Author
olistiyo-maussa
View
91
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib di Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin sebagai salah satu syarat penyelesaian kurikulum. Dalam pelaksanaan kerja praktik ini mahasiswa diharapkan dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk diterapkan dalam perusahaan dan industri
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib di Jurusan Teknik
Mesin Universitas Sriwijaya yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin sebagai salah satu syarat penyelesaian kurikulum. Dalam pelaksanaan kerja
praktik ini mahasiswa diharapkan dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang
didapat untuk diterapkan dalam perusahaan dan industri. Melalui pengalaman ini
diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa sehingga memiliki daya nalar
dan pemahaman mengenai pengetahuan Teknik Mesin yang terarah, sehingga
selanjutnya mahasiswa dapat membuat suatu perencanaan secara teknis, mencari
solusi masalah keteknikan dalam lingkungan suatu perusahaan.
Mengingat pompa merupakan jenis fluida yang dingunakan untuk
memindahkan fluida dalam suatu instalasi, maka kesinambungannya perlu dijaga
dan dirawat setiap saat. Kegagalan suatu komponen pompa akan berakibat pada
berhentinya suatu proses dan kinerja. Untuk menghindari hal tersebut, maka
pengoperasian dan pemeliharaan pompa harus tepat. Supaya proses suatu produksi
tetap berjalan dengan baik.Pompa adalah suatu peralatan yang dipergunakan
untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang lain, disini terjadi
perubahan energy mekanik menjadi energi hidrolis yang berupa head atau tinggi
kenaikan air. Pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain tersebut
dapat mengalami hambatan-hambatan akibat belokan-belokan, katub,
sambunganmaupun adanya gesekan antara fluida yang dialirkan dengan pipa-
pipapenghantarnya.
Dalam proses pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat lain yang
digunakan mesin fluida atau pompa, jenis pompa yang dingunakan sangatlah
banyak mengingat proses pengolahan air mulai dari bendungan hingga stasiun
reservoir yang akan didistribusikan kepada masyarakat sangat besar.
Menurut sebuah survei di Inggris yang dilakukan oleh Sulzer Pump, pompa
sentrifugal melibatkan lebih dari 70% pasar pompa baru dengan total finansial 16
1
miliar Swiss Franc. Oleh karena itulah penelitian dan pengembangan di bidang
pompa sentrifugal terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja pompa dan sisi
manufakturnya [ ].
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtamusi dalam melakukan
pelayanan air bersih kepada masyarakat, sistem jaringan distribusi dari suatu
kesatuan sistem penyediaan air bersih merupakan bagian yang sangat penting.
Fungsi pokok dari jaringan pipa distribusi adalah untuk menghantarkan air bersih
keseluruh pelanggan dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan
tekanan air. Kondisi yang diinginkan oleh seluruh pelanggan adalah ketersediaan
air secara terus menerus.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtamusi menggunakan sistem
pemompaan yang banyak sekali untuk keperluan proses pengolahan air minum
dan pendistribusiannya ke setiap masyarakat yang akan membutuhkannya.
Dengan demikian, PDAM merupakan pilihan yang tepat untuk melakukan kerja
praktik, terutama bagi yang ingin mengkaji sistem pemompaan
1.2 Permasalahan
1.2.1 Umum
Adapun permasalahan umum yang akan dikaji dalam kegiatan kerja
praktik ini meliputi:
1. Tata kelola sistem penyediaan air minum.
2. Proses produksi dan pendistribusian air minum.
1.2.2 Khusus
Adapun permasalahan umum yang akan dikaji dalam kegiatan kerja
praktik ini meliputi:
1. Pemilihan, pengoperasian dan pemeliharaan pompa
2. Evaluasi performansi pompa.
1.3 Batasan masalah
1.3.1 Umum
Mengingat sangat luasnya permasalahan umum yang bisa didapatkan dalam
2
kajian ini, maka kami membatasi ruang lingkup permasalahan pada:
1. Tata kelola sistem penyediaan air minum Sektor Rambutan
2. Proses produksi dan pendistribusian air minum Sektor Rambutan.
1.3.2 Khusus
Permasalahan khusus yang akan dikaji dalam kegiatan kerja praktik ini
dibatasi pada:
1. Pemilihan, operasi dan pemeliharaan sistem pemompaan pada Pusat
Distribusi Rambutan.
2. Performansi sistem pemompaan pada Pusat Distribusi Rambutan.
1.4 Tujuan
1.4.1 Umum
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam melaksanakan kerja praktik
ini adalah :
1. Untuk mengkaji tata kelola sistem penyediaan air minum PDAM
Tirtamusi Sektor Rambutan.
2. Untuk mengkaji proses produksi dan pendistribusian air minum PDAM
Tirtamusi Sektor Rambutan.
1.4.2 Khusus
1. Untuk mengkaji pemilihan, operasi dan pemeliharaan sistem pemompaan
Pusat Distribusi Rambutan.
2. Untuk mengkaji performansi sistem pemompaan pada Pusat Distribusi
Rambutan.
1.5 Manfaat
Dari kegiatan kerja praktik ini banyak manfaat yang bisa diambil. Adapun
beberapa manfaat yang akan didapatkan adalah:
1. Bagi Universitas, sebagai bahan masukan bagi universitas untuk
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
3
2. Bagi Jurusan, mendekatkan hubungan antara Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya dengan industri agar pendidikan
sejalan dengan tuntutan pembangunan industri.
3. Bagi Mahasiswa, untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang
telah didapat di bangku kuliah ke dalam praktik sesungguhnya. Di
samping itu, mahasiswa mendapatkan pengalaman tentang kerja teknis di
lapangan yang sesungguhnya serta mendapatkan bimbingan secara
langsung dari pihak perusahaan khususnya oleh tenaga-tenaga ahli.
4. Bagi Perusahaan, untuk ikut berpatisipasi membantu meningkatkan
sumber daya tenaga kerja yang perpengalaman.
4
BAB 2TEORI DASAR
2.1 Pengertian Pompa
Definisi pompa yaitu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari
satu tempat ke tempat yang lain dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Secara
garis besar pompa dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Dynamic pump
Salah satu jenisnya adalah pompa Sentrifugal.Prinsip kerja pompa ini
yaitu daya dari luar yang berasal dari penggerak mula diberikan kepada poros
pompa untuk memutar impeller di dalam zat cair.Maka zat cair yang ada di
dalam impeller, oleh dorongan sudu-sudu pompa ikut berputar. Karena gaya
sentrifugal maka zat cair mengalir dari titik pusat impeller menuju keluar
melalui saluran diantara sudu-sudu. Demikian pula head kecepatannya
bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan.Zat cair keluar dari
impeller di tamping oleh saluran berbentuk volute (spiral) di sekeliling impeller
dan disalurkan keluar pompa melalui nozel.Di dalam nozel ini sebagian head
kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan. Perubahan head kecepatan
menjadi head tekan terjadi karena volute semakin lama semakin besar,
sehingga aliran fluida menjadi lambat dan tekanan menjadi besar.
2. Positive displacement pump
Pompa perpindahan positif cara kerjanya yaitu cairan diambil dari salah
satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif untuk setiap
putarannya. Pompa jenis ini digunakan secara luas untuk pemompaan fluida
selain air, biasanya fluida yang kental.
Pada seluruh pompa jenis perpindahan positif, sejumlah cairan yang
sudah ditetapkan dipompa setelah setiap putarannya. Sehingga jika pipa
pengantarnya tersumbat, tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana
hal ini dapat merusak pompa.
5
Gambar 2.1 Operasi rangkaian seri dan paralel dari pompa-pompa dengan karakteristik sama. (Sularso., 2004).
2.1.1 Klasifikasi Pompa Menurut Rangkaian
Menurut rangkaiannya, operasi rangkaian pompa dibedakan menjadi dua
rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian parallel
Gambar 2.1 menunjukkan karakteristik sama dari pompa yang dipasang
secara seri dan paralel. Untuk pompa tunggal diberi tanda (1), pompa seri (2), dan
pompa paralel (3). Untuk rangkaian seri menghasilkan head kurva (2) diperoleh
dari harga head kurva (1) dikalikan dua untuk kapasitas Q yang sama. Kurva
untuk susunan paralel diberi tanda (3), harga kapasitas Q kurva (3) ini diperoleh
dari harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan dua untuk head yang sama. Kurva
R3 menunjukkan tahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan R1 dan R2. Jika
sistem mempunyai kurva head kapasitas R1 maka titik kerja pompa (1) akan
berada di A, jika disusun paralel pada kurva (3) maka titik kerjanya akan berada di
B. Terlihat bahwa Q dititik B tidak sama dengan dua kali Q dititik A, ini terjadi
karena ada kenaikan head sistem. Rangkaian seri digunakan untuk menaikkan
head, sedangkan paralel untuk menaikkan kapasitas aliran.
6
Gambar 2.2 Operasi paralel dari pompa-pompa dengan karakteristik berbeda. (Sularso., 2004).
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa pompa (1) mempunyai kapasitas yang
lebih kecil dari pada pompa (2), jika dipasang paralel akan menghasilkan kurva
karekteristik (3). Untuk kurva head kapasitas sistem R1 akan dicapai titik operasi
paralel pada garis C dengan laju aliran total sebesar Q, pompa (1) beroperasi
dititik D dengan kapasitas Q1 dan pompa 2 beroperasi di E dengan kapasitas Q2.
Laju aliran total Q = Q1 + Q2. Jika kurva head kapasitas sistem naik lebih curam
dari pada R2 maka pompa (1) tidak dapat menghasilkan aliran karena head yang
dimiliki tidak cukup tinggi untuk melawan head sistem, bahkan jika head sistem
lebih tinggi dari head pompa maka aliran akan membalik masuk ke dalam pompa
(1).
2.2 Komponen Pompa Sentrifugal
1. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing
Gambar 2.3 stuffing box
7
2. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
3. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
4. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
5. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).
6. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
7. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
Klasifikasi impeller :
1) Impeler Tertutup
Biasanya digunakan untuk pompa air, dimana baling-baling
seluruhnya mengurung air. Hal ini untuk mencegah perpindahan air dari
sisi pengiriman ke sisi penghisapan, yang akan mengurangi efisiensi
pompa Dalam rangka untuk memisahkan ruang pembuangan dari ruang
penghisapan, diperlukan sebuah sambungan yang bergerak diantara
impeller dan wadah pompa. Penyambuangan ini dilakukan oleh cincin
yang dipasang diatas bagian penutup impeller atau bagian dalam
8
permukaan silinder wadah pompa.Kerugian dari impeller tertutup ini
adalah resiko yang tinggi terhadap rintangan.
Gambar 2.4 impeler tertutup
2) Impeler Terbuka
Impeler ini kemungkinan tersumbatnya kecil.Akan tetapi untuk
menghindari terjadinya penyumbatan melalui resirkulasi internal,
voulute atau back-plate pompa harus diatur secara manual untuk
mendapatkan setelan impeller yang benar.
Gambar 2.5 impeler semi terbuka
8. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
9
9. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
10. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban
axial.Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan
lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
Bantalan sebagai pendukung gerakan poros, sangat besar perannya dalam
operasi kerja pompa.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa
setiap desain pompa memiliki spesifikasi dalam bentuk dan posisi masing-
masing komponen.Demikian juga halnya dengan bantalan, banyak sekali
desain pompa yang meletakkan bantalan pada berbagai posisi, hal ini
disesuaikan dengan fungsi utamanya yaitu mendukung gerakan relatif
poros.
1) Bantalan Gelinding dan Elemennya
Bantalan digunakan untuk mendukung gerakan relatif diantara
komponen mesin dan memungkinkan berbagai posisi pada masing-masing
komponen tersebut.
Bearing atau bantalan gelinding adalah salah satu jenis bantalanyang
memungkinkan gerakan relatif secara radial pada sumbu
geraknya.Elemennya terdiri dari rolling element, pemisah / pemegang bola
(cage), inner ring, outer ring.
10
Gambar 2.6 elemen bantalan gelinding
Gambar 2.7 sket komponen bantalan-bantalan gelinding
Material bola pada umumnya menggunakan paduan kromiun
dengan baja karbon tinggi, dengan proses pengerasan baja. Untuk pemisah
digunakan material jenis baja karbon rendah dengan proses stamping.
Bantalan gelinding dibuat dalam berbagai jenis dan ukuran.
Bantalan satu-baris radial misalnya, dibuat dalam 4 seri, yaitu extra light,
ligth,medium light dan heavy.Seri heavy ditunjukkan dengan angka 400.
11
Gambar 2.8 seri bantalan gelinding NTN (NTN Application Note)
Sebagian besar pabrik manufaktur menggunakan sistem penomoran
dan melakukan penentuan bahwa, 2 digit terakhir dikali 5 menunjukkan
ukuran bore (diameter dalam) dalam satuan mm. Digit ke-tiga dari kanan
menunjukkan nomor seri bantalan.
gambar 2.9 nomor seri bantalan (NTN Application Note)
Jadi, bantalan dengan seri 6305 berarti bantalan tersebut adalah jenis
bantalan untuk beban medium (3) dengan ukuran diameter dalam 25 mm,
diameter luar mulai dari 60 mm dan merupakan jenis Deep groove ball
bearing.Digit lainnya merupakan tambahan dari masing-masing
manufakturuntuk nomor katalog.
Apabila jenis bantalan yang digunakan tidak sesuai dengan
ketentuan rancangannya, maka akan mengakibatkan kerusakan. Beberapa
penyebab kerusakan bantalan diantaranya adalah keretakan bantalan,
keausan, pemasangan yang tidak sesuai, pelumasan yang tidak cocok,
kerusakan dalam pembuatan komponen, diameter bola yang tidak sama.
Dan getaran yang timbul tentu saja disebabkan oleh adanya gaya kontak
pada kerusakan tersebut. Pada bantalan ideal, besarnya gaya kontak akan
sama pada setiap bola dan pada setiap posisi bola. Bila pada bantalan bola
12
terdapat kerusakan maka besarnya gaya kontak tidak lagi seragam. Hal
inilah yang menimbulkan getaran yang tidak beraturan.
2) Jenis Kerusakan Bantalan
Cacat pada bantalan bola dapat dikelompokkan dalam dua kategori
yaitu cacat lokal dan cacat terdistribusi.
Jenis cacat yang termasuk dalam cacat lokal adalah adanya goresan,
keausan ataupun pecah pada lintasan dalam, lintasan luar dan bola.Sinyal
yang dibangkitkan karena cacat lokal ini berupa impuls, yaitu pada saat
elemen rotasi bersentuhan dengan cacat lokal tersebut.
Cacat Lokal pada Lintasan Dalam (Inner Race)
Cacat Lokal pada Lintasan Luar (Outer Race)
Cacat Lokal pada Bola (Rolling Element)
Cacat Lokal pada Pemisah (Cage)
3) Pelumas
Fungsi dari Pelumasan bearing pada pompa adalah untuk mencegah
kontak langsung antara bearing dengan poros.Oleh karna itu sangat di
butuhkan pelumasan. Pelumasan bearing pada pompa adalah masalah yang
sangat penting sehingga pompa tidak boleh di putar tanpa pelumasan,
karna akan menyebabkan kerusakan pada material bearing.
2.3 Pola Pemeliharaan Pompa Sentrifugal
Jenis-jenis pemeliharaan pompa sentrifugal dapat dikelompokkan antara
lain:
1. Preventive maintenance
Pemeliharaan ini merupakan salah satu alternatif untuk menjaga agar
peralatan tetap beroperasi karena perawatan ini sengaja dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan terhadap suatu peralatan.
Agar pemeliharaan dapat berhasil dengan baik, maka harus dilakukan
kegiatan antara lain :
1) Mencatat hasil pemeriksaan dan pemeliharaan
13
2) Menciptakan hubungan yang baik dan opini yang sinkron antara pihak
operasi dan pihak pemeliharaan
3) Administrasi pemeliharaan yang baik meliputi surat-surat yang
diperlukan dalam melakukan pekerjaan
4) Berpedoman selalu dengan Standard Operational Procedure (SOP)
yang telah di tetapkan
5) Melakukan komunikasi yang baik sesama pekerja
2. Predictive Maintenance
Metode pmeliharaan ini tidak berdasarkan time based ataupun running
hours, melainkan berdasarkan kondisi aktual dari suatu peralatan
3. BreakDown Maintenance
Pada Breakdown Maintenance tidak ada aksi yang diambil terhadap
suatu peralatan yang sedang beroperasi sampai pada komponen peralatan
tersebut mengalami kegagalan atau penurunan performance
4. Overhoul
Pemeliharaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan melepas bagian
pompa untuk di cek kondisinya apakah masih layak pakai atau tidak, jika
memang terjadi kerusakan maka perlu dilakukan perbaikan ataupun
penggantian
5. Troubleshooting
Suatu metode untuk menemukan penyebab kerusakan dan cara
memperbaikinya.
Petunjuk troubleshooting yang baik adalah :
1) Menggunakan pikiran yang jernih dan pendekatan logika
2) Mengenal prinsip kerja alat
3) Bekerja dengan cepat dan hati-hati agar volume pekerjaan dapat
diselesaikan secara cepat, tepat, selamat, efektif dan efisien.
2.4 Dasar Perhitungan
14
1. Persamaan Bernouli
Persamaan bernouli adalah persamaan yang menghubungkan perubahan
tinggi kecepatan, tinggi tekanan, dan tinggi letak dari fluida. Persamaan bernouli
dinyatakan dengan persamaan
v2
2+ P
ρ+gz= v2
2+ P
ρg+z=H (2.1)
dimana :
v = Kecepatan aliran rata rata (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
ρ = Kecepatan fluida (kg/m2)
z = Tinggi letak fluida (m)
H= Tinggi energi (m)
2. Persamaan kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menyatakan bahwa didalam
aliran cairan termampatkan, jumlah aliran pada setiap satuan waktu adalah sama
pada semua penampang disepanjang aliran. Persamaan kontinuitas dapat
dinyatakan dengan persamaan
ρs Vs As = ρd Vd Ad (2.2)
3. Kapasitas
Kapasitas pompa adalah sejumlah volume cairan yang dihasilkan pompa
secara kontinyu dalam satuan waktu. Kapasitas yang dihasilkan pompa biasanya
direncanakan sesuai kebutuhan operasi atau dapat dihitung berdasarkan instalasi
perpipaan pada sisi hisap (suction) atau sisi tekan (discharge), sebagai berikut :
Q= π4
d s2 vs=
π4
dd2 vd (2.3)
15
dimana :𝑄 = Kapasitas pompa (𝑚3/𝑠)𝑑𝑠 = Garis Tengah bagian dalam pipa suction (m)𝑣𝑠 = Kecepatan cairan pipa suction (m/s)𝑑𝑑 = Garis Tengah bagian dalam pipa discharge (m)𝑣𝑑 = Kecepatan cairan pipa discharge (m/s)
4. Tahanan Sistem (Head)
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada laju
tertentu.Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistem, yang
juga disebut “head”. Head total merupan jumlah dari head static dan head
gesekan/friksi.
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari
cairan yang dipompakan
Gambar 2.10 head statik
Head statik terdiri dari :
1) Head statik sisi isap (Hs)
Dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif terhadap garis pusat
pompa. Hs nilainya positif jika ketinggian cairan berada di atas garis pusat
pompa, dan negatif jika ketinggian ciran berada di bawah garis pusat
pompa disebut “pengangkat hisap”
16
2) Head statis sisi tekan (Hd)
Jarak vertikal antara garis pusat pompa dan permukaan cairan
dalam tangki.
(1)Kurva kinerja pompa
Head debit aliran enentukan kinerja sebuah pompa yang secara
grafis ditentukan Dalam gambar 2.2 sebagai kurva kinerja atau kurva
karakteristik pompa. Gambar 2.2 memperlihatkan kurva pompa
sentrifugal dimana head secara perlahan turun dengan meningkatnya
aliran
Dengan meningkatnya tahanan sistem, Head juga akan naik. Hal
ini pada giliran nya akan menyebabkan debit aliran berkurang dan
akhirnya mencapai nol. Debit alian nol hanya dapat diterima untuk
jangka pendek tanpa menyebabkan pompa terbakar.
Gambar 2.11 kurva kinerja sebuah pompa
(2) Titik Operasi Pompa
Debit aliran pada Head tertentu disebut titik tugas. Kurva
kinerja pompa terbuat dari banyak titik-titik tugas. Titik operasi pompa
ditentukan oleh perpotongan kurva sistem dengan kurva pompa
sebagaiman ditunjukkan dalam gambar
17
Gambar 2.12 titik oprasi pompa
3) Head Total (H)
Head total adalah ukuran dasar untuk mengetahui berapa liter per menit
kah air yang bisa dihasilkan pompa pada kedalaman tertentu.
Dirumuskan
H ef =Pd−P s
γ+H z+Σ H s+Σ H d+
V d2−V s
2
2g
4) Head Loss (Hf)
Dalam suatu sistem perpipaan, aliran fluida di dalam pipa pada dunia
industri mengalami penurunan tekanan ( pressure drop ) seiring dengan
panjang pipa dan beberapa fittings yang dilalui fluida tersebut. Menurut
teori dalam mekanika fluida, penurunan tekanan tersebut disebabkan
karena fluida yang mengalir mengalami gesekan di sepanjang aliran
fluida seperti panjang pipa, diameter pipa, kekasaran permukaan dan
viskositas dari fluida tersebut. Adapun viskositas ini menyebabkan
timbulnya gaya gesek yang sifatnya menghambat. Untuk melawan gaya
geser tersebutdiperlukan energi sehingga mengakibatkan adanya energi
yang hilang pada aliran fluida, energi yang hilang ini mengakibatkan
penurunan tekanan aliran fluida atau disebut juga kerugian tekanan
(head loses). Kerugian tekanan ( head loses ) ini dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu kerugian major (major loses) dan kerugian minor ( minor loses ).
Major loses adalah kerugian tekanan yang diakibatkan oleh adanya
gesekan di sepanjang aliran pipa, sedangkan kerugian tekanan yang
18
terjadi dalam sistem pipa dikarenakan berbagai fittings seperti bends
(belokan), elbows (siku-siku), joints (sambungan-sambungan), valves
(katup) dan sistem lainnya dimana menyebabkan luas penampang
saluran tidak konstan disebut minor loses. Efisiensi dari suatu sistem
aliran akan tercapai maksimal apabila desain atau perancangan sistem
salurannya dilakukan dengan cermat dan tepat. Perancangan ini
meliputi penentuan diameter pipa, posisi pipa, penggunaan sambungan-
sambungan dan penggunaan belokan (elbow). Dalam perencanaan suatu
sistem aliran, sulit dihindari adanya fittings. Adanya fittings dalam
suatu saluran akan menyebabkan terjadinya kerugian tekanan pada
aliran. Hal tersebut dikarenakan oleh perubahan arah aliran fluida yang
melalui saluran tersebut.Mekanika fluida merupakan cabang ilmu
teknik mesin yang mempelajari keseimbangan dan gerakan gas maupun
zat cair serta gaya tarik dengan benda -benda disekitarnya atau yang
dilalui saat mengalir. Dimana pada dunia industri sebagian besar
fluidanya mengalir pada pipa tertutup (closed conduit flow) dan
memiliki beberapa masalah utama yang terjadi antara lain terjadinya
gesekan di sepanjang dinding pipa, terjadinya kerugian tekanan dan
terbentuknya turbulensi akibat gerakan relatif dalam molekul fluida
yang dipengaruhi viskositas fluida.
Berikut beberapa hal yang diperlukan untuk menghitung head losses
(1) Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds digunakan untuk menunjukkan sifat utama aliran,
yaitu apakah aliran adalah laminar, turbulen, atau transisi serta letaknya
pada skala yang menunjukkan pentingnya secara relatif kecenderungan
turbulen berbanding dengan laminar. Rumus untuk menentukan
bilangan Reynolds:
ℜ=VDρμ
Dimana :
RE = Reynolds Number
V = Kecepatan alir fluida (m/s)
19
Ρ = Densitas fluida (kg/m3)
μ = Viskositas dinamik (kg/m.s)
(2) Viskositas
Viskositas fluida adalah ukuran ketahanan suatu fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk.Viskositas dipengaruhi oleh
temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum
molekularnya.
Viskositas dibedakan atas dua jenis, yaitu:
Viskositas Kinematik
Viskositas kinematik adalah perbandingan antara viskositas mutlak
terhadap rapat jenis. Adapun hubungannya dinyatakan sebagai berikut
v= ρμ
Viskositas dinamik
Viskositas Dinamik atau viskositas mutlak mempunyai nilai sama
dengan hukum viskositas Newton. Rumusnya dinyatakan sebagai
berikut:
μ= τdu /dy
(3) Head Loss major
Head loss major dapat terjadi karena adanya gesekan antara aliran
fluida yang mengalir dengan suatu dinding pipa. Pada umumnya
kerugian ini dipengaruhi oleh panjangpipa.Untuk dapat menghitung
head loss major, perlu diketahui lebih awal jenis aliran fluida yang
mengalir. Jenis aliran tersebut dapat diketahui melalui Reynold number.
Head loss major dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
H f =f L V 2
D 2 g
Dimana:
Hf = head loss major (m)
f = faktor gesekan
d = diameter pipa (m)
20
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran fluida di dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
aliran fluida di dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f)
dari rumus Darcy–Weisbach. Untuk aliran laminar dimana bilangan
Reynold kurang dari 2300, faktor gesekan dihubungkan dengan
bilangan Reynold, menurut Streeter (1992) dinyatakan dengan rumus:
f =64ℜ
Atau
f =0.31644√ℜ
Sedangkan untuk aliran turbulen nilai faktor gesekan diperoleh dengan
menggunakan diagram moody sebagai fungsi dari angka Reynold (
Reynolds Number ) dan kekasaran relatif ( Relative Roughness ), yang
nilainya dapat dilihat pada table sebagai fungsi dari nominal diameter
pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa yang tergantung dari jenis
material pipa.
(4) Head Loss Minor
Head loss minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa (fittings )
seperti katup (valve), belokan (elbow) , saringan (strainer), percabangan
(tee joint), losses pada bagian masuk, losses pada bagian keluar,
pembesaran pipa (expansion), pengecilan pipa (contraction), dan
sebagainya. Head loss minor dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagi berikut:
H l=nk V 2
2 g
21
keterangan :
n = jumlah komponen minor losses
v = kecepatan fluida (m/s)
k = koefisien minor losses ( dari data tabel)
g = percepatan gravitasi ( m/s2 )
5. Kinerja Hisapan Pompa (NPSH)
Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung
dibagian dalam pompa.Hal ini dapat terjadi manakala tekanan static
fluida setempat menjadi lebih rendah dari tekanan uap cairan (pada
suhu sebenarnya).Kemungkinan penyebabnya adalah jika fluida
semakin cepat dalam kran pengendali atau disekitar impeller pompa.
Penguapan itu sendiri tak menyebabkan kerusakan, Walau demikian,
bila kecepatan berkurang dan tekanan bertambah, uap akan menguap
dan jatuh. Hal ini memiliki tiga pengaruh yang tidak dikehendaki.
1) Erosi permukaan baling baling, terutama jika pompa cairan
berbasis air.
2) Meningkatnya kebisingan dan getaran, mengakibatkan umur seal
dan bearing menjadi lebih pendek.
3) Menyumbat sebagian linasan impeller, yang menurunkan kinerja
pompa dan dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan
kehilangan Head total.
Head Hisapan Positif Netto Tersedia/Net positive suction Head
available (NPSHa) menandakan jumlah hisapan pompa yang melebihi
tekanan uap cairan, dan merupakan karakteristik rancangan sistem.
NPSH yang diperlukan NPSHr adalah hisapan pompa yang diperlukan
untuk menghindari kavitasi, dan merupakan karakteristik rancangan
pompa.
6. Debit
Definisi debit adalah besaran yang menunjukkan volume fluida atau
cairan (m3) yang mengalir melalui suatu penampang per satuan waktu
(sekon). Dirumuskan
22
Q=Vt
7. Daya Masuk Motor Listrik (Pin)
Daya Listrik adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh motor yang
dipakai dalam menggerakkan pompa. Dirumuskan
P¿=VI cos θ
8. Daya Keluar Motor Listrik (Pout)
Prinsip pengukuran daya keluar motor listrik adalah mengukur daya
masuk motor listrik dan efisiensi motor, dirumuskan
Pout=P ¿ηm
9. Daya Hidrolis (Ph)
Daya hidrolis adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair. Dirumuskan
Ph=ρ gQH
10. Daya Pompa (Pp)
Daya pompa adalah besarnya daya yang di hasilkan pompa.
Dirumuskan
Pp=Ph
ηp
2.5 Kriteria Perencanaan Teknis Sistem Distribusi Air Bersih
Kriteria perencanaan teknis jaringan distribusi air bersih digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan jaringan distribusi air bersih, sehingga
jaringan yang direncanakan dapat memenuhi persyaratan teknis dan hidrolis serta
ekonomis. Sistem distribusi air bersih bertujuan untuk mengalirkan/membagikan
air bersih ke seluruh daerah pelayanan dengan merata dan berjalan secara terus
menerus sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk kelancaran sistem
pendistribusian tersebut, perlu diperhatikan faktor-faktor berikut :
1. Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa distribusi, sehingga
air masih bisa mengalir ke konsumen dengan sisa tekanan yang cukup.
2. Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan penduduk/konsumen dan dapat
melayani 24 jam.
23
3. Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai ke
konsumen. Sistem distribusi air bersih merupakan jaringan perpipaan yang
mengalirkan
air bersih dari sumber/instalasi ke daerah pelayanan. Secara sederhana
suatu system distribusi sir bersih dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut :
Gambar 2.13 Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Gravitasi
Gambar 2.14 Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Pompa
24
BAB 3METODOLOGI
3.1 Orientasi Umum
Orientasi umum merupakan pendahuluan berupa pengenalan terhadap hal-
hal yang umum berupa sejarah singkat dan kondisi lapangan di PDAM Tirtamusi
dengan bimbingan dari teknisi ahli di lapangan. Tujuan dilakukan studi lapangan ini adalah untuk mendapatkan data-data penunjang yang diperlukan dalam penyusunan laporan dalam hal
ini juga berkaitan dengan struktur organisasi dan personalia.
3.2 Studi Kasus
3.2.1 Pengumpulan data
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah
jenis-jenis data seperti jenis pompa, mass flow, pressure suction dan discharge,
diameter suction dan discharge, tempat diperolehnya data dan jumlah data yang
harus dikumpulkan agar diperoleh data yang akurat.
3.2.2 Pengukuran di Lapangan
Pengukuran di lapangan merupakan pengambilan data aktual di lapangan
adapun data-data aktual tersebut meliputi mass flow, pressure suction dan
discharge, diameter suction dan discharge
3.2.3 Analisis data
Analisis data dilakukan secara terus menerus bersamaan dengan
pengumpulan data dengan cara menelaah data yang diperoleh dari kerja praktik,
dimana hasilnya berupa data kuantitatif yang akan dibuat dalam bentuk tabel dan
di tampilkan dalam bentuk grafis dengan menggunakan diagram h-Q dan η-Q
3.2.3 Hasil dan pembahasan
Hasil dan pembahasan data pada kerja praktik akan dibahas dengan
menggunakan rumusan yang terdapat di teori dasar antara lain rumus head, NPSH
25
dan efisiensi pompa. Kemudian akan ditampilkan secara grafis dengan
menggunakan diagram h-Q dan η-Q
3.2.4 kesimpulan
kesimpulan akan diambil dari analisis data dan hasil dan pembahasan yang
telah dilakukan pada NPSH, head dan efisiensi pompa sentrifugal yang digunakan
di PDAM Tirtamusi
3.3 Penyusunan Laporan
Penyusunan hasil penelitian didalam kegiatan kerja praktik tentang kajian
desain operasi dan pemeliharaan pompa sentrifugal kedalam bentuk laporan kerja
praktik.
No Kegiatan Minggu Ke
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Orientasi Umum
2 Pengumpulan Data
3 Analisis Dan
Pembahasan
4 Kesimpulan Dan
Saran
5 Penyusunan Laporan
Keterangan : Warna Kuning = Pelaksanaan kegiatan
Warna putih = Tidak ada kegiatan
26
3.4 Waktu Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan : Kami mengusulkan untuk melaksanakan kerja praktik
ini selama dua bulan mulai tanggal 1 januari s/d 29 februari 2016
Nama Instansi/Perusahaan : PDAM Tirtamusi
Alamat Perusahaan : Jl. Rambutan ujung No.1
Telepon : 0711-355089
27
BAB 4PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat dengan sebenar–benarnya, besar harapan
kami untuk dapat melaksanakan Kerja Praktik di perusahaan ini. Kami menyadari
bahwa pada saat pelaksanaan Kerja Praktik akan sedikit menganggu kegiatan
perusahaan dan untuk itu sebelumnya kami meminta maaf yang sebesar–besarnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya
kepada kita semua. Atas bantuan dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Goulds Pump, Inc. 1995. “Gould Pump Manual (6th Edition)”. Seneca
Falls, New York
2. Tahara, Haruo dan Sularso. 1983. “Pompa dan kompresor”. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita
3. Handayani, Sri Utami. Juli 2013. “Karakteristik Pompa Sentrifugal Aliran
Campur Dengan Variable Frequency Drive”. Volume 15
4. Arya Bhaskara A.P., Ir.Ronny Dwi Noriyati,M.Kes, Dr. Ir. Totok
Soehartanto, DEA. “Analisa Kinerja Pompa Sentrifugal Di Fase 1
Pertamina Dppu Ngurah Rai Berdasarkan Hubungan Daya Listrik Nyata
Dan Debit Keluaran Yang Terukur”.
digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-16558-2407100093-Paper.pd
29