Upload
nguyenxuyen
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terhadap obyek terjadi, melalui panca indra manusia
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengarui oleh intensitas perhatian persepsi terhadap
obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan
formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,
dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Akan tetapi perlu
ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan
tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
10
positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,
maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.
Menurut WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh teori
Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri
(Wawan, 2010 ).
b. Jenis-jenis pengetahuan
Menurut Surajiyo (2009), pengetahuan dapat dibagi atas:
1) Pengetahuan Non ilmiah
Secara umum yang dimaksud dengan pengetahuan non ilmiah ialah
sagenap hasil pemahaman manusia atau mengenai barang sesuatu
atau objek tertentu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pengetahuan Ilmiah
Yang dinamakan pengetahuan ilmiah merupakan segenap hasil
pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode
ilmiah.
c. Ciri-ciri ilmu pengetahuan
Menurut Surajiyo (2009), ilmu pengetahuan mempunyai ciri pokok
yaitu:
1) Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan
percobaan.
11
2) Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai
kumpulan pengetahuan yang mempunyai hubungan ketergantungan
dan teratur.
3) Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka
perseorangan dan kesukaan pribadi.
4) Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok
soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai
sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
5) Vertifikasi, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.
d. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan.
Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoatmodjo, 2003):
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling
12
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
dan menyatakan.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat
menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu
obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasiyang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
13
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
e. Cara memperoleh pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoatmodjo, 2003)
adalah sebagai berikut:
1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a) Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak
berhasil maka dicoba untuk kemungkinan yang lain sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-
pimpinan masyarakat formal atau informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang
14
menerima yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai
otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun
penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh
Deobold Van Devan yang dikutip Wawan 2010. Akhirnya lahir
suatu cara untuk malakukan penelitian yang biasa dikenal dengan
penelitian ilmiah.
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu (Wawan, 2010):
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia berbuat dan mengisi
15
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalkan
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang
dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang akan pola hidup terutama juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi.
b) Pekerjaan
Bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
c) Umur
Usia merupakan semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan
kematangan jiwa.
16
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan suatu sidrom atau kumpulan gejala dalam
merespons stimulus atau objek sehingga sikap melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian (Notoatmodjo, 2010). Menurut Allport dalam
Notoatmodjo, 2010 sikap terdiri dari 3 komponen, yakni:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya
bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang
tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
17
Tingkat sikap berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek dapat menerima stimulus
yang diberikan (objek).
b. Menanggapi (Responding)
Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (Valuing)
Menghargai merupakan suatu subjek atau seseorang memberikan nilai
yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan resiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
3. ASI eksklusif
ASI merupakan makanan utama bagi bayi, yang sangat
dibutuhkan olehnya. Tidak ada makanan lainnya yang mampu menyaingi
kandungan gizinya. ASI mengandung protein, lemak, gula dan kalsium
dengan kadar yang tepat. Dalam ASI juga terdapat zat-zat yang disebut
antibodi, yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu
menyusuinya, dan beberapa waktu setelah itu. Bayi yang senantiasa
mengkonsumsi ASI jarang mengalami selesma dan infeksi saluran
18
pernapasan bagian atas pada tahun pertama kelahiran, jika dibandingkan
dengan bayi yang tidak mengkonsumsi. Pertumbuhan dan perkembangan
bayi pun berlangsung dengan baik berkat ASI. Selain itu, ASI juga bisa
membantu perkembangan tulang rahang dan otot-otot pengunyah (Dwi,
2009). Pemberian ASI eksklusif juga mengandung semua nutrisi penting
yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, serta antibodi yang bisa
membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa
pertumbuhannya. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak
manfaat dan kelebihan, diantaranya adalah menurunkan resiko terjadinya
penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi
saluran pernapasan, dan infeksi telinga. ASI juga dapat menurunkan dan
mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas,
kurang gizi, asma dan eksem. Selain itu, ASI dapat pula meningkatkan
Intelligence Quotien (IQ) dan Emotional Quotien (EQ) anak (Dwi, 2009).
Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi
hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan
ini sesuai dengan pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI
bersama-sama makanan pada setelah bayi berumur 6 bulan (Anita , 2009).
a. Pengertian ASI Eksklusif
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya
diberi ASI saja tanpa makanan tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bantuan bahan
19
makanan padat seperti pisang, pepaya, nasi yang dilembutkan, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Nadine, 2009).
b. Jenis-jenis ASI
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga (Dwi,
2009), yaitu:
1) Kolostrum
Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama setelah bayi
dilahirkan. Kolostrum mengandung banyak protein dan antibodi.
Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Meskipun
sedikit, kolostrum mampu melapisi usus bayi dan melindunginya
dari bakteri, serta sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bayi pada
hari pertama kelahirannya. Selanjutnya, secara berangsur-angsur,
produksi kolostrum berkurang saat air susu pada hari ketiga sampai
kelima. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi
oleh kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan
ridualmaterial, yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari
kelenjar mammae sebelum dan sesudah melahirkan anak.
Kolostrum disekresi oleh kelenjar mammae pada hari pertama
hingga ketiga atau keempat sejak masa laktasi Menurut Anton
Baskoro (2009), beberapa ciri penting yang menyertai produksi
kolostrum adalah sebagai berikut:
a) Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-
angsur setelah bayi lahir.
20
b) Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan
ketimbang ASI mature.
c) Kolostrum bertindak sebagai laksatif yang berfungsi
membersihkan dan melapisi mekonium usus bayi yang baru
lahir, serta mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
d) Kolostrum lebih banyak mengandung protein (sekitar 10%
protein) dibandingkan ASI mature (kira-kira 1% protein). Lain
halnya dengan ASI mature yang mangandung protein yang
berupa kasein, yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi.
e) Pada kolostrum terdapat beberapa protein, yakni imunoglobulin
A (IgA), laktoferin, dan sel-sel darah putih. Semuanya itu
sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi terhadap serangan
penyakit (infeksi).
f) Total energi (lemak dan laktosa) berjumlah sekitar 58
kalori/100 ml kolostrum.
g) Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin A, mineral
natrium (Na), dan seng (Zn).
h) Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol
dan lecithin dibandingkan ASI mature.
i) Pada kolostrum terdapat tripsininhibitor, sehingga hidrolisis
protein dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang
menyebabkan peningkatan kadar antibodi pada bayi.
21
j) Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam.
2) Foremilk
Air susu yang pertama kali disebut susu awal (foremilk). Air susu
ini hanya mengandung sekitar 1-2% lemak dan terlihat encer, serta
tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat
banyak yang membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.
3) Hindmilk
Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui
hampir selesai. Hindmilk sangat kaya, kental, dan penuh lemak
bervitamin. Air susu ini memberikan sebagian besar energi dan
dibutuhkan oleh bayi.
c. Komposisi ASI
Komposisi zat gizi dalam ASI adalah sebagai berikut (Dwi, 2009):
1) Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang
jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih
banyak ketimbang dalam Pengganti Air Susu Ibu (PASI). Rasio
jumlah dalam laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4. Hidrat arang
dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan dalam
pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk kerja sel-
sel saraf. Didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam
laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang
22
berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral-
mineral lain.
2) Protein
ASI mengandung protein yang khusus untuk pertumbuhan bayi
dengan cepat.
3) Lemak
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal
dari lemak yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi
ketimbang PASI. Hal ini dikarenakan ASI banyak mengandung
enzim pemecah lemak (lipase). Jenis lemak dalam ASI
mengandung banyak omega-3, omega-6, dan Decosahexanoic Acid
(DHA) yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel jaringan otak.
4) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif
rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6
bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang
sangat stabil, mudah diserap tubuh, dan berjumlah sangat sedikit.
Sekitar 75% dari zat besi yang terdapat dalam ASI dapat diserap
oleh usus. Lain halnya dengan zat besi yang bisa terserap dalam
PASI, yang hanya berjumlah sekitar 5-10%. ASI juga mengandung
natrium, kalium, fosfor dan klor yang lebih sedikit ketimbang
PASI. Meskipun sedikit, tetap mencukupi kebutuhan bayi.
Kandungan mineral dalam PASI cukup tinggi. Jika sebagian
23
besartidak dapat diserap, maka akan memperberat kerja usus bayi,
serta mengganggu sistem keseimbangan dalam pencernaan, yang
bisa merangsang pertumbuhan bakteri yang merugikan. Inilah yang
menjadikan perut bayi kembung, dan akan gelisah lantaran
gangguan metabolisme.
5) Vitamin
Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai, berarti
semua vitamin yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama
kehidupannya dapat diperolah dari ASI. Kandungan vitamin
sangat mudah diserap oleh dinding usus untuk dimasukkan
kedalam saluran darah, seterusnya berfungsi untuk kesehatan tubuh
bayi.
Tabel 2.2 Perbandingan komposisi ASI dan PASI untuk setiap
100 ml
Komponen ASI PASIEnergi (kkal) 70 67Air (g) 89,7 90,2Protein (g) 1,07 3,4Rasio kasein 1 : 1,5 1 : 0,2
Lemak (g) 4,2 3,9
Laktosa (g) 7,4 4,8Vitamin A (Retinol) dengan satuan (ug) 60 31Beta karoten (ug) 0 19Vitamin D : Larutan dalam lemak dengan satuan (ug) 0,01 0,03Larut dalam air (ug) 0,80 0,15Vitamin C 3,8 1,5Tiamin (Vitamin B1) dengan satuan (mg) 0,02 0,04Riboflafin (Vitamin B2) dengan satuan (mg) 0,03 0,20Niasin (mg) 0,62 0,89Vitamin B12 (ug) 0,01 0,31Asam folant (ug) 5,2 5,2Kalsium (Ca) dengan satuan (mg) 35 124Besi (Fe) dengan satuan (mg) 0,08 ,05Tembaga (Cu) dengan satuan (ug) 39 21Seng (Zn) dengan satuan (ug) 295 361
24
d. Manfaat ASI
Pemberian ASI merupakan metode makanan bayi yang
terbaik, terutama bayi berumur kurang dari 6 bulan. ASI mengandung
beberapa zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk mencakupi
kebutuhan gizi bayi pada 6 bulan setelah kelahiran. Adapun manfaat
pemberian ASI adalah (Weni, 2009):
1) Bagi Bayi
a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan
yang baik. Setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal
baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.
b) Mengandung antibodi
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai
berikut apabila mendapat infeksi maka tubuh ibu akan
membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan
jaringan limposit. Antibodi dipayudara disebut Mammae
Associated immunocompetent Lymphoid Tissue (MALT).
Kekebalan terhadap penyakit saluran pernapasan yang
ditransfer disebut Bronchus Associated immunocompetent
Lymphoid Tissue (BALT) dan untuk pengait saluran
pencernaan ditansfer melalui Gut Associated
immunocompetent Lymphoid Tissua (GALT). Dalam tinja bayi
yang mengandung ASI terdapat antibodi terhadap bakteri
25
E.Coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri
E.Coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Di dalam ASI
kecuali antibodi terhadap enterotoksin E.Coli, juga pernah
dibuktikan adanya antibodi terhadap virus, seperti rota virus,
polio dan campak.
c) ASI mengandung komposisi yang tepat
Komposisi yang tepat yaitu dari berbagai bahan makanan yang
terbaik untuk bayi terdiri dari proporsi yang seimbang dan
cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk
kehidupan 6 bulan pertama.
d) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula
jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena
kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada
waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan
susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan
merusak gigi.
e) Memberi rasa amam dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan
antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,
kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan
perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
26
f) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian
susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat
menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini.
Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan
akan mengurangi kemungkinan alergi.
g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung
omega 3 untuk pemasangan sel-sel otak sehingga jaringan otak
bayi yang mendapat ASI eksklusif dan tumbuh optimal dan
terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak
lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.
h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang
pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada
payudara.
2) Bagi Ibu
a) Aspek Kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung saraf
sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi
estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan
kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode
kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah
27
kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum
terjadi menstruasi kembali.
b) Aspek Kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitoksin oleh kelenjar hipofisis, oksitoksin membantu
involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan
pasca persalinan mengurangi prevelensi anemia defesiansi
besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui
lebih rendah dibanding yang tidak menyusui. Mencegah
kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya
secara eksklusif. Penelitian membuktikan ibu yang
memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena
kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil
dibanding daripada yang tidak menyusui secara eksklusif.
c) Aspek Penurunan Berat Badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih
cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil.
Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak
lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai
cadangan tenaga akan terpakai.
28
d) Aspek Psikologi
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,
tetapi juga untuk ibu. Ibu akan lebih merasa bangga dan
diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
3) Bagi Keluarga
a) Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan
karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga
mengurangi biaya berobat.
b) Aspek Psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih
jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c) Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja.
Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan
dot yang harus diberikan serta minta petolongan orang lain.
4) Bagi Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian
29
anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,
misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan
akut bagian bawah.
b) Menghemat devisa negara
ASI dapat di anggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua
ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar
Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu
formula.
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung
akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi
komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta
mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.
Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirumah sakit
dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.
d) Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara
optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan
terjamin.
30
e. Keunggulan ASI
Dibandingkan dengan yang lain, ASI memiliki beberapa keunggulan
yaitu (Anita, 2009):
1) Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 3-4 bulan pertama.
2) Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal.
3) Mengandung berbagai zat antibodi, sehingga mencegah terjadinya
infeksi.
4) Mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi.
5) Tidak mengandung laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi.
6) Ekonomis dan praktis, tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal
dan dalam keadaan segar, serta bebas dari kuman.
f. Volume produksi ASI
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi
kolostrum pada payudara hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai
menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat.
Dalam kondisi normal ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc pada hari-
hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai
ke 14. Rata-rata ibu menyusui menghasilkan 700-800 ml susu perhari
pada 6 bulan pertama dan sekitar 600 ml/hari pada 6 bulan kedua. ASI
yang diproduksi yaitu : kolostrum hari ke 1-4 pospartum, ASI peralihan
hari ke 7-14 pospartum, ASI mature minggu ke-2 bulan ke 7-8, dan ASI
berkomposisi zat gizi tetap bulan ke 7-2 tahun.
31
Keadaan kurang gizi tingkat berat pada ibu, baik pada waktu
hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi
ASI pada ibu kurang gizi menjadi lebih sedikit jumlahnya, yaitu hanya
berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi, 400-600 cc
pada 6 bulan kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak.
Volume ASI pada tahun pertama adalah 400-700 ml/24 jam, tahun
kedua 200-400 ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam. Di negara
industri rata-rata volume ASI pada bayi dibawah usia 6 bulan adalah
750 gr/hari dengan kisaran 450-1200 gr/hari (ACC/SCN,1991). Volume
ASI bayi usia 4 bulan adalah 500-800 gr/hari, bayi usia 5 bulan adalah
400-600 gr/hari, dan bayi usia 6 bulan adalah 350-500 gr/hari (Atikah,
2009).
4. Pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja
Bagi ibu yang bekerja pemberian ASI secara eksklusif tidak
perlu dihentikan, ibu bekerja tetap harus memberikan ASI secara eksklusif
kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Ibu yang bekerja dapat
memberikan ASI secara langsung dan tidak langsung. Pemberian ASI
secara langsung yaitu dengan cara menyusui, sedangkan pemberian ASI
tidak langsung yaitu dengan cara memerah atau memompa ASI,
menyimpannya untuk kemudian diberikan kepada bayi. Ibu yang bekerja
juga dapat membawa bayinya ketempat ibu bekerja, namun tindakan ini
sulit dilaksanakan bila ditempat kerja atau disekitarnya tidak tersedia
sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Jika tempat kerja dekat rumah,
32
ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya sewaktu istirahat, atau meminta
bantuan orang lain untuk membawa bayinya ke tempat kerja (Dwi, 2009).
Sebelum ibu pergi bekerja ibu harus memeras payudara dan
menampung ASI perasan di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun
jumlahnya sedikit, ASI perasan tetap bermanfaat bagi bayi. Saat itu, ibu
menyisikan ASI sekitar setengah cangkir penuh (100 ml) untuk diminum
bayi ketika ibu bekerja. Cangkir berisi ASI perasan ditutup dengan kain
bersih, serta disimpan ditempat yang paling sejuk di rumah, lemari es, atau
tempat lainnya yang aman, agak gelap, dan bersih. ASI jangan dimasak
atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahan-bahan anti-infeksi
yang terkandung dalam ASI. Setelah mamperoleh ASI perasan, bayi tetap
harus disusui demi mendapatkan ASI akhir (hindmilk). Sebab, pengisapan
oleh bayi secara langsung dinilai lebih baik ketimbang pemberian ASI
dengan cara diperas. Ketika ibu berada ditempat kerja, hendaknya ibu
memeras payudara atau memompanya setiap 3-4 jam sekali secara teratur.
Hal ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga, karena ASI dibuat
based on demand. Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman
dan mengurangi jumlah ASI yang menetes. Sebaiknya, ibu menyimpan
ASI dilemari es, atau dibawa dengan termos es (Dwi, 2009).
Tempat penyimpanan ASI, ASI yang disimpan dalam botol
dapat bertahan hingga 8 jam dalam suhu kamar, 24 jam dalam termos
berisi es, 2x24 jam dalam lemari es, dan 2 bulan dalam freezer. ASI dapat
disimpan dalam kantong plastik atau botol bersih (Kun, 2008).
33
Ada beberapa cara mengeluarkan ASI yaitu mengeluarkan ASI
dengan tangan dan mengeluarkan ASI dengan alat.
a. Cara mengeluarkan ASI dengan tangan
1) Cuci tangan sampai bersih.
2) Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI.
3) Condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan tangan.
4) Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari
telunjuk pada batas areola mammae bagian bawah sehingga
berhadapan.
5) Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa
menggeser letak kedua jari tadi.
6) Pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan
memeras dan mengeluarkan ASI yang berada di dalam sinus
lactiferus.
7) Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali.
8) Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan
telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola
dengan kedua jari selalu berhadapan.
9) Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan terperah dari semua
bagian payudara.
10) Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan
mengeluarkan ASI dan menyebabkan rasa sakit.
34
b. Mengeluarkan ASI dengan pompa
Ada 2 macam bentuk pompa yaitu:
1) Pompa manual atau tangan
Ada beberapa tipe pompa manual antara lain:
a) Tipe silindris
Pompa ini efektif dan mudah dipakai. Kekuatan tekanan isapan
mudah dikontrol, baik kedua silinder maupun gerakan
memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari plastik yang
tempat penampungan ASI dibagian bawah silinder.
b) Tipe silindris bersudut
Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan lebih
mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan
ditampung di botol yang ditempelkan di pompa.
c) Tipe kerucut/plastik dan bola karet/tipe terompat (Squeeze and
bulb atau Horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat
menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan putting susu
serta jaringan payudara. Kekuatan tekanan isapan sukar diatur.
2) Pompa elektrik
Beberapa macam pompa listrik sudah ada di beberapa kota besar.
Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya
terbatas di rumah sakit besar (Weni, 2009).
35
5. Faktor-faktor yang terkait dalam pemberian ASI eksklusif
a. Aspek Pemahaman dan Pola Pikir
ASI eksklusif ialah makanan utama bayi yang sangat baik dan tidak ada
bandingannya, meskipun susu formula termahal dan terbaik. Meskipun
pemberian ASI eksklusif telah banyak disosialisasikan, namun masih
sedikit ibu yang belum mengerti dan menganggap remeh pemberian
ASI, terutama para ibu yang bekerja di luar rumah. Beberapa anggapan
keliru yang sering kali mengenyampingkan kebutuhan nutrisi bayi.
Rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6 bulan
pertama kelahiran bayi dikarenakan kurangnya informasi dan
pengetahuan yang dimiliki para ibu mengenai segala nutrisi dan
manfaat yang terkandung dalam ASI.
b. Aspek Gizi
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi hingga 6
bulan pertama kelahirannya. ASI pertama yang diberikan kepada bayi,
sering kali disebut kolostrum, banyak mengandung zat kekebalan,
terutama Immunoglobulin A (IgA) yang berfungsi melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi, seperti diare. Bila kolostrum terlambat
diberikan kepada bayi, maka boleh jadi sistem kekebalan bayi sedikit
rapuh dan mudah terserang penyakit. Kolostrum juga mengandung
protein, vitamin A, karbohidrat, dan lemak rendah, sehingga sesuai
kebutuhan gizi pada hari-hari pertama kelahiran. Kolostrum akan
36
membantu mengeluarkan mekonium, yaitu tinja bayi pertama yang baru
lahir, yang berwarna hitam kehijauan.
c. Aspek Pendidikan
Bagi sebagian ibu, menyusui bayi merupakan tindakan yang alamiah
dan nulariah. Oleh karena itu, ibu beranggapan bahwa menyusui tidak
perlu dipelajari. Sebenarnya anggapan ini tidak sepenuhnya keliru,
tetapi menyusui dapat menjadi masalah apabila ibu menikah dini, atau
melahirkan bayi yang pertama, terutama dikalangan ibu yang bekerja.
Kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai makanan
utama bayi. Para ibu hanya mengetahui bahwa ASI adalah makanan
yang diperlukan bayi tanpa memperhatikan aspek lainnya. Waktu yang
lama bersama bayi tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga para
ibu tidak memberika ASI eksklusif kepada bayi. Kegiatan atau
pekerjaan ibu sering kali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI
eksklusif.
d. Aspek Immunologik
Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti-infeksi yang
bersih dan bebas kontaminasi. Kadar immunoglobulin A (IgA) dalam
kolostrum cukup tinggi. Meskipun sekretori IgA tidak diserap oleh
tubuh bayi, tetapi zat ini berfungsi melumpuhkan bakteri patogen E.
Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. Laktoferin yang
diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara
bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri), karena
37
merupakan glikoprotein yang dapat mengikat besi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri aerob, seperti Stafilokokus
dan E. Coli. Lysosim yang diproduksi makrofag yang berfungsi
melindungi bayi dari bakteri E. Coli dan salmonella, serta virus. Jumlah
lysosim dalam ASI sebanyak 300 kali persatuan volume. Jumlah ini
lebih banyak ketimbang susu sapi atau susu kambing. Lysosim mampu
bertahan hingga tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Pada
dua minggu pertama, jumlah sel darah putih dalam ASI lebih dari 4.000
sel per mil, yang terdiri dari Brochus Asociated Lympocyte Tissue
(BALT) atau antibodi pernapasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue
(GALT) atau antibodi saluran pernapasan, serta Mammary Asociated
Lympocyte Tissue (MALT) atau antibodi jaringan payudara ibu. Faktor
fibidus dapat mempengaruhi flora usus yang menyokong ke arah
tumbuhnya Lactobacillus bifidus. Hal ini akan menurunkan pH,
sehingga menghambat pertumbuhan E.Coli dan bakteri patogen lainnya.
Oleh karena itu kuman komensal terbanyak dalam usus bayi yang
mendapatkan ASI sejak lahir adalah Lactobacillus bifidus.
e. Aspek Psikologis
Secara psikologis, menyusui mengandung tiga hal penting yaitu:
1) Menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu
mampu menyusui dengan produk ASI yang mencukupi kebutuhan
bayi.
38
2) Interaksi antara ibu dan bayi.
3) Kontak langsung ibu dan bayi melalui sentuhan kulit mampu
memberikan rasa aman dan puas, karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam
rahim.
f. Aspek Kecerdasan
Para ahli gizi berpendapat bahwa ASI mengandung Decosahexanoic
Acid (DHA) dan Arachinoid Acid (AA) yang dibutuhkan bagi
perkembangan otak. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama
setelah kelahiran bayi mempunyai dua dampak positif yaitu:
1) Proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan gizi
menjadi lebih maksimal. Hal ini dikarenakan adanya interaksi yang
baik antara ibu dan bayi, yang terjalin ketika menyusui. Dengan
asupan gizi yang optimal, ASI dapat membantu perkembangan
sistem saraf otak yang berperan meningkatkan kecerdasan bayi.
2) Bayi yang diberi ASI akan tumbuh cerdas karena ASI mengandung
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachinoid Acid (AA).
Sementara itu, bayi yang tidak diberi ASI mempunyai IQ
(Intellectual Quotient) yang lebih rendah tujuh sampai delapan poin
dibandingkan bayi yang diberi ASI secara eksklusif.
g. Aspek Neurologis
Dengan minum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait aktivitas
menelan, menghisap, dan bernapas seperti sempurna. Hal ini akan
39
mengurangi resiko gangguan sesak napas pada bayi yang baru lahir,
atau terjadinya asma pada anak pra sekolah. Tindakan tersebut juga
dapat mencegah gejala hipersekresi bronkus atau suara napas yang tidak
beraturan pada bayi, yang mengarah pada gangguan sensitif pada
saluran pernapasan. Selain itu, bayi tidak mudah batuk, dan mencegah
terjadinya infeksi saluran pernapasan.
h. Aspek Biaya
Ditinjau dari sudut biaya, maka dapat disimpulkan bahwa menyusui
secara eksklusif dapat mengurangi biaya tambahan, yang diperlukan
untuk membeli susu formula beserta peralatannya.
i. Aspek Penundaan Kehamilan
Menyusui secara eksklusif dapat menunda kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dikenal sebagai
Metode Amenore Laktasi (MAL) Dwi (2009).
6. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ASI antara lain:
a. Frekuensi penyusuan
Produksi ASI akan optimal jika ASI dipompa lebih dari 5 kali per hari
selama bulan pertama setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan 10 kali
per hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan
dengan produksi ASI yang cukup. Berdasarkan hal ini
direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode
awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan
kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
40
b. Berat lahir
Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan
dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan inti yang
besar dibanding dengan bayi yang mendapat formula.
c. Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intake ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secar efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat
disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi
organ.
d. Umur dan paritas
Umur dan paritas tidak berhubungan dengan produksi ASI, hal ini
karena pemenuhan gizi bayi dan ibu setiap orang berbeda-beda. Apabila
seorang ibu dengan pola hidup dan kebiasaan makan yang bergizi
walaupun umurnya bisa dikatakan tua maka akan menghasilkan ASI
yang bagus juga dibanding dengan wanita muda yang menyusui tanpa
diimbangi dengan sistem kebiasaan makan yang baik.
e. Stres dan penyakit akut
Ibu yang merasa cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga
mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.
Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks
41
dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari
berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah
terhadap produksi ASI. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut
yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.
f. Konsumsi rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan menganggu
hormon prolaktin dan oksitoksin untuk produksi ASI. Merokok akan
menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat
pelepasan oksitoksin.
g. Konsumsi alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu
merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun
disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitoksin. Kontraksi
rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitoksin. Pada
dosis etanol 0.5-0,8 gr/kg berat badan ibu mangakibatkan kontraksi
rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan
kontraksi rahim 32% dari normal.
h. Pil kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan
dengan penurunaan volume dan durasi ASI, sebaliknya bila pil hanya
mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI.
Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu
menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi (Atikah, 2009).
42
7. Hambatan menyusui
Aktivitas menyusui bayi ternyata tidak semudah dibayangkan.
Saat menyusui, ibu sering kali menemui berbagai kendala. Beberapa faktor
yang menjadi kendala ketika menyusui dibedakan menjadi dua, yakni
faktor internal dan faktor eksternal (Dwi, 2009).
a. Faktor-faktor internal ibu
1) Rasa percaya diri atau keyakinan ibu bahwa ASI yang di berikan
secara eksklusif kepada bayi tidak cukup sehingga ibu ingin cepat
memberikan susu formula atau bubur yang terbuat dari tepung biji-
bijian kepada bayi.
2) Kepribadian ibu yang salalu mengalami tekanan batin karena tidak
mendapat dukungan dari suaminya apabila memberikan ASI sacara
eksklusif.
3) Tingkat kecemasan karena ibu takut apabila hanya diberi ASI
sampai usia 4 bulan selebihnya 6 bulan saja bayi tidak dapat
tumbuh besar.
4) Kestabilan emosional, ibu takut kehilangan daya tarik sebagai
seorang wanita karena dengan menyusui akan membuat bentuk
payudara kurang bagus sehingga membuat emosional ibu
meningkat.
5) Sikap ibu lebih tertarik terhadap penerangan dan dorongan tentang
promosi susu formula.
43
6) Pengalaman menyusui, ibu yang mempunyai anak satu akan
berbeda dengan ibu mempunyai anak dua dalam hal menyusui.
b. Faktor-faktor eksternal ibu yaitu:
1) Hubungan keluarga, ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan
pemberian ASI eksklusif dengan cara memberikan dukungan
secara emosional kepada istri dan memberikan bantuan-bantuan
praktis seperti, mengganti popok atau menyendawakan bayi.
2) Lingkungan pekerjaan, dimana tempat ibu bekerja tidak
mendukung apabila ibu memberikan ASI eksklusif nantinya akan
mengganggu produktivitas dalam bekerja.
8. Upaya Memperlancar, Memperbanyak dan Meningkatkan Kualitas
ASI.
a. Upaya memperlancar dan memperbanyak ASI
Cara yang terbaik untuk menjamin pengeluaran ASI ialah
dengan mengusahakan agar setiap kali menyusui buah dada betul-betul
menjadi kosong, karena pengosongan buah dada dengan waktu tertentu
itu merangsang kelenjar buah dada untuk membuat susu lebih banyak.
Dalam hal ini dada belum kosong betul sehabis menyusui, biasanya
harus dikosongkan dengan memompa atau mengurut. Susu yang
diperas itu boleh diberikan pada bayi (Indiarti, 2007).
Agar proses menyusui berlangsung tanpa kesulitan, salah satu
faktor penting harus dipenuhi adalah kelancaran produksi ASI. Seorang
ibu yang sedang menyusui membutuhkan tambahan kalori lebih banyak
44
dan lazimnya supaya produksi ASI-nya maksimal. Selama masa
menyusui eksklusif bulan pertama, ibu harus mendapat tambahan 700
kalori, enam bulan selanjutnya 500 kalori, dan pada tahun kedua 400
kalori (Indiarti, 2007).
Upaya bidan dalam usaha memperbanyak produksi ASI
yaitu: membina hubungan/ikatan yang baik antara ibu dan bayi dengan
cara membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan,
motivasi menyusui dini dalam 30 menit setelah lahir bayi sudah
disusukan ke ibunya, memberi bimbingan dalam perawatan payudara,
menganjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin (Anita, 2009).
b. Cara Meningkatkan Kualitas ASI
Menurut Indiarti (2007) agar kualitas ASI meningkat perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
1) Minumlah susu satu liter setiap hari.
2) Daun pucuk katuk dan sayur asin membuat air susu lebih banyak
keluar.
3) Selain itu, faktor jiwa ibu yang harus hidup tenang lebih banyak
mengeluarkan susu dari pada ibu yang sedang dalam kesedihan.
4) Melakukan perawatan buah dada.
5) Dengan obat- obatan, sesuai petunjuk dokter.
45
9. Cara menyusui yang benar yaitu:
a. Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu
1) Keluarkan sedikit ASI dari putting susu kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola.
2) Ibu berada pada posisi yang rileks dan nyaman.
3) Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya tiga hal
pokok yakni:
a) kepala dan badan bayi berada pada satu garis.
b) muka bayi harus menghadap kepayudara sedangkan hidungnya
kearah putting susu.
c) ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
4) Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari sedangkan ibu jari
yang lainnya menompang bagian bawah payudara serta gunakanlah
ibu jari untuk membentuk putting susu sedemikian rupa sehingga
mudah memasukannya ke mulut bayi.
5) Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara
menyentuhkan bibir bayi ke putting susu dengan cara menyentuh
sisi mulut bayi.
6) Tunggulah sampai bibir bayi membuka cukup lebar, Setelah mulut
terbuka cukup lebar gerakkan bayi segera kepayudara ibu yang
digerakkan kemulut bayi.
46
7) Arahkan bibir bawah bayi dibawah putting susu sehingga dagu bayi
menyentuh payudara, perhatikanlah selama menyusui itu (Suherni,
2009).
b. Ciri-Ciri bayi menyusui dengan benar yaitu Utami (2005):
1) Bayi tampak tenang.
2) Badan bayi menempel pada perut ibu, dagu bayi menempel pada
payudara.
3) Mulut bayi terbuka cukup lebar.
4) Bibir bawah bayi juga terbuka lebar.
5) Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas dari pada dibagian
bawah mulut bayi.
6) ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapannya, lembut dan
tidak ada bunyi.
7) Putting susu tidak merasa sakit. Kepala dan badan bayi berada pada
lurus.
8) Kepala bayi tidak pada posisi tengadah.
47
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo, 2010
Keterangan:
= Yang tidak diteliti
= Yang diteliti
Faktor Predisposisi (Predispossing
factor):
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pendapatan
4. Pekerjaaan
5.
6. Sikap
5. Pengetahua
Faktor Pemungkin (Enabling
factors):
1. Kelengkapan Sarana
Faktor Penguat (Reinforcing
factors):
1. Sikap dan perilaku petugas
kesehatan
2. Tokoh masyarakat
Pemberian ASI
eksklusif
48
C. Kerangka konsep
Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori tersebut, maka disusun
kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI
eksklusif.
Tingkat pengetahuan ibu
bekerja
Pemberian ASI eksklusif