BAB II FINAL_SAMPANG.pdf

  • Upload
    anton

  • View
    50

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.1

    BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

    2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

    2.1.1 Geografis

    Kabupaten Sampang terletak pada 113008 113039 Bujur Timur dan 0600507013

    Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.233,33 Km2. Batas wilayah Kabupaten Sampang

    adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Laut Jawa;

    Sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan;

    Sebelah Selatan : Selat Madura;

    Sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan.

    Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1233,30

    Km2. Sebelum otonomi daerah, Kabupaten Sampang terdiri atas 12 Kecamatan. Namun

    sejak dikeluarkan Perda No. 2 tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan

    Pangarengan dan Perda No. 3 tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan

    Karangpenang, Kabupaten Sampang terdiri dari 14 Kecamatan dengan 6 kelurahan (di

    Kecamatan Sampang) dan 180 desa. Terdapat satu pulau berpenghuni (14.004 jiwa

    dalam 3.638 KK) cukup padat (8.487 jiwa/Km2 pada tahun 2002) di wilayah selatan, yakni

    Pulau Mandangin atau Pulau Kambing. Dari Pelabuhan Tanglok, jarak menuju pulau

    seluas 1,650 Km2 adalah 1,5 jam menggunakan perahu.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.2

    Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Sampang

    Nama DAS Panjang (Km) Debit

    (M/Detik)

    1 DAS SODUNG

    22,00 895

    2 DAS KAMUNING

    20,00 5881

    3 DAS KLAMPIS

    14,00 2571

    4 DAS SOMBER LANJANG

    12,00 623

    5 DAS SAMPANG

    10,00 3332

    6 DAS KATI

    9,00 895

    Sumber : Dinas Pengairan Kab. Sampang

    2.1.2 Kondisi fisik

    Kondisi Air Tanah

    Jenis tanah merupakan unsur penting dalam menentukan tingkat kesesuaian tanah untuk

    pengembangan komoditi pertanian. Meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa

    kesuburan dapat dibeli dengan teknologi. Jenis tanah yang berbentuk sangat dipengaruhi

    oleh beberapa faktor, antara lain: bahan induk, batuan induk, curah hujan, bentuk wilayah

    dan pengaruh kegiatan manusia. Sifat kimia dan sifat bahan induk sangat mempengaruhi

    unsur hara yang tersediadalam tanah, akan mempengaruhi kesuburan dan produksi

    tanaman.

    Dilihat dari jenis tanah yang ada di Kabupaten Sampang bagian yang terluas adalah tanah

    dari jenis Komplek Mediteran Grumosol, Regosol dan Litosol yakni seluas 54.335 Ha. Diikuti

    oleh jenis tanah alluvial hidromorf dengan luas sekitar 10.720 Ha. Sementara untuk proporsi

    jenis tanah terendah adalah jenis grumosol kelabu yang hanya terdapat di Kecamatan

    Sampang dan Kecamatan Camplong, dengan luasan 2.125 Ha.

    Kedalaman efektif tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Kedalaman efektif

    adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai kelapisan bahan induk atau tebalnya

    lapisan tanah yang dapat ditembus perakaran tanaman. Makin dalam lapisan tanah, maka

    kualitas tanah makin baik untuk usaha pertanian.

    Kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Sampang dapat diklasifikasikan dalam 5

    (lima) kategori, yaitu : < 30 Cm, 30 - 60 Cm, 60 - 90 Cm, 90 - 120 Cm dan > 120 Cm.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.3

    Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Sampang didominasi oleh tanah yang mempunyai

    kedalaman efektif tanah > 120 Cm, yakni seluas 74.796 Ha atau 60,65 %. Tanah dengan

    kedalaman efektif tanah terendah adalah sebanyak 986 Ha atau sekitar 0,79 % dari seluruh

    luas wilayah Kabupaten Sampang yang mencapai 123.330 Ha.

    Hidrologi

    Kabupaten Sampang memiliki 34 buah Sungai yang mana dibagi menjadi dua, yaitu:

    Kabupaten Sampang Selatan terdapat 25 Sungai, yaitu:

    Sungai Pangetokan, Sungai Legung, Sungai Kalah, Sungai Tambak Batoh, Sungai

    Taddan, Sungai Gunung Maddah, Sungai Sampang, Sungai Kamoning, Sungai

    Madungan, Sungai Gelurang, Sungai Gulbung, Sungai Lampenang, Sungai

    Cangkreman, Sungai Bakung, Sungai Pangandingan, Sungai Cangkremaan, Sungai

    Cangkokan, Sungai Pangarengan, Sungai Kepang, Sungai Klampis, Sungai Dampol,

    Sungai Sumber Koneng, Sungai Kati, Sungai Pelut, Sungai Jelgung.

    Kabupaten Sampang Utara terdapat 9 Sungai, yaitu :

    Sungai Pajagan, Sungai Dempo Abang, Sungai Sumber Bira, Sungai Sewaan,

    Sungai Sodung, Sungai Mading, Sungai Rabian, Sungai Brambang dan Sungai

    Sumber Lanjang.

    Sungai yang terdapat di Kabupaten Sampang sebagian besar merupakan Sungai musiman

    yang ada airnya pada musim penghujan. Sungai yang mengalir sepanjang tahun antara lain.

    Sungai Klampis dengan Waduk Klampis yang dapat dipergunakan untuk mengairi

    sawah di Kecamatan Torjun, Sampang dan Jrengik.

    Sungai Marparan dan Disanah bermuara di Kali Blega, sehingga dipengaruhi oleh

    pasang surut air laut dan telah banyak dimanfaatkan untuk tambak dan

    penggaraman.

    Sungai Kemoning bersumber di Kecamatan Robatal dan melewati dan bermuara di

    Kota Sampang dipergunakan untuk sandaran perahu/pelabuhan.

    Pola aliran Sungai yang terdapat di Kabupaten Sampang yang merupakan sumber air

    permukaan mengikuti pola aliran Sungai sejajar teranyam (brainded), berkelok putus

    (Anastromik), cakar ayam bersifat tetap, sementara dan berkala. Untuk panjang Sungai yang

    ada tersebut berkisar antara 0,7 - 22 Km, dimana untuk Sungai terpanjang adalah Sungai

    Sodung dengan panjang 22 Km dan Sungai yang terpendek adalah Sungai Kalah dengan

    panjang 0,7 Km.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.4

    Klimatologi

    Sebagaimana daerah di Indonesia pada umumnya, Kabupaten Sampang mempunyai iklim

    tropis yang ditandai dengan adanya 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dan kemarau.

    Musim hujan berlangsung mulai dari bulan Oktober s.d. dengan Maret, dan musim

    kemarau berlangsung mulai dari butan April s.d. dengan September.

    Hujan terjadi sepanjang tahun, dengan frekuensi tertinggi terjadi pada bulan Januari s.d.

    April. Pada bulan Mei s.d. September berkurang dan mulai bulan Oktober s.d. Desember

    mulai turun hujan dengan frekuensi berangsur-angsur bertambah. Beberapa waktu

    terakhir berlangsung gejala hujan yang tidak teratur, yang menjadi sebab utama

    merosotnya produksi tembakau.

    Curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Robatal dengan rata-rata 146,70 mm dan

    terendah di Kecamatan Ketapang, yaitu rata-rata 61,00 mm. Berdasarkan curah hujan

    yang terjadi, dapat diketahui bahwa Kabupaten Sampang mempunyai iklim tipe E dan

    iklim tipe F, yang ditandai oleh perbandingan antara bulan basah dengan bulan kering

    pada kisaran 0,6 - 1,0 untuk iklim tipe E dan 1 - 1,670 untuk iklim tipe F.

    Keadaan udara di Kabupaten Sampang umumnya relatif bersih, segar dan sehat. Kondisi

    ini disebabkan belum banyak sumber-sumber polusi udara, baik yang berasal dari industri,

    kendaraan bermotor, maupun aktivitas pembakaran yang melampaui daya dukung alam.

    Suhu udara relatif panas, berkisar antara 28C - 32C.

    Topografi

    Topografi atau bentang alam merupakan kawasan perencanaan, yang dapat dijelaskan

    tanpa melalui pengukuran lapangan, hal ini menyangkut tinggi rendahnya atau datar

    tidaknya suatu kawasan. Keadaan topografi dapat digambarkan melalui kelerengan

    beberapa wilayah. Lereng adalah gambaran perbedaan ketinggian dari dua tempat yang

    berbeda dan dinyatakan dalam suatu persen. Faktor kemiringan tanah merupakan unsur

    yang penting dalam merencanakan peruntukan penggunaan tanah, khususnya di bidang

    pertanian.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.5

    Kelerengan wilayah Kabupaten Sampang bervariasi antara datar, bergelombang, curam dan

    sangat curam dimana klasifikasi kelerengan tanah tersebut

    adalah sebagai berikut ini :

    Kelerengan 0-2 % meliputi luas 37.785,64 Ha atau 31,40 %

    dari luas wilayah keseluruhan kecuali daerah genangan air,

    pada wilayah ini sangat baik untuk pertanian tanaman

    semusim

    .Kelerengan 2-15 % meliputi luas 67.807,14 Ha atau 53,86

    % dari luas wilayah keseluruhan, baik sekali untuk usaha

    pertanian dengan tetap mempertahankan usaha

    pengawetan tanah dan air. Selain itu pada kemiringan ini

    cocok juga untuk konstruksi/ permukiman

    Kelerengan 15-25 % dan 25-40 % meliputi luas 15.246,93

    Ha atau 12,67 % dari luas wilayah keseluruhan. Daerah

    tersebut baik untuk pertanian tanaman keras/tahunan,

    karena daerah tersebut mudah terkena erosi dan kapasitas

    penahan air yang rendah. Karenanya lahan ini pun tidak

    cocok untuk konstruksi.

    Kelerengan > 40 % meliputi luas 2.490,03 Ha atau 2,07 % dari luas wilayah keseluruhan.

    Daerah ini termasuk kedalam kategori kemiringan yang sangat terjal (curam) dimana lahan

    pada kemiringan ini termasuk lahan konservasi karena sangat peka terhadap erosi, biasanya

    berbatu diatas permukaannya, memiliki run off yang tinggi serta kapasitas penahan air yang

    rendah. Karenanya lahan ini tidak cocok untuk konstruksi.Daerah ini harus merupakan

    daerah yang dihutankan agar dapat berfungsi sebagai perlindungan hidrologis serta menjaga

    keseimbangan ekosistem dan lingkungan.

    Pada daerah tropis, ketinggian wilayah merupakan unsur penting yang menentukan

    persediaan fisik tanah. Dengan adanya perbedaan tinggi akan menentukan perbedaan suhu

    yang berperan dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk diusahakan. Disamping

    itu ketinggian juga erat hubungannya dengan unsur kemampuan tanah yang lain, misalnya

    lereng dan drainase.

    Geologi

    Berdasarkan geologinya, Kabupaten Sampang terdiri atas 5 macam batuan yaitu, alluvium,

    pliosen fasies sedimen, plistosen fasies sedimen, pliosen fasies batu gamping, dan mioses

    fasies sedimen. Jenis geologi alluvium dan mioses fasies sedimen banyak digunakan oleh

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.6

    masyarakat untuk tegalan dan sawah, serta sebagian kecil jenis batuan plistosen fasies

    sedimen yang seluruhnya untuk tegalan.

    2.1.3 Administratif

    Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan, Dan Jumlah Kelurahan Tahun 2012

    Nama Kecamatan

    Jumlah Kelurahan / Desa

    Luas Wilayah

    Administrasi Terbangun

    Luas (Km2) (%) thd

    total (Km2)

    (%) thd total Kelurahan Desa

    Sreseh - 12 71,95 5,83 143,9 5,83

    Torjun - 12 44,20 3,58 88,4 3,58

    Pangarengan - 6 42,69 3,46 85,4 3,46

    Sampang 6 12 70,01 5,68 140 5,68

    Camplong - 14 69,93 5,67 139,8 5,67

    Omben - 20 116,31 9,43 323,6 9,43

    Kedungdung - 18 123,08 9,98 246,2 9,98

    Jrengik - 14 65,35 5,30 130,7 5,30

    Tambelangan - 10 89,97 7,30 179,9 7,30

    Banyuates - 20 141,23 11,45 282,5 11,45

    Robatal - 9 80,54 6,53 161,1 6,53

    Karang penang - 7 84,25 6,83 168,5 6,83

    Ketapang - 14 125,28 10,16 250,6 10,16

    Sokobanah - 12 108,51 8,80 217 8,80

    Total 6 186 1233,30 100 2557,6 100

    Sumber: Sampang dalam Angka 2012

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.7

    Dari tabel diatas terlihat bahwa Kecamatan terluas adalah Banyuates seluas 141,23 (Km2)

    kemudian disusul Kecamatan Ketapang, Kecamatan Kedundung, Kecamatan Omben,

    Kecamatan Sakobanah, Kecamatan Tambelangan, Kecamatan , Kecamatan Karangpenang,

    Kecamatan Robatal, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Sampang, Kecamatan Camplong,

    Kecamatan Jrengik, Kecamatan Torjun, dan Kecamatan yang luas wilayahnya paling sedikit

    adalah Kecamatan Pangarengan.

    Total luas lahan terbangun pada Kabupaten Sampang diasumsikan dengan melihat luas

    wilayah permukiman Kabupaten Sampang yaitu2557,6 (Km2)atau 2 % dari luas total

    wilayah Kabupaten Sampang. Melalui asumsi tersebut digunakan untuk menentukan luasan

    lahan terbangun di masing-masing kecamatan.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.8

    Peta 2.1 : Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Sampang

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.9

    Peta 2.2: Peta Administrasi KabupatenSampang dan Cakupan Wilayah Kajian

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.10

    2.2. Demografi Tabel 2.3 JumlahPenduduk Dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir

    Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012

    Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki pertumbuhan penduduk tertinggi adalah kecamatan Ketapang, urutan no 2 adalah

    Kecamatan Banyuates dan urutan no 3 adalah Kecamatan Kedundung,sedangkan Kecamatan yang mempunyai kepadatan

    tertinggi adalah Kecamatan Sampang , KecamatanCamplong dan KecamatanTorjun.

    Kecamatan

    Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk

    Tahun Tahun Tahun Tahun

    2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011

    Sreseh 31.707 32.702 35.286 36.580 36.699 9.402 10.536 10.557 10.984 7.406 -0,10 -0,13 -0.20 -0,23 -0,23 412,38 454,51 490,42 508,4 510

    Torjun 36.175 38.275 33.774 38.357 38.532 6.640 7.764 9.814 10.256 8.687 1,86 0,33 1,78 1,96 1,96 804,55 865,95 764,12 867,8 872

    Pangarengan 19.238 20.258 20.259 20.101 20.309 7.805 8.667 8.244 5.492 5.519 0,30 0,32 0,53 0,86 0,86 411,43 474,53 474,56 470,9 476

    Sampang 108.256 110.430 116.829 116.901 117.509 18.953 19.189 28.434 32.294 27.760 1,75 1,23 1,38 1,85 1,85 1.445,48 1.577,34 1.668,75 1.669,8 1.678

    Camplong 78.637 81.977 72.543 72.464 73.306 9.265 25.481 26.896 26.153 20.892 2,02 1,34 1,13 2,05 2,05 1.091,66 1.172,27 1.037,37 1.036,2 1.046

    Omben 75.532 77.077 76.850 76.901 77.296 8.082 20.949 19.964 20.711 17.912 1,30 1,14 1,27 1,31 1,31 640,07 662,68 66,07 661,2 665

    Kedundung 79.213 85.224 75.239 79.524 80.236 8.479 17.351 17.526 19.889 19.378 2,11 2,16 2,23 2,24 2,24 696,16 692,42 611,30 646,1 652

    Jrengik 35.461 36.569 31.762 33.804 34.036 10.633 10.094 10.668 10.348 7.714 0,54 0,34 0,39 0,88 0,88 510,96 559,58 486,03 517,3 521

    Tambelangan 50.749 52.649 51.988 53.863 53.977 16.100 13.748 14.563 15.349 11.050 1,10 1,39 1,34 1,67 1,67 541,27 585,18 577,84 598,7 600

    Banyuates 70.527 73.427 73.234 73.560 73.484 14.072 19.040 19.541 20.931 19.763 2,72 2,36 2,37 3,02 3,02 476,53 519,91 518,54 520,9 520

    Robatal 50.667 52.777 57.358 53.550 53.609 11.481 11.651 14.862 13.127 13.137 2,35 2,24 1,16 2,33 2,33 619,51 655,28 712,17 664,9 666

    Karang Penang 60.249 64.149 63.582 63.486 63.559 19.625 18.487 18.429 18.180 15.693 1,05 1,35 0,40 1,50 1,50 729,65 761,41 754,68 753,5 754

    Ketapang 78.225 81.718 90.973 81.903 81.924 14.040 24.815 25.805 25.751 25.030 0,18 2,34 2,30 3,38 3,38 604,02 652,28 726,16 653,8 654

    Sakobanah 61.196 63.133 64.336 67.159 67.058 13.236 15.076 16.260 17.479 16.796 0,10 0,34 0,38 0,50 0,50 498,19 581,81 592,90 618,9 618

    Jumlah 810.952 870.365 864.013 868.153 871.534 210.691 222.848 241.563 246.944 216.737 1,10 1,67 1,64 1,58 1,58 657,55 705,72 700,57 703,9 707

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.11

    Tabel 2.4: Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun

    Kecamatan

    Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan penduduk

    Tahun Tahun Tahun Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

    Sreseh 38.714 40.839 43.081 45.446 47.941 10646 11817 13117 14560 16161 -0,18 -0,18 -0,18 -0,18 -0,18

    204.67 227.19 252.18 279.92 310.71

    Torjun 40.647 42.879 45.233 47.716 50.336 9878 12644 16184 20715 26515 1,57 1,57 1,57 1,57 1,57

    333.22 426.52 545.94 698.81 894.47

    Pangarengan 21.424 22.600 23.841 25.150 26.530 13179 24908 47077 88975 168162 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57

    313.98 593.43 1121.58 2119.78 4006.39

    Sampang 123.960 130.766 137.945 145.518 153.507 35460 69856 137617 271105 534077 1,61 1,61 1,61 1,61 1,61

    2358.80 4646.84 9154.28 18033.93 35526.85

    Camplong 77.330 81.576 66.054 90.779 95.763 16315 26430 42817 69364 112369 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72

    860.51 1394.02 2258.31 3658.46 5926.71

    Omben 81.540 86.016 90.738 95.720 100.975 8828 9799 10877 12073 13401 1,27 1,27 1,27 1,27 1,27

    569.86 632.54 702.12 779.35 865.08

    Kedundung 84.641 89.288 94.190 99.361 104.816 12896 20634 33014 52822 84515 2,29 2,29 2,29 2,29 2,29

    374.30 598.88 958.21 1533.13 2453.01

    Jrengik 35.905 37.876 39.955 42.149 44.463 12877 16225 20444 25759 32457 0,61 0,61 0,61 0,61 0,61

    473.28 596.33 751.38 946.73 1192.89

    Tambelangan 56.940 60.066 63.364 66.843 70.512 34224 71187 148068 307982 640602 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43

    522.95 1087.74 2262.49 4705.98 9788.43

    Banyuates 77.518 81.774 86.263 90.999 95.995 20843 30847 45654 67568 100001 2,69 2,69 2,69 2,69 2,69

    1706.62 2525.79 3738.17 5532.50 8188.09

    Robatal 56.552 59.657 62.932 66.387 70.032 18386 29602 47659 76731 123537 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08

    688.25 1108.09 1784.02 2872.27 4624.36

    Karang Penang 67.048 70.729 74.612 78.709 83.030 40371 82760 169658 347798 712986 1,16 1,16 1,16 1,16 1,16

    1949.24 3995.95 8191.70 16792.98 34425.61

    Ketapang 86.442 91.166 96.171 101.451 107.021 20474 33988 56419 93656 155469 2,37 2,37 2,37 2,37 2,37

    841.95 1397.64 2320.09 3851.34 6393.23

    Sakobanah 70.739 74.623 78.720 83.042 87.601 19454 28014 40341 58091 83650 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

    185.53 267.17 384.72 554.00 797.77

    Jumlah 918.770 969.845 1.003.149 1.079.270 1.138.522 334162 531318 844796 1343225 2135728 18,55 18,55 18,55 18,55 18,55

    400.79 637.25 1013.23 1611.04 2561.55

    Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012 dan diolah.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.12

    Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu

    faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek

    pembangunan suatu wilayah, maka usaha-usaha untuk penyediaan fasilits dan kebutuhan

    pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan yang telah

    ditetapkan. Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju

    pertumbuhan penduduk.Salah satu masalah sosial yang perlu diperhatikan dalam proses

    pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup antara lain jumlah, komposisi

    dan penyebaran penduduk, serta masalah kualitas penduduk sebagai pendukung

    pembangunan.

    Hasil perhitungan penduduk akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa presentase penduduk

    terbesar ada di Kabupaten Sampang sebanyak 871.534, terdiri dari penduduk laki-laki

    428.250 jiwa dan penduduk perempuan 443.284 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk

    terbanyak adalah Kecamatan Sampang dan Ketapang, sedangkan kecamatan dengan

    kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sampang dan Camplong.

    Metode proyeksi penduduk yang digunakan dalam tabel tersebut diatas adalah Metode

    Geometrik ( bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut :

    Keterangan rumus:

    Pn = jumlah penduduk tahun tertentu / akhir

    Po = jumlah penduduk tahun awal

    r = rata-rata pertumbuhan penduduk

    n = selisih tahun

    Asumsi : laju pertumbuhan adalah sama untuk tiap tahun, yang artinya pertambahan absolut

    tiap tahun semakin besar.

    Pn = Po ( 1 + r )n

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.13

    2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

    2.3.1 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)Kabupaten

    Realisasi Pendapatan Asli daerah (PAD) dari hasil pengenaan/pemungutan dari empat jenis

    sumber PAD (Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan

    Daerah yang dipisahkan, dan Lain lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah).

    Sejak tahun 2008 realisasi PAD meningkat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya,

    kecuali pada tahun 2010 yang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun

    2009. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2007 sebesar Rp. 25.280.747.941,59 terjadi

    kenaikan realisasi PAD pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 46.97.973.974.6.632,16 atau

    meningkat sebesar 87,74%. Untuk tahun 2012 penerimaan PAD ditargetkan sebesar Rp.

    52.287.296.725,- atau meningkat sebesar 16,26% dibandungkan dengan tahun 2011 dan

    realisasi sampai dengan 31 Agustus 2012 sebesar Rp. 37.579.801.112,48 atau 71,87% dari

    target.

    Hal tersebut menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kabupaten Sampang dalam

    melaksanakan upaya intensifikasi/ekstensifikasi , termasuk pembenahan dalam aspek

    sistem pengedalian intern pengelolaan PAD.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.14

    Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009 2013

    No Realisasi Anggaran Tahun Rata2 pertumbuhan

    n-4 n-3 n-2 n-1 N

    A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)

    a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 28.476.318.729 37.026.235.941 36.396.342.481 46.973.974.632 52.287.296.725 17%

    a.1.1 Pajak daerah 3.079.469.026 3.637.540.618 5.055.708.343 6.628.833.413 6.533.324.026 22%

    a.1.2 Retribusi daerah 10.151.748.433 17.116.750.711 18.244.618.791 27.927.829.666 32.094.841.000 36%

    a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 1.279.769.917 1.987.880.235 3.152.172.678 4.709.039.222 6.686.978.581 51%

    a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 13.965.331.353 14.284.064.378 9.943.842.668 7.708.272.331 7.544.040.000 13%

    a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 525.155.067.770 574.914.791.817 592.023.897.869 646.247.193.920 - 20%

    a.2.1 Dana bagi hasil 49.997.335.770 56.557.716.817 74.790.552.869 78.280.412.920 - 12%

    a.2.2 Dana alokasi umum 422.388.032.000 442.747.075.000 454.853.945.000 499.433.081.000 - 21%

    a.2.3 Dana alokasi khusus 52.769.700.000 75.610.000.000 62.379.400.000 68.533.700.000 - 16%

    a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 45.504.141.690 66.909.097.085 176.959.101.686 204.054.538.562 4.277.299.693 32%

    a.3.1 Hibah - - 26.162.898.800 107.397.098 - 9%

    a.3.2 Dana darurat - - - - - -

    a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 16.405.586.824 20.530.768.195 26.072.712.686 29.901.326.064 - 12%

    a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 4.030.054.866 - 37.582.347.600 101.108.515.400 - 8%

    a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya

    - - - 51.759.405.000 - 0,47%

    B Belanja (b1 + b.2) 608.963.319.110 755.623.559.738 814.952.403.945 870.885.401.897 1.702.118.385.829 34%

    b.1 Belanja Tidak Langsung 258.814.699.997 356.792.152.752 445.999.956.493 483.393.177.319 3.050.424.684.691 45,01%

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.15

    b.1.1 Belanja pegawai 241.371.688.946 307.165.482.952 392.808.062.772 431.546.051.245 - 92,93%

    b.1.2 Bunga - - - - - -

    b.1.3 Subsidi - - - - - -

    b.1.4 Hibah - - - - - -

    b.1.5 Bantuan sosial 17.443.011.051 49.626.669.800 53.191.893.721 51.847.126.074 - 91,12%

    b.1.6 Belanja bagi hasil - - - - - -

    b.1.7 Bantuan keuangan 39.881.818.007 26.310.616.693 29.420.867.711 31.101.442.685 - 90,65%

    b.1.8 Belanja tidak terduga - - - - - -

    b.2 Belanja Langsung 307.374.642.966 367.949.140.042 328.688.914.492 344.293.601.362 - 85%

    b.2.1 Belanja pegawai 241.371.688.946 307.165.482.952 392.808.062.772 431.546.051.245 1.348.306.298.862 -

    b.2.2 Belanja barang dan jasa

    -

    b.2.3 Belanja modal - - - - 345.024.546 66,52%

    214.707.632.641 268.925.744.328 257.247.406.342 217.622.101.553 - 67%

    C Pembiayaan

    194.685.453.613 190.378.771.291 106.938.482.977 68.865.421.068 - 45%

    Surplus/Defisit Anggaran 146.744.385.052

    190.378.771.291

    106.938.482.978

    68.865.421.068

    - 37%

    Sumber : Diapendaloka Kabupaten Sampang tahun 2008 -2012, (diolah)

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.16

    2.3.2 Realisasi Belanja Modal Sanitasi SKPD Kabupaten Sampang

    Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Sampang Tahun 2009-2013 No SKPD Tahun Rata2

    pertumbuhan n-4 n-3 n-2 n-1 N

    1 PU-CK

    1.a Investasi - - - - - -

    1.b operasional/pemeliharaan (OM) 1.649.787.000 54.490.000 59.935.000 65.932.900 72.526.190 17%

    2 BLH

    2.a Investasi 152.092.000 234.969.510 346.927.011 512.596.512 563.155.963 40%

    2.b operasional/pemeliharaan (OM) 287.905.000 180.625.000 135.735.000 226.358.000 248.993.800 4%

    3 Kimtaru

    3.a Investasi - - - - -

    3.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -

    4 Dinkes

    4.a Investasi 10.000.000 20.000.000- 20.000.000 10.000.000 47.470.000

    4.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -

    5 Bappeda

    5.a Investasi - - - - -

    5.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -

    6 Bapermas

    6.a Investasi - - - - -

    6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.17

    n SKPD lainnya (sebutkan)

    n.a Investasi - - - - -

    n.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -

    8 Belanja Sanitasi (1+2+3+n) 114,609,737,375.00 108.528.070,31 - - -

    9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+na) 4.010.430.000 4.111.150.000 3.450.541.000

    2.796.066.000

    5.053.566.000 12%

    10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb) - - - - -

    11 Belanja Langsung - - - - -

    12 Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung(8/11) 0,50 0,63 0,22 0,28 -

    13 Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi (9/8) 755,623,559,737.63 814.952.403,93

    870.885.401,89

    - -

    14 Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8) 0,66% 0,75% 0,87% - -

    Sumber:Realisasi APBD tahun 2008-2012, diolah

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.18

    Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Sampang Tahun 2009 - 2013

    No D e s k r i p s i

    Tahun Rata-rata

    n-4 n-3 n-2 n-1 n

    1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota

    608.963.319.110 755.623.559.738 814.952.403.945 870.885.401.897 1.702.118.385.829 118,89%

    2 Jumlah Penduduk

    870.365 864.013 868.153 871.534 889303,2

    106,87%

    Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)

    4.629 5.566 2.232 3.291 - 107,48%

    Sumber : APBD dan BPS, diolah

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.19

    2.3.3. Ruang fiskal Kabupaten Sampang Tahun 2008 - 2012

    Ruang fiskal Kabupaten Sampang yang merupakan gambaran kemampuan keuangan

    Kabupaten Sampang, tergolong rendah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

    Peta Kapasitas Fiskal Daerah. Adapun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah

    (IRFD) Kabupaten Sampang pada Tahun 2008 adalah 0,1311, pada tahun 2009 adalah

    0,1371, pada tahun 2010 adalah 0,1366, sedangkan tahun 2011 adalah 0,1898 dan pada

    tahun 2012 adalah 0,0723. Data mengenai ruang fiskal Kabupaten Sampang Tahun 2008

    2012.

    2.2.4.Perekonomian umum Kabupaten Sampang Tahun 2008 - 2012

    PDRB Kabupaten Sampang

    PDRB merupakan salah satu indikator makro yang dapat digunakan sebagai parameter

    prestasi ekonomi suatu wilayah. Disamping itu PDRB juga dapat pula menggambarkan

    kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya alam serta faktor produksinya.

    Kemampuan ini tercermin pada besaran nilai tambah bruto, pada tiap-tiap sektornya.

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan oleh Kabupaten Sampang atas

    dasar harga berlaku tahun 2011 terus mengalami kenaikan, yaitu sebesar 5.053.983,7 juta

    rupiah (2007) 5.631.966,7 juta rupiah (2008) 6.123.374,9 juta rupiah (2009),

    6.562.555,4juta rupiah (2010), 7.313.423,3juta rupiah (2011)dan 7.623.397,6 juta rupiah

    (2012). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sejak tahun 2007 sampai tahun 2012

    berturut-turut ditunjukan oleh nilai sebesar 3.027.886,8 juta rupiah, 3.117.814,7 juta rupiah,

    3.212.591,5 juta rupiah, 3.335.096,6 juta rupiah, juta rupiah dan 3.501.921,1 juta rupiah.

    Untuk selanjutnya kenaikan PDRB atas dasar harga konstan ini, dikenal dengan istilah laju

    pertumbuhan ekonomi, karena menunjukan kenaikan rill PDRB (sudah hilang dari

    pengaruh perubahan harga). Terjadi perubahan yang sedikit menurun pada 4 sektor, yaitu

    sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor Listrik , Gas dan Air Bersih dan

    Bangunan Peranan sektor pertanian yang mula-mula 53,31 persen pada tahun 2007

    bergeser menjadi 50,07 persen pada tahun 2012, namun secara global masih terjadi

    keseimbangan. Dari 5 (lima) sub-sektor pendukung sektor pertanian, sub sektor pertanian

    yang mempunyai peranan terbesar, yaitu 25,92 persen.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.20

    Ini berarti sub sektor pertanian mempunyai pengaruh besar dalam

    mengangkat/mendorong laju pertumbuhan serta inflasi sektor ini. Artinya dengan

    perubahan sedikit saja pada sub sektor ini, akan dapat terlihat perubahan dalam pada laju

    pertumbuhan ataupun besaran inflasi sektor pertanian.Tembakau yang merupakan

    komoditi perkebunan andalan justru mempunyai sumbangan yang kecil terhadap sektor

    pertanian secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh masa panen perkebunan pada

    umumnya hanya satu kali, berbeda dengan tanaman bahan makanan yang bisa lebih dari

    satu kali. Hal ini terjadi juga pada sub sektor kehutanan.

    Walaupun garam merupakan komoditas andalan di wilayah Kabupaten Sampang, namun

    sumbangannya tidak begitu besar terhadap sektor pertambangan dan penggalian. Ini

    terjadi karena pengusahaan garam hanya dapat dilakukan pada daerah pesisir laut.

    Tercatat hanya 5 kecamatan yang dapat mengusahakan, yaitu kecamatan Sreseh, Jrengik,

    Sampang Camplong dan Pangarengan. Sektor listrik, gas dan air bersih yang seharusnya

    terus diusahakan peningkatannya, justru terjadi angka yang stagnan, yaitu terpaku pada

    besaran sekitar 1,09 persen. Hanya listrik, gas dan air bersih yang tampak sumbangannya

    ke sektor keseluruhan.Sektor listrik, gas dan air bersih yang ada di Kabupaten Sampang

    sangat berpeluang untuk terus menambah besaran peranan ekonominya. Kesempatan

    untuk selalu meningkatkan nilai tambahnya cukup besar, mengingat masih banyak desa-

    desa yang harus ditambah jaringan listrik, apalagi sektor ini nampaknya nyaris tidak

    tersentuh oleh gelombang krisis, yang dampaknya masih terasa sampai saat ini.

    Perkembangan besaran PDRB atas dasar harga berlaku tidak bisa mencerminkan

    pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya. Dalam perkembangan harga berlaku,

    pengaruh inflasi sangat besar sehingga tidak memungkinkan melakukan perhitungan

    pertumbuhan ekonomi menggunakan data PDRB atas dasar harga berlaku. Untuk itu,

    PDRB atas dasar harga konstan lebih tepat digunakan untuk mengukur pertumbuhan

    ekonomi sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.

    Gambaran makro tentang peta perekonomian daerah yang menyangkut PDRB,

    pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir terpapar dalam

    tabel 2.8 berikut:

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.21

    Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten SampangTahun 2009 2013

    No D e s k r i p s i Tahun

    n-4 n-3 n-2 n-1 N

    1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2.464.748,37 2.709.437,94 3.075.944,66 3.468.173,14 3.852.718,48

    2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 3.117.814,7 3.212.591,5 3.335.096,6 3.501.921 3.606.978,6

    3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,58 4,64 5,34 6,04 6,34

    Sumber Sumber:- Data Tahun 2012: BPS Kabupaten Sampang

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.22

    2.4. Tata Ruang Wilayah

    2.4.1. Kebijakan Penataan Ruang

    Dari tujuanpenataanruangKabupatenSampang yang sudah diuraikan diatas,

    makakebijakanumumpenataanruangnyaantara lain:

    1. pengembangan agropolitan, industri, dan pariwisata;

    2. pemantapan struktur pusat pelayanan perkotaan dan pedesaan serta

    pengendalian perkembangan kawasan perkotaan;

    3. pengembangan kelengkapan sistem sarana dan prasarana wilayah;

    4. pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara

    berkelanjutan berbasis kearifan lokal;

    5. pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan agropolitan, industri

    berbasis pertanian, dan pariwisata;

    6. pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara berkelanjutan;

    7. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.

    Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang disusun untuk meraih tujuan

    penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang yang merupakan kebijakan tentang struktur

    ruang, pola ruang dan kawasan strategis. Dari kebijakan-kebijakan tersebut maka akan

    dirumuskan strategi-strategi sebagai panduan dalam operasionalisasinya.

    Kebijakan dan strategi dari penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    1. Kebijakan Pengembanagan Agropolitan, Industri, Dan Pariwisata Dengan

    Strategi Meliputi :

    a. mengembangkan kawasan perdesaan sesuai potensi kawasan;

    b. mengembangkan sistem agropolitan di kawasan perdesaan;

    c. mengembangkan sarana dan prasarana pada wilayah perkotaan;

    d. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung agropolitan, industri, dan

    pariwisata; dan

    e. mengembangkan sumberdaya manusia pada kawasan agropolitan

    2. Kebijakan

    Pemantapanstrukturpusatpelayananperkotaandanpedesaansertapengendalianp

    erkembangankawasanperkotaandenganstrategimeliputi:

    a. mengarahkan struktur perkotaan secara berhirarki dan mengendalikan

    perkembangan kawasan perkotaan;

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.23

    b. mendistribusikan pemanfaatan ruang terbangun pada kawasan perkotaan secara

    merata;

    c. meningkatkan interaksi desa-kota dalam meningkatkan efisiensi pengembangan

    agropolitan; dan

    d. Mengembangkan kawasan perdesaan potensial secara ekonomi melalui desa

    pusat pertumbuhan.

    3. Kebijakan

    Pengembangankelengkapansystemsaranadanprasaranawilayahdenganstrategi

    meliputi:

    a. mengembangkan sistem transportasi secara intermoda sampai ke pusat produksi

    pertanian, industri, dan pelayanan pariwisata;

    b. meningkatkan kualitas pelayanan jaringan energi dan listrik;

    c. mendayagunakan sumber daya air dan pemeliharaan jaringan air baku dan

    sarana dan prasarana pengairan kawasan pertanian;

    d. meningkatkan jumlah, mutu, dan jangkauan pelayanan komunikasi pada

    kawasan agropolitan, pariwisata, dan industri; dan

    e. mengoptimalkan tingkat penanganan dan pemanfaatan persampahan.

    4. Kebijakan Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara

    berkelanjutan berbasis kearifan local dengan strategi meliputi:

    a. meningkatkan kualitas kawasan yang memberi perlindungan di bawahnya berupa

    kawasan resapan air;

    b. memantapkan dan meningkatkan konservasi alam, rehabilitasi ekosistem serta

    mengendalikan pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup;

    c. memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan cagar budaya;

    d. mengendalikan kawasan rawan bencana alam;

    e. memantapkan wilayah kawasan lindung geologi dan pemantapan pengelolaan

    kawasan secara partisipatif; dan

    f. memantapkan kawasan terumbu karang.

    5. Kebijakan Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan

    agropolitan, industry berbasis pertanian, dan pariwisata dengan strategi

    meliputi:

    a. mengembangkan kawasan hutan produksi;

    b. mengembangkan kawasan hutan rakyat;

    c. mengendalikan lahan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan pangan

    nasional;

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.24

    d. mengembangkan komoditas unggul perkebunan, tanaman pangan dan

    hortikultura;

    e. meningkatkan produk dan nilai tambah perikanan budidaya;

    f. mengembangkan kawasan pertambangan berbasis pada teknologi ramah

    lingkungan;

    g. mengembangkan industri ramah lingkungan;

    h. meningkatkan peran serta masyarakat pada pengembangan pariwisata dengan

    tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan pelestarian kearifan lokal;

    i. meningkatkan kawasan permukiman perkotaan dengan permukiman perdesaan

    secara sinergis; dan

    j. menetapkan dan mengembangkan kawasan peternakan.

    6. Kebijakan Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara

    berkelanjutan dengan strategi meliputi:

    a. merencanakan zonasi kawasan pesisir Kabupaten;

    b. memantapkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam

    mengembangkan dan memelihara ekosistem pesisir;

    c. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung pada pemanfaatan bakau dan

    terumbu karang; dan

    d. mengendalikan kawasan hutan mangrove di wilayah pesisir selatan.

    7. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan Negara dengan

    strategi meliputi:

    a. mendukung penetapan kawasan dengan fungsi pertahanan dan keamanan;

    b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar

    kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

    c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun

    disekitar kawasan pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya

    terbangun; dan

    d. menjaga dan memelihara aset pertahanan dan keamanan.

    Penataan Ruang di Kabupaten Sampang diwujudkan dalam bentuk RTRW (Rencana Tata

    Ruang Wilayah) yang kemudian dijabarkan dalam RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang

    Kecamatan).Sampai dengan tahun 2008 telah dua kecamatan yang memiliki RDTRK.

    2.4.2. Struktur Ruang

    Sesuai dengan konsep dan strategi penataan ruang, maka sistem perwilayahan di

    Kabupaten Sampang dibagi menjadi 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan 2 (dua) Pusat

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.25

    Kegiatan Lokal Promosi (PKLp). Masing-masing pusat kegiatan akan memiliki fungsi dan

    peran sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

    Wilayah Perkotaan Sampang (PKL) yang meliputi Kecamatan Sampang, Camplong,

    Sreseh, Torjun, Jrengik dan Pengarengan.Dengan Kota Sampang sebagai pusatnya.

    Fungsi Kegiatan :

    Perdagangan skala regional dan lokal

    Pertanian

    Pariwisata

    Perikanan

    Industri

    Jasa transportasi angkutan darat dan laut

    Jasa pemerintahan umum skala regional

    Arahan Pengembangan:

    Wilayah Pengembangan ini berperan sebagai pusat pertumbuhan skala regional

    dengan skala pelayanan Kabupaten Sampang terutama pada sektor Perdagangan,

    Jasa pemerintahan dan kegiatan transportasi darat.

    Pengembangan kawasan perkotaan dikonsentrasikan pada wilayah Ibukota

    Kabupaten Sampangdengan arah pengembangan kegiatan diarahkan ke sebelah

    utara, barat dan timur keluar dari wlayah pusat kota untuk pemerataan

    pembangunan.

    Pengembangan infrastruktur untuk mendukung fungsi Wilayah Pengembangan yang

    akan menjadi kutub pertumbuhan untuk mendukung wilayah tengah Kabupaten

    Sampang. Infrastruktur yang direncanakan diantaranya pelabuhan dan TPI yang

    direncanakan berada di Kecamatan Camplong, terminal tipe B di Kecamatan Torjun,

    dan pembangunan stadion olah raga di Kecamatan Sampang.

    Pengembangan koridor kawasan perbatasan Sampang Bangkalan yang tentunya

    membutuhkan pengelolaan kegiatan koordinatif dengan Pemerintah Kabupaten

    Bangkalan khususnya dalam pengentasan backward region (kawasan Tertinggal)

    yang terdapat di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Jrengik, Sreseh dan Torjun

    terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dan sarana utilitas lainya

    Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar

    kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana

    kegiatan ekonomi antara wilayah di pulau ini

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.26

    Wilayah Perkotaan Ketapang (PKLp) yang meliputi Kecamatan Ketapang, Banyuates dan

    Sokobanah.Dengan perkotaan Ketapang sebagai pusat pertumbuhan.

    Fungsi Kegiatan :

    Industri dan pergudangan skala regional

    Perdagangan skala regional dan lokal

    Agroindustri

    Perkebunan dan holtikultura

    Perikanan

    pariwisata

    Jasa transportasi darat

    Arahan Pengembangan:

    Wilayah Pengembangan Utara memiliki peran strategis karena terletak pada

    pengembangan jaringan jalan lintas utara Madura dan terletak pada pengembangan

    pelabuhan peti kemas di wilayah Bangkalan yang memiliki skala hingga internasional.

    Pengembangan kawasan agropolitan dengan dengan mengembangkan

    keterhubungan antara lokasi produksi dan lokasi pemasaran pada kawasan

    perkotaan dan pedesaan di Kecamatan Ketapang, Banyuates dan Sokobanah.

    Prioritas pengembangan sektor pertanian di kawasan ini disesuaikan dengan

    perencanaan masterplan kawasan agropolitan termasuk pengembangan struktur

    wilayah dan prioritas pengembangan komoditi eksotis unggulan. Direncanakan untuk

    pembangunan terminal agribisnis berada di Kecamatan Ketapang.

    Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar

    kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana

    kegiatan ekonomi antara wilayah di pulau ini.

    Optimalisasi sumber daya air berupa adanya waduk nipah di Kecamatan Banyuates

    yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di wilayah cluster ini dan

    mendukung produksi untuk agropolitan.

    Wilayah Perkotaan Kedungdung (PKLp) yang meliputi Kecamatan Kedungdung,

    Tambelangan, OmbenRobatal dan Karang Penang.Dengan IKK Kedungdung sebagai pusat

    pertumbuhan.

    Fungsi Kegiatan :

    Perdagangan skala lokal

    Industri kecil

    Peternakan

    Kehutanan dan konservasi

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.27

    Pertanian

    Perkebunan dan holtikultura

    Pertambangan dan migas

    Arahan Pengembangan WP Tengah:

    Wilayah Pengembangan ini memiliki peran sebagai penghasil komoditi perkebunan

    dan holtikultura dengan komoditi yang akan dikembangkan diantaranya kedelai,

    tembakau dan sorgum. Selain itu juga direncanakan sebagai kawasan peternakan

    dan industri serta konservasi.

    Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota

    yang menghubungkan antara wilayah ini dengan wilayah Kecamatan Sampang

    Untuk mendukung keterkaitan tersebut dibutuhkan pengembangan akses jaringan

    jalan yang menghubungkan antar kecamatan di cluster ini dan antara cluater ini

    dengan Kecamatan Sampang, Kecamatan Kedungdung dan dengan Kecamatan

    Robatal.

    Cluster Tengah Barat memiliki peranan sebagai wilayah pengembangan pada bagian

    tengah sebelah barat Kabupaten Sampang dengan pusat pada IKK Kedungdung.

    Pengembangan perkotaan Kedungdung sebagai sentra kegiatan utama di kawasan

    ini sebagai titik aglomerasi kegiatan agraris dari wilayah satelitnya

    Pengembangan koridor kawasan kolektor primer Sampang-Ketapang dalam tujuan

    untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai saraa kegiatan ekonomi di wilayah tengah

    Kabupaten Sampang

    Optimalisasi sumber daya di wilayah Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Kemuning dan

    Waduk Klampis yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di cluster ini

    Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota

    yang menghubungkan interaksi kota primat di Kota Kedungdung dengan wilayah

    satelitnya

    Sistem pusat pedesaan membentuk pusat pelayanan desa secara berhirarki untuk

    mempercepat efek pertumbuhan. Sistem pusat permukiman pedesaan membentuk, sebagai

    berikut :

    pembentukan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan);

    kegiatan yang diarahkan

    Pusat pelayanan desa tersebut secara berjenjang memiliki hubungan dengan pusat

    kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat atau berhubungan langsung dengan

    PKL/PKLp/PPK. Pusat pelayanan antar desa direncanakan berada di PPL. Sedangkan pusat

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.28

    pelayanan setiap desa adalah pusat permukiman di masing masing di setiap desa atau

    disebut pusat desa.

    Karakter desa yang berpotensi menjadi PPL antara lain :

    Desa-desa yang dikembangkan mempunyai jaringan dengan perkotaan yang baik.

    Desa-desa di sepanjang jaringan jalan regional atau yang mempunyai

    akses/keterhubungan dengan jaringan jalan regional.

    Memiliki intensitas kegiatan ekonomi non-pertanian cukup beragam

    Sebagai pusat pelayanan kegiatan budidaya, baik dalam wilayahnya maupun wilayah

    sekitarnya, pusat permukiman perdesaan mempunyai fungsi:

    Ekonomi, yaitu sebagai pusat produksi dan pengolahan barang

    Jasa perekonomian, yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan keuangan/ bank,

    dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang, dan/atau sebagai pusat simpul

    transportasi, pemerintahan, yakni sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah

    Jasa sosial, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan pendidikan,

    kesehatan, kesenian, dan/atau budaya.

    Perkembangan kegiatan budidaya tersebut diatas memiliki skala kegiatan yang lebih kecil

    dan terbatas, dibandingkan kawasan perkotaan. Dari hasil analisa dan FGD di daerah, maka

    PPL di Kabupaten Sampang, meliputi:

    Desa Bundah Kecamatan Sreseh;

    Desa Kodak Kecamatan Torjun;

    Desa Gulbung Kecamatan Pengarengan;

    Desa Jrangoan Kecamatan Omben;

    Desa Ombul Kecamatan Kedungdung;

    Desa Bancelok Kecamatan Jrengik;

    Desa Batosarang Kecamatan Tambelangan;

    Desa Montor Kecamatan Banyuates;

    Desa Lepelle Kecamatan Robatal;

    Desa Tlambah Kecamatan Karangpenang;

    Desa Paopale Laok Kecamatan Ketapang; dan

    Desa Tobai Timur Kecamatan Sokobanah

    Penetapan kawasan perkotaan dan penetapan kawasan perdesaan di Kabupaten Sampang

    disini dilihat dari kondisi, kelengkapan fasilitas dan karakteristik kegiatan yang terdapat pada

    setiap kecamatan sehingga dapat ditetapkan kawasan perdesaan dan kawasan

    perdesaannya. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.29

    mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan sehingga sesuai dengan

    peruntukkan tanah dan ruangnya. Kriteria penetapan batas kota di wilayah Kabupaten

    Sampang ditetapkan atas dasar status kawasan sebagai kawasan perkotaan ibu kota

    kecamatan; khusus untuk Perkotaaan Sampang wilayahnya meliputi seluruh administratif

    kecamatan dengan status sebagai ibukota Kabupaten Sampang.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.30

    Peta 2.4: Rencana pusat layanan Kabupaten Sampang

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.31

    Peta 2.5: Rencana pola ruang Kabupaten Sampang

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.32

    2.5. Sosial dan Budaya

    Aspek sosial dan budaya berasal dari nilai-nilai tradisi yang diwariskan oleh leluhur dan nilai-

    nilai keagamaan.Nilai-nilai filosofi Madura tetap dimiliki dan diyakini oleh masyarakat

    Sampang dalam kehidupan keseharian yang berpadu dengan nilai keislaman yang

    merupakan aspek dan budaya yang menjadi perhatian penting bagi penyusunan RPJMD ini.

    Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar di segala tingkat baik formal maupun informal.

    Dalam publikasi Sampang Dalam Angka, kegiatan pendidikan yang dicakup adalah kegiatan

    pendidikan formal baik dibawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan di luar

    Departemen tersebut, yaitu dibawah Departemen Agama, Departemen Pertanian,

    Departemen Kesehatan, dan Departemen yang lainnya. Kegiatan pendidikan meliputi

    banyaknya sekolah, murid, dan guru dirinci menurut jenjang/tingkat yaitu SD, SMP, SMU,

    dan Sekolah Kejuruan

    Jumlah fasilitas pendidikan di setiap kecamatan di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada

    lampiran tabel 2.8 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Sampang Tahun

    2009/2010 sebagai berikut.

    Tabel 2.9. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Sampang

    NO

    . KECAMATAN

    FASILITAS PENDIDIKAN

    TK SD MI SMP MTs SMA/

    SMK MA

    1 Sreseh 9 26 17 2 8 1 3

    2 Torjun 14 31 13 4 7 1 1

    3 Pangarengan 11 18 1 3 4 - 1

    4 Sampang 38 69 15 8 13 6 10

    5 Camplong 22 46 12 6 14 - 10

    6 Omben 4 48 44 4 18 - 11

    7 Kedundung 7 46 61 5 16 1 5

    8 Jrengik 5 40 12 2 1 - 1

    9 Tambelangan 10 34 21 3 5 1 2

    10 Banyuates 7 52 39 4 13 - 11

    11 Robatal 7 25 47 2 12 1 5

    12 Karang Penang 5 22 77 2 18 - 6

    13 Ketapang 8 48 62 5 16 1 6

    14 Sakobanah 7 49 47 4 10 - 5

    JUMLAH 154 554 468 54 155 12 77

    Sumber : Sampang Dalam Angka 2012

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.33

    2.5.2 Rumah Tangga Miskin

    Dalam Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 (PPLS-08), untuk mengetahui

    intensitas kemiskinan dari Rumah Tangga Sasaran (RTS), rumah tangga miskin dibedakan

    dalam 3 kategori, yaitu Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), Rumah Tangga Miskin

    (RTM), dan Rumah Tangga Hampir Miskin (RTHM).. Data kemiskinan di setiap kecamatan di

    Kabupaten Sampang dapat dilihat pada lampiran tabel 2.9 Jumlah Rumah Tangga Miskin

    per Kecamatan Tahun 2011.

    Tabel 2.10. Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Tahun 2011

    NO KECAMATAN

    RUMAH TANGGA

    JUMLAH SANGAT

    MISKIN MISKIN HAMPIR

    MISKIN

    1 SRESEH 4,037 3,885 5,311 13.233

    2 TORJUN 6,715 5,421 8,068 20.204

    3 PANGARENGAN 2,670 2,617 3,784 9.071

    4 SAMPANG 8,833 8,750 13,333 30.916

    5 CAMPLONG 10,991 10,084 14,500 35.908

    6 OMBEN 15,829 11,497 14,420 41.826

    7 KEDUNDUNG 26,092 17,001 17,091 60.184

    8 JRENGIK 5,303 5,962 8,366 19.631

    9 TAMBELANGAN 10,857 7,444 8,379 26.680

    10 BANYUATES 9,469 7,267 10,582 27.318

    11 ROBATAL 12,731 8,974 9,710 31.415

    12 KARANG PENANG 17,849 12,623 12,256 42.728

    13 KETAPANG 5,676 6,668 11,479 23.823

    14 SAKOBANAH 4,596 4,254 6,826 15.676

    JUMLAH 141.648 112.447 144.105 398.200

    Sumber : PPLS Kabupaten 2012 ,Kab Sampang

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.34

    2.5.3. Jumlah Rumah Tangga

    Data Jumlah Rumah Tangga di setiap kecamatan di Kabupaten Sampang Tahun 2011 dapat

    dilihat pada lampiran tabel 2.10 Jumlah rumah/KK per Kecamatan Tahun 2011.

    Tabel 2.10. Jumlah rumah/KK per Kecamatan Tahun 2011

    NO KECAMATAN

    JUMLAH

    RUMAH TANGGA

    Penduduk

    Laki-laki

    Perempuan Total

    1 SRESEH 7.406 13.429 15.184 28.613

    2 TORJUN 8.687 17.877 18.405 36.282

    3 PANGARENGAN 5.519 10.364 10.756 21.120

    4 SAMPANG 27.760 57.378 57.605 114.983

    5 CAMPLONG 20.892 42.570 43.810 86.380

    6 OMBEN 17.912 37.227 39.377 77.204

    7 KEDUNDUNG 19.378 42.121 44.501 86.622

    8 JRENGIK 7.714 15.472 16.185 31.657

    9 TAMBELANGAN 11.050 23.914 24.481 48.395

    10 BANYUATES 19.763 35.840 38.442 74.282

    11 ROBATAL 13.137 26.349 26.702 53.051

    12 KARANGPENANG 15.693 32.764 33.875 66.639

    13 KETAPANG 25.030 42.732 45.520 88.252

    14 SAKOBANAH 16.796 29.859 34.433 64.292

    JUMLAH 216.737 427.896 449.876 877.772

    Sumber : Sampang Dalam Angka 2012

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.35

    Tabel 2.11: Jumlah Rumah per Kecamatan Tahun 2011

    No Nama Kecamatan Jumlah Rumah

    1 SRESEH 9033

    2 TORJUN 6189

    3 PANGARENGAN 3903

    4 SAMPANG 21.745

    5 CAMPLONG 14.725

    6 OMBEN 13.555

    7 KEDUNDUNG 14.816

    8 JRENGIK 5937

    9 TAMBELANGAN 8138

    10 BANYUATES 17.716

    11 ROBATAL 9031

    12 KARANG PENANG

    14.465

    13 KETAPANG 19.746

    14 SAKOBANAH 15.132

    JUMLAH 174,131

    Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012

    Dari Tabel 2.11 terlihat bahwa jumlah rumah terbanyak berada di Kecamatan Sampang yaitu

    sebanyak 21.745 rumah, Kecamatan Ketapang sebanyak 19.746 rumah, Kecamatan

    Banyuates sebanyak 17.716 rumah, Kecamatan Sakobanah sebanyak 15.132 rumah,

    Kecamatan Kedundung 14.816 rumah, Kecamatan Camplong sebanyak 14.725 rumah,

    Kecamatan Karang Penang sebanyak 14.465 rumah, Kecamatan Omben sebanyak 13.555

    rumah, Kecamatan Sreseh sebanyak 9033 rumah, Kecamatan Robatal sebanyak

    9031rumah, Kecamatan Torjun sebanyak 6189 rumah, Kecamatan Jrengik sebanyak 5937

    rumah ,Kecamatan Pangarengan sebanyak 3903 rumah.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.36

    2.6. Kelembagaan dan Pemerintah daerah

    Secara administratif Kabupaten Sampang terdiri dari empat belas kecamatan dan 186

    desa/kelurahan, dengan rincian 6 kelurahan dan 180 desa.

    Kabupaten Sampang dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati, dengan organisasi

    pemerintahan terdiri dari seorang Sekretaris Daerah, 3 (tiga) orang Asisten, 8 (delapan)

    orang Kepala Bagian (Kabag), 14 (empat belas) Kepala Dinas, 7 (tujuh) Kepala Badan, 7

    (tujuh) Kepala Kantor dan 14 (empat belas) camat.

    Untuk mengontrol jalannya pemerintahan, di Kabupaten Sampang telah terbentuk anggota

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) hasil pemilu 2009 yang dimenangkan oleh Partai

    Kebangkitan Bangsa (PKB) dan disusul oleh Partai Pembangunan Nasional (PPP).

    Anggota DPRD yang terbentuk terdiri dari 14 (Empat Belas) partai pemenang pemiluyang

    terbagi atas 4 (empat) komisi dan 7 (Tujuh) fraksi.

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.37

    2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah

    LEMBAGA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG SESUAI DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007

    SEKRETARIAT DPRD

    INSTANSI VERTIKAL

    DEPARTEMEN/ NON

    DEPARTEMEN

    DPRD BUPATI

    WAKIL BUPATI

    LEMBAGA TEKNIS DAERAH : 1. Badan Kepegawaian Daerah 2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan 4. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 5. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 6. Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah 7. Badan Lingkungan Hidup 8. Kantor Keluarga Berencana

    ------------

    Rumah Sakit Umum Daerah Kab.sampang

    Satuan Polisi Pamong Praja *)

    Badan Penanggulangan Bencanan Daerah *)

    DINAS DAERAH : 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Pertanian 4. Dinas Peternakan 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 6. Dinas Bina Marga dan Pengairan 7. Dinas Cipta Karya 8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 9. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

    10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 11. Dinas Sosial 12. Dinas Kelautan dan Perikanan 13. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda & Olah Raga 14. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    15. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah *)

    I n s p e k t o r a t*) Badan Perencanaan Pembagunan Daerah *)

    SEKRETARIAT DAERAH

    1. Bagian Pemerintahan 2. Bagian Hukum 3. Bagian Humas

    4. Bagian Kesejahteraan Rakyat

    Asisten Pemerintahan dan Kesejahtraan Rakyat

    1. Bagian Organisasi 2. Bagian Umum 3. Bagian Tata Usaha

    4. Bagian Perlengkapan

    Asisten

    Administrasi Umum

    1. Bagian Pembagunan 2. Bagian Perekonomian

    Asisten Perkonomian dan

    Pembangunan

    STAF AHLI :

    1. Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik 2. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan 3. Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan & SDM

    1. Bagian Umum 2. Bagian Persidangan dan

    Perundang-Undangan 3. Bagian Keuangan

    Desa /

    Kelurahan

    Kecamatan

    = GARIS KOMANDO = GARIS KOORDINASI

    *) = TIDAK MENGURANGI JUMLAH ( SKORING )

    KETERANGAN :

  • Buku Putih Sanitasi TAHUN 2013

    Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

    2.38

    Gambar 2.1. SKPD Yang Menangani Sanitasi Kabupaten Sampang

    KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN SAMPANG

    Sumber : KEPUTUSAN BUPATI Nomor.188/172/KEP/434.013/2013

    BUPATI

    BAPPEDA

    BADAN

    PEMBERDAYAAN

    MASYARAKAT

    DINAS PEKERJAAN

    UMUM

    CIKARTARNG

    DINAS KESEHATAN

    DISPENDALOKA

    Bidang perencanaan Fisik dan

    Prasarana

    Bidang Pemerintahan,

    kependudukan, Tenaga Kerja dan

    Pemberdayaan Masyarakat

    Bidang Cipta

    Karya dan Tata

    Ruang

    Bidang P2PL

    BADAN LINGKUNGAN HIDUP

    DINAS

    PERHUBUNGAN,

    KOMUNIKASI DAN

    INFORMATIKA

    PDAM

    Bidang Pelestarian Sumber Daya

    Alam

    Bidang Teknik

    PDAM