28
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN POST PARTUM DIRUANGAN EDELWEIS RSUD KABUPATEN MAMUJU OLEH : NAMA : LUKMAN NIM : 012010005 CI LAHAN CI INSTITUSI Anna Zulfiah, A. Md. Kep Ns. Dewarawati P, S. Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ANDINI PERSADA MAMUJU SUL-BAR TAHUN AKADEMIK 2013/2014 SI KEPERAWATAN

ASKEP MATERNITAS POST PARTUM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berbagi ilmu

Citation preview

  • ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA NY. S DENGAN POST PARTUM

    DIRUANGAN EDELWEIS RSUD KABUPATEN MAMUJU

    OLEH :

    NAMA : LUKMAN

    NIM : 012010005

    CI LAHAN CI INSTITUSI

    Anna Zulfiah, A. Md. Kep Ns. Dewarawati P, S. Kep

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

    ANDINI PERSADA MAMUJU SUL-BAR

    TAHUN AKADEMIK 2013/2014

    SI KEPERAWATAN

  • LAPORAN PENDAHULUAN

    POST PARTUM (NIFAS)

    A. Konsep Dasar Penyakit

    1. Definisi

    Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

    sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2008:356)

    Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

    sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil

    (Bobak,2004:492)

    Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan segera

    setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula

    (tidak hamil). (William,1995)

    Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran

    plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

    hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal

    dan Neonatal,2002)

    2. Etiologi

    Etiologi post partum dibagi 2:

    a. etiologi post partum dini

    1) atonia uteri

    2) laserasi jalan lahir;robekan jalan lahir

    3) hematoma

    b. etiologi post partum lambat

    1) tertinggalnya sebagian plasenta

    2) subinvolusi di daerah insersi plasenta

    3) dari luka bekas secsio sesaria

    3. Fisiologi

    a. involusi rahim:terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang disebabkan

    karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding rahim dipecah

    diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.

    b. inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat

    permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini

  • mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas 1-

    2cm.

    c. perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot terbaru,karena

    adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu persalinan namun

    lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.

    d. perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai

    pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi

    peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.

    e. dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi longgar

    karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.

    f. saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan

    obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan pyelum kembali

    normal dalam 2minggu.

    g. laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan

    dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan

    colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan

    garam.

    4. Klasifikasi

    Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :

    a. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah

    diperbolehkan berdiri dan berjalan

    b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara

    menyeluruh dengan lama 6-8 minggu

    c. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

    terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu

    yang diperlukan untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan

    ataupun tahunan.

    5. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)

    Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat alat / organ

    reproduksi yaitu :

  • a. Sistem Reproduksi

    1) Uterus

    Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan

    pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri

    (TFU) post partum menurut masa involusi :

    Tabel 1. TFU menurut masa involusi

    (Bobak,2004:493)

    2) Vagina dan Perineum

    Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari

    kavum uteri dan vagina. Macam macam lochia :

    a) Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, terjadi

    selama 2 hari pasca persalinan

    b) Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,

    terjadi hari ke 3 7 pasca persalinan

    c) Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi

    hari ke 7 14 hari pasca persalinan

    d) Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan

    3) Payudara

    Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon

    laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai

    INVOLUSI TFU BERAT UTERUS

    Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

    Placenta lahir 2 cm di bawah umbilicus dengan

    bagian fundus bersandar pada

    promontorium sakralis

    1000 gram

    1 minggu Pertengahan antara umbilikus dan

    simfisis pubis

    500 gram

    2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram

    6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

  • di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum

    mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih

    sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena

    menetek merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI.

    Makin sering menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi.

    b. Sistem Pencernaan

    1) Nafsu Makan

    Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan,

    kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan

    dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering

    ditemukan.

    2) Motilitas

    Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap

    selamawaktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan

    ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan

    normal.

    3) Defekasi

    Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang

    dirasakannya diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang

    air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.

    c. Sistem Perkemihan

    1) Uretra dan kandung kemih

    Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses

    melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih

    dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil

    hemoragi.

    d. Sistem Integumen

    Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah

    bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul

    mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.

  • 6. Patofisiologi

    Adanya proses persalinan

    Robekan jalan lahir

    Discontuinitas jaringan

    implus/penekanan pada syaraf nyeri

    cortex cerebri

    dipersepsikan nyeri

    gangguan rassa nyaman nyeri

    7. Pemeriksaan penunjang

    a. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )

    b. Urine lengkap

    8. Komplikasi

    a. Pembengkakan payudara

    b. Mastitis (peradangan pada payudara)

    c. Endometritis (peradangan pada endometrium)

    d. Post partum blues

    e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada

    jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan

    atau sesudah persalinan.

    9. Penatalaksanaan Medis

    a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)

    b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri

    c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan

    perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,

    pemberian informasi tentang senam nifas.

    d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk

    e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

  • DAFTAR PUSTAKA

    Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC

    Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta

    Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC.

    Jakarta

    Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC

    Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta

    Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka

    http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions

    NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia

    Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta

    Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan

    Kesehatan Maternal dan Neonatal.

  • ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA NY. SR DENGAN POST PARTUM

    Asuhan Keperawatan Pada : Ny. SR

    Dengan Diagnosa Medis : Post Partum

    DiRuagan : Edelweis

    Tanggal : 18 Sesember 2013

    A. Pengkajian

    1. Data Demografi

    Nama klien : Ny. SR

    Umur klien : 25 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Nama suami : Tn. Wahyunta

    Umur suami : 29 tahun

    Alamat : Samboro

    Status perkawinan : Kawin

    Agama : Islam

    Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

    Pendidikan : SLTA

    Pekerjaan : IRT

    Diagnosa medik : Post partum

    Tanggal masuk RS : 03-11-2004

    No. RM : 03 74 77

    Tgl Pengkajian : 18/09/2013

    2. Keluhan Utama Saat Ini

    Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan

    berjalan.

    3. Riwayat Penyakit Dahulu

    Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah sakit.

  • 4. Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini

    a. Lama persalinan:

    1) Kala I 4 jam 20 menit

    2) Kala II 5 menit

    3) Kala III 5 menit

    Total waktu persalinan 4 jam 30 menit.

    b. Posisi fetus memanjang, punggung kiri, dengan presentasi kepala.

    c. Tipe kelahiran spontan.

    d. Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu tidak diberikan

    analgesik dan anestesi.

    e. Masalah selama persalinan tidak ada bayi lahir spontan, terjadi ruptur perineum

    derajat I dengan jahitan dalam 1 luar 1. Jumlah perdarahan kala I 0 cc, kala II 0

    cc, kala III 100 cc, kala IV 50 cc. Total perdarahan 150 cc.

    5. Data Bayi Saat Ini

    a. Keadaan umum bayi baru lahir (Jenis kelamin: Laki-laki)

    1) Berat badan : 3100 Gram

    2) Panjang badan : 45 Cm

    3) Lingkar kepala : 32 Cm

    4) Lingkar dada : 33 Cm.

    5) Lingkar perut : 31,5 Cm.

    6) Lingkar lengan atas : 10,5 Cm.

    b. Apgar Score

    No Tgl/Jam Karakteristik Penilaian Menit 1 Menit 5

    1. 3-11-2004 Denyut jantung 2 2

    2. 06.25 WIB Pernapasan 2 2

    3. Refleks 1 1

    4. Tonus otot 1 2

    5. Warna kulit 1 2

    Total 7 9

    Kesimpulan: Bayi normal tidak mengalami asfiksia.

  • 6. Keadaan Psikologis Ibu

    Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat tanpa masalah

    mengingat usia kehamilannya lebih dari 9 bulan (45 minggu).

    7. Riwayat Penyakit Keluarga

    Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit

    hipertensi, gula, atau penyakit menurun lainnya. Juga tidak ada yang menderita

    penyakit menular.

    8. Riwayat Ginekologi

    Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 5 hari dengan

    siklus 30 hari. Darah yang keluar biasanya cukup banyak, encer, berwarna merah,

    dengan bau amis. Hari pertama menstruasi terakhir (HPHT) 09-12/2012 dengan hari

    perkiraan lahir (HPL) 05/09/2013.

    Ibu merupakan akseptor IUD dan sudah dipakai selama 2 tahun sebelum gagal

    dan diekstraksii pada bulan Maret 2012.

    9. Riwayat Obstetri

    Ibu G2P1A0 , anak pertama laki-laki usia 3 tahun dengan BBL 3200 gram, lahir

    spontan, di RSUD Kabupaten Mamuju.

    10. Review of System dan Pemeriksaan Fisik

    a. Penampilan umum : Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan dengan bantuan dan

    tertatih-tatih.

    b. Berat badan : 60 Kg.

    c. Tinggi badan : 151 Cm.

    d. Tanda-tanda vital : TD: 110/80 mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24

    kali/menit, S: 36,5 oC.

    No. Komponen Review of System Pemeriksaan Fisik

    1. Kulit, rambut,

    kuku

    Ibu mengatakan setelah

    melahirkan langsung

    dimandikan oleh bidan,

    kuku sudah dipotong sejak

    dari rumah.

    Tidak ada keluhan.

    Kulit bersih, turgor kulit baik,

    lembab, rambut bersih tidak

    rontok, kuku rapi dan pendek.

  • 2. Kepala dan leher Ibu mengatakan tadi pagi

    sudah mencuci muka

    sekalian mandi, tidak ada

    keluhan.

    Ekspresi wajah merintih ketika

    bergerak atau duduk. Tampak

    lelah.

    Tidak ada oedema,

    konjungtiva tidak anemis,

    sklera tidak ikterik,

    penglihatan normal, kelenjar

    tiroid tidak membesar, kelenjar

    limfe tidak teraba, vena

    jugularis tidak meningkat,

    tidak terdapat bekas operasi.

    3. Telinga Tidak ada keluhan. Bersih, discharge tidak ada,

    pendengaran normal.

    4. Mulut,

    tenggorokan,

    hidung

    Tidak ada keluhan. Bersih, tidak terdapat karies

    gigi, tidak ada stomatitis,

    sekret hidung bersih, tidak

    memakai alat bantu, fungsi

    baik.

    5. Thoraks dan paru-

    paru

    Tidak ada keluhan. Simetris kanan-kiri, tidak ada

    ketinggalan gerak, paru dalam

    batas normal, tidak terdengar

    suara nafas tambahan.

    6. Payudara Ibu mengatakan air susu

    sudah keluar dan akan

    menyusui bayinya setelah

    istirahat.

    Lunak, puting susu menonjol

    keluar, ASI sudah keluar.

    7. Jantung Tidak ada keluhan. Tidak membesar, ictus kordis

    pada ICS ke 5, tidak ada bising

    jantung.

  • 8. Abdomen Ibu mengatakan perut

    terasa mual-mual dan

    seperti dipelintir.

    Terdapat striae gravidarum,

    tinggi fundus uteri 2 jari

    dibawah pusat, teraba lunak,

    peristaltik positif agak lemah.

    9. Genetalia Ibu mengatakan nyeri pada

    daerah kemaluan terutama

    jika untuk bergerak dan

    duduk, nyeri tajam, perih,

    lokasi pada daerah

    perineum, nyeri sedang

    skala 6.

    Ibu menyatakan sudah

    buang air kecil 1 kali.

    Lochia jumlahnya sedang,

    warna merah gelap, terdapat

    bekuan kecil.

    10. Anus dan rektum Ibu mengatakan buang air

    besar tadi malam sebelum

    melahirkan, setelah

    melahirkan sampai

    sekarang belum.

    Terdapat ruptur perineum

    dengan jahitan luar 1 jenis

    Zide. Luka tampak basah.

    11. Musculoskeletal Tidak ada keluhan. Refleks positif,, tidak ada

    varises, tidak terjadi oedema,

    tanda-tanda REEDA negatif,

    kekuatan otot 5, ROM normal.

    11. Riwayat Kesehatan

    No. Komponen Hasil

    1. Pola persepsi

    kesehatan-

    pemeliharaan

    kesehatan

    Ibu mengatakan bayi ini merupakan anak kedua, anak

    pertamanya dulu juga dilahirkan di Sardjito, jadi ibu

    merasa yakin atas kemampuannya untuk merawat

    bayinya ini.

  • Selama ini ibu rajin memeriksakan diri ke dokter

    kandungan, jika merasa tidak enak badan juga langsung

    ke Puskesmas atau dokter praktek.

    2. Pola nutrisi-

    metabolisme

    Ibu makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas perhari,

    selama hamil muda merasa mual muntah tapi semakin

    bertambah usia kehamilan gejala semakin hilang.

    Sekarang ibu sudah mulai makan makanan kecil yang

    dibawa oleh suaminya.

    3. Pola aktifitas-latihan Selama hamil ibu sering jalan-jalan bersama suami dan

    aktivitas sehari-hari apat dilakukan mandiri, sekarang

    ibu merasa lelah dan ingin tidur, juga tampak berhati-

    hati ketika bergerak di tempat tidur.

    Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari kamar mandi

    sehingga aktivitas kebersihan diri dibantu oleh

    keluarga.

    4. Pola eliminasi Biasanya ibu bab 1-2 kali sehari dengan konsistensi

    lunak dan bak 6-8 kali sehari selama hamil. Setelah

    melahirkan bab belum sedangkan bak 1 kali tadi pagi.

    5. Pola isitirahat-tidur

    Selama hamil istirahat/tidur tidak ada gangguan, tidur

    siang selama 2 jam dan malam tidur jam 21.00 WIB

    dan bangun pagi jam 04.30 WIB. Semalam ibu tiak

    dapat tidur karena dalam proses persalinan, baru setelah

    bayi lahir dan ibu dimandikan dapat tidur sebentar.

    6. Pola persepsi-kognitif Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah kemaluan.

    Ibu juga mengatakan bahwa kehamilan yang sekarang

    ini tidak disengaja karena gagalnya IUD, tetapi ibu dan

    suaminya merasa senang juga dengan kehadiran anak

    yang kedua ini.

  • 7. Pola persepsi

    terhadap diri

    Ibu sangat kooperatif terhadap tindakan keperawatan

    yang diberikan dan meyakini bahwa semua tindakan itu

    adalah untuk mempercepat menolong diri dan bayinya.

    8. Pola hubungan-peran Orang terdekat adalah suaminya dan ibunya yang selalu

    mendampingi. Ibu mengatakan selama ini hubungan

    antar anggota keluarga dan masyarakat sekitar baik-

    baik saja.

    9. Pola seksualitas-

    reproduksi

    Selama hamil sudah ada kesepakatan dengan suami

    untuk mengurangi frekwensi hubungan seksual. Tidak

    ada gangguan dalam melakukan akttifitas tersebut, juga

    tidak terjadi kontak bleeding.

    10. Pola stress-koping Ibu berpenampilan rapi, berbicara pelan-pelan, dan

    selalu minta pertimbangan suami atau ibunya jika ada

    masalah atau harus mengambil keputusan.

    11. Pola kepercayaan-

    nilai-nilai

    Ibu berasal dari suku jawa dan beragama Islam

    sehingga kebudayaan yang umum di masyarakat masih

    dilakukan seperti tujuh bulanan dan selamatan. Ibu

    merasa sangat bersyukur bayinya dapat lahir selamat

    mengingat usia kehamilan yang mundur.

  • 12. Profil Keluarga

    a. Pendukung keluarga

    Ibu tinggal serumah dengan suami, satu anaknya, dan satu adiknya. Jika ada

    apa-apa biasa minta tolong kepada orang tuanya. Hubungan dengan masyarakat

    sekitar juga baik.

    b. Jumlah anak

    Dua dengan anak yang sekarang. Anak pertama laki-laki, anak kedua

    perempuan.

    c. Tipe rumah dan komunitas

    Rumah milik sendiri dengan bangunan permanen, lantai keramik dengan

    ventilasi dan cahaya yang cukup. Sumber air PAM dan memiliki WC sendiri.

    Jarak dengan tetangga dekat dan tipe komunitas masyarakat desa dengan budaya

    gotong royong.

    d. Pekerjaan

    Ibu tidak bekerja, di rumah saja mengurus anaknya, sedangkan suaminya

    adalah seorang pegawaii negeri sipil (Guru).

    e. Tingkat pendidikan

    Ibu berpendidikan terakhir SLTA sedangkan suaminya sarjana.

    f. Tingkat sosial ekonomi

    Menengah dengan penghasilan perbulan Rp 750.000.00.

    13. Riwayat dan Rencana Keluarga Berencana

    Ibu pernah menggunakan IUD selama 2 tahun tapi gagal, ibu merasa tidak

    nyaman akhirnya diekstraksi pada bulan Maret 2011. Ibu mengatakan berencana

    akan memakai IUD lagi.

    14. Pemeriksaan Laboratorium atau Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lainnya

    Tanggal dan Jenis

    Pemeriksaan

    Hasil pemeriksaan dan

    Nilai Normal

    Interpretasi

    Tanggal 03-11-2013

    Lab. Darah :

    HB

    AL

    AE

    9,9 (11,5-16,5)

    13,3 (4-11)

    4.35 (3,8-5,8)

    Turun

    Naik

    Normal

  • AT

    HCT

    Golongan Darah

    152 (150-450)

    30 (37-47)

    AB

    Normal

    Turun

    15. Terapi Medis yang Diberikan

    Tanggal Jenis Terapi Rute

    Terapi

    Dosis Indikasi Terapi

    18/09/2013 Amoxycillin

    Asam

    Mefenamat

    Emineton

    Oral

    Oral

    Oral

    3 x 500 Mg

    3 x 500 Mg

    1 x 1 tab.

    Antibiotik (mencegah

    infeksi)

    Analgetik (mengurangi

    nyeri)

    Derivat besi (mengatasi

    anemia)

    19/09/2013 Amoxycillin

    Asam

    Mefenamat

    Emineton

    Oral

    Oral

    Oral

    3 x 500 Mg

    3 x 500 Mg

    1 x 1 tab.

    Antibiotik (mencegah

    infeksi)

    Analgetik (mengurangi

    nyeri)

    Derivat besi (mengatasi

    anemia)

    20/09/2013 Amoxycillin

    Asam

    Mefenamat

    Emineton

    Oral

    Oral

    Oral

    3 x 500 Mg

    3 x 500 Mg

    1 x 1 tab.

    Antibiotik (mencegah

    infeksi)

    Analgetik (mengurangi

    nyeri)

    Derivat besi (mengatasi

    anemia)

  • 16. Analisa Data

    Data Penyebab Masalah

    DS:

    1. Ibu mengatakan nyeri pada daerah

    kemaluan terutama jika untuk

    bergerak dan duduk, nyeri tajam,

    perih, lokasi pada daerah perineum,

    nyeri sedang skala 6.

    2. Ibu mengatakan perut terasa mual-

    mual dan seperti dipelintir.

    DO:

    1. Tampak berhati-hati ketika bergerak

    di tempat tidur.

    2. Ekspresi wajah merintih ketika

    bergerak atau duduk.

    3. Tanda-tanda vital : TD: 110/80

    mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24

    kali/menit, S: 36,5 oC.

    Agen injuri fisik

    Kontraksi uterus

    Nyeri akut

    DS:

    Ibu mengatakan terdapat luka di

    kemaluannya dan rasanya sakit.

    DO:

    1. Terdapat ruptur perineum derajat I

    dengan jahitan luar 1 Zide.

    2. Luka tampak basah.

    3. Lb. Darah (3-11-2004):

    HB: 9,9

    AL: 13,3

    HCT: 30

    Faktor risiko:

    Trauma jaringan

    Tidak adekuatnya

    pertahanan

    sekunder tubuh

    Risiko infeksi

  • DS:

    Ibu mengatakan merasa lelah dan ingin

    tidur.

    DO:

    1. Ibu tidak mampu masuk dan keluar

    dari kamar mandi.

    2. Tampak lemah.

    3. Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh

    keluarga.

    Kelelahan Defisit perawatan

    diri:

    Mandi/kebersihan

    diri, Toileting

    4. Diagnosa Keperawatan

    Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:

    a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus.

    b. Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan dengan

    Kelelahan.

    c. Risiko infeksi berhubungan dengan Faktor risiko: Trauma jaringan, Tidak

    adekuatnya pertahanan sekunder tubuh.

    5. Rencana Pendidikan Kesehatan

    Area Rencana Tindakan

    Kerja Memberikan informasi bahwa selama tiga minggu post partum belum

    diperbolehkan bekerja keras, seperti mengangkat ember, barang-

    barang yang berat, dan memperbolehkan bekerja ringan seperti

    menyapu, menyetrika, dan memasak.

    Istirahat

    Mengajarkan kepada ibu agar istirahat dengan cukup saat bayi tertidur,

    hal ini sangat baik untuk memulihkan kondisi ibu walaupun ibu tidak

    punya masalah dengan keadaan tidur.

    Latihan Mengajarkan kepada ibu bahwa latihan pada awal minggu pertama

    post partum seperti menaiki tangga, senam post partum.

    Hygiene Mengajarkan pada ibu untuk selalu membersihkan daerah vagina dan

    perineum setelah bak atau bab dengan air sabun.

  • Koitus Mengajarkan pada ibu bahwa koitus bisa dimulai apabila lokhia

    berubah menjadi putih dan luka perineum sudah sembuh sempurna

    serta ibu merasa nyaman untuk melakukan hubungan.

    Kontrasepsi Menjelaskan kepada ibu bisa menggunakan kontrasepsi setelah tiga

    minggu post partum dan apabila ibu menyusui secara penuh dan tidak

    memberikan makanan tambahan pada bayi bisa dipergunakan untuk

    kontrasepsi selama enam bulan post partum.

    Follow up Ibu bisa mengontrolkan diri seminggu setelah persalinan dan

    selanjutnya kontrol sampai 42 hari post partum

    Lain-lain -

  • No

    DX

    Tanggal/Jam Tindakan Catatan Perkembangan TTD

    1 Rabu,18/09/2013

    Jam 09.45 Wita

    Rabu,18/09/2013

    Jam 21.10 Wita

    1. Mengkaji nyeri klien: PQRST.

    2. Mengukur TTV.

    3. Menganjurkan klien untuk melakukan

    mobilisasi bertahap.

    4. Membatasi pengunjung.

    1. Mengkaji nyeri klien: PQRST.

    2. Menyarankan klien untuk mengubah posisi

    tidur secara teratur.

    3. Mengajarkan klien tehnik napas dalam dan

    masase pada daerah ekstremitas dan

    punggung.

    4. Membatasi pengunjung.

    S :

    1. Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada

    daerah sekitar kemaluan meskipun sudah

    berkurang dibanding tadi pagi.

    2. Nyeri tajam, perih, nyeri sedang skala 5,

    waktu ketika melakukan

    mobilisasi/ambulasi.

    3. Ibu mengatakan sudah mencoba turun dari

    tempat tidur dengan bantuan kursi dan posisi

    tidur berubah-ubah.

    O :

    1. Ekspresi wajah ketika melakukan ambulasi

    tampak menahan nyeri.

    2. Posisi tidur miring ke kanan.

    3. Ibu mampu mempraktekkan teknik napas

    dalam dan masase.

    4. Penunggu 1 orang ibu klien.

    A : Tujuan belum berhasil.

    P : Lanjutkan intervensi.

  • Kamis,19/09/2013

    Jam 06.00 Wita

    1. Mengkaji nyeri klien: PQRST.

    2. Mengukur TTV.

    3. Memberikan analgetik asam mefenamat 500

    Mg oral.

    4. Menjelaskan tentang nyeri pada post partum.

    S : Ibu mengatakan nyeri jauh berkurang

    dibandingkan kemarin, nyeri ringan, skala 3,

    lokasi di daerah sekitar kemaluan.

    O :

    1. Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg, N: 80

    kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6 oC.

    2. Obat diminum.

    3. Wajah tampak segar, tenang.

    4. Dapat turun dari tempat tidur dan berjalan.

    A : Tujuan berhasil sebagian.

    P : Lanjutkan intervensi.

    2 Kamis,19/09/2013

    Jam 09.45 Wita

    1. Mengkaji kemampuan mandi ibu.

    2. Mengkaji kemampuan ibu ke toilet.

    3. Mengkaji keadaan kuku.

    S :

    1. Ibu mengatakan sudah bisa membersihkan

    daerah perineal yaitu dengan sabun dan

    selalu dijaga kekeringannya, mengganti

    pembalut jika basah.

    2. Ibu mengatakan kalau mandi dan ke toilet

    sementara waktu dibantu oleh ibunya, tadi

    sore.

  • Kamis,19/09/2013

    Jam 21.30 Wita

    Kamis,19/09/2013

    Jam 05.30 Wita

    1. Melakukan diskusi dengan ibu cara

    membersihkan daerah perineal.

    2. Menganjurkan ibu pada saat mandi untuk:

    Menggunakan suhu air yang nyaman.

    Memonitor kondisi kulit.

    Menempatkan alat mandi sesuai kondisi.

    Menyediakan alat mandi pribadi.

    Kamis, 19/09/2013 Jam 05.30 WIB

    1. Memfasilitasi ibu untuk mandi dengan

    menyediakan air hangat, menjaga privasi,

    melibatkan keluarga dalam membantu mandi

    dan toileting.

    2. Mengkaji kemampuan klien ke toilet.

    O : Aktif dalam diskusi.

    A : Tujuan berhasil sebagian.

    P : Lanjutkan intervensi.

    Kamis, 19/09/2013 Jam 07.00 WIB

    S :

    1. Ibu mengatakan pagi ini akan mencoba

    mandi sendiri ke kamar mandi.

    2. Keluarga menyatakan akan membantu semua

    kebutuhan klien.

    O :

    1. Ibu tampak berjalan ke kamar mandi.

    2. Ibu mampu mandi dan melakukan eliminasi

    di kamar mandi.

    3. Keluarga membantu menuntun klien dan

    menyediakan alat mandinya.

    4. Ibu tampak segar dan berbau haru

  • A : Tujuan berhasil.

    P : Lanjutkan dengan motivasi ibu untuk

    melakukan aktivitas lainnya secara mandiri.

    3 Jumat,20/09/2013

    Jam 09.45 Wita

    Jumat,20/09/2013

    Jam 21.30 Wita

    1. Membatasi jumlah pengunjung.

    2. Mengajarkan cara mencuci tangan kepada

    orang tua.

    3. Menganjurkan orang tua untuk mencuci

    tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

    bayi.

    4. Memonitor tanda infeksi lokal dan sistemik.

    5. Memonitor AL.

    6. Mengukur tanda-tanda vital.

    7. Mengawasi tanda-tanda REEDA.

    8. Mengobservasi kontraksi uterus.

    1. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk:

    Menjaga kebersihan kamar.

    membatasi jumlah pengunjung.

    Memberikan nutrisi yang adekuat.

    Memberikan cairan dan istirahat yang

    cukup.

    S : Ibu mengatakan akan melakukan hal-hal yang

    disarankan meskipun selama ini juga sudah

    melakukannya.

    O : Klien dan keluarga aktif dalam diskusi.

    Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

    A : Tujuan berhasil sebagian.

    P : lanjutkan intervensi.

    S : Ibu mengatakan cairan yang keluar berwarna

    merah dengan jumlah lumayan banyak, perut

    juga masih terasa mulas tapi sudah berkurang

    dibanding kemarin.

  • Jumat,20/09/2013

    Jam 05.30 Wita

    Menjaga kebersihan dan melakukan

    perawatan kulit.

    Melakukan aktivitas dan mobilisasi.

    2. Mengajarkan ibu dan keluarga tentang tanda-

    tanda infeksi, cara mencegah infeksi.

    1. Meginspeksi kulit dan mukosa dari

    kemerahan, panas, atau drainase.

    2. Memonitor pengeluaran lokhia.

    3. Memonitor involusi uterus dan tinggi fundus

    uteri.

    4. Memonitor tanda-tanda vital.

    5. Mengawasi tanda-tanda REEDA.

    6. Mencuci tangan sebelum dan sesudah

    melakukan tindakan.

    7. Memberikan antibiotik Amoxycillin 500 Mg

    per oral dan derivat besi Emineton 1 tablet.

    O :

    1. Kulit intact, mukosa tampak basah,

    kemerahan, dan tidak ada perlukaan.

    2. Lokhia rubra.

    3. Involusi uterus baik.

    4. TFU 2 jari dibawah pusat.

    5. Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg, N: 80

    kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6 oC.

    6. Tidak terdapat tanda REEDA.

    7. Obat diminum.

    A : Tujuan berhasil.

    P : Monitoring hasil implementasi.

  • Rencana Keperawatan

    Tanggal Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

    18/09/2013 1. Nyeri akut berhubungan dengan

    trauma mekanis , edema /

    pembesaran jaringan atau distensi

    efek efk hormonal

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan nyeri

    ibu berkurang dengan criteria

    evaluasi : skala nyeri 0-1 , ibu

    mengatakan nyerinya

    berkurang sampai hilang ,

    tidak merasa nyeri saat

    mobilisasi , tanda vital dalam

    batas normal . S = 37 C . N =

    80 x/menit , TD = 120/80

    mmHG , R = 18 20 x / menit

    1. Kaji ulang skala

    nyeri

    2. Anjurkan ibu agar

    menggunakan

    teknik relaksasi

    dan distraksi rasa

    nyeri

    3. Motivasi : untuk

    mobilisasi sesuai

    indikasi

    4. Berikan kompres

    hangat

    5. Delegasi

    pemberian

    analgetik

    1. mengidentifikasi

    kebutuhan dan intervensi

    yang tepat

    2. untuk mengalihkan

    perhatian ibu dan rasa

    nyeri yang dirasakan

    3. memperlancar

    pengeluaran lochea,

    mempercepat involusi

    dan mengurangi

    nyeri secara bertahap.

    4. meningkatkan sirkulasi

    pada perinium

    5. melonggarkan system

    saraf perifer sehingga

    rasa nyeri berkurang

  • 19/09/2013 1. Resiko tinggi terhadap kekurangan

    volume cairan berhubungan dengan

    penurunan masukan / penggantian

    tidak adekuat , kehilangan cairan

    berlebih ( muntah , hemoragi ,

    peningkatan keluaran urine )

    setelah diberikan askep

    diharapkan infeksi pada ibu

    tidak terjadi dengan KE :

    dapat mendemonstrasikan

    teknik untuk menurunkan

    resiko infeksi, tidak terdapat

    tanda-tanda infeksi.

    1. Kaji lochea

    (warna, bau,

    jumlah) kontraksi

    uterus dan kondisi

    jahitan episiotomi.

    2. Sarankan pada ibu

    agar mengganti

    pembalut tiap 4

    jam.

    3. Pantau tanda-tanda

    vital.

    4. Lakukan rendam

    bokong.

    5. Sarankan ibu

    membersihkan

    perineal dari depan

    ke belakang.

    1. untuk dapat mendeteksi

    tanda infeksi lebih dini

    dan mengintervensi

    dengan tepat.

    2. pembalut yang lembab

    dan banyak darah

    merupakan media yang

    menjadi tempat

    berkembangbiaknya

    kuman.

    3. peningkatan suhu > 38C

    menandakan infeksi.

    4. untuk memperlancar

    sirkulasi ke perinium dan

    mengurangi udema.

    5. membantu mencegah

    kontaminasi rektal

    melalui vaginal.

  • 20/09/2013

    1. Resiko tinggi terhadap infeksi

    berhubungan dengan trauma jaringan

    , penurunan Hb , prosedur invasive ,

    pecah ketuban , malnutrisi

    setelah diberikan askep ibu

    diharapkan tidak kekurangan

    volume cairan dengan KE :

    cairan masuk dan keluar

    seimbang, Hb/Ht dalam batas

    normal (12,0-16,0 gr/dL)

    1. Ajarkan ibu agar

    massage sendiri

    fundus uteri.

    2. Pertahankan cairan

    peroral 1,5-2

    Liter/hari

    3. Observasi

    perubahan suhu,

    nadi, tensi.

    4. Periksa ulang

    kadar Hb/Ht.

    1. memberi rangsangan

    pada uterus agar

    berkontraksi kuat dan

    mengontrol perdarahan.

    2. mencegah terjadinya

    dehidrasi.

    3. peningkatan suhu dapat

    memperhebat dehidrasi.

    4. penurunan Hb tidak

    boleh melebihi 2

    gram%/100 dL.