28
2ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT TETANUS Disusun Oleh : Kelompok 5 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2013

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

2ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PENYAKIT TETANUS

Disusun Oleh :

Kelompok 5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2013

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

ANGGOTA KELOMPOK

Eni Astutiningsih A11100708

Agus Junaedi A11100709

Nasikhatus Sangadah A11100710

Tri Septi Pujirahayu A11100712

Ikhsan A11100715

Haniati Nur Fazari A11100716

Budiman A11100717

Fedi Sudrajat A11100718

Dwi Nur Miftahul Jannah A11100719

Istingadah A11100720

Nur Arifah Afiani A11100721

Tri Wahyu Widodo A11100722

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada

pasien dengan penyakit Tetanus“ sebagai salah satu tugas semester III

pada mata kuliah Blok Persyarafan..

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini

yaitu:

1. H. Giyatmo S Kep Ners, selaku ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong

2. Herniyatun,M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua prodi S1 Keperawatan

3. Ibu dan ayah tersayang yang selalu memberikan dukungan moril

maupun materil serta doa yang tulus sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun

dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gombong, Desember 2012

Penulis

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi
Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan alasan utama

bidang kesehatan. Setiap hari para dokter,perawat dan tenaga

kesehatan lainnya akan menghadapinya baik di rumah sakit

maupun di lapangan kerjanya. Tetanus adalah penyakit infeksi yang

diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot

paroksismal, diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu

tampak pada otot masseter dan otot-otot rangka.

Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman

clostiridium tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan

diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot

masester dan otot rangka. Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

toksin kuman clostiridium tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara

proksimal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak

pada otot masester dan otot rangka .

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian tetanus dan penyebabnya

2. Memahami penatalaksanaan tetanus dan pencegahannya

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Sebagai syarat memenuhi tugas semester III

Sebagai sumber reverensi mengenai asuhan keperawatan

tetanus

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai sumber pedoman dalam memahami penyakit tetanus

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

3. Bagi Dosen

Dapat menjadi referensi bagi dosen terkait dengan penyakit

tetanus

BAB II

ANALISA KASUS

A. KASUS

Tn.S (40 tahun) ,seorang pemulung,sering tidak mengenakan alas kaki ,tercocok paku

berkarat 3 bulan yang lalu,luka bekas tercocok sudah menutup,mendadak 2 hari

pasien mengalami kesulitan saat akan membuka mulut dan menelan makanan, badan

dan abdomen terasa kaku, kaku kuduk(+), kejang (+), nyeri pada otot seluruh

tubuh,demam 38,3C, BAK dan BAB Tidak terkontrol.

Pemeriksaan Lab : Hb 11,3g/dl,eritrosit 3,67 juta /ml,Ht 36,2 % ,leukosit

8700/ml,trombosit 539.10/mm. Terapi injeksi ATS 10.000 unit/hari/IV, procain

penicilin 450.000, IU/12 jam/IM/IVFD D5 %20 tpm, antipiretik dan antikejang

(diazepam ) kalau perlu.

B. Identifikasi kata sulit

1. Kaku kuduk adalah kondisi badan yang kaku karena kerusakan saraf ke tujuh

2. Kejang adalah kondisi otot tubuh berkontraksi dan relaksasi secara cepat dan

berulang

3. ATS adalah serum yang dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap

toksin tetanus. Plasma ini dimurnikan dan dipekatkan serta mengandung fenol

0,25%  sebagai pengawet.

C. Identifikasi masalah

1. Apa pengertian dari tetanus?

2. Bagaimana tetanus bisa terjadi ?

3. Sebutkan klasifikasi dari tetanus ?

4. Bagaimana grade pada tetanus?

5. Apa tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh tetanus ?

6. Bagaimana mekanisme kejang ?

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

7. Bagaimana mekanisme kaku pada mulut ?

8. Bagaimana mekanisme demam pada tetanus ?

9. Bagaimana patofisioogi tetanus ?

10. Bagaiman cara mencegah tetanus ?

11. Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi tetanus ?

D. Brainstorming

1. Tetanus adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium

tetani (Kapita selekta Kedokteran, 2000).

Tetanus adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh clostridium tetani

yang menghasilkan exotoksin

2. Penyebab tetanus adalah bakteri Clostiridium tetani yaitu kuman yang

berbentuk batang seperti penabuh genderang berspora, golongan gram positif,

hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik

(tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf

perifer setempat. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostiridium tetani yang

didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.

3. Klasifikasi tetanus berdasarkan bentuk klinis dibagi menjadi 3 yaitu

a. Tetanus local, biasanya ditandai dengn otot terasa sakit, lalu timbul

rebiditas dan spasme pada bagian paroksimal luar. Gejala itu dapat

menetap dalam beberapa minggu dan menghilang.

b. Tetanus General, merupakan bentuk paling sering, Biasanya timbul

mendadak dengan kaku kuduk, trismus, gelisah, mudah tersinggung

dan sakit kepala merupakan manifestasi awal. Dalam waktu singkat

kontraksi otot somatic meluas. Timbul kejang tetanik bermacam grup

otot menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstermitas bagian

bawah. Pada mulanya, spasme berlangsung beberapa detik sampai

beberapa menit dan terpisah oleh periode relksasi.

c. Tetatus segal atau chepalic adalah varian tetanus local yang jarang

terjadi. Masa inkubasi 1-2 hari terjadi sesudah otitis media atau luka

kepala dan muka. Palinh menonjol adalah disfungsi saraf III, IV, VII,

IX dan XI tersering saraf otak VII diikuti tetanus umum.

4. Grade pada tetanus menurut Ablett adalah

a) Grade 1 (ringan) :

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

trismus ringan sampai sedang, spamisitas umum, tidak ada penyulit

pernafasan, tidak ada spasme, sedikit atau tidak ada disfagia

b) Grade 2 (sedang) :

trismus sedang, rigiditas lebih jelas, spasme ringan atau sedang manun

singkat, penyulit pernafasan sedang dengan takipneu

c) Grade 3 (berat) :

trismus berat, spastisitas umum, spasme spontan yang lam dan sering,

serangan apneu, disfagia berat, spasme memanjang spontan yang sering

dan terjadi reflek, penyulit pernafasan disertai dengan takipneu, serangan

apneu, disfagia berat, takikardi, aktivitas system saraf otonom sedang yang

terus meningkat

d) Grade 4 (sangat berat) :

gejala pada grade 3 ditambah gangguan otonom yang berat, sering kali

menyebabkan “autonomic storm”

5. Tanda dan gejala tetanus adalah

a. Ketegangan otot rahang dan leher (mendadak)

b. Kesukaran membuka mulut (trismus)

c. Kaku kuduk (epistotonus), kaku dinding perut dan tulang belakang

d. Saat kejang tonik tampak risus sardonikus

e. adalah berupa badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam ekstrensi

lengan kaku

6. Mekanisme kejang adalah Secara fisiologis, suatu kejang merupakan akibat

dari serangan muatan listrik terhadap neuron yang rentan di daerah fokus

epileptogenik..

7. Mekanisme kaku pada mulut karena toksin menekan neuron spinal dan

menginhibisi terhadap batang otak.Timbulnya kegagalan mekanisme inhibisi

yang normal, yang menyebabkan meningkatnya aktifitas dari neuron yang

mensyarafi otot masseter sehingga terjadi kaku pada mulut.

8. Mekanisme demam pada tetanus adalah ketika clostridium masuk ke dalam

tubuh manusia, maka efek toksik dari clostridium tetani menghambat aktifitas

hipotalamus yang berfungsi mengatur suhu tubuh , akibatnya suhu tubuh

menjadi meningkat akibat toksin tetanus tersebut.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

9. Patofisiologi tetanus Chlostridium Tetani dalam bentuk spora masuk ke

tubuh melalui luka yang terkontaminasi dengan debu, tanah, tinja binatang,

pupuk. Cara masuknya spora ini melalui luka yang terkontaminasi

antara lain luka tusuk (oleh besi: kaleng), luka bakar, luka lecet, otitis

media, infeksi gigi, ulkus kulit yang kronis, abortus, tali pusat, kadang–kadang

luka tersebut hampir tak terlihat. Bila keadaan menguntungkan di mana

tempat luka tersebut menjadi hipaerob sampai anaerob disertai terdapatnya

jaringan nekrotis, lekosit yang mati,benda–benda asing maka spora

berubah menjadi vegetatif yang kemudian berkembang. Kuman ini

tidak invasif. Bila dinding sel kuman lisis maka dilepaskan

eksotoksin, yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanospasmin sangat mudah

diikat oleh saraf dan akan mencapai saraf melalui dua cara.

a. Secara lokal : diabsorbsi melalui mioneural junction pada

ujung–ujung saraf perifer atau motorik melalui axis silindrik kecornu

anterior susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer.

b. Toksin diabsorbsi melalui pembuluh limfe lalu ke sirkulasi darah

untuk seterusnya susunan saraf pusat.

Aktivitas tetanospamin pada motor end plate akan menghambat pelepasan

asetilkolin, tetapi tidak menghambat alfa dan gamma motor neuron

sehingga tonus otot meningkat dan terjadi kontraksi otot berupa spasme otot.

Tetanospamin juga mempengaruhi sistem saraf simpatis pada kasus yang

berat, sehingga terjadi overaktivitas simpatis berupa hipertensi yang

labil, takikardi, keringat yang berlebihan dan meningkatnya ekskresi

katekolamin dalam urine.Tetanospamin yang terikat pada jaringan saraf

sudah tidak dapat dinetralisir lagi oleh antitoksin tetanus.

10. Komplikasi tetanus adalah

a) Pada saluran pernapasan,oleh karena spasme otot–otot pernapasan

dan spasme otot laring dan seringnya kejang menyebabkan terjadi

asfiksia. Karena akumulasi sekresi saliva serta sukarnya menelan air

liur dan makanan atau minuman sehingga sering terjadi aspirasi

pneumoni, atelektasis akibat obstruksi oleh sekret. Pneumotoraks dan

mediastinal emfisema biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

b) Pada kardiovaskuler

Komplikasi berupa aktivitas simpatis yang meningkat antara lain berupa

takikardia, hiperrtensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan miokardium.

c) Pada tulang dan otot, pada otot karena spasme yang berkepanjangan

bisa terjadi perdarahan dalam otot. Pada tulang dapat terjadi fraktura

columna vertebralis akibat kejang yang terus–menerus terutama pada

anak dan orang dewasa. Beberapa peneliti melaporkan juga dapat

terjadi miositis ossifikans sirkumskripta.

11. Cara mencegah tetanus adalah

a. Anak mendapatkan imunisasi DPT diusia 3-11 Bulan

b. Ibu hamil mendapatkan suntikan TT minimal 2 X

c. Pencegahan terjadinya luka & merawat luka secara adekuat

12. Penatalaksanaannya adalah

Tetanus merupakan keadaan darurat, sehingga pengobatan dan perawatan

harus segera diberikan

a. Netralisasi toksin dengan injeksi 3000-6000 iu immunoglobulin

tetanus disekitar luka

b. Sedativa-terapi relaksan ; Thiopental sodium (Penthotal sodium) 0,4%

IV drip; Phenobarbital (luminal) 3-5 mg/kg BB diberikan secara IM,

IV atau PO tiap 3-6 jam, paraldehyde 9panal) 0,15 mg/kg BB Per-im

tiap 4-6 jam.

c. Agen anti cemas ; Diazepam (valium) 0,2 mg/kg BB IM atau IV tiap 3-

4 jam, dosis ditingkatkan dengan beratnya kejang sampai 9,5 mg/kg

BB/24 jam untuk dewasa.

d. Beta-adrenergik bolcker; propanolol 9inderal) 0,2 mg aliquots, untuk

total dari 2 mg IV untuk dewasa atau 10 mg tiap 8 jam intragastrik,

digunakan untuk pengobatan sindroma overaktivitas sempatis jantung.

e. Penanggulangan kejang; isolasi penderita pada tempat yang tenang,

kurangi rangsangan yang membuat kejang, kolaborasi pemberian obat

penenang.

f. Pemberian Penisilin G cair 10-20 juta iu (dosis terbagi) dapat diganti

dengan tetraciklin atau klinamisin untuk membunuh klostirida

vegetatif.

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

g. Pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit.

h. Diit TKTP melalui oral/ sounde/parenteral

i. Terapi fisik untuk mencegah kontraktur dan untuk fasilitas kembali

fungsi otot dan ambulasi selama penyembuhan.

PHATWAY TETANUS

Clostridium Tetani

Eksotosin (Tetanospasmin)

Pengangkutan tosin melalui saraf motorik

Ganglion sum-sum

tualang belakang

OtakSaraf otonom

tonus otot meningkat

Tercocok paku berkarat

Hipertermi

Keringat meningakat

mengenai saraf simpatis

kekakuan dan kejang

menempel pada cerebral

gangliosides

menjadi kaku

Resiko trauma injury

Hilangnya keseimbangan tonus

otot

Sulit menelan

makananSulit membuka

mulut

Nyeri Akut

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

Identitas

Nama : Tn. S

Umur : 40 tahun

Alamat : Gombong

Keluhan Utama : Pasien kaku mulut dan sulit menelan makanan

Riwayat Penyakit

1) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RS dengan keluhan kesulitan saat membuka mulut dan menelan

makanan, badan dan abdomen terasa kaku, kaku kuduk,kejang,nyeri pada otot seluruh

tubuh ,demam 38,3 C ,BAK dan BAB tidak terkontrol.

2) Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini

3) Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti ini

B. Pengkajian Pola Virginia Handerson

Kebutuhan nutrisi

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

1. Pola Pernafasan

Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal dan tidak mengalami

kesulitan dalam bernafas.

Saat dikaji : tidak mengeluh sesak nafas.

2. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Pasien makan 2x sehari ,kadang 1x sehari sesuai pendapatan yang

diperolehnya

Saat dikaji : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa menelan makanan

sehingga belum bisa makan

3. Kebutuhan Eliminasi

Sebelum sakit : BAB 1x sehari, fesesnya lunak, dan BAK lancar tidak ada keluhan.

Saat dikaji : Pasien mengatakn BAB susah dan fesesnya keras , BAK sedikit.

4. Gerak dan keseimbangan

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan

Saat dikaji : tampak pasien sulit menggerakan tangannya karena kaku.

5. Kebutuhan Istirahat dan tidur

Sebelum sakit : Pasien biasa tidur 8 jam sehari

Saat dikaji : Malam hari kadang terbangun karena kejang yang disebabkan suara

gaduh

6. Personal Hygiene

Sebelum Sakit : Mandi 2x sehari dan gosok gigi mandiri.

Saat dikaji : Pasien mandi dengan di seka oleh istrinya pagi dan sore, serta

gosok gigi.

7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman jika bersama keluarga dan istrinya

Saat dikaji : Pasien mengeluh seluruh ototnya terasa nyeri.

8. Kebutuhan berpakaian

Sebelum sakit : Pasien ganti baju 2x sehari dan dapat berpakaian sendiri.

Saat dikaji : Memakai pakaian dibantu oleh anaknya.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

9. Kebutuhan Spiritual

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan ibadah solat 5 waktu

Saat dikaji :Pasien masih bisa sholat 5 waktu dalam keadaan berbaring,dan

dibimbing keluarga agar selalu berdoa untuk kesembuhannya.

10. Kebutuhan berkomunikasi dan berhubungan

Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarga baik biasa berkomunikasi dengan

bahasa jawa.

Saat dikaji :Pasien tidak mudah diajak berbicara karena kaku pada mulut

11. Temparatur tubuh

Sebelum sakit : Pasien menggunakan pakaian tebal jika merasa dingin, dan

menggunakan yg tipis jika merasa kepanasan.

Saat dikaji : Pasien suhunya meningkat, memakai baju tipis karena merasa panas

12. Kebutuhan bekerja

Sebelum sakit : Pasien adalah seorang pemulung

Saat dikaji : Pasien hanya berbaring ditempat tidur.

13. Kebutuhan bermain dan rekreasi

Sebelum sakit : Pasien tidak biasa bermaian ataupun rekreasi

Saat dikaji : Pasien tidak bisa pergi kemana - mana, hanya tetangganya sering

menjenguk di RS untuk menghibur.

14. Kebutuhan Belajar

Sebelum Sakit : Pasien tidak tahu tentang penyakit tetanus yang dideritanya

Saat dikaji : Pasien sudah tahu tentang penyakit yang dideritanya karena

penjelasan perawat.

C.Pemeriksaan Fisik

1. Kepala

Tidak ada lesi, kulit kepala bersih

2. Rambut

Rambut hitam,ikal dan bersih

3. Mata

Saat kejang terjadi dilatasi pupil

4. Wajah

Wajah tampak kaku

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

5. Telinga

Tidak ada lesi,telinga bersih dan tidak ada pembengkakan

6. Hidung

Tidak ada pernafasan cuping hidung

7. Mulut

Mulut tampak kaku dan sulit untuk menelan

8. Tenggorokan

Tampak kesulitan untuk menelan

9. Leher

Leher terjadi kaku kuduk,

10. Thorax

I : Tampak rata tidak ada benjolan

P : Tidak ada tanda penggunaan otot bantu pernafasan

P : normal

A : Tidak terdengar otot bantu pernafasan

11. Abdomen :

I : tampak kaku

A : pergerakan usus rendah

P : abdomen datar dan kaku

P : terasa berat, karena kekakuan otot abdomen

D.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Hb : 11,3 g/dl

Eritrosit : 3,67 juta/mm

Ht : 36,2 %

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

Leukosit : 8700/ml

Trombosit : 539.10/mm

Terapi

1. Terapi injeksi ATS 10.000 unit/hari/IV

2. Procain penicilin 450.000 IU/12 jam/IM

3. IVFD D5% 20 tpm

4. Antipiretik dan antikejang diazepam

E.Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Problem

1 DS : Keluarga pasien mengatakan

ketika kejang pasien meringis

karena nyeri

DO : Tampak meringis saat kejang

Agen cidera

biologis

Nyeri akut

2 DS : Keluarga mengatakan pasien

panas atau demam

DO : suhu 38,3 C

Proses infeksi Hipertermi

3 DS : Keluarga pasien mengatkan

pasien sering kejang dan

semua benda di dekatnya bisa

jatuh

DO : Tampak kejang

Peningkatan spasme

otot dan kejang

Resiko trauma atau

injury

F.Diagnosa Keperawatan

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

1. Nyeri akut bd agen cidera biologis (00132)

2. Hipertermi bd proses infeksi (00007)

3. Resiko trauma atau injury bd kejang (00035)

G.Intervensi

DX 1

Diagnosa NOC NIC

Nyeri akut bd agen

cidera biologis

(00132 )

Setelah dilakukan intervensi

selama ...jam, pasien akan

menunjukkan tingkat nyeri

berkurang atau hilang.

Karakteristik :

1. Frekuensi nyeri

berkurang

2. Ekspresi pada wajah

tersenyum

3. Tidak terjadi

ketegangan otot

4. Tekanan darah normal

Managemen nyeri (1400)

1. Lakukan pengkajian

secara komprehensif

(P,Q,R,S,T)

2. Kontrol lingkugan yang

dapat mempengaruhi

nyeri

3. Berikan analgetik sesuai

resep

4. Tingkatkan istirahat

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

DX 2

Diagnosa NOC NIC

Hipertermi bd proses

infeksi (00007 )

Setelah dilakukan intervensi

selama ...jam, pasien akan

menunjukkan

termoregulation yang normal

(0800)

Karakteristik :

1. Suhu 36,5 – 37,5

2. Tidak mengeluarkan

banyak keringat

3. RR normal 16 -24

4. Tidak ada perubahan

warna kulit

Fever treatmen (3740)

1. Monitor suhu dan warna

kulit

2. Kolaborasi dalam

pemberian antipiretik

3. Lakukan kompres pasien

pada lipat paha dan axila

4. Tingkatkan sirkulasi

udara

DX 3

Diagnosa NOC NIC

Resiko trauma /

cidera b.d kejang

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ....x 24

Environmental management

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

(00035) jam klien mampu mengontrol

resiko (1902)

Karakteristik

1.Klien terbebas dari cidera

2.Pasien mengetahaui faktor

yang mempengaruhi cidera

3.Mengetahui strategi resiko

cidera

4.Dapat memonitor kebiasaan

yang mengakibatkan cidera

(6480)

1.sediakan lingkungan yang

aman sesuai kondisi fisik

pasien

2. menghindarkan lingkungan

yang berbahaya misal,

memindah perabotan

3. memasang side rail tempat

tidur

4. Mengontrol lingkungan dari

kebisingan

Management Kejang (2680)

1. Monitor posisi kepala

dan mata selama kejang

2. Gunakan pakaian yang

longgar

3. Temani atau tetap

bersama klien saat

kejang berlangsung

4. Beri oksigen

5. Monitor TTV

6. Berikan anti convulsan

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Tetanus adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani (Kapita

selekta Kedokteran, 2000). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri clostridium tetani yang

menginfeksi pada sistem saraf motorik. Gejalanya adalah kaku kuduk,kejang, nyeri otot, dan

hipertemi .Diagnosa yang muncul pada kasus tetanus adalah

1. Nyeri akut bd agen cidera biologis (00132)

2. Hipertermi bd proses infeksi (00007)

3. Resiko trauma atau injury bd kejang (00035)

B.SARAN

Dengan makalah ini, kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat mengerti dan memahami

konsep tentang tatanus karena sangat bermanfaat bagi kita dalam dunia kerja.

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto,Petrus.1992.Atlas Bantu Penyakit Infeksi.Jakarta :Hipokrates

Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US : ELSEVIER

2004.Nursing Intervention Classificatio (NIC).US : ELSEVIER

Brunner and Suddart .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Herdman,T.Heather.2010.Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-

2011.Jakarta : EGC

Juwono,T.1996.Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek.Jakarta: EGC

Rampengan ,T.H.dkk.1997.Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.Jakarta : EGC

Soedarto.1996.Penyakit – penyakit Infeksi di Indonesia.Jakarta : Widya Medika

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Revisi