33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era pasar global ini, persaingan semakin ketat dan kualitas  pengetahuan generasi muda merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam perkemabangan dan kemajuan perekonomian dalam dunia kerja. Melihat kenyataan ini bangsa Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang  berkualitas dan handal yang tidak dapat dipisahkan dari penguasaan  pengetahuan dan teknologi serta kemajuan pendidikan. Tantangan dalam mewujudkan pembangunan di bidang ekonomi pada masa depan semakin berat, terutama dalam mewujudkan dunia usaha dan yang tangguh dan kuat guna memperkokoh struktur perekonomian nasional. Untuk menghadapi era globalisasi tersebut, diperlukan sumber daya manusia yang  berkualitas dan berbudi pekerti luhur untuk men ciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan mampu bersaing agar tercapai kesejahteraan yang diharapkan. Kesejahteraan tidak hanya bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi juga bersumber pada modal intelektual, sosial dan kredibilitas yang tinggi sehingga ditunutut untuk terus meningkatkan  pengetahuan. Oleh k arena itu, mahasiswa sebagai insan terpelajar dituntut un tuk mendapatkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan kemudian diterapkan dalam dunia kerja dan di kehidupan bermasyarakat. Melihat fenomena tersebut, maka dewasa ini banyak dilakukan usaha- usaha ke arah integrasi dan konsolidasi kegiatan kemahasiswaan dan diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan diri, berkreasi serta berprestasi secara aktif sesuai dengan pengetahuan, teknologi dan kemajuan pendidikan yang sedang  berkembang dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perguruan tinggi adalah dengan mengadakan suatau program, dimana pengetahuan yang didapatkan

BAB I,BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMemasuki era pasar global ini, persaingan semakin ketat dan kualitas pengetahuan generasi muda merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam perkemabangan dan kemajuan perekonomian dalam dunia kerja. Melihat kenyataan ini bangsa Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal yang tidak dapat dipisahkan dari penguasaan pengetahuan dan teknologi serta kemajuan pendidikan. Tantangan dalam mewujudkan pembangunan di bidang ekonomi pada masa depan semakin berat, terutama dalam mewujudkan dunia usaha dan yang tangguh dan kuat guna memperkokoh struktur perekonomian nasional. Untuk menghadapi era globalisasi tersebut, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan berbudi pekerti luhur untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan mampu bersaing agar tercapai kesejahteraan yang diharapkan.Kesejahteraan tidak hanya bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi juga bersumber pada modal intelektual, sosial dan kredibilitas yang tinggi sehingga ditunutut untuk terus meningkatkan pengetahuan. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai insan terpelajar dituntut untuk mendapatkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan kemudian diterapkan dalam dunia kerja dan di kehidupan bermasyarakat.Melihat fenomena tersebut, maka dewasa ini banyak dilakukan usaha-usaha ke arah integrasi dan konsolidasi kegiatan kemahasiswaan dan diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan diri, berkreasi serta berprestasi secara aktif sesuai dengan pengetahuan, teknologi dan kemajuan pendidikan yang sedang berkembang dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Adapun salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perguruan tinggi adalah dengan mengadakan suatau program, dimana pengetahuan yang didapatkan secara konseptual dapat dibandingkan dan diaplikasikan dengan keadaan di lapangan. Karena dengan melakukan suatu perbandingan antara teori dan praktek serta pengaplikasian, maka kesenjangan hasil pendidikan dapat dihindari sekecil mungkin.Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diharapkan dapat menambah wawasan, mampu mengamati, dan membandingkan serta tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di dalam perekonomian nasional dengan melakukan studi secara langsung di lapangan, baik di lembaga pemerintahan, perusahaan milik negara maupun di perusahaan milik swasta bahkan home industry yang memberikan pengaruh terhadap perekonomian nasional.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:1. Bagaimana pembiayaan yang digunakan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk?2. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan di HAWAii Bali sehingga dikenal oleh wisatawan Bali?3. Bagaimana sistem pemberian kompensasi pada karyaan di Murjanas Silver Bali?

1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui bagaimana pembiayaan di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.2. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan di HAWAii Bali3. Untuk mengetahui sistem pemberian kompensasi pada karyaan di Murjanas Silver Bali

1.4 Manfaat Penulisan LaporanManfaat penulisan laporan bagi mahasiswa:1. Untuk memenuhi syarat kelulusan matakuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa mengenai materi yang bersangkutan

Kegunaan penulisan laporan bagi dosen:1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan penilaian terhadap mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)2. Sebagai bahan referensi bagi dosen mengenai materi yang bersangkutan

Kegunaan penulisan laporan bagi pembaca:1. Sebagai bahan referensi dalam penulisan berbagai karya tulis yang bersangkutan dengan laporan ini2. Sebagai sarana menambah pengetahuan

1.5 Waktu Pelaksanaan KegiatanKegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)dilaksanakan pada :Hari: Selasa s/d JumatTanggal: 10-13 September 2013Tempat kunjungan : 1. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk (Selasa, 10 September 2013, pukul 13.30 WIB)2. HAWAii Bali (Rabu, 11 September 2012, pukul 10.00 WITA)3. Murjanas Silver Bali(Kamis, 12 September 2012, pukul 08.00 WITA)

BAB IIKAJIAN TEORIA. Manajemen Keuangan2.1 Saham dan ObligasiEkuitas (equity) atau saham yang merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Budisantoso & Triandaru, 2006: 293).Darmadji & Fakhruddin (2011: 5) mendefinisikan saham (stock) sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, saham bersifat modal sendiri.Obligasi ialah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga dan melunasi pokok utang pada waktu yang ditentukan kepada pihak pembeli obligasi (Darmadji & Fakhruddin, 2011: 12).Proses penjualan saham atau obligasi di pasar perdana disebut sebagai penawaran umum perdana [initial public offering (IPO)]. Penawaran perdana untuk saham atau obligasi suatu perusahaan kepada investor publik dilakukan oleh penjamin misi melalui perantara pedagang efek yang bertindak sebagai agen penjual saham.Struktur kepemilikan saham merupakan suatu daftar yang Menunjukan besarnya tingkat presentase kepemilikan yang berbeda dari para investor pada suatu perusahaan dimana para pemegang saham tersebut memiliki hak yang pantas dipertimbangkan dalam literature perusahaan. Suatu perusahaan dapat dimiliki oleh berbagai pihak mulai individu maupun secara kolektif dengan presentase kepemilikan yang berbeda-beda

2.2 Analisis RasioRasio Profitabilitasa. ROARasio ini hendak mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh sumber dana yang dimilikinya (total aktiva). Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas penggunaan dana yang dipinjam.Menurut Husnan & Pudjiastuti (2006) menyatakan bahwa ROA dapat disebut juga dengan rentabilitas ekonomi. Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional.b. ROEROE disebut juga rentabilitas modal sendiri. Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak. Angka modal sendiri juga sebaiknya dipergunakan angka rata-rata (Husnan & Pudjiastuti, 2006).Rasio ini bermanfaat bagi para pemegang saham karena dapat mengetahui laba yang akan diperoleh dan dapat menarik para investor. ROE berguna untuk menggambarkan besarnya laba yang benar-benar tersedia dan tersisa bagi para pemegang saham biasa (Prastowo & Julianti, 2002).ROE adalah indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.

Rasio Pembiayaan (Leverage)a. DARDAR (Debt to Total Asset Ratio) merupakan rasio hutang yang mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (Syamsuddin, 2007: 54). Semakin tinggi DAR semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. b. DERDER (Debt to Total Equity Ratio) menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi kewajibannya (Van Horne dan Wachowicz, 2005:209). DER merupakan salah satu rasio yang dibutuhkan oleh investor. Investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui perbandingan perkembangan rasio ekuitas terhadap rasio hutang. Semakin tinggi DER berarti semakin besar hutang yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.Capital Expenditure adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva tetap. Capex juga bisa diartikan sebagai alokasi yang direncanakan (dalam budget) untuk melakukan pembelian/perbaikan/penggantian segala sesuatu dikategorikan sebagai aset perusahaan secara akuntansi.

B. Manajemen Pemasaran2.3 Bauran PemasaranKotler (2003) mengatakan marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market yang kurang lebih memiliki arti bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju. Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:a. Product (produk) adalahsegala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns.b. Price (harga), yaitusejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price.c. Place (tempat), yaituberbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.d. Promotion (promosi), yaituberbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing.Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Kotler, 2003):a) Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.b) Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.c) Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.d) Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.e) Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

Bauran pemasaran yang terdiri dariproduct, price, place, dan promotion (4P)seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadiintegrated service management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu: 1) Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi pelanggan.2) Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.3) Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan berikan.4) Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan.5) Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan6) Productivity and quality, produktivitas adalah sejauh mana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.7) People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production).8) Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan.

2.4 Konsep Inti dalam PemasaranUntuk memahami fungsi pemasaran, kita perlu memahami serangkaian konsep inti dalam pemasaran, diantaranya adalah(Kotler ,2009) : Kebutuhan, keinginan, dan permintaanKebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Kebutuhan akan menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Pasar Sasaran, Positioning, dan SegmentasiSeorang pemasar jarang dapat memuaskan semua orang dalam suatu pasar. Karenanya, pemasar mulai dengan membagi-bagi pasar ke dalam segmen-segmen. Mereka mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda, yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan bauran produk dan jasa yang beragam, dengan meneliti perbedaan demografi, psikografis, dan prilaku diantara pembeli. Untuk setiap segmen, perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang di posisikannya didalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama. Penawaran dan MerkPerusahaan memenuhi kebutuhan dengan mengajukan sebuah proposisi nilai (value proposition), yaitu serangkaian keuntungan yang mereka tawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi, dan pengalaman. Merk (Brand) adalah suatu penawaran dari sumber yang diketahui . Nilai dan KepuasanNilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipresepsikan oleh pelanggan. Nilai adalah kombinasi kualitas, pelayanan dan harga, yang disebut juga tiga elemen nilai pelanggan. Nilai adalah konsep yang sentral perannya dalam pemasaran . Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi . Saluran pemasaranUntuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran, yaitu;1. Saluran komunikasi: Menyampaikan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Contohnya, surat kabar, majalah, radio, dll2. Saluran distribusi: Menggelar, menjual atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau pengguna. Contohnya, distributor, pedagang grosir, pengecer dan agen3. Saluran layanan: Melakukan transaksi dengan calon pembeli. Contohnya, perusahaan transportasi , bank, dan asuransi PersainganPersaingan mencakup semua penawaran dan produk subtitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial, yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang pembeli.

C. Manajemen Sumber Daya Manusia2.5 RekrutmenRekrutmen merupakan serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Aktivitas rekrutmen dimulai pada saat calon mulai dicari, dan berakhir pada saat lamaran mereka diserahkan (Simamora, 2004).

2.6 KompensasiKompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai sesuatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari penghargaan mereka. (Mangkunegara, 83: 2009).Rivai (2009) mengatakan bahwa kompensasi dibagi menjadi dua yaitu :1. FinancialKompensasi financial terbagi menjadi dua yaitu :a. Langsung, meliputi : pembayaran pokok (gaji dan upah), pembayaran prestasi, pembayaran insentif (komisi, bonus, bagian keuntungan, dan opsi saham), pembayaran tertangguh (tabungan hari tua dan saham komulatif).b. Tidak Langsung (tunjangan), meliputi : proteksi (asuransi, pesangon, sekolah anak, dan pensiun), kompensasi luar jam kerja (lembur, hari besar, cuti, sakit, dan cuti hamil), fasilitas (rumah, biaya pindah, dan kendaraan).2. Non Financial Non Financial, meliputi : Karena karir (aman pada jabatan, peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru, dan prestasi istimewa), lingkungan kerja (dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas , menyenangkan, dan kondusif).

Penentuan KompensasiBesarnya kompensasi yang diberikan ditentukan oleha) Harga / Nilai pekerjaanPenilaian harga suatu jenis pekerjaan merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam menentukan besarnya kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan. Penilain harga pekerja dapat dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut: Melakukan analisis jabatan/pekerjaan Berdasarkan analisis jabatan akan didapat informasi yang berkaitan dengan : o Jenis keahlian yang dibutuhkano Tingkat kompeksitas pekerjaano Resiko pekerjaanoPerilaku/kepribadian yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dari informasi tersebut kemudian ditentukan harga pekerjaan. Melakukan survei harga pekerjaan sejenis pada organisasi lain. Harga pekerjaan pada beberapa organisasi dapat dijadikan sebagai patokan dalam menetukan harga pekerjaan sekaligus sebagai ukuran kelayakan kompensasi. Jika harga pekerjaan yang diberikan lebih rendah dari organisasi lain, maka kecil kemungkinan organisasi tersebut mampu menarik atau mempertahankan karyawan yang qualified. Sebaliknya bila harga pekerjaan terebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka organisasi tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan yang qualified. b) Sistem kompensasi yang diterapkanBeberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem kontrak / borongan. Sistem PrestasiUpah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif. Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi lebih produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang dapat bekerja cepat dan berkemampuan tinggi. Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya. Sistem WaktuBesarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi. Sistem kontrak / boronganPenetapan besarnya upah dengan sistem kontrak / borongan didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian.Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai konsekuensi bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap dan / atau jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh karyawan tetap.

BAB IIIPROSEDUR DAN METODE OBSERVASI

3.1 Prosedur1. Persiapana. Penyusunan Proposalb. Pengurusan Surat Ijin ke Instansi-Instansic. Membuat Instrumen Pertanyaan2. PelaksanaanObservasi ini dilaksanakan pada tanggal 10-13 September 2013 dengan sasaran atau objek observasi adalah :a. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.b. HAWAii Balic. Pusat Kerajinan Perak3. Penyusunan LaporanPenyusunan laporan ini dilakukan setelah pelaksanaan KKL yang dikerjakan oleh tim-tim di lapangan dan disusun serta direvisi oleh tim editor KKL.

3.2 Metode ObservasiBeberapa metode yang digunakan untuk mendapat data dari lapangan adalah dengan:1. Pengamatan langsung2. Tanya jawab3. Dokumentasi

BAB IVPEMBAHASAN

4.1 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.a. Profil Nippon Indosari Corpindo Tbk.PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk ("Perseroan") atau yang dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi SariRoti berdiri pada tahun 1995. Pabrik pertama berlokasi di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat, Perseroan mengembangkan usahanya dengan mendirikan pabrik di Pasuruan pada tahun 2005. Besarnya permintaan masyarakat atas produk Sari Roti membuat Perseroan kembali membangun pabrik ketiga pada tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang. Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di Semarang, Medan dan Cikarang Barat pada tahun 2011. Pada tahun 2012, Perseroan membangun 2 pabrik baru yang berlokasi di Palembang dan Makassar. Perseroan secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan menjual kepada publik pada tahun 2010.PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Memiliki Visi:Menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia dengan menghasilkan dan mendistribusikan produk produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau bagi rakyat Indonesia.Untuk mencapai visinya tersebut maka misi yang dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ini adalah:Membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi dan mendistribusikan makanan yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman bagi pelanggan.PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan kiprahnya untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang sesuai dengan standar, serta dengan mengusung tata nilai korporat yang telah dimiliki dan dipahami oleh seluruh unsur perusahaan, yaitu Halal, Healthy, Hygienic atau yang dikenal dengan 3H. Seiring dengan itu PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. juga senantiasa menjalankan program sosial dan lingkungannya secara terprogram dan terstruktur, sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh stakeholder-nya.Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Selain itu, seluruh produk Sari Roti telah terdaftar melalui Badan BPOM Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.Sebagai produsen roti terbesar di Indonesia Perseroan telah meraih beragam penghargaan, antara lain Top Brand dan Top Brand for Kids sejak 2009 hingga sekarang, Marketing Award 2010, Original Brand 2010, Investor Award 2012, hingga penghargaan dari Forbes Asia.PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ialah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bakery khususnya roti. Perusahaan ini merupakan perusahaan roti terbesar kedua di Indonesia. PT Nippon Indosari Corpindo atau yang dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi berbagai macam jenis roti dengan merek Sari Roti.

b. Proporsi Kepemilikan Saham di PT Nippon Indosari Ciorpindo Tbk.Perusahaan ini memiliki hubungan kerjasama dengan negara Jepang sehingga mencantumkan Nippon pada nama perusahaannya. Namun dengan mencantumkan nama Nippon ini bukan berarti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. kepemilikannya berada di tangan Jepang. Hubungan kerja sama dua negara ini pada mesin yang digunakan untuk memproduksi Sari Roti yang langsung didatangkan dari Jepang. Bukan hanya mesin saja, namun Nippon Indosari Corpindo juga menggunakan bantuan teknis yang berasal dari Jepang hasil kerja sama dengan Pasco Shikishima Baking Co. Ltd. Sedangkan untuk kepemilikannya perusahaan, Sari Roti masih di tangan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan perseroan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atau Go Public pada tanggal 28 Juni 2010 di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI. Sampai dengan per September 2012, kepemilikan ROTI terbesar dimiliki oleh Treasure East Investment Ltd sebesar 32%, sedangkan Bonlight Investment Ltd sebesar 31%, sebelumnya dua pemegang saham tersebut memiliki 34% kepemilikan saham ROTI, lalu pada 8 mei 2012, keduanya masing-masing melepas sebanyak 25.21 juta saham sehingga porsi kepemilikan pasca transaksi berkurang, tujuan transaksi tersebut adalah untuk meningkatkan jumlah saham publik. Selanjutnya kepemilikan ROTI dikuasai oleh masyarakat sebesar 24%, diikuti oleh Shikishima Baking Co., Ltd dan Sojitz Corporation dengan kepemilikan masing-masing sebesar 9% dan 4%. Proporsi kepemilikan saham di PT Nippon Indosari Corpindo ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 4.1 Proporsi Kepemilikan Saham PT Nippon Indosari Corpindo. (sumber: www.saroroti.com)

Berdasarkan gambar 2.6 kepemilikan saham yang dimiliki oleh masyarakat di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan yang dimiliki oleh Jepang. ROTI merupakan produsen roti terbesar di Indonesia dalam kategori produksi masal dengan 8 pabrik, 24 lini produksi dan total kapasitas terpasang lebih dari 3 juta potong roti per hari. Di bawah merek Sari Roti, ROTI mendominasi industri ini yang pangsa pasarnya diperkirakan mencapai 90%. Per Januari 2013, ROTI memiliki sekitar 38 ribu titik penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kesuksesan ROTI di industri ini dikarenakan promosi yang berkelanjutan sehingga membentuk mind share konsumen dan ditambah dengan ekspansi yang kuat dalam membangun pabrik untuk menjaga ketersediaan roti di pasar. Dengan percepatan bisnis yang baik, ROTI dapat merasakan kinerja yang memuaskan, di mana hal itu akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, didorong oleh meningkatnya pendapatan per kapita dan masih rendahnya konsumsi roti di Indonesia. Umumnya marjin laba bersih di bisnis ritel berkisar antara 2%-5%. Akan tetapi, ROTI yang sebagian besar cakupan distribusinya melalui industri ritel mampu mencatat marjin laba superior. Selama 2012, marjin laba bersih ROTI mencapai 12,5%, mengungguli rata-rata industri yang hanya 9%. Meskipun dengan adanya penerbitan obligasi di tahun ini, diperkirakan marjin laba bersih akan tetap di atas 10%. Sampai dengan akhir tahun 2012, ROTI telah memiliki enam pabrik yang berlokasi di Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), dan juga Medan (Sumatera Utara) dengan kapasitas produksi mencapai 2,5 juta potong per hari. Selanjutnya ROTI akan mengoperasikan pabrik baru di daerah Palembang dan Makassar pada awal febuari 2013, dengan kapasitas produksi mencapai 1,4 juta potong per hari. Perlu diketahui, pembangunan dua pabrik baru tersebut sudah dimulai sejak pertengahan 2012 dan ditargetkan beroperasi pada desember 2012 tetapi diundur hingga awal tahun 2013.Di 2012, ROTI telah menambahkan dua fasilitas di Palembang dan Makassar, masing-masing dengan dua lini produksi, satu roti manis dan roti tawar. Untuk tahun ini, ROTI menyiapkan sekitar Rp360 miliar untuk membangun pabrik baru di Purwakarta dan Cikande, dan Samarinda atau daerah potensial lainnya, serta lini produksi baru di pabrik yang ada. Sumber dana untuk belanja modal (capex) dari kas internal dan penerbitan obligasi sebesar Rp1 triliun, di mana Rp500 miliar akan direalisasikan tahun ini dan Rp500 miliar tahun depan. Jika penerbitan obligasi terealisasi, diperkirakan leverage ROTI (DER) tetap terjaga atau sekitar 1,1x tahun ini.ROTI membukukan kinerja yang mengesankan di tahun 2012 dengan lonjakan penjualan sebesar 46,4% YoY atau mencapai tingkat tertinggi dibandingkan sebelumnya yaitu Rp1,19 triliun. Hal yang membuat hasil ini terlihat sangat baik adalah karena pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan perusahaan sejenis yang hanya 11% selama periode tersebut. Pertumbuhan pendapatan ROTI yang kuat terutama disebabkan kenaikan volume penjualan, serta kenaikan harga jual. Peningkatan beban promosi, yang naik sebesar 85% YoY atau sekitar Rp94 miliar, juga mendorong kinerja penjualan ROTI. Selain itu, melihat bahwa di sisi lini bawah masih dalam kondisi yang solid dengan pertumbuhan 28,7% YoY, meskipun biaya promosi melonjak dan menyebabkan marjin laba operasi dan laba bersih lebih rendah menjadi 12,5%. Tapi tetap saja, marjin laba bersih ROTI melebihi rata-rata industri nya yang hanya 9%. Dari total pendapatan ROTI, roti manis berkontribusi 72% di 2012 dikarenakan roti manis memiliki kapasitas produksi lebih besar dan lebih bervariasi dibandingkan roti tawar yang ditunjukkan pada gambar 2.1.Gambar 4.2 Pertumbuhan Pendapatan ROTI vs Perusahaan Sejenis dan Penjualan Beradarkan Produk (sumber: www.sariroti.com)

Selain peningkatan volume penjualan, ROTI juga berhasil mencetak tingkat retur penjualan yang lebih baik di bawah 13% (seperti yang ditargetkan pada tahun 2012). Tingkat retur turun menjadi 12,7% di 2012 dari 15,8% pada tahun 2011. Estimasi permintaan yang lebih baik di setiap toko ditambah dengan optimalisasi potensi perdagangan umum (tidak termasuk jaringan modern) merupakan faktor kunci penurunan retur penjualan yang signifikan. Ke depan, ROTI bertujuan untuk terus mengurangi tingkat retur di bawah 10% selama dua tahun ke depan, sekaligus tetap mengejar pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi melalui ekspansi agresif. Untuk memenuhi tingkat retur satu digit, ROTI berencana untuk meningkatkan penjualan di perdagangan umum, di mana memiliki profitabilitas lebih tinggi. Dari 2010 hingga 2012, titik penjualan di perdagangan umum mengalami pertumbuhan 218% per tahun.Gambar 4.3 Pertumbuhan Penjualan ROTI vs Tingkat Retur (Sumber: www.sariroti.com)

Beberapa tahun terakhir, ROTI secara agresif mengeluarkan modal untuk mengembangkan usaha, terutama untuk membangun pabrik serta meningkatkan lini produksi. Pada akhir tahun lalu, ROTI menambahkan dua pabrik di Palembang dan Makasar, masing-masing dengan dua lini produksi - satu untuk roti manis dan satu lagi untuk roti tawar. ROTI juga menambahkan lini produksi baru untuk pabrik mereka di Pasuruan, Semarang dan Medan. Tambahan lini produksi meningkatkan kapasitas sebesar 41% tahun lalu. Tahun ini, ROTI menyiapkan sekitar Rp360 miliar untuk membangun pabrik baru di Purwakarta, Cikande dan Samarinda atau daerah potensial lainnya. Kapasitas tambahan ini diharapkan dapat meningkatkan total kapasitas produksi setidaknya 30%. Untuk mendanai rencana ekspansi ini, ROTI memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA sebesar Rp220 miliar pada tahun lalu, untuk pembangunan pabrik baru. Tahun ini, ROTI berencana menerbitkan obligasi untuk memenuhi tujuan membangun tiga pabrik baru setiap tahun. Perusahaan diperkirakan akan menerbitkan obligasi Rp1 triliun, di mana Rp500 miliar akan direalisasikan tahun ini dan Rp500 miliar tahun depan. Meskipun terdapat tambahan utang, leverage ROTI tetap berada dalam kondisi terjaga, seperti yang diperkirakan DER ROTI akan menjadi 1.1x.Gambar 4.4 Capex dan DER ROTI (sumber: www.sariroti.com)

Total obligasi sebesar Rp. 1 Triliun yang dikeluarkan akhir bulan Mei 2013. Tahap I Rp500 miliar, 56 persen dana obligasi tahap I tahun ini sebesar Rp280 miliar untuk ekspansi produksi. Sepanjang 2013, perseroan berencana membangun tiga pabrik baru, masing-masing di Purwakarta, Cikande, dan Pasuruan. Sebanyak 44 persen dana hasil obligasi tahun ini digunakan untuk pelunasan pinjaman kepada perbankan. ROTI masih memiliki pinjaman kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang akan jatuh tempo pada 2017.Satu pabrik investasinya sekitar Rp100 miliar-Rp200 miliar. Harapannya, akhir tahun sudah beroperasi, sehingga pada 2014 ketiga pabrik sudah memberikan kontribusi produksi dan penjualan. Tahun lalu, perseroan juga telah mengoperasikan tiga pabrik baru, masing-masing di Cikarang, Palembang, dan Makassar. Ekspansi mendukung pertumbuhan penjualan Nippon Indosari di kuartal I 2013 sebesar 30,3 persen secara tahunan menjadi Rp356,72 miliar.ROTI tidak memiliki kesulitan dalam membiayai rencana ekspansinya mengingat kondisi keuangannya yang sehat. ROTI mampu mencetak siklus konversi kas lebih cepat di 2012. Dengan demikian, ROTI memiliki dana lebih dari cukup untuk memenuhi kewajiban pembayarannya. Juga, neraca ROTI yang baik membuat ROA dan ROE terlihat bagus yaitu masing-masing 4% dan 6% di 2012, sekali lagi mengalahkan rata-rata perusahaan sejenis yaitu 3% dan 5% seperti yang terlihat pada gambar 2.4.Gambar 4.5 ROA & ROE ROTI vs Rata-rata Perusahaan Sejenis (sumber: www.sariroti.com)

Selama beberapa tahun terakhir, aset ROTI secara signifikan meningkat terutama disebabkan oleh pembangunan pabrik baru. Asetnya tumbuh pada CAGR 51% di periode 2009 sampai 2012. ROTI juga mampu mempertahankan leverage pada kondisi stabil. Kami memperkirakan di tahun-tahun mendatang aset ROTI masih akan tumbuh kokoh sejalan dengan rencana ekspansinya.

Gambar 4.6 Aset, Kewajiban, dan Ekuitas ROTI (sumber: www.sariroti.com)

4.2 HAWAii BaliHAWAii Bali yang memiliki slogan One Stop Bali Experience merupakan sebuah usaha yang dimiliki oleh Bapak I Made Suandita atau yang dikenal dengan Made Hawai. Alasan mengapa diberi nama HAWAii Bali adalah karena Hawai memiliki kemiripan dengan budaya Bali yang sama-sama sangat menjaga budayanya. HAWAii Bali didirikan semenjak 7 tahun yang lalu tepatnya pada November 2006. HAWAii Bali terletak di jalan terpadat di Kuta dan dekat dengan bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar. HAWAii memiliki banyak fasilitas. Banyak alasan mengapa banyak pelancong yang memilih HAWAii Bali karena HAWAii memiliki semua yang diinginkan dan yang dibutuhkan oleh para pengunjung yang mengunjungi Bali. Fasilitas yang disediakan oleh HAWAii misalnya hotel berbintang tiga, Hawaii Bali oleh-oleh/ Souvenir Centre, Mini mart/ Convenience store, ATM Centre, Koleksi Arwana, Penyewaan mobil atau motor.Untuk meyakinkan obyek pemasaran Hawaii juga memperhatikan marketing mix. Marketing Mix dari segi produk di Hawaii Bali ini menawarkan berbagai produk yang berupa barang dan juga saja. Produk yang berupa barang disediakan di pusat oleh-oleh Hawaii Bali dan juga mini mart. Produk yang bersifat jasa yang ada di Hawaii adalah hotel berbintang tiga, Hawaii, Koleksi Arwana, serta Penyewaan mobil atau motor yang letaknya berdekatan satu sama lain sehingga ini akan memudahkan konsumen untuk bisa berkunjung dari satu tempat ke tempat yang lain.Dari segi harga (price) Hawaii menawarkan produk yang disediakan di Pusat oleh-oleh dan mini mart dengan harga yang miring dibandingkan di tempat yang lain. Hal ini untuk menarik konsumen supaya konsumen lebih memilih untuk berbelanja di Hawaii. Dalam hal ini sebelum menentukan harga jualnya pihak Hawaii menentukan dulu Break Event Point (BEP) , kemudian untuk menjual barang dengan harga yang lebih murah maka menekan harga pada suatu titik dimana nantinya manajemen Hawaii mengambil keuntungan dari unit-unit bisnis lainnya atau disebut dengan subsidi silang. Keuntungan yang diambil dari unit bisnis lainya diharapkan dapat menutupi biaya yang digunakan oleh unit bisnis lain. Dari segi tempat (place),dimana tempat adalah salah satu faktor kunci kesuksesan bisnis. Lokasi awal Hawaii Bali yang didirikan di depan Joger Kuta memiliki keuntungan tersendiri bagi Hawaii, dalam hal ini Hawaii Bali bisa memanfaatkan kondisi Joger yang memang sudah dikenal terlebih dahulu. Ketika Joger memiliki pengunjung yang melebihi kapasitas tempatnya maka pengunjung yang lain bisa mengunjungi Hawaii Bali yang berlokasi di depan Joger. Karena hal ini omset yang diterima oleh Hawaii Bali sangat menakjubkan. Namun seiring berjalannya waktu ketika Hawaii berpindah lokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai ternyata omset yang didapatkan masih sama seperti dahulu bahkan omset yang didapat saat ini semakin meningkat. Hal ini dikarenakan manajemen Hawaii menerapkan:1. Tempat yang strategis2. Lokasi yang sudah dikenal3. Strategi pemasaran yang terorganisir4. Harga yang bersaingDari segi promosi (promotion) Hawaii menerapkan BtoB dan juga BtoC. Business to Business dilakukan dengan cara memanfaatkan agen perjalanan yang ada di Bali dan dari luar Bali, melalui sopir-sopir yang mengantarkan para wisatawan atau tamu tour untuk mengunjungi atau menawarkan jasa yang ada di Hawaii Bali. Business to Consumer dilakukan dengan promosi tersendiri melalui media cetak seperti koran, kemudian media elektronik seperti radio dan iklan di televise, serta yang utama memanfaatkan website dan media sosial. Melalui website yang disediakan oleh Hawaii Bali pelanggan dapat mancari informasi layanan yang disediakan oleh Hawaii, apabila ingin memesan kamar hotel pun bisa melalui website. Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh Hawaii Bali ini membuat pelanggan mengenal Hawaii. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan saluran pemasaran yang digunakan oleh HAWAii Bali ini menggunakan saluran komunikasi langsung yang menyampaikan dan menerima pesanan dari pembeli sasaran melalui radio, iklan di televisi lokal, serta website dan media sosial. Saluran distribusi berupa penyampaian produk fisik dan jasa kepada pelanggan melalui agen travel serta saluran layanan transaksi dengan calon pembeli melalui jasa travel, serta tour guide untuk lebih memperkenalkan HAWAii pada pelanggan.Hawaii menerapan diferensiasi harga dengan barang yang kualitasnya sama namun dengan harga yang lebih murah. Setelah itu ada pelanggan yang mencoba dengan hal ini secara tidak langsung Hawaii melakukan direct selling. Tapi pada pertenganhan 2 hingga 3 bulan Hawaii melakukan soft opening dengan memanggil orang-orang yang bisa mendatangkan konsumen seperti guide dan travel. Selain itu Hawaii juga menawarkan barang-barang ke tempat wisata dengan memberikan informasi ke khalayak secara langsung. Seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar 4P mengalami evolusi menjadi 8P, 4P yang lain yaitu People, Physical Evidence, Productivity and Equality, Process. Dalam hal ini berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Hawaii Bali pada konsumen.Manajer HAWAii Bali menerapkan 5 kunci yang harus dipatuhi oleh pegawainya (people) untuk melayani pengunjung. Lima kunci tersebut ialah Cepat, Singkat, Jelas, Pasti dan Tepat. Apabila diartikan satu per satu Cepat dalam hal pelayanan. Singkat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Kemudian Jelas pada saat memberikan informasi. Pasti merupakan hal yang sudah tetap. Tepat dalam artian melakukan sesuatu dengan benar dan tidak melakukan kesalahan. Melalui konsep service yaitu Ceria & Atraktif yang harus diberikan oleh pegawai kepada para pengunjung dan pelanggan menjadikan Hawaii semakin dikenal dan diminati oleh pengunjung. Hal ini juga untuk mendukung salah satu poin 8P yaitu process yang berfungsi untu memberikan layanan yang baik pada pelanggan. Dalam hal Productivity and quality serta physical evidence dipersiapkan dengan baik oleh manajemen HAWAii Bali terbukti sampai saat ini HAWAii Bali masih tetap diminati oleh konsumen bahkan semakin banyak pengunjung yang datang. Di Indonesia, yang paling unggul adalah marketing hati nurani. Yang dimaksud disini adalah marketing dengan cara saling menjaga hubungan baik, baik itu hubungan antara pemasok (supplier) dengan pegawai pekerja perusahaan atau menjalin hubungan baik antara pelanggan (customer) dengan pekerja, dalam hal ini biasa disebut dengan Customer Relationship Management. Untuk menjaga hubungan baik, yang dibutuhkan dalam berbisnis adalah kejujuran.Kejujuran merupakan hal yang sangat berperan untuk melakukan transaksi bisnis. Modal utama dalam berwirausaha adalah kejujuran, kejujuran merupakan salah satu bentuk promosi juga terhadap konsumen, dengan modal kejujuran secara tidak langsung dapat menimbulkan suatu promosi yang efektif. Tidak menganggap competitor sebagai saingan tapi sebagai daya tarik tersendiri dan juga tidak takut pelanggan direbut oleh orang lain. Nantinya pelanggan akan datang dengan sendirinya.HAWAii Bali berdiri karena melihat kondisi Bali yang banyak pengunjung dari dalam maupun luar negeri yang membutuhkan dan menginginkan berbagai fasilitas di bali. Permintaan akan jasa penginapan, travel di Bali, serta permintaan souvenir yang semakin meningkat. Supaya mencapai hasil pemasaran optimal HAWAii Bali melakukan segmentasi pasar atas produk yang dijualnya. Segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kelas ekonomi karena pengunjung berasal dari dalam dan luar negeri yang memiliki gaya hidup yang berbeda. Setelah melakukan segmentasi yang dilakukan selanjutnya adalah targeting dimana HAWAii bali memilih lokasi di jalan terpadat di Kuta dan dekat dengan bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar hal ini dilakukan agar kegiatan promosi pemasaran yang dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen pasar yang dituju.Setelah targeting yang berikutnya adalah melakukan positioning produk. Dengan menciptakan keunikan dari segi harga yang lebih miring namun barang yang berkualitas akan membuat pelanggan mengingat HAWAii Bali. Dari sini dapat dilihat HAWAii memposisikan dirinya sebagai produk yang murah dan berkualitas.

4.3 Murjanas Silver BaliDi daerah Celuk Bali yang dikenal sebagai desa pengerajin perak. Pusat kerajinan ini mulai dikenal semenjak Bali mulai dikenal oleh wisata mancanegara. Hasil kerajinan perak yang dihasilkan di Celuk memiliki kualitas yang unggul dibandingkan dengan penghasil perak yang lain. Kerajinan perak yang dihasilkan lebih berkualitas dan para pengerajin dapat memproduksi dalam junlah yang besar.Penduduk di desa Celuk hampir semuanya adalah pengerajin perak. Ini dikarenakan kebanyakan keahlian membuat kerajinan perak ini adalah keturunan dari para sesepuhnya, dengan kata lain keahliannya sudah turun menurun. Warga Celuk sangat terampil dalam mengembangkan desain dan kreasi yang terkait dengan kerajinan emas dan perak. Hasil produksi tersebut sudah memasuki pasar lokal, nasional maupun internasional. Namun, peminat perak di dalam negeri lebih sedikit dibandingkan dengan peminat dari luar negeri. Hasil produksi yang sudah masuk di kalangan Internasional ini tidak selalu menguntungkan bagi pihak pengerajin. Hal ini dikarenakan ketika pihak dari luar negeri ini memesan perak, pihak pemesan ini meminta harga ditentukan di awal dan tidak memakai kurs dollar melainkan kurs rupiah. Sedangkan, untuk membeli bahan baku pengerajin menggunakan kurs dollar. Karena hal ini pengerajin mendapatkan keuntungan ketika nilai dollar turun atau ketika rupiah mengalami apresiasi. Permasalahan juga muncul pada permintaan konsumen yang terkadang meminta model yang rumit namun dengan syarat waktu yang singkat dan juga harus handmade, atau bisa juga dengan setengah handmade dan setengah mesin dimana untuk waktu pengerjaannya yang semula 2 minggu bisa diselesaikan dalam watu 5 hari saja menggunakan bantuan mesin. Hasil dari pengerjaan tadi dibandrol harga jual minimal 4 hingga 5 juta pada pemesan. Dengan harga jual tersebut, yang menjadi ancaman adalah penjual kedua yang membuka outlet-outlet di Bali dimana pemiliknya kebanyakan adalah orang dari luar negeri nantinya akan menjual barang hasil pesanan tadi menjadi seharga 2 hingga 3 kali lipatnya dari harga jual semula. Sedangkan ketika pengerajin ingin menaikkan harga penjual tidak mau membeli dan pengerajin tidak dapat berbuat apapun karena sudah kalah relasi.Satu hal lagi yang menjadi permasalahan juga adalah banyak pemilik rumah produksi yang kurang menguasai IT sehingga pemasarannya kurang. Ada juga permainan patokan harga yang dipakai tapi anggapan para pengerajin mengira itu adalah harga perak yang sebenarnya, namun ternyata itu adalah permainan harga penjual kedua yang memanipulasi harga perak melalui web. Para pengerajin melakukan pengecekan harga dari website yang memang digunakan sebagai patokan harga bagi para pengerajin.Pembuatan kerajinan perak menggunakan bahan baku yang dipasok dari penambang perak. Pengerajin juga mendapatkan bahan baku dari perak bekas yang kemudian dileburkan dan dicetak lagi untuk dijadikan kerajinan perak dalam bentuk yang lain.Salah satu home industry di Celuk Bali adalah Murjanas Silver yang dimiliki oleh Bapak I Wayan Junastra. Usaha ini merupakan usaha yang sudah turun temurun di keluarganya. Untuk tetap bisa menjalankan usaha ini di tengah persaingan penjualan perak termasuk juga di pasar internasional, home industry ini merekrut karyawan yang berasal dari luar Bali. Perekrutan karyawan di tempat ini dilakukan unuk mengisi posisi yang kosong karena karyawan yang sebelumnya telah keluar dan membuka usaha sendiri. Perekrutan karyawan yang kebanyakan diterapkan di Murjanas Silver Bali ini merekrut karyawan dari para pengerajin. Sebagian yang direkrut adalah pengerajin anyaman yang kemudian dilatih di Pusat Kerajinan Perak untuk menguasai pembuatan kerajinan perak.Jumlah karyawan di Murjanas Silver ini terdiri dari 5 orang melalui proses rekrutmen dimana orang-orag ini memiliki keahlian dan aliran kreatifitas yang berbeda. 2 orang di bagian peleburan, 1 orang bagian membentuk perak yang telah dileburkan sebelumnya, dan 2 orang lagi menghaluskan serta memberi motif pada perak yang telah dibentuk.Pemberian kompensasi di home industry ini pada karyawan tetapnya melalui kompenasi financial secara langsung yang berupa upah atas hasil kerjanya serta pembayaran insentif berupa bonus apabila order yang didapatkan melebihi order biasanya. Penentuan kompensasi di Murjanas Silver ini diberikan berdasarkan harga/nilai pekerjaan. Pemilik melihat dari keahlian yang dimiliki oleh karyawan serta dengan melakukan survei harga pada home industry yang sejenis karena di sekitar Celuk Bali memang banyak home industry yang memproduksi berbagai macam kerajinan perak. Kompensasi financial secara tidak langsung melalui fasilitas yang disediakan oleh pemilik yang berupa tempat tinggal yang disediakan untuk karyawan tetap.Sistem kompensasi yang diterapkan di usaha ini menggunakan sistem prestasi atau bisa disebut juga dengan upah sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan jumlah barang yang telah dihasilkan oleh karyawan setiap ada order yang masuk. Selain melihat dari jumlah barang yang dihasilkan, pemberian upah juga dilihat dari tingkat kerumitan barang yang diproduksi. Semakin rumit motif yang dibuat oleh karyawan maka semakin mahal juga pemberian upah pada karyawan. Ketika jumlah order sangat banyak dan jumlah karyawan yang ada tidak dapat memproduksi sejumlah order yang diminta oleh pemesan maka pemilik menggunakan karyawan tambahan untuk membantu memproduksi barang yang di order. Sistem penggajian pada karyawan tambahan tadi juga menggunakan upah sistem hasil. Penambahan karyawan ini diberikan tugas untuk memproduksi barang yang tingkat kerumitannya rendah. Produksi yang membutuhkan tingkat kerumitan tinggi hanya dikerjakan oleh karyawan yang sudah ada sebelumnya. Pemberian kompensasi dari segi non financial diberikan pada karyawan tetap yang berjumlah 5 orang berupa lingkungan kerja yang dikonsep seperti rumah sendiri sehingga lingkungan kerja terbentuk lingkungan yang bersahabat, menyenangkan dan kondusif.

BAB VPENUTUP

5.1 Simpulan1. Pembiayaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk didapatkan dari penawaran saham di Bursa Efek Indonesia serta dengan menggunakan pinjaman dari PT BBCA yang akan jatuh tempo pada tahun 2017 dan juga menerbitkan obligasi. Proporsi kepemilikan saham terbesar dipegang oleh Treasure East Investment Ltd. sebesar 32% kemudian disusul oleh Bonlight Investmen Ltd. Sebesar 31%, dipegang oleh publik sebesar 24%, Shikishima Baking Co., Ltd sebesar 9% dan yang terakhir dipegang oleh Sojitz Corporation sebesar 4%. 2. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh HAWAii Bali ialah dengan menggunakan strategi harga yang murah namun barang berkualitas, untuk memperkenalkan produknya HAWAii Bali bekerja sama dengan pihak travel dan juga tour guide untuk mengajak wisatawan berkunjung ke Bali. Melalui hal ini HAWAii Bali dapat dikenal oleh wisatawan baik wisatawan asing maupun lokal.3. Sistem kompensasi di Murjanas Silver Bali melalui kompensasi financial secara langsung yang berupa upah atas hasil kerja dan insentif berupa bonus ketika banyak order. Baik itu karyawan tetap maupun karyawan tambahan sistem yang digunakan ialah dengan upah sistem hasil yang ditentukan dari jumlah barang yang diproduksi oleh karyawan. 5.2 SaranAdapun saran yang diberikan bagi pihak yang terlibat dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah :1. Bagi mahasiswa Sebagai mata kuliah yang berhubungan dengan dunia kerja di lapangan, mahasiswa mampu memiliki pengetahuan luas untuk mengaplikasikan kajian teori selama di perkuliahan serta di lapangan. Saran untuk mahasiswa agar lebih aktif berinteraksi dalam presentasi tiap-tiap perusahaan.2. Bagi Pengajar atau dosenSebagai pembimbing dalam perkuliahan, baik di dalam kelas maupun dilapangan, pengajar atau dosen disarankan untuk lebih aktif membimbing dan mengarahkan komunikasi interaktif dalam presentasi perusahaan serta membantu mahasiswa dalam membuat kesimpulan tentang profil perusahaan.3. Bagi Universitas Negeri MalangSebagai wadah dalam proses belajar mengajar, pihak universitas disarankan untuk lebih mampu mengarahkan keefektifan serta keefisiensian waktu serta biaya mahasiswa dalam mengadakan kuliah kerja lapangan, agar tujuan utama untuk melaksanakan kegiatan Kuliah kerja Lapangan ini berjalan dengan baik.

Secara umum Kuliah Kerja Lapangan ini seharusnya menekankan pada peningkatan ekademis mahasiswa, kreativitas pengajar serta pengembangan bagi Universitas Negeri Malang dalam mengaplikasikan antara kajian teori perkuliahan serta dunia perusahaan dilapangan serta untuk mengurangi kunjungan lain yang tidak ada hubungannya dengan tujuan Kuliah Kerja Lapangan itu sendiri.

DAFTAR RUJUKAN

Budisantoso, T. & Triandaru, S. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Darmadji, T. & Fakhruddin, H. M. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.Hawaii. 2009. Profil Hawaii. (Online), (http://www.hawaiibali.co.id/profil/usaha/), diakses pada 1 September 2013. Husnan, S. & Pudjiastuti, E. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPNKotler, P. & Keller, K. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.Lovelock,C. H. & Wright, L. 2002. Principle of Service Marketing and Management. New Jersey: Prentice ill Pearson Educational,inc.Murjana. 2009. Profil Murjanas Silver. (Online), (http://www.murjanasilver.co.id/profil/). Diaskes pada 2 September 2013.Prastowo, D. & Julianti, R. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPNPT. Nippon Indosari Corpindo. 2013. Laporan Keuangan Triwulan I 2013. (Online), (http://www.sariroti.com/0_repository/PT%20Nippon%20Indosari%20Corpindo%20Tbk%20Billingual%2031%20Maret%202013.pdf), diakses pada 21 November 2013.Rivai, V. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.Simamora, H. 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi III. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN

31