43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor. Dari tiga kausa klasik angka kematian ibu (AKI) maka saat ini hipertensi dalam kehamilan serta kausa non obstetric telah melampaui penyebab infeksi dan perdarahan. Khusus hipertensi dalam kehamilan termasuk preeclampsia ditemukan dalam jumlah yang menetap dan 1

askep maternitas 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep maternitas

Citation preview

Page 1: askep maternitas 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga

kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama

kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga,

hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus.

Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki

kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita

hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil

memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa

faktor.

Dari tiga kausa klasik angka kematian ibu (AKI) maka saat ini hipertensi

dalam kehamilan serta kausa non obstetric telah melampaui penyebab infeksi dan

perdarahan. Khusus hipertensi dalam kehamilan termasuk preeclampsia ditemukan

dalam jumlah yang menetap dan cenderung meningkat meliputi 5 – 7% dari

kehamilan dan merupakan komplikasi medis tersering dalam kehamilan. Kurang lebih

70% wanita yang didiagnosis hipertensi dalam kehamilan merupakan preeclampsia.

Sesuai dengan target dari WHO yang dituangkan dalam MDG’s 2015 diharapkan

angka kematian ibu sekarang.

Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar

hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih

serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan

1

Page 2: askep maternitas 2

sangat membahayakan baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa

menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Konsep Dasar Penyakit dari Hipertensi dalam Kehamilan?

2. Bagaimanakah Konsep dasar Asuhan keperawatan pada pasien  dengan Hipertensi

dalam kehamilan?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

konsep asuhan keperawatan tentang hipertensi pada masa kehamilan

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Konsep Dasar  Penyakit dari Hipertensi dalam kehamilan

b. Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada pasien dengan 

Hipertensi dalam kehamilan

2

Page 3: askep maternitas 2

BAB II

KONSEP DASAR TEORI

A. Definisi

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari

aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan

merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki

hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90

mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan, sensitifitas

garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah

beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.

Sampai saat ini belum ada keseragaman dalam hal definisi hipertensi pada

kehamilan. Dapat berupa kenaikan tekanan darah pada trimester kedua, atau tekanan

pada trimester yang sama dengan sebelum hamil. Akan tetapi saat ini dalam beberapa

konsensus sudah menuju kesepakatan dalam banyak hal mengai terminolgi. Walaupun

batasan hipertensi adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, masih ada yang

belum sepakat, oleh karena pemakaian batas tekanan darah ini mengakibatkan ada

kelompok pasien preplansia-eklampsia yang tidak masuk kriteria. Dalam hal

pemakean kriteria proteinuria lebih sulit lagi, mengingat pemeriksaan ini amat

subyektif dan tidak terlalu tepat. Saat dianggap periksaan uji celup ( dipstick test)

merupakan pemeriksaan yang cukup baik untuk membedakan proteinuria atau tidak.

3

Page 4: askep maternitas 2

B. Etiologi

Pada dasarnya penyebab hipertensi belum jelas diketahui, namun ada beberapa faktor

resiko yang terkait dengan perkembangan hipertensi pada ibu hamil, meliputi:

a. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) danbeberapa obat

hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)secara terus menerus

(sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.Merokok juga merupakan salah

satu faktor penyebab terjadinya peningkatantekanan darah tinggi dikarenakan tembakau

yang berisi nikotin. Minumanyang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor

yang dapatmenimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.

b. Congenital

c. Kehamilan dengan Janin Besar

d. Obesitas

C. Gejala Hipertensi pada Ibu Hamil

1. Sakit kepala

2. Mudah lelah

3. Mual, Muntah

4. Sesak napas

5. Gelisah

6. Perdarahan dari hidung

7. Wajah kemerahan

8. Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata, jantung

dan ginjal.

4

Page 5: askep maternitas 2

D. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan

Menurut Amiruddin (2007) hipertensi hanya dibagi dua yaitu :

a. Hipertensi Primer/essensial: hipertensi yang tidak/belum diketahui

penyebabnya

b. Hipertensi sekunder: hipertensi yang disebabkan/sebagai akibat dari adanya

penyakit lain.

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :

1. Preeklamsia adalah hipertensi ( 140/90 mmHg ) dan proteinuria ( >300

mg/24jam urin ) yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu pada perempuan

yang sebelumnya normotensi.

2. Hipertensi kronik didefinisikan sebagai tekanan daraah sistolik lebih atau

sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg

yang ada sebelum kehamilan, pada saat kehamilan 20 yang bertahan lebih dari

20 minggu pasca partus.

3. Preeklamsia pada hipertensi kronik, adalah hipertensi pada perempuan hamil

yang kemudian mengalami proteinuria, atau pada yang sebelumnya sudah ada

hipertensi dan proteinuria, adanya kenaikan mendadak tekanan darah atau

protein uria, trombositopenia, atau peningkatan enzim hati.

4. Hipertensi gestasional atau yang sesaat, dapat terjadi pada saat kehamilan 20

minggu tetapi tanpa proteinuria. Pada perkembanganya dapat terjadi

proteinuria sehingga dianggap sebagai preeklamsia. Kemudian dapat juga

keadaan ini berlanjut menjadi hipertensi kronik.

5

Page 6: askep maternitas 2

E. Patofisiologi

Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang bertambah hal

ini menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena progesteron berfungsi sebagai

diuretik ringan.Kehilangan natrium menyebabkan penyempitan dari vilume darah

kompartemen vaskuler, pada kehamilan dengan pre eklamsi menunjukan adanya

peningkatan resistensi perifer dan vasokontriksi pada ruang vaskuler, bertanbahnya

protein serum (albumin dan globulin ) yang lolos dalam urine disebabkan oleh adanya

lesi dalam glomerolus ginjal, sehingga terjadi oliguri karena menurunnya aliran darah

ke ginjal dan menurunnya GFR (glomerulus filtrat rate ) kenaikan berat badan dan

oedema yang disebabkan penambahan cairan yang berlebihan dalam ruang intrestisial

mungkin berhubungan dengan adanya retensi air dan garam, terjadinya pergeseran

cairan dari ruang intravaskuler ke intertisial diikuti oleh adanya kenaikan hematokrit,

peningkatan protein serum menambah oedem dan menyebabkan volume darah

berkurang, visikositas darah meningkat dan waktu peredaran darah menjadi lama.

Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi

penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri

menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah. Selain itu, angiotensin II

menyebabkan sel endotel berkonstraksi.

6

Page 7: askep maternitas 2

F. Pathway

7

Jenis kelaminUmur Gaya hidup Obesitas

ss

hipertensii

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh darah Retina

Nyeri kepala

Gangguan pola tidur

Suplai O2 otak menurun

Sinkop

Ktdk ef perfusi

jaringan

Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal

Blood flow munurun

Respon RAA

Rangsang aldosteron

Retensi Na

Edema

sistemik

vasokonstriksi

Afterload meningkat

Penurunan curah jantung

Fatique

Intoleransi aktifitas

koroner

Iskemi miocard

Nyeri dada

Spasme arteriole

Diplopia

Resti injuri

Resistensi pembuluh darah otak

Elastisitas , arteriosklerosis

Kelebihan volume cairan

Page 8: askep maternitas 2

G. Manisfestasi Klinis

Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :

1. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg

2. Proteinuria samar sampai +1

3. Peningkatan enzim hati minimal

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain :

1. Proteinuria + 2 persisten atau lebih

2. Nyeri kepala

3. Gangguan penglihatan

4. Nyeri abdomen atas

5. Oliguria

6. Kejang

7. Pertumbuhan janin terhambat

8. Trombositopenia

9. Peningkatan enzim hati.

H. Pemeriksaan Diagnostik

1. CT-Scan Hepar menunjukkan hematom subkapsularis di hepar

2. MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa

mendasar tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan.

8

Page 9: askep maternitas 2

I. Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaannya antara lain :

1. Deteksi prenatal dini

Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia

kehamilan 28 mingg, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36

minggu, setelah itu setiap minggu.

2. Penatalaksanaan di rumah sakit

Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :

a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari

temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri

epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat.

b. Berat badan saat masuk.

c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2

hari.

d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara

tengah malam dan pagi hari.

e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim

hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan

hipertensi.

9

Page 10: askep maternitas 2

f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara

klinis maupun USG.

3. Terminasi kehamilan

Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap

biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan

sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi

persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio

sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.

4. Terapi obat antihipertensi

Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau

memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi

dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.

DIURETIK

Diuretik merupakan ‘initial drug choices’, obat ini biasanya menjadi pilihan

untuk terapi awal hipertensi yang tidak disertai dengan komplikasi / kondisi

khusus.

Diuretik menurunkan tekanan darah dengan cara mengeluarkan cairan dan

garam. Minum diuretik menyebabkan frekuensi miksi (kencing) jadi meningkat.

Contoh diuretik adalah HCT ('Hydro Chloro Tiazid').

Diuretik sering dikombinasikan dengan obat antihipertensi dari golongan lain.

Saat ini sudah tersedia HCT dengan obat antihipertensi golongan lain dalam

satu sediaan tablet.

10

Page 11: askep maternitas 2

GOLONGAN ‘ACE-INHIBITOR’

Yaitu 'Angiotensin-Converting Enzyme' (ACE) Inhibitor. Obat ini mencegah

'konstriksi' (pengkerutan) pembuluh darah akibat formasi hormon 'angiotensin

II' dengan cara memblokade enzim ACE, mencegah pembentukan angiotensin I

menjadi angiotensin II.

Contoh obat golongan ini : Kaptopril.

GOLONGAN ‘ANGIOTENSIN-II RECEPTOR BLOCKERS’

Obat ini akan secara langsung memblokade aksi hormon angiotensin II. Obat ini

dapat digunakan bila penggunaan ACE inhibitor menimbulkan keluhan / efek

samping.

Contoh obat golongan ini : Valsartan, Telmisartan, Olmesartan.

GOLONGAN ‘BETA BLOCKER’ (PENYEKAT BETA)

Obat golongan ini memblokade aksi 'adrenalin' pada sistem saraf otonom,

sehingga menurunkan frekuensi jantung (heart's rate) dan curah jantung (heart's

output). Golongan 'beta blocker' juga akan mengurangi beban jantung.

Contoh obat golongan ini : Propanolol, Atenolol.

GOLONGAN ‘CALCIUM CHANNEL BLOCKER’

Obat ini melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan kapiler menurun. Obat

ini mencegah masuknya 'Calsium' ke jaringan melalui 'Calcium Channel'

sehingga akan me'relaksasi' (mengendurkan) dinding pembuluh darah arteri dan

menurunkan kontraksi jantung.

Contoh obat golongan ini : Verapamil, Diltiazem, Nifedipine.

GOLONGAN ‘DIRECT RENIN INHIBITOR’ (DRI)

Obat golongan ini merupakan obat anti hipertensi terbaru, memiliki efek

menghambat hormon renin dari ginjal.

11

Page 12: askep maternitas 2

Contoh obat golongan ini: Aliskiren.

5. Penundaan pelahiran pada hiperetensi berat

Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran.

Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan

pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat

yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif

atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki

prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

J. Pendukung Penatalaksanaan

Proses pencarian artikel

P = ibu hamil

I = menggunakan diuretik

C = tidak menggunakan diuretik

O = hipertensi

Pertanyaan klinik

Pada ibu hamil, apakah penggunaan diuretik efektif untuk menurunkan hipertensi

pada ibu hamil?

Istilah-istilah pencarian

Berdasarkan pertanyaan klinik (PICO), kita gunakan istilah pencarian berikut:

(pregnant* OR expectant mother) diuretics* AND hypertension

Key word

Ginger

Herbal medicine

Pregnancy

12

Page 13: askep maternitas 2

Nausea

vomiting

Hasil pencarian

Pubmed clinical queries (therapy), 20 temuan. Untuk latihan ini kami telah memilih

penelitian berikut:

Mosa’b Al-Balas RPh, et al. Use of diuretics during pregnancy (2009),

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/?term=(Pregnant*+OR+expectant+mother)

+diuretik+AND+hypertension

Alasan memilih jurnal tersebut karena dari beberapa pilihan jurnal yang kami baca

jurnal tersebut memberikan penjelasan tentang keefektifan penggunaan diuretik pada

hipertensi yang dialami ibu hamil.

Jawaban:

Menurut jurnal yang diteliti oleh Mosa’b Al-Balas RPh Pina Bozzo Adrienne

Einarson RN dari Canadian Family Physician tahun 2009 bahwa penggunaan

diuretik terbukti efektif menurunkan hipertensi pada ibu hamil dan tidak berpengaruh

pada neonatus.

K. Komplikasi

1. Perubahan Kardiovaskuler

Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung

akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhioleh

berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan.

2. Perubahan hematologis

3. Gangguan fungsi ginjal

4. Edema paru

13

Page 14: askep maternitas 2

Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit tersebut.

Prognosis untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah

penyakit paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Angka

kematian ibu akibat hipertensi ini telah menurun selama 3 dekade terakhir ini dari 5%

-10% menadi kurang dari 3% kasus.

14

Page 15: askep maternitas 2

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu proses

keperawatan. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan

praktek keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah keperawatan yang ada

(Budianna Keliat, 1994, 2 ).

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerja sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal ( Carpenito, 2000, 2 ).

A. Pengkajian

1) Identitas pasien

Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat.

Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.

Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi kehamilan di Amerika Serikat

pada dasawarsa yang lalu meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini

sebagian diakibatkan oleh peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan

kelahiran kembar. Sebagai contoh, pada tahun 1998 tingkat kelahiran di

kalangan wanita usia 30-44 dan jumlah kelahiran untuk wanita usia 45 dan

lebih tua berada pada tingkat tertinggi dalam 3 dekade, menurut National

Center for Health Statistics. Lebih jauh lagi, antara 1980 dan 1998, tingkat

kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen secara keseluruhan dan 1.000

persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat triplet dan orde yang lebih tinggi

15

Page 16: askep maternitas 2

kelahiran kembar melompat lebih dari 400 persen secara keseluruhan, dan

1.000 persen di kalangan wanita di mereka 40-an.

2) Keluhan utama

Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti

sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang,

pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya,

nyeri ulu hati.

3) Riwayat  penyakit sekarang

Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali

dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik

biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24

jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan  apakah klien

menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau

skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa

tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan

keluhan-keluhan tersebut.

4) Riwayat penyakit dahulu

Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis

hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina,

dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali

lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu

kehamilan yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan

16

Page 17: askep maternitas 2

resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui

kemungkinan adanya faktor predisposisi.

5) Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-

penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung  hipertensi dalam

kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu

atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali

6) Riwayat psikososial

Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya

serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap

dirinya.

7) Riwayat maternal

Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil

pengkajian. Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan

hipertensi pada kehamilan meliputi hal-hal berikut:

Diagnosa Utama:

a. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit

b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi

c. Kekurangan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi

17

Page 18: askep maternitas 2

Diagnosa pendukung:

a. Gangguan pola tidur b.d gangguan(mis, untuk tujuan terapiutik, pemantauan,

pemeriksaan laboratorium)

b. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

c. Kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan natrium

C. Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Intervensi

NOC NIC

1 Nyeri akut b.d agen

cedera(biologis)

Definisi:

Pengalaman sensori dan

emosional yang tidak

menyenangkan yang

muncul akibat kerusakan

jaringan yang aktual atau

potensial atau digambarkan

dalam hal kerusaknan

sedemikian rupa

(International Assosiation

for the Study of Pain);

awitan yang tiba-tiba atau

lambat dari intensitas

ringan hingga berat dengan

akhir yang dapat

diantisipasi atau diprediksi

dan berlangsung < 6 bulan.

NOC :

Pain Level,

Pain control,

Comfort level

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam pasien dapat mengontrol

nyeri dengan kriteria hasil:

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien dan

tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol

nyeri masa lampau

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

18

Page 19: askep maternitas 2

Batasan Karakteristik:

Perubahan tekanan

darah

Perubahan frekuensi

jantung

Perubahan frekuensi

pernafasan

Indikasi nyeri yang

dapat di amati

Perubahn posisi untuk

menghindari nyeri

Melaporkan nyeri secara

verbal

Gangguan tidur

nyeri (skala,

intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

Tanda vital dalam

rentang normal

seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologi, non

farmakologi dan inter

personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan

intervensi

Ajarkan tentang teknik non

farmakologi

Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Analgesic Administration

Tentukan lokasi,

karakteristik, kualitas, dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat, dosis, dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi

dari analgesik ketika

19

Page 20: askep maternitas 2

pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan,

rute pemberian, dan dosis

optimal

Pilih rute pemberian secara

IV, IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri

hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik, tanda dan gejala

(efek samping)

2 Keidakefektifan perfusi

jaringan b.d hipertensi

Definisi:

Penurunan sirkulasi darah

ke perifer yang dapat

menggangu kesehatan

Batasan Karakteristik:

Tidak ada nadi

Perubahan karakteristik

kulit(warna, elastisitas,

NOC:

Circulation status

Tissue Prefusion :

cerebral

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x24

jam perfusi jaringan pasien

akan membaik dengan

kriteria hasil:

Menunjukkan

keseimbangan cairan,

ditandai dengan indikator

Perawatan sirkulasi

Peningkatan sirkulasi

arteri dan vena

Pemantauan tekanan

intrakranial

Pengukuran dan

interpretasi data pasien

untuk mengukur TIK

Pemantauan neurologis

Pengumpulan dan

analisis data pasien untuk

20

Page 21: askep maternitas 2

rambut, kelembaban,

kuku, sensasi, suhu)

Penurunan nadi

Edema

Nyeri ekstermitas

Warna kulit pucat saat

elevasi

sbb: tekanan darah dalam

rentan yang diharapkan,

nadi perifer teraba,

edema perifer tidak ada,

hidrasi kulit

Menunjukkan integritas

jaringan: kulit membran

mukosa ditandai dengan

indikator sbb suhu

jaringan,

sensasi,elatisitas, hidrasi,

pigmentasi, warna,

ketebalan, jaringan

terbebas dari lesi

mencegah atau

meminimalkan

komplikasi neurologis

Penatalaksanaan sensasi

perifer

Pencegahan,

meminimalkan cedera

atau tidak nyaman pada

pasien dengan perubahan

sensasi

3 Penurunan curah jantung

b.d perubahan afterload

Definisi: Ketidak

adekuatan darah yang

dipompa oleh jantung

untuk memenuhi kebutuhan

metabolik tubuh

Kritera Hasil:

Perubahan frekuensi/

irama jantung(aritmia,

bradikardi, perubahan

EKG, palpitasi,

takikardi)

Perubahan

preload(edema,

keletihan)

NOC :

Cardiac Pump

effectiveness

Circulation Status

Vital Sign Status

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam curah jantung pasien

dapat kembali normal

dengan kriteria hasil:

Tanda Vital dalam

rentang normal (Tekanan

darah, Nadi, respirasi)

Dapat mentoleransi

aktivitas, tidak ada

kelelahan

Tidak ada edema paru,

perifer, dan tidak ada

NIC :

Cardic care

Evaluasi adanya nyeri dada (

intensitas,lokasi, durasi)

Catat adanya disritmia

jantung

Catat adanya tanda dan

gejala penurunan cardiac

putput

Monitor status

kardiovaskuler

Monitor status pernafasan

yang menandakan gagal

jantung

Monitor abdomen sebagai

indicator penurunan perfusi

Monitor balance cairan

Monitor adanya perubahan

21

Page 22: askep maternitas 2

Perubahan

aftrload(kullit lembab,

dipsneaperubahan

warna kulit, )

Perubahan

kontraktilitas(batuk)

Perilaku/emosi(ansietas,

gelisah)

asites

Tidak ada penurunan

kesadaran

tekanan darah

Monitor respon pasien

terhadap efek pengobatan

antiaritmia

Atur periode latihan dan

istirahat untuk menghindari

kelelahan

Monitor toleransi aktivitas

pasien

Monitor adanya dyspneu,

fatigue, tekipneu dan

ortopneu

Anjurkan untuk

menurunkan stress

Fluid Management

Timbang popok/pembalut

jika diperlukan

Pertahankan catatan intake

dan output yang akurat

Pasang urin kateter jika

diperlukan

Monitor status hidrasi

( kelembaban membran

mukosa, nadi adekuat,

tekanan darah ortostatik ),

jika diperlukan

Monitor hasil lAb yang

sesuai dengan retensi cairan

(BUN , Hmt , osmolalitas

urin )

Monitor status

22

Page 23: askep maternitas 2

hemodinamik termasuk

CVP, MAP, PAP, dan

PCWP

Monitor vital sign sesuai

indikasi penyakit

Monitor indikasi retensi /

kelebihan cairan (cracles,

CVP , edema, distensi vena

leher, asites)

Monitor berat pasien

sebelum dan setelah dialisis

Kaji lokasi dan luas edema

Monitor masukan makanan /

cairan dan hitung intake

kalori harian

Kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian terapi

cairan sesuai program

Monitor status nutrisi

Berikan cairan

Kolaborasi pemberian

diuretik sesuai program

Berikan cairan IV pada suhu

ruangan

Dorong masukan oral

Berikan penggantian

nesogatrik sesuai output

Dorong keluarga untuk

membantu pasien makan

Tawarkan snack ( jus buah,

buah segar )

Batasi masukan cairan pada

keadaan hiponatrermi dilusi

23

Page 24: askep maternitas 2

dengan serum Na < 130

mEq/l

Monitor respon pasien

terhadap terapi elektrolit

Kolaborasi dokter jika tanda

cairan berlebih muncul

meburuk

Atur kemungkinan tranfusi

Persiapan untuk tranfusi

Fluid Monitoring

Tentukan riwayat jumlah

dan tipe intake cairan dan

eliminaSi

Tentukan kemungkinan

faktor resiko dari ketidak

seimbangan cairan

(Hipertermia, terapi

diuretik, kelainan renal,

gagal jantung, diaporesis,

disfungsi hati, dll )

Monitor berat badan

Monitor serum dan elektrolit

urine

Monitor serum dan

osmilalitas urine

Monitor BP<HR, dan RR

Monitor tekanan darah

orthostatik dan perubahan

irama jantung

Monitor parameter

hemodinamik infasif

Catat secara akutar intake

24

Page 25: askep maternitas 2

dan output

Monitor membran mukosa

dan turgor kulit, serta rasa

haus

Catat monitor warna, jumlah

dan

Monitor adanya distensi

leher, rinchi, eodem perifer

dan penambahan BB

Monitor tanda dan gejala

dari odema

Beri cairan sesuai keperluan

Kolaborasi pemberian obat

yang dapat meningkatkan

output urin

Lakukan hemodialisis bila

perlu dan catat respons

pasien

Vital Sign Monitoring

Monitor TD, nadi, suhu, dan

RR

Catat adanya fluktuasi

tekanan darah

Monitor VS saat pasien

berbaring, duduk, atau

berdiri

Auskultasi TD pada kedua

lengan dan bandingkan

Monitor TD, nadi, RR,

sebelum, selama, dan

setelah aktivitas

25

Page 26: askep maternitas 2

Monitor kualitas dari nadi

Monitor adanya pulsus

paradoksus

Monitor adanya pulsus

alterans

Monitor jumlah dan irama

jantung

Monitor bunyi jantung

Monitor frekuensi dan irama

pernapasan

Monitor suara paru

Monitor pola pernapasan

abnormal

Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit

Monitor sianosis perifer

Monitor adanya cushing

triad (tekanan nadi yang

melebar, bradikardi,

peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab dari

perubahan vital sign

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

26

Page 27: askep maternitas 2

Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang

terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.

(Obsteri Patologi, Univ. Padjajaran Bandung, 1984)

Ada banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil,

antara lainnya sebagai berikut:

1. Hipertensi esensial

Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor

herediter, faktor emosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).

2. Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil

adalah:

- Glomerulonefritis akut dan kronik

- Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :

a. Preeklamsia

b. Hipertensi kronik

c. Preeklamsia pada hipertensi kronik

d. Hipertensi gestasional atau yang sesaat

B. Saran

Diharapkan ibu hamil dapat menjaga atau memperhatikan factor- factor yang

dapat mengakibatkan seseorang itu dapat terjadi hipertensi pada ibu hamil factor-

factor antara lainnya adalah factor stress, pola hidup dan lain-lain. 27

Page 28: askep maternitas 2

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini kami  masih terdapat banyak

kekurangan untuk itu kami mohon saran demi menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Jakarta: Salemba Medika

28

Page 29: askep maternitas 2

Mochtar, Rustam. Prof. DR. 2009. Sypnosis Obstetrik: Obstetrik Patologi. Edisi I. Jakarta:

EGC

Nanda (2009). Nursing Diagnosis: Definitions & Classification 2012-2012. Philadelhia:

NANDA International

Mc Closkey, Joannec, Bullechek, Gloria M. (1996). Nursing Interventions

Clasification(NIC). St. Louis: Mosby

Jhonson, Marion, Meridean Mass. (2000). Nursing Outcomes Clasification(NOC). St. Louis:

Mosby

Prawiraharjo, Sarwono. 2006 . Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Puataka

29