Upload
vannguyet
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 TEORI DASAR / UMUM
Pada bagian ini akan di jelaskan mengenai definisi teori jaringan komputer,
klasifikasi jaringan komputer, tipe-tipe jaringan komputer, media transmisi yang di
gunakan untuk membuat jaringan, serta penjelasan mengenai model OSI ( Open
System Interconnection ) yang merupakan standarisasi dari jaringan komputer.
2.1.1 DEFINISI JARINGAN KOMPUTER
Menurut Tanenbaum, jaringan komputer merupakan penggabungan beberapa
teknologi komputer dan komunikasi yang merupakan sekumpulan komputer
berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam
melaksanakan tugasnya (Tanenbaum, 2003, p1)
Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan
perangkat jaringan lainnya yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah :
• Membagi sumber daya, misalnya printer, CPU, memory ataupun harddisk
• Komunikasi, misalnya e-mail, instant messaging, chatiing.
• Akses informasi, misalnya web browsing.
( http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_Komputer, 26 September 2008 )
Dalam sebuah jaringan / network, antara satu komputer dengan komputer
lainnya dihubungkan dengan menggunakan kabel ataupun nirkabel. Pada awal
perkembangannya, jaringan / network kerap kali menggunakan media kabel, namun
7
seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang kian pesat penggunaan
media nirkabel / wireless kini sudah banyak diterapkan. Hal ini dikarenakan semakin
banyak user yang menggunakan laptop / notebook, sehingga user dapat mengakses
ke dalam jaringan secara mobilitas.
Menurut Lukas (2006, pp31-32), berdasarkan arah transmisinya, komunikasi data
dibedakan menjadi :
• Simplex
Pada simplex, signal hanya ditransmit satu arah saja dimana satu stasiun sebagai
pemancar dan yang lainnya sebagai penerima. Pada sistem ini aliran data hanya
dapat terjadi ke satu arah saja.
• Half-duplex
Dalam operasi ini, kedua stasiun mungkin melakukan pengiriman, tapi tidak bisa
bersamaan melainkan secara beroperasn bergantian. Pada sistem ini aliran
informasi dapat terjadi kedua arah tapi tidak bersamaan.
• Full-duplex
Dalam operasi full-duplex, kedua stasiun mungkin mentransmisi secara serentak.
Pada sistem ini aliran dapat terjadi kedua arah pada saat yang bersamaan. Sistem
ini dapat terjadi hanya menggunakan sebuah saluran komunikasi data atau
dengan menggunakan dua saluran komunikasi data.
8
2.1.2. KLASIFIKASI JARINGAN KOMPUTER
Berdasarkan daerah jangkauannya, jaringan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Local Area Network (LAN)
Menurut Tanenbaum, Local Area Network merupakan jaringan yang hanya
mencakup beberapa kilometer saja seperti jaringan dalam sebuah perusahaan atau
jaringan dalam rumah. LAN memungkinankan user untuk berbagi akses ke file-
file yang sama dan menggunakan printer secara lebih efisien, serta membentuk
komunikasi internal. (Tanenbaum, 2003, p6)
Beberapa contoh teknologi LAN yang banyak dijumpai : Ethernet, Token Ring.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Menurut Tanenbaum, Metropolitan Area Network mencakup area geografis
sebuah kota seperti jasa televisi kabel dalam sebuah kota dan sebuah bank
dengan banyak kantor cabang di satu kota. (Tanenbaum, 2003, p8)
3. Wide Area Network (WAN)
Menurut Tanenbaum, Wide Area Network merupakan jaringan yang memiliki
luas jangkauan yang sangat besar, biasanya meliputi sebuah negara atau benua.
(Tanenbaum, 2003, p8)
Beberapa contoh teknologi WAN yang banyak dijumpai : Modem, Integrated
Services Digital Network (ISDN), Digital Subscriber Line (DSL), frame relay.
9
Berdasarkan jenisnya, jaringan dapat dibedakan menjadi :
1. Point-to-Point Network
Sebuah istilah ini biasanya digunakan dalam jaringan, dimana suatu host dengan
host lainnya terhubung secara langsung, baik melalui media kabel maupun
wireless. Wide Area Network merupakan Point-to-Point Network.
(http://www.total.or.id/info.php?kk=Point%20to%20point, 26 September 2008)
2. Broadcast Network
Menurut Tanenbaum, jaringan broadcast adalah jaringan yang memiliki saluran
komunikasi tunggal yang dipakai secara bersama-sama oleh semua mesin yang
ada pada jaringan. Sistem ini memungkinkan pengalamatan suatu paket ke semua
tujuan. (Tanenbaum, 2003, p5)
2.1.3 TOPOLOGI JARINGAN KOMPUTER
Topologi jaringan adalah hal yang menjelaskan hubungan geometris antara
unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node,link, dan station.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_jaringan, 26 September 2008)
2.1.3.1 TOPOLOGI FISIKAL
Topologi fisikal mendefinisikan bagaimana susunan dari peletakan node pada
jaringan.
Topologi fisikal dapat dibagi menjadi lima kategori utama, antara lain :
1. Topologi Bus
Menurut Oetomo (2004), pada teknologi bus semua terminal terhubung ke jalur
komunikasi. Informasi yang dikirim akan melewati semua terminal pada jalur
tersebut. Jika alamat yang tercantum dalam data atau informasi yang dikirim
10
sesuai dengan alamat terminal yang dilewati, maka data atau informasi tersebut
akan diterima dan diproses. Jika alamat tersebut tidak sesuai, maka data atau
informasi tersebut akan diabaikan oleh terminal yang dilewati. (Oetomo, 2004,
p105)
Gbr 2.1 Topologi Bus
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/96/NetworkTopologies.png)
2. Topologi Ring
Menurut Oetomo (2004), jaringan komputer lokal dengan topologi ini mirip
dengan topologi bus, tetapi kedua terminal yang berada diujung di hubungkan
sehingga menyerupai lingkaran. (Oetomo, 2004, p108)
Gbr 2.2 Topologi Ring
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/96/NetworkTopologies.png)
3. Topologi Star
Menurut Oetomo (2004), dalam topologi star, sebuah terminal pusat
bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang
terjadi. Terminal-terminal lain terhubung padanya dan pengiriman data dari
11
satu terminal ke terminal lainnya melalui terminal pusat. Terminal pusat akan
menyediakan jalur komunikasi khusus untuk kedua terminal yang akan
berkomunikasi. (Oetomo, 2004, p106)
Gbr 2.3 Topologi Star
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/96/NetworkTopologies.png)
4. Topologi Mesh
Topologi mesh adalah cara untuk men-route data, suara, dan instruksi di
antara node-node. Memungkinkan koneksi secara terus-menerus dan
mengkonfigurasi ulang di seputar path yang rusak atau terblok dengan cara
”hopping” dari satu node ke node lainnya sampai mencapai tujuan.
Gbr 2.4 Topologi Mesh
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/96/NetworkTopologies.png)
5. Topologi Tree
Topologi ini seperti membentuk sebuah pohon dengan cabangnya. Topologi
ini terdiri atas central node (komputer spesifikasi tinggi) dan node (komputer
12
spesifikasi rendah) yang saling berhubungan secara berjenjang. Central node
sebagai host computer merupakan jenjang tertinggi (top hierarchical)yang
berfungsi untuk mengkoordinasi node pada jenjang di bawahnya. Oleh karena
itu topologi ini dikenal dengan nama lain hierarchical topology.
(http://wss-id.org/blogs/susi_sa_sby/archive/2007/09/24/topologi-kabel-tree-
hierarchical.aspx, 26 September 2008)
Gbr 2.5 Topologi Tree
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/96/NetworkTopologies.png)
2.1.3.2 TOPOLOGI LOGIKAL
Menurut Tanenbaum, topologi logikal menggambarkan bagaimana media
tersebut diakses host untuk mengirim data. Secara umum, terdapat dua jenis topologi
logikal, yaitu :
a. Broadcast
Pada topologi ini, semua host dapat mengirim data ke semua yang lain
melalui media dalam jaringan. Prinsip pada topologi ini adalah First Come
First Serve. (Tanenbaum, 2003, p5)
b. Token Parsing
Topologi Token Parsing mengontrol akses jaringan dengan melewatkan
token elektronik kepada tiap host secara bergilir. Ketika host menerima token,
maka host tersebut dapat mengirim data. Jika tidak ada data yang dikirim
maka token tersebut dilewatkan ke host berikutnya dan proses ini berulang
13
terus-menerus. Penggunaan token parsing dapat ditemukan pada Token Ring
dan Fiber Distributed Data Interface (FDDI). (Tanenbaum, 2003, p7)
2.1.4 ARSITEKTUR JARINGAN
Menurut Oetomo, sistem operasi jaringan sangat menentukan bentuk arsitektur
jaringan yang dibangun. Ada tiga macam arsitektur jaringan, yaitu Peer to Peer, File
Server, dan Client-Server. Masing-masing arsitektur tersebut memiliki perbedaan
dalam derajat konektivitasnya, maupun bentuk hubungan antara server dengan
terminalnya. Namun, semua sistem operasi tersebut berfungsi untuk menciptakan
hubungan antarterminal yang ada. (Oetomo, 2004, pp121-125)
2.1.4.1 PEER TO PEER
Pada bentuk konektivitasnya Peer to Peer, setiap terminal memiliki peralatan
derajat yang sama. Jaringan lokal dengan konektivitas Peer to Peer ini di bentuk
dengan cara menghubungkan setiap terminal secara langsung sehingga masing-
masing terminal dapat berbagi data, aplikasi, dan peripheral lainnya.
Gbr 2.6 Peer to Peer
14
2.1.4.2 FILE SERVER
Pada sistem ini, terdapat terminal khusus yang disebut sebagai server yang
memiliki kapasitas harddisk yang sangat besar. Server tersebut akan bertindak
sebagai tempat penyimpanan bersama, namun tidak ada pelayanan komputasi.
2.1.4.3 CLIENT SERVER
Arsitektur jaringan client server merupakan pengembangan dari arsitektur file
server. Arsitektur ini adalah model konektivitas pada jaringan yang mengenal adanya
client dan server, dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda satu sama
lain. Server dapat men-sharing-kan data, aplikasi, dan peripheral seperti harddisk,
printer, modem, dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak jarang juga tercipta sebutan
untuk printer server, communication server dan sebagainya.
Gbr 2.7 Client Server
2.1.5 PROTOKOL
Menurut Lukas, dalam proses komunikasi antar komputer atau antar jaringan
komputer ini, diperlukan suatu konsep yang di sebut protokol. Protokol digunakan
untuk berkomunikasi antara entitas dalam sistem yang berbeda sehingga komunikasi
antar entitas akan berlangsung dengan baik. Protokol juga didefinisikan sebagai
kumpulan aturan yang telah diorganisasikan dengan baik agar antar entitas dapat
melakukan pertukaran data dengan kehandalan yang tinggi. (Lukas, 2006, p14)
15
Kunci dari suatu protokol adalah :
• Syntax, merupakan format data, besaran signal yang merambat.
• Semantics, merupakan kontrol informasi dan mengendalikan kesalahan
data yang terjadi.
• Timing, merupakan penguasaan kecepatan transmisi data dan urutannya.
2.1.5.1 OSI
Menurut Lukas, model OSI (Open System Interconnection) dikembangkan oleh
International Standard Organization (ISO) sebagai model untuk merancang
komunikasi komputer dan sebagai kerangka dasar untuk mengembangkan protokol
lainnya. Model OSI ini memberikan gambaran tentang fungsi, tujuan, dan kerangka
kerja suatu strutur model referensi untuk proses yang bersifat logis dalam sistem
komunikasi. (Lukas, 2006, pp22-24)
Model ini dibentuk dengan tujuan, antara lain :
• Menjadi patokan bagi pengembangan prosedur komunikasi pada masa
yang akan datang.
• Mengatasi masalah hubungan yang timbul antarpemakai dengan cara
memberikan fasilitas yang sesuai.
• Membagi permasalahan prosedur penyambungan menjadi substruktur.
• OSI ini disusun dengan tujuan agar dapat terjalin kerja sama antara
peralatan dari pabrik dan rancangan yang berbeda dalam beberapa hal,
antara lain koordinasi berbagai kegiatan seperti komunikasi antar proses,
penyampaian data, manajemen dari peralatan baik perangkat keras
maupun lunak, keandalan dan keamaan dari sistem.
16
Berikut penjelasan tiap-tiap layer dari OSI layer bawah ke atas : (Stallings, 2004,
pp50-53)
• Phsycal Layer
Mencakup interface fisik antar peralatan dan peraturan dimana setiap bit
berpindah dari yang satu ke lainnya.
• Data Link Layer
Bertujuan untuk membuat physcal link menjadi lebih reliable dan menyediakan
suatu cara untuk mengaktivasi, menjaga, dan menonaktifkan suatu link. Service
utama yang disediakan oleh layer data link terhadap layer di atasnya adalah suatu
error detection dan control.
• Network Layer
Tersedia untuk transfer informasi antara end system pada suatu jaringan
komunikasi. Pada layer sistem ini komputer berdialog dengan network untuk
menjelaskan alamat tujuan dan untuk merequest beberapa fasilitas jaringan.
• Transport Layer
Menyediakan suatu mekanisme untuk menukar data antara end system. Transport
layer juga dapat digunakan untuk mengoptimasikan kegunaan dari service
network dan menyediakan suatu kualitas permintaan dari layanan untuk entitas
session.
• Session Layer
Mengatur dialog antar jaringan. Tugas lain yang spesifik adalah penyelarasan
yang dilakukan saat pengiriman data. Layer ini mensinkronisasi dialog diantara
dua host layer presentation dan mengatur pertukaran data.
17
• Presentation Layer
Layer ini bertugas untuk mengubah kode/data yang dikirim oleh aplikasi
pengirim menjari format yang lebih universal. Di penerima, layer ini bertanggung
jawab menformat kembali data ke data. Jika diperlukan pada layer ini dapat
menerjemahkan beberapa data format yang berbeda, kompresi dan enkripsi.
• Application Layer
Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user, layer ini menyediakan
sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda dengan
layer lainnya yang dapat menyediakan layanan ke layer lain.
2.1.6 MODEL TCP/IP
Menurut Stallings, arsitektur protokol TCP/IP merupakan hasil dari penelitian
protokol dan pengembangan pada jaringan percobaan packet-switched, ARPANET,
yang didanai oleh DARPA, dan secara umum sebagai satu set protokol TCP/IP. Set
protokol ini terdiri atas sekumpuluan besar protokol yang telah diajukan sebagai
standard internet oleh IAB. (Stallings, 2004, p55)
Model TCP/IP terdiri atas lima layer, yaitu :
• Physical Layer
Meliputi antarmuka fisik diantara alat transmisi dan media transmisi atau
jaringan, layer ini bekerja dengan menspeksifikasi karekteristik dari media
transmisi, dasar dari sinyal, kecepatan data, dan sebagainya.
• Network Access Layer
Meliputi pertukaran data antara end system (server, workstation, dan sebagainya)
dan jaringan dimana sistem itu terhubung. Komputer yang mengirim harus
18
menyediakan jaringan dengan alamat dari komputer yang dituju, agar jaringan
dapat mengirimkan data pada alamat yang benar.
• Internet Layer
Internet layer hampir sama dengan network access layer namun internet layer
menggunakan protokol internet untuk menyediakan fungsi routing yang meliputi
banyak jaringan. Protokol ini tidak hanya ada pada end system saja tetapi bekerja
di router.
• Host-to-Host Layer
Layer ini disebut juga transport layer berfungsi untuk menjamin agar data yang
dikirim sampai ke alamat tujuan, dan data yang diterima sama dengan data yang
dikirim.
• Application Layer
Berisi logika yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi user, misalkan
aplikasi untuk mengirim file, modul yang terpisah diperlukan secara khusus
untuk aplikasi tersebut.
2.1.7 ALAMAT IP
Alamat IP, yaitu sistem pengalamatan di network yang direpresentasikan
dengan sederetan angka berupa kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yang
masing-masing dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga
255.255.255.255.
IP address panjangnya 32 bit.
(http://www.total.or.id/info.php?kk=IP%20Address, 26 September 2008)
Dengan panjang alamat 4 bytes berarti terdapat 2 pangkat 32 = 4.294.967.296 alamat
IP yang tersedia.
19
2.1.7.1 PENGALAMATAN IP
Pengalamatan IP berupa alamat logis yang terdiri atas 32 bit (empat octet
berukuran 8-bit) yang umumnya ditulis dalam format www.xxx.yyy.zzz. Dengan
menggunakan subnet mask yang diasosiasikan dengannya, sebuah alamat IP pun
dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni Network Identifier (NetID) yang dapat
mengidentifikasikan jaringan lokal dalam sebuah internetwork dan Host identifier
(HostID) yang dapat mengidentifikasikan host dalam jaringan tersebut. Sebagai
contoh, alamat 205.116.008.044 dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask
255.255.255.000 ke dalam Network ID 205.116.008.000 dan Host ID 44. Alamat
IP merupakan kewajiban yang harus ditetapkan untuk sebuah host, yang dapat
dilakukan secara manual (statis) atau menggunakan Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP) (dinamis).
(http://id.wikipedia.org/wiki/TCP/IP, 26 September 2008)
IP dapat digambarkan dengan tiga metode, yaitu :
• Dotted-decimal, seperti 172.16.30.56
• Biner, seperti 10101100.00010000.00011110.0011100
• Hexadecimal, seperti AC.10.1E.38
2.1.7.2 PENGALAMATAN NETWORK
Alamat network memberikan identifikasi unik untuk setiap jaringan. Setiap
mesin pada jaringan yang sama menggunakan atau berbagi alamat network yang
sama sebagai bagian dari pengalamatan IP.
20
Alamat node memberikan identifikasi secara unik pada setiap mesin di dalam
network. Bagian dari alamat ini haruslah unik karena alamat node
mengidentifikasikan sebuah mesin tertentu yang merupakan group. Dapat juga
disebut dengan alamat host. Terdapat tiga jenis class yang digunakan dalam
pengalamatan jaringan, yaitu class A, class B, class C.
• Class A
Di dalam jaringan class A, byte pertama digunakan untuk menunjukkan alamat
network, dan tiga byte sisanya digunakan untuk alamat host.
Pada class ini bit pertama dari byte pertama harus selalu off atau bernilai 0. Ini
berarti alamat class A adalah semua nilai antara 0 dan 127.
Formatnya adalah network.host.host.host, atau digantikan dengan binary akan
menjadi :
0XXXXXXX.host.host.host
Jika pada byte pertama tanda ‘X’ diganti dengan 0 maka akan menjadi :
00000000 = 0
Dan jika tanda ‘X’ diganti dengan 1 maka akan menjadi :
01111111 = 127
• Class B
Di dalam jaringan class B, dua byte digunakan untuk menunjukkan alamat
network, dan dua byte sisanya digunakan untuk alamat host.
Pada class ini, bit pertama dari byte pertama harus selalu dalam kondisi on, tapi
bit kedua harus selalu dalam kondisi off. Ini berarti alamat class B adalah semua
nilai antara 128 dan 191.
21
Formatnya adalah network.network.host.host, atau digantikan dengan binary akan
menjadi :
10XXXXXX.XXXXXXXX.host.host
Jika pada byte pertama tanda ‘X’ diganti dengan 0 maka akan menjadi :
10000000 = 128
Dan jika tanda ‘X’ diganti dengan 1 maka akan menjadi :
10111111 = 191
• Class C
Di dalam jaringan class C, tiga byte digunakan untuk menunjukkan alamat
network, dan satu byte sisanya digunakan untuk alamat host.
Pada class ini, bit pertama dari byte pertama harus selalu dalam kondisi on, tapi
bit ketiga harus selalu dalam kondisi off. Ini berarti alamat class C adalah semua
nilai antara 192 dan 223.
Formatnya adalah network.network.network.host, atau digantikan dengan binary
akan menjadi :
110XXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.host
Jika pada byte pertama tanda ‘X’ diganti dengan 0 maka akan menjadi :
11000000 = 192
Dan jika tanda ‘X’ diganti dengan 1 maka akan menjadi :
11011111 = 223
2.1.8 MEDIA TRANSMISI
Menurut Stallings, ada banyak media yang digunakan untuk membuat
sebuah jaringan komputer, pada dasarnya dibagi menjadi dua macam yaitu kabel dan
22
nirkabel. Terdapat macam-macam teknologi pada masing-masing media ini.
(Stallings, 2004, pp112-128)
Media kabel merupakan media transmisi yang menyediakan saluran satu perangkat
ke perangkat lainnya. Macam-macam teknologi media kabel, antara lain :
• Twisted pair
Kabel ini terdiri atas empat pasang kabel, yang tiap pasangnya dipilin.
Merupakan media yang paling banyak digunakan karena biayanya yang rendah.
Dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Shielded Twisted Pair
Setiap kawat dibungkus pelindung metalik. Kemudian empat pasang kawat
itu dibungkus lagi oleh pelindung metalik keseluruhan. STP mengurangi
noise elektrikal dalam kabel maupun luar kabel. Harganya lebih mahal dan
pemasangan agak lebih sulit karena adanya pelindung metalik tersebut.
2. Unshielded Twisted Pair
Hanya dilindungi oleh satu buah pelindung insulator. Untuk mengurangi
crosstalk, jumlah pilinannya bervariasi. UTP lebih murah dibandingkan
dengan media lainnya, lebih mudah dipasang, dan juga memiliki diameter
eksternal yang kecil. Kekurangannya adalah lebih mudah terkena noise
elektrikal.
• Coaxial cable
Hampir sama dengan twisted pair, terdiri atas 2 konduktor, tapi dibuat berbeda
untuk memungkinkannya beroperasi pada frekuensi yang lebih luas
jangkauannya. Kabel coaxial ini dapat digunakan untuk jarak yang lebih jauh dan
mendukung lebih banyak stasiun pada jalur shared dibandingkan dengan twisted
pair.
23
• Optical fiber
Merupakan media yang tipis, fleksibel yang mampu menghantarkan sinar optikal.
Optical fiber berbentuk silinder dan terdiri atas tiga bagian konsentrik, yakni inti,
pelindung, dan jaket. Kelebihan optical fiber dibandingakan dengan twisted pair
dan coaxial cable antara lain mempunyai kapasitas yang lebih besar, berukuran
lebih kecil dan lebih ringan, attenuation yang lebih rendah, isolasi
elektromagnetik, dan jarak repeater yang lebih besar.
Media nirkabel merupakan media transmisi yang cara transmisinya dengan
mengirimkan gelombang elektromagnet tanpa menggunakan konduktor fisik. Sinyal
secara normal akan disebarkan melalui udara sehingga tersedia untuk perangkat
apapun yang memiliki kemampuan untuk menerimanya. Macam-macam teknologi
nirkabel, antara lain :
• Antena
Konduktor elektrik yang berguna baik untuk memancarkan energi
elektromagnetik ataupun untuk menangkap energi elektromagnetik. Untuk
mengirim sinyal, energi elektrik dari transmitter diubah menjadi energi
elektromagnetik oleh antena dan dipancarkan. Sedangkan untuk menerima sinyal,
energi elektromagnetik yang mengenai antena akan diubah menjadi energi
elektrik dan masuk ke dalam receiver.
• Terrestrial microwave
Bentuk paling umum dari antena microwave adalah piringan parabola.
Ukurannya kira-kira mempunyai diameter tiga meter. Biasanya antena dipasang
pada ketinggian tertentu pada tiang yang kokoh agar pemancarnya dapat
mencakup wilayah yang luas dan transmisi dapat berlangsung dengan tanpa
24
adanya hambatan. Semakin tinggi antena maka semakin jauh jarak yang dapat
dicapai.
• Satelite microwave
Digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmitter/receiver ground-
based microwave, yang dikenal dengan stasiun bumi. Satelit menerima transmisi
pada satu pita frekuensi (uplink), memperkuat atau mengulang sinyal, dan
mengirimnya ke frekuensi lain (downlink). Satelit penerima sinyal itu dinamakan
transponder.
Terdapat dua jenis konfigurasi dalam komunikasi satelit yaitu :
a. Satelit digunakan untuk menghubungkan jaringan point-to-point antara
dua antena bumi yang letaknya sangat jauh.
b. Satelit digunakan untuk menghubungkan antara suatu stasiun dengan
beberapa stasiun penerima.
• Broadcast radio
Perbedaan antara broadband radio dengan microwave adalah cara pemancaran
gelombangnya, yakni broadband radio bekerja secara omnidirectional sedangkan
microwave secara directional. Broadband radio tidak memerlukan antena
berbentuk piring, dan tidak perlu penempatan secara tepat.
• Infrared
Berada pada frekuensi 300 GHz sampai dengan 400THz, panjang gelombangnya
dari 1 mm sampai dengan 770 nm, sehingga hanya bisa digunakan untuk
komunikasi jarak dekat. Karena sinyal infrared memiliki frekuensi tinggi, maka
tidak dapat melewati dinding. Sinyal infrared hanya dapat digunakan untuk
komunikasi jarak dekat dalam ruang tertutup yang menggunakan perambatan
garis lurus.
25
2.2 TEORI KHUSUS
Pada bagian ini akan dijelaskan lebih khusus mengenai jaringan yang berbasis
teknologi nirkabel. Selain itu juga peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk
membangun sebuah jaringan nirkabel, standarisasi dari jaringan nirkabel, serta
permasalahan yang dihadapi oleh jaringan nirkabel.
2.2.1 DEFINISI JARINGAN NIRKABEL
Jaringan nirkabel adalah bidang disiplin yang berkaitan dengan komunikasi
antar sistem komputer dan beberapa macam peralatan telekomunikasi tanpa
menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dikenal sebagai jaringan
telekomunikasi, dan banyak dipakai untuk jaringan komputer baik pada jarak yang
dekat (beberapa meter, memakai alat/pemancar bluetooth) maupun pada jarak jauh
(lewat satelit). Bidang ini erat hubungannya dengan bidang telekomunikasi,
teknologi informasi, dan teknik komputer. Jenis jaringan yang paling populer dalam
kategori jaringan nirkabel ini meliputi : Jaringan kawasan lokal nirkabel (wireless
LAN/WLAN), Wi-Fi, layanan komunikasi pribadi (personal communications service
atau PCS), global system for mobile communications (GSM), D-AMPS, sistem
navigasi global (GPS atau global positioning systems), dll.
Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan
sistem telekomunikasi yang lain dengan menggunakan beberapa macam media
transmisi tanpa kabel, seperti: gelombang elektromagnetik, gelombang radio,
gelombang mikro, gelombang satelit, maupun gelombang inframerah.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_nirkabel, 26 September 2008)
26
Jaringan nirkabel cocok untuk diterapkan di lokasi yang sukar atau tidak
mungkin untuk memasang kabel jaringan. Untuk menerapkan jaringan nirkabel, PC
harus dilengkapi dengah kartu wireless LAN, yang berfungsi untuk mengirim dan
menerima sinyal radio dari dan ke PC dalam jaringan.
Sama halnya dengan jaringan konvensional, jaringan nirkabel juga dikonfigurasi ke
dalam dua jenis jaringan, yaitu jaringan Peer-to-Peer/AdHoc Wireless LAN dan
jaringan Server Based/wireless infrastructure.
2.2.1.1 JARINGAN PEER-TO-PEER/ADHOC WIRELESS LAN
Pada tipe jaringan ini, dua atau lebih client atau device wireless
berkomunikasi secara langsung dalam radius 300 kaki. Device ini dapat saling
berhubungan berdasarkan nama Service Set Identifier (SSID). SSID adalah nama
identitas komputer yang memiliki kompenen nirkabel. Konfigurasi seperti ini akan
sangat cocok diterapkan di suatu pertemuan yang temporer. Jadi misalkan pada suatu
waktu di pertemuan itu memerlukan adanya jaringan komputer, dan hanya digunakan
pada saat itu, tidak perlu repot lagi untuk mengurusi kabel-kabel untuk
menghubungkan masing-masing komputer dan jika sudah tidak diperlukan lagi, tidak
perlu repot untuk membongkar kabel-kabel tersebut. Yang diperlukan hanya sebuah
wireless LAN card untuk masing-masing komputer.
(http://www.vicomsoft.com/knowledge/reference/wireless1.html, 26 September
2008)
27
Gbr 2.8 Ad Hoc Wireless LAN
2.2.1.2 JARINGAN SERVER BASED / WIRELESS INFRASTRUCTURE
Jaringan server based memerlukan sebuah komponen khusus yang berfungsi
sebagai access point. Masing-masing client akan mengirimkannya datanya ke access
point. Access point merupakan sebuah alat yang berbentuk seperti kotak kecil
berantena yang biasanya dipasang di langit-langit atau dinding. Pada saat access
point menerima data, ia akan mengirimkan kembali sinyal radio tersebut ke client
yang berada di aera cakupannya, atau dapat mentransfer data melalui ethernet.
Pada tipe wireless infrastructure ini, untuk melakukan komunikasi data, antara client
dan access point harus membangun sebuah hubungan yang disebut dengan
association. Proses ini meliputi tiga tahapan, yaitu :
1. Unauthenticated dan unassociated
Pada tahapan ini, client akan melakukan identifikasi untuk mencari access point
yang ada. Client dan access point pada tahap ini belum melakukan proses
authentikasi dan asosiasi.
2. Authenticated dan unassociated
Pada tahapan ini, client dan access point akan melakukan proses authentikasi dan
belum melakukan proses asosiasi.
28
3. Authenticated dan associated
Pada tahapan ini, client dan access point telah melakukan proses authentikasi dan
juga proses asosiasi. Client mengirimkan request frame dan access point
merespon dengan mengirim response frame.
(http://www.vicomsoft.com/knowledge/reference/wireless1.html, 26 September
2008)
Gbr 2.9 Wireless Infrastucture
2.2.2 PERANGKAT WIRELESS LAN
Dalam membangun sebuah jaringan wireless LAN, diperlukan beberapa macam
perangkat utama, seperti :
a. LAN Adapter
Adapter yang dipakai pada teknologi wireless LAN, pada prinsipnya sama
dengan perangkat yang dipakai pada teknologi LAN konvensional, seperti
PCMCIA. Perangkat ini memiliki fungsi yang sama, yaitu membuat end user
dapat melakukan akses terhadap jaringan. Di jaringan LAN konvensional,
adapter digunakan untuk interface antara sistem operasi dan antena, untuk
membangun suatu koneksi yang transparan ke jaringan.
29
b. Access Point
Access point (AP) adalah perangkat yang dipakai di WLAN yang setara dengan
hub di LAN konvensional. AP berfungsi untuk menerima, melakukan buffer, dan
mengirimkan data antara WLAN secara berkelompok. Sebuah Access point
biasanya terhubung dengan jaringan kabel menggunakan ethernet, berkomunikasi
dengan perangkat wireless lainnya menggunakan antena.
c. Outdoor LAN Bridge
Perangkat ini digunakan untuk menghubungkan LAN antar gedung. Outdoor
LAN Bridge mempunyai kecepatan transmisi data yang sangat tinggi meskipun
digunakan untuk jarak yang jauh, dengan menggunakan antena direksional yang
line-of-sight. Access point biasanya juga dapat difungsikan sebagai outdoor LAN
bridge.
2.2.3 STANDARISASI WIRELESS
Menurut Tanenbaum, IEEE 802,11 adalah serangkaian standar untuk WLAN
komputer komunikasi, dikembangkan oleh IEEE LAN / MAN Standards Committee
(IEEE 802) di 5 GHz dan 2,4 GHz publik spektrum band. Bagian dari 802,11
termasuk teknik modulasi melalui udara yang menggunakan dasar protokol yang
sama. Yang paling populer adalah yang ditetapkan oleh 802.11b dan 802.11g
protokol, dan penyaluran asli standar. 802.11-1997 adalah standar jaringan nirkabel
pertama, tetapi 802.11b adalah yang pertama diterima secara luas, diikuti oleh
802.11g dan 802.11n. Keamanan pada awalnya sengaja dilemahkan karena adanya
beberapa persyaratan dari pemerintah, dan kemudian ditingkatkan melalui
amandemen 802.11i setelah pemerintah dan legislatif berubah. 802.11n adalah multi-
streaming modulasi teknik baru yang masih di bawah konsep pembangunan, namun
berdasarkan produk
30
eksklusif pra-rancangan versi sedang dijual. Standar lainnya (c-f, h, j) adalah
layanan perubahan dan ekstensi atau koreksi untuk spesifikasi sebelumnya.
(Tanenbaum, 2003)
2.2.4 PERMASALAHAN JARINGAN NIRKABEL
Menurut Akin, terdapat beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam
membangun sebuah jaringan nirkabel yang dapat menggangu komunikasi antara dua
device. Masalah itu antara lain : multipath, hidden node, near/far, dan interferensi.
(Akin, 2002)
2.2.4.1 MULTIPATH
Sinyal radio yang dipancarkan oleh sebuah antena beam width-nya akan
semakin meluas seiring dengan semakin jauh jaraknya. Oleh karena itu, sinyal radio
yang dipancarkan pada suatu saat akan menemukan hambatan pada jalur
propagasinya dan mengalami pemantulan. Ketika sebuah gelombang radio
dipantulkan oleh sebuah objek; misalnya lempengan logam, air, atap logam; ketika
bergerak menuju antara penerima maka terjadi sebuah fenomena yang disebut
multipath. Antena penerima akan menerima sinyal radio hasil komposisi dari sinyal
yang diterima langsung dari antena pemancar dan sinyal radio hasil pantulan. Sinyal
hasil pantulan akan tiba di tiba di antena penerima lebih lambat daripada sinyal
langsung. Waktu tunda ini disebut delay second.
2.2.4.2 HIDDEN NODE
Terjadi saat sebuah node terlihat dari sebuah wireless access point, tetapi
tidak dari node lain yang berkomunikasi dengan access point tersebut. Ini
menimbulkan kesulitan pada media access point. Hidden node dapat terlihat dengan
31
mudah pada WLAN dengan radius lebih dari 50m dengan banyak node yang
menggunakan directional antenna dan mempunyai tingkat upload yang tinggi.
Seperti topologi bintang dengan sebuah access point denagan banyak node yang
mengelilinginya dalam bentuk lingkaran, dimana setiap node dalam jarak
komunikasi dengan access point tapi tidak semua node dapat berkomunikasi atau
terdapat line of sight dengan node yang lain.
2.2.4.3 NEAR/FAR
Dimana sebuah receiver dan dua transmitter, dimana selah satu dekat ke
receiver dan yang satu lagi jauh. Jika kedua transmitter berkomunikasi secara
bersamaan dan mempunyai kekuatan yang sama, maka receiver akan mendapat
signal yang lebih kuat dari transmitter terdekat. Jika transmitter terdekat mengirim
sebuah sinyal yang pesanan dari besarnya jauh lebih tinggi daripada transmitter
terjauh maka SNR untuk transmitter terjauh mungkin jauh di bawah detectability dan
transmitter terjauh bisa juga tidak mengirimkannya. Ini secara efektif mengacaukan
saluran komunikasi. Dalam jangka pendek, masalah near/far adalah salah satu
mendeteksi atau memfilter sinyal yang lemah di antara sinyal yang lebih kuat.
2.2.4.4 INTERFERENSI
Terjadi apabila dua transmitter menggunakan sinyal frekuensi yang sama. Ini
bisa terjadi akibat terlalu penuhnya suatu ruangan dengan sinyal frekuensi yang
jumlahnya sangat banyak dan dapat juga terjadi karena tidak ada atau rendahnya
rencana dalam membangun suatu jaringan frekuensi, walaupun ini sangat jarang
terjadi.