27
9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi Remaja Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga, dan menghadapi tugas menentukan cara mencari mata pencaharian (Atkinson, 2004). Pendapat lain mengatakan masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan penting baik fisik maupun psikis. Masa ini menunutut kesabaran dan pengertian yang luar biasa dari orang tua (Sarwono, 2002). Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individual, tetapi juga bagi orang tua dan masyarakat. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara kanak- kanak dan dewasa. Masa transisi ini sering kali menghadapi individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak, tapi dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa (Purwanto, 2003).

BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

  • Upload
    hadung

  • View
    220

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Remaja

1. Definisi Remaja

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan

masa dewasa. Dalam masa ini, remaja berkembang kearah kematangan

seksual, memantapkan identitas sebagai individu yang terpisah dari

keluarga, dan menghadapi tugas menentukan cara mencari mata

pencaharian (Atkinson, 2004). Pendapat lain mengatakan masa remaja

merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan

merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada

diri seseorang. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan penting baik

fisik maupun psikis. Masa ini menunutut kesabaran dan pengertian yang

luar biasa dari orang tua (Sarwono, 2002).

Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan

saja kesukaran bagi individual, tetapi juga bagi orang tua dan masyarakat.

Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara kanak-

kanak dan dewasa. Masa transisi ini sering kali menghadapi individu

yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia

masih kanak-kanak, tapi dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti

orang dewasa (Purwanto, 2003).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

10

2. Batasan Usia Remaja

Masa remaja dapat bermula pada usia sekitar 10 tahun. (Rusmini,

2004). Sedangkan menurut pendapat lain mengatakan bahwa batasan usia

remaja tidak ditentukan dengan jelas, tapi kira-kira berawal dari usia 12

sampai akhir usia belasan, saat pertumbuhan fisik hampir lengkap

(Soetjiningsih, 2004). Adapun batasan usia remaja menurut beberapa

sumber lain adalah (Sarwono, 2002) :

a. Menurut WHO mendefinisikan bahwa anak bisa dikatakan remaja

apabila telah mencapai umur 10-19 tahun.

b. Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak,

remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan

belum menikah.

c. Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 tentang anak dianggap

sudah remaja apabila sudah cukup matang untuk menikah yaitu umur

16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.

d. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menganggap remaja bila

sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah

menengah.

3. Perkembangan remaja

Perkembangan remaja meliputi perkembangan fisik, sosial, emosi,

moral dan kepribadian (Sarwono, 2011).

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

11

a. Perkembangan fisik remaja.

Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat

perbedaan individual. Perbedaan seks sangat jelas. Meskipun anak

laki-laki memulai pertumbuhan pesatnya lebih lambat daripada anak

perempuan. Hal ini menyebabkan pada saat matang anak laki-laki

lebih tinggi daripada perempuan. Setelah masa puber, kekuatan anak

laki-laki melebihi kekuatan anak perempuan. Perbedaan individual

juga dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak yang matangnya

terlambat cenderung mempunyai bahu yang lebih lebar dari pada anak

yang matang lebih awal (Sarwono, 2011).

b. Perkembangan sosial.

Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang

berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan

diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum

pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar

lingkungan keluarga dan sekolah (Sarwono, 2011).

Pencapaian tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus

membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit

adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok

sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang

baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru

dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam

seleksi pemimpin (Sarwono, 2011).

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

12

c. Perkembangan emosi.

Masa remaja ini biasa juga dinyatakan sebagai periode “badai

dan tekanan”, yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi

sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya

perubahan emosi ini dikarenakan adanya tekanan sosial dan

menghadapi kondisi baru (Monks & Haditomo, 2004).

d. Perkembangan moral.

Pada perkembangan moral ini remaja telah dapat mempelajari

apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya kemudian mau

membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus

dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang

dialami waktu anak-anak (Sarwono, 2011).

Pada tahap ini remaja diharapkan mengganti konsep-konsep

moral yang berlaku khusus dimasa kanak-kanak dengan prinsip moral

yang berlaku umum dan merumuskannya ke dalam kode moral yang

akan berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya (Sarwono, 2011).

e. Perkembangan kepribadian

Pada masa remaja, anak laki-laki dan anak perempuan sudah

menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk, dan mereka menilai

sifat-sifat ini sesuai dengan sifat teman-teman mereka. Mereka juga

sadar akan peran kepribadian dalam hubungan-hubungan sosial dan

oleh karenanya terdorong untuk memperbaiki kepribadian mereka

(Sarwono, 2011).

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

13

Banyak remaja menggunakan standar kelompok sebagai dasar

konsep mereka mengenai kepribadian “ideal”. Tidak banyak yang

merasa dapat mencapai gambaran yang ideal ini dan mereka yang

tidak berhasil ingin mengubah kepribadian mereka (Hurlock, 2000).

B. Dismenorhoe

1. Pengertian

Dismenorhoe adalah sakit saat menstruasi sampai dapat

mengganggu aktivitas sehari – hari (Manuaba, 2001). Menurut

Prawirohardjo (2008), dismenorhoe atau nyeri haid merupakan suatu rasa

tidak enak di perut bawah sebelum dan selama menstruasi dan sering kali

disertai rasa mual.

Menurut Proverawati & Misaroh (2009), Dismenorhoe adalah nyeri

menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada

menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. Istilah

Dismenorhoe (dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu “dys”

(gangguan atau nyeri hebat/ abnormalitas), meno (bulan) dan “rrhoea”

yang artinya flow (aliran). Jadi dismenorea adalah gangguan aliran darah

menstruasi atau nyeri menstruasi.

Berdasarkan berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa

dismenorhoe adalah rasa nyeri pada perut bawah, panggul, bahkan sampai

pada bagian ekstremitas bawah dengan tingkatan bervariasi yang

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

14

dirasakan sewaktu haid sehingga dapat mengganggu aktivitas normal

seorang wanita.

2. Klasifikasi dismenorhoe

Menurut Prawirohardjo (2007), dismenorhoe dikelompokkan menjadi :

a. Dismenorhoe primer

Dismenorhoe yang esensial, intrinsik dan idiopatik. Dismenorhoe ini

tidak berhubungan dengan kelainan ginekologik. Dismenorhoe primer

terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan

atau lebih, oleh karena siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah

menarche umumnya berjenis anovulatoar yang tidak disertai rasa

nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama

dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,

walaupun ada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari

(Prawirohardjo, 2007). Ada beberapa faktor peranan sebagai penyebab

Dismenorhoe primer, antara lain :

1) Faktor kejiwaan

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika

mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid,

mudah timbul dismenorhoe.

2) Faktor konstitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena dapat

menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya anemia,

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

15

penyakit menahun, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi

timbulnya dismenorhoe.

3) Faktor obstruksi kanalis servikalis

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya

dismenorhoe primer adalah stenosis canalis servikalis.

4) Faktor alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi

antara dismenorhoe dengan urtikaria, migrane atau asma

bronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksi haid.

b. Dismenorhoe sekunder

Dismenorhoe yang ekstrinsik, diperoleh, acquired. Dihubungkan

dengan penyakit ginekologik seperti endometriosis, neoplasma uterus,

infeksi pelvis, dan lain-lain (Prawirohardjo, 2007).

3. Etiologi

Walaupun frekuensi dismenorhoe cukup tinggi dan penyakit ini

sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat

dipecahkan dengan memuaskan. Namun demikian faktor-faktor berikut

dapat diduga sebagai penyebab dismenorhoe (Prawirohardjo, 2006) :

a. Faktor psikis

Keluhan dismenorhoe ini banyak terjadi pada perempuan yang

berjiwa labil serta mengalami trauma pada pertama kali menarche.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

16

b. Faktor ovulasi

Pada saat ovulasi, hormon estrogen dan progesteron terdapat jumlah

yang banyak. Diduga, hormon estrogen dapat menyebabkan

peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan hormon

progesteron bersifat menghambatnya. Adanya peningkatan kontraksi

secara berlebihan inilah yang menyebabkan adanya rasa nyeri, tetapi

teori ini dapat menerangkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri

pada perdarahan fungsional anovulator yang biasanya bersamaan

dengan kadar estrogen berlebih tanpa adanya progesterone.

c. Kerja prostaglandin

Prostaglandin yaitu zat seperti hormon yang menyebabkan otot-otot

uterus berkontraksi sebagai faktor utama penyebab dismenorhoe.

Dibawah pengaruh progesteron selama fase luteal dari siklus

menstruasi terjadi pengeluaran Prostaglandin F2Alfa yang mencapai

puncaknya pada saat menstruasi. Prostaglandin ini menyebabkan

kontraksi uterus meningkat dan menyebabkan vasoplasma dari arteriol

uterin yang menyebabkan terjadinya iskemia dan kram pada abdomen

bagian bawah. Mengkonsumsi obat penenang atau tablet penyegar, hal

ini juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya dismenorhoe.

4. Dampak fisik dan psikososial pada remaja akibat dismenorhoe.

Dismenorhoe adalah suatu keadaan yang dapat menyebabkan

nyeri dan mengganggu aktivitas seseorang, baik dari segi fisik maupun

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

17

psikososialnya. Adapun dampak yang muncul ketika remaja putri

mengalami dismenorhoe adalah (Prawirohardjo, 2006) :

a. Fisik

Gangguan mobilisasi : Adanya dismenorhoe mengakibatkan seseorang

dapat mengalami nyeri perut, selain itu juga sering terjadi nyeri pada

paha dan kaki, nyeri pinggul, sakit kepala, mual, muntah, diare bahkan

ada beberapa remaja yang pingsan ketika mengalami dismenorhoe.

Akibat dari dismenorhoe tersebut, aktivitas remaja sangat terhambat dan

tidak bisa bekerja seperti biasanya, sehingga ketika dismenorhoe muncul

mobilitas remaja menjadi terbatas karena adanya kelelehan, lemah serta

rasa sakit yang membuat remaja harus beristirahat dalam jangka waktu

yang lama.

b. Psikososial

1) Kecemasan

Kecemasan pada remaja yang dismenorhoe biasanya ditandai

dengan adanya perasaan khawatir, gugup, tegang, rasa tidak aman,

takut, keringat dingin pada telapak tangan, kebingungan, menangis

dan gelisah (Prawirohardjo, 2006).

2) Iritabilitas atau sensitif

Iritabilitas ditandai dengan remaja sering marah-marah,

merasa terasing, menolak saran yang diberikan, mudah tersinggung,

sering menyendiri dan tidak mau bergabung dengan orang lain

(Prawirohardjo, 2006).

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

18

3) Stress

Dismenorhoe juga bisa mengakibatkan remaja mengalami

stres yang cukup berat, karena ketika mengalamai dismenorhoe

remaja kadang merasa kebimbangan, bosan, terjadi konflik antara

tugas belajar dan istirahat serta tidak bisa berkonsentrasi sehingga

remaja merasa sulit untuk menyelesaikan masalah yang sedang

dihadapi (Prawirohardjo, 2006).

4) Depresi

Akibat yang paling mengkhawatirkan yang terjadi pada

remaja adalah remaja mengalami sedih yang berkepanjangan, tidak

ada harapan, putus asa, merasa tidak berguna, tidak bisa tidur,

kurang semangat dalam melakukan tugas apapun (Prawirohardjo,

2006).

5. Penatalaksanaan

a. Obat-obatan

Wanita dengan dismenorhoe primer mengkonsumsi obat anti

peradangan non steroid (NSAID-Non Steroid Anti Inflamasy Drugs)

yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin. Obat ini termasuk

aspirin, formula ibuprofen dan naproksen. Untuk kram yang berat,

pemberian NSAID seperti naproksen atau piroksikan dapat membantu.

Tidak ada satupun NSAID yang superior, tiap orang menanggapi setiap

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

19

obat dengan berbeda sehingga perlu dicoba beberapa jenis obat sampai

menemukan obat yang dapat bekerja dengan baik. Dismenorhoe

sekunder ditangani dengan mengidentifikasi dan mengobati sebab

dasarnya. Hal ini memerlukan konsumsi antibiotik atau obat lain

tergantung pada kondisi tertentu (Manuaba, 2001).

b. Relaksasi

Tubuh kita bereaksi saat kita stres maupun ketika dalam keadaan

rileks. Saat terancam atau takut tubuh memberikan 2 macam reaksi

“fight or flight” yang dicetuskan oleh hormon adrenalain. Otot tubuh

menjadi tegang, napas lebih cepat, jantung berdenyut lebih cepat,

tekanan darah meninggi untuk menyediakan oksigen bagi otot, gula

dilepaskan dalam jumlah yang banyak dari hati untuk memberikan

“bahan bakar” bagi otot, keseimbangan natrium dan kalium berubah,

dan keringat bercucuran. Tanda pertama yang menunjukkan keadaan

stres adalah adanya reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot. Akan

tetapai jika rileks maka kita menempatkan tubuh kita pada posisi yang

sebaliknya. Otot tidak tegang dan tidak memerlukan banyak oksigen

dan gula, jantung berdenyut lambat (Proverawati & Misaroh, 2009).

Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormon

adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat stres. Karena

hormon seks estrogen dan progesteron serta hormon adrenalin

diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama. Relaksasi sangat

diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada tubuh untuk

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

20

memproduksi hormon penting untuk mendapatkan haid yang bebas

dari nyeri.

c. Hipnoterapi

Salah satu metode hipnoterapi adalah mengubah pola pikir

negatif ke pola pikir yang positif. Pendekatan umumnya dilakukan

adalah memunculkan pikiran bawah sadar agar latar belakang

permasalahan dapat diketahui dengan tepat. Caranya adalah saat

menstruasi belum datang, rilekskan tubuh dalam posisi terlentang

ditempat tidur dengan kedua tangan berada disamping tubuh,

nonaktifkan pikiran. Dengan mata yang terpejam, sadari kondisi saat

itu setelah pikiran benar-benar rileks dan nyaman, pelan-pelan

instruksikan pada diri sendiri sebuah perintah yang bunyinya “rasa

sakit yang biasanya datang saat menstruasi, hilang!” ucapkan kata-

kata itu berulang-ulang dalam hati sekitar 15 menit buka mata, kita

akan merasa nyaman dan segar, dan pikiran terasa lepas dari beban

(Proverawati & Misaroh, 2009).

6. Cara Penanganan

a. Secara Farmakologis

Menurut Potter dan Perry (2005) upaya farmakologis yang dapat

dilakukan dengan memberikan obat analgesic sebagai penghilang rasa

sakit. Menurut Bare & Smeltzer (2001), penanganan nyeri yang

dialami oleh individu dapat melalui intervensi farmakologis, dilakukan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

21

kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan utama lainnya pada

pasien. Obat-obatan ini dapat menurunkan nyeri dan menghambat

produksi prostaglandin dari jaringan-jaringan yang mengalami trauma

dan inflamasi yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi sensitive

terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya, contoh obat anti inflamasi

nonsteroid adalah aspirin, ibuprofen. Menurut Prawirohardjo (2007),

penanganan dismenorhoe primer adalah :

1) Penanganan dan nasehat

Penderita perlu dijelskan bahwa dismenorhoe adalah gangguan

yang tidak berbahaya untuk kesehatan, hendaknya diadakan

penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan,

dan lingkungan penderita. Salah satu informasi yang perlu

dibicarakan yaitu mengenai makanan sehat, istrahat yang cukup,

dan olahraga mungkin berguna, serta psikoterapi.

2) Pemberian obat analgesic

Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat

diberikan sebagai terapi simtomatik, jika rasa nyeri hebat

diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut

bawah untuk mengurangi penderita. Obat analgesik yang sering

diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fansetin, dan kafein.

Obat-obatan paten yang beredar dipasaran antara lain novalgin,

ponstan, acetaminophen dan sebagainya.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

22

3) Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi, bersifat sementara

untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenorhoe

primer atau untuk memungkinkan penderita melakukan pekerjaan

penting waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai

dengan memberikan salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

4) Terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin

Endometasin, ibuprofen, dan naproksen, dalam kurang lebih 70%

penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.

Pengobatan dapat diberikan sebelum haid mulai satu sampai tiga

hari sebelum haid dan dapat hari pertama haid.

5) Dilatasi kanalis servikalis

Dilatasi kanalis servikalis dapat memberikan keringanan karena

dapat memudahkan pengeluaran darah dengan haid dan

prostaglandin didalamnya. Neurektomi prasakral (pemotongan urat

saraf sensorik antara uterus dan susunan saraf pusat) ditambah

dengan neurektomi ovarial (pemotongan urat saraf sensorik pada

diligamentum infundibulum) merupakan tindakan terakhir, apabila

usaha-usaha lainnya gagal.

b. Secara Non Farmakologis

Menurut Bare & Smeltzer (2001) penanganan nyeri secara

nonfarmakologis terdiri dari:

1) Stimulasi dan Masase kutaneus

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

23

Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering

dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase dapat membuat

pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot.

2) Terapi es dan panas

Terapi es dapat menurunkan prostsglandin yang memperkuat

sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera

dengan menghambat proses inflamasi. Terapi panas mempunyai

keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan

kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat

penyembuhan.

3) Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton (TENS)

TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak

nyeri (non-nesiseptor) dalam area yang sama seperti pada serabut

yang menstramisikan nyeri. TENS menggunakan unit yang

dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang di pasang pada kulit

untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau

mendengung pada area nyeri.

4) Distraksi

Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan

nyeri, contoh: menyanyi, berdoa, menceritakan gambar atau foto

dengan kertas, mendengar musik dan bermain satu permainan.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

24

5) Relaksasi

Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan

ketegangan. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas

abdomen dengan frekuensi lambat, berirama (teknik relaksasi nafas

dalam. Contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan.

6) Imajinasi

Imajinasi merupakan hayalan atau membayangkan hal yang lebih

baik khususnya dari rasa nyeri yang dirasakan.

7. Alternatif pengobatan

Prawirohardjo (2006) menyatakan bahwa alternatif pengobatan yang

dapat dilakukan untuk mengurangi dismenorhoe adalah :

a. Suhu panas merupakan ramuan tua yang harus dicoba. Gunakan

heating pad (bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air

panas diperut dan punggung bawah, serta minum minuman yang

hangat. Mandi air hangat juga dapat membantu.

b. Tidur dan istirahat yang cukup, serta olah raga teratur (termasuk

banyak jalan). Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olah

raga, yang tidak hanya mengurangi stres tetapi juga, meningkatkan

produksi endorphin diotak, penawar sakit alami tubuh.

c. Pada kasus yang sangat jarang dan ekstrim, kadang diperlukan eksisi

pada saraf uterus.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

25

d. Aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman.

Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan telunjuk pada

bagian perut bawah akan membantu mengurangi nyeri haid,

mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film juga dapat

menolong.

e. Olah raga dapat meningkatkan produksi endorphin otak, penawar sakit

alami dalam tubuh.

f. Diet yakni perubahan diet dilakukan dengan cara mengurangi garam

dan meningkatkan diuretik alami sehingga dapat mengurangi edema

dan ketidaknyamanan.

8. Penatalaksanaan yang lain adalah tidak hanya dari segi fisiknya saja tapi

juga dari segi psikososialnya, yang didapat dari orang-orang terdekat

dalam hal ini adalah keluarga yang tahu akan kesehatan anggota

keluarganya. Sehingga walaupun bantuan yang diberikan dalam bentuk

materi tetapi tetap bisa diterima oleh remaja dengan senang yaitu adanya

dukungan sosial dari keluarga untuk menemani remaja ketika remaja

mengalami dismenorhoe (Proverawati & Misaroh, 2009).

C. Peran

1. Pengertian peran

Friedman (2005) menyatakan bahwa peran adalah serangkaian

perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang

dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

26

masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi

kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu

dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua

mereka entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.

2. Peran Ibu

Peran ibu dalam mendidik anak sangatlah penting. Meskipun

secara fisik seorang laki-laki jauh lebih kuat jika dibandingkan perempuan,

namun pada beberapa hal ibu jauh memiliki kemampuan yang tidak

dimiliki oleh seorang suami. Sehingga peran ibu dalam mendidik anak

tidak bisa digantikan oleh orang lain bahkan suaminya sendiri. Tidak ada

yang pernah meragukan pentingnya peran ibu dalam pendidikan anak-

anaknya, kasih sayang dan perhatian dari seorang Ibu mempunyai

pengaruh yang sangat besar pada kepribadian anak. Perhatian dan kasih

sayang tersebut akan menimbulkan perasaan diterima dalam diri anak-

anak dan membangkitkan rasa percaya diri di masa-masa pertumbuhan

mereka (Sa’ad Karim 2006).

secara umum remaja putri belajar mengenai menstruasi dari

ibunya, tetapi tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai

kepada putrinya. Bahkan sebagian ibu enggan membicarakan secara

terbuka sampai putrinya mengalami menstruasi. Hal ini menimbulkan

kecemasan bagi anak, bahkan tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

27

sesuatu yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini peran ibu sangat

dibutuhkan untuk memberikan pengetahuan tentang menstruasi agar

remaja putri dapat melewati menstruasi dengan baik (Manuaba, 2001).

Berdasarkan penelitian Siahaan (2012), Hampir seluruh responden

jauh dari lingkungan keluarga sehingga kurang mendapatkan dukungan

dari keluarga ketika responden mengalami dismenorhoe. Individu yang

mengalami nyeri seringkali bergantung pada anggota keluarga untuk

memperoleh dukungan, perlindungan dan bantuan. Hampir seluruh

responden juga menceritakan kesibukan mereka dalam perkuliahan

sehingga responden mengalami keletihan dan ada 4 responden mengalami

dismenorhoe pada saat akan ujian. Hal ini akan menambahkan kecemasan

pada responden. Kecemasan dapat meningkatkan persepsi seseorang

terhadap nyeri. Sehingga faktor faktor tersebut berpersan penting dalam

menentukan tingkat dismenorhoe respenden

Gunarsa (2005) menyatakan bahwa secara umum peran orang tua

adalah :

a. Peran Ibu

1) Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik

2) Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan

konsisten.

3) Mendidik, mengatur, dan mengendalikan anak.

4) Memberikan contoh yang tauladan bagi anak.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

28

Keluarga terutama ibu dipandang sebagai orang yang bersifat

mendukung dan siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan.

b. Bentuk Peran Dalam Dukungan.

Menurut Keliat (1996), ada 4 bentuk peran dalam dukungan

sosial keluarga yaitu :

1) Dukungan Emosional

Keluarga terutama ibu sebagai tempat yang aman dan

damai untuk istirahat dan belajar serta membantu dalam

penguasaan terhadap emosi, diantaranya menjaga hubungan

emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk

empati, kepedulian, adanya kepercayaan, perhatian dan

mendengarkan atau didengarkan terhadap orang yang

bersangkutan.

2) Dukungan Penghargaan.

Keluarga terutama ibu melakukan bimbingan umpan balik,

dan menengahi pemecahan masalah. Hal ini terjadi melalui

ungkapan rasa hormat serta sebagai sumber dan validator identitas

anggota keluarga, diantaranya adalah memberikan penghargaan

positif dan perhatian.

3) Dukungan instrumental

Keluarga terutama ibu merupakan sebuah sumber

pertolongan praktis dan nyata. Dukungan ini juga mencakup

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

29

bantuan langsung, seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu,

modifikasi lingkungan maupun pertolongan.

4) Dukungan informatif

Ibu dalam sebuah keluarga berfungsi sebagai kolektor dan

diseminator (penyebar) informasi, munculnya suatu stressor karena

informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang

khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah

nasehat, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

D. Perilaku Kesehatan

1. Pengertian

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas daripada

manusia itu sendiri, untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan

bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisasi tersebut, baik

dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo,

2003).

Menurut Skiner dalam Notoatmojo (2003) bahwa perilaku

merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan

(respon) yang dibedakan adanya dua respon, yaitu :

a. Responden respon ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan tertentu dan menimbulkan rangsangan tetap.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

30

b. Operant respon yaitu respon yang timbul dan perkembangannya diikuti

oleh perangsang tertentu dan diperkuat oleh respon yang telah

dilakukan oleh organisme.

2. Prosedur Pembentukan Perilaku

Notoatmodjo, (2003) menyatakan bahwa sebagian besar perilaku

manusia adalah operant respon, sehingga untuk membentuk jenis respon

atau perilaku ini diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut

operant conditing. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant

conditing ini menurut Skiner adalah sebagai berikut :

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau

reinforcer berupa hadiah atau reward bagi perilaku yang akan

dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil

yang membentuk perilaku yang dikehendaki, kemudian komponen

tersebut dengan disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada

terbentuknya perilaku yang dimaksud.

c. Menggunakan secara urut komponen itu sebagai tujuan sementara,

mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing

komponen tersebut.

d. Melakukan pembentukan perilaku, dengan menggunakan urutan

komponen yang telah disusun itu. Apabila komponen pertama telah

dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

31

komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering

dilakukan. Kalau perilaku itu sudah terbentuk, maka dilakukan

komponen (perilaku) yang kedua yang diberi hadiah (komponen

pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian berulang-ulang,

sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan

komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku

yang diharapkan terbentuk.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2005), menyatakan bahwa

untuk mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan orang

dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam perilaku dan

faktor dari luar perilaku. Perilaku terbentuk dari tiga faktor yaitu :

a. Faktor Predisposisi

Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive domain

dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa

materi, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut,

selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subyek

terhadap pengetahuan. Faktor predisposisi yang mempengaruhi

perilaku secara teori adalah pengetahuan, sikap, nilai, keyakinan, sosial

ekonomi dan tingkat pendidikan (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan

dan sikap subyek terhadap pengetahuan diharapkan akan membentuk

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

32

perilaku (psikomotorik) subyek. Di bawah ini akan diuraikan tentang

pengetahuan, sikap dan praktek.

1) Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil

“tahu” dan hal ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap pengetahuan ini. Selain pengindraan ini, juga dengan

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ini juga

merupakan domain (kawasan) yang penting untuk terbentuknya

perilaku yaitu pengetahuan.

2) Sikap

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu dalam kata lain

fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan)

atau reaksi tertutup.

Sikap terhadap merupakan reaksi (respon) yang masih

tertutup dari seseorang terhadap materi. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi atau arti tambahan adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan

reaksi yang bersiat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap

tersebut merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap pengetahuan,

penghayatan terhadap pengetahuan ini meliputi komponen pokok

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

33

yaitu kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep, kehidupan

emosional (evaluasi) kecenderungan untuk bertindak, ketiga

komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.

Dalam pemantauannya, pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi

memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007).

Berbagai tindakan, sikap yang berpengaruh terhadap

pengetahuan antara lain menerima (receiving), merespon,

menghargai dan bertanggung jawab menerima sendiri. Mereson

(responding) dapat diartikan memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

suatu indikator dari sikap. Dihargai (valuing) artinya mengajak

orang lain untuk mengerjakan suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga, sedangkan bertanggung jawab (responsible),

bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi

(Notoatmodjo, 2007).

b. Faktor Pendukung atau Pemungkin

Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya

dalam suatu materi kegiatan biasanya mempunyai angapan yaitu

adanya pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal yang akan

menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut.

Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam

kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

34

apabila mendapatkan dukungan sosial dan tersedianya fasilitas

kegiatan ini disebut perilaku. Berdasarkan teori WHO menyatakan

bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku ada tiga alasan

diantaranya adalah sumber daya (resource) meliputi fasilitas,

pelayanan kesehatan dan pendapatan keluarga (Notoatmodjo, 2007).

c. Faktor Penguat

Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu

tujuan yang terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru

dan petugas kesehatan untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta

kerjasama yang baik antara pihak rumah dan sekolah yang akan

mendukung anak dalam memperoleh pengalaman yang hendak

dirancang, lingkungan sebagai pusat yang akan mendorong proses

belajar melalui penjelajah dan penemuan untuk terjadinya suatu

perilaku. Hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang

sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang

selanjutnya disebut perilaku orang sakit (Notoatmodjo, 2007).

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-srisopiyah... · 2. Klasifikasi dismenorhoe Menurut Prawirohardjo (2007)

35

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007).

F. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan peneliti. Hipotesis dari penelitian yaitu :

Ada pengaruh antara peran ibu dengan perilaku penanganan dismenorhoe

pada remaja putri di SMA Negeri 8 Semarang.

Faktor Penguat (Reinforcing) : a. Peran Orang Tua (Peran Ibu) b. Peran guru c. Peran petugas kesehatan

Perilaku penanganan disminore

Faktor Pendahulu (Predisposing) : a. Pengetahuan b. Sikap

Faktor Pendukung atau Pemungkin (enabling) : a. Fasilitas kesehatan, b. Lingkungan fisik c. Pendapatan

Perilaku Penanganan Dismenorea

Peran Ibu