Upload
adjhe-putri-quela
View
61
Download
6
Embed Size (px)
1
BAB I
PENGENALAN DAN SETTING ALAT
1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum pemetaan dan ilmu ukur tanah
dalam hal pengenalan dan setting alat adalah agar para mahasiswa teknik sipil dapat
mengenal, mengetahui kegunaan, setting serta mengoprasikan alat–alat yang
digunakan dalam praktikum. Sehingga para mahasiswa teknik sipil dapat
mengaplikasikannya di lapangan secara efisien, memaksimalkan waktu yang ada dan
meminimalisirkan kesalahan setting dan pengaplikasian alat-alat tersebut.
1.2 Alat–Alat yang Digunakan
Alat–alat yang digunakan dalam praktikum ilmu ukur tanah dan pemetaan
adalah :
1. Theodolith
Theodolith adalah alat optis buatan manusia yang mempunyai fungsi utama
untuk mengukur sudut, baik sudut vertikal maupun horizontal. Namun, alat ini
juga dapat digunakan untuk mengukur jarak optis dan beda tinggi.
a. Komposisi alat:
1) Unit utama DT 200 series 1 buah
2) Tutup lensa ( lens cover ) 1 buah
3) Baterai AA 2 buah
4) Plastik penutup alat ( plastic rain over ) 1 buah
5) Unting – unting 1 buah
6) Compact illuminator 1 buah
7) Kotak alat ( plaistic carrying case ) 1 buah
8) Buku manual DT 200 1 buah
2
b. Bagian-bagian alat
1) Sighting collimator
Berfungsi sebagai alat Bantu bidikan, bisa juga menggunakan
sinar laser yang telah disediakan dengan menekan tombol “ON/
OFF”.
2) Objective lens
Berfungsi untuk menangkap objek yang dibidik sehingga bisa
dibaca pada lensa okuler atau pengamat.
3) Instrumental center mark (titik ketinggian theodolith)
Berfungsi sebagai titik pusat ketinggian dimana theodolith
didirikan yang di ukur dari permukaan tanah.
4) Horizontal motion clamp plumment(klem pengunci horizontal)
Berfungsi untuk mengunci perputaran theodolith ke arah
horizontal.
5) Horizontal tanget screw (sekrup penggerak halus horizontal)
Berfungsi untuk menggerakkan theodolit ke arah horizontal secara
halus.
6) Optical plummet telescope (centering optic)
Berfungsi untuk mengecek kedudukan theodolith, apakah sudah
tepat berada di atas patok atau belum.
7) Display (layar)
Berfungsi sebagai tempat untuk menampilkan pembacaan sudut
vertical maupun sudut horizontal, baik pembacaan sudut biasa
maupun luar biasa.
8) Handgrip (pegangan)
Tempat untuk memegang atau membawa theodolith.
9) Handgrip fixing screw (sekrup pengencang pegangan)
Sekrup untuk mengencangkan pegangan theodolith atau handgrip.
10) Telescope focusing knob (pengatur focus teropong)
3
Berfungsi untuk mengatur focus teropong sehingga objek yang
dibidik dapat terlihat dengan jelas.
11) Batery (baterai)
Sumber tenaga yang dipakai di theodolith.
12) Telescope eyepiece (lensa okuler atau pengamat)
Berfungsi untuk mengamati objek bidik dan mengamati bacaan
benang atas, benang tengah, dan benang bawah (pada rambu
ukur).
13) Vertical motion clamp (klem pengunci vertical)
Berfungsi untuk mengunci perputaran theodolith ke arah vertikal.
14) Vertical Tangent Screw (sekrup penggerak halus vertikal)
Befungsi untuk menggerakkan theodolith kea rah vertikal secara
halus.
15) Plate level (nivo tabung)
Berfungsi untuk mengetahui apakah theodolith sudah benar –
benar stabil. Dalam hal ini, sumbu I sudah benar – benar vertikal.
16) Operating keys (tombol pengoprasi)
Berfungsi untuk mengoperasikan theodolith, seperti menyalakan
theodolith, memunculkan pembacaan sudut vertikal, membaca
sudut biasa, dan luar biasa, dan lain – lain.
17) Circular level (nivo kotak)
Berfungsi untuk mengetahui posisi theodolith benar – benar sudah
datar (sumbu I vertikal).
18) Leveling screw (sekrup A, B, dan C)
Berfungsi untuk mengatur nivo kotak dan nivo tabung agar sumbu
I vertical.
19) Centering Screw
Berfungsi untuk mengatur posisi theodolith agar berada tepat di
atas plat dasar sehingga posisinya stabil.
20) Connector (penghubung)
4
21) Kompas
Berfungsi untuk mengatur arah utara bumi yang nantinya akan
dipakai sebagai titik refrensi (0º0'0") pada pengukuran polygon
tertutup. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 1.1 dan 1.2.
5
8) handgrip
9) handgrip fixing screw
3) instrument center mark
2) objective lens
4) horizontal motion clamp plumment 6) optical plumment
telescope
5) horizontal tangent Screw
7) display
*)skrup
*)base
Gambar 1.1. Theodolit Beserta Bagiannya (Tampak dari Depan )
1) sighting collimator
6
10) Telescope focusing knob
12) Telescope eyepiece
13) Vertical motion clamp 11) Battery
15) Plate level
14) Vertical tangent screw 20) Connector
16) Operating keys
17) Circular level
19) Centering screw
18) Leaving screw
Gambar 1.2. Theodolit Beserta Bagiannya (Tampak dari Belakang)
7
2. Waterpass (model AT-G2)
Waterpass adalah sebuah alat optis buatan manusia yang berfungsi untuk
mengukur beda tinggi suatu titik atau suatu daerah dan jarak antar titik atau
daerah.
a. Bagian – bagian alat :
1) Lensa objektif
Berfungsi untuk menangkap objek yang dibidik sehingga bisa
dibaca pada lensa okuler.
2) Optical micrometer alignment index (kelurusan micrometer optis
indexing)
3) Cermin
Berfungsi untuk memberikan pencahayaan pada nivo kotak.
4) Pembidik
Sebagai alat bantu untuk membidik objek yang akan di amati.
5) Nivo kotak
Berfungsi untuk mengetahui posisi water pass benar–benar sudah
datar (sumbu I vertikal).
6) Lensa okuler (pengamat)
Berfungsi untuk mengamati objek bidik dan mengamati bacaan
benang atas, benang tengah, dan benang bawah (pada rambu
ukur).
7) Pelindung lensa okuler
Berfungsi sebagai cover atau pelindung lensa okuler.
8) Sekrup pengatur fokus teropong
Berfungsi untuk mengatur focus teropong sehingga objek yang
dibidik dapat terlihat dengan jelas.
9) Sekrup penggerak halus horizontal
Berfungsi untuk menggerakkan waterpass ke arah horizontal
secara halus.
8
10) Sekrup A, B, C
Untuk mengatur nivo kotak agar sumbu I vertikal.
11) Plat dasar
Sebagai tempat dudukan water pass sehingga posisi water pass
stabil. Untuk lebih jelas lihat gambar 1.3 di bawah ini
=
Gambar 1.3. Waterpass Beserta Bagiannya
11) Plat dasar
10) Sekrup A,B,C
9) Sekrup penggerak halus horizontal
8)Skrup pengatur focus teropong
7) Pelindung lensa okuler
6) Lensa okuler
5) Nivo kotak
4) Pembidik
3) Cermin
2) Optical micrometer alignment index
1) Lensa objektif
9
3. Rambu Ukur
Berfungsi sebagai objek yang dibidik untuk mendapakan data–data, seperti
ketinggian, sudut vertikal, sudut horizontal, benang atas, benang tengah, dan
benang bawah. Untuk lebih jelas lihat gambar 1.4 dibawah ini
Gambar 1.4. Rambu Ukur
4. Kompas
Berfungsi sebagai petunjuk arah utara bumi. Untuk lebih jelas lihat
gambar1.5 dibawah ini
Gambar 1.5. Kompas
10
5. Statif (tripod)
Berfungsi sebagai tempat mendirikan alat (theodolith dan waterpass).
Untuk lebih jelas lihat gambar 1.6 dibawah ini
Gambar 1.6. Statif
6. Rol meter
Berfungsi untuk memberi tanda dan mengukur jarak langsung pada
pengukuran penyipat datar dan untuk mengukur ketinggian alat . Untuk lebih
jelas lihat gambar 1 .7 dibawah ini
Gambar 1.7. Rol meter
11
7. Unting - Unting
Berfungsi untuk menempatkan sumbu I tepat di atas patok.Untuk lebih
jelas lihat gambar 1.8.
Gambar 1.8. Unting-Unting
8. Meteran
Berfungsi untuk mengukur ketinggian alat dari atas permukaan tempat
tumpuan statif. Untuk lebih jelas lihat gambar 1.9 dibawah ini
Gambar 1.9. Meteran
12
9. Payung
Berfungsi untuk melindungi alat dari sinar matahari langsung dan hujan.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.10.
Gambar 1. 10. Payung
1.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Theodolith (model DT-200)
a. Menentukan ti tik tempat untuk menaruh theodolit.
b. Mendirikan statif di titik tersebut hingga statif berdiri
tegak dan seimbang ketiga kakinya, dan letakkan theodolit di atas statif
kemudian dikunci agar theodolit melekat pada statif
c. Setting theodolit agar berada tepat di atas titik yang telah ditentukan
dengan menggunakan pembidik optical plumment telescope, kunci
kembali theodolit melekat ke statif.
d. Ukur dan catat ketinggian alat dari Instrument center mark sampai ke
tanah
e. Setting nivo kotak sehingga gelembungnya tepat berada di tengah
(didalam lingkaran emas) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Apabila gelembung dalam keadaan І, putar sekrub A dan B
dengan arah yang berlawanan sehingga sampai berada dalam
keadaan ІІ
2) Setelah berada dalam keadaan ІІ, putar sekrub C sehingga sampai
ke kondisi ІІІ
13
Untuk keterangan kondisi lihat gambar 1.11 dibawah ini
Gambar 1. 11. Pengaturan Nivo Kotak
f. Setting nivo tabung menggunakan sekrup ABC dengan aturan sebagai
berikut:
1) Pada kondisi І, arahkan gelembung menuju ke tengah dengan
memutar sektup A
2) Arahkan theodolit ke kondisi ІІ, arahkan gelembung menuju ke
tengah dengan memutar sekrup B
3) Di kondisi ІІІ, putar sekrup C supaya gelembung menuju titik
tengah nivo
Untuk keterangan kondisi lihat gambar 1.12 dibawah ini
Gambar 1.12. Pengaturan Nivo Tabung
g. Pasang kompas diatas theodolit lalu kunci
14
h. Setting koordinat kearah utara bumi sebagai titik acuan 0º0'0" dan
kunci semua sekrup
i. Nyalakan display layar dengan menekan tombol “ON” power
j. Settingsudut horizontal dengan menekan tombol “0 SET” sebanyak 2
kali sampai tertera 0º0'0"
k. Setting sudut vertikal dengan menekan tombol “Vº/%”
l. Alat siap digunakan untuk pengukuran. Amati dan catat benang atas
(Ba), benang bawah (Bb) dan benang tengah (Bt) pada rambu ukur.
Catat sudut vertikal dan horizontal yang tertera pada layar theodolith.
m. Melakukan perhitungan jarak dengan data-data yang telah dicatat.
2. Waterpass
a. Menentukan ti tik tempat untuk menaruh waterpass.
b. Mendirikan statif di titik tersebut hingga statif berdiri tegak dan
seimbang ketiga kakinya.
c. Pasang unting – unting yang sejajar dengan patokan yang sudah di
tentukan.
d. Letakkan waterpass di atas statif kemudian dikunci agar waterpass
melekat pada statif. Setting alat hingga berada tepat diatas titik patok.
e. Setting terhadap nivo kotak sehingga gelembungnya berada tepat di
tengah (lingkaran emas) dengan menggunakan sekrup ABC dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Apabila gelembung dalam keadaan І, putarlah sekrup A,B secara
bersama-sama dengan arah yang berlawanan hingga gelembung
nivo sampai dalam keadaan II.
2) Setelah berada dalam keadaan II , putarlah sekrup c hingga
gelembung nivo berada dalam keadaan III.
3) Setelah itu, sekrup penggerak halus vertikal di kunci.
Untuk kejelasannya lihatlah gambar 1.14.
15
Gambar 1.13. Pengaturan Nivo Kotak
f. Arahkan waterpass pada rambu ukur
g. Setting lensa okuler dan objektif agar rambu ukur terlihat jelas
h. Bidik kearah rambu ukur
i. Baca dan catat benang atas, benang tengah dan benang bawahnya.
Berikut adalah gambar pembacaan benang pada rambu ukur dari alat
waterpass
Gambar 1.14. Pembacaan Benang pada Rambu Ukur dari Praktikum
Waterpass
Contoh pembacaan Ba,Bt,Bb dapat dilihat di gambar I.5.
16
Gambar 1.15. Pembacaan Ba,Bt,dan Bb
j. Melakukan perhitungan jarak dengan data-data yang telah dicatat.
1.4 Analisis Data dan Hasil Praktikum
1. Theodolith
a. Rumus
1) Jarak ( D ) :
D = A (Ba-Bb)cos2 H......................................................( 1.1 )
2) Beda Tinggi (∆ H )
= V + Ta –Bt.............................................................( 1.2 )
V = D tan H
Keterangan :
D = Jarak antara alat ke rambu ukur ( m )
A = Konstanta Alat (100)
Ba = Pembacaan benang atas rambu ukur (m)
Bb = Pembacaan benang bawah rambu ukur (m)
H = Heling
= 90º - SV
SV = Pembacaan sudut vertical ( 0C )
17
= Beda Tinggi ( m)
Ta = Tinggi Alat ( m )
Bt = Pembacaan benang tengah rambu ukur ( dm )
b. Perhitungan dan hasil praktikum
Berikut ini adalah hasil pengukuran dan perhitungan praktikum
Tabel 1.1 Hasil Praktikum
Nama Ba(m) Bt(m) Bb(m) Ta(m) SV ∆H(m) D(m)Sekarputri 1.17 1.1 1.024 1.46 91 48′25″⁰ -0.1 14.585Nora 1.33 1.26 1.18 1.46 91 09′58″⁰ -0.09 14.949Ade 1.17 1.1 1.029 1.46 91 18′48″⁰ -0.08 14.085Ian 1.9 1.83 1.76 1.46 88 54′24″⁰ -0.06 13.99Hendra 1.68 1.61 1.54 1.46 89 44′54″⁰ -0.14 14.39
Keterangan :
∆H menunjukkan nilai negatif yang menyatakan titik yang diukur
mengalami penurunan ketinggian (berada di daerah menurun).
1) Perhitungan salah satu praktikan
Diketahui:
Ba =11,7dm
Bt =11dm
Bb = 10,24 dm
SV = 91⁰48′25″
Perhitungan
D = A (Ba-Bb) .cos2 H...........................................................( 1.1 )
= 100(11,7-10,24)(cos(90o-91⁰48′25″))2
= 100(1,46)(cos(-1⁰48′25″))2
= 145,85dm
= 14,585m
= V + Ta –Bt...................................................................( 1.2 )
= D tan H+Ta-Bt
18
=14,585tan(-1⁰48′25″)+1,46-1,1
=-0.1m
2. Waterpass
b. Rumus
1) Jarak ( D )
D = A(Ba-Bb)............................................................................(1.3)
2) Beda tinggi (Δh)
∆H = Ta – B..............................................................................(1.4)
Keterangan :
D = Jarak antara alat ke rambu ukur (m)
A = Konstanta alat (100)
Ba = Pembacaan benang atas rambu ukur (m)
Bb = Pembacaan benang bawah rambu ukur (m)
∆H = Beda Tinggi (m)
Ta = Tinggi Alat (m)
Bt = Pembacaan benang tengah rambu ukur (m)
c. Hasil pengukuran dan perhitungan praktikum
Tabel 1.2 Hasil Praktikum
Nama Ba(m)) Bb(m) Bt(m) Ta(m) ∆H(m) D(m)Sekarputri 1.478 1.335 1.41 1.35 -0.06 14.3Nora 1.48 1.339 1.41 1.35 -0.05 14.04Hendra 1.479 1.335 1.41 1.35 -0.05 14.4Ian 1.48 1.335 1.41 1.35 -0.06 14.5
Keterangan :
∆H menunjukkan nilai negatif yang menyatakan titik yang diukur
mengalami penurunan ketinggian (berada di daerah menurun).
19
1) Perhitungan salah satu praktikan
Diketahui:
Ba = 147,8 cm
Bb = 133,5 cm
Bt = 141 cm
Ta = 135cm
Perhitungan:
D = A(Ba-Bb)..............................................................................(1.3)
= 100(147,8-133,5)
= 1430cm
= 14,3m
∆H= Ta – Bt.................................................................................(1.4)
= 135-141
= -6cm
= -0,06m
20
1.5 Kesimpulan
Theodolit dan waterpass adalah dua alat yang diperkenalkan dan dipelajari
dalam praktikum ini. Seperti yang telah diketahui, theodolit memiliki fungsi utama
untuk mengukur sudut vertikal maupun sudut horizontal dan juga dapat mengukur
jarak optis, beda tinggi, maupun koordinat suatu titik atau suatu daerah. Sedangkan
waterpass memiliki fungsi utama mengukur beda tinggi suatu titik atau daerah dan
elevasi suatu titik.
Dilihat dari fungsinya, theodolit lebih canggih dan efisien daripada waterpass.
Dengan theodolit, kita bisa mengetahui sudut vertikal dan horizontal secara otomatis
tertulis di display sesuai dengan arah penggunaan theodolit. Waterpass hanya dapat
mengukur elevasi dan beda tinggi suatu titik atau sutau daerah. Waterpass secara
faktual dapat mengukur sudut horizontal, namun tidak secara otomatis tertera di alat
tersebut melainkan dengan cara perhitungan manual dari data-data yang telah
diperoleh.
Namun, dalam penggunaannya theodolit lebih rumit untuk disetting daripada
waterpass. Penggunanya harus sangat teliti dan cermat dalam mensettingnya, jika
tidak data yang akan kita peroleh tidak valid. Bahkan theodolitnya sendiri tidak akan
mau menampilkan layar sudut karena posisi theodolit tidak seimbang dan datar.
Dalam menggunakan kedua alat ini, diharuskan memiliki sikap teliti , dan
cermat. Selain itu, penggunanya diharuskan berkonsentrasi penuh dalam membaca
rambu dan mensetting alat sehingga pengukuran yang didapat sangat faktual.