33
II. GAMBARAN UMUM PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung berlokasi di Ahmad Yani No.21-23, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung. Jalan ini merupakan jalan protokol dengan lebar ± 2 x 7 meter. Adapun batas-batas proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung sebagai berikut : a. Sebelah Selatan: Jalan Ahmad Yani b. Sebelah Barat : Pertokoan c. Sebelah Utara : Pemukiman warga d. Sebelah Timur : Pertokoan.

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kerja Praktik

Citation preview

BAB II

II. GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Lokasi Proyek

Proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung berlokasi di Ahmad Yani No.21-23, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung. Jalan ini merupakan jalan protokol dengan lebar 2 x 7 meter. Adapun batas-batas proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung sebagai berikut :a. Sebelah Selatan: Jalan Ahmad Yanib. Sebelah Barat:Pertokoanc. Sebelah Utara : Pemukiman wargad. Sebelah Timur:Pertokoan.

Gambar 1. Lokasi Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime LampungB. Data Umum Proyek

1. Nama Proyek:Pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung Paket Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang2. Lokasi:Jalan Ahmad Yani No.21-23, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung3. Pemilik Proyek:PT. Daya Cipta Asia4. Nilai Proyek: Rp. 2.601.500.0005. Konsultan Perencanaa) Konsultan Arsitektur: PT. Arkitekton Limatamab) Konsultan Struktur: PT. Cipta Suksesc) Konsultan M & E: PT. Malmass Mitra Teknik6. Kontraktor Pelaksana: a) Kontraktor Pemancangan: PT. Structural Precast Concrete Indonesia b) Kontraktor Utama:PT. Adhi Karya Tbk.7. Jenis Pelelangan: Pemilihan Langsung8. Sifat Kontrak:Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan9. Cara Pembayaran :Weekly Progress10. Uang muka: 20 % dari nilai kontrak11. Jaminan Pemeliharaan:5 % dari nilai kontrak12. Waktu Pelaksanaan:2 Bulan (61 hari kalender)13. Waktu kerja Rencana:26 September 2014 s.d. 26 November 201414. Masa Pemeliharaan:3 bulan (90 hari kalender)15. Bangunan: semi-basement + 14 Lantai16. Luas Area: 1774,536 m2C. Data Struktur Proyek

Data struktur proyek adalah data yang berkaitan langsung dengan keadaan struktur suatu proyek. Pada pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung memiliki data struktur proyek sebagai berikut :

1. Luas BangunanProyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung ini memiliki luas area + 1774,536 m2 yang terdiri dari semi-basement, dan 14 lantai dengan ukuran bangunan 20,25 m x 32,61 m dan luas seluruh bangunan 660,3525 m2.

2. PondasiPondasi yang digunakan pada proyek ini adalah pondasi tiang pancang dengan menggunakan precast prestressed concrete pile yang diproduksi oleh PT. Saeti Concreticon Wahana, dengan panjang 12 m, mutu beton K-500, dengan dimensi 400/400.

3. PilecapPilecap yang digunakan pada proyek ini memiliki ketebalan 1200 mm dengan mutu beton K-500. Tulangan yang dipakai pada pilecap ini adalah tulangan baja ulir D12 dan D10 dengan fy 4000 kg/cm2.

4. SloofSloof yang digunakan berdimensi 200/300, 250/600 300/500, 300/600, 300/700, dan 300/800 dengan tulangan yang dipakai adalah baja ulir D22 dan tulangan sengkang dengan D10 dengan jarak 100 mm 200 mm.5. Kolom Pada proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung dipakai beberapa tipe kolom dengan dimensi yang berbeda-beda dan penggunaan tulangan yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan. Mutu beton yang digunakan adalah setara dengan mutu K (fc = 35 MPa), dengan mutu baja BJTD 40 (fy = 400 MPa). Diameter tulangan utama D19 dan D16 dengan sengkang D10 dengan jarak 100 mm 200 mm.

7. BalokBalok induk yang digunakan pada proyek ini memiliki dimensi 30 x 60 cm sedangkan pada balok anak dengan dimensi 25 x 60 cm, 30 x 50 cm, 25 x 55 cm, dan 25 x 75 cm. Tulangan utama yang digunakan adalah baja tulangan ulir D19 mm dan D22 mm, sedangkan untuk sengkang digunakan tulangan baja ulir (BJTD-40) D10. Pengecoran balok dilakukan dengan menggunakan beton ready mix, dimana mutu beton yang digunakan yaitu fc 30 Mpa. 8. PelatPada proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung menggunakan wiremesh dengan pelat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu S1, S2, dan S3, dengan tebal masing-masing pelat 120, 150 dan 200 mm. Wiremesh yang digunakan berukuran 150 x 150 mm dan 300 x 300 mm. Pengecoran pelat lantai menggunakan beton ready mix dengan mutu beton fc 30 Mpa.

9. Shear wallShear wall dalam proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung ini dibagi menjadi 2 tipe, yaitu SW1 yang digunakan pada tangga dan SW2 digunakan pada lift. SW1 memiliki ketebalan 400 mm dan panjang 5050 mm, sedangkan SW2 dengan tebal 400 mm dan panjang 9850 mm. Pengecoran shear wall menggunakan beton ready mix dengan mutu beton fc 35 Mpa.

10. Retaining wallRetaining wall pada proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung ini menggunakan mutu beton fc = 35 Mpa.

11. DindingDinding yang digunakan adalah pasangan dinding bata dengan ukuran bata 4 x 10 x 18 cm dengan dinding di plester dan di cat. Pada setiap luasan dinding 16 m2 dibuat kolom praktis berdimensi 120/120.

D. Fungsi dan Fasilitas Bangunan

Dalam Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung Paket Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang disediakan fasilitas-fasilitas proyek sebagai berikut :

1. Base camp staf proyekUntuk proyek ini disediakan base camp berupa rumah untuk staf proyek yang disewa oleh pihak PT. Structural Precast Concrete Indonesia yang letaknya tidak jauh dari lokasi proyek berlangsung.

2. Pos KeamananPos satpam menggunakan ruang yang dibangun berada di depan pintu masuk pagar proyek dengan tiga orang yang bertindak sebagai security dan bekerja part time sesuai waktu yang telah ditentukan pada masing-masing orang.

3. Pagar ProyekPembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman, maka pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh.

4. Listrik dan AirListrik merupakan sarana penting dalam membantu proses pelaksanaan proyek dalam pengoperasian beberapa alat kerja seperti alat bor, molen dan lain-lain., sedangkan air berfungsi sebagai bahan untuk pembentuk campuran beton. Pada proyek ini fasilitas listrik dan air.

E. Manajemen Proyek

Manajemen proyek merupakan suatu kegiatan usaha interaksi dan koordinasi beberapa tindakan atau kegiatan, dimana kegagalan salah satu tindakan atau kegiatan akan berdampak tehadap kegiatan lainnya. (Kustiani, Ika, 2001)

Interaksi ini dapat menghasilkan sesuatu secara langsung yang diketahui hasilnya, tetapi juga terkadang sulit dipisahkan dari hasil yang tidak pasti. Sebagai contoh beberapa lingkup pekerjaan akan berdampak terhadap biaya proyek, kondisi ini pasti akan berdampak terhadap moral tim dan kualitas pekerjaan.

Manajemen proyek mengaplikasikan pengetahuan, kemampuan, peralatan dan teknik untuk kegiatan proyek guna memenuhi kebutuhan proyek. Manajemen proyek ini dapat terpenuhi dengan menggunakan suatu phase proses seperti, inisiasi (insiating), perencanaan (planning), eksekusi (executing), control (controlling) dan penutupan (closing).

Hubungan fase proses manajemen proyek dapat digambarkan sebagai berikut :

Insiating ProcessesControlling ProcessesExecuting ProcessesClosing ProcessesPlanning ProcessesGambar 2. Fase Manajemen ProyekKeterangan : (Kegiatan normal)(Perubahan kegiatan dengan skala besar) (Perubahan kegiatan dengan skala kecil)

Kegiatan Manajemen Proyek meliputi :

1. Inisiasi (Insiating)Insiasi merupakan proses formal pembentukan organisasi proyek dan penjelasan atas tanggung jawab serta kewenangannya. Dalam proses inisiasi dibahas mengenai deskripsi proyek yang akan dilaksanakan, strategi pelaksanaan, kriteria proyek dan informasi lain atas didapatnya proyek tersebut termasuk faktor-faktor sosial yang berpengaruh dan aspek hukum yang digunakan. Input dari proses inisiasi proyek adalah uraian pekerjaan, rencana strategi, kriteria seleksi proyek, dokumen informasi. Sarana dan teknik yang digunakan adalah metode seleksi proyek dan pendapat para ahli. Output yang digunakan adalah uraian proyek, proyek manajer yang disyaratkan, keahlian yang diperlukan, asumsiasumi yang digunakan.

2. Perencanaan (Planning)Merupakan proses pengelompokan dan dokumentasi atas bagian pekerjaan yang apabila digabungkan merupakan suatu kelompok proyek menyeluruh yang harus diselesaikan. Input dari perencanaan adalah uraian dari pekerjaan, uraian proyek, keahlian yang diperlukan, asumsi asumsi yang dipergunakan. Sarana dan teknik yang digunakan adalah analisa pekerjaan, analisa biaya, alternatif identifikasi, pendapat para ahli. Output dari perencanaan adalah batasan lingkup pekerjaan, data pendukung, rencana pengendalian lingkup pekerjaan.

3. Pelaksanaan (Executing)Merupakan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang telah direncanakan dan sesuai dengan gambar kerja. Input dari pelaksanaan adalah shop drawing yang telah disetujui. Sarana dan teknik yang digunakan adalah material, peralatan dan tenaga kerja. Output dari pelaksanaan adalah bangunan yang berdiri sesuai gambar kerja.

4. Kontrol (Controlling)Kontrol perubahan sangat diperlukan, hal ini terkait dengan persetujuan para pihak atas terjadinya perubahan secara kontraktual. Perubahan ini dapat mempengaruhi biaya yang telah ditetapkan, waktu dan kualitas yang telah disepakati dan cara penanganan setelah berubah metode kerja. Input dalam proses kontrol perubahan adalah work breakdown structure, laporan harian / mingguan / bulanan, permintaan perubahan, rencana pengendalian lingkup pekerjaan. Sarana dan teknik yang digunakan adalah prosedur kontrol perubahan, tata cara pengukuran, tambahan rencana kerja selanjutnya. Output yang dihasilkan adalah lingkup perubahan, tindakan perbaikan, pembelajaran / tambahan pengalaman, penyesuaian dasar waktu pelaksana.

5. ClosingMerupakan proses akhir pekerjaan dan penutupan administrasi proyek atau project close out dengan membuat laporan proyek selesai (LPS) dan diterimanya berita acara serah terima II.

F. Sistem Pelelangan

1. Penjelasan Umum

Tender pelaksanaan suatu bangunan dalam bidang pemborongan jasa konstruksi atau sering juga disebut Pelelangan adalah salah satu sistem pengadaan bahan dan jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia bahan/jasa yang setara dan memenuhi syarat. Dalam bidang jasa konstruksi, tender pelaksanaan dilakukan oleh pemberi tugas / pemilik proyek, dengan mengundang beberapa perusahaan kontraktor untuk mendapat satu pemenang yang mampu melaksanakan pekejaan sesuai persyaratan yang ditentukan dengan harga yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi mutu maupun waktu pelaksanaannya.

Berdasarkan Perpres Nomor 70 Tahun 2012, pemilihan penyedia barang/jasa dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pelelangan UmumPelelangan umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

b. Pelelangan TerbatasPelelangan terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

c. Pelelangan SederhanaPelelangan sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

d. Pemilihan LangsungPemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pada Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung Paket Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang, metode pemilihan barang dan jasa dilakukan dengan pemilihan atau penunjukan langsung.

2. Kegiatan Tender

Untuk pelaksanaan sebuah proyek pada umumnya owner harus melakukan pemilihan terhadap kontraktor agar bersedia bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang akan disepakati. Tahapan pemilihan tersebut dilaksanakan dengan cara mengadakan pelelangan (tender) pekerjaan dimana pada tahap ini kontraktor berhak mengajukan penawaran atas pekerjaan yang ditawarkan oleh owner. Pada proyek ini sifat tender yang digunakan adalah pemilihan langsung.

G. Sistem Kontrak

1. Gambaran Umum

Sebelum pelaksanaan proyek berlangsung terlebih dahulu diadakan perjanjian-perjanjian antara pihak yang terkait dalam proyek tersebut. Perjanjian-perjanjian tersebut dimuat di dalam sebuah kontrak konstruksi yang disepakati bersama.

Surat kontrak konstruksi adalah dokumen yang mempunyai kekuatan hukum yang memuat persetujuan bersama secara sukarela, dimana pihak kedua, yaitu PT. Structural Precast Concrete Indonesia berjanji untuk memberikan jasa dan menyediakan material untuk membangun dan menyelesaikan proyek bagi pihak kedua, sedangkan pihak kesatu, PT. Daya Cipta Asia berjanji untuk membayar sejumlah uang sebagai imbalan atas jasa dan material yang digunakan oleh pihak kesatu. Hal yang termasuk di dalamnya adalah jenis kontrak, definisi lingkup kerja, spesifikasi material, peralatan, sistem pembayaran, jaminan pelaksanaan dan waktu pelaksanaan.

2. Jenis Kontrak

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, Jenis-jenis kontrak yang umum digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia antara lain:

1. Kontrak Lump SumSeluruh harga kontrak dianggap tetap dan pemilik proyek tidak mengakui adanya fluktuasi biaya konstruksi proyek. Fluktuasi biaya yang terjadi selama proses konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

2. Kontrak Harga Satuan (Unit Price)Kontrak ini adalah kontrak di mana sistem pengadaan barang dan jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan ditentukan dalam batas waktu tertentu dengan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu yang volume pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan Penyedia Jasa.

3. Kontrak Gabungan Lump Sum Dan Harga SatuanKontrak yang merupakan gabungan dari kontrak Lump sump dan kontrak hargas satuan.

4. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)Pada kontrak jenis ini segala kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan penyediaan dananya diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar semua biaya pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan perjanjian yang ada setelah proyek selesai ditambah dengan masa pemeliharaan. Jika pihak pemilik proyek menghendaki diadakannya perubahan terhadap bangunan maka biaya yang berhubungan dengan hal tersebut diperhitungkan sebagai biaya tambah-kurang.

5. Kontrak PersentaseKontrak Persentase merupakan kontrak pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut.a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu.b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.

Kontrak yang disepakati pada Proyek Pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung Paket Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang adalah gabungan Lump Sum dan harga satuan (unit price) dengan nilai kontrak sebesar Rp. 2.601.500.000,- sudah termasuk nilai PPn sebesar 10%.

Kontraktor dalam melaksanakan tugas serta lingkup pekerjaan berdasarkan atas dokumen kontrak yang telah disepakati, secara nyata dapat dilihat pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

3. Sistem Pembayaran

Dalam proyek ini owner memberikan uang muka sebesar 20 % dari nilai proyek sebagai modal utama pengadaan material dan tenaga kerja. Sebagai jaminan pelaksanaan, sebelum awal pelaksanaan proyek ini PT. Structural Precast Concrete Indonesia menyerahkan sebesar 5 % dari nilai kontrak berupa jaminan bank kepada owner dan akan dikembalikan setelah pekerjaan selesai 100 % (serah terima pertama).

Pembayaran selanjutnya dilakukan sesuai dengan kemajuan prestasi pekerjaan selama 2 mingguan dikurangi uang muka secara proposional sampai suatu saat modal 20 % itu habis. Secara umum pembayaran ini dilakukan dengan weekly progress (kemajuan proyek mingguan).

Owner yang diwakili oleh direksi lapangan harus mengecek progress report yang diajukan kontraktor sesuai dengan keadaan sebenarnya. Bila sesuai, maka dibandingkan dengan nilai kontrak dan dibuat laporan progress yang diserahkan ke owner untuk mendapatkan pembayaran. Setelah akhir masa pekerjaan juga masih terdapat retensi 5 % sebagai tanggung jawab pemeliharaan (maintenance) pihak kontraktor. Tanggung jawab ini berlaku selama tiga bulan setelah proyek selesai, dan penyerahan retensi dilakukan setelah berita acara serah terima (BAST) II ditanda tangani.

4. Jangka Waktu Pelaksanaan

PT. Structural Precast Concrete Indonesia memulai pekerjaan setelah mendapatkan surat perintah mulai kerja (SPMK) serta serah terima lahan yang akan dilaksanakan. Dalam SMPK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak yang akan dinyatakan penyedia jasa dalam pernyataan dimulainya pekerjaan. Dalam SMPK pada proyek ini, tercantum bahwa pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya 7 hari setelah SMPK dirterbitkan. SMPK proyek ini diterbitkan pada tanggal 25 September 2014, maka pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya pada 2 Oktober 2014. Namun keadaan dilapangan pekerjaan proyek ini dimulai pada tanggal 5 Oktober 2014, hal ini menunjukkan adanya keterlambatan waktu pelaksanaan. Untuk mengatasi keterlambatan ini maka dilakukan percepatan pada jadwal pelaksanaan yakni dengan pengaturan jadwal sehingga direncanakaan masa pelaksanaan menjadi 30 hari agar proyek ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Kerja praktik dimulai pada tanggal 7 Oktober 2014 hingga 15 Nopember 2014. Dalam tenggang waktu tersebut terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan, hal tersebut terjadi karena faktor mobilisasi tiang pancang yang terlambat pada saat pelaksanaan.

H. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek merupakan susunan yang memberikan gambaran tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek. Struktur organisasi proyek bertujuan untuk mencapai pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien dalam pembagian tugas dan tanggung jawab.Untuk mencapai suatu tujuan dalam pengelolaan suatu proyek, diperlukan suatu koordinasi kerja antar pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek yang baik dan jelas.Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur organisasi kerja adalah :1. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diberikan untuk mengambil keputusan sesuai dengan jabatannya.2. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.3. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan terperinci.4. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan dengan baik.Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari:

a.Pemilik Proyek (Owner)Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana atas pembangunan proyek tersebut. Pada proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Kota Bandar Lampung, pemilik proyeknya adalah PT. Daya Cipta Asia.

Hak dan kewajiban pemilik proyek :1. Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas, maupun kontraktor, yang memuat tugas dan wewenang masing-masing secara jelas.2. Menyediakan dana yang diperlukan untuk pembangunan proyek tersebut.3. Menerima atau menolak saran-saran kontraktor dalam kaitannya dengan pembangunan proyek.4. Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan pekerjaan diluar dokumen kontrak yang diusulkan kontraktor.5. Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.6. Mengambil tindakan atas keputusan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan proyek.7. Mencabut dan membatalkan kontrak terhadap kontraktor apabila kontraktor menangguhkan pekerjaan proyek tanpa alasan yang dapat diterima.8. Menerima penyerahan pekerjaan apabila sudah memenuhi syarat dan peraturan-peraturan yang ada.

b.Konsultan PerencanaKonsultan perencana ditunjuk oleh pemilik proyek untuk merencanakan suatu proyek dan memberi penjelasan tentang proyek yang diinginkan. Pada proyek ini konsultan perencana adalah PT. Cipta Sukses.

Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah:1. Mengumpulkan dan mencari semua data lapangan untuk mendukung perencanaan.2. Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar dan bestek.3. Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta jangka waktu pelaksanaan.4. Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak.5. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan yang diajukan kontraktor.6. Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan, sehingga perencanaan tersebut dapat dilaksanakan.

c. Konsultan PengawasKonsultan pengawas ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Konsultan pengawas pada proyek pembangunan Hotel Whiz Prime Lampung ini adalah PT. Daya Cipta Asia.Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :1. Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan kuantitas.2. Mencatat perubahan-perubahan maupun penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.3. Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi penyimpangan.4. Membuat laporan tentang kemajuan proyek.5. Memeriksa apabila terjadi kekurangan selama masa pemeliharaan.

d.KontraktorKontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi surat perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Kontraktor pada proyek ini adalah PT. Structural Precast Concrete Indonesia.Tugas dan wewenang Kontraktor adalah :1. Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk melaksanakan proyek.2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RKS.3. Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan pekerjaan.4. Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan.5. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.6. Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita acaranya.

Pemilik Proyek PT. Daya Cipta AsiaKonsultan PerencanaPT. Cipta SuksesKonsultan PengawasPT. Daya Cipta AsiaKontraktorPT. Structural Precast Concrete Indonesia (JHS Group)danPT. Adhi Karya Tbk.Gambar 3. Struktur Organisasi Proyek

Keterangan : : Garis Komando: Garis Tanggung Jawab: Garis Koordinasi

10

28

2. 3. Struktur Organisasi Pelaksana Konstruksi

Gambar 4. Struktur Organisasi Pelaksana Konstruksi