1 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pemberdayaan BUMD dalam Peningkatan Ekonomi Daerah BUMD adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Ini berarti bahwa memberdayakan itu adalah memampukan dan memandirikan masyarakat beserta kelembagaannya, disini termasuk badan usaha milik daerah. (Kartasasmita, 1996 dalam Nur, 2009). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom. Sistem pengawasan dalam sebuah organisasi memegang peran penting untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai dengan visi, misi, tujuan serta target-target organisasi. Pengawasan sendiri sebagai kegiatan diagnosis (berupa pengumpulan dan analisis data) yang dilakukan untuk mengetahui kondisi awal penerapan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) pada suatu instansi pemerintah, guna memperoleh gambaran area- area yang memerlukan perbaikan. Peranan sistem pengawasan internal dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan efisien sangatlah penting. Dengan kata lain pengertian tersebut mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan. Usaha untuk melaksanakan sistem internal control yang baik adalah dilakukan pemeriksaan yang teratur terhadap pimpinan perusahaan dengan membantu suatu departemen atau bagian yang disebut departeman Internal Auditing.
Persepsi Manajemen Bumd Terhadap Praktik Pengawasan Oleh Dewan
Pengawas Bumd Kota Salatigaupaya untuk meningkatkan harkat dan
lapisan masyarakat yang dalam kondisi
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan
keterbelakangan. Ini berarti bahwa memberdayakan itu adalah
memampukan dan
memandirikan masyarakat beserta kelembagaannya, disini termasuk
badan usaha
milik daerah. (Kartasasmita, 1996 dalam Nur, 2009).
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan
dan
dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah
membentuk dan
mengelola BUMD ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun
2000
tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai
daerah
otonom.
untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai dengan
visi, misi,
tujuan serta target-target organisasi. Pengawasan sendiri sebagai
kegiatan
diagnosis (berupa pengumpulan dan analisis data) yang dilakukan
untuk
mengetahui kondisi awal penerapan SPIP (Sistem Pengendalian
Intern
Pemerintah) pada suatu instansi pemerintah, guna memperoleh
gambaran area-
area yang memerlukan perbaikan.
Peranan sistem pengawasan internal dalam rangka tercapainya
tujuan
usaha secara efektif dan efisien sangatlah penting. Dengan kata
lain pengertian
tersebut mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin
pemakaian
kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan. Usaha untuk melaksanakan
sistem
internal control yang baik adalah dilakukan pemeriksaan yang
teratur terhadap
pimpinan perusahaan dengan membantu suatu departemen atau bagian
yang
disebut departeman Internal Auditing.
membatu perusahaan dalam melakukan pencapaian tujuan perusahaan
tersebut.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pengawasan
adalah
meningkatkan peran internal audit untuk memonitor kinerja sistem
pengawasan
perusahaan dan internal audit dalam melakukan mekanisme umpan balik
kepada
fungsi manajemen.
diterapkan di BUMD, sehingga membuka peluang yang sangat besar
bagi
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran BUMD. Setiap
perusahaan
bertanggung jawab terhadap item-item SPIP dengan baik sebagaimana
telah
ditetapkan oleh pemerintah serta prinsip-prinsip yang ada untuk
mengembangkan
praktek-praktek Good Corporate Governance yang lebih sesuai dengan
kondisi
lingkungan masyarakat. Tata kelola perusahaan yang baik sangat
berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan yang telah derencanakan oleh sebuah
perusahaan.
Audit internal merupakan suatu penilaian atas keyakinan,
independen,
obyektif dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah
nilai dan
meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu organisasi mencapai
tujuannya
dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk
mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian,
dan tata
kelola. Audit internal adalah katalis untuk meningkatkan
efektivitas organisasi
dan efisiensi dengan memberikan wawasan dan rekomendasi berdasarkan
analisis
dan penilaian data dan proses bisnis. Dengan komitmen untuk
integritas dan
akuntabilitas, audit internal yang memberikan nilai kepada mengatur
badan dan
manajemen senior sebagai sumber tujuan saran independen.
Profesional yang
disebut auditor internal yang digunakan oleh organisasi untuk
melakukan kegiatan
audit internal. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
pengendalian internal
pada organisasi tersebut telah berjalan dengan baik sesuai dengan
rencana dan
aturan-aturan yang telah ditetapkan, sehingga dapat membantu
organisasi agar
dapat melakukan tanggung jawabnya scara efektif, yaitu dengan cara
melakukan
analisa dan melakukan penilaian serta memberikan rekomendasi dan
saran,
ekonomis, lancar, aman dan tertib.
Internal auditor adalah orang atau badan yang melaksanakan
aktivitas
internal audit, oleh sebab itu internal auditor senantiasa berusaha
untuk
menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian
langsung atas
setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia
usaha yang
semakin kompleks.Dalam instansi pemerintahan, pengawasan dilakukan
oleh
auditor intern yang ditunjuk langsung oleh pemerintah berupa Dewan
Pengawas.
Dewan Pengawas sendiri ditugaskan untuk dapat memastikan
jalannya
pelaksanaan pengendalian manajemen tersebut agar secara terus
menerus dapat
ditingkatkan keefektifitasannya sesuai dengan tujuan dari SPIP.
Dengan demikian
Dewan Pengawas dapat menilai apakah BUMD tersebut telah bertanggung
jawab
atas implementasi terhadap SPIP yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Pasal
20,
jumlah anggota Dewan Pengawas dalam BUMD ditetapkan berdasarkan
jumlah
pelanggan dengan ketentuan :
a) Paling banyak 3 (tiga) orang untuk jumlah pelanggan sampai
dengan 30.000;
dan
b) Paling banyak 5 (lima) orang untuk jumlah pelanggan diatas
30.000,
Hal tersebut dilakukan bedasarkan atas asas efisiensi pengawasan
dan efektivitas
pengambilan keputusan.
berikut
kota.
4
penanganan kasus dari instansi lain.
3. Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan Kepala
Daerah.
4. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan
terpadu.
5. Pemeriksaan pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
6. Pemeriksaan khusus untuk hal-hal tertentu. Dimana dapat
diketahui BUMD
Kota Salatiga terdiri dari PDAM Salatiga, SPBU, BANK Salatiga dan
BKK
Sidorejo Salatiga.
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta
penyususnan staf
namun dari sisi tingkat atau level manajemen dapat dibagi menjadi
tiga macam,
yaitu (dewi sri 2009 sim blog spot. com). :
1. Manajemen puncak / top management
Tanggung jawab dari manajemen puncak adalah keseluruhan kinerja
dan
keefektifan dari suatu perusahaan Manajer tingkat puncak membuat
kebijakan,
keputusan, dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu
perusahaan.
Jabatan yang temasuk manajemen puncak adalah Chief Financial
Officer,
Chief Executive Officer, Chief Information Officer.
2. Manajemen tingkat menengah / middle management
Manajemen tingkat menengah berada diantara manajemen puncak
dan
manajemen lini pertama, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh
manajer
tingkat atas atau puncak.Jabatan yang termasuk manajemen menengah
adalah
kepala bagian, pemimpin proyek, manajer divisi, manajer
pabrik.
5
Manajemen tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan
atau
supervise pada karyawan dan memastikan strategi , kebijakan dan
keputusan
yang telah diambil oleh manajer puncak menengah telah dijalankan
dengan
baik. Manajemen lini pertama juga memiliki andil dan turut serta
dalam proses
mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan. Jabatan yang
termasuk
dalam manajemen operasional adalah supervisor, manajer
departemen,
manajer area, manajer kantor, atau manajer shift.
Kasus-kasus yang biasa terjadi banyak mengalami kecurangan,
seperti
korupsi, tidak maksimalnya pegawai dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga
dapat menimbulkan kerugian cukup besar yang dialami oleh
pemerintah. Sebagai
contoh adanya penyalahgunakan dana PDAU yang permodalannya berasal
dari
APBD Salatiga. Karena penyalahgunaan itu, PDAU merugi Rp 222,55
juta. .
(Suara Merdeka, 2013).
Kota Salatiga terhadap praktek pengawasan oleh Dewan Pengawas BUMD
Kota
Salatiga, selain itu informasi yang diperoleh melalui penelitian
ini akan
bermanfaat untuk menilai kinerja Dewan Pengawas apakah sudah sesuai
dengan
ketentuan apa belum dan dapat dijadikan dasar untuk evaluasi Dewan
Pengawas
dalam mengawasi BUMD.Manfaat penelitian ini bagi kalangan akademis,
hasil
penelitian diharapkan mampu memberikan referensi dan literatur
terkait
pengendalian internal. Kontribusi dapat digunakan sebagai acuan
bagi pihak lain
untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam bidang kajian yang
relevan. Bagi
BUMD Kota Salatiga penelitian diharapkan mampu memberikan informasi
dan
perbaikan terkait dengan praktik pengawasan BUMD oleh Dewan
Pengawas dan
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD
oleh
Dewan Pengawas.
pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas ?
2. Bagaimana persepsi manajemen BUMD Kota Salatiga tentang
faktor-faktor
yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD oleh
Dewan
Pengawas?
Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam
suatu
organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai
kegiatan-kegiatan
perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen (Bambang,
1999).
Sedangkan pengertian audit internal menurut IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia)
dalam SPAP (Standar Pelaporan Akuntan Publik) adalah suatu
aktivitas penilaian
yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan
mengevaluasi
aktivitas-aktivitas organisasi pemberi bantuan bagi manajemen.
(1998; 322).
Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit
internal
adalah:
2. Pemeriksa berfungsi sebagai staf pembantu manajemen
3. Pemeriksa harus bersifat independen
4. Pemeriksaan terhadap operasi dan pengendalian intern
dilaksanakan untuk
mendorong ketaatan pada kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan
5. Pemeriksaan terhadap berbagai aktivitas perusahaan secara terus
menerus
Tujuan dari audit internal adalah membantu para anggota organisasi
agar
dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal
tersebut, auditor
internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi,
petunjuk dan
informasi sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa
(Tugiman, 1997:
99). Adapun pemeriksaan intern disini bukan hanya kecermatan
matematis, tetapi
7
adalah manajemen kontrol. Begitu pula yang dikatakan Hiro Tugiman
dalam
standar professional audit internal, yaitu pemeriksaan yang
memiliki kewajiban
melaporkan aktivitas perusahaan pada tingkat manajemen.
Peran dan tugas auditor internal yang tertulis dalam penelitian
Angus, et.
al, (2011) yang meneliti tentang efektivitas internal audit pada
sektor publik di
Nigeria adalah:
1. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan,
dalam
menyediakan informasi tentang kecukupan dan efektivitas
sistem
pengendalian internal dan kualitas kinerja.
2. Auditor internal memastikan kepatuhan terhadap semua keuangan,
personalia,
pemberian pinjaman, pengolahan data, kebijakan dan prosedur
administratif
lainnya, serta ekonomi, efisiensi dan efektivitas tentang sumber
daya yang
digunakan.
3. Audit internal merupakan alat control manajemen utama untuk
memberikan
keyakinan kepada manajamen bahwa informasi keuangan diserahkan
kepada
manajemen untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang
handal,
akurat dan berdasarkan catatan yang handal dan dinyatakan untuk
memberikan
informasi tentang kekurangan dalam organisasi ataupun sistem
pengendalian
internal, serta menyoroti pratek manajemen yang memerlukan
tindakan
korektif.
1. Untuk meninjau, mengevaluasi dan melaporkan kecukupan atau
kerangka
pengawasan keuangan yang ada di badan dan efisiensi dalam
menjamin
properti, kehati-hatian, kelengkapan dan keakuratan kegiatan
instansi
bersangkutan dan transaksi.
2. Untuk melaksanakan audit yang lengkap dan berkelanjutan dari
rekening dan
catatan pendapatan, pengeluaran, tanaman, toko-toko dan properti
lainnya.
3. Untuk mengevaluasi apakah kinerja aktual dalam kerangka kontrol
didirikan
keuangan (audit kepatuhan).
meneliti proses kegiatan dari mulai perencanaan sampai dengan
pelaksanaan serta
melakukan tindakan yang diperlukan untuk memeriksa, mencegah,
memperbaiki
penyimpangan yang terjadi agar sesuai dengan rencana pencapaian
tujuan secara
efektif dan efisien. Pengawasan terhadap BUMD dapat dilakukan oleh
Dewan
Pengawas dan manajemen atau pengelola BUMD itu sendiri melalui
Satuan
Pengawas Intern serta oleh pihak luar atau ekstern yaitu Bank
Indonesia dan
Akuntan Publik.
pengelolaan BUMD dan pengendalian resiko yang sehat. BUMD harus
bisa
menciptakan suatu pengendalian untuk operasionalnya sendiri yaitu
dengan
menciptakan pengendalian internal. Untuk diyakininya bahwa
pengendalian
internal itu sudah dilakukan dengan baik perlu dilakukan suatu
audit oleh pihak
internal sendiri yaitu internal audit. Dengan semakin berkembangnya
BUMD
tersebut, maka rentang kendali antara Direksi dan Dewan Pengawas
dengan para
pelaksana operasional semakin lebar dan komplek, sehingga fungsi
internal audit
diharapkan dapat menjadi penghubung antara keduanya, terutama
membantu
Direksi dalam mengamankan kegiatan operasional yang melibatkan dana
dari
masyarakat luas untuk meyakinkan bahwa penyelenggaraan kegiatan
BUMD
berjalan secara efisien, efektif, ekonomis, lancar, aman dan
tertib.
Dewan pengawas berasal unsur pejabat pemerintah daerah yang
ditunjuk
langsung oleh pemerintah untuk menjamin agar pemerintahan kota atau
kabupaten
dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan rencana dan
aturan undang-
undang yang telah ditetapkan. Tugas Dewan Pengawas adalah
melaksanakan
pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan
pengelolaan
BUMD, sehingga BUMD dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
telah
direncanakan. Dalam melakukan pengawasan terhadap BUMD, Dewan
Pengawas
menggunakan SPIP sebagai acuan kerjanya.
9
meliputi :
1. Salinan audit tentang laporan dari akun yang disampaikan dalam
tata cara
penulisan yang ditentukan bersama-sama dengan laporan kepada
menteri atau
sekretaris Negara.
2. Para auditor harus menyatakan apakah akun menurut mereka
dapat
memberikan pandangan yang benar dan adil sesuai terhadap urusan
operasi.
3. Auditor harus menyatakan apakah akun tersebut telah memberikan
semua
informasi yang diperlukan sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
4. Para auditor biasanya akan melaporkan jika mereka tidak puas
dengan aspek
dalam laporan keuangan.
SPIP. Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan
pengendalian
intern yang berfungsi melakukan penilaian independen atas
pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintahan. Lingkup pengaturan pengawasan intern
mencakup
kelembagaan, tugas, kompetensi SDM, kode etik, standart audit,
pelaporan.
Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman
teknis,
penyelenggaraan, sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan, serta
bimbingan dan
konsultasi SPIP, dan peningkatan kompetensi auditor selaku aparat
pengawas
internpemerintah.
Secara ekonomi, audit internal dimaksudkan untuk konsumsi
internal
dengan berbagai manfaat sosial ekonomi.Dalamsektor publik menurut
Azubike
(2002) dalam Effectiveness of Internal Audit as Instrument of
Improving Audit
internal, pengendalian internal sangat efektif dalam meningkatkan
keandalan
akuntansi data dan dalam melindungi terhadap penipuan, hal
tersebut
mengimplikasikan ekonomi dari suatu audit tidak efektif. Hal-hal
yang biasa
10
adalah sebagai berikut :
a. Lack of audit manual: tidak adanya panduan standar audit
internal dan rencana
audit kerja secara terperinci akan mempengaruhi kualitas pekerjaan
audit
terutama untuk audit internal baik non-akuntan ataupun akuntan yang
non-
qualified.
b. Non-Career Auditors and lack of growth prospect: karir auditor
yang
memenuhi syarat professional akuntan memiliki level atau status
dibawah
dengan yang dimiliki oleh rekan-rekan professional mereka di
departemen
keuangan sebagai auditee. Hal ini memberikan auditee keuntungan
dan
perasaan superioritas kepada auditor internal maka mereka dapat
menahan
akses auditor untuk mendapatkan informasi dengan ketidakseimbangan
proses
arus informasi sehingga informasi yang didapatkan auditor adalah
informasi
yang mereka ingin sediakan untuk auditor lihat.
c. Reporting structure and professional independence: pada masa
lalu auditor
internal merupakan sebuah unit dari accounts department, tetapi
untuk
menjamin independensi auditor, auditor internal harus melaporkan
langsung
kepada kepala eksekutif. Perubahan ini berdampak negatif karena
kebanyakan
kepala eksekutif merupakan pemegang jabatan politik, yang tidak
memiliki
kepentingan permanen dan mengarah ke non-komitmen untuk laporan
audit
internal.
d. Scope of work: tidak adanya definisi yang tepat dari tugas, hak,
keistimewaan
dan keterbatasan auditor internal sehingga dapat menghambat auditor
untuk
melakukan tugasnya dengan hasil yang memuaskan.
e. Privileges of office: kurangnya upah yang memadai dan pra-syarat
kantor telah
membuat beberapa auditor internal ikut andil dalam melakukan
kecurangan.
f. Hazards of office: faktor lain yang menghambat efisiensi audit
internal adalah
resiko yang dihadapi oleh auditor internal yang jujur dan
berprinsip. Auditor
11
kehidupan dan sifat dari auditor internal.
Kinerja Dewan Pengawas sebagai auditor internal di BUMD dapat
dikatakan baik apabila Dewan Pengawas dapat menjamin bahwa tidak
terdapat
penyimpangan atau penyalahgunaan atas aset pemerintah yang
dilakukan oleh
BUMD terkait, dan dapat melakukan perbaikan di area-area yang
harus
memerlukan perbaikan agar untuk periode berikutnya BUMD dapat
berjalan
dengan lebih baik lagi. Apabila Dewan Pengawas telah menjamin bahwa
BUMD
telah menerapkan SPIP dengan baik dan sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan yang
telah direncanakan serta sesuai dengan peraturan pemerintah maka
kinerja Dewan
Pengawas sebagai auditor internal terhadap BUMD telah dilakukan
dengan baik.
3. Metode Penelitian
3.1 Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer.
Data
primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif
yang bersumber
dari survey melalui kuesioner yang ditujukan kepada manajemen BUMD
Kota
Salatiga yang digunakan berupa dua bagian. Bagian pertama berisi
mengenai
praktik pengawasan Dewan Pengawas dan bagian kedua berisi tentang
faktor yang
mempengaruhi efektivitas fungsi pengawas BUMD oleh Dewan
Pengawas.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi data yang diteliti atas manajemen BUMD Kota Salatiga
meliputi
manajemen operasional dan manajemen tingkat menengah. Pada
penelitian ini
teknik sampel yang digunakan adalah non probability sampling. Dari
teknik
sampling tersebut dipilih purposive sampling karena sampel
didapatkan dengan
memilih responden yang benar benar memiliki informasi yang
dibutuhkan oleh
peneliti. Peneliti menetukan jumlah sampel yang diteliti sebanyak
32 orang.
12
1. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menyusun
kuesioner.
2. Penentuan respoden dilakukan dengan cara bertanya kepada pegawai
BUMD
terkait mengenai staf yang mengetahui praktek pengawasan pada
BUMD
Kota Salatiga.
3. Memberikan kuesioner secara langsung kepada responden yang
dituju untuk
mencegah terjadinya salah sasaran dan menjelaskan kepada responden
secara
garis besar maksud dari isi kuesioner di setiap bagiannya.
4. Meminta responden untuk memberikan persepsi setuju atau tidak
tentang
praktik pengawasan oleh Dewan Pengawas BUMD Kota Salatiga
5. Pada bagian kedua peneliti meminta persepsi responden untuk
menilai setuju
atau tidak tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
fungsi
pengawas BUMD oleh Dewan Pengawas.
6. Dari hasil yang diperoleh pada point 4 sampai 5, tiap item
informasi dihitung
rata-ratanya.
7. Untuk melihat tingkat persepsi responden, maka digunakan rumus
interval
sebagai berikut:
8. Dalam kuesioner ini juga diberikan ruang kosong untuk
menampung
informasi yang dianggap penting oleh responden faktor-faktor apa
saja yang
mempengaruhi efektivitas.
deskriptif, untuk dapat memaknai data yang telah didapat dari
hasil
penelitian.
Setelah didapat data dari hasil penyebaran kuesioner di BUMD
Kota
Salatiga, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah
melakukan analisis
data dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Statistik
deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi
(Sugiyono,
2008).
memasukan data dari hasil kuesioner kemudian menjumlahkan skor dari
setiap
item-item kuesioner. Langkah kedua mencari rata-rata pada setiap
item-item
tersebut. Dari hasil rata-rata tersebut dapat dikelompokan kriteria
sesuai dengan
14
interval yang telah ditetapkan pada metode pengumpulan data
sehingga setiap
item kuesioner dapat disimpulkan hasilnya.
4. Temuan dan Pembahasan
Tugas Dewan Pengawas adalah melakukan pengawasan terhadap
pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan
nasihat
kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan
(selanjutnya disingkat “RJPP”), Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan
(selanjutnya disingkat “RKAP”) serta ketentuan-ketentuan Anggaran
Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan adalah
kegiatan Dewan
Pengawas untuk menilai perusahaan dengan cara membandingkan antara
keadaan
sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya dilakukan, baik dalam
bidang
keuangan dan/atau bidang teknis operasional.
4.1.1. Tugas Dewan Pengawas
Pengawas berhak untuk:
waktu berhak memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman
atau
tempat-tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh
perusahaan dan
berhak memeriksa buku-buku, surat bukti, persediaan barang-barang
,
memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas untuk keperluan
verifikasi, surat
surat berharga dan lain-lain.
tentang segala hal kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan
penjelasan.
4. Jika dianggap perlu, Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya
dapat
memperoleh bantuan tenaga ahli untuk hal tertentu dan jangka waktu
tertentu
atas beban Perusahaan.
mengangkat seorang sekretaris Dewan Pengawas atas beban
Perusahaan.
6. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya
mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan.
7. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan
dijalankan oleh
Direksi.
8. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi
dengan
sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas.
9. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan
terhadap hal-
hal yang dibicarakan.
waktu seorang atau lebih anggota Direksi dengan alasan melakukan
perbuatan
yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau terdapat
indikasi
melakukan perbuatan yang dapat merugikan Perusahaan dan/atau
melalaikan
kewajibannya dan/atau terdapat alasan yang mendesak bagi
Perusahaan.
Pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan secara
tertulis kepada
yang bersangkutan dan Menteri disertai alasan yang menyebabkan
tindakan
tersebut.
11. Dalam hal Jabatan Direksi lowong dan penggantinya belum ada
atau belum
memangku jabatannya, maka Dewan Pengawas berwenang menunjuk
salah
seorang anggota Direksi lainnya untuk menjalankan pekerjaan anggota
Direksi
yang lowong tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama
dan
menunjuk pihak lain untuk mewakili perusahaan dalam hal terjadi
benturan
kepentingan Perusahaan dengan kepentingansemua anggota
Direksi.
4.1.2. Kewajiban Dewan Pengawas
Pengawas berkewajiban:
1. Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab melaksanakan tugas
untuk
kepentingan dan usaha perusahaan
3. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang
dilakukan
oleh Direksi.
pengurusan Perusahaan.
melasanakan prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran.
Jangka Panjang Perusahaan dan RKAP yang diusulkan Direksi.
7. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, memberikan pendapat
dan
saran kepada Menteri mengenai setiap masalah yang dianggap
penting
bagi kepengurusan Perusahaan.
menurunnya kinerja Perusahaan.
10. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan
yang
disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan.
11. Membuat risalah rapat Dewan Pengawas.
12. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah
dilakukan
selama tahun buku yang baru lampau kepada RPB.
13. Menetapkan keputusan batasan-batasan nilai dari perbuatan hukum
Direksi
yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas.
14. Memberikan Putusan Terhadap Usulan Perbuatan hukum Direksi
yang
memerlukan Persetujuan Tertulis.
Secara umum responden penelitian ini dibagi menurut jenis kelamin,
usia,
pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Dari total 32 orang, yang
bersedia dan
tidak berhalangan untuk mengikuti penelitian ini adalah sebanyak 26
orang
17
(81,25%). Menurut jender penelitian ini didominasi oleh responden
laki-laki dari
pada perempuan yaitu laki-laki berjumlah 14 orang dan perempuan
berjumlah 12
orang. Menurut usia penelitian lebih banyak responden yang berusia
kurang dari
sama dengan 50 tahun. Pendidikan terakhir responden dalam
penelitian ini hanya
berkisar antara SMA, S1, dan S2, dan didominasi oleh responden
yang
berpendidikan terakhir S1. Dalam penelitian ini masa jabatan
responden dibagi
menjadi tiga, yaitu antara 1 sampai 10 tahun, 11 sampai 20 tahun,
dan 20 tahun ke
atas, temuan menunjukan bahwa penelitian ini didominasi oleh
responden yang
memiliki masa jabatan 11 sampai 20 tahun.
Responden pada penelitian ini manajemen BUMD Kota Salatiga
yang
meliputi manajemen tingkat menengah dan manajemen operasional yang
memiliki
jabatan seperti pada tabel 4.2.Responden dipilih berdasarkan
kriteria yang
memiliki pengetahuan dan berhubungan langsung serta mengerti dengan
praktik
pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas dan faktor – faktor yang
mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan.
operasional dan manajemen tingkat menengah BUMD Kota Salatiga
BUMD PD BKK SIDOREJO
Kota Salatiga
1. Direkttur
pengawas
Tabel 4.3.1.
Pengawas
penuh tanggung jawab melaksanakan
perusahaan.
116
4,26
Sangat
Setuju
bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sesuai ketentuan
melaksanakan kegiatan pengurusan
dasar dan peratuan perundang –
saran mengenai Rencana Jangka
gejala menurunya kinerja perusahaan
101
3,88
Setuju
laporan berkala dan laporan tahunan
serta menandatangani laporan tahunan.
Dewan Pengawas
dilakukan selama tahun buku.
hukum Direksi yang memerlukan
persetujuan tertulis Dewan Pengawas
terhadap usulan yang memerlukan
Secara rata-rata responden menilai pengawas telah dengan itikad
baik dan
penuh tanggung jawab melaksanakan tugas untuk kepentingan dan
usaha
perusahaan. Itu dapat dilihat dari tabel persepsi responden yang
memberi persepsi
sangat setuju. Responden memberi pernyataan tersebut dikarenakan
Dewan
Pengawas telah etika jabatan sebagai berikut:
a. Etika berkaitan dengan keteladanan
Dewan Pengawas harus mendorong teriptanya perilaku etis.
Salah
satunya dengan menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik
bagi
Direksi dan Pegawai perusahaan.
undangan.
berlaku, Anggaran Dasar dan penduan Good Corporate Governance
serta kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
c. Etika berkaitan dengan peluang usaha.
Selama menjabat Dewan Pengawas tidak diperkenankan untuk:
1. Mengambil peluang bisnis perusahaan untuk kepentingan
dirinya
sendiri ataupun kepentingan orang lain.
2. Menggunakan aset perusahaan, informasi perusahaan atau
jabatanya selaku Dewan Pengawas untuk kepentingan pribadi
ataupun kepentingan orang lain yang bertentangan dengan
ketentuan perundangan yang berlaku serta kebijakan perusahaan
yang berlaku.
22
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dan selalu
menjaga
kerahasiaan informasi yang diperayakan kepadanya.
e. Etika berkaitan dengan benturen kepentingan.
Definisi benturan kepentingan adalah suatu kondisi tertentu
dimana
kepentingan anggota Dewan Pengawas bertentengan dengan
kepentingan perusahaan untuk meraih laba, meningkatkan
nilai,mencapai visi dan menjalankan misi, yang pada akhirnya
akan
merugikan perusahaan.
Pengawas telah bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila
yang
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai
ketentuan yang
berlaku. Menurut tabel diatas responden memberi pernyataan setuju,
hal itu dapat
disimpulkan bahwa Dewan Pengawas mengetahui sanksi apabila
melanggar atau
lalai dalam menjalankan tugasnya dan sanggup secara pribadi mngakui
dan
menjalankan sanksi tersebut.
memberi pernyataan sangat setuju, hal itu dapat disimpulkan bahwa
Dewan
Pengawas telah melakukan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan
yang
dilakukan oleh Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi,
termasuk
pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan
Angaaran
Perusahaan serta memetuhi ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan
peraturan
perundang-undangan. Dalam menjalankan tugas pengawasan dan
fungsi
penasihatan, Dewan Pengawas dapat membentuk komite lainya sesuai
dengan
perkembangan peraturan perudangan yang berlaku sesuai dengan
kebutuhan
perusahaan.
setuju bahwa Dewan Pengawas telah memberi pendapat atau saran
mengenai
Rencana Jangka Panjang Perusahaan, yang merupakan rencana strategis
yang
23
memuat sasaran dan tujuan Perusahaan yang hendak dicapai dalam
jangka waktu
5 (lima) tahun serta RKAP yang menjadi penjabaran tahunan dari
RJPP, dan
pengawas telah mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan.
Dalam memantau efektivitas praktek GCG yang dilakukan
perusahaan
responden memberi peryataan setuju itu dapat disimpulkan pengawas
telah
melakukan tugasnya dengan baik. Dalam mengawasi pelaksanaan
pengelolan
perusahaan yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip GCG pengawas
dibantu oleh
Komite Audit, Komite Audit tersebut bersifat madiri serta
bertanggung jawab
langsung kepada Dewan Pengawas.
memberikan gambaran dan pertanggung jawaban tentang jalannya
kegiatan
Perusahaan selama satu tahun untuk disahkan oleh Menteri dan
publikasi kepada
Stakeholder lainnya.
Dalam setiap rapat Dewan Pengawas harus membuat risalah
rapat,
responden memberi pernyataan setuju. Risalah rapat ditandatangani
oleh ketua
rapat dan salah seorang peserta rapat yang ditunjuk yang berisi
hal-hal yang
dibicarakan, termasuk pernyataan ketidak setujuan anggota Dewan
Pengawas.
Rapat dapat diadakan sewaktu-waktu apabila dipandang perlu oleh
Ketua Dewan
Pengawas atau atas usul paling sedikit 1/3 (satu per tiga) dari
jumlah anggota
Dewan Pengawas atau atas permintaan tertulis dari Menteri yang
menyebutkan
hal-hal yang akan dibicarakan. Rapat Dewan Pengawas dihadiri oleh
anggota
Dewan Pengawas dan dibantu oleh Sekretaris Dewan Pengawas
untuk
mendokumentsikan risalah rapat. Apabila dipandang perlu Rapat
Dewan
Pengawas dapat mengundang Direksi.
memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas, dalam iten ini
responden
memberi pernytaan setuju. Keputusan Dewan Pengawas untuk
menetapkan
batasan-batasan nilai yang diamanatkan oleh Anggaran Dasar guna
mengatur
kewenangan masing-masing organ dalam melaksanakan dan
mengawasi
pelaksanaan pengurusan perusahaan oleh Direksi dalam melakukan
perbuatan
perbuatan hukum tertentu. Keputusan ini di tetapkan berdasarkan
Rapat Dewan
Pengawas setelah mendengarkan pendapat Direksi dan berlaku untuk
jangka
waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun anggaran.
Pengawas telah memberi putusan terhadap usulan perbuatan Direksi
yang
memerlukan persetujuan tertulis dari Dewan Pengawas, responden
memberi
pernyataan setuju. Dalam melaksanakan perbuatan tertentu yang
kewenangannya tidak sepenuhnya
persetujuan tertulis Dewan Pengawas adalah:
a. Menerima pinjaman jangka pendek dari Bank atau Lembaga Keuangan
lain
melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri;
b. Memberikan pinjaman jangka pendek yang tidak bersifat
operasional sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri;
c. Membeli dan/atau menjual surat berharga pada pasar modal/lembaga
keuangan
lainnya yang melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan dalam Rencana
Kerja
dan Anggaran Perusahaan, kecuali surat berharga yang diterbitkan
oleh
Pemerintah Indonesia dan membeli kembali surat berharga yang
diterbitkan
oleh Perusahaan, dengan tetap memperhatikan kepentingan
Perusahaan;
d. Mengagunkan aktiva tetap yang diperlukan dalam melaksanakan
penarikan
kredit jangka pendek yang melebihi nilai tertentu yang ditetapkan
oleh
Menteri;
e. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap bergerak dengan umur
ekonomis
yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5
(lima)
25
tahun yang nilai pertahun melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan
oleh
Menteri;
f. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap bergerak dengan umur
ekonomis
yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya lebih dari 5 (lima)
tahun
yang nilai pertahun sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan
oleh Menteri;
g. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap tidak bergerak melebihi
dan
sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan oleh Menteri;
h. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet sampai dengan nilai
tertentu
yang ditetapkan oleh Menteri.
i. Melepaskan dan menghapuskan persediaan barang mati sampai dengan
nilai
tertentu yang ditetapkan oleh Menteri;
j. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa
kerjasama
operasi untuk jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun sampai dengan
6 (enam)
tahun;
k. Mengadakan kerjasama kontrak pengelolaan usaha untuk jangka
waktu lebih
dari 3 (tiga) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun;
l. Mengadakan kerjasama Bangun Guna Serah (Build, Operate, and
Transfer),
Bangun Guna Milik (Build, Operate, and Owned) atau Bangun Sewa
Serah
(Build, Rent, and Transfer) sampai dengan nilai tertentu yang
ditetapkan oleh
Menteri;
m. Menyewakan aset Perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 3
(tiga) tahun
sampai dengan 6 (enam) tahun;
n. Memperpanjang kerja sama operasi dan penyewaan aset yang
menjadi
kewenangan Direksi untuk periode kedua dan seterusnya;
o. Mengikat Perusahaan sebagai penjamin (borg atau avalist) yang
mempunyai
akibat keuangan sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan oleh
Menteri;
dan
p. Menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi sampai 2 (dua)
tingkat di
bawah Direksi.
fungsi pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas
No Item informasi Total
laporan BUMD
tindakan dan kebijakan yang telah dan
akan dijalankan Direksi BUMD.
kepada BUMD.
tenaga ahli untuk hal tertentu dan jangka
waktu tertentu atas beban perusahaan
87
3,34
Netral
Pengawas mengangkat seketaris Dewan
Pengawas atas beban perusahaan.
mengenai segala persoalan yang
untuk menghadiri rapat Dewan
dan memberi pandangan – pandangan
101
3,88
Setuju
27
yang sesuai atas pelanggara yang
dialkukanDdireksi BUMD.
lowong secara profesional.
88
3,38
Nertal
Dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa secara rata – rata
responden
menilai item-item yang diajukan dalam kuesioner (bagian 2)
merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD oleh
Dewan
Pengawas. Para responden berpendapat bahwa Anggota Dewan Pengawas
baik
bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu berhak memasuki
bangunan-
bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang
dipergunakan atau
yang dikuasai oleh Perusahaan dan berhak memeriksa bukubuku,
surat-surat
bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan
uang kas
un9tuk keperluan verifikasi, surat berharga dan lain-lain. Dan
Dewan Pengawas
telaah mengetahui segala tindakan dan kebijakan yang telah dan akan
dijalankan
Direksi BUMD, hal ini sangat berpengaruh terhadap efektivitas
fungsi
pengawasan BUMD, dikarenakan agar Dewan Pengawas dapat menilai
kinerja
Direksi dalam mengelola BUMD.
Anggota Dewan Pengawas telah menanyakan dan meminta
penjelasan
tentang segala hal kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan
penjelasan, hal
ini berpengaruh terhadap efektivitas fungsi pengawasan. Kegiatan
ini dapat
dilakukan pada pertemuan informal. Pertemuan informal adalah
pertemuan
anggota Dewan Pengawas dan anggota Direksi di luar forum
rapat-rapat formal.
Pertemuan ini dapat dihadiri pula oleh anggota atau anggota-anggota
dari organ
lainnya, atau anggota kedua organ secara lengkap, untuk
membicarakan atau
mendiskusikan suatu permasalahan dalam suasana informal. Sesuai
sifatnya yang
informal, pertemuan bukan untuk menghasilkan keputusan, melainkan
untuk
28
mengupayakan kesamaan pandangan/ pemahaman yang tidak
mempunyai
kekuatan mengikat bagi kedua pihak.
Dewan Pengawas telah mengangkat sekretaris Dewan Pengawas
untuk
membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya dibidang kesekretariatan,
menurut
responden hal ini berpengaruh terhadap efektivitas fungsi
pengawasan,
dikarenakan sekretaris dapat membantu Dewan Pengawas dalam:
1. Menyelenggarakan kegiatan administrasi kesekretariatan di
lingkungan Dewan
Pengawas;
Pengawas dengan Menteri, Direksi maupun pihak-pihak terkait
(stakeholders)
lainnya.
a. Monitoring tindak lanjut hasil keputusan, rekomendasi dan arahan
Dewan
Pengawas.
dalam mengelola Perusahaan.
c. Dukungan administrasi serta monitoring berkaitan dengan hal-hal
yang harus
mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari Dewan Pengawas
sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Perusahaan yang dilakukan
oleh
Direksi.
4. Mengumpulkan data-data teknis yang berasal dari Komite di
lingkungan Dewan
Pengawas dan Tenaga Ahli untuk keperluan Dewan Pengawas.
Dewan Pengawas meminta manajeman BUMD untuk menghadiri rapat
Dewan
Pengawas, pada item ini responden memberi pernyataan setuju. Dewan
Pengawas
mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali, dalam rapat
tersebut Dewan
Pengawas dapat mengundang Direksi. Kehadiran Direksi dalam Rapat
Dewan
29
Pengawas dimungkinkan apabila Direksi atau salah satu anggota
Direksi diundang
oleh Dewan Pengawas untuk menjelaskan, memberikan masukan atau
melakukan
diskusi.
Tatacara:
a. Dewan Pengawas mengirim undangan Rapat Dewan Pengawas kepada
Direksi,
dapat berupa surat/memorandum atau faksimili dengan melampirkan
materi
rapat, sekurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum rapat
dilaksanakan.
b. Direksi, berdasarkan agenda rapat, menetapkan Anggota Direksi
atau
anggotaanggota Direksi yang akan menghadiri rapat dan
memberikan
konfirmasi kepada Dewan Pengawas, sekurangnya 2 (dua) hari kerja
sebelum
rapat dimulai.
c. Dewan Pengawas melaksanakan rapat yang dihadiri Direksi.
Sekretaris Dewan
Pengawas membuat risalah rapat dan mendistribusikan kepada peserta
rapat.
Dewan Pengawas juga selalu menghadiri rapar Direksi dan
memberi
pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan. Direksi
dapat
mengundang Dewan Pengawas atau salah satu anggota Dewan Pengawas
untuk
menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi terhadap
suatu
permasalahan sebagai bahan bagi Direksi untuk menjalankan
fungsinya.
Anggota Dewan Pengawas baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri
setiap
waktu berhak menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan
terhadap hal-
hal yang dibicarakan.
a. Direksi mengirim undangan Rapat Direksi kepada Dewan Pengawas,
dapat
berupa surat/memorandum atau faksimili dengan melampirkan materi
rapat,
sekurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan.
b. Dewan Pengawas, berdasarkan agenda rapat, menetapkan Anggota
Dewan
Pengawas atau anggota-anggota Dewan Pengawas yang akan menghadiri
rapat
dan memberikan konfirmasi kepada Direksi, sekurangnya 2 (dua) hari
kerja
sebelum rapat dimulai.
Hal tersebut menurut responden dapat mempengaruhi efektivitas
fungsi
pngwasan, dikarenakan dengan saling menghadiri rapat dapat
mengetahui isi
dalam rapat tersebut.
melakukan pemberhentian untuk sementara waktu. Menurut pernyataan
responden
hal itu sangat setuju, itu dapat disimpulkan bahwa dengan memberi
sanksi
tersebut anggota Direksi tidak melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan
Anggaran Dasar perusahaan.
Pemberhentian sementara seorang atau lebih anggota Direksi yang
diduga telah
melakukan tindakan yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah
ini dan/atau
terdapat indikasi melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan
kerugian
terhadap Perusahaan dan/atau melalaikan kewajibannya dan atau
terdapat alasan
yang mendesak bagi Perusahaan. Pemberhentian sementara anggota
Direksi harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: [tidak diatur secara jelas,
yang diatur
jelas hanya pemberhentian sementara oleh Menteri dalam:
a. Pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan secara
lisan atau
tertulis kepada yang bersangkutan oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.
b. Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pemberhentian
sementara dimaksud,
anggota Direksi yang bersangkutan berhak mengajukan pembelaan diri
secara
tertulis kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
c. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses, maka anggota
Direksi yang
bersangkutan wajib melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
Dewan Pengawas melekukan penunjukan pengisi posisi Direksi
yang
lowong seacara profesional, responden memberi pernyataan sangat
setuju. Dalam
hal Jabatan Direksi lowong dan penggantinya belum ada atau belum
memangku
jabatannya, maka Dewan Pengawas berwenang menunjuk salah seorang
anggota
Direksi lainnya untuk menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang
lowong
31
tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama dan menunjuk pihak
lain
untuk mewakili perusahaan dalam hal terjadi benturan kepentingan
Perusahaan
dengan kepentingan semua anggota Direksi. Dengan adanya pengganti
anggota
Direksi yang lowong akan melancarkan kegiatan perusahaan.
Responden memberikan pernyataan netral atau bisa dikatakan cukup.
Ada
2 penelasan dari pernyataan netral, yaitu:
1. Bahwa Dewan Pengawas telah ukup baik dalam menjalankan tugas
dan
kewaibanya.
2. Responden tidak begitu jelas atau tidak mengetahui kondisi
Dewan
Pengawas yang terdapat dalam kuesioner.
4.4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas fungsi
pengawasan
Secara umum responden dalam penelitian ini telah menganggap
faktor-
faktor yang tertera di dalam kuesioner telah mewakili pemikiran
mereka. Namun
terdapat empat responden yang memberikan pendapat tentang
faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi efektivitas fungsi pengawas. Data berikut
merupakan
item-item lain yang diberikan responden menurut pemikiran
pribadinya tentang
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas
pengawasan
Tabel 4.4
No
Responden
ditambah
BUMD
32
kajian-kajian dalam setiap masalah bisa ditemukan
solusi terbaik
dengan baik
pengawas ditambah, menurut Ahmad, et al. (2009) yang menyatakan
bahwa
kurangnya staf pengawasan merupakan masalah utama yang dihadapi
oleh audit
internal sektor publik di Malaysia. Menurut staf – staf BUMD kota
Salatiga hal
tersebut juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas
fungsi
pengawasan, karena hal tersebut juga menyangkut pendapat responden
(no 9)
yang menyatakan bahwa Dewan Pengawas kurang optimal dalam
mengawasi
BUMD. Salah satu penyebab kurang optimalnya pengawasan itu
dikarenakan
personel pengawas untuk mengawasi BUMD.
Responden (no 11) yang menyatakan Dewan Pengawas perlu lebih
profesional
agar kajian-kajian dalam setiap masalah dapat ditemukan solusi
terbaik, itu sama
dengan pernyataan responden (no 16) yang menyatakan Dewan
Penagawas
kurang melaksanakan amanatnya dengan baik. Dari kedua pernyataan
diatas dapat
disimpulkan bahwa efektifitas pengawasan akan lebih oprimal jika
Dewan
Pengawas dapat menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu:
melakukan
pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh
Direksi serta
memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana
Jangka
Panjang Perusahaan (selanjutnya disingkat “RJPP”), Rencana Kerja
dan Anggaran
Perusahaan (selanjutnya disingkat “RKAP”) serta ketentuan-ketentuan
Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
33
Kota Salatiga mengenai praktek pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas
dan
dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang
memepengaruhi
efektivitas fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas
terhadap
BUMD Kota Salatiga. Berdasarkan data dari hasil kuesioner yang
telah
dikumpulkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dewan Pengawas
dalam
melakukan pengawasan di BUMD Kota Salatiga sudah cukup baik. Hal
ini dapat
dilihat dari hasil kerja staf pengawas yang menurut responden
sebagai pihak yang
diawasi sudah cukup baik, sehingga responden dapat mengatakan bahwa
praktek
pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas sebagai auditor internal di
BUMD
Kota Salatiga sudah sesuai dengan tugas Dewan Pengawas.
Mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi staf
pengawas,
responden berpendapat bahwa “Anggota Dewan Pengawas baik
bersama-sama
maupun sendiri-sendiri setiap waktu berhak memasuki
bangunan-bangunan dan
halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau yang
dikuasai
oleh Perusahaan dan berhak memeriksa buku-buku, surat surat bukti,
persediaan
barang-barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas untuk
keperluan
verifikasi, surat berharga dan lain-lain” merupakan faktor yang
paling
mempengaruhi efektivitas fungsi staf pengawasan. Dengan melakukan
hal
tersebut, maka mempermudah Dewan Pengawas untuk melakukan
akses
keseluruh bagian dan mempermudah dalam melakukan pencatatan,
sehingga
pengawasan dapat berjalan dengan efektif. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan hasil
dari kuesioner pada item tersebut secara rata-rata memiliki nilai
paling besar
diantara item-item lainnya.
mempengaruhi efektivitas fungsi staf pengawas, yaitu Akan lebih
baik apabila
personel pengawas ditambah, Dewan Pengawas kurang optimal dalam
mengawasi
BUMD, Dewan Pengawas perlu lebih profesional agar kajian-kajian
dalam setiap
masalah bisa ditemukan solusi terbaik dan Dewan pengawas
kurang
34
melaksanakan amanat dengan baik, Hal ini berguna untuk meningkatkan
kualitas
praktik pengawasan oleh Dewan Pengawas sebagai auditor internal di
BUMD
agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi secara terus
menerus.
Di dalam melakukan penelitian ini peneliti memiliki beberapa
keterbatasan. Pertama, adanya beberapa responden yang tidak
bersedia dan
berhalangan di dalam pengisian kuesioner. Keseluruhan responden
dari BUMD
Kota Salatiga berjumlah 32 orang, sedangkan responden yang
berpartisipasi
dalam penelitian ini berjumlah 26 orang (81,25%). Kedua,
kemungkinan adanya
conflict of interest antaraDewan Pengawas dan BUMD yang di awasi
sehingga
data yang di dapat bias. Ketiga, penelitian ini masih berada dalam
taraf deskriptif
kualitatif, belum terdapat kajian statistik yang mendalam.
35
Angus Okechukwu Unegbu, Mohammed Isa Kida, 2011. Effectiveness of
Internal
Audit as Instrument of Improving Public Sector Management.
Anthony Harrison, Auditing the Public Sector
Azubike (2002), Johnson (1996). Effectiveness of internal audit as
instrument of
improving audit internal.
Jakarta.
dengan Manajemen Audit. BPFE Yogyakarta.
Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT.
Bumi
Aksara. Jakarta.
Ihalauw, John J.O.I, (2003). Bangun Teori Edisi Milenium. Fakultas
Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga
Nur, Turiman Fachturahman, (2009) Terobosan Hukum Memajukan
Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) Dalam Era Otonomi Daerah
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2004. Manajemen Sumber Daya
Manusia
Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Santoso, Singgih. 2003. Statistik Diskriptif Konsep dan Aplikasi
dengan Microsoft
Excel dan SPSS. Andi. Yogyakarta.
Sastrohadiwiryo,B. Siswanto.2003.Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,
edisi 2.
PT. Bumu Aksara. Jakarta.
Supramono dan Intiyas Utami. 2003. Desain Proposal Penelitian,
Cetakan 1.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
Salatiga
36
Perundang-undangan
tentang “Organ Dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum”
_______________: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60
Tahun
2008 tentang “ Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan”
_______________: Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000
tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah
otonom.
_______________: Keputusan Mendagri No.35 Tahun 2006 tentang
“Kebijakan
Penyelenggaraan Pengawasan Pemerintah Daerah Tahun 2007”
Kuesioner ini dibuat dalam rangka pengumpulan data penelitian tugas
akhir (skripsi)
Miswanta, Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga
(Angkatan 2007), yang
berjudul “Persepsi Manajemen BUMD Terhadap Praktik Pengawasan Oleh
Dewan Pengawas
BUMD Kota Salatiga”. Pada Kuesioner ini terdapat 2 bagian dimana
bagian pertama
menjelaskan tentang praktik pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas.
Dan pada bagian kedua
menjelaskan tenteng faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
fungsi pengawasan oleh
Dewan Pengawas. Bapak/Ibu diharapkan dapat membantu dengan
melengkapi dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam Kuesioner ini sejujur-jujurnya dan
semaksimal mungkin, serta
mengembalikannya sesegera mungkin guna dianalisis oleh peneliti.
Semua data diri Bapak/Ibu di
dalam Kuesioner ini akan dirahasiakan oleh peneliti.
Data Diri Responden:
(Data diri Responden akan dirahasiakan – Mohon Diisi dengan HURUF
KAPITAL)
Nama : …… ……………………………… (boleh tidak diisi)
Usia :………Tahun
Jabatan : …….…………………….
Kuesioner Penelitian Skripsi
Bagian 1
Pada Bagian 1 ini merupakan praktik pengawasan Dewan pengawas Di
BUMD Kota Salatiga.
Bapak/Ibu diharapkan dapat menjawab dengan memberi tanda “√”
(centang/contreng) sesuai
dengan keadaan responden dan berdasarkan pemahaman responden dengan
menilai
menggunakan Skala dibawah ini menurut penilaian Bapak/Ibu.
SS berarti bahwa sangat setuju
S berarti bahwa setuju
N berarti bahwa netral
No Praktik pengawasan
1.
melaksanakan tugas untuk kepentingan dan usaha perusahaan.
2.
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai
ketentuan
yang berlaku.
4.
pengurusan perusahaan.
undangan.
6. Pengawas telah memberi pendapat atau saran mengenai Rencana
Jangka
Panjang Perusahaan.
8.
terjadi gejala menurunya kinerja perusahaan.
9.
perusaan.
10.
tahunan serta menandatangani laporan tahunan.
11. Pengawas telah membuat risalah rapat Dewan Pengawas.
12.
dilakukan selama tahun buku.
Pengawas.
14.
persetujuan tertulis.
Bagian 2
Pada Bagian 2 ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas fungsi pengawasan
BUMD Kota Salatiga oleh Dewan Pengawas. Bapak/Ibu diharapkan dapat
menjawab dengan
memberi tanda “√” (centang/contreng) sesuai dengan keadaan
responden dan berdasarkan
pemahaman responden dengan menilai menggunakan Skala dibawah ini
menurut penilaian
Bapak/Ibu.
S berarti bahwa setuju
N berarti bahwa netral
No Praktik pengawasan
1. Dewan Pengawas telah memeriksa laporan BUMD
2.
3.
segala hal kepada BUMD.
5.
6. Dewan pengawas meminta penjealasan mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolan perseroan.
7.
Dewan Pengawas.
9.
pelanggara yang dialkukanDdireksi BUMD.
Direksi yang lowong secara profesional.
Apakah menurut Bapak/Ibu terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi fungsi
pengawasan, jika mohon untuk menyebutkan hal – hal tersebut ?
Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya dalam membantu
pengisian
kuesioner ini dengan baik
praktik pengawasan Dewan pengawas Di BUMD Kota Salatiga
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14
1 5 3 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3
2 4 4 5 5 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4
3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4
6 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 5 5
7 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3
8 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4
9 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 2 3
10 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4
11 3 3 4 4 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
13 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4
14 4 3 4 4 3 3 4 2 2 4 4 2 2 2
15 5 4 5 5 3 5 5 4 3 3 4 2 4 4
16 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
20 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5
21 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4
22 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
24 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 3 3
25 5 5 4 3 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4
26 5 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
4,5 3,92 4,27 4,38 4,115 4,269 4,154 3,7 3,88 4,115 4,0385 3,808
3,692 3,8077
116 102 111 114 107 111 108 96 101 107 105 99 96 99
ss s ss Ss s ss S s s s s s s S
Lampiran 3
oleh Dewan Pengawas.
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
5 5 4 3 4 4 4 4 3 3
3 4 4 2 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 3 2 4 4 4 4 3 3
4 3 3 2 3 4 4 4 3 3
5 4 4 4 4 4 5 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 5 4 5 5 4 4
4 3 3 4 4 2 3 3 2 2
5 3 3 3 5 3 3 3 3 3
4 3 4 3 4 4 4 5 3 3
4 4 4 4 5 5 5 4 4 5
4 4 5 3 5 3 5 5 3 3
4 2 2 2 3 2 4 2 2 2
4 2 2 2 4 2 4 2 2 2
4 2 2 2 4 2 4 2 2 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 5 4 3 4 4 5
5 4 5 2 2 2 4 5 5 5
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
4 3 3 2 4 4 4 4 3 3
4 5 4 5 4 3 5 5 4 3
5 4 4 4 5 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4,230769 3,730769 3,730769 3,346154 4,038462 3,615385 4,115385
3,884615 3,384615 3,384615
110 97 97 87 105 94 107 101 88 88
ss s s n s S s s n N
Lampiran 4
Jenis Kelamin Jumlah
Usia Jumlah
Responden Prosentase (%)
Pendidikan
Terakhir
Jumlah
1. Dian Murbarani
2. Veri Dewi
3. Dyah W