of 17 /17
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar a) Pengertian Bahan Ajar Proses pembelajaran tidak hanya berbicara tentang hubungan pembelajar saja, namun didalamnya terkait berbagai elemen yang mendukung proses pembelajaran. Salah satunya adalah keberadaan bahan ajar itu. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sependapat dengan Majid (2008:174) yang menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik belajar dengan baik. Pendapat lain disampaikan oleh Prastowo (2015:17) bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan baik itu berupa informasi, alat maupun teks yang disusun dengan sistematis dan runtut yang didalamnya menampilkan kompetensi secara utuh yang akan dipahami dan digunakan oleh peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan tujuan perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berisi tentang informasi-informasi, alat maupun teks yang disusun secara runtut dan sistematis yang dapat digunakan guru dan peserta didik saat proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

  • Author
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

saja, namun didalamnya terkait berbagai elemen yang mendukung proses
pembelajaran. Salah satunya adalah keberadaan bahan ajar itu. Bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh
guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sependapat dengan Majid (2008:174)
yang menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta
didik belajar dengan baik.
Pendapat lain disampaikan oleh Prastowo (2015:17) bahwa bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan baik itu berupa informasi, alat maupun teks yang
disusun dengan sistematis dan runtut yang didalamnya menampilkan kompetensi
secara utuh yang akan dipahami dan digunakan oleh peserta didik dalam proses
kegiatan pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan tujuan perencanaan
pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar berisi tentang informasi-informasi, alat maupun teks
yang disusun secara runtut dan sistematis yang dapat digunakan guru dan peserta
didik saat proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran.
12
Berdasarkan bentuknya, bahan ajar dibagi menjadi empat macam (Majid,
2008:174) yaitu: 1) Bahan cetak (printed) yaitu bahan ajar berbentuk kertas yang
berfungsi sebagai penyampaian informasi dalam keperluan pembelajaran,
contohnya handout, buku, modul, lembar kerja siswa, leaflet, brosur, foto/gambar,
wallchart, model/market. 2) Bahan ajar dengar (audio) yaitu bahan ajar yang dapat
dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang dan sistemnya
menggunakan sinyal radio secara langsung, misalnya kaset, radio, piringan hitam
dan compact disk audio. 3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) yaitu segala
sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
yang bergerak, seperti film dan video compact disk. 4) Bahan ajar interaktif
(interactive teaching material) yaitu perpaduan dari dua atau lebih media yang
diberi perlakuan oleh penggunanya sehingga dapat dikendalikan oleh suatu
perintah, seperti compact disk interactive.
Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima
(Prastowo, 2015:41) yaitu sebagai berikut: 1) Bahan ajar tidak diproyeksikan
merupakan bahan ajar yang dapat langsung digunakan oleh peserta didik dan tidak
memerlukan proyektor untuk memproyeksikan isi didalamnya, seperti diagram,
foto, modul, buku dan sebagainya. 2) Bahan ajar diproyeksikan yaitu bahan ajar
yang memerlukan proyektor agar dapat dimanfaatkan peserta didik, contohnya slide
ppt, filmstrip, proyeksi komputer dan sebagainya. 3) Bahan ajar audio yaitu berupa
13
sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya
membutuhkan alat perekam seperti tape compo, CD player, VCD Player dan lain-
lain untuk menggunakannya. Contoh bahan ajar audio yaitu kaset, CD, flash disk
dan sebagainya. 4) Bahan ajar video yaitu bahan ajar yang membutuhkan alat untuk
memutar video seperti DVD Player, VCD Player, video tape player dan sebagainya
karena bahan ajar ini menyajikan suara dan gambar secara bersamaan. Contoh
bahan ajar ini yaitu video, film, dll. 5) Bahan ajar (media) komputer yakni bahan
ajar non cetak yang menggunakan komputer atau laptop untuk menampilkan
sesuatu untuk dipelajari. Contohnya, computer mediated instruction, dan juga
computer based multimedia.
(Prastowo, 2015:42) yaitu sebagai berikut: 1) Bahan ajar berbasis cetak, misalnya
buku, modul, foto dari bahan majalah, buku kerja peserta didik, charts, koran dan
lain sebagainya. 2) Bahan ajar berbasis teknologi, misalnya siaran radio, siaran
televise, audio cassettes, slide, filmstrips, film video cassette, video interaktif,
computer based tutorial dan multimedia. 3) Bahan ajar untuk praktik atau proyek,
misalnya lembar wawancara, lembar observasi, kit sains dan lain sebagainya. 4)
Bahan ajar untuk keperluann interaktif manusia, misalnya telepon, hanphone, video
conferencing dan lain sebagainya.
c) Fungsi Bahan Ajar
Kegiatan belajar dan mengajar membutuhkan bahan ajar guna memahami
semua kompetensi yang akan dicapai secara utuh dan menyeluruh. Hal ini
sependapat dengan Majid (2008:173) bahwa penggunaan bahan ajar dalam kegiatan
14
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
2. Bahan Ajar Modul
a) Pengertian Modul
Modul adalah bahan ajar cetak yang dirancang dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri. Hal ini sependpat dengan Majid (2008:176) yang
menyatakan bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar
peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
Menurut Daryanto (2013:9) mengungkapkan bahwa modul adalah salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis yang memuat seperangkat
pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik
menguasai tujuan belajar yang spesifik. Sependapat dengan hal itu, sehingga dapat
disimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar cetak yang didesain dan disusun
secara sistematis yang didalamnya memuat materi atau pokok bahasan dengan
memperhatikan penggunaan bahasa yang baik, mudah dipahami, menarik,
dilengkapi dengan ilustrasi sehingga dapat dipelajari oleh peserta didik secara
mandiri.
Beradasarkan bentuknya modul tergolong ke dalam salah satu bahan ajar
yang berbentuk cetak atau printed, tidak membutuhkan alat bantu berupa proyektor,
serta berbasis cetak jika dilihat dari sifatnya, seperti pendapat yang disampaikan
oleh Majid (2008:174), bahwa modul dikelompokkan dengan handout, wallchart,
buku, model/maket, lembar kerja peserta didik (LKPD), foto/gambar.
15
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan modul yaitu a) self
instruction artinya modul dimanfaatkan sebagai sarana belajar yang bersifat
mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri dan tidak bergantung
pada guru; b) self contained artinya di dalam modul terdapat materi pembelajaran
yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran; c) stand alone
artinya dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain
untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut; d) adaptif
artinya modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi;
e) user friendly artinya modul membantu dan bersahabat dengan pemakainya serta
penggunaan bahasa yang mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang
dipahami oleh peserta didik (Daryanto, 2013:9)
3. Pembelajaran Tematik
mengaitkan beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Trianto (2011:154) berpendapat,
pembelajaran tematik memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia peserta didik
dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Sutirjo & Mamik
(2014:6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran serta
pemikiran kreatif dengan menggunakan tema. Majid (2014:80), berpendapat bahwa
tema merupakan sebuah istilah yang terdapat dalam pembelajaran tematik yang
16
berarti pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan dalam
kegiatan belajar mengajar.
disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
tema sehingga pembelajaran itu akan lebih bermakna dan memiliki arti bagi peserta
didik.
pembelajaran tematik di sekolah dasar, memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada peserta didik. Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik
(student centered). Dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan peserta didik kemudahan untuk
melakukan aktivitas belajar.
pembelajaran langsung kepada peserta didik (direct experiences). Peserta didik
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik,
pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, sebab fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan pada tema-tema yang paling
dekat dengan kehidupan peserta didik.
17
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Dalam pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam proses
pembelajaran. Dengan demkian, peserta didik dapt memahami konsep-konsep
secara utuh tidak parsial (sepotong-potong).
e. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik mudah disesuaikan (fleksibel) dimana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan peserta didik dan
keadaan lingkungan di mana sekolah dan peserta didik berada.
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Dari penejelasan karakteristik pembelajaran tematik diatas, menjadi
pedoman dalam mengembangkan bahan ajar modul tematik yang akan menyajikan
berbagai mata pelajaran, fleksibel dibawa kemana-mana untuk belajar sehingga
dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
c) Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran yang telah mengacu pada tema, guru dan peserta didik
merasakan keuntungan dalam proses pembelajaran. Keuntungan yang dapat
dirasakan dalam pembelajaran menurut Majid (2014:92) yaitu menumbuhkan
keterampilan sosial melalui kerjasama, menjadikan peserta didik memiliki sikap
toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain serta menyajikan
kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam
lingkungan peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih
berkesan dan bermakna.
menggunakan modul pendamping tematik dalam pembelajaran tematik, akan
memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan kepada peserta didik melakukan
sebuah proses daripada hasil akhir, memberikan pengalaman yang relevan kepada
peserta didik dengan melakukan penyelidikan di dalam maupun di luar kelas, hasil
belajar bermakna sehingga dapat bertahan lama.
Selain keuntungan, dalam pelaksanaan pembelajaran tematik juga memiliki
kekurangan atau keterbatasan. Menurut Trianto (2011:161), kekurangan atau
keterbatasan pembelajaran tematik yaitu pada perencanaan dan pelaksanaannya
evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses dan
evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
hendaknya menggunakan berbagai sumber belajar yang cukup banyak dan
bervariasi yang dapat digunakan peserta didik sebagai penunjang proses belajar
mengajar. Penggunaan media pembelajaran yang beragam atau bervariasi dan tidak
monoton dapat membuat peserta didik memahami konsep atau pengetahuan yang
dianggap sulit. Hal ini memungkinkan bagi guru untuk menggunakan buku
tambahan sebagai pendukung bahan ajar yang memuat materi pembelajaran yang
menggabungkan berbagai konsep sesuai dengan kurikulum tematik.
4. Materi Tematik Sekolah Dasar Kelas II
Pembelajaran tematik pada SD kelas II yaitu ada 8 tema yang pertama
“Hidup Rukun”, kedua “Bermain di Lingkunganku”, ketiga “Tugasku Sehari-hari”,
keempat “Hidup Bersih dan Sehat”, kelima “Pengalamanku”, keenam “Merawat
19
Rumah dan Perjalanan”.
kelima yaitu “Pengalamanku”. Tema “Pengalamanku” terdapat 4 subtema yaitu
Pengalamanku di Rumah, Pengalamanku di Sekolah, Pengalamanku di Tempat
Bermain, Pengalamanku di Tempat Wisata. Modul yang akan dikembangkan
ditujukan pada subtema 4 tentang Pengalamanku di Tempat Wisata yang berisi peta
Kompetensi Dasar sebagai berikut :
Tabel 2.1 Peta KD Pembelajaran 1 pada Tema 5 Subtema 4
Mapel Kompetensi Dasar
3.6 Mencermati ungkapan permintaan maaf dan tolong melalui teks tentang
budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun dalam kemajemukan
masyarakat Indonesia.
“tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan.
Matematika 3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat dan waktu
dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat dan waktu dalam
satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
SBdP 3.4 Mengenal pengolahan bahan alam dan buatan dalam berkarya.
4.4 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan.
Sumber : Kemendikbud (2017)
20
Tabel 2.2 Peta KD Pembelajaran 2 pada Tema 5 Subtema 4
Mapel Kompetensi Dasar
3.6 Mencermati ungkapan permintaan maaf dan tolong melalui teks tentang
budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun dalam kemajemukan
masyarakat Indonesia.
“tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan.
PPKn 1.2 Menerima sikap sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di rumah
dan sekolah.
2.2 Menerima aturan dan tata tertib yang berlaku di rumah dan sekolah.
3.1 Mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dalam
lambang Negara “Garuda Pancasila”.
4.1 Menceritakan hubungan simbol dan sila-sila dalam lambang Negara “Garuda
Pancasila”.
PJOK 3.5 Memahami variasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu, bergantung,
keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang,
dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.
4.5 Mempraktikkan variasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu,
bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan,
melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.
Sumber : Kemendikbud (2017)
Tabel 2.3 Peta KD Pembelajaran 3 pada Tema 5 Subtema 4
Mapel Kompetensi Dasar
3.6 Mencermati ungkapan permintaan maaf dan tolong melalui teks tentang
budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun dalam kemajemukan
masyarakat Indonesia.
“tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan.
Matematika 3.6 Menjelaskan dan menetukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu
dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam
satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
SBdP 3.4 Mengenal pengolahan bahan alam dan buatan dalam berkarya.
4.4 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan.
Sumber : Kemendikbud (2017)
Tabel 2.4 Peta KD Pembelajaran 4 pada Tema 5 Subtema 4
Mapel Kompetensi Dasar
Bahasa
Indonesia
3.5 Mencermati puisi anak dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui
teks tulis dan lisan.
4.5 Membacakan teks puisi anak tentang alam dan lingkungan dalam bahasa
Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk
ungkapan diri.
Matematika 3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termauk jarak), berat, dan waktu
dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam
satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
SBdP 3.4 Mengenal pengolahan bahan alam dan buatan dalam berkarya.
4.4 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan.
Sumber : Kemendikbud (2017)
21
Tabel 2.5 Peta KD Pembelajaran 5 pada Tema 5 Subtema 4
Mapel Kompetensi Dasar
PPKn 1.1 Menerima hubungan gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala
banteng, dan padi kapas dan sila-sila Pancasila sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa.
2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, dan peduli sesuai dengan sila-sila Pancasila
dalam lambang Negara “Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari.
3.1 Mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dalam
lambang Negara “Garuda Pancasila”.
Pancasila.
Bahasa
Indonesia
3.6 Mencermati ungkapan permintaan maaf dan tolong melalui teks tentang
budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun dalam kemajemukan
masyarakat Indonesia.
“tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan.
PJOK 3.5 Memahami variasi berbagai pola gerka dominan (bertumpu, bergantung,
keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang,
dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.
4.5 Mempraktikkan variasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu,
bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakann, putaran,
ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai.
Sumber : Kemendikbud (2017)
Tabel 2.6 Peta KD Pembelajaran 6 pada Tema 5 Subtema 4
Mapel Kompetensi Dasar
PPKn 1.1 Menerima hubungan gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala
banteng, dan padi kapas dan sila-sila Pancasila sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa.
2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, dan peduli sesuai dengan sila-sila Pancasila
dalam lambang Negara “Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari.
3.1 mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dalam
lambang Negara “Garuda Pancasila”.
Pancasila.
Bahasa
Indonesia
3.5 Mencermati puisi anak dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui
teks tulis dan lisan.
4.5 Membacakan teks puisi anak tentang alam dan lingkungan dalam bahasa
Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk
ungkapan diri.
Matematika 3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu
dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.6 melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam
satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Sumber : Kemendikbud (2017)
a) Pengertian Metode Karyawisata
berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini berarti
kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar (Majid, 2014:172). Sugihartono, dkk
(2007:82) menyatakan bahwa metode karyawisata merupakan metode
penyampaian materi dengan cara membawa peserta didik langsung ke objek di luar
kelas atau lingkungan kehidupan nyata agar peserta didik mengamati atau
mengalami secara langsung.
karyawisata merupakan kegiatan belajar dengan mengunjungi objek tertentu di luar
kelas untuk mengamati objek secara langsung. Kegiatan karyawisata disesuaikan
dengan mata pelajaran serta tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan
tidak memerlukan waktu yang lama.
b) Kelebihan dan Kelemahan Metode Karyawisata
Karyawisata merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang mengajak
eserta didik untuk belajar di luar kelas. Menurut Adelia (2012:28-51) keuntungan
yang dapat dirasakan dalam pembelajaran di luar kelas yaitu 1) mendorong motivasi
belajar peserta didik; b) suasana belajar yang menyenangkan; c) mengasah aktivitas
fisik dan kreativitas; d) penggunaan media pembelajaran yang konkret; e)
penugasan keterampilan dasar, sikap dan apresiasi; f) penggunaan keterampilan
sosial; g) keterampilan studi dan budaya kerja; h) keterampilan bekerja kelompok;
i) mengembangkan sikap mandiri; j) hasil belajar permanen (tidak mudah
23
mendekatkan hubungan emosional anatara guru dan peserta didik; n) mengarahkan
sikap ke arah lingkungan yang lebih baik; o) meaningful learning; p) sangat mudah
mengatasi kendala belajar.
karyawisata biasanya dilaksanakan di luar sekolah sehingga membutuhkan jarak
tempuh yang cukup jauh sehingga membutuhkan alat transportasi, membutuhkan
biaya yang lebih, membutuhkan waktu yang tidak sedikit, dan membutuhkan
keamanan untuk mengawasi peserta didik. Kelemahan metode karyawisata ini
dapat diminamalkan oleh guru dengan menjalin kerjasama dengan beberapa pihak,
baik dari sekolah maupun luar sekolah selain itu dapat memanfaatkan tempat-
tempat yang ada di di lingkungan sekitar sekolah sebagai tempat karyawisata
sehingga tidak memerlukan waktu dan biaya yang mahal.
c) Langkah-langkah Metode Karyawisata
pelaksanaannya menurut Majid (2014:172) dibagi menjadi tiga yaitu 1)
perencanaan karyawisata meliputi merumuskan tujuan karyawisata, menetapkan
objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, menetapkan waktu
lamanaya karyawisata, menyusun rencana belajar bagi peserta didik selama
karyawisata berlangsung, merencanakan perlengkapan belajar yang harus
disediakan; 2) pelaksanaan karyawisata yang berarti kegiatan belajar harus
diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan yang telah
24
dibuat; 3) tindak lanjut artinya pada akhir karyawisata peserta didik diminta untuk
melaporkan mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
6. Langkah Pengembangan Modul Tematik
Sebelum membuat modul, maka yang harus diketahui adalah mengenai
langkah prosedur penyusunan modul. Langkah yang dilakukan untuk
mengembangkan modul tematik tema pengalamanku subtema pengalamanku di
tempat wisata dengan menggunakan karyawisata di kelas II SD ini seperti yang
disampaikan oleh Daryanto (2013:15) yaitu langkah pertama berupa melakukan
analisis kebutuhan modul dengan melihat karakteristik serta kondisi lingkungan
peserta didik. Kemudian perencanaan berupa menetapkan subtema yang sesuai
yaitu “Pengalamanku di Tempat Wisata”.
Langkah berikutnya adalah membuat garis besar materi pelajaran yang akan
disusun dalam modul tematik tema pengalamanku subtema pengalamanku di
tempat wisata dengan menggunakan karyawisata di kelas II SD dengan
memasukkan tempat wisata Kota Malang sebagai kunci utama materi dengan
memperhatikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai. Membuat tujuan
pembelajaran dengan memperhatikan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan
Degree).
Sebelum di uji coba pada peserta didik kelas II terlebih dahulu dilakukan uji
kelayakan terhadap isi modul yaitu ahli materi dan ahli bahan ajar. Setelah uji
kelayakan modul, kemudian akan dilakukan revisi dan periksa ulang oleh penulis
modul. Setelah dilakukan validasi dan modul dicetak. Selanjutnya produk
25
pengembangan modul tematik subtema Pengalamanku di Tempat Wisata kelas II
siap untuk dijadikan uji coba lapangan yang akan dilakukan di SDN Arjosari 1 Kota
Malang.
Penelitian yang relevan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian yang
berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Tematik Merawat Hewan dan
Tumbuhan Tema 7 untuk Siswa Kelas 2 SD” yang dilakukan oleh Achmad, (2016).
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menghasilkan sebuah modul pembelajaran
untuk peserta didik kelas II SD yang digunakan dalam pembelajaran tematik yang
valid dan efektif sehingga layak untuk digunakan. Persamaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah mengembangkan modul pembelajaran tematik, serta ditujukan
untuk peserta didik kelas II SD. Sedangkan untuk perbedaan, penelitian terdahulu
menggunakan tema merawat hewan dan tumbuhan, sedangkan peneliti
mengembangkan tema pengalamanku subtema pengalamanku di tempat wisata.
Jika peneliti terdahulu menggunakan model Borg and Gall, peneliti akan
menggunakan penelitian model ADDIE.
Terdapat pula penelitian relevan yang lain yaitu dengan judul
“Pengembangan Modul Tematik Cita-citaku bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Pacar
Sewon Bantul” yang dilakukan oleh Idhes, (2016). Persamaan yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu mengembangkan modul tematik. Perbedaan dalam
penelitian ini yaitu, penelitian terdahulu menggunakan tema cita-citaku, sedangkan
peneliti mengembangkan tema pengalamanku subtema pengalamanku di tempat
26
model Borg and Gall, sedangkan peneliti menggunakan penelitian model ADDIE.
27
Kondisi Ideal :
digunakan dalam proses
perlu dikembangkan, pembelajaran
Pengalamanku untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.
Jenis penelitian pengembangan, dengan pendekatan ADDIE (tahap
analyze, design, develop, implementation, evaluation), peserta didik kelas II
sebagai subjek di sekolah SDN Arjosari 1 Kota Malang, melalui teknik
pengumpulan data Wawancara, Observasi, Angket dan Dokumentasi.
Modul Tematik Berbasis Karyawisata Tema Pengalamnku untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar yang layak digunakan.