37
10 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih indifidu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (friedman, 1998). Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyrakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Keluarga adalah sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008). Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan, dan kedekatan emosi yang masing – masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ester,2007). Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa keluarga adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

  • Upload
    lymien

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih indifidu yang tergabung karena

ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian

dari keluarga (friedman, 1998).

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat

penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah

pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta

tatanan masyrakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu

kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Keluarga adalah

sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama melalui ikatan perkawinan, dan kedekatan emosi yang masing –

masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ester,2007).

Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa keluarga

adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

Page 2: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

11

tinggal di satu tempat atau rumah, saling berinteraksi satu sama lain,

mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Struktur Keluarga

Menurut Effendy (1998) struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,

diantaranya adalah :

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu di susun

melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu di susun

melalui jalur garis ibu.

c. Matri local : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga keluarga istri.

d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

keluarga suami.

e. Keluaraga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak – anak

Page 3: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

12

b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti di tambah

dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, sepupu,

paman, dan sebagainya.

c. Keluarga Berantai ( Serial Family ) adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga Duda atau Janda ( single family), adalah keluarga yang

terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga Berkomposisi (composite), adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Kabitis (cohabitation), adalah dua orang yang menjadi satu

tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

4. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat di jalankan keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi Biologis: Untuk meneruskan keturunan, Memelihara dan

membesarkan anak, Memenuhi kebutuhan gizi keluarga, Memelihara

dan merawat anggota keluarga.

b. Fungsi Psikologis: Memberikan kasih sayang dan rasa aman,

Memberikan perhatian diantara anggota keluarga, Membina

pendewasaan kepribadian anggota keluarga, Memberikan identitas

keluarga.

Page 4: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

13

c. Fungsi Sosialisai : Membina sosialisasi pada anak, Membentuk

norma- norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,

Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga.

d. Fungsi Ekonomi : Mencari sumber - sumber penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga, Pengaturan penggunaan penghasilan

keluarga untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga di masa

yang akan datang, misalnya pendidikan anak- anak , jaminan hari tua

dan sebagai nya.

e. Fungsi Pendidikan : Menyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai

dengan bakat, minat yang dimilikinya, Mempersiapkan anak untuk

kehidupan semasa yang akan datang dalam memenuhi perannya

sebagai orang dewasa, Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat

nya.

5. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 1998)

1) Mengenal masalah kesehatan.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

3) Memberi perawatn pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat.

(Murwani, 2007)

Page 5: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

14

B. KONSEP TUMBUH KEMBANG BALITA

Tahap pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi tidak ada yang sama

persis. Oleh karena itu, tidak mungkin memprediksi secara tepat bagaimana

perilaku bayi dalam setiap tahap kehidupannya. Tetapi ada kecenderungan

umum yang terjadi, tabel di bawah ini hanya dijadikan patokan dasar untuk

melihat tahap pertumbuhan dan perkembangan balita (Rini,2008).

1. Perkembangan

Perkembangan adalah hal-hal yang lebih berkaitan dengan fungsi-

fungsi organ tubuh seperti kepandaian/intelegensia, emosi, perilaku dan

panca indera (Rini,2008).

Perkembangan seorang anak secara umum digambarkan dalam

periode-periode. Salah satunya adalah periode Bawah Lima Tahun atau

sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia manusia

setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua

sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu

usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena

pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini

perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,

emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan yang optimal sangat

dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan interaksi antara anak dan orang

Page 6: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

15

tua/orang dewasa lainnya. Interaksi sosial diusahakan sesuai dengan

kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan, bahkan sejak bayi

dalam kandungan (Rini,2008).

2. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh. Tumbuh

berkaitan dengan fisik, yaitu hal-hal yang dapat dilihat dengan mata, yang

tampak dan dapat diukur, antara lain : tinggi badan, berat badan dan

lingkar kepala (Rini,2008).

Pertumbuhan fisik Pertambahan berat badan menurun, terutama

diawal balita. Hal ini terjadi karena balita memnggunakan banyak energi

untuk bergerak.

Page 7: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

16

Pertumbuhan Balita (BB,PB,LK)

UMUR BERAT BADAN

PANJANG BADAN

LINGKAR KEPALA

( Kg) ( Cm) ( Cm)

1 Bulan 3.0 – 4.3 49.8 – 54.6 33 – 39

2 Bulan 3.6 – 5.2 52.8 – 58.1 35 – 41

3 Bulan 4.2 – 6.0 55.5 – 61.1 37 – 43

4 Bulan 4.7 – 6.7 57.8 – 63.7 38 – 44

5 Bulan 5.3 – 7.3 59.8 – 65.9 39 – 45

6 Bulan 5.8 – 7.8 61.6 – 67.8 40 – 46

7 Bulan 6.2 – 8.3 63.2 – 69.5 40.5 – 46.5

8 Bulan 6.6 – 8.8 64.6 – 71.0 41.5 – 47.5

9 Bulan 7.0 – 9.2 66.0 – 72.3 42 – 48

10 Bulan 7.3 – 9.5 67.2 – 73.6 42.5 – 48.5

11 Bulan 7.6 – 9.9 68.5 – 74.9 43 – 49

12 Bulan 7.8 – 10.2 69.6 – 76.1 43.5 – 49.5

15 Bulan 8.4 – 10.9 72.9 – 79.4 44 – 50

1½ Tahun 8.9 – 11.5 75.9 – 82.4 44.5 – 50.5

2 Tahun 9.9 – 12.3 79.2 – 85.6 45 – 51

2½ Tahun 10.8 – 13.5 83.7 – 90.4 45.5 – 52.5

3 Tahun 11.7 – 14.6 87.8 – 94.9 46 – 53

3½ Tahun 12.5 – 15.7 91.5 – 99.1 46.5 – 53.3

4 Tahun 13.2 – 16.7 96.4 – 102.9 47 – 53.8

4½ Tahun 13.8 – 17.7 99.7 – 106.6 47.5 – 53.8

5 Tahun 14.5 – 18.7 102.7 – 109.9 47.8 – 54

Tabel 2.1

(kayyisa,2009).

Page 8: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

17

C. KONSEP MALNUTRISI

1. Pengertian Malnutrisi

Gizi (Natrision) adalah suatu proses organisme menggunakan

makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi,

transportasi. Penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang

tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan

fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energy

(Nyoman,2001).

Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami

gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan

dan aktivitas. Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan

makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi, pencernaan dan

penggunaan zat gizi dalam tubuh (Rahajeng, 2009).

Kurang energy protein (KEP) adalah suatu keadaan yang

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan

sehari-hari sehingga memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) (Depkes RI,

1997).

Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi akibat

konsumsi pangan tidak cukup mengandung energy dan protein serta

karena gangguan kesehatan (Depkes RI, 1999).

Kurang gizi protein (KEP) adalah keadaan dimana kurang gizi

yang di sebabkan rendah nya konsumsi energy dan protein dalam makanan

Page 9: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

18

sehari-hari yang tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG) (Manjoer

Arif,2000).

Dari berbagai macam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

malnutrisi kurang energi protein adalah suatu keadaan di mana tubuh

mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan,

perkembangan dan aktivitas akibat konsumsi pangan tidak cukup

mengandung energy dan protein serta karena gangguan kesehatan.

2. Etiologi

Kurang gizi pada anak, bisa terjadi di usia Balita (Bawah Lima

Tahun). “Pedoman untuk mengetahui anak kurang gizi adalah dengan

melihat berat dan tinggi badan yang kurang dari normal”. Jika tinggi badan

anak tidak terus bertambah atau kurang dari normal, itu menandakan

bahwa kurang gizi pada anak tersebut sudah berlangsung lama.

Menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kurang gizi

pada anak.

Pertama, jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut

mempengruhi. Dengan demikian, perhatian ibu untuk kakak sudah tersita

dengan keberadaan adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan

tidak diperhatikan makanannya. Oleh karena itu akhirnya kakak menjadi

kurang gizi. “Balita itu konsumen pasif, belum bisa mengurus dirinya

sendiri, terutama untuk makan”.

Kedua, anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena infeksi atau

juga tertular oleh penyakit-penyakit lain.

Page 10: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

19

ketiga adalah karena lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak

mudah sakit-sakitan. Karena sakit-sakitan tersebut, anak menjadi kurang

gizi.

Keempat, kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenai

gizi. “Kurang gizi yang murni adalah karena makanan,” Ibu harus dapat

memberikan makanan yang kandungan gizinya cukup.

Kelima, kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit. Faktor ini

cukup banyak mempengaruhi, karena jika anak sudah jarang makan, maka

otomatis mereka akan kekurangan gizi.

Keenam, selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga karena

adanya penyakit bawaan yang memaksa anak harus dirawat. Misalnya

penyakit jantung dan paru-paru bawaan (Siswono, 2001).

3. Patofisiologi

Penyakit malnutrisi dengan kekurangan energi protein atau tidak

mencukupinya makanan bagi tubuh sering kali dikenal dengan marasmus

dan kwarsiokor. Kwarsiokor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun kwantitasnya.

Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan

asam amino essensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan

metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, makin

berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan berkurangnya

produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering karena

depigmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena

Page 11: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

20

kekurangan vitamin A. Kekurangan mineral khusunya besi, kalsium dang

zheng. Edema yang terjadi karena hipoproteinemia yang mana cairan akan

berpindah dari intra vaskuler compartemen ke rongga interstisial yang

kemudian menimbulkan ansietas. Gangguan gastrointestinal seperti adanya

perlemakan pada hati dan atropi pada sel acini pankreas.

Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan

kalori dan protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan

terutama lapisan subkutan dan badan tampak kurus seperti orang tua. Pada

marasmus metabolisme lemak kurang terganggu dari pada kwarsiokor

sehingga kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak ada. Pada

marasmus tidak ditemukan edema akibat dari hipoalbuminemia atau

retensi sodium. Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat ditemui

dengan adanya cadangan protein sebagai sumber energi (Yuliani, 2006).

4. Manifestasi Klinik

a. Tanda dan gejala terjadinya kurang energy protein

1) Badan kurus di timbang pada KMS berada di bawah garis merah

atau pita kuning bagian bawah

2) Lemah lesu.

3) Selera makan kurang.

4) Gangguan pertumbuhan pada anak.

5) Ganguan kecerdasan kepada anak mudah terkena penyakit.

b. Kategori KEP berdasarkan kriteria KMS yang baru di bedakan

menjadi dua, yaitu :

Page 12: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

21

1) KEP sedang – berat

Anak disebut masuk dalam kategori sedang –berat bila berat

badan kurang dari 70% baku rujukan BB/u WHO- NCHS, pada

KMS artinya sama dengan di bawah garis merah.

2) KEP ringan

Anak di sebut KEP ringan bila berat badan 70% sampai kurang

dari 80% baku rujukan BB/u WHO- NCHS.

Table kategori KEP menurut standar baku WHO-NCHS

Kategori Kriteria WHO-NCHS

Kriteria menurut KMS

KEP Ringan 70 - <80 % Pita warna kuning (antara pita warna hijau dan garis merah

KEP Sedang-berat < 70 % BGM Tabel 2.2

c. Cara mendeteksi KEP:

1) KEP dapat di deteksi dengan cara antropometri yaitu mengukur

BB dan umur yang di bandingkan dengan indeks BB/u baku

standar WHO-NCHS sebagai mana tercantum dalam KMS.

2) Badan kurus biala di timbang BB pada KMS berada di bawah

garis merah.

3) Lemah lesu dan cengeng.

4) Gangguan pertumbuhan badan kurang.

5) Selera makan kurang.

6) Gangguan perkembangan kecerdasan.

7) Sikap anak kurang tanggap.

Page 13: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

22

d. Penyakit penyerta yang menyertai KEP yaitu :

1) Kwasiokor

Kwasiokor dapat di jumpai pada usia anak bayi yang masih

di sapih atau pada anak usia pra sekolah yang

merupakangolongan umur yang relatif memerlukan banyak

protein untuk tubuh. Gejala Kwasiokor :

a) Gejala yang terpenting adalah pertumbuhan yang terganggu

b) Gejala gastrointestinal

c) Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah

di cabut tanpa rasa sakit, rontok/ perubahan pada rambut.

d) Kulit penderita kering

Pengobatan Kwasiokor : Prinsisp Kwasiokor ialah

memberikan makanan yang mengandung banyak protein yang

bernilai hayati tinggi.

2) Marasmus

Gejala marasmus : Pertumbuhan kurang atau terhenti,

Anak, masih suka menangis, Konstipati diare, Lemak pipi

menghilang wajah penderita seperi wajah orang tua.

Komplikasi yang akan terjadi : Infeksi, Diare, Gangguan

keseimbangan elektrolit, Defisiensi vitamin A, Anemi.

Pencegahan: Pendidikan kesehatan, Rutin ke posyandu,

Program makanan tambahan, Pemberian zat besi, Pemberian

Page 14: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

23

kapsul vitamin A dosis tinggi, Pemberian kapsul minyak

beryodium (Ngastiyah,2005).

5. Komplikasi

Bahaya komplikasi pada pasien malnutrisi energi protein sangat

mudah mendapat infeksi karena daya tubuhny rendah terutama system

kekebalan tubuh. Infeksi yang paling sering adalah bronkopneumonia dan

tuberculosis. adanya atrofilis usus menyebabkan penyerapan terganggu

mengakibatkan pasien sering diare. Melihat komplikasi tersebut sukar

untuk di cegah yang perlu di perhatikan adalah kebersihan mulut, kulit,

dan hipotermia (Ngastiyah,2005).

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan malnutrisi (tingkat ringan dan sedang) dilakukan

dengan memberikan makanan yang bergizi, menu yang seimbang,

mengandung karbohidrat dan protein dalam jumlah yang cukup. Selain itu,

perlu juga mengobati penyakit lain yang dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan pada anak (misalnya diare). Anak dengan keadaan malnutrisi

berat sering berada dalam keadaan darurat dan sebaiknya dibawa ke rumah

sakit untuk mendapat pengobatan (Riyadi,2009).

D. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan Malnutrisi kurang energi protein menurut (Friedman, 2008) antara

lain :

Page 15: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

24

a. Identitas Data

Nama keluarga, alamat dan no telepon, komposisi keluarga, tipe

bentuk keluarga, latar belakang kebudayaan, identifikasi religi, status

kelas keluarga, dan aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu

luang.

b. Tahap perkembangan dan riwayat keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Malnutrisi kurang

energi protein sering ditemukan pada keluarga dengan anggota

keluarganya baik anak atau pun yang dewasa.

2) Jangkauan pencapaian tahap perkembangan

3) Riwayat keluarga inti : Adanya anggota keluarga yang terkena

malnutrisi kurang energi protein (balita) mempunyai resiko

terhambatnya tumbuh kembang.

4) Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua.

c. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah : Rumah yang kurang nyaman, serta sanitasi

yang kurang hygienis dapat mempengaruhi kebersihan makanan

dan minuman, Status rumah yang dihuni keluarga apakah rumah

sendiri atau menyewa dapat mempengaruhi keperdulian

keluarga dalam menjaga kebersihan.

2) Karakteristik lingkungan, sekitar rumah dan lingkungan yang

lebih besar (tetangga dan masyarakat yang lebih luas : Tempat

Page 16: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

25

tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak terjaga,

lingkungan dengan keluarga ekonomi menengah ke bawah).

3) Fasilitas dan pelayanan kesehatan : Tingkat ekonomi yang

rendah dapat mengakibatkan sulitnya pengobatan malnutrisi

kurang energi protein. Ketidak efektifannya dan keluarga dalam

mengunjungi pelayanan kesehatan yang ada.

4) Fasilitas transportasi : Transportasi merupakan sarana yang

penting dan sangat diperlukan agar penderita mendapatkan

pelayanan kesehatan dengan segera. Ketiadaan sarana

transportasi menjadikan masyarakat enggan berkunjung ke

pelayanan kesehatan sehingga kondisi akan semakin memburuk.

d. Struktur Keluarga

1) Struktur komunikasi : Berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga merupakan tugas keluarga, dan dapat

menurunkan beban masalah.

2) Struktur kekuasaan : Kekuasaan dalam keluarga dipegang oleh

pemegang keputusan yang mempunyai hak dalam menentukan

masalah dan kebutuhan dalam mengatasi masalah kesehatan

diare dalam keluarga.

3) Struktur peran : Peran antar kelurga menggambarkan perilaku

interpersonal yang berhubungan dengan masalah kesehatan

dalam posisi dan situasi tertentu.

e. Nilai-nilai keluarga

Page 17: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

26

Beban kasus keluarga sangat bergantung pada nilai kekuasaan dan

kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga.

f. Fungsi Keluarga

1) Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang

disebabkan oleh : Kurangnya pengetahuan keluarga tentang

malnutrisi kurang energi protein, anggapan bahwa penyakit

malnutrisi kurang energi protein adalah biasa yang bisa sembuh

dengan sendirinya.

2) Ketidak kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan serta

dalam mengambil tindakan yang tepat tentang malnutrisi kurang

energi protein berhubungan dengan :

a) Tidak memahami mengenai sifat berat dan meluasnya

masalah malnutrisi kurang energi protein.

b) Ketidak mampuan keluarga dalam memecahkan masalah

Karena kurangnya pengetahuan dan sumber daya keluarga

seperti : latar belakang pendidikan dan keuangan keluarga.

c) Ketidak mampuan keluarga memilih tindakan diantara

beberapa alternative perawatan dan pengobatan terhadap

malnutrisi kurang energi protein.

3) Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga

yang sakit berhubungan dengan tidak mengetahui keadaan

malnutrisi kurang energi protein misal : sifat malnutrisi kurang

Page 18: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

27

energi protein, penyebab malnutrisi kurang energi protein, dan

tanda gejala yang menyertai malnutrisi kurang energi protein.

g. Koping keluarga

Koping keluarga dipengaruhi oleh situasi emosional keluarga, sikap

dan pandangan hidup, hubungan kerja sama antara anggota keluarga

serta adanya support system dalam keluarga.

2. Diagnosa Keperawatan

Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data yang

diperoleh dari pengkajian keluarga. Struktur diagnosis keperawatan.

Keluraga terdiri dari masalah (problem), penyebab (etiologi) dan

atau tanda atau gejala. Maslah adalah suatu pernyataan tidak terpenuhi

kebutuhan dasar manusia yang dialami keluarga atau anggota keluarga .

Penyebab adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah

dengan mengacu pada liam tugas keluarga yaitu mengenal masalah,

mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,

memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan. Tanda/gejala adalah sekumpulan data objektif dan subjektif

yang diperoleh oleh perawat dari kelurga yang mendukung maslah dan

penyebab.

Diagnosis keperwatan keluarga merupakan respons keluarga

terhadap maslah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko taupun

potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara mandiri

Page 19: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

28

maupun kolektif yang terdiri dari maslah, etiologi, serta tanda dan

gejala(PES).

Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

diagnosis keperwatan actual, risiko/risiko tinggi, dan potensial/wellness.

a. Diagnosis actual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah terjadi

pada sat pengkajian di keluarga.

b. Risiko/ risiko tinggi. Merupakan maslah yang belum terjadi pada

pengkajian. Namun dapat menjadi maslah actual bila tidak diulakukan

pencegahan dengan cepat.

c. Potensial/ Wellness. Merupakan proses pencapaian tingkat fungsi

yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu keadaan sejahtera

dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan kesehatan dan

mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat

ditingkatkan. Diagnosis Potensial dapat dirumuskan tanpa disertai

etiologi.

3. Penetapan Prioritas Masalah

Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan maslah lebih dari

satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat perlu

menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang ada

dengan menggunakan skala proritas asuhan keperawatan keluarga( Bailon

dan Maglaya, 1978) Proritas maslah adalah penentuan prioritas urutan

masalah dalam merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui

perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria, masing – masing

Page 20: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

29

kriteria memiliki skor dan bobot yang berbeda disertai dengan pembenaran

atau alas an penentuan skala tersebut.

a. Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko

(skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai

dengan maslah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kea rah

pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.

b. Kriteria kedua : Kemungkinan maslah dapat di ubah dengan skala

mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan

bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan

(pengetahuan klien/keluarga, teknologi, dan tindakan untuk

menangani masalah yang ada), sumberdaya keluarga (dalam bentuk

fisik, keuangan, dan tenaga) sumber daya perawat (pengetahuan,

ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya masyarakat (dalam bentuk

fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan sokongan masyarakat).

c. Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan skala skor

tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1.

Pembenaran di tunjang dengan data kepelikan dari masalah yang

berhubungan dengan penyakit atau masalah. Lamanya masalah (waktu

maslah itu ada), tindakan yang sedang dijalankan(tindakan yang tepat

dalam memperbaiki masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah.

d. Kriteria keempat : Menonjolnya maslah dengan skala segera (skor 2),

tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan bobot

Page 21: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

30

Pembenaran di tunjang dengan data persepsi keluraga dalam melihat

masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya skala dalam menentukan

prioritas dapat dilihat dalam tabel 2.3

Tabel 2.3 skala untuk menentukan prioritas askep keluaraga

Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap kriteria

kemudian kita lakukanperhitungan menggunakan rumus berikut untuk

menetapkan nilai masalah. skor dibagi angka tertinggi di kali bobot,

jumlahkan skornya. skor tertinggi merupakan prioritas diagnosis yang

akan kita tanggulangi lebih dahulu.

NO KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN 1 Sifat maslah

Skala: aktual Risiko Potensial/wellness

3 2 1

1

Masalah dapat di cegah karena keluarga mampu mencegah

2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: mudah

sebagian tidak dapat

2 1 0

2

Masalah dapat diatasi sebagian karena keluarga mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah

3 Potensi masalah untuk dicegah Skala: tinggi

cukup rendah

3 2 1

1

Potensial di ubah tinggi karena disekitar lingkungan keluarga terdapat Posyandu

4 Menonjolnya masalah Skala: segera

Tidak perlu segera Tidak diraskan

2 1 0

1

Masalah segera ditangani dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan

Page 22: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

31

4. Rencana Asuhan Keperawatan

Perencanaan adalah penyusunan rencana asuhan keperawatan yang

terdiri dari komponen tujuan umum, tujuan khusus, criteria, rencana

tindakan, dan standar untuk meyelesaikan masalah keperawatan keluarga

berdasarkan prioritas dan tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penyusunan

prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan

menyeleksi intervensi keperawatan. Penetapan tujuan meliputi tujuan

umum dan khusus, serta dilengkapi dengan criteria dan standar.

Tujuan umum adalah bagian dari perencanaan yang meliputi

perumusan tujuan sampai penyelesaian masalah yang berorientasi pada

masalah keperawatan (problem). Tujuan khusus adalah bagian dari

perencanaan yang meliputi perumusan tujuan sampai pada penyelesaian

masalah yang berorientasi pada penyebab masalah (etiologi).

Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil

yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan

khusus yang ditetapkan. Kriteria adalah suatu hasil yang secara rasional

mampu dicapai keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan

keluarga ataupun memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga. Standar adalah

tolok ukur pencapaian hasil intervensi keperawatan terhadap masalah

Skor X Bobot Skala tertinggi

= Nilai masalah

Page 23: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

32

keperawatan atau kebutuhan kesehatan keluarga, apakah hasilnya telah

sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah tahap penyelesaian masalah keperawatan

keluarga berdasarkan perencanaan yang ditetapkan melalui prosedur

spesifik yang terdiri dari partisipasi aktif keluarga, penyuluhan kesehatan,

konseling, kontrak, manajemen kasus, kolaborasi, dan konsultasi.

Partisipasi aktif keluarga adalah suatu pendekatan esensial yang

dimasukkan dalam setiap strategi pelaksanaan tindakan keperawatan

keluarga dengan melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah,

mendiskusikan, serta memutuskan pendekatan yang paling tepat untuk

digunakan agar mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Penyuluhan kesehatan adalah proses belajar mengajar yang

dilakukan pada keluarga tentang pemeliharaan kesehatan / perawatan

dengan tujuan member dukungan terhadap perilaku sehat atau mengubah

perilaku yang tidak sehat.

Konseling adalah suatu bantuan interaktif yang diberikan perawat

sebagai konselor dan klien yang ditandai dengan komponen penerimaan,

empati, ketulusan, dan kesesuaian melalui berbagai teknik aktif / pasif

yang berfokus pada kebutuhan, masalah, atau perasaan klien yang

terganggu.

Kontrak adalah persetujuan kerja yang dibuat dua orang atau lebih

antara perawat dan keluarga dalam melaksanakan rangkaian perawatan

Page 24: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

33

kesehatan keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi

sehingga keluarga terlibat dalam menyelesaikan masalah yang merupakan

tanggung jawabnya. Didalam kontrak juga dicantumkan tujuan yang

hendak dicapai dan tanggung jawab dari anggota-anggota yang terlibat.

Manajemen kasus adalah strategi dan proses pengambilan

keputusan klinis atau proses untuk penentuan, pengintegrasian, dan

pemantauan kebutuhan klien yang kompleks, yang meliputi partisipasi

aktif klien, orientasi holistic, oerientasi perawatan diri, koordinasi dan

penggunaan berbagai pelayanan kemanusiaan yang efisien.

Kolaborasi adalah perawatan yang diberikan oleh sejumlah tenaga

professional dalam bidang perawatan.kesehatan yang bekerja bersama

untuk meberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.

Konsultasi adalah kegiatan memberi nasihat atau pelayanan /

bantuan kepada keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan tertentu.

Pelaksanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan

memobilisasi sumber – sumber daya yang ada dikeluarga, masyarakat, dan

pemerintah setempat. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup

hal dibawah ini.

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberi informasi,

mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan

mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

Page 25: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

34

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara mengidentifikasi konsekuensi bila tidak melakukan

tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga,

dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

c. Memberi kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan

alat fasilitas yang ada dirumah, dan mengawasi keluarga dalam

melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan

menjadi sehat yaitu dengan menemukan sumber-sumber yang dapat

digunakan oleh keluarga dan melakukan perubahan lingkungan

keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan

fasilitas tersebut.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan menilai keefektifan intervensi yang telah

dilaksanakan. Evaluasi dilakukan bersama antara keluarga dan tenaga

kesehatan.

E. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga berhubungan

dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

malnutrisi kurang energi protein.

Page 26: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

35

2. Gangguan tumbuh kembang pada keluarga berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi kurang

energi protein.

3. Resiko infeksi sekunder pada anggota keluarga berhubungan dengan

ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi

kurang energi protein.

Page 27: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

36

F. Rencana Asuhan Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Keperawatan INTERVENSI Umum Khusus Kriteria Standar

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi kurang energi protein.

Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.

1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengenal masalah malnutrisi

a. Keluarga dapat

menyebutkan pengertian malnutrisi.

b. Keluarga dapat menyebutkan penyebab malnutrisi

c. Keluarga dapat

menyebutkan tanda dan gejala malnutrisi.

Respon Verbal

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

Zat gizi adalah zat makanan yang di butuhkan oleh tubuh. arti kurang gizi atau malnutrisi adalah kekurangan zat-zat atau bahan makanan yang di butuhkan tubuh Penyebab malnutrisi 1. sosial ekonomi kurang 2. Cara penyapihan yang kurang tepat 3. Pemasukan gizi kurang baik dari segi

karbohidrat dan nutrisi 4. sering sakit tanda gejala 1. badan kurus 2. rambut tipis

warna kemerahan mudah di cabut 3. Tampak lemah dan pucat 4. Kulit kering 5. Bila di timbang pada kartu Menuju sehat (KMS) pita berada pada

pita kuning bawah

1. Berikan penkes

tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,dan komplikasi malnutrisi.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali

tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan

reinforcement positif atas jawaban keluarga

Page 28: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

37

d. Keluarga dapat menyebutkan komplikasi malanutrisi.

2. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah malnutrisi pada anggota keluarga.

3. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami malnutrisi.

Respon verbal

Respon Afektif

Respon

Psikomotor

Akibat malnutrisi: 1. Mudah terkena penyakit 2. Gangguan pertumbuhan 3. Berkurang daya fikir (kecerdasan

berkurang) 4. Kwasiorkor (penyakit akibat

kekurangan protein)dan jika terus menerus akan menyebabkan marasmus.

Pemberian nutrisi yang tepat pada penderita malnutrisi kurang energy protein dapat membantu penyembuhan atau pemulihan kondisi balita secara bertahap. Penatalaksanaan malnutrisi (tingkat ringan dan sedang) dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi, menu yang seimbang, mengandung karbohidrat dan protein dalam jumlah yang cukup.

1. Diskusikan dan memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah malnutrisi.

2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna mempertimbangkan langkah perawatan/penanganan lebih lanjut.

3. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

1. Beri penkes dan

demonstrasikan pada keluarga cara perawatan pada anggota keluarga dengan malnutrisi

2. Berikan

Page 29: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

38

4. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan balita dengan malnutrisi

Respon

Psikomotor

Malnutrisi sering terjadi pada balita yang biasanya berasal dari keluarga yang tidak mampu, dan endemik di Negara tropis termasuk Indonesia dan umumnya terdapat pada masyarakat dengan kebersihan kurang.oleh karena itu diperlukan modifikasi lingkungan yang tepat yaitu dengan menjaga kebersihan.

kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

1. Beri penkes dan

demonstrasikan pada keluarga cara menutup makanan menjaga sanitasi lingkungan yang benar dengan benar.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

Page 30: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

39

5. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan

Respon Verbal dan

Afektif

Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan

1. Jelaskan tentang Puskesmas dan Anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami malnutrisi ke Puskesmas yang ada di wilayahnya.

2. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas.

3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

4. Tanyakan kembali tentang apa yang sudah dijelaskan tadi.

5. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.

2 Gangguan

tumbuh kembang pada keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan 5 tugas keluarga.

1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengenal masalah gangguan tumbuh kembang akibat malnutrisi

Respon Verbal

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan selanjutnya.

1. Beri penkes tentang nutrisi dan Diskusikan dengan keluarga tentang gangguan tumbuh kembang balita..

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali tentang hal yang baru saja didiskusikan

Page 31: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

40

dengan malnutrisi kurang energi protein.

2. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah gangguan tumbuh kembang pada balita.

3. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan tumbuh kembang.

Respon Afektif

Respon Psikomotor

Dengan memantau kondisi balita serta menstimulus tumbang balita makan gangguan tumbuh kembang tidak akan terjadi. Stimulasi yang dilakukan untu mengetahui sejauh mana tubang pada balita kita adalah dengan cara sebagai berikut. Menstimulus pada warna, kata sifat, guna benda, menghitung mainan, pakai baju, menyikat gigi, nama teman, gambar garis, lingkaran dan berdiri satu kaki.

4. Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga.

1. Diskusikan dan motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah gangguan tumbuh kembang.

2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna mempertimbangkan langkah perawatan/penanganan lebih lanjut.

3. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya

4. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

1. Beri penkes tentang tumbuh kembang balita dan stimulasi balita.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

Page 32: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

41

4. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan pada keluarga yang mengalami gangguan tumbuh kembang.

5. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan

Respon Psikomotor

Respon Verbal dan Afektif

Lingkungan yang nyaman dan menarik akan membuat balita senang dan berkembang sesuai dengan umurnya. Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

1. Beri penkes dan

demonstrasikan pada keluarga cara memodifikasi lingkungan yang benar.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

1. Jelaskan tentang Puskesmas dan Anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami malnutrisi ke Puskesmas yang ada di wilayahnya.

2. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas.

3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

4. Tanyakan kembali

Page 33: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

42

tentang apa yang sudah dijelaskan tadi.

5. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.

3 Resiko infeksi sekunder pada An. L, keluarga Tn. M berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi kurang energi protein

Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan 5 tugas fungsi keluarga.

1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengenal masalah resiko infeksi sekunder pada balita yang mengalami malnutrisi a. Keluarga dapat

menyebutkan pengertian infeksi

Respon Verbal

Respon verbal

Kekurangan protein akan menganggu: - pertumbuhan badan, - sistem kekebalan, - kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan, - produksi enzim dan hormon. Salah satunya adalah infeksi dimana penurunan system kekebalan tubuh Infeksi adalah adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian.

1. Berikan penkes

tentang pengertian infeksi dan tujuan pencegahan infeksi

2. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali tentang hal yang baru saja didiskusikan

4. Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga.

Page 34: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

43

b. Keluarga dapat menyebutkan tujuan dari perawatan balita yang mengalami malnutrisi kurang energy protein

2. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah resiko infeksi akibat malnutrisi kurang energy protein

3. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami malnutrisi kurang energy protein.

Respon verbal

Respon Afektif

Respon

Psikomotor

Tujuan pencegahan infeksi pada balita malnutrisi adalah agar kondisi balita yang mengalami malnutrisi tidak diperparah dengan terinfeksinya tubuh sehingga mengakibatkan balita mengalami sakit yang menyertai malnutrisi. Keputusan yang tepat untuk menghindari terjadinya infeksi adalah dengan memberikan nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh balita yang mengalami malnutrisi dan mengajarkan cara mencuci tangan. Tujuan diet : 1. Menanamkan kebiasaan makan yang

baik untuk memelihara tumbuh kembang anak.

2. Memberikan makanan sesuai kebutuhan untuk mengejar kekurangan

1. Diskusikan dan

memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah resiko infeksi sekunder.

2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna mempertimbangkan langkah perawatan/penanganan lebih lanjut.

3. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

1. Beri penkes dan

demonstrasikan pada keluarga cara menyusun menu gizi seimbang untuk balita dengan

Page 35: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

44

berat badan dan panjang/tinggi badan. 3. Mencegah kerusakan jaringan lebih

lanjut dan meningkatkan daya tahan tubuh.

4. Mencegah terjadinya gizi buruk. Prinsip diet : 1. Tinggi energy, protein dan lemak serta

zat gizi mikro (Fe, Zn, Vitamin A, C, B Compleks)

2. Aneka ragam makanan mengacu pada gizi seimbangan.

3. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan umur dan selera anak.

4. Upayakan menggunakan bahan alami yang diolah sendiri.

5. Usahakan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan terus menyusui sampai anak berumur 2 tahun.

Bahan makanan yang diperolehkan 1. Semua sumber karbohidrat : nasi, nasi

tim, bubur, roti gandum, pasta, jagung, kentang, ubi, talas, sereal dan havermout.

2. Sumber protein : hewani dan nabati. 3. Semua jenis sayuran. 4. Buah-buahan atau sari buah sumber

vitamin A dan Vitamin C, seperti jeruk, apel, papaya, melon, jambu air, salak, semangka dan belimbing.

5. Susu penuh (full cream), yoghurt, susu kacang, keju, mayonnaise.

Cara mengatur diet : 1. Makan dalam porsi yang kecil dan

sering, dan bervariasi agar menarik minat untuk makan.

2. Diperlukan kesabaran untuk membujuk anak, agar makan. Misalnya sambil diajak bermain. Anak tidak boleh dipaksa.

malnutrisi yang benar.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

Page 36: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

45

4. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah resiko infeksi sekunder akibat malnutrisi kurang energy protein.

Respon Psikomotor

3. Untuk balita, dapat diberikan makanan formula seperti tempe, formula ikan.

Cara memodifikasi lingkungan yang tepat untuk mengatasi masalah resiko infeksi sekunder adalah dengan mencuci tangan. Cara mencuci tangan yang benar adalah :

1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan ,lepaskan cincin, jam tangan dan perhiasan tangan lain

2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir

3. Ambil sabun cair kira-kira 5 ml,ratakan pada tangan yang telah dibasahi

4. Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri

5. Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan, tanpa saling melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada tangan yang sama.

6. Lakukan penggosokan kuku-kuku 7. Bersihkan jempol tangan kanan

dengan menggegamnya dengan tangan kiri lalu diputar-putar, lakukan pada tangan yang satunya.

8. Kadang perlu menggosok garis telapak tangan

9. Bersihkan dengan air mengalir lalu keringkan.

1. Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara memodifikasi lingkungan agar infeksi sekunder balita tidak terjadi.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

Page 37: TINJAUAN TEORITIS KONSEP KELUARGA 1. Keluarga adalah ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iskhakimlu... · terjadi karena perceraian atau ... Keluarga Berkomposisi

46

5. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan

Respon Verbal dan Afektif

Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan

1. Jelaskan tentang Puskesmas dan Anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami diare ke Puskesmas yang ada di wilayahnya.

2. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas.

3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

4. Tanyakan kembali tentang apa yang sudah dijelaskan tadi.

5. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.