17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1983:17). Bahasa itu sebagai alat komunikasi verbal yag hanya dimiliki manusia (Chaer dan Agstina, 2014:14). Setiap individu manusia dengan individu manusia lainnya memerlukan alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau perasaan (Chaer dan Agustina, 2014:14-15). Sementara itu, bahasa sebagai alat interaksi sosial dan sebagai alat mengidentifikasikan diri yang digunakan untuk menyampaikan pendapat, pikiran, dan gagasan. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antara perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia dalam bentuk akomodasi kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan (kerja sama atau konflik), bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau bahkan tanpa kontak fisik (Herimanto dan Winarno, 2012:188-189). Interaksi sosial tidak lepas dari persoalan hubungan bahasa dengan aspek-aspek kemasyarakatan, seperti identitas penutur, identitas pendengar, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan status sosial. Sebagai makhluk sosial, setiap orang tentu melakukan proses interaksi dengan lingkungannya. Setiap tutur kata yang terjadi saat proses

BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu

masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri

(Kridalaksana, 1983:17). Bahasa itu sebagai alat komunikasi verbal yag hanya

dimiliki manusia (Chaer dan Agstina, 2014:14). Setiap individu manusia dengan

individu manusia lainnya memerlukan alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi.

Bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep,

atau perasaan (Chaer dan Agustina, 2014:14-15).

Sementara itu, bahasa sebagai alat interaksi sosial dan sebagai alat

mengidentifikasikan diri yang digunakan untuk menyampaikan pendapat, pikiran,

dan gagasan. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang

menyangkut hubungan timbal balik antara perorangan, antara kelompok manusia,

maupun antara perorangan dengan kelompok manusia dalam bentuk akomodasi

kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi

persahabatan ataupun permusuhan (kerja sama atau konflik), bisa dengan tutur kata,

jabat tangan, bahasa isyarat, atau bahkan tanpa kontak fisik (Herimanto dan

Winarno, 2012:188-189).

Interaksi sosial tidak lepas dari persoalan hubungan bahasa dengan aspek-aspek

kemasyarakatan, seperti identitas penutur, identitas pendengar, usia, jenis kelamin,

pekerjaan, dan status sosial. Sebagai makhluk sosial, setiap orang tentu melakukan

proses interaksi dengan lingkungannya. Setiap tutur kata yang terjadi saat proses

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

2

interaksi berlangsung tentunya akan memiliki tujuan yang bermacam-macam, salah

satunya untuk menyampaikan perasaan atau emosi penutur. Disiplin ilmu yang

mengkaji hal tersebut adalah sosiolinguistik. Menurut Chaer dan Agustina (2014:2)

sosiolinguistik merupakan bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa

dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat. Salah satu

bentuk bahasa yang digunakan untuk menyampaikan perasaan penutur adalah

makian yang dalam bahasa Arab disebut syatm (Munawwir,1997:693).

Makian atau syatm merupakan salah satu jenis variasi bahasa dan salah satu

wujud dari kemampuan berbahasa lisan (tutur) yang mempunyai kesan buruk bagi

yang menuturkannya (Damanhuri, 2007:12-14). Kata makian merupakan kata keji

yang diucapkan karena marah (Moeliono, 1989:548). Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia makian juga mempunyai arti yang tidak jauh dengan kata umpatan,

cercaan yang memiliki arti ‘perkataan yang keji-keji (kotor) yang diucapkan karena

marah (jengkel, kecewa)’ (Moeliono, 1989: 989).

Makian atau syatm juga ditemukan dalam karya sastra Arab. Salah satunya

seperti yang terdapat dalam novel Arḍ an-Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962).

Novel Arḍ an-Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962) menceritakan keadaan penulis

yang hidup di bumi kemunafikan. Bermula dari tokoh “aku” yang menemukan

sebuah kedai di Mesir yang mana, di papan nama kedai tersebut bertuliskan

“Pedagang Akhlak Grosir dan Eceran”. Hal itu membuat pikiran tokoh “aku”

dipenuhi dengan spekulasi dalam menafsirkannya. Penjual tersebut pasti seorang

yang tidak waras, seorang penipu, gila, seseorang yang mengharapkan orang bodoh

mampir untuk membeli barang dagangannya, dan tidak jelas asal mulanya. Sampai

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

3

akhirnya tokoh “aku” mengetahui bahwa pemilik kedai tersebut adalah seorang

kakek tua yang tinggal bersama seekor tikus bernama Syulih. Setelah perbincangan

lama antara tokoh “aku” dengan pedagang akhlak berlangsung, berujunglah pada

keputusan mencicipi barang dagangan, yaitu meminum serbuk keberanian (barang

dagangan). Setelah meminum serbuk tersebut, tokoh “aku” mengalami kejadian

yang luar biasa dari biasanya, seperti pertengkaran antara tokoh “aku” dengan Bey

(atasan tokoh “aku”) sampai pada akhirnya tokoh “aku” mengajukan proyek

kebenaran kepada sang menteri yang hasilnya ‘sang menteri meminta agar

kemampuan akal tokoh “aku” diperiksa’.

Pada sebelumnya perlu diketahui tokoh “aku” merupakan seorang yang rajin,

rendah hati, pendiam,dan tidak pernah berkelahi dengan siapapun. Pengaruh dari

serbuk keberanian yang setelah tokoh “aku” minum mengubah keadaan tokoh

“aku” dari sebelumnya. Tokoh “aku” datang dan meminta kepada pedagang akhlak

agar diberikan serbuk kepengecutan. Hal tersebut bertujuan agar tokoh “aku”

menjadi kembali normal. Namun, pada akhirnya pedagang akhlak mengatakan

kepada tokoh “aku” bahwa ia tidak memiliki serbuk penangkal dari sifat-sifat

kebaikan yang dijual dalam kedainya. Di akhir cerita digambarkan bagaimana dunia

tanpa kemunafikan. Hal tersebut terjadi, karena jatuhnya karung berisi ruh akhlak

yang telah terjatuh dan bercampur dengan air sungai Nil akibat dari perkelahian

antara tokoh “aku” dengan pedagang akhlak dalam mempertahankan karung yang

berisi ruh akhlak agar tidak sampai terjatuh ke dalam sungai Nil.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

4

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai

bentuk dan referen makian dalam novel Arḍ an-Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962)

berdasarkan kajian sosiolinguistik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah bentuk dan referen makian yang terdapat dalam novel Arḍ an-

Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962).

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan bentuk-bentuk dan referen makian yang terdapat dalam novel Arḍ

an-Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962).

1.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang mengkaji makian sebelumnya pernah dilakukan oleh

Mahmudah (2006) dalam skripsi “Leksem Makian dalam Taḥta al-Miẓallah karya

Najīb Maḥfūẓ” berdasarkan Tinjauan Sosiolinguistik. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa terdapat 3 bentuk makian pada novel Taḥta al-Miẓallah

karya Najīb Maḥfūẓ, yaitu kata berupa ism, frasa yang berupa murakkab iḍāfī dan

murakkab waṣfī, serta klausa yang berupa pola doa, pola nidā’, pola jumlah

ismiyyah, pola jumlah ismiyyah dengan ḥarf taukīd dan ismiyyah manfiyyah. Selain

itu, referen leksem makian bahasa Arab yang terdapat dalam novel Taḥta al-

Miẓallah karya Najīb Maḥfūẓ ada tujuh jenis, yaitu: binatang, makhluk ga`ib,

profesi, keadaan orang, sifat, benda, etnik, dan bangsa.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

5

Ridha (2009) dalam tesisnya meneliti “Makian dan Pujian dalam Ragam

ʽAmiyyah Mesir” berdasarkan Tinjauan Sosiolinguistik. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa makian dan pujian ragam ʽamiyyah Mesir banyak

menggunakan ungkapan yang leksikal yang tidak dipahami maknanya tanpa

melihat situasi yang melatar belakanginya.

Indarti (2013) meneliti makian dalam skripsinya “Makian dalam Mismāru

Juḥā” karya ‘Ali Aḥmad Bākasīr (1951)” berdasarkan Tinjauan Sosiolinguistik.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa bentuk makian dalam teks drama

Mismāru Juḥā” karya ‘Ali Aḥmad Bākasīr (1951) terdapat 3 macam bentuk, yaitu

kata yang berupa ism, sedangkan makian yang berbentuk frasa berupa murakkab

iḍāfī dan frasa waṣfī, serta klausa dengan pola nidā’, ta‘ajjub serta pola doa.

Sementara itu, referen makian bahasa Arab yang terdapat dalam teks drama

Mismāru Juḥā” karya ‘Ali Aḥmad Bākasīr (1951) ada enam jenis, yaitu: keadaan,

binatang, benda-benda, bagian tubuh, kekerabatan, dan profesi.

Sementara itu, Syahdina (2015) meneliti makian dalam skripsinya “Makian

dalam Novel Ḥabībatī min Waraq karya Nizār Abāẓah (2008)” berdasarkan

Tinjauan Sosiolinguistik. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat tiga

bentuk makian, yaitu ditemukan sebanyak 13 data makian berbentuk kata, makian

berbentuk frasa sebanyak 6 data (yang berupa frasa iḍāfī sebanyak 5 data dan

terdapat 1 data frasa waṣfī), dan makian berbentuk klausa sebanyak 9 data (yang

berupa jumlah fi‘liyyah sebanyak 7 data dan jumlah ismiyyah ditemukan sebanyak

2 data). Sementara itu, referen makian bahasa Arab yang terdapat dalam novel

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

6

Ḥabībatī min Waraq karya Nizār Abāẓah (2008) ada enam jenis, yaitu: keadaan,

aktivitas, hewan, makhluk halus, profesi, dan bagian tubuh.

Berdasarkan penjelasan tersebut sejauh pengamatan penulis, penelitian

mengenai makian dalam novel Arḍ an-Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962) yang

ditinjau dari analisis sosiolinguistik belum dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

Dengan demikian, penulis berkesempatan meneliti dalam novel Arḍ an-Nifāq karya

Yūsuf as-Sibā‘ī (1962) dengan menggunakan analisis sosiolinguistik.

1.5 Landasan Teori

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik.

Sosiologi adalah kajian objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat.

Sementara itu, linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang

ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian

sosiolinguistik merupakan cabang linguistik yang bersifat interdisipliner dengan

ilmu sosiologi, dan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor

sosial di dalam masyarakat tutur (Chaer dan Agustina, 2014:2-4). Setiap kegiatan

kemasyarakatan manusia, tidak akan terlepas dari persoalan hubungan bahasa

dengan kegiatan-kegiatan atau aspek kemasyarakatan.

Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki beberapa fungsi (Chaer dan Agustina,

2014:15). Fungsi-fungsi bahasa itu antara lain, dapat dilihat dari segi penutur,

pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan. Dilihat dari sudut penutur bahasa

itu merupakan (1) fungsi personalatau emotif, yaitu si penutur menyampaikan sikap

baik berupa emosi yang diungkapkan melalui bahasa, juga memperlihatkan emosi

tersebut ketika menyampaikan tuturannya terhadap apa yang dituturkannya. Dilihat

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

7

dari segi pendengar atau lawan bicara bahasa itu merupakan (2) fungsi direktif,

yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Bila dilihat dari segi kontak antara penutur

dan pendengar, maka bahasa berfungsi sebagai (3) fungsi fatik, yaitu menjalin

hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas

sosial. Dilihat dari segi topik bahasa itu berfungsi sebagai (4) fungsi referensial,

yaitu sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling

penutur, dan fungsi referensial inilah yang melahirkan faham tradisional bahwa

bahasa itu adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Dilihat dari segi kode yang

digunakan, bahasa itu berfungsi sebagai (5) fungsi metalingual atau metalinguistik,

yaitu fungsi bahasa yang digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.

Sementara itu, dilihat dari segi amanat yang akan disampaikan maka bahasa itu

berfungsi sebagai (6) fungsi imaginatif, yaitu fungsi bahasa yang digunakan untuk

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan: baik yang sebenarnya maupun

hanya sekedar imaginasi.

Makian merupakan salah satu bagian dari fungsi personal atau emotif, yaitu

fungsi untuk menyatakan perasaan. Fungsi emotif ini merupakan salah satu fungsi

bahasa yang terpenting di samping fungsi bahasa lainnya. Fungsi emotif digunakan

untuk mengungkapkan rasa gembira, sedih, kesal, dan marah (Soeparno, 2003:6).

Berikut akan dijelaskan makian, bentuk, dan referennya.

a. Pengertian Makian (Syatm)

Menurut Allan (1986:17) via Wijana dan Rohmadi (2006:109-110), pengertian

makian adalah sebagai berikut.

“Makian adalah alat pembebasan dari segala bentuk dan situasi yang tidak

mengenakkan tersebut walaupun dengan tidak menolak adanya fakta

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

8

pemakaian makian yang secara pragmatis untuk mengungkapkan pujian,

keheranan, dan menciptakan suasana pembicaraan yang akrab”.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa makian

adalah kata keji yang diucapkan karena marah dan sebagainya (Moeliono, 1989:

548). Sehubungan dengan itulah makian dalam suatu bahasa ada ketika penutur

mengungkapkan ungkapan yang tidak mengenakkan dengan mengeluarkan kata-

kata yang menjijikkan, dan kurang pantas atau kurang sopan kepada mitra tutur.

Berdasarkan pengertian dan penjelasan tersebut dapatlah diketahui bahwa makian

adalah ungkapan kata-kata kotor dapat berupa hinaan, cercaan yang dikeluarkan

untuk menghina atau mencerca orang lain. Sementara itu, dalam makian juga

terdapat bentuk-bentuk makian dan referen makian.

b. Bentuk Makian

Menurut Wijana dan Rohmadi (2006:115), bentuk-bentuk makian ada tiga,

yaitu makian berbentuk kata, makian berbentuk frasa (kelompok kata), dan makian

berbentuk klausa. Makian berbentuk kata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

makian bentuk dasar dan makian bentuk jadian. Pertama, makian bentuk dasar

adalah makian yang berwujud kata-kata monomorfemik, contohnya: babi, bangsat,

setan. Kedua, makian bentuk jadian adalah makian yang berupa kata-kata

polimorfemik, contohnya: kurang ajar, sialan, bajingan, dan buaya darat.

Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif,

gabungan itu dapat rapat dan dapat renggang (Kridalaksana, 1983:46). Adapun

makian yang berbentuk klausa dalam bahasa Indonesia dibentuk dengan

menambahkan pronomina (pada umumnya) di belakang makian dari berbagai

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

9

referensi itu, seperti gila kamu, gila benar dia, dan setan alas kamu (Wijana dan

Rohmadi, 2006:118).

c. Referen Makian

Makian juga memiliki referen. Referen merupakan unsur luar bahasa yang

ditunjuk oleh unsur bahasa (Kridalaksana, 1983:144). Menurut Wijana dan

Rohmadi (2006:119), bentuk-bentuk referen makian sebagai berikut.

(1) Keadaan, referen ini digunakan untuk menunjukkan keadaan yang tidak

menyenangkan dan paling umum dimanfaatkan untuk mengungkapkan

makian. Terdapat tiga hal yang mungkin dihubungkan dengan keadaan yang

tidak menyenangkan pertama, keadaan mental seperti gila, sinting, tolol, dan

bodoh. Kedua, keadaan yang tidak direstui Tuhan seperti kafir, jahanam, dan

terkutuk. Ketiga, keadaan yang berhubungan dengan peristiwa yang tidak

menyenangkan yang menimpa seseorang seperti celaka, sialan, dan mampus.

(2) Binatang, referen ini digunakan untuk mengekspresikan makian secara langsung

mengacu sifat-sifat individu yang referensinya binatang sebagai pemakiannya

bersifat metaforis.

(3) Makhluk halus, referen ini digunakan penutur untuk mengekspresikan makian

terhadap mitra tutur dengan kata-kata seperti setan dan iblis (sesuatu yang tidak

dapat dilihat dengan kasat mata). Referen makhluk halus ini biasanya mengacu

kepada makhluk-makhluk yang sering mengganggu kehidupan manusia.

(4) Benda-benda, referen ini digunakan untuk memaki juga berkaitan dengan

keburukan referennya seperti bau yang tidak sedap (tahi dan tahi kucing), kotor

dan usang (gombal), dan suara yang mengganggu (memekakkan).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

10

(5) Bagian tubuh, referen ini digunakan untuk mengekspresikan makian yang

berkaitan dengan anggota tubuh dan erat kaitannya dengan aktivitas seksual.

(6) Kekerabatan, referen ini digunakan untuk mengungkapkan kata-kata

kekerabatan yang mengacu pada individu yang dihormati, atau yang

mengajarkan hal-hal baik kepada generasi berikutnya. Sementara itu, untuk

mengungkapkan kejengkelan kepada mitra tutur, penutur sering menyangkut-

nyangkutkan kata-kata kekerabatan dengan menambah klitika-mu di

belakangnya seperti ayahmu, ibu, kakakmu, dan kakekmu.

(7) Aktivitas, referen ini biasanya mengacu pada aktivitas seksual.

(8) Profesi, digunakan untuk mengekspresikan kejengkelan penutur terhadap mitra

tutur biasanya mengacu pada profesi rendahan dan yang diharamkan oleh

agama seperti copet, pelacur, maling, dan perempuan jalang.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang baik, yaitu metode yang sesuai dengan objek sasaran

pengkajiannya (Sudaryanto, 1990:7). Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap

penyediaan data, tahap analisis data, dan yang terakhir adalah tahap penyajian hasil

analisis data (Sudaryanto, 1993:5-7).

Tahap yang pertama, yaitu penyediaan data. Pada tahap penyediaan data

digunakan metode simak atau penyimakan, yaitu metode yang digunakan dalam

penyediaan data dengan cara melakukan penyimakan penggunaan bahasa

(Sudaryanto, 1988:2). Penyediaan data ini dilakukan dengan menyimak

penggunaan makian novel Arab Arḍ an-Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962).

Metode simak tersebut dilakukan melalui teknik dasar, yaitu teknik sadap sebagai

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

11

teknik dasarnya dan teknik catat sebagai teknik lanjutannya (Sudaryanto, 1988:2-

3). Pada tahap ini, memerlukan kartu data yang berupa kertas berukuran 10,5x16

cm digunakan untuk mencatat data yang ditemukan. Stabilo dan bulpoin berwarna

digunakan sebagai penanda. Data yang telah ditemukan kemudian dicatat.

Selanjutnya, data tersebut dianalisis dan diuraikan sesuai dengan tujuan penelitian.

Data dalam penelitian ini berwujud kalimat-kalimat yang mengandung makian

dalam novel Arḍ an-Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962). Data yang telah ditemukan

selanjutnya dicatat ke dalam kartu data. Setelah itu, data dipilah dan dikelompokkan

sesuai kategorinya dan dikumpulkan menjadi sebuah populasi.

Tahap yang kedua, yaitu metode analisis data.Metode analisis data merupakan

penanganan langsung masalah yang terkandung pada data, artinya menguraikan

masalah yang bersangkutan dengan cara khas tertentu (Sudaryanto, 1993:6).

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kontekstual.

Konteks yang diperhitungkan dalam analisis data ini adalah komponen tutur,

seperti: penutur, mitra tutur, dan situasi tutur. Dell Hymes (1972 via Abdul Chaer

dan Leonie Agustina (2014:48-49), menggambarkan kelima belas unsur berbahasa

(components of speech) yang dihasilkan analisisnya dalam suatu akronim bahasa

Inggris yang tergolong dalam delapan unsur, sehingga menghasilkan speaking

dengan huruf-huruf pertamanya: S (=Setting and Scene), P (=Participants), E

(=Ends : purpose and goal), A (=Act sequences), K (=Key :tone or spirit of act),

I (=Instrumentalities), N (=Norms of interaction and interpretation), G

(=Genres).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

12

Kedelapan unsur tersebut adalah pertama, S (setting and scene) berkenaan

dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene berkenaan dengan

situasi tempat dan waktu atau psikologis pembicaraan. Kedua, P (participants)

merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan seperti pembicara dan

pendengar, penyapa dan pesapa, pengirim dan penerima. Ketiga, E (ends)

merupakan maksud dan tujuan pertuturan. Keempat, A(act squences) merupakan

sesuatu yang berkenaan dengan peristiwa di mana seorang penutur sedang

melakukan pembicaraan yang mana mengacu pada bentuk dan isi ujaran. Kelima,

K (key) merupakan nada, cara, semangat di mana suatu pesan disampaikan seperti

dengan senang hati, dengan serius dengan sombong. Hal tersebut dapat ditunjukkan

dengan gerak tubuh dan isyarat. Keenam, I (intrumentalities) merupakan jalur

bahasa yang digunakan. Intrumentalities mengacu pada kode ujaran yang

digunakan seperti bahasa, dialek, dan fragam atau register. Ketujuh, N (Norms of

interaction and interpretation) mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi

dengan mitra tutur. Kedelapan, G (genre) mengacu pada jenis bentuk penyampaian,

seperti narasi, puisi, pepatah, doa, dan sebagainya.

Tahap yang terakhir, yaitu tahap penyajian hasil analisis data.Tahap penyajian

hasil analisis dataini digunakan metode informal. Metode Informal merupakan

penyajian hasil penelitian yang dirumuskan dengan menggunakan kata-kata biasa,

yaitu dengan kata-kata yang apabila dibacalangsung bisa dipahami (Sudaryanto,

1986:62). Hasil analisis data dipaparkan dalambentuk laporan penulisan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

13

1.7 Sistematika Penulisan

Penyajian hasil analisis data akan dibagi menjadi tiga bab. Bab I berisi

pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan

pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II berisi analisis yang meliputi bentuk-

bentuk makian dalam novel Arḍ an-Nifāq karya Yūsuf as-Sibā‘ī (1962) beserta

referennya. Bab III berisi kesimpulan, yaitu menjawab permasalahan dari bab

sebelumnya.

1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Transliterasi huruf Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini diambil

dari buku pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan

bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no: 158

th.1987 dan nomor 0543/b/u/1987.

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan huruf, dalam transliterasi ini, sebagian dilambangkan dengan tanda dan

sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus.

No Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا 1

baˋ b Be ب 2

taˋ t Te ت 3

śaˋ ṡ es (dengan titik di atas) ث 4

Jim j Je ج 5

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

14

ḥaˋ ḥ ha (dengan titik di bawah) ح 6

khaˋ kh ka dan ha خ 7

Dal d De د 8

Źal ź zet (dengan titik di atas) ذ 9

raˋ r Er ر 10

Zai z Zet ز 11

Sin s Es س 12

Syin sy es dan ye ش 13

ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص 14

ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض 15

ṭaˋ ṭ te (dengan titik di bawah) ط 16

17 ẓaˋ ẓ zet (dengan titik di ظ

bawah)

ain ‘ koma terbalik di atas‘ ع 18

Gain g Ge غ 19

faˋ f Ef ف 20

Qaf q Ki ق 21

Kaf k Ka ك 22

Lam l El ل 23

Mim m Em م 24

Nun n En ن 25

Waw w We و 26

haˋ h Ha ھ 27

Hamzah ˋ apostrof condong ke kiri ء 28

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

15

yaˋ y Ye ي 29

2. Vokal

Vokal bahasa Arab terdiri dari vokal pendek, vokal panjang, dan diftong. Dalam

transliterasi, sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian lagi dengan huruf

dan tanda sekaligus.

No Vokal Pendek Vokal Panjang Diftong

ai : ـــي ā : ـــا a : ـــ 1

ī : ــي i : ـــ 2

au : ــو ū : ــو u : ـــ 3

Contoh: يقول –قال /qāla - yaqulu/

/khauf/ خوف

3. Tā` Marbuṭah

Tā`marbuṭah hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, atau ḍammah

transliterasinya adalah /t/, sedangkan ta ` marbuṭah mati atau mendapat harakat

sukun transliterasinya adalah /h/.

Contoh: املدينة املنورة /al-Madīnatul-Munawwarah /

/al-Madīnah al-Munawwarah /

4. Syaddah

Syaddah atau tasydīd dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda syaddah atau tasydīd. Dalam transliterasinya, tanda

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

16

syaddah itu dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang

diberi tanda syaddah tersebut.

Contoh: رب نا / rabbanā /

5. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

al. Kata sandang tersebut dibedakan menjadi kata sandang yang diikuti

huruf syamsiyyah dan huruf qamariyyah. Kata sandang yang diikuti huruf

syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /l/ diganti

dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata

sandang tersebut, sedangkan kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang

mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang (-).

Contoh: الرجل / ar-rajulu /

/ al-qalamu / القلم

6. Hamzah

Hamzah yang ditransliterasikan dengan apostrof hanya berlaku untuk hamzah

yang terletak di tengah dan belakang. Hamzah yang terletak di depan tidak

dilambangkan dengan apostrof karena dalam tulisan Arab berupa Alif.

Contoh: شيء / syai`un /

7. Penulisan Kata

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/132045/potongan/S1-2018... · Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang ... sosiolinguistik

17

Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata

tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan

dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka

transliterasinya, dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya,

Contoh:

ر الرازقي وإن اهلل لو خي

/ Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn / atau dengan

/ Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīn /

8. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam

transliterasinya huruf kapital digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD).

Contoh:

رسول وما ممد إال /Wa mā Muḥammadun illā rasul/