10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan persaingan usaha yang semakin ketat. Produk ataupun jasa yang dihasilkan hanya akan dipilih oleh konsumen jika produk ataupun jasa tersebut memiliki keunggulan dari para pesaing. Kondisi inilah yang pada akhirnya menuntut para pelaku bisnis termasuk para manajer untuk meningkatkan kinerjanya meliputi kemampuan dalam hal perencanaan, perkoordinasian, serta pengendalian berbagai aktivitas dan sumber daya yang dimiliki. Kinerja merupakan suatu keadaan yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional yang diambil. Pada akhirnya, kinerja merupakan alat manajemen untuk menilai dan melihat perkembangan yang dicapai selama ini atau dalam jangka waktu tertentu (Azmi, 2015). Kinerja manajerial sangat dibutuhkan dalam organisasi karena diharapkan mampu membawa keberhasilan bagi perusahaan. Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial. Kinerja manajerial meliputi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan staf, pengaturan, negosiasi, dan perwakilan (Wijaya & Lucyanda, 2013). Dengan kinerja manajerial atau kemampuan mengelola kegiatan dalam suatu organisasi yang maksimal, kelangsungan hidup suatu organisasi akan dapat dipertahankan. Demi memperoleh kinerja manajerial yang maksimal diperlukan sistem pengendalian manajemen yang dapat dimanfaatkan untuk memotivasi seluruh personel perusahaan guna mewujudkan tujuan perusahaan melalui perilaku yang diharapkan (Mintje, 2013). Total quality management (TQM) merupakan salah satu dari banyak solusi yang dapat diterapkan di dalam suatu perusahaan. Di mana dengan menerapkan TQM perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin

berkembang akan menyebabkan persaingan usaha yang semakin ketat. Produk

ataupun jasa yang dihasilkan hanya akan dipilih oleh konsumen jika produk

ataupun jasa tersebut memiliki keunggulan dari para pesaing. Kondisi inilah yang

pada akhirnya menuntut para pelaku bisnis termasuk para manajer untuk

meningkatkan kinerjanya meliputi kemampuan dalam hal perencanaan,

perkoordinasian, serta pengendalian berbagai aktivitas dan sumber daya yang

dimiliki. Kinerja merupakan suatu keadaan yang harus diketahui dan

diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian

hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta

mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional yang

diambil. Pada akhirnya, kinerja merupakan alat manajemen untuk menilai dan

melihat perkembangan yang dicapai selama ini atau dalam jangka waktu tertentu

(Azmi, 2015).

Kinerja manajerial sangat dibutuhkan dalam organisasi karena diharapkan

mampu membawa keberhasilan bagi perusahaan. Kinerja manajerial adalah

kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial.

Kinerja manajerial meliputi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,

pengawasan staf, pengaturan, negosiasi, dan perwakilan (Wijaya & Lucyanda,

2013). Dengan kinerja manajerial atau kemampuan mengelola kegiatan dalam

suatu organisasi yang maksimal, kelangsungan hidup suatu organisasi akan dapat

dipertahankan. Demi memperoleh kinerja manajerial yang maksimal diperlukan

sistem pengendalian manajemen yang dapat dimanfaatkan untuk memotivasi

seluruh personel perusahaan guna mewujudkan tujuan perusahaan melalui

perilaku yang diharapkan (Mintje, 2013).

Total quality management (TQM) merupakan salah satu dari banyak solusi

yang dapat diterapkan di dalam suatu perusahaan. Di mana dengan menerapkan

TQM perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang dapat meningkatkan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

2

Universitas Muhammadiyah Riau

kualitas dan produktivitas suatu produksi (Musran, 2010). dengan

mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya perusahaan

menjadi lebih baik. TQM maka diharapkan dapat memberikan improvisasi pada

kinerja manajerial, karena dengan adanya TQM yang merupakan suatu sistem,

yang melakukan perbaikan secara terus menerus dan tetap konsisten baik dalam

melayani pelanggan, maka diharapkan akan memberikan dampak positif bagi

kinerja manajerial yaitu perbaikan kinerja manajerial dari perusahaan yang

menerapkannya (Angelina, 2012). Selain itu kinerja yang baik bisa dikatakan

dapat menekan biaya agar lebih ekonomis, karena dengan tujuan TQM yang terus

menerus mengasah kualitas tersebut dapat mencegah banyaknya kecacatan,

penghilangan kerugian antara pelanggan, pemasok atau karyawan.

DiterapkannyaTQM secara memadai, perusahaan dapat melihat seberapa

besar perubahan yang telah dicapai oleh kinerja karyawan dan manajer yang ada

dalam perusahaan, dan juga pengaruh penerapan sistem pengukuran kinerja,

sistem penghargaan. Hal ini berdampak pada kinerja manajerial, karena

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung

jawab sosialnya, sebagian besar bergantung pada manajer. Apabila manajer

mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan mampu

mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki (Jusufet al, 2013).

Selain TQM, pengukuran kinerja sendiri juga memberikan peranan penting

bagi karyawan, karena untuk menjelaskan standar kinerja dan motivasi karyawan

di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja juga merupakan acuan bagi para

manajer dalam memberikan apresiasi kepada mereka yang sudah bekerja sesuai

dengan tanggung jawab mereka. Dengan adanya sistem pengukuran kinerja,

manajemen puncak memperoleh umpan balik tentang pelaksanaan wewenang

yang akan dilakukan oleh manajemen dibawahnya (Mintje, 2013). Komunikasi

antara manajer dengan bawahan dalam hal bertukar informasi sangat menunjang

bagi organisasi untuk meningkatkan kualitas serta kinerja organisasi.

Sistem pengukuran kinerja sebagai salah satu bagian dari sistem

pengendalian manajemen sangatlah penting bagi manajer guna mengevaluasi

perencanaan masa depan. Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu yang

bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Sistem

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

3

Universitas Muhammadiyah Riau

memiliki karakteristik berupa rangkaian langkah-langkah yang berirama,

terkoordinasi, dan berulang. Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme

perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan

kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Narsa

et al, 2003). Informasi kinerja yang komprehensif dari sistem pengukuran kinerja

akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses

pengambilan keputusan. Melalui pengukuran kinerja, manajer juga dapat

mengetahui apakah target yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai atau tidak,

sehingga manajer dapat melakukan analisis terhadap kelemahan-kelemahan yang

terjadi dengan segera Syaiful et al, 2006).

Penerapan sistem penghargaan (reward) juga mampu untuk meningkatkan

kinerja manajerial, karena secara psikologis setiap individu ketika diberikan

penghargaan atau suatu apresiasi dalam bentuk apapun itu, mampu meningkatkan

kinerja untuk menjadi lebih baik. Sistem penghargaan dapat mendorong perilaku

pegawai atau memberikan pengukuhan atau memberikan pengukuhan atas

perilaku pegawai yang telah dilakukan (Sudarmanto, 2009). Dengan adanya

sistem penghargaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi,

dan membantu pencapaian tujuan dari perusahaan. Sistem reward adalah suatu

sistem atau program yang dilaksanakan manajemen dengan memberikan

tambahan penerimaan bagi karyawan atau manajer sebagai upaya untuk lebih

meningkatkan kinerjanya (Narsa et al, 2003). Reward (penghargaan) adalah

imbalan jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja karena ia telah

memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan dan kontinuitas

perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang (Mulyadi et al, 2003).

Selain itu, dalam kaitannya dengan kinerja manajerial, budaya organisasi

juga merupakan salah satu faktor yang cukup berperan (Jondar & Sudarsono,

2015). Budaya organisasi sebagai aturan main yang ada di dalam perusahaan yang

akan menjadi pegangan dari sumber daya manusianya dalam menjalankan

kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku di dalam organisasi tersebut. Hal

tersebut pula yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya,

sehingga dapat dikatakan bahwa organisasi memiliki suatu kepribadian yang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

4

Universitas Muhammadiyah Riau

berbeda satu sama lainnya (Ardini, 2009). Budaya organisasi berfungsi sebagai

suatu pembatas yang menentukan peranan yang membedakan antara satu

organisasi dengan organisasi lain. Selain itu, budaya organisasi memfasilitasi

pembangkitan komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada sekedar

kepentingan pribadi (Robbins, 2013).

Banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat TQM, sistem pengukuran

kinerja, sistem penghargaan dan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial.

Dari hasil penelitian (Jusuf, 2013) pada PT. Cahaya Murni Raya Industri dapat

disimpulkan bahwa secara parsial, TQM dan reward berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan sistem pengukuran kinerja tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial, dan secara simultan,

TQM, sistem pengukuran kinerja dan reward berpengaruh terhadap kinerja

manajerial. Berdasarkan hasil penelitian (Kumentas, 2013) pada PT. POS

Indonesia, diketahui bahwa hanya sistem pengukuran kinerja yang berpengaruh

terhadap kinerja manajerial. Menurut (Minjte, 2013) hasil penelitian menunjukkan

bahwa sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manajerial sedangkan TQM tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manajerial. (Raisa, 2013) melakukan penelitian dan menunjukkan

bahwa TQM dan sistem penghargaaan beerpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial sedangkan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap

kinerja manajerial. (Cynthia, 2013) dalam penelitiannya menghasilkan temuan

bahwa TQM dan sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap kinerja

manajerial sedangkan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja

manajerial. (Triseptya, Pagalung & Indrijawati, 2017) menemukan bahwa budaya

organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Selain itu, (Faturahman,

2018) yang menyatakan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh dalam

perubahan budaya organisasi adalah kepemimpinan yang kompeten di puncak.

Penelitian ini merupakan penelitian modifikasi dari penelitian terdahulu,

karena menambahkan variabel budaya organisasi sebagai variabel independen.

Alasan menambahkan variabel budaya organisasi dikarenakan terdapat penelitian

terdahulu yang menyatakan adanya pengaruh antara budaya organisasi dengan

kinerja manajerial. Seperti yang dikatakan oleh (Rivai, 2004), (Nurwati, 2012),

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

5

Universitas Muhammadiyah Riau

bahwa perbedaan kultur atau budaya yang disebabkan oleh aspek lingkungan

sosial, sumberdaya manusia, sangat berpengaruh terhadap keragaman kinerja

seseorang.

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan sinergi keunggulan teknologi

dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama anatara

Honda Motor Company Limited, Jepang, dan PT Astra International Tbk,

Indonesia. Keunggulan teknologi Honda Motor diakui di seluruh dunia dan telah

dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan

balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan

pelanggan yaitu mesin “bandel” dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya

sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis. Pertumbuhan konsumen

sepeda motor meningkat luar biasa. Di tengah-tengah persaingan yang begitu

tajam akibat banyaknya merek pendatang baru, sepeda motor Honda yang sudah

lama berada di Indonesia, dengan segala keunggulannya, tetap mendominasi pasar

dan sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan yang tangguh, irit dan ekonomis.

Menjawab tantangan tersebut, organisasi yang berada di balik kesuksesan sepeda

motor Honda di Indonesia terus memperkuat diri.

Terdapat 15 dealer honda di Pekanbaru, dan 6 dealer honda di Kecamatan

Kampar yang masih aktif beroperasi sampai dengan saat ini dimana terjadi

fluktuasi antar Dealer. mengindikasikan bahwa hingga pada saat ini sistem

manajerial belum dapat memberikan kontribusi kinerja terbaik yang pada akhirnya

menyebabkan kinerja perusahaan secara keseluruhan menjadi naik turun. Hal

tersebut disebabkan oleh tidak diterapkannya sistem pengukuran kinerja dan

sistem reward sebagai alat pengendali, sehingga ada pihak yang merasa hasil

kerjanya tidak dihargai yang membuat mereka akhirnya lebih mengutamakan

kepentingan pribadi di atas kepentingan perusahaan. Berikut nama-nama dealer

honda di Pekanbaru dan Kampar yang terdaftar dan masi aktif beroperasi hingga

saat ini :

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

6

Universitas Muhammadiyah Riau

Tabel 1.1 Daftar Nama Dealer Honda di Pekanbaru dan Kampar

NO Pekanbaru Kampar

1 Mitra Motor Semesta 16.CDN Flamboyan

2 Global Jaya Perkasa 17. CDN Suram

3 Global Jaya Perkasa 2 18. CDN Kasikan

4 Tunas Dwipa Mandiri 19. CDN Pasar Kampar

5 Astra Internasional Tbk 20. PT. Sonic Morus

6 MPM Pekanbaru 21. CV. Muara Pulau

7 Riau Argo Perkasa

8 Citra Honda Nusantara

9 CDN Tambusai

10 CDN Sudirman

11 Hoho Marpoyan

12 CDN Arengka

13 Kurnia Putra Mandiri

14 Hoho BPR

15 CDN SKH

Sumber : CV. Honda Riau, 2019

Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 15 dealer honda di Pekanbaru

dan 6 dealer di kabupaten Kampar yang belum mengoptimalkan sistem

pengukuran kinerja sehingga berdampak pada isu manajerial. Motivasi penulis

melakukan peneltian ini bukan hanya dikarenakan terjadi inkonsistensi hasil

penelitian terdahulu yang dimana banyak di lakukan pada perusahaan jasa disini

penulis akan mencoba melakukan penelitian di perusahaan manufaktur pada

dealer honda yang terdapat di Pekanbaru dan Kampar dimana dealer honda

berjumlah 21 dealer dengan tingkat total penjualan dan dan sistem manajerial

yang berbeda, akan tetapi setiap dealer harus mematuhi standar PT. AHM (Astra

Honda Motor) yang telah di tetapkan.

Selain itu, berdasarkan isu perusahaan PT. AHM pada bulan April 2019

diberitakan melakukan praktek kartel. Praktek kartel yang dilakukan yaitu

penetapan harga atau pengaturan harga dengan cara membatasi ketersediaan

barang di pasar. Pengaturan ketersediaan dilakukan dengan membatasi produksi

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

7

Universitas Muhammadiyah Riau

dan atau membagi wilayah penjualan. Pada bulan Maret 2019 Mahkamah Agung

Indonesia menolak kasasi yang dilakukan perusahaan karena adanya praktek

kartel yang dilakukan oleh manajemen (Kompas.com, 2019).

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan melakukan wawancara singkat

kepada bagian operasional, beberapa dealer di Pekanbaru dan Kampar menerima

kompensasi dari perusahaan leasing agar memprioritaskan penjualan produk

secara kredit. Pimpinan beberapa dealer di Pekanbaru bahkan kepada bagian

operasional dan pemasaran untuk menawarkan kredit terlebih dahulu. Dari hasil

wawancara dengan beberapa orang bagian pembiayaan, diketahui bahwa

perusahaan leasing memberikan keuntungan penjualan kepada pimpinan dealer

sebagai bonusnya. Isu ini juga sejalan dengan pemberitaan dari (faktualnews.co,

2019) yang memberitakan bahwa terdapat kebohongan yang dilakukan oleh dealer

motor dalam penjualan motor. Dari berita yang dikutip diketahui bahwa

pembelian kendaraan secara tunai, menjadi tawaran nomor sekian bagi dealer

yang sedang melaksanakan program promosi semacam ini. Para dealer akan

cenderung mengutamakan pembelian kepada konsumen yang membeli secara

kredit. Jika konsumen membeli secara tunai makan pihak dealer akan mengatakan

berbagai alasan dari pihak dealer, seperti harus inden selama beberapa bulan. Ini

karena program-program kerjasama penjualan atau pun promosi antara dealer dan

lembaga pembiayaan (leasing) menjadi biang keladi masalah tersebut. Banyak

sudah aduan konsumen yang mengeluhkan masalah ini (faktualnews.co, 2019).

Hal ini mengindikasikan adanya kinerja manajerial yang kurang sehat dan objektif

di beberapa dealer di Pekanbaru.

Sehingga peneliti mencoba untuk menguji kembali dengan objek yang

berbeda. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini berjudul

penerapan Pengaruh Penerapan Total Quality Manajemen (TQM) Sistem

Pengukuran Kinerja,Sistem Penghargaan dan Budaya Organisasi Terhadap

Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Dealer Honda Di Pekanbaru-

Kampar).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

8

Universitas Muhammadiyah Riau

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, permasalahan dapat

dirumuskan yaitu sebagai berikut:

1. Apakah penerapan total quality manajemen (TQM) berpengaruh

terhadap kinerja manajerial?

2. Apakah sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja

manajerial ?

3. Apakah sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

4. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

5. Apakah penerapan TQM, pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan

budaya organisasi berpengaruh secara bersama-sama (simultan)

terhadap kinerja manajerial ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan total quality manajemen (TQM)

berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

2. Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap

kinerja manajerial.

3. Untuk mengetahui sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja

manajerial.

4. Untuk mengetahui budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja

manajerial.

5. Untuk mengetahui penerapan TQM, pengukuran kinerja, sistem

penghargaan dan budaya organisasi berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja manajerial.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi

peneliti untuk memahami seberapa besar pengaruh penerapan TQM

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

9

Universitas Muhammadiyah Riau

dengan sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan terhadap

kinerja dan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial.

b. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan

wawasan, informasi, seta pemikrian dan ilmu pengetahuan

khususnya dibidang manajemen terutama mengenai pengaruh

penerapan TQM dengan sistem pengukuran kinerja, sistem

penghargaan, dan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan sebagai tambahan informasi bagi para manajer

dalam meningkatkan kinerja manajerial.

b. Bagi karyawan menjadi bahan masukan atau informasi dalam rangka

meningkatkan kinerja.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan ini bermaksud untuk memudahkan para pembaca

dalam memahami isi penelitian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi

menjadi lima bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan

masalah,manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini penjelasan teori yang menjadi tujuan utama penelitian ini

dan review penelitian terdahulu dan informasi lain yang akan

membentuk kerangka teori yang berguna untuk menyusun

penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menampilkan cara yang dipilih untuk memperoleh

jawaban atas permasalahan yang diajukan, desain penelitian, jenis

penelitian, sample dan metode pengambilan sampel, data

penelitian, definisi operasional variabel dan analisis data.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin berkembang akan menyebabkan

10

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis dari hasil pengolahan data dan pembahasan

mengenai TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem

Penghargaaan, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.