangga-tetangga mulai kurang percaya

    terhadap pasien. Tetapi pasien tetap dapat bersosialisasi dengan baik.

    Pada pertengahan bulan Januari 2014 pasien kembali masuk RSJ Provinsi

    Jawa Barat, pasien kembali dirawat karena warga sekita tempat tinggalnya resah

    oleh perbuatan pasien yang suka mengambil barang di rumah tetangga yang

    dianggap hidupnya kebih mumpuni dibanding tetangga lain. Barang yang diambil

    tersebut kemudian diberikan ke tetangga lain yang keadaan ekonominya

    kekurangan, atau barang yang diambil tersebut dapat juga ditaruh di rumah pasien

    sendiri (impairment judgement). Oleh karena hal ini pasien sempat dipukuli

    beramai-ramai sampai babak belur oleh warga sekampung tempat tinggalnya,

    hingga dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan lukanya. Hal-hal seperti

    keluyuran (poriomania), susah tidur (insomnia), suka berganti-ganti baju

    (peningkatan aktivitas) juga kambuh bersamaan. Kecurigaan terhadap tetangga

    semakin besar ketika ayam peliharannya hilang, pasien menduga bahwa pelakunya

    adalah tetangga dekat rumahnya sendiri karena iri akan jumlah ayam peliharaan

    pasien yang banyak. Menurut penuturan anak pasien, pasien selalu bercerita jika

    ayamnya dicuri semua, faktanya adalah ayamnya hanya dicuri beberapa ekor saja.

    Atas kelakuan pasien , warga kembali resah dan keluarga pasien akhirnya

    membawa pasien ke RSJ Provinsi Jawa Barat di pertengahan bulan Januari

    2014pasien dirawat selama hampir 1 bulan.

    Setelah pulang dari rawat inap pasien seharusnya melakukan kontrol rutin

    sesuai anjuran dokter tetapi pasien tampak ketakutan jika mendengar nama RSJ

    Provinsi Jawa Barat, akhirnya pasien dibawa ke klinik-klinik terdekat di dekat

    daerah tempat tinggalnya, yakni Tasikmalaya. Pasien juga sempat mengalami

    putus obat karena pasien menganggap sudah tidak ada gejala gangguan jiwa lagi

    dan obat tersebut hanya membuatnya lebih cepat mengantuk dan tidak sempat

    mempunyai waktu banyak untuk keluarga. Anak pasien menambahkan bahwa

    urusan pekerjaan sebagai tukang bangunan seperti permintaan untuk membetulkan

    genteng semakin berkurang, tetapi pasien dapat membantu membetulkan genteng

    tetangga sebelah rumahnya tanpa diminta bantuan dan tanpa menerima imbalan.

  • 5

    Hal ini didasarkan karena sedari dulu pasien memang dermawan dari saat muda

    sampai dengan sekarangpun hal itu tidak berubah.

    Pada 1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien menjadi lebih

    sering keluyuran (poriomania). Kemudian menjadi sering marah-marah kepada

    istri (agresifitas verbal) dan mengalami kesulitan untuk tidur (insomnia).

    Menurut penuturan keluarga pasien, pasien dapat berganti baju berkali-kali dalam

    sehari (peningkatan aktivitas). Pasien juga sering mengambil barang di rumah

    tetangga kemudian ditaruh di rumahnya atau diberikan kepada tetangga lain yang

    kondisi ekonominya kurang dan dianggap membutuhkan barang tersebut

    (impairment judgement).

    Menurut penuturan anak pasien pada 2 minggu SMRS istri pasien secara

    tidak sengaja memergoki pasien sedang berduaan dengan wanita lain di rumahnya

    setelah istri pasien selesai pulang dari pengajian di kampung. Menurut pengakuan

    istri pasien, ada kemungkinan besar pasien telah melakukan hubungan badan

    dengan wanita tersebut. Wanita tersebut ternyata adalah wanita dengan gangguan

    jiwa. Kemudian istri pasien minta dicerai, setelah kejadian tersebut pasien kerap

    kali berpindah tempat tinggal, terkadang di rumah ibunya dan terkadang di

    rumahnya, atau pasien dapat menginap di rumah tetangga dengan tidur di luar

    rumah atau di dalam rumah jika diijinkan tetangga.

    Anak pasien mengatakan bahwa ayahnya akhirnya diputuskan dibawa ke

    Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat karena warga di kampung pasien

    sudah resah dan terus memprotes perbuatan pasien, dan warga ingin pasien segera

    diamankan sebelum bulan suci Ramadhan dimulai. Dalam keluarga pasien tidak

    ada anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan jiwa atau pernah dirawat di

    Rumah Sakit Jiwa.

  • 6

    C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

    1. Riwayat Gangguan Psikiatri

    Tidak ada.

    2. Riwayat Gangguan Medik

    Tidak ada.

    3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

    Pasien tidak memiliki riwayat pengunaan napza.

    4. Skema Perjalanan Gangguan Psikiatrik

    2013 2014 2015

    Maret September Januari Mei

    D. Riwayat Kehidupan Pribadi

    1. Riwayat Perkembangan Fisik

    Tidak diketahui.

    2. Riwayat Perkembangan Kepribadian

    a. Masa kanak-kanak : Tidak diketahui.

    b. Masa remaja : Tidak diketahui.

  • 7

    c. Masa dewasa : Menurut anak pasien, pasien berkepribadian baik sebelum

    mengalami gangguan jiwa. Pasien sering bergaul dan sering bersedekah

    pada fakir-fakir miskin ataupun pada tetangga-tetangga yang keadaan

    ekonominya kurang. Pasien bahkan menjadi kebanggaan dan dihormati

    oleh keluarga, teman-temannya dan warga sekitar karena kebaikan hatinya

    yang menolong tanpa pamrih.

    3. Riwayat Pendidikan

    Pasien bersekolah tamat sampai jenjang Sekolah Dasar (SD), dan

    tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi karena

    kondisi keuangan keluarga pada saat itu tidak memungkinkan lagi untuk

    melanjutkan sekolah.

    4. Riwayat Pekerjaan

    Pasien memiliki pabrik dalam bidang usaha produksi tepung atau

    biasa disebut Aci. Pasien mendirikan usahanya bertahun-tahun lamanya

    sampai akhirnya mengalami bangkrut di 2013.

    Kemudian pasien memulai kerja lagi sebagai tukang bangunan.

    Pekerjaan didapat dari permintaan tetangga-tetangga untuk membetulkan

    genteng rusak, pipa ledeng yang rusak, dan sebagainya yang berhubungan

    dengan rumah.

    5. Kehidupan beragama

    Pasien sering dan rajin mengaji serta rajin sholat. Tanpa harus

    disuruh pasien melakukan sholat sendiri saat tidak sedang kambuh ataupun

    saat kambuh. Saat kambuh pun pasien tetap ikut pengajian mingguan setiap

    hari jumat di komplek kampungnya.

  • 8

    6. Riwayat Psikoseksual dan Perkawinan

    Pasien pernah menikah sebanyak 2 kali, pernikahan pertama pasien

    memiliki dua anak, masing-masing laki-laki dan perempuan.

    Kemudian pasien bercerai dan menikah lagi dengan istri kedua dan

    memiliki 1 anak laki-laki. Pasien kemudian bercerai setelah 1 tahun

    menikah. Pasien kemudian menikah lagi dengan istri pertamanya dan

    memiliki 2 anak : masing-masing laki-laki dan perempuan, anak laki-laki

    yang bungsu kemudian meninggal akibat kecelakaan.

    E. Riwayat Keluarga

    Pohon keluarga

    Keterangan :

    Perempuan Cerai

    Laki-laki Pasien

    Meninggal Riwayat gangguan jiwa

    Berdasarkan informasi yang didapat :

    Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat gangguan jiwa.

  • 9

    F. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang

    Menurut penuturan anak pasien, pasien sekarang masih tinggal di

    rumahnya bersama istrinya. Tetapi sejak 2 minggu terakhir SMRS pasien kerap

    berpindah-pindah tidur. Terkadang di rumah sendiri, terkadang di rumah

    ibunya, dan terkadang di rumah tetangga.

    III. STATUS MENTAL

    Didapatkan dari autoanamnesis pada tanggal 10 dan 11 Juni 2015 di ruang

    jiwa intensif Rajawali RSJ. Provinsi Jawa Barat.

    A. Deskripsi Umum

    1. Penampilan

    Seorang laki-laki berusia 59 tahun dengan penampilan fisik tampak

    lebih muda dari usianya. Rambut pendek berwarna hitam, kulit sawo

    matang, berpakaian rapi. Pada saat wawancara pasien berpakaian rapih,

    mengenakan pakaian rumah sakit. Kebersihan diri dan kerapihan cukup.

    Ekspresi wajah pasien tenang.

    2. Kesadaran

    Kesadaran neurologis : Compos mentis

    Kesadaran Psikiatrik : Tampak Tidak terganggu.

    3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

    Sebelum wawancara : Pasien tenang.

  • 10

    Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang, Pasien menjawab

    pertanyaan yang diberikan, ada kontak mata.

    Sesudah wawancara : Pasien mengajak bersalaman dan berpamitan pergi.

    4. Sikap terhadap Pemeriksa

    Pasien bersikap cukup kooperatif dalam menjawab setiap

    pertanyaan yang ditanyakan.

    5. Pembicaraan

    a. Cara Berbicara : pasien cukup kooperatif dalam menjawab semua

    pertanyaan diajukan. Pasien berbicara lancar, spontan sembari diselingi

    tertawa kecil atau tersenyum.

    b. Gangguan Berbicara : tidak terdapat gangguan bicara.

    B. Alam Perasaan

    1. Mood : Euthym.

    2. Afek Ekspresi Afektif

    Arus : Normal.

    Stabilitas : Stabil.

    Kedalaman : Cukup

    Skala Diferensiasi : Luas

    Keserasian : Serasi.

    Pengendalian impuls : Baik.

    Ekspresi : Sesuai.

    Dramatisasi : tidak ada

  • 11

    Empati : Tidak dapat diraba-rasakan.

    C. Gangguan Persepsi

    1. Halusinasi : Halusinasi Visual (melihat Ayu Ting-Ting dalam

    kamarnya)

    2. Ilusi : Tidak ada.

    3. Depersonalisasi : Tidak ada .

    4. Derealisasi : Tidak ada.

    D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)

    1. Taraf Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)

    2. Pengetahuan Umum : Baik

    3. Kecerdasan : Rata-rata (dapat menghitung dengan tepat)

    4. Konsentrasi : Cukup

    5. Perhatian : Cukup

    6. Daya Orientasi Waktu : Baik (mengetahui jam saat wawancara)

    Daya Orientasi Tempat : Cukup Baik (keberadaan di rumah sakit jiwa)

    Daya Orientasi Personal : Baik (tahu sedang bicara dengan dokter muda)

    7. Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (ingat tempat lahir)

    Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (ingat kegiatan yang dilakukan pagi hari)

    Daya Ingat Sesaat : Baik ( ingat nama pewawancara)

    8. Pikiran Abstrak : Baik (dapat mengkategorikan buku dan pensil

    sebagai alat tulis )

  • 12

    9. Visuospasial : Cukup

    10. Bakat kreatif : Main musik saat remaja sebagai gitaris

    11. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mampu mengurus dirinya

    sendiri seperti mandi, makan, berpakaian

    sendiri).

    E. Proses Pikir

    1. Arus Pikir

    a. Produktivitas : Autistik ( pasien mengaku berhubungan badan

    dengan artis Ayu Ting-Ting)

    b. Kontinuitas Pikiran : Baik. Dapat menjawab pertanyaan dengan sesuai.

    c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada.

    2. Isi Pikir

    a. Preokupasi : pasien mengatakan sering merasa sedih jika

    teringat anak bungsunya yang meninggal karena kecelakaan.

    b. Waham : Waham kebesaran (Pasien mengaku bahwa

    dirinya adalah mantan suami dari mantan presiden Megawati Sukarno

    Putri dan mengaku telah berhubungan badan dengan artis Ayu Ting-

    Ting di rumahnya).

    c. Obsesi : Tidak ada

    d. Fobia : Tidak ada

    e. Gagasan Rujukan : Tidak ada

    f. Gagasan Pengaruh : Tidak ada

  • 13

    F. Pengendalian Impuls

    Baik, selama wawancara pasien dapat berlaku dengan tenang dan tidak

    menunjukkan gejala yang agresif.

    G. Daya Nilai

    1. Daya Nilai Sosial : Kurang (menyatakan ingin menyakiti pencuri ayam

    peliharannya dengan cara menyumpit)

    2. Uji Daya Nilai : Baik (mengembalikan dompet orang yang terjatuh

    di jalanan)

    3. Daya Nilai Realita : Terganggu (waham kebesaran)

    H. Tilikan

    Derajat 2 (pasien bingung mengapa dirinya berada di rumah sakit dan pasien

    bingung apakah dirinya sakit).

    I. Reliabilitas

    Baik (penuturan pasien tentang ayamnya yang dicuri adalah benar adanya).

    IV. PEMERIKSAAN FISIK

    A. STATUS INTERNUS

    1. Keadaan Umum : Baik

    2. Kesadaran : Compos mentis

    3. Tensi : 140/90 mmHg

    4. Nadi : 78x/menit

    5. Suhu : 37,0 C

    6. Frekuensi pernafasan : 20 x/menit

  • 14

    7. Bentuk tubuh :

    Kepala : Normocephali, rambut warna hitam , distribusi merata.

    Mata : Pupil bulat, isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

    Mulut : Hipersalivasi (-).

    Leher : KGB tidak terlihat pembesaran

    Thoraks : pectus pectinatum, simetris

    Abdomen : Bising Usus (+), supel

    Ekstremitas: edem (-), luka (-), nyeri sendi (-)

    8. Sistem kardiovaskular : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

    9. Sistem respiratorius :Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-),

    wheezing(-/-)

    10. Sistem gastro-intestinal : Bising usus (+), 8x/ menit

    11. Sistem musculoskeletal : Dalam batas normal

    12. Sistem urogenital : Dalam batas normal.

    B. Status Neurologis

    a. Saraf kranial (I-XIII) : Tidak dilakukan

    b. Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan

    c. Mata : Tidak dilakukan

    d. Pupil : Isokor

    e. Ofthalmoscopy : Tidak dilakukan

    f. Motorik : Tidak dilakukan

  • 15

    g. Sensbilitas : Normal

    h. Sistem saraf vegetatif : Tidak dilakukan

    i. Fungsi luhur : Tidak dilakukan

    j. Gangguan khusus : Tidak dilakukan

    V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Tidak dilakukan

    VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

    Pasien laki-laki Tn. XX usia XX tahun berpenampilan rapih, kebersihan

    dan perawatan diri cukup. Pasien datang dibawa keluarganya dengan keluhan

    pasien sering keluyuran (poriomania), marah-marah (agresifitas verbal), sulit

    tidur (insomnia), mengambil barang di rumah tetangga (impairment

    judgement).

    Sebelumnya pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi

    Jawa Barat sebanyak 3 kali yakni pada April 2013, September 2013, dan

    Januari 2014 masing-masing selama 1 bulan.

    Pada awal tahun 2013 pasien mengalami masalah dimana bangkrutnya

    usaha pabrik tepung Aci milik pasien sehingga ditutup setelah ditipu orang.

    Masalah pasien diperberat oleh kematian anak bungsunya yang berusia 15

    tahun karena tertabrak oleh kendaraan odong-odong. Pada Maret 2013 pasien

    mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa dimulai dengan tatapan mata pasien

    yang kosong, kemudian dilanjutkan dengan perilaku agresivitas verbal,

    poriomania, insomnia. Pasien juga suka berganti-ganti baju setiap 5 menit

    atau sesuka hati pasien (peningkatan aktivitas), dalam satu hari pasien dapat

    berganti baju sampai dengan puluhan kali. Karena perilakunya pasien, warga

  • 16

    setempat resah akan perlakuannya dan memprotes keluarga agar dibawa

    berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Pasien kemudian dibawa ke RSJ Provinsi

    Jawa Barat pada bulan April 2013 dan dirawat inap selama 1 bulan, kemudian

    dinyatakan boleh pulang dengan catatan harus tetap kontrol dan melanjutkan

    minum obat. Setelah pulang dari RSJ pasien masih dapat bekerja tukang

    bangunan yang bekerja serabutan.

    Pada September 2013, pasien kembali di bawa ke RSJ Provinsi Jawa Barat

    karena menunjukan perilaku-perilaku yang sama saat pertama kali dibawa ke

    RSJ. Setelah dirawat hampir 1 bulan, pasien dipulangkan karena kondisi telah

    membaik serta dianjurkan tetap rajin kontrol dan patuh minum obat.

    Pada Januari 2014 pasien kembali dirawat di RSJ Provinsi Jawa Barat,

    dengan keluhan yang sama selama hampir 1 bulan lamanya. Setelah lepas

    rawat, pasien melakukan kontrol di klinik daerah Tasikmalaya tetapi tidak

    rutin, dan sejak itu pasien tidak meminum obatnya lagi.

    Pada 10 Juni 2015 pasien akhirnya kembali dibawa oleh anak pasien ke

    RSJ Propinsi Jawa Barat karena warga di kampung pasien sudah resah dan

    terus memprotes perbuatan pasien yang sama seperti sebelumnya, dan warga

    ingin pasien segera diamankan sebelum bulan suci Ramadhan dimulai.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah sebesar 140/90 mmHg.

    Pada pemeriksaan status mental ditemukan gangguan persepsi yakni adanya

    Halusinasi Visual (melihat Ayu Ting-Ting dalam kamarnya. Pada proses pikir

    ditemukan adanya arus pikir yang autistik (pasien mengaku berhubungan badan

    dengan artis Ayu Ting-Ting). Serta ditemukan adanya Waham kebesaran

    (Pasien mengaku bahwa dirinya adalah mantan suami dari mantan presiden

    Megawati Sukarno Putri dan mengaku telah berhubungan badan dengan artis

    Ayu Ting-Ting di rumahnya). Tilikan pada pasien ialah tilikan derajat 2

    (pasien bingung mengapa dirinya berada di rumah sakit dan pasien bingung

    apakah dirinya sakit).

  • 17

    VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

    Aksis I:

    Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat dinyatakan

    mengalami :

    1. Gangguan jiwa, karena adanya :

    - Susah tidur (insomnia), marah-marah (agresifitas verbal), keluyuran

    (poriomania), mengambil barang orang lain untuk diberikan ke orang lain

    (impairment judgement)

    - Waham kebesaran

    2. Gangguan jiwa ini sebagai GMNO karena :

    - Tidak ada gangguan kesadaran.

    - Tidak ada gangguan fungsi kognitif (pasien dapat mengingat tempatnya

    bersekolah dan dapat menjawab pertanyaan peribahasa dan pengetahuan

    umum dengan baik).

    - Tidak ada penyakit organik yang diduga berkaitan dengan gangguan

    kejiwaannya.

    - Tidak ada riwayat penyalahgunaan obat dan zat.

    3. GMNO ini termasuk Psikosis karena adanya gangguan daya nilai realitas

    berupa waham curiga ,waham bizare, dan waham kebesaran.

    4. Menurut PPDGJ III, GMNO psikosis ini termasuk Skizoafektif tipe Manik,

    karena memenuhi kriteria diagnostik yaitu:

    - adanya peningkatan aktivitas terlihat dari seringnya pasien mengganti

    bajunya setiap saat dan berlangsung sudah berminggu-minggu

    - pasien mengalami insomnia, dan selalu keluyuran,

    Dengan gejala psikotik karena memenuhi kriteria diagnostik yaitu

  • 18

    - Gejala tersebut sudah berulang kali terjadi dan menyebabkan pasien

    beberapa kali dirawat di Rumah sakit jiwa .

    - Waham kebesaran (Pasien mengaku bahwa dirinya adalah mantan suami

    dari mantan presiden Megawati Sukarno Putri dan mengaku telah

    berhubungan badan dengan artis Ayu Ting-Ting di rumahnya).

    Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

    Pada kasus ini Tidak ditemukan gangguan kepribadian dan tidak ada

    retardasi mental.

    Aksis III: Kondisi Medik Umum

    Pasien didiagnosis suspect Hipertensi Grade I karena pada pemeriksaan

    fisik ditemukan tekanan darah sebesar 140/90 mmHg. Namun hal ini perlu

    diperiksa kembali kebenarannya. Dengan pengukuran kembali sebanyak 2 kali

    lagi minggu depannya dan 2 minggu kemudian untuk membuktikan apakah

    benar terdapat hipertensi pada pasien ini atau hanya sebatas White Coat

    Hypertension.

    Aksis IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan

    Masalah perusahaan pasien yang bankrut dan kejadian meninggalnya anak

    bungsu pasien memicu timbulnya gangguan pada pasien.

    Aksis V: Global Assessment of Functioning (GAF)

    Global Assessment Functional 60-51. Gejala sedang (moderate), disabilitas

    sedang.

    VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

    1. Aksis I:

    Skizoafektif tipe manik

    DD/: Gangguan Afektif Mania dengan Gejala Psikotik, Schizophrenia Paranoid

  • 19

    2. Aksis II:

    Tidak ada.

    3. Aksis III :

    Suspect Hipertensi Grade I

    4. Aksis IV :

    Masalah perusahaan pasien yang bankrut dan kejadian meninggalnya anak

    bungsu pasien memicu timbulnya gangguan pada pasien.

    5. Aksis V:

    Global Assessment Functional 60-51. Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

    IX. PROGNOSIS

    1. Faktor yang mempengaruhi prognosis:

    a. Faktor yang mendukung prognosis baik:

    - Dukungan keluarga dan hubungan emosional dengan keluarga yang

    baik.

    b. Faktor yang mendukung prognosis buruk:

    Pasien merasa bingung dirinya sakit atau tidak (tilikan derajat 2).

    Pasien telah berulang kali masuk dan keluar rumah sakit dan sering

    tidak melanjutkan pengobatan.

    Pasien telah bercerai.

    Kepercayaan warga terhadap pasien telah berkurang

    2. Kesimpulan prognosis:

    Ad vitam : dubia ad bonam

    Ad fungsionam : dubia ad malam

    Ad sanational : dubia ad bonam

  • 20

    X. DAFTAR PROBLEM

    1. Organobiologi:

    - Suspect Hipertensi Grade I

    2. Psikiatri / psikologi:

    Waham kebesaran, peningkatan aktivitas, paroimania, agresivitas verbal

    3. Sosial / keluarga:

    Usaha yang bankrut dan meninggalnya anak bungsu diduga sebagai pemicu

    timbulnya gangguan afektif pada pasien.

    XI. TERAPI

    1. Farmakoterapi:

    Antipsikotik:

    R/ Haloperidol 5mg tab no. XV

    S3 dd tab 1

    R/ Clorpromazin 100mg tab no. V

    S1 dd tab 1 a.c

    R/ Lithium 300mg tab no. X

    S2 dd tab 1 S 1-0-1

    Pro : Tn. IS

  • 21

    Psikoterapi:

    Memotivasikan pasien supaya minum obat secara teratur.

    Membantu pasien melatih pengendalian amarah

    Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya

    dan meyakinkan pasien bahwa dia dapat mengatasi masalah tersebut.

    2. Sosioterapi:

    Memotivasikan pasien agar terus bergaul dengan orang lain.

    3. Terapi keluarga:

    - Memberitahukan pentingnya keteraturan pasien dalam melakukan kontrol

    dan mengkonsumsi obat secara teratur dan berlanjut.

    FOLLOW UP

    Kamis, 11 Juni 2015 Pk. 8.15 WIB

    S : pasien ingin pulang.

    O: KU : baik

    TTV : TD : 130/90 mmHg S : 36,8 oC

    HR : 88 x/mnt RR : 20 x/mnt

    Roman muka : tenang

    Penampilan : rapih

    Rapport : baik

    Persepsi : halusinasi (-)

    Pikiran : waham kebesaran (+)

    Perilaku : normoaktif

    Bicara : gangguan (-), asosiasi longgar (-)

    Emosi : sesuai

    Decorium : baik

    A: Skizoafektif tipe manik

  • 2

    P : Haloperidol 3 x 5 mg/ hari

    Clorpromazin 1 x 100 mg/ hari ante noctem.

    Lithium 2 x 300 mg/ hari S 1 0 1

    Jumat, 12 Juni 2015 Pk. 7.55 WIB

    S : Tidak ada

    O: KU : baik

    TTV : TD : 120/90 mmHg S : 36,7 oC

    HR : 84x/mnt RR : 19 x/mnt

    Roman muka : tenang

    Penampilan : rapih

    Rapport : baik

    Persepsi : halusinasi (-)

    Pikiran : waham kebesaran (+)

    Perilaku : normoaktif

    Bicara : gangguan (-), asosiasi longgar (-)

    Emosi : sesuai

    Decorium : baik

    A: Skizoafektif tipe manik

    P : Haloperidol 3 x 5 mg/ hari

    Clorpromazin 1 x 100 mg/ hari ante noctem.

    Lithium 2 x 300 mg/ hari S 1 0 1

    Sabtu, 13 Juni 2015 Pk. 10.00 WIB

    S : Pasien ingin pulang

    O: KU : baik

    TTV : TD : 120/90 mmHg S : 36,5 oC

    HR : 90x/mnt RR : 22 x/mnt

  • 2

    Roman muka : tenang

    Penampilan : rapih

    Rapport : baik

    Persepsi : halusinasi (-)

    Pikiran : waham kebesaran (-)

    Perilaku : normoaktif

    Bicara : gangguan (-), asosiasi longgar (-)

    Emosi : sesuai

    Decorium : baik

    A: Skizoafektif tipe manik

    P : Haloperidol 3 x 5 mg/ hari

    Clorpromazin 1 x 100 mg/ hari ante noctem.

    Lithium 2 x 300 mg/ hari S 1 0 1