View
260
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
ASKEP MATERNITAS“IBU DENGAN KEHAMILAN
EKTOPIK”
KELAS 2B
AYU L.
AYU M.
OKTAVIANY
YUNIATI
FITRIL
IANI
KELAS 2A
BERTAPIANA M
.
DESI F.
DESI N.
NOVAL W
.
MERI L
.
YESI P.
DEFINISI
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi
yang telah dibuahi di luar cavum uterus.
Implantasi dapat terjadi di tuba falopi, ovarium,
serviks, dan abdomen. Namun, kejadian
kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di
tuba falopi (Murria, 2002).
ETIOLOGI
Faktor dalam lumen tuba : endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba.
Faktor dinding lumen tuba : endometriosis tuba, diventrikel tuba kongenital.
Faktor di luar diniding lumen tuba : perlengketan pada tuba, tumor.
Faktor lain : migrasi luar ovum, fertilisasi in vitro
MANIFESTASI KLINIS
1. Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vaginal, uterus membesar dan lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada pemeriksaan bimanual.
MANIFESTASI KLINIS
2. Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosisnya.
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk ke dalam syok.
MANIFESTASI KLINIS
4. Perdarahan per vagina merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada kehamilan ektopik terganggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin.
5. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan kadar hormon progesteron Pemeriksaan kadar HCG serum Pemeriksaan golongan darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Kuldosentesis (Pengambilan cairan peritoneal dari ekstra vasio rektou terina (ruang Douglas), melalui tindakan pungsi melalui dinding vagina).
3. Ultrasonografi (USG)
DIAGNOSA BANDING
Usus buntu ( Apendisitis akut ) Peradangan daerah panggul
PROGNOSIS
Penderita kehamilan ektopik mempunyai
kemungkinan yang lebih besar, untuk
mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain
itu kemungkinan untuk mengalami kehamilan
akan menurun.
KOMPLIKASI
Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh
berkembangnya mudigah. Misalnya bila terjadi
kehamilan tuba, komplikasi yang sering adalah
pecahnya tuba falopii
PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya
adalah laparatomi. Dalam tindakan demikian,
beberapa hal harus diperhatikan dan
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut. Kondisi ibu pada saat itu. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi
reproduksinya. Lokasi kehamilan ektopik.
PENATALAKSANAAN
Kondisi anatomis organ pelvis. Kemampuan tekhnik bedah mikro dokter. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro
setempat.
PENATALAKSANAAN
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah
perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan
tuba atau dapat dilakukan pembedahan
konservatif. Apabila kondisi ibu buruk, misalnya
dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan
salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars
ampularis tuba yang belum pecah biasanya ditangani
dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari
tindakan pembedahan.
TINJAUAN KEPERAWATAN1. Pengkajian Menstruasi terakhir. Adanya bercak darah yang berasal dari
vagina. Nyeri abdomen : kejang, tumpul. Jenis kontrasepsi Riwayat gangguan tuba sebelumnya. Tanda-tanda vital Tes Laboratorium : Ht dan Hb menurun
TINJAUAN KEPERAWATAN
2. Diagnosis KeperawatanKemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul
adalah sebagai berikut : Defisit volume cairan yang b/d ruptur pada lokasi
implantasi sebagai efek tindakan pembedahan. Nyeri yang b/d ruptur tuba falopi, perdarahan
intraperitoneal. Kurangnya pengetahuan yang b/d kurang
pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.
TINJAUAN KEPERAWATAN3. Intervensi KeperawatanDiagnosis 1 Kriteria hasil : Ibu menunjukkankestabilan /perbaikan keseimbangan cairanyang dibuktikan oleh tanda-tanda vital yangstabil,pengisian kapiler cepat, sensorium tepat,sertafrekuensi serta berat jenis urine adekuat. Intervensi keperawatan : merujuk pada
intervensi diagnosis yang sama dengan abortus.
TINJAUAN KEPERAWATAN
Diagnosis 2 : nyeri yang b/d ruptur tuba falopi,
perdarahan intraperitoneal. Kriteria hasil : Ibu dapat mendemonstarsikan
teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan ibu tidak meringis.
TINJAUAN KEPERAWATAN Mandiri Rencana Intervensi 1. Tentukan sifat, lokalisasi, dan durasi nyeri. Kaji
kontraksi uterus hemoragi atau nyeri tekan abdomen.
2. Kaji stres psikologis ibu/pasangan dan respons emosional terhadap kejadian.
3. Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri. Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi, misalnya : napas dalam, visualisasi distraksi, dan jelaskan prosedur
TINJAUAN KEPERAWATAN Rasional 1. Membantu dalam mendiagnosis dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan. Ketidaknyamanan dihubungkan dengan aborsi spontan dan molahidatidosa karena kontraksi uterus yang mungkin diperberat oleh infus oksitosin. Ruptur kehamilan ektopik mengakibatkan nyeri hebat, karena hemoragi tersembunyi saat tuba falopi ruptur ke dalam abdomen.
TINJAUAN KEPERAWATAN
2. Ansietas sebagai respons terhadap situasi darurat dapat memperberat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan, ketakutan, dan nyeri.
3. Dapat membantu dalam menurunkan tingkat ansietas dan karenanya, mereduksi kenyamanan.
TINJAUAN KEPERAWATAN Kolaborasi
4. Berikan narkotik atau sedatif berikut obat-obat praoperatif bila prosedur pembedahan diindikasikan.
5. Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi.
Rasional
4. Meningkatkan kenyamanan, menurunkan risiko komplikasi pembedahan.
5. Tindakan terhadap penyimpangan dasar akan menghilangkan nyeri.
TINJAUAN KEPERAWATAN
Diagnosis 3 : Kurangnya pengetahuan yang
b/d kurang pemahaman dan tidak mengenal
sumber-sumber informasi. Tujuan : Ibu berpartisipasi dalam proses
belajar, mengungkapkan dalam istilah sederhana, mengenai patofisiologi dan implikasi klinis.
TINJAUAN KEPERAWATAN Rencana Intervensi
1. Menjelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan untuk kondisi hemoragia.
2. Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan kesalahan konsep.
3. Diskusikan kemungkinan implikasi jangka pendek pada ibu/janin dari keadaan perdarahan.
4. Tinjau ulang implikasi jangka panjang terhadap situasi yang memerlukan evaluasi dan tindakan tambahan.
TINJAUAN KEPERAWATAN Rasional
1. Memberikan informasi, menjelaskan kesalahan konsep pemikiran ibu mengenai prosedur yang akan dilakukan, dan menurunkan stres yang berhubungan dengan prosedur yang diberikan.
2. Memberikan klasifikasi dari konsep yang salah, identifikasi masalah-masalah dan kesempatan untuk memulai mengembangkan keterampilan penyesuaian (koping).
TINJAUAN KEPERAWATAN3. Memberikan informasi tentang
kemungkinan komplikasi dan meningkatkan harapan realitas dan kerja sama dengan aturan tindakan.
4. Ibu dengan kehamilan ektopik dapat memahami kesulitan mempertahankan setelah pengankatan tuba/ovarium yang sakit.
TINJAUAN KEPERAWATAN4. Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan tindakan yang sesuai
dengan yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk data petugas kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.
TINJAUAN KEPERAWATAN
5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai.