7
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Perhitungan Waktu Rata-rata, Waktu Normal, Waktu Standard dan Output Standar Praktikum line balancing untuk perakitan tamiya dilakukan sebanyak tiga line, pada setiap line perakitan terdapat sepuluh elemen yang harus dirakit oleh setiap operator. Dari waktu observasi yang dilakukan selama praktikum maka dapat dihitung waktu rata-rata per elemen kerja. Waktu rata-rata adalah jumlah waktu keseluruhan observasi dibagi banyaknya observasi yang dilakukan. Setelah menghitung waktu rata-rata maka peneliti dapat menghitung waktu normal untuk setiap elemen kerja. Waktu normal adalah waktu siklus yang diberi faktor penyesuaian. Waktu normal didapat dari waktu rata-rata (waktu observasi) dikalikan dengan performance rating. Sedangkan waktu standar adalah jumlah waktu yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan dalam prestasi standar, yakni dengan memperhitungkan allowance serta penyesuaian yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. Waktu standar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Waktu standar = Waktunormal 1%allowance

BAB II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Teori Perhitungan Waktu Rata-rata, Waktu Normal, Waktu

Standard dan Output Standar

Praktikum line balancing untuk perakitan tamiya dilakukan sebanyak tiga

line, pada setiap line perakitan terdapat sepuluh elemen yang harus dirakit oleh

setiap operator. Dari waktu observasi yang dilakukan selama praktikum maka

dapat dihitung waktu rata-rata per elemen kerja. Waktu rata-rata adalah jumlah

waktu keseluruhan observasi dibagi banyaknya observasi yang dilakukan.

Setelah menghitung waktu rata-rata maka peneliti dapat menghitung waktu

normal untuk setiap elemen kerja. Waktu normal adalah waktu siklus yang diberi

faktor penyesuaian. Waktu normal didapat dari waktu rata-rata (waktu observasi)

dikalikan dengan performance rating. Sedangkan waktu standar adalah jumlah

waktu yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan dalam prestasi

standar, yakni dengan memperhitungkan allowance serta penyesuaian yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. Waktu standar dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Waktu standar= Waktunormal1−%allowance

Output standar adalah keluaran yang dihasilkan dalam suatu waktu

tertentu. Output standar berguna untuk menentukan tingkat produktivitas dari

suatu kerja. Rumus penghitungan waktu standar adalah sebagai berikut:

Output Standar= 1Waktu Standar

2.2 Definisi dan Penjelasan Line Balancing

Line Balancing adalah penyeimbangan pemberian task kepada suatu

lintasan perakitan ke stasiun kerja sehingga pembagian task merata dan

meminimalkan total idle time pada semua stasiun kerja untuk tingkat output

tertentu dengan mempertimbangkan beberapa batasan. Line balancing memiliki

Page 2: BAB II

peranan yang penting untuk menentukan aspek-aspek yang lain dalam suatu

sistem produksi seperti biaya, keuntungan, peralatan, dan tenaga kerja dalam

jangka waktu yang cukup lama. Line balancing bertujuan untuk mencapai output

tertentu dalam suatu lintasan perakitan. (Sly, 2007)

Fasilitas-fasilitas yang ada dalam suatu stasiun kerja dapat dimaksimalkan

dan dapat mencapai suatu kapasitas yang optimal maka diperlukan suatu

keseimbangan dalam sebuah lintasan perakitan. Dengan demikian maka peneliti

perlu menentukan metode yang tepat agar dapat menghasilkan line balancing

yang terbaik (seimbang). Peneliti perlu memperhatikan batasan-batasan dalam

pemberian task yaitu sebagai berikut:

1. Precedence Constraint

Precedence constraint adalah batasan ketergantungan suatu task terhadap

task yang lain, dalam hal ini mengenai hubungan antar task. Task yang

ditempatkan pada suatu stasiun kerja harus memperhatikan apakah task

tersebut sudah ditempatkan pada stasiun kerja yang tepat atau belum

sehingga tidak melanggar precedence constraint.

2. Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu yang dialokasikan pada setiap stasiun kerja

untuk mengeksekusi seluruh task yang dibebankan pada stasiun kerja

tersebut. Production rate atau tingkat produksi adalah jumlah produk yang

dihasilkan (Q) dalam jangka waktu tertentu (T). Lintasan perakitan yang

ada tidak dapat mencapai tingkat produksi yang diharapkan apabila waktu

proses sebuah task melebihi waktu siklusnya.

2.3 Tujuan Line Balancing

Adapun tujuan line balancing adalah sebagai berikut:

1. Menyeimbangkan lintasan perakitan pada setiap stasiun kerja agar

mendapat tugas yang sama nilainya berdasarkan waktu.

2. Meminimasi jumlah tenaga kerja.

3. Meminimasi jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja.

4. Mengurangi defect/cacat.

Page 3: BAB II

5. Mengurangi work in process.

6. Meningkatkan value added ratio.

7. Meminimasi luas lantai yang terpakai untuk line.

2.4 Metode-metode Line Balancing

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan line

balancing. Metode-metode tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Metode Ranked Positional Weight

Ranked positional weight adalah pendekatan yang digunakan untuk

memecahkan menemukan solusi yang tepat dari suatu permasalahan pada line

balancing dan (Malave, Cesar, 2000). Ranked positional weight biasanya disebut

juga dengan metode Helgeson Birnie karena metode ini diusulkan oleh Helgeson

dan Birnie.Selain itu metode ini disebut juga deangan Teknik Bobot Posisi.

Tujuan dari metode ini adalah menentukan meminimalkan jumlah stasiun

kerja serta melakukan pembagian task ke dalam stasiun kerja dengan cara

memberikan bobot posisi pada setiap task sehingga semua task dapat ditempatkan

pada sebuah stasiun kerja. Bobot setiap task, misal task ke-i dihitung sebagai

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan task ke-i ditambah dengan waktu untuk

mengeksekusi semua task yang akan dijalankan setelah task ke-i tersebut.

Adapun langkah-langkah melakukan metode ranked positional weight

adalah sebagai berikut (Halim, 2003):

1. Menghitung bobot posisi untuk setiap task. Bobot posisi setiap task

dihitung dari bobot suatu task ditambah dengan bobot task-task setelahnya.

2. Lakukan pengurutan task-task berdasarkan bobot posisi dari bobot posisi

besar ke bobot posisi kecil.

3. Menempatkan task dengan bobot terbesar ke sebuah stasiun kerja yang

tidak melanggar precedence constraint dan waktu stasiun kerja tidak

melebihi waktu siklus.

4. Ulangi langkah ke 3 hingga semua task telah ditempatkan pada suatu

stasiun kerja.

Metode Largest Candidate Rule

Page 4: BAB II

Berikut ini adalah langkah-langkah melakukan largest candidate rule:

1. Mengurutkan setiap operasi berdasarkan waktu proses terlama/terbesar

2. Mengalokasikan operasi yang mempunyai ranking paling awal pada

stasiun yang lebih awal dengan memperhatikan precedence diagram.

3. Mengalokasikan seluruh operasi pada seluruh stasiun yang ada.

4. Mengalokasikan operasi pada salah satu stasiun namun total waktu

prosesnya tidak boleh melebihi cycle time yang telah ditentukan.

Metode Killbridge Webster

Metode ini diperkenalkan oleh M.Killbridge dan L.Webster. Killbridge

Webster adalah pendekatan lain yang digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan dalam line balancing. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk

menggunakan metode Killbridge Webster (Halim, 2003):

1. Mengelompokan beberapa task ke dalam kelompok yang sama.

Misalnya Kelompok ke-1 berisi task-task yang tidak mempunyai task

pendahulu (precedence), Kelompok ke-2 berisi task-task yang mempunyai

task pendahulu di Kelompok ke-1, Kelompok ke-3 berisi task-task yang

mempunyai task pendahulu di Kelompok ke-1 dan sebagainya hingga semua

task telah dimasukkan ke suatu kelompok.

2. Menempatkan task-task di suatu kelompok.

Misalnya Kelompok 1 ditempatkan ke dalam sebuah stasiun kerja yang

sama, apabila waktu total semua task mendekati/sama dengan waktu siklus

maka kelompok 1 ditempatkan pada stasiun kerja tersebut. Suatu task akan

ditempatkan di stasiun kerja yang berikutnya, jika penempatan sebuah task ke

dalam stasiun kerja menyebabkan waktu total semua task yang berada di

stasiun kerja bersangkutan melebihi waktu siklus. Peneliti perlu menghapus

task-task yang telah ditempatkan dari kelompok yang bersangkutan.

3. Task-task yang belum ditempatkan di suatu stasiun kerja dan waktu

totalnya berjumlah kurang dari waktu siklus, lanjutkan penggabungan dengan

task di setelahnya, dalam hal ini Kelompok 2.

4. Ulangi kembali langkah 2 dan 3 hingga semua task telah tergabung dalam

suatu stasiun kerja.