73
ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI 2.1 Konsep haid Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim atau endometrium. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997). Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat : Lamanya 3-6 hari Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari Satu siklus normal 21-35 hari Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang berovulasi 2.2 Fisiologi menstruasi Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan. Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada

ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

2.1 Konsep haid

Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus

melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini

terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil.

Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam

rahim atau endometrium.

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997).Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :

Lamanya 3-6 hari Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari Satu siklus normal 21-35 hari Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang berovulasi

2.2 Fisiologi menstruasi Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama

adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.

Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.

Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil). Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid. Haid Dipengaruhi berbagai hormon:GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan

memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating Hormon)

Page 2: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam jumlah

besar. Estrogen akan mengakibatkan  proliferasi sel endometrium (penebalan dari

endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan

hormon LH (Luteinizing hormon). LH  akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus

luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan

sekretorik pada endometrium  sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu

tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya,

sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur

2.1.1 Siklus MenstruasiPanjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid

berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita  tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.

Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang  7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.

Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.

Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.

Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung  selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:1.      Fase Folikuler

Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan

Page 3: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

2.      Fase ovulasiFase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.

3.      Fase LutealFase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :1.      Fase Menstruasi atau dekuamasiDalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.2.      Fase pasca haid atau fase regenerasiLuka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.3.      Fase ProliferasiDalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu:

a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)

Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.

b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)

Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus).

c. Fase proliferasi akhir (late proliferation)

Page 4: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.4.      Fase pra haid atau fase sekresiFase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada  fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.

2.3 Jenis-jenis gangguan haid

a). Hipermenore (Menorraghia)DefinisiPerdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.Etiologi

1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika

2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia. 3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,

bendungan pembuluh darah balik. 4. Hipertensi 5. Dekompensio cordis 6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis. 7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik. 8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili

PatofisiologiPada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing

hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.

Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.

Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan

Page 5: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

Manifestasi KlinisKram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga

sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

b). Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)

DefinisiSuatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.

Etiologi 1.Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin2.kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.

Patofisiologi

Manifestasi klinisWaktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya

berupa spotting.

c).Polimenorea (Epimenoragia)DefinisiAdalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.EtiologiPolimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.PatofisiologiManifestasi klinisGejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).

d). OligomenorrhoeDefinisiSuatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hariEtiologi

         Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi )         Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )         Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.

PatofisiologiManifestasi klinis

         Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali         Perdarahan haid biasanya berkurang

Page 6: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

e).Amenorea

DefinisiAdalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.

Klasifikasi

1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun. 2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah

mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.

Etiologi1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron negatif.3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.4. kelainan kongenital5. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.

PatofisiologiAmenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada

aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari.

Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.

Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.

Manifestasi klinisf). Metroragia

Page 7: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

DefinisiAdalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.Klasifikasi

1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik. 2. Metroragia diluar kehamilan.

Etiologi

1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.

2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.

Manifestasi klinisAdanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.Terapi : kuretase dan hormonal.g). Pra Menstruasi SyndromDefinisi

Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.

PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan oleh :

  Sekresi estrogen yang abnormal  Kelebihan atau defisiensi progesteron  Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin  Kelebihan hormon anti diuresis  Kelebihan atau defisiensi prostaglandin

EtiologiEtiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah

ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.

 Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.

Patofisiologi

Page 8: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.

Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.

Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.

Manifestasi klinisPerasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu

makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.

h).DismenoreDefinisiAdalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.Klasifikasi1.Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri     haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.

Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):

1. Sering ditemukan pada usia muda.2. Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.3. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertai

mual, muntah,     diare, kelelahan, dan nyeri kepala.4. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau

kedua haid.5. Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.6. Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.

Etiologi : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi).

Manifestasi klinisBeberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malas

bergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif, mudah marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi juga kerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri, kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.

Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.2. Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri,

Page 9: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium. Manifestasi klinis

Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997): 1.  Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama),

yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.2.  Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.

3.  Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketan pelvis), dan adenomyosis.

Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya), pemberian obat analgetik (biasanya diberikan aspirin, fenasetin dan kafein), terapi hormonal (Tujuannya untuk menekan ovulasi)i).Mastodinia atau MastalgiaDefinisiAdalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.EtiologiDisebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.

  PATHWAY AMENORE

Page 11: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

PATHWAY DISMENORE

Page 13: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

 PATHWAY PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)

                      BAB 3

PEMBAHASAN

Page 14: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

KasusNona L, 17 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh lemas letih dan lesu serta nyeri hebat ketika haid, sampai tidak mampu melakukan aktivitas karena nyeri abdomen akan bertambah. Pasien juga mengeluh mual, muntah dan diare.

3.1  Pengkajian Pengkajian pada klien dengan dismenore dapat dilakukan dengan mengadakan wawancara mengenai aspek-aspek umum seperti:

  Riwayat Penyakita.     Riwayat penyakit dahulu

pasien-pasien dengan dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa yang timbul pada setiap siklus haid. Dismenore primer biasanya mulai sesaat setelah menarche. Kadang-kadang pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang berlebihan dan ketegangan saraf.

b.    Riwayat Penyakit SekarangTidak Ada

c.    Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada

  Nutrisi  Pola Latihan  Pengetahuan Klien mengenai penyakitnya  Konsep diri (body image)  Skala nyeri 4-6

Pengkajian juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6B1 (Breath)

  Pernapasan tidak teraturB2 (Blood)

  Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg)  Akral Basah dan dingin

B3 (Brain)  Penurunan Konsentrasi   Pusing  Konjungtiva Anemia

B4 (Bladder)  Warna kuning dan Volume 1,5 L/Hari

B5 (Bowel)  Nyeri pada adomen  Nafsu makan Menurun

B6 (Bone)  Badan mudah capek   Nyeri pada punggung

Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan peritoneum atau suatu

keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal  Pemeriksaan Pelvis : Pada kasus dismenore Primer, pemeriksaan pelvis adalah normal.

3.2 Analisis Data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

Page 15: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

KEPERAWATAN1 DS:

       Penyebab timbulnya

nyeri: disminore.

       Nyeri dirasakan

meningkat saat aktivitas

       Lokasi nyeri abdomen

       Skala nyeri 4-6

       Nyeri sering dan terus –

menerus

DO:

       Wajah tampak menahan

nyeri

Menstruasi

        ↓

Regresi korpus luteum

        ↓

progesteron↓

        ↓

Miometrium terangsang

        ↓

Kontraksi&disritmia

uterus↑

        ↓

Aliran darah ke uterus↓

       ↓

Iskemia

       ↓

Nyeri haid

Nyeri akut

2 DS:

       Pasien menyatakan

mudah lelah

DO:

       Nadi lemah (TD 90/60

mmHg)

       Px. terlihat pucat

       Sclera/ konjungtiva

anemi

Menstruasi

       ↓

Pendarahan

       ↓

Anemia

       ↓

Kelemahan

      ↓

Intoleran aktivitas

Intoleran aktivitas

3 DS:

       Px. menyatakan merasa

gelisah

DO:

       Pucat

Memperlihatkan kurang

Menstruasi

       ↓

Nyeri haid

       ↓

Kurang pengetahuan

       ↓

Ansietas

Page 16: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

inisiatif Ansietas

3.3 Diagnosa keperawatan1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen3.4 Intervensi keperawatan1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

Tujuan:

Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien

Kriteria hasil:

  Skala nyeri 0-1  Pasien tampak rileks

INTERVENSI RASIONAL1. Beri linkungan tenang dan kurangi

rangsangan penuh stress

2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic

3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas berirama lambat, nafas dalam, bimbingan imajinasi

4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping px

5. Kompres hangat

1. Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping

2. Analgesik dapat menurunkan nyeri

3. Memudahkan relaksasi, terapi non farmakologi tambahan

4. Penggunaan persepsi sendiri atau prilaku untuk menghilangkan nyeri dapat membantu mengatasinya lebih efektif

5. Mengurangi rasa nyeri dan memperlancar aliran darah

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen

Tujuan:

Pasien dapat beraktivitas seperti semula

Kriteria hasil:

  Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan memperingan intoleran aktivitas

  Pasien mampu beraktivitasINTERVENSI RASIONAL

1. Beri lingkungan tenang dan perode 1. Menghemat energi untuk aktivitas

Page 17: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

istirahat tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum makan

2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap

3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan

dan regenerasi seluler/ penyembuhan jaringan

2. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan

3. Menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan supply dan kebutuhan oksigen

4. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

Tujuan:

Pasien bisa kembali

Kriteria hasil:

  Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas  Pasien menunjukkan relaksasi  Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres

INTERVENSI RASIONAL1. Libatkan pasien/ orang terdekat

dalam rencana perawatan

2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat

3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ memerlukan perilaku koping yang digunakan pada masa lalu

4. Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misalnya teknik mengatasi stres

1. Keterlibatan akan membantu pasien merasa stres berkurang,memungkinkan energi untuk ditujukan pada penyembuhan

2. Memindahkan pasien dari stress luar meningkatkan relaksasi; membantu menurunkan ansietas

3. Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah stress saat ini, meningkatkan rasa control diri pasien

4. Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress dan ansietas

http://perawathati.blogspot.com/2012/06/askep-gangguan-menstruasi.html

Page 18: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

 SIKLUS HAID, SINDROM PRA-HAID, SERTA GANGGUAN HAID

DALAM MASA REPRODUKSI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan kehendak-

Nyalah makalah yang berjudul “Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid, serta Gangguan Haid

dalam Masa Reproduksi” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menemukan kesulitan yang disebabkan oleh

kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat dorongan dan bimbingan berbagai pihak,

akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Dosen pembimbing, Bapak Usman, DCN, M. Kom. atas ilmu yang telah Ibu berikan kepada

penulis.

2. Teman-temanku dan semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan

masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah ini, bahwa makalah ini masih banyak

memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

positif dan bersifat membangun agar makalah ini memiliki daya guna di masa yang akan

datang.

Harapan penulis, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan

mahasiswa.

Padang, Februari 2009

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

Page 19: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDUHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1

1.3 Tujuan.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ....................................................................................... 3

2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi ............................................... 3

2.3 Sindrom Pra-Haid............................................................................ 4

2.4 Siklus Haid....................................................................................... 7

2.5 Siklus Haid Perempuan Aktif............................................................ 10

2.6 Gangguan Haid................................................................................. 10

2.6.1 Hipermenorea......................................................................... 11

2.6.2 Hipomenorea.......................................................................... 12

2.6.3 Polimenorea............................................................................ 12

2.6.4 Oligomenorea.......................................................................... 12

2.6.5 Amenorea............................................................................... 13

2.6.6 Premenstrual Tension............................................................... 13

2.6.7 Mastalgia................................................................................ 13

2.6.8 Mittelschmerz.......................................................................... 14

2.6.9 Dismenorea............................................................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................... 15

3.2 Saran................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan lapisan

dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi berulang setiap bulan secara

periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah waktu sejak hari pertama

haid sampai datangnya haid periode berikutnya.

Page 20: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bukan

saja antara beberapa perempuan, tetapi juga pada perempuan yang sama. Juga pada kakak

beradik bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak terlalu sama.

Sebelum datangnya haid, setiap perempuan umumnya mengalami sindrom bulanan

atau yang lebih dikenal dengan sindrom pra-haid. Sindrom ini sangat mengganggu aktifitas

perempuan, terutama mereka yang aktif bekerja diluar rumah.

Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi seperti: dismenorea, hipermenorea,

hipemenorea, amenorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dialami

oleh para perempuan.

Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh sebagian besar

perempuan tentang siklus haid, sindrom pra-haid, serta gangguan haid dalam masa

reproduksi, maka penulis tertarik untuk membahas tentang masalah yang sering dialami

oleh setiap perempuan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai siklus haid, sindrom

pra-haid, serta gangguan-gangguan haid apa saja yang dialami oleh perempuan dalam

masa reproduksi.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Agar para perempuan lebih mengetahui tentang sindrom pra-haid, siklus haid, gangguan-

gangguan selama haid, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan haid.

2. Agar perempuan aktif dapat mengatur siklus haidnya tanpa mengalami gangguan selama

beraktifitas.

3. Agar perempuan tahu bagaimana cara mengurangi sindrom pra-haid yang sering

mengganggu aktifitas mereka.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

(deskuamasi) endometrium (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG , 2005: 103).

Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa

darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai

memproduksi cukup hormon tertentu (‘kurir’ kimiawi yang dibawa didalam aliran darah)

Page 21: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

yang menyebabkan mulainya aliran darah ini (Robert P. Masland dan David Estridge,

2004: 51).

Menstruasi adalah puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi karena adanya

serangkaian interaksi antara beberapa kelenjer didalam tubuh (Virnye Winiastri,dkk, 2002:

19).

2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haid antara lain :

1) Faktor hormon

Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu:

FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dikeluarkan oleh Hipofise

Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium

LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan oleh Hipofise

Progesteron dihasilkan oleh ovarium

2) Faktor Enzim

Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam

sintesa protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi

endometrium dan perdarahan.

3) Faktor vascular

Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional

endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena

dan hubungan antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalm vena-vena serta

saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan

perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.

4) Faktor Prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi endometrium,

prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi myometrium sebagai suatu faktor untuk

membatasi perdarahan pada haid.

Secara khusus, perempuan mengalami haid pada usia dua belas dan tiga belas tahun, tetapi

selalu terdapat perempuan yang mengalaminya pada usia lebih awal, kira-kira sepuluh

tahun, dan beberapa diantaranya bahkan lebih dini. Dilain pihak , beberapa perempuan

mungkin belum mengalami haid pada usia lima belas atau enam belas tahun. Ini semua

bergantung pada produksi dan pelepasan hormon.

Page 22: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Cepat atau lambatnya haid (kematangan seksual) ini kecuali ditentukan oleh konstitusi

fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras atau suku bangsa, faktor iklim, cara

hidup, dan milieu yang melingkungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera

seorang anak gadis, umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi.

Selanjutnya , rangsangan-rangsangan kuat dari luar, umpamanya saja berupa film-film sex

(blue film) buku bacaan dan majalah-majalah bergambar sex godaan dan rangsangan dari

kaum pria, pengamatan secara langsung terhadap perbuatan sex/coitus, semua itu tidak

hanya meningkatkan memuncaknya atau semakin panasnya reaksi-reaksi sexual saja, akan

tetapi juga mengakibatkan kematangan sexual yang lebih cepat pada diri anak. Maka

pengaruh kultur dan peradaban itu tampaknya ambivalen sifatnya, artinya kultur dan

peradapan dapat memperlambat atau mempercepat tempo kematangan sexual anak. Jadi,

juga memperlambat atau mempercepat awal dari haid anak gadis.

2.3 Sindrom Pra-Haid

Beberapa saat sebelum mulai haid, atau bisa pada hari-hari haid, sejumlah gadis

dan perempuan biasanya mengalami rasa tidak enak. Mereka biasanya merasakan satu atau

beberapa gejala yang disebut sebagai kumpulan gejala sebelum haid atau istilah

populernya Pre-menstrual syndrome (PMS).

Sindrom pra-haid adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi

antara hari pertama hingga hari keempat belas sebelum masa haid dimulai dan diikuti

dengan tahap bebas gejala jika masa ini telah lewat (Anthony Tan,2002:23).

Beberapa dokter percaya bahwa sindrom pra-haid dialami oleh separuh dari total

perempuan yang berada pada masa reproduktif. Sekitar lima persen dari perempuan yang

mengalami PMS disarankan untuk mengurangi kegiatan sehari-hari mereka karena mereka

sangat terganggu. Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah teori sedang diteliti.

PMS mungkin berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya

kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak

yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.

Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering dikeluhkan

oleh para penderita sindrom pra-haid diantaranya yaitu:

a) Gejala fisik:

Kenaikan berat badan

Perasaan bengkak dan Pembengkakan (perut, jari, tungkai, pergelangan kaki, dll)

Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa berat, terasa kaku)

Page 23: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Sakit kepala dan serangan migren

Pegal dan nyeri pada otot

Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau sakit pinggang bagian bawah

Berkurangnya air kencing

Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan pembengkakan-pembengkakan

lain

Perubahan nafsu makan (kehilangan nafsu makan atau keinginan makan makanan yang

berlemak)

Perubahan tidur ( kurang tidur atau tidur berlebihan)

Tidak ada gairah untuk aktif serta badan terasa lelah

Mata terasa sakit, hidung tersumbat, dan timbul reaksi alergi

Mual, pingsan, asma, dan epilepsy

Kejang, terjadi karena dinding-dinding otot uterus dengan perlahan akan mengkerut untuk

membantu mengeluarkan lapisan.

b) Gejala mental (psikis)

Ketegangan dan cepat marah (emosional)

Depresi, termasuk kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga

Stres

Kelesuan

Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat berkurang

Kecenderungan kearah keagresifan dan/atau kekerasan fisik

Control emosi yang rendah dan reaksi emosi yang tidak logis

Penurunan efisiensi, terutama dalam memecahkan masalah mental

Kurang atau tidak ada dorongan seks

Dorongan yang kuat untuk banyak makan, tidak ada hubungan dengan nafsu makan

Bertambahnya kecenderungan minum obat, tablet, dsb.

Sindrom ini dirasakan juga sangat mengganggu dalam keadaan-keadaan khusus,

misalnya ketika ingin melakukan perjalanan jauh, beraktifitas, ujian, pertandingan

olahraga, ibadah puasa, serta ibadah haji.

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat dasar fisiologis pada sindroma pra-haid.

Meskipun satu sebab tunggal dari sindroma pra-haid belum ditemukan, para ilmuwan

menyarankan bahwa sindroma pra-haid disebabkan oleh tali-temali yang rumit antara

ketidakseimbangan hormon, stress, dan kekurangan gizi.

Page 24: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Sindrom pra-haid ini sangat menyiksa, karena hampir semua perempuan

mengalaminya. Namun banyak juga perempuan yang mengalami kesulitan untuk

mengenali sindrom pra-haid ini pada dirinya sendiri, terutama bagi mereka yang baru

mengenal konsep sindrom pra-haid.

Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gajala-gajala lebih buruk

termasuk stress, jumlah kegiatan fisik luar yang tidak memadai, dan diet yang

mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi.

Empat kelompok gejala utama sindrom pra-haid telah diidentifikasi. Setiap

perempuan dapat mengalami gejala-gejala dalam satu atau beberapa kelompok.

1) Ketegangan Pra-haid berciri khas ketegangan syaraf, perubahan suasana hati, rasa terganggu

dan kecemasan.

2) Hiperhidrasi, atau sindroma hiperhidrasi, ditandai oleh penambahan berat badan,

pembengkakan ditangan dan kaki, kelunakan buah dada, dan kembungnya perut.

3) Hasrat makan yang berarti bertambahnya selera dengan hasrat makan makanan-makanan

manis atau asin, gejala-gejala pun mencakup sakit kepala, kelelahan, pusing, dan jantung

yang berdebar.

4) Depresi pun umum dan mencakup mudah lupa, menangis, kebingungan dan sukar tidur.

Para perempuan yang diganggu oleh sindrom pra-haid dapat memperbaiki gejala-

gejala mereka dengan melakukan perubahan-perubahan diet sebagai berikut:

Mengurangi jumlah gula yang dimakan

Menambah serat

Makan makanan yang berprotein tinggi karena dapat menyebabkan lebih banyak air yang

keluar tubuh , sehingga mengurangi rasa penuh diperut bagian bawah

Meminum ramuan tradisional

Mencakup satu hingga dua sendok makan minyak safflower dalam diet

Mengurangi jumlah lemak yang dimakan

Mengurangi jumlah garam yang dimakan jika retensi cairan merupakan masalah, karena

garam menyebabkan tubuh berusaha menyimpan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan

rasa penuh diperut bagian bawah

Menghindari kafein dan beberapa minuman ringan seperti cola, teristimewa jika kecemasan

dan kelunakan buah dada merupakan masalah

Selain itu :

Mencakup kegiatan fisik dalam kegiatan sehari-hari, dan

Mempraktekkan teknik-teknik pengurangan stress secara teratur.

Page 25: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Banyak perempuan telah berkurang penderitaannya dengan ancangan gaya hidup

yang moderat ini dan dianjurkan untuk pengobatan awal bagi sindroma pra-haid.

2.4 Siklus Haid

Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid

periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya

haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro,

SpOG ,2005:103).

Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya

haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum

tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari.

Dalam satu siklus terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari

produksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai

persiapan jika terjadi kehamilan.

Siklus haid perempuan normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15 persen

perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari. Panjangnya siklus haid ini dipengaruhi oleh

usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada

perempuan usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada perempuan usia 55 tahun 51,9 hari.

Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini

ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia. Pada masa remaja biasanya

memang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari.

Pada masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya

siklus haid menjadi lebih teratur, walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor

stres atau kelelahan.

Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. pada wanita yang lebih tua

biasanya yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah

darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik.

Setiap bulannya, haid berlangsung sekitar 3-7 hari. Setelah hari kelima dari siklus

haid, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan

terjadinya kehamilan. Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, endometrium

meluruh dan terjadilah siklus berikutnya.

Siklus haid selama ± 1 bulan dapat kita bedakan dalam 4 masa (stadium):

1) Stadium Menstruasi atau desquamasi

Page 26: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan,

hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale. Stadium ini

berlangsung selama 4 hari.

Jadi, dengan haid itu keluar darah, potongan-potongan endometrium dan lendir dari servix.

Darah itu tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan

mencairkan potongan-potongan mucosa. Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen

tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan-bekuan darah dalam darah haid.

Banyaknya perdarahan selama haid normal adalah ± 50 cc.

2) Stadium Post menstruum atau stadium regenerasi

Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan, berangsur-angsur ditutup kembali oleh

selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjer-kelenjer endometrium.

Pada saat ini tebalnya endometrium ± 0,5 mm, stadium ini sudah mulai waktu stadium

menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

3) Stadium Intermenstruum atau stadium proliferasi

Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm.

Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok.

Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari hari pertama haid.

4) Stadium Praemenstruum atau stadium sekresi

Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar berubah

menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah

tertimbun glycogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur.

Memang maksud dari perubahan ini tidak lain dari pada mempersiapkan endometrium

untuk menerima telur.

Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (stratum compactum)

yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-kelenjar, lapisan mampung

(stratum spongiosum), yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari

kelenjar-kelenjar dan lapisan bawah yang disebut stratum basale.

Stadium sekresi ini berlangsung dari hari ke-14 sampai 28. Kalau tidak terjadi kehamilan

maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.

2.5 Siklus Haid Perempuan Aktif

Kini perempuan aktif yang sibuk bekerja, diluar maupun didalam rumah,

dimungkinkan dapat mengatur sendiri siklus haid mereka. Mengatur siklus haid dapat

dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan cara menunda haid atau menjarangkannya.

Page 27: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Haid dimungkinkan tidak terjadi setiap bulan, tetapi dalam kurun waktu tertentu, misalnya

empat kali dalam setahun.

Namun, hal ini hanya dapat terjadi jika perempuan mengkonsumsi kontrasepsi oral yang

mengandung hormon estrogen dan hormone progesterone. Dengan demikian, maka bagi

perempuan yang akan melaksanakan ibadah haji atau ibadah puasa sekarang tidak akan

terganggu lagi. Juga bagi kita yang akan melakukan perjalanan jauh pun tidak akan

mengalami gangguan haid lagi.

Karena siklus haid ini rutin terjadi pada setiap perempuan, maka sebaiknya perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi biasa, pada

saat mandi organ reproduksi luar perlu cermat dibersihkan.

b) Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis buang air kecil.

c) Bila perut, terutama daerah sekitar rahim, terasa nyeri, dan masih dapat diatasi (ringan),

tidak usah dibiasakan minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu

kegiatan sehari-hari, seperti misalnya hingga menyebabkan pingsan.

d) Makan makanan bergizi terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin, seperti

hati ayam/sapi, daging, telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

e) Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik yang berlebihan misalnya

olahraga berat.

2.6 Gangguan Haid

Adapun tanda-tanda gangguan haid adalah:

Bagi perempuan tertentu, tidak teraturnya haid merupakan keadaan wajar, namun bagi

perempuan lainnya keadaan ini dapat merupakan tanda bagi penyakit menahun,

kekurangan darah (anemia), gangguan gizi (malnutrisi), atau mungkin adanya infeksi atau

tumor dalam rahim (uterus).

Apabila haid tidak terjadi pada saat yang seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan

tanda kehamilan. Akan tetapi masa haid yang tidak teratur atau tidak mendapat haid sering

merupakan keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan haid dan

bagi perempuan yang berusia diatas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan emosional dapat

menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan haid.

Apabila perdarahan mulai terjadi selama kehamilan, hal ini hampir selalu menjadi tanda

permulaan suatu keguguran atau abortus (kematian bayi didalam kandungan)

Page 28: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Apabila masa haid berlangsung lebih dari enam hari, dan darah yang dikeluarkan banyak

dan tidak seperti biasanya, atau haid lebih dari satu kali dalam sebulan, maka anda harus

meminta nasehat dokter.

Gangguan haid dan siklusnya, khususnya dalam masa reproduksi, dapat

digolongkan kedalam:

1. kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:

a. hipermenorea atau menoragia

b. hipomenorea

2. kelainan siklus:

a. polimenorea

b. oligomenorea

c. amenorea

3. perdarahan diluar haid:

a. metroragia

4. gangguan lain yang ada hubungan dengan haid:

a. premenstrual tension (ketegangan prahaid)

b. mastodinia

c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)

d. Dismenorea

2.6.1 Hipermenorea (Menoragia)

Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama

dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus,

misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan

dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan

endometrium pada waktu haid, dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium

biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan

gangguan pelepasannya pada waktu haid.

Page 29: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Terapi pada hipermenorea pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan

mioma uteri, sedangkan diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan pelepasan

endometrium terdiri atas kerokan.

2.6.2 Hipomenorea

Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.

Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah

miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang

nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak mengganggu

fertilitas.

2.6.3 Polimenorea

Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa ( kurang dari 21 hari). Perdarahan

kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama

polimenoragia atau epimenoragia.

Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan

ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena

peradangan, endometriosis, dan sebagainya.

2.6.4 Oligomenorea

Di sini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3

bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya

berkurang.

Oligomenorea dan Amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedannya

terletak tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu,

dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih

panjang dari biasa.

2.6.5 Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan berturut-turut.

Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea

primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah dapat haid, sedangkan

pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak dapat lagi.

Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit

untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan kelainan-kelainan genetic.

Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian

dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor,

penyakit infeksi, dan lain-lain.

Page 30: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

2.6.6 Premenstrual Tension (Tegangan Prahaid)

Premenstrual tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu

sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang,

walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Gejala-gejala yang tidak

seberapa berat banyak dijumpai, terutama pada wanita berumur antara 30 dan 45 tahun.

Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomia,

nyeri kepala, mudah tersinggung, sukar tidur, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa

nyeri pada mamma, dan sebagainya. Sedangkan pada kasus yang berat terdapat depresi,

rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut diatas.

2.6.7 Mastalgia

Gejala mastalgia adalah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid. Sebabnya

edema dan hiperemi karena peningkatan relative dari kadar estrogen. Pada pemeriksaan

harus diperhatikan adanya radang atau neoplasma.

Terapi biasanya terdiri atas pemberian diuretikum, sedang pada mastalgia keras kadang-

kadang perlu diberikan metiltestosteron 5 mg sehair secara sublingual. Bromokriptine

dalam dosis kecil dapat membantu pengurangan penderitaan.

2.6.8 Mittelschmerz

Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada

saat ovulasi. Rasa nyeri yang terjadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya

mungkin hanya beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus sampai 2-3 hari. Rasa nyeri

dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan, yang kadang-kadang sangat sedikit

berupa getah berwarna coklat, sedang pada kasus lain dapat merupakan perdarahan seperti

haid biasa.

Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak

mengejang, tidak menjalar, dan tidak disertai mual dan muntah.

Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan.

2.6.9 Dismenorea

Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering

menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan.

Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun

frekwensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai

sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan.

Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak dibawah perut sebelum dan

selama haid dan sering kali rasa mual, maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri

Page 31: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan

pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.

Penanganan dismenorea ini dapat dilakukan dengan cara penerangan dan nasehat,

pemberian obat analgesic, terapi hormonal, teapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin,

dilatasi kanalis servikalis, dan lain sebagainya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang

perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan

sebagai persiapan untuk kehamilan.

Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi

oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.

Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid yang dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan atau gejala-gejala

fisik maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon

setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam

bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau

bukan salah satunya.

Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga dengan siklus

haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar sekalipun. Siklus haid

biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus ini tidak selalu sama setiap

bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan

usia.

Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium menstruasi,

stadium post menstruum, stadium inter menstruum, dan stadium pramenstruum.

Sekarang para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun diluar

rumah, tidak perlu khawatir lagi, karena mereka dapat mengatur siklus haid mereka

dengan cara mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormone estrogen dan

progesterone.

Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti hipermenorea,

hipomenorea, polimenorea, oligomenorea, amenorea, premenstrual mention, mastalgia,

mittelschmerz, disminorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering

dirasakan oleh setiap perempuan.

Page 32: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:

a) Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk menghindari

terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.

b) Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk

melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan seperti yang telah

dijelaskan pada bab pembahasan.

c) Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar dapat menjelaskan tentang

haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, untuk mengurangi rasa takut yang sering

dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama kali datang).

d) Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan

dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Burns, August,dkk. 2000. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yayasan Essentia Medica: Yogyakarta.

Masland, Robert, dkk. 2004. Apa yang Ingin Diketahui Remaja tentang Seks. Bumi Aksara: Jakarta. Shreeve, Caroline. 1993. Sindrom Pramenstruasi. Arcan Penerbit Umum: Jakarta.Tan, Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.Werner, David, dkk. 1999. Apa Yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter. Yayasan Essentia

Medica dan Andi Offset: Yogyakarta.Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:

Jakarta. Winiastri, Virnye, dkk. 2002. Pengalaman Materi Membantu Remaja Mengatasi Dirinya. Deputi

Bidang KB dan Kespro BKKBN: Jakarta.Zein, Asmar Yetty, dkk. 2005. Psikologi Ibu dan Anak. Fitramaya: Yogyakartawww.askep-askeb-kita.blogspot.com

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2009/09/siklus-haid-sindrom-pra-haid-dan.html

Asuhan Keperawatan Pada Pasien MenstruasiPosted on Desember 5, 2012 by elfriana

0

Page 33: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

 

1.2.  Rumusan Masalah

1. Apakah definisi menstruasi ?2. Bagaimana siklus menstruasi ?3. Apakah definisi dari gangguan dalam menstruasi ?4. Apakah definisi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi ?5. Bagaimana patofisiologi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi ?6. Bagaimana manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi ?7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari macam – macam gangguan dalam

mentruasi ?8. Bagaimana Web of Caution dari macam – macam gangguan dalam menstruasi ?9. Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam menstruasi ?

Page 34: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

 

1.3.  Tujuan

1.3.1.      Tujuan Umum

Menjelaskan patofisiologi dan asuhan keperawatan gangguan dalam menstruasi.

1.3.2.      Tujuan khusus

1. Menjelaskan definisi dari menstruasi2. Menjelaskan siklus menstruasi3. Menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi4. Menjelaskan definisi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi5. Menjelaskan patofisiologi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi6. Menjelaskan manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi7. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari macam – macam gangguan dalam

mentruasi8. Menjelaskan Web of Caution dari macam – macam gangguan dalam menstruasi9. Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam menstruasi

1.4.  Manfaat

1. Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan medis, serta patofisiologi gangguan yang terjadi pada saat menstruasi.

2. Pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami asuhan keperawatan  pada klien dengan gangguan pada saat menstruasi.

3. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan gangguan dalam menstruasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan – perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan et al, 1998).

Menstruasi adalah keluarnya darah melalui vagina, yang berasal dari rahim, berlangsung secara teratur, sebagai aspek dari kerja hormon-hormon retorik (Yanto Kadarusman,2000).

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang

Page 35: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.

2.2. Siklus menstruasi

                        Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.

Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.

Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.

Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.

Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi.

2.3. Gangguan dalam menstruasi

2.3.1. Definisi

Page 36: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.

 

2.3.2. Macam – macam gangguan menstruasi

2.3.2.1. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)

a. Definisi

Keteganagan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.

b. Etiologi

Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.

Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.

c. Patofisiologi

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala deprese dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi.

Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.

Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.

d. Manifestasi klinis

Page 37: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejal fisik tersebut diatas.

e. Terapi

-          Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan selama 8 jam sampai 10 hari      sebelum haid

-          Metiltestosteron 5mg sebagai tablet isap, jangan lebih dari 7 hari

-          Pemberian diuretik selama 5 hari dapat bermanfaat

-          Pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari dikurang selama 7-10 hari sebelum haid

-          Psikoterapi suportif

2.3.2.2. Disminorea

            a. Definisi

Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya disminore primer dan sekunder.

 

Nyeri haid atau disminorea ada dua macam :

Nyeri haid primer

Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.

Nyeri haid sekunder

Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

b. Etiolog

Page 38: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Disminore primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Penyebab tersering disminore sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna

c. Patofisiologi

Pada disminorea primer :

Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron. Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan disminorea primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan merangsang miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan distrimi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia.

Pada disminorea sekunder :

Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dapat menyebabkan kram pada uterus sehingga timbul rasa nyeri

d. Manifestasi klinis

Disminore Primer

Usia lebih muda Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur Sering pada nulipara Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik Nyeri timbul mendahului haid Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa Pemeriksaan pelvik normal Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala

Disminore Sekunder

Usia lebih tua Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur Tidak berhubungan dengan paritas Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul

Page 39: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah Berhubungan dengan kelainan pelvik Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi Seringkali memerlikan tindakan operatif Terdapat kelainan pelvik

e. Terapi

Penerangan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, lingkungan penderita. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.

Pemberian obat analgesik

Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan.

Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah antara novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.

Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin

Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai 3 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.

2.3.2.3. Perdarahan Uterus Abnormal

 1) Hipermenore (Menorraghia)

a. Definisi

Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan  haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari, ganti pembalut 5-6 kali/hari tetapi masih memiliki siklus-siklus yang teratur.

Page 40: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml

b. Etiologi

40-60% wanita yang mengaku mengalami perdarahan hebat saat haid tidak ada patologi pada sistem reproduksinya dan hal ini disebut perdarahan uterus disfungsional.

Penyebab lokal seperti : myomata, endometril polip, uterus retro versi, first menstrual period after childbirth or abortion (MPT), tumor sel granulosa di ovarium.

Penyakit sistemik, seperti hipertiroidisme dan gangguan perdarahan. Penggunaan IUCD (Intra Uterine Contraceptive Device). Penggunaan IUCD akan

meningkatkan aliran menstruasi. Hypopalsia Uteri, menurut beratnya hipoplasia dapat mengakibatkan amenorrhoe

(uterus sangat kecil), hipermenorrhoe (uterus kecil jadi luka kecil). Astheni, Menorrhagia terjadi karena tonus otot pada umumnya kurang. Sealama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu lelah, juga

karena tonus otot kurang. Hypertensi. Decompensatio cordis. Infeksi : endometriosis, salphingitis. Retroflexio uteri, karena kandungan pembuluh darah balik. Penyakit darah : Hemofili

c. Patofisiologi

Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.

Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.

Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

Page 41: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

d. Manifestasi klinis

Menorrhagia yang berat dapat menyebabkan anemia.

Gejala lain yang dapat menyertainya antara lain :

1)      Sakit kepala

2)      Kelemahan

3)      Kelelahan

4)      Kesemutan pada kaki dan tangan

5)      Meriang

6)      Penurunan konsentrasi

 

e. Terapi

Terapi spesifik untuk menorrhagia diberikan berdasarkan :

1)      Umur dan riwayat kesehatan

2)      Kondisi sebelumnya

3)      Toleransi pada terapi pengobatan spesifik

 

Terapi untuk menorrhagia, yaitu :

1)      Suplemen zat besi (jika  kondisi menorrhagia disertai anemia, kelainan darah yang disebabkan oleh defisiensi sel darah merah atu hemoglobin).

2)      Prostaglandin inhibitor seperti medications (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen.

3)      Kontrasepsi oral (ovulation inhibitor)

4)      Progesteron (terapi hormon)

5)      Hysteroctomy (operasi untuk menghilangkan uterus)

 

2)  Amenore

a. Definisi

Page 42: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih.     Klasifikasi amenore :

1) Amenore primer, tejadi apabila seseorang wanita belum pernah mendapat menstruasi dan tidak boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai usia 18 tahun

2) Amenore sekunder ialah hilangnya haid selama menarche

3) Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menapause.

b. Etiologi

1. Tertundanya menarke ( menstruasi pertama )

2. Kelainan bawaan pada pada sistem kelamin ( misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit / himen imperforata )

3. Penurunan berat badan yang drastis ( akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain – lain )

4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin

5. Kelainan kromosom ( misalnya sindroma Turner atau sindroma    Swyer ) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X )

6. Obesitas yang ekstrim

7. Hipoglikemia

8. Disgenesis gonad

9. Hipogonadisme hipogonadotropik

10. Sindroma feminisasi testis

11. Hermafrodit sejati

12. Penyakit menahun

13. Kekurangan gizi

14. Penyakit Cushing

15. Fibrosis kistik

16. Penyakit jantung bawaan ( sianotik )

17. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal

Page 43: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

18. Hipotiroidisme

19. Sindroma adrenogenital

20. Sindroma Prader-willi

21. Penyakit ovarium polikista

22. hiperplasia adrenal kongenital

 

Penyebab amenore sekunder :

1. Kehamilan2. Kecemasan akan kehamilan3. Penurunan berat badan yang drastis4. Olah raga yang berlebihan5. Lemak tubuh kurang dari 15 – 17 % extreme6. Mengkonsumsi hormon tambahan7. Obesitas8. Stres emosional9. Menopause10. Kelinan endrokin ( misalnya sindorma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar

hoemon kortisol oleh kelenjar adrenal )11. Obat – obatan ( misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid,  pil KB,

fenotiazid )12. Prosedur dilatasi kuratesa13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa ( tumor plasenta ) dan sindrom

Asherman (  pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan )

c. Patofisiologi

Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari sindrom hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama dari amenore primer. Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetik. Pasien dengan aminore primer yang diakibatkan oleh testicular feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai wanita yang normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang – kadang tidak ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak terdapat uterus. Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan seperti ini menyebabkan pasien mengalami amenore yang permanen.

Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini

Page 44: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari.

Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.

Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.

c. Manifestasi klinis

Manifestasi klinisnya bervariasi, tergantung penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.

Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut.

Jika penyebabnya adalah kadar hoemon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.

Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan lengan serta tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :

Sakit kepala Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang

menyusui ) Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa ) Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti Vagina yang kering Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria ),

perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

d. Terapi

Page 45: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

Pengobatan untuk kasus amenore tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebanya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya.

Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi ( amenore primer ) dan selama hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 – 6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya.

 BAB III

PROSES KEPERAWATAN

3.1 Contoh Kasus

Nn.N  berumur  19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan kolik abdomen pada hari pertama, kedua dan ketiga menstruasi, mudah merasa lelah,  tekanan darah 90/60 mmHg, merasa gelisah, pada saat melakukan aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat pucat dan lemas.

3.2 Pengkajian

3.2.1 Keluhan utama: nyeri abdomen

3.2.2 Riwayat penyakit saat ini:

Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama sampai ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari – hari.

            3.2.3 Riwayat menstruasi:

                        Menarche usia: 12 th                           Siklus: 28 hari

Banyaknya: normal                             Lamanya: 7 hari

HPHT: 2 hari yg lalu                           Keluhan: disminore

3.2.4 Pemeriksaan fisik

Observasi pemeriksaan fisik (ROS: Review of System): Keadaan umum, kesadaran, TTV: TD, nadi, suhu badan, RR.

1. Breath

Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tidak terdapat sesak nafas.

1. Blood

Tekanan darah rendah (90/60 mmHg), Akral basah dan dingin

Page 46: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

1. Brain

Penurunan konsentrasi, Pusing, Sklera/ konjungtiva anemia

1. Bladder

Warna kuning dan volume 1,5 L/hari

1. Bowel

Nafsu makan: baik, Porsi makan habis, Minum (1500cc/hari),  Kebersihan mulut: bersih, Mukosa: lembab, Tenggorokan: normal, Peristaltik (9x/menit), BAB (1x/hari), Konsistensi: padat, Bau: Khas, Kuning kecoklatan.

1. Bone

Badan mudah capek, Nyeri pada punggung.

3.3.            Analisis Data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

1 DS:

Penyebab timbulnya nyeri: disminore.

Nyeri dirasakan meningkat saat aktivitas

Lokasi nyeri abdomen Skala nyeri

menunjukkan lebih dari

Nyeri sering dan terus – menerus

DO:

Wajah tampak menahan nyeri

DS:

Pasien menyatakan mudah lelah

DO:

Nadi lemah (TD 90/60 mmHg)

Menstruasi

Regresi korpus luteum

progesteron↓

Miometrium terangsang

Kontraksi&disritmia uterus↑

Aliran darah ke uterus↓

Iskemia

Nyeri akut

Page 47: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

2

3

Px. terlihat pucat Sclera/ konjungtiva

anemi

DS:

Px. menyatakan merasa gelisah

DO:

Pucat

Memperlihatkan kurang inisiatif

Nyeri haid

Menstruasi

Pendarahan

Anemia

Kelemahan

Intoleran aktivitas

Menstruasi

Nyeri haid

Kurang pengetahuan

Ansietas

Intoleran aktivitas

Ansietas

 

 

3.4 Diagnosa keperawatan

Page 48: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

3.5 Intervensi keperawatan

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

Tujuan:

Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien

Kriteria hasil:

Skala nyeri 0-1 Pasien tampak rileks

INTERVENSI RASIONAL1. Beri linkungan tenang dan kurangi

rangsangan penuh stress2. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgesic3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya

nafas berirama lambat, nafas dalam, bimbingan imajinasi

4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping px

5. Kompres hangat

1. Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping

2. Analgesik dapat menurunkan nyeri

3. Memudahkan relaksasi, terapi non farmakologi tambahan

4. Penggunaan persepsi sendiri atau prilaku untuk menghilangkan nyeri dapat membantu mengatasinya lebih efektif

5. Mengurangi rasa nyeri dan memperlancar aliran darah

 

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen

Tujuan:

Pasien dapat beraktivitas seperti semula

Kriteria hasil:

Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan memperingan intoleran aktivitas

Pasien mampu beraktivitas

Page 49: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

INTERVENSI RASIONAL1. Beri lingkungan tenang dan perode

istirahat tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum makan

2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap

3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan

1. Menghemat energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler/ penyembuhan jaringan

2. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan

3. Menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan supply dan kebutuhan oksigen

 

4. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

Tujuan:

Pasien bisa kembali

Kriteria hasil:

Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas Pasien menunjukkan relaksasi Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres

INTERVENSI RASIONAL1. Libatkan pasien/ orang terdekat

dalam rencana perawatan

2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat

3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ memerlukan perilaku koping yang digunakan pada masa lalu

4. Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misalnya teknik

1. Keterlibatan akan membantu pasien merasa stres berkurang,memungkinkan energi untuk ditujukan pada penyembuhan

2. Memindahkan pasien dari stress luar meningkatkan relaksasi; membantu menurunkan ansietas

3. Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah stress saat ini, meningkatkan rasa control diri pasien

4. Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress dan ansietas

Page 50: ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI

mengatasi stres

 

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan – perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.

Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.

Macam – macam gangguan menstruasi :

Menurut gangguan siklusnya : 1. polimenore (sering)2. oligomenore (jarang)3. tidak teratur4. amenore (tidak haid)

Menurut gangguan perdarahan :

1. hypermenore (banyak)2. hypomenore (sedikit)3. spotting (perdarahan bercak)

Perdarahan diluar haid (metroragia)

http://elfriana.wordpress.com/2012/12/05/asuhan-keperawatan-pada-pasien-menstruasi/