10
BAB II ANATOMI 2.1 Anatomi Traktus Uvealis Traktus uvealis merupakan lapisan vaskular di dalam bola mata yang terdiri dari iris, corpus siliar, dan koroid (6,7) . - Iris Iris adalah perpanjangan corpus siliaris ke anterior. Iris berupa permukaan pipih dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan dengan bili mata belakang, yang masing-masing berisi aquos humor. Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan otot-otot dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat pada permukaan posterior iris merupakan perluasan neuroretina dan lapisan epitel pigmen retina ke anterior (7) . Pendarahan iris didapat dari sirkulus mayor iris. Kapiler-kapiler iris mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang (nonfenestrated) sehingga normalnya tidak membocorkan fluresens yang disuntikkan secara intravena. 3

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 2

Citation preview

Page 1: BAB II

BAB II

ANATOMI

2.1 Anatomi Traktus Uvealis

Traktus uvealis merupakan lapisan vaskular di dalam bola mata yang terdiri

dari iris, corpus siliar, dan koroid (6,7).

- Iris

Iris adalah perpanjangan corpus siliaris ke anterior. Iris berupa permukaan pipih

dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris terletak bersambungan

dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan dengan bili mata

belakang, yang masing-masing berisi aquos humor. Di dalam stroma iris terdapat

sfingter dan otot-otot dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat pada permukaan

posterior iris merupakan perluasan neuroretina dan lapisan epitel pigmen retina ke

anterior (7).

Pendarahan iris didapat dari sirkulus mayor iris. Kapiler-kapiler iris mempunyai

lapisan endotel yang tidak berlubang (nonfenestrated) sehingga normalnya tidak

membocorkan fluresens yang disuntikkan secara intravena. Persarafan sensoris iris

melalui serabut-serabut nervi ciliares (7).

Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran

pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas

parasimpatis yang dihantarkan melalui nervus kranialis III dan dilatasi yang

ditimbulkan oleh aktivitas simpatis (7).

3

Page 2: BAB II

Gambar 1. Tampilan posterior corpus siliaris, zonula, lensa, dan ora serata

- Corpus siliaris

Corpus siliaris membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris

(sekitar 6 mm). corpus siliaris terdiri atas zona posterior yang datar, yang berombak-

ombak, pars plicata (2 mm), dan zona posterior yang datar, pars plana (4 mm).

Prosesus ciliaris berasal dari pars plicata, yang terutama terbentuk dari kapiler dan

vena yang bermuara ke vena-vena vorticosa. Kapiler-kapilernya besar dan berlubang-

lubang sehingga membocorkan fluoresens yang disuntikkan secara intravena. Ada

dua lapisan epitel siliaris, yaitu satu lapisan tanpa pigmen di sebelah dalam yang

merupakan perluasan neuroretina ke anterior, dan satu lapisan berpigmen di sebelah

luar, yang merupakan perluasan lapisan epitel pigmen retina. Prosesus siliaris dan

epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk aquos humor (7).

Musculus siliaris, tersusun dari gabungan serat-serat longitudinal, sirkular, dan

radial. Fungsi serat-serat sirkular adalah untuk mengerutkan dan relaksasi Zonula

Zinni, yang berorigo di lembah-lembah diantara prosesus siliaris. Otot ini mengubah

tegangan pada kapsul lensa sehingga lensa dapat mempunyai berbagai focus baik

untuk objek berjarak dekat maupun yang berjarak jauh dalam lapang pandang. Serat-

serat longitudinal musculus siliaris menyisip ke dalam anyaman trabekula untuk

4

Page 3: BAB II

mempengaruhi besar pori-porinya. Pembuluh-pembuluh darah yang memperdarahi

corpus siliaris berasal dari circulus arteriosus major iris (6,7).

Gambar 2. Sudut bilik mata depan dan struktur disekitarnya

- Koroid

Koroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Koroid

tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid; besar, sedang, dan kecil. Semakin

dalam pembuluh terletak di dalam koroid, semakin lebar lumennya. Bagian dalam

pembuluh koroid dikenal sebagai koriokapilaris. Darah dari pembuluh koroid

dialirkan melalui empat vena vorticosa, satu di tiap kuadran posterior. Koroid

disebelah dalam dibatasi oleh membran Bruch dan disebelah luar oleh sklera. Koroid

melekat erat ke posterior pada tepi-tepi nervus opticus. Di sebelah anterior, koroid

bergabung dengan corpus siliaris (7).

5

Page 4: BAB II

Gambar 3. Potongan melintang koroid

2.2 Anatomi Retina

Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor

yang menerima rangsangan cahaya (6).

Retina membentang ke anterior hampir sejauh corpus siliaris dan berakhir pada

ora serata. Pada orang dewasa, ora serata berada sekitar 6,5 mm di belakang garis

Swhalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm pada sisi nasal. Lapisan luar retina sensoris

bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina sehingga juga berhubungan dengan

membran Bruch, koroid, dan sklera. Di sebagian besar tempat, retina dan epitel

pigmen retina mudah terpisah sehingga dapat terbentuk tuang subretina, seperti yang

terjadi pada ablasio retina. Namun pada disku optikus dan ora serata, epitel pigmen

retina saling melekat kuat sehingga perluasan cairan subretina dapat dibatasi. Hal ini

berlawanan dengan ruang subkoroid yang dapat terbentuk antara koroid, dan sklera,

yang meluas ke taji sklera. Dengan demikian, ablasi koroid dapat meluas melampaui

ora serata, dibawah pars plana dan pars plicata. Lapisan-lapisan epitel pada

6

Page 5: BAB II

permukaan corpus siliaris dan permukaan posterior iris merupakan perluasan retina

dan pitel pigmen retina ke anterior (7).

Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi luarnya, terdiri atas:

- Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina yang terdiri atas sel batang

yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut.

- Membran limitan eksterna yang merupakan membrane ilusi.

- Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

- Lapis plexiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis

sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

- Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel

Muller. Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina setralis.

- Lapis plexiform dalam, merupakan lapis aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel

amakrin dengan sel ganglion.

- Lapis sel ganglion yang merupakan lapis akson sel ganglion menuju kearah

nervus optikus. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh

darah retina

- Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan humor

vitreus .

7

Page 6: BAB II

Gambar 4. Potongan melintang lapisan retina

Retina mempunyai ketebalan 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub

posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat macula berdiameter 5,5-6 mm,

yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang

pembuluh darah retina temporal. Daerah ini ditetapkan oleh ahli anatomi sebagai area

centralis, yang secara histologis merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel

ganglionnya lebih dari satu lapis. Macula lutea secara anatomis didefinisikan sebagai

daerah berdiameter 3 mm yang mengandung pigmen luteal kuning (xantofil). Fovea

yang berdiameter 1,5 mm ini merupakan zona avaskular retina pada angiografi

fluoresens. Secara histologis, fovea ditandai sebagai daerah yang mengalami

penipisan lapisan inti luar tanpa diserai lapisan parenkim lain. Hal ini terjadi karena

akson-akson sel fotoreseptor berjalan miring (lapisan serabut Henle) dan lapisan-

lapisan retina yang lebih dekat dengan permukaan dalam retina lepas secara

sentrifugal. Di tengah macula, 4 mm lateral dari diskus optikus, terdapat foveola yang

berdiameter 0,25 mm, yang secara klinis tampak jelas dengan oftalmoskop sebagai

cekungan yang menimbulkan pantulan khusus. Foveola merupakan bagian retina

yang paling tipis (0,25 mm) dan hanya mengandung fotoreseptor kerucut. Gambaran

8

Page 7: BAB II

histologis fovea dan foveola ini memungkinkan diskriminasi visual yang optimal.

Ruang ekstraseluler retina yang normalnya kosong cenderung paling besar di macula.

Penyakit yang menyebabkan tumpukan bahan ekstrasel secara khusus dapat

mengakibatkan penebalan daerah ini (edema macula) (7,8).

Gambar 5. Retina

Retina menerima darah dari dua sumber, yaitu koriokapilaris yang beraa tepat

di luar membrane Bruch, yang memperdarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan

pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lpisan epitel pigmen retina;

serta cabang-cabang dari arteri centralis retinae, yang memperdarahi dua pertiga

dalam retina. Fovea seluruhnya diperdarahi oleh koriokapilaris dan rentan terhadap

kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila retina mengalami ablasi. Pembuluh darah

mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang membentuk sawar darah-

retina. Lapisan endotel pembuluh koroid berlubang-lubang. Sawar darah-retina

sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.

9