Upload
anton
View
50
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.1
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
2.1.1 Geografis
Kabupaten Sampang terletak pada 113008 113039 Bujur Timur dan 0600507013
Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.233,33 Km2. Batas wilayah Kabupaten Sampang
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa;
Sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan;
Sebelah Selatan : Selat Madura;
Sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan.
Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1233,30
Km2. Sebelum otonomi daerah, Kabupaten Sampang terdiri atas 12 Kecamatan. Namun
sejak dikeluarkan Perda No. 2 tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan
Pangarengan dan Perda No. 3 tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan
Karangpenang, Kabupaten Sampang terdiri dari 14 Kecamatan dengan 6 kelurahan (di
Kecamatan Sampang) dan 180 desa. Terdapat satu pulau berpenghuni (14.004 jiwa
dalam 3.638 KK) cukup padat (8.487 jiwa/Km2 pada tahun 2002) di wilayah selatan, yakni
Pulau Mandangin atau Pulau Kambing. Dari Pelabuhan Tanglok, jarak menuju pulau
seluas 1,650 Km2 adalah 1,5 jam menggunakan perahu.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.2
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Sampang
Nama DAS Panjang (Km) Debit
(M/Detik)
1 DAS SODUNG
22,00 895
2 DAS KAMUNING
20,00 5881
3 DAS KLAMPIS
14,00 2571
4 DAS SOMBER LANJANG
12,00 623
5 DAS SAMPANG
10,00 3332
6 DAS KATI
9,00 895
Sumber : Dinas Pengairan Kab. Sampang
2.1.2 Kondisi fisik
Kondisi Air Tanah
Jenis tanah merupakan unsur penting dalam menentukan tingkat kesesuaian tanah untuk
pengembangan komoditi pertanian. Meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa
kesuburan dapat dibeli dengan teknologi. Jenis tanah yang berbentuk sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: bahan induk, batuan induk, curah hujan, bentuk wilayah
dan pengaruh kegiatan manusia. Sifat kimia dan sifat bahan induk sangat mempengaruhi
unsur hara yang tersediadalam tanah, akan mempengaruhi kesuburan dan produksi
tanaman.
Dilihat dari jenis tanah yang ada di Kabupaten Sampang bagian yang terluas adalah tanah
dari jenis Komplek Mediteran Grumosol, Regosol dan Litosol yakni seluas 54.335 Ha. Diikuti
oleh jenis tanah alluvial hidromorf dengan luas sekitar 10.720 Ha. Sementara untuk proporsi
jenis tanah terendah adalah jenis grumosol kelabu yang hanya terdapat di Kecamatan
Sampang dan Kecamatan Camplong, dengan luasan 2.125 Ha.
Kedalaman efektif tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Kedalaman efektif
adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai kelapisan bahan induk atau tebalnya
lapisan tanah yang dapat ditembus perakaran tanaman. Makin dalam lapisan tanah, maka
kualitas tanah makin baik untuk usaha pertanian.
Kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Sampang dapat diklasifikasikan dalam 5
(lima) kategori, yaitu : < 30 Cm, 30 - 60 Cm, 60 - 90 Cm, 90 - 120 Cm dan > 120 Cm.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.3
Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Sampang didominasi oleh tanah yang mempunyai
kedalaman efektif tanah > 120 Cm, yakni seluas 74.796 Ha atau 60,65 %. Tanah dengan
kedalaman efektif tanah terendah adalah sebanyak 986 Ha atau sekitar 0,79 % dari seluruh
luas wilayah Kabupaten Sampang yang mencapai 123.330 Ha.
Hidrologi
Kabupaten Sampang memiliki 34 buah Sungai yang mana dibagi menjadi dua, yaitu:
Kabupaten Sampang Selatan terdapat 25 Sungai, yaitu:
Sungai Pangetokan, Sungai Legung, Sungai Kalah, Sungai Tambak Batoh, Sungai
Taddan, Sungai Gunung Maddah, Sungai Sampang, Sungai Kamoning, Sungai
Madungan, Sungai Gelurang, Sungai Gulbung, Sungai Lampenang, Sungai
Cangkreman, Sungai Bakung, Sungai Pangandingan, Sungai Cangkremaan, Sungai
Cangkokan, Sungai Pangarengan, Sungai Kepang, Sungai Klampis, Sungai Dampol,
Sungai Sumber Koneng, Sungai Kati, Sungai Pelut, Sungai Jelgung.
Kabupaten Sampang Utara terdapat 9 Sungai, yaitu :
Sungai Pajagan, Sungai Dempo Abang, Sungai Sumber Bira, Sungai Sewaan,
Sungai Sodung, Sungai Mading, Sungai Rabian, Sungai Brambang dan Sungai
Sumber Lanjang.
Sungai yang terdapat di Kabupaten Sampang sebagian besar merupakan Sungai musiman
yang ada airnya pada musim penghujan. Sungai yang mengalir sepanjang tahun antara lain.
Sungai Klampis dengan Waduk Klampis yang dapat dipergunakan untuk mengairi
sawah di Kecamatan Torjun, Sampang dan Jrengik.
Sungai Marparan dan Disanah bermuara di Kali Blega, sehingga dipengaruhi oleh
pasang surut air laut dan telah banyak dimanfaatkan untuk tambak dan
penggaraman.
Sungai Kemoning bersumber di Kecamatan Robatal dan melewati dan bermuara di
Kota Sampang dipergunakan untuk sandaran perahu/pelabuhan.
Pola aliran Sungai yang terdapat di Kabupaten Sampang yang merupakan sumber air
permukaan mengikuti pola aliran Sungai sejajar teranyam (brainded), berkelok putus
(Anastromik), cakar ayam bersifat tetap, sementara dan berkala. Untuk panjang Sungai yang
ada tersebut berkisar antara 0,7 - 22 Km, dimana untuk Sungai terpanjang adalah Sungai
Sodung dengan panjang 22 Km dan Sungai yang terpendek adalah Sungai Kalah dengan
panjang 0,7 Km.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.4
Klimatologi
Sebagaimana daerah di Indonesia pada umumnya, Kabupaten Sampang mempunyai iklim
tropis yang ditandai dengan adanya 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dan kemarau.
Musim hujan berlangsung mulai dari bulan Oktober s.d. dengan Maret, dan musim
kemarau berlangsung mulai dari butan April s.d. dengan September.
Hujan terjadi sepanjang tahun, dengan frekuensi tertinggi terjadi pada bulan Januari s.d.
April. Pada bulan Mei s.d. September berkurang dan mulai bulan Oktober s.d. Desember
mulai turun hujan dengan frekuensi berangsur-angsur bertambah. Beberapa waktu
terakhir berlangsung gejala hujan yang tidak teratur, yang menjadi sebab utama
merosotnya produksi tembakau.
Curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Robatal dengan rata-rata 146,70 mm dan
terendah di Kecamatan Ketapang, yaitu rata-rata 61,00 mm. Berdasarkan curah hujan
yang terjadi, dapat diketahui bahwa Kabupaten Sampang mempunyai iklim tipe E dan
iklim tipe F, yang ditandai oleh perbandingan antara bulan basah dengan bulan kering
pada kisaran 0,6 - 1,0 untuk iklim tipe E dan 1 - 1,670 untuk iklim tipe F.
Keadaan udara di Kabupaten Sampang umumnya relatif bersih, segar dan sehat. Kondisi
ini disebabkan belum banyak sumber-sumber polusi udara, baik yang berasal dari industri,
kendaraan bermotor, maupun aktivitas pembakaran yang melampaui daya dukung alam.
Suhu udara relatif panas, berkisar antara 28C - 32C.
Topografi
Topografi atau bentang alam merupakan kawasan perencanaan, yang dapat dijelaskan
tanpa melalui pengukuran lapangan, hal ini menyangkut tinggi rendahnya atau datar
tidaknya suatu kawasan. Keadaan topografi dapat digambarkan melalui kelerengan
beberapa wilayah. Lereng adalah gambaran perbedaan ketinggian dari dua tempat yang
berbeda dan dinyatakan dalam suatu persen. Faktor kemiringan tanah merupakan unsur
yang penting dalam merencanakan peruntukan penggunaan tanah, khususnya di bidang
pertanian.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.5
Kelerengan wilayah Kabupaten Sampang bervariasi antara datar, bergelombang, curam dan
sangat curam dimana klasifikasi kelerengan tanah tersebut
adalah sebagai berikut ini :
Kelerengan 0-2 % meliputi luas 37.785,64 Ha atau 31,40 %
dari luas wilayah keseluruhan kecuali daerah genangan air,
pada wilayah ini sangat baik untuk pertanian tanaman
semusim
.Kelerengan 2-15 % meliputi luas 67.807,14 Ha atau 53,86
% dari luas wilayah keseluruhan, baik sekali untuk usaha
pertanian dengan tetap mempertahankan usaha
pengawetan tanah dan air. Selain itu pada kemiringan ini
cocok juga untuk konstruksi/ permukiman
Kelerengan 15-25 % dan 25-40 % meliputi luas 15.246,93
Ha atau 12,67 % dari luas wilayah keseluruhan. Daerah
tersebut baik untuk pertanian tanaman keras/tahunan,
karena daerah tersebut mudah terkena erosi dan kapasitas
penahan air yang rendah. Karenanya lahan ini pun tidak
cocok untuk konstruksi.
Kelerengan > 40 % meliputi luas 2.490,03 Ha atau 2,07 % dari luas wilayah keseluruhan.
Daerah ini termasuk kedalam kategori kemiringan yang sangat terjal (curam) dimana lahan
pada kemiringan ini termasuk lahan konservasi karena sangat peka terhadap erosi, biasanya
berbatu diatas permukaannya, memiliki run off yang tinggi serta kapasitas penahan air yang
rendah. Karenanya lahan ini tidak cocok untuk konstruksi.Daerah ini harus merupakan
daerah yang dihutankan agar dapat berfungsi sebagai perlindungan hidrologis serta menjaga
keseimbangan ekosistem dan lingkungan.
Pada daerah tropis, ketinggian wilayah merupakan unsur penting yang menentukan
persediaan fisik tanah. Dengan adanya perbedaan tinggi akan menentukan perbedaan suhu
yang berperan dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk diusahakan. Disamping
itu ketinggian juga erat hubungannya dengan unsur kemampuan tanah yang lain, misalnya
lereng dan drainase.
Geologi
Berdasarkan geologinya, Kabupaten Sampang terdiri atas 5 macam batuan yaitu, alluvium,
pliosen fasies sedimen, plistosen fasies sedimen, pliosen fasies batu gamping, dan mioses
fasies sedimen. Jenis geologi alluvium dan mioses fasies sedimen banyak digunakan oleh
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.6
masyarakat untuk tegalan dan sawah, serta sebagian kecil jenis batuan plistosen fasies
sedimen yang seluruhnya untuk tegalan.
2.1.3 Administratif
Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan, Dan Jumlah Kelurahan Tahun 2012
Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan / Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
Luas (Km2) (%) thd
total (Km2)
(%) thd total Kelurahan Desa
Sreseh - 12 71,95 5,83 143,9 5,83
Torjun - 12 44,20 3,58 88,4 3,58
Pangarengan - 6 42,69 3,46 85,4 3,46
Sampang 6 12 70,01 5,68 140 5,68
Camplong - 14 69,93 5,67 139,8 5,67
Omben - 20 116,31 9,43 323,6 9,43
Kedungdung - 18 123,08 9,98 246,2 9,98
Jrengik - 14 65,35 5,30 130,7 5,30
Tambelangan - 10 89,97 7,30 179,9 7,30
Banyuates - 20 141,23 11,45 282,5 11,45
Robatal - 9 80,54 6,53 161,1 6,53
Karang penang - 7 84,25 6,83 168,5 6,83
Ketapang - 14 125,28 10,16 250,6 10,16
Sokobanah - 12 108,51 8,80 217 8,80
Total 6 186 1233,30 100 2557,6 100
Sumber: Sampang dalam Angka 2012
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.7
Dari tabel diatas terlihat bahwa Kecamatan terluas adalah Banyuates seluas 141,23 (Km2)
kemudian disusul Kecamatan Ketapang, Kecamatan Kedundung, Kecamatan Omben,
Kecamatan Sakobanah, Kecamatan Tambelangan, Kecamatan , Kecamatan Karangpenang,
Kecamatan Robatal, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Sampang, Kecamatan Camplong,
Kecamatan Jrengik, Kecamatan Torjun, dan Kecamatan yang luas wilayahnya paling sedikit
adalah Kecamatan Pangarengan.
Total luas lahan terbangun pada Kabupaten Sampang diasumsikan dengan melihat luas
wilayah permukiman Kabupaten Sampang yaitu2557,6 (Km2)atau 2 % dari luas total
wilayah Kabupaten Sampang. Melalui asumsi tersebut digunakan untuk menentukan luasan
lahan terbangun di masing-masing kecamatan.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.8
Peta 2.1 : Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Sampang
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.9
Peta 2.2: Peta Administrasi KabupatenSampang dan Cakupan Wilayah Kajian
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.10
2.2. Demografi Tabel 2.3 JumlahPenduduk Dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir
Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012
Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki pertumbuhan penduduk tertinggi adalah kecamatan Ketapang, urutan no 2 adalah
Kecamatan Banyuates dan urutan no 3 adalah Kecamatan Kedundung,sedangkan Kecamatan yang mempunyai kepadatan
tertinggi adalah Kecamatan Sampang , KecamatanCamplong dan KecamatanTorjun.
Kecamatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011
Sreseh 31.707 32.702 35.286 36.580 36.699 9.402 10.536 10.557 10.984 7.406 -0,10 -0,13 -0.20 -0,23 -0,23 412,38 454,51 490,42 508,4 510
Torjun 36.175 38.275 33.774 38.357 38.532 6.640 7.764 9.814 10.256 8.687 1,86 0,33 1,78 1,96 1,96 804,55 865,95 764,12 867,8 872
Pangarengan 19.238 20.258 20.259 20.101 20.309 7.805 8.667 8.244 5.492 5.519 0,30 0,32 0,53 0,86 0,86 411,43 474,53 474,56 470,9 476
Sampang 108.256 110.430 116.829 116.901 117.509 18.953 19.189 28.434 32.294 27.760 1,75 1,23 1,38 1,85 1,85 1.445,48 1.577,34 1.668,75 1.669,8 1.678
Camplong 78.637 81.977 72.543 72.464 73.306 9.265 25.481 26.896 26.153 20.892 2,02 1,34 1,13 2,05 2,05 1.091,66 1.172,27 1.037,37 1.036,2 1.046
Omben 75.532 77.077 76.850 76.901 77.296 8.082 20.949 19.964 20.711 17.912 1,30 1,14 1,27 1,31 1,31 640,07 662,68 66,07 661,2 665
Kedundung 79.213 85.224 75.239 79.524 80.236 8.479 17.351 17.526 19.889 19.378 2,11 2,16 2,23 2,24 2,24 696,16 692,42 611,30 646,1 652
Jrengik 35.461 36.569 31.762 33.804 34.036 10.633 10.094 10.668 10.348 7.714 0,54 0,34 0,39 0,88 0,88 510,96 559,58 486,03 517,3 521
Tambelangan 50.749 52.649 51.988 53.863 53.977 16.100 13.748 14.563 15.349 11.050 1,10 1,39 1,34 1,67 1,67 541,27 585,18 577,84 598,7 600
Banyuates 70.527 73.427 73.234 73.560 73.484 14.072 19.040 19.541 20.931 19.763 2,72 2,36 2,37 3,02 3,02 476,53 519,91 518,54 520,9 520
Robatal 50.667 52.777 57.358 53.550 53.609 11.481 11.651 14.862 13.127 13.137 2,35 2,24 1,16 2,33 2,33 619,51 655,28 712,17 664,9 666
Karang Penang 60.249 64.149 63.582 63.486 63.559 19.625 18.487 18.429 18.180 15.693 1,05 1,35 0,40 1,50 1,50 729,65 761,41 754,68 753,5 754
Ketapang 78.225 81.718 90.973 81.903 81.924 14.040 24.815 25.805 25.751 25.030 0,18 2,34 2,30 3,38 3,38 604,02 652,28 726,16 653,8 654
Sakobanah 61.196 63.133 64.336 67.159 67.058 13.236 15.076 16.260 17.479 16.796 0,10 0,34 0,38 0,50 0,50 498,19 581,81 592,90 618,9 618
Jumlah 810.952 870.365 864.013 868.153 871.534 210.691 222.848 241.563 246.944 216.737 1,10 1,67 1,64 1,58 1,58 657,55 705,72 700,57 703,9 707
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.11
Tabel 2.4: Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Kecamatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan penduduk
Tahun Tahun Tahun Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Sreseh 38.714 40.839 43.081 45.446 47.941 10646 11817 13117 14560 16161 -0,18 -0,18 -0,18 -0,18 -0,18
204.67 227.19 252.18 279.92 310.71
Torjun 40.647 42.879 45.233 47.716 50.336 9878 12644 16184 20715 26515 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57
333.22 426.52 545.94 698.81 894.47
Pangarengan 21.424 22.600 23.841 25.150 26.530 13179 24908 47077 88975 168162 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57
313.98 593.43 1121.58 2119.78 4006.39
Sampang 123.960 130.766 137.945 145.518 153.507 35460 69856 137617 271105 534077 1,61 1,61 1,61 1,61 1,61
2358.80 4646.84 9154.28 18033.93 35526.85
Camplong 77.330 81.576 66.054 90.779 95.763 16315 26430 42817 69364 112369 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72
860.51 1394.02 2258.31 3658.46 5926.71
Omben 81.540 86.016 90.738 95.720 100.975 8828 9799 10877 12073 13401 1,27 1,27 1,27 1,27 1,27
569.86 632.54 702.12 779.35 865.08
Kedundung 84.641 89.288 94.190 99.361 104.816 12896 20634 33014 52822 84515 2,29 2,29 2,29 2,29 2,29
374.30 598.88 958.21 1533.13 2453.01
Jrengik 35.905 37.876 39.955 42.149 44.463 12877 16225 20444 25759 32457 0,61 0,61 0,61 0,61 0,61
473.28 596.33 751.38 946.73 1192.89
Tambelangan 56.940 60.066 63.364 66.843 70.512 34224 71187 148068 307982 640602 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43
522.95 1087.74 2262.49 4705.98 9788.43
Banyuates 77.518 81.774 86.263 90.999 95.995 20843 30847 45654 67568 100001 2,69 2,69 2,69 2,69 2,69
1706.62 2525.79 3738.17 5532.50 8188.09
Robatal 56.552 59.657 62.932 66.387 70.032 18386 29602 47659 76731 123537 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08
688.25 1108.09 1784.02 2872.27 4624.36
Karang Penang 67.048 70.729 74.612 78.709 83.030 40371 82760 169658 347798 712986 1,16 1,16 1,16 1,16 1,16
1949.24 3995.95 8191.70 16792.98 34425.61
Ketapang 86.442 91.166 96.171 101.451 107.021 20474 33988 56419 93656 155469 2,37 2,37 2,37 2,37 2,37
841.95 1397.64 2320.09 3851.34 6393.23
Sakobanah 70.739 74.623 78.720 83.042 87.601 19454 28014 40341 58091 83650 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36
185.53 267.17 384.72 554.00 797.77
Jumlah 918.770 969.845 1.003.149 1.079.270 1.138.522 334162 531318 844796 1343225 2135728 18,55 18,55 18,55 18,55 18,55
400.79 637.25 1013.23 1611.04 2561.55
Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012 dan diolah.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.12
Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek
pembangunan suatu wilayah, maka usaha-usaha untuk penyediaan fasilits dan kebutuhan
pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan yang telah
ditetapkan. Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk.Salah satu masalah sosial yang perlu diperhatikan dalam proses
pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup antara lain jumlah, komposisi
dan penyebaran penduduk, serta masalah kualitas penduduk sebagai pendukung
pembangunan.
Hasil perhitungan penduduk akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa presentase penduduk
terbesar ada di Kabupaten Sampang sebanyak 871.534, terdiri dari penduduk laki-laki
428.250 jiwa dan penduduk perempuan 443.284 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk
terbanyak adalah Kecamatan Sampang dan Ketapang, sedangkan kecamatan dengan
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sampang dan Camplong.
Metode proyeksi penduduk yang digunakan dalam tabel tersebut diatas adalah Metode
Geometrik ( bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut :
Keterangan rumus:
Pn = jumlah penduduk tahun tertentu / akhir
Po = jumlah penduduk tahun awal
r = rata-rata pertumbuhan penduduk
n = selisih tahun
Asumsi : laju pertumbuhan adalah sama untuk tiap tahun, yang artinya pertambahan absolut
tiap tahun semakin besar.
Pn = Po ( 1 + r )n
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.13
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)Kabupaten
Realisasi Pendapatan Asli daerah (PAD) dari hasil pengenaan/pemungutan dari empat jenis
sumber PAD (Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan, dan Lain lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah).
Sejak tahun 2008 realisasi PAD meningkat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya,
kecuali pada tahun 2010 yang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun
2009. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2007 sebesar Rp. 25.280.747.941,59 terjadi
kenaikan realisasi PAD pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 46.97.973.974.6.632,16 atau
meningkat sebesar 87,74%. Untuk tahun 2012 penerimaan PAD ditargetkan sebesar Rp.
52.287.296.725,- atau meningkat sebesar 16,26% dibandungkan dengan tahun 2011 dan
realisasi sampai dengan 31 Agustus 2012 sebesar Rp. 37.579.801.112,48 atau 71,87% dari
target.
Hal tersebut menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kabupaten Sampang dalam
melaksanakan upaya intensifikasi/ekstensifikasi , termasuk pembenahan dalam aspek
sistem pengedalian intern pengelolaan PAD.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.14
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009 2013
No Realisasi Anggaran Tahun Rata2 pertumbuhan
n-4 n-3 n-2 n-1 N
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 28.476.318.729 37.026.235.941 36.396.342.481 46.973.974.632 52.287.296.725 17%
a.1.1 Pajak daerah 3.079.469.026 3.637.540.618 5.055.708.343 6.628.833.413 6.533.324.026 22%
a.1.2 Retribusi daerah 10.151.748.433 17.116.750.711 18.244.618.791 27.927.829.666 32.094.841.000 36%
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 1.279.769.917 1.987.880.235 3.152.172.678 4.709.039.222 6.686.978.581 51%
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 13.965.331.353 14.284.064.378 9.943.842.668 7.708.272.331 7.544.040.000 13%
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 525.155.067.770 574.914.791.817 592.023.897.869 646.247.193.920 - 20%
a.2.1 Dana bagi hasil 49.997.335.770 56.557.716.817 74.790.552.869 78.280.412.920 - 12%
a.2.2 Dana alokasi umum 422.388.032.000 442.747.075.000 454.853.945.000 499.433.081.000 - 21%
a.2.3 Dana alokasi khusus 52.769.700.000 75.610.000.000 62.379.400.000 68.533.700.000 - 16%
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 45.504.141.690 66.909.097.085 176.959.101.686 204.054.538.562 4.277.299.693 32%
a.3.1 Hibah - - 26.162.898.800 107.397.098 - 9%
a.3.2 Dana darurat - - - - - -
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 16.405.586.824 20.530.768.195 26.072.712.686 29.901.326.064 - 12%
a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 4.030.054.866 - 37.582.347.600 101.108.515.400 - 8%
a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya
- - - 51.759.405.000 - 0,47%
B Belanja (b1 + b.2) 608.963.319.110 755.623.559.738 814.952.403.945 870.885.401.897 1.702.118.385.829 34%
b.1 Belanja Tidak Langsung 258.814.699.997 356.792.152.752 445.999.956.493 483.393.177.319 3.050.424.684.691 45,01%
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.15
b.1.1 Belanja pegawai 241.371.688.946 307.165.482.952 392.808.062.772 431.546.051.245 - 92,93%
b.1.2 Bunga - - - - - -
b.1.3 Subsidi - - - - - -
b.1.4 Hibah - - - - - -
b.1.5 Bantuan sosial 17.443.011.051 49.626.669.800 53.191.893.721 51.847.126.074 - 91,12%
b.1.6 Belanja bagi hasil - - - - - -
b.1.7 Bantuan keuangan 39.881.818.007 26.310.616.693 29.420.867.711 31.101.442.685 - 90,65%
b.1.8 Belanja tidak terduga - - - - - -
b.2 Belanja Langsung 307.374.642.966 367.949.140.042 328.688.914.492 344.293.601.362 - 85%
b.2.1 Belanja pegawai 241.371.688.946 307.165.482.952 392.808.062.772 431.546.051.245 1.348.306.298.862 -
b.2.2 Belanja barang dan jasa
-
b.2.3 Belanja modal - - - - 345.024.546 66,52%
214.707.632.641 268.925.744.328 257.247.406.342 217.622.101.553 - 67%
C Pembiayaan
194.685.453.613 190.378.771.291 106.938.482.977 68.865.421.068 - 45%
Surplus/Defisit Anggaran 146.744.385.052
190.378.771.291
106.938.482.978
68.865.421.068
- 37%
Sumber : Diapendaloka Kabupaten Sampang tahun 2008 -2012, (diolah)
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.16
2.3.2 Realisasi Belanja Modal Sanitasi SKPD Kabupaten Sampang
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Sampang Tahun 2009-2013 No SKPD Tahun Rata2
pertumbuhan n-4 n-3 n-2 n-1 N
1 PU-CK
1.a Investasi - - - - - -
1.b operasional/pemeliharaan (OM) 1.649.787.000 54.490.000 59.935.000 65.932.900 72.526.190 17%
2 BLH
2.a Investasi 152.092.000 234.969.510 346.927.011 512.596.512 563.155.963 40%
2.b operasional/pemeliharaan (OM) 287.905.000 180.625.000 135.735.000 226.358.000 248.993.800 4%
3 Kimtaru
3.a Investasi - - - - -
3.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
4 Dinkes
4.a Investasi 10.000.000 20.000.000- 20.000.000 10.000.000 47.470.000
4.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
5 Bappeda
5.a Investasi - - - - -
5.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
6 Bapermas
6.a Investasi - - - - -
6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.17
n SKPD lainnya (sebutkan)
n.a Investasi - - - - -
n.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+n) 114,609,737,375.00 108.528.070,31 - - -
9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+na) 4.010.430.000 4.111.150.000 3.450.541.000
2.796.066.000
5.053.566.000 12%
10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb) - - - - -
11 Belanja Langsung - - - - -
12 Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung(8/11) 0,50 0,63 0,22 0,28 -
13 Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi (9/8) 755,623,559,737.63 814.952.403,93
870.885.401,89
- -
14 Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8) 0,66% 0,75% 0,87% - -
Sumber:Realisasi APBD tahun 2008-2012, diolah
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.18
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Sampang Tahun 2009 - 2013
No D e s k r i p s i
Tahun Rata-rata
n-4 n-3 n-2 n-1 n
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
608.963.319.110 755.623.559.738 814.952.403.945 870.885.401.897 1.702.118.385.829 118,89%
2 Jumlah Penduduk
870.365 864.013 868.153 871.534 889303,2
106,87%
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
4.629 5.566 2.232 3.291 - 107,48%
Sumber : APBD dan BPS, diolah
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.19
2.3.3. Ruang fiskal Kabupaten Sampang Tahun 2008 - 2012
Ruang fiskal Kabupaten Sampang yang merupakan gambaran kemampuan keuangan
Kabupaten Sampang, tergolong rendah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Peta Kapasitas Fiskal Daerah. Adapun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah
(IRFD) Kabupaten Sampang pada Tahun 2008 adalah 0,1311, pada tahun 2009 adalah
0,1371, pada tahun 2010 adalah 0,1366, sedangkan tahun 2011 adalah 0,1898 dan pada
tahun 2012 adalah 0,0723. Data mengenai ruang fiskal Kabupaten Sampang Tahun 2008
2012.
2.2.4.Perekonomian umum Kabupaten Sampang Tahun 2008 - 2012
PDRB Kabupaten Sampang
PDRB merupakan salah satu indikator makro yang dapat digunakan sebagai parameter
prestasi ekonomi suatu wilayah. Disamping itu PDRB juga dapat pula menggambarkan
kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya alam serta faktor produksinya.
Kemampuan ini tercermin pada besaran nilai tambah bruto, pada tiap-tiap sektornya.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan oleh Kabupaten Sampang atas
dasar harga berlaku tahun 2011 terus mengalami kenaikan, yaitu sebesar 5.053.983,7 juta
rupiah (2007) 5.631.966,7 juta rupiah (2008) 6.123.374,9 juta rupiah (2009),
6.562.555,4juta rupiah (2010), 7.313.423,3juta rupiah (2011)dan 7.623.397,6 juta rupiah
(2012). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sejak tahun 2007 sampai tahun 2012
berturut-turut ditunjukan oleh nilai sebesar 3.027.886,8 juta rupiah, 3.117.814,7 juta rupiah,
3.212.591,5 juta rupiah, 3.335.096,6 juta rupiah, juta rupiah dan 3.501.921,1 juta rupiah.
Untuk selanjutnya kenaikan PDRB atas dasar harga konstan ini, dikenal dengan istilah laju
pertumbuhan ekonomi, karena menunjukan kenaikan rill PDRB (sudah hilang dari
pengaruh perubahan harga). Terjadi perubahan yang sedikit menurun pada 4 sektor, yaitu
sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor Listrik , Gas dan Air Bersih dan
Bangunan Peranan sektor pertanian yang mula-mula 53,31 persen pada tahun 2007
bergeser menjadi 50,07 persen pada tahun 2012, namun secara global masih terjadi
keseimbangan. Dari 5 (lima) sub-sektor pendukung sektor pertanian, sub sektor pertanian
yang mempunyai peranan terbesar, yaitu 25,92 persen.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.20
Ini berarti sub sektor pertanian mempunyai pengaruh besar dalam
mengangkat/mendorong laju pertumbuhan serta inflasi sektor ini. Artinya dengan
perubahan sedikit saja pada sub sektor ini, akan dapat terlihat perubahan dalam pada laju
pertumbuhan ataupun besaran inflasi sektor pertanian.Tembakau yang merupakan
komoditi perkebunan andalan justru mempunyai sumbangan yang kecil terhadap sektor
pertanian secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh masa panen perkebunan pada
umumnya hanya satu kali, berbeda dengan tanaman bahan makanan yang bisa lebih dari
satu kali. Hal ini terjadi juga pada sub sektor kehutanan.
Walaupun garam merupakan komoditas andalan di wilayah Kabupaten Sampang, namun
sumbangannya tidak begitu besar terhadap sektor pertambangan dan penggalian. Ini
terjadi karena pengusahaan garam hanya dapat dilakukan pada daerah pesisir laut.
Tercatat hanya 5 kecamatan yang dapat mengusahakan, yaitu kecamatan Sreseh, Jrengik,
Sampang Camplong dan Pangarengan. Sektor listrik, gas dan air bersih yang seharusnya
terus diusahakan peningkatannya, justru terjadi angka yang stagnan, yaitu terpaku pada
besaran sekitar 1,09 persen. Hanya listrik, gas dan air bersih yang tampak sumbangannya
ke sektor keseluruhan.Sektor listrik, gas dan air bersih yang ada di Kabupaten Sampang
sangat berpeluang untuk terus menambah besaran peranan ekonominya. Kesempatan
untuk selalu meningkatkan nilai tambahnya cukup besar, mengingat masih banyak desa-
desa yang harus ditambah jaringan listrik, apalagi sektor ini nampaknya nyaris tidak
tersentuh oleh gelombang krisis, yang dampaknya masih terasa sampai saat ini.
Perkembangan besaran PDRB atas dasar harga berlaku tidak bisa mencerminkan
pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya. Dalam perkembangan harga berlaku,
pengaruh inflasi sangat besar sehingga tidak memungkinkan melakukan perhitungan
pertumbuhan ekonomi menggunakan data PDRB atas dasar harga berlaku. Untuk itu,
PDRB atas dasar harga konstan lebih tepat digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.
Gambaran makro tentang peta perekonomian daerah yang menyangkut PDRB,
pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir terpapar dalam
tabel 2.8 berikut:
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.21
Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten SampangTahun 2009 2013
No D e s k r i p s i Tahun
n-4 n-3 n-2 n-1 N
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2.464.748,37 2.709.437,94 3.075.944,66 3.468.173,14 3.852.718,48
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 3.117.814,7 3.212.591,5 3.335.096,6 3.501.921 3.606.978,6
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,58 4,64 5,34 6,04 6,34
Sumber Sumber:- Data Tahun 2012: BPS Kabupaten Sampang
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.22
2.4. Tata Ruang Wilayah
2.4.1. Kebijakan Penataan Ruang
Dari tujuanpenataanruangKabupatenSampang yang sudah diuraikan diatas,
makakebijakanumumpenataanruangnyaantara lain:
1. pengembangan agropolitan, industri, dan pariwisata;
2. pemantapan struktur pusat pelayanan perkotaan dan pedesaan serta
pengendalian perkembangan kawasan perkotaan;
3. pengembangan kelengkapan sistem sarana dan prasarana wilayah;
4. pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara
berkelanjutan berbasis kearifan lokal;
5. pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan agropolitan, industri
berbasis pertanian, dan pariwisata;
6. pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara berkelanjutan;
7. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.
Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang disusun untuk meraih tujuan
penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang yang merupakan kebijakan tentang struktur
ruang, pola ruang dan kawasan strategis. Dari kebijakan-kebijakan tersebut maka akan
dirumuskan strategi-strategi sebagai panduan dalam operasionalisasinya.
Kebijakan dan strategi dari penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kebijakan Pengembanagan Agropolitan, Industri, Dan Pariwisata Dengan
Strategi Meliputi :
a. mengembangkan kawasan perdesaan sesuai potensi kawasan;
b. mengembangkan sistem agropolitan di kawasan perdesaan;
c. mengembangkan sarana dan prasarana pada wilayah perkotaan;
d. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung agropolitan, industri, dan
pariwisata; dan
e. mengembangkan sumberdaya manusia pada kawasan agropolitan
2. Kebijakan
Pemantapanstrukturpusatpelayananperkotaandanpedesaansertapengendalianp
erkembangankawasanperkotaandenganstrategimeliputi:
a. mengarahkan struktur perkotaan secara berhirarki dan mengendalikan
perkembangan kawasan perkotaan;
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.23
b. mendistribusikan pemanfaatan ruang terbangun pada kawasan perkotaan secara
merata;
c. meningkatkan interaksi desa-kota dalam meningkatkan efisiensi pengembangan
agropolitan; dan
d. Mengembangkan kawasan perdesaan potensial secara ekonomi melalui desa
pusat pertumbuhan.
3. Kebijakan
Pengembangankelengkapansystemsaranadanprasaranawilayahdenganstrategi
meliputi:
a. mengembangkan sistem transportasi secara intermoda sampai ke pusat produksi
pertanian, industri, dan pelayanan pariwisata;
b. meningkatkan kualitas pelayanan jaringan energi dan listrik;
c. mendayagunakan sumber daya air dan pemeliharaan jaringan air baku dan
sarana dan prasarana pengairan kawasan pertanian;
d. meningkatkan jumlah, mutu, dan jangkauan pelayanan komunikasi pada
kawasan agropolitan, pariwisata, dan industri; dan
e. mengoptimalkan tingkat penanganan dan pemanfaatan persampahan.
4. Kebijakan Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara
berkelanjutan berbasis kearifan local dengan strategi meliputi:
a. meningkatkan kualitas kawasan yang memberi perlindungan di bawahnya berupa
kawasan resapan air;
b. memantapkan dan meningkatkan konservasi alam, rehabilitasi ekosistem serta
mengendalikan pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup;
c. memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan cagar budaya;
d. mengendalikan kawasan rawan bencana alam;
e. memantapkan wilayah kawasan lindung geologi dan pemantapan pengelolaan
kawasan secara partisipatif; dan
f. memantapkan kawasan terumbu karang.
5. Kebijakan Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan
agropolitan, industry berbasis pertanian, dan pariwisata dengan strategi
meliputi:
a. mengembangkan kawasan hutan produksi;
b. mengembangkan kawasan hutan rakyat;
c. mengendalikan lahan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan pangan
nasional;
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.24
d. mengembangkan komoditas unggul perkebunan, tanaman pangan dan
hortikultura;
e. meningkatkan produk dan nilai tambah perikanan budidaya;
f. mengembangkan kawasan pertambangan berbasis pada teknologi ramah
lingkungan;
g. mengembangkan industri ramah lingkungan;
h. meningkatkan peran serta masyarakat pada pengembangan pariwisata dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan pelestarian kearifan lokal;
i. meningkatkan kawasan permukiman perkotaan dengan permukiman perdesaan
secara sinergis; dan
j. menetapkan dan mengembangkan kawasan peternakan.
6. Kebijakan Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara
berkelanjutan dengan strategi meliputi:
a. merencanakan zonasi kawasan pesisir Kabupaten;
b. memantapkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam
mengembangkan dan memelihara ekosistem pesisir;
c. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung pada pemanfaatan bakau dan
terumbu karang; dan
d. mengendalikan kawasan hutan mangrove di wilayah pesisir selatan.
7. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan Negara dengan
strategi meliputi:
a. mendukung penetapan kawasan dengan fungsi pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar
kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya
terbangun; dan
d. menjaga dan memelihara aset pertahanan dan keamanan.
Penataan Ruang di Kabupaten Sampang diwujudkan dalam bentuk RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) yang kemudian dijabarkan dalam RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan).Sampai dengan tahun 2008 telah dua kecamatan yang memiliki RDTRK.
2.4.2. Struktur Ruang
Sesuai dengan konsep dan strategi penataan ruang, maka sistem perwilayahan di
Kabupaten Sampang dibagi menjadi 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan 2 (dua) Pusat
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.25
Kegiatan Lokal Promosi (PKLp). Masing-masing pusat kegiatan akan memiliki fungsi dan
peran sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Wilayah Perkotaan Sampang (PKL) yang meliputi Kecamatan Sampang, Camplong,
Sreseh, Torjun, Jrengik dan Pengarengan.Dengan Kota Sampang sebagai pusatnya.
Fungsi Kegiatan :
Perdagangan skala regional dan lokal
Pertanian
Pariwisata
Perikanan
Industri
Jasa transportasi angkutan darat dan laut
Jasa pemerintahan umum skala regional
Arahan Pengembangan:
Wilayah Pengembangan ini berperan sebagai pusat pertumbuhan skala regional
dengan skala pelayanan Kabupaten Sampang terutama pada sektor Perdagangan,
Jasa pemerintahan dan kegiatan transportasi darat.
Pengembangan kawasan perkotaan dikonsentrasikan pada wilayah Ibukota
Kabupaten Sampangdengan arah pengembangan kegiatan diarahkan ke sebelah
utara, barat dan timur keluar dari wlayah pusat kota untuk pemerataan
pembangunan.
Pengembangan infrastruktur untuk mendukung fungsi Wilayah Pengembangan yang
akan menjadi kutub pertumbuhan untuk mendukung wilayah tengah Kabupaten
Sampang. Infrastruktur yang direncanakan diantaranya pelabuhan dan TPI yang
direncanakan berada di Kecamatan Camplong, terminal tipe B di Kecamatan Torjun,
dan pembangunan stadion olah raga di Kecamatan Sampang.
Pengembangan koridor kawasan perbatasan Sampang Bangkalan yang tentunya
membutuhkan pengelolaan kegiatan koordinatif dengan Pemerintah Kabupaten
Bangkalan khususnya dalam pengentasan backward region (kawasan Tertinggal)
yang terdapat di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Jrengik, Sreseh dan Torjun
terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dan sarana utilitas lainya
Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar
kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana
kegiatan ekonomi antara wilayah di pulau ini
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.26
Wilayah Perkotaan Ketapang (PKLp) yang meliputi Kecamatan Ketapang, Banyuates dan
Sokobanah.Dengan perkotaan Ketapang sebagai pusat pertumbuhan.
Fungsi Kegiatan :
Industri dan pergudangan skala regional
Perdagangan skala regional dan lokal
Agroindustri
Perkebunan dan holtikultura
Perikanan
pariwisata
Jasa transportasi darat
Arahan Pengembangan:
Wilayah Pengembangan Utara memiliki peran strategis karena terletak pada
pengembangan jaringan jalan lintas utara Madura dan terletak pada pengembangan
pelabuhan peti kemas di wilayah Bangkalan yang memiliki skala hingga internasional.
Pengembangan kawasan agropolitan dengan dengan mengembangkan
keterhubungan antara lokasi produksi dan lokasi pemasaran pada kawasan
perkotaan dan pedesaan di Kecamatan Ketapang, Banyuates dan Sokobanah.
Prioritas pengembangan sektor pertanian di kawasan ini disesuaikan dengan
perencanaan masterplan kawasan agropolitan termasuk pengembangan struktur
wilayah dan prioritas pengembangan komoditi eksotis unggulan. Direncanakan untuk
pembangunan terminal agribisnis berada di Kecamatan Ketapang.
Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar
kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana
kegiatan ekonomi antara wilayah di pulau ini.
Optimalisasi sumber daya air berupa adanya waduk nipah di Kecamatan Banyuates
yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di wilayah cluster ini dan
mendukung produksi untuk agropolitan.
Wilayah Perkotaan Kedungdung (PKLp) yang meliputi Kecamatan Kedungdung,
Tambelangan, OmbenRobatal dan Karang Penang.Dengan IKK Kedungdung sebagai pusat
pertumbuhan.
Fungsi Kegiatan :
Perdagangan skala lokal
Industri kecil
Peternakan
Kehutanan dan konservasi
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.27
Pertanian
Perkebunan dan holtikultura
Pertambangan dan migas
Arahan Pengembangan WP Tengah:
Wilayah Pengembangan ini memiliki peran sebagai penghasil komoditi perkebunan
dan holtikultura dengan komoditi yang akan dikembangkan diantaranya kedelai,
tembakau dan sorgum. Selain itu juga direncanakan sebagai kawasan peternakan
dan industri serta konservasi.
Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota
yang menghubungkan antara wilayah ini dengan wilayah Kecamatan Sampang
Untuk mendukung keterkaitan tersebut dibutuhkan pengembangan akses jaringan
jalan yang menghubungkan antar kecamatan di cluster ini dan antara cluater ini
dengan Kecamatan Sampang, Kecamatan Kedungdung dan dengan Kecamatan
Robatal.
Cluster Tengah Barat memiliki peranan sebagai wilayah pengembangan pada bagian
tengah sebelah barat Kabupaten Sampang dengan pusat pada IKK Kedungdung.
Pengembangan perkotaan Kedungdung sebagai sentra kegiatan utama di kawasan
ini sebagai titik aglomerasi kegiatan agraris dari wilayah satelitnya
Pengembangan koridor kawasan kolektor primer Sampang-Ketapang dalam tujuan
untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai saraa kegiatan ekonomi di wilayah tengah
Kabupaten Sampang
Optimalisasi sumber daya di wilayah Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Kemuning dan
Waduk Klampis yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di cluster ini
Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota
yang menghubungkan interaksi kota primat di Kota Kedungdung dengan wilayah
satelitnya
Sistem pusat pedesaan membentuk pusat pelayanan desa secara berhirarki untuk
mempercepat efek pertumbuhan. Sistem pusat permukiman pedesaan membentuk, sebagai
berikut :
pembentukan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan);
kegiatan yang diarahkan
Pusat pelayanan desa tersebut secara berjenjang memiliki hubungan dengan pusat
kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat atau berhubungan langsung dengan
PKL/PKLp/PPK. Pusat pelayanan antar desa direncanakan berada di PPL. Sedangkan pusat
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.28
pelayanan setiap desa adalah pusat permukiman di masing masing di setiap desa atau
disebut pusat desa.
Karakter desa yang berpotensi menjadi PPL antara lain :
Desa-desa yang dikembangkan mempunyai jaringan dengan perkotaan yang baik.
Desa-desa di sepanjang jaringan jalan regional atau yang mempunyai
akses/keterhubungan dengan jaringan jalan regional.
Memiliki intensitas kegiatan ekonomi non-pertanian cukup beragam
Sebagai pusat pelayanan kegiatan budidaya, baik dalam wilayahnya maupun wilayah
sekitarnya, pusat permukiman perdesaan mempunyai fungsi:
Ekonomi, yaitu sebagai pusat produksi dan pengolahan barang
Jasa perekonomian, yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan keuangan/ bank,
dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang, dan/atau sebagai pusat simpul
transportasi, pemerintahan, yakni sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah
Jasa sosial, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan pendidikan,
kesehatan, kesenian, dan/atau budaya.
Perkembangan kegiatan budidaya tersebut diatas memiliki skala kegiatan yang lebih kecil
dan terbatas, dibandingkan kawasan perkotaan. Dari hasil analisa dan FGD di daerah, maka
PPL di Kabupaten Sampang, meliputi:
Desa Bundah Kecamatan Sreseh;
Desa Kodak Kecamatan Torjun;
Desa Gulbung Kecamatan Pengarengan;
Desa Jrangoan Kecamatan Omben;
Desa Ombul Kecamatan Kedungdung;
Desa Bancelok Kecamatan Jrengik;
Desa Batosarang Kecamatan Tambelangan;
Desa Montor Kecamatan Banyuates;
Desa Lepelle Kecamatan Robatal;
Desa Tlambah Kecamatan Karangpenang;
Desa Paopale Laok Kecamatan Ketapang; dan
Desa Tobai Timur Kecamatan Sokobanah
Penetapan kawasan perkotaan dan penetapan kawasan perdesaan di Kabupaten Sampang
disini dilihat dari kondisi, kelengkapan fasilitas dan karakteristik kegiatan yang terdapat pada
setiap kecamatan sehingga dapat ditetapkan kawasan perdesaan dan kawasan
perdesaannya. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.29
mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan sehingga sesuai dengan
peruntukkan tanah dan ruangnya. Kriteria penetapan batas kota di wilayah Kabupaten
Sampang ditetapkan atas dasar status kawasan sebagai kawasan perkotaan ibu kota
kecamatan; khusus untuk Perkotaaan Sampang wilayahnya meliputi seluruh administratif
kecamatan dengan status sebagai ibukota Kabupaten Sampang.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.30
Peta 2.4: Rencana pusat layanan Kabupaten Sampang
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.31
Peta 2.5: Rencana pola ruang Kabupaten Sampang
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.32
2.5. Sosial dan Budaya
Aspek sosial dan budaya berasal dari nilai-nilai tradisi yang diwariskan oleh leluhur dan nilai-
nilai keagamaan.Nilai-nilai filosofi Madura tetap dimiliki dan diyakini oleh masyarakat
Sampang dalam kehidupan keseharian yang berpadu dengan nilai keislaman yang
merupakan aspek dan budaya yang menjadi perhatian penting bagi penyusunan RPJMD ini.
Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar di segala tingkat baik formal maupun informal.
Dalam publikasi Sampang Dalam Angka, kegiatan pendidikan yang dicakup adalah kegiatan
pendidikan formal baik dibawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan di luar
Departemen tersebut, yaitu dibawah Departemen Agama, Departemen Pertanian,
Departemen Kesehatan, dan Departemen yang lainnya. Kegiatan pendidikan meliputi
banyaknya sekolah, murid, dan guru dirinci menurut jenjang/tingkat yaitu SD, SMP, SMU,
dan Sekolah Kejuruan
Jumlah fasilitas pendidikan di setiap kecamatan di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada
lampiran tabel 2.8 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Sampang Tahun
2009/2010 sebagai berikut.
Tabel 2.9. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Sampang
NO
. KECAMATAN
FASILITAS PENDIDIKAN
TK SD MI SMP MTs SMA/
SMK MA
1 Sreseh 9 26 17 2 8 1 3
2 Torjun 14 31 13 4 7 1 1
3 Pangarengan 11 18 1 3 4 - 1
4 Sampang 38 69 15 8 13 6 10
5 Camplong 22 46 12 6 14 - 10
6 Omben 4 48 44 4 18 - 11
7 Kedundung 7 46 61 5 16 1 5
8 Jrengik 5 40 12 2 1 - 1
9 Tambelangan 10 34 21 3 5 1 2
10 Banyuates 7 52 39 4 13 - 11
11 Robatal 7 25 47 2 12 1 5
12 Karang Penang 5 22 77 2 18 - 6
13 Ketapang 8 48 62 5 16 1 6
14 Sakobanah 7 49 47 4 10 - 5
JUMLAH 154 554 468 54 155 12 77
Sumber : Sampang Dalam Angka 2012
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.33
2.5.2 Rumah Tangga Miskin
Dalam Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 (PPLS-08), untuk mengetahui
intensitas kemiskinan dari Rumah Tangga Sasaran (RTS), rumah tangga miskin dibedakan
dalam 3 kategori, yaitu Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), Rumah Tangga Miskin
(RTM), dan Rumah Tangga Hampir Miskin (RTHM).. Data kemiskinan di setiap kecamatan di
Kabupaten Sampang dapat dilihat pada lampiran tabel 2.9 Jumlah Rumah Tangga Miskin
per Kecamatan Tahun 2011.
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Tahun 2011
NO KECAMATAN
RUMAH TANGGA
JUMLAH SANGAT
MISKIN MISKIN HAMPIR
MISKIN
1 SRESEH 4,037 3,885 5,311 13.233
2 TORJUN 6,715 5,421 8,068 20.204
3 PANGARENGAN 2,670 2,617 3,784 9.071
4 SAMPANG 8,833 8,750 13,333 30.916
5 CAMPLONG 10,991 10,084 14,500 35.908
6 OMBEN 15,829 11,497 14,420 41.826
7 KEDUNDUNG 26,092 17,001 17,091 60.184
8 JRENGIK 5,303 5,962 8,366 19.631
9 TAMBELANGAN 10,857 7,444 8,379 26.680
10 BANYUATES 9,469 7,267 10,582 27.318
11 ROBATAL 12,731 8,974 9,710 31.415
12 KARANG PENANG 17,849 12,623 12,256 42.728
13 KETAPANG 5,676 6,668 11,479 23.823
14 SAKOBANAH 4,596 4,254 6,826 15.676
JUMLAH 141.648 112.447 144.105 398.200
Sumber : PPLS Kabupaten 2012 ,Kab Sampang
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.34
2.5.3. Jumlah Rumah Tangga
Data Jumlah Rumah Tangga di setiap kecamatan di Kabupaten Sampang Tahun 2011 dapat
dilihat pada lampiran tabel 2.10 Jumlah rumah/KK per Kecamatan Tahun 2011.
Tabel 2.10. Jumlah rumah/KK per Kecamatan Tahun 2011
NO KECAMATAN
JUMLAH
RUMAH TANGGA
Penduduk
Laki-laki
Perempuan Total
1 SRESEH 7.406 13.429 15.184 28.613
2 TORJUN 8.687 17.877 18.405 36.282
3 PANGARENGAN 5.519 10.364 10.756 21.120
4 SAMPANG 27.760 57.378 57.605 114.983
5 CAMPLONG 20.892 42.570 43.810 86.380
6 OMBEN 17.912 37.227 39.377 77.204
7 KEDUNDUNG 19.378 42.121 44.501 86.622
8 JRENGIK 7.714 15.472 16.185 31.657
9 TAMBELANGAN 11.050 23.914 24.481 48.395
10 BANYUATES 19.763 35.840 38.442 74.282
11 ROBATAL 13.137 26.349 26.702 53.051
12 KARANGPENANG 15.693 32.764 33.875 66.639
13 KETAPANG 25.030 42.732 45.520 88.252
14 SAKOBANAH 16.796 29.859 34.433 64.292
JUMLAH 216.737 427.896 449.876 877.772
Sumber : Sampang Dalam Angka 2012
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.35
Tabel 2.11: Jumlah Rumah per Kecamatan Tahun 2011
No Nama Kecamatan Jumlah Rumah
1 SRESEH 9033
2 TORJUN 6189
3 PANGARENGAN 3903
4 SAMPANG 21.745
5 CAMPLONG 14.725
6 OMBEN 13.555
7 KEDUNDUNG 14.816
8 JRENGIK 5937
9 TAMBELANGAN 8138
10 BANYUATES 17.716
11 ROBATAL 9031
12 KARANG PENANG
14.465
13 KETAPANG 19.746
14 SAKOBANAH 15.132
JUMLAH 174,131
Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012
Dari Tabel 2.11 terlihat bahwa jumlah rumah terbanyak berada di Kecamatan Sampang yaitu
sebanyak 21.745 rumah, Kecamatan Ketapang sebanyak 19.746 rumah, Kecamatan
Banyuates sebanyak 17.716 rumah, Kecamatan Sakobanah sebanyak 15.132 rumah,
Kecamatan Kedundung 14.816 rumah, Kecamatan Camplong sebanyak 14.725 rumah,
Kecamatan Karang Penang sebanyak 14.465 rumah, Kecamatan Omben sebanyak 13.555
rumah, Kecamatan Sreseh sebanyak 9033 rumah, Kecamatan Robatal sebanyak
9031rumah, Kecamatan Torjun sebanyak 6189 rumah, Kecamatan Jrengik sebanyak 5937
rumah ,Kecamatan Pangarengan sebanyak 3903 rumah.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.36
2.6. Kelembagaan dan Pemerintah daerah
Secara administratif Kabupaten Sampang terdiri dari empat belas kecamatan dan 186
desa/kelurahan, dengan rincian 6 kelurahan dan 180 desa.
Kabupaten Sampang dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati, dengan organisasi
pemerintahan terdiri dari seorang Sekretaris Daerah, 3 (tiga) orang Asisten, 8 (delapan)
orang Kepala Bagian (Kabag), 14 (empat belas) Kepala Dinas, 7 (tujuh) Kepala Badan, 7
(tujuh) Kepala Kantor dan 14 (empat belas) camat.
Untuk mengontrol jalannya pemerintahan, di Kabupaten Sampang telah terbentuk anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) hasil pemilu 2009 yang dimenangkan oleh Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) dan disusul oleh Partai Pembangunan Nasional (PPP).
Anggota DPRD yang terbentuk terdiri dari 14 (Empat Belas) partai pemenang pemiluyang
terbagi atas 4 (empat) komisi dan 7 (Tujuh) fraksi.
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.37
2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah
LEMBAGA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG SESUAI DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007
SEKRETARIAT DPRD
INSTANSI VERTIKAL
DEPARTEMEN/ NON
DEPARTEMEN
DPRD BUPATI
WAKIL BUPATI
LEMBAGA TEKNIS DAERAH : 1. Badan Kepegawaian Daerah 2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan 4. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 5. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 6. Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah 7. Badan Lingkungan Hidup 8. Kantor Keluarga Berencana
------------
Rumah Sakit Umum Daerah Kab.sampang
Satuan Polisi Pamong Praja *)
Badan Penanggulangan Bencanan Daerah *)
DINAS DAERAH : 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Pertanian 4. Dinas Peternakan 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 6. Dinas Bina Marga dan Pengairan 7. Dinas Cipta Karya 8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 9. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 11. Dinas Sosial 12. Dinas Kelautan dan Perikanan 13. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda & Olah Raga 14. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
15. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah *)
I n s p e k t o r a t*) Badan Perencanaan Pembagunan Daerah *)
SEKRETARIAT DAERAH
1. Bagian Pemerintahan 2. Bagian Hukum 3. Bagian Humas
4. Bagian Kesejahteraan Rakyat
Asisten Pemerintahan dan Kesejahtraan Rakyat
1. Bagian Organisasi 2. Bagian Umum 3. Bagian Tata Usaha
4. Bagian Perlengkapan
Asisten
Administrasi Umum
1. Bagian Pembagunan 2. Bagian Perekonomian
Asisten Perkonomian dan
Pembangunan
STAF AHLI :
1. Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik 2. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan 3. Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan & SDM
1. Bagian Umum 2. Bagian Persidangan dan
Perundang-Undangan 3. Bagian Keuangan
Desa /
Kelurahan
Kecamatan
= GARIS KOMANDO = GARIS KOORDINASI
*) = TIDAK MENGURANGI JUMLAH ( SKORING )
KETERANGAN :
Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang
2.38
Gambar 2.1. SKPD Yang Menangani Sanitasi Kabupaten Sampang
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN SAMPANG
Sumber : KEPUTUSAN BUPATI Nomor.188/172/KEP/434.013/2013
BUPATI
BAPPEDA
BADAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DINAS PEKERJAAN
UMUM
CIKARTARNG
DINAS KESEHATAN
DISPENDALOKA
Bidang perencanaan Fisik dan
Prasarana
Bidang Pemerintahan,
kependudukan, Tenaga Kerja dan
Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Cipta
Karya dan Tata
Ruang
Bidang P2PL
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
DINAS
PERHUBUNGAN,
KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
PDAM
Bidang Pelestarian Sumber Daya
Alam
Bidang Teknik
PDAM