30
A. PENDAHULUAN Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan (penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernafasan luar). Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan (Pearce, 2008). Sistem respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang merupakan parameter kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi terganggu maka secara system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat menimbulkan terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. KONSEP-KONSEP KUNCI Sistem Pernafasan Mekanisme Pernafasan Proses Asuhan Keperawatan pada Gangguan Pernafasan PETUNJUK Pelajarai materi BAB V mengenai Pengertian Metode dengan tekun dan disiplin!

ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

  • Upload
    topan

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

A. PENDAHULUAN

Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan

(penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernafasan luar). Dengan bernafas

setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama

melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen

dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses

metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbon

dioksida dan air dihilangkan (Pearce, 2008).

Sistem respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang merupakan

parameter kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi terganggu maka secara

system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat menimbulkan

terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan

berbagai macam penyakit.

KONSEP-KONSEP KUNCI

Sistem Pernafasan

Mekanisme Pernafasan

Proses  Asuhan Keperawatan pada Gangguan Pernafasan

PETUNJUK

Pelajarai materi BAB V mengenai Pengertian Metode dengan tekun dan disiplin!

Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan

pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman

dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban.

Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam

memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.

Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dngan tekun dan disiplin!

Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan anda.

Ikuti turutan penyajian setiap bab tahap demi tahap.

Selamat belajar, semoga sukses.

Page 2: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah proses pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan

asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system respirasi secara benar.

2. Tujuaan Pembelajaran Khusus

a. Memahami pengakajian pada klien dengan gangguan sistem respirasi.

b. Memahami diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan sistem respirasi.

c. Memahami intervensi dan implementasi pada klien dengan gangguan sistem respirasi.

d. Memahami evaluasi pada klien dengan gangguan sistem respirasi.

C. PENYAJIAN MATERI

1. Sistem Pernafasan

Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a. Pernapasan dalam (internal)

Pertukaran gas antara organel sel (mitokondria) dan medium cairnya. Hal

tersebut menggambarkan proses metabolism intraseluler yang meliputi konsumsi O2

(digunakan untuk oksidasi bahan nutrisi) dan pengeluaran CO2 (terdapat dalam

sitoplasma) sampai menghasilkan energy.

b. Pernapasan luar (eksternal)

Absorpsi O2 dan pembuangan CO2 dari tubuh secara keseluruhan ke lingkungan

luar. Urutan proses pernapasan eksternal adalah:

1) Pertukaran udara luar ke dalam alveoli melalui aksi mekanik pernapasan yaitu

melalui proses ventilasi.

2) Pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di antara alveolus dan darah pada

pembuluh kapiler paru-paru melalui proses difusi.

3) Pengangkutan O2 dan CO2 oleh system peredaran darah dari paru-paru ke

jaringan dan sebaliknya yang disebut proses transportasi.

4) Pertukaran O2 dan CO2 darah dalam pembuluh darah kapilerjaringan dengan

sel-sel jaringan melalui proses difusi.

Saluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu :

a. Saluran nafas bagian atas

Pada bagian ini memiliki fungsi utama yaitu :

Page 3: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

1) Air conduction (penyalur udara) sebagai saluran yang meneruskan udara

menuju saluran napas bagian bawah untuk pertukaran gas.

2) Protection (perlindungan) sebagai pelindung saluran napas bagian bawah agar

terhindar dari masuknya benda asing.

3) Warming, filtrasi,dan humidifikasi sebagai bagian yang menghangatkan,

manyaring, dan member kelembapan udara yang dihirup.

b. Saluran nafas bagian bawah

1. Secara umum terbagi menjadi dua komponen ditinjau dari fungsinya yaitu:

2. Saluran udara konduktif, yang biasa disebut sebagai percabangan

trakheobronkhialis yang terdiri atas trakea, bronkus, dan bronkiolus.

3. Saluran respiratorius terminal, yang biasa disebut dengan acini yang berfungsi

sebagai penyalur (konduksi) gas masuk dan keluar dari saluran respiratorius

terminal yang merupakan tempat pertukaran gas yang sesungguhnya.

2.  Mekanisme Pernafasan

Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha

keras pernafasan yang tergantung pada:

a. Tekanan intrapleural

Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam

keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karenaada

perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan

intrapleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga

dada meningkat, tekanan intra pleural dan intra alveolar turun dibawah tekanan

atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada

mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat

diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.

1. Compliance

Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran

dikenal sebagai compliance. Ada dua bentuk compliance yaitu:

Page 4: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

a) Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan

saluran nafas (airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang

dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O

b) Effective Compliance: (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan.

Normal ±50 ml/cm H2O

Penurunan compliance akan mengakibatkan meningkatnya usaha nafas.

Compliance dapat menurun disebabkan oleh:

1. Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru

2. Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak

3. Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen

2. Airway resistance (tahanan saluran nafas)

Resistensi saluran napas adalah oposisi terhadap mengalir disebabkan oleh

kekuatan gesekan. Hal ini didefinisikan sebagai rasio dari tekanan mengemudi

dengan laju aliran udara. Perlawanan mengalir di saluran udara tergantung pada

apakah aliran adalah laminar atau turbulen, pada dimensi jalan napas, dan pada

viskositas gas.

Untuk aliran laminar, resistensi cukup rendah. Artinya, tekanan

mengemudi relatif kecil dibutuhkan untuk menghasilkan laju aliran tertentu.

Perlawanan selama arus laminer dapat dihitung melalui penataan ulang Hukum

Poiseuille ini:

Variabel yang paling penting di sini adalah jari-jari, yang, berdasarkan

elevasi dengan kekuatan keempat, memiliki dampak luar biasa pada

perlawanan.Jadi, jika diameter tabung adalah dua kali lipat, ketahanan akan turun

dengan faktor enam belas.

Untuk aliran turbulen, resistensi relatif besar. Artinya, dibandingkan

dengan aliran laminar, tekanan mengemudi jauh lebih besar akan diperlukan

untuk menghasilkan laju alir yang sama. Karena hubungan tekanan-aliran berhenti

menjadi linier selama aliran turbulen, tidak ada persamaan untuk menghitung rapi

ada hambatannya.

Page 5: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

3. Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk  pemecahan masalah yang

memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan (Potter &

Perry, 2005). Bandman dan Bandman (1995) menguraikan seluruh proses keperawatan

sebagai suatu rangkai hubungan cara-hasil (means-ends). Cara adalah keakuratan perawat

dalam mengkaji, mendiagnosis, menangani klien, dan hasil adalah peningkatan fungsi

dan kesejahteraan klien.

Dalam proses keperawatan terdapat 5 tahapan yaitu:

4. Pengkajian

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan

subjektif dari klien.Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat,

lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:

a. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan

cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, social kultural, dan spiritual

yang bisa mempengaruhi status kesehatannya.

b. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini

bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna

membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-

klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1994)

c. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.

d. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan

penting dan catatan kesehatan klien.

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi,

dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah

yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga,

tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Bandman

dan Bandman, 1995). Metode pengumpulan data meliputi berikut ini :

a) Melakukan wawancara.

b) Riwayat kesehatan/keperawatan.

c) Pemeriksaan fisik.

Page 6: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

d) Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta

catatan kesehatan (rekam medik).

Secara umum pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan gangguan

pernafasan dimulai dengan mengumpulkan data tentang :

1. Biodata Pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan).

Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik

maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui

hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat

pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang

masalahnya/penyakitnya.

2. Riwayat Kesehatan

Meliputi :

a. Keluhan Utama

Keluhan Utama meliputi keluhan saat masuk rumah sakit dan keluhan saat

pengkajian. Keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Pain,

Quality, Regio, Skala, dan Time)

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang perlu diketahui untuk menegakan diagnose.

c. Riwayat Penyakit Terdahulu

Yang sering ditanyakan disini antara lain adalah apakah pasien pernah mengalami

penyakit yang sama sebelumnya. Dan khusus untuk gangguan pernafasan dapat

ditanyakan kebiasaan merokok pasien.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru ada

tiga hal yaitu:

1. Penyakit infeksi

Khususnya tuberkulosis paru ditularkan melalui satu orang ke

orang lain. Manfaat menanyakan riwayat kontak dengan orang

terinfeksi akan dapat diketahui sumber penularannya.

2. Kelainan alergi

Contohnya: Asma Bronkial

Page 7: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

3. Pasien Bronkitis Kronis

3. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

Pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual meliputi kajian tentang aspek kebiasaan

hidup pasien yang secara signifikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi. Beberapa

kondisi respiratori timbul akibat stres. Penyakit pernapasan kronis dapat

menyebabkan perubahan dalam peran keluarga dan hubungan dengan orang lain,

isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan, atau ketidakmampuan. Dengan

mendiskusikan mekanisme pengobatan, perawat dapat mengkaji reaksi pasien

terhadap masalah stres bio-psiko-sosial-spiritual dan mencari jalan keluar.

Yang umum dikaji adalah empat belas kebutuhan menurut Virginia

Handerson, yaitu Bernafas, Makan dan Minum, Eliminasi, Gerak dan Aktifitas,

Istirahat Tidur, Kebersihan Diri,Pengaturan Suhu Tubuh, Rasa Aman, Rasa Nyaman,

Pengetahuan, Prestasi dan Produktifitas, Rekreasi, Sosialisasi dan Komunikasi, dan

Spiritual.

4. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara Inspeksi, Palpasi< Perkusi, dan Auskultasi.

a. Inspeksi

Prosedur inspeksi yang dilakukan oleh perawat adalah

Pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus dalam keadaan

duduk.

Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya.

Tindakan dilakukan dari atas sampai ke bawah.

Inspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan kondisinya (skar, lesi dan

massa) dan gangguan tulang belakang (kifosis, skoliosis dan lordosis).

Catat jumlah (frekuensi napas), irama (reguler/irreguler), kedalaman

pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.

Observasi tipe pernapasan seperti: pernapasan hidung atau pernapasan

diafragma serta penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi intercostae.

Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi (I) dan fase

ekspirasi (E). Rasio pada fase ini normalnya adalah 1 : 2. Fase ekspirasi yang

Page 8: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

memanjang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan napas dan sering

ditemukan pada pasien dengan Chronic Airflow Limititation (CAL) / Chronic

Obstructive Pulmonary Disease (COPD).

Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (AP) dengan

diameter lateral/transversal (T). Rasio normal berkisar antara 1:2 sampai 5:7,

tergantung dari kondisi cairan tubuh pasien.

Kelainan pada bentuk dada adalah:

1. Barrel chest

Timbul akibat terjadinya over inflation paru-paru. Terdapat

peningkatan diameter AP:T (1:1), sering terjadi pada pasien

emfisemia.

2. Funnel chest (pectus excavatum)

Timbul jika terjadi depresi pada bagian bawah dari sternum. Hal ini

akan menekan jantung dan pembuluh darah besar yang mengakibatkan

murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ricketsia, marfan’s syndrome

atau akibat kecelakaan kerja.

3. Pigeon chest (pectus carinatum)

Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum yang

mengakibatkan terjadi peningkatan diameter AP. Terjadi pada pasien

dengan kifoskoliosis berat.

4. Kyphoscoliosis (kifoskoliosis)

Terlihat dengan adanya elevasi scapula yang akan mengganggu

pergerakan paru-paru. Kelainan ini dapat timbul pada pasien dengan

osteoporosis dan kelainan musculoskeletal lain yang mempengaruhi

toraks. Kifosis adalah meningkatnya kelengkungan normal columna

vertebrae thoracalis menyebabkan pasien tampak bongkok. Sedangkan

skoliosis adalah melengkungnya vertebrae thoracalis ke samping,

disertai rotasi vertebrae.

Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan atau tidak

adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru-paru atau

pleura.

Page 9: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat

mengindikasikan obstruksi jalan napas.

b. Palpasi

Palpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan

mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui

vocal/tactile premitus (vibrasi). Palpasi toraks berguna untuk mengetahui

abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti massa, lesi, dan bengak. Perlu

dikaji juga kelembutan kulit terutama jika pasien mengeluh nyeri.Perhatikan

adanya getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara (vocal premitus).

c. Perkusi

Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ

yang ada di sekitarnya, dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Jenis suara

perkusi ada dua jenis yaitu:

Suara perkusi normal

Resonan (sonor): dihasilkan pada jaringan paru-paru dan normalnya

bergaung dan bersuara rendah.

Dullness: dihasilkan di atas bagian jantung atau paru-paru

Tympany: dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya bersifat

musical.

Suara perkusi abnormal

Hiperresonan: bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan

dan timbul pada bagian paru-paru yang abnormal berisi udara.

Flatness: nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada

perkusi daerah paha, dimana seluruh areanya berisi jaringan.

d. Auskultasi

Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencangkup

mendengar suara napas normal dan suara tambahan (abnormal).Suara napas

normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan napas dari laring ke

alveoli dan bersifat bersih.

Jenis suara napas normal adalah:

Page 10: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

Bronchial: sering juga disebut tubular sound karena suara ini

dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya

terdngar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase

ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi dan tidak ada jeda di

antara kedua fase tersebut (E > I). Normal terdengar di atas trachea

atau daerah lekuk suprasternal.

Bronkovesikular: merupakan gabungan dari suara napas bronkhial dan

vesikular. Suaranya terdengar nyaring dengan intensitas sedang.

Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi (E = I). Suara ini terdengar di

daerah dada dimana bronkus tertutupoleh dinding dada.

Vesikular: terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi

lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan (E < I).

Jenis suara napas tambahan adalah:

Wheezing: terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter

suara nyaring, musical, suara terus-menerus yang disebabkan aliran

udara melalui jalan napas yang menyempit.

Ronchi: terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara

terdengar perlahan, nyaring, dan suara mengorok terus-menerus.

Berhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan produksi sputum.

Pleural fiction rub: terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter

suara kasar, berciut, dan suara seperti gesekan akibat dari inflamasi

pada daerah pleura. Sering kali pasien mengalami nyeri saat bernapas

dalam.

Crackles, dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a) Fine crackles: setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi.

Karakter suara meletup, terpatah-patah akibat udara melewati

daerah yang lembab di alveoli atau bronkhiolus. Suara seperti

rambut yang digesekkan.

b) Coarse crackles: lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara

lemah, kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatnya

Page 11: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

cairan atau sekresi pada jalan napas yang besar. Mungkin akan

berubah ketika pasien batuk.

5. Data Penunjang

Data Penunjang merupakan data tambahan yang di dapat dari hasil

pemeriksaan penunjang seperti:

a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah

arteri, oksimetri serta pemeriksaan darah lengkap.

b. Tes struktur sistem pernafasan : sinar-x dada , bronkoskopi , scan paru

c. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan: kultur

kerongkongan, sputum , uji kulit, torakentesis.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk

membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir

kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi

pelayanan kesehatan yang lain.

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan spesifik, perawat menggunakan

keterampilan berpikir kritis untuk menetapkan prioritas diagnosa dengan membuat

peringkat dalam urutan kepentingannya.Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi

urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah atau perubahan multiple

(Carpenito, 1995).

Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin

keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa

keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat

membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa

keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :

1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

Yaitu ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi

saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih.

Page 12: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

Tanda-tandanya :

Bunyi napas yang abnormal

Batuk produktif atau non produktif

Cianosis

Dispnea

Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan

Kemungkinan faktor penyebab :

Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi

Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)

Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada

Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan

Hilangnya kesadaran akibat anasthesi

Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk

di expektoran

Immobilisasi

Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2. Ketidakefektifan Pola Nafas

Ketidakefektifan pola nafas merupakan kondisi ketika individu mengalami

penurunan ventilasi yang adekuat, actual atau potensial, karena perubahan pola

nafas.

Tanda-tandanya :

Dispnea

Peningkatan kecepatan pernapasan

Napas dangkal atau lambat

Retraksi dada

Pembesaran jari (clubbing finger)

Pernapasan melalui mulut

Penambahan diameter antero-posterior

Cianosis, flail chest, ortopnea

Vomitus

Ekspansi paru tidak simetris

Page 13: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

Kemungkinan faktor penyebab :

Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri

Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan

obat anasthesi

Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan

kolaps paru

CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli

Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi

Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan

spasme bronchial atau oedema

Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3. Gangguan Pertukaran Gas

Tanda-tandanya :

Dispnea,

Abnormal gas darah arteri

Hipoksia

Gelisah

Takikardia

Sianosis

Hipoksemia

Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal

Kemungkinan penyebab :

Penumpukan cairan dalam paru

Gangguan pasokan oksigen

Obstruksi saluran pernapasan

Bronkhospasme

Edema paru

Pembedahan paru

Page 14: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

Intervensi

No Diagnosa

Keperawatan yang

mungkin muncul

Tujuan/ Kriteria

hasil

Intervensi Rasional

1 Kebersihan jalan

napas    tidak   efektif

berhubungan dengan

…….. ditandai

dengan …………. 

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

……………x24

jam diharapkan

bersihan jalan napas

klien efektif dengan

kriteria hasil :

  -Menunjukan

pembersihan jalan

napas yang efektif ,

yang dibuktikan

oleh pencegahan

aspirasi,; status

pernapasan :

kepatenan jalan

napas,; dan status

pernapasan:

ventilasi tidak

terganggu.

 -Menunjukan status

pernapasan :

kepatenan jalan

napas , yang

dibuktikan oleh

indicator:

   -Kemudahan    berna

pas

Intervensi NIC

1).Pemantauan

pernapasan

pasien ,

mengumpulkan

dan

menganalisis

data pasien

( tanda vital )

2).Manajemen

jalan napas 

3).Berikan

udara/oksigen

4).Pengaturan

posisi,

mengubah

posisi pasien

5).Lakukan dan

bantu dalam

terapi nebulizer

6).Instrusikan

1).Untuk

memastikan

kepatenan  jalan

napas   dan

pertukaran gas

yang adekuat

2).Memfasilitasi

kepatenan jalan

napas

3)Membantu jalan

napas

4).Untuk

memfasilitasi

kesejahteraan

fisiologis dan

psikososial, serta

memudahkan

mengeluarkan

skeret

5).Mengencerkan

secret ,

mempermudah

pernapasan

6).Memudahkan

pengeluaran sekret

Page 15: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

  -Frekuensi dan irama

pernapasan baik

   -Pergerakan sputum

keluar dari jalan

napas

   -Pergerakan

sumbatan

keluar dari jalan

napas

kepada pasien

tentang batuk

dan teknik nafas

dalam

7).Pengisapan

jalan napas

( suction )

8).Kolaborasi

pemberian obat

7).Untuk

menghilangkan

secret

8).Untuk

perawatan paru

2 Pola napas tidak

efektif   berhubungan

dengan …………..

ditandai dengan

……….

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

……………x24

jam diharapkan

pola napas klien

efektif dengan

kriteria hasil :

Hasil NOC

-Menunjukan pola

pernapasan efektif ,

yang dibuktikan

oleh status

pernapasan ; status

pentilasi

pernapasan tidak

terganggu ,

kepatenan jalan

napas, tidak ada

penyimpangan

tanda vital dari

Intervensi NIC

1).Manajemen jalan

napas

2).Pemantauan

tanda vital

3).Pantau pola

pernapasan ,

auskultasi suara

napas

4).Ajarkan teknik

relaksasi

5).Ajarkan

teknik batuk

efektif

1).memfasilitasi

kepatenan jalan

napas

2).Untuk

menentukan dan

mencegah

komplikasi

3).Mengetahui

tindakan

selanjutnya yang

akan dilakukan

serta mengetahui

adanya suara

tambahan

4).Untuk

memperbaiki pola

pernapasan

5).Mengeluarkan

sekret

6).Untuk

Page 16: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

rentang normal.

-Perubahan status

pernapasan :

ventilasi tidak

terganggu  yang

dibuktikan oleh :

    a. kedalaman

inspirasi dan

kemudahan nafas

   b. ekspansi dada

simetris

-Menunjukan tidak

ada gangguan status

pernapasan ;

    a.penggunaan otot

aksesorius

   b. suara napas

tambahan

   c. pendek napas

6).Berikan

terapi nebulizer

ultrasonik dan

udara atau

oksigen

7).Atur posisi

pasien           ( f

owler)

8).Kolaborasi

pemberian obat

membantu pola

pernapasan

7).Mengoptimalkan

pernapasan

8).Mengoptimalkan

pola pernapasan

3 Gangguan pertukaran

gas berhubungan

dengan…… ditandai

dengan ….

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

….x 24 jam

Gangguan

pertukaran

pasien teratasi

dengan

kriteria hasi:

NOC:

-

Intervensi NIC

1.  Kaji pola

pernapasan

pasien Monitor

TTV.

2.Posisikan

pasien untuk

memaksimalkan

Ventilasi

1.Mengetahui

tindakan yang akan

dilakukan

selanjutnya

2.Memaksimalkan

ventilasi

3.Mengoptimalkan

pernapasan

4.Melakukan

Page 17: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

Mendemonstrasikan

peningkatan

ventilasi dan

oksigenasi

yang adekuat

-Memelihara

kebersihan paru

paru

dan bebas dari

tanda

tanda distress

pernafasan

-

Mendemonstrasikan

batuk efektif dan

suara nafas yang

bersih, tidak ada

sianosis dan

dyspneu (mampu

mengeluarkan

sputum, mampu

bernafas dengan

mudah, tidak ada

pursedlips)

-Tanda tanda vital

dalam rentang

normal

3.Keluarkan

sekret dengan

batuk atau

Suction

4.Auskultasi

suara nafas,

catat adanya

suara tambahan

5.Monitor

respirasi dan

status O2

6.Catat

pergerakan

dada,amati

kesimetrisan,

penggunaan

otot tambahan,

retraksi otot .

7.Monitor suara

nafas, seperti

dengkur,

Monitor pola

nafas  

8.Auskultasi

suara nafas,

catat area

tindakan

selanjutnya

5.Mengoptimalkan

jalan napas

6.Mengetahui

adanya

keabnormalan pada

pernapasan untuk

mengoptimalkan

tindakan

7. Melakukan

tindakan

selanjutnya

8. Mendengarkan

bunyi pernapasan

9. Mengoptimalkan

pengobatan yang

diberikan

Page 18: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

-AGD dalam batas

Normal

-Status neurologis

dalam batas normal

penurunan /

tidak adanya

ventilasi dan

suara tambahan

9.Kolaborasi

pemberian obat

Implementasi

Dilaksanakan berdasarkan intervensi keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.

Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan tujian dan outcome

PENUTUP

RANGKUMAN

Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu Pernapasan dalam (internal)

dan Pernapasan Luar (ekternal). Pernapasan Dalam (internal)  yaitu Pertukaran gas antara

organel sel (mitokondria) dan medium cairnya, sedangkan Pernapasan luar (eksternal) yaitu

Absorpsi O2 dan pembuangan CO2 dari tubuh secara keseluruhan ke lingkungan luar

Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha

keras Pernafasan yang tergantung pada Tekanan intrapleural. Namun dalam proses respirasi

pasti ada gangguan yang di sebabkan oleh berbagai faktor, sehingga pemenuhan oksigenasi

terganggu. Adapun beberapa gangguan sistem Respirasi diantaranya: Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas, gangguan pertukaran gas, dan ketidakefektifan pola nafas. Untuk

membantu pemenuhan kebutuhan oksigenasi tersebut perawat memberikan asuhan

keperawatan  yang terdiri dari lima tahapan penting yaitu: Pengkajian, Diagnosa,

Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

Page 19: ASKEP GANGGUAN PERNAFASAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Askep Kebutuhan Oksigenasi.(online),

(http://macrofag.blogspot.com/2013/02/askep-kebutuhan-oksigenasi.html, diakses 6 September

2014)

Aprilia Cahyani, Rifa.2012. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Sistem Pernapasan.

(Online),( http://rifaaprillia-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-49968-Umum-Asuhan

%20Keperawatan%20pada%20Pasien%20Gangguan%20Sistem%20Pernapasan.html, diakses 6

September 2014)

Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC

Nanda.2012-2014.Panduan Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.

Jakarta : Salemba Medika.

Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku Dignosis Keperawatan, Diagnosis NANDA,Intervensi

NIC ,Kreteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC