34
MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS ABORTUS Disusun oleh : 1. Moch Fajar Sidiq Maulana H. P17320312026 2. Mirza Riadiani Surono P17320312041 3. Yessi Ayu P17320312078 Tingkat II A

Tugas Maternitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhqkfq

Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITASABORTUS

Disusun oleh :1. Moch Fajar Sidiq Maulana H.P173203120262. Mirza Riadiani SuronoP173203120413. Yessi AyuP17320312078

Tingkat II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNGPROGAM STUDI KEPERAWATAN BOGORJl. Dr. Semeru No. 116 Bogor Barat, Kota Bogor

3

Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang ABORTUS. Meskipun banyak hambatan dalam proses pengerjaannya, tetapi kami dapat menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas I. Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian

Bogor, Maret 2013

Penyusun

Daftar Isi Kata PengantariDaftar IsiiiBAB I PENDAHULUAN4A.Latar Belakang4B.Rumusan Masalah5C.Tujuan5BAB II TINJAUAN TEORI6A.Konsep kehamilan61.Definisi62.Proses Terjadinya Kehamilan6B.Pengertian Abortus6C.Klasifikasi Abortus7D.Manifetasi Klinis8E.Etiologi9F.Patofisiologi9G.Prognosis9H.Pemeriksaan Penunjang10I.Penanganan Medis10J.Penatalaksanaan aborsi12BAB III ASUHAN KEPERAWATAN16A.Pengkajian16B.Pemeriksaan fisik17C.Diagnosa Keperawatan18D.Implementasi20E.Evaluasi20BAB IV PENUTUP21A.Kesimpulan21B.Saran21Daftar pustaka22ii

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangAbortus provocatus adalah istilah Latin yang secara resmi dipakai dalam kalangan kedokteran dan hukum. Maksudnya adalah dengan sengaja mengakhiri kehidupan kandungan dalam rahim seseorang perempuan hamil. Karena itu abortus provocatus harus dibedakan dengan abortus spontaneus, dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara abortus yang disengaja dan abortus spontan. Secara medis abortus dimengerti sebagai penghentian kehamilan selama janin belum viable, belum dapat hidup mandiri di luar rahim, artinya sampai kira-kira 24 minggu atau sampai awal trimester ketiga.r Institute (1989) melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 55 juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap hari 150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih dalam kandungan. Janin : (Manusia dalam Rahim) Pengguguran kandungan alias aborsi (abortus, bahasa Latin) secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami (abortus natural) dan aborsi buatan (abortus provocatus), yang termasuk didalamnya abortus provocatus criminalis, yang merupakan tindak kejahatan dan dilarang di Indonesia (diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992). Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah melakukannya. Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan kehidupan anak manusia dimulai.Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi.

Tujuan1. Memahami konsep Kehamilan.2. Memahami definisi Abortus.3. Memahami klasifikasi Abortus.4. Memahami manifestasi klinik.5. Mengetahui patofisiologi Abortus.6. Mengetahui prognosis Abortus.7. Mengetahui pemeriksaan penunjang Abortus.8. Mengetahui penanganan medis.9. Mengetahui penatalaksanaan Abortus.10. Mengetahui konsep asuhan keperawatan Abortus.11. Mengetahui konsep asuhan keperawatan Abortus.

BAB IITINJAUAN TEORI

1. Konsep kehamilanDefinisiKehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepi sampai dari mulai nya persalinan atau lahirnya janin. Lamanya kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu. Dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Mochtar,1998).Kehamilan normal meruakan kehamilan yang tidak mengalami gejala-gejala atau kelainan maupun komplikasi dari usia kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir / HPHT. (Saifudin, 2002)Proses Terjadinya Kehamilan Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur atau ovum dan sel mani atau spermatozoa. Dalm air main terdapat spermatozoa sebanyak 100-12 juta tiap cc, kerena memiliki ekor yang dapat bergerak, maka dalam satu jam saja spermatozoa dapat melalui kanalis servikalis dalam kavum uteri kemudian berada dalam tuba falopii. Apabila pada saat bersamaan terjadi ovulasi maka vertilisasi mungkin dapat terjadi. Apabila fertilisasi terjadi maka sel telur akan disebut zygote dan zygote inilah yang akan berkembang menjadi janin atau fetus. (Sastrawinata, 1983).Pengertian AbortusAbortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup swendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila afetus itu terletaknya antara 400 1000 gram, atau kehamilan kurang dari 28 minggu (Eastman).Abortus pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilann 28 minggu., yaitu fetus belum viable by law (jeffcoat)Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentase belum selesai (holmer).

Klasifikasi AbortusAbortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu1. Menurut terjadinya dibedakan atas :1) Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.2) Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja tanpa indikasi medis, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.Abortus ini terbagi lagi menjadi:a. Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.b. Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional.2. Menurut gambaran klinis, dibedakan atas :1) Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.Dalam hal ini, keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan antispasmodika serta istirahat. Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau reaksi kehamilan 2 kali berturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).2) Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang berlangsung dan mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, ketuban yang teraba akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Terapi seperti abortus inkomplit. 3) Abortus inkomplit (keguguran yang tersisa) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong. Terapi hanya dengan uterotonika.4) Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih. Menurut HERTIG abortus spontan terjadi dalam 10 5dari kehamilan dan abortus habitualis3,6-9,8% dari abortus spontan.Kalau seorang penderita telah mengalami 2 abortus berturut-turut maka optimisme untuk kehamilan berikutnya berjalan normal, hanya sekitar 16 %.5) Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital.6) Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium.7) Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. Fetus yang meninggal ini bisa keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati, bisa diresorbsi kembali sehingga hilang, bisa terjadi mengering dan menipis yang disebut fetus papyraceus, atau bisa jadi mola karnosa dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan mengalami degenerasi dan air ketubannya diresorbsi.Manifetasi Klinis1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterusPemeriksaan ginekologi :a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva.b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium.c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri. Etiologi Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :1. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalaha. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi Xb. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol. 2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis4. Factor eksternal,seperti radiasi dan obat-obatan5. Factor janin6. Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus. PatofisiologiAbortus biasanya disertai dengan perdarahan di dalam desidua basalis dan perubahan nekrotik di dalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan. Ovum yang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi benda asing di dalam uterus sehingga merangsang kontraksi uterus dan mengakibatkan pengeluaran janinPrognosisPada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus. Pemeriksaan Penunjang 1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 3 minggu setelah abortus2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion Penanganan Medis1. Abortus iminens Istrahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsangan mekanik berkuang. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negative, mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 1.000 mg. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptic untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.2. Abortus insipiens ila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuscular. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infokus oksitosin 0,5 mg intramuscular 5 % 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai abortus komplit. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.3. Abortus inkomplit ila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual. Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi.4. Abortus komplit ila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 sampai 5 hari. Bila pasein anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfuse darah. Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi. Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.5. Missed abortion Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret taam. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering arau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi. Pada kehamlan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakuka dilatasi serviks dengan dilatator hegar. Kemudian hasil kosepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infuse oksitosin 10 IU dalam deksrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes/menit dan naikkan dosis sampai ada kontaksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infuse oksitosin setelah pasien istirahat satu hari. Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari dibawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.6. Abortus septikAbortus septic harus dirujuk ke rumah sakit.1) Penanggulangan infeksia. Obat pilihan pertama: penisilin prokain 800.000 IU intramuscular iap 12 jam ditambah kloamfenikol 1 g peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam.b. Obat pilihan kedua: ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah metrodinazol 500 mg taip 6 jam.c. Obat pilihan lainnya: ampisilin dan kloroamfenikol, penisilin dan gentamisin.2) Tingkatkan asupan cairan3) Bila perdarahan banyak, lakukan transfuse darah.4) Dalam 24 jam sampai 28 jam setelah perlindungan antibiotic atau lebih cepat lagi bla terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.Penatalaksanaan aborsiProses Abortus dapat dibagi atas 4 tahap :1. Abortus IminensPenatalaksanaan a. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panasc. Tes kehamilan dapat dilakuka. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.d. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 1.000 mge. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin Cf. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.2. Abortus InsipiensPenatalaksanaan :a. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.b. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.c. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.3. Abortus InkomplitPenatalaksanaan :a. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah.b. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular.c. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.d. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.4. Abortus KomplitPenatalaksanaan : a. Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 5 hari.b. Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah.c. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.d. Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.5. Abortus AbortionPenatalaksaan :a. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.b. Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.c. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.d. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.e. Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.7. Abortus Septika. Penanggulangan infeksi : Obat pilihn pertama : penisilin prokain 800.000 IU intramuskular tiap 12 jam ditambah kloramfenikol 1 gr peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam. Obat pilihan kedua : ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah metronidazol 5000 mg tiap 6 jam. Obat pilihan lainnya : ampisilin dan kloramfenikol, penisilin, dan metronidazol, ampisilin dan gentamisin, penisilin dan gentamisin.b. Tingkatkan asupan cairan.c. Bila perdarahan banyak , lakukan transfusi darah.d. Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.Pada pasien yang menolak dirujuk beri pengobatan sama dengan yang diberikan pada pasien yang hendak dirujuk, selama 10 hari : Di rumah sakit :a. Rawat pasien di ruangan khusus untuk kasus infeksi.b. Berikan antibiotik intravena, penisilin 10-20 juta IU dan streptomisin 2 g.c. Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan cairan.d. Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah , denyut nadi dan suhu badan.e. Oksigenasi bila diperlukan, kecepatan 6 8 liter per menit.f. Pasang kateter Folley untuk memantau produksi urin.g. Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, hematokrit, golongan darah serta reaksi silang, analisi gas darah, kultur darah, dan tes resistensi.h. Apabila kondisi pasien sudah membaik dan stabil, segera lakukan pengangkatan sumber infeksi.i. Abortus septik dapat mengalami komplikasi menjadi syok septik yang tanda-tandanya ialah panas tinggi atau hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran menurun, tekanan darah menurun dan sesak nafas

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

1. PengkajianPengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.1. Keluhan utama:Kaji adanya menstruasi tidak lancer dan adanya pendarahan pervagina berulang.2. Riwayat kesehatan:Riwayat kesehatan sekarang yaituKeluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.Riwayat kesehatan masa laluKeluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.Riwayat penyakit yang pernah dialami:Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.Riwayat kesehatan reproduksi:Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.Pemeriksaan fisika. Pemeriksaan umum Keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi tanda-tanda vital : tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. b. Pemeriksaan fisika) Inspeksi:Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya.b) Palpasi : Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus. Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor. Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal. Pemeriksaan abdomen. Abdomen lunak,uterus dapat teraba dan nyeri tekan yang hebat pada abdomen,menunjukan iritasi peritoneum karena infeksi atau pendarahan intra abdomen.c) Auskultasi:Mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.d) Pemeriksaan laboratorium: Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear. Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :1. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang abortus.Tujuan : kecemasan ibu berkurang.Intervensi : Lakukan komunikasi terapetik dengan pasien Berikan informasi tentang abortus Yakinkan pasien tentang diagnose2. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan.Tujuan : Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.Intervensi :o Kaji kondisi status hemodinamikaRasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasio Ukur pengeluaran harianRasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal3. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi.Tujuan : Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi.Intervensi : Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitasRasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandunganRasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hariRasional : Mengistiratkan klilen secara optimal4. Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri.Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.Intervensi : Kaji kondisi nyeri yang dialami klienRasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnyaRasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri Kolaborasi pemberian analgetikaRasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik5. Resiko tinggi Infeksi b.d perdarahan, kondisi vulva lembab.Tujuan : Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan.Intervensi : Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bauRasional : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahanRasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar Lakukan perawatan vulvaRasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan ineksi.ImplementasiPada tahap pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah disusun dengan mengarahkan ke pencapaian tujuan dan semua tindakan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.EvaluasiEvaluasi adalah merupakan pengukuran dari keberhasilan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam menggunakan proses keperawatan.Berdasarkan perencanaan di atas maka hasil evaluasi yang diharapkan meliputi :1. Kecemasan ibu berkurang.2. Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.3. Klien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi.4. Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.5. Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan.

BAB IVPENUTUP1. KesimpulanBerjuta-juta wanita setiap tahunnya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa kehamilan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus. Dan kejadian abortus sangat banyak ditemukan yang merupakan salah satu dari perdarahan dalam masa kehamilan.Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.Abortus ada 2 macam, baik itu spontan maupun buatan. Dan masing-masing dari abortus ini terbagi lagi. Sehingga ada banyak bentuk-bentuk abortus yang kita temui.Ada banyak faktor yang mempengaruhi abortus dalam kehamilan baik itu dari faktor ibu, bapak, janin dan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya abortus atau kehamilan yang tidak dapat dipertahankan.Saran Kepada mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai hal-hal yang patologi dalam kehamilan khususnya abortus dalam kehamilan.

Daftar pustakaYohana,Yovita & Yessica.Kehamilan dan persalinan,2011.Garda media:Jakarta