33
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Tematik a. Pengertian Pembelajaran Tematik Di era millenial ini pekembangan modern semakin meningkat khususnya dalam bidang pendidikan, dimana beberapa kali terdapat perubahan kurikulum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “tematik” diartikan sebagai “tema” yang berarti “pokok pikiran”. Pembelajaran tematik menurut Abdul Majid (2014:80) dalam konsep dasar pembelajaran tematik mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna bagi siswa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Andi Prastowo (2013:125) memaknai bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yaitu tema. Permendikbud RI No.67 Tahun 2013 dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner. Pembelajaran tematikkmerupakan program pembelajaran dari satu tema yang gabungkan dari beberapa aspek mata pelajaran yang

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Di era millenial ini pekembangan modern semakin meningkat

khususnya dalam bidang pendidikan, dimana beberapa kali terdapat

perubahan kurikulum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

“tematik” diartikan sebagai “tema” yang berarti “pokok pikiran”.

Pembelajaran tematik menurut Abdul Majid (2014:80) dalam konsep

dasar pembelajaran tematik mengatakan bahwa pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran terpadu yang mengaitkan beberapa mata

pelajaran, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna bagi

siswa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Andi Prastowo (2013:125)

memaknai bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran

terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan

materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan

yaitu tema. Permendikbud RI No.67 Tahun 2013 dijelaskan bahwa

pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi

dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner,

interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner.

Pembelajaran tematikkmerupakan program pembelajaran dari

satu tema yang gabungkan dari beberapa aspek mata pelajaran yang

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

12

di sekolah. Dengan adanya pemaduan tersebut maka akan

mempermudah siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan

keterampilan secara utuh sehingga menjadi pengalaman belajar yang

bermakna bagi siswa. Bermaknanya pembelajaran siswa dipahami

melalui konsep yang mereka pelajari yang meliputi pengalaman yang

nyata sehingga pembelajaran tematik lebih menekankan keterlibatan

siswa dalam proses pembelajaran yang aktif.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran tematik disebut juga pembelajaran terpadu yang

merupakan sebuah sistem pembelajaran yang membuat siswa lebih

aktif secara individual atau kelompok. Pembelajaran tematik atau

terpadu adalah sebuah konsep yang merupakan pendekatan belajar

mengajar yang mengkaitkan materi satu dengan materi lainnya dari

beberapa bidang studi.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Abdul Majid (2014:89) menyebutkan model pembelajaran

tematik integratif di sekolah dasar memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut.

1) Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student center).

Dengan menggunakan pendekatan modern siswa sebagai objek

belajar, sedangkan peran guru sebagai fasilitator yang memberikan

kemudahan siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar.

2) Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

13

Siswa belajarrdari pengalaman langsung atau benda konkret

sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang sifatnya abstrak.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

Dalam pembelajaran tematik mata pelajaran pembelajaran tidak

begitu jelas, sebab fokus pelajaran diarahkan pada pembahasan

tema yang paling dekat dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

Dalam pelajaran tematik menyajikan konsep dari berbagai mata

pelajaran sehingga siswa mampu memahami konsep secara utuh.

5) Bersifat fleksibel.

Pembelajaran tematik tidak mudah disesuaikan (fleksibel) dimana

guru dapat mengaitkan bahan ajarrdari satu mata pelajaran dengan

mata pelajaran yang lainnya melalui kehidupan sekitar siswa baik

lingkungan sekolah maupun rumah.

6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Menurut Rusman (2012:257-258) mengidentifikasi enam

karakteristik model pembelajaran tematik sebagai berikut.

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar

2) Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik

bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

3) Kegiatan belajara akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa,

sehingga hasil belajar bisa bertahan lebih lama.

4) Membantu mengembang keterampilan berpikir siswa.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

14

5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui siswa di lingkungan.

6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama,

toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

TIM pengembang PGSD (Hesty, 2008) dalam Abdul Majid

dengan bukunya pembelajaran tematik terpadu (2014: 90) juga

menyebutkan beberapa karakteristik pembelajaran tematik, sebagai

berikut.

1) Holistik, yaitu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam

pembelajaran tematik yang diamati dan dikaji dari sudut bidang

studi, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

2) Bermakna, yaitu terbentuknya berbagai macam aspek yang dijalin

antar skema yang dimiliki siswa yang memberi dampak arti dari

segi materi yang dipelajari.

3) Otentik, memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep

dan prinsip yang ingin dipelajari.

4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan pendekatan

inquiry discovery dimana siswa yang terlibat langsung secara aktif

dalam proses pembelajaran dari segi perencanaan, pelaksanaan,

dan proses evaluasi.

Dari penjelasan karakteristik diatas, pada dasarnya terdiri dari:

pertama, berpusat pada siswa; kedua, pembelajaran dari pengalaman

langsung; ketiga, bersifat fleksibel; keempat, menyajikan konsep

secara utuh; kelima, lebih memperhatikan proses disbanding hasil;

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

15

keenam, prinsip belajar sambal bermain dan menyenangkan; ketujuh,

mampu mengembangkan keterampilan berfikir. Sehingga dari

beberapa karakteristik tersebut menjadi pedoman dalam

pengembangan media Fun Thinkers card yang dibawa kemana-mana

dan bersifat bermain sambal belajar, sehingga mampu menciptakan

suasana yang menyenangkan.

c. Kelebihan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki kelebihan serta arti penting

menurut (Abdul Majid, 2014:92-93), yaitu :

1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan

peserta didik.

2) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang

relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta

didik.

3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena ilmu pengetahuan yang

diserap bermakna.

4) Mengembangkan keterampilan belajar siswa sesuai dengan

persoalan yang dihadapi.

5) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama.

6) Memiliki toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan

orang lain

7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata yang sesuai dengan

persoalan yang dihadapi dalam lingkungan siswa.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

16

Kelebihan pada pembelajaran tematik pembelajaran yang

menyenangkan karena berawal dari minat dan kebutuhan siswa,

dengan memberikan pengalaman yang relevan dan bermakna. Selain

kelebihannya, pembelajaran tematik memiliki keterbatasan menurut

Puskur Balitbang Diknas dalam Abdul Majid (2014: 93-94) yang di

klasifikasikan dalam beberapa aspek, diantaranya :

1) Aspek Guru

Guru dituntut untuk menggali informasi dan pengetahuan yang

berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain itu guru harus

memiliki wawasan dan kreativitas yang tinggi, serta rasa percaya

diri agar berhasil dalam menyampaikan dan mengembangkan

materi.

2) Aspek Siswa

Pembelajaran terpadu menurut kemampuan belajar siswa yang

relatif baik dalam kemampuan maupun kreativitasnya. Hal ini

terjadi karena model pembelajaran terpadu yang menekankan

pada kemampuan analisis.

3) Aspek Sarana Prasarana dan Sumber Pelajaran

Pembelajaran terpadu memerlukan sumber bacaan dan informasi

yang bervariasi. Semua ini akan menunjang, dan mempermudah

pengembangan wawasan pengetahuan siswa. Apabila sarana ini

tidak dipenuhi, maka pembelajaran terpadu akan terhambat.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

17

4) Aspek Kurikulum

Kurikulum harus luwes serta berorientasi pada pencapaian

ketuntasan pemahaman siswa (bukan pada pencapaian target dan

penyampaian materi).

5) Aspek Penilaian

Dibutuhkan penilaian yang menyeluruh dalam pembelajaran

terpadu yaitu dengan menetapkan keberhasilan belajar siswa dari

beberapa bidang kajian yang dipadukan. Oleh karena itu guru

dituntut menyediakan teknik dalam prosedur pelaksanaan

penilaian dan pengalaman yang menyeluruh serta berkoordinasi

dengan guru lain jika materi pelajaran berasal dari guru yang

berbeda.

d. Pembelajaran Tematik Terpadu “Sehat itu Penting”

Kajian pembelajaran tematik pada tema sehat itu penting sesuai

silabus kelas V kurikulum 2013, mencakup 4 Kompetensi Inti (KI),

diantaranya :

KI 1: Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,

peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

KI 3: Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya,

dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

18

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

KI 4: Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif,

produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam

bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya

yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,

dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan

tahap perkembangannya.

Pada tema “sehat itu penting” terdiri 3 subtema,

diantaranya adalah; Subtema 1 “Peredaran Darahku”,

Subtema 2 “Gangguan Kesehatan pada Organ Peredaran

Darah”, Subtema 3 “Cara Memelihara Kesehatan Organ

Peredaran Darah Manusia”. Pada penelitian pengembangan

media Fun Thinkers Card akan mengambil Subtema 1

memuat mata pembelajaran PPKN, IPA, IPS, Bahasa

Indonesia, SBdP, dan fokus pada Pembelajaran 1 yang

mencakup 2 muatan diantaranya adalah :

1. Kompetensi Dasar

a. Bahasa Indonesia

1.6 Menggali isi dan amanat pantun yang disajikan secara lisan

dan tulis dengan tujuan untuk kesenangan.

4.6 Melisankan pantun hasil karya pribadi dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

19

b. IPA

3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada

hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan

organ peredaran darah manusia.

4.4 Menyajikan karya tentang organ peredaran darah pada manusia.

2. Indikator

a. Bahasa Indonesia

3.6.1 Menunjukkan bagian-bagian, ciri-ciri pantun, dan isi

pantun dengan tepat.

4.6.1 Membuat pantun dengan tema tertentu, lalu menunjukkan

unsur-unsur pantun yang dibuat dengan benar.

b. IPA

3.4.1 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada

manusia secara rinci.

4.4.1 Mendeskripsikan cara kerja organ peredaran darah manusia

secara rinci.

3. Tujuan

1) Melalui permainan media Fun Thinkers Card siswa mampu

menyebutkan ciri dan bagian pantun dengan benar

2) Melalui permainan media Fun Thinkers card siswa mampu

menjelaskan unsur dalam pantun dengan tepat

3) Melalui permainan Fun Thinkers Card siswa mampu

menunjukkan fungsi organ peredaran darah manusia dengan

teliti

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

20

4) Melalui bermain media Fun Thinkers Card siswa mampu

mendeskripsikan kerja organ peredaran darah dengan jelas

4. Materi (Buku Guru Kelas V Edisi 2017)

Bahasa Indonesia

a) Ciri-ciri pantun.

b) Macam-macam dan bagian pantun.

c) Memahami isi dan amanat pantun.

Pantun merupakan karya yang dapat menghibur sekaligus

menegur. Pantun merupakan sebuah ungkapaniperasaan dan

pikiran yang disusun dengan kata-kata, sehingga menarik untuk

didengar maupun dibaca. Pantun menunjukkan bahwa Indonesia

memiliki ciri khas tersendiri dalam mendidik dan menyampaikan

hal-hal yang bermanfaat. Ciri-ciri sebuah pantun adalah sebagai

berikut :

a) Dalam satu bait pantun terdiri atas 4 baris.

b) Tiap baris pantun terdiri dari 8 – 12 suku kata.

c) Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.

d) Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

e) Dan Pantun juga memiliki sajak a-b-a-b.

Pantun memiliki dua bagian, yaitu sampirann(baris pertama

dan kedua) dan isi (baris ketiga dan keempat). Pantun banyak

macamnya dan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

Berdasarkan siklus usia pantun dibedakan menjadi tiga.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

21

a) Pantun anak-anak, yaitu pantun yang memiliki kaitan dengan

masa kanak-kanak yang menggambarkan makna suka cita

maupun duka cita.

b) Pantun orang muda, yaitu pantun mengenai kehidupan masa

muda yang berisi atau bermakna perkenalan, hubungan asmara

dan rumah tangga, perasaan (kasih sayang, iba, iri), dan nasib.

c) Pantun orang tua, yaitu pantun mengenai orang tua mengenai

adat budaya, agama, dan nasihat.

Berdasarkan isinya, pantun dibedakan sebagai berikut.

a) Pantun jenaka adalah pantun yang berisi hal-hal lucu dan menarik

b) Pantun nasihat adalah pantun yang berisi nasihat dengan tujuan

mendidik dan memberikan nasihat moral, budi perkerti, dan lainnya.

c) Pantun teka-teki adalah pantun yang berisikan teka teki dan

pendengar atau pembaca diberi kesempatan untuk menjawab

atau membalas teka-teki pantun tersebut.

d) Pantun kiasan adalah pantun yang berisi perumpamaan atau

ibarat, biasa digunakan untuk menyampaikan suatu hal secara

tersirat.

IPA

a) Memahami organ peredaran darah dan fungsinya pada manusia.

b) Menuliskan organ peredaran darah dan fungsinya pada

manusia.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

22

Gambar 2.1 Organ Peredaran Darah Manusia

(sumber: buku siswa kelas V tema 4)

Mengalirnya darah dalam tubuh disebut sistem peredaran

darah. Sistem peredaran darah tubuh terbagi menjadi dua,

yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Sistem

Peredaran darah kecil yaitu darah mengalir dari bilik kanan menuju

paru-peru melalui arteri pulmonalis. Dalam paru-paru terjadi

pertukaran darah yang banyak mengandung karbon dioksida (CO2)

deangan darah yang banyak mengandung oksigen (O2). Darah yang

banyak mengandung oksigen (O2) mengalir kembali ke jantung

melalui vena pulmonalis. Sistem peredaran kecil sebagai berikut :

Bilik kanan – arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis –

serambi kiri.

Sistem pada peredaran darah besar, yaitu darah yang banyak

mengandung oksigen (O2) mengalis dari bilik kiri jantung ke

seluruh tubuh (kecuaiOparu-paru)OmelaluiOarteriabesara(aorta).

Selanjutnya terjadi pertukaran darah yang banyak mengandung

oksigen dengan darah yang banyak mengandung karbon dioksida

di seluruh tubuh. Darah yang mengandung karbon dioksida

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

23

kembali ke jantung melalui venakke serambi kanan. Sistem

peredaran darah besar adalah sebagai berikut :

Bilik kiri – arteri besar (aorta) – arteri – seluruh tubuh – vena –

serambi kanan.

Fungsi atau peranan organ peredaran darah pada manusia

adalah sebagai berikut :

1. Jantung

Gambar 2. 2 Peredaran Darah Jantung

(sumber: buku siswa kelas V tema 4)

Jantung adalah organ tubuh manusia yang berfungsi

untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung memompa

darah dengan secara bergantian, sehingga jantung dapat

berdenyut, mengembang, dan mengempis. Jantung terletak di

dalam rongga dada sebelah kiri. Ukuran jantung kira-kira

sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung mempunyai

kumpulan otot-otot yang sangat kuat yang

disebut mikrokardium. Jantung terbagi empat ruang, yaitu

serambi kana, serambi kiri, bilik kanan dan bilik kiri. Bagian

jantung kanan dan kiri dibatasi oleh sekat jantung yang disebut

katub jantung. Katubbjantung berfungsi mencegah

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

24

bercampurnya darah yang mengandung oksigen dengan darah

yang mengandung karbon dioksida. Kontraksi dan relaksasi

pada jantung dapat mengakibatkan terjadinya denyut jantung

atau denyut nadi. Ketika jantung memompa darah ke dalam

pembuluh nadi, pembuluh tersebut ikut berdenyut. Kecepatan

denyut jantung tergantung kegiatan yang dilakukan. Ketika

sedang beristirahat, jantung berdenyut kira-kira 60 sampai 80

kali setiap menit. Kecepatan denyut jantung dipengaruhi oleh

usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan. Alat

yang digunakan untuk mengukur kecepatan denyut jantung

disebut elektrokardiograf.

2. Pembuluh Darah

Gambar 2. 3 Organ Pembuluh Darah

(sumber: buku siswa kelas V tema 4)

Pembuluh nadi atau arteri yaitu pembuluh yang

membawa darah yang kaya akan oksigen keluar dari jantung ke

seluruh tubuh. Pembuluh nadi yang paling besar

disebut aorta. Pembuluh balik yaitu pembuluh yang membawa

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

25

darah yang kaya akan karbon dioksida dari seluruh tubuh

menuju jantung.

Pembuluh nadi dan pembuluh balik bercabang-cabang.

Ujung Cabang pembuluh terkecil disebut pembuluh

kapiler. Pembuluh kapiler sangat halus berdinding tipis dan

berpori. Dalam pembuluh kapiler terjadi pertukaran dua zat,

yaitu antara oksigen dan karbon dioksida. Panjang keseluruhan

pembuluh darah manusia jika dihubungkan dapat mencapai

160.000 km.

Perbedaan pembuluh nadi dan pembuluh balik :

Pembuluh Nadi :

a) Nama lain pembuluh nadi adalah arteri.

b) Berisi darah bersih (kaya oksigen).

c) Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.

d) Denyut terasa.

e) Jika terluka darah meluncur deras.

f) Dinding pembuluh kuat, tebal dan elastis.

g) Pembuluh nadi letaknya agak ke dalam, tersembunyi dari

permukaan tubuh.

Pembuluh balik :

a) Nama lain pembuluh balik adalah vena.

b) Berisi darah kotor (kaya karbon dioksida).

c) Mengalirkan darah dari seluruh tuh ke jantung.

d) Denyut tidak terasa.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

26

e) Jika terluka darah hanya menetes.

f) Dinding pembuluh tipis dan tida elastis.

g) Pembuluh balik letaknya dekat dengan permukaan tubuh dan

tampak kebiru-biruan.

3. Paru-paru

Gambar 2. 4 Peredaran Darah Paru-Paru

(sumber: buku siswa kelas V tema 4)

Dalam proses peredaran darah, paru-paru berperan sebagai

penyuplai oksigen ke dalam darah. Darah yang telah diedarkan ke

seluruh tubuh tidak lagi mengandung oksigen. Akan tetapi banyak

mengandung karbon dioksida. Setelah kembali ke jantung darah

akan mengandung karbon dioksida tersebut akan dipompa ke

dalam paru-paru. Selanjutnya karbon dioksida diambil dan diganti

dengan oksigen melalui proses pernafasan.

Paru-paru terdiri atas ribuan tabung bercabang. Tabung

bercabang yang jumlahnya ribuan semakin ke ujung akan semakin

mengecil. Pada ujung yang mengecil terdapat kantong udara.

Kantong udara tersebut dinamakan "alveoli".

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

27

2. Media pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Pada hakikatnya pembelajaran merupakan proses terjalinnya

komunikasi sebagai pesan. Pesan yang akan di komunikasikan berisi

ajaran maupun didikan yang terdapat dalam kurikulum. Media

pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam proses

pembelajaran. Dengan kata lain, tanpa adanya media pembelajaran

maka proses pembelajaran bias dikatakan belum optimal. Media

pembelajaran menjadi komponen penting sebagai pendukung

pencapaian materi pembelajaran. Smaldino (Mudlofir, 2016:121)

mengatakan media berasal dari bahasa latin dan dalam bentuk tunggal

berasal dari kata medium. Media secara harfiah bermakna sebagai

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Proses pendidikan adalah komunikasi karena dalam proses

pendidikan terdapat komunikator, komunikan, dan pesan sebagai

komponen komunikasi (Munadi, Yudhi, 2010:2). Dalam proses

pembelajaran media digunakan sebagai penyalur pesan atau informasi

kepada siswa. Beberapa pengertian tersebut pada dasarnya

mempunyai persamaan, sehingga diharapkan agar dapat memperoleh

hasil belajar yang memuaskan.

Gerlach dan Ely menyatakan pernyataan (dalam Prastowo Andi,

2015:293) “A medium, conceived is any person, material, or even that

establish condition which enable the learner to acquire knowledge, skill

and attitude.”. Jadi, media bukan hanya alat perantara seperti benda-

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

28

benda saja, melainkan manusia atau makhluk hidup yang lain juga bisa

sebagai sumber belajar untuk kegiatan seperti seminar dan diskusi.

Menurut Wina Sanjaya (2012:60) media pembelajaran adalah segala

sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala bentuk kegiatan yang

dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pada

setiap orang. Dengan demikian dapat dipahami bahwa baik benda atau

alat peraga dan suatu kegiatan yang dengan konsep pengetahuan bisa

dikatakan sebagai media pembelajaran yang memudahkan siswa untuk

menerima atau memahami materi.

b. Jenis Media pembelajaran

Setiap media mempunyai karakteristik dalam menampilkan

fungsi dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Ada beberapa cara

yang dapat digunakan dalam mengklasifikasikan media pembelajaran

dengan dasar pertimbangan dan ruang lingkup pengertian menurut

para ahli yang mengemukakan pendapatnya. Azhar Arsyad (2014 :

31) mengemukakan Seiring dengan berkembangnya teknologi pada

media pembelajaran dikelompokkan menjadi empat, yakni : (1)

media hasil teknologi cetak; (2) media hasil audio-visual; (3) media

berbasis computer; (4) media gabungan teknologi cetak dan

computer. Media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan bentuk

dan ciri fisiknya untuk menjadi dasar dalam membedakan media dua

dimensi yang penampilannya tanpa proyeksi seperti peta, gambar,

bagan, dan lain-lain. Serta tiga dimensi penampilannya tanpa

proyeksi seperti globe model rangka manusia, dan lain-lain .

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

29

Leshin, Pollock & Reigeluth (Azhar Arsyad, 2014:38)

mengklasifikasikan media dalam lima kelompok, yakni : (1) media

berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kelompok); (2)

media berbasis cetak (buku, majalah, modul, alat bantu kerja,

lembaran lepas); (3) media berbasis visual ( bagan, grafik, peta,

gambar, slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, televisi);

(5) media berbasis computer (laptop, pc, interaktif video).

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Keberadaan media pembelajaran menjadi suatu hal yang

sangat penting dalam pembelajaran tematik untuk memudahkan siswa

dalam menguasai materi pembelajaran. Sementara itu Media

pembelajaran memiliki tujuh fungsi pembelajaran menurut Reyandra

Asyhar (2011) yaitu:

1. Media sebagai sumber belajar

Media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar

bagi siswa. Hingga dengan melalui media pembelajaran siswa

dapat memperoleh pesan dan informasi sehingga membentuk

pengetahuan baru pada diri siswa.

2. Fungsi semantik

Fungsi simantik media pembelajaran memberikan pemahaman

yang benar kepada siswa yang tidak memahami beberapa istilah

atau materi yang baru mereka dengar. Ketika siswa belajar

bahasa asing maka mereka seringkali menemukan istilah baru

yang tidak lazim dan sulit dipahami, maka dari itu diperlukannya

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

30

media seperti kamus untuk memudahkan siswa mencari atau

memahami kata tersebut.

3. Fungsi manipulatif

Fungsi manipulatif dari media pembelajaran untuk menampilkan

kembali suatu benda atau peristiwa sesuai kondisi, situasi, tujuan,

dan sasarannya. Misalnya pada pembelajaran yang tidak bisa

diamati secara langsung, maka dibutuhkan media seperti gambar

atau video untuk mempermudah siswa dalam memahaminya.

4. Fungsi fiksatif

Kemampuan media dalam fungsi fiksatif guna untuk menangkap,

menyimpan, dan menampilkan kembali objek kejadian yang

sudah lama terjadi. Contoh penayangan video pada masa

penjajahan melalui media video, audio, teks.

5. Fungsi distributif

Fungsi media distributif tidak jauh berbeda dengan fungsi

manipulatif yang menampilkan suatu materi, objek, kejadian

jangkauan yang sangat luas dan dapat menyalurkan dan

mendistribusikan informasi secara massal.

6. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis media pembelajaran untuk membangkitkan

motivasi intrinsik dan daya imajinasi peserta didik dalam

memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu terhadap

sesuatu yag ingin dipelajarinya.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

31

7. Fungsi sosiopsikologis

Media pembelajaran menjadi solusi untuk mengatasi hambatan

sosiokultural antar peserta didik melalui media sehingga dapat

memberikan rangsangan, dan memberikan pemahaman tentang

saling menghargai.

Adapun manfaat dari media pembelajaran menurur Azhar

Arsyad (2013:29:30) meliputi empat macam yaitu: pertama, media

pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi;

kedua, dapat meningkatkan dan mengarahkan kemampuan anak

sehingga memotivasi untuk belajar sesuai dengan kemampuannya;

ketiga, dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu;

keempat, memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa.

Sejalan dengan pandangan Wina Sanjaya (2013:169-171) yang

memaparkan beberapa fungsi media pembelajaran terdiri dari:

1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa.

2. Media dapat mengatasi batasan ruang kelas untuk menyajikan

bahan belajar yang sulit dipahami.

3. Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta

dengan lingkungan.

4. Membangkitkan motivasi serta merangsang keinginan belajar

dengan baik.

5. Menanamkan konsep dasar dengan benar.

6. Menghasilkan keseragaman dan pengamatan

7. Membangkitkan keinginan minat baru.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

32

8. Mengontrol kecepatan belajar siswa.

9. Memberikan pengalaman secara menyeluruh terkait hal yang

bersifat konkret maupun abstrak.

Berdasarkan Jurnal Tejo (2011:8) memaparkan beberapa

manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menyamakan Persepsi Siswa. Dengan melihat objek yang sama

dan konsisten maka siswa memiliki persepsi yang sama.

2. Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Misalnyaauntuk

menjelaskan tentang sistem pemerintahan, perekonomian,

berhembusnya angin, dan sebagainya. bisa menggunakan media

gambar, grafik atau bagan sederhana.

3. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar

didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan

dengan menggunakan gambar atau film tentang binatang-binatang

buas, gunung meletus, lautan, kutup utara dll.

4. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya

guru menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut,

pesawat udara, pasar, candi, dan sebagainya. Atau juga

menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri,

virus, semut, nyamuk, atau hewan/benda kecil lainnya.

5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan

menggunakan teknik gerakan lambat dalam media film bisa

memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah,

atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-

gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

33

Dari beberapa uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa media pembelajaran berfungsi dan sangat membantu bagi

siswa dan guru. Bagi siswa media pembelajaran mempermudah,

menarik, dan menyenangkan sehingga dapat memaksimalkan

pencapaian hasil belajar. Adapun bagi guru media pembelajaran

membantu dan memudahkan penyampaian materi pembelajaran

dan pengelolaan kelas, serta dapat meningkatkan motivasi dan

minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media merupakan unsur terpenting agar mencapai

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pemilihan media harus

melakukan pertimbangan pemilihan dan kriteria. Karena menurut

Gagne (Mudlofir, dkk, 2016: 150) tidak ada satu media yang cocok

untuk mencapai semua tujuan. Oleh karena itu prinsip pemilihan

media sangat membantu guru dalam memilih dan menggunakan media

yang tepat sesuai tujuan pembelajaran.

Menurut Brown, Lewin & Harcleorad (Mudlofir, Dkk, 2016:

150) prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai

berikut.

1) Tidak ada satupun media, prosedur, dan pengalamannya yang

paling baik untuk belajar.

2) Penggunaan media sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3) Mengetahui secara menyeluruh kesesuaian isi dan tujuan khusus

program.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

34

4) Penggunaan media mempertimbangkan kesesuaian penggunaannya

dan cara pembelajarannya.

5) Pemilihan media jangan bergantung pada pemilihan dan

penggunaan media tertentu.

6) Media yang paling baik jika tidak dimanfaatkan dengan baik, maka

akan berpengaruh kurang baik.

7) Pengelaman, kesukaan, minat dan kemampuan individu serta gaya

belajar dapat berpengaruh terhadap hasil penggunaan media.

8) Sumber-sumber dan pengalaman belajar berkaitan dengan hal

konkret atau abstrak.

Pemilihan kriteria-kriteria lain bersumber dari konsep bahwa

media merupakan bagian dari system intruksional secara keseluruhan.

Kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media (Azhar Arsyad,

2014:74) adalah.

1) Tujuan yang ingin dicapai.

Mengacu pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran.

Bersifat fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi sehinga dapat

membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras

dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan proses pembelajaran agar

mudah dipahami.

3) Praktis, luwes, dan bertahan.

Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan

kapanpun serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

35

4) Guru terampil menggunakannya.

Apapun media itu guru harus mampu menggunakan media

tersebut dalam proses pembelajaran.

5) Pengelompokkan sasaran.

Media diatur sesuai tingkat kelompok dan kapasitas anak dalam

kelompoknya.

6) Mutu teknis.

Media harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan atau

ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain.

Dari penjabaran diatas kriteria yang patut diperhatikan dalam

pengembangan media Fun Thinkers Card adalah sesuai dengan

tujuan, tepat mendukung isi pembelajaran, praktis, bertahan lama,

serta sesuai dengan kemampuan siswa.

3. Alat Permainan Edukatif

Dunia anak adalah dunia bermain bermain, sedangkan belajarnya

anak sebagian besar melalui permainan yang mereka lakukan. Sehingga

bermain dan belajar tidak bisa dipisahkan. Permainan edukatif merupakan

permainan yang memiliki unsur mendidik yang didapatkan dari sesuatu

yang melekat pada permainan itu sendiri. Selain itu, permainan juga

memberi rangsangan atau respon positif terhadap indra pemainnya.

Pendengar, pengelihatan, menulis, daya pikir, keseimbangan kognitif, dan

motorik.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

36

Permainan edukatif adalah sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai sarana dan prasarana untuk bermain yang mengandung nilai

pendidikan dan dapat merangsang Pertumbuhan otak anak serta dapat

mengembangkan seluruh aspek kemampuan potensi anak. Sofiatun A

Rahman (2010:17) berpendapat bahwa alat permainan edukatif adalah

permainan yang dirancang khusus untuk kepentingan pendidikan

khususnya anak prasekolah dan sekolah tingkat dasar dalam meningkatkan

aspek perkembangan semua potensi anak. Suyadi (2010) bahwa permainan

edukatif berbasis media adalah aktifitas anak yang menggunakan benda,

bahan, ataupun intruksi dan teknik yang dapat merangsang anak untuk

belajar. Berdasarkan pengertian diatas alat permainan edukatif adalah

semua alat yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan

yang digunakan anak-anak untuk memenuhu naluri bermainnya.

4. Media Fun Thinkers

Pemilihan media pembelajaran perlu diperhatikan lagi agar fungsi

media bisa memaksimaklan proses belajar siswa dalam memahami konsep

materi pembelajaran dengan menggunakan media yang mengandung unsur

menyenangkan yaitu belajar sambal bermain. Pada saat ini banyak sekali

media yang dikembangkan baik secara mandiri perorangan maupun secara

pabrikan. Salah satunya adalah media Fun Thinkers yang merupakan salah

satu produk dari sebuah perusahaan khusus bidang penciptaan media-media

inovatif pembelajaran, yaitu Grolier yang berpusat di Amerika dan sudah

mengembangkan produknya di wilayah Asia, termasuk di Indonesia. Menurut

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

37

Gordon (2013) Fun Thinkers adalah seperangkat media buku yang dikemas

untuk menciptakan kegiatan belajar lebih menyenangkan. Media ini

merupakan salah satu alat pembelajaran interaktif yang dirancang untuk

menggelitik rasa ingin tahu, mengasah kemampuan otak, dan meningkatkan

perkembangan intelektual anak. Menurut hazimah (2017) Penggunaan media

Fun Thinkers dapat membawa anak pada lingkungan belajar yang

menyenangkan karena dilengkapi dengan bingkai serta arahan dan contoh

untuk membantu anak belajar sendiri. Fun Thinkers terdiri 10 buku dalam

satu set dan bingkai pertandingan dikemas 3 tingkat. Setiap kegiatan di buku

diisi dengan kuis menyenangkan dan menantang.

Fun Thinkers sangat mudah digunakan. Media ini dirancang secara

khusus dalam bentuk permainan yang menyenangkan, sehingga cocok

untuk menanamkan pemahaman konsep pengetahuan anak terhadap materi

pembelajaran. Adapun cara bermain media Fun Thinkers sebagai berikut.

1) Buka buku untuk mepelajari apa yang ingin kamu lakukan.

2) Buka bingkai kotak, tempatkan di buku pembelajaran.

3) Tempatkan ubin 1 – 16 pada urutan.

4) Baca petunjuk langsung diatas kiri halaman.

5) Ambil ubin tanda 1 dan lihat soal atau gambar yang anda temukan.

6) Temukan gambar atau jawaban yang sesuai disebelah kanan halaman

dan tempatkan ubin 1 pada sisi kotak bingkai.

7) Ulangi langkah tersebut untuk 15 ubin lainnya.

8) Tutup kotak bingkai dan balikkan.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

38

9) Cek untuk melihat bahwa jawaban benar, bandingkan ubin berwarna

dalam kotak bingkai dengan jawaban yang dicetak disudut kanan atas

setiap buku pembelajaran.

10) Setelah mengecek jawaban coba ulangi aktivitas tersebut.

Gambar 2. 5 Media Fun Thinkers Book Grolier

(sumber: glorierasia)

Terkait dengan pengembangan media, dalam penelitian ini peneliti

mencoba mengembangkan media pembelajaran tematik yang di rancang

seperti media Fun Thinkers. Hanya saja media Fun Thinkers Card yang

akan di kembangkan tidak dilengkapi dengan frame, tetapi dilengkapi

dengan katu jawaban. Media Fun Thinkers Card bisa dikatakan salah satu

jenis media kartu sebagai alat bantu untuk mengasah dan mengingat materi

yang sudah disampaikan melalui bermain kartu. Media pembelajaran

berupa Fun Thinkers Card ini memiliki sifat yang mengaplikasikan

kegiatan belajar sambil bermain sehingga siswa lebih semangat dalam

mengikuti pelajaran yang berlangsung. Tujuan dikembangkannya media

ini salah satunya untuk memicu interaksi sosial siswa karena siswa secara

berkelompok ataupun dilakukan secara individu ketika ingin mempelajari

lagi materi yang sudah diajarkan. Selain itu diharapkan dengan media ini

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

39

mampu meningkatkan semangat belajar siswa serta memudahka siswa

mampu mengingat dan memahami kembali materi yang sudah dipelajari,

sehingga siswa mampu membangun keterampilan maupun pemahaman

terkait materi tersebut. Adapun kelebihan dari media permainan Fun

Thinkers Card dalam proses pembelajaran yaitu:

1) Permainan menyenangkan untuk dilakukan pada saat proses

pembelajaran.

2) Bisa digunakan pada saat proses pembelajaran maupun diluar jam

pembelajaran baik dirumah maupun disekolah.

3) Menuntut siswa untuk berfikir, mengingat, memprediksi, dan menerka

4) Bisa di gunakan secaraindividu maupun berkelompok.

5) Menuntut siswa untuk berfikir dan mengingat materi yang sudah

disampaikan.

6) Mudah dan praktis dibawa kemana-mana.

7) Bisa dikembangkan untuk materi secara klasikal.

Sebelum memainkan media pembelajaran, siswa harus memahami

teknik dan cara permainannya. Adapun aturan cara bermain dalam

penggunaan media Fun Thinkers Card sebagai berikut :

1) Siswa bermain secara individu maupun membentuk kelompok kecil

maupun besar.

2) Membaca petunjuk dan aturan bermain.

3) Mulai memainkan secara bertahap dari unit 1-3.

Unit 1 : Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia

Unit 2 : Kompetensi Dasar IPA

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

40

Unit 3 : Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia dan IPA

4) Membaca soal yang tersedia pada kolom Unit.

5) Mencari jawaban di kartu jawaban.

6) Letakkan kartu jawaban yang benar tersebut pada kolom kotak di

lembar unit.

7) Kerjakan sampai selesai, kemudian cocokkan pada kunci jawaban

yang disediakan. Jika semua kartu pada kolom Unit tersusun dan

sesuai dengan kunci jawaban, maka jawaban benar semua.

Dian Aprilliyah dan Arie Widya (2019) mengutip pendapat Musfiroh

dkk (2015:28) permainan prestasi adalah permainan yang ada unsur kalah dan

menang, pemainnya boleh individu maupun kelompok untuk bertanding

dalam menetapkan pemenangnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

media Fun Thinkers Card merupakan media permainan prestasi berupa media

kartu yang digunakan untuk menyampaika, mengukur pemahaman siswa

mengenai materi yang sudah disampaikan dan mengulang kembali materi

yang sudah dipelajari.

B. Kajian Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian terdahulu yang telah

dilakukan sebelum penelitian ini sebagai pendukung untuk melakukan

penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan adalah :

Tabel 2.1 Kajian Relevan

No Penelitian Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1. Rindiana,

Khoirul,

Khusnul

(2019)

Pengembang

an Media

Pembelajara

n Tematik

Fun

Media Fun

Thinkers

menunjukkan

peningkatan

nilai pretest-

1. Mengembang

-kan media

tematik Fun

Thinkers

2. Fokus pada 1

Terdahulu

1. Menggunakan 3

sekolah

2. Muatan pelajaran

kelas 4 tema

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

41

Thinkers

Book Tema

Berbagai

Pekerjaan

posttest sebesar

14,94% dengan

melihat hasil

rata-rata nilai

postest lebih

tinggi daripada

pretest yaitu

84,65% dan

69,71%.

pembelajaran berbagai pekerjaan

pembelajaran 1

fokus 3 muatan BI,

IPA, IPS

Milik peneliti

1. Menggunkan 1

sekolah

2. Muatan pelajaran

kelas 5 tema sehat itu penting fokus 2

BI dan IPA

2. Imah Saroh

(2016)

Pengembang

an Media

Flash Card

Fun

Thinkers

Tematik

Sebagai

Pendukung

Pembelajara

n Saintifik

Pada Siswa Kelas II SD

N

Karangtemp

el

Media Flash

Card Fun

Thinkers

menunjukan

peningkatan

dengan nilai

pretest-posttest

14,94% dengan

melihat nilai

rata-rata posttest

84,65% dan 61,71%

1. Mengembang

kan media

Fun Thinkers

2. Media untuk

tematik

3. Fokus 1

pembelajaran

Terdahulu

1. Subjek kelas II

2. Tema lingkungan

3. Tempat penelitian

di SD N

Karangtempel

Milik peneliti

1. Subjek kelas V

2. Tema sehat itu

penting 3. Tempat penelitian

di SD N Sisir 4

Batu

3. Emi Sari

Kurniawati

(2017)

Pengaruh

Media Fun

Thinkers

Terhadap

Penguasaan

Kosakata

Bahasa

Inggris Anak Tunarungu

Kelas Vii

Smplb-B Di

Slb Wiyata

Dharma 1

Sleman

Media Fun

Thinkers

berpengaruh

hasil skor pretest

dan posttest

subjek sebelum

sebesar 50

diperoleh subjek AI, sedangkan

diperoleh subjek

RZ yaitu 67.

Selanjutnya

setelah diberi

perlakuan subjek

AI memperoleh

nilai yaitu 87

dan skor yang

diperoleh subjek

RZ, yaitu 93.

1. Melakukan

penelitian

tentang

media Fun

Thinkers

Terdahulu

1. Objek penelitian

anak berkebutuah

(tunarungu) di

sekolah SLB

2. Penelitian

kuantitatif

eksperimen

Milik Peneliti

1. Objek penelitian di

SDN Sisir 4 Batu

kelas 5

2. Jenis penelitian

pengembangan

4. Sri Yani,

W.(2014)

Upaya

Meningkatkan Aktivitas

Dan Prestasi

Belajar

Reaksi

Redoks

Melalui

Model

Teams

Games

Tournaments

Disimpulkan

bahwa, pembelajaran

melalui Model

Teams Games

Tournaments

(TGT) Media

Fun Thinkers:

-Merupakan

salah satu

pembelajaran

inovatif mampu

1. Melakukan

penelitian tentang

media Fun

Thinkers

Terdahulu

1. Penelitian PTK 2. Penelitian

dilakukan di MAN

Perakan

Temanggung

3. Subjek kelas X

Milik peneliti

1. Penelitian

pengembangan

2. Penelitian

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

42

(Tgt) Media

Fun

Thinkers

meningkatkan

aktivitas dan

prestasi belajar

siswa, -

Memudahkan

penyampaian

konsep redoks

dan

menyenangkan

bagi sebagian besar siswa kelas

X9, sehingga

mampu

menumbuhkan

semangat

belajar,

-Pembelajaran

yang mampu

menjalin

kerjasama tim

yang baik, serta

menumbuhkan tanggung jawab

pribadi -

dilakukan di SDN

Sisir 4 Batu

3. Subjek kelas v

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. a

43

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.6 Kerangka Berfikir

Kondisi lapangan :

1. Terbatasnya penggunaan media dan sumber

belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Siswa melakukan aktivitas diluar proses

pembelajaran karena merasa bosan.

3. Pemahaman dan daya konsentrasi siswa

minim dalam mengingat materi/soal

pembelajaran. Sumber : wawancara dengan guru kelas dan siswa

SDN Sisir 04 Batu.

Kondisi ideal :

1. Penggunaan media pembelajaran berbasis K13

dan sesuai karakter maupun kebutuhan siswa.

2. Hendaknya siswa melakukan kegiatan yang

terlibat dalam proses pembelajaran.

3. Tersedianya media yang sesuai dengan

kebutuhan dapat mengarahkan peserta didik

lebih mudah menerima materi dengan baik

sesuai kemampuannya.

Sumber : Azhar Arsyad (2013) manfaat media

pembelajaran

Analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti bahwa penggunaan media kurang maksimal, sehingga dibutuhkan

produk media berbasis permainan edukatif Fun Thinkers Card.

METODELOGI PENELITIAN

Hasil yang diharapkan terciptanya media pembelajaran tematik yang menyenangkan, menarik,

efektif bagi siswa agar proses pembelajaran lebih mudah dipahami dan tidak membosankan

ANALISIS

DESAIN

Prosedur : analisis

kinerja dan kebutuhan

Teknik : wawancara,

observasi

Prosedur : merancang desain media Teknik : wawancara,

observasi

PENGEMBANGAN

Prosedur : merancang

media, validasi

Teknik : angket

IMPLEMENTASI

Prosedur : revisi

produk, ujicoba media

Teknik : angket

EVALUASI

Prosedur : revisi akhir

hasil ujicoba

Teknik : angket