Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    1/25

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan

    dimulai dalam gromerolus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria.

    Meskipun lesi utama pada gromerolus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya akan

    mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal. Penyakit yang mula-mula

    digambarkan oleh Richard Bright pada tahun 1!" sekarang diketahui merupakan

    kumpulan banyak penyakit dengan berbagai etiologi, meskipun respon imun agaknya

    menimbulkan beberapa bentuk glomerulonefritis.

    Glomerulonefritis adalah penyakit yang sering dijumpai dalam praktik klinik

    sehari-hari dan merupakan penyabab penting penyakit ginjal tahap akhir #PG$%&.

    Berdasarkan sumber terjadinya kelainan, glomerulonefritis dibedakan primer dan

    sekunder. Glomerulonefritis primer apabila penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri

    sedangkan glomerulonefritis sekunder apabila kelainan ginjal terjadi akibat penyakit

    sistemik lain sepertis diabetes mellitus, lupus eritematosus sistemik #'()&, myeloma

    multiple, atau amiloidosis.

    Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak #akut& atau secara

    menahun #kronis& seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala. Gejalanya

    dapat berupa mual-mual, kurang darah #anemia&, atau hipertensi. Gejala umum berupa

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    2/25

    2

    sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan ber*arna merah, biasanya disertai

    hipertensi. Penyakit ini umumnya #sekitar +& sembuh spontan, 1+ menjadi kronis,

    dan 1+ berakibat fatal.

    I.2. Tujuan Penulisan

    Penulisan referat ini ditujukan untuk mengetahui definisi, patogenesis, gejala,

    tanda, diagnosis, penanganan, komplikasi serta prognosis dari glomerulonefritis akut

    yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya gagal ginjal.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    3/25

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. Definisi

    Glomerulonefritis adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri

    atau irus tertentu. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk

    menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi

    glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis. )edangkan istilah akut

    #glomerulonefritis akut& mencerminkan adanya korelasi klinik selain menunjukkan

    adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan penyakit dan prognosis.

    Glomerulonefritis terdapat dua jenis, yaitu Glomerulonefritis akut dan Glomerulunefretis

    kronis. ikatakan Glomerulonefritis akut apabila radang tersebut terjadi secara tiba tiba,

    dan keberlangsunganya pun dalam *aktu yang singkat. )edangkan Glomerulunefretis

    kronis keberadaan gangguan ini berlangusng dalam *aktu yang cukup lama atau

    presisten. Glomerulonefritis akan menyebabkna kerusakan permanen pada glomorulus

    dan ginjal yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal.1,!.

    II.2. Ei!e"i#l#gi

    Glomerulonefritis dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun tersering

    pada golongan umur /-1/ tahun, dan jarang terjadi pada bayi. Referensi lain

    menyebutkan paling sering ditemukan pada anak usia 0-1+ tahun. Perbandingan antara

    laki-laki dan perempuan adalah !1. iduga ada faktor resiko yang berhubungan

    dengan umur dan jenis kelamin!.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    4/25

    4

    II.$. Eti#l#gi

    Menurut kejadiannya G2 dibedakan atas G2 primer dan G2 sekunder.

    ikatakan G2 primer jika penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri dan G2 sekunder

    jika kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain seperti penyakit autoimun

    tertentu, infeksi, keganasan atau penyakit metabolik1,3.

    )ebagian besar #"/& glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah

    infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan oleh kuman )treptokokus

    beta hemolitikus grup % tipe 1, 3, 4, 1!, 1, !/, 45. )edangkan tipe !, 45, //, /0, /" dan

    0+ menyebabkan infeksi kulit -14 hari setelah infeksi streptokokus. 6nfeksi kuman

    streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis akut

    pasca streptokokus berkisar 1+-1/1,3.

    %da beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang paling sering

    ditemukan disebabkan karena infeksi dari streptokokus, penyebab lain diantaranya 1,3, /

    %a"&ar 1. Eti#l#gi aki&at gl#"erul#nefritis "enurut KDI%' 2(12

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    5/25

    5

    II.). %ejala klinisGambaran klinis dapat bermacam-macam. 7adang-kadang gejala ringan tetapi

    tidak jarang datang dengan gejala berat. 7erusakan pada kapiler gromelurus

    mengakibatkan hematuria8kencing ber*arna merah daging dan albuminuria, seperti

    yang telah dikemukakan sebelumnya. 9rine mungkin tampak kemerah-merahan

    atau seperti kopi 7adang-kadang disertai edema ringan yang terbatas di sekitar

    mata atau di seluruh tubuh. 9mumnya edema berat terdapat pada oligouria dan bila

    ada gagal jantung. (dema yang terjadi berhubungan dengan penurunan laju filtrasi

    glomerulus #':G8G:R& yang mengakibatkan ekskresi air, natrium, ;at-;at nitrogen

    mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan a;otemia1,3.Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan natrium. i

    pagi hari sering terjadi edema pada *ajah terutama edem periorbita, meskipun

    edema paling nyata dibagian anggota ba*ah tubuh ketika menjelang siang. erajat

    edema biasanya tergantung pada berat peradangan glomerolus, apakah disertai

    dnegan payah jantung kongestif, dan seberapa cepat dilakukan pembatasan

    garam.. Bila terdapat kerusakan jaringan ginjal, maka tekanan darah akan tetap

    tinggi selama beberapa minggu dan menjadi permanen bila keadaan penyakitnya

    menjadi kronis. emam dapat terjadi dan gejala gastrointestinal seperti muntah,

    tidak nafsu makan, konstipasi dan diare tidak jarang menyertai penderita G2%.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    6/25

    6

    II.*. Klasifikasi2+

    7lasifikasi glomerulonefritis menurut 2ejm 155

    %a"&ar 2. Klasifikasi %l#"erul#nefritis "enurut Nej" 1,,-.

    II.. Pat#fisi#l#gi1+ *+

    )treptokokus bukan penyebab kerusakan pada ginjal namun diduga terdapat

    suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khusus yang merupakan unsur

    membran plasma sterptokokal spesifik. $erbentuk kompleks antigen-antibodi didalam

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    7/25

    7

    darah dan bersirkulasi kedalam glomerulus tempat kompleks tersebut secara mekanis

    terperangkap dalam membran basalis.selanjutnya komplomen akan terfiksasi

    mengakibatkan lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear #PM2& dan

    trombosit menuju tempat lesi.

    :agositosis dan pelepasan en;im lisosom juga merusak endothel dan membran

    basalis glomerulus #6GBM&. )ebagai respon terhadap lesi yang terjadi, timbu proliferasi

    sel-sel endotel yang diikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel. )emakin

    meningkatnya kebocoran kapiler gromelurus menyebabkan protein dan sel darah

    merah dapat keluar ke dalam urine yang sedang dibentuk oleh ginjal, mengakibatkan

    proteinuria dan hematuria. %gaknya kompleks komplomen antigen-antibodi inilah yang

    terlihat sebagai nodul-nodul subepitel pada mikroskop elektron dan sebagai bentuk

    granular dan berbungkah-bungkah pada mikroskop imunofluoresensi, pada

    pemeriksaan cahaya glomerulus tampak membengkak dan hiperseluler disertai inasi

    PM2.

    Menurut penelitian yang dilakukan penyebab infeksi pada glomerulus akibat dari

    reaksi hipersensiitas tipe 666. 7ompleks imun #antigen-antibodi yang timbul dari infeksi&

    mengendap di membran basalis glomerulus. %ktiasi kpmplomen yang menyebabkan

    destruksi pada membran basalis glomerulus. 7ompleks-kompleks ini mengakibatkan

    kompelen yang dianggap merupakan mediator utama pada cedera. )aat sirkulasi

    melalui glomerulus, kompleks-kompleks ini dapat tersebar dalam mesangium, dilokalisir

    pada subendotel membran basalis glomerulus sendiri, atau menembus membran

    basalis dan terperangkap pada sisi epitel. Baik antigen atau antibodi dalam kompleks ini

    tidak mempunyai hubungan imunologis dengan komponen glomerulus.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    8/25

    8

    Pada pemeriksaan mikroskop elektron, ditemukan endapan-endapan terpisah

    atau gumpalan karateristik paa mesangium, subendotel, dan epimembranosa. engan

    miskroskop imunofluoresensi terlihat pula pola nodular atau granular serupa, dan

    molekul antibodi seperti 6gG, 6gM atau 6g% serta komponen-komponen komplomen

    seperti =3,=4 dan =! sering dapat diidentifikasi dalam endapan-endapan ini. %ntigen

    spesifik yang dila*an oleh imunoglobulin ini terkadang dapat diidentifikasi.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    9/25

    9

    Gambar 3. Patofisiologi Glomerulonefritis

    Mekanisme yang bertanggung ja*ab terhadap perbedaan distribusi deposit

    kompleks imun dalam glomerulus sebagian besar tidak diketahui, *alaupun demikian

    ukuran dari kompleks tampaknya merupakan salah satu determinan utama. 7ompleks-

    kompleks kecil cenderung menembus simpai kapiler, mengalami agregasi, dan

    berakumulasi sepanjang dinding kapiler do ba*ah epitel, sementara kompleks-

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    10/25

    10

    kompleks berukuran sedang tidak sedemikian mudah menembus membran basalis, tapi

    masuk ke mesangium. 7omplkes juga dapat berlokalisasi pada tempat-tempat lain.

    >umlah antigen pada beberapa penyakit deposit kompleks imun terbatas, misal

    antigen bakteri dapat dimusnahkan dengan mekanisme pertahanan penjamu atau

    dengan terapi spesifik. Pada keadaan demikian, deposit kompleks-kompleks imun

    dalam glomerulus terbatas dan kerusakan dapat ringan danberlangsung singkat, seperti

    pada glomerulonefritis akut post steroptokokus.1,!

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    11/25

    11

    1. 9rin ber*arna pink atau ber*arna seperti cola akibat sel darah merah masuk

    dalam urin #hematuria&

    !. 9rin berbusa karena kelebihan protein #proteinuria&

    3. $ekanan darah tinggi #hipertensi&

    4. Pembengkakan di *ajah, tangan, kaki dan perut

    /. 7elelahan akibat anemia atau gagal ginjal

    III./.2. Pe"eriksaan 0isik

    Pada pasien glomerulonefritis sangat dianjurkan untuk melakukan pengukuran

    berat dan tinggi badan, tekanan darah, adanya sembab atau asites. Melakukan

    pemeriksaan kemungkinan adanya penyakit sistemik yang berhubungan dengan

    kelainan ginjal seperti atritis, ruam kulit, gangguan kardioaskular, paru dan saraf.

    III./.$. Pe"eriksaan Larat#riu"

    9rinalisis menunjukkan adanya proteinuria #@1 sampai @4&, hematuria

    makroskopik ditemukan hampir pada /+ penderita, kelainan sedimen urine dengan

    eritrosit disformik, leukosituria serta torak selulet, granular, eritrosit#@@&, albumin #@&,

    silinder lekosit #@& dan lain-lain. 7adang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum

    meningkat dengan tanda gagal ginjal seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia

    dan hipokalsemia. 7adang-kadang tampak adanya proteinuria masif dengan gejala

    sindroma nefrotik. 7omplomen hemolitik total serum #total hemolytic comploment& dan

    =3 rendah pada hampir semua pasien dalam minggu pertama, tetapi =4 normal atau

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    12/25

    12

    hanya menurun sedikit, sedangkan kadar properdin menurun pada /+ pasien.

    7eadaan tersebut menunjukkan aktiasi jalur alternatif komplomen.

    Penurunan =3 sangat mencolok pada pasien glomerulonefritis akut

    pascastreptokokus dengan kadar antara !+-4+ mg8dl #harga normal /+-14+ mg.dl&.

    Penurunan =3 tidak berhubungan dengann parahnya penyakit dan kesembuhan. 7adar

    komplomen akan mencapai kadar normal kembali dalam *aktu 0- minggu.

    Pengamatan itu memastikan diagnosa, karena pada glomerulonefritis yang lain yang

    juga menunjukkan penuruanan kadar =3, ternyata berlangsung lebih lama.

    %danya infeksi sterptokokus harus dicari dengan melakukan biakan tenggorok

    dan kulit. Biakan mungkin negatif apabila telah diberi antimikroba. Beberapa uji

    serologis terhadap antigen sterptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya

    infeksi, antara lain antisterpto;im, %)$A, antihialuronidase, dan anti nase B. )krining

    antisterpto;im cukup bermanfaat oleh karena mampu mengukur antibodi terhadap

    beberapa antigen sterptokokus. $iter anti sterptolisin A mungkin meningkat pada "/-

    + pasien dengan G2%P) dengan faringitis, meskipun beberapa starin sterptokokus

    tidak memproduksi sterptolisin A.sebaiknya serum diuji terhadap lebih dari satu antigen

    sterptokokus. Bila semua uji serologis dilakukan, lebih dari 5+ kasus menunjukkan

    adanya infeksi sterptokokus. $iter %)$A meningkat pada hanya /+ kasus, tetapi

    antihialuronidase atau antibodi yang lain terhadap antigen sterptokokus biasanya

    positif. Pada a*al penyakit titer antibodi sterptokokus belum meningkat, hingga

    sebaiknya uji titer dilakukan secara seri. 7enaikan titer !-3 kali berarti adanya infeksi.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    13/25

    13

    7rioglobulin juga ditemukan G2%P) dan mengandung 6gG, 6gM dan =3.

    kompleks imun bersirkulasi juga ditemukan. $etapi uji tersebut tidak mempunyai nilai

    diagnostik dan tidak perlu dilakukan secara rutin pada tatalaksana pasien.

    III./.). %a"&aran Pat#l#gi

    Biopsi ginjal diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit glomerulus,

    sebelum biopsy dilakukan pengukuran besar ginjal dan strukturnya untuk memastikan

    adanya dua buah ginjal dan menyingkirkan kemungkinan tumor dan kelainan lain yang

    merupakan indikasi kontra biopsyginjal.

    Makroskopis ginjal tampak agak membesar, pucat dan terdapat titik-titik

    perdarahan pada korteks. Mikroskopis tampak hampir semua glomerulus terkena,

    sehingga dapat disebut glomerulonefritis difusa.$ampak proliferasi sel endotel

    glomerulus yang keras sehingga mengakibatkan lumen kapiler dan ruang simpai

    Bo*man menutup. i samping itu terdapat pula infiltrasi sel epitel kapsul, infiltrasi sel

    polimorfonukleus dan monosit. Pada pemeriksaan mikroskop elektron akan tampak

    membrana basalis menebal tidak teratur. $erdapat gumpalan humps di subepitelium

    yang mungkin dibentuk oleh globulin-gama, komplemen dan antigen )treptococcus.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    14/25

    14

    Gambar 4.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    15/25

    15

    Gambar 0. 6g% nefropati. Pada gambar %, imunofluoresensi mikroskop mengungkapkan

    mesangial. gambar B, mikroskop cahaya menunjukkan ekspansi moderat matriks

    mesangial dengan hypercellularity ringan pada pasien yang sama.

    Gambar ". Poststreptococcal Glomerulonefritis. Pada gambar %, glomeruli dengan poststreptococcalakut, hypercellularity menyebar, dengan infiltrasi sel polimorfonuklear alam gambar B, besar, nodular,beraneka ragam deposito subepitel disebut sebagai gundukan #panah& yang hadir pada mikroskopelektron.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    16/25

    16

    Gambar Rapid Progresive Glomerulonefritis. Gambar % menunjukkan glomerulus dari pasien denganprogresif cepat glomerulonefritis dengan sabit besar dan dikompresi jumbai kapiler glomerular alamgambar B, ada deposisi linear 6gG sepanjang membran basal glomerulus pada imunofluoresensimikroskop pada pasien dengan antibodi untuk glomerulus membran basal

    III. -. DIA%N'SIS/

    iagnosis glomerulonefritis perlu dicurigai pada pasien dengan gejala klinis

    berupa hematuria nyata yang timbul mendadak, sembab dan gagal ginjal akut setelah

    infeksi streptokokus. $anda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis, bukti adanya

    infeksi streptokokus secara laboratoris dan rendahnya kadar komplemen =3

    mendukung bukti untuk menegakkan diagnosis. $etapi beberapa keadaan lain dapat

    menyerupai glomerulonefritis akut pascastreptokok pada a*al penyakit, yaitu nefropati-

    6g% dan glomerulonefritis kronik.

    Glomerulonefritis lain juga menunjukkan gambaran klinis berupa hematuria

    makroskopis akut, sembab, hipertensi dan gagal ginjal. Beberapa glomerulonefritis

    kronik yang menunjukkan gejala tersebut adalah glomerulonefritis membranoproliferatif,

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    17/25

    17

    nefritis lupus, dan glomerulonefritis proliferatif kresentik. Perbedaan dengan

    glomerulonefritis akut pascastreptokok sulit diketahui pada a*al sakit.

    Pada glomerulonefritis perjalanan penyakitnya cepat membaik #hipertensi,

    sembab dan gagal ginjal akan cepat pulih& sindrom nefrotik dan proteinuria masih lebih

    jarang terlihat pada glomerulonefritis akut pascastreptokok dibandingkan pada

    glomerulonefritis kronik. Pola kadar komplemen =3 serum selama tindak lanjut

    merupakan tanda #marker& yang penting untuk membedakan glomerulonefritis akut

    pascastreptokok dengan glomerulonefritis kronik yang lain. 7adar komplemen =3

    serum kembali normal dalam *aktu 0- minggu pada glomerulonefritis akut

    pascastreptokok sedangkan pada glomerulonefritis yang lain jauh lebih lama.kadar a*al

    =3 C/+ mg8dl sedangkan kadar %)$A D 1++ kesatuan $odd.

    (ksaserbasi hematuria makroskopis sering terlihat pada glomerulonefritis kronik

    akibat infeksi karena streptokok dari strain non-nefritogenik lain, terutama pada

    glomerulonefritis membranoproliferatif. Pasien glomerulonefritis akut pascastreptokok

    tidak perlu dilakukan biopsi ginjal untuk menegakkan diagnosisE tetapi bila tidak terjadi

    perbaikan fungsi ginjal dan terdapat tanda sindrom nefrotik yang menetap atau

    memburuk, biopsi merupakan indikasi.

    III. ,. DIA%N'SIS BANDIN%

    Glomerulonefritis harus dibedakan dengan beberapa penyakit, diantaranya adalah

    1. 2efritis 6g%

    Periode laten antara infeksi dengan onset nefritis adalah 1-! hari, atau ini

    mungkin berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan atas.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    18/25

    18

    !. MPG2 #tipe 6 dan 66&

    Merupakan penyakit kronik, tetapi pada a*alnya dapat bermanifestasi sama

    sperti gambaran nefritis akut dengan hipokomplementemia.

    3. 'upus nefritis

    Gambaran yang mencolok adalah gross hematuria

    4. Glomerulonefritis kronis

    apat bermanifestasi klinis seperti glomerulonefritis akut.

    III. 1(. PENATALAKSANAAN

    *+ /

    $idak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi penyembuhan kelainan di

    glomerulus.

    1. 6stirahat mutlak selama 3-4 minggu. ulu dianjurkan istirahat mutlak selama 0-

    minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. $etapi

    penyelidikan terakhir menunjukkan bah*a mobilisasi penderita sesudah 3-4

    minggu dari mulai timbulnya penyakit tidak berakibat buruk terhadap perjalanan

    penyakitnya.

    !. Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak

    mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya

    infeksi )treptococcus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin ini

    dianjurkan hanya untuk 1+ hari, sedangkan pemberian profilaksis yang lama

    sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena

    terdapat imunitas yang menetap. )ecara teoritis seorang anak dapat terinfeksi

    lagi dengan kuman nefritogen lain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil sekali.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    19/25

    19

    Pemberian penisilin dapat dikombinasi dengan amoksislin /+ mg8kg BB dibagi 3

    dosis selama 1+ hari. >ika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan

    eritromisin 3+ mg8kg BB8hari dibagi 3 dosis.

    3. Makanan. Pada fase akut diberikan makanan rendah protein #1 g8kgbb8hari& dan

    rendah garam #1 g8hari&. Makanan lunak diberikan pada penderita dengan suhu

    tinggi dan makanan biasa bila suhu telah normal kembali. Bila ada anuria atau

    muntah, maka diberikan 6F: dengan larutan glukosa 1+. Pada penderita

    tanpa komplikasi pemberian cairan disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan

    bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka

    jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi.

    4. Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian

    sedatia untuk menenangkan penderita sehingga dapat cukup beristirahat. Pada

    hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidrala;in. Mula-mula

    diberikan reserpin sebanyak +,+" mg8kgbb secara intramuskular. Bila terjadi

    diuresis /-1+ jam kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan

    dosis rumat, +,+3 mg8kgbb8hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan

    lagi karena memberi efek toksis.

    /. Bila anuria berlangsung lama #/-" hari&, maka ureum harus dikeluarkan dari

    dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis,

    bilasan lambung dan usus #tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar&. Bila

    prosedur di atas tidak dapat dilakukan oleh karena kesulitan teknis, maka

    pengeluaran darah ena pun dapat dikerjakan dan adakalanya menolong juga.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    20/25

    20

    0. iuretik dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini

    pemberian furosemid #'asi& secara intraena #1 mg8kgbb8kali& dalam /-1+ menit

    tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.

    ". Bila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis, sedatia dan oksigen.

    III. 11. K'PLIKASI/

    7omplikasi yang dapat terjadi akibat glomerulonefritis adalah

    2efrotik sindrom

    Gagal ginjal kronis

    $ahap akhir penyakit ginjal

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    21/25

    21

    proteinuria ringan yang persisten. )ebaliknya prognosis glomerulonefritis akut

    pascastreptokok pada de*asa kurang baik.

    Potter dkk menemukan kelainan sedimen urin yang menetap #proteinuria dan

    hematuria& pada 3,/ dari /34 pasien yang diikuti selama 1!-1" tahun di $rinidad.

    Prealensi hipertensi tidak berbeda dengan kontrol. 7esimpulannya adalah prognosis

    jangka panjang glomerulonefritis akut pascastreptokok baik. Beberapa penelitian lain

    menunjukkan adanya perubahan histologis penyakit ginjal yang secara cepat terjadi

    pada orang de*asa. )elama komplemen =3 belum pulih dan hematuria mikroskopis

    belum menghilang, pasien hendaknya diikuti secara seksama oleh karena masih ada

    kemungkinan terjadinya pembentukan glomerulosklerosis kresentik ekstra-kapiler dan

    gagal ginjal kronik.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    22/25

    22

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    23/25

    23

    BAB III

    KESIPULAN

    Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal bilateral., Perbandingan

    penyakit ini pada pria dan *anita !1. Glomerulonefritis ialah suatu reaksi imunologis

    pada ginjal terhadap bakteri atau irus tertentu.Hang sering terjadi ialah akibat infeksi.

    $idak semua infeksi streptokokus akan menjadi glomerulonefritis, hanya beberapa tipe

    saja. $imbulnya G2% didahului oleh infeksi ekstra renal, terutama di traktus

    respirotorius bagian kulit oleh kuman streptokokus beta hemolitikus golongan % tipe 1!,

    4, 10, !/ dan 45. dari tipe tersebut diatas tipe 1! dan !/ lebih bersifat nefritogen

    disbanding yang lain. Mengapa tipe tersebut lebih nefritogen dari pada yang lain tidak di

    ketahui.

    Gejala-gejala umum yang berkaitan dengan permulaan penyakit adalh rasa

    lelah, anoreksia dan kadang demam,sakit kepala, mual, muntah. Gambaran yang paling

    sering ditemukan adalah hematuria, oliguria,edema,hipertensi.

    $ujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis adalah untuk

    Meminimalkan kerusakan pada glomerulus, Meminimalkan metabolisme pada ginjal,

    Meningkatkan fungsi ginjal. $idak ada pengobatan khusus yang mempengaruhi

    penyembuhan kelainan glomerulus. Pemberian penisilin untuk memberantas semua

    sisa infeksi,tirah baring selama stadium akut, diet bebas bila terjadi edema atau gejala

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    24/25

    24

    gagal jantung danantihipertensi kalau perlu,sementara kortikosteroid tidak mempunyai

    efek pada glomerulofritis akut pasca infeksi strepkokus.

    )ebagian besar pasien akan sembuh, tetapi / diantaranya mengalami

    perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat. iuresis akan menjadi normal

    kembali pada hari ke "-1+ setelah a*al penyakit dengan menghilangnya sembab dan

    secara bertahap tekanan darah menjadi normal kembali. :ungsi ginjal #ureum dan

    kreatinin& membaik dalam 1 minggu dan menjadi normal dalam *aktu 3-4 minggu.

  • 7/25/2019 Bab 1,2,3 Referat Mitta Glomerulonefritis

    25/25

    25

    DA0TA PUSTAKA

    1. %, Price. #155/&. Patofisiologi :Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.>akarta (G=.

    !. %gustian. #!++3&. Ilmu Penyakit Dalam.Bandung Penerbit R) akarta Papdi.

    ". Rahmadi, . #!++0&. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Glomerulonefritis kut.Bandung

    Bagian 6lmu 7esehatan %nak :7 92P%-R) r.