43
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum Pada teori dasar atau umum ini, peneliti akan membahas mengenai kerangka teori - teori yang berhubungan dengan topik skripsi yaitu content analysisprogram siaran televisi / radio. Jadi membahas mengenai teori atau hal – hal yang berkaitan atau berhubungan dengan topik tersebut secara detail dan juga memaparkan teori dari para narasumber ataupun sumber – sumber yang berkaitan dengan penelitian tersebut. 2.1.1 Teori Komunikasi Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Gambar berikut menggambarkan apa yang dapat kita namakan model universal komunikasi. Ini mengandung elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi massa.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

  • Upload
    phamtu

  • View
    252

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

Pada teori dasar atau umum ini, peneliti akan membahas mengenai kerangka

teori - teori yang berhubungan dengan topik skripsi yaitu content analysisprogram siaran

televisi / radio. Jadi membahas mengenai teori atau hal – hal yang berkaitan atau

berhubungan dengan topik tersebut secara detail dan juga memaparkan teori dari para

narasumber ataupun sumber – sumber yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

2.1.1 Teori Komunikasi

Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang,

jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Dari banyak pengertian

tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi

mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan

menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu

konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk

melakukan umpan balik.

Gambar berikut menggambarkan apa yang dapat kita namakan model

universal komunikasi. Ini mengandung elemen-elemen yang ada dalam setiap

tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi,

kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi massa.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

10

Gambar 2.1

Komponen Komunikasi

a. Lingkungan komunikasi

Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga

dimensi:

1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang

nyata atau berwujud.

2. Sosial-psikoilogis,meliputi, misalnya tata hubungan status di

antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang,

serta aturan budaya masyarakat di mana mereka

berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

11

rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau

informalitas, serius atau senda gurau,

3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam,

hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.

Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; masing-masing

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh,

terlambat memenuhi janji dengan seseorang (dimensi temporal),

dapat mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan-

permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang kemudian dapat

menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah

makan untuk makan malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan

tersebut dapat menimbulkan banyak perubahan lain. Proses

komunikasi tidak pernah statis.

b. Sumber-Penerima

Kita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai satu kesatuan

yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang

terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara)

sekaligus penerima (atau pendengar). Anda mengirimkan pesan

ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat tubuh.

Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca,

membaui, dan sebagainya.

Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima

pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda mendengar diri

sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan melihat banyak

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

12

isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang

lain (secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui

rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang lain,

anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan (untuk

mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan

sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini,

anda menjalankan fungsi penerima.

c. Enkoding-Dekoding

Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan

pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding

(encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam

gelombang suara atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan

gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi, kita

melakukan enkoding.

Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya,

mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding).

Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas

kertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda

melakukan dekoding.

Oleh karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagai

enkoder(encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai

dekoder(decoder). Seperti halnya sumber-penerima, kita

menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak

terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

13

fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda

juga menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).

d. Kompetensi Komunikasi

Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk

berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).

Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang

peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan

(content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan

bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada

pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak

layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetabuan

tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan,

suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian

dari kompetensi komunikasi.

Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai

banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang

komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi anda), makin

banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan komunikasi

sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari

perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui (artinya,

makin tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), makin

banyak cara yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

14

e. Pesan

Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita

mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau

kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita

menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau

tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga

berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh,

busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan,

berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut,

duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita

ungkapkan dalam melakukan komunikasi.

f. Saluran

Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang

sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, kita

menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara

simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita

berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga

memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual

(saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-

bauan (saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini

pun komunikasi (saluran taktil).

g. Umpan Balik

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke

sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

15

orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari

satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain dalam kedua

arah adalah umpan balik. Bila anda menyampaikan pesan

misalnya, dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga

mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan balik

dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan,

anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis.

Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari

orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk:

Kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala,

tepukan di bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk

umpan balik.

h. Gangguan

Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang

mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam

menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan.

Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini

membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang

diterima.

Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain

berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita),

atau semantik (salah mengartikan makna). Tabel dibawah

menyajikan ketiga macam gangguan ini secara lebih rinci.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

16

Tabel 2.1

Macam Definsi Contoh

Fisik Interferensi dengan

transmisi fisik isyarat

atau pesan lain

Desingan mobil yang lewat,

dengungan komputer, kacamata

Psikologis Interferensi kognitif

atau mental

Prasangka dan bias pada sumber-

penerima, pikiran yang sempit

Semantik Pembicaraan dan

pendengar memberi arti

yang berlainan

Orang berbicara dengan bahasa yang

berbeda, menggunakan jargon atau

istilah yang terlalu rumit yang tidak

dipahami pendengar

Gangguan dalam komunikasi tidak terhindarkan. Semua

komunikasi mengandung gangguan, dan walaupun kita tidak

dapat meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangi

gangguan dan dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebih

akurat, mempelajari keterampilan mengirim dan menerima pesan

nonverbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan

menerima serta mengirimkan umpan balik adalah beberapa cara

untuk menanggulangi gangguan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

17

i. Efek Komunikasi

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau

lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap

tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda

mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana

menganalisis, melakukan sintesis, atau mengevaluasi sesuatu; ini

adalah efek atau dampak intelektual atau kognitif. Kedua, anda

mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap,

keyakinan, emosi, dan perasaan anda; ini adalah dampak afektif.

Ketiga, anda mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru

seperti cara melemparkan bola atau melukis, selain juga perilaku

verbal dan noverbal yang patut; ini adalah dampak atau efek

psikomotorik.

j. Etik dan Kebebasan Memilih

Karena komunikasi mempunyai dampak, maka ada masalah etik

di sini. Karena komunikasi mengandung konsekuensi, maka ada

aspek benar-salah dalam setiap tindak komunikasi. Tidak seperti

prinsip-prinsip komunikasi yang efektif, prinsip-prinsip

komunikasi yang etis sulit dirumuskan.

Seringkali kita dapat mengamati dampak komunikasi, dan

berdasarkan pengamatan ini, merumuskan prinsip-prinsip

komunikasi yang efektif. Tetapi, kita tidak dapat mengamati

kebenaran atau ketidakbenaran suatu tindak komunikasi.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

18

Dimensi etik dari komunikasi makin rumit karena etik begitu

terkaitnya dengan falsafah hidup pribadi seseorang sehingga sukar

untuk menyarankan pedoman yang berlaku bagi setiap orang.

Meskipun sukar, pertimbangan etik tetaplah merupakan bagian

integral dalam setiap tindak komunikasi. Keputusan yang kita

ambil dalam hal komunikasi haruslah dipedomani oleh apa yang

kita anggap benar di samping juga oleh apa yang kita anggap

efektif.

Apakah komunikasi itu etis atau tidak etis, landasannya adalah

gagasan kebebasan memilih serta asumsi bahwa setiap orang

mempunyai hak untuk menentukan pilihannya sendiri.

Komunikasi dikatakan etis bila menjamin kebebasan memilih

seseorang dengan memberikan kepada orang tersebut dasar

pemilihan yang akurat. Komunikasi dikatakan tidak etis bila

mengganggu kebebasan memilih seseorang dengan menghalangi

orang tersebut untuk mendapatkan informasi yang relevan dalam

menentukan pilihan. Oleh karenanya, komunikasi yang tidak etis

adalah komunikasi yang memaksa seseorang (1) mengambil

pilihan yang secara normal tidak akan dipilihnya atau (2) tidak

mengambil pilihan yang secara normal akan dipilihnya. Sebagai

contoh, seorang pejabat rekruting perusahaan mungkin saja

membesar-besarkan manfaat bekerja di Perusahaan X dan dengan

demikian mendorong anda untuk menentukan pilihan yang secara

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

19

normal tidak akan anda ambil (jika saja anda mengetahui fakta-

fakta sebenarnya).

Dalam etik yang didasarkan atas kebebasan memilih ini, ada

beberapa persyaratan. Kita mengasumsikan bahwa orang-orang

ini sudah cukup umur dan berada dalam kondisi mental yang

memungkinkan mereka melaksanakan pilihan secara bebas.

Selanjutnya, kita mengasumsikan bahwa kebebasan memilih

dalam situasi mereka tidak akan menghalangi kebebasan memilih

orang lain. Sebagai contoh, anak-anak berusia 5 atau 6 tahun tidak

akan siap untuk menentukan pilihan sendiri (memilih menu

mereka sendiri, memilih waktu untuk tidur, memilih jenis obat),

sehingga harus ada orang lain yang melakukannya untuk mereka.

Begitu juga, seseorang yang menderita keterbelakangan mental

membutuhkan orang lain untuk mengambilkan keputusan tertentu

bagi mereka.

Di samping itu, situasi lingkungan kehidupan seseorang dapat

membatasi kebebasan memilih ini. Sebagai contoh, anggota

tentara seringkali harus melepaskan kebebasan memilih dan

makan nasi bungkus, bukan roti keju, mengenakan seragam

militer, bukan jins, lari pagi, bukan tidur. Dengan menjadi tentara,

seseorang setidak-tidaknya harus melepaskan sebagian hak

mereka untuk menentukan pilihan sendiri. Akhirnya, kebebasan

memilih yang kita miliki tidak boleh menghalangi orang lain

untuk menentukan pilihan mereka sendiri.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

20

Kita tidak bisa membiarkan seorang pencuri memiliki kebebasan

untuk mencuri, karena dengan memberikan kebebasan ini kita

menghalangi korban pencurian untuk menikmati kebebasan

memilih mereka—hak untuk memiliki barang dan hak untuk

merasa aman dalam rumah mereka.

Tujuan Komunikasi

Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan di

sini. Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga

tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka.

Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak.

Selanjutnya, meskipun. teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan

drastis (kita mengirimkan surat elektronika, bekerja dengan komputer,

misalnya) tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun

hebatnya revolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan

datang. (Arnold dan Bowers, 1984; Naisbit.1984).

a. Menemukan Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut

penemuan diri (personal discovery) Bila anda berkomunikasi

dengan orang lain, anda belajar mengenai diri sendiri selain juga

tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi-diri anda sebagian

besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri

sendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya dalam

perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.

Dengan berbicara tentang diri kita sendiri dengan orang lain kita

memperoleh umpan balik yang berharga mengenai perasaan,

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

21

pemikiran, dan perilaku kita. Dari perjumpaan seperti ini kita

menyadari, misalnya bahwa perasaan kita ternyata tidak jauh

berbeda dengan perasaan orang lain. Pengukuhan positif ini

membantu kita merasa "normal."

Cara lain di mana kita melakukan penemuan diri adalah melalui

proses perbandingan sosial, melalui perbandingan kemampuan,

prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan kegagalan kita dengan orang

lain. Artinya, kita mengevaluasi diri sendiri sebagian besar dengan

cara membanding diri kita dengan orang lain.

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik

diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi,

komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia

luar—dunia yang dipenuhi objek, peristiwa, dan manusia lain.

Sekarang ini, kita mengandalkan beragam media komunikasi

untuk mendapatkan informasi tentang hiburan, olahraga, perang,

pembangunan ekonomi, masalah kesehatan dan gizi, serta produk-

produk baru yang dapat dibeli. Banyak yang kita peroleh dari

media ini berinteraksi dengan yang kita peroleh dari interaksi

antarpribadi kita. Kita mendapatkan banyak informasi dari media,

mendiskusikannya dengan orang lain, dan akhirnya mempelajari

atau menyerap bahan-bahan tadi sebagai hasil interaksi kedua

sumber ini.

b. Untuk berhubungan

Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

22

dengan orang lain (membina dan memelihara hubungan dengan

orang lain). Kita ingin merasa dicintai dan disukai, dan kemudian

kita juga ingin mencintai dan menyukai orang lain. Kita

menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk

membina dan memelihara hubungan sosial. Anda berkomunikasi

dengan teman dekat di sekolah, di kantor, dan barangkali melalui

telepon. Anda berbincang-bincang dengan orangtua, anak-anak,

dan saudara anda. Anda berinteraksi dengan mitra kerja.

c. Untuk meyakinkan

Media masa ada sebagian besar untukmeyakinkan kita agar

mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena

adanya dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita

membeli berbagai produk. Sekarang ini mungkin anda lebih

banyak bertindak sebagai konsumen ketimbang sebagai

penyampai pesan melalui media, tetapi tidak lama lagi barangkali

anda-lah yang akan merancang pesan-pesan itu—bekerja di suatu

surat kabar, menjadi editor sebuah majalah, atau bekerja pada biro

iklan, pemancar televisi, atau berbagai bidang lain yang berkaitan

dengan komunikasi. Tetapi, kita juga menghabiskan banyak waktu

untuk melakukan persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber

maupun sebagai penerima. Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-

hari kita berusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita

berusaha mengajak mereka melakukan sesuatu, mencoba cara diit

yan baru, membeli produk tertentu, menonton film, membaca

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

23

buku, rnengambil mata kuliah tertentu, meyakini bahwa sesuatu

itu salah atau benar, menyetujui atau mengecam gagasan tertentu,

dan sebagainya. Daftar ini bisa sangat panjang. Memang, sedikit

saja dari komunikasi antarpribadi kita yang tidak berupaya

mengubah sikap atau perilaku.

d. Untuk bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk

bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak,

pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan.

Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi kita dirancang

untuk menghibur orang lain (menceritakan lelucon mengutarakan

sesuatu yang baru, dan mengaitkan cerita-cerita yang menarik).

Adakalanya hiburan ini merupakan tujuan akhir, tetapi adakalanya

ini merupakan cara untuk mengikat perhatian orang Iain sehingga

kita dapat mencapai tujuan-tujuan lain.

Tentu saja, tujuan komunikasi bukan hanya ini; masih banyak

tujuan komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan yang

disebutkan di atas tampaknya merupakan tujuan-tujuan yang

utama. Selanjutnya tidak ada tindak komunikasi yang didorong

hanya oleh satu faktor; sebab tunggal tampaknya tidak ada dunia

ini. Oleh karenanya, setiap komunikasi barangkali didorong oleh

kombinasi beberapa tujuan bukan hanya satu tujuan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

24

Proses Komunikasi

1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk

disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami

oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang

dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan

atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau

non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan

jelas.

Materi pesan dapat berupa :

a. Informasi

b. Ajakan

c. Rencana kerja

d. Pertanyaan dan sebagain

2. Simbol/ isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol

sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya

seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata,

gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka

lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak,

membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah

tertentu.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

25

3. Media/penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat

kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media

ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan,

jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4. Mengartikan kode/isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan

seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan

simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti

dipahaminya.

5. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari

sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi

arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari

penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa

balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya

terhadap si penerima pesan. Hal ini penting bagi manajer atau

pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima

dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat

disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan

penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan

pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

26

pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah

pesan itu akan dilaksanakan atau tidak

Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan

pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima

pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan

sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat

untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan

pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan

serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat

memperjelas persepsi.

Jenis – Jenis Komunikasi

Jenis – jenis komunikasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu komunikasi verbal

dan non verbal.

1. KomunikasiVerbal adalah komunikasi yang pesannya disampaikan

melalui kata-kata. Dan kata tersebut disampikan secara jelas, singkat,

tepat waktu, sesuai dengan pembendaharaan kata – kata.

2. KomunikasiNon Verbal adalah komunikasi yang dimana

penyampaian pesannya tanpa melalui kata-kata, jadi komunikasi ini

dilakukan melalui gerak atau bahasa tubuh. Seperti contoh : ekspresi

wajah, kontak mata, sentuhan, postur tubuh atau gaya berjalan, suara

dan gerak isyarat.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

27

2.1.2 Komunikasi Massa

Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass

communication, sebagai kependekan dari mass media communication.

Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi

yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications

diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai

kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung

pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu

yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang

dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh

pesan-pesan komunikasi yang sama.

Menurut Effendi, menjawab ciri – ciri komunikasi massa sebagai berikut:

a. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada

komunikator.

b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,

yakni suatu institusi atau organisasi. Sebagai konsekuensi dari sifat

komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses

komunikasi ditunjang oleh orang – orang lain. Kemunculan dalam

media komunikasi tidak sendirian, tetapi bersama orang lain.

c. Pesan pada komunikasi bersifat umum

Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public)

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

28

karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.

Jadi tidak dipertunjukkan kepada perseorangan atau kepada

sekelompok orang tertentu.

d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Ciri lain dari komunikasi massa adalah kemampuannya untuk

menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak

dalam menerima pesan – pesan yang disebarkan. Hal ini yang

merupakan ciri hakiki dibandingkan dengan media komunikasi

lainnya.

e. Komunikan komunikasi bersifat heterogen

Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota

masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai

sasaran yanag dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam

keberadaannya yang terpencar – pencar dimana satu sama lainnya

tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing –

masing berbeda dalam berbagai hal: jenis, usia, agama dan

sebagainya.

2.1.3 Media Massa

Pengertian Media Massa

- Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian

pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,

film, radio, TV (Cangara, 2002).

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

29

- Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku

khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau

proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa

adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan

informasi (Rakhmat, 2001).

Karakteristik Media Massa

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang

banyak.

2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek

kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut

kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak

(masyarakat umum).

3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau

siaran sekian jam per hari.

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan

priode mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan

peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti

kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan,

dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis

media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan

(verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-

mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

30

penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal

(Liliweri, 2001).

Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila

komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa

yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah

surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam

bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain

penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan

menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan

keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang

jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa

sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku

komunikasi.

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan

pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen.

Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia

bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu

menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas

(Nurudin, 2007).

Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal

itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama

media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang

menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa

yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

31

merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama

yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai

pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi

yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses

adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009).

Jenis Media Massa

Media massa dibagi menjadi beberapa bentuk, antara lain:

1. Media cetak, yang contohnya adalah surat kabar, memiliki ciri –

ciri sebagai berikut:

- Pesan yang disampaikan memuat unsur reproduksi utama:

simbol verbal, gambar, dan warna;

- Bersifat portabel: relatif nyaman dan mudah dibawa – bawa

kemana – mana; bisa dibaca di mana saja dan membacanya

dapat dilakukan berulang – ulang;

- Unsur umpan balik yang ada juga bersifat verbal (surat

pembaca, kritik) dan non verbal (penjualan);

- Sumber kehidupan industri media cetak adalah iklan dan

penjualan (eceran maupun langganan);

- Isi pesan yang ada utamanya bersifat informatif;

- Bisa berfungsi sebagai public sphere; menjadi ruang publik

bagi penyampaian gagasan dan opini, yang disampaikan

oleh masyarakat dalam bentuk tulisan), selain juga memuat

perdebatan atas isu yang menjadi polemik;

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

32

- Relatif bebas dari regulasi (control melalui peraturan),

terutama di dalam masyarakat yang menganut sistem pers

bebas; dan

- Wilayah jangkauannya masih didominasi oelh masyarakat

perkotaan (urban).

2. Media Audio, misalnya adalah radio, yang antara lain ciri –

cirinya adalah sebagai berikut:

- Unsur reproduksi utamanya adalah suara (audio);

- Secara relatif bisa dibawa kemana – mana (portabel),

meskipun tak semudah media cetak;

- Tidak bisa dinikmati berulang – ulang alias tidak dapat

didengar kembali (sekali dengar) kecuali direkam dan

didengarkan kembali;

- Pesan bersifat serempak (laporan langsung);

- Proses komunikasinya menggunakan unsur umpan balik,

baik verbal dan nonverbal; dan

- Kehidupannya juga ditunjang kebanyakan oleh iklan, yang

jelas bukan dari penjualan.

3. Media Audio – Visual, misalnya TV, memiliki ciri – ciri sebagai

berikut:

- Pesan disampaikan melalui unsur reproduksi yang bersifat

verbal, gambar, warna, suara, dan gerakan;

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

33

- Tidak portabel karena tidak bisa dibawa kemana kita suka,

kalu mau bisa saja, tetapi TV adalah peralatan teknologi

komunikasi yang berat;

- Pesan juga tidak dapat diulang karena tampilan pesan secara

sekilas sehingga cepat berlalu (tidak bisa ditinjau ulang);

- Bersifat serempak;

- Umpan balik: verbal dan nonverbal;

- Industri komunikasi audio-visual ditunjang oleh iklan, iuran,

dan subsidi pemerintah;

- Karakter publik dan pengaturan yang ketat (regulated

media); dan

- Berisi aneka ragam bentuk informasi dan pesan (berita,

hiburan, pendidikan, dan lain – lain).

2.1.4 Televisi

Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai

informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum.

Dalam Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan

hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan

dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki

kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir,

dan tindak individu”.

Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas

lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar,

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

34

penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.

Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi

sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat

penerima”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah

sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk

audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar,

penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga

listrik.Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi

mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang

audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam

menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.Hartley (1992)

berpendapat bahwa televisi adalah sebuah usaha kapitalis, alat kontrol

sosial, sekaligus sumber kesenangan yang popular. Hartley mengkritisi

tradisi marxis yang menggunakan pandangan negative terhadap televisi,

yang memadukan ”sayap kiri” dan kritik radikal terhadap medium

dengan penolakan atas kesenangan dalam menonton. Pandangannya

adalah bahwa “yang hegemonic bersifat popular”. Jika kita ingin

memahami hubugan antara khalayak dan televisi, kita harus menerima

bahwa orang-orang memang suka menonton televisi.

Jenis-jenis Program Televisi

Standar Program siaran merupakan panduan tentang batasan apa yang

diperbolehkan atau tidak diperbolehkan dalam program siaran, memuat

sejumlah aturan main yang harus dipatuhi pengelolah program

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

35

penyiaran dalam kegiatan memproduksi jenis-jenis program tertentu

mencakup:

1. Program faktual (informasi)

Jenis program yang termasuk di dalam program factual adalah

program berita, features, documenter, program reality show,

konsultasi on air dengan mengandung antara sumber dan

penelepon, pembahasan melalui diskusi, jajak pendapat, program

editorial, dan program-program sejenis lainnya.

2. Program kuis

Dalam menyiapkan program berisikan kuis dan undian hadiah,

stasiun penyiaran harus mengikuti ketentuan baha program

tersebut harus diselenggrakan dengan adil dan peraturannya harus

diberitahukan secara terbuka dan jelas pada khalayak.

3. Program perbincangan

Program yang berisikan pembicaraan/ pembahasan (program talk

show) mengenai masalah terkait.

4. Program mistik

Program yang bertemukan dunia gaib, paranormal, spiritual

magis.

5. Program asing

Adapun yang dimaksud sebagai program utuh yang diimpor dari

luar negeri, program siaran yang dibuat dalam negeri yang

menggabungkan berbagai materi siaran (klip, berita dan lagu

asing)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

36

6. Program pemilu

Siaran pemilihan umum (pemilu) dan Pilkada meliputi siaran

berita sosialisasi pemilihan siaran kampanye tentang pemilihan

dewan perwakilan rakyat, pemilihan presiden dan wakil presiden.

2.2 Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik atau Judul yang Dibahas

2.2.1 Teori Interaksi

Teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori interaksi

memandang kehidupan sosial sebagai suatu proses interaksi. Dengan

demikian, komunikasi merupakan bentuk interaksi. Komunikasi adalah

kendaraan atau alat yang digunakan untuk bertingkah laku dan untuk

memahami serta memberi makna terhadap segala sesuatu di sekitar kita.

Para teoritis di bidang ini memandang komunikasi berfungsi sebagai

perekat atau lem dalam masyarakat. Masyarakat tidak akanada tanpa

komunikasi atau interaksi ini. Struktur sosial seperti organisasi,

kelompok, keluarga dan institusi masyarakat lainnya tidak terjadi dengan

sendirinya (preexist); mereka diciptakan dan dipelihara melalui interaksi.

Kelompok teori interaksi merupakan salah satu teori penting dalam ilmu

komunikasi karena teori ini membuat komunikasi sebagai kekuatan yang

sangat penting dalam kehidupan sosial.

Teori interaksi memandang struktur sosial sebagai produk, bukan penentu

dalam interaksi. Struktur sosial tidak memungkinkan komunikasi untuk

terjadi, namun komunikasi memungkinkan struktur sosial untuk terwujud.

Misalnya, satu keluarga dibentuk berdasarkan bagaimana anggota

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

37

keluarga itu berkomunikasi.

Fokus perhatian teori ini adalah bagaimana bahasa digunakan untuk

membentuk struktur sosial dan bagaimana bahasa dan sistem simbol

lainnya diproduksi, dipelihara dan diubah selama penggunaannya. Arti

atau makna yang dikirimkan kepada orang lain bukanlah sesuatu yang

bersifat objektif, namun dibentuk selama proses komunikasi berlangsung,

misalnya bagaimana Anda memandang orang tua ditentukan melalui

komunikasi yang dilakukan selama bertahun – tahun dan juga

pembicaraan yang Anda lakukan dengan orang lain mengenai orang tua

Anda itu.

Interaksi akan mengarah pada makna yang dipahami bersama dan

sekaligus memperkuat makna bersama itu. Interaksi juga membangun

berbagai konvensi yang merupakan standar makna dan tindakan, seperti

peraturan, peran orang – orang tertentu, serta norma – norma yang

memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih jauh. Menurut

pandangan teori interaksi ini, makna akan selalu berubah dari waktu ke

waktu, dari satu situasi ke situasi lainnya, dan dari satu kelompok ke

kelompok lainnya, maka begitulah pula pengetahuan. Pengetahuan

menjadibersifat situasional, dengan kata lain, tidak universal.

Dalam teori interaksi ini berfokus pada bagaimana melalui interaksi

orang dapat menilai dan beradaptasi dengan orang lain. Teori ini

mendukung apa yang saya bahas pada skripsi saya, karena dalam

program Infotainment Obsesi dibutuhkan interaksi yang berkelanjutan

antara acara dan mahasiswa, hingga akhirnya dapat mengetahui pengaruh

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

38

moral apa yang dapat diterima atau ditangkap oleh mahasiswa.

2.2.2 Teori Uses and Gratification

Salah satu teori yang muncul dalam kajian komunikasi massa adalah teori

Uses and Gratifications. Teori ini membahas tentang penggunaan media

massa oleh khalayak aktif. Dengan kata lain, penggunaan media oleh

khalayak diasumsikan sebagai sebuah perilaku aktif dimana khalayak

dengan sadar memilih dan mengkonsumsi media tertentu. McLeod dan

Backer (dalam Baran dan Davis, 2000) menyebutkan bahwa seseorang

berdasarkan ketertarikan masing-masing akan memilih media mana yang

akan dikonsumsinya dan mendapatkan timbal balik berupa pemenuhan

kebutuhan yang diinginkannya.

Ada beberapa asumsi yang mendasari teori ini, baik yang dikemukakan

oleh Katz, Gurevitch dan Hass (!974), Dominick (1996) maupun oleh

McQuail (2005). Asumsi-asumsi dasar tersebut anatara lain adalah ;

1. Khalayak merupakan sekelompok konsumen aktif yang secara sadar

menggunakan media sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan

personal maupun kebutuhan sosial yang diubah menjadi motif-motif

tertentu.

2. Pemilihan media dan isinya merupakan sebuah tindakan yang

beralasan serta memiliki tujuan dan kepuasan tertentu sesuai dengan

inisiatif khalayak.

3. Seluruh faktor yang ada pada formasi khalayak aktif seperti motif,

gratifikasi yang diharapkan dan gratifikasi yang diterima secara

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

39

prinsip dapat diukur karena khalayak memiliki kesadara diri yang

memadai mengenai penggunaan media, kepentingan dan motivasinya

sehingga dapat menjadi bukti bagi peneliti.

4. Media massa bersaing dengan sumber-sumber lain untuk dapat

memenuhi kebutuhan audiens.

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael

Gurevitch (dalam Rakhmat, 2005), uses and gratifications meneliti asal

mula motif secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan

tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada

pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain),

dan menimbulkan pemenuhan motif dan akibat-akibat lain.

Lebih lanjut William J. Mcguire dalam Jalaludin Rakhmat (2005)

menjelaskan bahwa berdasarkan berbagai aliran dalam psikologi

motivasional ada setidaknya 16 motif.Motif ini terbagi menjadi dua

kelompok besar yakni motif kognitif dan motif afektif. Motif kognitif

terdiri dari konsistensi, atribusi, kategorisasi, otonomi, stimulasi,

teleologis, dan utilitarian sedangkan motif afektif antara lain adalah

reduksitas, ekspresif, egodefensif, penguhan, penonojolan, afiliasi,

identifikasi dan peniruan.

Sebagai makhluk sosial, motif manusia terbentuk dari lingkungan

sosialnya. Lingkungan sosial ini antara lain terdiri dari karakteristik

demografis, kelompok-kelompok sosial yang diikuti dan karakteristik

personal seseorang. Littlejohn (2002) menjelaskan bahwa dalam

perspektif uses and gratifications, khalayak yang dengan sadar memiliki

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

40

kebutuhan-kebutuhan tertentu berusaha memenuhi kebutuhannya dengan

menggunakan media atau dengan cara lain. Selain sadar dengan

kebutuhan-kebutuhannya, khalayak pun dapat menyadari apakah cara

yang digunakan untuk memenuhi motif-motif ini bisa memuaskannya

atau tidak.

Penelitian tentang teori uses and gratifications sebetulnya sudah dimulai

sejak tahun 1940an ketika para peneliti tertarik untuk mengetahui

mengapa audiens memiliki pola penggunaan media yang berbeda-beda

(Wimmer dan Dominick, 1987). Penelitian tentang uses and

gratifications pada awalnya hanya berupa penelitian deskriptif yang

berusaha untuk mengklasifikasikan respons khalayak terhadap

penggunaan media ke dalam beberapa ketegori (Berelson, Lazarsfeld, &

McPhee, 1954; Katz & Lazarsfeld, 1955; Lazarsfeld, Berelson, &

Gaudet, 1948; Merton, 1949 dalam Ruggerio, 2000).

Wimmer & Dominick (1987) menyebutkan baru pada tahun 1950an

hingga 1960an penelitian uses and gratifications ini lebih menfokuskan

pada identifikasi variabel-variabel psikologis dan sosial yang

diperkirakan sebagai precursors dalam perbedaan pola konsumsi media

massa. Beberapa penelitian pada periode ini,disebutkan oleh Ruggerio

(2000), dilakukan oleh banyak peneliti dengan subyek dan obyek yang

bervariasi. Schramm, Lyle, dan Parker (1961) misalnya meneliti tentang

penggunaan televisi oleh anak-anak yang dipengaruhi oleh perkembangan

mental anak bersangkutan dan hubungannya dengan orangtua dan teman-

temannya. Ruggerio (2000) pun mensitasi penelitian Katz dan Foulkes

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

41

(1964) dalam mengkonsepsikan penggunaan media massa sebagai

pelarian sedangkan Klapper (1963) menekankan pentingnya menganalisa

efek dari penggunaan media daripada sekedar melabeli motif penggunaan

seperti yang telah dilakukan banyak peneliti sebelumnya. Greenberg and

Dominick (1969) dalam penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa ras

dan kelas sosial berpengaruh pada bagaimana remaja menggunakan

televisi sebagai bahan pelajaran informal.

Selama tahun 1970an penelitian dengan intens menguji motivasi audiens

dan membangun tipologi-tipologi tambahan dalam penggunaan media

untuk memperoleh kepuasan sosial dan psikologis.Hal ini merupakan

jawaban dari kritik-kritik yang disampaikan oleh beberapa ilmuwan

terhadap teori uses and gratifications.

Kritik yang disampaikan oleh Elliott (1974), Swanson (1977), serta

Lometti, Reeves, and Bybee (1977) yang mengungkit bahwa teori uses

and gratifications ini memiliki empat masalah konseptual yakni

ketidakjelasan kerangka konseptual, konsep mayor yang kurang tepat,

penjelasan teori pendukung yang membingungkan dan kegagalan dalam

memperhitungkan persepsi audiens terhadap konten media (Ruggerio,

2000:4). Beberapa contoh penelitian dari periode ini antara lain penelitian

Rosengreen (1974) yang menyatakan bahwan beberapa kebutuhan dasar

beinteraksi dengan karakteristik personal dan lingkungan sosial seseorang

akan menghasilkan beberapa permasalahan dan beberapa solusi. Masalah

dan solusi yang ditimbulkan ini merupakan bagian dari perbedaan motif

untuk pencarian gratifikasi yang muncul dari penggunaan media atau

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

42

aktivitias lain. Secara bersamaan penggunaan media atau aktivitas lain

dapat menghasilkan gratifikasi (atau non-gratifikasi) yang memiliki efek

terhadap seseorang atau masyarakat yang akhirnya menciptakan proses

yang baru.

Tahun 1980 dan 1990an banyak penelitian yang mulai menganalisa

penemuan-penemuan dari penelitian terpisah dan menganggap bahwa

penggunaan media massa sebagai sebuah komunikasi terintegrasi

sekaligus fenomena sosial (Rubin dalam Ruggerio, 2000:7). Contoh-

contoh yang mendukung penelitian pada tahun-tahun ini adalah penelitian

yang dilakukan Eastman (1979) yang menganalisa hubungan antara

penggunaan media televisi dengan gaya hidup audiens, Ostman and

Jeffers (1980) menguji hubungan antara motivasi penggunaan televisi

dengan gaya hidup khalayak dan genre telvisi untuk mprediksikan

motivasi menonton. Bantz’s (1982) melakukan studi komparatif antara

motivasi penggunaan media secara umum dan menonton program televisi

tertentu.

Pada tahun 1980-an pula Windahl (dalam Ruggerio, 2000:6)

mengemukakan terdapat perbedaan mendasar antara pendekatan efek

secara tradisional dan pendekatan teori uses and gratifications dimana

penelitian tentang efek sebelumnya selalu berangkat dari perspektif

media massa, namun pada penelitian uses and gratifications peneliti

berangkat dari perspektif khalayak. Windahl percaya untuk

menggabungkan dua pendekatan ini dengan mencari persamaan dari

keduanya dan menamai penggabungan ini dengan istiah

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

43

conseffects.Berbeda dengan Webster dan Wakshlag (dalam

Ruggerio:2000) yang berupaya untuk meningkatkan validitas dari

determinan struktural dengan cara menggabungkan perbedaan perspektif

antara uses and gratifiactions dengan model pemilihan. Pendekatan ini

melihat perubahan antara struktur program, pilihan konten media dan

kondisi menonton dalam proses pemilihan program. Penelitian lain juga

dilakukan oleh Dobos yang menggunakan model uses and gratifications

untuk mengamati kepuasan penggunaan dan pemilihan media dalam

sebuah organisasi yang dapat mempredikasikan pemilihan saluran

telvisi dan kepuasan dengan teknologi komunikasi tertentu.

Tidak bisa dipungkiri dengan adanya perkembangan baru teknologi yang

menyuguhkan khalayak dengan banyaknya pilihan media, analisa

motivasi dan kepuasan menjadi komponen yang paling krusial dalam

penelitian khalayak (Ruggerio, 2000). Setiap kali teknologi komunikasi

baru tumbuh, dalam hal ini komunikasi massa, para peneliti kemudian

berlomba-lomba untuk mengaplikasikan pendekatan uses and

geratifications ini terhadap medium baru tersebut.Contohnya adalah

Donohew, Palmgreen, and Rayburn (1987) yang mengeksplorasi

bagaimana kebutuhan untuk beraktivasi berkorelasi dengan faktor-faktor

sosial dan psikologis yang berdampak pada gratifikasi yang didapatkan

oleh pemirsa televisi kabel. Walker and Bellamy (1991) meneliti tentang

hubungan antara penggunaan pengendali televise jarak jauh dengan

ketertaikan audiesn terhadap program tertentu. Lin (1993) melakukan

studi untuk mengetahui jika kepuasaan penggunaan VCR, frekuensi dan

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

44

durasi penggunaan VCR dan komunikasi antarpersonal tentang VCR

berhubungan dengan tiga fungsi VCR yakni hiburan, teknologi pengganti

televisi dan utilitas sosial. Jacobs (1995) menguji hubungan antara

karakteristik sosiodemografis khalayak dan kepuasan menonton pada

pemirsa televise kabel. Perse dan Dunn (1998) meneliti tentang

penggunaan computer dan bagaimana kepemilikan CD-Rom dan fasilitas

internet dapat berpenganruh tentang kegunaan komputer. Matthias

Rickes, Christian von Criegern, Sven Jöckel (2006) meneliti tentang

gratifikasi yang didapatkan dari penggunaan situs-situs internet.

Benang merah tentang penerapan teori uses and gratifications dalam

media ini diungkapkan oleh Williams, Phillips, & Lum pada tahun 1985

(dalam Ruggerio, 2000) bahwa setiap peneliti ingin mengetahui apakah

media baru dapat memenuhi kebutuhan khalayak yang sama dengan

media konvesional yang telah diuji sebelumnya. Ruggerio (2000) sendiri

menganggap bahwa dengan banyak pilihan media di masyarakat maka

perlu diteliti alasan khalayak untuk terus mengkonsumsi media tertentu

dan gratifikasi apa yang mereka dapatkan dari penggunaan media

tersebut.

2.2.3 Teori Infotainment

Jika kita cermati tampaknya tayangan-tayangan infotainment yang

mengklaim sebagai sebuah produk jurnalisme seringkali berorientasi

bukan pada efek yang timbul dalam masyarakat tetapi produk komersial

tersebut apakah mampu terjual dan mempunyai nilai ekonomis atau tidak,

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

45

sehingga tidak memperhatikan apa manfaatnya bagi pemirsa ketika

menginformasikan adegan ”syur” Mayangsari – Bambang Soeharto,

exploitasi kawin cerai para selebritis, konflik, gaya hidup, serta

kebohongan publik yang kerap digembar-gemborkan oleh kalangan

selebritis.

Fenomena ini menandakan satu permasalahan di dalam kehidupan nilai-

nilai ”filosofis” televisi di Indonesia. Televisi Indonesia semakin hari

semakin memperlihatkan kecenderungan mencampuradukan berita dan

hiburan melalui format tayangan ”infotainment”. Kebergunaan berita

menjadi berkurang bahkan menyimpang. Hal ini disebabkan di antaranya

oleh tekanan pasar yang makin meningkat.

1. Kerangka Teoritis

Louis O. Katsoff dalam bukunya ”Elements of Philosophy”

menyatakan bahwa kegiatan filsafat merupakan perenungan, yaitu

suatu jenis pemikiran yang meliputi kegiatan meragukan segala

sesuatu, mengajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu

dengan gagasan yang lainnya, menanyakan ”mengapa”’ mencari

jawaban yang lebih baik ketimbang jawaban pada pandangan mata.

Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keutuhan, dan

keadaan memadainya pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman.

Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak

mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan

hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam

bentuk yang sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

46

&pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Tiga

bidang kajian filsafat ilmu adalah epistemologis, ontologis, dan

oksiologis. Ketiga bidang filsafat ini merupakan pilar utama bangunan

filsafat.

Epistemologi: merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,

metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan

kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi

pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan

yang diperoleh dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah.

Medode adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan

yang matang & mapan, sistematis & logis.

Ontologi: adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih

sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu

pengetahuan sosial ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi

sosial. Menurut Stephen Litle John, ontologi adalah mengerjakan

terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang realitas. Bagi

ilmu sosial ontologi memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan.

Aksiologis: adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti

etika, estetika, atau agama. Litle John menyebutkan bahwa aksiologis,

merupakan bidang kajian filosofis yang membahas value (nilai-nilai)

Litle John mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini

adalah dengan nama metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai

teori seperti tentang apa yang diobservasi, bagaimana observasi

dilakukan dan apa bentuk teorinya. ”Metatori adalah teori tentang

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

47

teori” pelbagai kajian metatori yang berkembang sejak 1970 –an

mengajukan berbagai metode dan teori, berdasarkan perkembangan

paradigma sosial. Membahas hal-hal seperti bagaimana sebuah

knowledge itu (epistemologi) berkembang. Sampai sejauh manakah

eksistensinya (ontologi) perkembangannya dan bagaimanakah

kegunaan nilai-nilainya (aksiologis) bagi kehidupan sosial.

Pembahasan ; Berita infotainment dalam kajian filosofis. Kajian ini

akan meneropong lingkup persoalan di dalam disiplin jurnalisme,

sebagai sebuah bahasan dari keilmuan komunikasi, yang telah

mengalami degradasi bias tertentu dari sisi epistemologis, ontologis

bahkan aksiologisnya terutama dalam penyajian berita infotainment di

televisi.

2. Kajian Aspek Epistemologis:

Dalam berita hal terpenting adalah fakta. Pada titik yang paling inti

dalam setiap pesannya pelaporan jurnalisme mesti membawa muatan

fakta. Setiap kepingan informasi mengimplikasikan realitas peristiwa

kemasyatakatan. Tiap pesan menjadi netral dari kemungkinan buruk

penafsiran subyektif yang tak berkaitan dengan kepentingan–

kepentingan kebutuhan masyarakat. Charnley (1965 : 22.30)

mengungkapkan kunci standardisasi bahasa penulisan yang memakai

pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi peristiwa, yaitu akurat,

seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta mengandung waktu

kekinian. Hal-hal ini merupakan tolok ukur dari ”The Quality of

News” dan menjadi pedoman yang mengondisikan kerja wartawan di

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

48

dalam mendekati peristiwa berita & membantu upaya tatkala

mengumpulkan & mereportase berita. Secara epistemologis cara-cara

memperoleh fakta ilmiah yang menjadi landasan filosofis sebuah berita

infotainment yang akan ditampilkan berdasarkan perencanaan yang

matang, mapan, sistematis & logis.

3. Kajian Aspek Ontologis

Dalam kajian berita infotainment ini bahasan secara ontologis tertuju

pada keberadaan berita infotainment dalam ruang publik. Fenomena

tentang berita infotainment bukan gejala baru di dunia jurnalisme. Pada

abad 19, pernah berkembang jurnalisme yang berusaha mendapatkan

audiensnya dengan mengandalkan berita kriminalitas yang

sensasional, skandal seks, hal-hal, yang menegangkan dan pemujaan

kaum selebritis ditandai dengan reputasi James Callender lewat

pembeberan petualangan seks, para pendiri Amerika Serikat, Alexande

Hamilton & Thomas Jeferson merupakan karya elaborasi antara fakta

dan desus-desus. Tahun itu pula merupakan masa kejayaan William

Rudolf Hearst dan Joseph Pulitzer yang dianggap sebagai dewa-dewa

”Jurnalisme kuning.”

Fenomena jurnalisme infotainment kembali mencuat ketika terjadi

berita hebohnya perselingkuhan Presiden Amerika ”Bill Clinton-

Lewinsky”. Sejak saat itu seakan telah menjadi karakteristik pada

banyak jaringan TV di dunia. Di Indonesia, fenomena ini juga bukan

terbilang baru. Sejak zaman Harmoko (Menteri Penerangan pada saat

itu) banyak surat kabar–surat kabar kuning muncul & diwarnai dengan

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

49

antusias masyarakat. Bahkan ketika Arswendo Atmowiloto

menerbitkan Monitor semakin membuat semarak ”Jurnalisme kuning

di Indonesia”. Pasca Orde Baru ketika kebebasan pers dibuka lebar-

lebar semakin banyak media baru bermunculan, ada yang memiliki

kualitas tetapi ada juga yang mengabaikan kualitas dengan

mengandalkan sensasional, gosip, skandal dan lain-lain. Ketika

tayangan Cek & Ricek dan Kabar Kabari berhasil di RCTI, TV lainnya

juga ikut-ikut menayangkan acara gosip. Dari sinilah cikal bakal

infotainment marak di TV kita. Fenomena infotainment merupakan hal

yang tidak bisa terhindarkan dari dunia jurnalisme kita. Pada

realitasnya ini banyak disukai oleh masyarakat dengan bukti rating

tinggi (public share tinggi)

4. Kajian pada aspek aksiologis

Secara aksiologis kegunaan berita infotainment dititik beratkan kepada

hiburan. Pengelola acara ini menarik audiens hanya dengan

menyajikan tontonan yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis

jurnalisme. Hal ini akan berdampak pada menundanya selera dan

harapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain. Ketika etika

infotainment telah salah langkah mencoba untuk ”menyaingkan”

antara berita & hiburan. Padahal nilai dan daya pikat berita itu

berbeda, infotainment pada gilirannya akan membentuk audiens yang

dangkal karena terbangun atas bentuk bukan substansi.

Pengelola media melalui berita infotainment terkadang tidak lagi

mempertimbangkan moral sebagai pengontrol langkah mereka sehingga

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

50

begitu mengabaikan kepentingan masyarakat.Hal itulah yang terjadi

dengan berita infotainment di Indonesia, beberapa kaidah yang

semestinya dijalankan malah diabaikan demi kepentingan mengejar rating

dan meraup keuntungan dari pemasang iklan.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00447-mc 2.pdf9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori atau Dasar-Dasar Umum

51

2.3 Kerangka Pemikiran

Komunikasi Massa

Media Massa

Media Elektronik

Media Televisi

Program Infotainment

Infotainment Obsesi

(Global TV)

Pengaruh Kepada Perilaku

Mahasiswa