17
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar a) Pengertian Bahan Ajar Proses pembelajaran tidak hanya berbicara tentang hubungan pembelajar saja, namun didalamnya terkait berbagai elemen yang mendukung proses pembelajaran. Salah satunya adalah keberadaan bahan ajar itu. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sependapat dengan Majid (2008:174) yang menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik belajar dengan baik. Pendapat lain disampaikan oleh Prastowo (2015:17) bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan baik itu berupa informasi, alat maupun teks yang disusun dengan sistematis dan runtut yang didalamnya menampilkan kompetensi secara utuh yang akan dipahami dan digunakan oleh peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan tujuan perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berisi tentang informasi-informasi, alat maupun teks yang disusun secara runtut dan sistematis yang dapat digunakan guru dan peserta didik saat proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Bahan Ajar

a) Pengertian Bahan Ajar

Proses pembelajaran tidak hanya berbicara tentang hubungan pembelajar

saja, namun didalamnya terkait berbagai elemen yang mendukung proses

pembelajaran. Salah satunya adalah keberadaan bahan ajar itu. Bahan ajar

merupakan segala bentuk bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh

guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sependapat dengan Majid (2008:174)

yang menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara

sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta

didik belajar dengan baik.

Pendapat lain disampaikan oleh Prastowo (2015:17) bahwa bahan ajar

merupakan segala bentuk bahan baik itu berupa informasi, alat maupun teks yang

disusun dengan sistematis dan runtut yang didalamnya menampilkan kompetensi

secara utuh yang akan dipahami dan digunakan oleh peserta didik dalam proses

kegiatan pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan tujuan perencanaan

pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar berisi tentang informasi-informasi, alat maupun teks

yang disusun secara runtut dan sistematis yang dapat digunakan guru dan peserta

didik saat proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

12

b) Jenis-jenis Bahan Ajar

Klasifikasi atau pembagian bahan ajar dibedakan berdasarkan bentuknya,

menurut cara kerjanya, serta menurut sifatnya (Prastowo, 2015:40).

Berdasarkan bentuknya, bahan ajar dibagi menjadi empat macam (Majid,

2008:174) yaitu: 1) Bahan cetak (printed) yaitu bahan ajar berbentuk kertas yang

berfungsi sebagai penyampaian informasi dalam keperluan pembelajaran,

contohnya handout, buku, modul, lembar kerja siswa, leaflet, brosur, foto/gambar,

wallchart, model/market. 2) Bahan ajar dengar (audio) yaitu bahan ajar yang dapat

dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang dan sistemnya

menggunakan sinyal radio secara langsung, misalnya kaset, radio, piringan hitam

dan compact disk audio. 3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) yaitu segala

sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar

yang bergerak, seperti film dan video compact disk. 4) Bahan ajar interaktif

(interactive teaching material) yaitu perpaduan dari dua atau lebih media yang

diberi perlakuan oleh penggunanya sehingga dapat dikendalikan oleh suatu

perintah, seperti compact disk interactive.

Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima

(Prastowo, 2015:41) yaitu sebagai berikut: 1) Bahan ajar tidak diproyeksikan

merupakan bahan ajar yang dapat langsung digunakan oleh peserta didik dan tidak

memerlukan proyektor untuk memproyeksikan isi didalamnya, seperti diagram,

foto, modul, buku dan sebagainya. 2) Bahan ajar diproyeksikan yaitu bahan ajar

yang memerlukan proyektor agar dapat dimanfaatkan peserta didik, contohnya slide

ppt, filmstrip, proyeksi komputer dan sebagainya. 3) Bahan ajar audio yaitu berupa

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

13

sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya

membutuhkan alat perekam seperti tape compo, CD player, VCD Player dan lain-

lain untuk menggunakannya. Contoh bahan ajar audio yaitu kaset, CD, flash disk

dan sebagainya. 4) Bahan ajar video yaitu bahan ajar yang membutuhkan alat untuk

memutar video seperti DVD Player, VCD Player, video tape player dan sebagainya

karena bahan ajar ini menyajikan suara dan gambar secara bersamaan. Contoh

bahan ajar ini yaitu video, film, dll. 5) Bahan ajar (media) komputer yakni bahan

ajar non cetak yang menggunakan komputer atau laptop untuk menampilkan

sesuatu untuk dipelajari. Contohnya, computer mediated instruction, dan juga

computer based multimedia.

Berdasarkan sifatnya, bahan ajar dikategorikan menjadi empat macam

(Prastowo, 2015:42) yaitu sebagai berikut: 1) Bahan ajar berbasis cetak, misalnya

buku, modul, foto dari bahan majalah, buku kerja peserta didik, charts, koran dan

lain sebagainya. 2) Bahan ajar berbasis teknologi, misalnya siaran radio, siaran

televise, audio cassettes, slide, filmstrips, film video cassette, video interaktif,

computer based tutorial dan multimedia. 3) Bahan ajar untuk praktik atau proyek,

misalnya lembar wawancara, lembar observasi, kit sains dan lain sebagainya. 4)

Bahan ajar untuk keperluann interaktif manusia, misalnya telepon, hanphone, video

conferencing dan lain sebagainya.

c) Fungsi Bahan Ajar

Kegiatan belajar dan mengajar membutuhkan bahan ajar guna memahami

semua kompetensi yang akan dicapai secara utuh dan menyeluruh. Hal ini

sependapat dengan Majid (2008:173) bahwa penggunaan bahan ajar dalam kegiatan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

14

pembelajaran berfungsi untuk memberi kesempatan peserta didik agar dapat

mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga mampu

menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

2. Bahan Ajar Modul

a) Pengertian Modul

Modul adalah bahan ajar cetak yang dirancang dengan tujuan agar peserta

didik dapat belajar secara mandiri. Hal ini sependpat dengan Majid (2008:176) yang

menyatakan bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar

peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.

Menurut Daryanto (2013:9) mengungkapkan bahwa modul adalah salah satu bentuk

bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis yang memuat seperangkat

pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik

menguasai tujuan belajar yang spesifik. Sependapat dengan hal itu, sehingga dapat

disimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar cetak yang didesain dan disusun

secara sistematis yang didalamnya memuat materi atau pokok bahasan dengan

memperhatikan penggunaan bahasa yang baik, mudah dipahami, menarik,

dilengkapi dengan ilustrasi sehingga dapat dipelajari oleh peserta didik secara

mandiri.

Beradasarkan bentuknya modul tergolong ke dalam salah satu bahan ajar

yang berbentuk cetak atau printed, tidak membutuhkan alat bantu berupa proyektor,

serta berbasis cetak jika dilihat dari sifatnya, seperti pendapat yang disampaikan

oleh Majid (2008:174), bahwa modul dikelompokkan dengan handout, wallchart,

buku, model/maket, lembar kerja peserta didik (LKPD), foto/gambar.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

15

b) Karakteristik Modul

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan modul yaitu a) self

instruction artinya modul dimanfaatkan sebagai sarana belajar yang bersifat

mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri dan tidak bergantung

pada guru; b) self contained artinya di dalam modul terdapat materi pembelajaran

yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran; c) stand alone

artinya dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain

untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut; d) adaptif

artinya modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi;

e) user friendly artinya modul membantu dan bersahabat dengan pemakainya serta

penggunaan bahasa yang mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang

dipahami oleh peserta didik (Daryanto, 2013:9)

3. Pembelajaran Tematik

a) Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang

mengaitkan beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema untuk memberikan

pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Trianto (2011:154) berpendapat,

pembelajaran tematik memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia peserta didik

dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Sutirjo & Mamik

(2014:6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu usaha untuk

mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran serta

pemikiran kreatif dengan menggunakan tema. Majid (2014:80), berpendapat bahwa

tema merupakan sebuah istilah yang terdapat dalam pembelajaran tematik yang

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

16

berarti pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan dalam

kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran

yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam

tema sehingga pembelajaran itu akan lebih bermakna dan memiliki arti bagi peserta

didik.

b) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut pendapat Majid (2014:89) menyebutkan dalam model

pembelajaran tematik di sekolah dasar, memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada peserta didik. Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik

(student centered). Dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru berperan

sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan peserta didik kemudahan untuk

melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung. Pembelajaran tematik dapat memberikan

pembelajaran langsung kepada peserta didik (direct experiences). Peserta didik

dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami

hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik,

pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, sebab fokus

pembelajaran diarahkan kepada pembahasan pada tema-tema yang paling

dekat dengan kehidupan peserta didik.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

17

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Dalam pembelajaran tematik

menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam proses

pembelajaran. Dengan demkian, peserta didik dapt memahami konsep-konsep

secara utuh tidak parsial (sepotong-potong).

e. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik mudah disesuaikan (fleksibel) dimana

guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan peserta didik dan

keadaan lingkungan di mana sekolah dan peserta didik berada.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Dari penejelasan karakteristik pembelajaran tematik diatas, menjadi

pedoman dalam mengembangkan bahan ajar modul tematik yang akan menyajikan

berbagai mata pelajaran, fleksibel dibawa kemana-mana untuk belajar sehingga

dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

c) Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran yang telah mengacu pada tema, guru dan peserta didik

merasakan keuntungan dalam proses pembelajaran. Keuntungan yang dapat

dirasakan dalam pembelajaran menurut Majid (2014:92) yaitu menumbuhkan

keterampilan sosial melalui kerjasama, menjadikan peserta didik memiliki sikap

toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain serta menyajikan

kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam

lingkungan peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih

berkesan dan bermakna.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

18

Senada dengan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

menggunakan modul pendamping tematik dalam pembelajaran tematik, akan

memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan kepada peserta didik melakukan

sebuah proses daripada hasil akhir, memberikan pengalaman yang relevan kepada

peserta didik dengan melakukan penyelidikan di dalam maupun di luar kelas, hasil

belajar bermakna sehingga dapat bertahan lama.

Selain keuntungan, dalam pelaksanaan pembelajaran tematik juga memiliki

kekurangan atau keterbatasan. Menurut Trianto (2011:161), kekurangan atau

keterbatasan pembelajaran tematik yaitu pada perencanaan dan pelaksanaannya

evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses dan

evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

hendaknya menggunakan berbagai sumber belajar yang cukup banyak dan

bervariasi yang dapat digunakan peserta didik sebagai penunjang proses belajar

mengajar. Penggunaan media pembelajaran yang beragam atau bervariasi dan tidak

monoton dapat membuat peserta didik memahami konsep atau pengetahuan yang

dianggap sulit. Hal ini memungkinkan bagi guru untuk menggunakan buku

tambahan sebagai pendukung bahan ajar yang memuat materi pembelajaran yang

menggabungkan berbagai konsep sesuai dengan kurikulum tematik.

4. Materi Tematik Sekolah Dasar Kelas II

Pembelajaran tematik pada SD kelas II yaitu ada 8 tema yang pertama

“Hidup Rukun”, kedua “Bermain di Lingkunganku”, ketiga “Tugasku Sehari-hari”,

keempat “Hidup Bersih dan Sehat”, kelima “Pengalamanku”, keenam “Merawat

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

19

Hewan dan Tumbuhan”, ketujuh “Kebersamaan”, kedelapan “Keselamatan di

Rumah dan Perjalanan”.

Pada penelitian pengembangan modul tematik, peneliti mengambil tema

kelima yaitu “Pengalamanku”. Tema “Pengalamanku” terdapat 4 subtema yaitu

Pengalamanku di Rumah, Pengalamanku di Sekolah, Pengalamanku di Tempat

Bermain, Pengalamanku di Tempat Wisata. Modul yang akan dikembangkan

ditujukan pada subtema 4 tentang Pengalamanku di Tempat Wisata yang berisi peta

Kompetensi Dasar sebagai berikut :

Tabel 2.1 Peta KD Pembelajaran 1 pada Tema 5 Subtema 4

Mapel Kompetensi Dasar

Bahasa

Indonesia

3.6 Mencermati ungkapan permintaan maaf dan tolong melalui teks tentang

budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun dalam kemajemukan

masyarakat Indonesia.

4.6 Menyampaikan ungkapan-ungkapan santun (menggunakan kata “maaf”,

“tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan.

Matematika 3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat dan waktu

dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat dan waktu dalam

satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

SBdP 3.4 Mengenal pengolahan bahan alam dan buatan dalam berkarya.

4.4 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan.

Sumber : Kemendikbud (2017)

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

20

Tabel 2.2 Peta KD Pembelajaran 2 pada Tema 5 Subtema 4

Mapel Kompetensi Dasar

Bahasa

Indonesia

3.6 Mencermati ungkapan permintaan maaf dan tolong melalui teks tentang

budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun dalam kemajemukan

masyarakat Indonesia.

4.6 Menyampaikan ungkapan-ungkapan santun (menggunakan kata “maaf”,

“tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan.

PPKn 1.2 Menerima sikap sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di rumah

dan sekolah.

2.2 Menerima aturan dan tata tertib yang berlaku di rumah dan sekolah.

3.1 Mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dalam

lambang Negara “Garuda Pancasila”.

4.1 Menceritakan hubungan simbol dan sila-sila dalam lambang Negara “Garuda

Pancasila”.

PJOK 3.5 Memahami variasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu, bergantung,

keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang,

dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.

4.5 Mempraktikkan variasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu,

bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan,

melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.

Sumber : Kemendikbud (2017)

Tabel 2.3 Peta KD Pembelajaran 3 pada Tema 5 Subtema 4

Mapel Kompetensi Dasar

Bahasa

Indonesia

3.6 Mencermati ungkapan permintaan maaf dan tolong melalui teks tentang

budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun dalam kemajemukan

masyarakat Indonesia.

4.6 Menyampaikan ungkapan-ungkapan santun (menggunakan kata “maaf”,

“tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan.

Matematika 3.6 Menjelaskan dan menetukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu

dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam

satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

SBdP 3.4 Mengenal pengolahan bahan alam dan buatan dalam berkarya.

4.4 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan.

Sumber : Kemendikbud (2017)

Tabel 2.4 Peta KD Pembelajaran 4 pada Tema 5 Subtema 4

Mapel Kompetensi Dasar

Bahasa

Indonesia

3.5 Mencermati puisi anak dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui

teks tulis dan lisan.

4.5 Membacakan teks puisi anak tentang alam dan lingkungan dalam bahasa

Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk

ungkapan diri.

Matematika 3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termauk jarak), berat, dan waktu

dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam

satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

SBdP 3.4 Mengenal pengolahan bahan alam dan buatan dalam berkarya.

4.4 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan.

Sumber : Kemendikbud (2017)

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

21

Tabel 2.5 Peta KD Pembelajaran 5 pada Tema 5 Subtema 4

Mapel Kompetensi Dasar

PPKn 1.1 Menerima hubungan gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala

banteng, dan padi kapas dan sila-sila Pancasila sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa.

2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, dan peduli sesuai dengan sila-sila Pancasila

dalam lambang Negara “Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari.

3.1 Mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dalam

lambang Negara “Garuda Pancasila”.

4.1 Menjelaskan hubungan gambar pada lambang Negara dengan sila-sila

Pancasila.

Bahasa

Indonesia

3.6 Mencermati ungkapan permintaan maaf dan tolong melalui teks tentang

budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun dalam kemajemukan

masyarakat Indonesia.

4.6 Menyampaikan ungkapan-ungkapan santun (menggunakan kata “maaf”,

“tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan.

PJOK 3.5 Memahami variasi berbagai pola gerka dominan (bertumpu, bergantung,

keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang,

dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.

4.5 Mempraktikkan variasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu,

bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakann, putaran,

ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.

Sumber : Kemendikbud (2017)

Tabel 2.6 Peta KD Pembelajaran 6 pada Tema 5 Subtema 4

Mapel Kompetensi Dasar

PPKn 1.1 Menerima hubungan gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala

banteng, dan padi kapas dan sila-sila Pancasila sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa.

2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, dan peduli sesuai dengan sila-sila Pancasila

dalam lambang Negara “Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari.

3.1 mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dalam

lambang Negara “Garuda Pancasila”.

4.1 Menjelaskan hubungan gambar pada lambang Negara dengan sila-sila

Pancasila.

Bahasa

Indonesia

3.5 Mencermati puisi anak dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui

teks tulis dan lisan.

4.5 Membacakan teks puisi anak tentang alam dan lingkungan dalam bahasa

Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk

ungkapan diri.

Matematika 3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu

dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

4.6 melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam

satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Sumber : Kemendikbud (2017)

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

22

5. Metode Karyawisata (Field Trip)

a) Pengertian Metode Karyawisata

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri,

berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini berarti

kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar (Majid, 2014:172). Sugihartono, dkk

(2007:82) menyatakan bahwa metode karyawisata merupakan metode

penyampaian materi dengan cara membawa peserta didik langsung ke objek di luar

kelas atau lingkungan kehidupan nyata agar peserta didik mengamati atau

mengalami secara langsung.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode

karyawisata merupakan kegiatan belajar dengan mengunjungi objek tertentu di luar

kelas untuk mengamati objek secara langsung. Kegiatan karyawisata disesuaikan

dengan mata pelajaran serta tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan

tidak memerlukan waktu yang lama.

b) Kelebihan dan Kelemahan Metode Karyawisata

Karyawisata merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang mengajak

eserta didik untuk belajar di luar kelas. Menurut Adelia (2012:28-51) keuntungan

yang dapat dirasakan dalam pembelajaran di luar kelas yaitu 1) mendorong motivasi

belajar peserta didik; b) suasana belajar yang menyenangkan; c) mengasah aktivitas

fisik dan kreativitas; d) penggunaan media pembelajaran yang konkret; e)

penugasan keterampilan dasar, sikap dan apresiasi; f) penggunaan keterampilan

sosial; g) keterampilan studi dan budaya kerja; h) keterampilan bekerja kelompok;

i) mengembangkan sikap mandiri; j) hasil belajar permanen (tidak mudah

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

23

dilupakan); k) tidak memerlukan banyak peralatan; l) keterampilan intelektual; m)

mendekatkan hubungan emosional anatara guru dan peserta didik; n) mengarahkan

sikap ke arah lingkungan yang lebih baik; o) meaningful learning; p) sangat mudah

mengatasi kendala belajar.

Selain kelebihan, dalam pelaksanaan metode karyawisata juga terdapat

kelemahan. Menurut Isjoni (2007:151-153), kelemahan metode karyawisata yaitu

karyawisata biasanya dilaksanakan di luar sekolah sehingga membutuhkan jarak

tempuh yang cukup jauh sehingga membutuhkan alat transportasi, membutuhkan

biaya yang lebih, membutuhkan waktu yang tidak sedikit, dan membutuhkan

keamanan untuk mengawasi peserta didik. Kelemahan metode karyawisata ini

dapat diminamalkan oleh guru dengan menjalin kerjasama dengan beberapa pihak,

baik dari sekolah maupun luar sekolah selain itu dapat memanfaatkan tempat-

tempat yang ada di di lingkungan sekitar sekolah sebagai tempat karyawisata

sehingga tidak memerlukan waktu dan biaya yang mahal.

c) Langkah-langkah Metode Karyawisata

Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan metode karyawisata, tahap-tahap

pelaksanaannya menurut Majid (2014:172) dibagi menjadi tiga yaitu 1)

perencanaan karyawisata meliputi merumuskan tujuan karyawisata, menetapkan

objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, menetapkan waktu

lamanaya karyawisata, menyusun rencana belajar bagi peserta didik selama

karyawisata berlangsung, merencanakan perlengkapan belajar yang harus

disediakan; 2) pelaksanaan karyawisata yang berarti kegiatan belajar harus

diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan yang telah

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

24

dibuat; 3) tindak lanjut artinya pada akhir karyawisata peserta didik diminta untuk

melaporkan mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata

dalam bentuk lisan maupun tulisan.

6. Langkah Pengembangan Modul Tematik

Sebelum membuat modul, maka yang harus diketahui adalah mengenai

langkah prosedur penyusunan modul. Langkah yang dilakukan untuk

mengembangkan modul tematik tema pengalamanku subtema pengalamanku di

tempat wisata dengan menggunakan karyawisata di kelas II SD ini seperti yang

disampaikan oleh Daryanto (2013:15) yaitu langkah pertama berupa melakukan

analisis kebutuhan modul dengan melihat karakteristik serta kondisi lingkungan

peserta didik. Kemudian perencanaan berupa menetapkan subtema yang sesuai

yaitu “Pengalamanku di Tempat Wisata”.

Langkah berikutnya adalah membuat garis besar materi pelajaran yang akan

disusun dalam modul tematik tema pengalamanku subtema pengalamanku di

tempat wisata dengan menggunakan karyawisata di kelas II SD dengan

memasukkan tempat wisata Kota Malang sebagai kunci utama materi dengan

memperhatikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai. Membuat tujuan

pembelajaran dengan memperhatikan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan

Degree).

Sebelum di uji coba pada peserta didik kelas II terlebih dahulu dilakukan uji

kelayakan terhadap isi modul yaitu ahli materi dan ahli bahan ajar. Setelah uji

kelayakan modul, kemudian akan dilakukan revisi dan periksa ulang oleh penulis

modul. Setelah dilakukan validasi dan modul dicetak. Selanjutnya produk

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

25

pengembangan modul tematik subtema Pengalamanku di Tempat Wisata kelas II

siap untuk dijadikan uji coba lapangan yang akan dilakukan di SDN Arjosari 1 Kota

Malang.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian yang

berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Tematik Merawat Hewan dan

Tumbuhan Tema 7 untuk Siswa Kelas 2 SD” yang dilakukan oleh Achmad, (2016).

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menghasilkan sebuah modul pembelajaran

untuk peserta didik kelas II SD yang digunakan dalam pembelajaran tematik yang

valid dan efektif sehingga layak untuk digunakan. Persamaan yang dilakukan oleh

peneliti adalah mengembangkan modul pembelajaran tematik, serta ditujukan

untuk peserta didik kelas II SD. Sedangkan untuk perbedaan, penelitian terdahulu

menggunakan tema merawat hewan dan tumbuhan, sedangkan peneliti

mengembangkan tema pengalamanku subtema pengalamanku di tempat wisata.

Jika peneliti terdahulu menggunakan model Borg and Gall, peneliti akan

menggunakan penelitian model ADDIE.

Terdapat pula penelitian relevan yang lain yaitu dengan judul

“Pengembangan Modul Tematik Cita-citaku bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Pacar

Sewon Bantul” yang dilakukan oleh Idhes, (2016). Persamaan yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu mengembangkan modul tematik. Perbedaan dalam

penelitian ini yaitu, penelitian terdahulu menggunakan tema cita-citaku, sedangkan

peneliti mengembangkan tema pengalamanku subtema pengalamanku di tempat

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

26

wisata serta perbedaan model penelitian pada peneliti terdahulu menggunakan

model Borg and Gall, sedangkan peneliti menggunakan penelitian model ADDIE.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

27

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengembangan Modul Tematik

Kondisi Ideal :

Pembelajaran harus melihat

karakteristik, kebutuhan, dan

lingkungan tempat tinggal peserta

didik. Hendaknya guru menggunakan

sumber lain untuk menunjang

pengetahuan peserta didik.

Kondisi Nyata di Lapangan :

Pembelajaran tematik di

SDN Arjosari 1 hanya

menggunakan buku siswa, buku

guru dan buku LKS. Keterbatasan

sumber belajar karena tidak adanya

buku penunjang selain LKS yang

digunakan dalam proses

pembelajaran, materi yang terdapat

pada buku siswa dan buku guru

perlu dikembangkan, pembelajaran

menampilkan potensi di Indonesia

secara keseluruhan.

Pengembangan Modul Tematik Berbasis Karyawisata Tema

Pengalamanku untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

Jenis penelitian pengembangan, dengan pendekatan ADDIE (tahap

analyze, design, develop, implementation, evaluation), peserta didik kelas II

sebagai subjek di sekolah SDN Arjosari 1 Kota Malang, melalui teknik

pengumpulan data Wawancara, Observasi, Angket dan Dokumentasi.

Modul Tematik Berbasis Karyawisata Tema Pengalamnku untuk Siswa

Kelas II Sekolah Dasar yang layak digunakan.