31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini diawali dengan pencarian subjek penelitian di ruang bersalin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo mulai dari tanggal 19 Juli – 27 Juli 2012. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi subjek berjumlah 35 orang. Subjek penelitian selanjutnya dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui kadar hemoglobin, MCV, dan MCH. Pengambilan darah diambil sebanyak 1 mL pada pembuluh darah vena mediana cubiti dan dimasukkan ke dalam tabung vakutainer 3 mL yang sebelumnya sudah ditambahkan EDTA untuk darah 1 mL. Subjek penelitian berkurang menjadi 34 orang pada proses pengambilan darah ini karena subjek penelitian sudah pulang dari ruang perawatan Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo sebelum diambil darahnya. Darah yang sudah diambil akan langsung dikirim ke Laboratorium Patologi Klinik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo untuk segera dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Subjek penelitian

BAB IV - BAB V.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian ini diawali dengan pencarian subjek penelitian di ruang bersalin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo mulai dari tanggal 19 Juli 27 Juli 2012. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi subjek berjumlah 35 orang. Subjek penelitian selanjutnya dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui kadar hemoglobin, MCV, dan MCH.Pengambilan darah diambil sebanyak 1 mL pada pembuluh darah vena mediana cubiti dan dimasukkan ke dalam tabung vakutainer 3 mL yang sebelumnya sudah ditambahkan EDTA untuk darah 1 mL. Subjek penelitian berkurang menjadi 34 orang pada proses pengambilan darah ini karena subjek penelitian sudah pulang dari ruang perawatan Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo sebelum diambil darahnya. Darah yang sudah diambil akan langsung dikirim ke Laboratorium Patologi Klinik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo untuk segera dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Subjek penelitian berkurang menjadi 32 orang pada proses pemeriksaan darah karena sampel darah yang diambil mengalami kebekuan sehingga sampelnya rusak dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap.

1. Karakteristik Subjek PenelitianSubjek penelitian yang mengikuti jalannya penelitian sampai akhir berjumlah 32 orang. Karakteristik subjek penelitian selengkapnya ditampilkan pada tabel dibawah ini.a. Karakteristik Ibu Hamil Trimester IIITabel 4.1. Karakteristik Ibu Hamil Trimester IIIKarakteristik (Satuan)NilaiN(%)RerataSimpang Baku

Umur (tahun)32(100)26,754,83

Kadar HB (g/dL)AnemiaTidak Anemia6(19)26(81)11,781,30

Waktu Penjepitan Tali Pusat (detik)< 45 4527(84)5(116)29,8414,05

Usia Kehamilan (minggu)32(100)39,531,34

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 32 ibu hamil trimester III didapatkan rerata umur adalah 26,75 tahun, rerata kadar hemoglobin ibu adalah 11,78 g/dL, secara rinci ibu hamil trimester III dengan anemia berjumlah 6 orang sedangkan yang tidak anemia berjumlah 26 orang, rerata waktu penjepitan tali pusat 29,84 detik, dan rerata usia kehamilan 39,53 minggu.b. Karakteristik Bayi Baru LahirTabel 4.2. Karakteristik Bayi Baru LahirKarakteristik (Satuan)NilaiN(%)RerataSimpang Baku

Jenis KelaminLaki LakiPerempuan18(56)14(44)

BBL (gram)32(100)3033,59343,32

Kadar HB (g/dL)32(100)17,751,99

MCV (fL)32(100)99,124,46

MCH (pg)32(100)34,281,76

Indeks Shine and LalBaikKurang23(72)9(28)3387,44472,98

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 32 bayi baru lahir didapatkan bayi berjenis kelamin laki laki berjumlah 18 bayi dan bayi berjenis kelamin perempuan berjumlah 14 orang, rerata Berat Badan Lahir Bayi 3033,59 gram, rerata kadar hemoglobin bayi 17,75 g/dL, rerata nilai MCV 99,12 fL, rerata nilai MCH 34,28 pg, dan rerata nilai Indeks Shine and Lal 3387,44 dengan rincian yang mempunyai nilai status besi baik berjumlah 23 bayi sedangkan yang mempunyai nilai status besi kurang berjumlah 9 bayi.2. Analisis UnivariatTabel 4.3. Analisis UnivariatVariabelNilaiN(%)RerataNilai MaksimalNilai MinimalSimpang Baku

Kadar HB IbuAnemiaTidak Anemia6(19)26(81)11,7814,681,30

Waktu Penjepitan Tali Pusat< 45 4527(84)5(116)29,84831814,05

Jenis Kelamin BayiLaki LakiPerempuan18(56)14(44)

Kadar HB Bayi32(100)17,7521,113,11,99

Status Besi Bayi berdasarkan Indeks Shine and LalBaikKurang23(72)9(28)3387,4447332454472,98

Tabel diatas menunjukkan rerata kadar kemoglobin ibu hamil trimester III adalah 11,78 g/dL, yang berarti rata rata ibu hamil trimeter III di ruang bersalin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada periode Juli 2012 mempunyai kadar hemoglobin yang normal karena nilainya lebih dari sama dengan 11 g/dL. Rinciannya ibu hamil trimester III dengan anemia berjumlah 6 orang sedangkan yang tidak anemia berjumlah 26 orang dengan nilai minimal 8 g/dL dan nilai maksimal 14,6 g/dL. Rerata kadar HB bayi baru lahir adalah 17,75 g/dL, yang berarti rata rata bayi baru lahir mempunyai kadar hemoglobin yang normal karena nilainya lebih dari sama dengan 17 g/dL. Selain itu, dari tabel diatas didapatkan bahwa rerata status besi bayi baru lahir berdasarkan indeks Shine and Lal adalah 3387,44, yang berarti rata rata bayi baru lahir mempunyai status besi yang baik karena nilainya lebih dari sama dengan 3169.

3. Analisis Bivariata. Analisis Bivariat Ibu Hamil Trimester III Anemia dan tidak Anemia terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and LalAnalisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel ini adalah uji Chi square, karena kedua variabel mempunyai skala nominal. Hasil uji tabel 2 x 2 didapatkan 2 nilai expected count kurang dari 5 (tabel 4.4.), oleh karena itu dilakukan uji fisher. Hasil uji fisher menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,314 (tabel 4.5.). Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia terhadap status besi bayi baru lahir yang diukur dengan indeks Shine and Lal.Tabel 4.4. Tabel 2x2 Crosstabs Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and LalKAT_HB * ST_BESI Crosstabulation

ST_BESITotal

BAIKKURANG

KAT_HBANEMIACount336

Expected Count4.31.76.0

TIDAKCount20626

Expected Count18.77.326.0

TotalCount23932

Expected Count23.09.032.0

Tabel 4.5. Hasil Uji Chi square Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and LalChi-Square Tests

ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square1.748a1.186

Continuity Correctionb.6701.413

Likelihood Ratio1.6161.204

Fisher's Exact Test.314.203

N of Valid Cases32

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.69.

b. Computed only for a 2x2 table

b. Analisis Bivariat Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia terhadap Kadar Hemoglobin Bayi Baru LahirAnalisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel ini adalah uji independent t test, karena skala variabel yang digunakan dalam analisis ini merupakan skala nominal dan skala numerik. Tetapi sebelum dilakukan uji inpendent t test harus dilakukan uji normalisasi data untuk mengetahui sebaran data pada variabel. Setelah dilakukan uji normalitas data (tabel 4.6.), diketahui variabel kadar hemoglobin bayi tersebar normal, oleh karena itu uji independent t test dapat dilakukan.Tabel 4.6. Hasil Uji Normalisasi Data Kadar Hemoglobin BayiTests of Normality

Kolmogorov-SmirnovaShapiro-Wilk

StatisticdfSig.StatisticdfSig.

HB_BAYI.11132.200*.96632.399

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji statistik dengan uji Independent T Test (tabel 4.7.) antara ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia terhadap kadar hemoglobin bayi baru lahir menunjukkan nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05 yaitu 0,489. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia terhadap kadar hemoglobin bayi baru lahir.Tabel 4.7. Hasil Uji Independent T Test Ibu Hamil Trimester III Anemia dan tidak Anemia terhadap Kadar Hemoglobin Bayi Baru LahirVariabelSig

Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Kadar HB Bayi0,489

c. Analisis Bivariat Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and LalAnalisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel ini adalah uji Chi square, karena kedua variabel mempunyai skala nominal. Hasil uji tabel 2 x 2 didapatkan 2 nilai expected count kurang dari 5 (tabel 4.8.), oleh karena itu dilakukan uji fisher. Hasil uji fisher menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,314 (tabel 4.9.). Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin bayi baru lahir terhadap status besi bayi baru lahir yang diukur dengan indeks Shine and Lal.Tabel 4.8. Tabel 2x2 Crosstabs jenis Kelamin Bayi Baru Lahir terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and LalJK_BAYI * ST_BESI Crosstabulation

ST_BESITotal

BAIKKURANG

JK_BAYILCount12618

Expected Count12.95.118.0

PCount11314

Expected Count10.13.914.0

TotalCount23932

Expected Count23.09.032.0

Tabel 4.9. Hasil Uji Chi square Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and Lal

Chi-Square Tests

ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square.552a1.457

Continuity Correctionb.1201.729

Likelihood Ratio.5621.454

Fisher's Exact Test.694.368

N of Valid Cases32

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.94.

b. Computed only for a 2x2 table

d. Analisis Bivariat Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir terhadap Kadar Hemoglobin Bayi Baru LahirAnalisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel ini adalah uji independent t test, karena skala variabel yang digunakan dalam analisis ini merupakan skala nominal dan skala numerik. Selain itu hasil uji normalisasi data menunjukkan sebaran data terdistribusi normal.Hasil uji statistik dengan uji Independent T Test (tabel 4.10.) antara jenis kelamin bayi baru lahir terhadap kadar hemoglobin bayi baru lahir menunjukkan nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05 yaitu 0,051. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin bayi baru lahir terhadap kadar hemoglobin bayi baru lahir.Tabel 4.10. Hasil Uji Independent T Test Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir terhadap Kadar Hemoglobin Bayi Baru LahirVariabelSig

Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir0,051

e. Analisis Bivariat Waktu Penjepitan Tali Pusat terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and LalAnalisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel ini adalah uji Chi square, karena kedua variabel mempunyai skala nominal. Hasil uji tabel 2 x 2 didapatkan 2 nilai expected count kurang dari 5 (tabel 4.11.), oleh karena itu dilakukan uji fisher. Hasil uji fisher menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,604 (tabel 4.12.). Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara waktu penjepitan tali pusat terhadap status besi bayi baru lahir yang diukur dengan indeks Shine and Lal.

Tabel 4.11. Tabel 2x2 Crosstabs Waktu Penjepitan Tali Pusat terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and Lal

klasifikasi_WKT_JPT * Klasifikasi IDKS_SH Crosstabulation

Klasifikasi IDKS_SHTotal

1.002.00

klasifikasi_WKT_JPT1.00Count72027

Expected Count7.619.427.0

2.00Count235

Expected Count1.43.65.0

TotalCount92332

Expected Count9.023.032.0

Tabel 4.12. Hasil Uji Chi square Waktu Penjepitan Tali Pusat terhadap Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and LalChi-Square Tests

ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square.413a1.520

Continuity Correctionb.0101.919

Likelihood Ratio.3911.532

Fisher's Exact Test.604.437

Linear-by-Linear Association.4001.527

N of Valid Cases32

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.41.

b. Computed only for a 2x2 table

f. Analisis Bivariat Waktu Penjepitan Tali Pusat terhadap Kadar Hemoglobin Bayi Baru LahirAnalisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel ini adalah uji independent t test, karena skala variabel yang digunakan dalam analisis ini merupakan skala nominal dan skala numerik. Selain itu hasil uji normalisasi data menunjukkan sebaran data terdistribusi normal.Hasil uji statistik dengan uji Independent T Test (tabel 4.13.) antara jenis kelamin bayi baru lahir terhadap kadar hemoglobin bayi baru lahir menunjukkan nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05 yaitu 0,222. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara waktu penjepitan tali pusat terhadap kadar hemoglobin bayi baru lahir.

Tabel 4.13. Hasil Uji Independent T Test Waktu Penjepitan Tali Pusat terhadap Kadar Hemoglobin Bayi Baru LahirVariabelSig

Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir0,222

B. PembahasanHasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik subjek penelitian yang diambil berjumlah 32 orang, yang terdiri dari 32 ibu hamil trimester III dan bayi baru lahir yang dilahirkannya. Rerata karaketristik subjek ibu hamil trimester III menurut usia (26,754,83), kadar hemoglobin (11,781,30), waktu penjepitan tali pusat (29,8414,05), dan usia kehamilan (39,531,34). Selain itu didapatkan rerata karakteristik subjek bayi baru lahir yang terdiri dari 18 bayi (56%) berjenis kelamin laki laki dan 14 bayi (44%) berjenis kelamin perempuan, rerata menurut berat badan lahir (3033,59343,32), rerata kadar hemoglobin (17,751,99), dan rerata indeks Shine and Lal (3387,44472,98).Hasil penelitian tidak berbeda jauh dari penelitian yang dilakukan Santosa, 2008 dari segi usia ibu dengan rerata (28,64,0 dan 26,16,3), rerata umur kehamilan (38,70,9 dan 38,61,32) dan mempunyai interval 37 - < 42 minggu, dan rerata berat badan lahir (3105,3342,7 dan 3094,1384,8) dan mempunyai interval 2500 - < 4000 g. Selain itu subjek penelitian sama sama lahir secara spontan pervaginam, tidak menderita asfiksia neonatorum, dan tidak terdapat kecurigaan kelainan kongenital.1. Nilai Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan nilai kadar hemoglobin Ibu Hamil Trimester III di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo periode Juli 2012 masuk kategori dalam batas normal (11,781,30). Hasil ini serupa dengan penelitian Santosa (2008) yang menyatakan bahwa rerata kadar hemoglobin dalam dua kelompok berbeda adalah (11,810,73 dan 11,360,50). Hal ini menunjukkan rata rata ibu hamil di Indonesia mempunyai hemoglobin dalam batas normal. Tetapi hal ini masih perlu diperlukan karena tidak semua ibu hamil trimester III di dalam penelitian ini maupun penelitian Santosa (2008) bebas dari anemia.2. Nilai Waktu Penjepitan Tali Pusat Ibu Hamil Trimester III di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012Waktu penjepitan tali pusat pada Ibu Hamil Trimester III di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo periode Juli 2012 mempunyai rerata (29,8414,05) dan dikelompokkan menjadi < 45 detik dan 45 detik. Hasil ini berbeda bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2008) yang membagi waktu penjepitan tali pusat menjadi 15 dan 45 detik. Selain itu hasil ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cernadas et al (2006) yang menyatakan bahwa penjepitan dilakukan 10 detik setelah bayi lahir. Perbedaan nilai ini, kemungkinan dapat disebabkan perbedaan keterampilan tenaga pembantu persalinan dan perbedaan tempat penelitian. Proses persalinan pada penelitian ini dibantu oleh beberapa tenaga pembantu persalinan, oleh karena itu tidak ada besaran waktu yang tetap pada setiap persalinan yang dilakukan. 3. Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin bayi baru lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo periode Juli 2012 mempunyai perbandingan 18 bayi berjenis kelamin laki laki dan 14 bayi berjenis kelamin perempuan. Hasil ini berbeda bila dibandingkan penelitian yang dilakukan Santosa (2008) yang mendapatkan 24 bayi berjenis kelamin laki laki dan 12 bayi berjenis kelamin perempuan. Perbedaan perbedaan yang ada, kemungkinan dapat disebabkan karena jumlah sampel yang berbeda, demografi wlayah dan penduduk yang berbeda.4. Nilai Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan nilai kadar hemoglobin bayi baru lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo periode Juli 2012 masuk dalam kategori normal (17,751,99). Hasil ini serupa dengan hasil yang dikemukakan oleh Gonella (2004) yang memberikan batasan nilai normal hemoglobin bayi baru lahir dengan usia kehamilan > 34 minggu mempunyai rata rata 17 g/dL. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2008) kadar hemoglobin pada bayi baru lahir adalah (19,3 2,2). Hasil penelitian ini bervariasi yang disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah jumlah sampel yang berbeda, waktu penjepitan tali pusat yang berbeda, karakteristik subjek seperti umur ibu hamil trimester III, jenis kelamin bayi baru lahir dan perbedaan demografi.5. Hubungan Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia dengan Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012Hasil dari penelitian yang telah dilakukan kepada 32 subjek penelitian didapatkan hasil uji statistik dengan uji Fisher dan uji independent t test antara Ibu Hamil Anemia dan Tidak Anemia dengan Status Besi yang diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir menunjukkan nilai signifikansi berturut turut 0,314 dan 0,489, lebih besar dari 0,05. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan secara statistik antara Ibu Hamil Anemia dan Tidak Anemia dengan Status Besi yang diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012.Hal serupa juga dikemukakan oleh Sweet et al (2001) yang menyebutkan bahwa anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh deplesi darah ketika masa kehamilan tidak berhubungan dengan status besi bayi baru lahir yang diukur dengan STfR dan indeks TfR-F, tetapi berhubungan dengan kadar hemoglobin bayi baru lahir. Penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2008) mendapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia dengan Kadar Hemoglobin dan Hematokrit Bayi Baru Lahir. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sweet et al (2001) terutama dilihat dari sampel penelitian, karakteristik umur dan juga rerata nilai Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia dengan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir. Selain itu, pola konsumsi jenis makanan pada sampel penelitian juga memiliki perbedaan bila dilihat lebih jauh. Hal ini menjadi alasan terjadinya perbedaan pada hasil penelitian ini. Anemia pada Ibu Hamil merupakan keadaan dimana konsentrasi hemoglobin berada di bawah 11g/dL yang dapat disebabkan oleh perdarahan, penyakit kronis, umur ibu ketika hamil, kurang zat gizi pembentuk sel darah merah (asam folat, besi), malabsorpsi, dan sering mengkonsumsi makanan yang menghambat penyerapan besi. Riwayat ANC/perawatan kehamilan yang buruk dan tingkat sosial ekonomi yang rendah juga menjadi penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil (Tarumengkang, 2003; Gangopadh et al, 2011).Penyebab anemia pada ibu hamil trimester III terbanyak adalah kekurangan zat gizi pembentuk sel darah merah, terutama besi. Selama masa kehamilan darah akan menjadi lebih encer, yang disebabkan peningkatan volume darah, terutama volume plasma. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan jumlah sel darah merah. Simpanan besi yang ada pada ibu hamil akan digunakan terus menerus untuk menyeimbangkan keadaan ini. Tetapi tidak selamanya simpanan besi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan selama masa kehamilan, oleh karena itu dibutuhkan asupan besi dari luar tubuh untuk mengembalikan kadar besi di dalam tubuh. Hal ini yang menyebabkan masa kehamilan membutuhkan asupan besi lebih banyak. Apabila kebutuhan besi tidak terpenuhi maka proses eritropoesis akan terganggu dan menyebabkan konsentrasi sel darah merah terhadap plasma darah semakin berkurang, jika keadaan ini berlangsung terus menerus akan menyebabkan anemia (Santosa, 2008; Weinberg, 2009; Mc Mahon, 2010).Pengaruh ibu anemia pada kadar besi bayi tidak begitu besar. Pada ibu hamil besi ditransport melalui plasenta secara efisien sehingga bayi yang cukup bulan dan sehat mempunyai cadangan besi yang cukup. Telah banyak diketahui kekurangan besi pada ibu hamil hanya mempunyai efek yang ringan pada besi di dalam janin dan neonatus, sebab transfer besi dari ibu ke janin cukup baik, kecuali ibu hamil mengalami anemia defisiensi besi yang berat seperti yang sering terjadi di negara yang sedang berkembang (Moy, 2000 dan Davidson et al, 1998 dalam Santosa, 2008).Anemia yang terjadi selama masa kehamilan mempunyai beberapa komplikasi yang dapat membahayakan janin yang ada di dalam kandungan. Bahaya yang bisa terjadi pada janin yang dikandung ibu adalah resiko kelahiran BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), kelahiran prematur, kematian perinatal dan rendahnya status besi bayi baru lahir (Levy et al, 2005).Beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menentukan status besi diantara lain : hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit,Red cell volume Distribution Width (RDW), apusan darah tepi, kadar besi serum (SI), TIBC (Total Iron Binding Capacity), feritin, FEP (Free Erythrocyte Porphyrin), Transferin serum (TF), Saturasi Transferin (ST), Feritin serum, biopsi sumsum tulang, dll. Selain itu ada beberapa indeks untuk menentukan jenis kelainan anemia defisiensi besi. Penghitungan dengan menggunakan indeks ini membutuhkan komponen hasil pemeriksaan darah (Khaidir, 2007).Indeks yang digunakan untuk menentukan anemia defisinesi besi ada beberapa macam, seperti England and Fraser, Mentzer, Srivastava, Shine and Lal, Green and King, Ricerca, RDWI. Berdasarkan beberapa penelitian yang membandingkan beberapa indeks tadi, tidak ada satu pun yang nilai sensitivitas dan spesifisitas nya mencapai 100%. Tetapi dari beberapa uji yang dilakukan, didapatkan indeks penghitungn dengan nilai uji diatas rata rata untuk pasien yang berumur kurang dari 10 tahun, yaitu Shine and Lal (Niazi et al, 2010).6. Hubungan Waktu Penjepitan Tali Pusat dengan Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012Hasil dari penelitian yang telah dilakukan kepada 32 subjek penelitian didapatkan hasil uji statistik dengan uji Fisher dan uji independent t test antara Waktu Penjepitan Tali Pusat dengan Status Besi yang diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir menunjukkan nilai signifikansi berturut turut 0,604 dan 0,222, lebih besar dari 0,05. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan secara statistik antara Waktu Penjepitan Tali Pusat dengan Status Besi yang diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012.Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2008) yang menyebutkan waktu penjepitan tali pusat 45 detik setelah bayi lahir mempunyai kadar hemoglobin bayi baru lahir yang lebih tinggi daripada waktu penjepitan tali pusat 15 detik setelah lahir dengan kemaknaan 0,048. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Santosa (2008) diantaranya sampel penelitian, karakteristik perbandingan jenis kelamin bayi, umur ibu, dan juga variabel variabel yang tidak ikut dihitung dalam penelitian ini, seperti status gravida ibu, IMT ibu, status gizi ibu, dan jumlah tablet besi yang mungkin dikonsumsi ibu selama masa kehamilan.Di dalam plasenta diperkiraan mengandung sejumlah 75 125 cc darah saat lahir, atau kurang lebih 1/4 sampai 1/3 volume darah fetus. Kurang lebih 1/3 darah plasenta ditransfusikan dalam waktu 15 detik pertama setelah lahir dan setengahnya dalam 1 menit pertama setelah lahir (Oski et al, 1996 dalam Santosa, 2008). Sebagian besar bayi sehat mendapatkan transfusi plasental dengan jumlah yang besar dalam 45 detik setelah lahir (Philip et al, 2004 dalam Santosa, 2008). Volume darah bayi meningkat pada penjepitan tali pusat tunda dibandingkan dengan penjepitan tali pusat dini. Rata-rata volume darah saat satu setengah jam setelah lahir pada bayi dengan penjepitan dini 78 ml/kg BB dibanding 98,6 ml/kgBB pada bayi dengan penjepitan tunda (Oski et al, 1996 dalam Santosa, 2008). Jika bayi setelah lahir diletakkan di bawah atau sejajar introitus vagina selama 3 menit dan sirkulasi fetoplasental tidak segera di putus dengan pemasangan klem, kurang lebih 80 ml darah mungkin dapat dialirkan dari plasenta ke bayi. Hal di atas menyediakan sekitar 50 mg besi, sehingga dapat menurunkan frekuensi anemia defisiensi besi pada masa kehidupan bayi (Cuningham et al, 2005 dalam Santosa, 2008). Janin yang sedang tumbuh membuat cadangan besi tubuh dari suplai ibunya. Kecuali pada ibu hamil dengan defisiensi besi berat, bayi aterm normal dapat memenuhi kebutuhan besinya sampai usia 4 6 bulan. Dalam bulan bulan pertama kehidupan, bayi menggunakan besi dalam jumlah besar dan cepat untuk mengimbangi kecepatan tumbuh dan bertambahnya volume darah. Menjelang usia 4 bulan cadangan besi bayi berkurang 50% (pada saat yang sama biasanya berat badan bayi 2 kali berat badan lahir). Bayi prematur mempunyai waktu sedikit untuk menyimpan besi selama dalam rahim, karena itu cadangan besinya jauh lebih rendah dibanding bayi aterm, apalagi kecepatan tumbuh bayi prematur sangat cepat setelah lahir dibandingkan bayi aterm sehingga cadangan besinya hanya cukup untuk 2 3 bulan (Picciano, 2003; Santosa, 2008).Keadaanya akan sama apabila bayi yang lahir berasal dari ibu dengan defisiensi besi, cadangan besi bayi yang didapatkan dari ibu selama masa kehamilan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam masa tumbuh kembang. Oleh karena itu beberapa kelompok yang menggunakan besi lebih banyak seperti yang sudah dijelaskan membutuhkan asupan besi yang berasal dari luar tubuh untuk menanggulangi kekurangan besi yang ada di dalam tubuh (Wahyuni, 2003).7. Hubungan Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir dengan Status Besi Bayi Baru Lahir yang Diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012Hasil dari penelitian yang telah dilakukan kepada 32 subjek penelitian didapatkan hasil uji statistik dengan uji Fisher dan uji independent t test antara Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir dengan Status Besi yang diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir menunjukkan nilai signifikansi berturut turut 0,694 dan 0,051, lebih besar dari 0,05. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan secara statistik antara Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir dengan Status Besi yang diukur dengan Indeks Shine and Lal dan Kadar Hemoglobin Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Periode Juli 2012.Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningdiah (2001) yang menyebutkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin bayi baru lahir dengan status besi dan kadar hemoglobin bayi baru lahir dengan nilai signifikasi 0,322.C. Keterbatasan PenelitianPenelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat menyebabkan perbedaan hasil dengan penelitian terdahulu. Beberapa hal yang dapat menyebabkan perbedaan tersebut seperti perbedaan jumlah sampel, perbedaan karakteristik subjek penelitian, tidak ada besaran waktu yang tetap pada penghitungan waktu penjepitan tali pusat, sehingga ada beberapa nilai ekstrim, pemeriksaan status besi bayi baru lahir yang hanya menggunakan indeks Shine and Lal dan pemeriksaan hemoglobin karena keterbatasan biaya, dimana seharusnya baku emas untuk mengetahui kadar status besi di dalam tubuh adalah dengan menggunakan pemeriksaan SI (Serum Iron) dan TIBC (Total Iron Binding Capacity). Selain itu ada beberapa informasi subjek penelitian yang belum di masukkan ke dalam variabel, seperti status gizi ibu hamil trimester III, tablet besi yang diminum ibu hamil trimester III selama masa kehamilan.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian pada Ibu Hamil Trimester III dan Bayi Baru Lahir di RSUD Prof. Dr. Margono periode Juli 2012 dengan subjek penelitian sebanyak 32 orang, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :1. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan perbedaan jumlah ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo periode Juli 2012 adalah 6 orang ibu hamil trimester III anemia dan 26 orang ibu hamil trimester III tidak anemia2. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan rerata status besi bayi baru lahir berdasarkan kadar hemoglobin dan indeks Shine and Lal di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo periode Juli 2012 berturut turut (17,751,99) dan (3387,44472,98).3. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan tidak ada perbedaan status besi berdasarkan kadar hemoglobin dan indeks Shine and Lal antara bayi baru lahir dengan ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo periode Juli 2012.B. Saran1. Dari hasil penelitian didapatkan rerata kadar hemoglobin menunjukkan angka dalam batas normal (11,781,30) dan dari jumlah total 32 subjek ibu hamil trimester III masih ada 6 orang mengalami anemia. Oleh karena itu perlu ditingkatkan asupan zat gizi, khususnya zat besi pada masa kehamilan. Hal ini sebagai tindakan preventif karena keadaan anemia pada masa kehamilan merupakan faktor resiko dari beberapa kelainan pada ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkannya.2. Untuk peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini, perlu diperhatikan dalam penentuan desain penelitian dan jumlah sampel. Penelitian berjenis Population Based seperti penelitian ini memerlukan jumlah sampel yang cukup besar sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang tepat. Jenis pemeriksaan untuk status besi bayi baru lahir juga seharusnya menggunakan baku emas untuk pemeriksaan status besi, yaitu SI (Serum Iron) dan TIBC (Total Iron Binding Capacity). Selain itu beberapa variabel yang belum dimasukkan ke dalam penelitian juga harus dipertimbangkan untuk kedepannya.