Upload
doankhanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemilu Amerika menjadi suatu bentuk hiburan tersendiri bagi masyarakat
Indonesia bahkan diseluruh dunia, hampir semua masyarakat di seluruh belahan
dunia ingin mengetahui keadan politik negeri paman sam. Dimana para calon
kandidat Barack Obama dari partai Demokrat dan Jhon MeCain dari Republik
bersaing untuk menjadi orang nomor satu di Amerika. Hal ini tentu tidak lepas
dari peran media dalam memberikan informasi tentang keadan politik AS, baik
media cetak ataupun media elektronik banyak memuat atau menayangkan berita –
berita mengenai politik presiden Seperti yang diungkapkan oleh Douglas Kellner
mengenai peran media dalam politik presiden.
“In the contemporary era of media politics, image and media spectacle
have played an increasingly important role in presidential politics and other
domains of society. With the increasing tabloidization of corporate journalism,
lines between news, information and entertainment have blurred, and politics has
become a form of entertainment and spectacle (Kellner,2009:3)
Kellner mengungkapkan Dalam era politik media kontemporer, gambar
dan tontonan media telah memainkan peran semakin penting dalam politik
presiden. Dengan semakin banyaknya media massa, garis antara berita, informasi
dan hiburan telah kabur, dan politik telah menjadi suatu bentuk hiburan dan
tontonan yang menarik.
Pemilihan Presiden Amerika Serikat menjadi tontonan yang menarik bagi
masyarakat Indonesia. Berbagai kalangan, tua muda, laki – laki, perempuan,
pendidikan tinggi – rendah antusias mengikuti pemberitaan tentang pemilu di
1
2
Amerika Serikat. Antusiasme itu ditangkap oleh jejak pendapat litbang Kompas
yang dilakukan sehari setelah Pemilu Amerika Serikat digelar 4 November lalu.
Sebanyak 91,5 % responden mengaku mengikuti pemberitaan pesta demokrasi di
negeri Paman Sam itu lewat media massa. Bahkan, 35,9% tidak mau ketinggalan
berita barang seharipun, merasa perlu mengikutinya setiap hari. Jika dilihat lebih
jauh ketertarikan untuk mengikuti pemberitaan pemilu di negara yang dijuluki ”
Adidaya” dan pelopor demokrasi ini merata di semua kalangan meskipun dengan
derajat ketertarikan yang berbeda – beda, Laki – laki dan perempuan, misalnya,
sama – sama menyukai pemberitaan pemilu Amerika Serikat, tetapi terlihat bahwa
porsi jumlah laki – laki lebih banyak yang mengikuti.
Dilihat dari sisi pendidikan makin tinggi pendidikan responden makin
intens mengikuti pemberitaan media tentang pemilu Amerika Serikat. Sementara
usia tidak berpengaruh pada ketertarikan mengikuti pemberitaan moment
bersejarah di Amerika Serikat. Ini artinya, pemilu Amerika Serikat menjadi
konsumsi publik Indonesia, baik tua maupun muda. (Setiawan, 2008: 10).
Penulis ingin melihat lebih dalam tentang pemberitaan Obama oleh
media massa di Indonesia dengan segala perspektifnya melalui madia massa
Kompas dan Republika saja, khususnya pada tanggal 6 November 2008 sampai
dengan 20 Januari 2009. Alasan dari pemilihan kedua media tersebut karena dua
media massa tersebut memiliki cara yang berbeda dalam penyajian berita-berita
mengenai kemenangan Barack Obama mengacu pada visi misinya secara jelas
selain itu pengalaman yang lama di belantika pers Indonesia menjadikan mereka
dapat eksis sebagai lembaga pers.
3
Penulis memilih Kompas karena, Kompas memiliki peran yang penting
dalam berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia baru, yaitu
masyarakat dengan kemanusiaan yang transendental, persatuan dalam perbedaan,
menghormati individu dan masyarakat yang adil dan makmur. Faktor yang
menjadi sentral dalam visi ini adalah manusia dan kemanusiaan beserta cobaan,
permasalahan, aspirasi, hasratnya, keagungan dan kehinaan. Kompas tergerak
oleh visi ini dan berusaha peka akan nasib manusia
Kompas juga memiliki misi dengan berkomitmen membangun
masyarakat Indonesia Baru dan titik sentral pada manusia dan kemanusiaan,
Kompas dalam pemberitaannya, membawakan nilai-nilai demokratis,
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Apalagi di era reformasi seperti sekarang ini,
wacana demokerasi, kebebasan pers dan hak asasi manusia menjadi hal utama.
Dalam situasi kebebasan pers ini, Kompas dituntut untuk menyampaikan
informasi padat, menghormati hati nurani, penuh wawasan dan cerdas serta tidak
mengumbar sensualitas belaka layaknya koran-koran kuning. Dalam
membawakan komitmen itu Kompas mempunyai misi mengasah nurani membaur
cerdas. Bisa dikatakan Kompas telah beredar di seluruh pelosok tanah air. Apalagi
dengan sistem cetak jarak jauh yang memungkinkan pembaca didaerah menikmati
Kompas sedini mungkin seperti pembaca di Jakarta dan sekitarnya.
Sedangkan penulis memilih surat kabar Republika karena, Corak
jurnalisme Republika sendiri dilandasi keinginan untuk menyajikan informasi
yang lengkap dan komperhensif pagi para pembacanya untuk itu berita yang
ditampilkan berusaha memberi warna baru dalam jurnalisme Indonesia, terutama
4
dari segi pengemasan, pendalaman, dan penyajianya dibandingkan media lain. Isi
Pemberitaan surat kabar Republika tidak terlepas dari Misi dan Visi Harian
Umum Republika, isi berita yang ditampilkan lebih banyak bernuansa Islam.
Meskipun demikian untuk memenuhi tuntutan masyarakat Harian Republika juga
menampilkan berita lain yang menarik dan untuk konsumsi publik. Pada halaman
pertama kita akan mendapatkan tampilan berita utama. Topik Nasional hadir di 2
(dua) halaman penuh. Disamping itu masih banyak topik-topik lain yaitu
Nusantara, Opini, Telisik, Internasional, Ekonomi Bisnis, Kabar Kota, Bursa,
Wawancara, Investasi Global, Syariah, Sepak Bola, Arena, Iptek dan Kesehatan,
Pendidikan, Warna dan TV Guide, Warna. Dalam masa krisis seperti sekarang,
Harian Umum Republika tetap konsisten terbit dengan 28 halaman.
Apalagi dalam masa Pemilu sekarang ini Republika menampilkan 2
halaman penuh khusus untuk menampilkan berita seputar Pemilu. Untuk kalangan
pebisnis dapat memanfaat halaman Class Ad untuk menawarkan produknya
melalui iklan yang dipasang di harian Republika ini. Pada halaman Opini di
sediakan 1 (satu) halaman untuk menuangkan ide tulisan yang berasal dari pakar
ataupun pembaca mengenai topik-topik yang sedang hangat di masyarakat.
Surat kabar Republika meggunakan gaya bahasa seperti harian umum
lainnya, Republika menggunakan Bahasa Indonesia dengan gaya yang mudah
dipahami oleh seluruh pembaca yang ada di seluruh Nusantara. Dengan bahasa
yang lugas Republika menampilkan berita terkini penuh inovatif dan bergaya
modern, apalagi dilengkapi dengan foto-foto yang menarik. Nuansa Islam sangat
5
kental, baik dalam gaya bahasa maupun isi sehingga dapat sebagai pilihan bagi
kalangan muslim untuk dijadikan sebagai koran keluarga
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat penulis rumuskan
masalah sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam
pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat dalam
Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari
2009.
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam
pemberitaan terpilihnya terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika
Serikat di Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 –
20 Januari 2009.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat teoritis yaitu pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
komunikasi
Manfaat terapan dapat digunakan sebagai pembendaharaan penelitian
bagi mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik pada umumnya dan
mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik jurusan komunikasi pada
khususnya
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi
peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan
dengan masalah ini.
6
E. LANDASAN TEORI
1. SURAT KABAR
Banyak ungkapan yang dipakai oleh para ahli untuk
menunjukan asal-usul pers. Diantaranya yang cukup ekspresif ialah
sosiolog Kanada McLuhan ia menyebut pers dan media massa umumnya
sebagai ”the existence of man”, eksistensi manusia. Kodrat pembawaan
dan kebutuhan esensial manusia ialah berkomunikasi, ia menyatakan diri,
ia berbicara, ia menerima pesan dan menyampaikan pesan, ia berdialog,
ia menyerap yang dilihat dan didengarnya, ia berada dalam suatu
lingkungan dan bercengkrama dengan lingkungan dan dengan proses itu,
ia menyatakan dan mengembangkan peri kehidupan yang bermasyarakat
(Oetama, 1987:4).
Bitter (1986) menyebutkan bahwa tahun 59 SM di kota Roma
telah terbit sebuah buletin untuk warga kota yang disebut dengan Acta
Diurna yang memuat pelbagai pengumuman dan diletakan pada pendopo
balai kota. Penerbitan surat kabar yang bermutu lebih baik setelah
berkembang luasnya percetakan baru dapat terlihat di Italia sekitar tahun
1600. Waktu itu terbit surat kabar yang disebut dengan Gazette (Liliweri,
1991:12)
Surat kabar memiliki tiga kriteria yaitu: surat kabar terikat
dengan aktualitas. Semakin aktual laporan surat kabar, semakin baik.
surat kabar berusaha menjaga aktualitasnya dengan cara menyajikan
berita segar lebih luas dan dengan latar belakang yang lebih banyak
7
dibandingkan media massa elektronik. Sebab itu pula komentar surat
kabar selalu berkaitan dengan peristiwa harian diseluruh dunia, surat
kabar hidup dengan berita-berita dari hari ke hari. Karakter lain surat
kabar adalah periodisitas. Surat kabar diterbitkan dalam jangka waktu
yang sesingkat mungkin. seperti radio, beberapa surat kabar tidak hanya
terbit sekali dalam sehari. Misalnya surat kabar Asahi Shimbun Jepang
terbit sampai 16 kali dalam setiap hari, salah satu surat kabar berbahasa
Jerman di Switzerland biasa diterbitkan tiga kali sehari. Kriteria yang
terakhir dari surat kabar ialah sifat universal dalam isi dan akses. Pada
umumnya surat kabar mengupas semua masalah hidup manusia karena
itu bersifat universal. Surat kabar juga mengupas berita-berita politik,
ekonomi, budaya, hiburan dan juga olah raga. Tetapi ada juga surat kabar
yang meski memfokus pada salah satu bidang saja, misalnya Financial
Times atau Wallstreet Journal, yang memberikan informasi khusus
mengenai ekonomi (Obon & Jebarus,2001:99).
Untuk surat kabar harian, berita-berita pada halaman pertama
sangat penting karena halaman pertama ibarat etalase sebuah toko:
penyajiannya mendorong orang untuk membeli dan membaca. Lay-out
dan penyajian halaman depan dengan baik memberikan rasa akrab
kepada para pembaca. Pada halaman pertama dicantumkan nama surat
kabar, logo dan desain nama. Semua ini bagaikan bendera memberikan
warna khas dan arah surat kabar tersebut. Halaman judul berisi berita-
berita penting menurut seleksi editor, pada umumnya dapat dilihat pada
8
besarnya kepala berita, letak dan panjang cerita. Pada umumnya editor
menempatkan berita-berita yang penting pada halaman pertama.
Kemudian berita-berita penting lainya akan akan diperkenalkan melalui
daftar isi dari surat kabar tersebut yang dipasang pada halaman pertama
pula ekonomi ( Obon & Jebarus, 2001:100).
2. BERITA
Pada tahun 1882 Charles A. Dana mengungkapkan ”When a
dog bites a man that is not news, but when a man bites a dog that is
news” (apabila seekor anjing menggigit orang itu bukanlah berita, akan
tetapi apabila orang menggigit anjing itu baru berita).
Sedangkan menurut Dean M. Spencer, dalam bukunya ”News
Writing”. Berita didefinisikan sebagai suatu kenyataan atau ide yang
benar dapat menarik perhatian, sebagian dari pembaca. Menurut batasan
atau definisi, berita dalam arti teknis jurnalistik adalah : laporan tentang
fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian
untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karna itu
luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula ia
mencakup msegi-segi human interest seperti humor, emosi dan
ketegangan (Assegaff, 1983:23).
Sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya
sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi
yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Faktor peristiwa atau
keadaan menjadi pemicu utama terjadinya sebuah berita. Dengan kata
9
lain, peristiwa dan keadaan itu merupakan fakta atau kondisi yang
sesungguhnya terjadi, bukan rekaan atau fiksi penulisnya (Djuraid,
2006:9).
Dari ketentuan yang ditetapkan oleh Kode Etik Jurnalistik
bahwa sebuah berita harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik
harus akurat. Selain cermat dan tepat, berita juga harus lengkap
(complete), adil (Fair) dan berimbang (balanced). Kemudian berita harus
tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis
disebut objektif, syarat prtaktis tentang penulisan berita yaitu berita harus
ringkas (concise), jelas (clear) dan hangat (current) (Budyatna, 2006:47).
Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: berita
berat (hard news) dan berita ringan (soft news) berita berat adalah berita
yang sangat penting terkait dengan peristiwa yang sangat menegangkan,
mencengangkan, mengejutkan dan pada peristiwa yang mengguncangkan
menyita perhatian serta yang mengandung konflik dan memberi
sentuhan-sentuhan emosional dan melibatkan tokoh masyrakat, orang
terkenal. Karena menyangkut peristiwa atau masalah penting, maka perlu
secepatnya diketahui masyuarakat, maka naskah berita dibuat sedemikian
rupa tidak terlalu panjang, cukup di ungkapkan hal-hal yang menonjol
atau paling penting saja (Yosef, 2009:23).
Sedangkan berita ringan adalah kebalikan dari hard news,
menunjuk pada pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur
ketertarikan manusiawi bersangkut paut dengan kejadian-kejadian umum.
10
Berita yang tidak terlalu penting sehingga tidak harus secepatnya
diketahui masyarakat namun demikian, berita ini tetap dinilai menarik
dan ada manfaatnya bagi khalayak sehingga ttetap disebarluaskan kepada
khalayak. Karena dari segi urgensinya tidak terlalu tinggi, maka
penyebaranya luasan berita seperti ini baik melalui media massa cetak,
tidak harus menjadi berita pertama tetapi dapat ditempatkan pada bagian
tengah atau bagian akir. Berita seperti ini juga dapat disebut
sebagai”Time less News” yaitu berita yang penyebarluasanya tidak
terikat waktu. Artinya dapat disebarluaskan pada kesempatan berikutnya
(Yosef, 2009:25).
Struktur Berita
Nilai Berita
Significance (penting)
Yakni kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi orang
banyak, atau kejadian yang punya akibat terhadap kehidupan
pembaca.
Magnitude (besaran)
Yakni kejadian yang menyangkut angka – angka yang berarti bagi
kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa
dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.
Timeliness (waktu)
Yaitu menyangkut hal – hal yang baru terjadi, atau baru
dikemukakan.
11
Proximity (dekat)
Yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca, kedekatan ini bisa
bersifat geografis maupun emosional.
Promonence (tenar)
Yakni menyangkut hal –hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh
pembaca.
Human Interest (manusiawi)
Yakni kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca,
kejadian yang menyangkut bagi orang biasa dalam situasi luar
biasa, atau orang besar dalam situasi biasa (Mursito, 1999. 63).
Teknik Penulisan Berita
Bill Parks memaparkan mengenai penulisan piramida
terbalik yaitu ”Seperti yang telah kita lihat, keunggulan utama dari
piramida terbalik adalah: menyampaikan informasi secara efisien,
sehingga pembaca dapat memahami fakta-fakta dengan cepat‟.
Djafar H. Assegaff mengemukakan tujuan dari penulisan berita
menggunakan gaya penulisan berita Piramida Terbalik adalah untuk
memudahkan khalayak pembaca yang bergegas, untuk cepat
JUDUL
LEAD
BODY
PENUTUP
12
mengetahui apa yang terjadi dan diberitakan. Di samping itu tujuan
lain, yang sifatnya lebih kedalam, yakni untuk memudahkan
redaktur memotong bagian yang tidak penting yang terletak pada
bagian paling bawah (Assegaff, 1983. 49).
Setiap tulisan yang berbentuk berita, sekurang-kurangnya
memuat 3 bagian, yakni pembukaan (lead, intro), tubuh (body), dan
penutup. Bagian body, bisa berupa detail, perluasan lead, pendukung
lead, dan latar belakang.
Lead adalah bagian terpenting, paling kuat dan menonjol,
merupakan inti dari keseluruhan berita. Lead menonjolkan bagian-
bagian penting secara ringkas, dan ia bertugas “merayu” pembaca
agar membaca berita tersebut. Lead kadang memuat keseluruhan
unsur 5W+1H. Body dan Penutup bagian kedua, yakni tubuh adalah
bagian yang menguraikan lebih lanjut pokok-pokok fakta yang
terdapat pada lead. Unsur “bagaimana” dan “mengapa” biasanya
mengambil banyak uraian dalam tubuh berita (Mursito, 1999. 63).
3. BERITA POLITIK
Werren, dalm bukunya “Modern News Reporting”
mengungkapkan “Newspaper policy manifests it self more definitely and
consistently in politics and public affairs are inseparable” (politik surat
kabar nampak dengan tegas dan nyata di dalam pemberitaan politik
daripada pemberitaan-pemberitaan lainya, karena alasan-alasan yang
13
nyata bahwa politik dapat dipisahkan dengan masalah-masalah umum)
(Assegaff, 1983:41).
Berita politik adalah berita mengenai berbagai macam aktifitas
politik yang dilakukan para pelaku politik di partai politik, lembaga
legislatif, pemerintahan dan masyarakat secara umum. Kehidupan politik
dan kenegaraan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kehidupan rakyat, karena itu setiap orang akan tertarik dengan berita-
berita politik. Pengertian politik di sini adalah dalam arti yang luas, yakni
sebagai ilmu pemerintahan negara, jadi tidak hanya terbatas kepada
pengertian partai dan kegiatannya. Jadi politik dalam arti yang luas yang
dimaksudkan itu akan mencakupi tidak saja masalah kenegaraan, sejak
dari diplomasi internasional, pemilihan umum dan krisis-krisis kabinet,
akan tetapi juga sampai kepada masalah-masalah politik yang timbul di
daerah-daerah.
Hampir semua media menampilkan berita politik sebagai
sajiannya, bahkan beberapa media umum menempatkan berita politik
sebagai berita utama. Penempatan politik sebagai berita utama tampaknya
terbawa kecendrungan masa lalu yang menempatkan politik sebagai
sesuatu yang sangat penting. Dalam perkembangannya, masyarakat justru
kurang menyukai berita politik. Berbagai peristiwa politik yang disertai
manuver para politisi justru membuat masyarakat tidak simpati pada
politik (Djuraid, 2006:45).
14
4. KEBIJAKAN REDAKSIONAL
David L Sills mengungkapkan, sehubungan dengan pengertian
kebijakan, Ia menyatakan kebijakan ialah ”suatu perencanaan atau
program mengenai apa yang akan dilakukan dalam menghadapi problem
tertentu dan cara bagaimana melakukan atau melaksanakan sesuatu yang
telah direncanakan atau diprogramkan” ( Safiie & Tanjung, 1999:47).
Louis M. Lyons mantan kurator yayasan Nieman Di
Universitas Harvard mengungkapkan fungsi editorial adalah menentukan
suasana atau sifat surat kabar. Jika seseorang membutuhkan alasan bagi
editorial atau mencoba menentukan peranan utama dari sebuah editorial,
peran itu mengungkapkan suasana surat kabar. Hal ini lebih dari sekedar
kebijaksanaan persuratkabaran. Ini merupakan kesempatan untuk
menunjukan institusi itu sendiri sebagai sebuah kekuatan yang beradab
yang memberi peradaban (Rivers, Mclntyre & Work, 1994:59).
Editorial dapat dikatakan sebagai pertanggung jawaban atas
berita-berita yang dipilih dan disajikan, tanggung jawab atas komitmen
terhadap pembangunan masyarakat hal ini berhubungan dengan fungsi
editorial yakni; yang petama memberikan bimbingan kepada masyarakat
agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan perkataan lain
memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Kedua, memberikan
penjelasan kepada pembaca tentang berita-berita hangat/aktual. Ketiga,
mengajak pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual, sebelum
15
berita itu terlanjur menjadi pendapat umum (public opinion) (Mursito,
2006:17).
Opini yang berasal dari media massa bersumber pada
”kebijakan redaksional” (editorial policy). Kebijakan redaksional
bagaikan ”ideologi” suatu partai politik Yang menjadi dasar kegiatan
seluruh kegiatan jurnalistik. Kebijakan redaksional ditentukan oleh visi
dan misi media massa. Kebijakan redaksional adalah opini berisi
pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan
terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang
berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan
mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi
media yang bersangkutan.
Kebijakan Redaksional (Editorial Policy) adalah ketentuan
yang disepakati oleh redaksi media massa tentang kriteria berita atau
tulisan yang boleh dan tidak boleh dimuat atau disiarkan, juga kata,
istilah, atau ungkapan yang tidak boleh dan boleh dipublikasikan, sesuai
dengan visi dan misi media. . Di media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid), kebijakan itu dirinci dalam ”buku gaya bahasa” (style book) atau
buku pedoman penggunaan standar kata/ bahasa untuk keseragaman
penulisan. Gaya penulisan itu harus ditaati oleh wartawan agar terjadi
keseragaman dalam teknis penulisan kata-kata, gaya bahasa atau kalimat,
dan istilah. Kebijakan redaksional ditetapkan sebagai standar bagi
16
wartawan demi ciri khas media sekaligus menjaga keseragaman bahasa
di kalangan wartawan (Pareno, 2003:90).
Kebijakan redaksional ditentukan oleh Dewan Redaksi yang
terdiri dari unsur-unsur direksi, redaktur, pemasaran, iklan dan
sebagainya. Kurun waktu berlakunya kebijakan redaksional ada yang
bersifat setrategis ada yang teknis. Kebijakan yang strategis berlaku lama
dan agak permanen, misalnya ” tidak berlaku oposan terhadap penguasa”.
Kebijakan yang teknis misalnya dalam membela kepentingan rakyat,
persahabatan dengan pengusaha dan kekuatan politik, agama, suku dan
golongan tertentu. Meskipun media massa selalu mengklaim diri sebagai
”media komunikasi massa” yang independen, namun pada akhirnya
khalayak bisa mengetahui bahwa tidak ada media massa yang netral.
Khalayak bisa mengetahui hal tersebut dari tajuk, ulasan, komentar,
pojok dan karikatur. Bahkan dari judul atau isi berita yang disajikan oleh
media massa, khalayak bisa mengetahui sikap atau mungkin
keberpihakan media massa. Apakah tujuanya untuk mempertahankan
dan meningkatkan pelanggan, maka kebijakan redaksional seperti itu
merupakan bagian dari rekayasa berita. Para redaktur telah melakukan
seleksi atas berita-berita dan gambar-gambar di media massa mereka
yang menyenangkan atau menghibur pelanggan dan pembaca (Pareno,
2003:92).
17
5. ANALISIS ISI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisis Isi (Content Analysis). Kerlinger mengatakan bahwa :
”Content analysis is a method of studying and analyzing
communication in a systematic and qualitative manner to measure
variables”
Analisis isi adalah suatu metode studi dan analisa tentang isi
komunikasi (tersurat dan tersirat) secara sistematis, logis, baik dengan
pendekatan kuantitatif untuk mengukur variable-variabel maupun
pendekatan kualitatif dalam pengkategorian pesan, untuk mencapai hasil
penelitian yang obyektif ataupun kesimpulan-kesimpulan yang obyektif
(Black & Dean, 1999:26).
Secara umum ada kesepakatan para ahli, bahwa pelaksanaan
analisis isi haruslah sistematik dan obyektif. Obyektifitas menurut suatu
cara yang memungkinkan bila dilaksanakan oleh orang lain akan
menghasilkan hasil yang sama. Sistematis menghendaki penerapan yang
taat azas dalam pembuatan kategori-kategori isi. Cara ini menjamin
penyeleksian data lebih tepat sehingga pengambilan keputusan yang berat
sebelah dapat dihindarkan.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah tidak adanya
resiko obyek yang diteliti berubah karena perlakuan penelitian. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan yang obyektif (Bambang Setiawan
dalam 2002:32).
18
Analisis isi media dapat:
a. Mengidentifikasi apakah organisasi menaruh pesannya
dimedia
b. Mengidentifikasi isu penting
c. Mengidentifikasi media mana meliput apa
d. Mengidentifikasi wartawan mena meliput isu apa untuk
memungkinkan penargetan yang lebih spesifik
e. Mengukur apakah isu tertentu menerima liputan yang
meningkat / berkurang
f. Merinci liputan melalui pers perdagangan, media nasional,
media bisnis dan lain-lain
g. Merinci liputan melalui daerah, seperti analisis negara
untuk melihat bagai mana daerah tertentu beroperasi
h. Melakukan analisis saingan untuk mengidentifikasi apa
yang dikatakan dan dilakukan saingan, dan apa yang
dikatakan orang tentang mereka.
i. Mengidentifikasi sumber utama yang dikutip media
mengenai topik kunci
j. Menghasilkan garis kecenderungan liputan sepanjang
waktu untuk menunjukan secara obyektif apakah kuantitas
dan kualitas liputan meningkat / menurun (Namara,
1999:190).
19
Dalam media massa khususnya pers cetak, content analysis
dilakukan terhadap perkembangan kecendrungan isi suatu berita, isi suatu
kejadian dengan memperhatikan perulangan-perulangan, penekanan,
perhatian dan fokus pada suatu konteks tertentu sehingga kita dapat
mengajukan kesimpulan kecendrungan tentang isi media itu.
(Sanipah, 2005:104).
Analisis isi dalam penelitian ini diterapkan untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam penyajian berita-berita
tentang Barack Obama setelah menang pemilu Amerika Serikat sampai ia
dilantik menjadi presiden pada surat kabar Kompas dan Republika
periode 6 November 2008 sampai dengan 20 Januari 2009.
F. HIPOTESIS PENELITIAN
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi mengungkapkan bahwa
”Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting karena merupakan
instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil dedukasi dari teori atau proposisi,
hipotesa lebih sepesifik sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara
empiris” (Singarimbun & Effendi, 1987:43).
Biasanya suatu hipotesa selau dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih.Hubungan tersebut
dapat dirumuskan secara eksplisit maupun secara implisit. Hipotesa
relasional adalah hipotesa eksplisit karena hubungan antar variabel
20
dinyatakan secara jelas. Sedangkan yang secara implisit adalah hipotesa
deskriptif.
Selain harus menunjukan hubungan antara 2 variabel atau lebih,
hipotesa harus memberikan gambaran bagaimana bentuk hubungan tersebut,
yaitu positif atau negatif. Hipotesa yang baik juga harus memberikan
petunjuk bagaimana pengujiannya. Untuk itu variabel penelitian harus
dijabarkan dengan teliti agar lebih mudah diukur, dengan demikian diketahui
cara pengujian hubungan antara variabel-variabel terebut.
Semua hipotesa yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat
relasional, maupun deskriptif disebut hipotesa kerja ( Hi / Hk ). Agar dapat
diuji secara stsistik, diperlukan sesuatu untuk membandingakan
hipotesa kerja tadi. Dalam penelitian sosial pembanding tadi biasanya tidak
ada, dan karena itu dibuat pembanding secara arbiter yang berbentuk suatu
hipotesa nol ( Ho ). Ho inilah yang kemudian diuji. Bila pengujian hipotesa
menyimpulkan bahwa Ho ditolak, maka Hi /Hk diterima ( Singarimbun &
Effendi, 1987:45).
1. Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6
November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal pokok
permasalahan berita
Ha :Terdapat perbeaan yang signifikan dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
21
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6
November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal pokok
permasalahan berita
2. Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6
November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal narasumber
berita
Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6
November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal narasumber
berita
3. Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6
November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal jenis berita
Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6
November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal jenis berita
4. Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
22
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6
November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal penempatan
halaman berita
Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6
November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal penempatan
halaman berita
G. DEFINISI KONSEPSIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Definisi konsepsional
Definisi konsepsional adalah pembatasan arti atau pengertian tentang
istilah dalam judul penelitian sesuai dengan pengertian umum yaitu untuk
menghindari perbedaan pengertian dan penafsiran tentang variabel-variabel
penelitian yang akan diuji antara konsep penelitian dengan pembacanya
(Nasir, 1995:18).
a. Surat kabar
Surat kabar adalah alat komunikasi massa yang mengoperkan
lambang-lambang komunikasi secara serentak, lambang-lambang mana
yang memenuhi syarat publisitas, perioditas, universalitas dan aktualitas
b. Berita
Batasan berita dalam penelitian ini adalah segala bentuk tulisan
surat kabar yang bersifat : melaporkan kejadian, mengulas atau
menganalisis peristiwa secara subyektif ” Dengan demikian berita
23
dalam penelitian ini mencakup staight news (hard news dan soft news),
feature, Indepth news, reportase, Investigative reporting foto jurnalistik
2. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur variabel dengan kata lain adalah semacam
bentuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur variabel
a. Surat kabar
Surat kabar dalam penelitian ini mengambil surat kabar Kompas
dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009
b. Berita
Berita dalam penelitian ini berita yang dimuat dalam surat kabar
Kompas dan republika pada periode 6 November – 20 Januari 2009
berita mengenai Barack Obama didalam penelitian ini adalah setiap
pemberitaan yang didalamnya terkandung peristiwa politik,
ekonomi, sosial budaya
Metode pengukuran dalam penelitian ini hanya akan menghitung
frekuensi munculnya berita mengenai Barack Obama tanpa memperhatikan
volume berita (sentimeter kolom) ataupun jumlah alinea, pendekatan
dengan menggunakan alat ukur volume berita memiliki kecendrungan
tinggi bernada sepihak, sehingga derajat bisa lebih besar. Luas atau
tidaknya volume suatu berita belum tentu memberi jaminan bahwa berita
itu penting atau tidak. Alasan lainya adalah bahwa dengan mempersempit
unit analisa, telaah terhadap permasalahan yang diteliti akan lebih cermat
24
dan mendalam sehingga dimungkinkan dapat memperkecil terjadinya bias
(Dalam skripsi Ardyanto Yoga, 2002:30).
Untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam
pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
di Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20
Januari 2009, dibuatlah kategori-kategori operasional sebagai berikut :
2.4 Pokok Permasalahan berita
Deutschmann memberikan kategori – kategori dalam menganalisa
isi persurat kabaran, dalam studi ini. Oleh karena kategori – kategori
tersebut nyatanya sesuai, fungsional dan terkendali maka dianggap
bahwa kategori – kategori tersebut dapat memberikan jawaban pada
hipotesa (Flournoy, 1989:26).
i. Perang, pertahanan dan diplomasi : dalam kelompok ini
termasuk isi yang berhubungan dengan pertikaian bersenjata
antar dua negara atau lebuh. Isi yang berhubungan dengan
masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata
nasional. Serta pertahanan negara juga masuk di dalamnya.
Kegiatan - kegiatan resmi dari para duta besar dan pejabat
diplomatik lainya juga dimasukan dalam kelompok ini. Berita
mengenai Perserikatan Bangsa-Bangsa dan permasalahanya
juga dimasukan dalam kelompok ini.
ii. Politik dan Pemerintahan. Setiap persoalan yang berhubungan
dengan kegiatan dari pelbagai badan-badan pemerintahan,
25
apakah pada tingkat daerah atau nasional, dimasukan dalam
kelompok ini. Pembahasan perundang-undangan yang
disiarkan melalui surat kabar , walaupun menyangkut pokok
persoalan dalam kategori lain, dianggap sebagai hal
pemerintahan dan dari sebab itu dikelompokan demikian. Hal-
hal yang menyangkut persoalan-persoalan politik atau
pengangkatan seseorang calon atau pejabat untuk suatu
kedudukan yang penting, masuk dalam kategori ini.
Pembahasan konsep-konsep pemerintahan seperti kebebasan
politik atau kebebasan berbicara dimasukan dalam kelompok
ini.
iii. Kegiatan ekonomi. Dalam kategori ini termasuk cerita-cerita
yang ada dasar ekonominya kecuali belanja pemerintah,
seperti perdagangan, keuangan dan perbankan. pembahasan
soal-soal perpajakan juga dimasukkan di sini. Kegiatan-
kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana-sarana yang
telah ada, masalah pertanian, masalah perindustrian dan
masalah-masalah managemen tenaga kerja juga dimasukan
dalam kelompok ini. Berita-berita tentang perekonomian dan
angkut nasional, sekalipun menyangkut tindakan pemerintah,
dimasukan juga dalam kelompok ini.
iv. Kejahatan. Kelompok ini menyangkut masalah-maslah
pelanggaran hukum dan penerapan hukum yang bersangkutan.
26
v. Masalah-masalah moral masyarakat. berita-berita yang
menyangkut persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat tentang hak-hak asasi dan tanggung jawab etika
perorangan, dimasukan dalam kelompok ini. Pergerakan hak-
hak sipil, bila tidak merupakan bagian dari perundang-
undangan pemerintah dianggap sebagai masalah moral
masyarakat. cerita-cerita atau tajuk rencana yang menyangkut
tanggung jawab organisasi keagamaan kepada masyarakat,
juga dimasukan dalam kelompok ini
vi. Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat. Berita-berita yang
menyangkut masalah-masalah tentang penyakit-penyakit
tertentu yang mempunyai dampak umum, dimasukan dalam
kelompok ini. Isi-isi yang menyangkut kegiatan-kegiatan
badan-badan kesehatan masyarakat, seperti Palang Merah,
berita tentang terobosan-terobosan di bidang ilmu dan
kedokteran dimasukan dalam kelompok ini.
vii. Pendidikan dan seni klasik. kelompok berita ini menyangkut
masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem pendidikan
umum baik swasta maupun negeri, atau dengan seni klasik
seperti drama sastra atau seni lukis.
viii. Hiburan rakyat. Yang dimasukan dalem kategori ini ialah hal-
hal yang menyangkut cara-cara rakyat menghibur diri, kecuali
melaui seni lukis, seperti bioskop, televisi dan olahraga.
27
ix. Human interest. Dalam kategori ini termasuk berita-berita
tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek-aspek
emosional dari kehidupan. Setiap berita kecil yang
menyenangkan tentang keganjilan perilaku manusia: cerita-
cerita dengan percakapan dan tindak laku tetapi tidak usah
memuat berita langsung, cerita-cerita semacam ini bukanlah
merupakan berita langsung atau tajuk rencana karena cerita-
cerita ini bersifat sastra rakyat.
2.4 Narasumber Berita
i. Aparatrur negara : Individu sebagai alat atau kelengkapan
negara yang terutama dalam bidang kelelmbagaan,
ketataleksanaan dan kepegawaian yang mempunyai tanggung
jawab terhadap pemerintahan (KBBI,1989.131)
ii. Pakar politik : orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu
pengetahuan mengenai tata kenegaraan yang meliputi sistem
pemerintahan, azas-azas pemerintahan, kebijakan, dan
pembangunan negara. (KBBI,1989.694)
iii. Pakar ekonomi : orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu
mengenai azas-asaz produksi, distribusi, konsumsi dan
keuangan serta tata kehidupan perekonomian suatu negara
(KBBI,1989.680)
iv. Pakar Sosial Budaya adalah orang yang ahli, pandai dan
memahami ilmu perkembangan kehidupan masyarakat dengan
28
segala hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat tersebut
(KBBI,1989.849).
v. Profesional :orang yang menjalankan profesinya pada bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, ketrampilan
dan kejuruan dengan penuh tanggung jawab sesuai aturan
yang ditetapkan (KBBI,1989.702)
2.4 Jenis-jenis berita
Menurut Jani Yosef dalam bukunya yang berjudul „To Be
A Journalist” secara umum, berita dapat dikategorikan menjadi 2
kelompok yaitu: Berdasarkan tingkat urgensi berita. Hard News,
berita ringan (Soft News), berita penerangan (Informational news).
Berdasarkan cara pengolahan berita: Berita linear, berita singkat
(Straigt News), berita mendalam (Indepth News)
i. Hard News : Berita yang sangat penting terkait peristiwa-
peristiwa yang menegangkan, mencengangkan,
mengejutkan, mengerikan, menakutkan, mengharukan, dan
hal-hal lain yang menyentakan perasaan orang. Karena
menyangkut peristiwa atau masalah penting, maka perlu
secepatnya diketehui masyarakat.
ii. Berita ringan (Soft News) : adalah kebalikan dari hard news,
yaitu berita yang tidak terlalu penting sehingga tidak harus
secepatnya diketahui masyarakat. Karena dari segi
urgensinya tidak terlalu tinggi, maka penyebar luasan berita
29
seperti ini tidak harus menjadi berita pertama tetapi dapat
ditempatkan pada bagian tengah atau bagian akhir.
iii. Berita Penerangan (Informational news) : berita yang
dikemas berupa penjelasan atau pengumuman pemerintah
atau suatu lembaga negara melalui media massa tentang
kebijakan baru atau suatu keputusan penting
iv. Berita Linear (Linear News) : berita yang pengolahannya
diangkat satu sisi saja, tidak menyertakan informasi terkait
lainya dan tidak mendalam
v. Berita Singkat (Straight News) : berita yang langsung
menyajikan isi utama atau isi pokok informasi karena harus
secepatnya diketahui masyarakat. Karena singkat dan harus
segera diketahui khalayak, maka pengolahannya tidak
mendalam.
vi. Berita Mendalam (Indepth News) : berita yang diolah
secara mendalam dengan cara mengembangkan dan
melengkapi informasi yang disampaikan dalam berita
sebelumnya, atau berdasarkan informasi yang baru namun
dikemas secara menarik dan mendalam (Yosef, 2009:25).
vii. Reportase : reportase atau pelaporan adalah bentuk
penulisan jurnalistik yang lebih longgar dibanding berita
langsung, longgar dalam arti tidak begitu terikat oleh
waktu, aktualitas dan dalam interpretasi fakta. Sementara
30
fakta-fakta yang dilaporkan dalam reportase lebih
mendalam yang jelas cara mendapatkan fakta sedikit
banyak menggunakan investigasi (Mursito, 1999:76).
viii. Investigative Reporting : investigative reports atau disebut
juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita
yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan,
tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan, sehingga
penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama
(Sumadiria, 2005:30).
ix. Feature : Feauture adalah salah satu bentuk
penyajianinformasi yang lengkap mendalam tentang suatu
masalah atau hal yang khas. Agar penyajianya menarik dalm
pengolahanya mengutamakan nilai seni dan unsur human
interest di dalamnya. Dengan demikian feature merupakan
penyajian informasi atau satu jenis penyajian berita yang
mampu memenuhi rasa ingin tahu dan rasa gembira dan
terharu atau tergugah khalayak atau pembaca (Yosef,
2009:40).
x. Foto jurnalistik : Jurnalistik foto merupakan sebagian dari
ilmu jurnalistik (komunikasi). Jurnalistik foto adalah
"ilmunya", sedangkan foto jurnalistik adalah "hasilnya".
Foto jurnalistik adalah karya foto "biasa" tetapi memilki nilai
berita atau pesan yang "layak" untuk diketahui orang banyak
31
dan disebarluaskan lewat media massa.Ada beragam definisi
tentang foto jurnalistik (Inggris : photo journalism) yang
disampaikan para pakar komunikasi dan praktisi jurnalistik.
Namun secara garis besar, menurut Guru Besar Universitas
Missouri, AS, Cliff Edom, ”foto jurnalistik adalah paduan
antara gambar (foto) dan kata”. Jadi, selain fotonya, foto
jurnalistik juga harus didukung dengan kata-kata yang
terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks foto /
caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan gambar dan
mengungkapkan pesan atau berita yang akan disampaikan ke
publik. Jika tanpa teks foto maka sebuah foto hanyalah
gambar yang bisa dilihat tanpa bisa diketahui apa informasi
dibaliknya (Rekotomo, 2007:).
2.4 Penempatan halaman
i. Berita halaman muka : berita yang dimuat pada halaman
pertama surat kabar yang berisi berita-berita penting atau
utama.
ii. Berita halaman dalam : berita yang dimuat pada halaman ke
dua, ketiga pada surat kabar yang berisi berita-berita tidak
terlalu penting
32
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif,
”deskriptif memiliki tujuan melukiskan secara sistematis fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan
cermat”. Yang bermaksud mendiskripsikan atribut ”massage” tanpa
menghubungkan dengan maksud si penyampai ”massage‟ terhadap
”audience” yang menjadi sasaranya, serta tidak pula dikaitkan dengan hasil
atau akibatnya. Penelitian ini hanya melihat perbedaan isi antara media
(Rakhmat, 1984:22).
2. Teknik Penelitian
Teknik penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis isi komunikasi (tersurat) secara sistematis, logis, baik dalam
pendekatan kuantitatif untuk mengukur variabel-variabel maupun
pendekatan kualitatif dalam pengkategorian massage, untuk mencapai hasil
peneitian yang obyektif atau kesimpulan-kesimpulan yang obyektif
3. Populasi dan Sampel
Pengertian populasi (universal) menurut Sugiono dalam buku
”Statistika Untuk Penelitian”, adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari;
objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2002:55)
33
”Populasi data yang diteliti, yaitu yang berkaitan dengan
sekelompok orang, kejadian atau semua yang mempunyai karakteristik
tertentu dan anggota populasi itu disebut dengan elemen populasi.”
Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh berita pada kedua surat kabar yang diterbitkan dalam rentang waktu
antara tanggal 6 November 2008 sampai 20 Januari 2009 yang isinya
berkaitan dengan Barack Obama (Ruslan, 2004: 133).
”Peneliti yang meneliti seluruh elmen-elmen populasi, disebut
sensus. Dan jika menelitin sebagian dari elemen-elemen tertentu suatu
populasi, disebut penelitian sampel”. Mengingat jumlah elemen populasi
yang relatif sedikit, maka penulis meneliti seluruh elemen-elemen populasi,
atau yang biasa disebut sensus, sehingga semua berita yang ada pada surat
kabar Kompas dan Republika antara tanggal 6 November 2008 sampai
dengan 20 Januari 2009 yang isinya mengenai Barack Obama dijadikan
sampel. Selama periode tersebut, pada surat kabar Kompas sebanyak 120
berita sedangkan pada surat kabar Republika sebanyak 67 berita (Ruslan,
2004: 139).
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengamati dan
menghitung frekuensi mmunculnya berita mengenai Barack Obama yang
ditampilkan dalam surat kabar harian Kompas dan Republika selama
periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009.
34
5. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Analisis data dilakukan setelah data-data yang dikumpulkan kemudian
disususn secara sistematis. Untuk membantu melakukan analisis data ini di
gunakan rumus chi-square dengan uji dua kelompok. Menurut bambang
setiawan, dalam situasi sekarang ini pada umumnya untuk analisis isi, tes
chi-square dipandang lebih baik karena diterapkan pada angka-angka
dengan cara lebih baik, karena disamping semua pernyataan, frekuensi yang
kita amati diperhitungkan.
Dalam penelitian ini digunakan tes uji Chi-square untuk menguji
ada tidaknya perbedaan isi pesan. Menurut Jalaludin Rakhmat :
”Dalam pengertian isi yang menggunakan lambang atau pernyataan
atau tema sebagai satuan koding, Chi-Square lebih memungkinkan
perbedaan yang signifikan”.
Dalam uji Chi Square tidak memperhitungkan jumlah sampel,
tetapi hanya memperhitungkan jumlah frekuensi yang diperoleh. Frekuensi
yang diharapkan dihitung berdasarkan peluang yang diramalkan, yaitu
membagi muatan yang didapat menjadi bagian-bagian yang sama.
(Rakhmat, 1988:43)
2
2( )b k
ij ij
i l j l ij
A Hx
H
35
Dimana :
ijA = jumlah kasus yang diamati, yang terkategori pada baris ke-i
dalam kolom ke-j
ijH = jumlah kasus yang diharapkan, yang terkategori pada baris ke-i
dalam kolom ke-j
Dengan derajat kebebasan:
df = (b-l)(k-l)
Dimana: b = jumlah baris
k = jumlah kolom
6. Validitas
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi ”validitas menunjukan
sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur”.
Penelitian ini hanya melihat munculnya frekuensi pemberitaan mengenai
Barack Obama, sehingga alat ukur yang digunakan berupa satuan angka,
yang sudah memiliki standar validitas pasti. (Singarimbun & Effendi,
1987:122).
7. Pengkodingan dan Reliabilitas
Untuk tercapainya penelitian yang obyektif, dalam proses
pengkodingan dilakukan oleh dua orang, yaitu peneliti sendiri sebagai
pengkoder 1 dan pengkoder 2 yang dilakukan oleh Gulami Setya Sari,
S.Sos. hasil dari pengkoder 2 kemudian dilakukan uji reliabilitas terhadap
pengkodingan yang ditemukan peneliti. Uji reliabilitas dalam statistik
digunakan untuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran. Tujuan
36
digunakan dua orang pengkoder adalah untuk memperoleh kesepakatan atau
tujuan bersama sehingga diharapkan masukan reliabilitasnya tinggi.
Tentang tingkat persetujuan bersama dikatakan lasswell sebagai berikut :
”Pemberian angka yang menunjukan kesamaan sebanyak 70 sampai 80
atau diantara pelaksana koding atau analisis adalah dapat diterima sebagai
keterpercayaan yang memadai” (Flournoy, 1989:33).
Reliabilitas artinya ”memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur
dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali oleh peneliti
yang sama atau oleh peneliti lain tetap memberi hasil yang sama”
(Rakhmat,1984:17).
Reliabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliabilitas
kategori. Reliabilitas kategori ini ditujukan pada derajat kemampuan
pengulangan penempatan data dalam berbagai kategori
Untuk mengukur reliabilitas ini digunakan rumus :
Keterangan :
CR : Coeficient Reliability
M : Jumlah keputusan koding dimana semua
pengkoding sepakat
1N dan 2N : Jumlah keputusankoding yang dibuat pengkoding
pertama dan kedua
CR = 21
2
NN
M
37
Rumus tersebut banyak mendapat kritik, oleh Scott (1955)
dikembangkan index of reliabilitiy (pi) sebagai berikut
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
Persetujuan yang nyata – Persetujuan yang diharapkan
Pi =
1 – persetujuan yang diharapkan
38
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. Kompas
1. Gambaran Umum Surat Kabar Kompas
Surat kabar harian kompas pertama kali terbit pada tanggal 28 Juni
1965 di Jakarta. Kompas didirikan oleh P.K Ojong dan Jakob Oetama
dengan bantuan beberapa jurnalis lain pada waktu itu . pada penerbitan
pertama itu, oplag Kompas tercatat 4800 eksemplar
Surat kabar harian kompas pertama kali terbit, pengaruh
komunisme sedemikian sedang kuatnya dalam kehidupan sosial politik
Indonesia. Dalam situasi seperti itu, banyak koran anti komunis dilarang
terbit. Sehingga boleh dikata koran-koran pro-komunis tidak mendapat
pesaing yang berarti
Untuk melawan opini dari pihak komunis yang menguasai media .
Letjen Ahmad Yani yang menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan
Darat mengungkapkan gagasannya kepada menteri perkebunan saat itu,
Frans Seda, untuk menerbitkan koran pada waktu itu Lejen Ahmad Yani
dan Frans Seda mempunyai kepentingan yang sama, karena massa
komunis sedang melancarkan gerakan ” desa ngepung kota” dengan
melancarkan aksi penyrobotan tanah. Lejen Ahmad Yaniberkepentingan
pada masalah pengamanan pertahanan wilayah desa dan perkotaan,
sedangkan Frans Seda berkepentingan menghadapi rongrongan di
wilayah perkebunan.
39
Koran hasil gagasan Lejen Ahmad Yani tersebut bertujuan
melawan komunisme. Koran tersebut sangat penting kehadiranya kerena
koran-koran yang kebijakan redaksinya bertentangan dengan komunisme
banyak yang dibreidel karena dituduh kurang revolusioner. Sehingga
pada saat itu, praktis tidak ada perlawanan opini terhadap paham
komunis.
Frans Seda kemudian menanggapi gagasan tersebut dengan
membicarakan kepada I.J Kasimo (yang menjabat sebagai Ketua Partai
Katolik Indonesia), PK Ojong dan Jakob Oetama yang pada waktu itu
sedang mengelola majalah inti sari. Dua orang terakhir itulah yang
berperan besar dalam mendirikan dan membesarkan Kompas.
Pada mulanya koran yang diterbitkan tersebut diberi nama”Bentara
Rakyat” yang berarti pengawal rakyat. Tak sekedar sebagai sarana untuk
melawan komunisme, pemberian nama itu sesuai dengan harapan mereka
dan pemrakarsanya agar bisa tampil dan menjalankan peran sebagai
pelidung rakyat. Makna ”Bentara Rakyat” juga menegaskan adanya
perbedaan dengan koran-koran dibawah nama PKI yang memanipulasai
makna rakyat. Namun atas usulan Presiden Soekarno dan Frans Seda,
nama ”Bentara Rakyat” diganti dengan nama Kompas agar lebih jelas
artinya dan diterima sebagai penunjuk arah.. kemudian nama ”Bentara
Rakyat” diabadikan sebagai nama yayasan tempat Koran itu bernaung.
Pada bulan-bulan pertama Kompas terbit, Kompas diplesetkan
menjadi kompyt pas morgan atau kompas yang datang pada keesokan
40
harinya, karena sering terlambat terbit. Selain itu, kehadiranya banyak
mendapat tantangan dan ejekan dari media-media dan massa yang pro-
komunis. Mereka menuduh Kompas hanya menjadi corong umat katolik
saja. Dengan mengartikan Kompas dengan kependekan dari ” komando
pastor”, karena kompas berdiri dengan diawaki oleh orang-orang yang
meyoritas beragama katolik, dan dibawah yayasan ”Bentara Rakyat”
yang juga milik orang-orang yang mayoritas beragama katolik. Kecaman
dan pro-kominis seolah-olah semakin beralasan dengan pernah ada
afiliasi Kompas dengan partai Katolik Indonesia.
Pada edisi-edisi awal, Kompas lebih banyak memuat berita-berita
dari luar negeri dari pada berita dari dalam negeri. Hal itu sangat
berkaitan dengan situasi polotik dalam negeri yang masih belum
memungkinkan munculnya pemberitaan secara transparan sebagai akibat
terlalu dominanya Partai Komunis Indonesia (PKI ) dala mengontrol
kehidupan kenegaraan pada saat itu.
Tajuk rencana yang merupakan sikap dari surat kabar, belum
dimunculkan oleh redaksi, tetapi di halaman dua terdapat tulisan tentang
”lahirnya Kompas” yang disebut sebagai tajuk kompas. Pada halaman
dua terdapat beberapa berita, baik dalam maupun luar negeri, ditambah
beberapa artikel lepas (3 buah) sedang berita olah raga baru mendapat
porsi yang kecil, yakni dua buah berita dihalaman empat.
Pada masa demokrasi terpimpin, diberlakukan suatu peraturan
yang menyangkut kehidupan pers di indonesia melalui Peraturan
41
Presiden (PP) No. 6 tahun 1964 yang menetapkan bahwa setiap surat
kabar harus berafiliasi kepada salah satu partai politik yang ada. Maka
pada saat itu Kompas berafiliasi dengan Partai Katolik Indonesia
(Parkindo). Tetapi jaman Orde Baru , Kompas kembali menjadi surat
kabar independen dan surat kabar untuk umum. Pada masa itu sekaligus
mengakhiri era Party Bond Press di Indonesia. Kembalinya menjadi surat
kabar independent didasarkan pada keyakinan pera perintis sejak semula,
yaiti visi kemayarakatan koran harus terbuka. Visi dan sikap itu selain
sesuai dengan keyakinan para perintisnya, juga dianggap sesuai dengan
fungsi pers Indonesia, yaitu ikut mengembangkan sikap saling pengertian
dalam masyarakat yang majemuk. Dengan keterbukaan itulah
memungkinkan kompas berkembang lebih cepat
Dalam perkembangan selanjutnya, pada 3 bulan usianya Kompas
sudah dilarang terbit bersama surat kabar lainya, tepatnya pada Oktober
1965. Larangan terbit ini berkaitan dengan peristiwa nasional G 30 S PKI
yang menewaskan enam jendral pucuk pimpinan TNI AD, termasuk
Lejen Ahmad Yani yang menggagas terbentuknya Kompas. Waktu itu
hanya harian Angkatan Bersenjata, Berita Yuda dan LKBN antara saja
yang diijinkan terbit Pelaksana penguasa Perang Daerah (Pepelrada).
Setelah suasana perang tenang, tanggal 6 Oktober, Kompas dan
beberapa Koran diperbolehkan terbit kembali . Namun pada penerbitan
itu, Kompas tampil dengan wajah yang lebih cantik karena Kompas
mempunyai patner baru PT. Kinta, yang merupakan percetakan terbaik di
42
Jakarta saat itu. Ditambah lagi dengan kevakuman informasi sebagai
akibat larangan terbit bebereapa surat kabar, membuat oplag Kompas
meningkat.
Pihak Kompas menyadari bahwa selama ini penerbitan Kompas
sangat tergantung padapercetakan. Sementara Kompas selalu berpindah-
pindah percetakan, sehingga benmyak kendala dalam perkembangannya,
untuk itu pada pertengahan tahun 1972 lahir percetakan Gramedia,
dimana seluruh percetakan Kompas berada ditangannya. Mulai tahun
1982, penerbit Kompas bukan lagi yayasan Bentara Rakyat, tetapi PT.
Kompas Media Nusantara. Perpindahan ini dikarenakan terbitnya UU
pokok pers tahun 1982 mengenai surat Ijin Usaha Penerbitan Pers
(SIUPP) yang mewajibkan seluruh usaha penerbitan pers berbadan
hukum.
Kompas merupakan surat kabar pelopor bagi industrialisasi pers di
Indonesia. Kompas dengan kelompok Gramedianya mempunyai tujuh
jenis usaha yang berbeda. Yaitu, pers, penerbitan buku, pasar swalayan,
percetakan, perhotelan, bank dan tambak udang. Khusus dibidang pers.
Kompas juga mengembangkan berbagai majalah dan tabloid diantaranya
tabloid Bola, majalah anak-anak Bobo, majalah remaja Hai, tabloid
wanita Nova, tabloid hiburan Citra, Bintang, tabloid ekonomi dan bisnis
Kontan, dll.
Dengan begitu banyaknya media yang dimiliki Kompas, maka
Kompas telah dianggap melakukan konglomerasi pers. Kompas tidak
43
pernah sepi dari keritik pengamat maupun intelektual. Dalamsalah satu
keritik terhadap Kompas. Kompas dianggap telah mengaburkan batas
idealisme dan komersialisme. Dalam bantahanya Jakob Oetama
mengatakan ”.. kita harus sadar, kita bersedia untuk diingatkan. Namun
yang penting kita sanggup membangun komitmen dan visi kita, itulah jati
diri kita.”
Seiring dengan perkembangan jaman maka kompas membuka
homepage dengan nama Kompas online pada alamat www.kompas.com.
Berita dalam Kompas online pun senantiasa diup-date, sehingga berita
yang disajikan senantiasa hangat dan aktual.
Dalam melakukan kontrol terhadap isi Kompas, maka pada tahun
2000, Kompas membentuk tim Ombudsman Kompas. Lembaga ini
merupakan lembaga independen yang bertugas mengevaluasi isi dan
memberi saran perbaikan kepada manajemen. Dengan adanya tim ini
diharapkan Kompas akan tetap mampu konsisten terhadap visi dan misi
serta kebijakan redaksionalnya untuk terus mengingatkan yang mapan,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memberikan eligement kepada
masyarakat.
2. Visi dan Misi Surat Kabar Kompas
Visi dalam hal ini merupakan seperangkat nilai dasar yang dihayati
dan diaktualkan oleh setiap wartawan Kompas melelui pekerjaan dan
karyanya, melelui pergulatan dengan realitas serta pemikiran yang
mereka olah menjadi bahan berita, laporan maupun komentar. Ia menjadi
44
pandangan pokok media yang akan dijabarkan melalui kebijaksanaan
redaksional sebagai salah satu kerangka acuan dalam penyeleksian dan
pengolahan fakta sehingga tersaji sebuah berita.
Kompas memiliki visi untuk berprestasi dalam membangun
masyarakat Indonesia Baru, yaitu masyarakat dengan kemanusiaan yang
transendental, persatuan dalam perbedaan, menghormati individu dan
masyarakat yang adil dan makmur. Amanat Hati Nurani Rakyat, adalah
motto dari kompas. Ini menunjukan bahwa Kompas berkomitmen pula
untuk menyuarakan hati nurani rakyat.
Dengan komitmen diatas, misi Kompas dalam pemberitaanya
adalah membawakan nilai-nilai demokratis, kemanusiaan, dan hak asasi
manusia. Apa lagi di era reformasi ini, wacana demokratis, kebebasan
pers dan hak asasi manusia menjadi hal yang utama. Dalam situasi
tesebut Kompas dituntut untuk menyampaikan informasi yang padat,
menghormati hati nurani, penuh wawasan dan cerdas serta tidak
mengumbar sensualitas belaka layaknya koran-koran kuning. Dalam
membawakan komitmen tersebut, Kompas mempunyai misi mengasah
nurani, membuat cerdas.
Berlatar belakang misi tersebut, Kompas dalam pemberitaan dan
ulasanya berusaha mengugah nurani pembaca sekaligus mengajak
pembaca untuk berpikir cerdas. Sampai disini, Kompas pula berusaha
untuk tidak menggiring pembaca pada opini tertentu. Pembaca
dibebaskan untuk menafsirkan sesuai dengan frame of refrence masing-
45
masing. Dengan kondisi ini, pembaca terlatih untuk berpikir cerdas dalam
menagkap sajian berita di media. Disamping mengajak untuk berpikir
cerdas, Kompas pula membawa misi sebagai jembatan antara penguasa
dengan mesyarakat dalam produk beritanya. Untuk itu, Kompas
mengupayakan diri guna menyerap setiap aspirasi yang berkembang di
masyarakat
3. Kebijakan Redaksional Surat Kabar Kompas
Kebijakan redaksional menjadi pedoman dan ukuran dalam
menentukan kejadian macam apa yang patut diangkat serta dipilih oleh
surat kabar untuk menjadi bahan berita maupun bahan komentar.
Pedoman ini tentunya juga harus sesuai dengan Visi dan Misi Kompas
yang menjunjung nilai-nilai demokratis dan kemanusiaan.
Sebagai konsekuensi visi dan misinya, Kompas menggunakan
bahasa humanitis dalam menyajikan fakta kepada pembaca. Dalam
berbahasa tidak kenes, tidak memakai bahasa kering, formal, abstrak dan
rasional tetapi yang menyangkut intuisi dan emosi pambaca.
Ada tiga strategi pembahasan yang dilakukan Kompas bila harus
mengupas sebuah masalah sensitif yang berkembang di tengah
masyarakat, yakni :
1. Model Jalan Tengah (MJT) : menggugat secara tidak
langsung; mengkritik tapi disampaikan dengan santun,
terkesan berputar-putar, dan mengaburkan pesan yang hendak
disampiakan
46
2. Model Angin Surga (MAS) : dalam mengupas masalah
Kompas bukan menggugat atau mempertanyakan hal-hal
tertentu , tetapi lebih sebagai imbauan serta harapan.
3. Model Anjing Penjaga (MAP) : yang bersifat terbuka dan
menggunakan bahasa yang lebih berani.
Selain itu Kompas sendiri menerapkan beberapa kebijaksanaan
redaksional yang menjadi kerangka acuan sehingga content pemberitaan
tetap dalam kadar yang sesuai, yaitu:
1. Kompas merupakan media yang tidak berpihak pada satu
golongan, partai, maupun agama tertentu.
2. Tidak membenarkan mengkritik seseorang mengenai hal-hal
pribadi.
3. Tidak membenarkan bagi wartawanya untuk mencari
keuntungan pribadi
4. Menggunakan sistem check dan rechek dalam berita.
5. Tidak memihak salah satu golongan, kelompok, atau pihak-
pihak tertentu dalam menangani kasus-kasus pemberitaan
6. Menghargai hal-hal yang bersifat off the record
7. Menghormati hak jawab dalam bentuk berita maupun surat
pembaca
8. Kompas tidak akan memuat hal-hal yang berbau SARA
47
Kompas tidak membuat kebijakan prosentase volume atau isi yang
akan dimuat baik politik, ekonomi, dan berita lainya. Dengan kata lain
mana yang aktual dan bermanfaat bagi pembacanya itulah yang dimuat.
Untuk kegiatan redaksional secara garis besarnya, meliputi
persiapan, perencanaan, peliputan, pematangan, penulisan, penyuntingan,
pemuatan, dan percetakan. Khusus untuk rubrik opini yang merupakan
tulisan dari para intelektual, seleksi langsung dilakukan oleh pemimpin
redaksi dan akan sedikit mengalami perubahan mengingat sifatnya yang
merupakan suatu pendapat. Sedangkan tulisan-tulisan lain ditangani oleh
desk redaksi masing-masing dengan syarat yaitu, tidak terlalu ilmiah,
sedikit gambar, sedikit populer dan sesuai dengan tingkat pengetahuan
masyarakat.
4. Pola Peliputan Surat Kabar Kompas
Kompas memiliki pola peliputan yang tetap dan tidak menganut
adanya prosentase dan volume atas berita yang dimuat. Namun sejak
tahun 1995, telah terjadi perubahan pola peliputan yang berkaitan dengan
tata letak halaman dari 20 halaman kemudian 24 halaman dan sekarang
menjadi 32 halaman dan terdapat halaman tambahan A-F, penambahan
ini merupakan bagian dari setrategi Kompas untuk mensiasati
perkembangan pembaca dalam usahanya memperoleh informasi yang
lebih lengkap dan mendalam. Perubahan ini juga karena semakin
berfungsinya Litbang Kompas dalam membuat analisa tentang berbagai
peristiwa sehingga memerlukan rubrik khusus untuk menampilkanya.
48
Kompas juga mempunyai edisi mingguan. Secara fisik
perbedaanya adalah dalam edisi minggu menyajikan lebih banyak foto-
foto berwarna. Isinya pun berbeda, edisi minggu menyajikan informasi
yang lebih ringan dan penuh dengan artikel-artikel, hiburan, musik, profil
dan sebagainya
5. Susunan Organisasi Perusahaan dan Redaksi
Pendiri:
P.K. Ojong (1920-1980)
Jakob Oetama
Pemimpin Umum: Jakob Oetama
Wakil Pemimpin Umum: Agung Adiprasetyo, ST. Sularto
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Suryopratomo
Wakil Pemimpin Redaksi: Bambang Sukartiono, Rikard Bagun
Redaktur Senior: Ninok Leksono
Redaktur Pelaksana: Trias Kuncahyono
Wakil Redaktur Pelaksana: Taufik H. Mihardja
Sekretaris Redaksi: Retno Bintarti
B. Republika
1. Gambaran Umum Surat Kabar Republika
Republika adalah surat kabar nasional yang dilahirkan oleh
kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia. sebagai sarana untuk
mewadahi kebuntuan para wartawan profesional dari kalangan umat Islam.
49
Sebelumnya media sebagai tempat menyalurkan ide-ide umat Islam seakan
terbelenggu oleh rezim yang berkuasa saat itu yaitu Orde Baru. Kehadiran
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang merupakan organisasi
baru bagi kalangan cendekiawan muslim di Indonesia, sangat mendukung
terbitnya suatu media bagi umat Islam dengan berhasil menembus rezim
kuasa untuk izin penerbitan. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993
Surat kabar Republika didirikan oleh Yayasan Abdi Bangsa setelah
mendapatkan SIUPP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers)dari Departemen
Penerangan berdasarkan surat keputusan Menteri Penerangan Republik
Indonesia No. 283/SK/Menpen/SIUPP/A7/1992.
Dukungan umat Islam cukup besar dengan terbitnya Republika.
Hal ini tergambar dari cepat terjualnya saham yang ditawarkan yaitu Rp
5.000,. per lembar saham per orang. Dengan motto Terbit, Bertahan, dan
Maju Dengan Kreatifitas, PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit
Republika berusaha membesarkan Republika. Bahkan meski sebagai
koran baru, Republika waktu itu merupakan koran / harian yang cukup
warna baru di dunia jurnalistik Indonesia. Dengan tampilan desain yang
menarik Republika berhasil meraih gelar sebagai Juara pertama Lomba
Perwajahan Media Cetak tahun 1993. Sejak tahun 2004 PT Republika
Media Mandiri ( RMM ) mengambil alih PT Abdi Bangsa Tbk untuk
mengelola Republika.
50
2. Visi dan Misi Surat Kabar Republika
Dengan menggunakan kata ”keterbukaan”, Republika memilih
menempatkan diri untuk turut mempersiapkan masyarakat indonesia
memasuki masa dinamis, tanpa kehilangan segenap kualitas yang
dimilikinya. Melihat latar belakang diatas, maka Republika mempunyai
misi di berbagai bidang kehidupan sebagai berikut :
2.1 Politik
Mendorong demokrasi dan optimalisasi lembaga-lembaga negara.
Meningkatkan partisipasi politik semua lapisan masyarakat dan
menjujung tinggi kejujuran dan moralitas dalam politik.
2.2 Ekonomi
Keterbukaan dan demokrasi ekonomi menjadi kepedulian
Republika. Mempromosikan profesionalisasi yang mengindahkan
nilai-nilai kemanusiaan dalam manajemen, menekankan perlunya
pemerataan sumber-sumber daya ekonomi dan mempromosikan
prinsip-prinsip etika dan moralitas dalam bisnis.
2.3 Budaya
Mendukung sifat yan terbuka dan apresiatif terhadap bentuk-
bentuk kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
darimanapun datangnya, mempromosikan bentuk-bentuk kesenian
dan hiburan sehat, mencerdaskan, menghaluskan perasaan,
mempertajam kepekaan nurani, serta bersikap keritis terhadap
51
bentuk-bentuk kebudayaan yang cendrung mereduksi manusia dan
mendangkalkan nilai-nilai kemanusiaan
2.4 Agama
Mendorong sikap beragama yang terbuka sekaligus keritis
terhadap realitas sosial ekonomi kontemporer, mempromosikan
semangat toleransi yang tulus, mengembangkan penafsiran ajaran-
ajaran danlam rangka mendapat pemahaman yang segar dan tajam,
serta mendorong pencarian titik temu diantara agama-agama.
3. Kebijakan redaksional Surat Kabar Republika
Denagn semboyan ”mencerdaskan kehidupan bangsa” maka
Republika bertujuan untuk mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang
keritis dan berkualitas, bangsa yang berdiri sederajat dengan bangsa-
bangsa lain di dunia dan memegang nilai-nilai spiritual.
Parni Hadi, salah satu pendiri Republika dalam lembar republika
edisi Hari Pers Nasional (HPN) 1996, berkeyakinan bahwa sebuah koran
yang baik mestinya melaksanakan apa yang disebutnya sebagai propheotic
journalism yakni menyebarkan kebijakan dengan cara memberikan
informasi yang mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat. Keyakinan
ini selanjutnya menjadi orientasi sekaligus menjadi misi Republika yang
berdiri di atas landasan sebuah sikap untuk menegakan kebenaran dan
keadailan serta mewujudkan kesejahteraan ditengah masyarakat.
Republika sadar bahwa misi ini tidak dapat ditegakan tanpa berpijak pada
fakta dan data yang jelas serta akurat dan objektif sebagai syarat yang
52
harus dipenuhi oleh media yang melaksanakan jurnalistik profetik. Oleh
karena itu, pengecekan ulang (check and recheck) bagi Republika
merupakan hal wajib.
Dan bahwa sikap ini, Republika telah berhasil mengambil
terobnosan yang cukup berarti, antara lain menjadi koran yang
menjanjikan suplemen terbanyak bagi pembacanya, disamping menjadi
koran pertama di Indonesia yang masuk jaringan internet. Dan selanjutnya
dengan mengembangkan jaringan yang lebih luas berupa Indonesian Net
Work (INM) yang menyajikan informasi dalam bahasa inggris untuk
konsumsi global.
4. Susunan Organisasi Perusahaan dan Redaksi
Direktur Utama : Erick Thohir
Direktur Operasional & SDM : H. Danie Wewengkang
Direktur Pemasaran : Nuky Surachman
Direktur Keuangan : Rahmat Yuliwinoto
Pemimpin redaksi : Ikhwanul Kiram Mashuri
Wakil Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha
Redaktur Pelaksana : Arys Hilman
Redaktur Senior : Arif Punto Utomo
Wakil Redaktur Pelaksana : Agung Pragitya Vazza
Staf Redaksi : Nurul S Hamami, Ahmadiun Y Herfanda dll.
Sekretaris Redaksi : Fachrul Ratzi
53
BAB III
ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil observasi terhadap data yang diperoleh pada obyek
analisis, yaitu pemberitaan tentang terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden
Amerika pada surat kabar Kompas dan Republika periode 6 November 2008
sampai 20 Januari 2009, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan dalam hal pokok permasalahan berita, narasumber berita, bentuk berita
dan penempatan halaman. Maka dalam BaB III ini akan dilakukan analisis serta
interpretasi data secara kuantitatif melalui uji statistik berdasarkan data dan fakta
yang ditujukan oeh pemberitaan Kompas dan Republika selama rentang waktu
penelitian.
A. Analisa Data Kategori “Permasalahan Berita” Pemberitaan Kompas dan
Republika tentang terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika
TABEL I
DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK KATEGORI PERMASALAHAN
BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
Sub Kategori KOMPAS REPUBLIKA
Jumlah % Frek % Frek %
Perang, Pertahanan & Diplomasi 24 13,04% 15 8,15% 39 21,20%
Politik & Pemerintahan 51 27,72% 30 16,30% 81 44,02%
Kegiatan Ekonomi 18 9,78% 10 5,43% 28 15,22%
Kejahatan 6 3,26% 4 2,17% 10 5,43%
Masalah - Masalah Moral Masyarakat 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Kesehatan & Kesejahteraan Masyarakat 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Pendidikan & Seni Klasik 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Hiburan Rakyat 14 7,61% 6 3,26% 20 10,87%
Human Interest 6 3,26% 0 0,00% 6 3,26%
Jumlah 119 64,67% 65 35,33% 184 100,00%
Dari tabel diatas terlihat adanya perbedaan antara surat kabar Kompas dan
Republika dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama dalam unit analisis “.
54
Pokok Permasalahan Berita”. Pemberitaan Kompas tentang terpilihnya barack
Obama (64, 67 %) tercatat lebih banyak dibandingkan pemberitaan oleh
Republika (35, 33 %)
Perbedaan yang cukup besar yaitu (29, 34%), namun untuk menentukan
perbedaan yang ada tersebut adalah nyata atau semu perlu dilakukan uji statistik
dengan menggunakan metode Chi-square, dengan rumus
2
2( )b k
ij ij
i l j l ij
A Hx
H
Dengan derajat kebebasan:
df = (b-l)(k-l)
Dimana: b = jumlah baris
k = jumlah kolom
Nilai Chi Square ( 2x ) diperoleh dengan cara melihat perbedaan antara
frekuensi yang diamati ( ijA ) yaitu frekuensi yang didapat dari hasil pengkodingan
dengan frekuensi yang diharapkan ( ijH ) yaitu yang menunjukan tidak ada
perbedaan; untuk itu nilai ijH untuk masing-masing kategori dicari. Cara yang
dilakukan adalah dengan mengalikan kedua jumlah masing-masing sel yang
bersilangan, dan membaginya dengan jumlah keseluruhan dari jumlah
keseluruhan dari kasus yang diamati
Selanjutnya metode ini akan diterpkan dalam perhitungan dibawah ini
55
TABEL II
DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (Hij) UNTUK
KATEGORI PERMASALAHAN BERITA PEMBERITAAN KOMPAS
DAN REPUBLIKA
Sub Kategori KOMPAS REPUBLIKA
Jumlah Hij Hij
Perang, Pertahanan & Diplomasi
5,22
184
391192
3,78
184
3961
5
39
Politik & Pemerintahan 2,39
184
81195
1
6182
15,
184
86 81
Kegiatan Ekonomi 111828
,
184
119 899
285,
184
6 28
Kejahatan 47610
,
184
119 533
10,
184
65 10
Hiburan Rakyat 931220
,
184
119 077
20,
184
65 20
Human Interest 8836
,
184
119 122
6,
184
65 6
Sumber : Hasil Koding Peneliti
Setelah mengetahui besarnya frekuensi yang diharapkan ( ijH ),
tahap selanjutnya adalah mencari nilai Chi-square ( 2x ) dari masing-masing unit
analisis
TABEL III
NILAI CHI SQUARE (X2) UNTUK KATEGORI PERMASALAHAN
BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
Sub Kategori ijA ijH ijij HA 2ijij HA
ij
ijij
H
HA2
KOMPAS
Perang, Pertahanan & Diplomasi 24 25,22 -1,22 1,50 0,059
Politik & Pemerintahan 51 52,39 -1,39 1,92 0,037
Kegiatan Ekonomi 18 18,11 -0,11 0,01 0,001
Kejahatan 6 6,47 -0,47 0,22 0,034
Hiburan Rakyat 14 12,93 1,07 1,13 0,088
Human Interest 6 3,88 2,12 4,49 1,158
Jumlah 119 1,376
56
REPUBLIKA
Perang, Pertahanan & Diplomasi 15 13,78 1,22 1,50 0,109
Politik & Pemerintahan 30 28,61 1,39 1,92 0,067
Kegiatan Ekonomi 10 9,89 0,11 0,01 0,001
Kejahatan 4 3,53 0,47 0,22 0,062
Hiburan Rakyat 6 7,07 -1,07 1,13 0,161
Human Interest 0 2,12 -2,12 4,49 2,120
Jumlah 65 2,519
Sumber : Hasil Koding Peneliti
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel diatas. Nilai 2x untuk kategori
pokok permasalahan berita pada surat kabar Kompas sebesar 1,376. proses
selanjutnya untuk menghitung nilai 2x secara keseluruhan, maka perlu diketahui
besarnya nilai 2x di harian Republika
Hasil penghitungan nilai 2x di harian Republika sebagai mana ditunjukan
dalam tabel adalah 2,519. untuk menghitung nilai Chi-square secara keseluruhan,
nilai 2x masing-masing surat kabar dijumlahkan, yaitu 1,376 + 2,519 = 3,895.
sedangkan nilai df (drajat kebebasan) adalah 5, dengan perhitungan sebagai
berikut:
df = (b-1) (k-1)
= (6-1) (2-1)
= 5
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan, adalah dengan
membandingkan nilai Chi-square ( 2x ) hasil perhitungan dengan nilai Chi-square
dalam tabel kritis 2x seperti terlampir. Langkah pertama dalam prosedur
pembuatan keputusan adalah menyatakan hipotesis nol (Ho). Hipotesis nol ini
adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya perbedaan. Hipotesis ini
57
diformulasikan untuk ditolak. Apabila ditolak, maka hipotesis pengganti (Hi)
dapat diterima (Sidney, 1997:9).
Selalu ada dua kemungkinan menyangkut suatu hipotesis. Tingkat
signifikansi sebagai salah satu dari beberapa ketentuan keputusan penyidik adalah
tingkat kekeliruan yang oleh peneliti diizinkan dalam menguji hipotesis-
hipotesisnya. Penggunaan taraf signifikansi yang sesuai aturan adalah 0,10; 0,05;
dan 0,01. pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan taraf
signifikansi 0,05 (mengizinkan hanya 5% probabilitas untuk kekeliruan tipe).
Harga kritik 2x berdasarkan tabel nilai kritis 2x (critical values for 2x )
untuk df= 5 pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 11,07. besarnya nilai 2x hasil
perhitungan ( 2x = 3,895) tercatat kurang dari 11,07 atau 3,895<11,07. Dengan
demikian sesuai ketentuan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak apabila 2x hitung
melampaui batas nilai 2x tabel, maka hipotesis nol diterima pada taraf
signifikansi 0,05 berarti dalam kategori pokok permasalahan berita, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kedua surat kabar Kompas dan Republika.
B. Analisa Data Kategori “Narasumber Berita” Pemberitaan Kompas dan
Republika
TABEL IV
DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK KATEGORI NARASUMBER BERITA
PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
Sub Kategori KOMPAS REPUBLIKA
Jumlah % Frek % Frek %
Aparatur Negara 48 26,09% 29 15,76% 77 41,85%
Pakar Politik 9 4,89% 6 3,26% 15 8,15%
Pakar Ekonomi 13 7,07% 3 1,63% 16 8,70%
58
Pakar Sosial Budaya 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Profesional 49 26,63% 27 14,67% 76 41,30%
Jumlah 119 64,67% 65 35,33% 184 100,00%
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL V
DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (Hij) UNTUK
KATEGORI NARASUMBER BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN
REPUBLIKA
Sub Kategori KOMPAS REPUBLIKA
Jumlah Hij Hij
Aparatur Negara 804977
,
184
119 2027
77,
184
65 77
Pakar Politik 70915
,
184
119 305
15,
184
65 15
Pakar Ekonomi 351016
,
184
119 655
16,
184
65 16
Profesional 154976
,
184
119 8526
76,
184
65 76
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL VI
NILAI CHI SQUARE (X2) UNTUK KATEGORI NARASUMBER BERITA
PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
Sub Kategori ijA ijH ijij HA 2ijij HA
ij
ijij
H
HA2
KOMPAS
Aparatur Negara 48 49,80 -1,80 3,24 0,065
Pakar Politik 9 9,70 -0,70 0,49 0,051
Pakar Ekonomi 13 10,35 2,65 7,03 0,680
Profesional 49 49,15 -0,15 0,02 0,000
Jumlah 119 0,796
REPUBLIKA
Aparatur Negara 29 27,20 1,80 3,24 0,119
Pakar Politik 6 5,30 0,70 0,49 0,093
Pakar Ekonomi 3 5,65 -2,65 7,03 1,244
Profesional 27 26,85 0,15 0,02 0,001
Jumlah 65 1,457
Sumber : Hasil Koding Peneliti
59
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel nilai 2x untuk kategori
narasumber berita pada surat kabar Kompas sebesar 0,796 hasil perhitungan nilai
2x di harian Republika sebagaimana ditunjukan dalam tabel adalah 1,457 untuk
menghitung nilai Chi Square secara keseluruhan, nilai 2x masing masing surat
kabar dijumlahkan 0,796 + 1,457 = 2,253 sedangkan nilai df ( drajat kebebasan)
adalah 3. Dengan perhitungan sebagai berikut:
df = (b-1) (k-1)
= (4-1) (2-1)
= 3
Harga kritik 2x berdasarkan tabel “ critical Values for 2x ” untuk df= 3
pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 7,82. besarnya nilai 2x hasil perhitungan
( 2x 2,253) tercatat kurang dari 7,82 atau 2,253<7,82. dengan demikian, sesuai
ketentuan bahwa hipotesis nol ditolak apabila 2x hitung melampaui batas nilai 2x
tabel, maka hipotesis nol diterima pada taraf 0,05. berarti dalam kategori
narasumber berita, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kedua surat
kabar Kompas dan Republika.
60
C. Analisa Data Kategori “Jenis Berita” Pemberitaan Kompas dan
Republika
TABEL VII
DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK KATEGORI JENIS BERITA
PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
Sub Kategori KOMPAS REPUBLIKA
Jumlah % Frek % Frek %
Hard News 31 16,85% 20 10,87% 51 27,72%
Berita ringan (Soft News) 61 33,15% 32 17,39% 93 50,54%
Berita Penerangan (Informational news) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Berita Linear (Linear News) 9 4,89% 3 1,63% 12 6,52%
Berita Singkat (Straight News) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Berita Mendalam (Indepth News) 15 8,15% 6 3,26% 21 11,41%
Reportase 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Investigative Reporting 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Feature 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Foto jurnalistik 3 1,63% 4 2,17% 7 3,80%
Jumlah 119 64,67% 65 35,33% 184 100,00%
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL VIII
DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (Hij) UNTUK
KATEGORI JENIS BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN
REPUBLIKA
Sub Kategori KOMPAS REPUBLIKA
Jumlah Hij Hij
Hard News 983251
,
184
119 0218
51,
184
65 51
Berita ringan (Soft News) 156093
,
184
119 8532
93,
184
65 93
Berita Linear (Linear News) 76712
,
184
119 244
12,
184
65 12
Berita Mendalam (Indepth News)
581321
,
184
119 427
21,
184
65 21
Foto jurnalistik 5347
,
184
119 472
7,
184
65 7
Sumber : Hasil Koding Peneliti
61
TABEL IX
NILAI CHI SQUARE (X2) UNTUK KATEGORI JENIS BERITA
PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
Sub Kategori ijA ijH ijij HA 2ijij HA
ij
ijij
H
HA2
KOMPAS
Hard News 31 32,98 -1,98 3,94 0,119
Berita ringan (Soft News) 61 60,15 0,85 0,73 0,012
Berita Linear (Linear News) 9 7,76 1,24 1,54 0,198
Berita Mendalam (Indepth News) 15 13,58 1,42 2,01 0,148
Foto jurnalistik 3 4,53 -1,53 2,33 0,515
Jumlah 119 0,993
REPUBLIKA
Hard News 20 18,02 1,98 3,94 0,218
Berita ringan (Soft News) 32 32,85 -0,85 0,73 0,022
Berita Linear (Linear News) 3 4,24 -1,24 1,54 0,362
Berita Mendalam (Indepth News) 6 7,42 -1,42 2,01 0,271
Foto jurnalistik 4 2,47 1,53 2,33 0,943
Jumlah 65 1,817
Sumber : Hasil Koding Peneliti
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel nilai 2x untuk kategori
narasumber berita pada surat kabar Kompas sebesar 0,993 hasil perhitungan nilai
2x di harian Republika sebagaimana ditunjukan dalam tabel adalah 1,817 untuk
menghitung nilai Chi Square secara keseluruhan, nilai 2x masing masing surat
kabar dijumlahkan 0,993+1,817=2,810. sedangkan nilai df (drajat kebebasan)
adalah 4. Dengan perhitungan sebagai berikut:
df = (b-1) (k-1)
= (5-1) (2-1)
= 4
Harga keritik 2x berdasarkan tabel “ critical Values for 2x ” untuk df= 4
pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 9,49. besarnya nilai 2x hasil perhitungan
62
( 2x 2,810) tercatat kurang dari 9,49 atau 2,810 <9,49 dengan demikian, sesuai
ketentuan bahwa hipotesis nol ditolak apabila 2x hitung melampaui batas nilai 2x
tabel, maka hipotesis nol diterima pada taraf 0,05. berarti dalam kategori jenis
berita, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kedua surat kabar Kompas
dan Republika.
D. Analisa Data Kategori “Penempatan Halaman” Pemberitaan Kompas
dan Republika
TABEL X
DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK KATEGORI PENEMPATAN
HALAMAN PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
Sub Kategori KOMPAS REPUBLIKA
Jumlah % Frek % Frek %
Berita halaman muka 13 7,07% 16 8,70% 29 15,76%
Berita halaman dalam 106 57,61% 49 26,63% 155 84,24%
Jumlah 119 64,67% 65 35,33% 184 100,00%
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL XI
DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (Hij) UNTUK
KATEGORI PENEMPATAN HALAMAN PEMBERITAAN KOMPAS
DAN REPUBLIKA
Sub Kategori KOMPAS REPUBLIKA
Jumlah Hij Hij
Berita halaman muka 761829
,
184
119 2410
29,
184
65 29
Berita halaman dalam 24100155
,
184
119 7654
155,
184
65 155
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL XII
NILAI CHI SQUARE (X2) UNTUK KATEGORI PENEMPATAN
HALAMAN PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
63
Sub Kategori ijA ijH ijij HA 2ijij HA
ij
ijij
H
HA2
KOMPAS
Berita halaman muka 13 18,76 -5,76 33,13 1,766
Berita halaman dalam 106 100,24 5,76 33,13 0,330
Jumlah 119 2,097
REPUBLIKA
Berita halaman muka 16 10,24 5,76 33,13 3,233
Berita halaman dalam 49 54,76 -5,76 33,13 0,605
Jumlah 65 3,838
Sumber : Hasil Koding Peneliti
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel nilai 2x untuk kategori
narasumber berita pada surat kabar Kompas sebesar 2,097 hasil perhitungan nilai
2x di harian Republika sebagaimana ditunjukan dalam tabel adalah 3,838 untuk
menghitung nilai Chi Square secara keseluruhan, nilai 2x masing masing surat
kabar dijumlahkan 2,097+3,838=5,935. sedangkan nilai df (drajat kebebasan)
adalah 1. Dengan perhitungan sebagai berikut:
df = (b-1) (k-1)
= (2-1) (2-1)
= 1
Harga keritik 2x berdasarkan tabel “ critical Values for 2x ” untuk df= 1
pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 3,84 besarnya nilai 2x hasil perhitungan
( 2x 5,935) tercatat kurang dari 3,84 atau 5,935<3,84 dengan demikian, sesuai
ketentuan bahwa hipotesis nol ditolak apabila 2x hitung melampaui batas nilai 2x
tabel, maka hipotesis nol diterima pada taraf 0,05. berarti dalam kategori
penempatan halaman berita, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kedua
surat kabar Kompas dan Republika.
64
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan pemberitaan terpilihnya Barack Obama
menjadi presiden Amerika dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan
metode analisis isi, tercatat kompas menampilkan 119 berita dan Republika 65
berita. Guna untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan
sebagaimana terpapar dalam tujuan penelitian, dilakukan perhitungan dengan
rumus chi-square terhadap berita-berita yang telah dimasukan kedalam
kategori-kategori pengukuran, yaitu; pokok permasalahan berita, narasumbert
berita, jenis berita dan penempatan halaman
Berikut ringkasan hasil-hasil penghitungan yang didapat dari
pemberitaan mengenai terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika
dalam surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008
sampai 20 Januari 2009.
1. Kategori Pokok Permasalahan berita
Nilai 2x Kompas = 1,376, 2x Republika = 2,519. Jumlah 2x
= 3,895. Setelah dibandingkan nilai 2x terhadap nilai 2x pada tabel
nilai kritis Chi Square dengan df = 5 dan taraf signifikansi ( )=0,05,
nilai 2x hitung sebesar 3,895 lebih kecil dari nilai 2x tabel yaitu
11,070 atau 3,895<11,070. dengan demikian, hipotesis nol (Ho) yang
menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antar keduanya dapat
diterima.
65
2. Kategori Narasumber Berita
Nilai 2x Kompas = 0,796, Republika = 1,457. Jumlah 2x =
2,253. Setelah dibandingkan nilai 2x terhadap nilai 2x pada tabel
nilai kritis Chi Square dengan df = 3 dan taraf signifikansi ( )=0,05,
nilai 2x hitung sebesar 2,253 lebih kecil dari nilai 2x table yaitu
7,815; atau 2,253<7,815. dengan demikian, hipotesis nol (Ho) yang
menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antar keduanya dapat
diterima.
3. Kategori Jenis Berita
Nilai 2x Kompas = 0,993; Republika = 1,817. Jumlah 2x =
2,810. Setelah dibandingkan nilai 2x terhadap nilai 2x pada tabel nilai
kritis Chi Square dengan df = 4 dan taraf signifikansi ( )=0,05, nilai
2x hitung sebesar 9,49 atau 2,810<9,49. dengan demikian, hipotesis
nol (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antar
keduanya dapat diterima.
4. Kategori Penempatan Halaman
Nilai 2x Kompas = 2,097, Republika = 3,838. Jumlah 2x =
5,935. Setelah dibandingkan nilai 2x terhadap nilai 2x pada tabel
nilai kritis Chi Square dengan df = 1 dan taraf signifikansi ( )=0,05,
nilai 2x hitung sebesar 3,84 atau lebih kecil dari nilai 2x tabel yaitu
3,84; atau 5,935<3,84. dengan demikian, hipotesis nol (Ha) yang
66
menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya dapat
diterima.
B. Implikasi
Sesuai dengan dugaan awal bahwa peneliti ingin mengetahui adanya
perbedaan yang signifikan antara Kompas dan Republika dalam pemberitaan
terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat melalui pokok
permasalahan berita, narasumber berita, jenis berita.. Setelah melakukan
penelitian, hasilnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kompas
dan Republika, artinya pengkategorian diatas tidak bisa dijadikan sebagai
tolak ukur untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pemberitaan terpilihnya
Barack Obama menjadi Presiden Amerika. Akan tetapi untuk kategori
penempatan halaman terdapat perbedaan yang signifikan diantara Kompas dan
Republika dimana surat kabar Republika menempatkan berita – berita
terpilihnya Barack Obama sampai dilantik menjadi Presiden Amerika lebih
banyak dihalaman depan karena Republika menganggap berita – berita
terpilihnya Barack Obama sampai dilantik menjadi Presiden Amerika lebih
penting dibandingkan surat kabar Kompas.
C. Saran
1. Semoga penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi bagi
pembacanya sehingga dapat dijadikan sumber informasi mengenai
pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika
2. Untuk peneliti lain, karena keterbatasan waktu dan tenaga tulisan ini
kiranya masih banyak kekurangan, begitu banyak sisi lain yang menarik
67
dari harian Kompas dan Republika mengenai berita - berita terpilihnya
Barac Obama menjadi Presiden Amerika yang bisa diteliti, terutama dalam
hal pengkategorian.