102
vi PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG SKRIPSI, AGUSTUS 2009 ABSTRAK Eska Susi Rimba Wahyuni HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA USIA SEKOLAH DI SD PETOMPON 01 KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG (xv + 68 Halaman + 8 Tabel + 7 Skema + 5 Lampiran + 23 Kepustakaan) Belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon, akibat interaksi antara manusia (individu) dengan lingkungannya, sehingga memperoleh sesuatu yang baru, baik sesuatu itu yang bersifat positif (baik) maupun sesuatu yang negatif (jelek). Banyak sekali yang mempengaruhi proses dan hasil belajar individu,antara lain faktor dari diri sendiri (intrinsik), yang didasari oleh adanya kebutuhan untuk belajar, dan faktor dari luar diri sendiri (ekstrinsik) yaitu faktor yang berasal dari lingkungan terutama orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar anak pada usia sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang yang menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah populasi 135 dan sampel yang digunakan 57 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Instrumen menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Analisis data dilakukan dengan uji statistik analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan analisis bivariat dilakukan dengan uji korelasi pearson , untuk mencari hubungan variabel dependen dengan variabel independen. Hasil uji validitas dan realibilitas instrument menggunakan product moment dan alpha cronbach. Hasil penelitian pada analisis univariat menunjukkan bahwa dukungan orang tua dan motivasi belajar di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang berada pada kategori sedang dan baik (78,8% dan 54,4%). Analisis bivariat menunjukkan dukungan orang tua secara statistik mempunyai hubungan signifikan dengan motivasi belajar yaitu 0,275. Dari hasil penelitian tersebut, diharapkan bagi para orang tua lebih meningkatkan dukungan dan perhatian kepada anaknya dalam menuntut ilmu sehingga anak akan lebih optimal dalam belajarnya. Kata Kunci : Dukungan Orang tua, Motivasi Belajar, dan Anak Usia Sekolah Kepustakaan : 23 (1998 – 2009) vi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

vi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG SKRIPSI, AGUSTUS 2009

ABSTRAK

Eska Susi Rimba Wahyuni HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA USIA SEKOLAH DI SD PETOMPON 01 KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG (xv + 68 Halaman + 8 Tabel + 7 Skema + 5 Lampiran + 23 Kepustakaan) Belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon, akibat interaksi antara manusia (individu) dengan lingkungannya, sehingga memperoleh sesuatu yang baru, baik sesuatu itu yang bersifat positif (baik) maupun sesuatu yang negatif (jelek). Banyak sekali yang mempengaruhi proses dan hasil belajar individu,antara lain faktor dari diri sendiri (intrinsik), yang didasari oleh adanya kebutuhan untuk belajar, dan faktor dari luar diri sendiri (ekstrinsik) yaitu faktor yang berasal dari lingkungan terutama orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar anak pada usia sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang yang menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah populasi 135 dan sampel yang digunakan 57 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Instrumen menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Analisis data dilakukan dengan uji statistik analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan analisis bivariat dilakukan dengan uji korelasi pearson , untuk mencari hubungan variabel dependen dengan variabel independen. Hasil uji validitas dan realibilitas instrument menggunakan product moment dan alpha cronbach. Hasil penelitian pada analisis univariat menunjukkan bahwa dukungan orang tua dan motivasi belajar di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang berada pada kategori sedang dan baik (78,8% dan 54,4%). Analisis bivariat menunjukkan dukungan orang tua secara statistik mempunyai hubungan signifikan dengan motivasi belajar yaitu 0,275. Dari hasil penelitian tersebut, diharapkan bagi para orang tua lebih meningkatkan dukungan dan perhatian kepada anaknya dalam menuntut ilmu sehingga anak akan lebih optimal dalam belajarnya. Kata Kunci : Dukungan Orang tua, Motivasi Belajar, dan Anak Usia Sekolah Kepustakaan : 23 (1998 – 2009)

vi

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

vii

UNDERGRADUATE NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM FACULTY OF NURSING AND HEALTH SCIENCES MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SEMARANG

THESIS, AUGUST 2009

ABSTRACT Eska Susi Rimba Wahyuni THE CORRELATION BETWEEN PARENTS SUPPORT WITH LEARNING MOTIVATION OF SCHOOL AGE CHILDREN IN PETOMPON 01 ELEMENTARY SCHOOL GAJAH MUNGKUR SEMARANG (xv + 68 pages + 8 Tables + 5 Attachments + 7 Schemes + 23 Bibliographys) Learning is a behavior changing as a result of the interaction between stimulus and response, due to interactions between humans (individuals) with their environment, so get something new, either that are a positive (good) or negative (bad). So much factors to influence the process and results of individual learning. That factors are come from within themselves (intrinsic), which is based on the need for learn, and outside factors (extrinsic) that come from the environment especially their parents. This study aims to determine the correlation between parents support with learning motivation of school age children in Petompon 01 elementary school Gajah Mungkur Semarang, that is using descriptive correlation design with a cross-sectional approach with total population 135 and 57 sample respondents. Sampling technique using a stratified random sampling. Instruments using questionnaires filled by the respondents. Data analysis using with univariate analysis statistical tests to determine the frequency distribution and bivariate analysis using pearson correlation test to search the correlation between dependent variable and independent variable. The result validity and reliability using product moment and alpha cronbach. The results of univariate analysis showed that parent support and learning motivation of school age children in Petompon 01 elementary school Gajah Mungkur Semarang is located in the medium and good categories (78.8% and 54.4%). Statistically Bivariate analysis showed support for parents has significant correlation with learning motivation is 0.275. From the results of these studies, expected to parents more increased support and attention to children in their studies so that the child will be optimized in the study. Keywords: Parent Support, Learning Motivation and School Age Children Bibliography: 23 (1998 - 2009)

vii

Page 3: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah usaha untuk memperoleh hal – hal baru dalam tingkah

laku (pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan nilai – nilai) dengan

aktivitas kejiwaan sendiri. Dari pernyataan tersebut tampak jelas bahwa sifat

khas dari proses belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru, yang dahulu

belum ada, sekarang menjadi ada, yang semula belum diketahui sekarang

diketahui, yang dahulu belum dimengerti, sekarang dimengerti ( Notoatmodjo

2003). Sedangkan menurut Slavin (2000) dalam wikipedia, belajar

merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang

dianggap telah belajar jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha memperoleh sesuatu yang

baru dengan adanya interaksi antara stimulus dan respon yang mengakibatkan

perubahan perilaku seseorang.

Unsur – unsur dalam belajar yang penting adalah input yang berupa

stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang

diberikan pendidik kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau

tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan. Proses yang terjadi

antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang

dapat diamati adalah stimulus dan respon, perubahan akibat belajar dapat

Page 4: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

2

terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, efektif, dan atau

psikomotor (Wikipedia.com).

Belajar merupakan elemen yang penting dalam mendukung

perkembangan intelektual anak oleh sebab itu membangun budaya belajar

(learning culture) pada diri anak, baik di rumah maupun di sekolah sangat

diperlukan. Hal ini dikarenakan perkembangan otak sangat pesat ketika usia 0

– 6 tahun, kemudian berangsur berkurang hingga usia 8 tahun, sehingga pada

usia ini atau selambatnya 9 tahun anak sudah menjadi pembelajar mandiri

(self starter) dan berhenti pada usia 12 tahun, artinya sesudah usia 12 tahun

yang harus kita lakukan adalah mengoptimalkan fungsi otak. Untuk

membangun budaya belajar pada anak – anak yang kuat dapat melakukan

dengan: membuat aktivitas belajar menjadi momen yang menyenangkan,

menciptakan kegiatan yang dapat membuat anak menjadi kaya dengan

pengalaman, membangun nilai spiritual yang kuat untuk membentuk

integritas anak, membangun budaya membaca yang kuat dan membangun visi

anak dengan menciptakan alasan yang kuat bagi anak untuk berbuat ( reason

for being ). Inilah sumber motivasi yang menggerakkan anak untuk terus –

menerus lebih baik dan belajar lebih gigih (Duniasikecil.com ).

Visi besar yang dibangun pada diri anak memacu motivasi anak untuk

belajar, mencari ilmu, dan melakukan berbagai hal baru untuk menemukan

pengalaman ilmiah yang menantang. Motivasi menurut Arianto (2008) adalah

kesediaan untuk melakukan usaha dalam mencapai tujuan tertentu, yang

disebabkan oleh adanya kebutuhan tertentu. Atau dorongan dan semangat

Page 5: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

3

untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi belajar adalah kesediaan,

dorongan, dan semangat untuk melakukan kegiatan belajar pada berbagai

tempat dan waktu yang ada.

Motivasi belajar dapat dipengaruhi dari diri sendiri (intrinsik), yang

didasari oleh adanya kebutuhan untuk belajar, dan dari luar diri sendiri

(ekstrinsik) yaitu motivasi yang berasal dari keluarga (terutama orang tua),

sebagai lingkungan terdekat anak. Motivasi belajar intrinsik perlu

ditumbuhkan untuk menanamkan kepada anak bahwa belajar adalah sebuah

kebutuhan, bukan sekedar kewajiban. Jika kesadaran itu telah timbul, maka

anak akan melakukan kegiatan belajar dengan kesadarannya sendiri, tanpa

perlu ada paksaan dari pihak manapun, atau hanya pada saat akan ujian,

Sedangkan untuk menumbuhkan belajar ekstrinsik sekaligus memberikan

motivasi belajar intrinsik pada anak dapat melakukannya dengan:

memberikan penghargaan pada setiap usaha yang dilakukan anak untuk

belajar, menghargai setiap perkembangan yang berhasil dicapai anak dalam

kegiatan belajarnya, mendengarkan keluh kesah anak mengenai kegiatan

belajar yang dilakukannya, memberikan hukuman yang mengandung

pelajaran, memberi perhatian pada hal – hal yang dilakukan anak pada saat ia

belajar, dan meluangkan waktu untuk menemani anak belajar (Dhiean, 2006).

Peran orangtua merupakan komponen penting dalam pendidikan anak.

Hal ini menuntut adanya kontak secara langsung yang dapat diwujudkan

dalam bentuk dukungan orangtua pada anaknya. Menurut Johnson dan

Johnson (1991) dalam tulisan Indie (2009), dukungan sosial didefinisikan

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

4

sebagai keberadaan orang lain yang dapat dijadikan untuk memberikan

bantuan, semangat, penerimaan, dan perhatian, sehingga bisa meningkatkan

kesejahteraan individu. Baron dan Byrne (1997) mendefinisikan dukungan

sosial sebagai suatu bentuk pemberian rasa nyaman, baik secara fisik maupun

secara psikologis oleh keluarga atau teman dekat dalam menghadapi tekanan-

tekanan atau masalah tertentu. Seseorang yang mendapatkan rasa nyaman

akan lebih efektif dalam menghadapi tekanan-tekanan atau masalah tertentu.

Dukungan sosial bersumber dari orang-orang yang memiliki

hubungan berarti bagi individu, misalnya: orangtua atau keluarga, teman,

pasangan hidup, rekan kerja, saudara, dan tetangga (Thots, 1986). Sedangkan

House dan Kahn (1985) dalam Indie (2009), menyebutkan bentuk-bentuk

dukungan sosial, yaitu adanya dukungan emosional berupa penghargaan,

cinta, dan kepercayaan, perhatian dan kesediaan untuk mendengarkan.

Kemudian dukungan informatif, yaitu berupa nasehat, sugesti, arahan

langsung, dan informasi. Selain itu juga ada dukungan instrumental, yaitu

berupa bantuan uang, kesempatan, dan modifikasi lingkungan serta dukungan

penilaian, yaitu umpan balik dan membandingkan dengan orang lain.

Penilaian positif terhadap anak akan meningkatkan rasa percaya diri akan

kemampuan yang dimiliki oleh anak, sehingga siswa termotivasi untuk

belajar lebih giat. Dengan demikian, motivasi belajar siswa dan dukungan

orangtua merupakan dua faktor yang dapat dijadikan sebagai prediktor

keberhasilan siswa dalam belajar.

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

5

Tidak semua orangtua memiliki perhatian yang sama terhadap

pendidikan anaknya, ada yang perhatiannya baik, misalnya menyediakan

fasilitas belajar yang dibutuhkan anak, dan menemani anaknya belajar dengan

memberikan bimbingan secara intensif, ada juga yang bersikap acuh, artinya

perkembangan anak diserahkan sepenuhnya kepada guru dan anak itu sendiri.

Berkenaan dari perhatian orang tua tersebut, tidaklah cukup jika orangtua

sekedar menyediakan dan melengkapi fasilitas fisik saja, sebab lengkapnya

fasilitas fisik belum tentu menjamin seseorang anak belajar dengan giat.

Orangtua hanya dapat memberikan fasilitas fisik saja tanpa diikuti perhatian

yang lain yang ditujukan kepada anak setiap hari khususnya dalam bentuk

kesediaan menemani anak pada saat belajar, memungkinkan anak didalam

menggunakan fasilitas tersebut tidak untuk kepentingan yang berhubungan

dengan peningkatan prestasi belajarnya (Suhaeli, 2008).

Berdasarkan data base siswa tahun pelajaran 2008/2009 SD Petompon

01 kecamatan Gajah Mungkur Semarang pada tanggal 9 Januari 2009,

diperoleh data siswa kelas IV sebesar 73 dan kelas V sejumlah 62 siswa.

Pekerjaan orang tua siswa antara lain; sebagai wiraswasta, Pegawai Negeri

Sipil (PNS), buruh, polisi atau TNI, dan guru. Penghasilan rata-rata sekitar

Rp. 950.000,00 tiap bulannya.

Pekerjaan dan tuntutan ekonomi yang tinggi di era yang serba modern

ini membuat orang tua siswa di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur

Kota Semarang khususnya, harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya sehari-hari. Sehingga waktu yang diluangkan untuk keluarga

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

6

sangat terbatas untuk memperhatikan dan memantau aktivitas belajar anak,

akibatnya anak belajar sesuai kemauannya dan dalam kesehariannya

digunakan anak untuk bermain dengan temannya, bermain playstation, games

di komputer maupun internet. Selain itu kebanyakan orangtua siswa juga

masih belum mampu untuk menyediakan fasilitas-fasilitas belajar, seperti

halnya buku-buku pelajaran tambahan.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di dalam catatan pencapaian

target dan taraf serap pada tahun ajran 2005/2006 diperoleh nilai rata-rata dari

semua mata pelajaran termasuk di dalamnya muatan lokal sebesar 64,45 pada

semester I dan 65,70 pada semester II. Di tahun ajaran 2006/2007, nilai rata-

rata siswa mengalami kenaikan yang cukup signifikan, untuk semester I nilai

rata-ratanya menjadi 69,01 dan pada semester II nilai rata-ratanya sebesar

70,94. Kemudian pada tahun 2007/2008, nilai rata-rata siswa mengalami

penurunan, yaitu sebesar 68,36 pada semester I dan 69,72 untuk semester II.

Fenomena di atas menarik untuk diteliti, dengan peneliti mengambil

obyek penelitian kelas IV dan V di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah

Mungkur Semarang. Penulis akan melakukan penelitian dengan judul:

Hubungan Antara Dukungan Orangtua dengan Motivasi Belajar Pada Anak

Usia Sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota

Semarang.

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

7

B. Rumusan Masalah

Salah satu dampak krisis moneter adalah bertambahnya kebutuhan

yang tidak dapat terpenuhi karena semakin mahalnya harga-harga. Untuk

memenuhi kebutuhan tersebut salah satu caranya adalah menambah

penghasilan keluarga, yang salah satu caranya adalah mencari pekerjaan

tambahan dan orangtua jarang mempunyai waktu untuk bersama keluarga

khususnya memperhatikan dan memantau aktivitas belajar anak. Selain itu

anak-anak juga kurang perhatian dari orangtua sehingga hal tersebut dapat

dimanfaatkan oleh anak untuk bermain secara leluasa. Misalnya bermain play

station, video game, komputer, dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahannya yaitu: “Apakah

ada hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar pada anak

usia sekolah”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dengan

motivasi belajar pada anak usia sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan

Gajah Mungkur Kota Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan dukungan orang tua terhadap anaknya di SD

Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang.

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

8

b. Mendeskripsikan motivasi anak dalam belajar di SD Petompon 01

Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang.

c. Menganalisis hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi

belajar pada anak usia sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah

Mungkur Kota Semarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan terhadap khasanah keilmuan, khususnya bidang ilmu

keperawatan yang terkait dengan masalah psikologi anak.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat:

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada

institusi pendidikan yaitu mendeskripsikan kondisi atau realitas

keberhasilan belajar selama dididik di lingkungan sekolah.

b. Bagi Orangtua/Keluarga/Masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharapkan supaya orangtua, keluarga

atau masyarakat mampu memberikan perhatian yang lebih, khususnya

meningkatkan motivasi anak dalam belajar sehingga efektif dalam

meningkatkan keberhasilan belajarnya.

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

9

c. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada

bidang pelayanan kesehatan mengenai gambaran hubungan psikologis

anak dengan orangtua.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan

pengetahuan bagi peneliti sehingga mampu mendeskripsikan hubungan

antara sikap kesediaan orang tua mendampingi anak dengan motivasi

belajar pada anak usia sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah

Mungkur Kota Semarang.

E. Bidang Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu keperawatan yang

difokuskan dalam bidang ilmu keperawatan anak.

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motif atau motivasi berasal dari kata latin ‘moreve’ yang berarti

dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.

Motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau ‘needs’ atau ‘want’,

kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi

atau direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut dan hasilnya orang

akan merasa puas. Apabila kebutuhan tersebut belum direspon atau

dipenuhi, maka akan berpotensi untuk muncul kembali sampai

terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2007).

Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi tersebut

ikut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi

internal tersebut adalah ‘motivasi’. Motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan tersebut berada

pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang

sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi juga dapat dikatakan

sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan.

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dapat diartikan juga sebagai dorongan mental

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

11

terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat (Uno,

2008).

Menurut Purwanto (1998) motif adalah penggerak, alasan-alasan

atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang

berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan atau

tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam diri seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif-motif tersebut memberi tujuan dan arah kepada

perilaku manusia, juga kegiatan yang dilakukan setiap hari mempunyai

motif-motif tertentu.

Niewhof, dkk (2004) dalam tulisan Indie (2009), menggambarkan

motivasi sebagai “why” of human behavior, yang berarti bahwa motivasi

yang ada dalam diri seseorang merupakan satu dorongan dasar yang

menjadi alas an seseorang untuk memutuskan melakukan sesuatu atau

tidak.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah suatu dorongan atau keinginan dalam diri manusia yang

menyebabkan individu melakukan sesuatu untuk memenuhi

kebutuhannya.

2. Konsep Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2007), para ahli merumuskan konsep atau

teori tentang motivasi, diantaranya yaitu:

a. Teori Mc Clelland

Teori ini menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada dua

motivasi, yakni motif primer atau motif yang yang tidak dipelajari, dan

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

12

motif skunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta

interaksi dengan orang lain. Motif ini sering disebut dengan motif

sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah

timbul pada setiap manusia secara biologis, sehingga mendorong

seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan biologis seperti makan,

minum, seksualitas dan kebutuhan-kebutuhan biologis yang lain. Motif

skunder adalah motif yang ditimbulkan karena dorongan dari luar

akibat interaksi sosial. Motif sosial ini dapat dibedakan menjadi 3

motif yaitu:

1) Motif Berprestasi

Berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada setiap

manusia untuk mencapai hasil kegiatannya atau hasil kerjanya

secara maksimal. Dalam memperoleh hasil yang lebih baik

realitanya tidak mudah dan banyak kendala, oleh sebab itu perlu

dorongan untuk berusaha mengatasi kendala tersebut dengan

memelihara semangat belajar yang tinggi, sehingga motif

berprestasi adalah dorongan untuk sukses dalam situasi kompetisi

yang didasarkan kepada ukuran keunggulan dibanding dengan

standar ataupun orang lain.

2) Motif Berafiliasi

Motif berafiliasi adalah kebutuhan atau dorongan manusia

untuk menjadi bermakna interaksinya dengan manusia yang lain

(sosial). Agar kebutuhan berafiliasi ini terpenuhi, maka harus

menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

13

3) Motif Berkuasa

Motif berkuasa adalah dorongan manusia untuk berusaha

mengarahkan perilaku seseorang atau manusia lain untuk mencapai

kepuasan melalui tujuan tertentu, seperti kekuasaan dengan cara

mengontrol atau mengawasi orang lain.

b. Teori Mc Gregor

Dalam penelitiannya, Mc Gregor menyimpulkan teori motivasi

itu dalam teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan

konvensional atu klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern

(teori Y). Teori X yang bertolak dari pandangan klasik ini bertolak dari

anggapan bahwa : 1) Pada umumnya manusia itu tidak senang bekerja;

2) pada umumnya manusia cenderung sesedikit mungkin melakukan

aktivitas atau bekerja; 3) pada umumnya manusia bersifat egois dan

kurang acuh terhadap organisasi. Oleh sebab itu, dalam melakukan

pekerjaan harus diawasi denga ketat.

Teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan baru

ini beranggapan bahwa; 1) Pada dasarnya manusia itu tidak pasif,

tetapi aktif; 2) pada dasarnya manusia itu tidak malas kerja, tapi suka

bekerja; 3) pada umumnya manusia itu dapat berprestasi dalam

menjalankan pekerjannya; 4) pada umumnya manusia selalu berusaha

mencapai sasaran atau tujuan organisasi; 5) pada umumnya manusia

selalu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan atau sasaran.

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

14

c. Teori Herzberg

Teori motivasi ini dikenal dengan teori motivasi ‘dua faktor’

(Herzberg’s two factors motivation theory). Jadi menurut teori ini, ada

dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam tugas atau

pekerjaannnya, antara lain:

1) Faktor-faktor penyebab kepuasaan (Satisfierr) atau faktor

motivasional. Faktor ini menyangkut kebutuhan psikologis

seseorang seperti serangkaian kondisi intrinsik. Apabila kepuasaan

belajar tercapai, maka akan menggerakkan tingkat motivasi atau

kepuasan ini antara lain; prestasi (achievement), penghargaan

(recognition), tanggung jawab (responsibility), kesempatan untuk

maju (possibility of growth), dan pekerjaan itu sendiri (work).

2) Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissastifaction) atau

hygiene factor. Faktor ini menyangkut kebutuhan akan

pemeliharaan atau maintenance factor yang merupakan hakikat

manusia yang ingin memperoleh kesehatan badaniyah. Hilangnya

faktor-faktor ini akan menimbulkan ketidakpuasan bekerja

(dissatisfaction). Faktor higienes ini meliputi kondisi fisik

lingkungan (physical environment), hubungan interpersonal

(interpersonal relationship) kebijakan dan administrasi (policy and

administration), dan pengawasan (supervision), reward, dan

keamanan.

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

15

d. Teori Maslow

Teori motivasi ini merupakan lanjutan atau pengembangan dari

teori Eltom Mayo (1880-1949) dengan mendasarkan pada kebutuhan

manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhan

psikologis, atau disebut kebutuhan materi (biologis) dan kebutuhan

non materi (psikologis). Maslow menyatakan bahwa kebutuhan

manusia secara hierarkis semuanya laten pada diri manusia. Kebutuhan

tersebut mencakup kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan

rasa aman (bebas cahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai

dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini dikenal sebagai

teori kebutuhan (needs) yang digambarkan seperti berikut:

Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan Maslow (Sumber: Stephen P. Robbin, 1996:214 dikutip oleh Uno 2008)

Teori ini mempunyai makna serta peranan kognisi dalam

kaitannya dengan perilaku seseorang yang menjelaskan adanya

peristiwa internal yang terbentuk sebagai perantara dari stimulus tugas

dan tingkah laku berikutnya (Uno, 2008).

Aktualisasi Diri

Kebutuhan Fisiologis

Penghargaan/penghormatan

Rasa memiliki dan cinta/sayang

Perasaan aman dan nyaman

Page 18: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

16

3. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah

seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan

sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

Dalam mencapai tujuan motivasi, maka setiap orang yang akan

memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar

belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan

dimotivasi (Purwanto, 2007).

4. Jenis Motivasi

Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1999) dalam bukunya

Sunaryo (2004), jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan,

tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik,

jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan,

kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus atau hadiah, ucapan

terimakasih, dan keyakinan dalam bekerja.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar sangat penting bagi kehidupan seorang manusia, karena

manusia selain sebagai makhluk biologis, manusia merupakan makhluk

sosial dan budaya. Artinya manusia tidak mampu hidup sebagai manusia

jika ia tidak dididik atau diajar oleh manusia lain. Seperti contoh bayi yang

baru dilahirkan tidak mempunyai daya, sehingga membutuhkan bantuan

Page 19: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

17

orang dewasa yang lain agar mampu bertahan hidup. Selain itu bayi yang

baru dilahirkan memiliki beberapa naluri atau insting dan potensi-potensi

yang terbatas. Potensi-potensi bawaan itu tidak berkembang dengan baik

tanpa adanya pengaruh dari luar (Purwanto, 2007).

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, dan

ada juga kemungkinan untuk mengarah kepada tingkah laku yang lebih

buruk. Belajar juga merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui

latihan atau pengalaman (Purwanto, 2007). Dalam Wikipedia (2007),

Slavin (2000) mendefinisikan belajar merupakan akibat adanya interaksi

antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika

dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam

belajar yang penting adalah ‘input’ yang berupa stimulus dan ‘output’

yang berupa respon.

Uno (2008) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu

pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dan

lingkungannya. Belajar adalah proses perubahan perilaku atau pribadi

seorang berdasarkan interaksi antara individu dan lingkungannya yang

dilakukan secara formal, informal, dan nonformal.

Belajar adalah usaha memperoleh hal baru dalam tingkah laku

(pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas

kejiwaan sendiri. Dari pernyataaan tersebut tampak jelas bahwa sifat khas

dari proses belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru yang dahulu

Page 20: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

18

belum ada, sekarang menjadi ada, yang semula belum diketahui, sekarang

diketahui, yang dulu belum dimengerti, sekarang dimengerti

(Notoatmodjo, 2003:37). Dijelaskan bahwa belajar pada hakikatnya adalah

penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan

psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan

hidup bermasyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Dari beberapa definisi belajar diatas dapat dirumuskan bahwa

belajar adalah perubahan tingkah laku akibat dari adanya interaksi antara

stimulus dan respon akibat interaksi antara manusia (individu) dengan

lingkungannya, sehingga memperoleh sesuatu yang baru, baik sesuatu itu

yang bersifat positif (baik) maupun sesuatu yang negatif (jelek).

2. Ciri-ciri Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh

siapa saja. Seseorang dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi

perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan

sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa

belajar mempunyai ciri-ciri, yaitu belajar adalah kegiatan yang

menghasilkan perubahan pada diri individu tersebut, baik aktual maupun

potensial, perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang

berlaku untuk waktu yang relatif lama, dan perubahan itu terjadi karena

usaha, bukan karena proses kematangan.

Page 21: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

19

3. Konsep Proses Belajar

Teori proses belajar dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua)

kelompok besar, yakni teori stimulus-respon yang kurang

memperhitungkan faktor internal dan teori transformasi yang

memperhitungkan faktor internal. Teori stimulus-respon ini apa yang

terjadi pada diri subjek belajar merupakan rahasia atau biasa disebut ‘black

box’. Belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-

gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-ulang. Tanggapan tersebut

diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsangan. Teori transformasi

yang berlandaskan pada psikologi kognitif seperti yang dirumuskan oleh

Neisser, bahwa proses belajar adalah transformasi dari masukan (input).

Kemudian input tersebut direduksi, diuraikan, disimpan, ditemukan

kembali, dan dimanfaatkan.

Para ahli psikologi kognitif menggunakan faktor eksternal dan

internal dalam mengembangkan teorinya. Mereka berpendapat bahwa

kegiatan belajar merupakan proses yang bersifat internal yang dipengaruhi

oleh faktor eksternal, seperti metode pembelajaran atau pengajaran. Proses

belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 22: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

20

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Skema 2.2. Faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Peristiwa Belajar (Sumber Notoatmojo, 2007:41)

4. Teori-teori Belajar

Teori belajar yang merupakan hasil penyelidikan para ahli psikogi

dan ahli pendidikan antara lain (Purwanto, 2007) :

a. Teori Conditioning

1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

Menurut teori ini belajar adalah suatu proses perubahan

yang terjadi karena adanya syarat-syarat (condition) yang

kemudian menimbulkan reaksi (response). Segala tingkah laku

manusia tidak lain adalah hasil dari pada conditioning, yaitu hasil

latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang bereaksi terhadap

syarat-syarat atau perangsang-perangsang tertentu yang dialami

dialami di dalam kehidupannya.

2) Teori Conditioning dari Guthrie

Dalam teori ini Guthrie mengemukakan bahwa tingkah laku

manusia itu secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan-

Peristiwa belajar

Persentuhan (contigultg)

Repetisi (Repetition)

Penguat (Reinforcement)

Keterampilan Intelektual

(Intelectual Skill)

Fakta Informasi (Factual

Information)

Strategi-strategi

(Strategies)

Page 23: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

21

deretan tingkah laku yang terdiri dari unit tingkah laku yang

berikutnya secara terus-menerus. Pada proses Conditioning ini

pada umumnya terjadi proses asosiasi antara unit-unit tingkah laku

satu sama lain yang beruntutuan. Ulangan-ulangan atau latihan-

latihan memperkuat asosiasi yang terdapat antar unit tingkah laku

yang satu dengan unit tingkah laku yang lainnya.

3) Teori Operant Conditioning

Teori ini merupakan penyempurnan dari teorinya Ivan

Pavlov dan John Watson, yang dikembangkan oleh Burhus Fredik

Skinner (1930), menurut pendapatnya belajar adalah proses

perubahan tingkah laku yang harus dapat diukur. Bila pembelajar

atau subjek (peserta didik) berhasil belajar, maka respon

bertambah, tetapi bila tidak belajar banyaknya respon berkurang,

sehingga secara formal hasil belajar harus bisa diamati dan diukur.

4) Teori Systematic Behavior oleh Clark C. Hull

Clark C. Hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu

kebutuhan atau keadaan terdorong (oleh motif, tujuan, maksud,

aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar,

sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan

kebutuhan itu. Efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingakat

pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya

usaha belajar itu oleh respon-respon yang dibuat individu itu.

Page 24: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

22

Prinsip penguat menggunakan seluruh situasi yang

memotivasi, mulai dari dorongan biologis (kebutuhan utama

seseorang) sampai pada hasil-hasil yang memberikan ganjaran

(reward) misalnya: uang, perhatian, afeksi, dan aspirasi sosial

tingkat tinggi. Dua hal penting dalam proses belajar dari Hull

adalah adanya incentive motivation (motivasi insentif) dan drive

stimulus reduction (pengurangan stimulus pendorong).

b. Teori Conditioning of learning dari Robert M. Gagne

Menurut Gagne (1968) belajar memberi kontribusi terhadap

adaptasi yang diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis,

sehingga perkembangan tingkah laku (behavior) adalah efek dari

belajar yang komulatif. Belajar bukan proses tunggal dan bersifat

kompleks, dalam teorinya ini Gagne mendefinisikan belajar adalah

mekanisme dimana seseorang menjadi anggota masyarakat yang

berfungsi kompleks. Kompetisi itu meliputi, skill, pengetahuan,

attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia,

sehingga belajar merupakan hasil dalam berbagai macam tingkah laku

yang selanjutnya di sebut kapasitas atau out come (Aderusliana, 2007).

c. Teori connectionism (Thorndike)

Proses belajar menurut Thorndike melalui dua proses

(Purwanto, 2007):

G. Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan).

Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini,

setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan

Page 25: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

23

melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba. Jika dalam

usaha mencoba-coba itu kebetulan ada perbuatan yang dianggap

memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan itu dipegangnya.

H. Law of effect;

Artinya bahwa segala tingkah laku yang berakibat suatu

keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan) akan diingat

dan dipelajari dengan baik dan dapat terlihat dalam hal memberi

penghargaan atau ganjaran dan juga memberi hukuman dalam

pendidikan. Adanya law of effect ini terjadi hubungan (connection)

atau asosiasi antara tingkah laku atau reksi yang dapat

mendatangkan sesuatu dengan hasilnya (effect).

d. Teori Belajar Menurut Gestalt

Setiap fenomena terdiri dari suatu kesatuan esensial yang

melebihi jumlah dari unsur-unsurnya, yang artinya bahwa keseluruhan

(gestalt) itu tidak sama dengan penjumlahan. Keseluruhan itu lebih

dari bagian-bagiannya. Dalam peristiwa belajar, keseluruhan situasi

belajar sangat penting karena belajar merupakan interaksi antara

subjek belajar dengan lingkungannya. Sehingga seseorang dikatakan

belajar apabila ia memperoleh pemahaman atau insight. Pemahaman

tersebut ditandai dengan adanya: 1) Perubahan yang tiba-tiba dari

keadaan yang tidak berdaya menjadi keadaan yang mampu menguasai

atau memecahkan masalah; 2) retensi yang baik; 3) peristiwa transfer.

Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa, dan dimanfaatkan

Page 26: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

24

atau ditransfer kedalam situasi lain yang mempunyai pola atau struktur

yang sama atau hampir sama secara keseluruhan.

Dari uraian tersebut dapat diambil disimpulkan bahwa menurut

teori ini, belajar adalah memberikan problem kepada subjek belajar

untuk dipecahkan dari berbagai macam segi (Notoatmodjo, 2007).

e. Teori Belajar Menghafal dan Mental Disiplin

Para ahli pendidikan membedakan teori belajar sebagai berikut

(Notoatmodjo,2007):

1) Teori Menghafal

Belajar adalah menghafal, dan menghafal adalah usaha

mengumpulkan pengetahuan melalui ‘pembeoan’ untuk kemudian

digunakan bila diperlukan. Orang yang sedang belajar dimiripkan

dengan burung beo, otak dipandang sebagai gudang kosong yang

perlu diisi dengan berbagai pengertian dan pengetahuan. Tugas

pengajar adalah memberikan pengertian yang sebanyak-banyaknya

tanpa memperhitungkan subjek belajar maupun fungsi dari

pengetahuan tersebut.

2) Teori Mental Disiplin

Menurut teori ini belajar diartikan mendisiplinkan mental.

Disiplin mental ini dapat diperoleh melalui latihan secara terus-

menerus, berencana, dan teratur. Manusia mempunyai beberapa

jenis daya, seperti daya pikir, daya fantasi, daya tangkap, daya

ingat, daya mengamati, dan sebagainya. Daya tersebut diperkuat,

dikembangkan dan dipertajam melalui latihan-latihan tertentu,

Page 27: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

25

seperti menghafal untuk melatih daya ingat, dan melatih daya pikir

dengan mempelajari matematika, statistik, dan lain-lain. Dalam

melatih daya pikir ada 2 (dua) faktor penting.

a) Faktor Asah Otak

Semakin sering melatih daya pikir kita, maka daya pikir

yang sudah terlatih itu dapat digunakan untuk memecahkan

masalah apa saja yang ditemukandalam segala bidang

kehidupan.

b) Faktor Transfer

Dalam mempelajari sesuatu yang baru, akan

dipermudah dengan pengetahuan-pengetahuan yang

sebelumnya sudah dimiliki. Sehingga pengetahuan dan

ketrampilan yang akan diberikan kepada subjek belajar

hendaknya dapat di transfer dalam kehidupan atau pekerjaan

sehari-hari.

f. Teori Asosiasi ( Lock and Herbart)

Teori ini dirintis oleh John Lock dan Herbart. Menurut teori ini

belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-

gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-ulang. Tanggapan di

sini adalah suatu lukisan yang timbul dalam jiwa sesudah diadakan

pengamatan atau penginderaan. Tanggapan yang ada saling

berhubungan, sedangkan yang baru bertemu dengan cara bergabung

(mengasosiasikan diri) dengan tanggapan lama. Sehingga

Page 28: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

26

menyebabkan adanya penarikan dari tanggapan-tanggapan yang sudah

ada (Aderusliana, 2007).

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah mengulang-ulang di

dalam mengasosiasikan tanggapan-tanggapan, sehingga reproduksi

yang lain dalam ingatan. Konsekuensinya pengajar harus sebanyak

mungkin memberikan stimulus kepada subjek belajar untuk

menimbulkan respon. Makin banyak terjalin stimulus dan respon,

maka makin mendalam orang mempelajari sesuatu, dan makin banyak

stimulus maka makin banyak respon. (Aderusliana, 2007).

g. Teori Belajar Sosial (Social Learning)

Belajar sosial ini diartikan jika seseorang mempelajari

peranannya dan peran-peran orang lain dalam kontak sosial.

Selanjutnya orang tersebut akan menyesuaikan tingkah lakunya

dengan peran sosial yang telah dipelajarinya (Notoatmojo,2007).

Dalam tulisan Aderuslina (2007) teori belajar sosial ini dikembangkan

oleh Albert Bandura (1977) dan N.E Miller dan J. Dalard.

1) Teori Belajar oleh Albert Bandura

Teori belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan

bagaimana orang belajar dalam seting yang alami atau lingkungan

sebenarnya. Dalam hipotesa A. Bandura menyatakan bahwa baik

dengan tingkah laku (behavior), lingkungan (environment), dan

kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi

persepsi dan aksi (perception) adalah merupakan hubungan yang

Page 29: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

27

saling mempengaruhi (interlocking). Harapan dan nilai

mempengaruhi tingkah laku, tingkah laku sendiri sering dievaluasi,

bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-

kesan personal. Tingkah laku juga mengaktifkan kontingensi

lingkungan seperti; karakter fisik (ukuran), jenis kelamin, dan

atribut social yang menumbuhkanreaksi lingkungan yang berbeda

(Aderusliana, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007) pengaruh tingkah laku model

terhadap tingkah laku peniru ini dibedakan menjadi 3 macam.

a) Efek modeling (Modelling Effect)

Peniru melakukan tingkah laku-tingkah laku baru

melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku model.

b) Efek Penghambat (inhibition) dan penghapus hambatan

(disinhibition)

Tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku

model dihambat timbulnya, sedangkan tingkah laku-tingkah

laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan

hambatannya sehingga timbul tingkah laku nyata.

c) Efek Kemudahan (Facilitation Effect)

Tingkah laku-tingkah laku yang sudah pernah dipelajari

oleh peniru, lebih mudah muncul kembali dengan mengamati

tingkah laku model.

Page 30: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

28

2) Teori Belajar Sosial oleh N.E Miller dan J. Dallard

Menurut teori ini, tingkah laku manusia merupakan hasil

belajar, oleh karena itu, untuk memahami tingkah laku sosial dan

proses belajar social, kita harus mengetahui prinsip-prinsip belajar

antara lain; dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah laku balas

(response), dan ganjaran (reward). Keempat prinsip ini saling

terkait dan saling dipertukarkan satu sama lain, yaitu dorongan

menjadi isyarat, isyarat menjadi ganjaran, dan seterusnya.

Dorongan adalah rangsangan yang sangat kuat terhadap

organisme (manusia) untuk bertingkah laku. Simulasi yang cukup

kuat pada umumnya bersifat bilogis seperti lapar, haus, seksualitas,

kejenuhan, dan sebagainya.

Isyarat adalah rangsangan yang menentukan bila dan

dimana suatu respon akan timbul dan terjadi. Isyarat dapat

disamakan dengan rangsangan diskriminatif . Dalam belajar sosial,

isyarat yang terpenting adalah tingkah laku orang lain, baik yang

langsung ditujukan kepada orang tertentu maupun yang tidak.

Tingkah laku balas (response) adalah tingkah laku yang

timbul pada hierarki bawaan tingkah laku tersebut. Setelah

beberapa kali terjadi hukuman, maka timbul tingkah laku balas

yang sesuai dengan faktor-faktor penguat tersebut. Dalam tingkah

laku sosial, seseorang tinggal meniru tingkah laku orang lain untuk

dapat memberikan respon yang tepat sehingga ia tidak perlu

Page 31: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

29

membuang waktu untuk belajar dengan mencoba dan meralat.

Ganjaran adalah yang menetapkan apakah tingkah laku balas

diulang atau tidak dalam kesempatan yang lain.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada berbagai macam

faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi 2 golongan

(Purwanto, 2007).

a. Faktor Individual

Faktor individual adalah faktor yang ada pada diri organisme

atau seseorang itu sendiri, seperti:

1) Faktor Kematangan atau Pertumbuhan

Dalam proses belajar harusmemperhatikan kematangan

atau tingkat pertumbuhan dari pembelajar atau subjek, sebagai

contoh kita tidak dapat mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak

yang baru duduk di bangku sekolah menengah pertama,

dikarenakan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk

menerima pelajaran itu.

2) Faktor Kecerdasan atau Intelejensi

Taraf kecerdasan juga turut memgang peranan penting

dalam keberhasilan belajar, faktanya menunjukkan bahwa,

meskipun anak yang berumur 14 tahun keatas pada umunya telah

matang untuk belajar ilmu pasti , tetapi tidak semua anak pandai

dalam ilmu tersebut.

Page 32: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

30

3) Faktor Latihan

Semakin sering berlatih atau mengulang sesuatu, maka

kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki individu tersebut akan

semakin dikuasai. Sebaliknya tanpa latiahan pengalaman-

pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi berkurang atau

hilang.

4) Faktor Motivasi

Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme

(individu) untuk melakukan sesuatu, sehingga seseorang tidak

mungkin berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya,

jika ia mengetahui seberapa penting dan manfaat yang akan dicapai

dari belajarnya.

5) Faktor Pribadi

Setiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadian masing-

masing yang berbeda antara individu yang satu dengan individu

yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada sedikit banyaknya

berperan dalam hasil belajarnya, seperti faktor fisik kesehatan, sifat

keras hati, berkemauan keras, tekun dalam usahanya, dan

sebagainya.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor yang ada di luar individu meliputi:

1) Faktor Keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang beraneka macam turut

menentukan keberhasilan belajar anak-anak, termasuk ada tidaknya

Page 33: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

31

atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam

belajar.

2) Guru dan Cara Mengajar

Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan

yang dimiliki guru, dan cara guru itu mengajar anak-anak didiknya

turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak.

3) Faktor Alat atau Fasilitas Pelajaran

Alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar,

dapat membantu dan mempermudah guru (pendidik) dalam proses

belajar mengajar di sekolah.

4) Faktor Motivasi Sosial

Motivasi sosial dapat timbul pada orang lain di sekitarnya,

seperti teman-teman sekolahnya, tetangga, dan saudara dekat.

Motivasi sosial ini dapat membangkitkan hasrat dan dorongan

untuk belajar lebih baik. Anak dapat menyadari apa gunanya

belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu.

5) Faktor Lingkungan dan Kesempatan

Faktor lingkungan di sini seperti jarak antara rumah dan

sekolah, jika jarak antara runah dan sekolah jauh yang memerlukan

waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan kelelahan pada

anak. Untuk faktor kesempatan seperti anak anak-anak yang tidak

dapat belajar dengan baik dan tidak dapat meningkatkan

belajarnya, akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh

pekerjan dan pengaruh lingkungan yang buruk.

Page 34: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

32

Belajar adalah suatu proses yang terdiri dari masukan (input) dan

hasil (output). Dalam hal ini belajar dapat dianalisis dengan pendekatan

analisis sistem sehingga dapat melihat berbagai faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar.

Skema 2.3 Proses Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Sumber: Notoatmodjo,2007 : 50)

Selain itu, masih ada lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar pada setiap orang seperti yang digambarkan

sebagai berikut:

Proses Belajar

metode

Fasilitas Belajar

Bahan Ajar

Alat bantu

Input (Subyek belajar) Output (Hasil Belajar)

Page 35: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

33

Alam

Lingkungan

Luar Sosial

Kurikulum/Bahan Pelajaran Guru/Pengajar Sarana dan Fasilitas

Faktor Instrumen Administrasi/ managemen

Kondisi Fisik

Fisiologi Kondisi Panca Indra

Dalam Bakat

Psikologi Minat

Kecerdasan

Motivasi

Kemampuan Kognitif

Skema 2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

(Sumber: Purwanto,2007:107)

6. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar pada hakekatnya meliputi (Notoatmodjo, 2007):

a. Prinsip 1

Belajar adalah suatu penagalaman yang terjadi dalam diri si

pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. Proses belajar

dikontrol oleh si pelajar sendiri dan bukan oleh si pengajar. Oleh

karena itu mengajar bukan berarti memaksakan sesuatu terhadap si

pelajar sehingga perubahan persepsi pengetahuan, sikap, dan perilaku

adalah suatu produk manusia itu sendiri, bukan kekuatan yang

dipaksakan kepada individu.

Page 36: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

34

b. Prinsip 2

Belajar adalah proses penggalian ide-ide yang berhubungan

dengan dir sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat dapat

menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai, untuk itu apa

yang relevan bagi pelajar harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri.

c. Prinsip 3

Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman, seseorang

menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Orang

tidak akan mengubah perilakunya hanya karena seseorang mengatakan

kepadanya untuk mengubahnya, sehingga belajar efektif tidak cukup

jika hanyadengan member informasi saja, tetapi juga memberikan

pengalaman.

d. Prinsip 4

Belajar adalah proses kerjasama dan kolaborasi. Kerjasama

akan memperkuat proses belajar, karena pada hakekatnya orang

senang saling bergantung dan saling membantu. Dengan kerjasama,

saling berinteraksi, dan saling berdiskusi, disamping memperoleh

pengetahuan dari orang lain juga dapat mengembangkan pemikiran-

pemikiran dan daya kreasi individu.

e. Prinsip 5

Belajar adalah proses evaluasi, bukan proses revolusi karena

perubahan perilaku memerlikan waktu dan kesabaran. Perubahan

perilaku adalah suatu proses yang lama, karena memerlukan

Page 37: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

35

pemikiran-pemikiran dan pertimbangan orang lain, contoh, dan

mungkin pengalaman sebelum menerima atau berperilaku baru.

f. Prinsip 6

Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses yang

menyakitkan karena menghendaki perubahan kebiasaan yang sangat

menyenangkan dan sangat berharga bagi dirinya dan mungkin harus

melepaskan sesuatu yang menjadi jalan hidup atau pegangan hidupnya.

Maka dalam mengenalkan hal-hal baru yang menghendaki subjek

untuk berperilaku baru, sebaiknya tidak secara dramatis atau radikal.

g. Prinsip 7

Belajar adalah proses emosional dan intelektual. Belajar

dipengaruhi oleh keadaan individu atau si pelajar secara keseluruhan.

Oleh karena itu hasil belajar sangat ditentukan oleh situasi psikologis

individu pada saat belajar, sehingga harus diciptakan iklim proses

belajar sedemikian rupa sehingga tidak kaku, tidak tegang, dan mati.

h. Prinsip 8

Belajar bersifat individual dan unik. Setiap orang mempunyai

gaya belajar dan keunikan sendiri dalam belajar. Untuk itu harus

menyediakan media belajar yang bermacam-macam sehingga tiap

individu dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan

keunikan dan gaya masing-masing.

Page 38: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

36

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah kebutuhan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai

tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung (Uno, 2008). Menurut Dian (2006) motivasi belajar adalah

kesediaan, dorongan, dan semangat untuk melakukan kegiatan belajar

pada berbagai tempat dan waktu yang ada.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar pada dasarnya dapat timbul karena 2 (dua) faktor

antara lain:

a. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik ini berasal dari dalam diri sendiri yang didasari

oleh adanya kebutuhan untuk belajar, yang berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan keinginan kebutuhaan belajar,

harapan akan cita-cita. Biasanya motivasi belajar intrinsik ini

merupakan motivasi yang baik (Dian, 2006). Selain itu faktor

fisiologis, yaitu keadaan sifat jasmani pada umumnya misalnya kondisi

atau keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu (panca indra) juga

Page 39: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

37

mempengaruhi anak (siswa) untuk belajar (Suryabrata, 1993 dalam

tulisan Indie, 2009).

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik ini merupakan motivasi yang berasal dari

luar, seperti dukungan keluarga (terutama orang tua), sebagai

lingkungan terdekat dimana anak berada dalam kehidupan sehari-

harinya, adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif (Uno,

2008). Faktor non sosial seperti suhu, cuaca, waktu, letak sekolah atau

tempat belajar harus memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang

tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai serta

kelengkapan alat-alat pelajaran (Suryabrata, 1993 dalam tulisan Indie,

2009).

Motivasi belajar yang ada pada seorang pelajar dipengaruhi oleh

cita-cita yang telah direncanakan dengan proses belajar yang dilakukan

tersebut, kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, kebutuhan untuk

aktualisasi diri, dan kebutuhan untuk memahami serta menguasai apa yang

dipelajari (Niewhof dkk, 2004 dalam tulisan Indie, 2009).

3. Peranan Motivasi Dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang

belajar. Ada beberapa peranan dari motivasi dalam belajar antara lain

(Uno, 2008) :

Page 40: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

38

a. Peran Motivasi Dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila

seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang

membutuhkan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan oleh bantuan

hal-hal yang pernah dilaluinya.

b. Peran Motivasi Dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat

kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar

sesuatu jika yang dipelajarinya itu sediktnya sudah dapat dinikmati

atau dapat diketahui manfaatnya bagi anak.

c. Peran Motivasi Dalam Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi

untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

D. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Karakteristik anak usia sekolah dasar antara lain (Sofa, 2008) :

1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani

Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama

lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam

kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-

anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini

Page 41: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

39

antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orangtua

terhadap anak, kebiasaaan hidup dan lain-lain.

Nutrisi dan kesehatan sangat mempengaruhi perkembangan fisik

anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi

lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang

memperoleh makanan bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan

orang tua serta kebiasaan hidup baik akan menunjang pertumbuhan dan

perkembangan anak.

2. Perkembangan Intelektual dan Emosional

Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai

faktor utama, antara lainj kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan

dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual

tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki

kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam

berkomunikasi.

Perkembangan emosional anak berbeda satu sama lain karena

adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan

pimbinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan

emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan

bangsa.

3. Perkembangan Bahasa

Bahasa telah berkembang sejak anak usia 4-5 bulan. Orang tua

yang selalu membumbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang

Page 42: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

40

sederhana sampai anak memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi

setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang

tua untuk membimbing anaknya.

Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: sebagai pemuas

kebutuhan, sebagai alat untuk menarik orang lain, sebagai alat untuk

membina hubungan sosial, sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri,

untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain dan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain.

4. Perkembangan Moral, Sosial dan Sikap.

Orangtua diharapkan dapat memberikan bimbingan agar anak

dapat bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi

teladan yang baik bagi anak, mengembangkan ketrampilan anak dalam

bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada

anak apabila berbuat atau berperilaku yang positif serta memberi hukuman

yang sesuai jika anak berperilaku negatif.

Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: memiliki nilai pendidikan,

memberikan motivasi kepada anak, memperkuat perilaku dan memberikan

dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi. Sedangkan fungsi hukuman

yang diberikan kepada anak adalah: sebagai fungsi restruktif, fungsi

pendidikan dan sebagai penguat motivasi.

Page 43: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

41

E. Kerangka Teori

Skema 2.5 Kerangka Teori (Sumber: Purwanto, 2007)

F. Kerangka Konsep

Skema 2.6 Kerangka Konsep

Faktor Individual (Internal) 1. Kematangan/pertumbuhan 2. Kecerdasan/intelejensi 3. Latihan/mengulang 4. Minat 5. Kemauan 6. Keadaan fisik 7. Ketekunan

Faktor Luar (Eksternal) 1. Lingkungan Keluarga

a. Suasana dan keadaan keluarga

b. Fasilitas belajar c. Dukungan orangtua

2. Lingkungan dan Sosial 1. Motivasi sosial (teman,

tetangga,dll) 2. Faktor keadaan geografis

3. Instrumental a. Kurikulum/bahan pelajaran b. Guru/pengajar c. Sarana dan fasilitas d. Administrasi/manejemen

Motivasi Belajar

Proses Belajar

Dukungan Orangtua Motivasi Belajar Anak

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 44: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

42

G. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen penelitian ini yaitu

dukungan orangtua, sedangkan motivasi belajar sebagai variabel

dependennya.

H. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara dukungan orangtua dengan motivasi belajar anak

pada anak usia sekolah.

I. Jadwal Penelitian

Terlampir.

Page 45: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis atau Rancangan Penelitian

Jenis atau rancangan penelitian ini adalah descriptive correlational

yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

antara variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan

pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu rancangan penelitian

dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau

sekali waktu (Hidayat, 2007).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi disebut juga ‘universe’, adalah keseluruhan

subjek/elemen/unit/anggota/item (misalnya manusia) dari sebuah riset

(Murti, 2006). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berada

dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa SD kelas IV dan kelas V di SD Petompon 01

Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang pada tahun ajaran

2008/2009.

Page 46: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

44

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam

penelitian, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi,

dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut

dapat digunakan (Hidayat, 2007). Kriteria inklusi merupakan kriteria

dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi

syarat sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria

dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel dikarenakan tidak

memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang penyebabnya antara

lain; adanya hambatan etik, menolak menjadi responden, keadaan yang

tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian dan terdapat keadaan

atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil

penelitian (Nursalam, 2003). Besar populasi kurang dari 10.000,

penentuan jumlah sampelnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus

(Notoatmodjo, 2002):

n = ( )21 dNN

+

Keterangan:

n : besar sample

N : besar populasi

d : tingkat kepercayaan/ketetapan yang diinginkan (0,1)

Page 47: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

45

Dalam penelitian ini besarnya populasi (N) adalah 135, dengan

jumlah siswa kelas IV yaitu 73 dan kelas V 62 siswa. Maka jumlah

sampel perstratanya adalah:

n = ( )21,01351135

+

n = 57,44

n = 57

Kelas IV : (57/135)X 73 = 30,82 =31

Kelas V : (57/135)X 62 = 26,17 =26

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan stratified

random sampling, kemudian menggunakan simple random sampling

dengan hasil perhitungan rumus di atas sejumlah 57 siswa. Kriteria

inklusi subjek penelitian ini antara lain: siswa masih tercatat sebagai

siswa di kelas 4 dan 5 di SD Petompon 01 tahun ajaran 2008/2009, siswa

dalam keadaan sehat dan sadar serta bersedia menjadi responden

penelitian yang dibuktikan dengan tanda persetujuan (informed consent).

Page 48: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

46

C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Penelitian

No. Variabel Definisi Operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Varibel bebas: Dukungan orangtua

Dukungan orangtua adalah suatu bentuk pemberian perhatian, baik secara fisik maupun psikologis dari orangtua kepada anaknya.

Kuesioner A Jumlah nilai: - Kurang jika nilai skor antara 20 - 39. - Sedang jika nilai skor antara 40 – 59. - Baik jika nilai skor antara 60 – 80.

interval

2. Variabel terikat: Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai keinginan dengan segala upaya anak untuk belajar secara rutin.

Kuesioner B Jumlah nilai: - Kurang jika nilai skor antara 20 - 39. - Sedang jika nilai skor antara 40 – 59. - Baik jika nilai skor antara 60 – 80.

interval

Tabel 3.1 Definisi Operasional

D. Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

atau angket yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh

informasi tentang dukungan orangtua dan motivasi belajar anak dari

responden. Peneliti membuat kuesioner yang dibagi menjadi 2 bagian:

a. Kuesioner A

Yaitu kuesioner untuk mengetahui tentang dukungan

orangtua terhadap anak, yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan

pilihan jawaban :

Page 49: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

47

Tidak pernah, jika tidak pernah dilakukan (skor = 1)

Jarang, jika dilakukan 2 x perminggu (skor = 2)

Sering, jika dilakukan 4 x perminggu (skor = 3)

Selalu, jika dilakukan terus menerus dalam seminggu (skor = 4)

b. Kuesioner B

Yaitu kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar anak

yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban :

Tidak pernah, jika tidak pernah dilakukan (skor = 1)

Jarang, jika dilakukan 2 x perminggu (skor = 2)

Sering, jika dilakukan 4 x perminggu (skor = 3)

Selalu, jika dilakukan terus menerus dalam seminggu (skor = 4)

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2007).

Uji validitas penelitian ini menggunakan rumus pearson product

moment, pada pengujian ini telah dilakukan pada 20 siswa kelas VI

yang ada di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota

Semarang.

Pengambilannya dilakukan dengan teknik simple random

sampling karena populasi yang homogen. Adapun ketentuan

pengujiannya adalah apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel,

maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari perhitungan

Page 50: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

48

statistik didapatkan hasil r hitung (0,502 – 0,963) > r tabel (0,444)

sehingga 20 item pertanyaan tersebut valid.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas dapat menunjukkan bahwa sesuatu instrumen

penelitian cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data apabila instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,

2007). Tinggi rendahnya reliabilitas tes tercermin oleh nilai

chronbach alpha di atas 0,60. Berdasarkan hasil perhitungan uji

statistikl didapatkan nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,760 lebih

besar dari 0,60 sehingga reliabel.

3. Cara Pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti di SD Petompon

01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang, sebagai berikut: Peneliti

menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan, Peneliti memberikan

lembar persetujuan penelitian (informed consent) kepada sampel

penelitian yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian untuk

ditandatangani, Peneliti membagikan kuesioner kepada sample penelitian

dan memberikan instruksi agar sample atau responden menjawab seluruh

pertanyaan yang diberikan, dan Peneliti mengambil kuesioner setelah

kuesioner diisi oleh sampel penelitian.

Page 51: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

49

E. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah – langkah yang

harus ditempuh, diantaranya ( Hidayat, 2007) :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian

kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data

menggunakan komputer, dalam pemberian kode dibuat juga daftar

kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan

kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari arti suatu variabel.

c. Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master table atau data base komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias juga

dengan membuat tabel kontigensi.

d. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data

penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan

dengan tujuan yang hendak dianalisis.

Page 52: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

50

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis tiap variabel yang ada secara deskriptif. Analisis ini

digunakan digunakan untuk mendeskripsikan dukungan orang tua

sebagai variabel independen dan motivasi belajar sebagai variabel

dependennya dengan SPSS 13.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis ini

untuk mendapatkan hubungan antara dukungan orang tua dengan

motivasi belajar, menggunakan uji analisis kenormalan uji

kolmogorov smirnov dan uji korelasi pearson dengan interpretasi p

value < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan antara

dukungan orang tua dengan motivasi belajar anak pada usia sekolah

di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang

tahun ajaran 2008/2009. Analisis bivariat ini menggunakan SPSS 13.

F. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat ijin

permohonan penelitian kepada pihak sekolah SD Petompon 01 Kecamatan

Gajah Mungkur Kota Semarang, dengan memperhatikan etika penelitian,

yang meliputi (Hidayat, 2007):

Page 53: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

51

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya

adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek

bersedia, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan, jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Dalam penggunaan subjek penelitian dilakukan dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya yang berhubungan dengan

responden. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

Page 54: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah

Mungkur Kota Semarang. Dengan mengambil sampel pada siswa SD kelas

IV dan kelas V pada tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dukungan orangtua dengan motivasi belajar

anak pada usia sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota

Semarang dengan jumlah responden yang diambil yaitu 57 siswa. Kuesioner

yang dibagikan pada responden terisi semua dan tidak ada yang cacat.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Jumlah responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Siswa Kelas 4 dan Kelas 5 di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang Tahun 2008/2009 (n = 57)

Kelas responden Frekuensi (n) Presentase (%)

Kelas 4 31 54,4 Kelas 5 26 45,6

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi siswa

kelas IV dan kelas V di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah

Mungkur Kota Semarang didapatkan bahwa distribusi siswa kelas IV

dan kelas V di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota

Page 55: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

53

Semarang didapatkan bahwa sebagian besar responden adalah kelas

IV yaitu sebesar 31 siswa (54,4%) dan kelas V sebesar 26 responden

(45,6%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Siswa Kelas 4 dan Kelas 5 Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang Tahun 2008/2009 (n = 57)

Jenis kelamin Frekuensi (n) Presentase (%)

Laki-laki 34 59,6 Perempuan 23 40,4

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi

responden berdasarkan jenis kelamin. Didapatkan bahwa sebagian

besar responden adalah laki – laki yaitu sebesar 34 siswa (56,9%)

dan perempuan sebesar 23 siswa (40,4%).

c. Umur

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Siswa Kelas 4 dan Kelas 5 Berdasarkan Umur di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang Tahun 2008/2009 (n = 57)

Umur Frekuensi (n) Presentase (%)

13 3 5,3 12 2 3,5 11 23 40,4 10 18 431,6 9 11 19,3

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi responden

berdasarkan umur responden di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah

Mungkur Kota Semarang, didapatkan ada 23 responden (40,4%)

Page 56: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

54

yang berumur 11 tahun,18 responden (31,6%) berumur 10 tahun, 11

responden (19,3%) berumur 9 tahun, 3 responden (5,3%) yang

berumur 13 tahun, dan 2 responden (3,5%) dengan umur 12 tahun.

2. Analisis Univariat

a. Dukungan Orang tua

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Siswa Kelas 4 dan Kelas 5 Berdasarkan Dukungan Orang Tua di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang Tahun 2008/2009 (n=57

Dukungan orang tua Frekuensi (n) Presentase (%)

Buruk 5 8,8 Sedang 45 78,8 Baik 7 12,4

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mendapatkan dukungan orang tua dengan kategori sedang

sebanyak 45 (78,8%) responden, sedangkan dukungan orang tua

dengan kategori baik ada 7 (12,4%) responden dan 5 (8,8%) dengan

kategori dukungan orang tua buruk. Perhitungan statistik dapat

diketahui bahwa rata – rata nilai dukungan orang tua adalah 50,33

dengan standar deviasi 8,442 dan mempunyai nilai terendah 33 serta

nilai tertinggi 66.

Page 57: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

55

Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan Dukungan Orang tua Siswa kelas 4 dan kelas 5 di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang Tahun 2008/2009 (n=57)

Presentase (%) Aspek penelitian (%)

Tidak pernah

Jarang Sering Selalu Total

Dukungan Instrumental / Finansial 32,9 21,07 19,72 26,32 100 Dukungan Emosional 23,68 32,27 17,72 28,24 100 Dukungan Informatif 5,72 19,75 20,62 53,95 100 Dukungan Penilaian 6,15 29,85 19,3 44,75 100

Berdasarkan tabel 4.5 tentang distribusi jawaban responden

berdasarkan dukungan orang tua di SD Petompon 01 Kecamatan

Gajah Mungkur Kota Semarang menurut jawaban pada kuesioner

didapat dukungan instrumental/finansial pada jawaban jarang

sebesar 21,07%, sering sebesar 19,72%, dan selalu sebesar 26,32%;

dukungan emosional orang tua responden pada jawaban jarang

diperoleh 32,27%, sering sebesar 17.72%, dan 28,24% pada jawaban

selalu; dukungan informatif pada jawaban jarang didapat sebesar

19,75%, sering sebesar 20,62%, dan 53,95% pada jawaban selalu;

dan dukungan penilaian orang tua pada jawaban jarang didapat

sebesar 29,85%, sering sebesar 19,3%, dan jawaban selalu sebesar

44,75%.

b. Motivasi Belajar

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Anak Pada Usia Sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang Tahun 2008/2009 (n = 57)

Motivasi belajar Frekuensi (n) Presentase (%)

Buruk 0 0 Sedang 26 45,6 Baik 31 54,4

Total 57 100

Page 58: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

56

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar

mempunyai motivasi belajar dengan kategori baik yaitu sebanyak 31

(54,6%) responden, sedangkan motivasi belajar dengan kategori

sedang ada 26 (45,6%) responden. Perhitungan statistik dapat di

ketahui bahwa rata – rata nilai motivasi belajar adalah 60,42 dengan

standar deviasi 9,108 dan mempunyai nilai terendah 44 serta nilai

tertinggi 79.

Tabel 4.7 Distribusi Motivasi Belajar Siswa Kelas 4 dan Kelas 5 di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang Tahun 2008/2009 (n = 57)

Presentase (%) Aspek penelitian

Tidak pernah

Jarang Sering Selalu Total

Motivasi Persiapan Belajar 9,48 22,1 20,7 47,72 100 Motivasi Belajar 6,3 27,77 25,88 40,02 100 Motivasi Mengerjakan Tugas 8,2 26,33 18,7 46,77 100

Berdasarkan tabel 4.7 tentang distribusi jawaban responden

berdasarkan motivasi belajar anak pada usia sekolah di SD

Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang menurut

jawaban pada kuesioner tentang motivasi persiapan belajar pada

jawaban jarang didapat sebesar 22,1%, sering sebesar 20,7%, dan

47,72% pada jawaban selalu; motivasi belajar anak pada jawaban

jarang didapat sebesar 27,77%, sering sebesar 25,88%, dan 40,05%

pada jawaban selalu; motivasi mengerjakan tugas pada jawaban

jarang didapat sebesar 26,33%, sering sebesar 18,7%, dan 46,77%

pada jawaban selalu.

Page 59: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

57

c. Hubungan Dukungan Orang tua dengan Motivasi Belajar

Gambar 4.8 Diagram Tebar Hubungan Antara Dukungan Orang tua dengan Motivasi Belajar Pada Anak Usia Sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang Tahun 2008/2009 (n = 57)

Berdasarkan skema 4.8 dapat disimpulkan bahwa ada

kecenderungan semakin tinggi nilai dukungan orang tua maka nilai

motivasi belajar juga semakin tinggi. Hasil uji statistik dengan

korelasi pearson diperoleh nilai p value sebesar 0,038 yang lebih

kecil dari nilai α (0,05) dan nilai r sebesar 0,275. Dapat diputuskan

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar

pada anak usia sekolah diSD Petompon 01 Kecamatan Gajah

Mungkur Kota Semarang.

Page 60: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

58

C. Pembahasan

1. Dukungan Orang tua

Berdasarkan hasil, dukungan orang tua dalam penelitian ini berada

pada kategori dukungan sedang yaitu sebanyak 45 (78,8%) responden

dengan dukungan orang tua yang bersifat dukungan informatif sebesar

53,95%. Dukungan informatif yang dilakukan seperti selalu menasehati

anak untuk giat belajar, membimbing dan mengarahkan belajar jika anak

terlalu banyak bermain atau menonton televisi, dan menyuruh anak untuk

segera belajar jika jam belajar tiba. Sedangkan dukungan yang bersifat

instrumental / finansial dalam penelitian ini mendapatkan hasil yang

paling kecil diantara dukungan orang tua yang lainnya yaitu sebesar

26,32%. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian orang tua dengan rata-

rata masih kurang sehingga kebanyakan orang tua siswa masih belum

mampu menyediakan fasilitas-fasilitas belajar seperti membelikan buku

pelajaran tambahan atau peralatan belajar, memodifikasi lingkungan

belajar dan mendatangkan guru les pribadi.

Baron dan Byrne (1997) mendefinisikan dukungan sosial sebagai

suatu bentuk pemberian rasa nyaman, baik secara fisik maupun psikologis

oleh keluarga atau teman dekat dalam menghadapi tekanan – tekanan atau

masalah tertentu. Seseorang yang mendapat rasa nyaman akan lebih efektif

dalam menghadapi tekanan – tekanan atau masalah tertentu dari pada

orang yang mendapat penolakan dari orang lain, sehingga orang tua yang

memberikan dukungan pada anaknya dalam belajar akan mampu

Page 61: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

59

meningkatkan semangat untuk belajar lebih giat, tidak mudah putus asa

dalam menghadapi kesulitan belajar dan belajar dengan sungguh –

sungguh.

Johnson dan Johnson (1991) dalam tulisan Indie (2009), dukungan

sosial didefinisikan sebagai keberadaan orang lain yang dapat dijadikan

untuk memberikan bantuan, semangat, penerimaan, dan perhatian

sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan individu.

House dan Kahn (1985) dalam tulisan Indie (2009), juga

menyebutkan bentuk – bentuk dukungan sosial, yaitu adanya dukungan

emosional berupa penghargaan, cinta, kepercayaan, perhatian, dan

kesediaan untuk mendengarkan. Kemudian dukungan informatif, yaitu

berupa nasihat, sugesti, arahan langsung, dan informasi. Selain itu juga ada

dukungan instrumental, yaitu berupa bantuan uang, kesempatan, dan

modifikasi lingkungan serta dukungan penilaian, yaitu umpan balik dan

membandingkan dengan orang lain.

Hal ini diperkuat juga oleh penelitian Nasution (2005), yang

menyatakan bahwa orang tua memiliki peran terbesar di dalam keluarga,

peran tersebut antara lain sebagai motivator, fasilitator, dan mediator.

Sebagai motivator orang tua harus senantiasa memberikan motivasi atau

dorongan terhadap anaknya untuk menuntut ilmu pengetahuan. Sebagai

fasilitator, orang tua harus memberikan fasilitas, pemenuhan kebutuhan

keluarga/anak berupa sandang, pangan, dan papan, termasuk kebutuhan

pendidikan. Sebagai mediator, orang tua harus bertindak sebagai mediasi

Page 62: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

60

(perantara/penengah) dalam hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan

terutama dengan sekolah.

Peneliti memberikan pendapat, bahwa dukungan orang tua yang

baik adalah dukungan penuh orang tua yang bersifat informatif dan

dukungan penilaian. Dukungan informatif dan dukungan penilaian yang

bisa diberikan adalah membimbing dan mengarahkan anak untuk belajar

serta menghargai usaha – usaha yang dilakukan anak, karena dengan

seperti itu anak akan terbiasa dan bersemangat untuk belajar.

2. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil ini didapatkan bahwa motivasi belajar anak pada

usia sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota

Semarang berada pada kategori baik sebanyak 31 (54,4%) responden,

dengan motivasi yang bersifat motivasi persiapan belajar sebesar 47,72%.

Tingginya motivasi tersebut karena adanya minat dan rasa antusiasme

dalam diri siswa yang tinggi. Motivasi persiapan belajar dilakukan oleh

anak seperti belajar sebelum pelajaran dimulai, menyiapkan buku dan

perlengkapan belajar, berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik dan

menentukan jadwal belajar siswa sesuai dengan keinginannya. Sedangkan

motivasi yang bersifat motivasi belajar didapatkan hasil rata-rata

prosentase paling kecil yaitu sebesar 40,05%. Motivasi belajar tersebut

antara lain membaca buku yang bermanfaat, menggunakan jam kosong

untuk membaca atau berdiskusi, belajar meskipun tidak ada pekerjaan

rumah (PR) dan mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan.

Page 63: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

61

Uno (2008) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan

dorongan internal dan eksternal pada individu yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumya dengan beberapa

indikator atau unsur yang mendukung.

Indie (2009) juga menjelaskan bahwa motivasi memiliki peran

penting dalam proses belajar. Siswa dengan motivasi rendah akan banyak

mengalami masalah dalam belajar, misalnya siswa terkesan lambat

melakukan tugas yang berhubungan dengan kegiatan belajar, jadi pemalas,

mudah putus asa, suka membolos, melalaikan tugas sekolah, dan acuh tak

acuh terhadap segala hal yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Kondisi

ini akan berdampak buruk terhadap keberhasilan belajarnya.

Motivasi dan belajar dapat dipengaruhi diri sendiri (intrinsik), yang

didasari oleh adanya kebutuhan untuk belajar, dan dari luar diri sendiri

(ekstrinsik) yaitu kondisi yang berasal dari lingkungan terutama keluarga

(Dhien, 2006).

Niewhof dkk (2004) dalam tulisan Indie (2009), bahwa motivasi

belajar dipengaruhi oleh cita – cita yang telah direncanakan dengan proses

belajar yang dilakukan tersebut, kebutuhan untuk mendapatkan

penghargaan, kebutuhan untuk aktualisasi diri, dan kebutuhan untuk

memahami serta menguasai apa yang dipelajari.

Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Sisca (2007), menjelaskan

bahwa motivasi belajar erat kaitannya dengan minat. Lemahnya motivasi

belajar siswa disebabkan oleh berbagai macam hal diantaranya; 1) Latar

Page 64: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

62

belakang keluarga individu bermasalah, seperti masalah ekonomi

keluarga, komunikasi atau relasi dengan orang tua kurang, fasilitas belajar

yang kurang memadai; 2) Daridalam diri siswa, seperti sikap menganggap

mudah mata pelajaran, adanya tekanan psikologis, siswa kurang simpati

dan antusias dengan guru yang mengajar, dan daya juang siswa lemah.

Peneliti berpendapat bahwa motivasi belajar yang baik dapat

dilakukan melalui upaya dari diri sendiri dan dorongan dari lingkungan.

Upaya dari diri sendiri dapat dinilai dari persiapan belajar yaitu

menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan belajar seperti belajar sebelum

pelajaran dimulai, menyiapkan buku dan alat belajar. Upaya motivasi dari

diri sendiri yang lain adalah motivasi untuk mengerjakan tugas dan

motivasi untuk belajar. Motivasi mengerjakan tugas dapat dilakukan oleh

anak seperti mengerjakan tugas dengan baik dan pergi ke perpustakaan

jika ada tugas. Motivasi belajar dapat dilakukan seperti selalu

memperhatikan penjelasan guru dengan antusias, membaca, berdiskusi,

berusaha tekun dalam belajar dan mempelajari materi yang sudah

diajarkan.

3. Hubungan Dukungan Orang tua dengan Motivasi Belajar

Hasil uji statistik dengan korelasi pearson diperoleh nilai p value

sebesar 0,038 yang lebih kecil dari nilai α (0,05) dan terdapat hubungan

antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar di SD Petompon 01

Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang. Berdasarkan data penelitian

menunjukkan bahwa semakin baik dukungan orang tua akan semakin baik

Page 65: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

63

pula motivasi belajar anak, dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,275.

Dukungan yang diberikan oleh orang tua siswa di SD Petompon 01

Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang ini mempengaruhi motivasi

belajar terutama dukungan yang bersifat informatif, meskipun hubungan

tersebut tidak begitu kuat. Dukungan atau perhatian orang tua secara tidak

langsung mempengaruhi minat belajar siswa.

Purwanto (2007) menjelaskan bahwa suasana dengan keadaan

keluargayang bermacam – macam, ikut menentukan bagaimana dan

sampai di mana belajar dialami dan dicapai oleh anak – anak, termasuk

dalam keluarga yang ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas –

fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan yang

penting.

Penelitian lain menjelaskan bahwa latar belakang keluarga baik

masalah ekonomi dan keharmonisan keluarga yang kurang dapat

berpengaruh pada emosi dan mengalami tekanan psikologi sehingga

mempengaruhi minat belajar siswa (Sisca, 2007).

Motivasi dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan keluarga atau

orang tua, sebab pendidikan bukan hanya tanggungjawab pemerintah,

tetapi juga merupakan tanggungjawab keluarga dan masyarakat.sikap anak

terhadap sekolah akan dipengaruhi oleh sikap orang tua, sehingga

diperlukan kepercayaan orang tua kepada sekolah yang menggantikan

tugasnya selama berada di sekolah. Peran keluarga yang lain adalah

Page 66: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

64

mengajarkan nilai- nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang

diajarkan di sekolah (Indie, 2009).

Peneliti mengemukakan bahwa dukungan orang tua, baik dukungan

fisikmaupun psikologis yang baik sangat dibutuhkan oleh anak dalam

memacu semangat belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

mendampingi anak pada saat belajar, membantu anak mengerjakan tugas

sekolah, memberikan kenyamanan dalam belajar, memberikan

penghargaan kepada anak, mengarahkan anak dan memfasilitasi

kebutuhan belajar sehingga hasil belajar yang dicapai anak optimal.

D. Keterbatasan Penelitian

Proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti merasa masih

banyak keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian, beberapa diantaranya :

Peneliti hanya menyebarkan kuesioner (angket), tidak melakukan wawancara

pada semua responden, instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari

peneliti sendiri sehingga memungkinkan tidak terpenuhinya semua aspek

yang diteliti dikarenakan keterbatasan pengetahuan peneliti; penelitian ini

dilakukan dengan pendekatan cross sectional karena peneliti ingin melakukan

pembatasan waktu, maka hanya melakukan satu kali pengukuran sehingga

hasil pengukurannya kurang memuaskan apabila dibandingkan dengan

pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali; penelitian ini menggunakan

nilai nilai tingkat kepercayaan 0,1 sehingga hasilnya belum optimal jika

dibandingkan dengan menggunakan nilai tingkat kepercayaan 0,05, dan

Page 67: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

65

sampel dalam penelitian ini hanya berjumlah sedikit yaitu 57 orang sehingga

belum dapat digunakan untuk generalisasi tempat yang lain.

Page 68: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan orang tua di SD

Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang dengan kategori

buruk sebesar 8,8%, kategori sedang sebesar 78,8%, dan kategori baik

sebesar 12,4%.

2. Sebagian besar responden mempunyai mempunyai motivasi belajar,

kategori sedang sebesar 45,6% dan kategori baik sebesar 54,6%.

3. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan motivasi

belajar dengan nilai p value 0,038.

B. Saran

1. Orang tua/masyarakat

Orang tua atau masyarakat diharapkan untuk memberikan

bimbingan dan arahan kepada anaknya dalam hal belajar. Selain itu orang

tua juga harus memperhatikan sekolah anaknya dengan memperhatikan

pengalaman – pengalamannya, menghargai usaha – usaha anak, serta

menunjukkan kerjasamanya dalam belajar di rumah.

Page 69: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

67

2. Sekolah

Pihak sekolah diharapkan dapat melakukan banyak hal untuk

membantu siswa supaya semangat dalam belajar dengan: menyediiakan

sarana dan prasarana belajar yang memadai; 2) Menanamkan disiplin diri

dan sifat kerja keras kepada siswa; 3) menyediakan guru/pengajar dan

bahan ajar berkompeten.

3. Bagian Pelayanan Kesehatan

Diharapkan kepada bagian pelayanan kesehatan untuk lebih

mengenali dan memahami hubungan psikologis anak dengan keluarga

terutama orang tua dengan pendekatan yang sesuai, sehingga dapat

memberikan pelayanan yang optimal.

4. Peneliti

Penelitian hubungan antara dukungan orang tua dan motivasi

belajar anak pada usia sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah

Mungkur Kota Semarang ini hanya dilakukan di satu instansi, akan lebih

baik jika penelitian ini dilakukan di seluruh SD di Kota Semarang

sehingga hasil penelitian tersebut dapat dijadikan tolok ukur untuk

mengetahui hubungan dukungan orang tua dan motivasi belajar pada anak

usia sekolah.

Page 70: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

68

DAFTAR PUSTAKA

Aderusliana. (2007). Teori Belajar. Retrieved January 12, 2009, from http://blogs.unpad.ac.id/aderusliana.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed.

VI. Jakarta: Rineka Cipta. Dhien. (2006). Motivasi Belajar. Retrieved January 14, 2009 from : //dhiean.

multiply.com/journal/item/1 Hamizar. 2009. Mendampingi Anak Belajar di Rumah. Retrieved February 4,

2009, from http://www.ipeka.org/counseling.asp?id=1001614. Hidayat, Aziz A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika. Hodijah. (2008). Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Orangtua Anak dengan

Motivasi Belajar Anak. Retrieved May 28, 2009. from http://library.gunadarma.ac.id

Indie. (2009). Motivasi Belajar ditinjau Dari Dukungan Orangtua dan Konsep

Diri Akademik Siswa. Retrieved May 28, 2009. from http : //indiegost.blogspot. com/motivasi-belajar-ditinjau-dari-dukungan.html.INDIE.

Murti, Bisma. (2006). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif

dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nasution, Rusli. (2005). Pemberian Motivasi dari Orang tua Anak Terhadap

Anak Didik Pemasyarakatan di Lapas Anak. Retrieved January 12, 2009, from http://www.educare.e-fkipunia.net/.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta. Purnawati. (2005). Aspirasi dan Partisipasi Orangtua Terhadap Pendidikan.

Retrieved January 14, 2009. From : http://digilib.unnes.ac.Id/ gsdl/collect/skripsi/index/HASH01c1/27661ee2.dir/do.

Page 71: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

69

Purwanto, Didik. (2008). Orangtua Wajib Dampingi Anak Belajar. Retrieved February 23, 2009, http://www.didikpurwanto.blogspot.com//.

Purwanto, Heri. (1998). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan.

Jakarta: EGC. Purwanto, M. Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Sisca.(2007). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMPK MATER DEI

Probolinggo. Retrieved May 28, 2009. from http : //media.diknas.go.id/media/ document/5691.pdf.

Sofa, (2008) . Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar. Retrieved January 12,

2009, from http://www.massofa.wordpress.com/. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Ed.12 : CV Alfabeta. Suhaeli, Eli. (2006). Pengaruh Perhatian Orangtua Terhadap Keberhasilan

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Retrieved January 12, 2009, from http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/tarbiyah/eli-suhaeli nim-03010024.

Sumardiono, Lala. (2008). Menemani Anak Belajar. Retrieved February 23, 2009,

http://www.sekolahrumah.com//. Sunaryo.(2004). Psikologi Untuk Keperawatan.Jakarta:EGC. Tigor, Alber. (2008). Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Anak. Retrieved January 12, 2009, from http ://www.Lpmp sultra.net/indeks.php

Uno, Hamzah. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 72: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

70

Page 73: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

71

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Kepada Yth:

Adik – adik siswa kelas IV dan V

Di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur

Kota Semarang.

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program studi S1

Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES), Universitas

Muhammadiyah Semarang (UNIMUS). Saya akan melakukan penelitian tentang

Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dengan Motivasi Belajar pada

Anak Usia Sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota

Semarang.

. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidak hubungan

pendampingan Orangtua pada saat belajar dengan motivasi belajar anak, untuk

keperluan tersebut saya mohon adik – adaik untuk menjadi responden dalam

penelitian ini, selanjutnya kami akan bersedia/tidak bersedia untuk mengisi daftar

pertanyaan yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban

saudara dijamin kerahasiaannya

Demikian lembar persetujuan ini kami buat. Atas bantuan dan

partisipasinya disampaikan terimakasih.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Responden Semarang,

Peneliti

…………. Eska Susi RW

Page 74: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

72

Lampiran 2

Daftar Pertanyaan (Kuesioner A: Tentang dukungan orangtua)

Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dengan Motivasi Belajar pada Anak

Usia Sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang

Identitas Responden No. Responden : 1. Nama (inisial) : 2. Ttl : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Kelas 6. Pekerjaan Orangtua : : Berilah tanda (V) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pilihan adik – adik dengan pilihan jawaban

a. Tidak Pernah : Bila tidak pernah dilakukan b. Jarang : Bila dilakukan 2 x dalam seminggu c. Sering : Bila dilakukan 4 x dalam seminggu d. Selalu : Bila dilakukan secara terus menerus dalam seminggu

No. Daftar Pertanyaan Tidak

Pernah Jarang Sering Selalu

1 Pada saat belajar saya ditemani orangtua

2 Orangtua saya membantu saya untuk mengerjakan tugas/PR

3 Bapak/Ibu mempersiapkan keperluan belajar saya

4 Bapak/Ibu mendampingi belajar saya hingga awal sampai akhir saya belajar.

5 Orangtua saya memuji nilai ulangan saya yang bagus

6 Orangtua saya mendampingi belajar saat ujian.

7 Orangtua saya memeriksa tugas-tugas yang telah saya kerjakan

8 Orangtua saya membantu belajar saya saat saya kesulitan belajar.

9 Bapak/Ibu menanyakan tugas-tugas apa saja yang diberikan di sekolah

Page 75: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

73

10 Bapak/Ibu menanyakan aktivitas

atau kegiatan saya di sekolah

11 Orangtua saya menasehati saya supaya rajin belajar

12 Orangtua saya membantu dan membimbing saya pada saat belajar

13 Bapak/Ibu memberikan kesempatan kepada saya untuk memilih waktu belajar yang tepat bagi saya sendiri

14 Bapak/Ibu menyediakan atau menyiapkan tempat belajar saat saya hendak belajar

15 Orangtua saya membelikan buku-buku pelajaran tambahan atau peralatan belajar

16 Orangtua saya memberi hadiah ketika nilai ulangan saya bagus atau saya naik kelas

17 Ketika waktu belajar tiba, orangtua saya menyuruh untuk segera belajar

18 Bapak/ibu mematikan Televisi/TV pada saat saya belajar

19 Orangtua saya mendatangkan guru les pribadi di rumah untuk membantu saya dalam belajar.

20 Saat saya bermain/menonton TV, Bapak/Ibu menyuruh saya untuk cepat belajar.

Page 76: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

74

Lampiran 3

Daftar Pertanyaan (Kuesioner B: Tentang motivasi belajar)

Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dengan Motivasi Belajar pada Anak Usia

Sekolah di SD Petompon 01 Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang.

Berilah tanda (V) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pilihan adik – adik dengan pilihan jawaban

c. Tidak Pernah : Bila tidak pernah dilakukan d. Jarang : Bila dilakukan 2 x dalam seminggu e. Sering : Bila dilakukan 4 x dalam seminggu f. Selalu : Bila dilakukan secara terus menerus dalam seminggu

No. Daftar Pertanyaan Tidak Pernah

Jarang Sering Selalu

1 Saya belajar sebelum pelajaran dimulai

2 Saya mempelajari kembali pelajaran yang sudah diajarkan

3 Saya memperhatikan setiap penjelasan dari guru

4 Saya menyiapkan buku – buku dan perlengkapan alat tulis sebelum berangkat ke sekolah

5 Saya belajar meskipun tidak ada Pekerjaan Rumah (PR) atau ulangan

6 Saya belajar dengan keinginan sendiri tanpa diperintah oleh orangtua

7 Saya belajar kelompok untuk berdiskusi tentang matapelajaran

8 Saya membaca buku-buku pelajaran, Koran,majalah,novel, komik dan buku lain yang bermanfaat

9 Ketika saya belajar, saya merasa senang

10 Saya bertanya kepada teman/guru/orangtua jika ada kesulitan belajar

11 Jika ada tugas sekolah saya mengerjakannya

12 Saya datang ke perpustakaan untuk membaca buku atau meminjam buku

Page 77: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

75

13 Saya mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler seperti pramuka/menari/olahraga/musik dan lain-lain yang ada di sekolah

14 Saya membuat jadwal untuk belajar sendiri agar ada waktu untuk belajar

15 Jika ada guru yang berhalangan untuk mengajar, saya gunakan untuk membaca atau berdiskusi dengan teman – teman

16 Jika ada tugas saya pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan materi yang ditugaskan tersebut

17 Saya berusaha untuk selalu tekun dalam belajar

18 Setiap PR atau tugas yang diberikan oleh guru saya kerjakan dengan baik

19 Saya mencatat/membuat rangkuman materi pelajaran yang menurut saya itu penting.

20 Saya berusaha untuk mendapatkan nilai bagus.

Page 78: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

76

Lampiran 4

Jadwal Rencana Penelitian Skripsi Program S1 Keperawatan Fikkes Unimus

Tahun Ajaran 2008 – 2009

Bulan Des 08 – Jan 09

Feb 09 Mar 09 April 09 Mei 09 Juni 09 Juli 09 Agust 09 Sept 09 Okt 09 No Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan topik dan

persetujuan pembimbing

2 Proses bimbingan proposal penelitian (BAB I-II-III)

3 Seminar proposal 4 Perbaikan proposal

hasil seminar

5 Pelaksanaan penelitian dan proses bimbingan hasil penelitian (BAB IV-V)

6 Ujian Skripsi 7 Revisi dan

pengumpulan akhir

Page 79: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lampiran 5 Uji validitas dan reliabilitas item pertanyaan tentang dukungan orang tua Correlations Correlations total pertanyaan 1

Pearson Correlation .549(*)

Sig. (2-tailed) .012 N 20 pertanyaan 2 Pearson

Correlation .788(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 3 Pearson

Correlation .768(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 4 Pearson

Correlation .581(**)

Sig. (2-tailed) .007 N 20 pertanyaan 5 Pearson

Correlation .744(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 6 Pearson

Correlation .898(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 7 Pearson

Correlation .780(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 8 Pearson

Correlation .515(*)

Sig. (2-tailed) .020 N 20 pertanyaan 9 Pearson

Correlation .727(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 10 Pearson

Correlation .944(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 11 Pearson

Correlation .766(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20

Page 80: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

2

pertanyaan 12 Pearson

Correlation .842(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 13 Pearson

Correlation .965(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 14 Pearson

Correlation .840(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 15 Pearson

Correlation .635(**)

Sig. (2-tailed) .003 N 20 pertanyaan 16 Pearson

Correlation .849(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 17 Pearson

Correlation .772(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 18 Pearson

Correlation .804(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20 pertanyaan 19 Pearson

Correlation .659(**)

Sig. (2-tailed) .002 N 20 pertanyaan 20 Pearson

Correlation .701(**)

Sig. (2-tailed) .001 N 20 total Pearson

Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 20

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). • Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 81: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

3

Frequencies

Statistics umur responden jenis kelamin kelas responden

Valid 57 57 57N

Missing 0 0 0

Frequency Table

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1 34 59.6 59.6 59.6

2 23 40.4 40.4 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

9 11 19.3 19.3 19.3

10 18 31.6 31.6 50.9

11 23 40.4 40.4 91.2

12 2 3.5 3.5 94.7

13 3 5.3 5.3 100.0

Valid

kelas responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kelas 4 31 54.4 54.4 54.4

kelas 5 26 45.6 45.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 82: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

4

Dukungan orang tua Reliability Case Processing Summary N %

Valid 20 100.0 Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 20 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.763 .966 21 Item Statistics Mean Std. Deviation N pertanyaan 1 2.75 .910 20 pertanyaan 2 2.40 .940 20 pertanyaan 3 2.40 .754 20 pertanyaan 4 2.70 .979 20 pertanyaan 5 2.50 1.000 20 pertanyaan 6 2.45 .945 20 pertanyaan 7 2.60 .940 20 pertanyaan 8 2.45 .945 20 pertanyaan 9 2.40 .995 20 pertanyaan 10 2.55 .887 20 pertanyaan 11 2.55 .887 20 pertanyaan 12 2.55 1.099 20 pertanyaan 13 2.65 1.089 20 pertanyaan 14 2.60 .940 20 pertanyaan 15 2.50 1.000 20 pertanyaan 16 2.50 1.100 20 pertanyaan 17 2.60 1.046 20 pertanyaan 18 2.65 1.089 20 pertanyaan 19 3.05 .999 20 pertanyaan 20 2.45 1.099 20 total 51.50 14.993 20

Page 83: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

5

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance N of Items

Item Means 4.895 2.400 51.500 49.100 21.458 114.052 21 Item Variances 11.630 .568 224.789 224.221 395.463 2385.461 21 Inter-Item Covariances 1.547 .013 15.763 15.750 1198.000 10.231 21 Inter-Item Correlations .572 .014 .975 .960 67.346 .034 21

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

pertanyaan 1 100.05 864.155 .539 . .756 pertanyaan 2 100.40 850.147 .781 . .751 pertanyaan 3 100.40 859.726 .759 . .754 pertanyaan 4 100.10 859.989 .573 . .755 pertanyaan 5 100.30 850.642 .724 . .752 pertanyaan 6 100.35 843.924 .894 . .749 pertanyaan 7 100.20 850.800 .769 . .752 pertanyaan 8 100.35 865.082 .502 . .757 pertanyaan 9 100.40 851.621 .710 . .752 pertanyaan 10 100.25 844.303 .946 . .749 pertanyaan 11 100.25 853.882 .756 . .753 pertanyaan 12 100.25 839.461 .835 . .748 pertanyaan 13 100.15 832.134 .963 . .745 pertanyaan 14 100.20 847.432 .832 . .750 pertanyaan 15 100.30 857.589 .602 . .754 pertanyaan 16 100.30 839.379 .835 . .748 pertanyaan 17 100.20 847.537 .742 . .751 pertanyaan 18 100.15 843.503 .777 . .749 pertanyaan 19 99.75 855.671 .636 . .753 pertanyaan 20 100.35 847.818 .700 . .751 total 51.30 222.642 .998 . .961

Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items 102.80 893.853 29.897 21

Page 84: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

6

Uji validitas dan reliabilitas item pertanyaan tentang motivasi belajar Correlations Correlations

total pertanyaanpertanyaan 1 Pearson

Correlation .643(**)

Sig. (2-tailed) .002 N 20pertanyaan 2 Pearson

Correlation .601(**)

Sig. (2-tailed) .005 N 20pertanyaan 3 Pearson

Correlation .622(**)

Sig. (2-tailed) .003 N 20pertanyaan 4 Pearson

Correlation .628(**)

Sig. (2-tailed) .003 N 20pertanyaan 5 Pearson

Correlation .607(**)

Sig. (2-tailed) .005 N 20pertanyaan 6 Pearson

Correlation .692(**)

Sig. (2-tailed) .001 N 20pertanyaan 7 Pearson

Correlation .845(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20pertanyaan 8 Pearson

Correlation .642(**)

Sig. (2-tailed) .002 N 20pertanyaan 9 Pearson

Correlation .665(**)

Sig. (2-tailed) .001 N 20pertanyaan 10 Pearson

Correlation .784(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20pertanyaan 11 Pearson

Correlation .683(**)

Sig. (2-tailed) .001 N 20

Page 85: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

7

pertanyaan 12 Pearson

Correlation .639(**)

Sig. (2-tailed) .002 N 20pertanyaan 13 Pearson

Correlation .618(**)

Sig. (2-tailed) .004 N 20pertanyaan 14 Pearson

Correlation .847(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20pertanyaan 15 Pearson

Correlation .935(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20pertanyaan 16 Pearson

Correlation .822(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20pertanyaan 17 Pearson

Correlation .689(**)

Sig. (2-tailed) .001 N 20pertanyaan 18 Pearson

Correlation .746(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20pertanyaan 19 Pearson

Correlation .689(**)

Sig. (2-tailed) .001 N 20pertanyaan 20 Pearson

Correlation .802(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 20total pertanyaan

Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 20

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 86: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

8

Motivasi Belajar Reliability Case Processing Summary N %

Valid 20 100.0Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 20 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .760 .955 21

Item Statistics Mean Std. Deviation N pertanyaan 1 2.40 .754 20pertanyaan 2 2.55 .686 20pertanyaan 3 2.40 .754 20pertanyaan 4 2.45 .759 20pertanyaan 5 2.55 .759 20pertanyaan 6 2.25 .550 20pertanyaan 7 2.55 .759 20pertanyaan 8 2.45 .759 20pertanyaan 9 2.55 .605 20pertanyaan 10 2.60 .754 20pertanyaan 11 2.50 .889 20pertanyaan 12 2.35 .813 20pertanyaan 13 3.00 .973 20pertanyaan 14 2.25 .639 20pertanyaan 15 2.20 .616 20pertanyaan 16 2.20 .616 20pertanyaan 17 2.40 .681 20pertanyaan 18 2.30 .657 20pertanyaan 19 2.25 .444 20pertanyaan 20 2.30 .571 20total pertanyaan 48.50 9.881 20

Page 87: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

9

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance N of Items

Item Means 4.619 2.200 48.500 46.300 22.045 101.124 21Item Variances 5.132 .197 97.632 97.434 494.667 449.232 21Inter-Item Covariances .673 .045 6.342 6.297 141.765 1.936 21Inter-Item Correlations .501 .072 .937 .865 13.066 .029 21

The covariance matrix is calculated and used in the analysis. Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted pertanyaan 1 94.60 371.937 .620 . .749pertanyaan 2 94.45 374.682 .579 . .751pertanyaan 3 94.60 372.568 .597 . .750pertanyaan 4 94.55 372.261 .604 . .750pertanyaan 5 94.45 372.892 .582 . .750pertanyaan 6 94.75 375.776 .677 . .752pertanyaan 7 94.45 365.734 .834 . .744pertanyaan 8 94.55 371.839 .619 . .749pertanyaan 9 94.45 374.997 .647 . .751pertanyaan 10 94.40 367.726 .769 . .746pertanyaan 11 94.50 367.316 .658 . .746pertanyaan 12 94.65 370.661 .614 . .748pertanyaan 13 94.00 367.684 .587 . .747pertanyaan 14 94.75 369.566 .837 . .747pertanyaan 15 94.80 368.168 .930 . .746pertanyaan 16 94.80 370.905 .812 . .748pertanyaan 17 94.60 372.463 .670 . .749pertanyaan 18 94.70 371.589 .731 . .749pertanyaan 19 94.75 378.618 .677 . .754pertanyaan 20 94.70 372.747 .791 . .749total pertanyaan 48.50 97.632 1.000 . .943

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 97.00 390.526 19.762 21

Page 88: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

10

Uji Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

dukungan orangtua .107 57 .164 .974 57 .265

motivasi belajar .103 57 .200* .960 57 .059

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance. Frequencies

Statistics umur responden jenis kelamin kelas responden

Valid 57 57 57N

Missing 0 0 0

Frequency Table

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1 34 59.6 59.6 59.6

2 23 40.4 40.4 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

9 11 19.3 19.3 19.3

10 18 31.6 31.6 50.9

11 23 40.4 40.4 91.2

12 2 3.5 3.5 94.7

Valid

13 3 5.3 5.3 100.0

Page 89: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

11

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

9 11 19.3 19.3 19.3

10 18 31.6 31.6 50.9

11 23 40.4 40.4 91.2

12 2 3.5 3.5 94.7

13 3 5.3 5.3 100.0

kelas responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kelas 4 31 54.4 54.4 54.4

kelas 5 26 45.6 45.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 Frequencies Statistics dukungan orangtua

Valid 57N Missing 0

Mean 50.33Std. Error of Mean 1.118Median 51.00Mode 54(a)Std. Deviation 8.442Variance 71.262Skewness -.224Std. Error of Skewness .316Range 33Minimum 33Maximum 66Sum 2869

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 90: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

12

Frequency Table

dukungan orangtua Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

33 2 3.5 3.5 3.5

34 2 3.5 3.5 7.0

38 1 1.8 1.8 8.8

40 2 3.5 3.5 12.3

41 3 5.3 5.3 17.5

43 1 1.8 1.8 19.3

44 4 7.0 7.0 26.3

45 3 5.3 5.3 31.6

46 3 5.3 5.3 36.8

47 2 3.5 3.5 40.4

48 1 1.8 1.8 42.1

50 3 5.3 5.3 47.4

51 2 3.5 3.5 50.9

52 2 3.5 3.5 54.4

53 1 1.8 1.8 56.1

54 5 8.8 8.8 64.9

55 4 7.0 7.0 71.9

57 5 8.8 8.8 80.7

58 2 3.5 3.5 84.2

59 2 3.5 3.5 87.7

60 1 1.8 1.8 89.5

61 2 3.5 3.5 93.0

63 1 1.8 1.8 94.7

65 1 1.8 1.8 96.5

66 2 3.5 3.5 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 91: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

13

Dukungan Orang tua Frequency Table pertanyaan1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 15 26.3 26.3 26.3 jarang 26 45.6 45.6 71.9 sering 9 15.8 15.8 87.7 selalu 7 12.3 12.3 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 10 17.5 17.5 17.5 jarang 32 56.1 56.1 73.7 sering 6 10.5 10.5 84.2 selalu 9 15.8 15.8 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 35 61.4 61.4 61.4 jarang 15 26.3 26.3 87.7 sering 1 1.8 1.8 89.5 selalu 6 10.5 10.5 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 15 26.3 26.3 26.3 jarang 28 49.1 49.1 75.4 sering 9 15.8 15.8 91.2 selalu 5 8.8 8.8 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 92: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

14

pertanyaan5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 2 3.5 3.5 3.5 jarang 16 28.1 28.1 31.6 sering 13 22.8 22.8 54.4 selalu 26 45.6 45.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 31 54.4 54.4 54.4 jarang 8 14.0 14.0 68.4 sering 5 8.8 8.8 77.2 selalu 13 22.8 22.8 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 10 17.5 17.5 17.5 jarang 19 33.3 33.3 50.9 sering 10 17.5 17.5 68.4 selalu 18 31.6 31.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 1 1.8 1.8 1.8 jarang 12 21.1 21.1 22.8 sering 15 26.3 26.3 49.1 selalu 29 50.9 50.9 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 5 8.8 8.8 8.8 jarang 18 31.6 31.6 40.4 sering 13 22.8 22.8 63.2 selalu 21 36.8 36.8 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 93: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

15

pertanyaan10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 8 14.0 14.0 14.0 jarang 19 33.3 33.3 47.4 sering 11 19.3 19.3 66.7 selalu 19 33.3 33.3 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 3 5.3 5.3 5.3 jarang 3 5.3 5.3 10.5 sering 8 14.0 14.0 24.6 selalu 43 75.4 75.4 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 3 5.3 5.3 5.3 jarang 18 31.6 31.6 36.8 sering 13 22.8 22.8 59.6 selalu 23 40.4 40.4 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 21 36.8 36.8 36.8 jarang 12 21.1 21.1 57.9 sering 13 22.8 22.8 80.7 selalu 11 19.3 19.3 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 25 43.9 43.9 43.9 jarang 16 28.1 28.1 71.9 sering 10 17.5 17.5 89.5 selalu 6 10.5 10.5 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 94: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

16

pertanyaan15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 3 5.3 5.3 5.3 jarang 9 15.8 15.8 21.1 sering 16 28.1 28.1 49.1 selalu 29 50.9 50.9 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 5 8.8 8.8 8.8 jarang 18 31.6 31.6 40.4 sering 9 15.8 15.8 56.1 selalu 25 43.9 43.9 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 3 5.3 5.3 5.3 jarang 7 12.3 12.3 17.5 sering 14 24.6 24.6 42.1 selalu 33 57.9 57.9 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 5 8.8 8.8 8.8 jarang 7 12.3 12.3 21.1 sering 11 19.3 19.3 40.4 selalu 34 59.6 59.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 26 45.6 45.6 45.6 jarang 11 19.3 19.3 64.9 sering 6 10.5 10.5 75.4 selalu 14 24.6 24.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 95: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

17

pertanyaan20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 4 7.0 7.0 7.0 jarang 17 29.8 29.8 36.8 sering 12 21.1 21.1 57.9 selalu 24 42.1 42.1 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Frequencies Statistics motivasi belajar

Valid 57N Missing 0

Mean 60.42Std. Error of Mean 1.206Median 62.00Mode 70Std. Deviation 9.108Variance 82.962Skewness -.061Std. Error of Skewness .316Kurtosis -1.090Std. Error of Kurtosis .623Range 35Minimum 44Maximum 79Sum 3444

Page 96: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

18

motivasi belajar

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent 44 1 1.8 1.8 1.846 2 3.5 3.5 5.347 2 3.5 3.5 8.848 2 3.5 3.5 12.349 3 5.3 5.3 17.551 3 5.3 5.3 22.852 3 5.3 5.3 28.153 1 1.8 1.8 29.854 1 1.8 1.8 31.655 1 1.8 1.8 33.356 1 1.8 1.8 35.157 2 3.5 3.5 38.658 3 5.3 5.3 43.959 1 1.8 1.8 45.660 1 1.8 1.8 47.461 1 1.8 1.8 49.162 1 1.8 1.8 50.963 3 5.3 5.3 56.164 3 5.3 5.3 61.465 3 5.3 5.3 66.766 1 1.8 1.8 68.467 3 5.3 5.3 73.768 2 3.5 3.5 77.269 2 3.5 3.5 80.770 5 8.8 8.8 89.571 1 1.8 1.8 91.273 1 1.8 1.8 93.074 2 3.5 3.5 96.576 1 1.8 1.8 98.279 1 1.8 1.8 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 97: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

19

Motivasi belajar Frequency Table

pertanyaan1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 9 15.8 15.8 15.8 jarang 24 42.1 42.1 57.9 sering 15 26.3 26.3 84.2 selalu 9 15.8 15.8 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 3 5.3 5.3 5.3 jarang 21 36.8 36.8 42.1 sering 15 26.3 26.3 68.4 selalu 18 31.6 31.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 1 1.8 1.8 1.8 jarang 2 3.5 3.5 5.3 sering 12 21.1 21.1 26.3 selalu 42 73.7 73.7 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 3 5.3 5.3 5.3 jarang 2 3.5 3.5 8.8 sering 7 12.3 12.3 21.1 selalu 45 78.9 78.9 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 98: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

20

pertanyaan5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 4 7.0 7.0 7.0 jarang 15 26.3 26.3 33.3 sering 14 24.6 24.6 57.9 selalu 24 42.1 42.1 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 4 7.0 7.0 7.0 jarang 11 19.3 19.3 26.3 sering 22 38.6 38.6 64.9 selalu 20 35.1 35.1 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 5 8.8 8.8 8.8 jarang 35 61.4 61.4 70.2 sering 11 19.3 19.3 89.5 selalu 6 10.5 10.5 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 10 17.5 17.5 17.5 jarang 24 42.1 42.1 59.6 sering 13 22.8 22.8 82.5 selalu 10 17.5 17.5 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 1 1.8 1.8 1.8 jarang 11 19.3 19.3 21.1 sering 18 31.6 31.6 52.6 selalu 27 47.4 47.4 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 99: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

21

pertanyaan10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 1 1.8 1.8 1.8 jarang 15 26.3 26.3 28.1 sering 11 19.3 19.3 47.4 selalu 30 52.6 52.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent jarang 12 21.1 21.1 21.1 sering 7 12.3 12.3 33.3 selalu 38 66.7 66.7 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 8 14.0 14.0 14.0 jarang 25 43.9 43.9 57.9 sering 14 24.6 24.6 82.5 selalu 10 17.5 17.5 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 3 5.3 5.3 5.3 jarang 19 33.3 33.3 38.6 sering 14 24.6 24.6 63.2 selalu 21 36.8 36.8 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 7 12.3 12.3 12.3 jarang 8 14.0 14.0 26.3 sering 17 29.8 29.8 56.1 selalu 25 43.9 43.9 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 100: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

22

pertanyaan15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 8 14.0 14.0 14.0 jarang 19 33.3 33.3 47.4 sering 17 29.8 29.8 77.2 selalu 13 22.8 22.8 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 14 24.6 24.6 24.6 jarang 27 47.4 47.4 71.9 sering 8 14.0 14.0 86.0 selalu 8 14.0 14.0 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent jarang 6 10.5 10.5 10.5 sering 13 22.8 22.8 33.3 selalu 38 66.7 66.7 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0 pertanyaan18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent jarang 6 10.5 10.5 10.5 sering 17 29.8 29.8 40.4 selalu 34 59.6 59.6 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

pertanyaan19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tdk pernah 3 5.3 5.3 5.3 jarang 12 21.1 21.1 26.3 sering 17 29.8 29.8 56.1 selalu 25 43.9 43.9 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Page 101: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

23

pertanyaan20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent jarang 4 7.0 7.0 7.0 sering 6 10.5 10.5 17.5 selalu 47 82.5 82.5 100.0

Valid

Total 57 100.0 100.0

Correlations

Correlations dukungan

orangtua motivasi belajar

Pearson Correlation 1 .275*

Sig. (2-tailed) .038

dukungan orangtua

N 57 57

Pearson Correlation .275* 1

Sig. (2-tailed) .038 motivasi belajar

N 57 57

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 102: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

24

Graph