31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Kata perancangan berasal dari kata dasar “rancang”, yang kemudian mendapatkan awalan per- dan akhiran -an, sehingga terbentuklah kata perancangan. Perancangan dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan merancang, merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 927). Sedangkan dalam bahasa Inggris, perancangan berarti design, yang artinya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru. Dalam buku Menjadi Seorang Desainer Grafis (CV. Andi Offset, 2007, hal 211-213) dijelaskan bahwa desain merupakan tujuan (utilitarian). Desain menjelaskan bagaimana sesuatu, bagaimana pesan disampaikan, bagaimana melayani klien dengan menarik, bagaimana mengkomunikasikan kepada audience, dan yang terpenting bagaimana menyampaikan sebuah informasi. Desain adalah mengkomunikasikan ide, konsep, fungsi-fungsi kepada audience secara spesifik, berdasarkan standar usia, pendapatan per tahun, jenis kelamin, dll. Desain memiliki elemen, prinsip, dan azas yang saling mendukung satu sama lain. 1. Elemen Desain Desain terbentuk dari elemen-elemen yang menyusun obyek desain, dari mulai bentuk umum seperti garis vertikal atau horizontal, menjadi obyek yang lebih spesifik seperti gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Elemen desain terdiri dari garis, bentuk, ruang, tekstur, warna, dan ilustrasi. (Menjadi Seorang Desainer Grafis. 211-213) 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

 

BAB II KAJIAN TEORI

A. Perancangan

Kata perancangan berasal dari kata dasar “rancang”, yang kemudian

mendapatkan awalan per- dan akhiran -an, sehingga terbentuklah kata

perancangan. Perancangan dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan

merancang, merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 927). Sedangkan dalam bahasa Inggris,

perancangan berarti design, yang artinya memikirkan, menggambar rencana,

menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.

Dalam buku Menjadi Seorang Desainer Grafis (CV. Andi Offset, 2007, hal

211-213) dijelaskan bahwa desain merupakan tujuan (utilitarian). Desain

menjelaskan bagaimana sesuatu, bagaimana pesan disampaikan, bagaimana

melayani klien dengan menarik, bagaimana mengkomunikasikan kepada

audience, dan yang terpenting bagaimana menyampaikan sebuah informasi.

Desain adalah mengkomunikasikan ide, konsep, fungsi-fungsi kepada audience

secara spesifik, berdasarkan standar usia, pendapatan per tahun, jenis kelamin, dll.

Desain memiliki elemen, prinsip, dan azas yang saling mendukung satu sama lain.

1. Elemen Desain

Desain terbentuk dari elemen-elemen yang menyusun obyek desain,

dari mulai bentuk umum seperti garis vertikal atau horizontal, menjadi

obyek yang lebih spesifik seperti gambar dua dimensi atau tiga dimensi.

Elemen desain terdiri dari garis, bentuk, ruang, tekstur, warna, dan

ilustrasi. (Menjadi Seorang Desainer Grafis. 211-213)

6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

 

a. Garis

Garis adalah sekumpulan titik yang berdampingan secara

memanjang dan memiliki dua buah ujung. Dalam dunia seni rupa,

kehadiran “garis” bukan hanya sebagai garis, tetapi kadang sebagai

simbol emosi yang diungkapkan lewat garis atau goresan. Goresan

atau garis yangdibuat oleh seorang seniman akan memberikan kesan

psikologis berbeda pada setiap garis yang dihadirkan.

Garis dalam desain grafis dibagi menjadi 4, yaitu : vertikal,

horizontal, diagonal, kurva. Garis vertikal atau garis tegak lurus

memberi kesan stabilitas, kekuatan, dan kemegahan. Garis

horizontal atau garis lurus memberi kesan kesenangan atau sesuatu

yang bergerak. Garis diagonal atau garis miring memberi kesan

sesuatu yang bergerak, dinamis, keadaan yang tidak stabil.

Sedangkan garis kurva atau garis lengkung memberi kesan

kehalusan dan keanggunan.

Dalam desain grafis, garis memiliki beberapa fungsi,

diantaranya memisahkan posisi antara elemen grafis yang memiliki

fungsi yang berlainan. Dalam majalah, tabloid, atau media cetak

lainnya, garis digunakan untuk memisahkan rubrik atau penunjuk

bagian tertentu yang menjadi penjelas berita. Sedangkan dalam

website, garis digunakan sebagai navigator yang menunjukkan

bagaimana cara menjelajahinya. (Menjadi Seorang Desainer Grafis.

213-227)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

 

b. Shape atau Bentuk

Bentuk merupakan suatu bidang yang ada karena dibatasi

oleh sebuah kontur (garis) atau dibatasi oleh adanya warna yang

berbeda atau perbedaan pencahayaan, gelap-terang, arsiran, atau

tekstur tertentu. Dalam pembentukan shape, terdapat dua hal yang

terjadi, yaitu : shape yang menyerupai wujud alam (figur) dan yang

tidak menyerupai wujud alam (non figur).

Dalam pengolahan obyek desain dapat terjadi perubahan

wujud atau bentuk sesuai dengan tujuan desainer. Perubahan wujud

tersebut antara lain stilisasi, distorsi, transformasi, dan disformasi.

Stilisasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk

keindahan dengan cara menggayakan kontur pada obyek desain.

Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada

pencapaian karakter dengan cara menyangatkan wujud-wujud

tertentu pada obyek desain. Transformasi adalah penggambaran

bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan cara

memindahkan wujud dari obyek lain ke obyek desain. Disformasi

adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi

karakter dengan cara pengambilan unsur tertentu yang mewakili

karakter hasil interpretasi yang sifatnya sangat hakiki.

Berdasarkan wujudnya, ada dua macam bentuk, yaitu bentuk

2 dimensi dan 3 dimensi. Bentuk 2 dimensi adalah bentuk yang

terlihat dari dua sisi, seperti: lingkaran, segiempat, segitiga,

segienam, elips, jajar genjang, trapesium, persegi panjang, dsb.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

 

Sedangkan bentuk 3 dimensi adalah bentuk yang terlihat dari tiga

sisi. Untuk memperoleh kesan gambar 3 dimensi yang kuat,

diperlukan tiga unsur pendukung, yaitu: pencahayaan, bayangan,

dan refleksi cahaya.

Berdasarkan susunan yang membentuk ruang, bentuk

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: karakter, simbol, dan form.

Karakter adalah bentuk yang digunakan untuk mengesankan warna,

sifat, atau huruf. Simbol adalah bentuk yang digunakan untuk

menggambarkan obyek lain yang sederhana atau obyek yang

memang sulit untuk ditiru bentuk aslinya. Form adalah bentuk yang

digunakan untuk menggambarkan badan atau anatomi obyek.

Dalam susunan bentuk dan garis yang lebih detail, form disebut

juga sketsa. (Menjadi Seorang Desainer Grafis. 229-235)

c. Ruang

Ruang dalam seni rupa dibagi menjadi 2, yaitu ruang nyata

dan ruang semu. Ruang nyata adalah ruang yang benar-benar ada

dan dapat dibuktikan dengan indera peraba. Sementara ruang semu

adalah ruang yang ditangkap indera penglihatan yaitu bentuk dan

ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak pada media

dwimatra atau dua dimensi seperti pada karya desain grafis.

Dalam desain grafis diperlukan adanya ruang kosong. Ruang

kosong digunakan untuk menjelaskan atau menegaskan keberadaan

persepsi kedalaman atau jarak sehingga seolah-olah terlihat oleh

indera penglihatan mata, obyek terasa jauh dan dekat, tinggi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

 

rendah, kosong dan padat. Ruang juga dapat diperoleh

menggunakan background warna yang berbeda dengan obyek.

Ruang berfungsi sebagai elemen penyegar bagi mata

pembaca atau audience dalam mencerna desain agar mata tidak

terlalu lelah dalam membaca teks yang terlalu panjang atau desain

yang terlalu padat dan rumit. (Menjadi Seorang Desainer Grafis.

240-243)

d. Tekstur

Tekstur adalah elemen desain yang menunjukkan rasa

permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam

susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk

memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan

bentuk pada karya seni desain secara nyata atau semu. Tekstur

terlihat dan terasa seolah-olah ada pada permukaan, yang dibuat

sedemikian rupa sehingga membentuk rupa fisik, seperti kusam,

kasar, mengkilap, kontras, kayu, dan bulu. Tekstur digunakan agar

desain lebih natural atau tampak alami. Tekstur juga digunakan

untuk memanipulasi foto atau gambar tertentu. (Menjadi Seorang

Desainer Grafis. 244-246)

e. Warna

Warna merupakan kesan yang ditimbulkan cahaya pada mata

(Soegeng TM, ed., 1987:77). Warna adalah elemen penting dalam

desain grafis. Warna menjadi indikator pembeda antara satu obyek

dengan obyek yang lain. Setiap warna memiliki arti dan makna

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

 

yang berbeda-beda. Diperlukan unsur pertimbangan budaya,

psikologi, dan keserasian warna dalam mendesain obyek untuk

memperoleh suatu desain yang serasi dan selaras.

Berdasarkan pembentukannya, warna dibedakan menjadi 3,

yaitu : primer, sekunder, dan tersier. Warna primer adalah dasar dari

semua warna yang ada. Warna primer terdiri dari warna merah,

kuning, dan biru. Dengan mencampur dua diantara warna primer,

akan diperoleh warna yang lain yaitu warna sekunder. Warna

sekunder adalah warna turunan dari penggabungan dua warna

primer. Misal warna merah apabila dicampur dengan warna kuning

akan menghasilkan warna orange, kuning dengan biru

menghasilkan warna hijau, warna biru dan merah menghasilkan

warna ungu. Warna tersier adalah warna yang diperoleh dari

pencampuran warna primer dan sekunder.

Setiap warna memiliki arti dan efek yang berbeda. Warna

dapat memberi efek yang besar pada perasaan, mental, dan fisik.

Misalnya, warna merah melambangkan keberanian, cinta, hasrat,

kemarahan, kecepatan, keanggunan, semangat. Warna kuning

melambangkan keceriaan, kegembiraan, optimisme, harapan,

kemakmuran. Biru menggambarkan kesejukan, ketenangan,

keamanan, kedamaian. Hijau melambangkan alam, lingkungan,

kesehatan, kesuburan, kesejukan. Orange mewakili energi,

kehangatan, cahaya, semangat, kecepatan, keceriaan. Ungu

melambangkan misteri, kebijaksanaan, spritualitas, kreativitas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

 

Hitam mewakili kekuatan, formalitas, elegan, misterius. Putih,

melambangkan kesucian, keseimbangan, cahaya, kesempurnaan,

kebersihan, kesederhanaan. Pemilihan warna yang tepat pada desain

akan mempengaruhi keberhasilan penyampaian pesan desain.

(Menjadi Seorang Desainer Grafis. 247-269)

f. Ilustrasi

Ilustrasi adalah penggambaran yang mewakili suatu obyek

tertentu. Ilustrasi diperlukan jika tidak dapat menggunakan obyek

asli yang sesungguhnya. Selain itu ilustrasi juga digunakan untuk

menciptakan nilai seni terhadap obyek yang digunakan sebagai

obyek desain. (Menjadi Seorang Desainer Grafis. 272-273)

2. Prinsip Desain

Penyusunan atau komposisi dari elemen-elemen desain merupakan

prinsip pengorganisasian suatu desain. Suatu komposisi desain yang baik

tercipta jika proses penyusunan elemen-elemen desain senantiasa

memperhatikan prinsip komposisi, seperti : harmoni, kontras, repetisi,

gradasi. Prinsip-prinsip tersebut kadang saling terikat satu sama lain

sehingga sulit dipisahkan, tetapi kehadirannya dalam suatu karya desain

akan memberikan hasil yang dapat dinikmati dan memuaskan. (Darsono

Sony Kartika. 2004. 54)

a. Harmoni (Selaras)

Harmoni atau selaras merupakan paduan elemen-elemen

desain yang berbeda dekat. Jika elemen-elemen desain dipadukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

 

secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan

timbul keserasian (harmoni). (Darsono Sony Kartika. 2004. 54)

b. Kontras

Kontras merupakan paduan elemen-elemen desain yang

berbeda tajam. Kontras dapat menarik perhatian mata,

menghidupkan desain, dan bumbu komposisi dalam pencapaian

bentuk. Namun kontras yang berlebihan dapat merusak komposisi.

(Darsono Sony Kartika. 2004. 55)

c. Repetisi (Irama)

Repetisi merupakan pengulangan elemen-elemen pendukung

karya seni desain. Repetisi atau pengulangan merupakan selisih

antara dua obyek yang terletak pada ruang dan waktu. Paduan

repetisi yang harmonis akan menghasilkan karya desain yang

selaras. (Darsono Sony Kartika. 2004. 57)

d. Gradasi

Gradasi merupakan suatu sistem paduan dari laras menuju ke

kontras, dengan meningkatkan kekuatan tertentu dari obyek desain

yang dihadirkan. Gradasi merupakan penggambaran susunan

monoton menuju dinamika yang lebih menarik. (Darsono Sony

Kartika. 2004. 58)

3. Azas Desain

a. Kesatuan (Unity)

Kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu susunan

atau komposisi di antara hubungan elemen pendukung karya desain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

 

sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan secara utuh.

(Darsono Sony Kartika. 2004. 59)

b. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau

kesamaan antara kekuatan elemen desain yang saling berhadapan

dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual. Ada 2

keseimbangan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan karya

desain, yaitu : formal balance dan informal balance. Formal

balance adalah keseimbangan pada dua elemen desain yang

berlawanan dari satu poros dan cenderung simetris. Sedangkan

informal balance adalah keseimbangan sebelah dari susunan elemen

desain yang menggunakan prinsip susunan ketidaksamaan atau

kontras dan selalu asimetris. (Darsono Sony Kartika. 2004. 60-61)

c. Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan dalam desain pada dasarnya adalah

kesederhanaan selektif dan kecermatan pengelompokan elemen-

elemen desain yang diperlukan dalam merancang desain.

Kesederhanaan unsur adalah kesederhanaan unsur-unsur dalam

desain atau komposisi. Kesederhanaan struktur adalah

kesederhanaan dalam hal struktur yang sesuai dengan pola, fungsi,

dan efek yang dikehendaki. (Darsono Sony Kartika. 2004. 62-63)

d. Aksentuasi (Emphasis)

Desain yang baik mempunyai titik berat untuk menarik

perhatian (center of interest). Ada berbagai cara menarik perhatian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

 

mata melalui aksentuasi, yaitu aksentuasi perulangan, aksentuasi

ukuran, aksentuasi kontras, aksentuasi susunan. Dengan

menggunakan semua unsur artistik dan prinsip desain untuk

mengarahkan mata menuju pusat perhatian, dapat menghasilkan

wujud desain yang berupa satu kesatuan utuh. (Darsono Sony

Kartika. 2004. 63-64)

e. Proporsi

Proporsi mengacu pada hubungan antara bagian dari suatu

desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Proporsi

tergantung pada tipe dan besarnya bidang, warna, garis, dan tekstur

dalam beberapa area desain. Desain yang baik memiliki proporsi

desain yang nyaman dipandang mata. (Darsono Sony Kartika. 2004.

64-65)

B. Buku Pop up

1. Pengertian Buku Pop up

Buku adalah beberapa helai kertas yang terjilid berisi tulisan untuk

dibaca atau halaman-halaman kosong untuk ditulisi (Purwadarminta 1985 :

161). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku diartikan sebagai

lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.

Pop up adalah suatu buku atau kartu yang di dalamnya terdapat

lipatan gambar yang dipotong yang muncul membentuk layar tiga dimensi

ketika halaman dibuka. (High Bean Encyclopedia, para 2).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

 

Buku Pop up atau Pop up Book merupakan buku dengan elemen

kertas dalam halaman-halaman yang dapat dimanipulasi oleh pembuatnya

sehingga terlihat nyata. Buku Pop up dapat dilipat, dilem, atau tarik

sehingga membentuk elemen yang bergerak di dalam halaman-halaman

cerita. Untuk membuat unsur-unsur kertas bergerak dalam bentuk Pop up

diperlukan keahlian dalam memperhitungkan desain, perakitan, serta

pemotongan kertas secara efektif agar tercipta desain Pop up yang baik.

2. Sejarah Buku Pop up

Buku Pop up pertama kali muncul sekitar 700 tahun yang lalu

ketika orang-orang pada waktu itu menggunakan buku sederhana dengan

bagian yang bergerak untuk mengajarkan tentang anatomi atau membuat

prediksi astronomi. Pembaca buku Pop up awalnya adalah orang dewasa,

bukan anak-anak. Hal ini diyakini dari penemuan bahwa penggunaan buku

Pop up yang pertama kali terdapat dalam naskah untuk astrologi pada

tahun 1306 yang dibaca orang dewasa pada waktu itu.

Penyair Katalan Ramon Llull, dari Majorca, menggunakan disk

bergulir atau volvelle untuk menggambarkan teori-teorinya. Selama

berabad-abad, volvelle telah digunakan untuk tujuan yang beragam seperti

mengajar anatomi, membuat prediksi astronomi, menciptakan kode

rahasia, dan menceritakan kekayaan. Selain itu sebanyak 1.564 buku

lainnya tentang astrologi bergerak berjudul Cosmographia Petri Apiani

juga telah diterbitkan.

Pada tahun berikutnya, profesi medis juga memanfaatkan format

buku bergulir. Hal itu ditandai dengan munculnya buku yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

 

menggambarkan anatomi dengan lapisan dan penutup yang menunjukkan

gambar tubuh manusia. Setelah itu pada pertengahan abad sebuah

perusahaan Inggris memproduksi buku-buku tersebut untuk anak-anak, dan

pada abad ke-20 mereka telah menerbitkan lebih dari 50 judul buku.

Sebuah perusahaan Amerika bernama McLoughlin Brothers dari

kota New York menghasilkan buku bergerak pertama di Amerika Serikat

sekitar tahun 1880. Pada tahun 1960-an, Waldo Hunt, seorang warga

Amerika membuat iklan di majalah terinspirasi oleh buku Pop up dari

Cekoslowakia. Hunt mulai memproduksi sendiri buku Pop up untuk

konsumsi publik dan turut mempopulerkan buku Pop up hingga saat ini.

Selain buku, terdapat juga kartu ucapan dan iklan yang

menggunakan metode Pop up. Buku-buku astronomi, geologi, dan

dinosaurus juga mulai dibuat dengan metode Pop up agar anak lebih

tertarik membacanya. Saat ini buku Pop up sangat populer di kalangan

anak-anak karena lebih menarik, kreatif, unik dan terlihat lebih nyata.

(http://www.libraries.rutgers.edu/rul/libs/scua/montanar/p-intro.htm).

3. Teknik Pembuatan Buku Pop up

Pembuatan buku Pop up membutuhkan ketelitian khusus sehingga

diperlukan berbagai divisi untuk mengerjakannya. Pembuatan buku Pop up

dimulai dari pembuatan pembuatan konsep, jalan cerita atau sinopsis,

sampai pembuatan situasi atau sketsa diorama yang menunjang. Setelah

proyek secara garis besar selesai dijabarkan oleh pengarang dan ilustrator,

divisi paper engineer akan memberikan gerakan dan tindakan pada

adegannya. Jika dimungkinkan bahkan bisa ditambahkan suara. Setelah itu,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

 

desainer pada divisi paper engineer harus merealisasikannya dalam bentuk

nyata. Merekalah yang menentukan seberapa gerakan kepingan yang

disertakan di dalam sebuah halaman sehingga tidak akan rusak, titik mana

yang memerlukan lem dan seberapa banyak, ukuran dan bahan panel yang

akan ditarik, seberapa tinggi sebuah kepingan dapat muncul, hingga

halaman dan kepingan beserta ukuran kertasnya siap melalui proses cetak.

Setelah dicetak, kumpulan kepingan disatukan dalam satu lembaran buku.

Menurut V. Ryan, ada 5 teknik dalam pembuatan karya Pop up,

yaitu :

a. V-folding

V-folding merupakan teknik yang sederhana dan paling

banyak digunakan. Teknik ini dilakukan dengan cara menambahkan

panel lipatan pada sisi kartu / gambar yang akan ditampilkan.

Bagian panel direkatkan di sisi belakang kartu atau halaman agar

tidak tampak dari luar. Sudut lipatan juga harus diperhatikan agar

panel terpasang dengan tepat. Pastikan untuk memberi tanda dahulu

pada sudut yang akan dibentuk dan ditempel panel agar sudut

kemiringan sesuai dengan yang dikehendaki.

b. Internal Stand

Teknik ini menggunakan panel sandaran, sehingga ketika

buku dibuka, gambar akan berdiri. Diproduksi dengan cara

membuat dua sayatan pada panel tambahan dan melipatnya ke

dalam sehingga dapat berdiri. Kemudian gambar tambahan yang

ingin dimunculkan ditempelkan pada panel. Teknik ini dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

 

divariasikan dengan menambah panel tambahan pada panel dasar

sehingga terbentuk Pop up internal stand yang bertingkat. Ketika

halaman dibuka, maka panel dan gambar akan muncul.

c. Rotary

Teknik rotary dilakukan dengan membuat 2 bagian secara

terpisah yaitu gambar utama dan panel tambahan yang kemudian

disatukan oleh sebuah poros di tengah. Gambar utama diberi lubang

pada bagian yang ingin divariasi. Kemudian kartu panel diberi

gambar untuk variasi yang ingin ditampilkan. Gambar dan panel

kemudian disatukan dengan cara tumpang tindih dan diberi penyatu

berupa pin di tengah. Ketepatan posisi harus diperhatikan sehingga

pada saat diputar, gambar tampak melalui lubang yang disediakan

dan tidak melenceng.

d. Mouth

Teknik ini digunakan untuk menciptakan gerakan seperti

gerakan mulut suatu karakter di film kartun. Caranya dengan

membuat satu potongan di bagian yang dilipat, lalu satu sisi dilipat

ke atas dan satu ke bawah dengan sudut tertentu. Ketika ditutup,

gambar akan membentang. Sedangkan ketika dibuka, gambar akan

melipat membentuk gerakan. Kedua sisi kemudian digerak-

gerakkan dengan cara dilipat, dibuka kembali, dan dilipat ke bagian

dalam kartu sehingga terlihat seperti gerakan mulut yang sedang

berbicara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

 

e. Paralel Slide

Teknik ini digunakan untuk membuat gerakan secara segaris.

Cara membuatnya dengan membuat lubang secukupnya sebagai

lintasan, kemudian menempelkan panel dan gambar dengan posisi

gambar - kartu - panel, sehingga kartu / halaman utama terletak di

bagian tengah. Gambar kemudian digerakkan dengan cara menarik

panel ke dalam dan ke luar.

f. Lift the Flap

Walau pembuatannya sederhana, teknik lift the flap juga

termasuk ke dalam pop up. Teknik lift the flap ini bisa ditemukan

dalam Windows Book atau disebut juga “buku berjendela”. Teknik

ini dibuat dengan menciptakan sayatan berbentuk pola tertentu pada

halaman utama. Sayatan dibuat dengan meninggalkan satu sisi

tanpa sayatan sebagai poros lipatan sehingga pola dapat dilipat

keluar seperti sebuah jendela. Sedangkan untuk halaman di dalam

jendelanya, dibuat dengan ditambahkan halaman tambahan dari

dalam. Teknik lift the flap juga bisa diaplikasikan dengan teknik

pop up yang lain sehingga terbentuk pop up bertumpuk.

C. Aksara Jawa

1. Sejarah Aksara Jawa

Dikisahkan ada seorang pemuda tampan yang sakti mandraguna

bernama Ajisaka. Ajisaka tinggal di pulau Majethi bersama dua orang

punggawa (abdi) setianya, yaitu Dora dan Sembada. Kedua abdi ini sama-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

 

sama setia dan sakti. Satu saat Ajisaka ingin pergi meninggalkan pulau

Majethi. Dia menunjuk Dora untuk menemaninya mengembara. Sedangkan

Sembada, disuruh tetap tinggal di pulau Majethi. Ajisaka menitipkan

pusaka andalannya untuk dijaga oleh Sembada. Dia berpesan agar tidak

menyerahkan pusaka itu kepada siapa pun, kecuali pada Ajisaka sendiri.

Lain kisah, di pulau Jawa ada sebuah kerajaan yang sangat makmur

sejahtera yaitu Kerajaan Medhangkamulan. Rakyatnya hidup sejahtera.

Kerajaan Medhangkamulan dipimpin oleh seorang raja arif bijaksana

bernama Dewatacengkar. Prabu Dewatacengkar sangat cinta terhadap

rakyatnya.

Pada suatu hari ki juru masak kerajaan Medhangkamulan yang

bertugas membuat makanan untuk prabu Dewatacengkar mengalami

kecelakaan saat memasak. Salah satu jarinya terkena pisau hingga putus

dan masuk ke dalam masakannya tanpa dia ketahui. Disantaplah makanan

itu oleh Dewatacengkar. Dia merasakan rasa yang enak pada masakan itu.

Dia bertanya daging apakah itu. Ki juru masak baru sadar bahwa

dagingnya disantap Dewatacengkar dan menjawab bahwa itu adalah

daging manusia. Dewatacengkar ketagihan dan berpesan supaya

memasakkan hidangan daging manusia setiap hari. Dia meminta sang patih

kerajaan supaya mengorbankan rakyatnya setiap hari untuk dimakan.

Oleh karena kebiasaan terus-menerus makan daging manusia, sifat

Dewatacengkar berubah 180 derajat. Dia berubah menjadi raja yang kejam

lagi bengis. Daging yang disantapnya sekarang adalah daging rakyatnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

 

sendiri. Rakyatnya pun sekarang hidup dalam ketakutan. Tak satupun

rakyat berani melawannya, begitu juga sang patih kerajaan.

Saat itu juga Ajisaka dan Dora tiba di kerajaan Medhangkamulan.

Mereka heran dengan keadaan yang sepi dan menyeramkan. Dari seorang

rakyat, mereka mendapat cerita kalau raja Medhangkamulan gemar makan

daging manusia. Ajisaka pun menyusun siasat. Dia menemui sang patih

untuk diserahkan kepada Dewatacengkar agar dijadikan santapan. Awalnya

sang patih tidak setuju dan kasihan pada Ajisaka. Namun Ajisaka

bersikeras dan akhirnya patih memenuhi permintaannya.

Dewatacengkar keheranan karena ada seorang pemuda tampan dan

bersih ingin menyerahkan diri. Ajisaka mengatakan bahwa dia mau

dijadikan santapan asalkan dia diberikan tanah seluas ikat kepalanya dan

yang mengukur tanah itu harus Dewatacengkar. Sang prabu

menyetujuinya. Kemudian mulailah Dewatacengkar mengukur tanah. Saat

digunakan untuk mengukur, tiba-tiba ikat kepala Dewatacengkar meluas

tak terhingga. Kain itu berubah menjadi keras dan tebal seperti lempengan

besi dan terus meluas sehingga mendorong Dewatacengkar hingga ke

jurang pantai laut selatan. Dia terlempar ke laut dan seketika berubah

menjadi seekor buaya putih. Dengan gugurnya Dewatacengkar, Ajisaka

kemudian dinobatkan menjadi Raja Medhangkamulan.

Setelah penobatan, Ajisaka mengutus Dora pergi ke pulau Majethi

untuk mengambil pusakanya. Kemudian pergilah Dora ke pulau Majethi.

Sesampainya di pulau Majethi, Dora menemui Sembada untuk mengambil

pusaka. Sembada teringat akan pesan Ajisaka saat meninggalkan pulau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

 

Majethi untuk tidak menyerahkan pusaka tersebut kepada siapa pun kecuali

kepada Ajisaka. Dora yang juga berpegang teguh pada perintah Ajisaka

untuk mengambil pusaka memaksa supaya pusaka itu diserahkan. Kedua

abdi setia tersebut beradu mulut bersikukuh pada pendapatnya masing-

masing. Hingga akhirnya mereka berdua bertarung. Pada awalnya mereka

berdua hati-hati dalam menyerang karena bertarung melawan temannya

sendiri. Tetapi pada akhirnya benar-benar terjadi pertumpahan darah.

Sampai pada titik akhir yaitu kedua abdi tersebut tewas dalam pertarungan

karena sama-sama sakti.

Berita tewasnya Dora dan Sembada terdengar sampai Ajisaka. Dia

sangat menyesal atas kesalahannya yang membuat dua punggawanya

meninggal dalam pertarungan. Dia mengenang kisah kedua punggawanya

lewat deret aksara. Berikut tulisan dan artinya:

Ha Na Ca Ra Ka : Ada utusan

Da Ta Sa Wa La : Terjadi sebuah pertarungan

Pa Dha Ja Ya Nya : Mereka sama-sama sakti

Ma Ga Ba Tha Nga : Dan akhirnya semua mati

2. Pengertian Aksara Jawa

Aksara Jawa (atau dikenal dengan nama Hanacaraka atau Carakan)

adalah aksara jenis Abudiga turunan aksara Brahmi sebagaimana semua

aksara Nusantara lainnya yang digunakan atau pernah digunakan untuk

penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa Madura,

bahasa Melayu (Pasar), bahasa Sunda, bahasa Bali, dan bahasa Sasak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

 

Aksara Brahmi sendiri merupakan turunan dari aksara Assyiria.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Jawa).

Bentuk Aksara Jawa yang sekarang dipakai (modern) sudah tetap

sejak masa Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru

muncul pada abad ke-19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi

dan merupakan Abugida.

Pada bentuknya yang asli, aksara Jawa Hanacaraka ditulis

menggantung (di bawah garis), seperti aksara Hindi. Namun demikian,

pengajaran modern sekarang menuliskannya di atas garis.

Aksara Hanacaraka memiliki 20 huruf dasar yang dikenal dengan

Carakan, 20 huruf pasangan dari Aksara Carakan yang berfungsi menutup

bunyi vokal, 8 huruf "utama" (aksara murda, ada yang tidak berpasangan),

8 pasangan huruf utama, 5 aksara swara (huruf vokal depan), 5 aksara

rekan dan 5 pasangannya, sejumlah sandhangan (tanda baca) sebagai

pengatur vokal, beberapa huruf khusus, beberapa tanda baca, dan beberapa

tanda pengatur tata penulisan (pada).

3. Huruf-huruf Aksara Jawa

a. Aksara Nglegena (huruf dasar)

Aksara Nglegena atau Carakan merupakan aksara yang

menjadi huruf dasar pada Aksara Jawa. Aksara Nglegena belum

diberi Sandhangan atau tanda baca sehingga cara bacanya masih

utuh atau tidak berubah. Di dalam Aksara Jawa, Aksara Nglegena

terdiri dari 20 huruf sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

 

a n c r k

Ha na ca ra ka

f t s w l

Da ta sa wa la

p d j y v

Pa dha ja ya nya

m g b q z

Ma ga ba tha nga

b. Aksara Pasangan

Pasangan dipakai untuk menekan vokal konsonan di

depannya. Sebagai contoh, untuk menuliskan mangan sega (makan

nasi) akan diperlukan pasangan untuk "se" agar "n" pada mangan

tidak bersuara. Tanpa pasangan "s" tulisan akan terbaca mangana

sega (makanlah nasi). Tata cara penulisan Aksara Jawa Hanacaraka

tidak mengenal spasi, sehingga penggunaan pasangan dapat

memperjelas kluster kata.

Berikut ini adalah huruf-huruf yang merupakan Aksara

Pasangan dalam Aksara Jawa :

…H …N …C …R …K

h n c r k

…F …T …S …W …L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

 

d t s w l

…P …D …J …Y …V

p dh j y ny

…M …G …B …Q …Z

m g b th ng

c. Aksara Murda

Aksara Hanacaraka memiliki bentuk Murda (hampir setara

dengan huruf kapital) yang seringkali digunakan untuk menuliskan

kata-kata yang menunjukkan nama gelar, nama diri, nama geografi,

nama lembaga pemerintah, dan nama lembaga berbadan. Berikut

ini adalah aksara murda serta pasangan murda :

! @ # $ % ^ & *

Na Ka Ta Sa Pa Nya Ga Ba

…® …¯ …± …° …² …³ …´ …µ

d. Aksara Swara

A I U E O

a i u e o

e. Aksara Rekan

k+ p+ f+ g+ j+

kha fa / va dza gha za

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

 

f. Wilangan (Angka)

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

6 7 8 9 0

6 7 8 9 0

g. Sandhangan (tanda baca)

…i… … u … […… …e…

i u e’ e

[…o …/… ……h …=…

o _r _h _ng

……\ ……- ……]… ……}…

_ya _ra _re

?...... ……. ……, ; … ;

awal kalimat titik koma pengapit angka

?0?... ….0. ¥… ¦…

awal surat/ akhir surat/ awal surat untuk awal surat untuk cerita cerita derajat lebih tinggi sama derajat

§… ¥¡¥…

awal surat untuk awalan tembang derajat lebih rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

 

¥¢¥… ¥£¥…

tengah-tengah tembang (bait) akhir tembang

D. Perkembangan Kecerdasan Anak

1. Perkembangan Anak

Dalam buku How to Multiply Your Child’s Intelligence (May Lwin.

2008), dijelaskan bahwa pada masa usia dini, anak mengalami masa

keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai

peka / sensitif untuk menerima rangsangan. Masa peka pada masing-

masing anak berbeda seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan

anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan

fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh

lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk

mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional,

agama dan moral.

Berikut ini adalah aspek-aspek perkembangan anak usia dini :

a. Aspek Perkembangan Kognitif

Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai Teori Piaget yaitu :

1) Tahap Sensorimotor

Tahap ini terjadi pada saat anak baru lahir hingga usia

12-18 bulan. Perkembangan anak pada tahap ini ditandai

dengan kemampuan gerak-gerak refleks, kebiasaan yang

mulai terlihat, mulai berinteraksi, mampu memahami sesuatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

 

yang kecil (misal intonasi bicara orang tua), dan kreativitas

yang mulai terbentuk.

2) Tahap Pra-operasional

Tahap ini terjadi ketika anak berusia 2-6 tahun,

dimana anak mulai berkembang kemampuan bahasanya,

walaupun pemikirannya masih terbatas. Pada tahap ini anak

mulai bisa menggambarakan objek atau benda yang ia lihat

dengan menggunakan bahasanya sendiri, mampu mengenal

warna, perbedaan bentuk pada benda, dll. Pada tahap ini

belum terlalu menggunakan logika dan cenderung imajinatif.

3) Tahap Konkret Operasional

Tahap perkembangan ini terjadi pada anak usia 6-12

tahun. Anak sudah mampu berpikir logis dan berusaha

meneliti sesuatu berdasarkan logika mereka sendiri. Missal

ketika mereka diberi beberapa bola berbagai ukuran, mereka

akan berpikir tentang ukuran-ukuran tersebut dan bias

mengurutkannya dari yang paling besar hingga yang paling

kecil. Pada tahap ini anak juga sudah mampu menyelesaikan

tugas-tugas seperti menggabungkan obyek, memisahkan,

menyusun, menderetkan, melipat dan membagi.

4) Tahap Formal Operasional

Tahap ini terjadi pada anak ketika berusia 12-15

tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu berfikir tingkat

tinggi dan mampu berfikir abstrak. Anak sudah bisa berpikir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

 

logis tentang sebab-akibat, menalar tentang bagaimana suatu

permasalahan bisa terjadi, dan bagaimana cara

menyelesaikannya. Pada tahap ini anak juga tidak hanya

menggunakan akal atau logika, tetapi perasaan mereka pun

mulai berkembang. Anak bisa memahami perasaan orang

lain dengan lebih sensitif dan mulai merasakan cinta atau

kasih sayang. Tahapan ini sering ditandai dengan masa

pubertas, di mana akan terjadi perubahan fisik maupun

mental seorang anak.

b. Aspek Perkembangan Fisik

Perkembangan motorik merupakan perkembangan

pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat

syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998).

Ketrampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik

kasar dan keterampilan motorik halus. Ketrampilan motorik anak

usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar.

Kemudian setelah usia 5 tahun baru terjadi perkembangan motorik

halus. Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan

sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari,

hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani

mengambil resiko. Pada usia 5 tahun, anak-anak lebih berani

mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun.

Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

 

seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba

dengan teman sebaya bahkan orangtuanya (Santrock, 1995: 225).

c. Aspek Perkembangan Bahasa

Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan, umur 2 tahun

anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat

dimengerti dalam setiap jam, cakupan yang lebih luas adalah antara

rentangan 42 sampai 672. Dua tahun lebih tua, anak-anak dapat

mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan

rentangan 18 untuk 286.

Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar

bahasa. Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal

beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca

anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar

bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini

dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.

d. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional

Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku

sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang

diungkap oleh Hurlock (1998:252), yaitu : kerjasama, persaingan,

kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat,

ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri

sendiri, meniru, perilaku kelekatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

 

Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008: 370,

seorang ahli psikoanalisis, mengidentifikasi perkembangan sosial

anak terbagi menjadi :

1) Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga)

Tahap ini terjadi pada anak usia 0-2 tahun. Dalam

tahap ini, setiap merespon rangsangan, anak mendapat

pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya

diri. Sebaliknya, pengalaman yang kurang menyenangkan

akan menimbulkan rasa curiga.

2) Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu)

Tahap ini terjadi pada usia 2-3 tahun. Anak sudah

mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan

seluruh otot-otot tubuhnya.

Pada tahap ini, bila anak sudah merasa mampu

menguasai anggota tubuhnya, akan timbul rasa otonomi atau

mandiri. Sebaliknya, bila lingkungan tidak memberi

kepercayaan atau orang tua terlalu banyak bertindak untuk

anak, akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu pada anak.

3) Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah)

Tahap ini terjadi pada usia 4-5 tahun. Pada tahap ini

anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang

tua, anak dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan

lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

 

rasa untuk berinisiatif, tetapi sebaliknya dapat juga

menimbulkan rasa bersalah.

4) Industry vs Inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri)

Tahap ini terjadi pada usia 6 tahun hingga masa

pubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas

perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa

dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila

anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat

menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai,

menimbulkan rasa rendah diri.

2. Perkembangan Kecerdasan Anak

Menurut Dr. Howard Gardner dalam bukunya Frames of Mind : The

Theory of Multiple Intelligences (1983), kecerdasan memiliki 7 komponen,

yang disebut tujuh kecerdasan ganda. Kecerdasan tersebut ialah kecerdasan

linguistik verbal, kecerdasan matematis logis, kecerdasan visual spasial,

kecerdasan ritmik musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan

interpersonal, kecerdasan intrapersonal.

a. Kecerdasan Linguistik Verbal

Kecerdasan linguistik verbal mengacu pada kemampuan

untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan

kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk

mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan

menulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

 

b. Kecerdasan Matematis Logis

Kecerdasan matematis logis adalah kemampuan untuk

menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan

ilmiah.

c. Kecerdasan Visual Spasial

Orang-orang dengan kecerdasan visual spasial memiliki

kemampuan untuk melihat dengan tepat gambaran visual di sekitar

dan memperhatikan rincian kecil yang kebanyakan orang lain

mungkin tidak memperhatikan. Kecerdasan Visual Spasial

merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh arsitek, insinyur mesin,

seniman, fotografer, pilot, navigator, pemahat, dan penemu.

Kecerdasan visual spasial atau kecerdasan visual tidak

terjadi begitu saja. Kecerdasan ini perlu dilatih sejak dini. Usaha

peningkatan kecerdasan visual pada anak sangat baik dilakukan,

bukan berarti untuk tujuan anak akan menjadi salah satu profesi

tersebut di atas, tetapi juga untuk peningkatan berpikir sehingga

akan lebih membantu anak-anak dalam belajar. Salah satu hal yang

bisa dilakukan untuk mengasah kecerdasan visual anak adalah

dengan membiasakannya belajar melalui gambar-gambar atau

berpikir dalam gambar.

Berpikir dalam gambar bukan hanya merangsang kreativitas,

melainkan juga memperkaya proses berpikir tingkat tinggi. Rudolf

Arnheim, Profesor Psikologi Seni di Harvard University

menyatakan bahwa secara praktis semua bentuk pikiran, tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

 

peduli abstrak atau teoretis, adalah visual sifatnya. Dengan kata

lain, semakin anak dilatih kecerdasan visual spasialnya dan berpikir

secara visual, akan semakin mudah baginya untuk mengembangkan

pemikiran tingkat tingginya dan ketrampilannya memecahkan

masalah.

Saat ini telah banyak informasi yang disajikan secara visual

dalam bentuk seperti peta, bagan, grafik, diagram, dan gambar

lainnya. Alasannya karena cara penyajian seperti itu menghasilkan

tingkat pemahaman dan ingatan yang paling tinggi.

Mengembangkan kecerdasan visual spasial anak bukan hanya akan

membantu anak-anak menggunakan alat bantu visual dalam belajar,

melainkan juga untuk membaca dengan mudah dan

menafsirkannya.

d. Kecerdasan Ritmik Musikal

Kecerdasan ritmik musikal atau irama musik adalah

kemampuan untuk menyimpan nada dalam benak seseorang, untuk

mengingat irama itu, dan secara emosional terpengaruh oleh music.

e. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik memungkinkan manusia membangun

hubungan yang penting antara pikiran dan tubuh untuk

memanipulasi obyek dan menciptakan gerakan.

f. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk

berhubungan dengan orang-orang di sekitar. Kecerdasan ini adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

 

kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan,

temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain, dan

menanggapinya secara layak.

g. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri

sendiri. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri

sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-

orang yang berkecerdaan intrapersonal tinggi cenderung menjadi

pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus-

menerus membuat penilaian diri.