Upload
valensia-amanda-nugraha
View
976
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Antropometri
Antropometri merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan dimensi
tubuh manusia serta berhubungan dengan anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
Istilah anthropometri berasal dari ”anthro” yang berarti manusia, dan ”metri”
yang berarti ukuran. Suatu kumpulan data yang berisi tentang data numerik yang
berhubungan dengan karateristik fisik tubuh manusia. Antropometri terdapat data
yang berkaitan dengan kondisi fisik tubuh manusia, misalnya tinggi badan, berat,
ukuran badan, lingkar kepala, dan sebagainya. Dari data dimensi tubuh manusia
berguna untuk perancangan produk dengan tujuan menentukan keserasian produk
dan manusia yang menggunakan, data anthropometri sangat penting dalam
menentukan alat dan cara mengoperasikannya.
Data anthropometri dapat digunakan untuk mendesain pakaian, tempat
kerja, lingkungan kerja, mesin, alat, kursi, meja, kendaraan, sarana kerja serta
produk-produk untuk konsumen dan lain-lain. Maka di rancang fasilitas atau
produk yang sesuai dengan fisik manusia sebagai pemakai produk. Data
antropometri diaplikasikan secara luas dalam perancangan areal kerja (work
station, interior mobil), perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin),
perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, meja, kursi), dan perancangan
lingkungan fisik. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dan alat yang
digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan
kerja dan produktifitas kerja. Ukuran (tubuh) manusia akan memberikan
penjelasan kalau manusia itu pada dasarnya memiliki berbeda satu dengan yang
lain. Data antropometri berbeda-beda karena beberapa faktor –faktor yang
mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu:
1. Umur
3
Penggolongan berdasarkan umur balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan
lanjut usia. Manusia dari lahir ukuran tubuh manusia akan berkembang
sampai 17 tahun untuk wanita dan 20 tahun untuk pria. Antropometri tubuh
manusia akan cenderung meningkat sampai batas usia dewasa. Ukuran
tubuh manusia akan berkurang pada saat berumur 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Ukuran tubuh wanita pada umumnya lebih kecil daripada pria, pria
mempunyai dimensi tubuh lebih besar. Oleh karenanya data antropometri
untuk kedua jenis kelamin selalu dibuat terpisah.
3. Suku bangsa
Perbedaan ukuran tubuh juga perpengaruh pada etnis memiliki karakteristik
fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa
negara Barat pada umumnya berukuran yang lebih besar daripada dimensi
tubuh suku bangsa negara Timur.
4. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan, misalnya
pekerjaan buruh mengharuskan orang-orang yang berpostur lebih besar
dibanding pekerja kantoran. Ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi
ukuran dimensi tubuh manusia pada kondisi tertentu, yaitu:
a. Cacat tubuh
Merancang produk untuk orang-orang cacat dengan memerlukan data
antropometri.
b. Pakaian yang digunakan
Ukuran tubuh manusia akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat
yang lain, tergantung faktor iklim dalam bentuk rancangan dan
spesifikasi pakaian.
c. Kehamilan
Tubuh wanita pada saat hamil jelas akan perpengaruh dengan ukuran
dan bentuk dimensi tubuh.
5. Posisi tubuh
Sikap atau posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk pada saat
4
melakukan pengukuran. Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dua cara
pengukuran, yaitu:
a. Antropometri struktural (statis)
adalah pengukuran dimensi linear tubuh manusia dalam posisi statis (diam).
Posisi pengukuran itu biasanya sudah di standarkan. Contoh : tinggi siku
dada, ukuran tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.
b. Antropometri fungsional (dinamis)
adalah pengukuran posisi anggota badan sebagai hasil dari gerakan tubuh.
Contoh : sudut putar kepala, sudut putar pergelangan tangan , dan lain-lain.
Data antropometri diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun
fasilitas kerja, diperlukan pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan
mengenai pengukuran dimensi antropometri tubuh yang diperlukan dalam
perancangan dijelaskan pada gambar berikut :
Keterangan gambar :
1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak
2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak
5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan)
6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk
7. Tinggi mata dalam posisi duduk
5
8. Tinggi bahu dalam posisi duduk
9. Tinggi siku dalam posisi duduk
10. Tebal atau lebar paha
11. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut
12. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari ujung lutut
13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha
15. Lebar dari bahu
16. Lebar pinggul/pantat
17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung
18. Lebar perut
19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai ujung jari dalam posisi siku tegak
lurus
20. Kebar kepala
21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari dalam posisi
tegak
22. Lebar telapak tangan
23. Lebar tangan dalam posisi terbentang
24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak
25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak
26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan
2.2 Aplikasi Distribusi Normal dalam Data Antropometri
Data anthropometri menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota
tubuh manusia. Data antropometri diperlukan agar rancangan suatu produk bisa
sesuai dengan orang yang akan menggunakannya. Oleh karena itu seorang
perancang produk harus mampu menentukan dimensi tubuh yang mana yang
dapat dipakai dalam suatu populasi. Ukuran tubuh yang diperlukan pada
kenyataannya mudah didapat dari pengukuran secara manual. Keadaan akan
menjadi sulit apabila ada lebih banyak produk yang harus dibuat oleh banyak
orang mengingat ukuran setiap individu akan berbeda-beda antara satu dengan
6
yang lainnya. Untuk kepentingan itulah maka data antropometri diharapkan
mengikuti distribusi normal.
Suatu distribusi normal dapat diterapkan apabila tersedia nilai mean (rata-
rata) dan standar deviasi dari data yang diambil. Dari data tersebut maka kita
dapat menentukan persentile. Persentile sendiri didefinisikan sebagai suatu nilai
yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran di atas
atau di bawah nilai tersebut. Rentang nilai presentile 5 sampai dengan 95, prinsip
perancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran tubuh manusia. Data
antropometri biasanya diklasifikasikan menurut besaran percentile 5th, 10th, 50th,
90th, dan 95th. Pada data antropometri dalam pemakaian distribusi normal dapat
diformulasikan berdasarkan rata-rata dari suatu obyek dan standard deviasi dari
data hasil pengukuran.
Banyak karakteristik antropometri yang tidak bisa semuanya digambarkan
secara persis memenuhi persyaratan distribusi normal, akan tetapi dengan
pendekatan distribusi normal ini dengan mudah akan bisa ditetapkan bahwa harga
rata-rata dari sebuah obyek pengukuran akan ekuivalen dengan ukuran 50th
percentile. Secara statistik ukuran tubuh manusia di suatu populasi tertentu akan
berkonsentrasi pada suatu nilai tengah dan suatu bagian kecil dari nilai ekstrim
akan berada di kedua sisi kurva distribusi normal.
Dalam anthropometri persentile 95 akan menggambarkan ukuran orang
yang bertubuh besar dan persentile 5 akan menggambarkan ukuran tubuh kecil.
Nilai persentil ini akan menunjukkan seberapa besar presentase populasi yang
memiliki ukuran tubuh diatas atau dibawah sebuah ukuran tertentu. Sebagai
contoh, bilamana dari hasil pengukuran tinggi pekerja laki-laki dalam suatu kantor
diperoleh harga rata-rata (mean) sebesar 172.45 cm dan standard deviasi 6.68 cm.
Apabila kita sendiri memiliki tinggi 167.46 cm, maka hal ini akan menunjukkan
kalau tinggi tubuh kita berada pada -4.99 cm dibawah rata-rata tinggi populasi
7
pekerja laki-laki atau kalau dikonversikan dalam standard unit penyimpangan
yang ada sebesar 4.99/6.68 = 0.75 standard unit dibawah tinggi rata-rata. Dari
tabel distribusi normal, angka standard unit (z) sebesar 0.75 tersebut ekuivalen
dengan 23th percentile. Hal tersebut dapat memberikan kesimpulan kalau sekitar
23 % dari populasi yang ada akan memiliki tinggi tubuh yang lebih pendek, dan
sekitar 77 % akan lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran (tinggi) tubuh kita
sendiri.
Data antropometri digunakan distribusi normal dimana dari nilai yang ada
tersebut, dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas distribusi
normal yang ada.
Tabel 2.2.1 Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal
Keterangan tabel 2.2.1 :x = mean data σx = standar deviasi dari data x
2.3 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu variabel
terdistribusi normal atau tidak. Noraml atau tidaknya ditentukan berdasarkan
patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama.
Jadi pada dasarnya uji normalitas adalah melakukan perbandingan antara data
yang dimiliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar
deviasi yang sama dengan data kita. Data yang mempunyai distribusi normal
8
berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Apabila yang diambil merupakan
data normal maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi.
Ada beberapa cara untuk menguji kenormalan suatu data :
1. Menganalisa histogram dan kurva normalnya
Kita bisa melihat dari histogram dari data yang akan diuji kenormalannya,
apakah membentuk kurva normal ( kurva berbentuk seperti lonceng) atau
tidak. Tentu saja unsure subjektivitas sangatlah tinggi bila kita hanya
melihat dari histogram dan kurva normalnya saja. Seorang pengamat bisa
menyimpulkan data tersebut berdistribusi normal sedangkan pengamat
lainnya menyimpulkan yang sebaliknya.
Gambar 2.3.1 Histogram dan kurva normal
2. Uji Kolmogorov Smirnov ( K-S )
Uji Kolmogorov Smirnov adalah uji normalitas yang membandingkan
distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal
baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah diubah ke dalam nilai
Z dan diasumsikan normal. Apabila hasil signifikansi kurang dari 0,05
maka terdapat perbedaan yang signifikan sehingga data tersebut berarti
tidak normal. Begitu pula sebaliknya apabila signifikansi lebih dari 0,05
maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan maka data tersebut adalah
data normal.
3. Uji Shapiro - Wilk
Uji Shapiro – Wilk pada dasarnya hamper sama dengan uji Kolmogorov
Smirnov. Hanya saja uji Shapiro – Wilk dianggap lebih akurat apabila
9
jumlah data yang diuji kurang dari 50. Jika hasil signifikansi kurang dari
0,05 maka data tidak berdistribusi normal, sebaliknya apabila nilai
signifikansi lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
4. Membaca Grafik
Stem and Leaf Plot
Grafik ini akan terlihat mengikuti distribusi normal jika data yang kita
miliki memiliki distribusi normal. Di sini kita lihat sebenarnya data kita
tidak dapat dikatakan terlihat normal, tapi bentuk seperti ini ternyata
masih dapat ditoleransi oleh analisis statistik sehingga p yang dimiliki
masih lebih besar dari 0.1.
Normal Q-Q Plots
Garis diagonal dalam grafik ini menggambarkan keadaan ideal dari data
yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik di sekitar garis adalah
10
keadaan data yang kita uji. Jika kebanyakan titik-titik berada sangat
dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis, maka dapat kita
simpulkan jika data kita mengikuti distribusi normal.
Detrended Normal Q-Q Plots
Grafik ini menggambarkan selisih antara titik-titik dengan garis
diagonal pada grafik sebelumnya. Jika data yang kita miliki mengikuti
distribusi normal dengan sempurna, maka semua titik akan jatuh pada
garis 0,0. Semakin banyak titik-titik yang tersebar jauh dari garis ini
menunjukkan bahwa data kita semakin tidak normal.
11