17
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. B. PERMASALAHAN Apa itu Pendidikan Anak Prasekolah….? Apa Fungsi Dari Pendidikan Anak Prasekolah…? 1

BAB II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan

bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia

ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan

kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di

mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini

disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang

serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan tersebut.

B. PERMASALAHAN

Apa itu Pendidikan Anak Prasekolah….?

Apa Fungsi Dari Pendidikan Anak Prasekolah…?

Bagaimana Landasan Pendidikan Anak Prasekolah…?

Apa Tujuan Dari pendidikan anak prasekolah….?

Apa saja prinsip-prinsip pendidikan anak prasekolah….:?

C. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini yaitu;

Untuk Mengetahui Pengertian Dari Pendidikan Anak Prasekolah

Untuk mengetahui Fungsi Dari Pendidikan Anak Prasekolah

Untuk mengetahu Landasan Pendidikan Anak Prasekolah

Untuk mengetahui tujuan pendidikan anak prasekolah

Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan anak prasekolah

1

Page 2: BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

1. Definisi Anak Prasekolah

Anak prasekolah atau anak usia dini adalah sosok individu yang sedang

menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi

kehidupan selanjutnya, yang berada pada retang usia 3-6 tahun.

2.   Definisi Pendidikan Anak Prasekolah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini yang tertulis

pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan

bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat

untuk mengikuti pendidikan dasar”. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan

salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada

peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi

motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi,

kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap, perilaku dan beragama), bahasa dan

komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui

oleh anak usia dini.

3.   Tujuan Pendidikan Anak Prasekolah

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan

berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dan disebut juga Peletakan dasar ke

arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan motorik

halus) dan mengembangkan kemampuan prestasi kecerdasannya secara optimal

2

Page 3: BAB II

untuk mencapai kesiapan belajar ke jenjang selanjutnya (kelak menjadi anak

Indonesia yang berkualitas).

Secara khusus tujuan pendidikan anaka usia dini adalah (Yuliani Nurani Sujiono,

2009: 42 – 43):

a)Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta

mencintai sesamanya.

b)Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan

motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan

sensorik.

c)Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan

dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk

berpikir dan belajar.

d)Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan

masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

e)Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social, peranan

masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta mampu

mngembangkan konsep diri yang positif dan control diri.

f) Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta

menghargai karya kreatif.

4. Fungsi Pendidikan Anak Prasekolah

a) Penanaman aqidah dan keimanan

b) Pertumbuhan dan pembiasaan perilaku positif.

c) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar.

d) Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif

e) Pengembangan segenap prestasi yang dimiliki, yaitu:

Agama dan nilai-nilai moral

Bahasa

Logika matematika

Psikososial

Kinestetik

Seni dan musik

3

Page 4: BAB II

B. LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK

PRASEKOLAH

Penyelenggaraan pendidikan anak prasekolah/anak usia dini haruslah

diselenggarakan pada berbagai landasan, yaitu landasan yuridis, landasan filosofis

dan religius, serta landasan keilmuan.

1.      Landasan Yuridis

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan

pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 2 Tahun

1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bermain

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan.

  Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa (1)

Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar,

(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, nonformal, dan/atau informal, (3) pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan nonformal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat,

(5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau

pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) ketentuan mengenai

pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat

(3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

4

Page 5: BAB II

2.      Landasan Filosofis dan Religi

Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-

nilai filosofis dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada di sekitar

anak dan agama yang dianutnya. Pendidikan agama menekankan pada

pemahaman tentang agama serta bagaimana agama diamalkan dan diaplikasikan

dalam tindakan serta perilaku dalam kehidupan seharu-hari. Penanaman nilai-nilai

agama tersebut disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak serta keunikan

yang dimiliki oleh setiap anak. Pendidikan anak usia dini juga harus disesuaikan

dengan nilai-nilai yang dianut oleh lingkungan di sekitarnya yang meliputi factor

budaya, keindahan, kesenian, dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat

dipertanggungjawabkan.

3.      Landasan Keilmuan

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan

yang menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep

keilmuan pendidikan anak usia dini bersifat isomorfis artinya kerangka keilmuan

pendidikan anak usia dini dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan

gabungan dari beberapa disiplin ilmu, di antaranya psikologi, fisiologi, sosiologi,

ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan dan gizi serta

neurosains. Berdasarkan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa peletak

dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Artinya masa kanak-kanak yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan di

masa datang dan sebaliknya. Untuk itu, agar pertumbuhan dan perkembangan

tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada

saat memberikan stimulus dan upaya-upaya pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya.

C.  PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini, hendaknya menggunakan

prinsip-prinsip berikut :

5

Page 6: BAB II

1. Berorientasi pada kebutuhan anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi pada

kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-

upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi disemua aspek perkembangan baik

fisik, intelektual, bahasa, motorik, dan sosioemosional. Berorientasi pada

kebutuhan anak membuat pendidikan begitu menyenangkan. Anak akan

menjadikan belajar sebagai kebutuhan pokoknya.

2. Belajar melalui bermain

Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Mulai bermain, anak

diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil

kesimpilan mengenai benda di sekitarnya. Dengan bermain anak berusaha

memahami karakter teman-temannya, termasuk karakteristik orang dewasa

disekitarnya. Bermain dan permainan bagi anak menjadi semacam air kehidupan

yang begitu penting bagi kehidupan anak.

3. Lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan

menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat

mendukung kegiatan belajar melalui bermain. Pasalnya lingkungan yang kondusif

akan mengajak anak untuk bisa memosisikan dirinya secara proporsional. Dia

akan berusaha menjadi bagian dari teman-temanya.

4. Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu bisa dikatakan sama dengan pembelajaran yang sesuai

dengaan potensi dan bakat anak. Oleh karenanya, pendidikan dengan model

pengelompokkan anak-anak yang dianggap pandai dalam ruangan tertentu

membuat anak tidak bisa berkembang maksimal, khususnya pada aspek social

emosional.

6

Page 7: BAB II

5. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

Mengembangkan keterampilan hidup dapat dialkukan melalui berbagai proses

pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri,

mandiri, bertanggung jawab, serta memiliki disiplin diri. Mengembangkan

berbagai kecakan hidup juga akan mengajak anak untuk senantiasa kreatif dalam

setiap langkah yang dipilih atau masalah yang menghadang.

6. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber

Belajar Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam

sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik  atau guru. Renik-

renik disekitar kita bisa dijadikan bahan ajar yang begitu mempesona anak-anak

didik. Hal ini karena renik-renik tersebut juga dekat dengan dunia anak, sehingga

anak akan menikmati sumber belajar itu.

7. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap

dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat

dikuasai dengan baik hendaknya disajikan secara berulang. Kebertahapan dalam

pendidikan membuat anak bisa menangkap makna atas apa yang diberikan.

Pengulangan yang dilakukan membuat anak kianmelakukan kristalisasi atas

pelajaran dan transfer ilmu serta nilai yang dilakukan.

D. KURIKULUM ANAK USIA DINI

Berkaitan dengan istilah kurikulum bagi anak usia dini terdapat beberapa

peristilahan sejenis yang mengandung makna yang cenderung hampir sama.

Peristilahan yang dimaksud diantaranya adalah program kegiatan belajar bagi

anak TK, menu pembelajaran anak usia dini, menu generic anak usia dini, dan

stimulus perkembangan bagi anak usia dini.

Albrecht dan Miller berpendapat bahwa dalam pengembangan program

kegiatan bermain (kurikulum) bagi anak usia dini seharusnya sarat dengan

7

Page 8: BAB II

aktivitas bermain yang mengutamakan adanya kebebasan bagi anak untuk

bereksplorasi dan berkreativitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih

berperan sebagai fasilitator pada saat anak membutuhkan bantuan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi.

Bennett, Finn dan Cribb menjelaskan bahwa pada hakikatnya

pengembangan kurikulum adalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar

melalui kegiatan bermain yang dapat memperkaya pengalaman anak tentang

berbagai hal, seperti cara berpikir tentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan,

dapat memberikan argumentasi

1.    Anak

Sasaran layanan pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang

usia 0-6 tahun. Pengelompokkan anak tersebut didasarkan pada usia sebagai

berikut :

1)     0-1 tahun

2)     1-2 tahun

3)     2-3 tahun

4)     3-4 tahun

5)     4-5 tahun

6)     5-6 tahun

2.    Pendidik

Kompetensi pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurang-

kurangnya Diploma Empat atau Sarjana dibidang pendidikan anak usia dini,

kependidikan lain, atau psikologi, daan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD,

atau sekurang-kurangnya telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini.

Adapun rasio pendidik dan anak sekolah sebagi berikut :

1)     Usia 0-1 tahun, rasio 1 : 3 anak

2)     Usia 1-3 tahun, rasio 1 : 6 anak

3)     Usia 3-4 tahun, rasio 1 : 8 anak

4)     Usia 4-6 tahun, rasio 1 : 10-12 anak

8

Page 9: BAB II

3.    Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh

pendidik dengan menyipakan materi (content) dan proses belajar. Materi belajar

bagi anak usia dini dibagi dalam dua kelompok usia. Adapun pembagiannya

adalah sebagai berikut.

Materi usia lahir sampai usia 3 tahun meliputi hal-hal berikut :

1)   Pengenalan diri sendiri

2)   Pengenalan perasaan

3)   Pengenalan tentang orang lain

4)   Pengenalan berbagai gerak

5)   Mengembangkan komunikasi

6)   Keterampilan berpikir

Materi untuk anak usia 3-6 tahun meliputi hal-hal berikut :

1)   Keaksaraan, yang mencakup peningkatan kosakata dan bahasa, serta

percakapan

2)   Konsep matematika yang mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola

dan hubungan.

3)   Pengetahuan alam yang lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan

bumi, dan lingkungan

4)   Pengetahuan social yang mencakup hidup orang banyak, bekerja,

berinteraksi dengan orang lain.

5)   Seni yang mencakup menari, music, bermain peran, menggambar, dan

melukis.

6)   Teknologi yang mencakup alat-alat dan penggunaan teknologi yang

digunakan dirumah atau sekolah

9

Page 10: BAB II

E. PERAN SERTA MASYARAKAT

 

Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan

seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat

dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan maupun perorangan. Sebagaimana

dijelaskan diatas bahwa masyarakat harus dilibatkan dalam proses pembimbingan

anak.

Alasan terkait pelibatan masyarakat adalah karena sepulang dari sekolah

anak-anak akan kembali ke masyarakat. Meminta masyarakat untuk ikut pula

mengawasi perkembangan atau perilaku anak ketika dia berada dimasyarakat.

Dengan kata lain, menjadikan masyarakat sebagai rekan kerja. Apabila ini terjadi

sinergi yang begitu mengagumkan antara pendidik, sekolah, dan pihak

masyarakat, dan ini sangat membantu proses pembelajaran.

10

Page 11: BAB II

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anak prasekolah atau anak usia dini adalah sosok individu yang sedang

menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi

kehidupan selanjutnya, yang berada pada retang usia 3-6 tahun.

Pendidikan Anak Prasekolah yaitu Berdasarkan Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan

Anak Usia Dini yang tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan

Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun

dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar”.

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan

berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

B. SARAN

Sebagimana di terangkan diatas .dengan adanya pembuatan makalah tentang

konsep pendidikan anak prasekolah mudah muadahan para mahasiswa, guru atau

yang membaca dan mendengarkannya. Dapat bisa memahaminya juga bermanpaat

bagi para guru.amiin,….

11